Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Abstrak Kesimpulan besar dari penelitian ini adalah bahwa sastra seperti puisi dapat menjadi media alternatif pengupayaan perdamaian atau resolusi konflik dengan nilai-nilai perdamaian yang ada di dalamnya. Hal ini terbukti dengan terdapatnya konsep-konsep perdamaian dalam puisi Abu al-Qasim al-Shabi, baik itu perdamaian berbasis tuntutan keadilan, kesucian kehidupan, humanisme, dan keterlibatan melalui tanggung jawab dan pilihan individu. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai sumber primer penulis menggunakan karya puisi Abu al-Qasim terutama puisi Ila Taghat al-'Alam. Sementara, sebagai sumber sekunder penulis menggunakan buku-buku teori sastra Islam, teori perdamaian dan konflik, dokumen-dokumen, kajian tentang sastra, perdamaian dalam Islam. Adapun jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif (library research) dan disajikan dengan deskriptif analitis, sedangkan metode penelitian yang dipakai unuk membacanya adalah hermeneutika Dilthey yang dikenal dengan hermeneutika rekonstruktif atau reproduktif.

Kesimpulan besar tesis ini adalah bahwa sastra dapat menjadi media alternatif strategi perlawanan nirkekerasan yang dapat berperan dalam upaya pembangunan perdamaian dengan nilai-nilai perdamaian yang ada di dalamnya. Tesis ini menunjukkan ketidakbenaran pendapat golongan art for art seperti Matthew Arnold (2002), dan Oscar Wilde (2001) yang menyatakan bahwa seni adalah untuk seni itu sendiri, bukan sebagai alat untuk mencapai tujuan lain, seperti pencapaian ekonomi, politik kekuasaan, perdamaian dan sebagainya. Tesis ini memperkuat pendapat Friedrich Schiller (Darmaningtyas, 2004), dan Rene Wellek (1955) yang menyatakan bahwa dalam kerja penciptaan karya sastra, sastrawan tetap berpatokan pada sifat khas sastra, yaitu menyenangkan dan bermanfaat (dulce et utile) bagi peradaban umat manusia. Hal ini terbukti dengan terdapatnya konsep-konsep perdamaian positif dalam puisi Mah}mu>d Darwi>sh, baik itu perdamaian berbasis humanisme, pluralisme, nasionalisme, hingga tuntutan keadil...

The current study investigated the role of Islamic inheritance law as a means to ensure the right to property ownership. The "humans and property" theme has garnered widespread interest among scholars and public. Discourse on this topic may be highlighted from economic and legal aspects. Humans, as living beings, cannot be separated from material needs, such as property. In Islam, property is considered one of the trusts granted to human beings as owners in a majāzi sense. Therefore, this study explored the issue of property ownership that originates from inheritance regulated by Islamic law. According to Abu Zahrah, ownership by inheritance is part of special ownership. In order to elaborate this subject, library research method was used along with the analysis of literature based on madhhab doctrines. The study concluded that inheritance is one way of ownership of property through a change of ownership based on ijbāri (God's provisions). Inheritance is a means of acq...

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh zikir dan meditasi sufi terhadap pengembangan akhlak individu. Zikir dan meditasi sufi merupakan praktik spiritual dalam tradisi tasawuf yang diyakini dapat meningkatkan kedekatan dengan Tuhan dan memperbaiki kualitas moral. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, melibatkan 30 peserta yang secara rutin melakukan zikir dan meditasi sufi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik zikir dan meditasi sufi secara signifikan mempengaruhi pengembangan akhlak peserta. Peserta melaporkan peningkatan dalam sifat-sifat positif seperti kesabaran, kejujuran, ketulusan, dan empati. Selain itu, praktik ini juga membantu peserta dalam mengurangi perilaku negatif seperti marah, iri hati, dan kesombongan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa zikir dan meditasi sufi memiliki peran penting dalam pembentukan akhlak yang baik, serta dapat digunakan sebagai metode pengembangan karakter dalam pendidikan dan pelatihan spiritual. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlunya integrasi praktik-praktik tasawuf dalam program pengembangan moral dan spiritual di berbagai lembaga pendidikan dan komunitas.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh zikir dan meditasi sufi terhadap pengembangan akhlak individu. Zikir dan meditasi sufi merupakan praktik spiritual dalam tradisi tasawuf yang diyakini dapat meningkatkan kedekatan dengan Tuhan dan memperbaiki kualitas moral. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, melibatkan 30 peserta yang secara rutin melakukan zikir dan meditasi sufi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik zikir dan meditasi sufi secara signifikan mempengaruhi pengembangan akhlak peserta. Peserta melaporkan peningkatan dalam sifat-sifat positif seperti kesabaran, kejujuran, ketulusan, dan empati. Selain itu, praktik ini juga membantu peserta dalam mengurangi perilaku negatif seperti marah, iri hati, dan kesombongan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa zikir dan meditasi sufi memiliki peran penting dalam pembentukan akhlak yang baik, serta dapat digunakan sebagai metode pengembangan karakter dalam pendidikan dan pelatihan spiritual. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlunya integrasi praktik-praktik tasawuf dalam program pengembangan moral dan spiritual di berbagai lembaga pendidikan dan komunitas.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh zikir dan meditasi sufi terhadap pengembangan akhlak individu. Zikir dan meditasi sufi merupakan praktik spiritual dalam tradisi tasawuf yang diyakini dapat meningkatkan kedekatan dengan Tuhan dan memperbaiki kualitas moral. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, melibatkan 30 peserta yang secara rutin melakukan zikir dan meditasi sufi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik zikir dan meditasi sufi secara signifikan mempengaruhi pengembangan akhlak peserta. Peserta melaporkan peningkatan dalam sifat-sifat positif seperti kesabaran, kejujuran, ketulusan, dan empati. Selain itu, praktik ini juga membantu peserta dalam mengurangi perilaku negatif seperti marah, iri hati, dan kesombongan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa zikir dan meditasi sufi memiliki peran penting dalam pembentukan akhlak yang baik, serta dapat digunakan sebagai metode pengembangan karakter dalam pendidikan dan pelatihan spiritual. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlunya integrasi praktik-praktik tasawuf dalam program pengembangan moral dan spiritual di berbagai lembaga pendidikan dan komunitas.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh zikir dan meditasi sufi terhadap
pengembangan akhlak individu. Zikir dan meditasi sufi merupakan praktik spiritual dalam
tradisi tasawuf yang diyakini dapat meningkatkan kedekatan dengan Tuhan dan memperbaiki
kualitas moral. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis, melibatkan 30 peserta yang secara rutin melakukan zikir dan meditasi sufi.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis
dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik zikir dan meditasi sufi secara
signifikan mempengaruhi pengembangan akhlak peserta. Peserta melaporkan peningkatan
dalam sifat-sifat positif seperti kesabaran, kejujuran, ketulusan, dan empati. Selain itu, praktik
ini juga membantu peserta dalam mengurangi perilaku negatif seperti marah, iri hati, dan
kesombongan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa zikir dan meditasi sufi memiliki peran
penting dalam pembentukan akhlak yang baik, serta dapat digunakan sebagai metode
pengembangan karakter dalam pendidikan dan pelatihan spiritual. Implikasi praktis dari
penelitian ini adalah perlunya integrasi praktik-praktik tasawuf dalam program
pengembangan moral dan spiritual di berbagai lembaga pendidikan dan komunitas.

