This work attempts to explain reactive power consumption in a line commutated HVDC transmission s... more This work attempts to explain reactive power consumption in a line commutated HVDC transmission system and suggests a possible solution to reduce it. A series injection strategy has been formulated using voltage-source converters and the effects have been simulated indicating a significant reduction in reactive power consumption by the converter terminal and consequently that supplied by the source. An important
Abstrak Hukum Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam hal ibadah maupun dalam ... more Abstrak Hukum Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam hal ibadah maupun dalam hal bertransaksi sosial dengan sesamanya. Di antara hukum Islam adalah transaksi ribawi, aurat perempuan, dan warisan (faraidh). Penulis sengaja memilih ketiga masalah ini untuk diangkat dalam pembahasan di sini karena ini melihat pemikiran Munawwir Sjadzali yang agak aneh dan 'nyeleneh' dalam masalah-masalah tersebut. Menurutnya bunga bank adalah riba, tetapi karena sedikit, maka boleh diambil dengan alasan darurat. Kemudian mengenai aurat perempuan, ayat hijab diturunkan di Arab karena kondisi perempuan Arab saat itu tidak merasa aman jika keluar rumah tanpa menutup diri. Maka dalam kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini tidaklah demikian, maka menutup kepala (aurat) tidak wajib bagi masyarakat Indonesia sekarang ini. Ayat tersebut dinasakh oleh budaya bangsa Indonesia yang telah aman di jalan-jalan, tanpa menutupi auratnya. Aneh bin ajaib memang. Begitu pula dalam masalah hak waris, antara anak laki-laki dengan anak perempuan disamakan dalam budaya masyarakat Indonesia. Alasannya, karena di Indonesia laki-laki dan perempuan sama-sama bekerja. Maka tidak ada alasan untuk membedakan hak waris di antara keduanya. Jadi, dalam dua masalah tadi Alquran perlu direaktualisasikan dalam masyarakat Indonesia sekarang ini. Istilahnya, kedua ayat Alquran tadi tidak relevan lagi dengan kondisi budaya masyarakat Indonesia, maka perlu diinterpretasikan ulang. Aneh memang.
Abstrak Praktek sanksi adat masyarakat Aceh pada pembatalan pinangan (khitbah) masih berlaku di s... more Abstrak Praktek sanksi adat masyarakat Aceh pada pembatalan pinangan (khitbah) masih berlaku di sebagian komunitas masyarakat adat. Praktek tersebut, yakni jika pihak calon mempelai laki-laki membatalkan rencana pernikahan yang telah disepakati bersama, maka emas bawaan pada hari peminangan menjadi hangus. Dan jika pihak calon mempelai perempuan yang membatalkannya, maka emas bawaan tersebut wajib dikembalikan dua kali lipat. Semua itu dilakukan dengan alasan untuk menutupi aib keluarga. Dalam tulisan ini, penulis ingin mengkaji masalah tersebut menurut perspektif fiqh Syafi'iyyah. Alasannya, karena mayoritas masyarakat Aceh merupakan penganut mazhab Syafi'i dalam bidang amaliyah praktis. Setelah penulis menelaah beberapa referensi fiqh Syafi'iyah, ternyata secara teori dalam fiqh mazhab Syafi'i sanksi tersebut tidak dibenarkan atau haram hukumnya. Dan menurut ketentuan hukum fiqh tersebut, jika pernikahan batal dilaksanakan-terserah pihak mana yang membatalkannya-, maka bawaan yang secara adat dianggap mahar atau mas kawin wajib dikembalikan secara utuh seperti apa adanya. Kata Kunci (Key Words) Sanksi Adat, Masyarakat Aceh, Pembatalan Pinangan, Fiqh Syafi'iyyah
ABSTRAK Konferensi HAM Sedunia di Wina yang diikuti oleh lebih dari seratus negara dan Lembaga Sw... more ABSTRAK Konferensi HAM Sedunia di Wina yang diikuti oleh lebih dari seratus negara dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) harus diakui tidak dapat menyelesaikan sama sekali perdebatan tentang konsepsi HAM. Di sisi lain, wacana kesetaraan gender hingga saat ini masih menimbulkan kontroversi. Pengikut feminisme dari kalangan muslimat menuntut kesetaraan dengan cara meninjau kembali istinbath hukum syar'i yang didominasi kaum laki-laki dan dipengaruhi oleh sistem masyarakat patriakhat. Tujuan dikenakan hukuman menurut syariat Islam adalah untuk menghindari dari kerusakan; karena menurut kaidah fiqhiyyah menolak kerusakan diutamakan daripada menarik kebaikan. Oleh karena itu, segala bentuk hukuman dalam Islam tidak bertentangan dengan prinsip hak-hak azasi manusia (HAM). Justru pelaksanaan hukuman itu sendiri untuk menghindari seseorang dari terjadinya pelanggaran HAM. Karena justru si pelaku tindak pidana itu sendiri yang telah melanggar HAM dalam Islam. Dalam Islam, perempuan bisa sama bahagiannya dengan laki-laki. Islam tidak perlu isu kesetaraan gender yang menyesatkan. Lelaki berlomba shaf paling depan, perempuan berlomba shaf di belakang, keduanya mendapat ridha Allah. Jalur masing-masing sudah ditetapkan. Lelaki berlomba syahid di medan jihad, perempuan beribadah di rumahnya, masing-masing mendapat pahala yang sama. Lelaki mencari nafkah untuk keluarga, perempuan mengurus rumah dan keluarganya, keduanya mendapat ridha dari Allah.
