TABEL VOLUME BATANG DI BAWAH PANGKAL TAJUK POHON KERUING
(Dipterocarpus acutangulus) DI LABANAN BERAU KALIMANTAN TIMUR
(Clearbole Volume Table of Keruing (Dipterocarpus acutangulus)
in Labanan Berau, East Kalimantan)
Oleh/By :
Abdurachman
Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
ABSTRACT
In all system of forest managements, stocktaking activity constitutes important thing to know the
potential of stands. One of activities in forest stocktaking is measurement for stand mass estimation.
The result is table of volume where if done by field tree measurements require time and there are many
cost. These local clearbole volume tables were constructed with the aim to the improvement of stand
volume estimation of Keruing (Dipterocarpus acutangulus) in Labanan, Berau Distric, East
Kalimantan. It was based on 77 selected sample trees taken from the field, which latter was analyzed
by using the statistical formulas. The result of analysis showed that the regression equations used for
volume were log V = -3.7914 + 2.4022 log d with standard error of 0.1179, Correlation coefficient (r)
0.9815, agregatif deviation (SA) -1.86% and average deviation (SR) 3.21%.
Key Words : Diameter, Volume table, Keruing (Dipterocarpus acutangulus).
ABSTRAK
Dalam semua sistem pengelolaan hutan, kegiatan inventarisasi merupakan hal yang penting untuk
mengetahui potensi tegakan. Salah satu kegiatan dalam inventarisasi hutan adalah pengukuran untuk
penaksiran massa tegakan. Hasil berupa tabel isi dimana jika dilakukan pengukuran pohon secara
langsung memerlukan waktu dan biaya yang banyak. Tabel volume batang dibawah pangkal tajuk
dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan taksiran dari volume Dipterocarpus acutangulus di
Labanan Berau, Kalimantan Timur. Sebanyak 77 sampel pohon model diambil dari areal penelitian.
Analisis data menggunakan rumus-rumus statistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa persamaan
yang digunakan adalah Log V = -3,7914 + 2,4022 log d dengan kesalahan baku 0,1179, koefisien
korelasi (r) 0,9815, simpangan agregatif -1,86% dan simpangan rataan (SR) 3,21%.
Kata Kunci : Diameter, Tabel volume, Dipterocarpus acutangulus.
31
JURNAL PENELITIAN DIPTEROKARPA
Vol. 6 No. 1, Juni 2012
I. PENDAHULUAN
Pada kegiatan pengelolaan hutan diperlukan suatu perencanaan hutan yang mantap, cermat dan
terkendali sehingga diperoleh hasil yang maksimal dan lestari. Sehubungan dengan hal itu
inventarisasi hutan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan hutan yang paling penting. Hal ini
karena data hasil inventarisasi tersebut dipakai sebagai dasar utama di dalam pemanfaatan hutan yang
dilakukan.
Salah satu kegiatan dalam inventarisasi hutan adalah pengukuran untuk penaksiran massa tegakan
yang berupa tabel isi dimana jika dilakukan pengukuran pohon secara langsung memerlukan waktu
serta biaya yang banyak. Dalam kegiatan inventarisasi hutan untuk penaksiran massa tegakan,
diperlukan perangkat kuantitatif berupa model pendugaan volume atau tabel volume pohon yang
valid. Pengukuran volume tegakan dapat dilakukan secara langsung pada pohon, tetapi memerlukan
waktu, tenaga dan biaya yang besar. Dari aspek lain, penyusunan perencanaan hutan dan pengaturan
hasil juga memerlukan tersedianya tabel volume lokal (tarif) yang berlaku pada daerah pengelolaan
hutan tersebut.
Tujuan dari penyusuanan tabel ini adalah untuk meningkatkan ketelitian dan keseksamaan dari
hasil inventarisasi massa tegakan dari jenis pohon yang bersangkutan. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dipergunakan dalam pelaksanaan timber cruising di lapangan bagi keperluan penyusunan
rencana-rencana pengusahaan hutan setempat.
