Academia.eduAcademia.edu

MODUL 4.doc

Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancer. Utang lancer meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancar atau dengan cara menimbulkan utang lancar yang lain. Utang lancar digolongkan menjadi lima kelompok,

TINJAUAN MATA KULIAH DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah Pengauditan II ini sendiri merupakan mata kaliah lanjutan dari Pengauditan I. dimana dalam Pengauditan II ini membahas mengenai audit siklus transaksi mulai dari audit siklus pendapatan, audit siklus pengeluaran, audit siklus produksi, audit siklus jasa personalia, audit siklus investasi, audit siklus pembiayaan dan juga membahas mengenai audit saldo kas, penyelesaan audit dan tanggungjawab pasca audit, penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit, serta jasa – jasa lain akuntan dan pelaporannya hingga BAPEPAM dan akuntan Publik. Modul ini dibuat untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran mengenai mata kuliah Pengauditan II. Dimana materi yang terdapat dalam beberapa lampiran tertentu dalam modul ini, serta yang dikutip dalam daftar pustaka, dapat digunakan juga sebagai bahan pembelajaran auditing. Sehingga, dalam hal ini mahasiswa akan dapat memahami konsep – konsep audit, aspek – aspek serta proses audit. SASARAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan mata kuliah Pengauditan II ini, pembaca diharapkana akan dapat: Mampu memahami dan menjelaskan audit siklus transaksi Mampu memahami audit saldo kas Mampu memahami, menjelaskan dan mempraktikkan penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit Mampu memahami dan mempraktikkan penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit Mampu memahami dan menjelaskan mengenai jasa – jasa lain akuntan dan mempraktikan pelaporannya Mampu memahami mengenai BAPEPAM dan akuntan Publik. URUTAN PENYAJIAN Minggu Ke- Materi Pembahasan 1 Penjelasan GBRP dan Kerangka Koseptual Pengauditan II 2 Audit siklus pendapatan : Pengujian Pengendalian 3 Audit Siklus Pendapatan : Pengujian Substantif 4 Audit Siklus pengeluaran : Pengujian pengendalian 5 Audit Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif 6 Audit Siklus Produksi 7 Audit Siklus Jasa Personalia 8 MID TEST 9 Audit Siklus Investasi 10 Audit Siklus Pembiayaan 11 Audit Saldo Kas 12 Penyelesaian Audit dan Tanggung Jawab Pasca Audit 13 Penyusunan Laporan Audit atas Laporan Keuangan yang Telah di Audit 14 Jasa – jasa lain Akuntan dan Pelaporannya 15 BAPEPAM dan Akuntan Publik 16 FINAL TEST PETUNJUK PEMBELAJARAN Pelajari uraian dalam modul Pahami uraian dalam modul Kerjakan soal – soal untuk mengukur apakah anda telah mampu mencapai tujuan dari modul ini PENDAHULUAN SASARAN PEMBELAJARAN Adapun sasaran pembelajaran dalam modul ini yaitu: Mampu memahami Pengujian Substantif atas Saldo Utang Usaha Mampu memahami Penentuan Risiko Deteksi Mampu memahami Perancangan Pengujian Substantif Mampu memahami Prosedur Awal Mampu memahami Prosedur Analitis Mampu memahami Pengujian Rincian Transaksi Mampu memahami Pengujian Rincian Saldo RUANG LINGKUP BAHAN MODUL Modul ini merupakan modul ke empat dari tiga belas modul yang akan dibahas dalam mata kuliah Pengaudita II. Dalam modul yang ke empat ini akan membahas mengenai audit siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap utang usaha. TUJUAN Setlah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu: Dapat menjelaskan Pengujian Substantif atas Saldo Utang Usaha Dapat menjelaskan Penentuan Risiko Deteksi Dapat menjelaskan Perancangan Pengujian Substantif Dapat menjelaskan Prosedur Awal Dapat menjelaskan Prosedur Analitis Dapat menjelaskan Pengujian Rincian Transaksi Dapat menjelaskan Dapat menjelaskan URUTAN PEMBAHASAN BAB Ke- MATERI PEMBAHASAN 1 Pengujian Substantif atas Saldo Utang Usaha 2 Penentuan Risiko Deteksi 3 Perancangan Pengujian Substantif 4 Prosedur Awal 5 Prosedur Analitis 6 Pengujian Rincian Transaksi 7 Pengujian Rincian Saldo BAB 1 Pengujian Substantif atas Saldo Utang Usaha Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancer. Utang lancer meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancar atau dengan cara menimbulkan utang lancar yang lain. Utang lancar digolongkan menjadi lima kelompok, yaitu: Utang usaha yanag timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan overhead, suku cadang, dan factory supplies. Utang usaha dapat digolongkan menjdai dua golongan, yaitu: