Academia.eduAcademia.edu

Analisis ms

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan dampak adanya LGBT dikalangan remaja.. Makalah ini tidak akan selesai tanpa ada dorongan dan kerjasama dari pihak lain. Oleh karena itu, kami penulis pada kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada : Dosen Mata Kuliah Analisis Masalah Sosial, yang telah saling Memotivasi menyelesaikan makalah ini. Sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh untuk dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun supaya penulis dapat memperbaikinya pada pembuatan makalah selanjutnya. Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi semua pembaca umumnya, amin. Bandung, 07 Desember 2018 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MASALAH SOSIAL ‘Pencegahan dan Dampak LGBT di Kalangan Remaja” Disusun oleh : Febby Anggraeni Putri Ayudya Afina Purnama Putri Kham-Kham Subagja FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LANGLANG BUANA 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan dampak adanya LGBT dikalangan remaja.. Makalah ini tidak akan selesai tanpa ada dorongan dan kerjasama dari pihak lain. Oleh karena itu, kami penulis pada kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada : Dosen Mata Kuliah Analisis Masalah Sosial, yang telah saling Memotivasi menyelesaikan makalah ini. Sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh untuk dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun supaya penulis dapat memperbaikinya pada pembuatan makalah selanjutnya. Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi semua pembaca umumnya, amin. Bandung, 07 Desember 2018 Penyusun BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Seperti yang telah diketahui “LGBT” yang merupakan singkatan “lesbi ,gay ,bisexsual ,dan transgender” semakin marak dan semakin meluas keberadaannya, apa lagi dengan adanya gerakan mendukung LGBT sebagai suatu hak. Banyak sekali masyarakat apa lagi di kalangan remaja yang akhirnya terjerumus dan masuk kedalam lingkungan LGBT ini baik yang mereka sadari ataupun yang mereka tidak sadari. Seperti yang telah diketahui oleh masyarakat juga bahwa LGBT ini lebih banyak berdampak negative baik untuk individu itu sendiri ataupun untuk lingkungan sekitarnya.Sayangnya LGBT ini banyak menyerang kalangan anak-anak hingga dewasa. Sangat sulit mengontrol pertumbuhan LGBT di masyarakat karna terkadang pergerakannya yang sulit dilihat oleh masyarakat lain. Rumusan Masalah Mengetahui apa itu LGBT Mengetahui apa saja dampak dari LGBT Mengetahui cara pencegahan dan peran pekerja sosial menangani LGBT BAB II PEMBAHASAN Pengertian LGBT LGBT merupakan sebuah singkatan dari LESBIAN,GAY,BISEX dan TRANSGENDER. Pengertian LGBT tersebut secara global akan kita bahas mengenal lebih jauh tentang dunia LGBT: Lesbian : Orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Gay : Sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk orang homoseksual atau sifat-sifat homoseksual. Sedikit berbeda dengan bisexsual. Bisex : Sebuah orientasi sexsual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis kelamin baik Pria/Wanita. Transgender : Sebuah Orientasi seksual seorang Pria/Wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria). Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan orientasi seksual yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia. Sejarah LGBT Populer sejak thn 1990 LGBT atau bisa disebut juga dengan GLBT, apa itu LGBT atau GLBT? LGBT atau GLBT adalah akronim dari " Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender." istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an. Telah ada pada Masa Mesir Kuno Sejarah homoseksual atau LGBT sudah ada pada masa Mesir Kuno, sementara itu sikap masyarakat terhadap hubungan sesama jenis telah berubah dari waktu ke waktu dan berbeda secara geografis. Telah aktif berdemo sejak thn 1960 di Eropa Keberadaan kaum LGBT di barat (Eropa) bukan hanya dilarang oleh masyarakat dan institusi agama, tetapi juga dilarang secara hukum dan di kriminalkan oleh negara. Pada tahun 1960-an kaum LGBT atau GLBT (hampir seluruh Eropa) secara tegas menuntut kesamaan hak dengan warga negara lainnya tanpa membedakan orientasi seksualnya. Di Amsterdam, pada tanggal 4 Mei 1970 Aksi Kelompok gay Muda Amsterdam atau Amsterdamse Jongeren Aktiegroep Homoseksualiteit melakukan aksi peringatan nasional untuk para korban meninggal akibat kekerasan yang dialami korban homoseksual. Pada tahun 1990-an istilah LGBT atau GLBT ini banyak di gunakan di Amerika Serikat. Pada bulan Mei 1979, dicetuskan dari ide anggota Center for Culture and Recreation sebuah organisasi lesbian yang didirikan pertama kali di Amsterdam tahun 1946 untuk mendirikan sebuah monument peringatan bagi kaum homoseksual yang bekerja sama dengan kelompok gay dari Partai Sosialist Pasifist ( The Gay Group of The Pasifist Socialist Party). Ide ini mendapat dukungan dari kelompok gay dan lesbian, baik dari individu maupun kelompok yang terdiri dari 7152,- group lesbian dan gay juga dukungan dan antusiasme dari dunia internasional. Tidak semua orang yang disebutkan setuju dengan istilah LGBT atau GLBT. Contohnya ada yang berpendapat bahwa pergerakan transgender dan transeksual tidak sama dengan lesbian, gay, dan biseksual (LGB). Seorang Psikiatri Ilmu Kejiwaan berpendapat bahwa baik heteroseksualitas maupun homoseksualitas adalah bentukan norma, sementara "biseksualitas" adalah kondisi normal manusia yang ditolak oleh masyarakat. Sebuah kamus kedokteran tahun 1901 mengurutkan heteroseksualitas sebagai ketertarikan seksual yang "menyimpang" lawan jenis, sedangkan pada 1960-an heteroseksualitas disebut "normal". Sebab timbulnya LGBT Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab LGBT tersebut, di antaranya : Faktor keluarga Didikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya memiliki peranan yang penting bagi para anak untuk lebih cenderung menjadi seorang anggota LGBT daripada hidup normal layaknya orang yang lainnya. Ketika seorang anak mendapatkan perlakuan yang kasar atau perlakuan yang tidak baik lainnya, maka pada akhirnya kondisi itu bisa menimbulkan kerenggangan hubungan keluarga serta timbulnya rasa benci si anak pada orang tuanya. Sebagai contoh adalah ketika seorang anak perempuan mendapatkan perlakuan yang kasar atau tindak kekerasan lainnya dari ayah atau saudara laki-lakinya yang lain, maka akibat dari trauma tersebut nantinya anak perempuan tersebut bisa saja memiliki sifat atau sikap benci terhadap semua laki-laki.Akibat sikap orang tua yang terlalu mengidam-idamkan untuk memiliki anak laki-laki atau perempuan, namun kenyataan yang terjadi justru malah sebaliknya. Kondisi seperti ini bisa membuat anak akan cenderung bersikap seperti apa yang diidamkan oleh orang tuanya.Orang tua yang terlalu mengekang anak juga bisa malah menjerumuskan anak pada pilihan hidup yang salah.Kurangnya didikan perihal agama dan masalah seksual dari orang tua tua kepada anak-anaknya. Orang tua sering beranggapan bahwa membicarakan masalah yang menyangkut seksual dengan anak-anak mereka adalah suatu hal yang tabu, padahal hal itu justru bisa mendidik anak agar bisa mengetahui perihal seks yang benar. Faktor Lingkungan dan pergaulan Lingkungan serta kebiasaan seseorang