II. RISALAH JENIS
Pohon keruing (Dipterocarpus acutangulus) adalah salah satu jenis dari famili Dipterocarpaceae.
Secara geografis penyebaran spesies berada di Peninsular Malaysia dan Borneo. Secara ekologi
tumbuhan daerah tanah berpasir dan lempung berpasir pada habitat hutan di dataran rendah atau
bukit-bukit dan pegunungan sampai ketinggian 1.000 m. Pohon Dipterocarpus acutangulus memiliki
kayu keras, bisa mencapai ketinggian melebihi 60 meter dengan banir yang rendah dan diameter
mencapai >130 cm (Soerianegara dan Lemmens, 1994).
Sebagaimana jenis dari keruing lainnya kegunaan kayu dari jenis ini adalah untuk konstruksi
medium dan berat. Kontruksi bangunan, lantai, karoseri, bangunan pelabuhan, perkapalan dan
bantalan kereta api. Selain itu digunakan juga untuk pembuatan veneer dan kayu lapis (Soerianegara
dan Lemmens, 1994; Martawijaya dkk, 1981).
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Secara geografis, lokasi penelitian terletak pada posisi 1o 45'-2o10' LU dan 116o 57'-117o 27' BT.
Berdasarkan data iklim Stasiun Bandara Kalimarau Tanjung Redeb Kabupaten Berau, rata-rata curah
hujan tahunan 2.404 mm. Bulan kering terjadi pada bulan Agustus dan September, sedangkan bulan
32
TABEL VOLUME BATANG DI BAWAH PANGKAL TAJUK POHON KERUING (Dipterocarpus acutangulus) DI LABANAN
Abdurachman
basah terjadi pada bulan Desember dan Januari. Tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951)
lokasi penelitian memiliki nilai Q = 16,17% tergolong tipe iklim B (Q = 14,3-33,3%), sementara di
bagian selatan memiliki nilai Q = 4,20% termasuk tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata 2.5003.000 mm per tahun. Suhu udara maksimum 35oC terjadi pada bulan September dan Nopember dan
terendah 33oC pada bulan Januari. Suhu udara minimum tertinggi 22oC terjadi pada bulan Mei dan
Juni dan minimum terendah 21oC terjadi pada bulan Februari dan Agustus. Jenis tanah didominasi
oleh Podsolik Haplik (Typic Paleudults) dan Podsolik cromik (Typic Hapluduts). Tanah-tanah
tersebut memiliki tekstur lempung, lempung liat berpasir hingga lempung berliat dan liat berwarna
coklat kekuning-kuningan dengan struktur gumpal tak bersudut hingga bersudut. Drainase sedang
hingga baik dan kedalaman efektif adalah >100 cm. Topografi daerah ini memiliki tingkat kelerengan
ringan atau datar. Kondisi tersebut meliputi 36% dari luas areal, sedangkan luas kawasan lainnya
dicirikan dengan kondisi kelerengan curam yang meliputi 25% dari luas areal. Kelerengan lebih dari
40% meliputi 5,58% dari luas wilayah pengelolaan hutan Labanan yang dikatagorikan sangat curam
(Anonim, 1999).
Menurut Sist dan Saridan (1998), pada areal ini terdapat sebanyak 76 spesies Dipterocarpaceae
yang terdiri dari Anisoptera dua jenis, Cotylelobium satu jenis, Dipterocarpus 15 jenis, Dryobalanops
satu jenis, Hopea tujuh jenis, Parashorea dua jenis, Shorea 38 jenis, Vatica 10 jenis. Suku lainnya
Euphorbiaceae, antara lain: Elateriospermum tapos, Chaetocarpus castanocarpus, Drypetes kikir,
Koilodepas brevipes dan Baccaurea spp. Dari suku Sapotaceae diantaranya adalah Madhuca spp. dan
Palaquium spp. ; Myristicaceae di antaranya Knema spp. dan Horsfieldia spp. ; Burseraceae antara
lain Dacryodes spp. dan Canarium spp. ; Ebenaceae yaitu Diospyros spp. ; Leguminosae seperti
Koompassia spp. dan Sindora spp. ; Anacardiaceae seperti Gluta spp dan Smecarpus spp; Annonaceae
yaitu Polyalthia spp., Goniothalamus spp. dan Sageraea sp. ; Lauraceae antara lain Actinodaphne spp.