Abstrak Praktik nikah cina buta yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Aceh untuk menghalalkan k... more Abstrak Praktik nikah cina buta yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Aceh untuk menghalalkan kembali mantan isterinya yang telah ditalak tiga, menimbulkan kontroversi di sebagian kalangan masyarakat Aceh. Kontradiksi pandangan yang terjadi, segelintir masyarakat menganggap itu nikah mut'ah (kawin kontrak) dan mayoritas masyarakat Aceh menganggapnya sah-sah saja dan ditolerir oleh hukum Islam yang mereka ikuti. Oleh karenanya, penulis tertarik untuk menelaah permasalahan tersebut berdasarkan kitab-kitab klasik yang bermazhab Syafi'i (fiqh Syafi'iyah). Tujuannya untuk mengungkapkan bagaimana sesungguhnya kedudukan hukum fiqh Syafi'iyah tentang praktik sebagian masyarakat Aceh tersebut, apakah sesuai dengan fiqh Syafi'iyah yang mereka ikuti atau tidak?. Setelah menelaah berbagai literatur fiqh Syafi'iyah, maka dapat disimpulkan bahwa praktik nikah cina buta/muhallil dibenarkan secara syariat. Praktik tersebut dibenarkan dengan adanya 5 (lima) syarat, yaitu habis masa 'iddah dengan suami pertama, menikah dengan suami kedua (cina buta), bersetubuh di dalam nikah tersebut, ditalak setelah bersetubuh oleh suami kedua (cina buta), dan habis masa 'iddahnya dari talak itu. Setelah itu barulah mantan suaminya halal untuk menikah kembali dengan mantan isterinya yang telah ditalak tiga itu. Kata Kunci/Keywords: Nikah Cina Buta, Fiqh Syafi'iyah. A. Pendahuluan Praktik nikah cina buta merupakan suatu proses untuk menghalalkan kembali mantan isterinya yang telah ditalak tiga kepada mantan suaminya. Praktik nikah cina buta berlangsung jika mantan suami yang telah menceraikan isterinya dengan talak tiga, telah muncul rasa penyesalan yang mendalam dan ingin kembali lagi merajut kehidupan berumahtangga dengan mantan isterinya yang telah ditalak tiga itu. Praktik itu berlangsung mulus karena ditinjau dari segi pendekatan sosial keagamaan tidak menimbulkan efek negatif dalam pranata sosial kemasyarakatan dari lingkungan tempat mereka tinggal. Ditambah lagi tidak adanya tudingan-tudingan miring dari tokoh-tokoh masyarakat, adat dan agama yang melarang praktik itu dilakukan. Semua mereka menyetujui praktik nikah cina buta tersebut karena menurut pemahaman mereka sesuai dengan hukum
Blood transfusions are often made by one person to another in need due to a lack of blood in his ... more Blood transfusions are often made by one person to another in need due to a lack of blood in his body. Blood transfusion is done to save the person's life from the threat of death. In general, blood transfusion is highly recommended to save lives and contain the value of good deeds is very high. Moreover, if the donor with the recipient having a less harmonious relationship. Blood transfusion would not be a mahram if the legal effect occurs between a man with a woman who is not mahram. This is different from breastfeeding a child who was not yet two years old and there are five times the suction milk. Based on the analysis ta'liliyah reasoning, it is obligatory blood transfusion if he alone can do. 'Illat is to save the life of a person and is limited to him alone. But if a lot of people who can do that, then the law of circumcision. While based reasoning istishlahiyah, blood transfusion needs to be done to keep maslahah, is saving someone's life and avoid damage, which threatened a person's life. Abstrak Transfusi darah sudah sering dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang membutuhkannya akibat terjadi kekurangan darah dalam tubuhnya. Transfusi darah dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan seseorang dari ancaman kematian. Secara umum transfusi darah sangat dianjurkan untuk menyelamatkan jiwa seseorang dan mengandung nilai amal saleh yang sangat tinggi. Apalagi jika antara si pendonor dengan resipien mempunyai hubungan yang kurang harmonis. Transfusi darah tidak akan berefek hukum menjadi mahram jika terjadi antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya. Hal ini berbeda dengan menyusui seorang anak yang belum genap usianya dua tahun dan ada lima kali hisap air susunya. Berdasarkan analisis penalaran ta'liliyah, maka transfusi darah hukumnya wajib jika hanya dia seorang yang dapat melakukannya. 'Illatnya adalah untuk menyelamatkan kehidupan seseorang dan terbatas pada dia seorang. Tetapi apabila banyak orang yang dapat melakukannya, maka hukumnya sunat. Sedangkan berdasarkan penalaran istishlahiyah, transfusi darah perlu dilakukan untuk menjaga maslahah, yakni menyelamatkan kehidupan seseorang dan menghindari kerusakan, yakni terancamnya kehidupan seseorang. Keywords: Blood transfusion, its legal effect, reasoning ta'liliyah and istishlahiyah. A. Pendahuluan Kegiatan donor darah akhir-akhir ini marak dilakukan oleh intitusi-institusi atau lembaga-lembaga pemerintah maupun swata, dari kalangan sipil maupun militer dan bahkan banyak juga dilakukan oleh orang-orang atas nama pribadi. Setiap ada kegiatan sosial yang dilakukan oleh sebuah lembaga di kota-kota, biasanya kegiatan donor darah yang diikuti oleh
