Academia.eduAcademia.edu

Identifikasi Kapang

PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM XII Kelompok: 2 Nama: Adita Novianti B04140056 (aditnovianti@gmail.com) Irfan Prasetia B04140059 (prasetiaramond@yahoo.co.id) Alif Nur Muhamad Muria B04140055 (ryanrocket16@gmail.com) IDENTIFIKASI KAPANG Teknik Riddel Uraian Teori Identifikasi isolat kapang dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu pengamatan kapang secara makroskopis yang meliputi pengamatan terhadap warna dan bentuk koloni. Tahap kedua yaitu pengamatan secara mikroskopis dengan membuat slide kultur menurut Riddle (Teknik Riddle). Pengamatan mikroskopis dilakukan untuk mengetahui struktur kapang berupa bentuk hifa dan ukuran konidia (Hamdiyanti 2012). Alat yang digunakan untuk teknik Riddle adalah cawan petri, kaca objek, cover glass, dan batang penahan berbentuk segitiga. Blok agar dari media SDA berukuran kira-kira 1cm3 diletakan di atas kaca objek. Isolat kapang ditanam dengan cara menempelkan isolat pada kedua sisi blok agar. Blok agar ditutup dengan cover glass lalu ditutup cawan petri. Cara mengamati isolat kapang yang sudah tumbuh, yaitu dengan mengambil cover glass isolat kapang dan ditempelkan ke kaca objek yang telah ditetesi LPCB (lactophenol cotton blue) kemudian di amati di bawah mikroskop. Cara lain juga dapat dilakukan dengan menekan blok agar memakai cover glass yang baru. Sebelum ditekan, isolat ditetesi LPCB terlebih dahulu. Pewarna yang sering digunakan untuk mewarnai kapang umumnya menggunakan Lactophenol cotton blue atau LCB. Pewarnaan dengan pewarna ini akan menampilkan kapang dengan warna biru cerah sehingga akan terlihat lebih jelas bagian-bagian dari kapang baik hifa, spongarium, konidium dan lain sebagainya. LCB juga akan menampilkan bentuk- bentuk dari spora sehingga akan memudahkan dalam mengidentifikasi kapang yang teramati. Pewarna yang sesuai untuk mewarnai khamir umumnya menggunakan methylen blue yang dapat membedakan sel mati dengan warna biru karena rusaknya membran sel sehingga permeabilitasnya rusak dan methilen blue akan masuk kedalam sel yang menjadikan sel berwarna biru sedangkan sel hidup pada khamir ditunjukkan dengan warna transparannya karena membran sel masih berfungsi dalam permeabilitas membrannya sehingga methylene blue tidak masuk ke dalam sel (Hadioetomo dan Ratna 2003). Hasil Pengamatan Isolat Penicillium sp. Pengamatan Sumber https://www.pinterest.com Keterangan: Konidiofora Septa Konidia Metulae (Fialid tidak terlihat) Isolat Aspergillus niger Pengamatan Sumber: www.inspq.qc.ca Keterangan: Konidiofora Konidiospora (Vesikel dan Fialid tidak terlihat karena konidiospora lebat) Isolat Aspergillus fumigatus Pengamatan Sumber http://thunderhouse4-yuri.blogspot.co.id Keterangan: Konidiofora Vesikel Konidiospora (Fialid tidak terlihat, karena tertanam di dalam vesikel) Isolat Fusarium sp. Pengamatan Sumber: http://thunderhouse4-yuri.blogspot.co.id Keterangan: Mikrokonidia Makrokonidia Isolat Rhizopus sp. Pengamatan Sumber: http://thunderhouse4-yuri.blogspot.co.id Keterangan: Rhizoid Stolon Sporangiophore Sporangium & Colllumella Sporangiospora Pengamatan Koloni Kapang Uraian Teori Koloni Penicillium sp. mempunyai permukaan seperti beludru (velvety) hingga seperti kapas. Pigmen berwarna hijau biru pucat dan warna