dan Beilschmiedia spp. dan Sterculiaceae yaitu Scaphium spp. dan Heriteira spp.
IV. METODE PENELITIAN
A. Pengukuran pohon model
Pohon model yang dikumpulkan adalah pohon berdiri dengan jumlah 77 pohon, dipilih secara
sengaja untuk mendapatkan pohon model yang mewakili setiap kelas diameter. Diameter pohon
diukur pada ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah atau 20 cm diatas puncak banir. Tinggi pangkal
tajuk dan diameter per seksi diukur dengan menggunakan alat Spiegeelascl rope. Setiap pohon contoh
dibagi menjadi beberapa seksi tergantung tingginya, adapun panjang setiap seksi adalah 2 m, kecuali
pada awal seksi 1 m dan ujung dibawah pangkal tajuk < 2 m.
B. Pengolahan data
Pengolahan data hasil pengukuran pohon model di lapangan meliputi :
33
JURNAL PENELITIAN DIPTEROKARPA
Vol. 6 No. 1, Juni 2012
1. Pengukuran diameter
Diameter perseksi di ukur dengan rumus : D = a x b x 2
Dimana:
D = Diameter per seksi
a = Jarak datar
b = Jumlah relatif unit yang masuk pada Spiegel relascope
2. Volume seksi perpohon
Dasar perhitungan volume perseksi yang dipakai adalah berdasarkan rumus Smalian (Chapman
dan Meyer, 1949), yaitu :
Vi = [(Gpi + Gui)/2] x Pi
Dimana:
Vi
= Volume seksi ke - i (m3)
Gpi = Luas bidang dasar pangkal pada seksi - i
Gui = Luas bidang dasar ukung pada seksi - i
Pi
= Panjang seksi - i
3. Volume pohon model
Volume pohon model diperoleh dari penjumlahan volume dari seksi-seksi yang membentuknya
yang dihitung dengan cara :
Vpohon = S Vi (i = 1,2,3…n)
Dimana:
Vpohon = Volume pohon (m3)
Vi
= Volume seksi ke - i
n
= Banyaknya seksi
C . Penyusunan Model Pendugaan Volume Pohon
Volume pohon diperoleh dari penjumlahan volume per seksi pada pohon yang bersangkutan.
Volume pohon kemudian dihubungkan dengan peubah bebas untuk mendapatkan persamaan volume.
Metode pendugaan volume lokal ini berdasarkan satu peubah saja yaitu diameter. Loetsch dan Haller
(1973) menyatakan bahwa tabel volume lokal dibatasi oleh pemakaiannya yaitu terbatas pada jenis
atau kelompok dan kondisi tapak yang sama. Jumlah pohon untuk penyusunan tabel volume ini
berkisar antara 25 - 30 pohon model dengan memperhatikan sebaran diameter (Chapman dan Meyer,
1949). Dalam penelitian ini bentuk persamaan regresi yang disusun disajikan pada Tabel 1 berikut ini.
34
TABEL VOLUME BATANG DI BAWAH PANGKAL TAJUK POHON KERUING (Dipterocarpus acutangulus) DI LABANAN
Abdurachman
Tabel (Table) 1. Persamaan regresi menduga volume pohon berdasarkan diameter setinggi dada.