'Aqiqah merupakan suatu amalan sunat yang dianjurkan untuk dilakukan pada saat kelahiran anak, da... more 'Aqiqah merupakan suatu amalan sunat yang dianjurkan untuk dilakukan pada saat kelahiran anak, dan yang sangat baik dilakukan pada hari ketujuh kelahirannya. Namun sebagian masyarakat Gampong Cibrek Tunong, Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh menyembelih hewan untuk 'aqiqah pada hari ketujuh kematian (seunujoh) anggota keluarganya. Oleh karena demikian, yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana praktik 'aqiqah yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di sana dan bagaimana ketentuan hukum dari praktik 'aqiqah pada hari ketujuh kematian (seunujoh) tersebut menurut perspektif fiqh Syafi'iyah yang mereka ikuti. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mendeskripsikan praktik 'aqiqah yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di sana dan menjelaskan ketentuan hukumnya menurut perspektif fiqh Syafi'iyah. Alasannya, karena mayoritas masyarakat Aceh adalah penganut mazhab Syafi'i dalam bidang amaliyah praktis. Setelah semua data terkumpul, penulis melakukan analisis ternyata secara teori dalam fiqh mazhab Syafi'i menyembelih 'aqiqah pada hari ketujuh kematian (seunujoh) tersebut tidak dibenarkan atau tidak sah berdasarkan pendapat mayoritas ulama, kecuali jika ada izin atau wasiat dari orang itu sebelum ia meninggal.
There are three types of murder that mentioned by God in the Qur'an, namely deliberate (planned),... more There are three types of murder that mentioned by God in the Qur'an, namely deliberate (planned), semi-intentionally, and unintentionally (fall into error). To be able to punish the murderer, it was required verification with sufficient evidence. In Islamic criminal law, there are three types of verification and evidences, namely pledge, testimony, and oath. Some scholars add support indication or allegation (qarinah). Based on the analysis ta'liliyah reasoning, which became as 'illat required proof with sufficient evidence that a person is not arbitrarily accuse others have been killed or commit criminal acts of persecution. While 'illat qisas in order to avoid a person from criminal acts of murder and torture as well as maintaining the blood of innocent people. Based on Istishlahiyah reasoning, giving punishment for the perpetrators in order to provide a deterrent effect for others so it does not happen similar cases again. While the necessary proof and evidence that maintained the benefit and not cause any damage with wrong punish people.
Determination of dowry which is rather high in some areas be a problem for some people, especiall... more Determination of dowry which is rather high in some areas be a problem for some people, especially for those who are domiciled in place dowry is rather low. Therefore, the authors wanted to examine the issue Syafi'iyah fiqh perspective. The reason is, because almost all of the people of Aceh Shafi adherents in the field of practical amaliyah. After all the data collected, the authors conducted an analysis turned out to indigenous people of Aceh in terms of determining the legality of dowry received recognition in the law of Shari'ah fiqh Syafi'iyah that they follow. And according to the theory of Shafi, in principle, the Acehnese practice that has prevailed for generations do not exist to the contrary. However, makruh legal because it does not follow the Sunnah of the Prophet. So therefore, researchers are looking forward to the community, not again protested dowry determination rather high in part because the indigenous people of Aceh is already get a syar'i legality. Kata Kunci/Key Words: Penentuan Mahar, Adat Masyarakat Aceh, Fiqh Syafi'iyah.
Qiblah issue is an issue that is very sacred to Muslims. It is solely for being one of the legiti... more Qiblah issue is an issue that is very sacred to Muslims. It is solely for being one of the legitimate requirements of prayer. The issue mecca also experienced ups and downs in its history, particularly in terms of the transition. At first Qiblah of Muslims to the Kaaba and then transferred to Bayt al-Maqdis. After that the Messenger of hope again returned to the Kaaba Mecca after he saw no effect whatsoever on the Jews to convert to Islam. Desire is finally granted Messenger of Allah. The story of the transition of this Mecca of God mentioned in the Qur'an al-Baqarah (2): 142-145 and 150-151. Lessons of transition Mecca is able to further strengthen and confirm the faith of the believers because they believe the transition Mecca it comes from God alone and rampant disbelief unbelievers, both Jews and Christians who accuse the Prophet and the believers inconsistent and confusion in facing the Qiblah. Thus different hearts of the hearts of believers with unbelievers.