dalam bergaul disinyalir telah menjadi faktor penyebab yang paling dominan terhadap keputusan seseorang untuk menjadi bagian dari komunitas LGBT. beberapa point terkait dengan faktor ini adalah : Seorang anak yang dalam lingkungan keluarganya kurang mendapatkan kasih sayang, perhatian, serta pendidikan baik masalah agama, seksual, maupun pendidikan lainnya sejak dini bisa terjerumus dalam pergaulan yang tidak semestinya. Di saat anak tersebut mulai asik dalam pergaulannya, maka ia akan beranggapan bahwa teman yang berada di dekatnya bisa lebih mengerti, menyayangi, serta memberikan perhatian yang lebih padanya. Dan tanpa ia sadari, teman tersebut justru membawanya ke dalam kehidupan yang tidak benar, seperti narkoba, miras, perilaku seks bebas, serta perilaku seks yang menyimpang (LGBT).Masuknya budaya-budaya yang berasal dari luar negeri mau tidak mau telah dapat mengubah pola pikir sebagian besar masyarakat kita dan pada akhirnya terjadilah pergeseran norma-norma susila yang dianut oleh sebagian masyarakat. sebagai contoh adalah perilaku seks yang menyimpang seperti seks bebas maupun seks dengan sesama jenis atau yang lebih dikenal dengan istilah LGBT. Faktor genetic Dari beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu faktor pendorong terjadinya homoseksual, lesbian, atau perilaku seks yang menyimpang lainnya bisa berasal dari dalam tubuh si pelaku yang sifatnya bisa menurun dari anggota keluarga terdahulu. ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait masalah ini, seperti : Dalam dunia kesehatan, pada umumnya  seorang laki-laki normal memiliki kromosom XY dalam tubuhnya, sedangkan wanita yang normal kromosomnya adalah XX. Akan tetapi dalam beberapa kasus ditemukan bahwa seorang pria bisa saja memiliki jenis kromosom XXY, ini artinya bahwa laki-laki tersebut memiliki kelebihan satu kromosom. Akibatnya, lelaki tersebut bisa memiliki berperilaku yang agak mirip dengan perilaku perempuan.Keberadaan hormon testosteron dalam tubuh manusia memiliki andil yang besar terhadap perilaku LGBT. Seseorang yang memiliki kadar hormon testosteron yang rendah dalam tubuhnya, maka bisa mengakibatkan antara lain berpengaruh terhadap perubahan perilakunya, seperti perilaku laki-laki menjadi mirip dengan perilaku perempuan. Faktor akhlak dan moral Faktor moral dan akhlak yang dimiliki seseorang juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku LGBT yang dianggap menyimpang. Ada beberapa hal yang dapat berpengaruh pada perubahan akhlak dan moral yang dimiliki manusia yang pada akhgirnya akan menjerumuskan manusia tersebut kepada perilaku yang menyimpang seperti LGBT, yaitu : Iman yang lemah dan rapuh. Ketika seseorang memiliki tingkat keimanan yang lemah dan rapuh, besar kemungkinan kondisi tersebut akan membuatnya lemah dalam hal mengendalikan hawa nafsu. Kita tahu bahwa iman adalah benteng yang paling efektif dalam diri seseorang untuk menghindari terjadinya perilaku seksual yang menyimpang. Jadi dengan lemahnya iman, maka kekuatan seseorang untuk dapat mengendalikan hawa nafsunya akan semakin kecil, dan itu nantinya bisa menjerumuskan orang itu pada perilaku yang menyimpang, salah satunya dalam hal seks.Semakin banyaknya rangsangan seksual. Banyak contoh yang bisa kita ambil sebagai pemicu rangsangan seksual seseorang. Misalnya semakin maraknya VCD porno, majalah porno, atau video-video lain yang bisa kita akses melalui internet. Faktor Pendidikan dan pengetahuan tentang agama Faktor internal lainnya yang menjadi penyebab kemunculan perilaku seks menyimpang seperti kemunculan LGBT adalah pengetahuan serta pemahaman seseorang tentang agama yang masih