p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
Evaluasi Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama
di Jawa Timur
Agus Akhmadi1, Khamim Tohari2
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Surabaya
agusakhmadi63@gmail.com, 2khamimtohari@gmail.com
1
https://doi.org/10.36052/andragog.iv10i1.290
Diterima: 30 April 2022 | Disetujui: 18 Mei 2022 | Dipublikasikan: 29 Juni 2022
Abstrak
Pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama diselenggarakan Balai Diklat
Keagamaan Surabaya pada 2022. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan
pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian
Agama dan sikap moderasi beragama peserta pelatihan. Metode penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif penyelenggaraan pelatihan dan sikap moderasi beragama penggerak
moderasi beragama. Responden penelitian berjumlah 135 orang terdiri dari guru, kepala
madrasah, penyuluh, dan penghulu. Pengumpulan data dilakukan dengan angket. Instrumen
penelitian berupa angket skala sikap moderasi beragama yang dikirim lewat unggahan google
formulir kepada responden. Pengolahan data dilakukan secara statistik deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pelatihan penguatan penggerak moderasi
beragama cukup memuaskan. Sikap moderasi beragama peserta termasuk kategori tinggi.
Kata Kunci: Moderasi beragama, penggerak, ASN.
Abstract
The training for strengthening religious moderation will be held by the Surabaya Religious
Education and Training Center in 2022. This study aims to evaluate the implementation of
training for strengthening religious moderation for the Ministry of Religion's State Civil
Apparatus (ASN) and the religious moderation attitudes of the trainees. This research method
is a qualitative descriptive of the implementation of training and the attitude of religious
moderation that drives religious moderation. The research respondents were 135 people
consisting of teachers, madrasa heads, extension workers, and penghulu. Data collection was
carried out by means of a questionnaire. The research instrument was in the form of a religious
moderation attitude scale questionnaire which was sent via google form uploads to
respondents. Data processing was carried out by descriptive statistics. The results of the study
indicate that the implementation of training on strengthening the driving force of religious
moderation is quite satisfactory. The participants' religious moderation attitude was included
in the high category.
Keywords: Religious moderation, driving force, ASN.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International
License
Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak) 111
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
PENDAHULUAN
Moderasi beragama merupakan sikap yang dikembangkan dalam mewujudkan kehidupan
damai berbasis toleransi. Moderasi atau moderâtio, berarti ke-sedang-an (tidak kelebihan dan
tidak kekurangan). Moderasi juga berarti penguasaan diri (dari sikap sangat kelebihan dan
kekurangan), sebagaimana Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyediakan dua pengertian
kata moderasi, yakni: pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman (Nurman, 2019).
Moderasi dikenal dengan kata “wasath” atau “wasathiyah”, yang sepadan dengan kata
“tawassuth” (tengah-tengah), “i’tidal” (adil), dan “tawazun” (berimbang). Orang yang
menerapkan prinsip “wasathiyah” bisa disebut wasith. Dengan demikian, jika “orang itu bersikap
moderat”, berarti orang itu bersikap wajar, biasa-biasa saja, dan tidak ekstrem.
Kata wasath menunjukkan arti khiyar (pilihan atau terpilih). Seseorang yang “wasath”,
berarti ia adalah orang yang terpilih di antara kaumnya. Sebutan umat Islam “ummatan
wasathan” adalah harapan agar mereka menjadi umat pilihan yang selalu bersikap menengahi
atau adil baik dalam beribadah sebagai individu maupun dalam berinteraksi sosial, karena Islam
mengajarkan bersikap moderat. Lawan kata moderasi adalah berlebihan, atau “tatharruf” yang
bermakna “extreme, radical, dan excessive” (Junaedi, 2019). Kata “extreme” dalam KBBI sebagai
“paling ujung, paling tinggi, dan paling keras”. Sikap moderasi berarti menengahi, tidak ekstrim.
Moderasi sebagai sikap keberagaman yang seimbang antara pengalaman agama sendiri
(ekslusif) dan penghormatan kepada praktek beragama orang lain yang berbeda keyakinan
(inklusif). Sikap ini dimunculkan sebagai komponen solusi dalam membangun kedamaian.
Kedamaian yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia perlu diwujudkan secara bersama, salah
satunya dimulai dengan membangun sikap dan perilaku moderat pada masyarakat beragama.
