Seminar Nasional Pariwisata dan Kewirausahaan (SNPK)
E-ISSN NO: 2829-2006
PENGARUH FERMENTASI RAGI TAPE TERHADAP
KANDUNGAN LIPID AMPAS KUNYIT
Dewi Cakrawati1*, Sri Handayani2, Yatti Sugiarti3, Zahra Azkia4, Nurshabrina
Amalia5
1,2,3,4,5
Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Email Korespondensi: dewicakrawati@upi.edu
ABSTRAK
Produk samping pengolahan kunyit mengandung protein dan lemak sehingga dapat dilakukan penelitian
mengenai karakteristik lipid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lipid pada ampas
kunyit terfermentasi. Metode yang digunakan untuk ekstraksi minyak pada penelitian ini menggunakan
metode soxhlet untuk mengetahui nilai kadar lemak. Selanjutnya dilakukan analisis bilangan asam pada
ampas kunyit. Analisis data yang didapat diolah secara statistik dengan menggunakan t test untuk
mengetahui rata-rata standar deviasi dari dua ulangan sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa
proses fermentasi ampas kunyit tidak berbeda signifikan (P>0,05) terhadap kadar lemaknya. Hal tersebut
juga terjadi pada nilai bilangan asamnya, yaitu analisis t test yang telah dilakukan menunjukkan hasil
bahwa proses fermentasi ampas kunyit tidak berbeda signifikan (P>0,05) terhadap nilai bilangan
asamnya. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bagian dari pengembangan pemanfaatan
ampas kunyit terfermentasi ragi tape
Kata Kunci: ampas kunyit, bilangan asam, fermentasi, kadar lemak
ABSTRACT
Turmeric spent is a by-product of turmeric extraction. Turmeric spent still contain protein and fat
therefore utilization of turmeric spent is expected to increase economic value as well as reducing waste.
Fermentation using mixed culture microorganisms was expected to increase lipid content. This study
aims to investigate the effect of fermentation using ragi tape on lipid content in turmeric spent. The result
shows lipid content in turmeric spent was different before and after fermentation using ragi tape (P ≥ 0.05).
The same result also observed on acid value content in both turmeric spent before and after fermentation
(P ≥ 0.05). Ragi tape contains consortium of microorganisms consist of Aspergillus fungi, yeast
Saccharomyces and lactic acid bacteria. However, these microorganisms appear at low concetration.
Moreover,the function of these microorganisms was not clear. Therefore, the lipid content in turmeric
spent before and after fermentation was different. This result was expected to give better understanding on
the effect of fermentation on fiber source by-product.
Keywords: acid value, fermentation , lipid content, turmeric spent
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati, salah
satunya adalah tanaman obat herbal. Kekayaan keragaman hayati di Indonesia menempati
urutan kedua terbesar di dunia setelah Brazil (Listyana, 2018). Kunyit merupakan salah
satu tanaman rempah yang banyak terdapat di Indonesia yang banyak biasanya
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri jamu, bahan baku industri kosmetik dan bahan
bumbu masak . Menurut Hartati (2013) kunyit dimasukkan dalam daftar prioritas World
Health Organization (WHO) sebagai tanaman obat yang paling banyak dipakai di
605
Seminar Nasional Pariwisata dan Kewirausahaan (SNPK)
E-ISSN NO: 2829-2006
berbagai negara dan sering disebut dalam buku-buku farmasi serta ditulis dalam resep
tradisional maupun resep resmi. Hal ini karena kunyit mengandung banyak senyawa
biokatif seperti kurkumin, minyak atsiri, resin, desmetoksikurkumin, oleoresin, dan
bidesmetoksikurkumin, damar, gum, lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi (Saefudin
dkk (2014); Shan dan Iskandar, 2018).
