Academia.eduAcademia.edu

Fluktuasi Harga Beras di Kabupaten Tangerang Tahun 2020-2022

2023, Agrisintech

Lalu Solihin1*, Rizal Bachtiar2 ISSN: 2721-8589 (media online) ISSN: 2721-8597 (media cetak) 1 Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Nusa Bangsa, Jl. K.H. Sholeh Iskandar Km. 4, Kota Bogor 16166, Indonesia 2 Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, IPB University. Jl. Raya Dramaga, Kabupaten Bogor, 16680, Indonesia 1 2 lalu.solihin@unb.ac.id rizal.b.ipb@gmail.com * Penulis Korespodensi AGRISINTECH Journal of Agribusiness and Agrotechnology Vol.4, No.2 (2023) FLUKTUASI HARGA BERAS DI KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020-2022 (Analysis of Rice Price Fluctuations in Tangerang Regency 2020-2022) ABSTRACT The price of important food products will influence the level of satisfaction with people's consumption. Satisfaction will determine people's welfare. When prices are high, people's purchasing power weakens and vice versa. Price fluctuations are influenced by nature or the market and government policy intervention factors. The government's role in stabilizing prices rice can be done through various policies, such as fiscal and monetary policies. The aim of this research is to describe rice price data in Tangerang Regency from January to December 2020-2021 and January to April 2022. The analysis method used is descriptive statistical analysis method. The results of the analysis show that price fluctuations influence changes in people's consumption patterns by changing consumption of high quality rice with medium quality rice. Fluctuations in rice prices are influenced by main factors, namely: on the one hand due to the unstable thickness of people's income during the Covid-19 pandemic, on the other hand due to the dependence of the people of Tangerang on rice supplies to the Kramat Utama, Pasar Jati and Pasar Induk Jatiuwung in Tangerang City, so that the price of rice in Tangerang Regency is determined from these two main markets. Keyword: price fluctuation, rice, tangerang regency ABSTRAK Harga produk pangan penting akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumsi masyarakat. Kepuasan akan menentukan kesejahteraan masyarakat. Ketika harga tinggi maka daya beli masyarakat melemah dan sebaliknya. Fluktuasi harga dipengaruhi oleh faktor alam atau pasar dan faktor intervensi kebijakan pemerintah. Peran pemerintah dalam menstabilkan harga beras dapat dilakukan melalui berbagai kebijakan, seperti kebijakan fiskal dan moneter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data harga beras di Kabupaten Tangerang bulan Januari sampai Desember 2020-2021 dan bulan Januari sampai April 2022. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa fluktuasi harga mempengaruhi perubahan pola konsumsi masyarakat dengan mengganti konsumsi beras kualitas tinggi dengan beras kualitas sedang. Fluktuasi harga beras dipengaruhi oleh faktor-faktor utama yaitu: di satu sisi disebabkan oleh fluktuasi pendapatan masyarakat yang tidak stabil pada masa pandemi Covid-19, di sisi lain karena ketergantungan masyarakat Tangerang terhadap pasokan beras ke Kramat utama, Pasar Jati, dan Pasar Induk Jatiuwung di Kota Tangerang, sehingga harga beras di Kabupaten Tangerang ditentukan dari kedua pasar induk tersebut. Kata kunci: beras, fluktuasi harga, kabupaten tangerang PENDAHULUAN Salah satu isu dalam kebijakan pemerintah terhadap komoditas pertanian adalah 70 kebijakan stabilisasi harga pangan serta meminimalkan dampaknya terhadap inflasi.. Menurut (Ellis, 1992) dalam (Ilham & Siregar, 2007), salah satu tujuan kebijakan 71 Agrisintech, Vol.4, No.2 (2023) harga pangan adalah menstabilkan harga pangan agar mengurangi ketidakpastian petani dan menjamin harga pangan yang stabil bagi konsumen dan stabilitas harga di tingkat makro. Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji hubungan antara pendapatan rumah tangga dan konsumsi dalam bentuk elastisitas pendapatan hanya menjelaskan perubahan kuantitas relatif terhadap pendapatan dan mengabaikan pentingnya efek kualitas. Sedangkan (Fayaz, Jan, & Jan, 2014) menghubungkan antara pendapatan rumah tangga dan konsumsi dalam bentuk elastisitas pendapatan yang hanya menjelaskan perubahan kuantitas relatif terhadap pendapatan dan mengabaikan pentingnya efek kualitas.. Menurut (Tomek & Robinson, 1990), harga produk pertanian, khususnya pangan, ditentukan oleh situasi harga pangan di pasar internasional serta ekspektasi masyarakat terhadap pasokan (domestik atau impor) dan permintaan.. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis fluktuasi harga khususnya beras yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat, untuk mengetahui pola fluktuasi yang terjadi di Kabupaten Tangerang dan dampaknya terhadap perubahan fungsi permintaan masyarakat Kabupaten Tangerang. Pengumpulan atau pencatatan data harga beras dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang pada bulan Januari sampai dengan Desember 2020-2021 dan pada bulan Januari sampai dengan April 2022. Sedangkan d Data fluktuasi harga lainnya diambil dari BPS Kabupaten Tangerang, khususnya data resmi. Pengolahan Data Kompilasi data sekunder Melakukan penataan dan penyusunan seluruh data perkembangan harga beras yang telah dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang dari bulan Januari sampai dengan Desember Tahun 2020-2021 dan Januari hingga April 2022. Editing dan Pemeriksaan Dokumen Dokumen dari data perkembangan harga beras yang sudah terkumpul perlu dilakukan proses pemeriksaan dokumen dan editing. Hal terutama guna mengantisipasi jika terdapat data yang ekstrim sehingga perlu dilakukan pemeriksaan. Jika terdapat data yang tidak valid selanjutnya perlu dilakukan konfirmasi dari pihak instansi. Analisis Data METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah data harga beras yang disajikan dalam tabel tahun 2020 hingga 2022. Data sekunder diperoleh dari pencatatan data harga kebutuhan pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kabupaten Tangerang yang dikumpulkan selama tiga tahun terakhir. Metode Pengumpulan Data Penelitian dilakukan selama 2 bulan di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan perkembangan harga beras di Kabupaten Tangerang pada bulan Januari sampai dengan Desember 2020-2021 dan pada bulan Januari sampai dengan April 2022. Analisis fluktuasi harga beras dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dengan pendekatan Year over Year (Yoy). Pendekatan ini digunakan dalam analisis keuangan dan statistik untuk membandingkan kinerja atau data pada periode satu tahun dengan periode tahun sebelumnya. Tujuannya adalah untuk melihat perubahan atau pertumbuhan dalam data tersebut selama periode waktu yang telah Solihin, L., A., Bachtiar R. : Fluktuasi Harga Beras di Kabupaten Tangerang Tahun 2020-2022 (70-76) 72 berlalu. YoY menjelaskan perbandingan suatu angka secara bersamaan pada dua waktu berbeda dalam satu tahun. Periode dasar suatu tahun tidak serta merta berlangsung dari awal bulan Januari sampai akhir bulan Desember pada tahun yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Per Bulan Harga Beras Tahun 2020-2022 Beras Medium Secara umum, kenaikan harga yang terjadi pada suatu komoditas dapat disebabkan oleh beberapa hal. Berikut merupakan beberapa penyebab yang dapat meningkatkan harga dari suatu komoditas, yaitu: jumlah pasokan yang berkurang, data produksi yang tidak akurat, sistem distribusi atau rantai pemasaran yang panjang, serta kenaikan harga terhadap barang-barang input yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi.Pasokan beras yang berkurang dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah terjadinya gagal panen, adanya serangan hama, kualitas gabah yang dihasilkan kurang baik sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.Kondisi tersebut dapat membuat pasokan beras di pasar menjadi berkurang, sementara kebutuhan masyarakat