sangat minim. Di atas dikatakan bahwa agama atau keimanan merupakan benteng yang paling efektif dalam mengendalikan hawa nafsu serta dapat mendidik kita untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Untuk itulah, sangat perlu ditanamkan pengetahuan serta pemahaman agama terhadap anak-anak sejak usia dini untuk membentuk akal, akhlak, serta kepribadian mereka. Dampak LGBT Keberadaan komunitas LGBT mau tidak mau menimbulkan dampak yang tidak sedikit, tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan saja, akan tetapi hal itu juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial si pelaku. Berikut beberapa dampak negative dari LGBT, di antaranya : Dari Segi Kesehatan Timbulnya fenomena LGBT mau tidak mau telah berdampak pada kesehatan diri si pelaku, di mana perilaku tersebut bisa menyebabkan berbagai jenis infeksi penyakit yang berbahaya, seperti : HIV / AIDS HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau yang juga dikenal dengan AIDS merupakan salah satu infeksi penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, di mana akibat infeksi ini bisa menghantarkan manusia tersebut pada kematian. Virus HIV bekerja dengan cara menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tidak lagi bisa melakukan perlawanan terhadap terjadinya infeksi maupun serangan penyakit lainnya. Di Indonesia, kasus penyebaran virus HIV mulai dari sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987 di Bali hingga bulan Desember 2013 telah tercatat sekitar 368 daerah telah menjadi tempat penyebaran virus tersebut. Dan salah satu media penyebaran virus berbahaya ini adalah melalui hubungan seks. Jadi ketika seseorang yang belum terjangkit virus HIV lalu ia melakukan hubungan seks dengan orang yang telah mengidap virus HIV tanpa menggunakan alat pelindung seperti kondom, maka penularan virus HIV tersebut besar kemungkinan akan terjadi. Penyakit kelamin berbahaya Kemunculan berbagai jenis penyakit kelamin menular yang disebabkan baik itu oleh bakteri maupun virus merupakan salah satu dampak buruk dari kebiasaan LGBT. berikut ini beberapa jenis penyakit tersebut : Sifilis (raja singa), yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri treponema pallidum. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan, demensia, kebutaan, masalah pendengaran, impotensi, hingga kematian.Gonore (kencing nanah), yaitu penyakit seksual menular yang disebabkan oleh infeksi bakteriNeisseria gonorrhoeae. Dampak dari penyakit ini bisa dirasakan oleh beberapa daerah dalam tubuh kita seperti rektum, mata, atau tenggorokan.Chlamydia, yaitu penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Klamidia trachomatis. Meskipun dalam beberapa kasus pasien tidak mengalami gejala apapun, akan tetapi penyakit ini juga bisa berpengaruh pada organ tubuh seperti mata, rektum, serta tenggorokan.Kutil kelamin, yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang menyebabkan kemunculan kutil di sekitar alat kelamin atau area dubur. Mereka yang terinfeksi virus HPV bisa berpotensi terkena penyakit berbahaya seperti kanker serviks, kanker penis, serta kanker rektum.Herpes Genital, yaitu sejenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks (HSV) yang menyebabkan timbulnya luka melepuh berwarna kemerahan yang disertai dengan timbulnya rasa sakit di area genital. Mengganggu reproduksi Perilaku LGBT juga bisa berakibat pada reproduksi si pelaku. Mereka yang gemar melakukan kegiatan seks yang menyimpang bisa mengalami gangguan peranakan (reproduksi). Bagi pelaku homoseksual, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai sumber utama pengeluaran mani menjadi semakin