Senyawa kurkuminoid yang terkandung dalam kunyit memiliki potensi sebagai
antioksidan alami yang telah diteliti sebagai anti inflamasi, antioksidan, antibakteri, dan
kardiprotektif (Helmalia dan Dirpan.,2019). Senyawa kurkumin (diferuloylmethane) (3–
4%) juga merupakan komponen aktif dari kunyit yang berperan untuk menghasilkan
warna kuning (Shan dan Iskandar, 2018). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Trimanto, dkk. (2018), kunyit (Curcuma longa) memiliki nilai kerapatan tertinggi pada
lipid, alkaloid, flavonoid dan tannin dibandingkan dengan temu hitam (Curcuma
aeruginosa) dan temu giring (Curcuma heyneana).
Akibat adanya perubahan gaya hidup back to nature, permintaan tanaman obat
mengalami peningkatan tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia (Salim dan Munadi,
2017). Kunyit biasanya dikonsumsi dengan cara diminum sarinya atau yang biasa diolah
sebagai minuman herbal. Sari kunyit yang diperoleh dari hasil ekstraksi menghasilkan
ampas kunyit. Nur et al., (2016) mengatakan bahwa peningkatan permintaan jamu
meningkatkan permintaan kunyit sehingga produk samping berupa ampas kunyit juga
semakin meningkat. Ridwan et al. (2019) menyatakan produk samping kunyit yang
dihasilkan dapat mencapai 300 kg dalam satu hari. Produk samping pengolahan kunyit
masih mengandung zat-zat yang potensial sebagai sumber nutrisi, yaitu protein, lemak,
karbohidrat dan air (Indah dan Tyas, 2006).
Ampas kunyit masih mengandung bahan-bahan anorganik seperti N(0,884%),
P(0,211%), Ca(0,12%), dan bahan-bahan organic seperti lemak (3,61%), serat kasar
(4,28%), protein (5,524%), abu (8,03%) dan air (15,41%) (Erniasih, & Saraswati, 2006).
Selain menjadi bahan baku jamu, ampas kunyit juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Indrawati, et al. (2015) menyatakan bahwa ampas kunyit mengandung protein dan lemak
yang baik sehingga bisa digunakan juga untuk bahan pakan. Untuk meningkatkan nilai
tambah, ampas kunyit perlu diberikan perlakuan agar kandungannya lebih mudah
diserap oleh tubuh.
Pengaruh dari fermentasi terhadap kunyit liar menggunakan Rhizopus oligosporus
yaitu dapat meningkatkan konsentrasi L-karnitin, kurkumin, demethoxycurcumin,
bisdemethoxycurcumin, asam ferulat, dan senyawa fenolik (Lim et al., 2022). Hanya
sedikit penelitian yang membahas karakteristik lipid dalam produk fermentasi ampas
kunyit. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bagian dari pengembangan
pemanfaatan ampas kunyit terfermentasi ragi tape.
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
bahan utama dan bahan pembantu. Bahan utama terdiri dari ampas minuman herbal
kunyit sebelum fermentasi, ampas minuman herbal kunyit setelah fermentasi, dan pelarut
heksan. Sedangkan bahan kimia yang digunakan yaitu etanol 95%, phenolphthalein,
KOH, aquades, NaOH.
Alat penelitian yang digunakan terdiri dari alat ekstraksi soxhletasi, kertas saring,
606
Seminar Nasional Pariwisata dan Kewirausahaan (SNPK)
E-ISSN NO: 2829-2006
oven, desikator, pipet tetes, erlenmeyer, alat titrasi, timbangan digital, tabung reaksi,
penangas air, beaker glass, dan gelas ukur.
