Academia.eduAcademia.edu

PROPOSAL KURMA DAPAT MENURUNKAN KADAR GULA PADA DM

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MENGKONSUMSI BUAH KURMA TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH YANG TERKONTROL PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI ASPOL BANGKINGAN SURABAYA DEWI YOUANITA NIM. 130011055 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2015 PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MENGKONSUMSI BUAH KURMA TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH YANG TERKONTROL PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI ASPOL BANGKINGAN SURABAYA Diajukan Sebagai Persyaratan Pendidikan Akademik Untuk Menyusun Skripsi DEWI YOUANITA NIM. 130011055 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2015 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak (PERKENI, 2011). Diabetes Mellitus atau orang awam menyebutnya dengan kencing manis. Pada keadaan normal, urin tidak mengandung gula dan tentunya tidak terasa manis (Hartini, 2011). Penderita diabetes baik untuk mengkonsumsi buah kurma karena kandungan buah kurma memiliki serat larut yang dapat menurunkan kadar gula darah yang terkontrol pada penderita diabetes tetapi pandangan warga tentang buah kurma bahwa penderita diabetes pantang untuk mengkonsumsi buah kurma karena warga beranggapan kandungan gula alami yang manis dapat berpengaruh dalam peningkatan kadar gula darah yang berlebih (hiperglikemia). Menurut data yang didapat dari Puskesmas kelurahan Bangkingan Surabaya menunjukkan 80% dari 738 orang bahwa penderita diabetes kebanyakan tidak melakukan cek gula darah secara rutin namun 20% data puskesmas menunjukan masih ada penderita diabetes yang masih rajin melakukan cek gula darah secara teratur. Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan, akan tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan sedemikian rupa sehingga selalu sama dengan kadar glukosa orang normal atau dalam batas normal. Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar gula darah acaknya lebih dari 200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasanya lebih dari 126 mg/dl (PERKENI, 2011). Penderita diabetes mellitus di Indonesia masih kurang kesadaran untuk menjalani hidup sehat berkualitas serta kurangnya kesadaran dalam melakukan kontrol cek gula darah secara rutin. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukan, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011) Diabetes Mellitus telah menjadi penyebab kematian dari 4,6 juta jiwa. Selain itu pengeluaran biaya kesehatan untuk diabetes mellitus telah mencapai 465 miliar USD (IFD, 2011). International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah (IDF, 2011). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan ke 4 terbesar dlam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia sekitar 17 juta atau mencapai 8,6% dari 220 juta populasi negeri ini. Pada tahun 2030 diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 juta penderita. Menurut penelitian epidemologi prevelensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5-2,3% (Pusat Data Diabetes/ Departemen Komunikasi dan Informatika, 2008). Data awal yang diperoleh jumlah penderita DM di Puskesmas Kelurahan Bangkingan Surabaya pada tahun 2013 adalah 180 orang. Sedangkan pada tahun 2014 adalah 165 orang. Dari hasil wawancara pada 10 orang pasien DM tipe 2 yang melakukan cek gula darah secara rutin sebanyak 3 Orang dengan kadar gula darah >150 mg/dL dan 7 orang pasien jarang melakukan cek gula darah di puskesmas dengan kadar gula darah >200 mg/dL. Oleh karena itu kesadaran diri penderita diabetisi sangat berperan penting dalam melakukan kontrol kadar gula secara rutin serta diet yang sesuai. Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang menonjol terlihat pada prevalensi diabetes di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 persen. Diabetes Mellitus terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), dki Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen (Riskesdas, 2013). Kurma merupakan buah yang paling banyak mengandung gula alami diantara semua jenis buah-buahan. Kandungan gula yang terdapat dalam kurma berupa fruktosa, glukosa, sukrosa mampu memasok energi bagi tubuh dengan cepat dan buah kurma mempunyai nilai indeks glikemik yang relatif rendah (Munadi & Dedi, 2008). Kandungan buah kurma meliputi Gula alami, Potasium, Serat Diet ada dua jenis yaitu serat larut dan serat tak larut, Vitamin B Kompleks, magnesium, Tidak mengandung kolestrol, Selenium, dan Sodium Rendah. Kandungan serat larut dan serat tak larut pada buah kurma. Serat tak larut dapat membantu