Academia.eduAcademia.edu

METODOLOGI PENELITIAN

2024, PT. Sonpedia Publishing Indonesia

Metodologi penelitian merupakan fondasi yang kokoh bagi setiap penelitian ilmiah. Tanpa landasan yang kuat dalam metodologi, upaya untuk menyusun penelitian yang sistematis dan bermakna akan mengalami kesulitan yang signifikan. Buku ini hadir dengan tujuan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang metodologi penelitian kepada pembaca, baik yang baru memulai perjalanan penelitian maupun yang telah berpengalaman. Buku ini merupakan sebuah panduan yang komprehensif bagi para peneliti dalam memahami dan mengimplementasikan metodologi penelitian serta menulis karya ilmiah. Dimulai dengan pengenalan konsep dasar metodologi penelitian, buku ini mengarahkan pembaca melalui berbagai tahap penting dalam proses penelitian, termasuk penetapan topik, perumusan masalah, dan analisis data. Penekanan diberikan pada pemilihan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan etika penelitian yang penting.

METODOLOGI PENELITIAN (Panduan Lengkap Penulisan Karya Tulis Ilmiah) Penulis : Trie Andari Ratna Widyastuti, S.AB., MA Iqbal Ramadhani Mukhlis, S.Kom., M.Kom Henrietta Imelda Tondong, SKM., MPH Dr. Mohammad Djamil M. Nur, M.PFis Dr. Rahmawati Ning Utami, S.Pd., M.Si Sri Yani Kusumastuti Shelvy Kurniawan, S.E., M.M Loso Judijanto, S.Si., M.M., M.Stat Aryawira Pratama, M.Pd Dr. Saktisyahputra, S.I.Kom., M.I.Kom Dr. Ir. Arwizet K, S.T., M.T Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si Yoseb Boari, M.Si Dr. Dr. Lailatur Rohmah, MSi., MM Prof. Dr. Musran Munizu, S.E., M.Si., M.A.P Nita Purnamasari, S.H., M.H Dr. Resnita Dewi, S.S., M.Hum Adolfina Krisifu, M.Ed Penerbit: METODOLOGI PENELITIAN (Panduan Lengkap Penulisan Karya Tulis Ilmiah) Penulis : Trie Andari Ratna Widyastuti, S.AB., MA Iqbal Ramadhani Mukhlis, S.Kom., M.Kom Henrietta Imelda Tondong, SKM., MPH Dr. Mohammad Djamil M. Nur, M.PFis Dr. Rahmawati Ning Utami, S.Pd., M.Si Sri Yani Kusumastuti Shelvy Kurniawan, S.E., M.M Loso Judijanto, S.Si., M.M., M.Stat Aryawira Pratama, M.Pd Dr. Saktisyahputra, S.I.Kom., M.I.Kom Dr. Ir. Arwizet K, S.T., M.T Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si Yoseb Boari, M.Si Dr. Dr. Lailatur Rohmah, MSi., MM Prof. Dr. Musran Munizu, S.E., M.Si., M.A.P Nita Purnamasari, S.H., M.H Dr. Resnita Dewi, S.S., M.Hum Adolfina Krisifu, M.Ed ISBN : 978-623-8634-13-2 Editor :Efitra & Sepriano Penyunting :Inayah Uzma Desain sampul dan Tata Letak : Yayan Agusdi Penerbit : PT. Sonpedia Publishing Indonesia Redaksi : Jl. Kenali Jaya No 166 Kota Jambi 36129 Tel +6282177858344 Email: sonpediapublishing@gmail.com Website: www.buku.sonpedia.com Anggota IKAPI : 006/JBI/2023 Cetakan Pertama, Mei 2024 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara Apapun tanpa ijin dari penerbit KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini dengan baik. Buku ini berjudul “METODOLOGI PENELITIAN: Panduan Lengkap Penulisan Karya Tulis Ilmiah”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penerbitan buku ini. Metodologi penelitian merupakan fondasi yang kokoh bagi setiap penelitian ilmiah. Tanpa landasan yang kuat dalam metodologi, upaya untuk menyusun penelitian yang sistematis dan bermakna akan mengalami kesulitan yang signifikan. Buku ini hadir dengan tujuan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang metodologi penelitian kepada pembaca, baik yang baru memulai perjalanan penelitian maupun yang telah berpengalaman. Buku ini merupakan sebuah panduan yang komprehensif bagi para peneliti dalam memahami dan mengimplementasikan metodologi penelitian serta menulis karya ilmiah. Dimulai dengan pengenalan konsep dasar metodologi penelitian, buku ini mengarahkan pembaca melalui berbagai tahap penting dalam proses penelitian, termasuk penetapan topik, perumusan masalah, dan analisis data. Penekanan diberikan pada pemilihan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan etika penelitian yang penting. Selain itu, buku ini juga memberikan pedoman praktis dalam menyusun struktur karya tulis ilmiah yang baik, termasuk penggunaan referensi yang benar dan tata bahasa yang tepat. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menjadi sumber pengetahuan yang berharga bagi mahasiswa, peneliti, dan akademisi, tetapi juga membantu mereka menghasilkan karya METODOLOGI PENELITIAN ii ilmiah yang berkualitas, berintegritas, dan sesuai dengan standar akademik. Buku ini mungkin masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik para pemerhati sungguh penulis harapkan. Semoga buku ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan. Bekasi, Mei 2024 Penulis METODOLOGI PENELITIAN iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................. iv BAGIAN 1 PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN ............................ 1 A. PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN ...................................... 1 B. JENIS-JENIS METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 6 C. MANFAAT METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 13 D. TUJUAN METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 16 E. CONTOH METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 17 F. KESIMPULAN................................................................................ 18 BAGIAN 2 PERAN METODOLOGI DALAM PENELITIAN ......................20 A. MEMBANTU PERANCANGAN PENELITIAN .................................. 20 B. MENJAMIN VALIDITAS DAN KEANDALAN PENELITIAN................ 21 C. MENGARAHKAN ANALISIS DATA ................................................. 23 D. MENGARAHKAN PENELITIAN MENUJU TUJUAN ......................... 24 E. MENDUKUNG INTERPRETASI HASIL ............................................ 26 F. MENINGKATKAN REPRODUKTIBILITAS PENELITIAN .................... 28 G. MEMBANTU DALAM PENYAJIAN HASIL ....................................... 30 H. MENGINDENTIFIKASI KENDALA DAN SOLUSI .............................. 32 BAGIAN 3 PROSES PENELITIAN ..................................................... 34 A. KONSEP PROSES PENELITIAN....................................................... 34 B. TAHAP PERENCANAAN PENELITIAN ............................................ 36 C. TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................. 41 D. TAHAP PELAPORAN PENELITIAN ................................................. 43 METODOLOGI PENELITIAN iv BAGIAN 4 PENETAPAN TOPIK PENELITIAN ...................................... 46 A. TOPIK PENELITIAN ....................................................................... 46 B. SYARAT MENENTUKAN TOPIK PENELITIAN ................................. 48 C. JENIS TOPIK PENELITIAN .............................................................. 50 D. KATEGORI PENELITIAN DAN CONTOH TOPIK PENELITIAN .......... 54 BAGIAN 5 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN ..............................60 A. PENGERTIAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN......................... 60 B. PENTINGNYA RUMUSAN MASALAH PENELITIAN ........................ 61 C. SUMBER MASALAH PENELITIAN .................................................. 62 D. KRITERIA MASALAH PENELITIAN YANG BAIK............................... 63 E. LANGKAH-LANGKAH DALAM MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN .................................................................................. 65 F. MANFAAT RUMUSAN MASALAH YANG BAIK .............................. 70 G. CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN ............................... 71 BAGIAN 6 TUJUAN PENELITIAN..................................................... 79 A. EKSPLORASI.................................................................................. 80 B. DESKRIPSI..................................................................................... 86 C. EKSPLANASI ................................................................................. 92 BAGIAN 7 HIPOTESIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN ..................... 101 A. KAITAN HIPOTESIS & PERTANYAAN PENELITIAN....................... 101 B. PERNYATAAN “JIKA-MAKA” ....................................................... 101 C. HIPOTESIS BERARAH DAN TIDAK BERARAH............................... 104 D. HIPOTESIS NOL DAN ALTERNATIF .............................................. 108 BAGIAN 8 JENIS-JENIS PENELITIAN ............................................... 112 A. PENGENALAN PENELITIAN......................................................... 112 METODOLOGI PENELITIAN v B. MENGENAL LEBIH LANJUT TENTANG JENIS PENELITIAN........... 116 C. PERBANDINGAN ANTARA JENIS PENELITIAN ............................ 121 BAGIAN 9 PENGANTAR BASIS DATA ............................................ 128 A. PENGANTAR DALAM PEMILIHAN METODOLOGI PENELITIAN... 128 B. TUJUAN PENELITIAN .................................................................. 129 C. TIPE DATA .................................................................................. 131 D. KARAKTERISTIK SUBJEK ATAU OBJEK PENELITIAN..................... 133 E. KONTEKS PENELITIAN ................................................................ 134 F. KETERSEDIAAN SUMBER DAYA .................................................. 136 BAGIAN 10 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................... 138 A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................................. 138 B. INTERVIEW (WAWANCARA) ...................................................... 139 C. KUESIONER (ANGKET)................................................................ 146 D. OBSERVASI ................................................................................. 152 BAGIAN 11 PENGOLAHAN DATA ................................................. 156 A. PENGOLAHAN DATA .................................................................. 156 B. METODE PENGOLAHAN DATA ................................................... 157 C. TAHAPAN PENGOLAHAN DATA ................................................. 160 D. ANALISIS DATA........................................................................... 167 BAGIAN I2 METODE ANALISIS DATA KUANTITATIF ......................... 171 A. PENGERTIAN ANALISIS DATA KUANTITATIF .............................. 171 B. TUJUAN METODE ANALISIS KUANTITATIF ................................. 172 C. KARAKTERISTIK METODE ANALISIS KUANTITATIF ..................... 174 D. TAHAPAN METODE ANALISIS DATA KUANTITATIF .................... 175 E. ANALISIS DESKRIPTIF ................................................................. 176 METODOLOGI PENELITIAN vi F. ANALISIS INFERENSIAL ............................................................... 182 G. ANALISIS MULTIVARIAT ............................................................. 184 BAGIAN 13 METODE ANALISIS DATA KUALITATIF .......................... 186 A. PENGERTIAN DATA KUALITATIF................................................. 186 B. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF . 189 C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUALITATIF ............................... 192 D. ANALISIS DATA KUALITATIF ....................................................... 200 BAGIAN I4 ETIKA PENELITIAN ..................................................... 206 A. PENGERTIAN ETIKA PENELITIAN ................................................ 206 B. PRINSIP DASAR DAN KAIDAH ETIKA PENELITIAN....................... 209 C. TUJUAN DAN MANFAAT ETIKA PENELITIAN .............................. 215 D. ETIKA DAN KUALITAS DATA PENELITIAN ................................... 216 E. KODE ETIK PENELITIAN .............................................................. 217 F. PELANGGARAN ETIKA PENELITIAN ............................................ 218 BAGIAN 15 STRUKTUR KARYA TULIS ILMIAH ................................ 222 A. PENDAHULUAN.......................................................................... 222 B. BAGIAN AWAL KARYA TULIS ILMIAH ......................................... 223 C. BAGIAN UTAMA KARYA TULIS ILMIAH ...................................... 226 D. BAGIAN AKHIR KARYA TULIS ILMIAH ......................................... 232 BAGIAN I6 PENGGUNAAN REFERENSI DAN KUTIPAN ..................... 235 A. PENGERTIAN REFERENSI ............................................................ 235 B. TUJUAN REFERENSI.................................................................... 237 C. KUTIPAN..................................................................................... 239 D. MACAM-MACAM KUTIPAN ....................................................... 240 E. PENULISAN KUTIPAN ................................................................. 242 METODOLOGI PENELITIAN vii BAGIAN 17 TATA BAHASA DAN GAYA PENULISAN ......................... 248 A. BAHASA RAGAM ILMIAH ........................................................... 248 B. TATA BAHASA RAGAM ILMIAH .................................................. 251 C. GAYA PENULISAN....................................................................... 257 BAGIAN I8 PENYAJIAN HASIL PENELITIAN .................................... 261 A. SELAYANG PANDANG PENELITIAN DAN PENYAJIAN DATA ......261 B. BENTUK/JENIS PENYAJIAN DATA ........................................ 264 C. VARIAN PENYAJIAN DATA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF ............................................................ 270 DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 279 TENTANG PENULIS .................................................................... 296 METODOLOGI PENELITIAN viii BAGIAN 1 PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN A. PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN Apakah kamu pernah mendengar kata penelitian? Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk memperoleh data yang kemudian digunakan untuk kepentingan tertentu. Seseorang yang melakukan penelitian disebut juga dengan istilah peneliti. Selain itu, penelitian bukan hanya dilakukan oleh seseorang saja, tetapi terkadang dilakukan oleh kelompok atau organisasi. Penelitian yang termasuk kegiatan ilmiah, maka dalam melakukan kegiatan ini, harus dilakukan dengan cara-cara yang sistematis, rasional atau masuk akal, dan data-data yang valid atau sesuai dengan fakta. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian tidak boleh dilakukan secara asal-asalan karena bisa menghasilkan penelitian yang sulit dipahami oleh pembaca. Supaya penelitian tidak dilakukan secara asal-asalan, maka bagi peneliti harus menggunakan yang namanya metodologi penelitian. Bicara soal metodologi penelitian bisa dibilang sebagai salah satu disiplin ilmu yang hingga saat ini masih tumbuh. Bahkan, sampai saat ini juga metodologi penelitian terus dikembangkan. Maka dari itu, metodologi sudah termasuk dalam salah satu mata kuliah yang wajib diikuti. Metodologi penelitian, terdiri dari dua kata, yaitu metodologi dan penelitian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metodologi adalah ilmu tentang metode; uraian tentang metode. Sedangkan penelitian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Jadi, metodologi penelitian adalah suatu cara atau teknik untuk mendapatkan informasi dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Informasi atau data ini bisa dalam bentuk apa saja, literatur, seperti jurnal, artikel, tesis, buku, koran, dan sebagainya. Selain itu, metodologi penelitian bisa juga diperoleh melalui media elektronik seperti televisi atau radio. Bahkan sumber data bisa juga diperoleh dari survei atau wawancara. Maka dari itu, ketika seseorang ingin melakukan menentukan metodologi penelitian terlebih dahulu. Dengan ditentukannya, metodologi penelitian, maka peneliti menjadi lebih memahami alur kerja atau langkah-langkah dalam melakukan penelitian. Tidak hanya itu, peneliti juga akan mudah menemukan jawaban dari topik permasalahan yang sedang diteliti, sehingga penelitian dapat diselesaikan dengan hasil yang maksimal. Jadi secara harfiahnya Secara umum, metodologi penelitian diartikan sebagai proses atau cara ilmiah METODOLOGI PENELITIAN 2 untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi berisi tentang metode – metode ilmiah, langkahnya, jenis – jenisnya sampai kepada batas – batas dari metode ilmiah. Sedangkah penelitian merupakan suatu usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui bukti – bukti fakta dengan tata cara kerja ilmiah tertentu yang krisis dan terkendali Dibutuhkannya metodologi penelitian bukan tanpa alasan karena dalam melakukan penelitian dibutuhkan suatu cara yang sistematis. Dengan metodologi penelitian inilah, maka suatu penelitian bisa dipertanggungjawabkan karena memiliki tingkat kredibilitas yang cukup tinggi. Bagi sebagian orang beranggapan bahwa metodologi penelitian sama dengan metode penelitian, tetapi sebenarnya kedua hal itu berbeda. Perbedaan antara kedua istilah tersebut terletak pada cakupannya (yang berupa cara atau teknik melakukan penelitian). Metodologi penelitian memiliki cakupan yang lebih besar. Sementara itu, metode penelitian memiliki cakupan yang lebih kecil. Oleh karena itu, metode penelitian termasuk bagian dari metodologi penelitian. Metodologi penelitian seringkali digunakan oleh para dosen, peneliti, atau bahkan mahasiswa dalam melakukan penelitian. Dalam membuat metodologi penelitian biasanya terdiri dari rumusan masalah, kerangka pemikiran atau kerangka berpikir, kemudian masuk pada bagian hipotesis. Rumusan masalah dan METODOLOGI PENELITIAN 3 hipotesis bisa dibilang merupakan hal yang perlu ada dalam membuat metodologi penelitian karena kedua unsur tersebut satu sama lain saling melengkapi dan bisa menjelaskan suatu topik permasalahan yang akan diteliti. Dalam melakukan penelitian kita perlu mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku, agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan valid. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksud dari cara ilmiah adalah bahwa kegiatan penelitian bersandar pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, sistematis dan empiris. Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan masuk akal, sehingga dapat dijangkau dengan oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara atau langkah yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau langkah yang digunakan. Seistematis, berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Data penelitian yang dihasilkan haruslah memiliki kriteria tertentu, yaitu valid, reliable, obyektif. Dikatakan valid, yaitu menunjukkan derajat ketepatan/kesesuaian antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti dengan data yang diperoleh oleh peneliti. Untuk memperoleh data yang langsung valid dalam sebuah penelitian sering sulit dilakukan, maka dari itu data yang sudah METODOLOGI PENELITIAN 4 terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dilakukan pengujian realibilitas dan obyektivitas. Data yang reliabel dan obyektif, biasanya akan valid. Sebaliknya data yang valid pasti reliabel dan obyektif. Lantas apa itu reliabel dan obyektif? Reliabel berkaitan dengan derajat konsistensi/keajekan data dalam interval watu tertentu. Sedangkan obyektif terkait dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang), contohnya ketika banyak orang yang menyepakati bahwa siswa yang melakukan tawuran sebanyak 100 orang, maka data tersebut bisa dikatan data yang obyektif. Data yang reliabel belum tentu valid dan data yang obyektif belum tentu valid. Untuk memperoleh data yang valid, reliabel, dan obyektif dalam penelitian kuantitatif, maka instrument penelitiannya harus valid dan reliabel, maksudnya pengumpulan data dilakukan dengan cara yang benar pada sampel yang representatif (mewakili populasi yang diteliti). Sedangkan untuk penelitian kualitatif, untuk memperoleh data yang valid dan reliabel, peneliti harus menjadi human instument yang baik, mengumpulkan data secara triangulasi dari berbagai sumber data yang tepat , dan melakukan pengujian keabsahan data. Untuk penelitian kombinasi, agar memperoleh data yang valid, reliabel, dan obyektif maka cara yang digunakan adalah dengan menggabungkan cara/metode yang dilakukan dalam metode kuantitatif dan kualitatif. METODOLOGI PENELITIAN 5 B. JENIS-JENIS METODOLOGI PENELITIAN Secara umum ada tiga metode penelitian yang umum digunakan terutama dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Ketiga metode penelitian itu terdiri dari, metode penelitian kuantitatif, metode penelitian kualitatif, dan metode penelitian kombinasi (mixed methods). 1. Metode Kualitatif Metode kualitatif adalah salah satu jenis metodologi penelitian yang di mana dalam penerapannya menggunakan data-data yang berasal dari hasil riset yang kemudian dianalisis. Dalam hal ini, hasil riset bisa berasal dari wawancara, pengisian kuisioner, dan suatu poling. Oleh sebab itu, metode kualitatif merupakan metode yang berasal dari sudut pandang partisipan. Landasan Metode penelitian adalah filsafat postpositivisme. Digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (lawan eksperimen), dimana peneliti sebagai instrument kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif/kualitatif. Hasil penelitian kualitatif menekankan makna dari pada generalisasi. Menurut Creswell dalam Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif dibagi menjadi lima macam yaitu phenomenological research, grounded theory, ethnography, case study dan narrative research. METODOLOGI PENELITIAN 6 Phenomenological research, merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya. Grounded theory, adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, yang mana peneliti bisa menarik generalisasi apa yang diamati/dianalisa secara induktif, teori abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti. Ethnography, merupakan jenis penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompokk dalam kondisi yang alamiah melalui observasi dan wawancara. Case studies, merupakan penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan. Narrative research, merupakan penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi terhadap satu orang individu atau lebih untuk mendapatkan data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun menjadi laporan naratif kronologis. METODOLOGI PENELITIAN 7 2. Metode Kuantitatif Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang sumber datanya diambil melalui sampel yang bersifat matematis. Oleh karena itu, metode kuantitatif selalu identik dengan hitung menghitung dan selalu berkaitan dengan angka. Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, dipakai untuk meneliti pada populasi ataupun sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan alat ukur (instrumen) penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dibuat/ditetapkan. Secara umum metode kuantitatif terdiri atas metode survey dan metode eksperimen. 1. Metode Survei Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuisioner) dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan. 2. Metode Eksperimen METODOLOGI PENELITIAN 8 Metode eksperimen merupakan metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain (selain variabel treatment) yang mempengaruhi variabel dependen. Agar kondisi dapat dikendalikan, maka dalam penelitian eksperimen menggunakan kelompok kontrol. Penelitian eksperimen sering dilakukan di laboratorium. 3. Metode Deskriptif Metode deskriptif adalah metode penelitian yang berkaitan dengan menulis terutama dalam membuat suatu deskripsi. Dengan kata lain, metode ini merupakan suatu metode yang bentuknya berupa bahasa dan kalimat deskriptif. Meskipun menggunakan metode ini juga perlu begitu, dilakukan riset dalam dan pengambilan sumber data yang valid. Pengertian Metode penelitian deskriptif adalah prosedur penelitian atau pemecahan masalah yang diselidiki dengan gambaran subjek atau objek yang digunakan berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya. 4. Metode Eksperimental Metode eksperimental adalah metode penelitian yang berasal dari suatu eksperimen. Meskipun begitu, dalam menggunakan metode ini perlu juga untuk melakukan observasi data terlebih dahulu. METODOLOGI PENELITIAN 9 Biasanya metode ini digunakan untuk mencari sebab akibat dari suatu perilaku dari suatu data yang telah diobservasi Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode yang bertujuan untuk menguji pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain atau menguji bagaimana hubungan sebab akibat antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Secara epistemologis, metodologi riset barkaitan dengan pembahasan mengenai bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Dalam riset dasar, dikenal dua kelompok paradigma yang dominan: (1) paradigma positivistik (metode kuantitatif); (2) paradigma fenomenologis/interpretif (metode kualitatif). Paradigma positivistik menggunakan proses riset yang konvensional-linier, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. fenomena-fenomena sosial/pendidikan diamati secara parsial, yaitu dengan cara mereduksi sejumlah variable yang dianggap kurang penting dalam menjelaskan fenomena-fenomena yang dimaksud; 2. berpandangan bahwa fenomena-fenomena kehidupan manusia di lingkungan sosialnya bersifat mekanistik dan berlaku universal 3. proses riset menggunakan logika berpikir rasional dan deduktif; 4. menekankan pada uji hipotesis dan mengejar generalis 5. fenomena-fenomena yang diamati sifatnya teratur/tidak random, sehingga dapat diprediksikan; METODOLOGI PENELITIAN 10 6. berpandangan bahwa teori bebas nilai dan menganut kebenaran tunggal (nomotetis); 7. memisahkan teori dan praktik. Di lain pihak, paradigma fenomenologis (interpretif) dalam praktik pelaksanaan riset sering dianggap sebagai proses riset yang bersifat siklikal, berpandangan bahwa realitas (fenomena) tidak tunggal, tetapi bersifat jamak (plural). Tujuan utama riset fenomenologis adalah untuk memperoleh pemahanan terhadap makna (meaning), karena menurut pandangan fenomenologis fenomena (perilaku) yang sama akan mempunyai makna yang berbeda pada konteks kultural yang berbeda. Di dalam mengembangkan pemahaman makna terhadap fenomena 5. Fenomenologi Fenomenologi adalah metode penelitian yang digunakan untuk membahas dan menganalisis suatu fenomena tertentu. Oleh karena itu, sumber data yang digunakan pada jenis metodologi penelitian ini adalah suatu analisis yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya serta subjek yang sudah mengalami suatu fenomena. 6. Survei Survei adalah jenis metodologi penelitian yang digunakan untuk mengetahui dan menganalisis suatu perilaku pada subjeknya. Pada umumnya, data dari metode ini berupa wawancara atau kuesioner, sehingga data yang dihasilkan lebih sering berupa angka. Oleh METODOLOGI PENELITIAN 11 karena itu, metode ini juga sering dibilang kalau datanya bersifat kuantitatif. 7. Metode Grounded Metode grounded adalah metodologi penelitian yang sering dipergunakan untuk melakukan penelitian atau riset pada bidang sosiologi. Dengan metode ini, maka hasil penelitian sosiologi bisa lebih jelas, sehingga isinya sangat kompleks tetapi tetap mudah dipahami. 8. Etnografi Etnografi adalah salah satu jenis metodologi penelitan yang lebih sering digunakan pada penelitian yang berkaitan dengan perilaku atau tindakan sosial seseorang. Dengan metode ini, peneliti akan melakukan penelitian secara detail dan tanpa rekayasa atau bisa dibilang sesuai dengan data-data yang sudah diperoleh. Etnografi merupakan suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini sangat percaya pada ketertutupan, pengalaman pribadi,dan partisipasi yang mungkin, tidak hanya pengamatan, oleh para peneliti yang terlatih dalam seni etnografi. Para etnografer ini sering bekerja dalam tim yang multidisipliner. Di mana titik fokus penelitiannya dapat meliputi studi intensif budaya dan bahasa, bidang atau domain tunggal, ataupun gabungan metode historis, observasi, dan wawancara. Pada awalnya etnografi berakar pada bidang antropologi dan sosiologi. Namun para praktisi dewasa ini melaksanakan penelitian METODOLOGI PENELITIAN 12 etnografi dalam segala bentuk. Ahli etnografi melakukan studi persekolahan, kesehatan masyarakat, perkembangan pedesaan dan perkotaan, konsumen dan barang konsumsi, serta arena manusia manapun. Perlu dicatat bahwa penelitian etnografi ini juga dapat didekati dari titik pandang preservasi seni dan kebudayaan, dan lebih sebagai suatu usaha deskriptif daripada usaha analitis. Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan penelitiannya pada suatu masyarakat, namun tidak selalu secara geografis saja, melainkan dapat juga memerhatikan pekerjaan, pangangguran, dan aspek masyarakat lainnya. Beserta pemilihan informan yang mengetahui dan memiliki suatu pandangan atau pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat. C. MANFAAT METODOLOGI PENELITIAN Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa metodologi penelitian ini akan digunakan pada saat melakukan penelitian. Metodologi penelitian itu sendiri memiliki beberapa manfaat diantaranya: Mempertajam Hasil Penelitian,Suatu penelitian yang tajam dan mendalam pastinya membutuhkan sumber data yang sangat banyak. Bukan hanya banyak saja, tetapi sumber data yang digunakan pada penelitian pun harus berkualitas dan berkaitan dengan topik permasalahan penelitian. Semakin tajan suatu METODOLOGI PENELITIAN 13 penelitian menandakan bahwa penelitian tersebut semakin detail dan kompleks. Untuk bisa menghasilkan penelitian yang tajam dan mendalam, maka perlu membuat metodologi penelitian. Dengan hal ini, peneliti akan lebih mudah untuk mengetahui hal-hal dasar dalam melakukan penelitian. Dengan kata lain, tanpa adanya metodologi penelitian, maka peneliti akan sulit untuk melakukan atau memulai riset, analisis, bahkan sampai mengambil kesimpulan. Jika sudah terjadi seperti itu, maka penelitian yang dilakukan menjadi kurang maksimal. Alur Penelitian Menjadi Jelas, Manfaat kedua yang bisa dirasakan saat menggunakan metodologi penelitian dalam penelitian adalah alur penelitian menjadi jelas. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa peneliti akan lebih mudah untuk menyelesaikan penelitian karena sudah mengetahui langkah-langkah yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Dengan alur penelitian yang jelas, maka hasil penelitian akan menjadi jelas atau tidak melenceng kemana-mana, sehingga pembaca akan lebih mudah dalam memahami suatu penelitian. Pembaca yang mudah memahami suatu penelitian, tak menutup kemungkinan kalau penelitian tersebut akan digunakan oleh pembaca untuk melakukan penelitian dengan topik pembahasan yang sama (pengembangan) atau dengan topik pembahasan yang baru. METODOLOGI PENELITIAN 14 Dapat Menghasilkan Penelitian yang Bermanfaat, Penelitian yang bermanfaat merupakan penelitian yang memberikan solusi dari topik permasalahan yang sudah diteliti. Manfaat dari penelitian ini bisa dirasakan oleh peneliti atau pembaca. Namun, untuk bisa menghasilkan penelitian yang bermanfaat atau penelitian yang solutif, maka diperlukan riset yang mendalam. Hal yang perlu dilakukan untuk bisa melakukan riset yang mendalam adalah melakukan kegiatan penelitian dengan cara yang sistematis atau bisa dibilang menggunakan metodologi penelitian. Sumber data yang berasal dari metodologi valid serta riset akan dilakukan dengan penuh ketelitian, sehingga solusi yang diberikan atas topik permasalahan penelitian tidak ada celah dan bisa dimanfaatkan. Penelitian Bisa Dipertanggungjawabkan, Manfaat yang akan diperoleh dari menggunakan metodologi penelitian adalah hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan. Manfaat ini bisa diperoleh karena ketika memakai metodologi penelitian, sumber datanya sangat valid. Selain itu, dengan sumber data yang valid, maka hasil peneliti akan dipercaya oleh banyak orang. Bahkan, peneliti itu sendiri bisa dipercaya juga oleh banyak orang bahwa bisa membuat penelitian yang berkualitas. Nah, untuk mendapatkan sumber data yang valid dibutuhkan suatu langkah yang sistematis dan langkah itu ada di dalam metodologi penelitian. Oleh karena METODOLOGI PENELITIAN itu, dalam melakukan penelitian, 15 metodologi penelitian sering digunakan oleh para peneliti supaya tetap bisa menghasilkan penelitian yang berkualitas sekaligus bisa dipertanggungjawabkan. Dapat Mengatasi Keterbatasan, Manfaat kelima dari metodologi penelitian adalah dapat mengatasi keterbatasan ketika melakukan penelitian. Dalam hal ini, keterbatasan yang dimaksud, meliputi biaya, waktu, tenaga, dan sebagainya. Dengan berbagai macam keterbatasan yang dapat diatasi, maka peneliti akan lebih mudah dalam menyelesaikan penelitiannya. D. TUJUAN METODOLOGI PENELITIAN Tujuan Metodologi Penelitian Secara Umum - Bertujuan untuk melakukan pengembangan terhadap pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. - Untuk mendapatkan pengetahuan serta penemuan yang baru atau belum ada yang pernah meneliti pada topik penelitian yang sama. - Untuk membuktikan sekaligus menguji sumber data yang digunakan dalam penelitian, apakah valid dan kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan. Untuk mendapatkan penelitian dengan landasan teori yang sesuai. Tujuan Metodologi Penelitian Secara Praktis - Memudahkan peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya. METODOLOGI PENELITIAN 16 - Memberi dukungan kepada pembaca atau orang banyak dalam mengatasi permasalahan yang sedang terjadi melalui hasil penelitian - Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Meskipun memiliki keterbatasan pada penelitian, tetapi dengan metodologi, maka semua keterbatasan itu dapat dikelola dengan baik. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa metodologi penelitian merupakan salah satu cara untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada saat penelitian. Jadi, jangan pernah ragu untuk membuat metodologi penelitian ketika sedang melakukan penelitian. E. CONTOH METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodolog penelitian kualitatif. Penelitian menggunakan metodologi penelitian kualitatif bertujuan agar dapat mengungkapkan fakta-fakta sosial dalam bentuk deskripsi. metode kualitatif juga memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Cara-cara ilmiah yang mendorong metodologi penelitian kualitatif dianggap sebagai multi metode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan. METODOLOGI PENELITIAN 17 Alam penelitian karya sastra akan melibatkan pengarang, lingkungan sosial di mana pengarang berada, termasuk unsur-unsur kebudayaan pada umumnya. Dengan kata lain, metodologi penelitian kualitatif dalam ilmu sosial dan ilmu sastra mempunyai dua sumber yang berbeda. Dalam ilmu sosial sumber datanya adalah masyarakat, data penelitiannya adalah tindakan-tindakan, sedangkan dalam ilmu sastra sumber datanya adalah karya naskah, data penelitiannya, sebagai data formal adalah karya, kata, kalimat, dan wacana. Penelitian ini lebih memberikan perhatian pada isi pesan yang terkandung di dalam sebuah karya sastra. Oleh karena itu, penulis menekankan bagaimana memberikan makna isi komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi di dalam karya sastra. Analisis isi merupakan sebuah metodologi yang untuk menganalisis isi terutama yang berhubungan dengan komunikasi. Isi dalam metodologi analisis isi terdiri dari atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi sebagaimana dimaksudkan penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam hubungan naskah dengan konsumen F. KESIMPULAN Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus METODOLOGI PENELITIAN 18 ditempuh seorang peneliti, menetapkan waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis. Dalam pembahasan ini dijelaskan terlebih dahulu tujuan penelitian, pengertian tentang metode sebuah penelitian termasuk pengertian metode penelitian menurut para ahli/pakar, serta pendekatan -pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian. Pada akhirnya Mahasiswa/i mendapatkan gambaran yang utuh mengenai prosedur pelaksaan penelitian dengan menggunakan pendekatan Kualitatif maupun Kuantitatif berdasarkan metode - metode ilmiah. Dengan adanya metodologi penelitian, maka suatu penelitian bisa lebih mudah diselesaikan dan bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan, dengan metodologi penelitian, peneliti bisa menghasilkan penelitian yang bisa memberikan manfaat bagi pembaca atau peneliti itu sendiri, sehingga bisa penelitian tersebut bisa berperan dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. METODOLOGI PENELITIAN 19 BAGIAN 2 PERAN METODOLOGI DALAM PENELITIAN A. MEMBANTU PERANCANGAN PENELITIAN Membantu perancangan penelitian sebagai salah satu peran metodologi dalam penelitian mengacu pada kontribusi metodologi dalam membimbing dan menyusun kerangka kerja penelitian sebelum penelitian tersebut dilaksanakan. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan maksud dari peran ini: 1. Menentukan Pendekatan Penelitian yang Tepat -> Metodologi membantu peneliti dalam memilih pendekatan penelitian yang sesuai dengan tujuan, ruang lingkup, dan masalah penelitian yang ingin diteliti. Misalnya, apakah penelitian akan menggunakan pendekatan kualitatif, kuantitatif, atau gabungan (mixed methods). 2. Merumuskan Pertanyaan Penelitian yang Relevan -> Dengan bimbingan metodologi, peneliti dapat merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas, relevan, dan sesuai dengan objektif penelitian yang ingin dicapai. 3. Merancang Rancangan Penelitian yang Efektif -> Metodologi membantu peneliti dalam merancang rancangan penelitian yang efektif, termasuk pemilihan sampel, penggunaan instrumen pengumpulan data, dan penetapan prosedur penelitian yang tepat. METODOLOGI PENELITIAN 20 4. Mengidentifikasi Variabel dan Hipotesis Penelitian -> Dengan bimbingan metodologi, peneliti dapat mengidentifikasi variabel yang akan diteliti serta merumuskan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. 5. Menentukan Teknik Pengumpulan Data yang Sesuai -> Metodologi membantu peneliti dalam menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Misalnya, apakah akan menggunakan wawancara, kuesioner, observasi, atau kombinasi dari beberapa teknik tersebut. 6. Membimbing Pengolahan Data -> Metodologi membantu peneliti dalam memilih teknik-teknik analisis yang sesuai untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. B. MENJAMIN VALIDITAS DAN KEANDALAN PENELITIAN Menjamin validitas dan keandalan penelitian adalah salah satu peran krusial dari metodologi dalam proses penelitian. Validitas Penelitian -> Validitas mengacu pada sejauh mana penelitian tersebut mengukur atau mengevaluasi apa yang seharusnya diukur atau dievaluasi. Dalam konteks ini, metodologi membantu memastikan bahwa alat pengukuran dan prosedur yang digunakan dalam penelitian benar-benar mencerminkan konsep atau variabel yang ingin diteliti. Misalnya, jika penelitian ingin METODOLOGI PENELITIAN 21 mengukur kebahagiaan subjek, maka instrumen yang digunakan harus secara valid mengukur aspek-aspek yang terkait dengan kebahagiaan. Keandalan Penelitian -> Keandalan (reliabilitas) merujuk pada konsistensi hasil yang diperoleh dari penelitian yang sama jika dilakukan berulang kali di bawah kondisi yang sama. Metodologi membantu dalam memastikan bahwa prosedur penelitian yang diterapkan dapat menghasilkan hasil yang konsisten. Mencakup reliabilitas instrumen pengukuran, konsistensi dalam pengumpulan data, dan konsistensi hasil dari berbagai pengamat atau peneliti yang terlibat dalam penelitian. Metode Pengukuran yang Valid dan Reliabel -> Metodologi membantu dalam pemilihan dan pengembangan alat pengukuran (misalnya kuesioner, skala, atau tes) yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Memastikan bahwa data yang diperoleh benar-benar mencerminkan konstruk yang diukur dan dapat diandalkan untuk penggunaan analisis. Kontrol terhadap Bias -> Metodologi membantu dalam mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi validitas dan keandalan penelitian, seperti bias pemilihan sampel, bias pengukuran, atau bias peneliti. Dengan demikian, metodologi membantu memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan dapat dipercaya. METODOLOGI PENELITIAN 22 Analisis Statistik yang Tepat -> Metodologi juga memainkan peran penting dalam pemilihan dan penerapan teknik analisis data yang sesuai. Analisis statistik yang tepat dapat membantu menguji validitas dan keandalan temuan penelitian dengan benar, serta menghasilkan kesimpulan yang dapat diandalkan. C. MENGARAHKAN ANALISIS DATA Mengarahkan analisis data sebagai salah satu peran metodologi dalam penelitian mengacu pada kontribusi metodologi dalam membimbing peneliti dalam melakukan proses analisis data dengan tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. 1. Menentukan Metode Analisis yang Tepat ->Metodologi membantu peneliti dalam memilih metode analisis yang sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan dan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab. Misalnya, apakah analisis akan menggunakan metode statistik deskriptif, analisis regresi, atau analisis kualitatif. 2. Mengarahkan Prosedur Analisis -> Metodologi memberikan panduan tentang langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan analisis data, termasuk tahapan awal seperti pembersihan data, pengkodean data (jika diperlukan), dan kemudian aplikasi teknik analisis yang sesuai. 3. Interpretasi Hasil dengan Tepat -> Metodologi membantu peneliti dalam menginterpretasikan hasil analisis dengan benar. METODOLOGI PENELITIAN 23 Melibatkan memastikan bahwa temuan statistik atau temuan kualitatif dijelaskan dengan tepat sesuai dengan tujuan penelitian dan konteks teoritis yang relevan. 4. Menarik Kesimpulan yang Relevan -> Metodologi membimbing peneliti dalam menarik kesimpulan yang berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan. Melibatkan memastikan bahwa kesimpulan yang diambil didukung oleh bukti yang ditemukan dalam data dan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. 5. Mengidentifikasi Pola atau Temuan Penting -> Metodologi membantu peneliti dalam mengidentifikasi pola atau temuan penting dalam data yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Memungkinkan peneliti untuk mengungkap wawasan yang bermanfaat dan menjelaskan implikasi penelitian dengan lebih baik. 6. Memberikan Kerangka untuk Presentasi Hasil -> Metodologi juga memberikan kerangka untuk penyajian hasil analisis secara terstruktur dan jelas dalam laporan penelitian. Termasuk penyajian grafis, tabel, atau narasi yang sesuai dengan standar penelitian yang berlaku. D. MENGARAHKAN PENELITIAN MENUJU TUJUAN Mengarahkan penelitian menuju tujuan sebagai salah satu peran metodologi dalam penelitian mengacu pada kontribusi metodologi dalam memastikan bahwa setiap langkah penelitian yang diambil METODOLOGI PENELITIAN 24 sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut: Pemahaman yang Jelas tentang Tujuan Penelitian -> Metodologi membantu peneliti untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai. Termasuk pemahaman tentang pertanyaan penelitian, hipotesis, atau tujuan umum dari penelitian tersebut. Mengembangkan Rencana Penelitian yang Terarah -> Berdasarkan tujuan penelitian, metodologi membantu peneliti dalam merencanakan setiap tahapan penelitian dengan terarah. Meliputi perumusan masalah, pemilihan metode, desain penelitian, pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi hasil. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya -> Dengan arahan metodologi, peneliti dapat mengalokasikan sumber daya yang tersedia dengan efisien untuk mencapai tujuan penelitian. Hal ini termasuk waktu, tenaga, anggaran, dan fasilitas penelitian yang diperlukan. Menghindari Penyelewengan dari Tujuan -> Metodologi membimbing peneliti untuk tetap fokus pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan menghindari penyelewengan atau pemborosan sumber daya pada kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut. Menyesuaikan Penelitian dengan Temuan yang Diperoleh -> Metodologi membantu peneliti untuk secara fleksibel menyesuaikan rencana penelitian dengan temuan yang diperoleh selama proses penelitian. Hal ini memungkinkan peneliti untuk tetap terarah menuju tujuan sambil tetap responsif terhadap perubahan dalam data atau lingkungan penelitian. Menjamin Relevansi dan Signifikansi Penemuan -> Dengan mengarahkan METODOLOGI PENELITIAN 25 penelitian menuju tujuan, metodologi membantu memastikan bahwa penelitian menghasilkan temuan yang relevan dan signifikan yang dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pengetahuan dalam bidang yang bersangkutan. E. MENDUKUNG INTERPRETASI HASIL Mendukung interpretasi hasil sebagai salah satu peran metodologi dalam penelitian merujuk pada kontribusi metodologi dalam membantu peneliti untuk menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan secara tepat dan bermakna. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut: 1. Memberikan Kerangka Interpretatif -> Metodologi menyediakan kerangka kerja atau pendekatan interpretatif yang membantu peneliti dalam memahami hasil penelitian dengan lebih baik. Meliputi pendekatan hermeneutika, fenomenologi, atau pendekatan teori-terkait, tergantung pada jenis penelitian yang dilakukan. 2. Menganalisis Hubungan Antar Variabel -> Metodologi membantu dalam menganalisis hubungan antara variabelvariabel yang diteliti, baik itu melalui analisis statistik maupun analisis kualitatif. Memungkinkan peneliti untuk menginterpretasikan bagaimana variabel-variabel tersebut saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. METODOLOGI PENELITIAN 26 3. Menafsirkan Temuan Secara Mendalam -> Metodologi membantu peneliti dalam menafsirkan temuan secara mendalam dengan mempertimbangkan sebelumnya, dan implikasi konteks praktis teoretis, dari hasil temuan penelitian. Memungkinkan peneliti untuk memahami arti dan relevansi hasil penelitian dalam konteks yang lebih luas. 4. Mengidentifikasi Pola atau Temuan Kunci -> Metodologi membantu peneliti dalam mengidentifikasi pola atau temuan kunci dalam data yang dikumpulkan. Memungkinkan peneliti untuk menyoroti aspek-aspek penting yang mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut atau memiliki implikasi yang signifikan. 