Academia.eduAcademia.edu

kurikulum KBK.docx

kurikulum yang berbasis kompetensi. Inovasi kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk mengembangkan kemamampuan peserta didik baik secara pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan tugas-tugas dalam bentuk kemahiran dan kemampuam dalam pengaplikasian hasil belajar. Untuk mengetahui konsep, karakteristik maupun prinsip-prinsip kurikulum berbasis kompetensi maka disusunlah makalah ini sebagai panduan. Makalah ini sangat penting ditujukan untuk pihak- pihak yang terlingkup dalam lingkungan pendidikan.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah jantung pendidikan yang sangat penting peranannya dalam pelaksanaan pendidikan. Pengertian kurikulum sendiri adalah serangkaian program yang direncanakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan segala kegiatan dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan di arahkan kepada pengembangan potensi dan kompetensi siswa. Dalam era modern ini sangat diperlukan model kurikulum yang berpusat pada pengembangan kemampuan, baik pengetahuan maupun keterampilan. Maka dibentuklah kurikulum yang berbasis kompetensi. Inovasi kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk mengembangkan kemamampuan peserta didik baik secara pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan tugas-tugas dalam bentuk kemahiran dan kemampuam dalam pengaplikasian hasil belajar. Untuk mengetahui konsep, karakteristik maupun prinsip-prinsip kurikulum berbasis kompetensi maka disusunlah makalah ini sebagai panduan. Makalah ini sangat penting ditujukan untuk pihak- pihak yang terlingkup dalam lingkungan pendidikan. Rumusan Masalah Apakah pengertian kurikulim berbasis kompetensi? Apakah Landasan dasar kurikulum berbasis kompetensi? Apakah karakteristik dan tujuan kurikulum berbasis kompetensi? Apakah prinsip Kurikulum berbasis kompetensi? Apakah komponen kurikulum berbasis kompetensi? Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian kurikulum berbasis kompetensi 2. Untuk mengetahui landasan kurikulum berbasisi kompetensi 3. Untuk mengetahui karakteriatik dan tujuan kurikulum berbaisis kompetensi 4. Untuk mengetahui prinsip kurikulum berbasis kompetensi 5. Untuk mengetahui komponen-komponen kurikulum berbasis kompetensi. PEMBAHASAN Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum pada dasarnya harus memuat berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.37. Gordon (1988: 109) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kempetensi sebagai berikut. Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik seseuai dengan kebutuhannya. Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain). Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya. Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu. Berdasarkan pengertian kompetensi diatas, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. Ibid., hlm.39. Wina Sanjaya (2005) memberikan apresiasi terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa sesuai dengan tuntutan KBK, yaitu: Kompetensi akademik, yaitu peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaikbaiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat. Kompetensi temporal, yaitu peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Ayi Suherman, Inovasi Kurikulum, hlm.5. Landasan Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi Terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi, yaitu: Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual. Dalam pembelajaran individual setiap peserta didik dapat belajar sendiri, sesuai dengan cara dan kemampuan masing-masing, serta tidak bergantung kepada orang lain. Untuk itu, diperlukan pengaturan kelas yang fleksibel, baik sarana maupun waktu, karena dimungkinkan peserta didik belajar dengan kecepatan yang berbeda, penggunaan alat yang berbeda, serta mempelajari bahan ajar yang berbeda pula. Pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning for mastery) adalah suatu falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik. Pendefinisian kembali terhadap bakat. Dalam kaitan ini Hall (1986) menyatakan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, jika diberikan waktu yang cukup. Jika asumsi tersebut diterima maka perhatian harus dicurahkan kepada waktu yang diperlukan untuk kegiatan belajar. Dalam hal ini, perbedaan antara peserta didik yang pandai dengan yang kurang (bodoh) hanya terletak pada masalah waktu, peserta didik yang bodoh memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempelajari sesuatu atau memecahkan suatu masalah, sementara yang pandai bisa lebih cepat melakukannya. Ibid., hlm.40-41. Karakteristik dan Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki tiga karakteristik utama. Pertama, KBK memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Artinya, melalui KBK diharapkan siswa memiliki kemampuan standar minimal yang harus dikuasai. Kedua, implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setip individu. Pembelajaran tidak sekadar diarahkan untuk menguasai matri pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu dapat menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuanbertindak seharihari. Ketiga, evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi sikap dan keterampilan. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.11. Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai berikut: Menekankan kepada keterampilan kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Mengandung pengertian bahwa KBk menekankan kepada ketercapaian kompetensi. Artinya, isi KBK pada intinya adalah sejumlah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, kompetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal atau kemampuan dasar. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Artinya, keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang selanjutnya dijadikan acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Proses pencapaian hasil belajar itu tentu saja sangat tergantung pada kemampuan siswa. KBK memberikan peluang yang sama kepada seluruh siswa untuk dapat mencapai hasil belajar. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendktan dan metode yang bervariasi. Artinya, sesuai dengan keberagaman siswa, maka metode yang digunakan dalam proses pembelajaran harus bersifat multimetode. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan berpikir siswa. Bahwa blajar sebagai proses menerima informasi dari guru, dalam KBK harus ditinggalkan. Belajar adalah proses mengonstruksi pengetahuan oleh siswa. Oleh sebab itu, proses pembelajaran harus bervariasi. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lainnya memenuhi unsur edukatif. Artinya, sesui dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi khususnya tekhnologi informasi, dewasa ini siwa bisa beljar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia. Guru, dalam pembelajaran KBK, guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar. Guru berperan hanya sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dlam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari sjauh mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi juga bagaimana cara mereka menguasai pelajaran tersebut. Oleh sebab itu KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya. Ibid, hlm.12. Tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorng untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Secara khusus kecakapan hidup itu bertujuan untuk: Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan poblema yang dihadapi. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad based education). Mengoptimalkan pemanfatan sumber daya lingkungan sekolah dengan memberikan peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan manajemen berbasis sekolah (school based management). Prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus mempertimbangkan prinsip-prinsip berikut ini. Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur. Keyakinan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat berpengaruh pada sikap dan arti kehidupannya. Keimanan, nilai-nilai, dan budi pekerti luhur perlu digali, dipahami, dan diamalkan oleh peserta didik. Penguatan integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban bangsa Indonesia dalam tatanan peradaban dunia yang multikuktur dan multibahasa. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika. Keseimbangan pengalaman belajar peserta didik meliputi etika, logika, estetika dan kinestetika sangat dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum dan hasil belajar. Kesamaan memperoleh kesempatan. Penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sangat diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya. Abad pengetahuan dan teknologi informasi. Kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian merupakan kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Pengembangan ketrampilan hidup. Kurikulum perlu memasukkan unsur ketrampilan, sikap, dan perilaku adaptif, kooperatif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-haru secara efektif. Kurikulum juga perlu mengintegrasikan unsur-unsur penting yang menunjang kemampuan untuk bertahan hidup. Belajar sepanjang hayat. Pendidikan berlanjut sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan, menambah kesadaran, dan belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang. Kemampuan belajar sepenjang hayat dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan non-formal, serta pendidikam alternatif yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komperhensif. Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri sangat perlu diutamakan agar peserta didik mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya. Penilaian berkelanjutan dna komperhensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian upaya tersebut. Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2012), hlm157-158 Komponen-Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Kurikulum berbasis komputer merupakan kerangka inti yang menilai empat komponen utama, yaitu: Kurikulum dan Hasil Belajar Kurikulum dan hasil belajar memuat perencanaan pengmbangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun yaitu berupa kompetensi, hasil belajar, dan indikator sari TK dan RA sampai dengan kelas XII. Penilaian Berbasis Kelas Penilaian berbasis kelas memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar peserta didik dan pelaporan. Kegiatan Belajar-Mengajar Kegiatan belajar-mengajar memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum (curriculum council), pengembangan perangkat kurikulum (seperti silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum. Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset), hlm 159 PENUTUP Kesimpulan Kurikulum pada dasarnya harus memuat berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan perannya dimasa yang akan datang dengan mengembangkans ejumlah kecakapan hidup .kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau menghadapi problema yang ada dimasa depan tanpa merasa cemas dan tetap tenang saat menghadapinya. Sehingga sesorang bisa menyelesaikan masalah yang ia temui. Kurikulum juga sangat penting dan sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mungkin proses belajar mengajar tidak akan berjalan. 10