(Regression equation to predict wood volume based on diameter at breast height)
No
Peubah Bebas/
Variable of freedom
Dikembangkan Oleh/Developed By
Model rumus/formula model
1
Diameter (d)
Kopazky – Gehrhardt
V
=b0 + b1 d2
2
Diameter (d)
Hohendl – Krenn
V
=b0 + b1d + b2d2
3
Diameter (d)
Husch
Log V =b0 + b1 logd
4
Diameter (d)
Brenac
Log V =b0 + b1 logd + b2 (1/d)
5
Diameter (d)
Bustomi et al. (1998)
V
=a + b log d
Sumber : Nomor 1 s/d 4 dari Loetsch dan Haller (1973)
D. Validasi Persamaan Terpilih
Loetsch dan Haller (1973) menyatakan bahwa tabel volume lokal dibatasi oleh pemakaiannya
yaitu terbatas pada jenis atau kelompok dan kondisi tapak yang sama. Sedangkan menurut Spurr
(1951) dan Husch (1963) bahwa model pendugaan volume pohon yang baik adalah persamaan yang
mempunyai nilai simpangan agregatif kurang dari 1% dan simpangan rataan kurang dari 10%.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengukuran Pohon Model
Pengukuran pohon model dilakukan dengan mengambil sebaran diameter yang secara purposif
dipilih untuk memenuhi dari kelas diameter yang ada di lapangan. Pohon model yang telah diambil
sebanyak 77 pohon dengan diameter berkisar antara 10 - >80 cm yang menyebar pada setiap kelas
diameter. Sebaran diameter dari setiap jenis yang diambil sebagai pohon model dari setiap jenis dalam
kelas diameter dengan interval 10 secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar (Figure) 1. Sebaran kelas diameter pohon model Dipterocarpus
acutangulus (Distribution of diameter class of Dipterocarpus
acutangulus sample trees).
35
JURNAL PENELITIAN DIPTEROKARPA
Vol. 6 No. 1, Juni 2012
B. Hubungan Diameter dan Tinggi
Untuk pembuatan model pendugaan volume berdasarkan variabel-variabel yang dibuat perlu
dilakukan analisis hubungan antara diameter dan tinggi. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditentukan
dalam pembuatan persamaannya fungsi yang dipakai menggunakan diameter saja atau keduanya, bila
dalam analisis memilki hubungan yang erat maka cukup dipakai diameter saja. Rekapitulasi hasil
perhitungan dengan mencobakan hubungan diameter-tinggi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel (Table) 2. Persamaan regresi hubungan antara diamet er dan tinggi bebas cabang untuk jenis
Dipterocarpus acutangulus (Regression equation of relationship between diameter dan heigh of crown
base of Dipterocarpus acutangulus)
No
1.
Jenis/species
Persamaan/equation
Dipterocarpus acutangulus T = 11.473 + 0.2629 D – 0.001 D 2
Koef.
Korelasi/koef.
correlation
Koef.
Determinasi/koef.
determination
Kesalahan
baku/Standard
Error
0.7773
0.6042
3.1407
Dari hasil analisis tersebut terlihat nilai r yang besar, selanjutnya nilai ini dapat diuji dengan
melihat besarnya r-tabel (pada taraf signifikansi 0,01 memiliki nilai 0,296) dan ternyata memiliki nilai
yang lebih besar sehingga diantara keduanya peubah tersebut terdapat hubungan yang signifikan.
Dengan demikian, penyusuanan persamaan volume dapat dengan hanya menggunakan satu variabel
saja yaitu diameter (Tarif). Kurva hubungan regresi diameter dan tinggi ini dapat dilihat pada Gambar
2 berikut ini.
Gambar (Figure) 2. Kurva hubungan diameter dan tinggi pohon model
(Curve of relationship between diameter and high of crown
base of sample trees)
36
TABEL VOLUME BATANG DI BAWAH PANGKAL TAJUK POHON KERUING (Dipterocarpus acutangulus) DI LABANAN
Abdurachman
Selanjutnya dilakukan analisis kurva tinggi. Hasil analisis kurva tinggi untuk jenis ini ditunjukkan
dalam tabel Analisis Varians (Anova) berikut.