5. Membandingkan Hasil dengan Teori atau Literatur yang Ada -> Metodologi membantu peneliti dalam membandingkan hasil penelitian mereka dengan teori yang ada atau literatur yang relevan dalam bidang penelitian yang sama. Memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan yang lebih kuat dan memvalidasi temuan mereka. 6. Memberikan Interpretasi yang Akurat dan Objektif ->Dengan bimbingan metodologi, peneliti dapat memberikan interpretasi yang akurat dan objektif terhadap hasil penelitian mereka, menghindari bias interpretatif yang tidak diinginkan dan memastikan keabsahan temuan. METODOLOGI PENELITIAN 27 F. MENINGKATKAN REPRODUKTIBILITAS PENELITIAN Meningkatkan reproduktibilitas penelitian sebagai salah satu peran metodologi dalam penelitian mengacu pada kontribusi metodologi dalam memastikan bahwa penelitian yang dilakukan dapat direplikasi atau direproduksi oleh peneliti lain dengan hasil yang serupa atau setidaknya mendekati. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut: 1. Menyediakan Rincian yang Jelas tentang Metode: Metodologi memastikan bahwa semua langkah yang terlibat dalam penelitian, termasuk desain eksperimental, teknik pengumpulan data, dan analisis statistik, didokumentasikan dengan rinci. Hal ini memungkinkan peneliti lain untuk memahami dengan jelas bagaimana penelitian dilakukan. 2. Menggunakan Instrumen dan Prosedur yang Terstandarisasi: Metodologi mempromosikan penggunaan instrumen dan prosedur yang terstandarisasi dalam penelitian. Misalnya, jika penelitian menggunakan kuesioner, instrumen tersebut harus diuji secara cermat untuk reliabilitas dan validitasnya. 3. Mempublikasikan Protokol Penelitian: Metodologi mendorong peneliti untuk mempublikasikan protokol penelitian mereka, termasuk desain eksperimental, rencana analisis data, dan kriteria inklusi atau eksklusi subjek. Hal ini memungkinkan peneliti lain untuk mereplikasi penelitian dengan tepat. 4. Transparansi dalam Pelaporan Hasil: Metodologi mendorong transparansi dalam METODOLOGI PENELITIAN pelaporan hasil penelitian, termasuk 28 presentasi temuan memungkinkan negatif peneliti atau lain tidak untuk signifikan. memahami Ini secara menyeluruh hasil penelitian dan menghindari bias seleksi dalam literatur ilmiah. 5. Memvalidasi Hasil dengan Penelitian Berulang: Metodologi mempromosikan praktik penelitian berulang untuk memvalidasi hasil penelitian. Peneliti yang menggunakan metode yang sama atau serupa diharapkan dapat mencapai hasil yang serupa, meningkatkan kepercayaan pada hasil penelitian. 6. Mendukung Penggunaan Data Terbuka: Metodologi mendukung praktik penggunaan data terbuka, di mana data penelitian disediakan untuk umum. Ini memungkinkan peneliti lain untuk menguji ulang analisis, mengonfirmasi temuan, atau menggunakan data untuk tujuan lain, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penelitian. Dengan demikian, reproduktibilitas peran penelitian metodologi sangat dalam penting meningkatkan karena hal ini memastikan bahwa penelitian yang dilakukan dapat dipercaya dan diandalkan oleh komunitas ilmiah. Dengan adanya metodologi yang kuat, peneliti dapat memastikan bahwa penelitiannya dapat direplikasi dengan hasil yang konsisten, memberikan kontribusi yang berkelanjutan terhadap pengetahuan dan pemahaman di bidang yang bersangkutan. METODOLOGI PENELITIAN 29 G. MEMBANTU DALAM PENYAJIAN HASIL Membantu dalam penyajian hasil sebagai salah satu peran metodologi dalam penelitian mengacu pada kontribusi metodologi dalam membimbing peneliti untuk menyajikan temuan penelitian dengan cara yang sistematis, jelas, dan relevan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut: 1. Struktur Penyajian yang Tepat: Metodologi membantu peneliti dalam menentukan struktur penyajian hasil penelitian yang sesuai dengan pengaturan standar bab-bab ilmiah atau yang berlaku. bagian-bagian Mencakup dalam laporan penelitian seperti pendahuluan, metode, hasil, dan kesimpulan. 2. Penggunaan Tabel, Grafik, dan Gambar yang Efektif: Metodologi membimbing peneliti dalam memilih dan menyusun tabel, grafik, atau gambar yang tepat untuk menggambarkan data dengan jelas dan efektif. Membantu pembaca untuk lebih mudah memahami dan menafsirkan hasil penelitian.Interpretasi yang Tepat dan Relevan: Metodologi membantu peneliti dalam menginterpretasikan hasil penelitian dengan tepat dan relevan terhadap pertanyaan penelitian yang telah diajukan. Ini melibatkan menghubungkan temuan dengan konteks teoritis, menerangkan implikasi praktis, dan menyampaikan signifikansi temuan dengan jelas. 3. Menghindari Bias dalam Penyajian: Metodologi membantu peneliti dalam menghindari bias dalam penyajian hasil, seperti bias pemilihan informasi atau bias interpretatif. Penyajian harus METODOLOGI PENELITIAN 30 objektif dan akurat, mencerminkan data yang sebenarnya dan tidak dimanipulasi untuk mengarahkan pembaca pada kesimpulan tertentu. 4. Penyampaian Temuan yang Komprehensif: Metodologi memastikan bahwa semua temuan yang relevan disajikan secara komprehensif, termasuk temuan positif, negatif, dan tidak signifikan. Hal ini membantu pembaca untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan akurat tentang hasil penelitian. 5. Konsistensi dengan Standar Penulisan Ilmiah: Metodologi membimbing peneliti dalam menulis laporan penelitian dengan konsisten sesuai dengan standar penulisan ilmiah yang berlaku. Ini mencakup penggunaan gaya bahasa yang tepat, kutipan yang sesuai, dan referensi yang akurat. Dengan demikian, peran metodologi dalam membantu penyajian hasil penelitian sangat penting karena penyajian hasil yang baik tidak hanya membantu peneliti untuk berbagi temuan mereka dengan efektif kepada komunitas ilmiah, tetapi juga meningkatkan transparansi, reproduktibilitas, dan dampak penelitian mereka secara keseluruhan. Metodologi yang baik membimbing peneliti dalam menyajikan hasil penelitian dengan cara yang dapat dipahami dan diapresiasi oleh audiens yang luas. METODOLOGI PENELITIAN 31 H. MENGINDENTIFIKASI KENDALA DAN SOLUSI Mengidentifikasi kendala dan solusi sebagai salah satu peran metodologi dalam penelitian mengacu pada kontribusi metodologi dalam membantu peneliti mengenali hambatan atau tantangan yang mungkin mereka hadapi selama proses penelitian dan menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut: 1. Pengenalan Potensi Kendala: Metodologi membantu peneliti dalam mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat menjadi kendala dalam penelitian, seperti keterbatasan sumber daya, batasan metodologis, atau masalah logistik. Memungkinkan peneliti untuk menjadi lebih proaktif dalam mengidentifikasi dan mengantisipasi potensi masalah. 2. Analisis Risiko: Metodologi membimbing peneliti dalam melakukan analisis risiko terhadap berbagai kendala yang mungkin muncul selama proses penelitian. Memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi kendala yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap kesuksesan penelitian. 3. Menyusun Rencana Kontingensi: Berdasarkan identifikasi kendala potensial, metodologi membantu peneliti dalam merencanakan solusi alternatif atau rencana kontingensi untuk mengatasi kendala tersebut. Hal ini memastikan bahwa peneliti memiliki strategi yang siap digunakan jika kendala muncul. 4. Menerapkan membantu Perbaikan peneliti METODOLOGI PENELITIAN atau dalam Peningkatan: menerapkan Metodologi perbaikan atau 32 peningkatan terhadap prosedur penelitian yang ada untuk mengatasi kendala yang muncul. Dapat melibatkan modifikasi desain penelitian, perubahan metode pengumpulan data, atau penyesuaian jadwal penelitian. 5. Komitmen terhadap Kualitas Penelitian: Metodologi mendorong peneliti untuk memprioritaskan kualitas penelitian dengan mengatasi kendala yang mungkin timbul dengan cara yang efektif dan efisien. Ini melibatkan kesadaran akan pentingnya mengatasi kendala untuk memastikan keabsahan, validitas, dan keandalan hasil penelitian. 6. Evaluasi dan Pembelajaran: Metodologi mendukung siklus evaluasi dan pembelajaran, di mana peneliti merefleksikan pengalaman mereka dalam mengatasi kendala dan mengevaluasi keefektifan solusi yang diterapkan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk belajar dari pengalaman mereka dan meningkatkan kualitas penelitian di masa mendatang. Dengan demikian, peran metodologi dalam mengidentifikasi kendala dan solusi dalam penelitian sangat penting karena hal ini memungkinkan peneliti untuk menghadapi tantangan dengan cara yang terstruktur dan terorganisir. Dengan pendekatan yang tepat, peneliti dapat mengatasi kendala dengan lebih efektif dan memastikan kelancaran dan kesuksesan penelitian mereka secara keseluruhan. METODOLOGI PENELITIAN 33 BAGIAN 3 PROSES PENELITIAN A. KONSEP PROSES PENELITIAN Proses merupakan suatu rangkaian langkah-langkah sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban dari suatu penelitian tertentu. Proses menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suatu rangkaian tindakan perbuatan atau pengelolaan, Dengan kata lain proses diartikan sebagai pengolahan atau perubahan bahan-bahan menjadi suatu hasil. Proses juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan untuk mencapai hasil. Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan mengamati, yang saling terkait, objektif, guna mengamati suatu masalah untuk mengetahui prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum pada teori masalah tersebut. Proses penelitian merupakan kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dengan budaya akademik. Kegiatan penelitian harus mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan. Kegiatan penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memperoleh atau mendapatkan METODOLOGI PENELITIAN suatu pengetahuan atau 34 memecahkan permasalahan yang di hadapi yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan logis. Dalam proses penelitian ilmiah terdapat problem/masalah, kajian hasil penelitian, lalu menjadi kerangka teori, rumusan hipotesis penelitian, desain penelitian, pengumpulan data, sajian data analisis data, dan yang terakhir adalah kesimpulan. Secara umum Langkah-langkah sistematis metode ilmiah antara lain meliputi: 1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2. Menyusun kerangka penelitian 3. Menguji hipotesis 4. Menarik kesimpulan Penelitian ilmiah memiliki tujuan untuk mencapai hasil yang valid dan berkualitas. Proses ini biasanya mencakup langkah-langkah yang membantu peneliti mencapai hasil yang diinginkan. Proses penelitian diupayakan untuk dijalankan dengan efektif dan efisien, agar temuan yang diperoleh menjadi lebih berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut, proses penelitian dapat dilakukan dengan tiga syarat, yaitu sistematis, terencana, dan dengan cara ilmiah: 1. Sistematis Proses penelitian dilaksanakan berdasarkan pola dan metode yang logis, dimulai dari hal yang paling sederhana, menengah, hingga hal yang kompleks dengan tatanan, secara teratur dan tepat, hingga peneliti mencapai tujuan secara efektif dan efisien. METODOLOGI PENELITIAN 35 2. Terencana Proses penelitian dilaksanakan secara terkonsep, dengan mengatur setiap langkah pelaksanaannya dengan tahapan waktu yang jelas, terukur, dan realistik. 3. Mengikuti konsep ilmiah Proses penelitian mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan atau ditetapkan, berdasarkan prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Untuk melaksanakan penelitian diperlukan beberapa tahap yang harus dilakukan. Terdapat tiga garis besar tahap-tahap penelitian, yaitu tahap perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dan tahap pelaporan penelitian. B. TAHAP PERENCANAAN PENELITIAN Pada tahap ini, terlebih dahulu kita harus menyiapkan dan merencanakan beberapa hal sebelum melakukan penelitian. Penelitian perlu didesain sedemikian rupa agar dalam prosesnya, telah meminimalisir terjadinya hal-hal atau hambatan yang belum dipikirkan akan terjadi. Dalam tahapan ini, beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain: 1. Menentukan topik Tahapan prosedur penelitian yang paling awal adalah menentukan topik masalah penelitian yang akan diteliti. Langkah ini penting karena akan memungkinkan peneliti untuk memilih metode dan METODOLOGI PENELITIAN 36 teknik penelitian yang tepat. Untuk memilih tema atau topik penelitian, seorang peneliti haus memiliki kepekaan terhadap kehidupan yang dihadapi. Seorang peneliti dapat memilih topik penelitian dari berbagai sumber seperti: a. Fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan b. Kajian kepustakaan c. Informasi yang diberikan oleh pihak lain. Masalah, dalam kerangka ilmiah didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan (das sollen) dan kenyataan (das sein), baik kesenjangan antara teori dengan praktik, antara rencana dengan implementasi, atau antara aturan dengan pelaksanaan. Inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian. Dalam menentukan masalah penelitian, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah: a. Kebaruan masalah penelitian Kebaruan masalah dalam hal ini berarti bahwa masalah yang sedang diteliti belum pernah diteliti oleh orang lain. Akan lebih baik lagi jika topik serta masalah yang diteliti masih hangat, sehingga penelitian yang dilakukan akan memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat. b. Memiliki nilai kebermanfaatan Masalah penelitian yang diambil harus memiliki nilai kebermanfaatan tertentu, baik bersifat praktis maupun akademis atau yang bersifat memperkaya khasanah keilmuan. c. Memiliki fisibilitas METODOLOGI PENELITIAN 37 Masalah yang diambil dapat dipecahkan, diselesaikan dan dijawab melalui penelitian yang dilakukan. d. Sesuai dengan kemampuan peneliti Dalam memilih masalah penelitian, baiknya memperhitungkan kemampuan dibidang yang akan diteliti. Sebaiknya peneliti memilih masalah penelitian dalam bidang yang dikuasai, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara akademis maupun praktis. e. Aktual Aktualitas masalah penelitian ini artinya masalah yang diteliti benar-benar terjadi di masyarakat atau pada populasi penelitian. f. Urgent Masalah penelitian yang diambil harus memiliki urgensi tertentu kenapa ia perlu diteliti. Nilainya akan lebih bagus lagi jika masalah yang sedang diteliti akan memberikan impact tertentu. 2. Membuat Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan proses mengumpulkan data awal tentang berbagai informasi mengenai rencana penelitian yang akan dilakukan, baik dalam aspek rencana penelitian di lapangan maupun studi kepustakaan. Adapun tujuan dari studi pendahuluan ini antara lain untuk mengidentifikasi masalah, mengetahui ketersediaan data penelitian serta merumuskan desain penelitian pada tahap selanjutnya. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan 3P (Paper, Person, dan Place). Paper artinya kita bisa mendapatkan informasi mengenai teori, penemuan atau penelitian sebelumnya, METODOLOGI PENELITIAN 38 laporan penelitian dan sebagainya, untuk membuat studi pendahuluan dari dokumen, buku, jurnal, koran, dan literatur lainnya. Sedangkan person berarti kita bisa bertemu, melakukan wawancara, berkonsultasi, dan sebagainya dengan para ahli atau orang-orang yang akan menjadi sumber informasi bagi penelitian kita. Place berarti lokasi, tempat atau benda-benda yang terdapat di lokasi penelitian kita. 3. Merumuskan Masalah Setelah masalah berhasil ditentukan dan diidentifikasi, maka selanjutnya merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang disebut sebagai rumusan masalah. Dalam penelitian, rumusan masalah memiliki korelasi terhadap judul penelitian. Idealnya rumusan masalah dibuat terlebih dahulu, barulah judul penelitian ditentukan dari situ. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rumusan masalah adalah disampaikan dalam bentuk pertanyaan penelitian, padat, jelas dan tidak bertele-tele, memiliki petunjuk terhadap adanya data untuk menentukan menjawab hipotesis masalah, dan merupakan merupakan dasar dasar dalam utama dalam menentukan judul penelitian. 4. Membuat anggapan dasar/hipotesis Anggapan dasar atau hipotesis merupakan asumsi yang harus dibangun seiring dengan rumusan masalah. Anggapan dasar sering kali disebut juga sebagai METODOLOGI PENELITIAN asumsi dasar penelitian. Dalam 39 menentukan anggapan dasar ini, peneliti harus mendasarkan pada kebenaran yang diyakini sendiri olehnya. Anggapan dasar juga akan digunakan sebagai landasan teori dalam menyusun laporan hasil penelitian. 5. Memilih pendekatan Secara garis besar, pendekatan dalam penelitian ilmiah terbagi menjadi dua, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena sosial tertentu, meliputi apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, tindakan, motivasi, persepsi dan lain-lain secara keseluruhan dan penelitian dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menarasikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan alur pikir deduktif – induktif, artinya berangkat dari suatu kerangka teori atau gagasan dari para ahli atau pemahaman si peneliti berdasarkan pengalamannya, untuk kemudian dikembangkan menjadi masalah penelitian dan pemecahan masalah yang diajukan bertujuan untuk memperoleh verifikasi (pembenaran) dalam bentuk data empiris di lapangan. 6. Menentukan variabel dan sebaran data Variabel dan sebaran data ini terdapat pada penelitian kuantitatif. Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek penelitian, sering kali juga disebut sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi METODOLOGI PENELITIAN 40 penelitian dan berperan dalam suatu gejala yang akan diteliti. Terdapat beberapa jenis variabel dalam penelitian kuantitatif, yaitu variabel bebas (independent variable), variabel terikat (dependent variable), variabel moderator, variabel antara, dan variabel kontrol. Setelah menentukan variabel-variabel dalam penelitian, selanjutnya adalah menentukan sebaran data penelitian. Apakah berada pada seluruh populasi penelitian atau hanya sampel dari seluruh populasi penelitian. Sebaran data ini harus jelas, karena ia akan menentukan bagaimana pengukuran penyebaran datanya. 7. Menyusun Instrumen Penelitian Tahap selanjutnya dalam prosedur penelitian adalah menyusun instrumen penelitian. Sebagaimana namanya, instrumen merupakan alat, maka instrumen penelitian berarti alat dalam memperoleh data pada penelitian. Dalam menyusun instrumen penelitian, kita harus mengacu kepada pendekatan penelitian yang kita gunakan. Selain itu, penentuan instrumen penelitian harus kita dasarkan pada kebutuhan data dalam penelitian kita. C. TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN Dalam tahap ini, peneliti akan merealisasikan dan mengimplementasikan semua perencanaan-perencanaan yang telah disusun. Tahapan yang dilakukan oleh peneliti antara lain: METODOLOGI PENELITIAN 41 1. Mengumpulkan data penelitian Dalam mengumpulkan data penelitian, kita lakukan sesuai dengan pendekatan penelitian yang kita gunakan. Data dikumpulkan sesuai dengan metode pengumpulan data dan instrumen penelitian yang telah kita siapkan. 2. Melakukan analisis data Analisis data merupakan salah satu tahapan dalam penelitian ilmiah setelah memperoleh informasi dan data penelitian. Untuk melakukan analisis data, peneliti harus mengetahui dan memahami bagaimana teknik untuk melakukannya. Teknik analisis data meliputi kegiatan menganalisis data hasil penelitian, termasuk memeriksa data dari instrumen penelitian, seperti dokumen, rekaman, catatan dan lain-lain. Analisis data dilakukan tentu dengan tujuan akhir untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian terkait. 3. Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Sebab bukan sekedar karangan biasa, melainkan merupakan hasil dari proses penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh dan dianalisis sedemikian rupa. Yang perlu diperhatikan dalam penarikan kesimpulan adalah kesimpulan harus sinkron dengan rumusan masalah dan menjawab masalah penelitian. METODOLOGI PENELITIAN 42 D. TAHAP PELAPORAN PENELITIAN Penulisan pelaporan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses penelitian. Tahapan ini yaitu membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat mengkomunkasikan hasil penelitiannya kepada para pembaca. Laporan penelitian pada dasarnya menyajikan kebenaran secara ilmiah dari hasil pengamatan (observasi) dan penelitian yang kemudian dilakukan analisis yang cermat dan hati-hati. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis laporan penelitian: a. Gaya selingkung penulisan Gaya selingkung penulisan merupakan model atau gaya penulisan yang dianut oleh lingkungan ilmiah atau kampus yang menaungi penelitian tersebut. Setiap kampus, bahkan setiap fakultas dan program studi atau jurusan memiliki gaya selingkung penulisan penelitian yang berbeda satu dengan lainnya. Peneliti juga perlu menyeragamkan gaya penulisan dari awal bab hingga akhir kesimpulan. b. Sasaran pembaca laporan penelitian Siapa yang akan menjadi pembaca laporan penelitian merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan menetapkan sasaran utama pembaca dari laporan penelitian, diharapkan peneliti bisa lebih memperhatikan dan mempertimbangkan penggunaan bahasa yang tepat sehingga lebih tepat dan mudah dipahami pembaca. c. Batasan waktu penelitian METODOLOGI PENELITIAN 43 Batasan waktu penelitian merupakan hal yang cukup rumit dalam penelitian kualitatif. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, di mana variabel-variabel yang diteliti lebih mudah dikontrol, dalam penelitian kualitatif, peneliti berhadapan dengan kompleksitas masalah di lapangan. Batasan waktu penelitian menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini juga menjadi salah satu tolak ukur baik buruknya hasil penelitian. d. Kerahasiaan identitas informan atau sumber informasi Menjaga kerahasiaan identitas pribadi informan atau sumber informasi sangat perlu diperhatikan oleh peneliti, terlebih jika sang informan meminta untuk dirahasiakan. Hal ini sebenarnya berkaitan dengan keselamatan dan privasi informan. Identitas informan dapat dituliskan jika memang dituntut untuk itu, terutama untuk informan sekunder. e. Jumlah halaman Tebal tipisnya laporan penelitian sebenarnya tidak menjamin mutu dan kualitas dari hasil penelitian. Laporan penelitian dengan jumlah sekian ratus halaman belum tentu lebih baik daripada laporan penelitian yang hanya beberapa puluh halaman. Akan tetapi, bukan berarti peneliti menjadi irit dalam memaparkan data dan analisis hasil penelitian. f. Netral Netral dalam penelitian ilmiah berarti setiap penilaian dalam penelitian bebas dari unsur-unsur kepentingan baik sifatnya individu maupun kelompok. g. Menyajikan fakta METODOLOGI PENELITIAN 44 Dalam penelitian ilmiah, setiap uraian, pernyataan dan simpulan yang diambil harus bersifat faktual. Laporan harus menyajikan fakta, bukan ungkapan-ungkapan perasaan atau yang bersifat emosional. h. Objektif Penelitian yang dilakukan secara objektif akan nampak pada setiap data dan fakta yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya di lapangan atau laboratorium. Laporan penelitian, setiap pernyataan atau kesimpulan yang disampaikan dapat diverifikasi keabsahan dan kebenarannya melalui dukungan buktibukti yang dapat dipertanggungjawabkan. i. Sistematis Narasi-narasi dalam laporan penelitian ilmiah harus disusun secara sistematis. Artinya, mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya klasifikasi, kausalitas, pola urutan dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat memahami alur pikir penelitian dengan lebih mudah. j. Logis Kelogisan penelitian dapat dilihat dari pola nalar (logic) yang digunakannya. Apakah penelitian itu menggunakan induktif atau deduktif. Penelitian yang bertujuan untuk menyimpulkan suatu fakta atau data biasanya menggunakan pola induktif. Sebaliknya, penelitian yang bertujuan untuk membuktikan suatu hipotesis atau teori biasanya menggunakan pola deduktif. METODOLOGI PENELITIAN 45 BAGIAN 4 PENETAPAN TOPIK PENELITIAN A. TOPIK PENELITIAN Memilih topik penelitian yang tepat merupakan langkah awal yang krusial dalam proses penelitian. Topik yang baik akan membantu menghasilkan penelitian yang berkualitas, relevan, dan bermanfaat. Topik adalah inti utama dari suatu pembicaraan, tulisan, atau karya seni. Topik merupakan hal pertama yang harus ditentukan sebelum memulai proses komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Jika dalam konteks penelitian, maka topik penelitian adalah suatu pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Topik penelitian merupakan pokok dari penelitian atau pembicaraan dalam penulisan artikel ilmiah. Topik penelitian harus ditentukan sebelum seseorang melakukan penelitian karena topik penelitian akan menjadi landasan dasar setiap kegiatan penelitian dilakukan. Berikut panduan lengkap untuk membantu dalam menetapkan topik penelitian: 1. Temukan minat dan keahlian yang dimiliki Langkah pertama adalah memilih topik yang menarik bagi dan sesuai dengan minat dan keahlian yang dimiliki. Hal ini akan membuat proses penelitian lebih menyenangkan dan memotivasi kita untuk terus menggali informasi. METODOLOGI PENELITIAN 46 2. Pertimbangkan Bidang Ilmu yang dikuasai Pilihlah topik yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dikuasai. Memiliki pengetahuan dasar yang kuat tentang bidang penelitian akan memudahkan kita dalam memahami dan menganalisis data. 3. Carilah isu aktual dan penting Pilihlah topik yang sedang tren atau memiliki dampak signifikan pada masyarakat. Penelitian yang relevan dengan isu aktual akan lebih menarik dan memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi. 4. Pastikan topik dapat diteliti Pastikan topik yang kita pilih memiliki sumber data yang memadai dan dapat diakses. Pertimbangkan juga ketersediaan waktu dan dana yang kita miliki untuk menyelesaikan penelitian. 5. Batasi ruang lingkup penelitian Topik yang terlalu luas akan sulit untuk diteliti secara mendalam. Batasi ruang lingkup penelitian agar lebih fokus dan terarah. 6. Rumuskan pertanyaan penelitian yang jelas Pertanyaan penelitian yang jelas akan membantumu dalam menentukan tujuan penelitian, metode pengumpulan data, dan analisis data. 7. Lakukan tinjauan literatur Pelajari literatur yang terkait dengan topik penelitian, untuk mengetahui apa yang telah diteliti sebelumnya dan bagaimana kita dapat mengisi celah pengetahuan yang ada. 8. Konsultasikan dengan pembimbing atau ahli METODOLOGI PENELITIAN 47 Mintalah saran dan masukan dari pembimbing atau ahli di bidang terkait untuk membantu kita dalam memilih dan menyempurnakan topik penelitian. B. SYARAT MENENTUKAN TOPIK PENELITIAN Menentukan topik penelitian yang baik merupakan langkah awal yang krusial bagi keberhasilan sebuah penelitian. Topik yang dipilih harus memenuhi beberapa syarat agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan temuan yang bermanfaat. Berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan topik penelitian: 1. Orisinalitas: Topik penelitian haruslah orisinal dan belum pernah diteliti sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan temuan baru yang dapat memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan. 2. Bermanfaat Topik penelitian haruslah bermanfaat bagi masyarakat atau komunitas tertentu. Penelitian membantu menyelesaikan yang masalah, bermanfaat meningkatkan dapat kualitas hidup, atau memberikan solusi atas suatu permasalahan. 3. Kemampuan Peneliti Topik penelitian haruslah sesuai dengan kemampuan peneliti. Peneliti harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang cukup untuk meneliti topik tersebut. Selain itu, peneliti juga harus METODOLOGI PENELITIAN 48 memiliki akses terhadap data dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian. 4. Ketersediaan Data Data yang diperlukan untuk penelitian haruslah tersedia dan dapat diakses. Peneliti harus memastikan bahwa data yang digunakan valid dan reliabel. 5. Efisiensi Penelitian haruslah efisien dalam hal waktu, biaya, dan tenaga. Peneliti harus memilih topik yang dapat diselesaikan dalam waktu yang wajar dengan biaya yang terjangkau dan tenaga yang tidak terlalu besar. 6. Kejelasan Rumusan Masalah Topik penelitian harus dapat dirumuskan dengan jelas dan terukur. Rumusan masalah harus menunjukkan apa yang ingin diteliti dan bagaimana penelitian akan dilakukan. 7. Ketepatan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan haruslah tepat dan sesuai dengan topik penelitian. Peneliti harus memilih metode penelitian yang dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel. 8. Etika Penelitian Penelitian haruslah dilakukan dengan etis dan bertanggung jawab. Peneliti harus menghormati hak-hak partisipan dan menjaga kerahasiaan data penelitian. 9. Keberlanjutan Penelitian Topik penelitian haruslah memiliki potensi untuk dilanjutkan di masa depan. Hal ini berarti bahwa penelitian tersebut dapat METODOLOGI PENELITIAN 49 memberikan dasar bagi penelitian lain yang lebih mendalam. Memilih topik penelitian yang memenuhi syarat-syarat di atas akan membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya dengan lancar dan menghasilkan temuan yang bermanfaat. C. JENIS TOPIK PENELITIAN Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Penelitian dasar atau penelitian murni Penelitian dasar atau penelitian murni bertujuan untuk menambah pengetahuan dan memahami fenomena tertentu tanpa memikirkan aplikasi praktisnya. Contohnya, penelitian tentang asal-usul manusia, struktur atom, atau evolusi alam semesta. 2. Penelitian terapan Penelitian terapan bertujuan untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari penelitian dasar untuk memecahkan masalah atau meningkatkan kualitas hidup. Contohnya, penelitian tentang pengembangan obat baru, penciptaan bahan bakar alternatif, atau desain sistem transportasi yang lebih efisien. 3. Penelitian pengembangan Penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk, proses, atau sistem baru. Contohnya, penelitian tentang pengembangan mobil listrik, pembuatan bahan bangunan yang METODOLOGI PENELITIAN 50 lebih tahan lama, atau penciptaan sistem pembelajaran yang lebih efektif. Berdasarkan metodenya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Penelitian kuantitatif Penelitian kuantitatif menggunakan data numerik untuk mengukur dan menganalisis variabel penelitian. Contohnya, penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa, penelitian tentang hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat kesehatan, atau penelitian tentang efektivitas suatu kampanye iklan. 2. Penelitian kualitatif Penelitian kualitatif menggunakan data non-numerik seperti teks, gambar, atau video untuk memahami fenomena penelitian. Contohnya, penelitian tentang pengalaman hidup tunawisma, penelitian tentang budaya masyarakat adat, atau penelitian tentang makna suatu ritual keagamaan. 3. Penelitian campuran Penelitian campuran menggunakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena penelitian. Contohnya, penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen, penelitian tentang efektivitas program intervensi kesehatan, atau penelitian tentang dampak kebijakan pendidikan terhadap kualitas belajar siswa. METODOLOGI PENELITIAN 51 Berdasarkan tingkatnya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Penelitian eksploratif Penelitian eksploratif bertujuan untuk menjelajahi suatu fenomena penelitian dan mengidentifikasi pertanyaan penelitian yang lebih spesifik. Contohnya, penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap suatu isu sosial, penelitian tentang kebutuhan masyarakat terhadap suatu layanan publik, atau penelitian tentang potensi pasar suatu produk baru. 2. Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena penelitian secara detail dan akurat. Contohnya, penelitian tentang demografi suatu populasi, penelitian tentang flora dan fauna di suatu wilayah, atau penelitian tentang budaya suatu masyarakat. 3. Penelitian eksplanatif Penelitian eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel penelitian. Contohnya, penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa, penelitian tentang hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat kesehatan, atau penelitian tentang efektivitas suatu kampanye iklan. 4. Penelitian prediksi Penelitian prediksi bertujuan untuk memprediksi kejadian atau fenomena di masa depan. Contohnya, penelitian tentang tren METODOLOGI PENELITIAN 52 pasar saham, penelitian tentang pola cuaca di suatu wilayah, atau penelitian tentang hasil pemilihan umum. Berdasarkan objeknya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Penelitian pendidikan Penelitian pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Contohnya, penelitian tentang efektivitas metode pembelajaran, penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa, atau penelitian tentang pengembangan kurikulum yang lebih efektif. 2. Penelitian kesehatan Penelitian kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Contohnya, penelitian tentang penyebab dan pencegahan penyakit, penelitian tentang pengembangan obat baru, atau penelitian tentang efektivitas program intervensi kesehatan. 3. Penelitian sosial Penelitian sosial bertujuan untuk memahami fenomena sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contohnya, penelitian tentang kemiskinan, penelitian tentang kriminalitas, atau penelitian tentang hubungan antar kelompok masyarakat. 4. Penelitian ekonomi Penelitian ekonomi bertujuan untuk memahami fenomena ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Contohnya, penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi METODOLOGI PENELITIAN 53 pertumbuhan ekonomi, penelitian tentang dampak kebijakan ekonomi terhadap masyarakat, atau penelitian tentang perilaku konsumen. 5. Penelitian politik Penelitian politik bertujuan untuk memahami fenomena politik dan meningkatkan kualitas pemerintahan. Contohnya, penelitian tentang sistem demokrasi, penelitian tentang perilaku pemilih, atau penelitian tentang kebijakan publik. D. KATEGORI PENELITIAN DAN CONTOH TOPIK PENELITIAN 1. Bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1) Topik penelitian bidang fisika: b. Analisis pengaruh temperatur terhadap hambatan listrik pada bahan konduktor. c. Studi tentang karakteristik gelombang elektromagnetik dalam medium vakum. d. Pengembangan panel surya berbasis silikon amorf untuk menghasilkan energi terbarukan. 2) Topik penelitian bidang Kimia: a) Sintesis dan karakterisasi senyawa kompleks baru dengan potensi aplikasi farmakologi. b) Analisis kadar logam berat dalam air sungai dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. METODOLOGI PENELITIAN 54 c) Pengembangan katalis biologi untuk meningkatkan efisiensi proses konversi biomassa menjadi biofuel. 3) Topik penelitian bidang Biologi: a) Investigasi keragaman hayati flora di Taman Nasional Gunung Leuser. b) Studi tentang mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotik. c) Analisis efektivitas pupuk organik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi. 4) Matematika: a. Pengembangan model matematika untuk memprediksi pola penyebaran COVID-19. b. Penerapan algoritma machine learning untuk mengoptimalkan portofolio investasi. c. Analisis data keuangan menggunakan metode statistik dan probabilitas. 2. Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1) Topik penelitian bidang Psikologi: a) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan. b) Studi tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap stres pada remaja. c) Analisis efektivitas terapi perilaku kognitif dalam mengatasi kecemasan. 2) Topik penelitian bidang Sosiologi: METODOLOGI PENELITIAN 55 a) Dinamika interaksi sosial dalam komunitas adat di Papua. b) Studi tentang dampak globalisasi terhadap budaya lokal di Indonesia. c) Analisis pengaruh media sosial terhadap perilaku masyarakat. 3) Topik penelitian bidang Ekonomi: a) Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat inflasi di Indonesia. b) Studi tentang dampak kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi. c) Analisis pengaruh investasi asing langsung terhadap perkembangan sektor UMKM. 4) Topik penelitian bidang Sejarah: a) Perjuangan kemerdekaan Indonesia di masa penjajahan Belanda. b) Sejarah perkembangan Islam di Nusantara. c) Dampak Revolusi Industri terhadap perubahan sosial dan ekonomi di Eropa. 3. Bidang Teknik 1) Topik penelitian bidang Teknik Informatika: a) Pengembangan aplikasi mobile untuk membantu penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari. b) Rancang bangun sistem jaringan komputer yang aman dan efisien untuk perusahaan. METODOLOGI PENELITIAN 56 c) Analisis data big data untuk mengoptimalkan strategi bisnis. 2) Topik penelitian bidang Teknik Elektro: a) Perancangan dan pembuatan sistem energi terbarukan berbasis panel surya. b) Pengembangan teknologi komunikasi nirkabel generasi 5G. c) Analisis dan simulasi kinerja motor induksi tiga fasa. 3) Topik penelitian bidang Teknik Mesin: a) Perancangan dan pembuatan mesin cetak 3D untuk meningkatkan efisiensi manufaktur. b) Pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga angin. c) Analisis dan optimasi kinerja mesin pembakaran internal. 4) Topik penelitian bidang Teknik Sipil: a) Perancangan dan pembangunan jembatan gantung yang tahan gempa. b) Studi tentang pengelolaan air limbah untuk mencegah pencemaran lingkungan. c) Analisis dan simulasi struktur bangunan bertingkat tinggi. 4. Topik penelitian bidang Bidang Pertanian 1) Topik penelitian bidang Ilmu Pertanian: a) Pengembangan varietas padi unggul yang tahan hama dan penyakit. b) Studi tentang teknik irigasi yang efisien untuk meningkatkan produktivitas tanaman. METODOLOGI PENELITIAN 57 c) Analisis dampak penggunaan pupuk kimia terhadap kesuburan tanah. 2) Topik penelitian bidang Peternakan: a) Pengembangan pakan ternak yang bergizi dan terjangkau. b) Studi tentang teknik inseminasi buatan untuk meningkatkan kualitas ternak. c) Analisis faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan hewan ternak. 3) Topik penelitian bidang Perikanan: a) Pengembangan budidaya ikan lele di kolam air tawar. b) Studi tentang teknik penangkapan ikan yang ramah lingkungan. c) Analisis dampak pencemaran laut terhadap populasi ikan. 5. Bidang Seni dan Budaya 1) Topik penelitian bidang Seni Musik: a) Analisis pengaruh musik tradisional terhadap perkembangan musik modern di Indonesia. b) Studi tentang teknik komposisi musik untuk film dan teater. c) Pengembangan alat musik tradisional dengan teknologi modern. 2) Topik penelitian bidang Seni Tari: a) Makna dan nilai budaya yang terkandung dalam tari tradisional Aceh. METODOLOGI PENELITIAN 58 b) Studi tentang sejarah perkembangan tari kontemporer di Indonesia. c) Pengembangan gerakan tari kreatif untuk anak-anak. 3) Topik penelitian bidang Seni Rupa: a) Analisis makna simbolis dalam lukisan wayang kulit. b) Studi tentang teknik seni patung modern. METODOLOGI PENELITIAN 59 BAGIAN 5 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN A. PENGERTIAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Masalah penelitian adalah suatu keadaan atau situasi yang memerlukan pemecahan atau pencarian solusi melalui metode penelitian yang sistematis dan terstruktur. Perumusan masalah merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses penelitian. Sebelum melanjutkan, pahami konsep dan langkah-langkah yang diperlukan untuk merumuskan masalah penelitian. Peneliti yang tidak mengetahui secara pasti masalah penelitian apa yang sedang dihadapinya sama saja dengan seseorang yang tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan atas identifikasi permasalahan yang disusun berdasarkan latar belakang penelitian, perumusan ini dilakukan guna menjawab konsep-konsep yang ada di tinjauan pustaka sehingga dapat dikatakan membuat rumusan masalah diperlukan kejelian yang penuh dengan ketelitian. Rumusan masalah yang tedapat pada seluruh hasil penelitian merupakan hal yang paling mendasar karena pertanyaan yang terdapat dalam beragam macam rumusan masalah akan terjawab pada proses penelitian secara sistematis menurut proses penelitian yang telah diabsahkan. Hal ini menjadi penting lantaran dalam METODOLOGI PENELITIAN 60 penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif akan ditemukan perumusan masalah ini. B. PENTINGNYA RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Perumusan masalah merupakan salah satu tahapan penelitian dan menempati kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah maka kegiatan penelitian akan sia-sia dan hasilnya tidak akan tercapai. Mengingat pentingnya perumusan masalah dalam kegiatan penelitian, maka timbul anggapan bahwa kegiatan perumusan masalah mencakup separuh dari kegiatan penelitian itu sendiri. Beberapa fungsi dan pentingnya perumusan masalah : 1. Menentukan Fokus Penelitian: a. Perumusan masalah membantu menentukan fokus dan arah penelitian. b.Tanpa perumusan kehilangan arah masalah dan yang jelas, mengalami peneliti kesulitan dapat dalam mengembangkan kerangka teoritis dan metodologi penelitian. 2. Menghindari Penyimpangan Topik: a. Dengan merumuskan masalah secara spesifik, peneliti dapat menghindari penyimpangan dari topik yang sebenarnya ingin diteliti. METODOLOGI PENELITIAN 61 b. Masalah yang terlalu luas atau ambigu dapat menyebabkan penelitian menjadi tidak fokus. 3. Mengarahkan Tujuan Penelitian: a. Perumusan masalah menjadi dasar untuk menetapkan tujuan penelitian. b. Tujuan penelitian harus selaras dengan masalah yang ingin dipecahkan. 4. Mengajukan Pertanyaan Penelitian: a. Masalah yang dirumuskan akan mengarahkan pada pertanyaan penelitian yang harus dijawab. b. Pertanyaan penelitian menjadi panduan dalam mengumpulkan data dan menganalisis hasil penelitian. 5. Relevansi dengan Kebutuhan Ilmu Pengetahuan atau Masyarakat: a. Perumusan masalah memastikan bahwa penelitian memiliki relevansi dengan kebutuhan ilmu pengetahuan atau masyarakat. b. Penelitian yang relevan akan memberikan kontribusi yang lebih berarti. C. SUMBER MASALAH PENELITIAN Sumber masalah penelitian dapat berasal dari berbagai kondisi, baik secara formal maupun non formal. Berikut adalah dua sumber masalah penelitian : 1. Sumber Masalah penelitian non Formal : METODOLOGI PENELITIAN 62 a. Pengalaman : Pengalaman peneliti dalam kehidupan seharihari dapat menjadi sumber permasalahan yang layak untuk dikaji dalam penelitian. Konsensus atau kesepakatan: Permasalahan yang muncul dari kesepakatan atau konsensus antara berbagai pihak. b. Fenomenologi: Studi tentang pengalaman manusia dan makna yang terkait dengan fenomena tertentu. c. Konjektur: Permasalahan yang muncul berdasarkan dugaan atau spekulasi. 2. Sumber Masalah Penelitian Formal: a. Analogi: Menggunakan analogi dari situasi yang serupa untuk mengidentifikasi masalah. b. Rekomendasi penelitian lain: Berdasarkan temuan penelitian sebelumnya. c. Renovasi: Memperbaiki atau mengembangkan penelitian sebelumnya. D. KRITERIA MASALAH PENELITIAN YANG BAIK Kriteria dalam memilih masalah penelitian meliputi: 1. Aktual: a. Masalah penelitian harus relevan dengan kondisi saat ini. b. Penelitian yang menggali isu-isu terkini dan relevan dengan perkembangan zaman memiliki nilai yang lebih tinggi. 2. Masalah Baru: METODOLOGI PENELITIAN 63 a. Permasalahan yang belum banyak diteliti atau orisinil menjadi peluang untuk menggali lebih dalam, karena belum pernah dilakukan penelitian oleh orang lain. b. Penelitian yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan baru atau menggali aspek-aspek yang belum banyak dieksplorasi akan memberikan kontribusi yang berarti. 3. Memadai: a. Masalah penelitian harus dapat dipecahkan dengan data yang ada. b. Memastikan bahwa penelitian memiliki sumber daya yang cukup untuk mengatasi masalah yang dihadapi. c. Masalah yang diangkat menjadi masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas ataupun sempit. 4. Praktis: a. Masalah yang memiliki dampak nyata bagi masyarakat atau disiplin ilmu memiliki relevansi yang tinggi. b. Penelitian yang memberikan solusi praktis akan lebih bermanfaat. 5. Sesuai dengan Kemampuan Peneliti: a. Memilih masalah yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan peneliti. b. Peneliti harus mampu mengatasi masalah yang dihadapi. 6. Sesuai dengan Kebijakan Pemerintah: a. Masalah yang relevan dengan kebijakan pemerintah memiliki implikasi yang lebih luas. METODOLOGI PENELITIAN 64 b. Penelitian yang mendukung kebijakan pemerintah akan memberikan kontribusi positif. 7. Memiliki Pendukung: a. Masalah yang didukung oleh sumber daya, tenaga, biaya, waktu, literatur ataupun penelitian sebelumnya. b. Masalah penelitian apapun selalu memerlukan biaya, dan biaya ini biasanya bisa didapatkan dari instansi pendukung/ sponsor, baik swasta maupun pemerintah. E. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN DALAM MERUMUSKAN MASALAH 1. Identifikasi Inti Permasalahan: a. Definisi Masalah: Menentukan secara spesifik apa yang ingin diteliti dan mengapa hal itu penting. b. Tujuan Penelitian: Menjelaskan tujuan dari penelitian dan apa yang diharapkan untuk dicapai. c. Pertanyaan Penelitian: Merumuskan pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian. d. Signifikansi: Menguraikan pentingnya masalah penelitian bagi bidang ilmu pengetahuan atau praktik. 2. Menentukan Ciri-ciri Masalah Penelitian yang Baik: Beberapa ciriciri masalah penelitian yang baik yang perlu diperhatikan: a. Bentuk Kalimat Pertanyaan: Rumusan masalah yang baik harus berbentuk pertanyaan. Jika bentuknya pernyataan, maka antara rumusan masalah dengan tujuan penelitian akan METODOLOGI PENELITIAN 65 sulit dibedakan. Oleh karena itu, pastikan rumusan masalah berbentuk kalimat tanya. b. Singkat, Padat, dan Jelas: Rumusan masalah harus singkat, padat, dan jelas. Maksud dari singkat, padat, dan jelas adalah rumusan masalah harus berdasarkan pada permasalahan, subjek, objek, serta variabel penelitian. c. Nilai Penelitian: Rumusan masalah harus mewakili masalah apa yang hendak dikaji dalam pelaksanaan penelitian. Jika penelitian tidak berdasarkan rumusan masalah, nilai penelitian tersebut akan berkurang. d. Relevansi dan Dapat Dikelola: Masalah yang diambil menarik, bermanfaat di bidangnya, serta sesuatu yang baru. Selain itu, masalah yang baik dirancang secara kompleks dan diselesaikan dalam suatu penelitian sesuai waktu yang diinginkan. e. Mengandung Nilai Penelitian: Masalah penelitian harus mencerminkan kebutuhan yang dirasakan dan bukan hanya hipotesis semata. Masalah tersebut meliputi adanya hipotesis yang harus diuji. Sehingga masalah penelitian memiliki nilai penelitian yang signifikan. 