memperlancar pencernaan, sedangkan serat larut berperan menurunkan kadar gula darah pada diabetesi (Rostista, 2009). Telah dijelaskan pada FKUI, 1997 bahwa setiap tiga buah kurma mengandung serat 15 gram, maka dalam batasan mengkonsumsi buah kurma pada penderita diabetesi sebaiknya hanya dikonsumsi 3-6 buah kurma yang mengandung serat larut sebanyak 15-30 gram sehari. Sesuai dengan The Canadian Diabetes Association merekomendasikan batasan aman mengkonsumsi serat sebanyak 25-30 gram sehari. Serat pangan larut dapat membantu mengontrol diabetes dengan menurunkan peningkatan kadar gula darah (Rostita,2009). Banyak orang yang menghindari mengkonsumsi buah kurma karena rasanya yang sangat manis. Banyak orang beranggapan bahwa kadar gula yang tinggi dalam buah kurma akan membuat kadar gula darah meningkat. Namun berdasarkan hasil penelitian, anggapan tersebut terbukti tidak benar. Pada Jurnal Nutrisi yang diterbitkan tahun 2011, diterangkan bahwa para penderita diabetes diminta untuk mengkonsumsi sejumlah buah kurma. Hasilnya walaupun buah kurma mengandung sejumlah besar gula alami, namun buah ini mempunyai nilai indeks glikemik yang rendah. Karena itu, buah kurma tidak akan secara signifikan langsung menaikkan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Penelitian yang sudah dipublikasikan mengenai Johnson & Johnson Company, kemudian kelompok subjek kelompok A diberi 3 buah kurma (Tunis Norchani dattes) dengan berat biji 15 ± 10% gram. Penderita kemudian disuruh untuk duduk istirahat sambil membaca-baca majalah dan tidak boleh merokok, setelah 2 jam kemudian diambil lagi sampel darah kapiler dan diukur kadar glukosa darah (Munadi & Dedi, 2008). Data hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum dan 2 jam sesudah makan buah kurma dikumpulkan untuk ditabulasikan. Analisa statistik dilakukan dengan uji t yang berpasangan. Perubahan kadar gula darah pre- dan post-test (kurma) dengan hasil pre-test terjadi penurunan kadar gula darah (dari 145,2 ± 19 mg/dl menjadi 131,9 ± 24 mg/dl) tetapi penurunan ini secara statistik tidak bermakna P>0,05 (Munadi & Dedi, 2008). Ada beberapa cara untuk menurunkan kadar gula darah yaitu melakukan cek gula darah agar bisa mengontrol gula darah. Berolahraga secara teratur, membatasi mengkonsumsi gula, makan sedikit tapi sering, diet, melakukan teknik relaksasi dan mengkonsumsi buah kurma dengan batasan 2-3 butir dalam sehari karena kandungan serat larut pada buah kurma dapat menurunkan kadar gula darah sebanyak >0,05. Hal ini yang masih banyak belum diketahui kebanyakan masyarakat di Indonesia terutama penderita diabetisi yang berpendapat bahwa kurma pantangan untuk dikonsumsi karena kandungan gula alami yang manis. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini diharapkan penderita diabetes mellitus tidak lagi takut untuk mengkonsumsi buah kurma dan dapat digunakan sebagai alternatif menu diet yang baik. Pembatasan Masalah Berdasarkan dari data diatas peneliti membatasi uraian agar permasalahan lebih terarah dan terinci, maka sebagaimana uraian dalam latar belakang di atas bahwa banyak faktor yang mempengaruhi gula darah, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh mengkonsumsi buah kurma terhadap perubahan kadar gula darah yang terkontrol pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh mengkonsumsi buah kurma terhadap penurunkan kadar gula darah yang terkontrol pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Aspol Bangkingan Surabaya?”. Tujuan Penelitian Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengkonsumsi buah kurma terhadap perubahan kadar gula darah yang terkontrol pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Aspol Bangkingan Surabaya. Tujuan khusus Mengidentifikasi penderita diabetes mellitus yang mengkonsumsi buah kurma di Aspol Bangkingan Surabaya Mengidentifikasi kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di Aspol Bangkingan Surabaya Menganalisis pengaruh mengkonsumsi buah kurma terhadap perubahan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di Aspol Bangkingan Surabaya Manfaat Penelitian Secara teoritis Hasil penelitian ini mendukung ilmu keperawatan medikal bedah khususnya dalam peningkatan pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi buah kurma dapat menurunkan kadar gula darah yang terkontrol pada penderita diabetes mellitus. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan data dalam penelitian selanjutnya. Sebagai salah satu tambahan pengetahuan dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi buah kurma dapat menurunkan kadar gula darah yang terkontrol pada penderita diabetes mellitus. PAGE \* MERGEFORMAT 9