Tulisan ini membahas sejarah semiotika Al-Quran dan masdzhab semiotika. Dimana suatu sejarah merupakan pondasi berdirinya sebuah sesuatu yang menghaslkan kebermanfaatan untuk yang lain. Oleh karnanya kita tidak boleh melupkan sejarah sebagai bakti kita kepada yang mencetus atau mendirikan semua ini. Pada tahun 1969 para filosuf-filusuf yang secara resmi memiliki suatu perkumpulan ilmiah, yaitu lnternational Association/or semiotic studies (IASS), yang menganggap semiotika sebagai suatu disiplin ilmu pada saat itu dilakukan di den hog. Dan setelah itu berkembanglah semiotika walapun peminatnya masih minoritas, pada tahun 1971 diterbitkanlajh makalah kedua semiotik di jerman. Ecole Pratique des Hautes Etudes di Paris terdapat bagian yang mempelajari dan meneliti tentang semiotika. Singkatnya banyak peminat semiotik tersebut "Sejarah Singkat dan Madzhab Semiotika".

Suatu langkah yang perlu kita jalani sehingga kita tidak memberatkan yang kanan ataupun yang kiri, mungkin kita tau akan fungsi dari sebuah jalan itu namun kita juga perlu memahami jalan itu agar suatu saat kita akan mengerti dari sebuah kata moderasi. Kitab suci yang tak pernah tertinggal dan selalu updet akan situasi dan kondisi saat ini. yah itu lah Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril dan menjadi mu'jizat terbesar beliau dan petunjuk al-Huda bagi umat islam khususnya, dan umat manusia umumnya.

Ilmu fikih sangat erat hubungannya dengan ilmu tauhid, karena sumber ilmu fikih yang pokok adalah Al-Qur'an dan sunnah nabi. Disini ilmu fikih sudah memerlukan keimanan kepada Allah, keimanan kepada rasul dan keimanan kepada kitab-kitab Allah sebagai wahyu Allah

Sudah diketahui kebanyakan manusia bahwa kepercayaan terhadap Tuhan tidaklah bertentangan pada keberadaan manusia, sebab semua indivvidu manusia mempunyai pengalaman-pengalaman tentang agama dan mempunyai hal-hal yang trasenden di dunia. Jika mau disebutkan percaya dengan Tuhan sangat tepat sekali dengan eksistensi manusia, Sebab itulah didalamnya ada hal-hal yang ril melebihi kenyataan yang ada didunia. Sudah banyak para filosuf yang mencoba pendapatnya dan menghadirkan berbagai macam fakta atau bukti yang bisa masuk akal (bersifat rasional). Fakta atau bukti tersebut sering disebut oleh para filosuf menyebutnya dengan eksistensi sebab pada inti tujuannya akhirnya dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan akal budi sehingga fakta atau bukti eksistensial menjawab keperluankeperluan yang ada pada manusia secara keseluruhan, selaku eksisensi. Fakta-fakta/bukti rasional lebih bersifat objektif maka bukti tersebut lebih bersifat ilmiah selaku ilmu menuntut dilakukan pemikiran-pemikiran yang objektif agar dapat diterima selaku pernyataan.

Secara harafiah filsafat yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta)
atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam pengertian pencinta kebijaksanaan. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya.

i KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan kami kenikmatan sehat wal afiyat serta kekuatan yang mana dengan kekuatan tersebut, kami bisa menyelesaikan tugas kami yang telah diberikan oleh dosen. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada nabi besar kita yakni nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman islamiyah sampai saat ini kita bisa merasakannya.

i KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan kami kenikmatan sehat wal afiyat serta kekuatan yang mana dengan kekuatan tersebut, kami bisa menyelesaikan tugas kami yang telah diberikan oleh dosen. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada nabi besar kita yakni nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman islamiyah sampai saat ini kita bisa merasakannya.