3. Menentukan Sumber-sumber Masalah Penelitian: Beberapa sumber masalah penelitian yang dapat di pertimbangkan: a. Pengamatan (Observasi): Pengamatan yang dilakukan seseorang mengenai hal yang direncanakan atau tak terencana, baik secara sepintas maupun jangka panjang, dapat menemukan suatu masalah penelitian. Contohnya METODOLOGI PENELITIAN 66 seorang ahli pertanian menemukan masalah melalui pengamatan terhadap keadaan tanaman padi di sawahnya yang tengah mengalami kekeringan. b. Bacaan Jurnal atau Laporan Penelitian: Referensi dari jurnal atau laporan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber masalah. Dalam jurnal atau laporan penelitian yang baik, terdapat rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut. Banyak penelitian tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada karena keterbatasan penelitian. Selain jurnal penelitian, buku atau literatur dapat menjadi sumber masalah penelitian. c. Pengalaman Pribadi: Pengalaman pribadi, baik masa lalu maupun terkini, dapat menjadi sumber masalah penelitian. Mengidentifikasi mengidentifikasi pengalaman sebab pribadi munculnya yang relevan, permasalahan, dan merumuskan masalah penelitian berdasarkan pengalaman. d. Wawancara dan Penyebaran Kuesioner: Melalui wawancara dengan masyarakat atau penyebaran kuesioner, dapat menemukan masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebagai studi awal untuk menggali permasalahan yang ada di lapangan dan meyakinkan adanya permasalahan yang perlu diteliti lebih lanjut. e. Informasi yang Didapat Secara Kebetulan: Sebagai calon peneliti, berpeluang menemukan informasi penting dan menarik untuk menjadi topik penelitian dari berbagai METODOLOGI PENELITIAN 67 sumber, kapan pun dan di mana pun. Berdasarkan informasi yangdiperoleh secara kebetulan, kita dapat merumuskan masalah penelitian yang sesuai dengan harapan. 4. Menjelaskan Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan hasil yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Dalam perumusan tujuan penelitian, kita mengungkapkan keinginan untuk mencapai sesuatu yang relevan dengan identifikasi masalah dan mencerminkan proses penelitian.Berikut contoh perumusan tujuan penelitian: a. Penelitian Kualitatif: “Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi masyarakat mengenai dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia.” b. Penelitian Kuantitatif: “Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis bahwa tingkat polusi udara berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit pada populasi tertentu.” 5. Merumuskan Masalah Penelitian: Merumuskan masalah dengan tepat, dapat memperoleh kejelasan dan mengarahkan penelitian ke arah yang relevan dan bermanfaat. Beberapa langkah yang dapat membantu dalam merumuskan masalah penelitian: a. Pemahaman Mendalam tentang Topik: Sebelum merumuskan masalah, pastikan anda memiliki pemahaman tentang topik penelitian. Hal ini penting untuk merumuskan masalah dengan tepat. b. Identifikasi Pertanyaan Penelitian Utama: Pertimbangkan pertanyaan utama METODOLOGI PENELITIAN yang ingin anda jawab melalui 68 penelitian. Pertanyaan ini harus relevan dengan topik dan memiliki dampak yang signifikan. c. Identifikasi Variabel yang Terlibat: Identifikasi variabelvariabel yang terlibat dalam masalah penelitian. Variabel ini akan membantu mempersempit fokus penelitian dan merumuskan pertanyaan yang lebih khusus/ spesifik. d. Pertimbangkan populasi yang akan diteliti, intervensi atau variabel yang ingin diteliti, perbandingan dengan situasi lain (jika relevan), dan hasil yang ingin dicapai. e. Pertimbangkan Tujuan Penelitian: Rumusan masalah harus selaras dengan tujuan penelitian. Pertimbangkan apa yang ingin dicapai melalui penelitian ini dan sampaikan dalam rumusan masalah. f. Tanyakan Pertanyaan Awal: Mulailah dengan bertanya: “Apa yang ingin saya ketahui?” atau “Apa yang ingin saya pecahkan?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu merumuskan masalah dengan lebih jelas. g. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Tepat: Rumusan masalah harus mudah dipahami dan tidak ambigu. Gunakan bahasa yang jelas dan tepat agar orang lain dapat memahami dengan mudah apa yang ingin kita teliti. h. Lakukan Konsultasi dan Evaluasi: Setelah merumuskan masalah, lakukan konsultasi dengan dosen atau rekan sejawat. Mereka dapat memberikan masukan berharga untuk memperbaiki rumusan masalah yang dibikin. METODOLOGI PENELITIAN 69 F. MANFAAT RUMUSAN MASALAH YANG BAIK Rumusan masalah yang baik memiliki beragam manfaat yang dapat meningkatkan kualitas dan keberhasilan sebuah penelitian. Berikut beberapa manfaatnya: 1. Menentukan Arah Penelitian Merumuskan masalah secara spesifik, peneliti dapat menetapkan arah yang jelas untuk penelitian mereka, menghindari keragaman topik yang tidak terkait, dan lebih efisien dalam penggunaan waktu serta sumber daya. 2. Membatasi Ruang Lingkup Penelitian Hal ini membantu dalam menghindari pengembangan topik yang terlalu luas sehingga fokus tetap terjaga pada permasalahan yang spesifik. 3. Pemilihan Metode Penelitian yang Relevan Metode yang dipilih akan berkaitan langsung dengan pertanyaan penelitian, sehingga penelitian dapat dilakukan dengan lebih efektif dan relevan. 4. Mengidentifikasi Celah Pengetahuan Fokus pada aspek tertentu dari topik, peneliti mengidentifikasi area di mana pengetahuan atau informasi yang memadai belum tersedia. Ini membuka peluang untuk kontribusi yang signifikan dalam penelitian terbaru. 5. Meningkatkan Relevansi Penelitian Rumusan masalah memastikan bahwa METODOLOGI PENELITIAN yang baik penelitian membantu mereka peneliti relevan dalam dengan 70 kebutuhan dan tantangan kontemporer. Hal ini dapat meningkatkan nilai praktis dan aplikatif dari hasil penelitian. 6.Penghematan Waktu dan Sumberdaya Peneliti dapat menghindari pemborosan waktu dan sumber daya dalam menjalankan penelitian, serta mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. 7.Kontribusi terhadap Pengetahuan Penelitian berdasarkan rumusan masalah yang baik berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap pengetahuan di bidangnya. Temuan yang didapat bisa membuka pemahaman baru atau solusi terhadap masalah-masalah yang ada. G. CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Beberapa contoh rumusan masalah dari berbagai bidang: 1.Bidang Kesehatan: a.Topik: Analisis faktor risiko penyakit jantung koroner pada masyarakat kota X. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana faktor-faktor risiko, seperti pola makan dan gaya hidup, mempengaruhi terjadinya penyakit jantung coroner ? METODOLOGI PENELITIAN 71 2. Apa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner di masyarakat kota X ? b. Topik: Hubungan antara pola makan sehat dan kesehatan mental pada remaja. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana pola makan yang sehat berpengaruh pada kesehatan mental remaja ? 2. Bagaimana edukasi tentang pola makan dapat meningkatkan kesehatan mental di kalangan remaja ? c. Topik: Studi kasus pengaruh olahraga teratur terhadap penurunan tekanan darah. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana olahraga teratur dapat memengaruhi tekanan darah pada individu ? 2. Apa jenis olahraga yang paling efektif dalam menurunkan tekanan darah ? d. Topik: Evaluasi program imunisasi anak di puskesmas wilayah Y. Rumusan Masalah: 1. Apa hambatan dan tantangan dalam pelaksanaan program imunisasi? 2. Bagaimana meningkatkan cakupan imunisasi agar mencapai target yang diharapkan ? METODOLOGI PENELITIAN 72 2. Bidang Ilmu Sosial: a. Topik: Analisis peran pendidikan dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di sekolah. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana pendidikan dapat memengaruhi kesadaran lingkungan di kalangan siswa sekolah ? 2. Bagaimana pendekatan pendidikan dapat membentuk perilaku pro-lingkungan ? b. Topik: Perilaku dan kesadaran konsumen terhadap produk ramah lingkungan. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana perilaku konsumsi masyarakat berkontribusi pada isu lingkungan ? 2. Apa faktor-faktor yang memengaruhi kesadaran konsumen terhadap produk ramah lingkungan ? c. Topik: Persepsi masyarakat terhadap keberlanjutan dan konservasi sumber daya alam. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana masyarakat memandang keberlanjutan dan pentingnya konservasi sumber daya alam ? 2. Bagaimana pendidikan dan kampanye sosial dapat memperkuat kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan ? d. Topik: Dampak pembangunan infrastruktur terhadap sosial ekonomi masyarakat lokal. Rumusan Masalah: METODOLOGI PENELITIAN 73 1. Bagaimana pembangunan infrastruktur mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di suatu wilayah ? 2. Apa manfaat dan dampak negatif dari proyek infrastruktur terhadap komunitas lokal ? 3.Bidang Pertanian: a. Topik: Evaluasi dampak penerapan teknologi irigasi tetes pada tanaman tomat. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana teknologi irigasi tetes mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman tomat ? 2. Apa keuntungan dan tantangan dalam menerapkan sistem irigasi tetes ? b. Topik: Analisis kualitas tanah pada lahan pertanian berkelanjutan Rumusan Masalah: 1. Bagaimana kualitas tanah berdampak pada produktivitas pertanian berkelanjutan ? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tanah di lahan pertanian ? c. Topik: Pengaruh pemupukan organik terhadap produktivitas tanaman padi. Rumusan Masalah: 1. Apa dampak pemupukan organik pada hasil panen tanaman padi ? 2. Bagaimana cara mengoptimalkan penggunaan pupukorganik untuk meningkatkan produktivitas ? METODOLOGI PENELITIAN 74 d. Topik: Analisis penggunaan pupuk hayati untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana pengaruh pupuk hayati pada pertumbuhan dan kesehatan tanaman jagung ? 2. Apa manfaat mikroorganisme dalam pupuk hayati ? 4.Bidang Ekonomi: a. Topik: Pengaruh corporate social responsibility terhadap citra perusahaan: Studi kasus pada perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana corporate social responsibility mempengaruhi citra perusahaan di sektor makanan dan minuman ? 2. Bagaimana perusahaan dapat mengintegrasikan corporate social responsibility secara efektif ? b. Topik: Potret perekonomian digital di era 4.0: Studi kasus ecommerce di Indonesia. Rumusan Masalah: 1. Apa dampak semakin fenomena berkembang e-commerce di Indonesia yang terhadap perekonomian ? 2. Bagaimana peran teknologi dalam transformasi sektor perdagangan online ? c. Topik: Dampak kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi di negara berkembang: Analisis kasus Brasil. Rumusan Masalah: METODOLOGI PENELITIAN 75 1. Bagaimana kebijakan fiskal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Brasil? 2. Bagaimana hubungan antara kebijakan fiskal dan kinerja ekonomi di negara berkembang ? d. Topik: Pemberdayaan UMKM sebagai pilar ekonomi lokal: Belajar dari keberhasilan kasus koperasi produsen batik di Solo. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana pemberdayaan UMKM dapat meningkatkan perekonomian lokal ? 2. Bagaimana strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan UMKM di berbagai daerah ? 5.Bidang Pendidikan: a. Topik: Peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak di sekolah dasar. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana dukungan orang tua dapat mempengaruhi minat dan semangat belajar anak ? 2. Apa strategi yang dapat digunakan oleh orang tua untuk meningkatkan motivasi belajar anak ? b. Topik: Pengaruh penggunaan teknologi dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana penggunaan teknologi, seperti komputer dan internet, mempengaruhi prestasi belajar siswa ? METODOLOGI PENELITIAN 76 2. Apa dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran ? c. Topik: Pengaruh pendidikan karakter dalam membentuk kepribadian siswa. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana pendidikan karakter dapat membentuk kepribadian siswa ? 2. Bagaimana implementasi pendidikan karakter di sekolah dapat mempengaruhi perilaku dan sikap siswa ? d. Topik: Analisis kebutuhan pendidikan vokasi di Indonesia. Rumusan Masalah: 1. Apa kebutuhan aktual dalam pendidikan vokasi di Indonesia ? 2. Bagaimana mengidentifikasi tren dan peluang dalam pengembangan program pendidikan vokasi di Indonesia ? Masing-masing rumusan di atas dikerjakan untuk menjawab pertanyaan yang spesifik, sehingga memungkinkan dilakukannya penelitian yang tepat sasaran dan relevan. Rumusan yang tepat memandu jalannya penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih bermakna dan terukur. Kesimpulan: Membuat rumusan masalah merupakan langkah penting dalam perencanaan penelitian. Pembuatan pernyataan pertanyaan yang tepat, dalam proses ini membantu peneliti terarah pada tujuan yang METODOLOGI PENELITIAN 77 jelas, sehingga memungkinkan menyusun metodologi yang tepat, dan membantu menghasilkan penelitian yang bermakna dan relevan. Jika menggunakan langkah-langkah itu dan mempertimbangkannya dengan cermat, maka pembuatan rumusan akan memberikan landasan yang kuat untuk melakukan penelitian yang efektif. METODOLOGI PENELITIAN 78 BAGIAN 6 TUJUAN PENELITIAN Penelitian adalah suatu kegiatan yang sistematis dan terencana untuk mencari jawaban atas suatu pertanyaan atau memecahkan suatu masalah. Tujuan penelitian sangatlah penting untuk mengarahkan dan memfokuskan penelitian. Tujuan penelitian dapat berbeda-beda tergantung pada jenis penelitian, topik penelitian, dan pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian harus: (1) Jelas dan terukur: Tujuan penelitian harus jelas dan terukur sehingga dapat dicapai dengan mudah. (2) Relevan: Tujuan penelitian harus relevan dengan topik penelitian dan pertanyaan penelitian. (3) Dapat dicapai: Tujuan penelitian harus dapat dicapai dengan sumber daya dan waktu yang tersedia. (4) Etis: Tujuan penelitian harus etis dan tidak membahayakan partisipan penelitian. Penelitian dapat memiliki banyak tujuan. Tiga tujuan yang paling umum adalah eksplorasi (exploration), deskripsi (description), dan eksplanasi (explanation). Masing-masing tujuan memiliki implikasi yang berbeda dalam desain penelitiannya. METODOLOGI PENELITIAN 79 A. EKSPLORASI Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki dan memahami suatu topik atau fenomena yang belum banyak diketahui. Jenis penelitian ini sering dilakukan pada tahap awal ketika informasi tentang suatu topik masih terbatas. Tujuan utama penelitian eksplorasi: 1. Mengidentifikasi area penelitian baru Mengidentifikasi area penelitian baru adalah proses menemukan topik atau fenomena yang belum banyak dipelajari dan memiliki potensi untuk menghasilkan pengetahuan baru yang bermanfaat. Langkah awal ini penting dalam penelitian dan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a. Kajian literatur: (1) membaca jurnal ilmiah, buku, dan laporan penelitian untuk memahami apa yang sudah diketahui tentang suatu topik, (2) Mencari celah dalam pengetahuan yang ada dan mengidentifikasi pertanyaan penelitian baru. (3) Mengikuti tren terbaru dalam bidang penelitian yang diminati. b. Mengamati fenomena sekitar: (1) Memperhatikan hal-hal yang tidak biasa atau menarik di dunia sekitar. (2) Berbicara dengan orang-orang dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan perspektif baru. (3) Membaca berita dan artikel tentang masalah-masalah kontemporer. c. Berpikir kreatif: (1) Mengajukan pertanyaan "bagaimana jika" dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan baru. (2) METODOLOGI PENELITIAN 80 Membuat koneksi antara ide-ide yang tampaknya tidak terkait. (3) Berani untuk menantang asumsi dan melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda. d. Berkolaborasi dengan orang lain: (1) Berdiskusi dengan peneliti lain tentang Berpartisipasi dalam mendapatkan paparan ide-ide penelitian konferensi dan terhadap mereka. seminar penelitian (2) untuk baru. (3) Bergabung dengan komunitas online atau grup diskusi yang berfokus pada bidang penelitian yang diminati. e. Memanfaatkan teknologi: (1) Menggunakan mesin pencari untuk menemukan informasi tentang topik penelitian potensial. (2) Menggunakan media sosial untuk terhubung dengan peneliti lain dan berbagi ide. (3) Menggunakan alat analisis data untuk menemukan pola dan tren dalam data. Mengidentifikasi area penelitian baru membutuhkan keingintahuan, kreativitas, dan kegigihan. Tidak ada jaminan bahwa setiap ide penelitian baru akan menghasilkan temuan yang signifikan, tetapi dengan usaha dan dedikasi, peneliti dapat membuka pintu menuju pengetahuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa contoh area penelitian baru yang potensial: (1) Dampak kecerdasan buatan pada masyarakat. (2) Pengembangan sumber energi terbarukan yang baru. (3) Penemuan obat baru untuk penyakit kronis. (4) Memahami asal-usul alam semesta. METODOLOGI PENELITIAN 81 (5) Mengembangkan strategi baru untuk mengatasi perubahan iklim. 2. Mengembangkan pertanyaan penelitian yang lebih spesifik Pertanyaan penelitian adalah jantung dari setiap penelitian. Pertanyaan yang baik akan mengarahkan penelitian, memfokuskan pengumpulan data, dan memandu analisis. Pertanyaan yang spesifik dan terarah akan membantu untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas tinggi dan memberikan kontribusi yang berharga bagi ilmu pengetahuan. Pertanyaan penelitian yang spesifik adalah pertanyaan yang jelas, terukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu. Pertanyaan ini harus cukup spesifik agar dapat dijawab dengan penelitian, tetapi tidak boleh terlalu sempit sehingga membatasi ruang lingkup penelitian. Beberapa langkah yang dapat diikuti untuk mengembangkan pertanyaan penelitian yang lebih spesifik: a. Tentukan topik penelitian. b. Lakukan tinjauan pustaka. Hal ini akan membantu untuk mempersempit fokus penelitian dan mengidentifikasi pertanyaan penelitian yang belum terjawab. c. Identifikasi jenis penelitian yang ingin dilakukan. Jenis penelitian yang dipilih akan mempengaruhi bagaimana pertanyaan penelitian dirumuskan. Penelitian kuantitatif membutuhkan pertanyaan yang dapat diukur dengan angka, METODOLOGI PENELITIAN 82 sedangkan penelitian kualitatif membutuhkan pertanyaan yang lebih terbuka dan eksploratif. d. Buat daftar pertanyaan awal. Jangan khawatir jika pertanyaan-pertanyaan ini belum sempurna karena masih dapat disempurnakan saat mengembangkan pertanyaan penelitian. e. Evaluasi pertanyaan. Pastikan pertanyaan dibuat dengan jelas, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu. f. Persempit pertanyaan. Persempit pertanyaan agar lebih spesifik dan terarah dengan memecah pertanyaan besar menjadi pertanyaan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. g. Dapatkan umpan balik. Mintalah umpan balik dari orang lain tentang pertanyaan penelitian yang disusun. Hal ini dapat membantu untuk melihat apakah pertanyaan sudah jelas dan mudah dipahami. 3. Membangun teori dan konsep baru Dalam penelitian eksplorasi, membangun teori dan konsep baru merupakan sebuah proses kreatif untuk menemukan pola dan makna dari data yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan dengan cara menganalisis data secara mendalam dan mencari hubungan antara berbagai elemen penelitian. Langkah-langkah membangun teori dan konsep baru dalam penelitian eksplorasi: METODOLOGI PENELITIAN 83 a. Kumpulkan data yang beragam. Penelitian eksplorasi membutuhkan data yang berkualitas tinggi dan cukup untuk mendukung analisis yang mendalam. Data dapat dikumpulkan melalui berbagai metode, seperti wawancara, observasi, studi kasus, dan analisis dokumen. b. Lakukan analisis data secara menyeluruh. Data harus dianalisis secara menyeluruh untuk mengidentifikasi pola, tema, dan hubungan yang muncul dengan menggunakan berbagai metode analisis kualitatif, seperti analisis tematik, analisis naratif, dan grounded theory. c. Abstraksikan temuan. Peneliti harus mengabstraksikan temuan ke dalam konsep dan teori baru dengan memunculkan ide-ide baru dan mengembangkan model yang menjelaskan temuan penelitian. d. Kembangkan kerangka teoritis. Kerangka teoritis adalah panduan yang menjelaskan hubungan antara konsep-konsep baru yang telah dikembangkan. Kerangka teoritis harus jelas, konsisten, dan didukung oleh bukti. e. Uji teori baru. Teori baru harus diuji melalui penelitian lebih lanjut untuk memverifikasi validitas dan keandalannya dengan menggunakan berbagai metode penelitian, seperti penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Teori dan konsep baru yang dikembangkan dalam penelitian eksplorasi bersifat preliminer dan perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang lebih ketat. METODOLOGI PENELITIAN 84 4. Meningkatkan pemahaman tentang suatu topik atau fenomena. Dalam penelitian eksplorasi, meningkatkan pemahaman tentang suatu topik atau fenomena memiliki makna yang luas dan mendalam. Beberapa langkah penting yang dapat dilakukan antara lain: a. Mengungkap hal yang belum diketahui. Hal ini dapat dilakukan dengan menemukan informasi baru, mengidentifikasi pola, membangun teori, dan mengajukan pertanyaan penelitian baru. b. Memperluas pengetahuan yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis data yang dikumpulkan, menginterpretasikan temuan, dan membandingkannya dengan penelitian sebelumnya. c. Mendapatkan wawasan yang lebih dalam. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami kompleksitas, nuansa, dan perspektif yang berbeda tentang topik tersebut. d. Membangun fondasi untuk penelitian lebih lanjut. Temuan dari penelitian eksplorasi dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis, mengembangkan desain penelitian, dan memilih metode penelitian yang tepat untuk penelitian selanjutnya. e. Meningkatkan pemahaman masyarakat. Temuan dari penelitian eksplorasi dapat dikomunikasikan kepada publik melalui berbagai media, seperti artikel ilmiah, buku, atau presentasi. METODOLOGI PENELITIAN 85 Karakteristik penelitian eksplorasi: 1. Fleksibilitas: Desain penelitian eksplorasi fleksibel dan dapat berubah seiring dengan berkembangnya pemahaman peneliti tentang topik penelitian. 2. Keterbukaan: Peneliti eksplorasi harus terbuka terhadap berbagai kemungkinan dan tidak terikat pada hipotesis yang kaku. 3. Kreativitas: Penelitian eksplorasi membutuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis untuk menemukan wawasan baru. 4. Keterbatasan: Penelitian eksplorasi seringkali memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi dan validitas temuan. Metode penelitian eksplorasi yang biasa dipakai antara lain: tinjauan pustaka, wawancara, observasi, studi kasus, analisis data kualitatif dengan menganalisis data non-numerik seperti teks, gambar, atau video. Penelitian eksplorasi bukanlah penelitian yang definitif. Temuan dari penelitian eksplorasi harus dikonfirmasi melalui penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih ketat. B. DESKRIPSI Penelitian deskripsi adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menganalisis suatu fenomena, situasi, atau kelompok orang secara apa adanya. Jenis penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang keadaan yang ada. METODOLOGI PENELITIAN 86 Tujuan utama penelitian deskripsi: 1. Memberikan gambaran yang komprehensif: Mengumpulkan dan menganalisis data untuk memberikan gambaran yang lengkap dan menyeluruh tentang suatu fenomena. Penelitian deskripsi memberikan gambaran yang komprehensif, karena: a. Fokus pada detail. Hal ini dilakukan melalui pengumpulan data yang mendalam dan menyeluruh menggunakan berbagai metode seperti survei, wawancara, observasi, dan studi kasus. b. Multidimensional. Penelitian deskripsi mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait dengan fenomena yang diteliti untuk memahami fenomena secara lebih utuh dan menyeluruh. c. Konteks. Penelitian deskripsi mempertimbangkan konteks di mana fenomena terjadi. Hal ini penting untuk memahami makna dan implikasi dari temuan penelitian. d. Fleksibilitas. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengikuti alur penelitian dan mendapatkan informasi yang paling relevan. e. Berbagai perspektif. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan objektif. 2. Meningkatkan pemahaman: Membantu peneliti dan pembaca untuk memahami lebih baik tentang suatu fenomena, situasi, atau kelompok orang. Penelitian deskripsi berkontribusi pada peningkatan pemahaman dengan car: METODOLOGI PENELITIAN 87 a. Memberikan gambaran yang jelas dan akurat. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematis dan objektif. Melalui penelitian deskripsi dapat diperoleh informasi yang komprehensif tentang berbagai aspek suatu fenomena, seperti latar belakang, karakteristik, proses, dampak, dan maknanya. b. Mengungkap kompleksitas fenomena. Penelitian deskripsi mengungkap kompleksitas suatu fenomena dengan menunjukkan berbagai faktor yang saling terkait. Hal ini memberikan pemahaman bahwa fenomena tidak terjadi secara terpisah, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi. c. Meningkatkan pemahaman kontekstual. Memahami konteks suatu fenomena penting untuk interpretasi yang tepat dan mencegah kesalahpahaman. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti budaya, sejarah, lingkungan sosial, dan politik. Penelitian deskripsi membantu kita untuk melihat fenomena dari sudut pandang orang-orang yang terlibat dan memahami bagaimana mereka mengalami fenomena tersebut. d. Mendukung pengembangan pengetahuan baru. Penelitian deskripsi menyediakan data dan informasi yang akurat tentang suatu fenomena. Data dan informasi ini dapat digunakan untuk membangun teori, menguji hipotesis, dan mengembangkan model untuk memahami fenomena tersebut dengan lebih baik. METODOLOGI PENELITIAN 88 e. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan. Penelitian deskripsi membantu stakeholder di berbagai bidang, seperti pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan perusahaan, untuk membuat keputusan yang lebih baik yang bermanfaat bagi masyarakat. 3. Membuat keputusan yang lebih baik: Penelitian deskripsi berperan penting dalam membantu membuat keputusan yang lebih baik dengan berbagai cara: a. Memberikan informasi yang akurat dan terpercaya. Penelitian deskripsi memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang suatu fenomena, situasi, atau kelompok orang yang dapat membantu untuk memahami situasi dengan lebih baik, mengidentifikasi masalah, dan menemukan solusi yang tepat. b. Meningkatkan pemahaman konteks. Hal ini penting karena konteks dapat mempengaruhi pilihan dan solusi yang tersedia. c. Mengidentifikasi faktor-faktor penting. Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada faktor-faktor yang paling penting dan menghindari keputusan yang deskripsi dapat didasarkan pada asumsi yang salah. d. Mengevaluasi alternatif. Penelitian membantu untuk mengevaluasi alternatif yang tersedia dan memilih solusi terbaik. Hal ini dapat dilakukan dengan METODOLOGI PENELITIAN 89 membandingkan kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif. e. Meminimalkan risiko. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi potensi konsekuensi dari setiap pilihan dan mengembangkan rencana untuk mengatasinya. 4. Membantu dalam penelitian selanjutnya: Penelitian deskripsi, memainkan peran penting dalam mendukung dan memfasilitasi penelitian selanjutnya dalam berbagai cara: a. Memberikan fondasi pengetahuan: Temuan deskriptif ini menjelaskan sifat, karakteristik, pola, dan variasi dalam fenomena yang diteliti yang menjadi fondasi bagi peneliti lain untuk membangun hipotesis, mengembangkan desain penelitian, dan memilih metode penelitian yang tepat dalam studi lanjutan. b. Mengidentifikasi area penelitian baru: Penelitian deskripsi dapat mengungkapkan celah atau gap pengetahuan dan menunjukkan area penelitian baru yang belum dieksplorasi. Hal ini membuka jalan bagi penelitian inovatif yang dapat memperluas pemahaman dan menemukan solusi baru untuk berbagai permasalahan. c. Membantu membentuk hipotesis: Hasil penelitian deskripsi dapat memberikan bukti awal yang mendukung atau menentang hipotesis yang ada dan dapat membantu peneliti memformulasikan hipotesis yang lebih terarah dan spesifik untuk penelitian selanjutnya. METODOLOGI PENELITIAN 90 d. Memandu desain penelitian: Informasi yang diperoleh dari penelitian deskripsi dapat membantu peneliti merancang penelitian selanjutnya memungkinkan dengan penelitian lebih selanjutnya efektif. untuk Hal ini mencapai tujuannya dengan lebih efisien dan menghasilkan data yang berkualitas tinggi. 5. Membantu interpretasi hasil. Ketika penelitian selanjutnya menghasilkan temuan baru, pemahaman yang diperoleh dari penelitian deskripsi dapat membantu menginterpretasikan dan menjelaskan temuan tersebut. Konteks, latar belakang, dan makna yang lebih dalam dari temuan baru dapat dipahami dengan lebih baik dengan mempertimbangkan hasil penelitian deskripsi sebelumnya. Karakteristik penelitian deskripsi: 1. Fokus pada deskripsi: penelitian deskripsi berfokus pada penggambaran dan penjelasan suatu fenomena secara apa adanya. 2. Keterbukaan: peneliti deskripsi harus terbuka terhadap berbagai kemungkinan dan tidak terikat pada hipotesis yang kaku. 3. Ketelitian: Penelitian deskripsi harus dilakukan dengan ketelitian dan akurat untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan dapat dipercaya. 4. Keterbatasan: Penelitian deskripsi seringkali memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi temuan. METODOLOGI PENELITIAN 91 Metode penelitian deskripsi yang sering digunakan adalah survei, observasi, studi kasus, dan analisis data kualitatif dengan menganalisis data non-numerik seperti teks, gambar, atau video. Dengan metode penelitian yang tepat, penelitian deskripsi akan membantu memahami realitas dan membantu pengambilan keputusan. Penelitian deskripsi tidak bertujuan untuk membuat generalisasi atau menguji hipotesis. Temuan dari penelitian deskripsi harus diinterpretasikan dengan hati-hati dan dipertimbangkan dalam konteks penelitian. C. EKSPLANASI Penelitian eksplanasi (explanation research) adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih variabel. Jenis penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan mengapa suatu fenomena terjadi dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Tujuan utama penelitian eksplanasi : 1. Menjelaskan hubungan kausal: Penelitian eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal (sebab-akibat) antara dua atau lebih variabel. Untuk mencapai tujuannya, penelitian eksplanasi menggunakan berbagai metode penelitian yang kuat dan analisis data yang tepat. Penelitian eksplanasi sangat penting untuk: METODOLOGI PENELITIAN 92 a. Memahami permasalahan: dengan memahami hubungan kausal, dapat memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa depan dan membuat keputusan yang lebih baik untuk mengatasi masalah atau mencapai tujuan. b. Mengembangkan teori: temuan dari penelitian eksplanasi dapat digunakan untuk membangun atau memperkuat teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi. c. Membuat solusi yang efektif: dengan memahami penyebab suatu masalah, kita dapat mengembangkan solusi yang lebih efektif untuk mengatasinya. 2. Membangun teori: Penelitian eksplanasi dan pembangunan teori memiliki hubungan yang simbiosis mutualisme, saling memperkuat dan memperkaya satu sama lain. Penelitian eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel, dan teori menyediakan kerangka kerja untuk memahami dan menjelaskan hubungan tersebut. Penelitian eksplanasi membantu dalam membangun teori dengan cara: a. Memberikan bukti empiris: penelitian eksplanasi mengumpulkan data yang dapat mendukung atau menolak teori yang ada. b. Mengidentifikasi pola dan hubungan: penelitian eksplanasi dapat mengungkap pola dan hubungan yang sebelumnya METODOLOGI PENELITIAN 93 tidak diketahui, yang dapat mengarahkan pada pengembangan teori baru. c. Memperkuat atau memodifikasi teori: temuan dari penelitian eksplanasi dapat memperkuat teori yang ada atau membuat perlu modifikasi pada teori tersebut. Di sisi lain, teori membantu dalam melakukan penelitian eksplanasi dengan cara: a. Memandu pengumpulan data: teori menyediakan kerangka kerja untuk merumuskan pertanyaan penelitian dan memilih metode pengumpulan data yang tepat. b. Menganalisis dan menginterpretasikan data: teori membantu peneliti untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dengan cara yang bermakna. c. Menjelaskan temuan: teori menyediakan penjelasan untuk temuan penelitian dan membantu peneliti untuk menarik kesimpulan. Penelitian eksplanasi dan pembangunan teori adalah proses yang berkelanjutan. Penelitian eksplanasi terus dilakukan untuk menguji dan memperkuat teori, dan teori baru terus dikembangkan untuk memahami fenomena yang kompleks dengan lebih baik. 3. Memprediksi masa depan. Penelitian eksplanasi, dengan fokusnya pada menjelaskan hubungan sebab-akibat, memiliki peran penting dalam upaya memprediksi masa depan. METODOLOGI PENELITIAN 94 Penelitian eksplanasi membantu memprediksi masa depan dengan cara: a. Memahami tren dan pola: Penelitian eksplanasi membantu memahami tren dan pola yang ada di masa kini dan memungkinkan untuk memproyeksikan tren tersebut ke masa depan dan memprediksi kemungkinan hasil. b. Mengembangkan eksplanasi dapat model prediktif: digunakan Temuan untuk penelitian membangun model prediktif yang kompleks. Model-model ini mempertimbangkan berbagai faktor yang saling terkait dan menghasilkan prediksi yang lebih akurat tentang masa depan. c. Menguji skenario dan intervensi: Penelitian eksplanasi memungkinkan untuk menguji skenario dan intervensi yang berbeda untuk melihat bagaimana hal itu dapat memengaruhi masa depan. 4. Membuat keputusan yang lebih baik: Berdasarkan pemahaman tentang hubungan kausal, membuat keputusan yang lebih efektif untuk mengatasi masalah atau mencapai tujuan. Jenis penelitian ini sangat bermanfaat untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam berbagai bidang kehidupan, seperti: a. Bisnis: Penelitian eksplanasi dapat membantu perusahaan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan, profitabilitas, dan loyalitas pelanggan. Misal suatu perusahaan kosmetik melakukan penelitian eksplanasi untuk mengetahui mengapa produk baru mereka tidak laku di METODOLOGI PENELITIAN 95 pasaran. Penelitian ini menemukan bahwa target pasar yang salah dan kurangnya kampanye pemasaran yang efektif. Berdasarkan temuan ini, perusahaan dapat mengubah strategi pemasaran mereka dan menargetkan pasar yang tepat, sehingga produk mereka menjadi lebih laku. b. Kebijakan Publik: Penelitian eksplanasi dapat membantu pemerintah mempengaruhi untuk memahami tingkat pengangguran. Misal faktor-faktor kriminalitas, Pemerintah kemiskinan, melakukan yang dan penelitian eksplanasi untuk mengetahui mengapa angka kemiskinan di daerah pedesaan tinggi. Penelitian ini menemukan bahwa akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang terbatas merupakan salah satu faktor utama. Berdasarkan temuan ini, pemerintah dapat membuat kebijakan untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan di daerah pedesaan, sehingga dapat membantu mengurangi angka kemiskinan. c. Pendidikan: Penelitian eksplanasi dapat membantu guru dan pembuat kebijakan pendidikan untuk memahami faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Misal suatu sekolah melakukan penelitian eksplanasi untuk mengetahui mengapa prestasi belajar siswa di kelas tertentu rendah. Penelitian ini menemukan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan gaya belajar siswa. Berdasarkan temuan ini, guru dapat mengubah metode pembelajaran mereka dan menggunakan metode yang lebih METODOLOGI PENELITIAN 96 sesuai dengan gaya belajar siswa, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian eksplanasi tidak selalu dapat memberikan jawaban pasti untuk semua pertanyaan. Terkadang, penelitian eksplanasi hanya dapat memberikan bukti yang mendukung atau menolak hipotesis tertentu. Namun, penelitian eksplanasi tetap bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman kita tentang dunia dan membuka jalan bagi penelitian yang lebih lanjut. Karakteristik penelitian eksplanasi: 1. Hipotesis: Penelitian eksplanasi selalu dimulai dengan hipotesis yang jelas dan terukur tentang hubungan kausal antara variabel. Hipotesis ini harus jelas, terukur, dan dapat diuji secara empiris. Alasan mengapa hipotesis penting dalam penelitian eksplanasi antara lain: (1) Hipotesis memberikan arah pada penelitian. (2) Hipotesis membantu peneliti untuk fokus pada data yang relevan. (3) Hipotesis membantu peneliti untuk menginterpretasikan temuan mereka. Hipotesis tidak selalu benar. Hipotesis dapat diterima atau ditolak berdasarkan data yang dikumpulkan. Bahkan jika hipotesis ditolak, penelitian eksplanasi tetap berharga. Penelitian ini tetap dapat memberikan informasi yang berguna tentang hubungan antara variabel. 2. Desain penelitian: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian eksplanasi harus kuat dan mampu menguji hipotesis secara akurat. Desain penelitian ini berfungsi untuk menentukan arah, metode, dan alat yang akan digunakan dalam penelitian. METODOLOGI PENELITIAN 97 Pentingnya desain penelitian dalam penelitian eksplanasi adalah: (1) Memastikan penelitian dilakukan secara sistematis dan terstruktur. (2) Membantu peneliti untuk mengontrol variabel dan meminimalkan bias. (3) Memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang akurat dan reliabel. (4) Mempermudah analisis data dan interpretasi temuan. (5) Meningkatkan validitas dan generalisasi temuan penelitian. 3. Analisis data: Analisis data merupakan aspek penting dalam penelitian eksplanasi. Tujuan utama penelitian eksplanasi adalah untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih variabel. Untuk mencapai tujuan ini, peneliti perlu mengumpulkan data dan menganalisisnya dengan cermat. Karakteristik analisis data dalam penelitian eksplanasi: (1) Tepat: Analisis data harus tepat dan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. (2) Objektif: Analisis data harus objektif dan tidak bias. (3) Hati-hati: Analisis data harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti. (4) Sistematis: Analisis data harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur. (5) Mendalam: Analisis data harus mendalam dan mengungkapkan semua informasi yang relevan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian eksplanasi tergantung pada jenis data yang dikumpulkan dan tujuan penelitian. Beberapa metode analisis data yang umum digunakan dalam penelitian eksplanasi antara lain analisis statistik, analisis kualitatif, dan analisis campuran. METODOLOGI PENELITIAN 98 4. Validitas dan reliabilitas: Temuan dari penelitian eksplanasi harus valid dan reliabel untuk dapat dipercaya dan digeneralisasi. Validitas dan reliabilitas merupakan dua karakteristik penting dalam penelitian eksplanasi. a. Validitas. Validitas mengacu pada tingkat kebenaran atau keakuratan temuan penelitian. Dalam penelitian eksplanasi, validitas berarti bahwa temuan penelitian memang benarbenar mencerminkan hubungan sebab-akibat yang sebenarnya antara variabel. Ada beberapa jenis validitas dalam penelitian eksplanasi, antara lain: (1) Validitas internal: Apakah temuan penelitian benar-benar disebabkan oleh variabel independen dan bukan oleh faktor lain? (2) Validitas eksternal: Apakah temuan penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi atau situasi lain? (3) Validitas konstruk: Apakah temuan penelitian benar-benar mengukur apa yang ingin diukur? Peneliti dapat meningkatkan validitas penelitian mereka dengan: (1) Memilih desain penelitian yang tepat. (2) Menggunakan metode pengumpulan data yang akurat dan terpercaya. (3) Menganalisis data dengan cermat dan objektif. (4) Memeriksa temuan penelitian dengan penelitian lain. b. Reliabilitas. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keandalan temuan penelitian. Dalam penelitian eksplanasi, reliabilitas berarti bahwa temuan penelitian akan sama jika penelitian dilakukan berulang kali dengan cara yang sama. Peneliti dapat meningkatkan reliabilitas penelitian mereka METODOLOGI PENELITIAN 99 dengan: menggunakan terstandarisasi, melatih metode pengukuran pengumpul data dengan yang baik, melakukan kontrol kualitas data, dan menggunakan analisis statistik yang tepat. Validitas dan reliabilitas sangat penting dalam penelitian eksplanasi karena temuan penelitian yang tidak valid dan tidak reliabel tidak dapat dipercaya dan tidak dapat digunakan untuk membuat keputusan yang informed. Dengan memastikan validitas dan reliabilitas penelitian, peneliti dapat memastikan bahwa temuan penelitian mereka dapat dipercaya dan bermanfaat untuk membuat keputusan yang lebih baik. METODOLOGI PENELITIAN 100 BAGIAN 7 HIPOTESIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. KAITAN HIPOTESIS & PERTANYAAN PENELITIAN Hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan atau dugaan sementara, yang memprediksi apa yang Anda harap temukan dalam data empiris Anda, di mana hipotesis harus diuji kebenarannya. Hipotesis dapat mencerminkan dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok atau lebih. Dengan menguji hipotesis, diharapkan dapat ditemukan solusi untuk memperbaiki masalah yang dihadapi atau dengan kata lain dapat menjawab pertanyaan penelitian. B. PERNYATAAN “JIKA-MAKA” Untuk memeriksa ada atau tidaknya dugaan hubungan, pengaruh atau perbedaan, hipotesis ini dapat dibentuk dengan bentuk pernyataan jika-maka (if-then statement). Terdapat dua format yang dapat digunakan untuk mengemukakan pertanyaan “jikamaka” yang dapat dilihat pada contoh berikut. METODOLOGI PENELITIAN 101 Contoh B1: o Pertanyaan penelitian: Apakah customer yang puas akan berdampak pada pembelian kembali produk perusahaan? o Alternatif hipotesis: Jika customer puas, maka customer akan membeli kembali produk perusahaan. Customer akan membeli kembali produk perusahaan, ketika mereka merasa puas. Kepuasan konsumen Pembelian berulang Gambar 7.1 Contoh Model Penelitian 1 Contoh B2: o Pertanyaan penelitian: Apakah penurunan harga dapat berpengaruh terhadap kenaikan penjualan? o Alternatif hipotesis: Jika harga turun, maka penjualan terhadap produk X akan meningkat. Penjualan terhadap produk X akan meningkat, ketika harga diturunkan. METODOLOGI PENELITIAN 102 Harga Penjualan Gambar 7.2 Contoh Model Penelitian 2 Contoh B3: o Pertanyaan penelitian: Apakah lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap tingkat retensi karyawan PT XYZ? o Alternatif hipotesis: Jika lingkungan kerja kondusif, maka tingkat retensi karyawan akan meningkat. Tingkat retensi karyawan akan meningkat, ketika lingkungan kerjanya kondusif. Lingkungan Kerja Retensi Karyawan Gambar 7.3 Contoh Model Penelitian 3 METODOLOGI PENELITIAN 103 C. HIPOTESIS BERARAH DAN TIDAK BERARAH Jika dalam pembuatan hipotesis terkait hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok digunakan istilahistilah seperti positif, negatif, lebih dari, kurang dari, dan sejenisnya, maka hipotesis tersebut merupakan hipotesis berarah (directional hypothesis), karena arah hubungan antar variabel (positif/ negatif) ditunjukkan di dalam hipotesis tersebut. Di sisi lain, hipotesis tidak berarah (nondirectional hypothesis) adalah hipotesis yang mendalilkan adanya hubungan atau perbedaan, namun tidak memberikan indikasi arah hubungan atau perbedaan tersebut. Dengan kata lain, meskipun dapat diduga terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel, kita tidak dapat menentukan apakah hubungan tersebut positif atau negatif. Demikian pula, meskipun kita dapat menduga bahwa akan ada perbedaan antara dua kelompok pada suatu variabel tertentu, kita mungkin tidak dapat mengatakan kelompok mana yang lebih banyak dan kelompok mana yang lebih kecil pada variabel tersebut. Contoh C1 – Hipotesis Berarah: o Pertanyaan penelitian: Apakah experiential marketing berpengaruh positif terhadap kepercayaan konsumen? o Hipotesis: Experiential marketing berpengaruh positif terhadap kepercayaan konsumen. METODOLOGI PENELITIAN 104 Contoh C2 – Hipotesis Tidak Berarah: o Pertanyaan penelitian: Apakah experiential marketing berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan konsumen? o Hipotesis: Experiential marketing berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan konsumen. Experiential Marketing Kepercayaan Konsumen Gambar 7.4 Contoh Model Penelitian 4 Contoh C3 – Hipotesis Berarah: o Pertanyaan penelitian: Apakah authoritarian leadership berdampak negatif terhadap kinerja karyawan PT XYZ? o Hipotesis: Authoritarian leadership berdampak negatif terhadap kinerja karyawan PT XYZ. Contoh C4 – Hipotesis Tidak Berarah: o Pertanyaan penelitian: Apakah authoritarian leadership berdampak terhadap kinerja karyawan PT XYZ? METODOLOGI PENELITIAN 105 o Hipotesis: Authoritarian leadership berdampak terhadap kinerja karyawan PT XYZ. Authoritarian Leadership Kinerja Karyawan Gambar 7.5 Contoh Model Penelitian 5 Contoh C5 – Hipotesis Berarah: o Pertanyaan penelitian: Apakah penerapan augmented reality (AR) dapat meningkatkan minat beli konsumen produk A? o Hipotesis: Penerapan augmented reality (AR) dapat meningkatkan minat beli konsumen produk A. Contoh C6 – Hipotesis Tidak Berarah: o Pertanyaan penelitian: Apakah penerapan augmented reality (AR) berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk A? o Hipotesis: Penerapan augmented reality (AR) berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk A. METODOLOGI PENELITIAN 106 Augmented Reality Minat Beli Gambar 7.6 Contoh Model Penelitian 6 Contoh C7 – Hipotesis Berarah: o Pertanyaan penelitian: Apakah penggunaan chatbot dapat meningkatkan kualitas layanan bank XYZ? o Hipotesis: Penggunaan chatbot dapat meningkatkan kualitas layanan bank XYZ. Contoh C8 – Hipotesis Tidak Berarah: o Pertanyaan penelitian: Apakah penggunaan chatbot berpengaruh terhadap kualitas layanan bank XYZ? o Hipotesis: Penggunaan chatbot berpengaruh terhadap kualitas layanan bank XYZ . METODOLOGI PENELITIAN 107 Chatbot Kualitas Layanan Gambar 7.7 Contoh Model Penelitian 7 D. HIPOTESIS NOL DAN ALTERNATIF Hipotesis terkadang disertai dengan hipotesis nol dan Hipotesis Alternatif. Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang dibuat untuk ditolak guna mendukung hipotesis alternatif (Ha). Ketika digunakan, hipotesis nol dianggap benar sampai bukti statistik, dalam bentuk uji hipotesis, menunjukkan sebaliknya. Dalam istilah yang lebih umum, hipotesis nol dapat menyatakan bahwa korelasi antara dua variabel sama dengan nol atau perbedaan rata-rata dua kelompok dalam populasi sama dengan nol (atau bilangan pasti lainnya). Biasanya, pernyataan nol dinyatakan dalam bentuk tidak adanya hubungan (signifikan) antara dua variabel atau tidak ada perbedaan (signifikan) antara dua kelompok. Hipotesis alternatif, yang merupakan kebalikan dari nol, adalah pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antar kelompok. METODOLOGI PENELITIAN 108 Contoh D1: o Pertanyaan penelitian: Apakah celebrity endorsement berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk X? o Hipotesis: H0 : Celebrity endorsement tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk X. Ha : Celebrity endorsement berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk X. Celebrity Endorsement Minat Beli Gambar 7.8 Contoh Model Penelitian 8 Contoh D2: o Pertanyaan penelitian: Apakah kompensasi mempengaruhi kepuasan karyawan di tempat kerja? o Hipotesis: H0 : Kompensasi tidak mempengaruhi kepuasan karyawan di tempat kerja. Ha : Kompensasi mempengaruhi kepuasan karyawan di tempat kerja. METODOLOGI PENELITIAN 109 Kompensasi Kepuasan Karyawan Gambar 7.9 Contoh Model Penelitian 9 Contoh D3: o Pertanyaan penelitian: Apakah work life balance berpengaruh signifikan terhadap tingkat retensi karyawan? o Hipotesis: H0 : Work life balance tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat retensi karyawan. Ha : Work life balance berpengaruh signifikan terhadap tingkat retensi karyawan. Work Life Balance Retensi Karyawan Gambar 7.10 Contoh Model Penelitian 10 Contoh D4: o Pertanyaan penelitian: Apakah Virtual Reality (VR) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan analisa mahasiswa? METODOLOGI PENELITIAN 110 o Hipotesis: H0 : Virtual Reality (VR) tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan analisa mahasiswa. Ha : Virtual Reality (VR) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan analisa mahasiswa. Virtual Reality Kemampuan Analisa Gambar 7.11 Contoh Model Penelitian 11 METODOLOGI PENELITIAN 111 BAGIAN 8 JENIS-JENIS PENELITIAN Penelitian menjadi pondasi utama dalam pembangunan ilmu pengetahuan dalam rangka membuka jendela luas untuk memahami kompleksitas dunia di sekitar kehidupan manusia. Salah satu aspek penting dalam merancang dan melaksanakan penelitian adalah pemahaman mendalam tentang jenis-jenis penelitian yang dapat digunakan secara tepat sesuai kebutuhan. Jenis-jenis penelitian yang lazim digunakan yaitu penelitian kualitatif, kuantitatif, dan kombinasi. Penelitian kualitatif mengeksplorasi dan memahami fenomena melalui pengumpulan data deskriptif dalam bentuk teks, gambar, atau suara. Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan statistika untuk mengukur, menganalisis data yang dapat diukur secara numerik. Penelitian kombinasi menggabungkan elemen-elemen dari kedua pendekatan ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik. Dengan memahami perbedaan dan persamaan antara ketiga jenis penelitian ini diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dalam merancang dan melaksanakan penelitian secara efektif. A. PENGENALAN PENELITIAN 1. Definisi Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 112 Penelitian merupakan dilaksanakan dalam sebuah rangka tahapan sistematik mendapatkan yang pemahaman mendalam tentang suatu fenomena dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh. Penelitian melibatkan pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui penggunaan metode ilmiah yang terstruktur dan teruji. Penelitian merupakan upaya sadar untuk menemukan solusi atas masalah tertentu atau untuk mengembangkan pemahaman baru tentang fenomena tertentu. Penelitian juga dapat dianggap sebagai sebuah proses investigasi ilmiah yang bertujuan untuk menemukan atau memperbaiki pengetahuan tentang suatu subjek (Fraenkel & Wallen, 2019). Penelitian memainkan peran penting dalam mengembangkan pengetahuan pada beragam aspek ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial, ilmu alam, kedokteran, atau teknik. Melalui penelitian para peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, mengembangkan teori baru, menguji hipotesis, dan memberikan dasar untuk pengambilan keputusan yang berbasis bukti. Oleh karena itu penelitian memiliki kontribusi signifikan dalam kemajuan masyarakat dan peradaban manusia secara keseluruhan. 2. Pentingnya Penelitian Penelitian memainkan peran krusial dalam memperoleh pengetahuan baru yang menjadi landasan bagi kemajuan dalam berbagai bidang. Dengan melakukan penelitian dapat dijawab METODOLOGI PENELITIAN 113 pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan, diuji hipotesis, dan dikembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena-fenomena kompleks. Penelitian merupakan mesin penghasil pengetahuan yang mendukung inovasi dan pembangunan ilmiah (R. Jones, 2019). Melalui penelitian juga dapat diintegrasikan berbagai perspektif dan menghasilkan solusi yang holistik terhadap masalah-masalah kompleks seperti perubahan iklim dan kesehatan global (J. Smith, 2023). Dalam konteks pendidikan penelitian juga berperan penting dalam meningkatkan praktik pembelajaran dan mengidentifikasi strategi yang efektif. Pendekatan penelitian berbasis bukti dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil belajar perserta didik. Dengan demikian penelitian tidak hanya menyajikan pemahaman yang semakin baik mengenai realitas dalam dan sekitar kehidupan manusia tetapi juga mendorong inovasi, perubahan, dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. 3. Peran Jenis Penelitian dalam Menentukan Pendekatan dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian yang dipilih memiliki pengaruh signifikan terhadap pendekatan serta metodologi yang diterapkan pada sebuah studi. Penelitian kualitatif, kuantitatif, dan kombinasi memiliki karakteristik unik yang memerlukan pendekatan yang berbeda untuk memperoleh pemahaman mendalam dan akurat terkait fenomena yang diteliti. METODOLOGI PENELITIAN 114 Penelitian kualitatif menitikberatkan pada pengertian yang dalam mengenai realitas sosial berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, dan analisis tekstual. Pendekatan tersebut memfasilitasi peneliti menangkap kompleksitas dan variasi dalam konteks tertentu (Maxwell, 2019). Penelitian kuantitatif mengutamakan pengumpulan dan analisis data berbasis angka numerik untuk mengukur fenomena secara objektif. Metode statistika digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dan menggeneralisasi temuan dalam konteks yang lebih luas dan lebih umum (Creswell & Creswell, 2020). Pendekatan kualitatif kombinasi dengan memfasilitasi mengintegrasikan kuantitatif pada suatu elemen-elemen studi. Hal ini penelitian dalam rangka memperoleh wawasan yang komprehensif serta menyeluruh mengenai realitas yang ditelaah dengan memanfaatkan kekuatan dari kedua pendekatan kualitatif dengan kuantitatif tersebut (Teddlie & Tashakkori, 2019) Dalam menentukan pendekatan dan metode yang digunakan, peneliti harus mempertimbangkan tujuan penelitian, sifat fenomena yang diteliti, serta ketersediaan sumber daya dan waktu. Memilih jenis penelitian yang tepat akan memastikan keberhasilan dan relevansi dari sebuah penelitian. METODOLOGI PENELITIAN 115 B. MENGENAL LEBIH LANJUT TENTANG JENIS PENELITIAN Penelitian merupakan fondasi utama dalam mengembangkan pemahaman tentang dunia di seputar kehidupan manusia. Pemahaman yang dalam mengenai beragam jenis penelitian sangatlah penting karena menentukan pendekatan dan metodologi yang diterapkan dalam rangka melakukan pengumpulan serta analisis data. Memahami karakteristik masing-masing jenis penelitian akan membantu peneliti untuk menetapkan keputusan yang paling sesuai dalam rangka menggapai tujuan penelitian yang dikerjakan: 1. Penelitian Kualitatif a. Pengertian Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif memfokuskan terhadap pemahaman yang dalam atas realitas yang sedang dikaji berdasarkan hasil observasi, Pendekatan pengalaman ini wawancara, mengeksplorasi yang terlibat dan analisis konteks, dalam tekstual. proses, sebuah dan fenomena (Merriam, 2019). b. Karakteristik Penelitian Kualitatif 1) Fleksibilitas: Penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan pendekatan dan prosesnya sesuai dengan perubahan konteks atau temuan yang ditemui. 2) Subjektivitas: Penelitian kualitatif mengakui peran subjektivitas peneliti dan peserta dalam konstruksi makna atas fenomena yang diselidiki. METODOLOGI PENELITIAN 116 3) Penggunaan Data Berkualitas: Penelitian kualitatif menggunakan data yang mendalam dan terperinci dan sering kali dalam bentuk narasi dalam rangka menggali pemahaman yang kaya dan kompleks. c. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kualitatif 1) Kelebihan Kelebihan penelitian kualitatif adalah memfasilitasi pemahaman yang sangat dalam tentang konteks serta makna subjektif dari suatu realitas, fleksibel dalam menyesuaikan pendekatan dengan kebutuhan penelitian, memungkinkan eksplorasi yang lebih luas dan mendalam terhadap fenomena yang kompleks. 2) Kekurangan Kekurangan penelitian kualitatif adalah rentan terhadap bias interpretasi dari peneliti, memerlukan durasi serta sumber daya yang relatif banyak dalam rangka melakukan pengumpulan serta analisis data, dan tidak selalu mampu menghasilkan generalisasi yang luas karena fokus pada konteks yang spesifik. Penelitian kualitatif menawarkan pendekatan yang mendalam dan kontekstual untuk memahami fenomena yang dihadapi dan dialami manusia, meskipun memiliki tantangan tersendiri dalam aspek interpretasi dan generalisasi. Dengan memahami karakteristik dan kelebihan serta kekurangan penelitian kualitatif, peneliti dapat mengambil keputusan yang tepat dalam merancang penelitian yang relevan dan bermakna. METODOLOGI PENELITIAN 117 2. Penelitian Kuantitatif a. Pengertian Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif merupakan proses investigasi ilmiah yang mendayagunakan data numerik melakukan pengujian hipotesis, hubungan antar dalam melakukan peubah(variabel), serta rangka identifikasi membuat generalisasi tentang populasi dalam konteks yang sangat luas (J. K. Smith, 2021). Metode peneltian kuantitatif ini melibatkan penggunaan survei, eksperimentasi serta analisis statistika dalam rangka melakukan pegumpulan dan analisis data. b. Karakteristik Penelitian Kuantitatif Karakteristik utama dari penelitian kuantitatif meliputi penggunaan instrumen standar untuk pengumpulan data, penggunaan sampel yang representatif dari populasi, dan analisis statistika yang mendalam untuk menginterpretasi hasil penelitian (C. D. Jones, 2020). Metode penelitian kuantitatif ini cenderung bersifat objektif dan dapat diulang(direplikasi). c. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kuantitatif 1) Kelebihan Penelitian kuantitatif memungkinkan untuk melakukan pengukuran yang akurat dan obyektif dari variabel, mampu menyediakan data yang dapat diuji secara statistika dalam rangka melakukan pengujian hipotesis, serta memungkinkan untuk melakukan generalisasi yang METODOLOGI PENELITIAN 118 lebih luas berkaitan dengan aspek-aspek populasi yang sedang dikaji. 2) Kekurangan Penelitian kuantitatif cenderung kurang fleksibel dalam memahami konteks dan makna subjektif dari suatu fenomena, terkadang sulit untuk memperoleh data yang sepenuhnya representatif dari populasi, dan tidak selalu mampu menggambarkan kompleksitas hubungan antar variabel dengan baik (Brown & Johnson, 2019). Melalui penelitian kuantitatif, peneliti mampu mendapatkan pengertian yang sangat kuat mengenai realitas yang sedang dalam penelitian, meskipun tetap dihadapkan pada beberapa batasan dalam interpretasi data dan konteks sebatas yang dapat dinyatakan dalam angka-angka numerik. 3. Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) a. Pengertian Penelitian Kombinasi Penelitian kombinasi juga dikenal sebagai metode penelitian campuran (Mixed Methods) merupakan penelitian yang mengintegrasikan unsur-unsur kualitatif dengan kuantitatif pada suatu penelitian. memungkinkan peneliti Pendekatan dalam rangka campuran ini memperoleh pemahaman semakin holistik tentang realitas kompleks yang sedang dikaji dalam penelitian. Penelitian kombinasi melibatkan pengumpulan serta analisis data baik yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif pada satu studi untuk menjawab suatu pertanyaan penelitian. METODOLOGI PENELITIAN 119 Pendekatan kombinasi ini memungkinkan peneliti mengintegrasikan kekuatan dari kedua pendekatan tersebut untuk mendapatkan seputar fenomena pemahaman yang diteliti yang (R. komprehensif B. Johnson & Onwuegbuzie, 2019). b. Karakteristik Penelitian Kombinasi Karakteristik utama dari penelitian kombinasi adalah integrasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hal tersebut mampu dilaksanakan melalui beragam teknik misalnya mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan atau secara berurutan, dan kemudian mengintegrasikan analisis data dari kedua pendekatan tersebut. Penelitian kombinasi sering kali melibatkan pemahaman mendalam tentang konteks sosial dan budaya di mana fenomena tersebut terjadi. c. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kombinasi Kelebihan utama dari penelitian kombinasi adalah kemampuannya untuk menghasilkan pemahaman yang semakin komprehensif serta lebih dalam mengenai realitas yang dikaji dalam penelitian. Dengan mengintegrasikan kelebihan pendekatan kualitatif dengan kuantitatif, pendekatan penelitian kombinasi ini dapat mengatasi batasan dari masing-masing pendekatan secara terpisah. Di sisi lain penelitian kombinasi juga memiliki beberapa kelemahan seperti kompleksitas dalam perencanaan dan pelaksanaan studi, serta tantangan dalam mengintegrasikan METODOLOGI PENELITIAN 120 data dan analisis dari kedua pendekatan tersebut dengan efektif. Melalui penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pendekatan penelitian kombinasi menawarkan pendekatan yang kuat untuk menyelidiki fenomena kompleks dengan memanfaatkan kelebihan dari kedua pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Meskipun membutuhkan upaya tambahan dalam perencanaan dan pelaksanaan, keuntungan yang diperoleh dari pemahaman yang lebih dalam dan holistik sering kali sangat bernilai bagi peneliti dalam memecahkan masalah kompleks dalam berbagai bidang studi yang sedang diteliti. C. PERBANDINGAN ANTARA JENIS PENELITIAN Perbandingan antara jenis penelitian kualitatif, kuantitatif, dan kombinasi menjadi krusial dalam mengeksplorasi kompleksitas fenomena. Kehadiran beragam jenis penelitian memberikan pemahaman mendalam akan pendekatan, metode, dan kekuatan masing-masing. Penelitian kualitatif menggali makna subjektif, sementara kuantitatif mengukur fenomena secara terukur. Sementara itu pendekatan kombinasi mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut untuk menyelidiki fenomena dengan lebih komprehensif. Melalui perbandingan antar berbagai pendekatan ini diharapkan dapat dipahami keunggulan dan keterbatasan dari masing-masing jenis penelitian, serta dapat ditentukan pendekatan METODOLOGI PENELITIAN 121 yang paling sesuai dengan tujuan penelitian sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian tertentu secara spesifik. 1. Perbandingan Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi a. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif menekankan pemahaman mendalam atas fenomena dengan fokus pada konteks, proses, dan makna subjektif. Metodologi dalam mengumpulkan data yang lazim diterapkan pada penelitian kualitatif antara lain wawancara, observasi, serta analisis tekstual. Pendekatan kualitatif ini sangat cocok untuk menjelajahi kompleksitas sosial, budaya, dan psikologis. Sebagai contoh dalam studi tentang pengalaman subjektif penderita penyakit kronis, penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk memahami perasaan, persepsi, dan pengalaman individu secara mendalam (J. A. Smith & Osborn, 2022). Hal tersebut tidak dapat diperoleh jika tidak menggunakan pendekatan kualitatif. b. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif mengedepankan pengukuran dan analisis statistika untuk menguji hipotesis dan memvalidasi teori yang menjadi landasan penelitian. Metode pengumpulan data yang sering diterapkan pada penelitian kuantitatif mencakup survei, eksperimentasi, serta analisis data baik primer maupun sekunder. Pendekatan kuantitatif ini sangat cocok untuk menguji hubungan relasional ataupun METODOLOGI PENELITIAN 122 kausal antara variabel-variabel yang terukur secara kuantitatif. Sebagai contoh dalam penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, pendekatan kuantitatif memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi hubungan yang signifikan antara variabel-variabel seperti gaji, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja dalam suatu model dan melakukan pengujian dengan menggunakan model tersebut dengan menggunakan pendekatan statistika (R. B. Johnson & Smith, 2020). c. Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) Penelitian kombinasi mengintegrasikan unsur-unsur dari pendekatan kualitatif dengan kuantitatif dalam rangka mendapatkan pengertian yang lebih komprehensif dan holistik atas fenomena yang diamati. Metode pengumpulan data dalam wawancara penelitian mendalam, kombinasi survei, meliputi dan kombinasi analisis statistika. Pendekatan kombinasi ini memungkinkan peneliti untuk menjelajahi fenomena secara lebih holistik, menggabungkan keunggulan kuantitatif tentang dari kedua pendekatan sekaligus. Sebagai contoh efektivitas program kualitatif dengan dalam penelitian pendidikan, pendekatan kombinasi memungkinkan peneliti untuk memahami tidak hanya dampak program secara kuantitatif (misalnya, tingkat peningkatan nilai) tetapi juga proses, persepsi dan pengalaman peserta program secara kualitatif (Greene et al., 2021). METODOLOGI PENELITIAN 123 2. Perbandingan Pendekatan Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi Dalam khazanah penelitian pendekatan kualitatif, kuantitatif, serta kombinasi mewakili spektrum metodologi yang luas. Perbandingan antara ketiga pendekatan tersebut memberikan wawasan yang penting dalam memilih pendekatan yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut adalah perbandingan antara ketiga pendekatan penelitian tersebut: 1) Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif menekankan pemahaman mendalam terhadap makna, pandangan, dan pengalaman subjektif dari partisipan penelitian. Pendekatan ini sering menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis tekstual untuk mendapatkan wawasan yang kaya tentang fenomena yang diteliti (J. A. Smith, 2021). Kelebihan utama dari pendekatan kualitatif adalah kemampuannya untuk mengeksplorasi kompleksitas dan konteks dari fenomena yang dipelajari. Namun demikian di sisi lain kelemahan pendekatan kualitatif antara lain adalah subjektivitas yang tinggi dan keterbatasan dalam melakukan generalisasi temuan pada konteks populasi yang lebih luas (P. Jones & Wang, 2020). 2) Pendekatan Kuantitatif Pendekatan kuantitatif mengutamakan pengumpulan dan analisis data berbasis angka atau ukuran. Pendekatan kuantitatif ini mendayagunakan METODOLOGI PENELITIAN instrumen pengukuran 124 antara lain kuesioner ataupun tes dalam rangka melakukan pengumpulan data yang dapat diukur dengan objektif (Chen & Lee, 2019). Pendekatan kuantitatif ini memungkinkan untuk menggunakan analisis statistik yang kuat dan melakukan generalisasi hasil penelitian pada populasi yang lebih luas (R. B. Johnson et al., 2022). Namun demikian di sisi lain kritik terhadap pendekatan kuantitatif antara lain adalah ketidakmampuannya dalam menangkap konteks dan kompleksitas fenomena tertentu karena dibatasi hanya fenomen yang dapat dinyatakan dalam bentuk data numerik saja. 3) Pendekatan Kombinasi (Mixed Methods) Pendekatan kombinasi mencoba mengitegraikan unsur-unsur pada kedua pendekatan kualitatif dengan kuantitatif pada suatu penelitian penelitian dalam tertentu. rangka Hal tersebut memfasilitasi mendayagunakan keunggulan masing-masing pendekatan dalam rangka mendapatkan pengertian yang semakin mengenai realitas yang komprehensif sedanga dan dalam holistik penelitian. Pendekatan kombinasi dapat memperkuat validitas temuan dengan memeriksa konvergensi data dari berbagai sumber. Namun demikian di sisi lain pendekatan kombinasi ini memang membutuhkan durasi serta sumber daya yang sangat banyak serta keahlian metodologis yang lebih luas sehingga tidak mudah untuk dilakukan dibandingkan hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan tertentu saja. METODOLOGI PENELITIAN 125 3. Perbandingan Teknik Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi Dalam khazanah penelitian pemilihan teknik yang tepat menjadi kunci kesuksesan dalam mendapatkan data yang relevan dan akurat. Berikut adalah perbandingan teknik penelitian yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif, kuantitatif, dan kombinasi: 1) Teknik Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik-teknik seperti wawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis konten. Wawancara mendalam memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan yang mendalam tentang Observasi pengalaman partisipan mengamati fenomena dan persepsi subjek penelitian. memungkinkan peneliti untuk dalam alamiah realitas konteks tersebut. Analisis konten membantu dalam memahami dan mengeksplorasi makna dari data yang dikumpulkan (J. Smith, 2022). 2) Teknik Penelitian Kuantitatif Dalam penelitian kuantitatif teknik-teknik penelitian seperti survei, eksperimen, dan analisis statistika sering digunakan. Survei memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dari sampel yang memadai dan representatif untuk mewakili populasi yang lebih luas. Eksperimen memungkinkan untuk menetapkan hubungan sebab-akibat antara variabel yang diteliti. Analisis statistika digunakan untuk menganalisis data METODOLOGI PENELITIAN 126 numerik dan menarik kesimpulan secara objektif (A. Jones & Brown, 2020). 3) Teknik Penelitian Kombinasi Dalam penelitian kombinasi peneliti mengintegrasikan teknik-teknik kualitatif dan kuantitatif. Contohnya adalah desain penelitian campuran (mixed-methods) yang menggabungkan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi. Teknik seperti triangulasi data digunakan untuk memvalidasi temuan melalui penggunaan berbagai pendekatan penelitian (L. Johnson, 2019). METODOLOGI PENELITIAN 127 BAGIAN 9 PENGANTAR BASIS DATA A. PENGANTAR DALAM PEMILIHAN METODOLOGI PENELITIAN Dalam merancang sebuah penelitian, pemilihan metode penelitian menjadi langkah krusial yang mempengaruhi arah dan keberhasilan keseluruhan proyek. Setiap pendekatan metodologi memiliki kelebihan dan kelemahan yang harus dipertimbangkan dengan cermat. Peneliti perlu memahami karakteristik masing-masing metode serta bagaimana metode tersebut dapat memenuhi tujuan penelitian mereka. Selain itu, konteks penelitian juga turut memainkan peran penting dalam menentukan metode yang paling sesuai. Variasi dalam topik penelitian, skala studi, lingkungan, dan ketersediaan sumber daya dapat mempengaruhi pilihan metode penelitian yang optimal. Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu metode penelitian yang paling sempurna untuk semua jenis penelitian. Peneliti perlu mempertimbangkan keunikan dari pertanyaan penelitian mereka dan mencari pendekatan yang paling cocok untuk menjawabnya. Metode kualitatif cenderung lebih sesuai untuk memahami konteks, persepsi, dan pengalaman subjektif, sementara metode kuantitatif biasanya lebih cocok untuk mengukur dan menganalisis hubungan antara variabel-variabel METODOLOGI PENELITIAN tertentu secara terukur. Namun, 128 pendekatan gabungan atau mixed-methods research juga dapat menjadi pilihan yang kuat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan holistik tentang fenomena yang diteliti. Dalam pengantar ini, penulis akan menjelajahi beberapa metode penelitian yang umum digunakan, membahas kelebihan, kelemahan, dan situasi yang paling sesuai untuk masing-masing metode. Dengan pemahaman yang kuat tentang berbagai pendekatan metodologi, diharapkan peneliti dapat membuat keputusan yang terinformasi dan cerdas dalam merancang penelitian mereka, yang pada gilirannya akan memperkuat validitas, reliabilitas, dan relevansi temuan penelitian. Didalam pemilihan metodologi penelitian, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan: 1. Tujuan penelitian 2. Tipe data 3. Karaktristik Subjek atau objek penelitian 4. Konteks penelitian 5. Ketersediaan Sumber Daya 6. Kecocokan dengan pengetahuan dan ketrampilan peneliti B. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian menjadi pijakan yang fundamental dalam merancang sebuah penelitian. Dalam konteks ini, kejelasan tujuan menentukan arah serta pendekatan yang akan diambil oleh peneliti. METODOLOGI PENELITIAN 129 Pertama-tama, tujuan penelitian dapat berfokus pada tujuan deskriptif, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena secara terperinci dan sistematis. Misalnya, penelitian deskriptif mungkin bertujuan untuk menggambarkan karakteristik demografis dari suatu populasi atau pola perilaku yang teramati. Di sisi lain, tujuan penelitian bisa bersifat eksploratif atau pemahaman, di mana peneliti berusaha untuk memahami fenomena yang kompleks atau belum dipahami dengan baik. Dalam hal ini, peneliti dapat menggunakan metode kualitatif seperti wawancara mendalam atau analisis teks untuk menggali persepsi, pengalaman, dan motif di balik perilaku atau kejadian tertentu. Selain itu, tujuan penelitian juga dapat bersifat prediktif, di mana peneliti mencoba untuk membuat prediksi tentang perilaku atau hubungan antara variabel tertentu. Misalnya, dalam penelitian prediktif, peneliti dapat menggunakan analisis regresi untuk memprediksi dampak variabel independen terhadap variabel dependen. Terakhir, tujuan penelitian bisa bersifat intervensi atau kontrol, di mana peneliti berusaha untuk mengontrol atau memanipulasi variabel tertentu untuk melihat dampaknya pada variabel lainnya. Contohnya adalah dalam penelitian klinis di mana peneliti mencoba untuk menguji efektivitas intervensi tertentu dalam mengobati penyakit atau gangguan. Kesimpulannya, jelas bahwa tujuan penelitian adalah pemandu utama dalam memilih metode penelitian yang sesuai. Dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan penelitian - apakah METODOLOGI PENELITIAN 130 itu untuk menjelaskan, memahami, memprediksi, atau mengontrol fenomena tertentu - peneliti dapat memilih pendekatan metodologi yang paling relevan dan efektif untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dengan demikian, kejelasan dalam tujuan penelitian adalah kunci untuk memastikan kesesuaian antara metode penelitian yang dipilih dan hasil yang diharapkan dari penelitian tersebut. C. TIPE DATA Pemilihan metode penelitian sangat dipengaruhi oleh jenis data yang ingin dikumpulkan. Pertama-tama, data kualitatif umumnya terdiri dari deskripsi naratif, pandangan subjektif, atau interpretasi terhadap fenomena tertentu. Pendekatan kualitatif sering digunakan untuk memahami konteks sosial, nilai-nilai budaya, atau pengalaman individu dalam mendalami suatu topik. Teknik pengumpulan data kualitatif seperti observasi partisipan, wawancara mendalam, atau analisis teks cocok untuk menghasilkan data semacam ini. Sebaliknya, data kuantitatif biasanya berupa angka atau statistik yang dapat diukur secara objektif. Metode penelitian kuantitatif sering menggunakan survei, eksperimen, atau analisis statistik untuk mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif. Selain itu, pemilihan metode penelitian juga terkait erat dengan kemampuan dan keahlian peneliti. Peneliti yang memiliki latar METODOLOGI PENELITIAN 131 belakang dalam statistik atau matematika mungkin lebih nyaman dalam menggunakan pendekatan kuantitatif, karena metode ini memerlukan pemahaman yang kuat tentang analisis statistik dan teknik pengukuran. Di sisi lain, peneliti dengan keahlian dalam analisis teks, antropologi, atau sosiologi mungkin lebih condong pada pendekatan kualitatif, karena mereka terbiasa dengan teknik analisis kualitatif dan pemahaman mendalam tentang konteks sosial dan budaya. Dengan mempertimbangkan jenis data yang ingin dikumpulkan dan keahlian peneliti, pemilihan metode penelitian dapat dilakukan dengan lebih tepat. Meskipun demikian, ada juga pendekatan gabungan atau mixed-methods research yang menggabungkan elemen-elemen pemahaman kualitatif yang dan lebih kuantitatif holistik untuk tentang memperoleh suatu fenomena. Penggunaan pendekatan gabungan ini dapat memberikan manfaat tambahan dengan mengimbangi kelemahan masing-masing pendekatan, sehingga memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan yang lebih kaya dan mendalam dari penelitian mereka. Dengan demikian, pemilihan metode penelitian yang tepat harus mempertimbangkan kemampuan jenis peneliti, dan data yang potensi akan untuk dikumpulkan, menggabungkan pendekatan yang berbeda untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif. METODOLOGI PENELITIAN 132 D. KARAKTERISTIK SUBJEK ATAU OBJEK PENELITIAN Karakteristik subjek atau objek penelitian memegang peranan krusial dalam menentukan metode penelitian yang tepat. Pertamatama, sifat individu atau kelompok yang menjadi subjek penelitian akan mempengaruhi pilihan metode pengumpulan data. Misalnya, penelitian yang melibatkan memanfaatkan teknik individu secara langsung dapat wawancara mendalam atau observasi partisipan untuk mendapatkan wawasan yang mendalam tentang pengalaman atau perspektif individu. Di sisi lain, penelitian yang melibatkan organisasi atau fenomena sosial yang kompleks mungkin memerlukan pendekatan yang lebih holistik, seperti pendekatan gabungan atau analisis data sekunder, untuk memahami dinamika organisasi atau struktur sosial yang lebih besar. Selain itu, dalam pemilihan metodologi, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan untuk melindungi identitas subjek penelitian atau menjaga keamanan fisik, terutama dalam penelitian lapangan. Misalnya, dalam penelitian yang melibatkan subjek yang rentan atau topik yang sensitif, peneliti harus memastikan bahwa mereka mengikuti pedoman etika penelitian yang ketat dalam melindungi privasi dan keamanan subjek penelitian. Ini mungkin melibatkan prosedur seperti mendapatkan persetujuan etika, mengamankan data dengan benar, atau memberikan perlindungan bagi subjek yang terlibat dalam penelitian. METODOLOGI PENELITIAN 133 Dengan mempertimbangkan karakteristik subjek atau objek penelitian, peneliti dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih metode penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks penelitian. Terlebih lagi, peneliti juga harus memastikan bahwa mereka mengikuti pedoman etika penelitian yang berlaku dan menjaga keamanan serta kesejahteraan subjek penelitian. Dengan demikian, pemilihan metodologi penelitian yang tepat harus memperhitungkan karakteristik subjek atau objek penelitian serta pertimbangan etika yang relevan. E. KONTEKS PENELITIAN Konteks penelitian merupakan lingkungan di mana penelitian dilakukan, dan memiliki dampak signifikan terhadap pemilihan metodologi. Pertama-tama, faktor budaya memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana penelitian dilaksanakan dan bagaimana data dikumpulkan. Budaya lokal dapat mempengaruhi persepsi, norma, dan nilai-nilai yang mendasari perilaku subjek penelitian. Oleh karena itu, peneliti yang melakukan penelitian lintas budaya harus sensitif terhadap perbedaan budaya dan memilih metode penelitian yang sesuai dengan konteks budaya subjek penelitian. Selanjutnya, faktor politik juga dapat mempengaruhi pemilihan metodologi. Kondisi politik di suatu negara atau wilayah dapat membatasi akses peneliti ke subjek penelitian atau memengaruhi METODOLOGI PENELITIAN 134 kesediaan subjek untuk berpartisipasi dalam penelitian. Misalnya, dalam negara-negara otoriter, peneliti mungkin menghadapi hambatan dalam memperoleh izin untuk melakukan penelitian atau dalam mengakses subjek penelitian yang sensitif secara politis. Lingkungan fisik juga merupakan faktor penting dalam konteks penelitian. Lingkungan yang berbeda, seperti perkotaan versus pedesaan, dapat mempengaruhi metode pengumpulan data yang praktis dan efektif. Misalnya, penelitian di lingkungan perkotaan mungkin memerlukan metode pengumpulan data yang lebih fleksibel dan teknologi yang canggih untuk mengatasi kepadatan populasi dan aksesibilitas yang rendah. Situasi yang mempengaruhi akses dan partisipasi subjek penelitian juga perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metodologi. Misalnya, dalam konteks penelitian tentang penyakit menular atau bencana alam, situasi darurat dapat mempengaruhi kemampuan peneliti untuk mengumpulkan data secara langsung atau untuk melibatkan subjek penelitian dengan aman. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam konteks penelitian, peneliti dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih metode penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan penelitian mereka. Dengan memahami dan menyesuaikan metodologi penelitian dengan konteks yang relevan, peneliti dapat meningkatkan validitas, relevansi, dan dampak dari penelitian mereka. METODOLOGI PENELITIAN 135 F. KETERSEDIAAN SUMBER DAYA Ketersediaan sumber daya adalah faktor penting yang memengaruhi pemilihan metodologi penelitian. Pertama-tama, waktu merupakan aspek kritis yang perlu dipertimbangkan. Penelitian lapangan atau penelitian yang melibatkan pengumpulan data secara langsung mungkin memerlukan waktu yang signifikan untuk perjalanan, pengamatan, atau wawancara. Peneliti harus memastikan bahwa mereka memiliki waktu yang cukup untuk menjalankan penelitian dengan baik, termasuk waktu untuk perencanaan, pengumpulan data, analisis, dan penulisan. Kemudian, anggaran merupakan faktor yang tak terelakkan dalam pemilihan metodologi. Biaya pengumpulan data, perjalanan, peralatan, atau bayaran bagi subjek penelitian bisa menjadi faktor pembatas dalam menentukan metode penelitian. Peneliti harus memastikan bahwa mereka memiliki anggaran yang mencukupi untuk melaksanakan penelitian sesuai dengan rencana mereka, dan jika anggaran terbatas, mereka mungkin perlu memilih metode yang lebih hemat biaya atau mencari pendanaan tambahan. Selain itu, pengetahuan dan keahlian peneliti juga perlu dipertimbangkan. Metode penelitian tertentu mungkin memerlukan keahlian atau pelatihan khusus untuk digunakan secara efektif. Misalnya, analisis statistik yang kompleks memerlukan pemahaman yang mendalam tentang statistik dan perangkat lunak analisis data yang sesuai. Jika peneliti tidak memiliki keahlian ini, mereka METODOLOGI PENELITIAN 136 mungkin perlu mempertimbangkan untuk mendapatkan bantuan atau pelatihan tambahan sebelum melanjutkan dengan metode tersebut. Selain itu, ketersediaan infrastruktur dan teknologi juga memengaruhi pemilihan metodologi. Misalnya, akses ke perangkat lunak analisis data yang mahal atau teknologi survei yang canggih mungkin menjadi pembatas bagi peneliti dengan anggaran terbatas. Peneliti harus memastikan bahwa mereka memiliki akses yang memadai ke sumber daya teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian dengan baik. Dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya seperti waktu, anggaran, dan keahlian, peneliti dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam memilih metodologi penelitian yang sesuai dengan kendala-kendala yang mereka hadapi. Dengan memilih metode yang sesuai dengan sumber daya yang tersedia, peneliti dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penelitian mereka. METODOLOGI PENELITIAN 137 BAGIAN 10 TEKNIK PENGUMPULAN DATA A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lainlain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari METODOLOGI PENELITIAN 138 segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Pada bab ini hanya akan dikemukakan pengumpulan data berdasarkan tekniknya, yaitu melalui wawancara, angket, dan observasi. B. INTERVIEW (WAWANCARA) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut: 1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya METODOLOGI PENELITIAN 139 3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. 1. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan pewawancara data mempunyai dapat menggunakan keterampilan yang beberapa sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancer. Peneliti bidang pembangunan misalnya, bila akan melakukan METODOLOGI PENELITIAN penelitian untuk mengetahui respon 140 masyarakat terhadap berbagai pembangunan yang telah diarahkan untuk meningkatkan membawa kesejahteraan foto-foto atau brosur masyarakat, tentang maka perlu berbagai jenis pembangunan yang telah dilakukan. Misalnya pembangunan gedung sekolah, bendungan untuk pengairan sawah-sawah, pembangunan pembangkit tenaga listrik dan lain-lain. Berikut ini diberikan contoh wawancara terstruktur, tentang tanggapan masyarakat terhadap berbagai pelayanan pemerintah Kabupaten tertentu yang diberikan kepada masyarakat. Pewawancara melingkari salah satu jawaban yang diberikan responden. 1. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan Bapak/Ibu terhadap pelayanan pendidikan di Kabupaten ini ? a. Sangat Bagus b. Bagus c. Tidak bagus d. Sangat tidak bagus 2. Bagaimanakah tanggapan bidang kesehatan di Kabupaten ini ? a. Sangat Bagus b. Bagus c. Tidak bagus d. Sangat tidak bagus METODOLOGI PENELITIAN 141 3. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang transportasi Kabupaten ini ? a. Sangat Jelek b. Jelek c. Bagus d. Sangat Bagus 4. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan urusan KTP Kabupaten ini ? a. Bagus sekali b. Bagus c. Jelek d. Sangat jelek 5. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan terhadap pelayanan penerangan jalan di Kabupaten ini ? a. Sangat baik b. Baik c. Tidak baik d. Sangat tidak baik 6. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu saluran air di Kabupaten ini ? a. Sangat Jelek b. Jelek c. Bagus d. Sangat Bagus METODOLOGI PENELITIAN 142 7. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan terhadap pelayanan bidang keamanan di Kabupaten ini ? a. Sangat bagus b. Bagus c. Jelek d. Jelek sekali 8. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu bidang sarana dan prasarana jalan di Kabupaten ini ? a. Sangat baik b. Baik c. Jelek d. Sangat jelek 9. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan rekreasi di Kabupaten ini ? a. Sangat memuaskan b. Memuaskan c. Tidak memuaskan d. Sangat tidak memuaskan 10. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan air minum di Kabupaten ini ? a. Sangat bagus b. Bagus c. Jelek d. Sangat jelek METODOLOGI PENELITIAN 143 2. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secra sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garus besar permasalahan yang akan ditanyakan. Contoh : Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini ? Dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani ? Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek. Misalnya akan melakukan penelitian tentang iklim kerja perusahaan, maka dapat dilakukan wawancara dengan pekerja tingkat bawah, supervisor, dan manajer. Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden, maka peneliti dapat juga menggunakan wawancara METODOLOGI PENELITIAN 144 tidak terstruktur. Misalnya seseorang yang dicurigai sebagai penjahat, maka peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur secara mendalam, sampai diperoleh keterangan bahwa orang tersebut penjahat atau bukan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceriterakan oleh responden. Berdasarkn analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. Dalam melakukan wawancara peneliti dapat menggunakan cara “berputar-putar baru menukik” artinya pada awal wawancara, yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan, dan bila sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera ditanyakan. Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang menggunakan pesawat telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi, oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan di mana harus melakukan wawancara. Pada saat responden sedang sibuk bekerja, sedang mempunyai masalah berat, sedang mulai istirahat, sedang tidak sehat, atau sedang marah, maka harus hati-hati dalam melakukan wawancara. Kalau dipaksakan wawancara dalam kondisi itu, maka akan menghasilkan data yang tidak valid dan akurat. METODOLOGI PENELITIAN 145 Bila responden yang akan diwawancarai telah ditentukan orangnya, maka sebaiknya sebelum melakukan wawancara, pewawancara minta waktu terlebih dahulu, kapan dan dimana bisa melakukan wawancara. Dengan car aini, maka suasana wawancara akan lebih baik, sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap dan valid. Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias adalah menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data tersebut subyektif dan tidak akurat. Kebiasaan data ini akan tergantung pada pewawancara, yang diwawancarai (responden) dan situasi & kondisi pada saat wawancara. Pewawancara yang tidak dalam posisi netral, misalnya ada maksud tertentu, diberi sponsor akan memberikan interpretasi data yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh responden. Responden akan memberi data yang bias, bila responden tidak dapat menangkap dengan jelas apa yang ditanyakan peneliti atau pewawancara. Oleh karena itu peneliti jangan memberi pertanyaan yang bias. Selanjutnya situasi dan kondisi seperti yang juga telah dikemukakan di atas, sangat mempengaruhi proses wawancara, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi validitas data. C. KUESIONER (ANGKET) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan METODOLOGI PENELITIAN 146 teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu lama, maka pengiriman angket kepada responden tidak perlu melalui pos. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat. Uma Sekaran (1942) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan artikel sebagai teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik. 1. Prinsip Penulisan Angket : Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-negatif menanyakan positif, hal-hal pertanyaan yang sudah tidak lupa, mendua, tidak pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan. METODOLOGI PENELITIAN 147 a. Isi dan tujuan Pertanyaan Yang dimaksud di sini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan ? Kalau terbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus menggunakan skala yang tepat dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti b. Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak dapat berbahasa Indonesia, maka angket jangan disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame of reference” dari responden. c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (kalau dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur). dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif atau negatif. Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Contoh : bagaimanakah tanggapan anda terhadap iklan-iklan di TV saat ini ? Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. METODOLOGI PENELITIAN 148 Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan/pernyataan dalam angket perlu dibuat kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis. d. Pertanyaan tidak mendua Setiap pertanyaan dalam angket jaringan mendua (double- barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban. Contoh : Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan kecepatan pelayanan KTP ? Ini adalah pertanyaan yang mendua, karena menanyakan tentang dua hal sekaligus, yaitu kualitas dan harga. Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan menjadi dua yaitu : bagaimanakah kualitas pelayanan KTP ? Bagaimanakah kecepatan pelayanan ? e. Tidak menanyakan yang sudah lupa Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat. Contoh : METODOLOGI PENELITIAN 149 Bagaimanakah kinerja para penguasa Indonesia 30 tahun yang lalu ? Menurut anda, bagaimanakah cara mengatasi krisis ekonomi saat ini ? (kecuali penelitian yang mengharapkan pendapat para ahli). Kalau misalnya umur responden baru 25 tahun, dan pendidikannya rendah, maka akan sulit memberikan jawaban. f. Pertanyaan tidak menggiring Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja. Misalnya: bagaimanakah kalau bonus atas jasa pelayanan di tingkatkan ? jawaban responden tentu cenderung akan setuju. Bagaimanakah prestasi kerja anda selama setahun terakhir ? jawabannya akan cenderung baik g. Panjang Pertanyaan Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan. h. Urutan pertanyaan Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau di acak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis METODOLOGI PENELITIAN akan mempengaruhi semangat 150 responden untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang di acak perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi. i. Prinsip Pengukuran Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula. j. Penampilan Fisik Angket Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi angket yang dicetak di kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal. METODOLOGI PENELITIAN 151 D. OBSERVASI Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejalagejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperanserta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumental yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. 