Utang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis dengan kesanggupan untuk membayar kewajiban (account payable). Utang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (utang wesel atau notes payable). Utang jaminan masuk dari pelanggan. Utang yang timbul dari berlalunya waktu(accrued payable). Utang yang timbul kepada pihak ke tiga karena perusahaan yang ditunjuk sebagai pemungut pajak atau iuran yang lain, seperti utang PPN, utang pajak penghasilan karyawan (PPh Pasal 25), utang dana pension, utang asuransi karyawan. Accrual yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan meskipun: Jumlah utang tersebut harus ditaksir seperti utang bonus Krediturnya tidak diketahui seperti utang biaya separasi utuk produk perusahaan yang dijual dengan garansi. Utang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar yang tersebar dalam neraca dan merupakan factor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan. Seperti halnya dengan piutang usaha, utang usaha juga biasanya dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Akan tetapi bila dibandingkan dengan audit saldo aktiva, audit atas utang lebih ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi ata kejadian. Alasannya adalah bahwa jika manajemen termotivasi untuk memanipulasi utang, maka ia cenderung menetapkan utang tertalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan. Perhatian kita difokuskan pada utang usaha yang timbul dari transaksi siklus pengeluaran. Utang lainnya, seperti upah dan pajak penggajian serta berbagai kewajiabn tidak lancar. BAB 2 Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian Utang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut. Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi utang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis dan faktor – faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut. Auditor menggunakan metodologi untuk menggabungkan penilaian risiko pengendalian yang tepat atas asersi kelompok transaksi guna mencapai penilaian risiko pengendalian untuk asersi – asersi saldo akun utang usaha. Metodologi tersebut meliputi matriks risiko audit, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima pada tahap pengujian rincian. Penerapan proses ini untuk utang usaha di ikhtisar pada gambar 4.1. tingkat risiko spesifik dalam matriks ini hanya bersifat ilustratif dan akan, karenanya, bervariasi menurut situasi yag dihadapi klien. Lebih lanjut, perhatikan bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima yang ditampilkan pada gambar 4.1 menunjukkan perlu bukti yang lebih meyakinkan untuk asersi kelengkapan dan penyajian serta pengungkapan daripada untuk asersi – asersi lainnya. BAB 3 PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF Ingat kembali bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pangujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit atas pengujian substantif, ketika membahas piutang usaha, juga dapat dikenakan dalam merancang pengujian substantif untuk utang usaha. Daftar pengujian substantive yang mungkin, yang dapat dimasukkan dalam program audit yang dikembangkan atas dasar ini disajikan dalam gambar 4.2. perhatikan bahwa setiap pengujian dalam gambar tersebut diarahkan pada satu atau lebih tujuan audit atas saldo akun spesifik untuk utang usaha. Juga perhatikan juga bahwa pengujian berganda diarahkan kesetiap tujuan audit atas saldo akun. Setiap pengujian itu akan dijelaskan berikut ini, termasuk komentar tentang bagaimana beberapa pengujian dapat disesuaikan berdasarkan tingkat risiko deteksi yang berlaku yang dapat diterima dan dicapai. Gambar 4.1 Kolerasi Komponen Risiko – Asersi Utang Usaha Komponen Risiko Eksistensi atau Kejadian kelengkapan Hak dan Kewajiban Penilaian atau Alokasi Penyajia dan Pengungkapan Risiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Risiko inheren Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Risiko prosedur analitis Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Risiko pengendalian – transaksi pembelian Rendah Tinggi Sedang Tinggi Sedang Risiko pengendalian – transaksi pengeluaran kas Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Risiko pengendalian gabungan Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Risiko pengujian rincian yang dapat diterima Sedang Sangat rendah sedang Rendah Sangat rendah Gambar 4.2 Pengujian Substantif yang Mungkin atas Asersi Utang Usaha Kategori