Tabel (Table) 3. Analisis varian (ANOVA) variabel diameter dan tinggi dari Dipterocarpus acutangulus
(Analysis of Varians of diameter and height of Dipterocarpus acutangulus).
Sumber Keragaman
/source of variation
Regresi/
Regression
Sisa/
Residual
Jumlah/Total
Derajat bebas/ degree
of freedom
Jumlah kuadrat /
Sum of Square
Rataan kuadrat/
Mean of square
Fhit/Fval
Ftab99%
56.48
3.12
2
1114.32
557.16
74
729.97
9.86
76
1844.29
Dari analisis pada Tabel 3 terlihat bahwa persamaan yang dicobakan terlihat memiliki sebaran
data yang signifikan dimana hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai F-hitung yang lebih besar dari
F-tabel.
C. Penyusunan Persamaan Volume
Hasil pengujian dari beberapa persamaan regresi yang dihasilkan untuk penyusunan tabel volume
lokal (tarif) dari setiap jenis disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel (Table) 4. Hasil pengolahan beberapa persamaan regresi yang diuji untuk jenis Dipterocarpus
acutangulus (The result preparation test several Regression equation of Dipterocarpus acutangulus)
No
1
Persamaan/equations
V = -0.2723 + 0.0012 d 2
2
Koef.
Korelasi/koef.
correlation
Koef.
determinasi/koef.
determination
Kesalahan
baku/Standard
Error
0.9634
0.9282
0.7538
0.9635
0.9283
0.7587
2
V = - 0.2017– 0.0035 d + 0.0012 d
3
Log V =-3.6751 + 2.4022 log d
0.9815
0.9633
0.1179
4
Log V =-3.5989 + 2.3639 log d – 0.4983 (1/d)
0.9814
0.9633
0.1187
5
V = -12.0621 + 0.93741 log d
0.8384
0.7029
1.5335
R2 = koefisien determinasi, Se = Galat baku
Dari hasil analisis tersebut terlihat nilai r yang besar, selanjutnya nilai ini dapat diuji dengan
melihat besarnya r-tabel (pada taraf signifikansi 0,01 memiliki nilai 0,296) dan ternyata memiliki nilai
yang lebih besar sehingga diantara keduanya peubah tersebut terdapat hubungan yang signifikan.
Hasil analisis variasi untuk persamaan 3 jenis ini ditunjukkan dalam tabel Analisis Varians
(Anova). Dari analisis pada Tabel 5 terlihat bahwa persamaan yang dicobakan terlihat memiliki
sebaran data yang signifikan dimana hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai F-hitung yang lebih
besar dari F-tabel.
Berdasarkan nilai koefisien determinasi dan nilai standar eror serta nilai F-hitung dari persamaan
yang terbentuk hasil analisis regresi yang dilakukan, maka persamaan regresi yang terpilih untuk jenis
ini adalah Persamaan Regresi no 3.
37
JURNAL PENELITIAN DIPTEROKARPA
Vol. 6 No. 1, Juni 2012
Tabel (Table) 5. Analisis varian (ANOVA) variabel volume dan diameter dari Dipterocarpus acutangulus
(Analysis of Varians of Volume and diameter of Dipterocarpus acutangulus)
Sumber Keragaman
/source of variation
Regresi/
Regression
Sisa/
Residual
Jumlah/Total
Jumlah kuadrat/
Sum of Square
Rataan kuadrat/
Mean of square
Fhit/Fval
Ftab99%
1
27.41
27.41
1969.83
3.12
75
1.04
0.01
76
28.45
Derajat bebas/degree
of freedom
D. Validasi Model
Pada tahapan selanjutnya setelah persamaan regresi terpilih yang akan diaplikasikan, perlu
dilakukan validasi model. Validasi model dilakukan dengan menghitung nilai simpangan agregatif
(Sa) dan simpangan rataan (Sr) dari nilai volume aktual dan volume taksiran hasil persamaan regresi
terpilih dan nilai standar error yang terbentuk. Hasil perhitungan nilai simpangan agregatif (Sa)
adalah -1,86 dan simpangan rataan (Sr) adalah 3,212.