1. Observasi Berperanserta (Participant observation) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut METODOLOGI PENELITIAN 152 merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya, peneliti dapat berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain. 2. Observasi Nonpartisipan Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu Tempat Pemungutan Suara (TPS), peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku masyarakat dalam hal menggunakan hak pilihnya, dalam interaksi dengan panitia dan pemilih yang lain. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku masyarakat dalam pemilihan umum. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis. METODOLOGI PENELITIAN 153 Dalam suatu proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin bekerja dalam megolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan yang kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau operator mesinnya. 3. Observasi Terstruktur Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi. Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut. 4. Observasi Tidak Terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak METODOLOGI PENELITIAN 154 menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. (Sugiyono, 2021) METODOLOGI PENELITIAN 155 BAGIAN 11 PENGOLAHAN DATA A. PENGOLAHAN DATA Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya dalam penelitian adalah pengolahan data. Data mentah (raw data) yang telah dikumpulkan harus melalui serangkaian proses pengolahan dan analisis agar dapat digunakan sebagai dasar empiris dalam menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis. Pengolahan data ini penting agar data yang telah dikumpulkan menjadi lebih bermanfaat. Pada tahap ini, data diolah sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian. Pengolahan data melibatkan konversi data mentah menjadi informasi yang berguna dan dapat dipahami dengan mudah. Data mentah umumnya berupa angka atau catatan yang tidak memiliki makna secara langsung, sehingga perlu diproses menggunakan teknik khusus. Proses ini dimulai dengan data mentah dan mengubahnya menjadi format yang lebih mudah dimengerti, seperti grafik atau dokumen. Hal ini memberikan konteks yang diperlukan agar data dapat ditafsirkan oleh komputer dan digunakan untuk berbagai tujuan. METODOLOGI PENELITIAN 156 Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan tahap yang penting dan harus dilakukan. Ada beberapa tujuan utama dalam pengolahan data: 1. Merubah data mentah menjadi suatu informasi 2. Mempermudah proses pengambilan keputusan. 3. Menyediakan data yang akurat dan valid. 4. Mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan dalam proses. 5. Membuat data lebih mudah dikelola dan dapat diolah kembali. B. METODE PENGOLAHAN DATA Setelah pengumpulan data, tahap selanjutnya dalam penelitian adalah pengolahan data. Pada tahap ini, data mentah atau raw data yang telah dikumpulkan akan diolah atau dianalisis sehingga dapat menjadi informasi yang berguna. Metode yang digunakan untuk pengolahan data tergantung pada besarnya jumlah data yang dikumpulkan. Jika jumlah observasi yang dikumpulkan relatif sedikit, maka proses pengolahan dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat hitung seperti kalkulator. Namun jika jumlah observasi sangat besar, maka penggunaan aplikasi pengolahan data elektronik seperti Ms. Excel, SPSS, Epi Info, STATA, SAS Data Mining, dan sejenisnya menjadi lebih efektif. Secara umum, terdapat dua metode pengolahan data yaitu metode pengolahan data secara manual dan metode pengolahan data secara elektronik. METODOLOGI PENELITIAN 157 1. Metode Pengolahan Data Secara Manual Pada umumnya, pengolahan data secara manual dilakukan ketika jumlah observasi tidak terlalu banyak. Pengolahan manual membutuhkan waktu yang lama karena setiap observasi harus diteliti secara individu. Metode pengolahan ini dapat ditemui dalam pemilihan umum yang telah dilaksanakan. Dalam rangka mencatat jumlah pemilih berdasarkan jenis partai dan tempat pemungutan suara, setiap suara yang diterima harus dihitung. Pada konteks ini, yang menjadi fokus penelitian adalah individu pemilih yang memilih tanda gambar tertentu. Untuk mencatat jumlah pemilih dalam setiap partai, panitia pemungutan suara menggunakan metode penghitungan dan pembuatan "Tally mark" pada tanda gambar partai yang sesuai dengan pilihan pemilih. Proses pengolahan data dengan metode manual dalam situasi seperti pemilihan umum ini dapat memakan waktu yang sangat lama. Meskipun demikian, dalam kondisi tertentu seperti pemilihan umum, pengolahan data secara manual tetap harus dilakukan. 2. Metode Pengolahan Data Secara Elektronik Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang komputer telah memberikan kontribusi yang besar dalam kegiatan statistik terutama dalam pengolahan data. Jika kita membayangkan tanpa adanya komputer, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengolah data dari sebuah penelitian dengan jumlah data yang besar, terutama ketika setiap objek diamati dengan METODOLOGI PENELITIAN 158 berbagai karakteristik. Jika kita melihat contoh pemilihan umum sebelumnya, bayangkan berapa lamanya waktu yang diperlukan jika kita ingin mengolah data pemilih berdasarkan karakteristik seperti jenis kelamin, kelompok umur, suku, dan sebagainya. Pada pengolahan data menggunakan komputer, kita dapat dengan mudah dan cepat mengolah data individu dengan berbagai karakteristik. Jika melakukan pengolahan secara manual terdapat risiko kesalahan yang besar, namun dengan pengolahan elektronik risiko kesalahan tersebut dapat diminimalisasi. Namun tidak berarti bahwa pengolahan data dengan komputer tidak memiliki masalah. Salah satu masalah utamanya adalah pembuatan program entri data yang sesuai dengan pertanyaan dalam kuesioner. Selain itu, seringkali terjadi situasi di mana hasil dari kuesioner tidak dapat dimasukkan secara langsung ke dalam komputer, sehingga perlu dilakukan proses pengeditan terlebih dahulu. Setelah data hasil penelitian dimasukkan ke dalam komputer dalam bentuk file data, kita dapat melakukan pengolahan lanjutan untuk mendapatkan informasi seperti jumlah, persentase, dan ukuran statistik lainnya sesuai dengan fitur yang tersedia dalam komputer. Dengan adanya berbagai program statistik yang tersedia, kita akan lebih mudah mengolah data sesuai dengan kebutuhan atau tujuan penelitian yang spesifik. METODOLOGI PENELITIAN 159 C. TAHAPAN PENGOLAHAN DATA Setiap metode pengolahan data memiliki perbedaan tersendiri. Pengolahan data secara manual mungkin sudah jarang dilakukan, namun masih dapat diterapkan dalam situasi di mana penggunaan aplikasi pengolah data tidak memungkinkan. Berikut adalah tahapan analisis data secara manual: 1. Editing Editing atau penyuntingan data merupakan tahap di mana data yang telah dikumpulkan dari pengisian kuesioner diperiksa kelengkapannya. Penyuntingan data dilakukan untuk melengkapi bagian yang kurang atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data awal. Kekurangan dalam data dapat diperbaiki dengan cara mengumpulkan kembali data yang kurang atau dengan menyisipkan data tambahan (interpolasi). Kesalahan dalam data dapat diperbaiki dengan menghapus data yang tidak memenuhi syarat untuk dianalisis. 2. Coding Pada tahap coding, setiap data diberikan kode tertentu termasuk pemberian kategori untuk jenis data yang serupa. Kode merupakan simbol berupa huruf atau angka, yang digunakan untuk mengidentifikasi data. Kode tersebut juga dapat memiliki makna sebagai data kuantitatif yang dapat dinyatakan dalam bentuk skor. Pada proses ini, data diubah menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor sesuai dengan aturan yang berlaku dalam skala pengukuran. Sebagai contoh pada lembar METODOLOGI PENELITIAN 160 kuisioner, kode digunakan untuk mewakili nama mahasiswa dalam suatu penelitian mengenai tingkat kepuasan terhadap kinerja dosen. Tabel 11.1 Lembar Kode Item Pernyatan Lembar Kuisoner 1 2 3 dst No. Responden R 001 R 002 R 003 R 004 R 005 dst 3. Data Entry Pada tahap data entry, kolom-kolom diisi dengan kode yang sesuai dengan jawaban tiap pertanyaan. Sebagai contoh, dalam penelitian mengenai "Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kinerja dosen", terdapat kriteria sebagai berikut: (1) Tidak Puas, (2) Kurang Puas, (3) Cukup Puas, (4) Puas. Berikut ini adalah contoh hasil pengisian jawaban dari setiap responden: Tabel 11.2. Data Entry No. Responden R 001 R 002 R 003 R 004 R 005 dst METODOLOGI PENELITIAN Item Pernyatan Lembar Kuisoner 1 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 161 4. Tabulasi Data Pada tahap tabulasi data, dilakukan penyajian data sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan dari penyajian data adalah untuk merangkum seluruh data yang akan dianalisis. Tabel 11.3. Tabulasi Data Item Pernyatan Lembar Kuisoner 1 2 3 4 Total 3 3 3 3 12 4 3 4 4 15 3 4 4 4 15 4 3 3 3 13 4 3 4 3 14 18 16 18 17 69 (1) Tidak Puas, (2) Kurang Puas, (3) Cukup Puas, No. Responden R 001 R 002 R 003 R 004 R 005 Jumlah Keterangan: (4) Puas. Sedangkan pada pengolahan data melalui aplikasi pengolah memiliki kesamaan dengan proses manual, namun beberapa langkah dilakukan melalui aplikasi. Tahapan dalam pengolahan data menggunakan aplikasi pengolah dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Editing Pengeditan merupakan proses peninjauan terhadap data yang telah terkumpul. Hal ini dilakukan karena kemungkinan data mentah (raw data) tidak memenuhi persyaratan atau kebutuhan tertentu. Tujuan dari pengeditan data adalah untuk memperbaiki kekurangan atau menghapus kesalahan yang terdapat pada data mentah. Kekurangan bisa diatasi dengan mengumpulkan kembali data yang diperlukan, sementara kesalahan dapat diperbaiki METODOLOGI PENELITIAN 162 dengan menghilangkan data yang tidak layak untuk dianalisis. Pada tahap pengeditan, kriteria yang perlu ditekankan adalah: a) Kelengkapan: Pastikan semua jawaban pada kuesioner telah diisi. b) Keterbacaan Tulisan: Periksa apakah tulisan cukup jelas dan mudah dibaca. c) Relevansi: Pastikan ada kesesuaian antara pertanyaan dan jawaban yang diberikan. d) Konsistensi Jawaban: Periksa apakah tidak ada pertentangan antara jawaban pada pertanyaan yang terkait. Misalnya, jika seorang responden menyatakan hanya menamatkan SD, namun menyebutkan nama SMA sebagai instansi pendidikan terakhir, hal ini perlu diperiksa kembali. 2. Coding Coding adalah proses mengubah data dari format huruf menjadi format angka atau bilangan. Kode merupakan simbol tertentu, baik berupa huruf maupun angka yang memberikan identitas pada data. Kode tersebut dapat memiliki makna sebagai data kuantitatif, seringkali dalam bentuk skor. Sebagai ilustrasi dalam konteks data pendidikan yang dikelompokkan menurut tingkat pendidikan mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi (PT), kode diberikan dalam bentuk angka, seperti 1 untuk SD, 2 untuk SLTP, 3 untuk SLTA, dan 4 untuk PT. 3. Processing Processing merupakan proses pengolahan data terjadi setelah seluruh kuesioner diisi dengan lengkap dan benar, serta jawaban METODOLOGI PENELITIAN 163 responden telah dikodekan ke dalam aplikasi pengolahan data di komputer. Ada berbagai macam aplikasi yang bisa dipakai untuk ini, seperti SPSS, STATA, EPI-INPO, dan sebagainya. Salah satu program yang paling populer dan cukup mudah digunakan adalah SPSS (Statistical Package for Social Sciences). 4. Cleaning data Cleaning data adalah tahap pengecekan ulang terhadap data yang telah dimasukkan untuk memastikan keakuratannya. Contohnya, untuk variabel Pendidikan hanya terdapat tiga kategori: 1 untuk Pendidikan Dasar (SD-SLTP), 2 untuk Pendidikan Menengah (SLTA), dan 3 untuk Perguruan Tinggi (D1-D4, S1-S3). Namun, setelah dicek, mungkin terdapat jawaban yang salah kategorinya, misalnya kategori 4. Tahapan dalam cleaning data meliputi : a) Mendeteksi adanya missing data. Untuk mengetahui apakah terdapat data yang hilang, langkahnya adalah membuat daftar (distribusi frekuensi) dari variabel yang ada. Misalnya, jika terdapat data dari 100 responden tentang kepatuhan dalam mengisi rekam medis. Tabel 11.4. Distribusi Kepatuhan Pengisian Rekam Medis Kepatuhan pengisian rekam medis Patuh Tidak Patuh Jumlah METODOLOGI PENELITIAN Jumlah Responden 65 35 100 164 Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada data yang hilang karena semua dari 100 responden telah dimasukkan dan diproses. Untuk contoh lain mengenai variabel pendidikan, perhatikan tabel di bawah ini. Tabel 11.5. Distribusi Kepatuhan Pengisian Rekam Medis Kepatuhan pengisian rekam medis Patuh Tidak Patuh Jumlah Jumlah Responden 60 35 95 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 100 responden yang tersedia, hanya 95 responden yang telah dimasukkan dan diproses. Oleh karena itu, terdapat 5 responden yang missing. b) Mengetahui variasi data. Melalui variasi data yang diketahui, kita dapat menentukan kebenaran data yang telah dimasukkan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat distribusi frekuensi untuk setiap variabel. Sebagai contoh, jika kita mengkategorikan variabel pendidikan sebagai berikut: 1 untuk SD, 2 untuk SLTP, 3 untuk SLTA, dan 4 untuk Perguruan Tinggi, dengan total responden sebanyak 100 orang. Contoh variasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. METODOLOGI PENELITIAN 165 Tingkat Pendidikan Jumlah 1 40 2 20 3 20 4 10 5 5 Jumlah 100 Tabel 11.6. Distribusi Pendidikan Responden Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 kategori, sementara yang dibuat hanya 4 kategori (dari tingkat pendidikan 1 hingga 4. c) Mengetahui konsistensi data. Untuk mengecek konsistensi data, kita bisa mengaitkan dua variabel. Sebagai contoh, kita bisa melihat tabel yang menggunakan variabel kepatuhan dan status kepegawaian. Kepatuhan pengisian rekam medis Patuh Tidak Patuh Jumlah Jumlah Responden 65 35 100 Dari kedua tabel tersebut, terlihat ketidak konsistensi antara jumlah responden. Terdapat 10 data yang missing dari tabel 11.7 dan tabel 11.8. Status Kepegawaian PNS Non PNS Jumlah METODOLOGI PENELITIAN Jumlah Responden 30 60 100 166 D. ANALISIS DATA Analisis data dapat dibagi menjadi dua jenis: analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Perbedaan ini tergantung pada sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti. Jika data yang dikumpulkan sedikit, bersifat monografis, atau berupa kasus-kasus yang sulit untuk disusun dalam struktur klasifikasi, maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Namun, jika data yang dikumpulkan banyak dan mudah diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori, maka analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. 1. Analisis Data Kuantitatif Pada teknik analisis data kuantitatif, biasanya terdapat dua cara statistik yang digunakan, yaitu: a) Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2012), teknik analisis deskriptif merupakan salah satu metode untuk menganalisis data. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan tanpa membuat kesimpulan umum. Melalui teknik ini, kita dapat mengetahui nilai dari variabel bebas dan terikat. Teknik analisis ini memberikan gambaran awal tentang setiap variabel dalam penelitian. Dalam gambaran tersebut, kita dapat melihat nilai mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi dari setiap variabel. Umumnya, hasil analisis ini disajikan dalam bentuk: ➢ Diagram METODOLOGI PENELITIAN 167 ➢ Tabel, frekuensi, tabulasi silang ➢ Mean, median, modus ➢ Kuartil, desil, persentil ➢ Standar deviasi, mean deviasi, deviasi kuartil, varian, rentang, dan lainnya. b) Statistik Inferensial Teknik analisis inferensial merupakan lanalisis yang lebih luas dari deskriptif. Melalui analisis inferensial, kita dapat memahami hubungan antar variabel secara lebih dalam. Lebih dari itu, analisis ini memungkinkan generalisasi yang lebih luas, sehingga kita dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian pada sejumlah sampel terhadap populasi yang lebih besar. Analisis inferensial terbagi menjadi dua: untuk penelitian korelasional dan komparatif. Analisis korelasional lebih fokus pada pengaruh atau hubungan antar dua variabel atau lebih. Contohnya, dalam penelitian untuk menilai hubungan antara jumlah pelatihan kerja dan kompetensi karyawan, kita menggunakan analisis korelasional. Sedangkan untuk analisis komparatif, fokusnya adalah membandingkan kondisi dua kelompok atau lebih. Misalnya, perbandingan kinerja antara karyawan baru dan karyawan lama di sebuah perusahaan. 2. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif memerlukan pemahaman yang mendalam, dibandingkan dengan analisis kuantitatif. Peneliti perlu menguasai teori untuk memastikan penafsiran data METODOLOGI PENELITIAN 168 berdasarkan pengetahuan ilmiah, bukan sekadar pandangan subjektif. Penelitian kualitatif seringkali kompleks dan fleksibel, karena data yang dikumpulkan tidak hanya terbatas pada masalah yang telah ditentukan, tetapi juga bisa berkembang sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk mengatasi potensi keluasan dalam penelitian kualitatif, beberapa strategi dapat diterapkan. a) Reduksi Data Reduksi data melibatkan penyusutan informasi untuk menyoroti hal-hal penting yang perlu dibahas atau dijadikan kesimpulan. hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan abstraksi atau merangkum informasi yang relevan agar tetap relevan dalam penelitian. Dengan demikian, proses reduksi data ini merupakan bagian dari aktivitas terus-menerus oleh peneliti saat menjalankan penelitian untuk mencatat inti dari data yang ditemukan. Reduksi merupakan upaya untuk menyederhanakan informasi yang diperoleh dari lapangan. Data informasi yang diperoleh dari lapangan cenderung kompleks dan seringkali terdapat informasi yang tidak relevan dengan tema penelitian yang tercampur dengan data penelitian. b) Penyajian data Penyajian data melibatkan struktur informasi yang memungkinkan untuk membuat kesimpulan. Langkah ini memastikan informasi disajikan dengan baik sehingga memudahkan proses penarikan kesimpulan. Ini penting METODOLOGI PENELITIAN 169 karena data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif seringkali bersifat naratif, sehingga perlu disederhanakan tanpa mengurangi substansinya. Penyajian data bertujuan untuk memberikan gambaran keseluruhan. Pada tahap ini, peneliti berusaha mengelompokkan dan menyajikan data sesuai dengan inti permasalahan, dimulai dengan pengelompokan pada setiap pokok masalah. c) Kesimpulan atau verifikasi Verifikasi atau kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam proses analisis data penelitian kuantitatif. Untuk menyimpulkan, kita dapat membandingkan sejauh mana pernyataan dari objek penelitian sesuai dengan konsepkonsep dasar yang digunakan dalam penelitian. METODOLOGI PENELITIAN 170 BAGIAN I2 METODE ANALISIS DATA KUANTITATIF A. PENGERTIAN ANALISIS DATA KUANTITATIF Analisis data merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian. Peneliti perlu melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dari obyek penelitian. Analisis data tentu tidak hanya melakukan pengolahan terhadap data yang sudah diperoleh, namun peneliti harus memperhatikan kesesuaian data dengan melakukan pemeriksaan, perbaikan dan menyusun model data sesuai yang dibutuhkan untuk bisa dianalisis guna menghasilkan informasi atau jawaban yang relevan dengan rumusan permasalahan penelitian (Ismayani, 2020). Seorang peneliti telah memikirkan atau menentukan metode analisis yang digunakan sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan. Hal ini ditujukan agar data yang dikumpulkan sesuai dengan metode analisis tersebut. Menurut Sugiyono (2020), analisis data adalah suatu kegiatan melakukan proses terhadap data yang telah dikumpulkan dari obyek penelitian atau lapangan. Data-data yang telah dianalisis kemudian disusun guna diinterpretasikan sehingga memberikan makna atau informasi hasil penelitian. Dengan demikian analisis data menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan sebuah penelitian. Analisis data kuantitatif adalah serangkai kegiatan yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam METODOLOGI PENELITIAN 171 mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan data berbentuk angka. Analisis data kuantitatif ditujukan agar data yang telah diperoleh dalam bentuk angka bisa dikonversikan menjadi informasi yang relevan dan mudah dipahami berdasarkan fenomena atau temuan pada data tersebut. Dengan demikian metode analisis data kuantitatif merupakan teknik yang dipilih oleh seorang peneliti ketika melakukan penelitian dengan sumber data penelitian berupa angka. B. TUJUAN METODE ANALISIS KUANTITATIF Metode analisis data kuantitatif merupakan suatu metode analisis yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data numerik atau angka yang bisa diukur. Metode analisis data kuantitatif menentukan keberhasilan dalam mengungkap fakta atau temuan penelitian. Seorang peneliti harus mengkaji terlebih dahulu metode analisis kuantitatif yang akan digunakan sebelum dilakukan pengambilan data pada obyek penelitian atau di lapangan. Penentuan metode analisis yang akan digunakan sebelum dilakukan pengambilan data ditujukan agar data yang nantinya dikumpulkan bisa sesuai dengan kebutuhan analisis. METODOLOGI PENELITIAN 172 Seorang peneliti menggunakan metode analisis data kuantitatif didasarkan pada tujuan penelitian yang hendak ingin dicapai. Secara umum penggunaan metode analisis kuantitatif memiliki tujuan sebagai berikut: a. Indentifikasi Pola dan Hubungan Seorang peneliti menggunakan analisis data kuantitatif dengan tujuan untuk mengindetifikasi suatu pola dan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Pengamatan dan pengindetifikasian pola dan hubungan didasarkan pada analisis data numerik yang telah dikumpulkan. b. Pengujian Hipotesis Seorang peneliti menggunakan metode analisis data kuantitatif ditujukan untuk melalukan pengujian hipotesis yang telah dibuat. Pengujian hipotesis penelitian bisa dilakukan dengan menggunakan data numerik yang telah dikumpulkan. c. Pengambilan Keputusan Seorang peneliti menggunakan metode analisis data kuantitatif ditujukan untuk mendukung pengambilan keputusan atau kesimpulan atas obyek yang diteliti. Data numerik yang telah diolah secara analisis kuantitatif akan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam merumuskan keputusan atau kesimpulan penelitian. d. Prediksi Metode analisis kuantitatif dapat bertujuan untuk melakukan prediksi atau perkiraan di masa depan. METODOLOGI PENELITIAN 173 C. KARAKTERISTIK METODE ANALISIS KUANTITATIF Seorang peneliti yang akan menggunakan metode analisis data kuantitatif juga perlu memahami karakteristik analisis data kuantitatif. Metode analisis ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan metode analisis data kualitatif. Hal ini didasarkan kepada karakteristik metode analisis data kuantitatif. Dengan demikian seorang peneliti ketika menggunakan metode analisis data kuantitatif harus memperhatikan karakteristik metode yang digunakan. Hal ini untuk mencengah terjadinya bias hasil penelitian. Adapun beberapa karakteristik metode analisis kuantitatif sebagai berikut: 1. Objektif Metode analisis data kuantitatif bersifat objektif yang didasarkan pada analisis tanpa bias subjektif. Metode ini secara independen mengukur atau menganalisis data tanpa pertimbangan subyektif peneliti. 2. Sistematis Metode analisis data kuantitatif dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Tahapan analisis data dilaksanakan mulai dari persiapan data hingga interpretasi hasil analisis. 3. Data Numerik Metode analisis data kuantitatif menggunakan data numerik yang dapat diukur. Data-data yang dianalisis secara kuantitatif dapat dikelompokkan. Data berupa angka, skor atau ukuran. Seorang peneliti yang menggunakan metode analisis data METODOLOGI PENELITIAN 174 kuantitatif perlu memperhatikan kesesuaian data numerik yang diperoleh dari obyek penelitian. 4. Validitas dan Reabilitas Metode analisis data kuantitatif memiliki tingkat kesahihan dan dapat dipercaya, sehingga hasilnya dapat diterima secara ilmiah. 5. Fleksibilitas Metode analisis data kuantitatif bersifat fleksibilitas artinya metode ini harus fleksibel dalam menganalisis berbagai jenis data yang diperoleh dari obyek penelitian atau di lapangan. 6. Akuntabilitas Metode analisis data kuantitatif bersifat akuntabilitas artinya hasil analisis dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah. D. TAHAPAN METODE ANALISIS DATA KUANTITATIF Metode analisis data kuantitatif selain memiliki tujuan dan karakteristik, metode ini juga memiliki tahapan-tahapan sebelum dilakukan analisis data. Tahapan-tahapan metode analisis data kuantitatif sebagai berikut: 1. Persiapan Data Langkah awal yang harus diperhatikan seorang peneliti dalam metode analisis data kuantitatif adalah mempersiapkan data. Tahap persiapan data ini meliputi pengumpulan data, pemroresan data mentah, indetifikasi data dan pengkodean METODOLOGI PENELITIAN 175 data. Seorang peneliti harus mempersiapkan data sesuai dengan kebutuhan metode analisis data kuantitatif. 2. Deskripsi Data Peneliti setelah melakukan verifikasi data untuk selanjutnya diolah, maka data kuantitatif tersebut harus dijelaskan dalam bentuk deskripsi seperti mean, median, modus dan simpangan baku. Hal ini ditujukan untuk mampu menjelaskan karakteristik dasar hasil analisis data penelitian. 3. Analisis Data Selain peneliti mendeskripsikan data, pada metode analisis data kuantitatif dilakukan teknik analisis data seperti infrensial, regresi, analisis faktor dan analisis klater. Penggunaan metode analisi data kuantitatif ini tergantung pada pertanyaan penelitian dan jenis data yang telah dikumpulkan dari obyek penelitian. E. ANALISIS DESKRIPTIF Analisis deskriptif merupakan salah satu metode analisis data kuantitatif yang ditujukan untuk memberikan penjelasan berupa gambaran atau deskripsi terhadap data yang sudah dikumpulkan. Seorang peneliti melakukan analisis deskriptif memiliki tujuan untuk mengorganisir data secara sistematis dan terstruktur agar mudah di pahami makna dari pengelompokan data serta memberikan kemudahan dalam menginterperetasikan data tersebut. METODOLOGI PENELITIAN 176 Menurut Ghozali (2016), analisis data deskriptif adalah metode analisis yang digunakan untuk memberikan keterangan atas karakteristik data yang telah dikumpulkan tanpa memberikan kesimpulan umum. Metode analisis deskriptif data kuantitatif mencakup teknik analisis pemusatan data, persebaran data, dan kemiringan data. Teknik analisis tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemusatan Data Pemusatan data adalah pengukuran data yang dilakukan dengan menentukan nilai tengah dari sebuah data. Pengukuran ini meliputi: a. rata-rata (mean) yaitu jumlah semua nilai dibagi dengan jumlah total nilai. rata − rata (mean) = ∑𝑁 𝑖=1 𝑋𝑖 𝑁 Keterangan: N = Jumlah populasi Xi = data ke i Perhitungan rata-rata untuk data perkelompok sebagai berikut: (1 + 𝑥)𝑛 = ∑𝑘𝑖=1 𝑓₁𝑋₁ ∑𝑘𝑖=1 𝑓₁ Keterangan: F = frekuensi b. median yaitu nilai tengah dari suatu data setelah diurutkan dari yang terkecil hingga data terbesar. Rumus untuk METODOLOGI PENELITIAN 177 menghitung median dengan jumlah data ganjil sebagai berikut: 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 = 𝑛+1 2 Untuk data berkelompok sebagai berikut: 𝑛 {2 − | ∑(𝑓𝑖)₀} 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 = 𝐿𝑜 + 𝐶 𝑓𝑚 Keterangan: Lo = batas kelas bawah median berada C = interval kelas fi = jumlah frekuensi dari semua kelas dibawah kelas yang mengandung median fm = frekuensi dari kelas yang mengandung median n = banyaknya observasi c. Modus adalah nilai yang sering muncul dari keseluruhan data yang ada. Jika dalam sebuah data terdapat jumlah beberapa data yang memiliki tingkat atau jumlah keseringan muncul yang sama, maka dapat dikatakan bahwa dalam data penelitian tersebut terdapat beberapa modus. Rumus untuk menghitung modus sebagai berikut: 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 = 𝐿𝑜 + 𝐶 (𝑓₁)₀ (𝑓₁)₀ + ( 𝑓₂)₀ Keterangan: Lo = batas kelas bawah untuk kelas dimana modus berada C = interval kelas METODOLOGI PENELITIAN 178 (𝑓₁)₀= selisih antara frekuensi kelas yang memuat modus dengan frekuensi kelas bawah (𝑓₂)₀= selisih antara kelas yang memuat modus dengan frekuensi kelas atas 2. Persebaran Data Persebaran data adalah pengukuran data dengan melihat seberapa tersebarnya data dari nilai pusatnya. Beberapa pengukuran yang digunakan dalam persebaran data meliputi: a. Jangkauan (range) yaitu mengukur selisih nilai maksimum dan minimum. Tujuan pengukuran jangkauan ini adalah untuk memberikan gambaran atau informasi tentang seberapa jauh data tersebar. Rumus untuk menghitung range sebagai berikut: 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 = 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑥𝑚𝑖𝑛 Keterangan: 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠= nilai data terbesar 𝑥𝑚𝑖𝑛 = nilai data terkecil b. Variansi (variance) yaitu mengukur tingkat penyebaran data berdasarkan kuadrat deviasi antara setiap nilai dalam kumpulan data dan rata-rata. Rumus variansi sebagai berikut: Variansi = 1 ∑(𝑋𝑖 − X̅ )² 𝑛 Keterangan: 𝑋𝑖 = data ke-i 𝑋 = rata-rata sampel METODOLOGI PENELITIAN 179 c. Standar deviasi (standar deviation) yaitu mengukur seberapa besar nilai-nilai dari kumpulan data tersebar dari nilai ratarata. Rumus standar deviasi sebagai berikut: 𝑘 1 𝑆 = √ ∑(𝑋𝑖 − X̅ )² 𝑛 𝑖=1 Keterangan: 𝑋𝑖 = data ke-i 𝑋 = rata-rata sampel 𝑛 = jumlah sampel d. Kuartil yaitu pengukuran persebaran data dengan membagi data menjadi 4 (empat) bagian yang sama. Rumus kuartil sebagai berikut: Untuk data yang belum dikelompokkan: Q₁ = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑖(𝑛 + 1) , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = 1,2,3 4 Untuk data yang dikelompokkan: 𝑖𝑛 − (∑ 𝑓𝑖)₀ Q₁ = 𝐵𝑏 + 𝐶 { 4 } , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = 1,2,3 𝑓𝑞 Keterangan: Q₁ = nilai batas bawah dari kelas yang memuat kuartil ke i n = Jumlah frekuensi ∑(fi)₀ = jumlah frekuensi dari semua kelas yang mengandung kuartil ke i Fq = frekuensi dari semua kelas yang mengandung kuartil ke i METODOLOGI PENELITIAN 180 C = interval kelas i = 1, 2, 3 i.n =i kali n e. Desil yaitu pengukuran persebaran data yang membagi data menjadi 10 (sepuluh) bagian yang sama. Rumus desil sebagai berikut: 𝐷𝑖 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑖(𝑛 + 1) , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = 1, 2, 3, … . . ,9) 10 Keterangan: Di = nilai desil ke i n = Jumlah frekuensi f. Persentil yaitupengukuran persebaran data yang membagi data menjadi 100 (seratus) bagian yang sama. Rumus persentil sebagai berikut: 𝑃𝑖 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑖(𝑛 + 1) , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = 1, 2, 3, … . . ,99) 100 Keterangan: Pi = nilai persentil ke i n = Jumlah frekuensi 3. Kemiringan Data Dalam statistik, kemiringan data dikelan sebagai pengukuran distribusi data berdasarkan simetris atau tidak simetrisnya terhadap nilai tengah. Rumus untuk menghitung kemitingan (sk) sebagai berikut: 𝑛 𝑛 𝑋𝑖 − 𝑋 Sk = ∑(( )³ (𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑠 𝑖=1 METODOLOGI PENELITIAN 181 Keterangan: Sk = Kemiringan data n = Jumlah frekuensi Xi =Data ke i X̅ = rata –rata S = simpangan baku data Pengukuran kemiringan data dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Kemiringan Positif Kemiringan data positif adalah distribusi data yang mempunyai ekor panjang ke kanan dengan nilai lebih tinggi cenderung terdistribusi lebih jarang dibandingkan nilai-nilai yang lebih rendah. b. Kemiringan Negarif Kemiringan data negatif adalaha distribusi data yang mempunyai ekor panjang ke kiri dengan nilai yang lebih rendah cenderung tredistribusi lebih jarang dibandingkan dengan nilainilai yang lebih rendah. c. Simetris Simetris merupakan data yang terdistribusi secara simetris terhadap nilai rata-ratanya. F. ANALISIS INFERENSIAL Analisis infrensial merupakan salah satu metode analisis kuantitatif yang digunakan oleh seorang penelitin untuk membuat infrensi atau METODOLOGI PENELITIAN 182 generalisasi tentang populasi berdasarkan analisis sampel pada data data yang telah dikumpulkan. Menurut Sugiyono (2020), seorang peneliti dapat menggunakan teknis statistik infrensial untuk menyimpulkan suatu populasi berdasarkan analisis sampel. Beberapa jenis analisis inferensial dijelaskan sebagai berikut: 1. Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan teknis analisis yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis dari sebuah populasi beradasarkan analisis sampel. Contoh uji hipotesis termasuk uji z, uji t, uji F, dan lainnya. 2. Interval Kepercayaan Interval kepercayaan merupakan rentang nilai yang diestimasikan untuk parameter dari sebuah populasi. 3. Analisis Regresi Analisis regresi adalah analisis inferensial yang ditujukan untuk menganalisis hubungan antara satu atau lebih peubah atau variabel independen dengan peubah dependen. 4. Analisis Variansi (ANOVA) Analisis variansi adalah analisis yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua atau lebih kelompok dalam satu atau lebih peubah independen. 5. Analisis Korelasi Analisis korelasi adalaha analisis statistik inferensial yang digunakan untuk menganalisis kekuatatan dan arah hubungan korelasi antara dua atau lebih peubah. METODOLOGI PENELITIAN 183 G. ANALISIS MULTIVARIAT Analisis multivariat adalah metode analisis yang ditujukan untuk menganalisis kompleksitas antar variabel-variabel. Analisis multivariat muncul sebagai metode yang digunakan untuk menganalisis data yang tidak dapat dijelaskan dengan univariat dan bivariat. Beberapa jenis analisis multivariat sebagai berikut: 1. Analisis Regresi Multivariat Analisis regresi multivariat adalah analisis yang melibatkan lebih dari satu peubah independen dan satu peubah dependen. 2. Analisis Varians Multivariat (MANOVA) MANOVA adalah ekstensi dari analisis varians yang menguji perbedaan rata-rata antara dua atau lebih kelompok dalam lebih dari satu peubah dependen. 3. Analisis Faktor Analisis faktor adalah salah satu analisis multivariat yang digunakan untuk mengindetifikasi pola hubungan antar peubahpeubah. 4. Analisis Klaster Analisis klaster digunakan untuk mengelompokkan observasi ke dalam kelompok pola data oleh beberapa peubah. 5. Analisis Komponen Utama (PCA) PCA adalah teknik reduksi dimensi yang digunakan untuk mengidentifikasi struktur yang mendasari dalam data dengan menggabungkan informasi dari sejumlah variabel menjadi sejumlah komponen utama yang lebih kecil. METODOLOGI PENELITIAN 184 6. Analisis Diskriminan Analisis diskriminan mengklasifikasikan digunakan unit-unit untuk statistik membedakan berdasarkan atau sejumlah variabel prediktor. METODOLOGI PENELITIAN 185 BAGIAN 13 METODE ANALISIS DATA KUALITATIF A. PENGERTIAN DATA KUALITATIF Data kualitatif adalah jenis data yang bersifat deskriptif atau naratif, bukan berupa angka atau statistik. Data ini menggambarkan karakteristik, sifat, atau kualitas dari suatu fenomena yang diteliti. Data kualitatif biasanya diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, studi kasus, atau analisis dokumen. Data kualitatif adalah data yang berbentuk deskripsi, narasi, dan teks yang menggambarkan fenomena, pengalaman, dan perilaku individu atau kelompok (Miles & Huberman, 1994). Menurut Creswell (2018) Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, melainkan kata-kata, gambar, atau suara yang memberikan informasi yang kaya dan mendalam tentang suatu fenomena. Selain itu, Denzin & Lincoln (2005) mengartikan Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti wawancara, observasi, dokumen, dan catatan lapangan, yang memberikan gambaran yang kompleks dan menyeluruh tentang suatu fenomena. Selanjutnya, Silverman (2016) menjelaskan Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari interaksi langsung dengan orang-orang dan dari pengamatan terhadap perilaku dan budaya mereka. Data ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam METODOLOGI PENELITIAN 186 tentang makna dan interpretasi suatu fenomena dari sudut pandang para partisipan. Kemudian Bogdan & Biklen (2012), mendefinisikan Data kualitatif adalah deskripsi kata-kata dari peserta dan peneliti tentang orang, tempat, peristiwa, pengalaman, persepsi, opini, dan interaksi mereka. Lalu Neuman (2006), menguraikan Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumen, dan sumber lain yang menghasilkan catatan deskriptif tentang orang, tempat, peristiwa, perilaku, perasaan, motivasi, pemikiran, dan interaksi. Sementara Sugiyono (2015), menyatakan Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumen, yang berbentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data ini tidak dapat diukur secara kuantitatif. Dan terakhir oleh Moleong (2015) mendiskripsikan Data kualitatif adalah data yang berbentuk deskripsi, narasi, dan teks yang diperoleh dari berbagai sumber seperti wawancara, observasi, dokumen, dan focus group discussion (FGD). Secara umum, data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat, atau deskripsi yang menggambarkan suatu situasi, peristiwa, atau pengalaman. Data ini tidak dapat diukur secara langsung atau dihitung secara numerik, tetapi lebih berfokus pada pemahaman mendalam tentang suatu fenomena dari perspektif partisipan atau subjek yang diteliti. METODOLOGI PENELITIAN 187 Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber yang mampu memberikan gambaran mendalam tentang fenomena yang diteliti. Salah satu sumber utama adalah transkripsi wawancara, yang merupakan catatan tertulis dari jawaban-jawaban mendalam yang diberikan oleh partisipan penelitian selama sesi wawancara. Jawaban-jawaban ini mampu mengungkap pengalaman, persepsi, dan sudut pandang yang kaya dari para partisipan. Selain itu, catatan lapangan juga menjadi sumber data kualitatif yang sangat berharga. Catatan lapangan berisi deskripsi detail tentang pengamatan dan pengalaman peneliti selama melakukan observasi partisipan. Di dalamnya, peneliti menggambarkan dengan cermat situasi, peristiwa, dan interaksi yang terjadi di lapangan, sehingga memberikan konteks yang kaya bagi penelitian. Dokumen tertulis, seperti surat, memo, laporan, atau buku, juga dapat menjadi sumber data kualitatif yang relevan dengan topik penelitian. Dokumen-dokumen ini dapat mengungkap informasi penting, perspektif, atau konteks historis yang mendukung pemahaman mendalam tentang fenomena yang diteliti. Selain data tekstual, data kualitatif juga dapat berupa gambar atau video. Rekaman visual ini mampu menangkap suasana, ekspresi, atau perilaku subjek penelitian secara lebih hidup dan nyata. Gambar atau video dapat memberikan wawasan tambahan yang mungkin tidak dapat diperoleh dari data tekstual saja. METODOLOGI PENELITIAN 188 Terakhir, catatan refleksi dari peneliti sendiri juga merupakan bagian penting dari data kualitatif. Dalam catatan refleksi, peneliti mengungkapkan pemikiran, perasaan, atau interpretasi mereka terhadap data yang telah dikumpulkan. Catatan ini memberikan perspektif dan analisis awal yang dapat membantu peneliti dalam memahami makna dan implikasi dari data yang diperoleh. Dengan sumber data yang beragam ini, penelitian kualitatif mampu menghasilkan pemahaman yang mendalam dan holistik tentang fenomena yang kompleks, dengan menangkap nuansa, detail, dan makna yang terkandung di dalamnya. B. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengeksplorasi dan memahami fenomena yang diteliti. Secara lebih rinci, pendekatanpendekatan dalam penelitian kualitatif dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pendekatan Etnografi Pendekatan etnografi berfokus pada studi mendalam tentang budaya, nilai, kepercayaan, dan pola perilaku suatu kelompok masyarakat atau organisasi. Peneliti terlibat secara intensif dalam kehidupan sehari-hari subjek penelitian untuk memahami perspektif dan makna yang mereka berikan terhadap peristiwa METODOLOGI PENELITIAN 189 atau fenomena yang terjadi. Contohnya adalah studi tentang budaya suku pedalaman, praktik ritual dalam suatu komunitas, atau dinamika organisasi dalam suatu perusahaan. 2) Pendekatan Fenomenologi Pendekatan fenomenologi berupaya untuk memahami esensi dari pengalaman hidup individu tentang suatu fenomena tertentu. Peneliti berusaha menggali makna mendalam dari perspektif partisipan penelitian melalui wawancara mendalam dan observasi. Contohnya adalah studi tentang pengalaman traumatis pasca bencana alam, makna spiritualitas dalam kehidupan individu, atau pengalaman menjadi orang tua tunggal. 3) Pendekatan Grounded Theory Pendekatan grounded theory bertujuan untuk mengembangkan teori atau model konseptual yang berakar dari data kualitatif yang dikumpulkan. Peneliti menggunakan metode pengodean dan analisis data secara sistematis untuk mengidentifikasi kategori, pola, dan hubungan antar konsep, yang kemudian dibangun menjadi teori atau model. Contohnya adalah studi tentang proses adaptasi imigran di negara baru, dinamika komunikasi dalam tim virtual, atau pengembangan model pengambilan keputusan dalam organisasi. 4) Pendekatan Studi Kasus Pendekatan studi kasus melibatkan penelitian mendalam tentang kasus atau unit analisis tertentu, seperti individu, kelompok, organisasi, atau peristiwa. Peneliti mengumpulkan data dari METODOLOGI PENELITIAN 190 berbagai sumber untuk memahami secara holistik kasus yang diteliti. Contohnya adalah studi kasus tentang kebijakan pendidikan di sekolah tertentu, proses pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan, atau studi kasus tentang penyesuaian seorang imigran di negara baru. 5) Pendekatan Naratif Pendekatan naratif berfokus pada pengumpulan dan analisis cerita atau narasi yang diceritakan oleh partisipan penelitian. Peneliti berusaha memahami makna dan pengalaman hidup partisipan melalui cerita-cerita yang mereka bagikan. Contohnya adalah studi tentang cerita hidup para veteran perang, narasi perjuangan penyintas kanker, atau cerita-cerita tentang kualitatif memiliki pengalaman migrasi. Setiap pendekatan dalam penelitian karakteristik, tujuan, dan metode pengumpulan data yang berbeda-beda. Pemilihan pendekatan yang tepat bergantung pada tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, dan jenis data yang ingin diperoleh. Dalam praktiknya, peneliti kualitatif sering mengombinasikan berbagai pendekatan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang diteliti. METODOLOGI PENELITIAN 191 C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUALITATIF 1) Wawancara Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang paling umum digunakan adalah wawancara. Wawancara memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi mendalam dari perspektif partisipan atau narasumber secara langsung. Terdapat berbagai jenis wawancara yang dapat dilakukan, seperti wawancara terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur. Pada wawancara terstruktur, peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan mengikuti urutan yang ketat. Sedangkan pada wawancara semi-terstruktur, peneliti memiliki panduan wawancara yang berisi topik atau pertanyaan utama, namun tetap memungkinkan adanya pertanyaan tambahan atau eksplorasi lebih lanjut sesuai dengan respon partisipan. Sementara itu, wawancara tidak terstruktur bersifat lebih terbuka dan fleksibel, di mana peneliti tidak memiliki daftar pertanyaan yang kaku, melainkan lebih berfokus pada pengembangan percakapan yang alami dan mendalam dengan partisipan. Sebelum melakukan wawancara, peneliti biasanya menyiapkan panduan wawancara yang berisi daftar pertanyaan atau topik yang akan dibahas. Panduan ini berfungsi sebagai kerangka acuan untuk memastikan seluruh area penting dalam penelitian tercover. Namun, dalam praktiknya, METODOLOGI PENELITIAN peneliti juga harus memiliki 192 keterampilan untuk mengajukan pertanyaan tambahan atau menggali lebih dalam sesuai dengan respon partisipan. Teknik wawancara yang baik melibatkan kemampuan mendengarkan secara aktif, membangun hubungan yang baik dengan partisipan, serta mengajukan pertanyaan yang jelas dan terbuka. Peneliti juga harus memperhatikan aspek non-verbal, seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah partisipan, untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap. Setelah melakukan wawancara, langkah selanjutnya adalah melakukan transkripsi, yaitu mengonversi rekaman audio atau video wawancara menjadi teks tertulis secara lengkap. Transkripsi ini akan menjadi data utama dalam penelitian kualitatif yang akan dianalisis lebih lanjut. Dalam proses transkripsi, peneliti juga dapat mencatat informasi kontekstual seperti emosi, gestur, atau nuansa dalam percakapan yang dapat memperkaya interpretasi data. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang pengalaman ibu bekerja yang memiliki anak berkebutuhan khusus, peneliti dapat melakukan wawancara semi-terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara yang mencakup topik seperti tantangan dalam mengasuh anak, dukungan sosial yang diterima, strategi penyeimbangan antara pekerjaan dan keluarga, serta harapan untuk masa depan. Selama wawancara, peneliti dapat mengajukan pertanyaan tambahan untuk menggali lebih dalam tentang pengalaman dan perasaan para ibu tersebut. Setelah itu, rekaman METODOLOGI PENELITIAN 193 wawancara akan ditranskripsi secara lengkap untuk dianalisis lebih lanjut. 2) Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang sangat penting. Dalam observasi, peneliti terlibat secara langsung dalam lingkungan atau situasi yang diteliti, mengamati dan mencatat perilaku, interaksi, dan peristiwa secara detail dan mendalam. Terdapat beberapa jenis observasi yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif. Salah satunya adalah observasi partisipan, di mana peneliti terlibat secara aktif dalam kegiatan atau kehidupan sehari-hari subjek penelitian. Dengan menjadi bagian dari lingkungan tersebut, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang norma, nilai, dan makna yang diberikan oleh subjek penelitian. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang budaya organisasi di sebuah perusahaan, peneliti dapat melakukan observasi partisipan dengan bekerja sebagai karyawan sementara di perusahaan tersebut. Dengan terlibat dalam aktivitas sehari-hari, peneliti dapat mengamati secara langsung bagaimana karyawan berinteraksi, bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan, serta norma dan nilai apa yang dipegang teguh dalam organisasi tersebut. METODOLOGI PENELITIAN 194 Jenis observasi lainnya adalah observasi non-partisipan, di mana peneliti hanya mengamati tanpa terlibat secara langsung dalam kegiatan subjek penelitian. Misalnya, dalam penelitian tentang perilaku pengunjung di pusat perbelanjaan, peneliti dapat mengamati dari kejauhan bagaimana pengunjung berinteraksi dengan lingkungan pusat perbelanjaan, pola pergerakan mereka, dan aktivitas yang dilakukan. Selama proses observasi, peneliti akan membuat catatan lapangan yang mencakup deskripsi rinci tentang apa yang diamati, termasuk perilaku, interaksi, percakapan, dan konteks situasi. Catatan lapangan juga dapat mencakup refleksi, interpretasi, dan pemikiran awal peneliti tentang data yang dikumpulkan. Setelah melakukan observasi, peneliti akan melakukan analisis terhadap catatan lapangan dan data observasi lainnya. Analisis ini melibatkan identifikasi pola, tema, atau kategori yang muncul dari data, serta interpretasi makna di balik perilaku atau peristiwa yang diamati. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang dinamika interaksi di ruang kelas, peneliti dapat mengamati bagaimana guru dan siswa berkomunikasi, bagaimana siswa berpartisipasi dalam pembelajaran, serta bagaimana lingkungan fisik ruang kelas mempengaruhi proses belajar mengajar. Melalui analisis catatan lapangan, peneliti dapat mengidentifikasi pola interaksi yang dominan, strategi pembelajaran METODOLOGI PENELITIAN 195 yang efektif, serta faktor-faktor yang mendukung atau menghambat proses belajar mengajar. Observasi memberikan kesempatan bagi peneliti untuk memperoleh data yang kaya dan kontekstual, serta memahami fenomena secara lebih mendalam dari sudut pandang subjek penelitian. Kombinasi antara observasi dan teknik pengumpulan data kualitatif lainnya, seperti wawancara dan analisis dokumen, dapat memberikan gambaran yang lebih holistik tentang fenomena yang diteliti. 3) Focus Group Discussion (FGD) Focus group discussion (FGD) atau diskusi kelompok terfokus merupakan teknik pengumpulan data kualitatif yang melibatkan sekelompok orang yang dipandu oleh seorang moderator untuk mendiskusikan topik atau isu tertentu. Teknik ini sangat bermanfaat dalam memperoleh perspektif dan pengalaman yang beragam dari para peserta diskusi. Sebelum melaksanakan FGD, peneliti perlu mendesain struktur dan komposisi kelompok yang akan terlibat. Jumlah peserta dalam satu FGD biasanya berkisar antara 6-12 orang agar diskusi dapat berjalan efektif. Peserta dipilih berdasarkan kriteria seperti karakteristik demografis, pengalaman, atau latar belakang yang relevan dengan topik penelitian. Misalnya, dalam penelitian tentang pengalaman menjadi orang tua tunggal, FGD dapat melibatkan kelompok ibu atau ayah tunggal dari berbagai latar belakang usia, pekerjaan, dan status sosial ekonomi. METODOLOGI PENELITIAN 196 Sebelum sesi FGD berlangsung, peneliti biasanya menyiapkan panduan diskusi yang berisi daftar pertanyaan atau topik yang akan dibahas. Panduan ini berfungsi untuk memastikan diskusi tetap terfokus dan mencakup area-area penting yang ingin dieksplorasi. Namun, dalam praktiknya, moderator juga harus mampu mengajukan pertanyaan tambahan atau mengembangkan diskusi sesuai dengan dinamika kelompok. Selama sesi FGD, moderator berperan penting dalam memfasilitasi diskusi, mengajukan pertanyaan, mengelola dinamika kelompok, dan memastikan semua peserta memiliki kesempatan untuk berbagi pendapat. Moderator juga harus memiliki keterampilan untuk mengeksplorasi tanggapan peserta secara lebih mendalam dan memastikan diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja. Setelah sesi FGD selesai, peneliti akan menganalisis data yang diperoleh, baik dari rekaman audio/video maupun catatan yang dibuat selama diskusi. Analisis ini melibatkan identifikasi tema, pola, atau perspektif yang muncul dari diskusi kelompok, serta interpretasi makna dari tanggapan dan interaksi yang terjadi. Misalnya, dalam penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap program pembangunan infrastruktur, FGD dapat melibatkan kelompok masyarakat dari berbagai wilayah yang terdampak oleh proyek tersebut. Melalui diskusi, peneliti dapat memperoleh wawasan tentang harapan, kekhawatiran, serta masukan dari masyarakat terkait program pembangunan tersebut. Analisis data METODOLOGI PENELITIAN 197 FGD dapat mengungkapkan pola tanggapan yang berbeda berdasarkan lokasi, status sosial ekonomi, atau faktor-faktor lain yang relevan. FGD memberikan kesempatan bagi peneliti untuk memperoleh data yang kaya dan beragam perspektif dalam satu sesi diskusi. Teknik ini sangat berguna untuk mengeksplorasi topik yang kompleks atau sensitif, serta memahami dinamika interaksi dan perbedaan pendapat di antara peserta. 4) Dokumen Dalam penelitian kualitatif, dokumen menjadi salah satu sumber data yang sangat berharga. Dokumen dapat berupa teks tertulis, gambar, artefak, atau rekaman audiovisual yang relevan dengan topik penelitian. Penggunaan dokumen sebagai data penelitian memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena atau konteks yang diteliti. Ada berbagai jenis dokumen yang dapat digunakan sebagai data dalam penelitian kualitatif. Dokumen tertulis dapat berupa surat, memo, laporan, catatan harian, artikel, buku, atau arsip yang berkaitan dengan topik penelitian. Misalnya, dalam penelitian tentang sejarah perkembangan suatu organisasi, peneliti dapat menggunakan dokumen seperti laporan tahunan, notulen rapat, atau surat-surat resmi yang diterbitkan oleh organisasi tersebut. METODOLOGI PENELITIAN 198 Selain itu, dokumen visual seperti foto, video, atau rekaman audiovisual juga dapat menjadi sumber data yang kaya. Gambar atau video dapat memberikan informasi tentang setting, suasana, atau peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Misalnya, dalam penelitian tentang praktik ritual budaya, peneliti dapat menggunakan video dokumenter atau foto-foto kegiatan ritual untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang prosesi dan makna di balik ritual tersebut. Ketika menggunakan dokumen sebagai data, peneliti perlu melakukan analisis dokumen secara mendalam. Analisis dokumen melibatkan proses membaca, mengkaji, dan menginterpretasikan isi dokumen dengan cermat. Peneliti dapat mengidentifikasi tema, pola, atau konsep yang muncul dari dokumen, serta mengeksplorasi konteks historis, sosial, atau budaya yang melatarbelakangi dokumen tersebut. Dalam proses analisis dokumen, peneliti sering menggunakan teknik coding, yaitu memberikan label atau kode pada bagian-bagian teks atau data yang dianggap penting atau signifikan. Coding membantu peneliti dalam mengorganisasi dan mengkategorikan data secara sistematis, sehingga memudahkan proses analisis dan interpretasi. Misalnya, dalam penelitian tentang kebijakan pendidikan, peneliti dapat menganalisis dokumen-dokumen kebijakan seperti undangundang, peraturan, atau pedoman yang diterbitkan oleh pemerintah atau lembaga pendidikan. Melalui coding, peneliti METODOLOGI PENELITIAN 199 dapat mengidentifikasi tema-tema seperti tujuan kebijakan, strategi implementasi, atau tantangan yang dihadapi. Analisis ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konteks dan implikasi dari kebijakan tersebut. Penggunaan dokumen sebagai data dalam penelitian kualitatif memberikan beberapa keuntungan, seperti akses ke informasi historis atau kontekstual yang mungkin tidak dapat diperoleh melalui teknik pengumpulan data lainnya. Namun, peneliti juga perlu mempertimbangkan kemungkinan bias atau keterbatasan yang ada dalam dokumen, serta mengombinasikannya dengan sumber data lain untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. D. ANALISIS DATA KUALITATIF 1) Teknik-Teknik Analisis Data Kualitatif Dalam penelitian kualitatif, terdapat berbagai teknik analisis data yang dapat digunakan oleh peneliti untuk memahami dan memaknai data yang telah dikumpulkan. Berikut ini disajikan penjabaran mengenai beberapa teknik analisis data kualitatif: a) Analisis Tematik Analisis tematik merupakan teknik yang berfokus pada identifikasi, analisis, dan pelaporan pola atau tema dalam data. Peneliti secara sistematis mengkaji seluruh data untuk mengidentifikasi topik atau isu yang sering muncul, yang kemudian dikategorikan ke dalam tema-tema utama. Sebagai METODOLOGI PENELITIAN 200 contoh, dalam penelitian tentang pengalaman menjadi orangtua tunggal, analisis tematik dapat mengungkapkan tema-tema seperti tantangan keuangan, peran ganda, dukungan sosial, atau strategi penyeimbangan kehidupan. b) Grounded Theory Grounded theory adalah teknik analisis yang bertujuan untuk mengembangkan teori atau model konseptual yang berakar dari data yang dikumpulkan. Peneliti menggunakan coding dan analisis komparatif secara konstan untuk mengidentifikasi kategori, konsep, dan hubungan di antara data. Dari sini, peneliti kemudian membangun teori atau model yang menjelaskan fenomena yang diteliti. Misalnya, dalam penelitian tentang pengambilan keputusan dalam organisasi, grounded theory dapat digunakan untuk mengembangkan model proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada data empiris dari berbagai sumber. c) Analisis Naratif Analisis naratif berfokus pada studi dan interpretasi cerita atau narasi yang diceritakan oleh partisipan penelitian. Peneliti menganalisis struktur, plot, karakter, dan makna yang terkandung dalam narasi tersebut untuk memahami pengalaman hidup, identitas, atau perspektif partisipan. Contohnya, dalam penelitian tentang pengalaman hidup imigran, analisis naratif dapat digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana imigran memaknai perjalanan migrasi mereka, tantangan yang dihadapi, dan proses pembentukan identitas baru di negara tujuan. METODOLOGI PENELITIAN 201 d) Analisis Isi Analisis isi adalah teknik yang digunakan untuk mengkaji isi dari berbagai jenis data tekstual, seperti dokumen, transkrip wawancara, atau konten media. Peneliti mengkode dan mengkuantifikasi kata-kata, frase, atau konsep tertentu dalam data untuk mengidentifikasi tema, pola, atau makna yang tersembunyi. Misalnya, dalam penelitian tentang representasi gender dalam media, analisis isi dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana perempuan dan laki-laki digambarkan dalam program televisi, iklan, atau artikel berita. Setiap teknik analisis data kualitatif memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing, serta cocok untuk tujuan penelitian yang berbeda-beda. mengombinasikan Dalam beberapa praktiknya, teknik peneliti untuk sering memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan holistik tentang fenomena yang diteliti. Selain itu, proses analisis data kualitatif juga melibatkan kegiatan refleksi, interpretasi, dan triangulasi data dari berbagai sumber untuk memastikan validitas dan kredibilitas temuan penelitian. Peneliti harus mampu mengomunikasikan hasil analisis secara jelas, meyakinkan, dan mendalam, serta memberikan ilustrasi atau contoh-contoh yang kaya dari data untuk mendukung interpretasi dan kesimpulan yang diambil. 2) Penggunaan Software Untuk Analisis Data Kualitatif METODOLOGI PENELITIAN 202 Dalam penelitian kualitatif, penggunaan software atau perangkat lunak untuk analisis data telah menjadi praktik yang semakin umum dilakukan. Software analisis data kualitatif dirancang untuk membantu peneliti dalam mengelola, mengorganisasi, dan menganalisis data yang kompleks dan beragam secara lebih efisien dan sistematis. Salah satu software yang populer digunakan adalah NVivo, yang dikembangkan oleh QSR International. NVivo memungkinkan peneliti untuk mengimpor berbagai jenis data seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, dokumen, gambar, video, dan data lainnya ke dalam satu database terpusat. Setelah data diimpor, peneliti dapat melakukan coding atau pengodean secara efisien dengan menggunakan fitur koding yang tersedia dalam software. Proses coding dalam NVivo melibatkan pemberian label atau kode pada segmen-segmen data yang dianggap penting atau signifikan. Peneliti dapat membuat kode-kode baru atau menggunakan kodekode yang sudah ada, serta mengelompokkan kode-kode tersebut ke dalam kategori atau tema yang lebih luas. Fitur pencarian dan kueri dalam NVivo juga membantu peneliti untuk menemukan pola atau hubungan di antara kode-kode yang ada. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang pengalaman keluarga yang memiliki anggota dengan disabilitas, peneliti dapat mengimpor transkrip wawancara, catatan lapangan, dan dokumen terkait ke dalam NVivo. Kemudian, peneliti dapat melakukan METODOLOGI PENELITIAN 203 coding pada segmen-segmen data yang mengungkapkan tantangan, strategi coping, atau dukungan sosial yang dialami oleh keluarga tersebut. Software NVivo membantu peneliti dalam mengorganisasi kode-kode ini dan mengidentifikasi tema-tema utama yang muncul dari data. Selain NVivo, ada juga software lain seperti MAXQDA, ATLAS.ti, dan QDA Miner yang menawarkan fitur serupa untuk analisis data kualitatif. Masing-masing software memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, sehingga pemilihan software yang tepat bergantung pada kebutuhan dan preferensi peneliti. Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan software analisis data kualitatif bukan merupakan pengganti proses analisis manual yang dilakukan oleh peneliti. Software hanya berfungsi sebagai alat bantu untuk memfasilitasi dan mempercepat proses analisis, tetapi interpretasi dan pemahaman mendalam terhadap data tetap menjadi tanggung jawab utama peneliti. Selain itu, penggunaan software juga membutuhkan pelatihan dan keterampilan khusus dari peneliti untuk dapat memanfaatkannya secara maksimal. Peneliti harus memahami fitur-fitur yang tersedia dalam software dan bagaimana menggunakannya untuk mendukung proses analisis data kualitatif. Dalam praktiknya, banyak peneliti kualitatif yang mengombinasikan penggunaan software dengan analisis manual, seperti membuat catatan, diagram, atau METODOLOGI PENELITIAN visualisasi untuk membantu proses 204 interpretasi dan penarikan kesimpulan dari data. Kombinasi antara alat digital dan analisis manual ini memungkinkan peneliti untuk memanfaatkan kelebihan masing-masing pendekatan dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang diteliti. METODOLOGI PENELITIAN 205 BAGIAN I4 ETIKA PENELITIAN A. PENGERTIAN ETIKA PENELITIAN Etika berasal dari bahasa yunani ethos (tunggal) atau etha (jamak) yang mengandung arti antara lain: kebiasaan, perasaan, watak, adat, sikap, dan cara berfikir. Dari kata ini yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Kata “moral” berasal dari bahasa latin: mos (jamak: mores), yang berarti kebiasaan, adat (Pramudyo Gani Nur, 2017). Kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat, refleksi filsafati atas moralitas masyarakat, sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral. Jadi, etika adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku si peneliti terhadap penelitiannya. Pengertian etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Alwi (2007) adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) dalam kelompok sosial. Etika menurut Setiawan (2011) adalah konsep yang mengarah pada perilaku yang baik dan pantas berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan maupun agama. Sehingga Etika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai baik atau buruknya sesuatu. Dengan etika, seseorang bisa mengetahui apa yang sebaiknya dilakukan. Etika METODOLOGI PENELITIAN 206 membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati dalam suatu masyarakat, etika juga membantu kita dalam merumuskan pedoman etis yang kuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan dalam suatu masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih merujuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu atau pengetahuan yang membahas manusia, terkait dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia. Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian. Etika penelitian juga mencakup perilaku peneliti terhadap subyek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2014). Etika penelitian merupakan standar tata perilaku peneliti selama melakukan penelitian. Etika penelitian mengatur berbagai hal yang harus menjadi pedoman perilaku peneliti sejak menyusun desain penelitian, mengumpulkan data di lapangan (melakukan wawancara, memberikan angket, melakukan pengamatan, meminta data pendukung), ketika menyusun laporan penelitian, sampai mempublikasikan hasil penelitian (Martono, 2015). Etika penelitian merupakan jaminan METODOLOGI PENELITIAN 207 agar tidak ada seorang pun yang dirugikan atau memperoleh dampak negatif kegiatan penelitian (pelanggaran terhadap persetujuan publikasi hasil penelitian, kerahasiaan, salah penyajian hasil temuan, besarnya biaya penelitian, dan sebagainya). Mengapa Harus Ada Etika Penelitian? Keberadaan dan penerapan etika dalam penelitian bisa dikatakan sangat penting. Sebab ada banyak alasan kenapa etika ini peru ada dan wajib dipatuhi oleh semua peneliti. Yaitu: 1. Menjaga Integritas Ilmiah Etika dalam penelitian akan integritas ilmiah, baik integritas peneliti, hasil penelitian, dan publikasi dari hasil penelitian tersebut. Integritas yang terjaga akan menjadikan kredibilitas dan reputasi peneliti lebih terjamin sehingga mendapatkan pengakuan dan penghormatan dari banyak pihak. 2. Menjunjung Hak Asasi Manusia Arti penting etika dalam penelitian yang kedua adalah mendukung penelitian dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sehingga tidak ada perlakuan semena-mena, pemaksaan, maupun perlakuan tidak adil kepada seluruh partisipan dalam penelitian. 3. Membangun Kolaborasi Sains dan Masyarakat Menjaga dan mematuhi etika dalam penelitian juga akan mendorong kolaborasi antara sains dengan masyarakat. Penelitian tentu membutuhkan dukungan dan kontribusi langsung dari masyarakat luas. Sebab mereka bisa menjadi METODOLOGI PENELITIAN 208 sumber topik penelitian, sumber data, dan tujuan untuk penerapan dari hasil penelitian. Jika etika tidak diterapkan maka kolaborasi ini tidak akan mungkin bisa terjadi dan penelitian bisa saja tidak memungkinkan untuk dilakukan. B. PRINSIP DASAR DAN KAIDAH ETIKA PENELITIAN Meskipun terdapat berbagai perbedaan yang dapat disebabkan oleh pandangan hidup, budaya, kondisi geografis, situasi politik, dan sebagainya dalam penerapan etika penelitian, seorang peneliti sering dihadapkan pada suatu situasi dan ia harus memutuskan sesuatu apa yang harus ia lakukan, seorang peneliti akan berpikir mengenai baik dan buruknya, untung dan ruginya, serta boleh atau tidaknya tindakan itu ia lakukan. Pada saat itulah mekanisme pemikiran seorang peneliti berjalan. Seorang peneliti harus berfikir secara ilmiah, berpikir ilmiah menurut Poedjawijatna sebagaimana yang dikutip oleh Vardiansyah (2005) ada empat cara berfikir ilmiah diantaranya adalah objektif, metodis, sistematis dan universal. Sementara itu menurut Jacob (2004), peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subjek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. METODOLOGI PENELITIAN 209 Secara garis besar, etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat beberapa prinsip utama yang perlu dipahami oleh peneliti, yaitu: 1. Prinsip pertama, peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. 2. Prinsip kedua, setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam implementasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek. 3. Prinsip ketiga, yaitu keterbukaan dan keterbukaan, penelitian prinsip keadilan. keadilan Untuk dilakukan memiliki memenuhi secara jujur, konotasi prinsip hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan psikologis serta perasaan yang religius subyek penelitian. Keadilan memiliki bermacammacam teori, namun yang terpenting adalah bagaimana METODOLOGI PENELITIAN 210 keuntungan dan beban harus didistribusikan diantara anggota kelompok public. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan public. Menurut Winbaum dkk, 2019, menyebutkan ada sepuluh prinsip dasar etika penelitian yang lazim diterima dalam penelitian ilmiah. Kesepuluh prinsip tersebut diperlihatkan alam Tabel 1 dibawah ini. Tabel 4.11. Sepuluh prinsip dasar etika penelitian (Weinbaum dkk., 2019) Prinsip Dasar Etika Kewajiban Definisi pada Peneliti dan penelitian yang dilakukan masyarakat (Duty to harus memberikan kontribusi bagi society) kesejahteraan masyarakat Manfaat (Beneficence) Peneliti harus memikirkan kesejahteraan para peserta penelitian sebagai tujuan dan berusaha banyak manfaat mendapatkan seraya lebih mengurangi risiko penelitian yang dilakukan Konflik kepentingan Peneliti harus meminimalkan pengaruh (Conflict of interest) finansial dan lainnya dalam penelitian mereka serta peserta penelitian yang METODOLOGI PENELITIAN 211 dapat mempengaruhi hasil penelitian. Konflik kepentingan ini biasanya lebih tertuju pada para peneliti, namun bisa juga melibatkan peserta penelitian bila mereka diberikan suatu insentif finansial ataupun non finansial untuk berpartisipasi dalam penelitian. Penjelasan dan Seluruh persetujuan (Informed sukarela consent) peserta setuju penelitian untuk secara berpartisipasi dalam penelitian, tanpa tekanan dari keuntungan finansial atau lainnya, dan persetujuan mereka pemahaman akan dilakukan dan harus termasuk penelitian risiko yang yang dapat ditimbulkan. Saat para peserta tidak dapat memberikan persetujuan atau saat kelompok rentan terlibat dalam penelitian, tindakan-tindakan khusus harus diambil oleh para peneliti dan institusi mereka untuk melindungi para peserta penelitian. Integritas (Integrity) Peneliti harus menunjukkan kejujuran dan kebenaran. Mereka tidak boleh METODOLOGI PENELITIAN 212 memalsukan data, memalsukan hasil, atau menghilangkan data terkait penelitian. Mereka harus melaporkan seluruh temuan secara utuh, mengurangi atau menghilangkan bias dalam metode yang dilakukan, dan menyatakan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian Tanpa diskriminasi Peneliti harus mengurangi upaya-upaya (Nondiscrimination) untuk mengurangi manfaat penelitian bagi kelompok menyangkal tertentu manfaat dan penelitian untuk dari kelompok lainnya. Tanpa eksploitasi Peneliti tidak boleh mengeksploitasi atau (Nonexploitation) mengambil keuntungan yang tidak wajar dari para peserta penelitian. Privasi kerahasiaan dan Privasi: Peserta penelitian memiliki hak (Privacy untuk mengendalikan akses ke informasi and confidentiality) pribadi mereka dan ke tubuh mereka dalam hal pengumpulan spesimen biologis. Peserta dapat mengendalikan bagaimana orang lain dapat melihat, METODOLOGI PENELITIAN 213 menyentuh, dan memperoleh informasi. Kerahasiaan: Peneliti akan melindungi informasi pribadi yang diberikan oleh peserta sejak diperoleh. Kerahasiaan merupakan perpanjangan dari konsep privasi, yang merujuk pada pemahaman peserta tentang, dan persetujuan pada, caracara informasi yang dapat dikenali akan disimpan dan dibagikan Kompetensi Peneliti hanya terlibat dalam pekerjaan profesional sesuai kualifikasi yang dimiliki untuk (Professional melakukannya, juga berpartisipasi dalam competence) program pelatihan guna meningkatkan keahlian mereka. Konsep ini mencakup bagaimana para peneliti memilih metode penelitian, metode statistika, dan ukuran sampel yang sesuai dan tidak akan mengarah pada hasil yang menyesatkan. Disiplin profesional Peneliti harus terlibat dalam penelitian (Professional yang beretika dan membantu para discipline) peneliti lainnya terlibat dalam penelitian yang beretika dengan mendeklarasikan METODOLOGI PENELITIAN 214 perilaku beretika melalui praktek latihan, menerbitkan dan mengomunikasikan, memberikan mentor dan pelajaran, dan kegiatan-kegiatan lainnya C. TUJUAN DAN MANFAAT ETIKA PENELITIAN Adanya etika penelitian tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan kredibilitas hasil penelitian. Menurut Nancy Walton, Ph.D., di laman Research Ethics, terdapat tiga tujuan dari etika dalam penelitian. Yaitu: 1. Melindungi Partisipan Perlindungan ini akan membantu memberikan kepercayaan publik bahwa terlibat dalam penelitian adalah hal penting dan tidak merugikan. Sehingga semakin banyak orang akan mendukung kegiatan penelitian selama etika dipegang teguh. 2. Memenuhi Kepentingan Semua Pihak Manfaat dari penelitian sudah seharusnya dirasakan oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya. Selain itu, hasil penelitian juga harus memberi manfaat besar kepada masyarakat luas. 3. Menguji Kegiatan Penelitian Mengevaluasi untuk memastikan penelitian sudah dilakukan dengan benar serta sesuai aturan. Untuk memudahkan proses evaluasi dan menilai kredibilitas penelitian yang dilakukan. Maka etika dalam penelitian diperlukan untuk dijadikan dasar METODOLOGI PENELITIAN 215 dalam proses evaluasi tersebut. Tujuannya untuk memastikan semua penelitian sudah mematuhi etika yang berlaku. D. ETIKA DAN KUALITAS DATA PENELITIAN Etika perlu dipahami sejak sebelum pengumpulan data dilakukan melalui pemberian informasi penelitian kepada responden sampai terbitnya persetujuan dan partisipasi responden dalam pengumpulan data. Informasi yang diberikan kepada responden memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pengumpulan data. Kepastian terjaganya etika bagi responden memberikan jaminan kerahasiaan informasi identitas. Kejelasan informasi dan jaminan kerahasiaan menjadi dasar persetujuan (consent) yang diberikan responden. Dalam memastikan terjaganya etika terkait responden tiga hal penting harus diperhatikan yaitu privasi, anonimitas, dan kerahasiaan yang menjadi satu kesatuan utuh. Ketiga bentuk etika ini diterapkan pada setiap jenis pengambilan data termasuk penelitian berbasis elektronik. Setiap jenis pengambilan data memiliki isu yang berbeda satu dengan lainnya sehingga peneliti perlu mengantisipasi isu yang mungkin muncul dalam bentuk pengambilan data yang ditentukan dalam desain penelitian. Sebagai peneliti atau pewawancara memahami pentingnya memperlakukan responden dalam rangka memperoleh kualitas informasi yang baik dan akurat, maka perlu menyadari bahwa METODOLOGI PENELITIAN 216 dalam pengambilan data atau informasi kepada responden akan menimbulkan ketidaknyamanan responden. Ketidaknyamanan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Terganggunya Privacy 2. Terganggunya Kegiatan atau Pekerjaan 3. Berfikir atau Berusaha Sebaik Mungkin untuk Menjawab Pertanyaan atau Memberikan informasi 4. Kemungkinan Munculnya Rasa Emosional yang Pernah Dialami pada Waktu yang Lalu. 5. Peneliti dengan Melakukan Tindakan Invasif E. KODE ETIK PENELITIAN Kode Etik Peneliti adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemanusiaan. Ini menjadi suatu bentuk pengabdian dan tanggung jawab sosial dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti, dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2014). Ada beberapa kode etik penelitian yaitu: Kode pertama, kebenaran Peneliti ilmiah untuk membaktikan memajukan diri pada ilmu pencarian pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia. METODOLOGI PENELITIAN 217 Kode kedua, Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya, berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasankebebasan mendasarnya. Kode ketiga, Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya. Peneliti berbuat untuk melaksanaan penelitian dengan asas manfaat. F. PELANGGARAN ETIKA PENELITIAN Peneliti merupakan unsur penting dalam melaksanakan suatu penelitian. Peneliti ialah insan yang memiliki kepakaran yang diakui dalam suatu bidang keilmuan. Tugas utama yang diemban peneliti adalah melakukan penelitian ilmiah dalam rangka pencarian kebenaran ilmiah. Sebagai ilmuwan, -peneliti berpegang pada nilainilai integritas, kejujuran, dan keadilan. Integritas melekat pada ciri seorang peneliti yang mencari kebenaran ilmiah. Dengan menegakkan kejujuran, keberadaaan peneliti diakui sebagai insan yang bertanggung jawab. Dengan menjunjung keadilan, martabat peneliti tegak dan kokoh karena ciri moralitas yang tinggi. Seorang peneliti tidak boleh melakukan penipuan dalam menjalankan proses METODOLOGI PENELITIAN 218 penelitian. Semua sistem etika melarang penipuan seperti ini. Pelanggaran ilmiah yang bisa terjadi pada seorang peneliti adalah: 1. Fabrikasi (fabrication) Falsifikasi data adalah memanipulasi data/instrumen penelitian. Masalah yang sering dihadapi peneliti adalah masalah bias ketika menulis laporan. Meskipun sulit, dan beberapa peneliti mempertahankan bahwa tidak mungkin, peneliti terbebas dari bias atau meminimalisasi subjektivitas, dan distorsi data. Objektivitas ilmiah harus dipertahankan sebaik mungkin. Jika dapat dilihat alasan untuk kemungkinan terjadi bias dalam setiap aspek penelitian, hal ini harus diakui dan dijelaskan. Diam-diam menolak atau mengabaikan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan seseorang, atau terlalu selektif dalam data yang digunakan dan dalam mempresentasikan hasil analisis merupakan pelanggaran terhadap integritas dan etika (Williman, 2011 dalam Martono, 2015). Fabrikasi kata adalah ketika menulis laporan penelitian, peneliti tidak dibenarkan memberikan laporan/informasi palsu, yaitu pemalsuan hasil penelitian (fabrication), termasuk mengarang, mencatat, serta memberikan informasi tanpa bukti atau tidak didasarkan pada hasil penelitian yang sebenarnya. Fabrikasi sering terjadi dikarenakan adanya keinginan untuk memenuhi target, keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, atau adanya persaingan antar peneliti 2. Plagiat (plagiarism) Plagiarism adalah bentuk pelanggaran etika penelitian. Bagian tulisan yang di-copy dari orang lain namun disebut seolah-olah METODOLOGI PENELITIAN 219 itu adalah hasilnya sendiri. Mengambil ide orang lain seolah-olah idenya sendiri. Menurut Mulyanta (2016) plagiarism adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiarism dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarism dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Menurut Permendiknas No. 17/2010, Plagiasi adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok orang pelaku plagiarism, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok dan atas nama suatu badan 3. Kepenulisan (authorship) Kepenulisan perlu diperhatikan dengan baik dengan memperhatikan tata penulisan ilmiah. 4. Kemubaziran (redundant) Kemubaziran di sini terjadi karena adanya publikasi yang berulang-ulang. Seorang peneliti kembali mempublikasikan suatu bagian dari tulisan yang sudah pernah dipublikasikan. 5. Publikasi duplikat (duplicate publication) METODOLOGI PENELITIAN 220 Publikasi duplikat diartikan sebagai publikasi sebuah artikel yang identik atau tumpang tindih substansial dengan sebuah artikel yang sudah diterbitkan. Publikasi duplikat ini dapat diklasifikasikan sebagai plagiarisme diri. METODOLOGI PENELITIAN 221 BAGIAN 15 STRUKTUR KARYA TULIS ILMIAH A. PENDAHULUAN Karya tulis ilmiah merupakan sebuah karya tulis yang dibuat dengan menggunakan metode ilmiah dan membutuhkan suatu proses penelitian lapangan atau suatu studi kasus yang ilmiah baik yang menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah, yaitu untuk menemukan jawaban secara ilmiah terkait permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi. Penulisan karya ilmiah pada perguruan tinggi merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program pendidikan akademik, maupun pendidkan vokasi. Terdapat beberapa jenis karya ilmiah yang populer yaitu: laporan penelitian ilmiah, tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. Secara umum struktur karya tulis ilmiah terdiri atas judul, lembaran pengesahan, kata pengantar, abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil penelitian, diskusi atau pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar pustaka. Struktur karya tulis ilmiah yang berlaku di setiap perguruan tinggi cukup beragam, namun demikian biasanya terdiri atas bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal berisi mulai dari halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak atau ringkasan. Bagian utama METODOLOGI PENELITIAN 222 merupakan inti dari karya tulis ilmiah yang secara garis besar berisi pendahuluan, kajian pustaka, metode, hasil dan pembahasan serta kesimpulan dan saran atau rekomendasi. Bagian akhir berisi daftar pustaka atau rujukan dan lampiran-lampiran. Struktur karya tulis ilmiah yang baik dan runtut dapat memberikan hasil tulisan yang baik, berkualitas, dan mudah dipahami selain bagi peneliti itu sendiri, juga bagi pihak lain atau pembaca. Oleh karena itu, struktur karya tulis ilmiah sangat memengaruhi kualitas dari karya tulis ilmiah yang dihasilkan oleh peneliti atau penulis. Adapun tiap-tiap bagian tersebut diuraikan lebih lanjut pada bagian berikut ini. B. BAGIAN AWAL KARYA TULIS ILMIAH Bagian awal dari suatu karya tulis ilmiah biasanya terdiri atas halaman judul, pengesahan, prakata/ kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar singkatan. a) Halaman judul, bagian ini mengikuti ketentuan setiap perguruan tinggi atau pihak-pihak yang memberikan pekerjaan penelitian. Yang harus ada di dalam halaman judul adalah Kata “Laporan Penelitian/ Tugas Akhir/ Skripsi/ Tesis/ Disertasi”, Judul karya tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan atau bahasa Inggeris, nama mahasiswa atau nama lembaga yang terkait serta logo, dan nama tempat dan tahun penulisan. Judul hendaknya METODOLOGI PENELITIAN 223 ditulis dengan ringkas, jelas, dan tidak menggunakan singkatan. Jika diperlukan judul dapat dilengkapi dengan sub-judul, tetapi ringkas dan jelas. Panjang judul tidak melebihi 20 kata termasuk sub-judul. Pada judul juga hendaknya dihindari penggunaan kata yang berulang. Contoh judul laporan penelitian: 1. Pengaruh faktor-faktor eksternal dan internal terhadap kinerja usaha mikro dan kecil (UMK) di Sulawesi Selatan 2. Pengaruh kepercayaan, komitmen, dan teknologi informasi terhadap kinerja rantai pasokan (Studi kasus IKM pengolah buah markisa di Kota Makassar) 3. Do digital marketing, integrated supply chain, and innovation capability affect competitiveness, and creative industry performance? 4. Analysis of Supply Chain Integration, Innovation Capability, and Competitiveness of Coffee Processing Industry. b) Halaman pengesahan, bagian ini memuat nama penulis dan pihak lain yang mempunyai otoritas atau kewenangan dalam mengesahkan laporan karya tulis ilmiah. Dalam penulisan Tugas Akhir/ Skripsi/ Tesis/ Disertasi biasanya yang mengesahkan adalah tim pembimbing atau promotor mahasiswa yang bersangkutan. c) Halaman pengesahan atau prakata, bagian ini biasanya memuat ucapan rasa syukur karena laporan karya tulis ilmiah dapat diselesaikan, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan dan penyelesaian laporan, serta kata penutup. METODOLOGI PENELITIAN 224 d) Halaman Abstrak, bagian ini memuat tujuan penelitian, metode yang digunakan serta hasil utama penelitian. Jumlah kata dalam abstrak berkisar antara 150-250 kata dalam satu paragraf. Pada abstrak juga dicantumkan kata kunci dengan jumlah kata berkisar 3-5 kata. Penempatan kata kunci sangat penting untuk memudahkan penelusuran penelitian ini oleh pihak lain melalui sistem pencarian penelitian ilmiah seperti DOAJ, EBSCO, dan Google Scholar. e) Halaman daftar isi, bagian ini memuat informasi tentang struktur penelitian secara keseluruhan mulai bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir, serta halaman dimana berada sehingga mudah ditelusuri oleh penulis dan pihak terkait. f) Halaman daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran memuat informasi jumlah tabel/gambar/lampiran dalam penelitian, dan halaman dimana berada sehingga mudah ditelusuri oleh penulis dan pihak terkait. g) Halaman daftar singkatan, untuk penelitian yang menggunakan simbol atau singkatan misalnya simbol matematika dan statistik biasanya penulis atau peneliti diwajibkan untuk mencantumkan arti dan singkatan atau simbolnya dalam daftar. Penulisan daftar singkatan dapat diurut menaik berdasarkan abjad huruf pertama (ascending). METODOLOGI PENELITIAN 225 C. BAGIAN UTAMA KARYA TULIS ILMIAH Bagian utama dari laporan karya tulis ilmiah biasanya dibedakan formatnya sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Ada tiga pendekatan utama dalam riset yakni: kuantitatif, kualitatif, dan campuran (mixed). Namun demikian, secara umum bagian utama struktur karya tulis ilmiah terdiri atas pendahuluan, tinjauan pustaka, kerangka konseptual dan hipotesis (jika ada), metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan penutup: a) Bab Pendahuluan, merupakan bab pertama yang isinya mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, dan mengapa penelitian itu penting dilakukan. Bagian ini pada dasarnya memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan dan manfaat, ruang lingkup serta sistematika penelitian. Latar belakang berisi uraian mengapa masalah penting diteliti. Masalah biasanya muncul dari adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan (Das SeinDas Sollen). Uraian latar belakang yang jelas akan mempermudah peneliti untuk menyusun rumusan masalah (research problems), dan pertanyaan penelitian (research questions). Rumusan masalah merupakan uraian pernyataan masalah yang akan diturunkan menjadi pertanyaan penelitian yang harus dicari jawabannya melalui proses penelitian. Rumusan masalah dapat disusun bilamana masalah yang dirumuskan dalam latar belakang jelas dan lengkap. Pertanyaan penelitian hendaknya disusun secara singkat, padat, dan jelas METODOLOGI PENELITIAN 226 dan dituangkan dalam kalimat tanya. Contoh pertanyaan penelitian: (1) Apakah gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap motivasi karyawan, (2) Bagaimana strategi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, dan (3) Apakah terdapat perbedaan kinerja individual antara karyawan laki-laki dengan karyawan perempuan, dan sebagainya. Tujuan penelitian adalag sesuatu yang ingin dicapai oleh peneliti. Oleh karenanya, tujuan penelitian harus mampu menggambarkan benang merah secara jelas antara latar belakang dengan rumusan masalah. Contoh tujuan penelitian: (1) Menganalisis dan menjelaskan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan, (2) meningkatkan Merumuskan kinerja strategi perusahaan, yang dan (3) tepat untuk Mengetahui perbedaan kinerja individual antara karyawan laki-laki dengan karyawan perempuan. Kegunaan penelitian menguraikan manfaat dan pentingnya hasil penelitian bagi pengembangan ilmu, dan kepentingan praktis lainnya. Ruang lingkup penelitian biasanya berkaitan dengan cakupan obyek, wilayah, waktu, dan sektor lainnya yang tidak mungkin diteliti secara keseluruhan oleh peneliti. Sistematika penelitian menjelaskan secara garis besar isi setiap bab, sub-bab, serta anak sub-bab dan rangkaian hubungan satu dengan lainnya. b) Bab Tinjauan Pustaka, biasanya memuat uraian sistematik tentang teori, konsep, pemikiran dan hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau penulis. Bagian ini akan memberikan kerangka METODOLOGI PENELITIAN 227 dasar yang komprehensif mengenai grand theory, konsep, dan penelitian yang relevan untuk pemecahan masalah. c) Bab Kerangka Konseptual dan Hipotesis, memuat kajian teoritis dan empiris yang dirumuskan secara logis dalam suatu kerangka pemikiran, dimana selanjutnya dibangun kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan antar konsep atau variabel yang diteliti dalam suatu model. Kerangka konseptual bukanlah gambaran proses atau tahapan penelitian, melainkan kerangka hubungan dari berbagai konsep yang diteliti yang fokusnya adalah menjawab rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Hipotesis adalah hubungan logis antara dua atau lebih variabel yang dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis juga merupakan jawaban sementara pertanyaan penelitian berdasarkan kajian atau telaah pustaka (teori dan empiris). Hipotesis yang baik harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, dan dapat diuji secara empiris berdasarkan data lapangan. d) Bab Metode Penelitian, bagian ini biasanya memuat rancangan penelitian, situs dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik sampling, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Rancangan penelitian dapat beragam yang meliputi penelitian eksperimental, dan non-eksperimental. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji, sedangkan pada METODOLOGI PENELITIAN 228 penelitian non-eksperimental mengacu pada sifat dan tujuannya apakah eksplotatori, deskriptif, eksplanatory, survey, atau penelitian history, korelasional, kausal, dan komparasi. Situs dan waktu penelitian memuat tempat dan kondisi wilayah/ obyek penelitian serta waktu pelaksanaan penelitian. Populasi, sample, dan teknik sampling memuat tentang ukuran populasi, jumlah sampel yang digunakan, dan teknik dalam menentukan sampel. Terdapat dua jenis sampling yang dapat dipilih yakni probability sampling, dan non-probability sampling. Untuk penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif biasanya menggunakan probability sampling, sedangkan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan non-probability sampling. Sumber data merupakan faktor penting dalam pertimbangan penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dapat dibedakan menjadi data primer data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari tangan pertama, misalnya data kuesioner yang diperoleh dari responden, dan data hasil wawancara dengan narasumber. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada seperti data dokumentasi perusahaan berupa laporan keuangan, laporan kinerja, dan data-data yang dipublikasikan oleh BPS dan Bank Indonesia. Pengumpulan data merupakan faktor penting untuk keberhasilan penelitian. Berdasarkan sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer, dan sumber data sekunder. Kemudian berdasarkan cara atau tekniknya maka pengumpulan data terdiri atas wawancara, METODOLOGI PENELITIAN 229 kuesioner, observasi, FGD, in-depth interview dan teknik lainnya. Definisi operasional diperlukan untuk menjelaskan secara detail tentang ukuran variabel agar mudah dilakukan pengukuran, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian. Instrumen penelitian memuat uraian lengkap dan rinci mengenai prosedur dan langkah-langkah dalam pengumpulan data termasuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, dan administrasi perizinan penelitian. Pada penelitian kualitatif, pengujian instrumen memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Bagian ini juga menjelaskan bagaimana peneliti menerapkan teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang mendalam, triangulasi (sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota untuk menjamin validitas temuan. Selanjutnya dijelaskan bagaimana dilakukan pengecekan dapat-tidaknya temuan ditransfer ke latar lain (transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat tidaknya dikonfirmasikan pada sumbernya (confirmability). Selanjutnya teknik analisis data menguraikan jenis analisis yang digunakan dalam penelitian. Penelitian kuantitatif biasanya menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Sedangkan penelian kualitatif biasanya menggunakan analisis interaktif. Terdapat beberapa software statistik yang populer digunakan dalam penelitian seperti IBM SPSS, IBM AMOS, LISREL, Smart PLS, EVIEWS, dan NVivo. METODOLOGI PENELITIAN 230 e) Bab Hasil Penelitian, bagian ini memuat deskripsi data penelitian yang menggambarkan karakteristik responden, karakteristik variabel, dan hasil pengujian hipotesis. Penyajian hasil penelitian dapat berupa narasi yang disertai dengan analisis statistik, tabel, grafik, dan gambar. Bagian ini dapat disatukan dengan bagian pembahasan dengan catatan dapat dibedakan secara jelas antara hasil penelitian dan pembahasan atau diskusi hasil penelitian. f) Bab Pembahasan, bagian ini menjawab pertanyaan penelitian, menafsirkan temuan-temuan penelitian yang kemudian dikomparasi dengan penelitian sebelumnya serta memodifikasi atau menyusun teori baru jika ada. Penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika ilmiah dan teori yang sudah ada. Khusus temuan yang menolak hipotesis, maka peneliti harus menjelaskan mengapa demikian? apakah karena ada intervensi faktor lain, kesalahan pendekatan yang digunakan, atau adanya potensi temuan baru. g) Bab penutup, bagian ini meliputi kesimpulan, saran, dan implikasi. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Kesimpulan juga akan menunjukkan sejauhmana penelitian menghasilkan konsep atau teori baru atau melakukan pengembangan konsep (re-konsep) dan teori (re-teori) yang sudah ada pada disiplin ilmu terkait. Kemudian saran atau rekomendasi dapat dinyatakan secara terpisah dan dibuat atau dirumuskan berdasarkan hasil penelitian dan pertimbangan peneliti atau penulis. Selain itu, saran juga dapat ditujukan untuk METODOLOGI PENELITIAN 231 penelitian selanjutnya ke depan. Saran yang baik dapat dikenali dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional, sehingga jika pihak lain yang melaksanakannya, mereka tidak akan mengalami kesulitan. kontribusi hasil Implikasi hasil penelitian dapat berupa penelitian yang sejalan dengan manfaat penelitian (kontribusi teoritis), sedangkan kontribusi praktis berupa pengembangan kebijakan yang sejalan dengan kegunaan penelitian. Implikasi penelitian dapat bersifat positif, dan negatif. D. BAGIAN AKHIR KARYA TULIS ILMIAH Hal-hal yang dimasukkan dalam bagian ini adalah sesuatu yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian utama. Bagian akhir dari suatu laporan karya tulis ilmiah memuat daftar pustaka atau rujukan dan lampiran-lampiran yang penting. Daftar pustaka hanya memuat pustaka atau referensi yang benar-benar dirujuk atau disitasi dalam bagian utama penelitian. Secara umum struktur setiap sumber yang dirujuk disusun dengan urutan nama penulis, tahun, judul buku atau artikel, nama penerbit dan kota penerbit. Dalam daftar rujukan, nama penulis ditulis nama akhir (last name, surname) disusul dengan tanda baca koma kemudian nama pertama (nick name, first name). Namun demikian, secara realitas ditemukan bahwa tatacara penulisan daftar pustaka cukup beragam sesuai dengan gaya selingkung masing-masing dianut oleh setiap institusi. Beberapa gaya penulisan daftar pustaka METODOLOGI PENELITIAN 232 yang populer misalnya: MLA, APA, Vancouver, Chicago, dan Harvard. Contoh penulisan daftar pustaka sebagai berikut: 1. MLA style: Munizu, Musran, et al. "Do digital marketing, integrated supply chain, and innovation capability affect competitiveness, and creative industry performance?." International Journal of Data and Network Science 8.2 (2024): 1025-1034 2. APA style: Munizu, M., Alam, S., Pono, M., & Riyadi, S. (2024). Do digital marketing, integrated supply chain, and innovation capability affect competitiveness, and creative industry performance?. International Journal of Data and Network Science, 8(2), 1025-1034. 