akan semakin gelap bila berumur tua. Sebalik koloni berwarna kekuningan atau cokelat kekuningan. Lebatnya konidiofor yang terbentuk meyebabkan koloni mirip kulit yang keras (Gandjar 2000). Kapang genus Aspergillus memiliki ciri hifa yang selalu berseptum (Gandjar et al 2006) mudah ditemukan di tanaman yang sudah membusuk dan hidup saprofit di alam bebas. Kapang ini dapat membentuk koloni dan membuat suatu penyakit di jaringan inangnya (Jawetz et al 1996). Koloni Aspergillus fumigatus berwarna hijau tua karena lebatnya konidiofor yang terbentuk dari miselium aerial. Spesies ini dapat tumbuh pada suhu yang cukup tinggi yaitu 55ºC dan pada tekanan oksigen yang rendah. Aspergillus fumigatus bersporulasi dengan lebat dan bersifat patogen (Gandjar 2000). Koloni Aspergillus niger pada medium SDA terdiri dari suatu lapisan basal yang kompak berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan konidiofor yang lebat berwarna cokelat tua hingga hitam (Gandjar 2000). Lapisan konidiospora yang tebal cenderung memisah seiring bertambahnya umur kapang (Gandjar et al 2006). Koloni Fusarium sp tumbuh melingkar dan menyebar ke segala arah memenuhi cawan petri. Menurut Gandjar (2000) miselia aerial tampak jarang atau banyak seperti kapas kemudian menjadi seperti beludru. Miselia aerial berwarna putih dan biasanya merah muda agak keunguan dan warna tampak lebih kuat yaitu violet di bagian tengah. Sebalik koloni berwarna kekuningan hingga keunguan. Rhizopus sp. merupakan kapang yang dapat mengolah kacang kedelai menjadi tempe dan dapat menghasilkan enzim amilase (Dewi et al 2004). Rhizopus sp dapat tumbuh di media seperti sabouraud dextrose agar. Tampak stolon yang panjang jika dilakukan pengamatan secara mikroskopik (Gandjar et al 2006). Koloni Rhizopus sp. berwarna abu- abu kecokelatan dan mencapai tinggi kira- kira 1mm (Gandjar 2000). Hasil Pengamatan Isolat Penicillium sp. Pengamatan: tampak depan Pengamatan: tampak belakang www.studyblue.com Keterangan: Pertumbuhan : cepat Warna/ Pigmen : abu- abu, hijau kebiruan, hijau tua, dengan tepi putih. Sebalik koloni berwarna kuning kecoklatan Tekstur : velvety- powdery Topografi : rugose atau flat Media : Sabouraund dextrose agar (SDA) Pembahasan Berdasarkan sifat koloni Penicillium sp. tergolong koloni yang tumbuh cepat. Permukaan koloni berwarna abu- abu, hijau kebiruan, hijau tua, dan putih pada bagian tepi. Sebalik koloni berwarna kuning kecokelatan. Tekstur seperti beludru (velvety) hingga powdery. Topografi/ permukaan koloni yang terbentuk mempunyai alur radial seperti ruji- ruji ban sepeda yang berpusat di tengah (rugose). Alur radialnya memiliki permukaan rata/ datar (flat). Media yang digunakan untuk biakan Penicillium sp adalah Sabouraund dextrose agar (SDA). Isolat Aspergillus niger Pengamatan: tampak depan Pengamatan: tampak belakang www.mycology.adelaide.edu.au Keterangan: Pertumbuhan : cepat Warna/ Pigmen : hitam dengan tepi kuning. Sebaik koloni berwarna kuning Tekstur : granular (powdery) Topografi : rugrose Media : Sabouraund dextrose agar (SDA) Pembahasan Koloni Aspergillus niger tumbuh cepat dan berwarna hitam pada bagian permukaan Bagian basal/ sebalik koloni berwarna kuning. Koloni Aspergillus niger menghasilkan sejumlah besar konidiospora sehingga bertekstur granular. Topografi tampak