terhadap masyarakat cenderung tetap atau bahkan meningkat karena pertumbuhan Agrisintech, Vol.4, No.2 (2023) penduduk. Oleh karena itu saat pasokan beras bekurang dan permintaan terhadap beras cenderung tetap, maka akan menyebabkan kenaikan pada harga beras.Pada Bulan Maret 2020 terjadi kenaikan harga untuk komoditas beras kualitas medium (Gambar 1). Hal tersebut sejalan dengan informasi yang dikeluarkan oleh (BPS, 2020) menyatakan bahwa kenaikan harga beras juga dipengaruhi oleh rata-rata harga gabah selama Agustus 2020. Gabah juga tercatat naik sebesar 0,45 persen di tingkat penggilingan menjadi Rp 4.905 per kilogram (Ulya, 2020). Tahun 2021, harga beras medium mengalami peningkatan sejak Bulan Februari. Peningkatan harga ini diduga karena dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi, dimana beras medium juga menjadi beras pilihan pemerintah dalam menyediakan bantuan sosial di masa pandemi.Beras medium sesuai dengan standar dan aturan pemberian bantuan pangan non tunai.Harga beras pada bulan Mei mengalami penurunan menjadi Rp10.800 per kilogram, dan turun lagi pada Bulan Desember penurunan ini dipicu oleh kebijakan impor yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kurangnya pasokan beras. Beras Premium Harga beras premium pada tahun 2020 dibuka dengan harga tinggi, kemudian terjadi penurunan harga dari bulan Februari, dan Sumber: olahan data primer, Disperindag (2022) Gambar 1. Fluktuasi harga beras medium (Rp/Kg) Tahun 2020-2022 Solihin, L., A., Bachtiar R. : Fluktuasi Harga Beras di Kabupaten Tangerang Tahun 2020-2022 (70-76) 73 Agrisintech, Vol.4, No.2 (2023) Sumber: olahan data primer, Disperindag (2022) Gambar 1. Fluktuasi harga beras premium (Rp/Kg) Tahun 2020-2022 sedikit mengalami kenaikan pada Bulan Maret, setelah itu terjadi penurunan harga hingga titik harga terendah pada Bulan Mei sebesar Rp11.500 per kilogram, kemudian sedikit mengalami kenaikan pada Bulan Juni menjadi Rp11.400 per kilogram, kemudian naik lagi pada Bulan November menjadi Rp. 11.500 per kilogram. Tahun 2021 berikutnya harga beras premium dibuka dengan harta lebih rendah dibandingkan dengan harga pada bulan berikutnya. Fluktuasi harga beras premium lebih dipengaruhi oleh permintaan terhadap beras premium dimasa pandemi covid-19. Menurut catatan (BPS, 2020) harga rata-rata untuk beras dengan kualitas premium di tingkat penggilingan sebesar Rp9.788 per kilogram. Guncangan pandemi Covid-19 yang masih terjadi tahun 2021, berpengaruh terhadap persediaan beras bagi masyarakat. Beras medium lebih banyak dipilih masyarakat dibandingkan beras premium karena harganya yang relatif lebih murah dengan kandungan gizi utama yang sama.Tahun 2021, harga beras medium mengalami peningkatan pada bulan Maret menjadi Rp10,571 per kilogram dimana sebelumnya hanya Rp10,286 per kilogram di bulan Februari. Peningkatan harga ini diduga karena dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi, dimana beras medium juga menjadi beras pilihan pemerintah dalam menyediakan bantuan sosial di masa pandemi.Harga beras mengalami stagnasi di level Rp19,571 per kilogram dari Bulan Maret hingga Bula Mei, hal ini diduga adanya permintaan yang tetap tinggi meskipun pemerintah sudah melakukan kebijakan impor untuk mengatasi kurangnya pasokan beras.Kebijakan impor di masa panen raya ini ditakutkan petani akan mengganggu harga yang diterima petani, namun dalam menjaga ketersediaan beras maka pemerintah tetap menggalakkan impor. Perkembangan Per Tahun Harga Beras Tahun 2020-2022 Beras Medium Menurut Rachmawati (2023), Pengeluaran per kapita sebulan di Provinsi Banten pada tahun 2022 didominasi untuk bukan makanan yaitu sebesar 48,75 persen. Lebih khusus untuk Kabupaten Tangerang, pengeluaran untuk kelompok makanan pada tahun 2021 sebesar 53,59 persen, dan sebesar 46,41 persen untuk pengeluaran non makanan. Sedangkan pada tahun 2022 komposisi pengeluaran untuk makanan sedikit meningkat menjadi 55,59 persen, dan sebesar 44,41 