Sikap moderat atau adil dalam praktek kehidupan beragam ini niscaya akan menghindarkan dari
ekstremitas, berlebihan, fanatik dan sikap revolosioner dalam beragama. Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap moderasi perlu terus ditumbuhkan, karena sikap moderasi beragama
merupakan solusi dua kutub ekstrem dalam kehidupan beragam, yaitu kutub ultra-konservatif
atau ekstrem kanan disatu sisi dan kutub liberal atau ekstrem kiri disisi lain (Junaedi, 2019). Sikap
moderasi inilah yang perlu dikembangkan.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya sikap moderat pada komunitas masyarakat.
Dalam penelitian (Ali, 2020) tentang moderasi beragama mahasiswa, menemukan bahwa
mahasiswa menunjukkan sikap moderat dalam beragama. Mahasiswa pada perguruan tinggi
umum di Kalimantan tersebut menunjukkan tingkat indikator moderat lebih tinggi dibandingkan
indikator tidak moderat (ekstrim), meskipun pada aspek tingkat pengetahuan akan slogan
moderasi beragama tidak terlalu familier dan pemberian materi moderasi beragama masih
sangat terbatas, tetapi pada hakekatnya pemahaman, respon dan perilaku mereka bercirikan
nilai dan prinsip moderat dalam menghadapi persoalan agama. Demikian juga pada aspek
perilaku, menunjukkan toleran, berkomitmen kebangsaan, menolak kekerasan dan akomodatif
terhadap kebudayaan lokal.
Sikap moderasi sebagai modal sosial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
aman dan toleran. Moderasi merupakan gagasan tentang bagaimana mengurangi kekerasan,
radikalisme, ekstrimisme terutama pada masyarakat yang multikultural, sehingga dapat
terwujud kedamaian (Yulianto, 2020). NKRI sebagai masyarakat yang multikultural (budaya,
bahasa, adat istiadat, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi) membutuhkan sikap dan perilaku
moderasi dalam keberagaman. Sebagaimana dinyatakan (Budiono, 2021) dalam kehidupan
kebangsaan Indonesia yang demikian multikultur, sikap moderasi menjadi sesuatu yang penting
dalam kehidupan bermasyarakat. Kehidupan toleran dapat diwujudkan melalui perilaku
moderasi beragama yang digerakkan para penggerak moderasi beragama. Penggerak moderasi
beragama dapat menjadi model yang dicontoh warga masyarakat, para ASN Kementerian
Agama yang menjadi model moderasi perlu memiliki sikap dan perilaku moderat dalam
kehidupan beragam di masyarakat.
112 Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak)
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
Dalam mengembangkan sikap dan perilaku moderasi beragama di masyarakat, maka
penggerak moderasi beragama secara bersama-sama perlu melakukan penguatan dan gerakan.
Pengembangan sikap moderasi beragama dapat melalui pendidikan, pembimbingan maupun
pelatihan moderasi beragama, sebagaimana Mujizatullah, (2020) dalam penelitiannya bahwa di
madrasah Muhammadiyah Isimu Gorontalo berhasil mendidikkan moderasi beragama melalui
berbagai kegiatan. Demikian juga (Umar et al., 2021) menyatakan bahwa pembelajaran
moderasi beragama dapat dilakukan pada usia dini dengan penguatan aqidah, pendidikan
akhlaq dan pembinaan nilai toleransi melalui pembelajaran, pembiasaan dan pemberian
keteladanan. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pembentukan karakter moderat adalah
faktor lingkungan, faktor pendidikan, dukungan orang tua dan tokoh masyarakat.
Menurut Ali, (2020), keberagaman merupakan sebuah keniscayaan yang sunnatullah.
Dalam kehidupan beragam, untuk mengatur agar tidak terjadi radikalisme, bentrokan adalah
melalui pendidikan Islam yang moderat dan inklusif. Moderasi beragama semakin diperlukan
pada kehidupan masyarakat Indonesia yang multikultur untuk membangun kehidupan
harmonis, toleransi. Indikator moderasi beragama dapat berupa konseptual, praktek dan
manifestasi apa yang penting (Yaakub et al., 2019). Indikator moderasi menurut Ali, (2020)
meliputi aspek pengetahuan, pengalaman, sikap dan perilaku. Sedangkan Indikator sikap
moderasi menurut Akhyar, (2021), Suprapto, (2020),Hosaini & Samsudi, (2020) adalah
kerukunan umat, toleransi, kesetaraan, dan kerjasama. Dalam penelitian ini indikator moderasi
merujuk pada definisi moderasi beragama Kementerian Agama yaitu komitmen kebangsaan,
toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal (Ali, 2020).