Abstrak Mahar yang diserahkan pihak keluarga calon mempelai laki-laki pada hari akad nikah, di se... more Abstrak Mahar yang diserahkan pihak keluarga calon mempelai laki-laki pada hari akad nikah, di sebagian komunitas masyarakat Aceh dikuasai sepenuhnya oleh pihak keluarga (orangtua) mempelai perempuan dan digunakan sebagai bekal berbelanja untuk keperluan mempelai perempuan itu sendiri. Penggunaan mahar atau mas kawin sebagai bekal untuk berbelanja keperluan-keperluan tersebut biasanya tanpa sepengetahuan mempelai perempuan. Setelah menganalisis berbagai macam sumber, penulis berkesimpulan bahwa masyarakat Aceh sangat menghormati adat istiadat yang sudah mengakar dalam sendi-sendi kehidupan. Adat yang dapat dipertahankan sebagai suatu bagian dari produk hukum adalah yang tidak bertentangan dengan hukum syariat. Selanjutnya, menurut pandangan ulama-ulama mazhab, seorang ayah atau wali lainnya tidak boleh menguasai mahar putrinya atau mahar mempelai perempuan yang dimanfaatkan untuk keperluan atau kepentingan apapun, kecuali menurut ulama mazhab Maliki dan Hanbali. Dasar filosofi mereka masing-masing adalah ayat Alquran dan hadis-hadis Rasulullah Saw. Berdasarkan teori 'urf, kebiasaan (adat) yang berlaku pada sebagian masyarakat Aceh dalam hal penguasaan mahar oleh orangtua atau keluarga dengan memanfaatkannya untuk berbelanja kebutuhan resepsi pernikahan termasuk ke dalam kategori 'urf khas. Kemudian 'urf khas tersebut termasuk dalam kategori 'urf fasid ('urf batal) karena bertentangan dengan ketentuan hukum syariat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh ulama-ulama fiqh dalam berbagai mazhab, kecuali dalam mazhab Maliki dan Hanbali. Abstract The dowry which is submitted by groom family on the marriage ceremony day, in the majority of Acehnese community is fully controlled by the family (parents) bride and used for purposes of the bride shop herself. The using of dowry as a preparation for shopping purposes usually without the knowledge of the bride. After analyzing a variety of sources, the author concluded that the Acehnese people respect traditions rooted in their life foundation. Tradition which can be maintained as a part of the law is tradition that does not conflict with Sharia law. Furthermore, in the view of scholars, a father or other guardian should not dominate the dowry or utilized for any purpose, except according to Maliki and Hanbali. Their basic philosophy is verses of the Qur'an and the hadiths of the Prophet. Based on the 'urf theory, the tradition which is applied by some of Acehnese in case of mastery the dowry by parents or family to use for shopping for wedding reception are included in the category of 'urf khas. Then 'urf khas is included in 'urf fasid category
Salinity is a major abiotic constraint to sustainable crop production. Seed priming is a useful t... more Salinity is a major abiotic constraint to sustainable crop production. Seed priming is a useful tool to enhance the performance of crops on saline soils. A field study was carried out to explore the potential of priming to improve salt tolerance in wheat cultivars MH-97 and SARC-1. Seeds were primed in distilled water (hydropriming) and aqueous solutions containing 50 mg L -1 of salicylic acid (SA), kinetin (Kin), ascorbate and 50 mM calcium chloride (CaCl 2) for 12 h. After priming, seeds were sown in normal (0.31 dS m -1) and saline (10 dS m -1) fields. Seed priming with ascorbate, SA and Kin effectively alleviated the salinity-induced damage in both wheat cultivars; however, ascorbate priming was the most effective. Seed priming with SA, Kin and ascorbate significantly decreased the uptake of Na + and Cl -and enhanced the uptake of K + in leaves of both cultivars under salinity stress. These results suggest that priming with seed priming with ascorbate, SA and Kin are effective s...
Citrus is a rich bounty of edible fruits like mandarins, oranges, grapefruit, lemons and limes wi... more Citrus is a rich bounty of edible fruits like mandarins, oranges, grapefruit, lemons and limes with minor categories like tangerines, pummellos and tangelos. Germplasm plays key role in evolving new and high yielding resistant varieties. A study was initiated to document the indigenous and exotic germplasm of existing citrus species/cultivars in Pakistan. Different research centers and institutes of Punjab, NWFP and Federal territories were visited to collect detailed information of existing citrus species/cultivars along with their photographs for preparing an illustrated booklet. We believe this information will contribute towards in understanding of citrus genetic resource in Pakistan by researchers/academicians and better utilization in the national and international research programmes.
Three commercial cultivars of mango ie 'Anwar Rataul', 'Dasehari' and 'L... more Three commercial cultivars of mango ie 'Anwar Rataul', 'Dasehari' and 'Langra' were studied for panicle initiation time, total number of flowers and proportion of male to hermaphrodite flowers. Early panicle initiation was observed in 'dasehari' on eastern side of the plant ...
Ketika seorang mujtahid mengistinbathkan hukum, dibutuhkan kaidah-kaidah yang konkret untuk mempe... more Ketika seorang mujtahid mengistinbathkan hukum, dibutuhkan kaidah-kaidah yang konkret untuk memperoleh hukum yang konkret pula. Di antara kaidah yang dibutuhkan adalah wadhih dan mubham untuk memahami bentuk-bentuk nash. Namun, dalam perjalanannya terjadi perbedaan pada pembagian keduanya antara teori ulama Hanafiyah dengan ulama Syafi‘iyah. Menurut ulama Hanafiyah, wadhih terbagi empat, yaitu Zhahir, Nash, Mufassar, dan Muhkam. Begitu juga mubham dibagi kepada empat, yaitu Khafi, Musykil, Mujmal dan Mutasyabih. Sedangkan menurut ulama Syafi‘iyah membagikan wadhih kepada Zhahir dan Nash saja, dan membagikan mubham kepada Mujmal dan Mutasyabih. Dengan berbeda kaidah, maka akan berbeda kesimpulan hukum antara keduanya.