melemah. Selain itu, kondisi ini akan dapat menimbulkan gangguan pada produksi sperma yang dihasilkan pada testis, di mana sperma bisa terbunuh dan pada akhirnya akan menyebabkan kemandulan. Dari Segi Sosiologi Kebiasaan perilaku LGBT selain dapat menyebabkan masalah pada kesehatan juga dapat berakibat pada kehidupan sosial, yaitu dapat mengikis keharmonisan hidup yang tumbuh di masyarakat serta semakin meningkatkan angka tindak kemaksiatan yang pada akhirnya sulit untuk dikendalikan. Dari segi psikologis Kebiasaan LGBT juga berdampak buruk bagi kondisi psikologis atau kejiwaan seseorang serta dapat memberikan efek yang begitu kuat pada syaraf si pelaku. Seorang yang dikategorikan LGBT bisa memiliki kepercayaan bahwa dirinya bukanlah seorang lelaki atau pun perempuan yang sejati. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada timbulnya rasa khawatir terhadap identitas diri serta seksualitasnya. Mereka itu akan lebih cenderung memilih bersama dengan orang yang berkepribadian sejenis dengannya. Kebiasaan tersebut akan mempengaruhi akal pelaku, dan akhirnya ia akan menjadi seorang yang pemurung. Mereka yang memiliki kebiasaan seks menyimpang seperti homoseksual akan selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan hawa nafsunya. Dari segi hubungan kekeluargaan Kebiasaan LGBT juga bisa mengganggu bahkan merusak hubungan keluarga. Ketiak salah satu dari anggota keluarga memiliki kebiasaan seks yang menyimpang, maka kondisi tersebut tentu akan dapat menyebabkan berbagai hal, seperti : Timbulnya kekecewaan dan rasa malu dari anggota keluarga yang lainnya yang pada akhirnya timbullah pertikaian di antara sesama anggota keluarga.Menimbulnya tekanan mental pada anggota keluarga lainnya. Ketika seorang anak tinggal di antara keluarga yang di dalamnya terdapat pertikaian, maka hal itu akan dapat memberikan tekanan mental padanya, sehingga kondisi kejiwaan anak tersebut akan ikut terpengaruh.Dapat meningkatkan angka perceraian. Dari segi Keamanan Kebiasaan LGBT juga berdampak buruk bagi sistem keamanan di suatu wilayah, seperti semakin meningkatnya angka pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak. Cara Mencegah LGBT Menjaga Pergaulan Dimana seorang wanita tidak baik membiasakannya diri berteman dengan kaum laki-laki, karena dampaknya akan mempengaruhi psikologisnya yang nantinya berkarakter dan berpenampilan seperti laki-laki. Sehingga kondisinya, ketika dalam sebuah keluarga ada banyak anak laki-laki, akan tetapi hanya ada satu anak perempuan. Maka sang ibu harus mengambil peran yang lebih besar, untuk memasukan karakter seorang wanita padanya, sehingga hal ini membuat anak perempuan agar tidak kehilangan jati dirinya. Ini hanya salah satu contoh cara menaggulangi agar tidak terjatuh ke dalam prilaku LGBT. Intinya, baik laki-laki maupun perempuan hendaknya melakukan pergaulan yang sesuai dengan kodrat atau fitrahnya masing-masing. Tutup Segala Celah Pornografi Sudah banyak diketahui bahwasanya penyebaran LGBT ini identik dengan sesuatu yang bersifat pornografi. Seseorang umumnya bisa “terjangkit” Pornografi karena penyalahgunaan teknologi seperti gadget dan lainnya. Penting untuk setiap pihak, baik itu orang tua maupun pihak terkait lainnya mencounter dan menangkal dari dampak buruk penyalahgunaan teknologi ini. Adakan Kajian atau Seminar Tentang Bahaya LGBT  Anak-anak yang sudah masuk masa SMP dan SMA telah dapat diberikan edukasi dari kegiatan-kegiatan formal seperti seminar dan semacamnya. Penting untuk segala pihak yang berkepentingan agar mengadakan dan mendorong anak-anak muda untuk mengikuti seminar tentang bahaya LGBT, sehingga mereka