Tulisan yang ada terkait moderasi beragama selama adalah tentang pendidikan moderasi
beragama di pondok pesantren, di sekolah dan tentang bagaimana pengelolaan lingkungan
pendidikan yang moderat. Berbeda dengan yang terdahulu, penelitian ini meneliti sikap
moderasi beragama para penggerak penguatan moderasi beragama, mengkaji bagaimana
pandangan peserta terhadap pelatihan moderasi beragama yang telah diselenggarakan. Secara
rinci bagaimana komitmen kebangsaan, tolerasi, sikap anti kekerasan dan akomodatif terhadap
kebudayaan lokal para peserta.
Secara spesifik penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan pelatihan moderasi beragama
dan bagaimana sikap moderasi beragama para ASN penggerak penguatan moderasi beragama
Kementerian Agama Jawa Timur. Tujuan penelitian ini secara spesifik ingin melakukan evaluasi
pelaksanaan pelatihan moderasi beragama Balai Diklat Keagamaan Surabaya dan bagaimana
sikap moderasi beragama para penggerak penguatan moderasi beragama ASN Jawa Timur.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memetakan sikap moderasi beragama penggerak
moderasi beragama dan perbaikan penyelenggaraan pelatihan moderasi beragama.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan studi pustaka tentang moderasi beragama. Kajian tentang
konsep moderasi beragama, penentuan obyek penelitian, perancangan instrumen pengumpulan
data, pengumpulan data, analisa data dan pelaporan tentang sikap moderasi beragama guru
madrasah, hambatan dan solusi pendidikan moderasi beragama di madrasah.
Penelitian ini adalah evaluasi penyelenggaraan pelatihan penggerak penguatan moderasi
beragama dan bagaimana sikap moderasi beragama para ASN penggerak penguatan moderasi
beragama. Obyek penelitian ini adalah penyelenggaraan pelatihan penguatan penggerak
moderasi beragama dan sikap moderasi beragama ASN, meliputi komitmen kebangsaan,
toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Penggerak moderasi
beragama merupakan hal penting dalam menggerakkan moderasi beragama dalam mewujudkan
tujuan program nasional terwujudnya kehidupan damai dan harmonis mayarakat Indonesia yang
multikultural.
Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak) 113
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
Subyek/responden penelitian ini adalah ASN Kementarian agama terdiri Guru Madrasah,
kepala madrasah, penyuluh, penghulu yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Teknik pengumpulan data baik data primer maupun sekunder dilakukan dengan pendekatan
deskriptif. Data diperoleh menggunakan angket dari sumber primer. Informan penelitian ini
diambil secara langsung dan menyeluruh terhadap peserta pelatihan penguatan penggerak
moderasi beragama. Melalui group peserta pelatihan, seluruh peserta dikirimi angket melalui
googleform dan peserta yang mengisi angket secara lengkap dan mengirimkan kembali sebanyak
135 orang ditetapkan sebagai sumber data.
Instrumen pengumpulan data evaluasi penyelenggaraan pelatihan terdiri dari komponen:
Kesesuaian materi pelatihan dengan harapan, Bahan ajar mudah dipahami, Kesesuaian metode
pelatihan dengan materi, Ketercukupan waktu penyelenggaraan pelatihan dengan materi yang
diberikan, Kesigapan penyelenggara dalam melayani peserta dalam proses pelatihan,
Ketercukupan waktu dalam mengerjakan tugas, kuis atau ujian, dan Fasilitas pelatihan mudah
digunakan.
Instrumen sikap moderasi beragama dikembangkan dari variabel moderasi beragama yaitu
komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.
Angket yang digunakan diadopsi dari instrumen yang telah memenuhi kelayakan. Instrumen
disusun mengadopsi skala moderasi beragama yang dikembangkan oleh (Natanael & Ramdani,
2021) yang memenuhi uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan “loading factor” diatas 0.4.
Instrumen moderasi beragama yang digunakan memenuhi prasyarat psikometris, mempunyai
daya beda dan koefisien reliabilitas dari skala moderasi beragama sebesar 0.804 (sangat reliabel)
serta analisis faktor konfirmatori menunjukkan skala memenuhi model fit sebagai alat ukur yang
baik. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka instrumen sikap moderasi ini digunakan untuk
mengukur dan mengidentifikasi sikap moderasi beragama.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara responden dikirimi angket
menggunakan formulir google dan diminta memilih jawaban yang tersedia di formulir google
dan mengisi kolom isian yang tersedia sesuai dengan pengalaman dirinya. Untuk pengumpulan
data tambahan, dilakukan melalui observasi dan wawancara terhadap informan untuk
memperoleh informasi tentang moderasi beragama.