Pengujian Substantif Tujuan Audit Saldo Akun EO3 C3 RO3 VA# PD# Prosedur Awal Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan indutri serta menentukan: Signifikansi pembelian dan utang usaha bagi pembelian. Pemicu ekonomi penting yang mempengaruhi pembelian perusahaan dan utang usaha. Termin perdagangan standar dalam industry, termasuk tanggal musiman, dan sebagainya. Luas konsentrasi aktivitas dengan pemasok dan komitmen pembelian yang berkaitan. Melaksanakan prosedur awal atas utang usaha dan catatan yang akan diuji lebih lanjut. Menelusuri catatan awal utang usaha ke kertas kerja tahun sebelumnya. Mereview aktivitas dalam akun buku besar utang usaha dan menyelediki ayat jurnal yang tampak tidak biasa dari segi jumlah ataupun sumbernya. Mendapatkan daftar utang usaha pada tanggal neraca dan menentukan bahwa hal itu mencerminkan secara akurat catatan akuntansi yang mendasarinya dengan cara: Menjumlahkan daftar dan menentukan kesesuaiannya dengan: Total file voucher yang belum dibayar, buku pembantu, atau file induk utang usaha, dan Saldo akun pengendali buku besar. Menguji kecocokan pemasok dan saldo dalam daftar dengan yang terdapat didalam catatan akuntansi yang mendasarinya. 3 5 Prosedur Analitis Melaksanakan prosedur analitis Mengembangakan akspektasi atas utang usaha dalam menggunakan pengetahuan tentang aktivitas bisnis perusahaan, termi perdagangan normal, dan sejarah perputaran utang usaha. Menghitung rasio – rasio: Perputaran utang usaha (pembelian + utang usaha) Utang usaha terhadap total kewajiban lancar. Menganalisis hasil rasio dibandingkan dengan ekspektasi berdasarkan data tahun sebelumnya, data industry, jumlah yang dianggarkan, dan data lainnya. Membandingkan saldo beban dengan tahun sebelumnya atau jumlah yang dianggarkan untuk menyelidiki kemungkinan kurang saji yang berkaitan dengan utang yang tidak dicatat. 3,4 Pengujian Rincian Transaksi Menelusuri sampel catatan transaksi utang usaha ke dokumentasi pendukungnya. Menelusuri kredit ke voucher pendukung, faktur penjual, laporan penerimaan, pesanan pembelian, serta informasi pendukung lainnya. Menelurusi debet ke pengeluaran kas atau memo retur pembelian. Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian. Memilih sampel transaksi pembelian yang dicatat dalam beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun serta memriksa voucher pendukung, faktur penjual, dan laporan penerimaan untuk menentukan bahwa pembelian telah dicatat pada periode yang tepat. Mengobservasi nomor laporan penerimaan terakhir yang diterbitkan pada hari terakhir bisnis selama periode audit dan menelusuri sampel laporan penerimaan bernomor lebih kecil dan lebih besar ke dokumen pembelian terkait serta menentukan bahwa transaksi telah dicatat pada periode yang tepat. Melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas. Mengobservasi nomor cek terakhir yang diterbitkan dan dikirimkan pada hari terakhir periode audit dan menelusuri ke catatan akuntansi untuk memverifikasi keakuratan pisah batas, atau Menelusuri tanggal pembayaran cek yang dikembalikan dengan laporan pisah batas bank (cutoff bank statement) akhir tahun ke tanggal yang telah dicatat. Melaksanakan pencarian kewajiban yang belum tercatat. Memeriksa pembayaran berikutnya antara tanggal neraca dan akhir pekerjaan lapangan, serta apabila dokumen yang bersangkutan menunjukkan bahwa pembayaran dilakukan untuk kewajiban yang ada pada tanggal neraca, maka telusurilah daftar utang usaha. Memeriksa dokumentasi utang yang dicatat pada akhir tahun yang masih belum dibayar sampai akhir pekerjaan lapangan. Menyelidiki pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur penjualan yang tidak sesuai pada akhir tahun. Melakukan Tanya jawab dengan personel bagian akuntansi dan pembelian mengenai utang yang belum dicatat. Mereview anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi sebagai bukti atas utang yang belum dicatat. 3 3,4 Pengujian Rincian Saldo Mengkonfirmasi utang usaha Mengidentifikasi pemasok utama dengan mereview register voucher atau buku pembantu atau file induk utang usaha dan mengirimkan konfirmasi kepada pemasok dengan saldo yang besar, aktivitas yang tidak biasa, bersaldo kecil atau nol, dan besaldo debet. Menyelidiki dan merekonsiliasi perbedaan. Merekonsiliasi utang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang diterima klien dari pemasok. 