Dari hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa semua model persamaan regresi pendugaan
volume terpilih dapat dilanjutkan penyusunan Tabel Volume Pohon. Penentuan kriteria ini
berdasarkan standar menurut Spurr (1951) dan Husch (1963) yang menyatakan bahwa model
pendugaan volume pohon yang baik adalah persamaan yang mempunyai nilai simpangan agregatif
kurang dari 1% dan simpangan rataan kurang dari 10%.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis hubungan diameter dan tinggi terdapat hubungan yang erat dari kedua
variabel tersebut sehingga dapat disusun model pendugaan volume berdasarkan satu variabel saja
(tariff).
2. Model persamaan hubungan diameter dan tinggi adalah :
T = 11,473 + 0,2629 D - 0.001 D2
3. Model persamaan terpilih berdasarkan niliai standard error, koefisien determinasi dan nilai
F-hitung serta validasi model adalah :
Log V = -3,6751 + 2,4022 log D
Atau
V= 0,000211 D2,4022
B. Saran
Penggunaan persamaan volume ini bersifat lokal artinya hanya pada daerah penelitian saja karena
penggunaan secara umum akan memberikan hasil yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan site.
38
TABEL VOLUME BATANG DI BAWAH PANGKAL TAJUK POHON KERUING (Dipterocarpus acutangulus) DI LABANAN
Abdurachman
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999. PT. Inhutani Labanan Menuju Pengelolaan Hutan Lestari (tidak diterbitkan)
Bustomi, S., Harbagung, D. Wahyono dan I.B.P. Parthama 1998. Petunjuk Teknis Tata Cara
Penyusunan Tabel Volume Pohon. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan hutan Konservasi Alam. Info Hutan bogor.
Chapman, H.H and W.H Meyer 1949. Forest Mensuration. Mc. Graw Hill Book Company Inc. New
York.
Husch, B. 1963. Forest Mensuration and Statistics. Ronald Press Company Inc. New York.
Loetsch, F & Haller, K. 1973. Forest Inventory Volume II. BLV Verlagsgesellschaft, Munchen.
Martawijaya A, I. Kartasujana, K. Kadir, S.A. Prawira 1981. Atlas Kayu Indonesia jilid I. Balai
Penelitian Hasil Hutan. Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian. Bogor
Schmidt, F. H. & J. H. A. Ferguson. 1951. Rainfall Type Based on Wet and Dry Period Ratios for
Indonesia with Western New Guinea. Verhand 42. Direktorat Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Sist, P and A. Saridan. 1998. Description of the Primary Low Land Forest of Berau. Silvicultural
Research in a Low Land Mixed Dipterocarp Forest of East Kalimantan. Cirad Foret France.
Soemarna, K & Suprapto. 1971. Tabel Volume Per Pohon Shorea spp., Vatica spp., Diptrocarpus
spp., Hopea spp. dan Jenis Lain-lain di Kalimantan Tengah, Laporan LPH, No. 133.
Soerianegara, I and R.H.M.J Lemmens (Editors). 1994. Timber trees: Major commercial timber. Plant
Resources of South - east Asia (PROSEA) No. 5 (1). Bogor.
Steel, R.G.D. & H. Torrie. 1960. Principles and Procedures of Statistics. McGraw - Hill book
Company, Inc.
Spurr, S.H. 1951. Forest Inventory. The Ronald Press Co. New York.
39