Teknik analisis data penelitian dilakukan dengan mentabulasi data hasil penelitian dengan
berbantuan exel, kemudian dilakukan displai data hasil penelitian. Data selanjutnya dihitung
nilai rata-rata dari setiap pertanyaan, skor rata-rata pertanyaan untuk komponen, skor rata-rata
total maupun prosentase. Data hasil wawancara dianalisis kesesuaiannya dengan variabelvariabel moderasi beragama untuk selanjutnya dilakukan interpretasi dan deskripsi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Responden Penelitian
Profil responden penelitian penguatan penggerak moderasi beragama ASN Kementerian
Agama Propinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Profil responden penelitian
USIA
30 - 40
41 - 50
51 - 60
TOTAL
JUMLAH
21
52
62
135
%
16%
39%
46%
100%
JENIS KELAMIN
JUMLAH
%
114 Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak)
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
Laki-laki
Perempuan
TOTAL
94
41
135
70%
30%
100%
JENJANG
PENDIDIKAN
S-1
S-2
S-3
TOTAL
JUMLAH
80
52
3
135
%
59%
39%
2%
100%
JENIS JABATAN
Guru
Kepala Madrasah
Penyuluh
Penghulu/Kua
TOTAL
JUMLAH
52
10
28
45
135
%
39%
7%
21%
33%
100%
AGAMA
Islam
Katolik
Protestan
Hindu
TOTAL
JUMLAH
131
1
1
2
135
%
97%
1%
1%
1%
100%
LOKASI
Probolinggo
Situbondo
Lumajang
Jember
Bondowoso
TOTAL
JUMLAH
50
31
30
6
18
135
%
37%
23%
22%
4%
13%
100%
Data profil responden menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia 51–60 tahun.
Responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 70%. Peserta terbanyak dari unsur guru
madrasah dan mayoritas responden beragama Islam.
Hasil Penelitian
Penyelenggaraan pelatihan penguatan penggerak moderasi beragama oleh Balai Diklat
Keagamaan Surabaya ditinjau dari beberapa komponen pelaksanaan peltihan menunjukkan
hasil memuaskan. Hasil kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan adalah
sebagaimana berikut.
Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak) 115
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
Tabel 2. Kepuasan terhadap penyelenggaraan pelatihan
Dari tabel 2 terlihat bahwa komponen penyelenggaraan yang memiliki skor kepuasan
tertinggi adalah (1) Kesigapan penyelenggara dalam melayani peserta dalam proses pelatihan,
(2) Bahan ajar mudah dipahami, (3) Kesesuaian materi pelatihan dengan harapan, (4) Kesesuaian
metode pelatihan dengan materi, (5) Ketercukupan waktu penyelenggaraan pelatihan dengan
materi yang diberikan, (6) Fasilitas pelatihan mudah digunakan (7) Ketercukupan waktu dalam
mengerjakan tugas, kuis atau ujian.
Kepuasan peserta terhadap keseluruhan komponen penyelenggaraan pelatihan
menunjukkan bahwa 71% menyatakan sangat puas, dan 28% menyatakan puas, sebagaimana
grafik 1.
Grafik 1. Kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan
116 Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak)
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
Hasil penelitian tentang sikap moderasi beragama ditinjau dari jenjang kepegawaian,
jenjang pendidikan dan jenis pekerjaannya, adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Skor sikap moderasi beragama ASN
Jenjang
Muda
Dewasa
Tua
Rerata Skor
3,79
3,77
3,68
Pendidikan
S-1
S-2
S-3
Rerata Skor
3,71
3,77
3,84
Jenis ASN
Guru
Penyuluh/Penghulu
Rerata Skor
3,71
3,76
Rerata skor sikap moderasi beragama dari ASN penggerak moderasi beragama setiap
jenjang, usia, maupun pendidikan ASN menunjukkan hasil sikap yang relatif sama, dan rerata
keseluruhan skor sikap moderasi beragama ASN adalah 3,75.
Hasil penelitian terhadap unsur dari sikap moderasi beragama menunjukkan bahwa
komitmen kebangsaan, sikap anti kekerasan dan sikap toleransi para penggerak moderasi
beragama cukup tinggi, sedangkan sikap akomodasi terhadap budaya lokal cukup, sebagaimana
tabel 3 berikut.
