BUDIDAYA KENTANG UNTUK MENGHASILKAN BIBIT BARU YANG UNGGUL
Budiaya kentang semakin hari semakin banyak orang yang ingin terjun sebagai petani
kentang. Kentang Selain untuk masakan ternyata di dalam kentang mempunyai zat yang bisa
menyehatkan. Permintaan kentang tidak hanya masyarakat yang ingin memasak tetapi kentang di
buat sebagai olahan makanan nakanan kecil seperti keripik kentang. Dan banyak permintaannya
apabila kita tidak menyiasati dengan membuat bibit sendiri maka keberlangsungan bisnis
kentang akan sedikit terhambat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menanam kentang untuk menghasilkan bibit baru :
1.
2.
3.
Lokasi
Lokasi penanamannya dipilih yang bersuhu udara sekitar 15-20oC. Lokasi ini
tidak ditanami kentang dan tanaman sefamilinya sekitar 2-3 tahun. Jadi, lahan yang
dipakai biasanya yang mempunyai pola penanaman tumpang gilir (rotasi). Tumpang
gilir tersebut misalnya usai menanam kentang, lahan diberakan dulu, kemudian
ditanami tanaman lain yang bukan sefamili selesai tanaman lain ini dipanen, lahan
diberakan lagi. Dan kemudian, ditanami lagi dengan tanaman lain yang bukan
sefamili. Begitu seterusnya sampai beberapa musim tanam. Baru kemudian, lahan
bisa ditanami kentang. Jarak lokasi penanaman dengan tanaman lain yang sefamili
minimal 360 m.
Umbi kentang
Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu dan dipilih umbi yang sehat dan
berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit. Umbi yang digunakan
mempunyai berat sekitar 30-80 gram. Bila beratnya kurang dari 30 gram, lebih baik
jangan dipakai karena akan mempengaruhi mutu produksi nantinya. Demikian juga
dengan umbi yang beratnya lebih dari 80 gram jangan digunakan karena lebih
menguntungkan bila dijadikan kentang konsumsi. Selain itu, umbi berasal dari umbi
yang dipanen pada kondisi tua betul.
Keadaan lingkungan
Karena tujuan menanam untuk menghasilkan bibit, maka yang kita inginkan
adalah umbi calon bibit bisa berjumlah banyak. Untuk itu ada beberapa perlakuan
yang bisa dilaksanakan di lapangan.
Jarak tanamnya dipersempit berarti, jamlah tanaman per arealnya menjadi lebih
banyak dibanding jumlah tanaman normalnya kalau penanamannya untuk
keperluan konsumsi.
Dengan jarak tanam 10 x 70 cm, bisa meningkatkan bibit berbobot 30-45 gram
dan 45-60 gram, masing-masing sekitar dan 0,5.
Jarak tanam 15 x 70 cm, jumlah peningkatannya antara 4,6% dan 3,1%.
Bila yang digunakan berukuran besar, dan kemudian umbinya dibelah, jumlah
umbi yang diperoleh justru turun sebesar 2,7%.
Bila bibit yang ditanam dan kentang yang peka dengan Phytophtora dan
penanamannya pada musim hujan, jarak tanam rapat mempunyai risiko tinggi.
Jadi dalam hal ini, jarak tanam juga memperhitungkana jenis kentang apa yang
ditanam dan kapan atau musim apa penanaman dilakukan.
Cara bertanam kentang untuk bibit tidak berbeda dengan cara bertanam kentang pada
umumnya kentang untuk konsumsi. Bila penanaman sudah dilakukan, lantas diketahui ada gejala
serangan penyakit, segera tanaman ini dibuang. Bila yang diserang tanaman yang sudah berumbi,
bisa dicoba dengan melakukan pemangkasan batang tanaman. Ini maksudnya, agar tanaman
menumbuhkan tunas baru. Biasanya, tunas baru masih dalam keadaan sehat dan untuk
menghindari penyakit, tunas tersebut segera semprot dengan pestisida.
Ketika tanaman berumur 60-70 hari (tergantung dari genjah tidaknya varietas yang
ditanam), tanaman mulai dipermatikan. Caranya dengan memotong rumpun batang tanaman atau
dengan menyemprotkan herbisida, seperti Gramoson. Maksud pematian tersebut agar tanaman
tidak diserang penyakit dan mencegah menjamurnya penyakit.
Setelah penatian, umbi-umbi dibiarkan tua di dalam tanah. Penanaman umbi dilakukan
setelah umur panen. (Umur panen tergantung varietasnya). Dengan pemanenan umbi yang tua,
kulit umbi menjadi kuat tidak mudah lecet luka (mengelupas). Yang perlu diketahui pula, umbi
yang dipanen dalam usia tua bisa memperpendek umur umbi ketika disimpan di gudang. Jadi,
umbi yang belum lama disimpan, sudah mulai bertunas. Ini berarti, umbi bisa cepat ditanam lagi.
Ubi untuk bibit hanya dapat diulang dua atau tiga kali pembibitan saja. Jadi, dari bibit
pertama kali diperoleh atau anggap saja generasi pertama (F1), setelah ditanam akan
menghasilkan umbi calon bibit generasi kedua (F2). Dari umbi itu, bila ditanam lagi akan
dihasilkan generasi ketiga (F3). Generasi ketiga ini sebaiknya tidak ditanam lagi karena akan
menurunkan produksi umbinya. Jadi, generasi ketiga ditanam hanya untuk keperluan konsumsi
dan bukan bibit.
Persiapan Lahan
Pemilihan Benih
Penanaman
Pemeliharaan
Panen