Academia.eduAcademia.edu

Nilai Kepedulian Sosial Siswa Sekolah Dasar

2020, Jurnal Riset Pendidikan Dasar

Pay attention to current conditions the current value of student care shows symptoms that are increasingly declining. This descriptive qualitative study aims to determine the process of instilling the value of low class students' social care and the forms of low class student social care values in elementary schools. Data collection by observation, interview and documentation. The results showed that the process of instilling the value of social care of low grade students was carried out through: 1) Integration in the personal development program in the form of routine school activities, spontaneous activities, exemplary, and conditioning; 2) Integration in subjects by inserting social care character values into syllabus and lesson plans, including social care character values in the learning process; 3) Integration in school culture in the form of integration in the classroom, school and non-school activities. Forms of social care values of low grade students include 1) Sharing food with friends; 2) Thanking people for help; 3) Mutual lending of peer learning equipment; 4) Collecting funds and goods that are still useful for victims of natural disasters.

NILAI KEPEDULIAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR Ade Juli Saraswati1, Dhi Bramasta2, Karma Iswasta Eka3 123Elementary School Teacher Education Study Program Universtas Muhammadiyah Purwokerto Email: dhibramasta0891@gmail.com2, eka2001id@icloud.com3 Abstract. Pay attention to current conditions the current value of student care shows symptoms that are increasingly declining. This descriptive qualitative study aims to determine the process of instilling the value of low class students' social care and the forms of low class student social care values in elementary schools. Data collection by observation, interview and documentation. The results showed that the process of instilling the value of social care of low grade students was carried out through: 1) Integration in the personal development program in the form of routine school activities, spontaneous activities, exemplary, and conditioning; 2) Integration in subjects by inserting social care character values into syllabus and lesson plans, including social care character values in the learning process; 3) Integration in school culture in the form of integration in the classroom, school and non-school activities. Forms of social care values of low grade students include 1) Sharing food with friends; 2) Thanking people for help; 3) Mutual lending of peer learning equipment; 4) Collecting funds and goods that are still useful for victims of natural disasters. Keywords: Elementary Schools, Social Care, Students Abstrak. Memperhatikan kondisi sekarang nilai kepedulian siswa saat ini menunjukkan gejala yang semakin menurun. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui proses penanaman nilai kepedulian sosial siswa kelas rendah dan bentukbentuk nilai kepedulian sosial siswa kelas rendah di sekolah dasar. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses penanaman nilai kepedulian sosial siswa kelas rendah dilakukan melalui: 1) Integrasi dalam program pengembangan diri berupa kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian; 2) Pengintegrasian dalam mata pelajaran denganmenyisipkan nilai karakter peduli sosial ke dalam silabus dan RPP, mencantumkan nilai karakter peduli sosial dalam proses pembelajaran; 3) Pengintegrasian dalam budaya sekolah berupa integrasi di dalam kelas, sekolah dan kegiatan luar sekolah. Bentuk nilai kepedulian sosial siswa kelas rendah diantaranya 1) Berbagi makanan dengan teman; 2) Mengucapkan terimakasih kepada orang memberikan bantuan; 3) Saling meminjamkan peralatan belajar sesama teman; 4) Mengumpulkan dana dan barang yang masih berguna untuk korban bencana alam. Kata Kunci: Kepedulian Sosial, Siswa, Sekolah Dasar Ade Juli Saraswati,dkk: Nilai Kepedulian Sosial Siswa Sekolah Dasar | 1 - 5 -- 1 PENDAHULUAN Kepedulian sosial merupakan rasa yang timbul dari seseorang, yaitu keinginan membantu, baik dalam bentuk materi ataupun tenaga kepada orang lain. Bertujuan untuk meringankan beban orang tersebut, agar lebih dimudahkan urusannya. Nilai peduli sosial adalah salah satu karakter yang sangat dibutuhkan oleh siswa. Dalam rangka menumbuhkan nilai kepedulian sosial dalam diri siswa Kemendiknas (2010: 10) menyatakan bahwa peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Nilai kepedulian sosial harus dimiliki siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Alma (2015: 201) menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang sebagian hidupnya saling ketergantungan. Siswa merupakan makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain dalam melakukan aktivitasnya. Siswa yang memiliki jiwa sosial tinggi akan lebih mudah bersosialisasi dan dihargai. Namun, kehidupan masyarakat sekarang ini bergeser menjadi lebih individualis. Kebersamaan dan saling tolong menolong yang dulu menjadi ciri khas masyarakat saat ini semakin menghilang. Kepedulian terhadap sesama pun semakin