Tabel 3. Skor Unsur Sikap Moderasi beragama ASN
Unsur
Komitmen Kebangsaan
Toleransi
Anti Kekerasan
Akomodatif Budaya Lokal
MODERASI BERAGAMA
Rerata
3,77
3,72
3,75
3,49
3,75
Pembahasan
Pelatihan penguatan penggerak moderasi beragama ASN Kementerian Agama Jawa Timur
telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2022. Implementasi penyelenggaraan
pelatihan pada komponen yang tingkat kepuasan peserta masih rendah adalah pada
ketercukupan waktu dalam mengerjakan tugas, kuis atau ujian. Peserta menganggap waktu
kurang mencukupi, karena beberapa tugas pelatihan yang harus diselesaikan peserta. Pada
komponen-komponen penyelenggaraan yang lain telah menunjukkan kepuasan, seperti pada
kesigapan penyelenggara dalam melayani peserta dalam proses pelatihan, bahan ajar mudah
dipahami, kesesuaian materi pelatihan dengan harapan, metode pelatihan dengan materi, dan
fasilitas yang mudah dimanfaatkan.
Moderasi beragama sebagai sikap hidup bermasyarakat-berbangsa-bernegara Indonesia
yang multikultur perlu dimiliki setiap warga Indonesia, yang berguna dalam menciptakan
Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak) 117
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
kehidupan damai. Sikap moderasi beragama yang telah berkembang diharapkan dapat
mewujudkan keharmonisan hidup, kedamaian dan persatuan bangsa.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap moderasi beragama pada setiap individu
ASN berbeda dengan angka yang tipis, sikap moderasi beragama memiliki pola yang hampir
sama. Sikap moderasi beragama menunjukkan skor sedikit beragam jika dilihat dari tingkat
pendidikannya, yaitu bahwa ASN berpendidikan S-3 memiliki skor moderasi beragama yang
lebih tinggi dibandingkan S-2, dan S-1.
Data sikap moderasi beragama para ASN menunjukkan skor unsur-unsur moderasi
beragama juga bervariasi. Skor tertinggi adalah pada komitmen kebangsaan, anti kekerasan dan
toleransi, sedangkan yang terendah adalah sikap akomodatif terhadap budaya lokal.
Sikap moderasi beragama sebagai modal membangun keharmonisan berbangsa perlu
dimiliki setiap individu terutama para penggerak moderasi beragama. Para ASN menyatakan
pentingnya moderasi beragama yaitu untuk membina kerukunan, meningkatkan empati antar
sesama, meningkatkan kemaslahatan umat, menjaga persatuan bangsa, meningkatkan
toleransi-saling menghargai antar individu dan kelompok, serta menciptakan keharmonisan.
Sikap moderasi beragama menurut peserta perlu terus dilatihkan dengan berbagai strategi.
Pelatihan dilaksanakan setiap tahun, dengan waktu yang cukup.
Sikap moderasi beragama para ASN yang bervariasi menunjukkan bahwa terdapat
berbagai faktor pembentuk sikap moderasi, seperti aspek sosial budaya, keyakinan agama,
lingkungan, pendidikan, keluarga dan suku (Agus Akhmadi, 2019). Pembangunan manusia
Indonesia yang bersikap moderat yang saat ini menjadi prioritas program nasional mewujudkan
kehidupan damai di bumi Indonesia dapat dimulai oleh para penggerak moderasi beragama.
Membangun sikap moderasi dimulai dari lingkungan pendidikan baik pendidikan formal di
sekolah, pendidikan informal di keluarga, maupun pendidikan nonformal di masyarakat
(Mujizatullah, 2020). Pendidikan formal dapat menjadi wahana tumbuh kembangnya sikap
moderasi beragama siswa sebagai elemen masyarakat. Pengembangan sikap moderasi melalui
pembelajaran yang mengajarkan konsep moderasi beragama, membiasakan sikap menjunjung
tinggi akhlak mulia mendasarkan pada Islam “rakhmatan lilalamin” (Abdullah Munir, Aisyahnur
Nasution, Abd. Amri Siregar, 2020).
PENUTUP
Simpulan
Penyelenggaraan pelatihan penguatan penggerak moderasi beragama ASN Kementerian
Agama telah dilaksanakan dengan memuaskan.