3. Chicago style: Munizu, Musran, Syamsu Alam, Maat Pono, and Slamet Riyadi. "Do digital marketing, integrated supply chain, and innovation capability affect competitiveness, and creative industry performance?." International Journal of Data and Network Science 8, no. 2 (2024): 1025-1034 4. Harvard Style: Munizu, M., Alam, S., Pono, M. and Riyadi, S., 2024. Do digital marketing, integrated supply chain, and innovation capability affect competitiveness, and creative industry performance?. International Journal of Data and Network Science, 8(2), pp.1025-1034 5. Vancouver style: Munizu M, Alam S, Pono M, Riyadi S. Do digital marketing, integrated supply chain, and innovation capability affect competitiveness, METODOLOGI PENELITIAN and creative industry 233 performance?. International Journal of Data and Network Science. 2024;8(2):1025-34. Bagian akhir lainnya dalam struktur penulisan karya tulis ilmiah adalah lampiran-lampiran. Dokumen yang dilampirkan secara umum terdiri atas instrumen penelitian, peta teori, hasil olahan data statistik, tabel statistik, foto-foto dokumentasi pengumpulan data lapangan, surat izin penelitian, dan lampiran lainnya yang dipersyaratkan. METODOLOGI PENELITIAN 234 BAGIAN I6 PENGGUNAAN REFERENSI DAN KUTIPAN A. PENGERTIAN REFERENSI Referensi berasal dari bahasa Inggris “to refer” yang berarti menunjuk. Dalam perpustakaan dapat pula diartikan dengan menunjuk kepada suatu buku yang dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pengguna. Kata referensi juga dalam bahasa Inggris yakni “reference” yang memiliki arti menunjukkan kepada, menyebutkan. Referensi juga sering disebut dengan rujukan, acuan, sebab referensi dipersiapkan untuk memberikan informasi yang meliputi kata, tempat, nama tokoh dan lain sebagainya. Referensi adalah sumber acuan atau rujukan yang digunakan dalam berbagai bidang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), referensi yakni buku-buku yang dianjurkan oleh seorang dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca atau buku perpustakaan yang tidak boleh dibawa keluar, harus dibaca ditempat yang disediakan. Dengan adanya referensi, seorang penulis dapat membuktikan kredibilitas tulisannya karena referensi menjadi rujukan penting dalam kegiatan menulis untuk memperkuat argumen dari berbagai sudut pandang dan juga mendapatkan rujukan atau bukti dari sumber yang valid atau kredibel. METODOLOGI PENELITIAN 235 Buku referensi disebut juga dengan buku rujukan yang merupakan buku yang dibuat untuk konsultasi guna mencari informasi khusus. Koleksi referensi merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang berisi topik, kata, istilah yang disusun secara sistematis. Berdasarkan pengertian dari KBBI dan juga secara etimologi dapat diartikan bahwa referensi merupakan sebuah rujuakn yang menggambarkan tentang informasi dan sumber-sumber yang terkait. Di dalam dunia akademis, referensi dapat menjadi informasi yang diberikan di dalam catatan kaki atau daftar pustaka dari sebuah karya yang tertulis, misalnya buku, artikel, essay, laporan, orasi atau jenis teks yang lainnya yang di dalamnya menyebutkan mengenai karya tulis orang lain dan digunakannya dalam membuat teks. Secara umum, referensi didefinisikan sebagai rujukan terhadap suatu objek, konsep atau gagasan yang diucapkan atau disebutkan dalam konteks lain untuk mendukung konteks hipotesis terkini. Hal ini tentu saja berlaku pada referensi yang kemudian menjadi sebuah rujukan yang sifatnya teknis dan spesifik. Dengan demikian dapat dipahami bahwa seseorang yang menyampaikan suatu referensi tentu saja memiliki tujuan yang ingin dicapai untuk mempertegas pernyataan yang disampaikannya kepada orang lain. Selain itu penggunaan referensi dari seseorang juga digunakan dalam rangka penyesuaian konteks. METODOLOGI PENELITIAN 236 Referensi didapatkan dari mana saja, baik itu dari buku, jurnal, dan lain sebagainya. Referensi juga bisa dicari salah satunya di dalam perpustakaan. Berbagai buku referensi yang ada di perpustakaan biasanya dikumpulkan secara tersendiri dan dijadikan satu dalam koleksi referensi. B. TUJUAN REFERENSI Setelah memahami arti dari referensi secara bahasa, etimologi dan juga menurut para ahli, dapat dipahami bahwa referensi merupakan sebuah rujukan atau acuan penting yang digunakan sebagai pendukung data di dalam karya tulis. Dengan demikian, dalam penggunaannya tentu memiliki tujuan tersendiri, diantaranya: 1. Memperkuat atau mempertegas pernyataan Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan bahwa referensi memiliki tujuan untuk memperkuat atau mempertegas suatu pernyataan, yang berarti dalam sebuah karya tulis yang ditulis oleh seorang penulis harus berisi informasi yang berupa pernyataan yang dapat diperkuat dan dibuktikan dari referensi yang ditulis di dalamnya. Dengan adanya referensi, suatu pernyataan atau argumentasi akan memiliki landasan dan dasar yang lebih kuat, sehingga dapat dianggap sebagai suatu pernyataan yang dapat dipertanggung jawabkan oleh penulisnya. METODOLOGI PENELITIAN 237 2. Bentuk penghargaan kepada penulis sebelumnya Selain untuk memperkuat dan juga mempertegas suatu pernyataan di dalam sebuah argumen di dalam sebuah karya tulis, karya tulis juga bisa dijadikan sebagai bentuk penghargaan dari karya orang lain. Hal tersebut karena para penulis atau peneliti sebelumnya telah menghabiskan banyak waktu, pikiran dan tenaganya untuk membuat sebuah tulisan berdasarkan informasi yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya penulis yang menggunakan hasil karya orang lain sebelumnya dapat menjelaskan dari mana sumber rujukan yang didapatkannya sebagai bentuk salah satu penghargaan bagi penulis sebelumnya. 3. Terhindar dari plagiarisme Referensi juga memiliki tujuan agar seseorang dapat terhindar dari plagiarisme yang mengacu dari pengertiannya yakni sebagai sumber informasi. Ketika penulis atau seseorang menggunakan informasi dari hasil karya yang diciptakan orang lain, dia wajib untuk mencantumkan sumber rujukan tulisannya. Dengan demikian, penulis tersebut tidak dianggap melakukan plagiarisme atau penjiplakan, dan juga karya tulis yang dibuatnya menjadi karya tulis yang valid didukung dengan informasi bermanfaat dan juga sesuai fakta, sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri atau bagi pembacanya.Oleh karena itu, penting dalam mencantumkan referensi untuk menghargai hasil karya orang lain dan agar hasil karya penulis tidak dianggap melakukan plagiarisme. METODOLOGI PENELITIAN 238 4. Memberikan informasi dan wawasan bagi pembaca Tujuan lain dari referensi itu sendiri adalah sebagai tambahan rujukan di dalam tulisan untuk memberikan informasi lebih mendalam kepada pembaca mengenai suatu topik, hal ini dikarenakan dengan adanya acuan atau referensi, pembaca dapat menggalinberbagai informasi lebih lanjut, lebih dalam dan juga sesuai dengan topik pembahasannya. C. KUTIPAN Menurut Gorys Keraf kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau bisa juga ucapan dari seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku maupun majalah-majalah. Dalam keadaan tertentu, seorang penulis karya ilmuah yang tidak memiliki waktu untuk menyelidiki sebuah segi yang kecil dari tulisan secara mendalam. Hal tersebut yang penting dan tulisan yang sudah dikenal dan ditulis dalam buku-buku tidak perlu diselidiki lagi. Penulis sebuah karya ilmiah hanya cukup mengutip pendapat yang menurutnya dianggap benar dan juga menyebutkan dimana pendapat tersebut dibaca, sehingga pembaca dapat mencocokan kutipan tersebut dengan sumber aslinya. Zaenal Arifin berpendapat bahwa kutipan merupakan catatan yang berisi penjelasan, pendapat dan rumusan yang diambil dari buku, majalan atau surat kabar yang dibaca dalam menunjang tersajinya laporan teknis. Jadi, kutipan itu adalah pinjaman kalimat atau METODOLOGI PENELITIAN 239 pendapat dari seorang pengarang, ataupun ucapan-ucapan dari seseorang yang terkenal, baik yang terdapat di dalam buku maupun majalah untuk menunjang tersajinya sebuah karangan. D. MACAM-MACAM KUTIPAN Menurut Gorys Keraf, terdapat dua macam kutipan, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung yakni pinjaman kata atau kalimat dari pendapat seseorang dengan cara mengambil secara lengkap kata-kata serta kalimat-kalimat dari sebuah teks asli. Sedangkan kutipan tidak langsung merupakan pinjaman kata atau kalimat dari pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Berdasarkan Buku Pedoman PAK, kutipan terdapat empat macam, yakni kutipan yang diambil dari kutipan, kutipan yang terdiri dari tiga baris atau kurang, kutipan yang terdiri atas empat baris atau lebih, dan kutipan dengan adanya bagian yang dihilangkan. Kutipan yang diamil dari kutipan yakni kutipan tersebut tidak didapat dari buku aslinya, melainkan dari buku yang lain. Pranowo menyebutkan bahwa kutipan terdapat dua macam, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung dibagi menjadi dua yakni kutipan pendek dan kutipan panjang, sedangkan kutipan tidak langsung yakni mengutip pendapat orang lain dan dikemukakan dengan bahasa sendiri. METODOLOGI PENELITIAN 240 Agustinus Indradi berpendapat bahwa kutipan ada tiga macam yaitu kutipan langsung, kutipan tidak langsung dan kutipan yang diambil dari kutipan. Kutipan langsung adalah meminjam pendapat orang lain yang dirujuk dalam sebuah karya ilmiah berupa kutipan yang sama persis dengan buku asli ya. Terdapat dua macam kutipan langsung, yakni kutipan yang terdiri atas 40 kata atau lebih dan kutipan yang kurang dari 40 kata. Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang meminjam pendapat karya orang lain dengan cara mengambil ide dasarnya saja, dan redaksinya dibuat dan disusun sendiri. Berdasarkan dari keempat pendapat diatas, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kutipan terdapat tiga macam yakni kutipan langsung, kutipan tidak langsung dan kutipan yang diambil dari kutipan. Kutipan langsung yakni dengan cara meminjam atau mengutip pendapat orang lain yang sama persis dengan yang aslinya, kutipan langsung terdiri dari 40 kata atau lebih dan kutipan yang kurang dari 40 kata. Kutipan tidak langsung yakni dengan cara mengambil intisari dari pendapat oranglain. Kutipan yang mengambil dari kutipan, acapkali orang ingin meminjam atau mengutip pendapat orang lain, namun pendapat tersebut tidak didapat dari buku aslinya melainkan terdapat pada buku orang lain. METODOLOGI PENELITIAN 241 E. PENULISAN KUTIPAN 1. Kutipan Langsung Cara menulis kutipan langsung, yakni: a. Kutipan langsung kurang dari empat baris atau kurang dari 40 kata. Kutipan langsung yang kurang dari empat baris atau kurang dari 40 kata yakni kutipan tersebut diintegrasikan langsung dengan teks, jarak antara baris kutipan dua spasi, kutipan tersebut diapit dengan tanda kutip. Setelah selesai mengutip dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbut dan nomor halaman tempat dimana kutipan tersebut terdapat. Contoh penulisan kutipan langsung kurang dari empat baris atau kurang dari 40 kata, contoh nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu: Sugiyono (2017 : 297) menyebutkan “metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”. Contoh nama pengarang disebut bersama dengan tahun penerbit dan nomor halaman: Simpulannya adalah “metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut” (Sugiyono, 2017 : 297) b. Kutipan yang lebih dari empat baris atau lebih dari 40 kata METODOLOGI PENELITIAN 242 Kutipan ini dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi, jarak antara baris kutipan satu spasi, kutipan itu tidak boleh atau tidak diberi tanda kutip, kutipan tersebut dimasukkan kedalam 5-7 spasi, dan apabila kutipan tersebut dimulai dengan alinea baru, maka di baris pertama dari kutipan tersebut dimasukkan lagi 5-7 spasi, setelah mengutip sertakan dalam kurung nama singkat dari pengarang, tahun terbit dan nomor halaman dimana kutipan itu terdapat. Contoh kutipan langsung lebih dari empat baris atau 40 baris: Santoso, dkk (2022 : 14) berpendapat sebagai berikut. Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menemukan sesuatu. Kata penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Kata research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan. Apabila dalam kutipan panjang terdapat paragraf baru, maka baris baru pada penanda pergantian paragraf dimulai dengan lima ketukan lagi deari tepi garis teks kutipan. 2. Kutipan Tidak Langsung Cara penulisan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang diintegrasikan dengan teks, jarak antar baris kutipan dua spasi, kutipan tidak diapit dengan tanda kutip, dan setelah selesai mengutip sertakan dalam kurung nama singkat pengarang, tahun METODOLOGI PENELITIAN 243 terbit dan nomor halaman dimana kutipan itu terdapat. Cara menulis kutipan tidak langsung terdapat dua macam yaitu dengan menulis nama pengarang lebih awal dan menulis kutipan lebih dulu. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bawah ini. Contoh nama pengarang yang disebut di awal. Indrawan (2017) mengungkapkan bahwa teori merupakan sebuah pemahaman yang utuh dan mendalam atas seperangkat kejadian yang berulang. Contoh penulisan yang menuliskan kutipan terlebih dahulu. Teori merupakan sebuah pemahaman yang utuh dan mendalam atas seperangkat kejadian yang berulang (Indrawan, 2007) 3. Kutipan yang Mengutip dalam Kutipan Acapkali orang ingin mengutip sebuah pendapat orang lain, tetapi pendapat itu tidak didapat dari buku aslinya, melainkan hanya terdapat dalam buku orang lain lagi. Contoh penulisannya adalah: Brotowijoyo (dalam Arifin, 1983 : 41) menyatakan bahwa “karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”. 4. Cara Penulisan Menurut Buku Pedoman PAK Cara menulis kutipan berdasarkan buku pedoman PAK, terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan, yakni: a. Kutipan ditulis menggunakan “dua tanda petik”, apabila kutipan tersebut merupakan kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisnya. Apabila kutipan tersebut diambil dari METODOLOGI PENELITIAN 244 kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’. b. Kalimat yang dikutip terdiri dari tiga baris atau kurang, cara penulisannya menggunakan tanda petik sesuai poin a, serta penulisannya digabungkan ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua spasi. c. Apabila kalimat yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik dengan jarak 1 cm dari margin kiri sebelumnya dan jarak 0,5 cm dari margin kanan sebelumnya. d. Ada kalanya dalam menulis sebuah kutipan ada bagian yang ingin dihilangkan, apabila hal tersebut terjadi, maka bagian yang dihilangkan itu diganti dengan tiga buah titik (...). e. Ada beberapa kemungkinan dalam penulisan sumber kutipan, yaitu sebagai berikut: a) Apabila sumber kutipan mendahului kutipan, maka cara penulisannya adalah nama penulis yang diikuti dengan tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip, dan keduanya diletakan dalam tanda kurung. Contoh: Sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg (1984 : 41) bahwa “in Piaget’s theory, children’s intellektual functioning is represented in terms of symbolic logic” METODOLOGI PENELITIAN 245 b) Apabila sumber kutipan ditulis setelah kutipan, nama penulis, tahun penerbit dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung. Contoh : “The personality pattern is inwardly determined by and closely associated with the maturation of the physical and mental characteristic whivh constitute the individual’s hereditary endowment” (Hurlock, 1979 : 19) c) Apabila sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut. Contoh mengutip pendapat Chomsky dari buku yang ditulis Yelon dan Weinsten. Chomsky (Yelon dan Weinsten : 62) mengemukakan bahwa “...Children are born with innate understanding of structure of language” d) Apabila penulis terdiri dari dua orang, nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan. e) Apabila penulisnya lebih dari dua orang, nama keluarga dari penulis pertama yang disebutkan dan diikuti oleh kata “et al” kedua kata tersebut ditulis dengan huruf miring. f) Apabila masalah yang diikuti dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda, cara penulisan sumber kutipan itu adalah sebagai berikut. METODOLOGI PENELITIAN 246 Tulis intisari rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut. (Dunke, 1972 : 12; Miggs, 1976 : 22; Parmeter, 1976 : 45) g) Apabila sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambahkan huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan. Contoh: (Bray, 1998a : 22, 1998b : 25) h) Apabila sumber kutipan itu tanpa nama, nama penulis ditulis Tn. Contoh penulisannya adalah (Tn, 1972 : 18). i) Apabila kutipan diambil dari internet, alamat website atau homepage sumber kutipan disebutkan secara lengkap. METODOLOGI PENELITIAN 247 BAGIAN 17 TATA BAHASA DAN GAYA PENULISAN A. BAHASA RAGAM ILMIAH 1. Pengertian Bahasa Ragam Ilmiah Berdasarkan konteks penggunaannya, bahasa dibagi atas beberapa jenis yang disebut ragam bahasa (Chaer dan Leonie, 2004). Ragam bahasa merupakan variasi dari bahasa yang dipilih berdasarkan konteks komunikasi, tujuan, audiens, dan media yang digunakan. Variasi ini mencakup ragam lisan dan tulisan, di mana ragam lisan umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari dan situasi formal seperti pidato, sedangkan ragam tulisan digunakan dalam teks seperti literatur, media, dan dokumen resmi. Bahasa juga dibedakan berdasarkan tingkat formalitasnya, dengan ragam formal yang digunakan dalam konteks resmi dan seremonial yang mematuhi aturan bahasa yang ketat, dan ragam informal atau santai yang digunakan dalam interaksi sehari-hari dengan penggunaan yang lebih bebas dan mungkin termasuk slang. Selain itu, terdapat ragam bahasa yang berfungsi khusus, seperti bahasa ilmiah untuk komunikasi akademik, bahasa sastra yang digunakan dalam karya seni, dan bahasa jurnalistik dalam pemberitaan. Ragam bahasa juga dapat berbeda berdasarkan kelompok penutur, seperti sosiolek yang spesifik pada kelompok sosial tertentu atau dialek yang mencerminkan ciri khas regional. METODOLOGI PENELITIAN 248 Pemilihan ragam bahasa yang sesuai sangat penting untuk memastikan efektivitas komunikasi, menyesuaikan pesan dengan konteks situasi, dan menjamin bahwa pesan diterima sesuai dengan niat yang diharapkan. Ragam bahasa ilmiah adalah gaya bahasa yang digunakan secara khusus dalam penulisan dan komunikasi akademis atau ilmiah, yang bertujuan menyampaikan informasi dengan cara yang objektif, jelas, dan terstruktur (Chaer, 2011). Bahasa ini mengutamakan presisi dan logika dalam penyajian ide-ide serta temuan-temuan penelitian, dan diatur oleh aturan-aturan yang ketat mengenai penggunaan kata, struktur kalimat, dan penyusunan materi. 2. Tujuan Bahasa Ragam Ilmiah Bahasa ragam ilmiah, atau sering juga disebut sebagai bahasa akademik, memiliki beberapa tujuan utama yang kritis dalam konteks pendidikan, penelitian, dan publikasi ilmiah (Suyanto, 2009). Tujuan-tujuan ini mencerminkan kebutuhan akan komunikasi yang jelas, tepat, dan objektif dalam menyampaikan informasi ilmiah (Dalman, 2016). Adapun tujuan utama bahasa ragam ilmiah adalah: a. Menyampaikan informasi dengan objektif Tujuan utama bahasa ilmiah adalah untuk menyampaikan hasil penelitian, data, teori, dan informasi lainnya secara objektif, tanpa bias atau opini pribadi. Hal ini memungkinkan pembaca untuk fokus pada fakta dan temuan yang disajikan tanpa pengaruh prasangka atau preferensi penulis. METODOLOGI PENELITIAN 249 b. Memastikan kejelasan dan ketepatan Bahasa ilmiah dirancang untuk memastikan bahwa semua konsep, metode, dan hasil disampaikan dengan jelas dan tepat. Penggunaan istilah teknis yang spesifik dan definisi yang akurat membantu menghindari ambiguitas dan mempermudah pembaca dalam memahami materi yang kompleks. c. Memfasilitasi komunikasi antar peneliti Dengan menggunakan standar bahasa yang konsisten dan formal, bahasa ilmiah memfasilitasi komunikasi efektif antar peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang. Hal ini penting untuk kolaborasi ilmiah dan kemajuan pengetahuan bersama. d. Mendukung argumentasi ilmiah Bahasa ilmiah membantu penulis dalam membangun argumentasi yang logis dan berbasis bukti. Struktur yang terorganisir dan penggunaan rujukan yang tepat memungkinkan pembaca untuk mengikuti alur pemikiran penulis dan memverifikasi klaim atau hasil yang disampaikan. e. Menghormati standar akademis Penggunaan bahasa ragam ilmiah juga bertujuan untuk menghormati standar dan konvensi akademis yang telah ditetapkan. Ini mencakup pemenuhan terhadap kriteria keformalan, objektivitas, dan integritas akademis dalam semua bentuk publikasi ilmiah. f. Mengadaptasi pengetahuan untuk berbagai pembaca METODOLOGI PENELITIAN 250 Meskipun bahasa ilmiah cenderung formal dan kompleks, salah satu tujuannya adalah untuk memudahkan adaptasi pengetahuan bagi berbagai pembaca, termasuk akademisi, praktisi, dan terkadang publik yang lebih luas. Penjelasan yang jelas dan penggunaan visual atau contoh membantu membuat materi yang kompleks lebih mudah diakses. B. TATA BAHASA RAGAM ILMIAH Tata bahasa ragam ilmiah adalah aturan penggunaan bahasa yang dipakai dalam konteks akademik atau ilmiah. Tata bahasa ragam ilmiah secara umum meliputi ejaan, kata, dan kalimat. 1. Ejaan Bahasa Ragam Ilmiah Ejaan dalam bahasa ragam ilmiah sangat penting untuk memastikan teks ilmiah dapat dipahami dengan jelas dan dianggap profesional (Alviani, 2016). Penggunaan ejaan yang benar sesuai dengan pedoman ejaan yang telah ditetapkan membantu dalam mempertahankan konsistensi dan meningkatkan kredibilitas karya ilmiah. Dalam bahasa Indonesia, ejaan yang benar diatur oleh Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) (Safitri, 2016). Aspek penting dari ejaan dalam bahasa ragam ilmiah, yaitu: a. Penggunaan huruf kapital Huruf kapital digunakan di awal kalimat dan untuk menuliskan nama orang, tempat, atau lembaga. Penggunaan huruf kapital METODOLOGI PENELITIAN 251 yang tepat menunjukkan kepedulian terhadap detail dan menambah kejelasan. Contoh: Salah: dalam penelitian ini, diamati pengaruh suhu pada laju reaksi. Benar: Dalam penelitian ini, diamati pengaruh suhu pada laju reaksi. b. Penulisan angka dan bilangan Dalam teks ilmiah, angka yang dapat dinyatakan dalam satu atau dua kata ditulis dengan huruf, sedangkan angka yang dinyatakan dalam lebih dari satu kata ditulis dengan angka. Namun, untuk data spesifik seperti statistik, dimensi, atau referensi ilmiah, angka ditulis dalam bentuk numerik. Contoh: Salah: Sebanyak empat puluh lima orang mengikuti eksperimen ini. Benar: Sebanyak 45 orang mengikuti eksperimen ini. c. Penggunaan tanda baca Tanda baca seperti koma, titik, tanda hubung, dan titik dua harus digunakan secara tepat untuk menghindari ambiguitas dan memperjelas maksud. Contoh: Salah: Hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal Ilmiah Indonesia tahun 2020 menunjukkan bahwa, efek obat sangat signifikan. Benar: Hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal Ilmiah Indonesia tahun 2020 menunjukkan bahwa efek obat sangat signifikan. d. Penulisan Istilah Asing dan Singkatan METODOLOGI PENELITIAN 252 Istilah asing dan singkatan harus ditulis dengan benar, dan jika perlu, diberikan penjelasan pada penggunaannya pertama kali dalam teks. Contoh: Salah: Penelitian ini menggunakan metode qualitative. Benar: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. 2. Pilihan Kata Dalam bahasa ragam ilmiah, pilihan kata sangat penting untuk memastikan kejelasan, keakuratan, dan keformalan teks. Pilihan kata yang tepat di ragam ilmiah harus memperhatikan beberapa aspek, termasuk kepastian makna, ketepatan istilah, serta menghindari ambiguitas dan kesan subjektif atau informal (Keraf, 2008). a. Penggunaan istilah teknis yang tepat Dalam penulisan ilmiah, penting untuk menggunakan istilah teknis yang diterima dalam bidang studi yang relevan. Istilahistilah ini seringkali spesifik dan memiliki definisi yang jelas, yang membantu dalam menyampaikan informasi dengan presisi. Contoh: Kurang tepat: Pabrik itu membuat banyak polusi. Lebih tepat: Pabrik itu menghasilkan emisi karbon dioksida yang signifikan. b. Menghindari jargon yang tidak diperlukan Meskipun penggunaan istilah teknis diperlukan untuk ketepatan, penting untuk menghindari jargon yang tidak diperlukan atau METODOLOGI PENELITIAN 253 yang tidak dijelaskan, yang bisa membingungkan pembaca yang tidak familiar dengan terminologi tersebut. Contoh: Kurang tepat: Penelitian ini menunjukkan peningkatan besar pada biomassa. Lebih tepat: Penelitian ini menunjukkan peningkatan signifikan pada jumlah total massa biologis yang dihasilkan oleh organisme ini. c. Penggunaan bahasa yang formal dan tidak bersifat personal Bahasa ilmiah harus formal dan objektif, menghindari bahasa sehari-hari atau nonstandar dan penggunaan kata ganti orang pertama kecuali jika diperlukan untuk metode yang dijelaskan. Contoh: Kurang formal: Kita bisa lihat bahwa metodenya cukup efektif. Lebih formal: Dapat dilihat bahwa metode tersebut cukup efektif. d. Kejelasan dan kesederhanaan Meskipun menggunakan istilah teknis, penting juga untuk memastikan bahwa kata-kata yang digunakan jelas dan mudah dipahami sesuai konteksnya. Hal ini membantu pembaca mengikuti argumentasi dan hasil penelitian tanpa kesulitan. Contoh: Kurang jelas: Subjek penelitian menunjukkan penurunan yang konsisten dalam parameter X, yang mencerminkan hasil yang positif. METODOLOGI PENELITIAN 254 Lebih jelas: Subjek penelitian menunjukkan penurunan konsisten dalam kadar glukosa darah, mengindikasikan efektivitas pengobatan. e. Penghindaran ambiguitas Pilihan kata harus jelas dan tidak memungkinkan lebih dari satu interpretasi, yang sangat penting dalam penulisan ilmiah untuk memastikan bahwa pembaca memahami maksud yang tepat dari penulis. Contoh: Ambigu: Penelitian ini membantu mengurangi masalah. Tidak ambigu: Penelitian ini membantu mengurangi frekuensi dan severitas gejala depresi pada subjek. 3. Struktur kalimat Struktur kalimat dalam bahasa ragam ilmiah harus dirancang untuk memaksimalkan kejelasan dan ketepatan informasi yang disampaikan. Aspek-aspek penting dari struktur kalimat di ragam ilmiah mencakup pemilihan antara kalimat aktif dan pasif, penggunaan konstruksi yang logis dan kohesif, serta penghindaran dari kalimat yang terlalu panjang atau rumit. Aspek-aspek kalimat meliputi: a. Penggunaan kalimat aktif dan pasif Dalam ragam ilmiah, kedua bentuk ini digunakan sesuai dengan konteksnya untuk memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari pernyataan. Kalimat aktif digunakan untuk menonjolkan pelaku atau subjek yang melakukan aksi. Hal ini sering berguna ketika identitas pelaku penting untuk konteks METODOLOGI PENELITIAN 255 atau ketika ingin menekankan tindakan yang dilakukan oleh subjek. Contoh Peneliti mengamati perubahan perilaku subjek. Kalimat pasif lebih sering digunakan dalam tulisan ilmiah untuk menonjolkan tindakan atau kejadian itu sendiri, terutama ketika pelaku aksi tidak penting atau sudah jelas dari konteksnya. Contoh:Perubahan perilaku subjek diamati selama eksperimen. b. Konstruksi logis dan kohesi Struktur kalimat harus logis dan kohesif, memastikan bahwa kalimat-kalimat mengalir dengan baik dari satu ke yang lain dan mendukung pembangunan argumentasi atau penyajian data. Urutan kata dan frasa dalam kalimat harus mengikuti logika yang jelas, memudahkan pemahaman dan menghindari kebingungan. Contoh Karena peningkatan suhu, laju reaksi kimia meningkat. Kalimat tersebut mengikuti urutan sebabakibat yang jelas. Kohesi dalam kalimat ditandai dengan penggunaan konektor atau kata penghubung seperti namun, selain itu, oleh karena itu, yang membantu dalam menghubungkan ide dari satu kalimat ke kalimat berikutnya. Contoh Studi ini menunjukkan hasil yang positif; oleh karena itu, metode ini direkomendasikan untuk penelitian lebih lanjut. c. Menghindari kalimat yang terlalu panjang atau rumit Kalimat yang terlalu panjang atau kompleks dapat menyulitkan pembaca untuk memahami poin yang disampaikan. Idealnya, kalimat harus cukup panjang untuk menyampaikan informasi yang diperlukan tapi METODOLOGI PENELITIAN tidak terlalu panjang sehingga 256 membingungkan. Penggunaan struktur kalimat yang efektif dalam bahasa ragam ilmiah tidak hanya membantu dalam mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan tepat, tetapi juga mendukung kesan profesionalisme dan kredibilitas karya ilmiah. Contoh: Terlalu panjang: Penelitian ini, yang kami lakukan di laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan canggih dan dengan partisipasi dari berbagai disiplin ilmu, membuktikan hipotesis kami. Lebih baik: Penelitian ini membuktikan hipotesis kami, dilakukan di laboratorium canggih dengan dukungan dari berbagai disiplin ilmu. C. GAYA PENULISAN Bahasa ragam ilmiah adalah cara berkomunikasi yang digunakan dalam konteks akademis atau ilmiah. Karena digunakan secara khusus dalam karya ilmiah, maka bahasa ragam ilmiah memiliki gaya penulisannya sendiri. 1. Objektif Bahasa ilmiah bertujuan menyampaikan informasi atau hasil penelitian secara objektif tanpa dipengaruhi oleh perasaan atau opini pribadi penulis (Fuad, 2005). Hal ni adalah inti dari keilmiahan yang memastikan data dan fakta yang disampaikan dapat diandalkan oleh pembaca atau peneliti lain. Contoh: METODOLOGI PENELITIAN 257 Kurang objektif: Saya percaya bahwa teknik ini kurang efektif. Lebih objektif: Berdasarkan data yang dikumpulkan, teknik ini menunjukkan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan teknik alternatif. 2. Formal Penggunaan bahasa yang formal meliputi sintaks yang tepat, pemilihan kata yang sesuai, dan struktur kalimat yang terorganisasi. Penggunaan bahasa yang formal membantu memastikan bahwa teks mudah dipahami dan dihormati dalam konteks akademis. Contoh: Kurang formal: Jadi, lo lihat kan gimana hasilnya? Lebih formal: Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa... 3. Tepat dan akurat Dalam penulisan ilmiah, setiap kata harus dipilih dengan hatihati untuk menghindari ambiguitas dan meningkatkan kejelasan. Istilah teknis sering digunakan untuk menjelaskan konsep secara spesifik dan akurat. Contoh: Kurang tepat: Tempat itu panas. Lebih tepat dan akurat: Suhu rata-rata di lokasi tersebut adalah 35°C. 4. Jelas dan terstruktur Penulisan yang jelas dan terstruktur memudahkan pembaca untuk mengikuti alur argumentasi atau hasil penelitian. Penggunaan paragraf, subjudul, dan penjelasan logis sangat penting dalam menyajikan informasi secara sistematis. Contoh: METODOLOGI PENELITIAN 258 Sebuah artikel ilmiah dengan judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, dan kesimpulan yang jelas, di mana setiap bagian memiliki subjudul yang menjelaskan isi segmen tersebut. 5. Tidak bersifat personal Bahasa ilmiah menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, kecuali dalam kondisi di mana penggunaannya diperlukan untuk menjelaskan prosedur yang dilakukan secara spesifik oleh penulis. Contoh: Kurang tepat: Kami menemukan bahwa... Lebih tepat: Penelitian ini menemukan bahwa... 6. Menggunakan rujukan Referensi digunakan untuk mendukung klaim dan meningkatkan kredibilitas teks. Pengutipan sumber yang relevan dan tepercaya adalah praktik umum dalam penulisan ilmiah. Contoh: Menurut data dari WHO (2020), prevalensi diabetes tipe 2 meningkat secara signifikan. 7. Menghindari ambiguitas Bahasa yang digunakan harus spesifik, jelas, dan tidak memungkinkan adanya interpretasi ganda. Ini membantu pembaca memahami teks dengan cara yang dimaksud oleh penulis. Contoh: Ambigu: Hasilnya menarik. Tidak ambigu: Hasilnya menunjukkan peningkatan 20% dalam efisiensi. 8. Konsistensi METODOLOGI PENELITIAN 259 Penggunaan istilah dan definisi yang konsisten sepanjang dokumen sangat penting untuk menjaga kejelasan dan profesionalisme. Contoh: Jika sebuah istilah diperkenalkan sebagai hiperglikemia, istilah tersebut tidak boleh diganti dengan gula darah tinggi di bagian lain dari teks tanpa penjelasan yang memadai. METODOLOGI PENELITIAN 260 BAGIAN I8 PENYAJIAN HASIL PENELITIAN A. SELAYANG PANDANG PENELITIAN DAN PENYAJIAN DATA Penelitian adalah ‘suatu kegiatan atau proses sistematik untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan penerapan metode ilmiah’ (Emzir, 2019:3). Tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan, memprediksi atau mengontrol fenoma karena diasumsikan bahwa semua perilaku dan peristiwa memiliki pola beraturan dan semua akibat memiliki sebab yang bisa diketahui. Sehingga penyelidikan perilaku, kejadian/peristiwa dan akibat memerlukan proses dan metode ilmiah untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi data. Proses ilmiah yang sistematis ini digambarkan secara sederhana dengan suatu rangkaian alur langkah seperti yang dipetakan oleh Emzir (2019) berikut ini: Review Informasi Identifika si Masalah Pengumpulan Data Analisis Data Penarikan Kesimpulan Gambar 18.1. Lima Langkah Penelitian (Emzir, 2019) Langkah-langkah ini merupakan proses penting dalam melakukan penelitian berdasarkan desain dan pendekatannya baik itu penelitian dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif ataupun pendekatan metode gabungan (Creswell, 2014; Emzir, 2019; Moleong, 2016; Sutopo, 2006; Santosa, 2021; Leedy & Ormrod, 2005) METODOLOGI PENELITIAN 261 Dari proses sistematis secara ilmiah, data dikumpulkan dan dianalisis yang selanjutnya ditampilkan secara logis. Ibarat suatu produk yang dikemas dengan kontrol kualitas yang mumpuni. Penyajian data merupakan bagian penting dan sebagai bukti dari sebuah proses penelitian. Penyajian data ini merupakan hubungan antara masalah dan tujuan penelitian yang dijabarkan pada bab 1, instrument pengumpulan data berdasarkan teknik sampling yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data berdasarkan tahapan yang dituangkan dalam metode penelitian pada bab 3 serta hasilnya dituangkan dalam bab 4 (Hasil dan Pembahasan). Pertanyaan Penelitian/Tujuan dituangkan dalam Bab 1 Penelitian yang Teknik pengumpulan Data yang dijabarkan dalam Bab 3; Data diolah dan dianalisis (Validitas & Realibilitas data) Temuan data disajikan dalam bentuk misalnya tabel dan/atau grafik pada Bab 4 Gambar 18.2. Hubungan Penyajian Data dengan Bagian-Bagian Dalam Sebuah Laporan Penelitian Adapun cara penyajian data ditampilkan dalam berbagai bentuk dan pada umumnya berupa tabel, grafik dan diagram yang berisi informasi berupa angka, kata dan tanda yang kemudian diberikan penjelasan tentang data yang berada dalam tabel, grafik, atau diagram tersebut. Data disajikan untuk menjawab permasalahan. METODOLOGI PENELITIAN 262 Data-data yang terkumpul diklasifikasi, diberi kode, disusun dan dipisahkan berdasarkan kelompok-kelompok permasalahan yang dirumuskan pada bab 1. Oleh karena itu, data harus disajikan secara detail, akurat dan logis. Wujud dari pengorganisasian data dalam sejumlah kasus pada umumnya berupa tabel, gambar, figur, dan penyajian yang ringkas dan padat lainnya. Dua cara penyajian data yang sering digunakan dalam laporan penelitian adalah tabel figur (grafik dan diagram) dan deskripsi. Tabel, menurut KBBI Daring, adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem, urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak. Sedangkan figur diartikan dengan bentuk atau wujud. Untungnya, komputer menyediakan perangkat Microsoft Office dengan aplikasinya seperti MS word, excell dan MS powerpoint dengan variasi toolbars yang mendukung. Dengan kecanggihan teknologi dan informasi pada komputer atau laptop, penggunaan MS Excell sangat membantu peneliti dalam mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisis dan menampilkan data secara ringkas, padat, jelas dan logis. Hasil analisisnya kemudian dipindahkan ke laporan penelitian. Ilustrasi pada Gambar 19.3 menampilkan contoh tabel dan figur dalam penyajian data: METODOLOGI PENELITIAN 263 Tabe l Figur This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND Gambar 18.3. Penggunaan MS Excell untuk Penyajian Data B. BENTUK/JENIS PENYAJIAN DATA Seperti yang telah dibahas pada sub topik sebelumnya, tabel dan figur merupakan bentuk yang efektif dan efisien digunakan untuk menampilkan keseluruhan data. Karena data sebagai bukti hasil penelitian yang dikomunikasikan secara visual. berisi informasi tentang susunan kata, Tabel biasanya angka, tanda, atau kombinasinya dalam matriks dengan tujuan menampilkan informasi tertentu dalam bentuk yang padat dan menyeluruh. Berikut adalah contoh penyajian data dalam tabel: METODOLOGI PENELITIAN 264 Tabel 18.1. Contoh Penyajian Data Skor ToEP No Inisial Umur Gender Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Skor 1. AA 20 L 42 37 38 390 2. AB 21 P 43 61 41 483 3. AC 23 P 39 40 40 397 4. AD 24 L 42 38 42 407 5. AE 22 L 43 37 38 393 6. AF 25 P 38 35 40 377 Terlihat jelas bahwa pelabelan judul pada penyajian data dalam bentuk tabel diletakkan pada bagian atas luar tabel dengan posisi susunan kata berada di tengah (centered) seperti terlihat pada contoh Tabel 19.1. di atas. Tabel tidak boleh terpotong atau terpisah halaman. Apalagi memuat tabel yang sangat panjang. Jika terjadi demikian lebih baik tabel tersebut diletakkan pada halaman apendiks atau lampiran. Selain tabel, data biasanya ditampilkan dalam bentuk figur yaitu segala jenis wujud ilustrasi baik itu berupa gambar, grafik, diagram, bagan, sketsa, dokumentasi, dan bentuk perangkat lainnya dengan tujuan untuk menyampaikan suatu gagasan dalam bentuk non verbal. Berikut ini contoh penyajian data dalam bentuk figur (grafik dan/atau diagram): METODOLOGI PENELITIAN 265 50 Data A Data B 40 30 20 10 0 0 5 10 15 20 25 30 Figur 18.4. Contoh Penyajian Data Grafik Untuk pelabelannya atau caption penyajian data dalam figur (diagram dan grafik) diposisikan di tengah bawah dari gambar atau figur contohnya seperti pada Figur 19.1 di atas. Sajian visual bentuk ini disebut grafik garis atau poligon dengan menghubungkan garis yang berada pada sumbu X (horisontal) dan sumbu Y (vertikal). Grafik ini bisa bermacam-macam bentuk sesuai kebutuhan penelitian seperti grafik frekuensi kumulatif atau ogive, grafik bulat atau chart, grafik balok atau bars, pictogram, dan bagan. Grafikgrafik ini terbentuk berdasarkan data yang terkumpul dalam matriks tabel yang lengkap. Oleh karena itu, seorang peneliti perlu menguasai program MS Excell pada komputer untuk memudahkan pengolahan, penyajian dan interpretasi data. Selain dalam bentuk tabel dan figur, penyajian data juga biasanya ditampilkan dalam bentuk deskripsi yaitu suatu uraian atau penggambaran atau pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Penyajian data bentuk deskripsi biasanya ditemukan dalam peneletian dengan pendekatan kualitatif. Dengan demikian, METODOLOGI PENELITIAN 266 data itu akan ‘bercerita (sendiri) secara langsung’ kepada pembaca terkait peristiwa, perilaku atau fenomena yang terjadi dalam suatu komunitas misalnya. Contohnya dalam penelitian sosiolinguistik: [1] Pada kesempatan kali ini akan saya sampaikan tiga hal yang merupakan amalan baik untuk menjaga agar kebaikan yang telah kita lakukan menjadi meningkat, kemungkinan ada salah dan keburukan yang terlanjur kita perbuat senantiasa menipis dan kita usahakan untuk dapat kita hilangkan. Bentuk dari penyajian data deskripsi dengan memberikan penomoran data pada bagian sebelah kiri menggunakan tanda kurung siku [...] dengan meletakkan angka di dalamnya seperti contoh di atas. Ada juga modifikasi lainnya misalnya berdasarkan waktu (menit ke-...). Isinya berupa uraian atau transkripsi yang menjorok ke dalam (indented). Agar penyajian data deskripsi terlihat lebih tertata rapi, uraiannya diatur dan ditata dengan menggunakan tabel yang selanjutnya dihilangkan garisnya (no border/borderless). Oleh karena itu, penguasaan Microsoft Office sangat dibutuhkan untuk kebutuhan pengimputan, pengolahan dan penyajian data. Hal lain yang tak kalah penting dalam penyajian data adalah mengkomunikasikan data (bentuk tabel, grafik, diagram, bagan, dan deskripsi) tersebut dalam laporan penelitian dengan baik dan tepat. Oleh karena itu, seorang peneliti sekaligus penulis harus memiliki penguasaan standar baku penulisan laporan penelitian dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa asing dengan ciri-ciri METODOLOGI PENELITIAN 267 minimal memenuhi “fungsi gramatikal seperti subjek, predikat dan objek” secara eksplisit, padat dan jelas (Sugihastuti, 2000). Hal ini merujuk pada bagian 15 dari buku ini yang membahas secara spesifik tentang struktur karya tulis ilmiah dan bagian 17 tata bahasa dan gaya penulisan karya tulis ilmiah. Sehubungan dengan penjelasan verbal atau tekstual, penyajian data penelitian disampaikan dengan menggunakan kata-kata (kosakata/istilah) ilmiah atau akademik dalam tata bahasa yang baik dan benar. Penyajian atau penjelasan tekstual yang baik dan benar secara ilmiah haruslah memenuhi syarat berikut: 1. Tepat, Tegas dan Tajam Artinya menyampaikan data dengan kata-kata yang tepat, tegas dan tajam sesuai dengan temuan di lapangan sehingga tidak memberikan kemungkinan tafsiran yang ambigu terhadap data. 2. Objektif, Efektif dan Efisien Artinya penulis harus menghindari pernyataan – pernyataan subjektif dan menerangkan secara lugas (apa adanya) tentang objek penelitian dengan informasi yang cukup berdasarkan data. Penyampaiannya pun harus efisien (ringkas) dan efektif (padat) berdasarkan struktur bahasa dan ejaan yang benar baik itu dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan permintaan. Selain itu, penyampaiannya tidak berbelit-belit atau panjang lebar untuk meminimalisir ketaksaan atau ambigu. 3. Penggunaan Kata Ganti Orang Penggunaan kata ganti orang ketiga lebih disarankan dalam penulisan karya ilmiah atau laporan penelitian. Hal ini berkaitan METODOLOGI PENELITIAN 268 dengan sudut pandang yang objektif dan fokus penekanan pada topik dan temuan penelitian berdasarkan fakta dan bukan opini. Kata ganti orang ketiga yang lebih formal digunakan dalam penulisan akademis misalnya seperti ‘penulis, peneliti, partisipan, dan responden’. Karena sudut pandang orang ketiga dianggap lebih netral dan terhindar dari bias dan asumsi yang mungkin terjadi dalam penulisan orang pertama dan kedua. Walaupun demikian, pada kasus tertentu misalnya dalam penelitian studi kasus atau makalah yang mengkaji masalah sosial dan humaniora, kata ganti orang pertama bisa digunakan untuk menyampaikan keterlibatan peneliti dalam penelitian berdasarkan perspektifnya. Peneliti bisa menjadi data dalam penelitian kualitatif (Santosa, 2021; Moleong, 2016; Emzir, 2019; Ratna, 2004; Sudaryanto, 2015; Leedy & Ormrod, 2005; Miles & Huberman, 1992). Penggunaan kata ganti diri seperti ‘saya, aku, kami’ dalam penyajian data khususnya pada penelitian kuantitatif harus dihindari karena terkesan tidak akademis. Selain itu, penjelasannya sebaiknya dengan menggunakan kalimat bentuk pasif untuk mengutamakan peristiwa daripada pelaku dalam penelitian serta dengan urutan logis berdasarkan fakta. Ditambah lagi, uraian penyajian tekstual harus mencakup unsur apa, di mana, kapan, oleh siapa pengumpulan data itu dilakukan, METODOLOGI PENELITIAN 269 C. VARIAN PENYAJIAN DATA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF Penelitian kuantitatif lebih mengutamakan angka dan statistik sehingga pengimputan data baik angka, kata, tanda, maupun dokumen yang paling umum digunakan adalah tabel. Dari tabel kemudian data diolah dan dianalisis yang kemudian disajikan dalam berbagai bentuk grafik dan diagram sesuai karakteristik dari data dan fakta penelitian. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa data statistik bisa dijelaskan secara deskriptif. Begitu juga dalam penelitian kualitatif, penyajian data juga bisa berupa angka maupun gabungan angka dan keterangan yang dijelaskan secara deskriptif. Sehingga penelitian deskriptif bisa didesain secara kuantitatif dan/atau kualitatif. Terdapat sejumlah variasi penyajian data tabel khususnya penelitian kuantitatif dalam bentuk grafik dan diagram: 1. Grafik Histogram dan Poligon Gambar 18.5. Grafik Histogram dan Poligon Nilai Pretest METODOLOGI PENELITIAN 270 Grafik histogram dan poligon digunakan untuk melihat fluktuasi (naik turun) dari sebuah pencapaian yang terekam dalam data. Contohnya grafik nilai pre test dari setiap rombongan belajar. Diagram ini juga bisa digunakan pada penyajian deskriptif data kualitatif dengan melihat pola grafiknya. 2. Diagram Batang Selain grafik, penyajian data juga bisa dalam bentuk diagram batang. Hal ini juga dapat membantu peneliti untuk memaparkan perbandingan data kelahiran misalnya dari tahun ke tahun. Diagram batang berikut ini menunjukkan pencapaian (nilai skor ToEP) dari setiap mahasiswa: Total 500 400 300 Total 200 100 0 AA AC AE AG AI AK AM AO AQ AS AU AW Gambar 18.6 METODOLOGI PENELITIAN 271 3. Diagram Garis Nilai ToEP Per Sesi 50 40 30 20 10 0 AA AB AC AD Sesi 1 AE AF Sesi 2 AG AH AI AJ Sesi 3 Diagram garis memberikan informasi melalui rangkaian titik-titik yang terhubung oleh garis dengan tujuan untuk menampilkan tren dan pola data yang terjadi dalam suatu waktu atau dari waktu ke waktu. 