menipis. Pembentukan jiwa sosial yang tinggi perlu dilakukan dengan mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial melalui kegiatan yang bersifat sosial, melakukan aksi sosial, dan menyediakan fasilitas yang menunjang untuk melakukan aktivitas sosial. Sekolah Dasar (SD) sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan mempunyai tugas berat yaitu membentuk 2 – JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 1 - 5 karakter dengan menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa sejak usia dini terutama pada siswa kelas rendah. Siswa kelas rendah memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan karakternya menjadi manusia yang berkualitas. Nilai kepedulian sosial sangat penting untuk ditanamkan, karena mengamati fakta yang ada cenderung menunjukkan penurunan nilai kepedulian sosial atau memudar, kurangnya kepedulian terhadap teman, acuh dengan lingkungan sekitar. Saling menyapa, saling membantu jika ada yang mengalami kesulitan di sekolah. Hal ini dilakukan untuk menanamkan nilai kepeduliaan sosial pada siswa. Namun masih terdapat siswa yang tidak mau membantu teman yang mengalami kesulitan akibat dari menurunnya nilai kepedulian sosial. Penanaman nilai peduli sosial sangat penting dilaksanakan di sekolah sebagai bentuk pembiasaan siswa agar bersikap peduli terhadap sesama baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. METODE Metode yang digunakan dalam riset/penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi pustaka/literatur dari media elektronik seperti jurna-jurnal dan e-book. Berdasarkan data yang dicari dan diperoleh telah memenuhi kriteria. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif tentang nilai kepedulian sosial siswa kelas rendah SD Negeri 3 Gandatapa. Subyek penelitian adalah Kepala Sekolah, guru dan siswa. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data mengacu pada tahapan-tahapan pelaksanaan analisis data kualitatif Miles and Huberman dalam Sugiyono (2015: 338) yaitu: a) Data Collection; b) Data Reduction; c) Data Display; d) Conclusions. Selanjutnya untuk keabsaan data dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Proses Penanaman Nilai Kepedulian Sosial Siswa Kelas Rendah di SD Negeri 3 Gandatapa. Sekolah merupakan lingkungan yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai sosial siswa. Sagala (2011: 74) menyatakan bahwa sekolah menekankan kegiatan membentuk kepribadian sebagai proses interaksi yang dinamis dalam masyarakat sekolah. Sekolah melaksanakan program-program pengembangan untuk membentuk kepribadian dan meningkatkan kemampuan siswa. Salah satunya melalui penanaman pendidikan karakter kepedulian sosial siswa. Wibowo (2017: 84-95) menyatakan bahwa model pengintegrasian pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan beberapa cara. Caracara yang dilakukan dalam penanaman nilai kepedulian sosial baik secara verbal maupun non verbal diantaranya: integrasi dalam program pengembangan diri, integrasi dalam mata pelajaran dan integrasi dalam budaya sekolah. Penanaman nilai kepedulian sosial melalui integrasi dalam program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian. Kegiatan rutin yang dilakukan sekolah adalah guru selalu membiasakan siswa untuk berjabat tangan dengan guru ketika masuk dan pulang sekolah. Kebiasaan berjabat tangan siswa dengan guru menandakan rasa hormat siswa kepada guru. Rasa hormat merupakan salah satu nilai kepedulian sosial seperti yang dikatakan Samami & Haryanto (2012: 138) yang menyatakan bahwa nilai-nilai turunan peduli salah satunya memiliki rasa hormat. Kegiatan rutin yang dilaksanakan mingguan adalah setiap hari jumat siswa menyisihkan sedikit uang untuk infaq dikotak yang sudah disiapkan guru di kelas. Kegiatan rutin lainnya adalah membiasakan siswa menjenguk teman yang sedang sakit. Untuk memupuk rasa empati siswa terhadap orang lain, seperti yang diungkapkan oleh Zuriah (2008: 37) menyatakan bahwa empati adalah kemampuan untuk mengetahui dan dapat merasakan keadaan yang dialami orang lain. Kegiatan-kegiatan tersebut rutin dilakukan sekolah secara terus menerus. Pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan membuat siswa terbiasa dan secara perlahan melakukannya dan membentuk kebiasaan pada diri siswa dan pada akhirnya nilai peduli sosial akan tertanam dalam diri siswa. Haltersebut dilakukan secara non verbal karena melaluitindakan langsung. Kegiatan spontan yang dilakukan sekolah dapat diartikan dengan pemberian teguran kepada siswa yang melakukan tindakan kurang baik seperti kurang peduli dengan siswa lain dan acuh tak acuh. Kegiatan spontan yang dilakukan guru adalah dengan memberi teguran, nasihat dan arahan kepada siswa yang melakukan tindakan kurang baik seperti ramai sendiri di dalam kelas dan kurang peduli terhadap siswa lain. Kemudian guru memberi arahan agar siswa tersebut lebih peduli dan tidak Ade Juli Saraswati,dkk: Nilai Kepedulian Sosial Siswa Sekolah Dasar | 1 - 5 -- 3 mengganggu teman lainnya. Hal ini dilakukan bertujuan agar siswa memperbaiki perbuatannya dan tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik tersebut dikemudian hari. Pemberian teguran, nasihat