Sikap moderasi beragama para penggerak moderasi beragama menunjukkan skor tinggi.
Pengembangan sikap moderat perlu dilakukan pelatihan moderasi beragama secara
berkelanjutan.
Rekomendasi
Penyelenggaraan pelatihan penguatan penggerak moderasi beragama perlu penambahan
waktu agar peserta dapat leluasa menguasai subtansi materi moderasi beragama. Pelatihan
dapat menggunakan berbagai strategi dan dapat diperkuat dengan metode diskusi, kerja
kelompok dan karya wisata.
118 Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak)
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Munir, Aisyahnur Nasution, Abd. Amri Siregar, D. (2020). Moderasi Beragama di Era
Disrupsi Digital. In Zigie Utama.
Agus Akhmadi. (2019). Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia Religious Moderation
in Indonesia’S Diversity. Jurnal Diklat Keagamaan, 13(2).
Akhmadi, A. (2020). Evaluasi pelatihan jarak jauh dimasa pandemi. Inovasi, 14(2).
Akhyar, M. (2021). PPIM Rilis Temuan Riset Moderasi Beragama di Universitas Islam.
ppim.uinjkt.ac.id.
Ali, N. (2020). Measuring Religious Moderation Among Muslim Students at Public Colleges in
Kalimantan Facing Disruption Era. INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan.
https://doi.org/10.18326/infsl3.v14i1.1-24
Budiono, A. (2021). Moderasi Beragama dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Surat AlBaqarah : 143). JADID: Journal of Quranic Studies and Islamic Communication.
Fahri, M., & Zainuri, A. (2019). Moderasi Beragama di Indonesia. Intizar.
Hosaini, H., & Samsudi, W. (2020). Menakar Moderatisme antar Umat Beragama di Desa
Wisata Kebangsaan. Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman.
https://doi.org/10.36835/edukais.2020.4.1.1-10
Junaedi, E. (2019). INILAH MODERASI BERAGAMA PERSPEKTIF KEMENAG. Harmoni, 18(2).
https://doi.org/10.32488/harmoni.v18i2.414
Kamali, M. H. (2016). The Indicatios of Wasatiyyah or Moderation in Islam. ICR Journal, 7(2).
https://doi.org/10.52282/icr.v7i2.267
Khatimah, U. (2020). Masyarakat Desa Marannu dalam Konsep Moderasi Beragama di Tengah
Covid-19. In Menyemai Damai dengan Moderasi Beragama.
Mujizatullah, M. (2020). PENDIDIKAN MODERASI BERAGAMA PESERTA DIDIK MADRASAH
ALIYAH MUHAMMADIYAH ISIMU KABUPATEN GORONTALO. EDUCANDUM.
https://doi.org/10.31969/educandum.v6i1.325
Natanael, Y., & Ramdani, Z. (2021). PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN PENGUJIAN PROPERTI
PSIKOMETRI SKALA MODERASI BERAGAMA DI PERGURUAN TINGGI. Tatar Pasundan :
Jurnal Diklat Keagamaan, 15(2). https://doi.org/10.38075/tp.v15i2.227
Nurman, S. N. (2019). Penguatan Islam Moderat di Era Post Truth: Telaah atas Situs Online
Islami.co. Jurnal Al-Aqidah, 11(2).
Suprapto, S. (2020). Integrasi Moderasi Beragama dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan.
https://doi.org/10.32729/edukasi.v18i3.750
Umar, M., Ismail, F., & Syawie, N. (2021). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
MODERASI BERAGAMA PADA JENJANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. EDUKASI: Jurnal
Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan.
https://doi.org/10.32729/edukasi.v19i1.798
Yaakub, M. B. H., Othman, K., & Nazli, N. N. N. (2019). Islamic moderation (Wasatiyyah)
manifestation of practices: An elaboration of its degree of effectiveness. Humanities and
Social Sciences Reviews, 7(1). https://doi.org/10.18510/hssr.2019.7121
Yulianto, R. (2020). Islam Moderat Indonesia (Moderasi Muhammadiyah). Al-Hikmah: Jurnal
Studi Agama-Agama, 6(1).
Zulkifli, Z. (2020). Berkarya Bersama Ditengah Covid-19. IAIN Parepare Press.
Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak) 119
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Vol. 10, No. 1, 2022
120 Agus Akhmadi, Khamim Tohari (Evaluasi Pelatihan Penggerak)
p-ISSN 2620-5009
e-ISSN 2623-1190