This work attempts to explain reactive power consumption in a line commutated HVDC transmission s... more This work attempts to explain reactive power consumption in a line commutated HVDC transmission system and suggests a possible solution to reduce it. A series injection strategy has been formulated using voltage-source converters and the effects have been simulated indicating a significant reduction in reactive power consumption by the converter terminal and consequently that supplied by the source. An important
Abstrak Hukum Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam hal ibadah maupun dalam ... more Abstrak Hukum Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam hal ibadah maupun dalam hal bertransaksi sosial dengan sesamanya. Di antara hukum Islam adalah transaksi ribawi, aurat perempuan, dan warisan (faraidh). Penulis sengaja memilih ketiga masalah ini untuk diangkat dalam pembahasan di sini karena ini melihat pemikiran Munawwir Sjadzali yang agak aneh dan 'nyeleneh' dalam masalah-masalah tersebut. Menurutnya bunga bank adalah riba, tetapi karena sedikit, maka boleh diambil dengan alasan darurat. Kemudian mengenai aurat perempuan, ayat hijab diturunkan di Arab karena kondisi perempuan Arab saat itu tidak merasa aman jika keluar rumah tanpa menutup diri. Maka dalam kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini tidaklah demikian, maka menutup kepala (aurat) tidak wajib bagi masyarakat Indonesia sekarang ini. Ayat tersebut dinasakh oleh budaya bangsa Indonesia yang telah aman di jalan-jalan, tanpa menutupi auratnya. Aneh bin ajaib memang. Begitu pula dalam masalah hak waris, antara anak laki-laki dengan anak perempuan disamakan dalam budaya masyarakat Indonesia. Alasannya, karena di Indonesia laki-laki dan perempuan sama-sama bekerja. Maka tidak ada alasan untuk membedakan hak waris di antara keduanya. Jadi, dalam dua masalah tadi Alquran perlu direaktualisasikan dalam masyarakat Indonesia sekarang ini. Istilahnya, kedua ayat Alquran tadi tidak relevan lagi dengan kondisi budaya masyarakat Indonesia, maka perlu diinterpretasikan ulang. Aneh memang.
Abstrak Praktek sanksi adat masyarakat Aceh pada pembatalan pinangan (khitbah) masih berlaku di s... more Abstrak Praktek sanksi adat masyarakat Aceh pada pembatalan pinangan (khitbah) masih berlaku di sebagian komunitas masyarakat adat. Praktek tersebut, yakni jika pihak calon mempelai laki-laki membatalkan rencana pernikahan yang telah disepakati bersama, maka emas bawaan pada hari peminangan menjadi hangus. Dan jika pihak calon mempelai perempuan yang membatalkannya, maka emas bawaan tersebut wajib dikembalikan dua kali lipat. Semua itu dilakukan dengan alasan untuk menutupi aib keluarga. Dalam tulisan ini, penulis ingin mengkaji masalah tersebut menurut perspektif fiqh Syafi'iyyah. Alasannya, karena mayoritas masyarakat Aceh merupakan penganut mazhab Syafi'i dalam bidang amaliyah praktis. Setelah penulis menelaah beberapa referensi fiqh Syafi'iyah, ternyata secara teori dalam fiqh mazhab Syafi'i sanksi tersebut tidak dibenarkan atau haram hukumnya. Dan menurut ketentuan hukum fiqh tersebut, jika pernikahan batal dilaksanakan-terserah pihak mana yang membatalkannya-, maka bawaan yang secara adat dianggap mahar atau mas kawin wajib dikembalikan secara utuh seperti apa adanya. Kata Kunci (Key Words) Sanksi Adat, Masyarakat Aceh, Pembatalan Pinangan, Fiqh Syafi'iyyah
ABSTRAK Konferensi HAM Sedunia di Wina yang diikuti oleh lebih dari seratus negara dan Lembaga Sw... more ABSTRAK Konferensi HAM Sedunia di Wina yang diikuti oleh lebih dari seratus negara dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) harus diakui tidak dapat menyelesaikan sama sekali perdebatan tentang konsepsi HAM. Di sisi lain, wacana kesetaraan gender hingga saat ini masih menimbulkan kontroversi. Pengikut feminisme dari kalangan muslimat menuntut kesetaraan dengan cara meninjau kembali istinbath hukum syar'i yang didominasi kaum laki-laki dan dipengaruhi oleh sistem masyarakat patriakhat. Tujuan dikenakan hukuman menurut syariat Islam adalah untuk menghindari dari kerusakan; karena menurut kaidah fiqhiyyah menolak kerusakan diutamakan daripada menarik kebaikan. Oleh karena itu, segala bentuk hukuman dalam Islam tidak bertentangan dengan prinsip hak-hak azasi manusia (HAM). Justru pelaksanaan hukuman itu sendiri untuk menghindari seseorang dari terjadinya pelanggaran HAM. Karena justru si pelaku tindak pidana itu sendiri yang telah melanggar HAM dalam Islam. Dalam Islam, perempuan bisa sama bahagiannya dengan laki-laki. Islam tidak perlu isu kesetaraan gender yang menyesatkan. Lelaki berlomba shaf paling depan, perempuan berlomba shaf di belakang, keduanya mendapat ridha Allah. Jalur masing-masing sudah ditetapkan. Lelaki berlomba syahid di medan jihad, perempuan beribadah di rumahnya, masing-masing mendapat pahala yang sama. Lelaki mencari nafkah untuk keluarga, perempuan mengurus rumah dan keluarganya, keduanya mendapat ridha dari Allah.