Ekstraksi Minyak
Ekstraksi lemak pada penelitian ini akan menggunakan metode soxhletasi yang
mengacu pada Nilssen (2005). Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven
bersuhu 105°C selama 1 jam. setelah itu labu lemak didinginkan dalam desikator selama
15 menit dan ditimbang (W2). selanjutkan sampel sebanyak kurang lebih 5 gram
dihaluskan kemudian ditimbang (W1) dan dibungkus menggunakan kertas saring yang
dibentuk selongsong (thimble). rangkai alat ekstraksi dan heating mantle, labu lemak,
soxhlet hingga kondensor. sampel kemudian dimasukkan ke dalam soxhlet yang
kemudian ditambahkan pelarut heksan mencukupi 1½ siklus. ekstraksi dilakukan selama
kurang lebih 6 jam sampai pelarut turun kembali melalui sifon ke dalam labu leak
berwarna jernih. Hasil ekstraksi dari labu lemak dipisahkan antara heksan dan lemak hasil
ekstraksi menggunakan rotary evaporator (rpm 50, suhu 69°C). Lemak yang sudah
dipisahkan dengan heksan kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 105°C
selama 1 jam. Labu lemak didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang
(W3) pemanasan dilanjutkan hingga selisih penimbangan hasil ekstraksi terakhir dengan
penimbangan sebelumnya mencapai 0,0002 gram. % kadar lemak dihitung dengan
rumus : % lemak =
Analisis Bilangan Asam
Perhitungan bilangan asam pada lemak dari ampas kunyit dilakukan berdasarkan
metode yang dipaparkan oleh Nilssen (2005). Sebanyak 2 gram sampel ditambahkan
dengan 50 ml etanol 95%. kemudian sampel ditambahkan 3-5 tetes indikator fenolftalein
dan dititrasi dengan KOH 0,1 N hingga warna merah muda tetap dan tidak berubah
selama 15 detik. perhitungan :
Bilangan Asam (mg KOH/g) =
Keterangan:
V
= Volume KOH yang diperlukan dalam penitaran (mL)
T
= Konsentrasi KOH (N)
m
= Berat contoh (gram)
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 kali ulangan.
Respon yang diamati adalah kadar lemak. Hasil analisis diolah secara statistik dengan
menggunakan t test untuk mengetahui rata-rata standar deviasi dari dua ulangan sampel.
Kemudian dilanjutkan dengan uji paired T-test pada taraf α=0.05.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Lemak dan minyak merupakan senyawa organik yang mempunyai satu sifat yang
khas yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik misalnya seperti ether,
benzene, chloroform, dan lain-lain. Sedangkan kadar lemak tersusun dari molekul asamasam lemak. Hasil analisis paired t-test menunjukkan bahwa proses fermentasi
menggunakan ragi tape tidak berpengaruh pada kadar lemak ampas kunyit (P ≥ 0,05).
kadar lemak ampas kunyit berada pada kisaran 1.42-1.72% (Table 1).
607
Seminar Nasional Pariwisata dan Kewirausahaan (SNPK)
E-ISSN NO: 2829-2006
Analisis kadar lemak terbagi menjadi dua cara yaitu cara kering dan cara basah.
Pada penelitian ini analisis kadar lemak menggunakan cara kering yaitu dengan metode
soxhlet. Salah satu cara analisis lemak dengan cara kering yaitu menggunakan metode
Ekstraksi Soxhlet (Sudarmadji dan Haryono, 2007). Metode ekstraksi dengan alat
soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien dalam pengukuran kadar lemak di dalam
bahan pangan karena pelarut yang digunakan mudah di dapat dan pelarut yang digunakan
lebih sedikit serta pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali (Izzati, 2020).
Tabel 1. Kadar lemak ampas kunyit non dan terfementasins
Sampel
Kadar lemak (%bb)
Non-fermentasi
1,72 ± 0,43
fermentasi
1,42 ± 0,06
Hasil analisis ekstraksi kadar lemak ampas kunyit non-fermentasi dan terfementasi
memiliki nilai lebih rendah dari Erniasih dan Saraswati (2006). Faktor yang
mempengaruhi ketelitian analisis lemak dengan metode sokletasi antara lain seperti
ukuran partikel bahan atau contoh sampel, jenis pelarut yang digunakan, waktu ekstraksi
yang dilakukan, dan suhu ekstraksi (Fargiyanti, 2019; Sinaga, 2020).
Table 2 menunjukkan bilangan asam ampas kunyit non-fermentasi dan
terfermentasi menggunakan ragi tape. Hasil analisis menunjukkan bilangan asam pada
ampas kunyit non-fermentasi dan terfermentasi. bilangan asam pada ampas kunyit nonfermentasi dan terfermentasi berada pada kisaran 4.04- 7.76 mg KOH/g sampel.