dan arahan merupakan contoh penanaman nilai kepedulian sosial siswa yang dilakukan secara verbal. Keteladanan yang dilakukan adalah guru menjadi model dan memberikan contoh langsung kepada siswa. Guru memberikan contoh bertindak dan bersikap yang menunjukkan kepedulian terhadap orang lain. Misalnya tenggang rasa, selalu memaafkan orang memiliki kesalahan, saling berbagi, menghormati orang lain. Guru memiliki peranan penting dalam penanaman nilai kepedulian sosial kepada siswa. Karena guru dijadikan panutan oleh siswa dalam bertutur kata, bertindak dan bersikap. Seperti yang disampaikan Wibowo (2017: 89) bahwa keteladanan merupakan perilaku dan sikap guru atau tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakantindakan yang baik, sehingga siswa dapat mencontohnya. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Zubaedi (247: 2013) yang mengungkapkan bahwa keteladanan merupakan metode yang dilakukan dengan menempatkan guru sebagai idola dan panutan bagi siswa. Pengkondisian dilakukan dengan cara kegiatan berjabat tangan, infaq. Penguatan pendidikan karakter dilakukan melalui integrasi dalam pembelajaran di kelas. Pengkondisian yang dilakukan secara fisik maupun nonfisik merupakan bagian pendukung dalam penanaman nilai kepedulian 4 – JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 1 - 5 sosial. Sesuai dengan pernyataan Wibowo (2017: 90) bahwa untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. 2. Bentuk Nilai Kepedulian Sosial Siswa Kelas Rendah di SD Negeri 3 Gandatapa Siswa kelas rendah SD Negeri 3 Gandatapa selalu berbagi berbagai hal dengan temannya. Misalnya berbagi makanan dan minuman pada teman yang tidak membawa uang saku. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kemendiknas (2010: 36) bahwa salah satu bentuk kepedulian sosial siswa kelas rendah adalah berbagi makanan dengan teman. Berbagi makanan dengan teman dapat membentuk kepribadian yang baik. Selain saling berbagi mengucapkan terima kasih atau berterimakasih kepada petugas kebersihan. Halitu dilakukan setelah siswa diberi bantuan. Siswa juga selalu membantu petugas kebersihan dengan tidak mengotori kelas maupun halaman sekolah. Lalu ketika ada sampah yang berserakan baik di kelas maupun di luar kelas langsung dibuang di tempat sampah yang sudah tersedia di depan kelas masing-masing. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kemendiknas (2010: 36) bahwa salah satu bentuk kepedulian sosial siswa kelas rendah adalah berterimakasih kepada petugas kebersihan. Ucapan terimakasih yang selalu diutarakan setelah diberi bantuan merupakan ucapan yang sangat mulia. Berterimakasih bertujuan untuk menghormati orang lain yang sudah memberikan bantuan. Selalu mengucapkan terimakasih kepada orang lan setelah memberikan bantuan jika dilakukan sejak dini maka akan menanamkan karakter sosial yang baik. Bentuk kepedulian sosial siswa ditunjukkan dengan meminjamkan alat tulis dan alat lain yang diperlukan dalam pembelajaran kepada temannya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki rasa peduli sosial dengan sesamanya. Sesuai dengan pernyataan Kemendiknas (2010: 37) bahwa salah satu bentuk kepedulian sosial siswa kelas rendah adalah meminjamkan alat kepada siswa yang tidak membawa atau tidak punya. Siswa adalah makhluk sosial yang nantiya bergabung dengan masyarakat. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri pastinya siswa membutuhkan bantuan dari orang lain. Memberikan bantuan kepada orang lain adalah perbuatan yang terpuji, serta dapat membentuk karakter yang baik. Bentuk kepedulian sosial berikutnya adalah mengumpulkan dana dan barang untuk korban bencana alam. Yaitu dengan infaq mingguan yang dilakukan setiap hari jumat. Hasil digunakan untuk keperluan sosial. Misalnya membantu korban bencana alam dan juga menyumbangkan pakaian yang masih layak pakai . Kemendiknas (2010: 37) menyatakan bahwa salah satu bentuk kepedulian sosial siswa kelas rendah adalah mengumpulkan uang dan barang untuk korban bencana alam. Membantu korban bencana atau orang yang membutuhkan bertujuan untuk membentuk jiwa sosial dari siswa sejak dini. SIMPULAN Proses penanaman nilai kepedulian siswa kelas rendah dapat dilakukan melalui integrasi program pengembangan diri, integrasi dalam mata pelajaran, dan integrasi dalam budaya sekolah. Integrasi dalam program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian. Bentuk nilai kepedulian sosial peserta didik kelas rendah di SD Negeri 3 Gandatapa antara lain: berbagi makanan dengan teman, mengucapkan terimakasih kepada orang yang memberikan bantuan, saling meminjamkan peralatan untuk belajar, pengumpulan dana untuk kegiatan sosial. DAFTAR PUSTAKA Alma, B. (2015). Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Sagala, S. (2011). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Samani, M & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Wibowo, A. (2017). Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zubaedi. (2013). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Zuriah, N. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ade Juli Saraswati,dkk: Nilai Kepedulian Sosial Siswa Sekolah Dasar | 1 - 5 -- 5