4. Diagram Lingkaran Diagram lingkaran ini biasanya digunakan untuk menampilkan total persentase yang harus mencapai 100% karena setiap potongan pie memiliki ukuran tertentu sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dianalisis. Jadi biasanya diagram ini digunakan bersama tabel data yang berisi informasi persentase. METODOLOGI PENELITIAN 272 Total AA AB AC AD AE AF AG 5. Persentase (%) Persentase juga merupakan bagian penyajian data yang ditampilkan baik itu dalam bentuk diagram, tabel dan juga deskripsi. Karena setiap persentase data tertentu memiliki makna masing-masing, biasanya penyajian data ini langsung dideskripsikan terutama jika datanya diperoleh dari angket kepuasan misalnya. Berikut contoh penyajian data persentase: Hasil yang diperoleh untuk indikator interaksi fasilitator dan peserta, 88% responden berpendapat bahwa interaksi mereka sangat baik dalam pelatihan dan 22% peserta mengatakan egitu juga dengan pengguna atau orang yang akan mengelolah bahwa interaksi mereka dengan fasilitator baik. Ini sistem aplikasi yang dibangun. menandakan bahwa materi yang disajikan oleh fasilitator sangat menarik sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu peserta terhadap setiap topik yang diberikan melalui pertanyaan (ceramah interaktif), curah pendapat, diskusi, dan simulasi atau bermain peran. METODOLOGI PENELITIAN 273 6. Gambar Gambar juga sebagai bagian dari penyajian data. Gambar sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Hal ini dibutuhkan dalam menyajikan data visual secara konkrit. Selanjutnya data gambar ini akan diberikan caption (label) dan deskripsi terkait gambar tersebut. Berikut ini contoh penyajian data dalam bentuk gambar: (Sumber: Sibarani, R. 2018) 7. Deskripsi Deskripsi yang dimaksudkan di sini adalah deskripsi mendalam dalam penelitian kualitatif. Ada berbagai macam bentuk penyajian data deskriptif seperti data etnografi, data linguistik, data sosiolinguistik, data penerjemahan, data morfologi dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian bahasa. Ada sejumlah model dari penyajian data deskriptif dalam penelitian bahasa antara lain ‘pohon diagram, gloss, serta kombinasi gambar dan gloss.’ Penyajian ini akan diikuti dengan deskripsi yang mendalam oleh peneliti. Selain itu, penyajian data ditampilkan METODOLOGI PENELITIAN 274 sesuai fakta dan struktur dalam istilah linguistik dan kebahasaan serta memuat terjemahannya. Contoh Diagram Pohon Bahasa Inggris (Noun Phrase). NP NP N Det Adj N A big male snake jantan ular Seekor besar ‘Seekor ular jantan besar’ (Sumber: Van den Heuvel, 2006) Contoh Penyajian Data Gloss Bahasa Biak Nkofarkor Nko- farkor Subj (1j.inkl) belajar ‘kita belajar’ (Sumber: Mofu, 2009) Kombinasi Gambar dan (Transkripsi) Gloss Dalam penelitian kualitatif lainnya seperti Conversation Analysis, penyajian data bisa dalam bentuk kombinasi antara satu bentuk dengan bentuk yang lain. Contohnya seperti terlihat berikut ini: METODOLOGI PENELITIAN 275 (Sumber: Hamdani, F. Extract D2 Conversation Analysis) Ada juga bentuk deskripsi dengan menampilkan data bercetak miring dan diberi label angka atau nomor data untuk memudahkan peneliti menjelaskan terkait data. Dengan kata lain, penyajian data bercetak miring dibedakan dari penjelasannya. Berikut ini contoh penelitian kualitatif dalam kajian linguistik: Data (Sumber Data: Djatmika, 2016) METODOLOGI PENELITIAN 276 Transkripsi Penyajian data dalam penelitian kualitatif lainnya adalah transkripsi. Data transkripsi adalah pengalihan informasi tuturan (yang berwujud bunyi) ke dalam bentuk tulisan. Biasanya data yang diperoleh dari hasil rekaman suara, suara dan gambar bahkan caption/subtitle dan biasanya disertakan dengan waktu (menit dan detik) bicara. Data ini akan diberikan penjelasan berdasarkan sinkronisasi ujaran dan waktu. Contoh penyajian data transkrip pada penelitian penerjemahan audiovisual: Menit ke: 1’15” King Robin: You treacherous being! Nooooo! Raja Robin: Kau Manusia Jahat! Tidaaaakkkk! Ada pula, penyajian data satuan lingual (kara, frasa, klausa, kalimat) yang menjadi fokus penelitian misalnya data penerjemahan untuk mengidentifikasi teknik penerjemahan maka bagian kata atau frasa atau klausa itulah yang ditebalkan. Contoh teknik reduksi (frasa ‘the world’ ditiadakan pada terjemahan dalam teks sasaran): Teks Sumber: The world was once as dark as night. Teks Sasaran: Pada mulanya, gelap semuanya. Gaya penulisan dalam penyajian data khususnya dalam penelitian kualitatif kajian bahasa disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Penggunaan font cetak miring dan cetak tebal serta tanda-tanda baca sangat diperhatikan karena setiap tanda memiliki arti. METODOLOGI PENELITIAN 277 Demikian bentuk-bentuk penyajian data dalam kajian ilmu sosial, pendidikan, bahasa dan humaniora. Masih banyak bentuk penyajian data yang perlu dieksplorasi misalnya dalam penelitian ilmu eksakta, teknologi dan sains lainnya. Semoga informasi ini memberikan gambaran bagi para peneliti muda dan mahasiswa untuk menentukan penyajian data berdasarkan rumusan masalah serta tahapan teknik sampling dan instrumen penelitian yang digunakan. Dan tidak kalah penting, penyajian data sangat membantu peneliti untuk menginterpretasi data dan membuat suatu kesimpulan. D. RANGKUMAN Penyajian data merupakan bagian proses penting dalam penelitian untuk selanjutnya diinterpretasi berdasarkan tujuan penelitian. Pada umumnya dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif, penyajian data ditampilkan secara visual dalam bentuk tabel, figur (grafik, gambar, diagram dan bagan) dan deskripsi. Selain itu, penyajian data perlu dikomunikasikan melalui penjelasan (tekstual) yang tepat, tegas, dan tajam. Penjelasannya juga harus objektif, efektif dan efisien dengan konsisten menggunakan sudut pandang orang ketiga untuk menghindari bias. Untuk penelitian kualitatif, misalnya studi kasus kata ganti orang pertama boleh digunakan sepanjang keterlibatan peneliti sebagai data. METODOLOGI PENELITIAN 278 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, K., Jannah, M., Aiman, U., Hasda, S., Fadilla, Z., Taqwin, … Sari. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif Metodologi Penelitian Kuantitatif. Sigli: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini. Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. Makassar: syakir Media Press. Adams, John, Hafiz T. A. Khan, Robert Raeside (2014). Research methods for business and social science students, Second edition. SAGE Publication Ltd Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Pustaka Setia. Agung, A. A. P., & Yuesti, A. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Ab Publisher. Airlangga University Press. Alchan, I. H., Rahayu, S., & Muslih, M. 2016. Pengaruh Kemampuan Pengguna Sistem Informasi, keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengambangan,dukungan Pimpinan Bagian, dan Program Pendidikan Dan Pelatihan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (pada Pt Pln (persero) Distribusi Jawa Barat). eProceedings of Management, Alviani, Puput. 2016. Panduan Lengkap EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) Edisi Revisi. Bandung: PT. Palapa. Alwi, H. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka Amirullah. (2022). Metodologi Penelitian Manajemen: Disertai Contoh Judul Penelitian dan Proposal. In Google Books. METODOLOGI PENELITIAN 279 Anshori, M., & Iswati, S. 2019. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Edisi 1.Airlangga University Press. Ansori, M. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Arifin, E. Zaenal. 1993. Bahasa yang Lugas dalam Laporan Teknik. Jakarta: Akademika Pressindo. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2017. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aziz, Y, A. 2023. Masalah Penelitian: Pengertian, Jenis dan Contoh. Available at : https://deepublishstore.com/blog/masalahpenelitian/ (Accessed : 03 Mei 2024). Babbie, Earl R. (2020). The Practice of Social Research (MindTap Course List) 15th Edition. Cengage Learning Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. 2016. KBBI VI Daring diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/ Bakri U. S. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Hubungan Internasional. Deepublish Bogdan, R., & Biklen, S. K. (2012). Penelitian kualitatif: Suatu metode dasar untuk memahami manusia (Diterjemahkan oleh L. J. Moleong). PT Rajagrafindo Persada. Brown, A., & Johnson, B. (2019). The Role of Quantitative Research in Understanding Social Phenomena. Journal of Social Science Research, 25(2), 45–58. METODOLOGI PENELITIAN 280 Bryman, Alan (2008). Social Research Methods 4e. Oxford University Press Cetakan ke tiga. Tangerang : Universitas Terbuka. Chaer, Abdul & Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:PT Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah.Jakarta:PT Rineka Cipta. Chen, H., & Lee, Y. (2019). Understanding the role of research paradigms in nursing: A systematic review. Nursing & Health Sciences, 21(1), 3–10. Creswell, J. W. (2018). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage Publications. Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2020). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Creswell, John W. 2014. Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Method Approaches 4th Edition. Los Angeles, London, New Dehli, Singapore, Washington DC: Sage Publications Inc. Creswell, John W. 2015. Educational Research: planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research 5th Edition. Upper Sadle River: Pearson Education Inc. Dalman. 2016. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. Endraswara, Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2005). Handbook of qualitative research. Sage Publications. METODOLOGI PENELITIAN 281 Dharma. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. In Salemba Medika. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djatmika & Wibowo, Agus Hari. 2016. Kualitas Bahasa Indonesia dar Teks Cerita Tulisan Anak Indonesia. Prosiding International Seminar Prasasti III. Djunaedi, A. Z., Ekaningtias, D., Africa, L. A., Nasution, Z., & Mukhlis, I. R. (2022). PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN DIGITAL MARKETING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING SWK WONOREJO PASCA PANDEMI. Jurnal KeDayMas: Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2), 13-21. Dr. Sandu Siyoto, SKM., M. K., & M. Ali Sodik, M. . (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (ed.); Pertama). Emzir. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Depok: Rajawali Pers. Emzir. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Depok: Rajawali Pers. Eravianti. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. In Stikes Syedza Saintika. Erkamim, M., Mukhlis, I. R., Putra, P., Adiwarman, M., Rassarandi, F. D., Rumata, N. A., ... & Hermawan, E. (2023). SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG): Teori Komprehensif SIG. PT. Green Pustaka Indonesia. Fauzi, A., Nisa, B., Napitupulu, D., Abdillah, F., Utama, A. A. G. S., Zonyfar, C., … Sumartiningsih, M. S. (2022). Metodologi METODOLOGI PENELITIAN 282 Penelitian. In Suparyanto dan Rosad (2015. Jakarta: CV. Pena Persada. Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E. (2019). How to design and evaluate research in education. McGraw-Hill Education. Fuad, M dkk. 2005. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Gede, K., Ewaldo, H.,….& Munizu, M., dkk. (2024). Metodologi Penelitian Manajemen dan Bisnis: Teori dan Panduan Lengkap Karya Ilmiah Terbaik. Jambi: Sonpedia Publishing. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 22. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Greene, J. C., Caracelli, V. J., & Graham, W. F. (2021). Toward a Conceptual Framework for Mixed-methods Evaluation Designs. Educational Evaluation and Policy Analysis, 6(2), 255–274. Hamdani, Fakry. 2023. Extracts D2 Conversation Analysis: Data & Transcription. (Materi Kegiatan). Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press. Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F., … Istiqomah, R. R. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. In LP2M UST Jogja. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group. Hartatik, H., Rukmana, A. Y., Efitra, E., Mukhlis, I. R., Aksenta, A., Ratnaningrum, L. P. R. A., & Efdison, Z. (2023). TREN TECHNOPRENEURSHIP: Strategi & Inovasi Pengembangan METODOLOGI PENELITIAN 283 Bisnis Kekinian dengan Teknologi Digital. PT. Sonpedia Publishing Indonesia. Hayati, R. 2023. Tiga Jenis Rumusan Masalah Penelitian dan Contohnya. Available at : https://penelitianilmiah.com/jenisrumusan-masalah/ (Accessed : 02 Mei 2024). https://dinas.id/masalah-penelitian/ (Accessed : 02 Mei 2024). https://publishjurnal.com/2023/12/20/rumusan-masalah/ (Accessed : 04 Mei 2024). Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Indradi, Agustinus. 2003. Cermat Berbahasa Indonesia. Malang: Dioma. Ismayani, A. (2019). Metodologi penelitian. Syiah Kuala University Press. Ismayani, Ade. 2019. Metodologi penelitian. Banda Aceh: Syiah Kuala University Johnson, L. (2019). Mixed-methods Research: Integrating Qualitative and Quantitative Approaches. Journal of Mixed Methods, 15(4), 201–215. Johnson, R. B., & Onwuegbuzie, A. J. (2019). Mixed Methods research: A research paradigm whose time has come. Educational Researcher, 33(7), 14–26. Johnson, R. B., & Smith, J. K. (2020). Constructing Grounded Theory: A Practical Guide Through Qualitative Analysis. Sage Publications. METODOLOGI PENELITIAN 284 Johnson, R. B., Onwuegbuzie, A. J., & Turner, L. A. (2022). Toward a Definition of Mixed Methods Research. Journal of Mixed Methods Research, 16(1), 3–10. Jones, A., & Brown, K. (2020). Quantitative Research Techniques in Social Sciences. Journal of Social Science Research, 25(3), 112– 128. Jones, C. D. (2020). Quantitative Research Methods: A Comprehensive Overview. Journal of Research Methodology, 38(4), 112–126. Jones, P., & Wang, J. (2020). The Role of Qualitative Research in Education. Educational Researcher, 44(1), 19–26. Jones, R. (2019). Research as a Knowledge-Generating Machine: Insights from the Field. Journal of Research Methods, 12(1), 45–57. Keraf, Gorys. 1970. Komposisi. Ende: Nusa Indah. Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Khuzaini, K., Yani, P., & Mukhlis, I. R. (2024). Pengembangan Usaha Bumdesa Masyarakat Madani Sejahtera Dan Pelaporan Keuangan Menuju Pencapaian Sdgs. Jurnal KeDayMas: Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4(1), 40-48. Kurniawan H. Hakim L. Sanulita H. et al. 2023. Teknik Penulisan Karya Ilmiah (Cara Membuat Karya Ilmiah Yang Baik Dan Benar). PT. Sonpedia Publishing Indonesia Kurniawan, A. (2018). Metodologi penelitian pendidikan. Kurniawan, S. D., Widiastuti, R. Y., Hermanto, D. M. C., Mukhlis, I. R., Pipin, S. J., Surianto, D. F., ... & Judijanto, L. (2024). Big METODOLOGI PENELITIAN 285 Data: Mengenal Big Data & Implementasinya di Berbagai Bidang. PT. Sonpedia Publishing Indonesia. Laga, S. A., Mukhlis, I. R., Hermansyah, D., Suprianto, G., Karyawan, M. A., & Yutanto, H. (2023, December). Customer Behavior Using RFM Model and K-Means Algorithm in Aesthetic Clinic. In 2023 Eighth International Conference on Informatics and Computing (ICIC) (pp. 1-5). IEEE. Lasa, Hs. 1994. Jenis-Jenis Pelayanan Informasi: Sirkulasi Referensi. Yogyakarta: Gadjah Mada University. Leedy, Paul D. & Ormrod, Jeanne Ellis. 2005. Practical Research Planning and Design 8th Edition. Upper Saddle River: Pearson Education International. Lubis, M. S. (2018). Metodologi penelitian. Deepublish. Mahdiyah. 2019. Studi Mandiri Dan Seminar Proposal Penelitian. Martoatmojo, Karmidi. 2008. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka. Martono. 2015. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Maxwell, J. A. (2019). Qualitative Research Design: An Interactive Approach. Merriam, S. B. (2019). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation. John Wiley & Sons. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook. Sage Publications. METODOLOGI PENELITIAN 286 Miles, Matthew B. & Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Mofu, Suriel. 2009. Biak Morphosyntax. Publikasi Disertasi. Oxford: University of Oxford. Moleong, L. J. (2015). Metodologi penelitian kualitatif. PT Rajagrafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mukhlis, I. R. (2019). Implementasi Sistem Dinamik Untuk Meningkatkan Jumlah Produksi On-Farm Level Jagung Organik Dalam Mendukung Smart Agriculture (Studi Kasus: Jawa Timur). Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Mukhlis, I. R. (2022). Literature Review Pada Teknik Pendeteksi Ambiguitas Leksikal dalam Software Requirements Specification. Mukhlis, I. R. (2022). Sistem Informasi Donor Darah Berbasis Website Menggunakan Framework CodeIgniter Pada Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia Lumajang. Mukhlis, I. R. (2023). Perancangan Media Informasi Sentra Wisata Kuliner Wonorejo di Kota Surabaya Berbasis Website Menggunakan Metode Model View Controller. J. Sist. Inf. Bisnis, 13(2), 143-153. Mukhlis, I. R. Implementation Of Green Commerce and Digital Marketing as an Effort to Increase Industry Competitiveness. METODOLOGI PENELITIAN 287 Mukhlis, I. R. M., & Natasya, A. R. (2024). Sistem Informasi Pemesanan Tiket Wisata Kota Surabaya Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller. Informatech: Jurnal Ilmiah Informatika dan Komputer, 1(1), 1-9. Mukhlis, I. R., & Santoso, R. (2023). Perancangan Basis Data Perpustakaan Universitas Menggunakan MySQL dengan Physical Data Model dan Entity Relationship Diagram. Journal of Technology and Informatics (JoTI), 4(2), 81-87. Mukhlis, I. R., Al Adawiyah, R., Africa, L. A., Ekaningtyas, D., Djunaedy, A. Z., Silvy, M., & Rochmah, N. (2023). Optimization of Integrated Digital Marketing in The Marketing Strategy of MSME Culinary Tourism Centers (SWK) Wonorejo City of Surabaya. Journal of Applied Management and Business, 4(1), 26-41. Mukhlis, I. R., Hermansyah, D., & Hariyanti, T. A. (2023). Model View Controller Method For Animal Care (Petcare) Information System At Niz Petcare Lawang. JEECS (Journal of Electrical Engineering and Computer Sciences), 8(2), 103-122. Mukhlis, I. R., Hermansyah, D., & Lantang, V. M. (2023). Rancangan Basis Data Transaksi Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat ABC Menggunakan MySQL Dengan Model Entity Relationship Diagram (ERD) dan Physical Data Model (PDM). Journal of Advances in Information and Industrial Technology, 5(1), 1-10. Mukhlis, I. R., Laga, S. A., Suprianto, G., Hermansyah, D., Karyawan, M. A., & Suprianto, H. (2023). Pelatihan UI/UX Menggunakan Figma Untuk Meningkatkan Kompetensi Di Bidang Desain Guru MGMP RPL SMK Provinsi Jawa Timur. Jurnal KeDayMas: Kemitraan Dan Pemberdayaan Masyarakat, 3(1), 80-87. METODOLOGI PENELITIAN 288 Mulyanta, ES. 2016. Teknik Cepat Menulis Buku. Yogyakarta. Penerbit ANDI Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Munizu, M. (2010). Pengaruh faktor-faktor eksternal dan internal terhadap kinerja usaha mikro dan kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, 12(1), 33-41 Munizu, M. (2017). Pengaruh kepercayaan, komitmen, dan teknologi informasi terhadap kinerja rantai pasokan (Studi kasus IKM pengolah buah markisa di Kota Makassar). Jurnal Manajemen & Agribisnis, 14(1), 32-32. Munizu, M., Alam, S., Pono, M., & Riyadi, S. (2024). Do digital marketing, integrated supply chain, and innovation capability affect competitiveness, and creative industry performance?. International Journal of Data and Network Science, 8(2), 1025-1034. Munizu, M., Alam, S., Pono, M., Hamid, N., & Riyadi, S. (2024). Analysis of Supply Chain Integration, Innovation Capability, and Competitiveness of Coffee Processing Industry. In BIO Web of Conferences (Vol. 96, p. 07010). EDP Sciences. Neuman, W. L. (2006). Social research methods: Qualitative and quantitative approaches (Diterjemahkan oleh L. J. Moleong). PT Rajagrafindo Persada. Notoatmodjo, Soekidjo.. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. Program Pascasarjana FEB Unhas, 2016 METODOLOGI PENELITIAN 289 Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. Sekolah Pascasarjana Unhas, 2021 Permendiknas. 2010.Permendiknas 17/2010 tentang Pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi. Jakarta Pramudyo Gani Nur. (2017). ETIKA ILMIAH DAN PENELITIAN Ganipramudyo.web.id. Ganipramudyo.Web.Id. https://www.ganipramudyo.web.id/2017/05/etika-ilmiahdanpenelitian.html Pranowo. 2002. Teknik Menulis Makalah Seminar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Priyastama, R. (2017). Buku Sakti Kuasai SPSS Pengolahan Data & Analisis Data. Bantul: Anak Hebat Indonesia. Purnawati, N. W., Arsana, I. N. A., Arfyanti, I., Mukhlis, I. R., Sulistyowati, S., Prasetya, F. D., ... & Judijanto, L. (2024). Sistem Informasi: Teori dan Implementasi Sistem Informasi di Berbagai Bidang. PT. Sonpedia Publishing Indonesia. Puspitaningrum, A. C., Sintiya, E. S., Mukhlis, I. R., Nurrosyidah, A., & Rakhmawati, N. A. (2019). Strategy to Use Local Government’s Facebook Page to Improve Public Services. Jurnal Sistem Informasi (Journal of Information System), 15(2), 42. Putra, R. F., Mukhlis, I. R., Datya, A. I., Pipin, S. J., Reba, F., AlHusaini, M., ... & Judijanto, L. (2024). Algoritma Pembelajaran Mesin: Dasar, Teknik, dan Aplikasi. PT. Sonpedia Publishing Indonesia. Ramadhani, I., & Mujayana, M. (2022). Brand Equity and Strategies to Win Business Competition. Journal of Applied Management and Business, 3(1), 20-25. METODOLOGI PENELITIAN 290 Rasyid, F. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif; Teori, Metode, Dan Praktek. Yogyakarta: IAIN Kediri Press. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme Hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rofiqoh, I., & Zulhawati, Z. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis Dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Retrieved from https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-casea7e576e1b6bf Safitri, E. M., Pratama, A., Furqon, M. A., Mukhlis, I. R., & Faroqi, A. (2020, October). Interaction effect of system, information and service quality on intention to use and user satisfaction. In 2020 6th information technology international seminar (ITIS) (pp. 92-97). IEEE. Safitri, E. M., Suryanto, T. L. M., Faroqi, A., & Mukhlis, I. R. (2021, May). Assessing The Quality of Lapors! Using E-Govqual Theory in User’s Perspective. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 1125, No. 1, p. 012038). IOP Publishing. Safitri, Liana W. 2016. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia. Yogjakarta: Pusat Kajian Bahasa. Sahir, S. H. (2021). Metodologi penelitian. Penerbit KBM Indonesia. Sahir, S. H. (2022). Metodologi Penelitian. Medan: PENERBIT KBM INDONESIA. Santosa, Riyadi. 2021. Dasar-Dasar Metode Penelitian Kualitatif Kebahasaan. Surakarta: UNS Press. METODOLOGI PENELITIAN 291 Santoso, Aris Prio Agus, et al. 2022. Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Yogyakarta: Pustakabarupress. Santoso, R., & Mukhlis, I. R. (2023). Implementation of risk management in library information system at Surabaya City Library. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 11(2), 177192. Schindler, Pamela S. (2021), Business Research Methods 14e. McGraw-Hill Sekaran, U. & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business: A Skill Building Approach 7th Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons. Sholihah, Q. (2020). Pengantar Metodologi Penelitian (Pertama). UB Press. Sibarani, Robert. 2018. The Local Wisdom on Aren (Arenga Pinnata) Palm Tree in Toba Batak Tradition of North Sumatera at the Lake Toba Area. SEMIRATA International Conference on Science and Technology. Doi: 10.1088/17426596/1116/5/052060. Silverman, D. (2016). Qualitative research: Theory, method and practice. Sage Publications. Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. literasi media publishing. Smith, J. (2022). Qualitative Research Methods: A Practical Guide. Journal of Qualitative Studies, 10(2), 45–60. Smith, J. (2023). Interdisciplinary Collaboration in Addressing Global Challenges: Insights from Recent Research. METODOLOGI PENELITIAN 292 International Journal of Interdisciplinary Studies, 35(2), 201– 215. Smith, J. A. (2021). Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research Methods. Sage Publications. Smith, J. A., & Osborn, M. (2022). Interpretative Phenomenological Analysis. In The SAGE Handbook of Qualitative Research. Sage Publications. Smith, J. K. (2021). Understanding Quantitative Research: A Practical Guide. Journal of Scientific Inquiry, 15(3), 78–91. Suci Sukmawati, A., Rusmayadi, G., Amalia, M. M., Hikmah, H., Rumata, N. A., Abdullah, A., ... & Munizu, M. (2023). METODE PENELITIAN KUANTITATIF: Teori dan Penerapan Praktis Analisis Data berbasis Studi Kasus. PT. Sonpedia Publishing Indonesia Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press. Sugiarto, I., Ihalauw, J., SE, P. D., Hendratono, S. E. T., & ... (2023). Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Pariwisata. In Journal Article. Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono, & L. (2021). Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif, Kualitatif dan Cara Mudah Menulis Artikel pada Jurnal Internasional. Alfabeta. Sugiyono. (2015). Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Alfabeta. METODOLOGI PENELITIAN 293 Sugiyono. (2017). Metode Penelitian & Prengembangan Research and Development. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2021. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kulaitatif, dan R&D, dan Penelitian Pendidikan). Alfabeta Sutabri, T. (2012). Analisis sistem informasi. Penerbit Andi. Sutopo, H. B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar teori dan terapannya dalam penelitian edisi-2. Surakarta: UNS. Suyanto, Edi. 2009.Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Yogyakarta: Ardana Media. Swarjana I. 2022. POPULASI-SAMPEL Teknik Sampling & Bias dalam Penelitian. CV Andi Offset Swarjana, I. K., & SKM, M. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Penerbit Andi. Tawakkal, G. T. I., & Subekti, T. (2023). Metodologi Penelitian Sosial Dasar. In Metodologi Penelitian Sosial Dasar. https://doi.org/10.11594/ubpress9786232967496 Teddlie, C., & Tashakkori, A. (2019). Foundations of Mixed Methods research: Integrating quantitative and qualitative approaches in the social and behavioral sciences. Sage Publications. Van den Heuvel, Wilco. 2006. Biak Description of an Austronesian Language of Papua. Publikasi Disertasi. Utreccth:LOT. METODOLOGI PENELITIAN 294 Wahyono, T. (2004). Sistem informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Walliman, Nicholas (2011). Research Methods: The Basics. Routledge Weinbaum, C., Landree, E., Blumenthal, M. S., Piquado, T., & Gaviria, C. I. G. (2019). Ethics in Scientific Research: An Examination of Ethical Principles and Emerging Topics. Santa Monica, Calif.: RAND Corporation. doi: https://doi.org/10.7249/RR2912 Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yin, Robert K. 2005. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yudawisastra, H. G., Harinie, L. T., Wau, A., Martins, L. V., Pesiwarissa, L. F., Sari, D. F., Hurdawaty, R., Nugroho, H. S., Kumagaya, J. P., Safarida, N., Puspitasari, M., Misno, & Darsana, I. M. (2023). Metodologi Penelitian (M. S. Dr. Miko Andi Wardana, S.T. (ed.)). CV. Intelektual Manifes Media. Yundayani ASulaeman ASyafri F et al. 2023. Penguatan Kajian Pantun Indonesia sebagai Sebuah Topik Penelitian. Jurnal Abdimas Prakasa Dakara Yusup, Pawt M. 2022. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan (Edisi Kedua). Jakarta: PT. Bumi Akasara. Yutanto, H., Sihotang, E. T., Prananjaya, K. P., & Mukhlis, I. R. (2023). Sistem Pengendalian Manajemen Organisasi Mahasiswa (Ormawa) pada Perguruan Tinggi dengan Aplikasi Website. JEPIN (Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika), 9(1), 18-29. METODOLOGI PENELITIAN 295 TENTANG PENULIS Penulis Bagian 1 Trie Andari R. Widyastuti, S.AB. M.A. Adalah seorang penulis, dan merupakan dosen tetap pada Program Study Administrasi Bisnis di Institut Imu Sosial dan management STIAMI Jakarta dan Mengajar berbagai ilmu Bisnis, Penulis juga merupakan seorang pengusaha di bidang Produk Kecantikan. Berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam bisnis maupun marketing,Lahir di Bandung 18 November 1968 menamatkan Pendidikan S1 dan S2 jurusan Bisnis pada Institut Ilmu Sosial dan management STIAMI Jakarta Penulis Bagian 2 Iqbal Ramadhani Mukhlis, S.Kom., M.Kom. Seorang penulis dan dosen tetap Prodi Informatika Universitas Hayam Wuruk Perbanas, Surabaya. Penulis merupakan anak Kedua dari lima bersaudara dari pasangan bapak Sunan dan Ibu Mukhlis Sabariyah. Pendidikan terakhir program Pasca Sarjana (S2) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan prodi Sistem Informasi konsentrasi di bidang Sistem Enterprise Menyelesaikan Sekolah pada tahun 2019. Bidang keahlian penulis meliputi Programming, Pemodelan Sistem Simulasi, dan Bisnis Digital. Sertifikasi Kompetensi : Web Programming (BNSP) dan Software Development (BNSP). METODOLOGI PENELITIAN 296 Biodata penulis dapat dilihat: Google Scholar : https://scholar.google.com/citations?user=hIUhSDIAAAAJ&hl=id& oi=ao Sinta Kemdikbud : https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6772108 Instagram : https://www.instagram.com/iqbalramadhanim Personal Website : https://iqbal-53.github.io/personal-site/ Email : iqbal.ramadhani@perbanas.ac.id atau iqbal.ramadhani53@gmail.com Penulis Bagian 3 Henrietta Imelda Tondong, SKM., MPH Dosen tetap Prodi D-III Kebidanan Palu Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu. Lahir di Desa Parigi, 08 Desember 1971 Sulawesi Tengah. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Marthen Tondong dan Ibu Neltje Kaloh. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) di Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) dan Pendidikan Pasca Sarjana (S2) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prodi. Buku yang telah ditulis dan terbit berjudul Buku Ajar Biostatistik. METODOLOGI PENELITIAN 297 Penulis Bagian 4 Dr. Mohammad Djamil M. Nur, M.PFis Seorang penulis dan Dosen tetap Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Universitas Islam Negeri Datokarama Palu. Lahir di Tawaeli, 18 September 1976 Provinsi Sulawesi Tengah. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan bapak Drs. Muhammad M. Nur dan Ibu Hj. Rahma. Menyelesaikan Program Serjana (S1) Universitas Tadulako (UNTAD) Prodi Pendidikan Fisika Tahun 1998. Menyelesaikan program Pascasarjana (S2) di Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas MIPA Jurusan Fisika Tahun 2009. Menyelesaikan program Doktor (S3) Universitas Negeri Malang (UM) Prodi Teknologi Pembelajaran (TEP) Tahun 2014. Penulis Bagian 5 Dr. Rahmawati Ning Utami, S.Pd., M.Si. Seorang Dosen Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Sulawesi Barat Majene. Lahir di Jombang, 23 April 1970 Jawa Timur. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan bapak H. Pudjo Semedi dan Ibu Hj. Titik Hindun Nanik. beliau menyelesaikan pendidikan Program Sarjana (S1) di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Prodi Pendidikan Biologi, setelah itu menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prodi Biologi di bidang Taksonomi Tumbuhan, dan selanjutnya menyelesaikan Program Doktor (S3) di Universitas Hasanuddin Makasar Prodi Ilmu Pertanian konsentrasi di bidang Ilmu Tanaman. Buku yang telah ditulis dan METODOLOGI PENELITIAN 298 diterbitkan oleh PT. Sonpedia Publishing adalah Book Chapter Pengantar Statistika, Book Chapter Nutrisi Ternak Dasar. Penulis Bagian 6 Sri Yani Kusumastuti, SE, M.Si Dosen tetap di Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti Jakarta. Lulus dari Program Sarjana (S1) Program Studi Ilmu Ekonomi dan Sudi Pembangunan Universitas Gadjah Mada dan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Program Magister Sains Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Pengalaman mengajar Mikroekonomika, Statistika, dan Ekonometrika. Banyak menulis artikel di bidang Ekonomi, Keuangan, dan Perbankan, Menjadi Editor di beberapa buku, antara lain: Kinerja perdagangan luar negeri Indonesia pada masa krisis: suatu kajian empiris (2002), Desain eksperimental: aplikasi dalam riset ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi (2011). Penulis buku: Lembaga Jasa Keuangan di Indonesia (2018). Penulis Bagian 7 Shelvy Kurniawan, SE., MM. Seorang dosen jurusan manajemen di Universitas Bina Nusantara. Lahir di Jakarta, 24Februari 1989. Penulis menamatkan pendidikan program Sarjana (S1) di Jurusan Manajemen Universitas Bina Nusantara dan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Jurusan Business Management Binus Business School. Selain menjadi dosen, penulis juga METODOLOGI PENELITIAN 299 merupakan praktisi di industry automotive dan fast moving consumer goods. Penulis Bagian 8 Loso Judijanto, SSi, MM, MStats Loso Judijanto adalah peneliti yang bekerja pada lembaga penelitian IPOSS Jakarta. Penulis dilahirkan di Magetan pada tanggal 19 Januari 1971. Penulis menamatkan pendidikan Master of Statistics di the University of New South Wales, Sydney, Australia pada tahun 1998 dengan dukungan beasiswa ADCOS (Australian Development Cooperation Scholarship) dari Australia. Sebelumnya penulis menyelesaikan Magister Manajemen di Universitas Indonesia pada tahun 1995 dengan dukungan beasiswa dari Bank Internasional Indonesia. Pendidikan sarjana diselesaikan di Institut Pertanian Bogor pada Jurusan Statistika – FMIPA pada tahun 1993 dengan dukungan beasiswa dari KPS-Pertamina. Penulis menamatkan Pendidikan dasar hingga SMA di Maospati, Sepanjang karirnya, Penulis pernah ditugaskan untuk menjadi anggota Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit pada beberapa perusahaan/lembaga yang bergerak di berbagai sektor antara lain pengelolaan pelabuhan laut, telekomunikasi seluler, perbankan, pengembangan infrastruktur, sekuritas, pembiayaan infrastruktur, perkebunan, pertambangan batu bara, properti dan rekreasi, dan pengelolaan dana perkebunan. Penulis memiliki minat dalam riset di bidang kebijakan publik, ekonomi, keuangan, human capital, dan corporate governance. Penulis dapat dihubungi melalui e-mail di: losojudijantobumn@gmail.com. METODOLOGI PENELITIAN 300 Penulis Bagian 9 Aryawira Pratama, M.Pd, seorang Penulis dan Dosen Prodi Tadris Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Lahir di Jambi, 05 November 1994. Penulis merupakan anak ke-satu dari dua bersaudara dari pasangan bapak Alexander Riza Pahlefie, S.H dan Ibu Lisa Yani, A.Md. ia memperoleh gelar Magister Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris dengan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Universitas Jambi. Saat ini penulis sedang menempuh doktoral pendidikan di Universitas Jambi. Penulis juga merupakan anggota aktif dalam Asosiasi Dosen Bahasa Inggris PTKI (ELITE Association) sejak tahun 2022 sampai saat ini dan Anggota aktif di TEFLIN atau The Association for the Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia terhitung sejak tahun 2022 sampai saat ini. Alamat email : aryawirapratama@uinjambi.ac.id Penulis Bagian 10 Dr. Saktisyahputra, S.I.Kom., M.I.Kom Dr. Saktisyahputra, S.I.Kom., M.I.Kom lahir di Jakarta pada tanggal 9 Mei 1987 merupakan salah satu tenaga pendidik (Dosen Tetap Manajemen Komunikasi) di Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta berpangkat akademik Lektor (L) 200. Menyelesaikan pendidikan sarjana S-1 pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) Jakarta konsentrasi Jurnalistik pada tahun 2009. Lalu menyelesaikan studi Magister Ilmu Komunikasi S-2 di Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) Jakarta konsentrasi METODOLOGI PENELITIAN 301 Humas pada tahun 2016. Kemudian menyelesaikan studi Doktoral Ilmu Komunikasi S-3 di Universitas Sahid Jakarta konsentrasi Komunikasi Korporasi pada tahun 2023. Penulis juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Manajemen Komunikasi di Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI sejak 3 Juni 2021 hingga saat ini. Sejak di angkat menjadi pendidik di bawah naungan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikti) RI, keinginannya untuk selalu memberikan yang terbaik untuk anak didiknya terus menerus tumbuh. Ditambah dengan hobi membaca buku, terutama buku-buku tentang komunikasi membuatnya sangat concern terhadap perkembangan setiap anak didik dan peserta trainingnya. Sejak tahun 2012, Alumni SMAN 31 Jakarta tahun 2005 ini aktif sebagai Coach, Trainer, Motivator, Public Speaker, Da’i, Penceramah, Pengajar Privat, Guru Ngaji dan Pendongeng serta Islamic Story Teller dalam dunia pendidikan. Alumni SMPN 74 Jakarta tahun 2002 ini juga sebagai Kepala Sekolah Trainer dan Motivator Indonesia (STMI) aktif menyelenggarakan Pelatihan STMI selama 11 tahun, 311 Angkatan (Batch) di 60 Kabupaten dan Kota, 23 Provinsi se-Indonesia dengan 10.300 Alumni STMI se-Asia. Di sela-sela kesibukannya, Alumni Akademi Trainer Bapak Jamil Azzaini ini juga aktif menyampaikan ilmu lewat Channel Youtube : Sakti Nabil dengan 3.440 subscribe hingga saat ini dan aktif menulis dan mempublikasi 17 artikel penelitian di Jurnal Nasional dan Internasional, menulis 25 buku dan mempublikasi 17 tulisan di portal berita online nasional. Penulis bisa di hubungi melalui: Email : Saktinabil@gmail.com Facebook : Sakti Nabil Instagram : Sakti Nabil X : @Sakti_STMI Whatsapp : 0812 8328 8353 Telegram : Saktisyahputra METODOLOGI PENELITIAN 302 Penulis Bagian 11 Arwizet K., adalah seorang Penulis dan Dosen pad Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Dilahirkan pada 20 September 1969 di Pariaman, Sumatera Barat. Penulis menamatkan Program Sarjana (S1) di Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas dan menyelesaikan Program Pascasarjana (S2) di Teknik Mesin, FTI ITB Bandung pada tahun 2003 di bidang Konversi Energi. Pada tahun 2017 menamatkan program Doktoral pada Program Doktor Peserta didikan Teknologi dan Kejuruan (PTK), Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Saat ini aktif mengajar di Departemen Teknik Mesin, FT.UNP Padang, menulsi buku, meneliti, mengabdi kepada masyarakat. Telah mengajar banyak mata kuliah di Prodi D3 Teknik Mesin, S1 Pendidikan Teknik Mesin, S1 Teknik Mesin, S2 PTK dan S3 PTK FT UNP diantaranya Mesin Konversi Energi, Thermodnamika, Perpindahahn Panas, Pengujian Mesin, Kinematika dan Dinamika, Instalasi Pabrik, Metologi Penelitian untuk S1 Pendidikan Teknik dan S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Aktif juga terkait dengan penjaminan mutu di BPMI UNP 2021-2023, sebagai tim penilai internal Zona Integritas Fakultas selingkungan Universitas Negeri Padang hingga sekarang. Penulis Bagian 12 Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si seorang Penulis dan Dosen Prodi Peternakan Universitas Timor, Kefamenanu. Lahir di desa Lumban Toruan, 12 Oktober 1989 Sumut. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan bapak Santun METODOLOGI PENELITIAN 303 Simamora dan Ibu Bunga Purba. Ia menamatkan pendidikan program Sarjana (S1) di Universitas Andalas Padang prodi Peternakan dan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Institut Pertanian Bogor prodi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Ia menyelesaikan program Pasca Sarjana (S3) di Institut Pertanian Bogor Prodi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Konsentrasi Penyuluhan Peternakan. Saat ini Penulis menjabat sebagai Koordinator Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan Universitas Timor. Penulis Bagian 13 Yoseb Boari, S.E., M.Si lahir di Sorong pada tanggal 24 Agustus 1987. Dia adalah seorang penulis yang telah menghasilkan berbagai artikel yang memberikan wawasan dan pemahaman tentang isu-isu ekonomi dan pembangunan yang relevan. Yoseb menunjukkan minat yang kuat dalam bidang ini sejak awal dan terus mengembangkan pengetahuannya seiring berjalannya waktu. Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Yoseb memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Kristen Satya Wacana di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Pada tahun 2011, ia berhasil meraih gelar Sarjana (S1) dalam bidang ekonomi dari universitas tersebut. Selama studi sarjananya, Yoseb memperoleh pemahaman yang mendalam tentang teori ekonomi dan penerapannya dalam konteks nyata. Ketertarikan Yoseb dalam bidang studi pembangunan semakin berkembang, dan ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Kristen Satya Wacana. Pada tahun 2014, ia meraih gelar Magister (S2) dalam bidang Studi Pembangunan. Program studi tersebut memperluas wawasannya tentang isu-isu sosial dan ekonomi yang berkaitan dengan pembangunan, serta mengasah kemampuan analisisnya. Setelah menyelesaikan METODOLOGI PENELITIAN 304 pendidikan pascasarjana, Yoseb memulai karirnya sebagai dosen di Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan di Universitas Ottow Geissler Papua. Sebagai seorang dosen, Yoseb berdedikasi untuk mentransfer pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada para mahasiswa, serta terlibat dalam penelitian dan pengembangan dalam bidang ekonomi dan pembangunan. Penulis Bagian 14 Dr. Dr. Lailatur Rohmah, MSi.,MM. Biasa dipanggil Lela, Lahir dikota Santri Jombang Jawa Timur, adalah dosen di Institut STIAMI Jakarta, Ia mengampu mata kuliah kepemimpinan, Perubahan & Budaya Organisasi, dan kewirausahaan. Double degree dari S-1 sampai S-3 pendidikan yang pernah ditempuhnya. Doktor dari IPB (Ilmu Penyuluhan Pembangunan) & UNJ (Manajemen Pendidikan), Magister dari IPB dengan ilmu yang sama dengan doktornya & magister ilmu manajemen (MSDM), Sarjana Agama (IAIN Sunan Ampel) & Ilmu Manajemen (Ganesha). Saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Kependudukan & Pengabdian Masyarakat MN KAHMI (2022– 2027), Dewan Pakar ICMI (2021-2026) dan Pengurus KPRK MUI Pusat (2021–2025). Penulis Bagian 15 Prof. Dr. Musran Munizu, SE.,M.Si.,M.A.P. lahir di Baadia, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara pada 9 September 1975. Sejak 1 Desember 2000 menjadi dosen tetap pada Fakultas Ekonomi Unhas, dengan mengampuh METODOLOGI PENELITIAN 305 beberapa mata kuliah seperti Manajemen Operasional, Manajemen Strategik, Manajemen Rantai Pasokan, dan Metode Kuantitatif. Aktif dalam kegiatan profesi seperti Asosiasi Ilmuwan Manajemen Indonesia (AIMI), Asosiasi Profesor Indonesia (API), Forum Manajemen Indonesia (FMI), dan American Academy of Project Management (AAPM). Gelar Sarjana Ekonomi (SE.) diperoleh dari FE-UNHALU, Kendari, 1998; Magister Sains (M.Si.) dari Universitas Airlangga, Surabaya, 2002; Magister Administrasi Publik (M.A.P.) dari Universitas Hasanuddin, Makassar, 15 Januari 2024, dan Doktor (Dr.) dari Universitas Brawijaya, Malang, 2012. Sebagai profesional, penulis juga kompetensi profesional telah antara memiliki lain sejumlah seperti: CBOA, sertifikat CSOPA (Nasional), dan CIPM, CRMP (Internasional). Kemudian sejak 1 Juli 2019 penulis diangkat sebagai Guru Besar/ Profesor pada bidang Manajemen Operasional di FEB-Unhas. Jabatan yang pernah diemban antara lain yaitu: (1) Ketua Program KKN-Profesi Fakultas Ekonomi Unhas, (2) Kepala Bagian Akademik pada Program Non Reguler FE-Unhas, (3) Sekretaris Departemen Manajemen FEBUnhas, (4) Plt. KaProdi MM-FEB Unhas, (5) Direktur PPs. Universitas Cokroaminoto Makassar, dan (6) Ketua Program Doktor Manajemen FEB-Unhas. Saat ini sedang menjalankan tugas sebagai Kepala Pusat Manajemen Risiko UNHAS. Penulis juga aktif sebagai editor dan reviewer pada beberapa jurnal bereputasi baik pada skala nasional maupun internasional. Selain itu, penulis juga telah menghasilkan beberapa buku dan artikel yang telah dipublikasikan pada jurnal bereputasi nasional (SINTA) dan METODOLOGI PENELITIAN 306 internasional (Scopus, WoS). Penulis juga aktif sebagai reviewer RISPRO-LPDP, Beasiswa LPDP, Beasiswa BPI, Asesor Serdos, Asesor BKD, dan Asesor LAMEMBA. Penulis Bagian 16 Nita Purnamasari, S.H., M.H seorang Penulis dan Dosen Prodi Hukum keluarga (Ahwal Syakhsiyah) Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Darussalam (UID) Ciamis. Lahir di Ciamis, 13Agustus 1995. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan bapak Dadang Mohamad Rudi dan Ibu Nurlaela, dan sekarang sudah berkeluarga dengan Ayi Ishak Sholih Muchtar, S.Sy., M.H dan dikaruniai dua anak perempuan Zaviera Arsyilla Zulfa El-Ishak dan Zevida Ardilla Zahwa El Ishak. Ia menamatkan pendidikan program Sarjana (S1) di Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Prodi Ahwal Al-Syakhsiyyah dan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Sekolah Tinggi Hukum Galunggung (STHG) Tasikmalaya Prodi Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Bisnis. Penulis Bagian 17 Dr. Resnita Dewi, S.S., M.Hum. Lahir di Rantepao, 09 Desember 1990. Penulis menempuh pendidikan sarjana pada Program Studi Sastra Indonesia Universitas HasanuddinMakassar, dan memperoleh gelar S.S. (Sarjana Sastra) pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis menempuh pendidikan magister pada Program Pascasarjana Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin-Makassar, dan pada METODOLOGI PENELITIAN 307 tahun 2013 memperoleh gelar M.Hum. (Master Humaniora). Pada tahun 2021, penulis memperoleh gelar Dr. (Doktor) pada Program Doktoral Ilmu Linguistik Universitas Hasanuddin-Makassar. Penulis terdaftar sebagai dosen tetap pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kristen Indonesia Toraja sejak tahun 2014. Penulis Bagian 18 Adolfina Krisifu, M.Ed. seorang Penulis dan Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua. Lahir di Sorong, 2 Agustus 1975 Papua Barat (sekarang). Penulis menamatkan pendidikan program Sarjana (S1) di Universitas Cenderawasih Jayapura dengan bidang pengajaran Bahasa Inggris (TEFL) pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di University of New England, Armidale, Australia dengan bidang TESOL dan linguistik terapan. METODOLOGI PENELITIAN 308 Penerbit : PT. Sonpedia Publishing Indonesia Redaksi : Jl. Kenali Jaya No 166 Kota Jambi 36129 Tel +6282177858344 Email: sonpediapublishing@gmail.com Website: www.sonpedia.com