persen untuk pengeluaran non makanan. Jika dibandingkan dengan pola pengeluaran secara nasional maka persentase Solihin, L., A., Bachtiar R. : Fluktuasi Harga Beras di Kabupaten Tangerang Tahun 2020-2022 (70-76) 74 pengeluaran makanan penduduk Provinsi Banten sedikit lebih tinggi, di mana persentase pengeluaran untuk makanan secara nasional sebesar 50,14 persen sedangkan Provinsi Banten sebesar 51,25 persen.Harga beras medium pada tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan harga beras medium pada tahun 2021. Namun pada tahun 2022 ada kecendrungan meningkat dari tahun 2021, namun harga beras medium pada tahun 2022 masih lebih rendah dibandingkan dengan harga beras tahun 2020 (Gambar 3). Agrisintech, Vol.4, No.2 (2023) Beras Premium Begitu juga dengan harga beras premium pada tahun 2022 ini ada kecenderungan menurun, atau lebih rendah dibandingkan dengan harga beras premium pada tahun 2021 (Gambar 4). Pada Januari 2022, harga ratarata beras dengan kualitas premium di tingkat penggilingan sebesar Rp9.824 per kilogram. Sedangkan harga beras dengan kualitas medium di tingkat penggilingan sebesar Rp9.381 per kilogram. Dengan demikian, harga rata-rata beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp9.038 per kg atau naik sebesar 1,68 persen (Yanwardhan, 2022). Sebaliknya, dengan meningkatnya angka pendapatan masyarakat akan mendorong rumah tangga tersebut untuk memilih beras dengan kualitas yang lebih baik yang tercermin dari harga yang semakin mahal. Sehingga pengeluaran rumah tangga untuk mengkonsumsi beras juga semakin besar. Pembentukan Harga Komoditas Beras Medium Sumber: olahan data primer, Disperindag (2022) Gambar 3. Fluktuasi per tahun harga beras medium (Rp/Kg) Tahun 2020-2022 Sumber: olahan data primer, Disperindag (2022) Gambar 4. Fluktuasi per tahun harga beras premium (Rp/Kg) Tahun 2020-2022 Solihin, L., A., Bachtiar R. : Fluktuasi Harga Beras di Kabupaten Tangerang Tahun 2020-2022 (70-76) Pembentukan harga komoditas pertanian ditentukan dari beberapa faktor, yaitu harga beli komoditas, biaya transport, biaya penyusutan, biaya transaksi, dan keuntungan. Harga tersebut setelah ditambahkan dengan margin dan biaya-biaya operasional pedagang (Tabel 1). Sebelum beras medium sampai ke konsumen akhir, beras yang dibeli oleh masyarakat yang dianalisis dalam kajian ini mulai dari dari tingkatan pedagang antar kota/provinsi, kemudian pedagang grosir (pasar induk Kota Tangerang), lalu ke pedagang pengecer.Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa harga pembelian beras dari pedagang antar kota sebesar Rp8.700 per kilogram. Pedagang antar kota menjual beras kepada pedagang grosir di tingkat pasar induk dengan harga perolehan sebesar Rp9.300 per kilogram, sehingga diperoleh harga jual beras di tingkatan grosir sebesar Rp10.200 per Agrisintech, Vol.4, No.2 (2023) Tabel 1.Faktor pembentuk harga komoditas beras medium No Uraian Margin Share (Rp/kg) (%) 1 Pedagang antar kota/provinsi a. harga beli 8,700 93.55 b. Margin pemasaran -biaya transaksi 300 3.23 -biaya penyusutan 100 1.08 produk -keuntungan 200 2.15 c. Harga jual 9,300 100 2 Pedagang grosir/Pasar Induk Kota Tangerang a. harga beli 9,300 91.18 b. Biaya pemasaran - biaya transaksi 400 3.92 - biaya penyusutan 200 1.96 produk - keuntungan 300 2.94 c. Harga jual 10.200 100 3 Pedagang pengecer a. harga beli 10.200 92.73 b. Biaya pemasaran - biaya transaksi - biaya penyusutan 400 3.64 produk - keuntungan 400 3.64 c. Harga jual 11.000 100 Sumber: olahan data sekunder (2022) kilogram. Dari pedagang grosir menjual beras ke pengecer dengan harga Rp10.200 per kilogram, dari pengecer sebelum dijual kekonsumen akhir, pengecer menambahkan biaya penyusutan sebesar Rp400 per kilogram dan ditambah keuntungan sebesar Rp400 per kilogram, sehingga ditetapkan harga jual kepada konsumen sebesar Rp 11.000 per kilogram. Beras Premium Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang beras didapatkan untuk harga beras medium