bisa lebih mawas diri dari resiko terkena prilaku LGBT. Sangat diharapkan agar Perguruan Tinggi bisa secara resmi untuk mendirikan pusat kajian dan penanggulangan dari propaganda LGBT yang saat ini masih terus disebarkan dengan gencar. Aktivitasnya juga termasuk memberikan konsultasi psikologi dan pengobatan untuk mereka yang terkena prilaku LGBT. Peran Media Massa Sangat diharapkan agar media massa menampilkan sesering mungkin untuk menyebutkan kisah-kisah mereka yang awalnya terkena prilaku LGBT, kemudian bisa menjadi seorang yang normal kembali. Media Massa hendaknya membangkitkan rasa optimisme pada orang-orang, bahwa mereka yang menjadi korban LGBT, ternyata bisa disembuhkan. Peran Pemerintah Pemerintah diharapkan melakukan peninjauan peraturan perundang-undangan untuk mencegah terjadinya hubungan seksual yang sejenis, dan mencegah penyebaran pornografi secara umum.Pemerintah dan DPR perlu untuk segera membuat peraturan untuk mencegah dan menutup celah daru usaha kelompok tertentu yang ingin melegalisasi LGBT, seperti yang terjadi itu dari Amerika dan negara-negara lainnya.Dapat juga masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan, agar peduli pada pemasalahan ini dengan mengajukan gugatan judicial review terhadap pasal-pasal KUHP yang masih lemah dalam pencegahan kejahatan seksual.Pemerintah bersama masyarakat harus bergerak cepat untuk pencegahan LGBT, serta juga memberikan penyuluhan tentang LGBT. Peran Para Tokoh, Ulama dan Ahli Pendidikan Masjid-masjid besar diharapkan untuk membuka klinik LGBT, untuk memberikan penyuluhan keagamaan kepada penderita LGBT. Peran para ulama, da’i dan ahli pendidikan sangat penting agar memberikan pendidikan dan nesehat yang ampuh agar para penderita LGBT bisa kembali normal. Para tokoh yang memiliki pengaruh besar di masyarakat, dapat melakukan pendekatan kepada para pemimpin media massa yang terutama televisi, untuk mendorong agar media massa ikut berperan memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar terhindar dari LGBT. Peran Masyarakat Masyarakat hendaknya melakukan pendekatan yang baik dan tidak memandang miring para pelaku LGBT, karena bagaimanapun pelaku LGBT merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki hak sebagai manusia. Yang perlu dilakukan adalah menyadarkan para pelaku LGBT dari kekeliruannya. Orang-orang yang memiliki rezeki lebih bisa memberikan beasiswa secara khusus kepada calon-calon doktor yang menulis disertasi dan bersungguh-sungguh dalam penanggulangan LGBT. Hal ini nantinya akan sangat membantu masyarakat, agar bisa dengan baik dan benar untuk berhadapan dengan pelaku LGBT, dan menyadarkannya agar kembali menjadi manusia yang normal. Peran Pekerja Sosial Pekerja sosial atau sering disebut peksos merupakan profesi yang berperan penting dalam mengembalikan keberfungsian sosial seseorang. Keberfungsian sosial, yaitu kemampuan seseorang dalam menjalankan peran dan fungsi sosialnya sesuai dengan status sosialnya di tengah masyarakat, baik itu kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan mendasarnya maupun dalam mengatasi masalahnya. Berkenaan dengan LGBT, penulis dalam hal ini akan menyampaikan dua poin penting yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial. Pertama, peksos harus mengkondisikan lingkungan di sekitar untuk tidak melakukan bully dan diskriminasi terhadap kaum LGBT. Hal ini disebabkan ketika mereka di bully dan diskriminasi, seringkali terjadi mereka semakin menjauh dan akan mengalami kesulitan dalam mengubah perilaku menyimpangnya tersebut. Peksos harus memiliki keterampilan dalam merangkul mereka agar kembali pada fitrah mereka.  