Abstrak Praktik nikah cina buta yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Aceh untuk menghalalkan k... more Abstrak Praktik nikah cina buta yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Aceh untuk menghalalkan kembali mantan isterinya yang telah ditalak tiga, menimbulkan kontroversi di sebagian kalangan masyarakat Aceh. Kontradiksi pandangan yang terjadi, segelintir masyarakat menganggap itu nikah mut'ah (kawin kontrak) dan mayoritas masyarakat Aceh menganggapnya sah-sah saja dan ditolerir oleh hukum Islam yang mereka ikuti. Oleh karenanya, penulis tertarik untuk menelaah permasalahan tersebut berdasarkan kitab-kitab klasik yang bermazhab Syafi'i (fiqh Syafi'iyah). Tujuannya untuk mengungkapkan bagaimana sesungguhnya kedudukan hukum fiqh Syafi'iyah tentang praktik sebagian masyarakat Aceh tersebut, apakah sesuai dengan fiqh Syafi'iyah yang mereka ikuti atau tidak?. Setelah menelaah berbagai literatur fiqh Syafi'iyah, maka dapat disimpulkan bahwa praktik nikah cina buta/muhallil dibenarkan secara syariat. Praktik tersebut dibenarkan dengan adanya 5 (lima) syarat, yaitu habis masa 'iddah dengan suami pertama, menikah dengan suami kedua (cina buta), bersetubuh di dalam nikah tersebut, ditalak setelah bersetubuh oleh suami kedua (cina buta), dan habis masa 'iddahnya dari talak itu. Setelah itu barulah mantan suaminya halal untuk menikah kembali dengan mantan isterinya yang telah ditalak tiga itu. Kata Kunci/Keywords: Nikah Cina Buta, Fiqh Syafi'iyah. A. Pendahuluan Praktik nikah cina buta merupakan suatu proses untuk menghalalkan kembali mantan isterinya yang telah ditalak tiga kepada mantan suaminya. Praktik nikah cina buta berlangsung jika mantan suami yang telah menceraikan isterinya dengan talak tiga, telah muncul rasa penyesalan yang mendalam dan ingin kembali lagi merajut kehidupan berumahtangga dengan mantan isterinya yang telah ditalak tiga itu. Praktik itu berlangsung mulus karena ditinjau dari segi pendekatan sosial keagamaan tidak menimbulkan efek negatif dalam pranata sosial kemasyarakatan dari lingkungan tempat mereka tinggal. Ditambah lagi tidak adanya tudingan-tudingan miring dari tokoh-tokoh masyarakat, adat dan agama yang melarang praktik itu dilakukan. Semua mereka menyetujui praktik nikah cina buta tersebut karena menurut pemahaman mereka sesuai dengan hukum
Blood transfusions are often made by one person to another in need due to a lack of blood in his ... more Blood transfusions are often made by one person to another in need due to a lack of blood in his body. Blood transfusion is done to save the person's life from the threat of death. In general, blood transfusion is highly recommended to save lives and contain the value of good deeds is very high. Moreover, if the donor with the recipient having a less harmonious relationship. Blood transfusion would not be a mahram if the legal effect occurs between a man with a woman who is not mahram. This is different from breastfeeding a child who was not yet two years old and there are five times the suction milk. Based on the analysis ta'liliyah reasoning, it is obligatory blood transfusion if he alone can do. 'Illat is to save the life of a person and is limited to him alone. But if a lot of people who can do that, then the law of circumcision. While based reasoning istishlahiyah, blood transfusion needs to be done to keep maslahah, is saving someone's life and avoid damage, which threatened a person's life. Abstrak Transfusi darah sudah sering dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang membutuhkannya akibat terjadi kekurangan darah dalam tubuhnya. Transfusi darah dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan seseorang dari ancaman kematian. Secara umum transfusi darah sangat dianjurkan untuk menyelamatkan jiwa seseorang dan mengandung nilai amal saleh yang sangat tinggi. Apalagi jika antara si pendonor dengan resipien mempunyai hubungan yang kurang harmonis. Transfusi darah tidak akan berefek hukum menjadi mahram jika terjadi antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya. Hal ini berbeda dengan menyusui seorang anak yang belum genap usianya dua tahun dan ada lima kali hisap air susunya. Berdasarkan analisis penalaran ta'liliyah, maka transfusi darah hukumnya wajib jika hanya dia seorang yang dapat melakukannya. 'Illatnya adalah untuk menyelamatkan kehidupan seseorang dan terbatas pada dia seorang. Tetapi apabila banyak orang yang dapat melakukannya, maka hukumnya sunat. Sedangkan berdasarkan penalaran istishlahiyah, transfusi darah perlu dilakukan untuk menjaga maslahah, yakni menyelamatkan kehidupan seseorang dan menghindari kerusakan, yakni terancamnya kehidupan seseorang. Keywords: Blood transfusion, its legal effect, reasoning ta'liliyah and istishlahiyah. A. Pendahuluan Kegiatan donor darah akhir-akhir ini marak dilakukan oleh intitusi-institusi atau lembaga-lembaga pemerintah maupun swata, dari kalangan sipil maupun militer dan bahkan banyak juga dilakukan oleh orang-orang atas nama pribadi. Setiap ada kegiatan sosial yang dilakukan oleh sebuah lembaga di kota-kota, biasanya kegiatan donor darah yang diikuti oleh