Tabel. 2 Rataan nilai bilangan asam ampas kunyit non-fermentasi dan terfermentasi
Sampel
Bilangan asam ( mg KOH / g sampel)
Non-fermentasi
4,04 ± 0,91
fermentasi
7,76 ± 3,20
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang digunakan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak
(Munfarida, 2021). Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur dari
minyak atau lemak (Ketaren, 2012). Semakin tinggi kadar asam lemak bebas pada suatu
produk, maka semakin tinggi pula bilangan asamnya (Munfarida, 2021). Menurut
Siahaan (2018), minyak atau lemak dengan pemurnian yang baik dan masa produksi
yang masih baru bilangan asamnya rendah dimana belum terkontaminasi.
Tabel 2. memperlihatkan bahwa nilai bilangan asam pada ampas kunyit
terfermentasi memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan yang non fermentasi.
Tingginya nilai bilangan asam tersebut karena pengaruh proses fermentasi yang
menggunakan ragi. Menurut Munfarida (2021) ragi mampu menghidrolisis molekul
lemak. Hal tersebut didukung oleh pendapat Ketaren (2012) bahwa jamur tersebut
mengeluarkan enzim yang dapat menguraikan trigliserida menjadi asam lemak bebas
dan gliserol.
KESIMPULAN
Fermentasi ragi tape tidak berpengaruh pada kandungan lipid dan bilangan asam
608
Seminar Nasional Pariwisata dan Kewirausahaan (SNPK)
E-ISSN NO: 2829-2006
dari ampas kunyit. Meskipun kapang Aspergillus diduga mengandung protease dan
selulase tetapi karena konsentrasi enzim yang dihasilkan terlalu rendah sehingga tidak
cukup untuk mendegradasi serat kasar dalam ampas kunyit. Kapang Aspergillus diduga
lipase yang dapat meningkatkan bilangan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Erniasih, E., & Saraswati, T. R. (2006). Penambahan limbah padat kunyit (Curcuma
domestica) pada ransum ayam dan pengaruhnya terhadap status darah dan hepar
ayam. BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA, Vol. 14, No. 2,
Mar. 2012. https://doi.org/10.14710/baf.v14i2.2572
Fargiyanti, P. Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak dengan Metode Soxhlet Menggunakan
Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal of Laboratory, 1(2), 29-35.
Ketaren, S. 2012. Minyak dan Lemak Pangan. Pengantar Teknologi. Edisi 1, Cetakkan 1.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Lim, J., Nguyen, T. T. H., Pal, K., Kang, C. G., Park, C., Kim, S. W., & Kim, D. (2022).
Phytochemical properties and functional characteristics of wild turmeric (Curcuma
aromatica) fermented with Rhizopus oligosporus. Food Chemistry: X, 13, 100198.
Listyana, N. H. 2018. Analisis keterkaitan produksi kunyit di Indonesia dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Caraka tani. Journal of Sustainable Agriculture.
33(2), 106-114. doi: http://dx.doi.org/10.20961/carakatani.v33i2.20782
Munfarida, A. (2021). Analisis asam lemak bebas dan bilangan asam pada produk selai
kacang tanah. Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim).
Nielsen, S. S. (Ed.). (1998). Food analysis (p. 630). Gaithersburg: Aspen Publishers.
Saefudin, S., Syarif, F., & Chairul, C. (2014). Potensi antioksidan dan aktivitas
antiproliferasi ekstrak kunyit putih (Curcuma zedoaria Rosc.) pada sel hela.
Widyariset, 17(3), 381-389.
Salim, Z., & Munadi, E. 2017. Info Komoditi Tanaman Obat. Jakarta: Badan
Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia
Sasongko, H., Farid, Y., Alifa, G. R., & Sugiyarto, S. (2016). Pengaruh penambahan
ampas sisa ekstraksi rimpang kunyit (Curcuma domestica val.) terhadap nilai
nutrisi pada formula pakan ternak. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 22(2),
74-77.
Shan, C. Y., & Iskandar, Y. 2018. Studi kandungan kimia dan aktivitas farmakologi
tanaman kunyit (Curcuma longa L.). Farmaka, 16(2)
609