Kedua, peksos memiliki peranan dalam mengembalikan keberfungsian sosial kaum LGBT yang menjadi kliennya. Dalam konteks ini peksos berperan dalam melakukan pendekatan awal (engagement) yang di dalamnya ada intake dan contract. Artinya, ada kontak dan kontrak kesepakatan bersama antara peksos dan klien untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Setelah pada tahapan pertama ini sukses, mereka nyaman berkomunikasi dengan peksos, maka tahapan peksos dalam menyelesaikan masalah mulai dari assesment (penggalian masalah), rencana intervensi, intervensi, evaluasi hingga terminasi/referal dapat dilakukan. Singkat cerita, peksos dalam hal ini berupaya menjadi teman curhat yang nyaman bagi kaum LGBT. Seringkali terjadi seseorang merasa tidak ada masalah, padahal secara nilai, norma dan kultur yang berlaku, orang tersebut sedang bermasalah. Oleh karena itu, peksos dengan keterampilan profesional yang ia miliki harus bisa menemukan teknik yang tepat membantu memahamkan klien kalau ia sedang bermasalah dan mendorong klien agar mampu menyelesaikan masalahnya tersebut. Tentu nilai yang menjadi standar yang harus disepakati dengan klien, yaitu nilai yang berasal dari ajaran agama Islam yang agung nan mulia. Bagi mereka yang non muslim, penulis pikir tidak menjadi masalah mengingat agama lain juga melarang perilaku LGBT. Di dalam kode etik peksos ada larangan memaksa klien untuk memilih sesuatu. Oleh karena itu, yang bisa dilakukan peksos adalah memberikan pendampingan, konseling, motivasi yang semua itu dalam satu rangkaian untuk mengembalikan keberfungsian sosialnya (kembali kepada fitrahnya sebagai manusia). Untuk mengubah perilaku seseorang itu membutuhkan waktu. Dan bila mereka belum berubah kembali kepada fitrahnya, upaya lain tetap harus dilakukan dan berkelanjutan dengan catatan tidak ada paksaan dari peksos itu sendiri. Sebagai penutup, penulis pikir, peksos tidak bisa bergerak sendiri. Semua elemen masyarakat harus bersinergi dalam menyikapi perilaku LGBT yang hari ini mulai marak dibicarakan di tengah masyarakat. Kembali di awal, ada tiga pilar yang harus berperan maksimal dalam hal ini, yaitu keluarga yang harus bersungguh-sungguh memberikan pola didik dan asuh yang baik dan benar sebagaimana tuntunan ajaran agama Islam. Masyarakat harus memiliki kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang seperti LGBT yang ada di lingkungannya. Masyarakat tidak boleh mem-bully, tidak pula membiarkannya. Dalam konteks ini, masyarakat harus merangkul mereka. Tokoh-tokoh masyarakat, agama, dan lain sebagainya bersinergi dalam melakukan pembinaan terhadap mereka. Terakhir sebagai penutup, peran negara sangat efektif dalam menyelesaikan fenomena LGBT ini. Negara harus melakukan pembinaan iman dan takwa secara massif terhadap rakyatnya. Terhadap kaum LGBT harus bersikap tegas dalam artian negara memberikan waktu pembinaan, pendampingan terhadap mereka untuk kembali kepada fitrahnya sebagai manusia. Bila dalam batas akhir waktu itu mereka tidak berubah, maka penegakan sanksi hukum yang tegas atas mereka perlu diberlakukan. Hal ini bukan bentuk diskriminasi, tetapi ini merupakan bagian dari pengamalan ajaran agama terutama ajaran agama Islam yang melarang perbuatan tersebut. Pembinaan dan penegakan sanksi ini justru harus dilaksanakan sebagai bentuk ketundukan kepada Tuhan. Tidak pantas dan sombong rasanya kalau ada manusia yang kemudian  justru menganggap perintah dan ajaran Tuhan arogansi atau diskriminasi, apalagi bila ia seorang Muslim. Sebagai penutup, penulis akan mengutip firman Allah SWT, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (Q.S Al A’raf: 96).