sebesar Rp11.200/kg. Adapun pembentuk harga dari komoditas beras tersebut ditampilkan pada Tabel 2.Sebelum beras medium sampai ke konsumen akhir, beras yang dibeli oleh masyarakat, mulai dari dari tingkatan pedagang antar kota/provinsi, 75 Tabel 2. Faktor Pembentuk Harga Komoditas Beras Premium No Uraian Margin Share (Rp/kg) (%) 1 Pedagang antar kota/provinsi a. harga beli 9600 95 b. Biaya pemasaran - biaya transaksi 200 2 - biaya penyusutan 100 1 produk - keuntungan 200 2 c. Harga jual 10.100 100 2 Pedagang grosir/Pasar Induk Kota Tangerang a. harga beli 10.100 94 b. Biaya pemasaran - biaya transaksi 300 3 - biaya penyusutan 100 1 produk - keuntungan 200 2 c. Harga jual 10.700 100% 3 Pedagang pengecer a. harga beli 10.700 96 b. Biaya pemasaran - biaya transaksi 200 2 - biaya penyusutan 100 1 produk - keuntungan 200 2 c. Harga jual 11.200 100 Sumber: olahan data sekunder (2022) kemudian pedagang grosir (pasar induk Kota Tangerang), lalu ke pedagang pengecer. Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa harga pembelian beras dari pedagang antar kota sebesar Rp9.600 per kilogram. Kemudian pedagang antar kota menjual beras kepada pedagang grosir di tingkat pasar induk dengan harga perolehan sebesar Rp10.100 per kilogram, dan keuntungan sebesar Rp200 per kilogram, sehingga diperoleh harga jual beras di tingkatan grosir sebesar Rp10.700 per kilogram. Dari pedagang grosir menjual beras ke pengecer dengan harga Rp10.700 per kilogram, dari pengecer sebelum dijual kekonsumen akhir, pengecer menambahkan biaya penyusutan sebesar Rp100 per Solihin, L., A., Bachtiar R. : Fluktuasi Harga Beras di Kabupaten Tangerang Tahun 2020-2022 (70-76) 76 kilogram dan ditambah keuntungan sebesar Rp. 200 per kilogram, sehingga ditetapkan harga jual kepada konsumen sebesar Rp. 11.200 per kilogram. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Beras kelas medium dan beras kelas premium memiliki pola fluktuasi yang sama, hanya saja beras medium lebih tahan terhadap guncangan harga dibandingkan dengan beras premium.Fluktuasi harga beras dipengaruhi oleh ketergantungan masyarakat tangerang terhadap pasokan beras dari pasar induk Kramat Jati dan Pasar Induk Jatiuwung Kota Tangerang, sehingga harga beras di Kabupaten tangerang ditentukan dari kedua pasar induk tersebut. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tangerang dalam pengendalian harga komoditas beras; membentukan pasar induk Kabupaten Tangerang sebagai tempat kontrol harga pangan; serta meningkatkan Tupoksi Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja untuk dapat ikut pengendalian harga. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Harga Produsen Beras di Penggilingan 2020. Solihin, L., A., Bachtiar R. : Fluktuasi Harga Beras di Kabupaten Tangerang Tahun 2020-2022 (70-76) Agrisintech, Vol.4, No.2 (2023) [Disperindag] Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2022). Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang dari bulan Januari sampai dengan Desember Tahun 2020-2022. Ellis, F. (1992). Agricultural Policies In Developing Countries. Cambridge University Press. Cambridge. Fayaz, M., Jan, A., & Jan, D. (2014). Quality elasticity of vegetable consumption in Pakistan: a comparison of urban and rural household. . Sarhad Journal of Agriculture., 30 (4):451. Ilham, N., & Siregar, H. (2007). Dampak Kebijakan Harga Pangan Dan Kebijakan Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi Makro. Jurnal Agro Ekonomi. Rachmawati, F. W. (2023). Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Provinsi Banten 2022. Serang: BPS Provinsi Banten. Tomek, W., & Robinson, K. (1990). Agricultural Product Prices, 3rd ed. London: Cornell University Press. Ulya, F. N. (2020). Harga Beras Semua Kualitas Naik. Jakarta: Kompas.Com. Yanwardhan, E. (2022). Harga Beras Naik di Awal Tahun, Ini Daftarnya. Diunduh 10 Agustus 2022 dari https://www.cnbcindonesia.com/news/ 20220202142252-4-312334/hargaberas-naik-di-awal-tahun-ini-daftarnya