ANALISIS
HETEROSKEDASTISITAS,
NORMALITAS & UJI BEDA T DAN
ANNOVA
Kelompok 2
Sulistyaningsih / 211113751
Dedi Ristanto/ 212113895
1. HETEROSKEDASTISITAS
Pengertian
➢ Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada
model regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi
klasik yang harus dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi
heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan
tidak valid sebagai alat peramalan.
➢ Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain
➢ Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas
➢ Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas.
Dasar analisis:
• Scatter Plot :
- Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas
- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
• Uji Glesjer :
- Hasil signifikansinya diatas 5% atau 0,05
1. Langkah-langkah analisis
Uji Scatter Plot
Berdasarkan grafik Scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas
2. Langkah-langkah analisis
Uji Glesjer
Berdasarkan hasil dari tabel di atas, menggunakan uji Glesjer maka diperoleh
hasil signifikansi 0,239 untuk variable Harga, 0,079 untuk variable Kualitas
Pelayanan dan 0,783 untuk Kualitas Produk, semua hasil signifikansi
menunjukkan nilai > 0,05, maka dapat dinyatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas
2. NORMALITAS
Pengertian
▪ Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan
dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah
kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal ataukah tidak.
▪ Uji normalitas bertujuan nuntuk menguji apakah model
regresi, variable penggangu atau residual memiliki distribusi
normal
▪ Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel keciL
▪ Nilai signifikansi > 0,05 dinyatakan bahwa data terdistribusi
normal
Menentukan MEAN dari setiap variabel
1. Variabel Harga
Berdasarkan hasil One Sample
Kolmogorov Smirnov Test, nilai
Kolmogorov Smirnov Z adalah 0,119 .
Signifikansi 0,000 < 0,05, maka hasil
dinyatakan
tidak
berdistribusi
normal karena nilai signifikansi
kurang dari 0,05.
2. Variabel Kualitas Pelayanan (KPL)
Berdasarkan hasil One Sample Kolmogorov Smirnov Test, nilai Kolmogorov
Smirnov Z adalah 0,183, signifikansi 0,000 < 0,05, maka hasil dinyatakan tidak
berdistribusi normal karena nilai signifikansi kurang dari 0,05
3. Variabel Kualitas Produk (KPR)
Berdasarkan hasil One Sample Kolmogorov Smirnov Test, nilai Kolmogorov
Smirnov Z adalah 0,109 , signifikansi 0,001 < 0,05, maka hasil dinyatakan tidak
berdistribusi normal karena nilai signifikansi kurang dari 0,05
4. Loyalitas
Berdasarkan hasil One Sample Kolmogorov Smirnov Test, nilai
Kolmogorov Smirnov Z adalah 0,128 , signifikansi 0,000 < 0,05, maka
hasil dinyatakan tidak berdistribusi normal karena nilai signifikansi
kurang dari 0,05
Apa penyebab data tidak berdistribusi normal?
• Penyebab data tidak berdistribusi normal adalah terutama
adanya data extreme atau data pencilan yang biasa disebut
dengan istilah outlier. Dengan adanya outlier tersebut, maka
sebaran data bisa menjadi condong ke kiri atau condong ke
kanan. Dimana jika sebaran data ini kita nilai secara visual
misalnya menggunakan histogram, maka seharusnya data yang
berdistribusi normal akan membentuk sebaran seperti lonceng
menghadap ke atas.
Apa solusi ketika data tsb tidak terdistribusi
normal?
• Jika anda menghadapi situasi dimana data tidak berdistribusi
normal, maka langkah yang dapat anda lakukan adalah dengan
menilai apakah data tersebut ada outlier atau pencilan data.
Jika memang ada, maka selanjutnya anda bisa melakukan
Trimming yaitu mengeliminasi data yang menjadi penyebab
terjadinya outlier.
• Cara lain yang dapat dilakukan misalnya transformasi data.
Namun cara tersebut haruslah disesuaikan dengan tujuan
mengapa dibutuhkan data yang berdistribusi normal.
Caranya
3. UJI BEDA T DAN ANNOVA
Independent Sample T-Test
• Alat uji statistic ini bergantung pada jumlah variabel independen. Jika
variabel independen berkategori dua maka uji statistic yang digunakan
adalah uji beda t-test (t)
• Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang
tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda
• Uji beda t-test membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata
dengan standar dari perbedaan rata-rata error dua sample
Hasil levene’e test :
• Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05, maka variance sama
• Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05, maka variance berbeda
Hasil Independent sample test :
• Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05, maka ada perbedaan
• Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05, maka sama (tidak ada perbedaan)
Independen T Test adalah uji komparatif atau uji beda
untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata yang
bermakna antara 2 kelompok bebas yang berskala data
interval/rasio. Dua kelompok bebas yang dimaksud di sini adalah
dua kelompok yang tidak berpasangan, artinya sumber data
berasal dari subjek yang berbeda.