3,45 3,45 Penyajian dan Peng-ungkapan Membandingkan laporan penyajian dengan GAAP. Menentukan bahwa utang telah diidentifikasi dan telah diklasifikasi secara tepat menurut jenis serta periode pembayaran yang diperkirakan, Menentukan apakah ada saldo debet yang signifikan secara keseluruhan sehingga harus direklasifikasi. Menentukan ketepatan pengungkapan yang berkaitan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa atau utang yang dijamin. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang eksistensi komitmen yang belum diungkapkan atau kewajiban kontijen. 3,45 BAB 4 PROSEDUR AWAL Titik awal daris setiap pengujian audit adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry klien. Pemahaman tentang signifikansi siklus pembelian dalam perusahaan menyediakan konteks untuk pembelian risiko yang penting. Pamahaman atas pemicu atau penggerak ekonomi perusahaan, termin perdagangan standar, dan seberapa luas konsentrasi bisnis dengan pemasok tertentu menyediakan konteks untuk mengevaluasi hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantive atas utang usaha adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya, dan menggunakan software audit tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang tidak biasa, serta untuk mengembangkan daftar jumlah yang terutang pada tanggal neraca. Biasanya klien mempunyai daftar file voucher yang belum dibayar, buku pembantu utang usaha, atau file induk dalam bentu elektronik. Auditor juga dapat menggunakan software audit tergeneralisasi untuk menentukan ketepatan matimatis dari daftar tersebut dengan cara menjumlah ulang total dan memverifikasi bahwa jumlahnya telah sesuai dengan saldo buku besar. BAB 5 PROSEDUR ANALITIS Tujuan auditor menerapakan prosedur ini adalah untuk mengembangkan ekspektasi atas saldo akun utang dan hubungna antara utang usaha dengan akun – akun kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Beberapa prosedur analitis yang dapat dilakukan dengan mendapatkan bukti mengenai utang usaha. Suatu penurunan yang abnormal atas rasio perputaran utang usaha atau kenaikan yang tidak diharapkan atas rasio lancar dapat menjadi indicator bahwa kewajiban ditetapkan terlalu rendah. Prosedur analitis akan dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan. BAB 6 PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI Terdapat empat pengujian substantif atas rincian transaksi utang usaha yang utama, seperti yang disajikan dalam gambar 4.2 dan akan dibahas dalam bagian berikut. Ingat kembali bahwa dalam melaksanakan pengujian tersebut, auditor terutama akan menitikberatkan pada pendeteksian kurang saji yang dicatat serta utang yang belum tercatat. Seberapa luas setiap pengujian itu dilakukan akan bervariasi menurut tingkat risiko deteksi spesifik yang dapat diterima untuk asersi – asersi terkait. Menelusuri Utang yang Dicatat ke Dokumentasi Pendukung Dalam pengujian ini ayat jurnal kredit pada utang usaha akan ditelusuri ke dokumentasi pendukung dalam file klien, seperti voucher, faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen transaksi pengeluaran kas, seperti buku pengeluaran cek atau memo dari penjual menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga. Beberapa penelusuran mungkin telah dilakukan saat pekerjaan interim, yaitu sebgai bagian dari pengujian bertujuan ganda bersama dengan penelusuran dari dokumen sumber catatan akuntasni. Luas penelusuran (vouching) ini berhubungan langsung dengan kesimpulan auditor mengenai risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian.pengujian ini terutama akan menghasilkan bukti untuk tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan empat dari lima asersi, terkecuali asersi kelengkapan. Aplikabilitas dari pengujian ini terhadap asersi kelengkapan adalah terbatas karena pengujian ini tidak dapat mendeteksi utang yang tidak pernah dicatat. Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Pembelian Pengujian pisah batas pembelian (purchase cutoff test) mencakup penentuan bahwa transaksi pembelian yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada pada periode yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan menelusuri tanggal – tanggal laporan penerimaan ke ayat jurnal register voucher dan memvouching ayat jurnal ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini biasanya mencakup periode antara lima sampai sepuluh hari bisnis sebelum dan sesudah tanggal neraca. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk utang usaha. Dalam memeriksa dokumentasi sebagai bagian dari pengujian ini, pertimbangan khusus hars diberikan atas barang yang masih dalam perjalanan per tanggal neraca. Barang yang dikirimkan dengan syarat FOB (free on board) shipping point harus dimasukkan dalam persediaan dan utang usaha pembeli. Sebaliknya barang dalam perjalanan yang dikirim dengan syarat FOB destintion harus tetap diperlakukan sebagai persediaan penjual serta dikeluarkan dari persediaan utang usaha pembeli hinggan barang tersebut tiba didepatemen penerimaan pembeli. Dalam melakukan pengujian ini, auditor harus menentuan bahwa pisah batas yang tepat telah dicapai ketika melakukan perhitungan fisik persediaan. Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Pengeluaran Kas Pisah batas yang tepat atas transaksi pengeluaran kas pada kahir tahun adalah sangat penting untuk penyajian kas dan utang usaha yang benar pada tanggal neraca. Seperti dalam kasus pengujian pisah batas penerimaan kas, bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas (cash disbursement cutoff test) dapat diperoleh melalui observasi langsung review atas dokumentasi internal. Apabila auditor dapat menyajikan pada tanggal neraca, maka ia secara langsung dapat menyaksikan lembar cek terakhir yang ditarik klien. Penelusuran selanjutnya atas bukti ini ke catatan akuntansi akan dapat memverifikasi keakuratan pisah batas. Selain itu, auditor juga dapat menelusuri cek – cek yang dibayar dalam periode beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca ke tanggal cek tersebut dicatat. Bukti yang diperoleh dari dari pengujian ini dan kelengkapan untuk utang usaha. Melakukan Perencanaan Utang yang Belum Tercatat Perencanaan Utang yang Belum Tercatat (search for unrecorder accounts payable) terdiri dari prosedur – prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiban signifikan yang belum dicatat pada tanggal neraca. Dengan demikian, prosedur ini berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk utang usaha. Pembayaran Kemudian Pemeriksaan atas pembayaran kemudian (subsequent payments) terdiri dari pemeriksaan dokumentasi untuk cek – cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Apabila dokumntasi ini menunjukkan bahwa pembayaran tersebut adalah untuk membayar kewajiban yang ada pada tanggal neraca, maka auditor harus menelusuri ke daftar utang usaha guna menentukan apakah hal tersebut sudah termasuk ke dalam utang usaha. Pengujian ini dilakukan hingga akhir pekerjaan lapangan untuk memperbesar peluang memperoleh bukti tentang utang yang secara sengaja atau karena kurang teliti tidak dimasukkan dalam daftar utang pada tanggal laporan keuangan. Dengan demikian, pengujian ini melebihi periode yang digunakan dalam pengujian pisah batas. Biasanya penjual akan meminta pembayaran, walaupun kewajiban itu tidak dicatat pada tanggal neraca oleh pembeli. Oleh karena itu, pembayaran kemudian dapat menjadi cara yang efektif untuk mencari kewajiban yang belum tercatat. Auditor juga dapat mencari periode selanjutnya dengan melihat lebih saji pembayaran kemudian memusatkan pada transaksi yang bernilai besar. Prosedur Lainnya Dokumentasi pendukung utang yang telah dicatat, tetapi masih belum dibayar sampai tangal terakhir pekerjaan lapangan, juga harus diperiksa atas dasar pengujian. Hal ini juga akan dapat mengungkapkan kewajiban yang ada namun belum dicatat pada tanggal neraca. Prosedur lainnya yang dapat mengungkapkan utang yang belum dicatat meliputi: Menginvestigasi pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur penjual yang tidak sesuai pada akhir tahun, Mengajukan pertanyaan pada personil akuntansi dan pembelian tentang utang yang belum dicatat, serta Mereview anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak kosntruksi untuk mencari bukti adanya utang yang belum dicatat. BAB 7 PENGUJIAN RINCIAN SALDO Dua pengujian yang termasuk dalam kategori ini adalah: Konfirmasi utang usaha Rekonsiliasi utang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang belum diterima oleh klien dan penjual atau pemasok. Konfirmasi Utang Usaha Tidak seperti konfirmasi piutang usaha, tidak ada anggapan yang dibuat mengenai konfirmasi utang usaha (confirmation of accounts payable). Prosedur ini bersifat opsional karena: Konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa utang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, Bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi utang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual dengan saldo yang relati besar, atau perusahaan mengalami kesulitan dalam memnuhi kewajibannya. Seperti kasus dalam konfirmasi piutang usaha, auditor harus mengendalikan pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi serta harus meneriman jawaban langsung dari responden. Apabila konfirmasi akan dilakukan, maka akun dengan saldo nol atau kecil harus ada diantara pilihan untuk konfirmasi karena saldo itu mungkin ditetapkan terlalu rendah daripada akun dengan saldo yang besar. Selain itu, konfirmasi juga harus dikirmkan kepada pemasok utama yang: Telah digunakan pada tahun sebelumnya, namun tidak dalam tahun berjalan, dan Tidak mengirimkan laporan bulanan Pengujian ini dapat memberikan bukti untuk semua asersi utang usaha. Akan tetapi, bukti yang tersedia untuk asersi kelengkapan besifat terbatas karena adanya kemungkinan kegagalan dalam mengidentifikasi dan mengirim permintaan konfirmasi kepada pemasok yang tidak mencatat kewajiban klien. Merekonsiliasi Utang yang Belum Dikonfirmasi Dengan Laporan Pemasok Dalam banyak kasusu, para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bias dijumpai dlaam file klien. Dalam kasus ini, jumlah yang terutang pada pemasok menurut daftar utang klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini juga berlaku untuk asersi yang sama seperti konfirmasi, tetapi kurang dapat diandalkan karena laporan pemasok telah dikirimkan kepada klien, dan bukan langsung kepada auditor. Selain itu, laporan ini mungkin tidak tersedia dari pemasok tertentu. EVALUASI PEMBELAJARAN Jelakan kelompok dari golongan utang lancar! Bagaimana mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan ? Apa tujuan auditor menerpakan prosedur analitis? Sebutkan Pengujian yang termasuk dalam kategori pengujian rincia saldo ! Mengapa prosedur konfirmasi utang usaha bersifat opsional? RANGKUMAN Prosedur analitis yang telah dibahas memberikan konteks untuk mengevaluasi penialain tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan risiko pengujian rincian. Auditor juga harus mempertimbnagkan peran prosedur pengendalian yang terprogram dan teknik audit bantuan computer untuk mendukung strategi auditnya. Akibat risiko kewajiban ditetapkan terlalu rendah, auditor akan menekankan pada asersi kelengkapan ketika mengaudit utang usaha. KUNCI JAWABAN: Utang lancar digolongkan menjadi lima kelompok, yaitu: Utang usaha yanag timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan overhead, suku cadang, dan factory supplies. Utang usaha dapat digolongkan menjdai dua golongan, yaitu: Utang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis dengan kesanggupan untuk membayar kewajiban (account payable). Utang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (utang wesel atau notes payable). Utang jaminan masuk dari pelanggan. Utang yang timbul dari berlalunya waktu(accrued payable). Utang yang timbul kepada pihak ke tiga karena perusahaan yang ditunjuk sebagai pemungut pajak atau iuran yang lain, seperti utang PPN, utang pajak penghasilan karyawan (PPh Pasal 25), utang dana pension, utang asuransi karyawan. Accrual yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan meskipun: Jumlah utang tersebut harus ditaksir seperti utang bonus Krediturnya tidak diketahui seperti utang biaya separasi utuk produk perusahaan yang dijual dengan garansi. tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pangujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian Tujuan auditor menerapakan prosedur ini adalah untuk mengembangkan ekspektasi atas saldo akun utang dan hubungna antara utang usaha dengan akun – akun kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Dua pengujian yang termasuk dalam kategori pengujian rincian saldo adalah: Konfirmasi utang usaha Rekonsiliasi utang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang belum diterima oleh klien dan penjual atau pemasok. Prosedur konfirmasi utang usaha bersifat opsional karena: Konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa utang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, Bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. DAFTAR PUSTAKA William C. Boynton, Raymon N. Johnson, dan Walter G. Kell. 2003. Modern Auditing (Eds. Ke – 7, jilid 2). Jakarta: Erlangga. http://hermanghunawan.blogspot.co.id/2012/12/audit-terhadap-siklus-pengeluaran.html?m=1 MODUL PENGAUDITAN II