'Aqiqah merupakan suatu amalan sunat yang dianjurkan untuk dilakukan pada saat kelahiran anak, da... more 'Aqiqah merupakan suatu amalan sunat yang dianjurkan untuk dilakukan pada saat kelahiran anak, dan yang sangat baik dilakukan pada hari ketujuh kelahirannya. Namun sebagian masyarakat Gampong Cibrek Tunong, Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh menyembelih hewan untuk 'aqiqah pada hari ketujuh kematian (seunujoh) anggota keluarganya. Oleh karena demikian, yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana praktik 'aqiqah yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di sana dan bagaimana ketentuan hukum dari praktik 'aqiqah pada hari ketujuh kematian (seunujoh) tersebut menurut perspektif fiqh Syafi'iyah yang mereka ikuti. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mendeskripsikan praktik 'aqiqah yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di sana dan menjelaskan ketentuan hukumnya menurut perspektif fiqh Syafi'iyah. Alasannya, karena mayoritas masyarakat Aceh adalah penganut mazhab Syafi'i dalam bidang amaliyah praktis. Setelah semua data terkumpul, penulis melakukan analisis ternyata secara teori dalam fiqh mazhab Syafi'i menyembelih 'aqiqah pada hari ketujuh kematian (seunujoh) tersebut tidak dibenarkan atau tidak sah berdasarkan pendapat mayoritas ulama, kecuali jika ada izin atau wasiat dari orang itu sebelum ia meninggal.
There are three types of murder that mentioned by God in the Qur'an, namely deliberate (planned),... more There are three types of murder that mentioned by God in the Qur'an, namely deliberate (planned), semi-intentionally, and unintentionally (fall into error). To be able to punish the murderer, it was required verification with sufficient evidence. In Islamic criminal law, there are three types of verification and evidences, namely pledge, testimony, and oath. Some scholars add support indication or allegation (qarinah). Based on the analysis ta'liliyah reasoning, which became as 'illat required proof with sufficient evidence that a person is not arbitrarily accuse others have been killed or commit criminal acts of persecution. While 'illat qisas in order to avoid a person from criminal acts of murder and torture as well as maintaining the blood of innocent people. Based on Istishlahiyah reasoning, giving punishment for the perpetrators in order to provide a deterrent effect for others so it does not happen similar cases again. While the necessary proof and evidence that maintained the benefit and not cause any damage with wrong punish people.
Determination of dowry which is rather high in some areas be a problem for some people, especiall... more Determination of dowry which is rather high in some areas be a problem for some people, especially for those who are domiciled in place dowry is rather low. Therefore, the authors wanted to examine the issue Syafi'iyah fiqh perspective. The reason is, because almost all of the people of Aceh Shafi adherents in the field of practical amaliyah. After all the data collected, the authors conducted an analysis turned out to indigenous people of Aceh in terms of determining the legality of dowry received recognition in the law of Shari'ah fiqh Syafi'iyah that they follow. And according to the theory of Shafi, in principle, the Acehnese practice that has prevailed for generations do not exist to the contrary. However, makruh legal because it does not follow the Sunnah of the Prophet. So therefore, researchers are looking forward to the community, not again protested dowry determination rather high in part because the indigenous people of Aceh is already get a syar'i legality. Kata Kunci/Key Words: Penentuan Mahar, Adat Masyarakat Aceh, Fiqh Syafi'iyah.
Qiblah issue is an issue that is very sacred to Muslims. It is solely for being one of the legiti... more Qiblah issue is an issue that is very sacred to Muslims. It is solely for being one of the legitimate requirements of prayer. The issue mecca also experienced ups and downs in its history, particularly in terms of the transition. At first Qiblah of Muslims to the Kaaba and then transferred to Bayt al-Maqdis. After that the Messenger of hope again returned to the Kaaba Mecca after he saw no effect whatsoever on the Jews to convert to Islam. Desire is finally granted Messenger of Allah. The story of the transition of this Mecca of God mentioned in the Qur'an al-Baqarah (2): 142-145 and 150-151. Lessons of transition Mecca is able to further strengthen and confirm the faith of the believers because they believe the transition Mecca it comes from God alone and rampant disbelief unbelievers, both Jews and Christians who accuse the Prophet and the believers inconsistent and confusion in facing the Qiblah. Thus different hearts of the hearts of believers with unbelievers.