seperti ruji-ruji ban sepeda yang mempunyai alur radial berpusat di tengah (rugose). Media yang digunakan untuk pertumbuhan koloni Aspergillus niger adalah Sabouraund dextrose agar (SDA). Isolat Aspergillus fumigatus Pengamatan: tampak depan Pengamatan: tampak belakang Sumber: http://www.mold.ph Keterangan: Pertumbuhan : cepat Warna/ Pigmen : hijau kebiruan- hijau tua dengan tepi putih. Sebalik koloni berwarna putih tulang Tekstur : velvety- granular Topografi : crateriform Media : Sabouraund dextrose agar (SDA) Pembahasan Pertumbuhan koloni kapang Aspergillus fumigatus tergolong cepat. Koloni berwarna hijau kebiruan sampai hijau tua dengan tepi putih dan sebalik koloni berwarna putih tulang. Tekstur seperti beludru (velvety) dan permukaan koloninya tampak seperti ada tonjolan yang kasar sehingga tampilanya seperti beludru yang kasar (granular). Topografi crateriform karena terlihat seperti gunung berapi. Isolat Fusarium sp. Pengamatan: tampak depan Pengamatan: tampak belakang http://thunderhouse4-yuri.blogspot.ca/2012/06/fusarium-oxysporum.html Keterangan: Pertumbuhan : cepat Warna/ Pigmen : pink- violet/ ungu. Sebalik koloni berwarna kuning kecokelatan- violet gelap Tekstur : velvety- cottony Topografi : folded Media : Sabouraund dextrose agar (SDA) Pembahasan Secara makroskopis berdasarkan sifat koloni, kapang Fusarium sp. tumbuh cepat, berwarna terang, dan miselium seperti kapas. Warna/ pigmen terang yang dihasilkan berwarna merah muda/ pink di tepi dan kemudian menjadi gelap ditengah (violet). Tekstrur koloni terlihat halus seperti beludru (velvety) sampai seperti kapas (cottony). Hifa tampak kusut sehingga tofografi/ permukaan koloni disebut folded. Media yang digunakan untuk pembiakan adalah Sabouraund dextrose agar (SDA). Isolat Rhizopus sp. Pengamatan: tampak depan Pengamatan: tampak belakang Sumber: landariwulan.blogspot.com Keterangan: Pertumbuhan : cepat Warna/ Pigmen : putih, sebalik koloni berwarna putih krem Tekstur : cottony Topografi : folded Media : Sabouraund dextrose agar (SDA) Pembahasan Rhizopus sp. berdasarkan sifat koloni tumbuh cepat dalam beberapa hari. Koloni seperti kapas (cottony) dengan warna putih dengan yang diisolasi dari tempe tumbuh memebentuk koloni berwarna putih keabu- abuan. Sebalik koloni berwarna putih krem. Koloni tumbuh pada media SDA dalam waktu 2-4 hari sehingga tergolong pertumbuhan cepat. Koloni yang tumbuh memenuhi seluruh cawan petri. Tekstur yang terlihat yaitu cottony dengan hifa yang tampak kusut. Tofografi/ permukaan koloni mempunyai alur yang berlekuk- lekuk tidak teratur atau disebut folded. Daftar Pustaka Dewi C et al. 2004. Produksi gula reduksi oleh Rhizopus Oryzae dari substrat bekatul. Jurnal Bioteknologi. 2(1): 21-26. Gandjar I, Samson RA, Tweel-Vermeulen Kvd, Oetari A, Santoso I. 2000. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Edisi Pertama. Jakarta(ID): Yayasan Obor Indonesia. Gandjar I, Sjamsuridzal W, Octari A. 2006. Mikologi: Dasar dan Terapan. Jakarta(ID): Yayasan Obor Indonesia. Hadioetomo dan Ratna S. 2003. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Hamdiyati Y. 2012. Cara Membuat Slide Culture. [internet] [10 Desember 2015]. http://file.upi.edu. Jawetz E, Melnick, Adelberg. 1996. Microbiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta(ID): EGC.