Misal Kelompok Kelas A dan Kelompok kelas B, di
mana responden dalam kelas A dan kelas B adalah 2 kelompok
yang subjeknya berbeda. Bandingkan dengan nilai pretest dan
posttest pada kelas A, di mana nilai pretest dan posttest berasal
dari subjek yang sama atau disebut dengan data berpasangan.
Apabila menemui kasus yang data berpasangan, maka uji beda
yang tepat adalah uji paired t test.
Berdasarkan tabel di atas bahwa rata-rata loyalitas konsumen laki-laki adalah 3,4468
dan rata-rata loyalitas konsumen perempuan adalah 3,4473.
Berdasarkan tabel di atas bahwa F hitung levene’s test sebesar 0,033 dengan probabilitas 0,855
karena > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa memiliki variance yang sama. Nilai t dari equal
variance assumed adalah 0,003 dengan probabilitas signifikansi 0,997 > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan atau sama loyalitas antara perempuan dan laki-laki.
One-Way ANOVA : Analisis Varian untuk Satu Variabel
Independen
• Analisis varian satu variabel independen digunakan untuk menentukan apakah
rata-rata dua atau lebih kelompok berbeda secara nyata (F)
• Hasil levene’e test:
Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05, maka variance sama
Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05, maka variance berbeda
• Hasil One-Way ANOVA :
Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05, maka ada perbedaan
Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05, maka sama (tidak ada perbedaan)
• Uji lanjutan, Post Hoc Test untuk menganalisis perbedaan pada setiap kelompok,
menunjukkan hasil signifikansi < 0,05
Berdasarkan pada tabel di atas, kelompok usia > 41 tahun rata-rata loyalitas konsumen
adalah 3,6528, pada kelompok usia 29 – 34 tahun rata-rata loyalitas konsumen adalah
3,5222, pada kelompok usia 35 – 40 tahun rata-rata loyalitas konsumen adalah 3,3824,
pada kelompok usia 17 – 22 tahun rata-rata loyalitas konsumen adalah 3,3805 dan
pada kelompok usia 23 – 28 tahun rata-rata loyalitas konsumen adalah 3,3627.
Berdasarkan tabel di atas,hasil probabilitas signifikansi adalah
0,793, di mana lebih dari 0,05, maka variance empat
kelompok sama
Berdasarkan tabel di atas, hasil probabilitas signifikansi F adalah 0,574, di
mana lebih dari 0,05, nilai F : 0,729 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan atau sama loyalitas konsumen antara empat kelompok usia
Berdasarkan tabel di samping,
hasil dari Tukey HSD bahwa
setiap kelompok - kelompok
usia tidak memiliki perbedaan
loyalitas konsumen , hal ini
ditunjukkan pada setiap
kelompok usia kekita
dibandingkan rata-rata dengan
kelompok lain hasil
probabilitas (signifikansi)
lebih dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa loyalitas
konsumen pada setiap
kelompok usia sama.
KESIMPULAN
U ji H e t e r o s k e d a s t is it a s a d a la h uji yang menilai apakah ada
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear.
Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi
linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi
dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan.
U ji N o r m a lit a s adalah Uji yang paling sering dilakukan sebagai syarat
untuk uji parametris, misalnya uji regresi linear, data panel dan uji t.
In d e p e n d e n t S a m p le T- Te s t Independen T Test adalah uji
komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata yang
bermakna antara 2 kelompok bebas yang berskala data interval/rasio.
O n e - W a y A N O VA : A n a lis is Va r ia n u n t u k S a t u
Va r ia b e l In d e p e n d e n , Analisis varian satu variabel independen digunakan
untuk menentukan apakah rata-rata dua atau lebih kelompok berbeda secara nyata (F)
PUSTAKA
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19. Edisi 5. Badan PenerbitUniversitas
Diponegoro: Semarang
Trihendradi, C. 2012. Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik.
ANDI: Yogyakarta
Sulistyo S. J., 2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Cakrawala: Yogyakarta
Wahana Komputer. 2010. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian
dengan SPSS 17. PenerbitAndi: Yogyakarta
https://www.statistikian.com/2013/01/uji-heteroskedastisitas.html
https://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html
https://www.semestapsikometrika.com/2017/12/mengatasi-data-tidak-normal.html