Abstrak Mahar yang diserahkan pihak keluarga calon mempelai laki-laki pada hari akad nikah, di se... more Abstrak Mahar yang diserahkan pihak keluarga calon mempelai laki-laki pada hari akad nikah, di sebagian komunitas masyarakat Aceh dikuasai sepenuhnya oleh pihak keluarga (orangtua) mempelai perempuan dan digunakan sebagai bekal berbelanja untuk keperluan mempelai perempuan itu sendiri. Penggunaan mahar atau mas kawin sebagai bekal untuk berbelanja keperluan-keperluan tersebut biasanya tanpa sepengetahuan mempelai perempuan. Setelah menganalisis berbagai macam sumber, penulis berkesimpulan bahwa masyarakat Aceh sangat menghormati adat istiadat yang sudah mengakar dalam sendi-sendi kehidupan. Adat yang dapat dipertahankan sebagai suatu bagian dari produk hukum adalah yang tidak bertentangan dengan hukum syariat. Selanjutnya, menurut pandangan ulama-ulama mazhab, seorang ayah atau wali lainnya tidak boleh menguasai mahar putrinya atau mahar mempelai perempuan yang dimanfaatkan untuk keperluan atau kepentingan apapun, kecuali menurut ulama mazhab Maliki dan Hanbali. Dasar filosofi mereka masing-masing adalah ayat Alquran dan hadis-hadis Rasulullah Saw. Berdasarkan teori 'urf, kebiasaan (adat) yang berlaku pada sebagian masyarakat Aceh dalam hal penguasaan mahar oleh orangtua atau keluarga dengan memanfaatkannya untuk berbelanja kebutuhan resepsi pernikahan termasuk ke dalam kategori 'urf khas. Kemudian 'urf khas tersebut termasuk dalam kategori 'urf fasid ('urf batal) karena bertentangan dengan ketentuan hukum syariat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh ulama-ulama fiqh dalam berbagai mazhab, kecuali dalam mazhab Maliki dan Hanbali. Abstract The dowry which is submitted by groom family on the marriage ceremony day, in the majority of Acehnese community is fully controlled by the family (parents) bride and used for purposes of the bride shop herself. The using of dowry as a preparation for shopping purposes usually without the knowledge of the bride. After analyzing a variety of sources, the author concluded that the Acehnese people respect traditions rooted in their life foundation. Tradition which can be maintained as a part of the law is tradition that does not conflict with Sharia law. Furthermore, in the view of scholars, a father or other guardian should not dominate the dowry or utilized for any purpose, except according to Maliki and Hanbali. Their basic philosophy is verses of the Qur'an and the hadiths of the Prophet. Based on the 'urf theory, the tradition which is applied by some of Acehnese in case of mastery the dowry by parents or family to use for shopping for wedding reception are included in the category of 'urf khas. Then 'urf khas is included in 'urf fasid category
Salinity is a major abiotic constraint to sustainable crop production. Seed priming is a useful t... more Salinity is a major abiotic constraint to sustainable crop production. Seed priming is a useful tool to enhance the performance of crops on saline soils. A field study was carried out to explore the potential of priming to improve salt tolerance in wheat cultivars MH-97 and SARC-1. Seeds were primed in distilled water (hydropriming) and aqueous solutions containing 50 mg L -1 of salicylic acid (SA), kinetin (Kin), ascorbate and 50 mM calcium chloride (CaCl 2) for 12 h. After priming, seeds were sown in normal (0.31 dS m -1) and saline (10 dS m -1) fields. Seed priming with ascorbate, SA and Kin effectively alleviated the salinity-induced damage in both wheat cultivars; however, ascorbate priming was the most effective. Seed priming with SA, Kin and ascorbate significantly decreased the uptake of Na + and Cl -and enhanced the uptake of K + in leaves of both cultivars under salinity stress. These results suggest that priming with seed priming with ascorbate, SA and Kin are effective s...
Citrus is a rich bounty of edible fruits like mandarins, oranges, grapefruit, lemons and limes wi... more Citrus is a rich bounty of edible fruits like mandarins, oranges, grapefruit, lemons and limes with minor categories like tangerines, pummellos and tangelos. Germplasm plays key role in evolving new and high yielding resistant varieties. A study was initiated to document the indigenous and exotic germplasm of existing citrus species/cultivars in Pakistan. Different research centers and institutes of Punjab, NWFP and Federal territories were visited to collect detailed information of existing citrus species/cultivars along with their photographs for preparing an illustrated booklet. We believe this information will contribute towards in understanding of citrus genetic resource in Pakistan by researchers/academicians and better utilization in the national and international research programmes.
Three commercial cultivars of mango ie 'Anwar Rataul', 'Dasehari' and 'L... more Three commercial cultivars of mango ie 'Anwar Rataul', 'Dasehari' and 'Langra' were studied for panicle initiation time, total number of flowers and proportion of male to hermaphrodite flowers. Early panicle initiation was observed in 'dasehari' on eastern side of the plant ...
Ketika seorang mujtahid mengistinbathkan hukum, dibutuhkan kaidah-kaidah yang konkret untuk mempe... more Ketika seorang mujtahid mengistinbathkan hukum, dibutuhkan kaidah-kaidah yang konkret untuk memperoleh hukum yang konkret pula. Di antara kaidah yang dibutuhkan adalah wadhih dan mubham untuk memahami bentuk-bentuk nash. Namun, dalam perjalanannya terjadi perbedaan pada pembagian keduanya antara teori ulama Hanafiyah dengan ulama Syafi‘iyah. Menurut ulama Hanafiyah, wadhih terbagi empat, yaitu Zhahir, Nash, Mufassar, dan Muhkam. Begitu juga mubham dibagi kepada empat, yaitu Khafi, Musykil, Mujmal dan Mutasyabih. Sedangkan menurut ulama Syafi‘iyah membagikan wadhih kepada Zhahir dan Nash saja, dan membagikan mubham kepada Mujmal dan Mutasyabih. Dengan berbeda kaidah, maka akan berbeda kesimpulan hukum antara keduanya.
Uploads
Papers by Muhammad Jafar