Academia.eduAcademia.edu

TUGAS HUMAS KELOMPOK 7 OPINI PUBLIK

MATA KULIAH HUMAS KELOMPOK 7 : ISMI CHAIRIAH SUGIARTO TUHUTERU OPINI PUBLIK DOSEN : Dr. Dian U. Sutiksno SE. MSi POLITEKNIK NEGERI AMBON ADMINISTRASI NIAGA D4 ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN 2019 DAFTAR ISI MATA KULIAH HUMAS 1 DAFTAR ISI 2 KATA PENGANTAR 3 BAB I 4 Pendahuluan 4 A. Latar Belakang 4 B. Tujuan Penulisan 4 BAB II 5 Pembahasan 5 A. Pengertian Opini Publik 5 B. Unsur-unsur Opini 7 C. Pengaruh Opini Publik 8 BAB III 10 Penutup 10 A. Kesimpulan 10 DAFTAR PUSTAKA 11 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatnya, serta karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Opini Publik” ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada ibu Dr. Dian U. Sutiksno SE. Msi selaku dosen pengasuh mata kuliah Humas yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat bergunadalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenaika Opini Publik dan apa Pengaruhnya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah inijauh dari kata sempurnah. Oleh sebab itu kami menerima dengan lapang dada segala kritik dan saran yang dapat membantu memperbaiki makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi kami dan orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Publik adalah sekolompok orang dengan kepentingan yang sama memiliki suatu pendapat yang sama mengenai suatu persoalan yang menimbulkan pertentangan atau kontreoversial. Setiap orang didefinisikan sebagai sejumlah publik yang masing-masing mungkin terlibat dalam proses pembentukan opini tentang satu atau lebih persoalan yang menimbulkan pertentangan. Seseorang individu mungkin menjadi anggota dari kelompok-kelompok etnik, keluarga, sosial, politik, keagamaan, pendidikan, profesi, dan kelompok-kelompok lainnya yang berhadapan dengan beberapa persoalan kontroversial, serta terlibat dalam pembentukan opini publik. Salah satu tujuan humas adalah merebut opini publik. Opini publik berasal dari dua kata berbahasa Latin, yaitu opinari dan publikus. Opinari berarti berfikir atau menduga. Sedangkan publikus berarti milik masyarakat luas. Hubungan antara kedua kata itu menyangkut hal, yaitu dugaan, perkiraan, harapan, dan pilihan yang dilakukan oleh banyak orang. Tetapi, meskipun publik memiliki arti luas, penegrtian publik dalam humas menyangkut segmen yang sangat spesifik. Opini publik adalah merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pendapat, masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara langsung atau melalui media/perantara, hal ini dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekaligus. Oleh karena itu opini publik dapat diartikan sebagai ungkapan yang menjadi keyakinan yang menjadi pegangan bersama diantara para anggota sebuah kelompok atau publik, mengenai suatu masalah kontroversial yang menyangkut kepentingan umum. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui apa itu Opini Publik Untuk mengetahui jenis-jenis opini yang berkaitan dengan Opini Publik Mengetahui pengaruh Opini Publik BAB II Pembahasan Pengertian Opini Publik Opini publik berasal dari bahasa inggris Public Opinion. Menurut Djoenaesih S. Soenarjo, dalam buku Opini Publik, opini publik dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat Umum”, dengan demikian public relations yang umumnya diterjemahkan dengan “hubungan masyarakat”. Dalam hal ini public diterjemahkan dengan “masyarakat”, sedangan relations (sebenarnya kata jamak) diterjemahkan dengan “hubungan” (1984:22) Menurut Leonardo W. Doob, dalam Sunarjo, 1984, pengertian opini publik adalah sikap orang-orang mengenai suatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Definisi ini menyebutkan bahwa opini publik itu berhubungan erat dengan sikap manusia yaitu sikap secara pribadi maupun sebagai anggota suatu kelompok. Doob lebih jauh mengemukakan bahwa yang membentuk opini publik adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompoknya, karena sikapnya ditentukan oleh pengalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompok itu pula. Komunikasi persuasi bila diahubungkan dengan opini publik Doob mempunyai pendapat bahwa opini publik itu sifatnya akan tetap latent (terpendam) dan baru memperlihatkan siifat yang aktif apabila issue itu timbul kalau terdapat konflik. Opini pulik akan berkembang menjadi kuat apabila opini publik itu didukung oleh beberapa opini kelompok, sehingga opini publik itu dapat lebih mudah digerakan (Sunarjo, 1984:27) Opini publik biasanya diungkapkan setelah terjadinya pertentangan, pertikaian, dan perdebatan mengenai beberapa masalah kontroversial yang menyangkut sistem nilai, doktrin, dan kesejahteraan kelompok. Opini publik bukan semata-mata opini dari mayoritas suatu kelompok. Untuk setiap persoalan, publik yang berkepentingan akan membagi dirinya sendiri ke dalam dua atau lebih sudut pandangan yang berbeda-beda, yang tidak perlu bertentangan atau eksklusif satu sama lainnya. Lebih jauh, seitel menyebutkan bahwa sikap didasarkan sejumlah karakteristik: Personal, secara fisik, unsur emosional suatu individu termasuk kondisi, usia dan status sosial. Cultural, lingkungan dan gaya hidup dalam area geografis tertentu, seperti Jepang berbeda dengan orang Amerika berbeda dengan orang kotanya. Pendidikan, tingkat dan kualitas pendidikan seseorang. Familial (people’s root), semacam akar rumput orang-orang. Religi, suatu sistem kepercayaan tentang Tuhan atau supranatural. Tingkat sosial, posisi dalam masyarakat. Perubahan status sosial yang dimiliki orang-orang. Ras, asal teknik/suku. Karakteristik-karakteristik di atas memberikan pengaruh terhadap bentuk sikap, juga faktor-faktor lainnya seperti pengalaman, tinagkat ekonomi, sikap politik dan anggota suatu organisasi. Berdasarkan penelitian belum lama ini bahwa sikap dan perilaku adalah situasional –dipengaruhi oleh issue-issue dalam situasi tertentu. Meskipun begitu, sewaktu yang lain dengan sikap yang sama mencapai suatu pendapat yang sama, maka suatu konsensus/kesepakatan atau opini publik itu akan muncul. Marian D. Irish dan James W prothro, dalam Effendy, menyebutkan bahwa opini publik adalah ekspresi sikap mengenai persoalan masyarakat. Definisi Irish dan Prothro mencakup tiga aspek : Ekspresi. Sikap yang tidak diekspresuja bukanlah opini publik, sebab sikap adalah presdiposisi internal yang tidak bisa diobservasi secara langsung. Untuk menjadi aspek dari opini publik, sikap harus dikomunikasikan kepada orang lain. Sementara ahli lain menyebutkan sikap sebagai opini publikyang tersembunyi. Persoalan (issue), yang dimaksud dengan persoalan atau issue di sini ialah yang mengandung pro dan kontra itulah, suatu opini selalu mengenai objek yang dapat menimbulkan tanggapan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kemasyarakatan, opini publik lebih banyak bersangkutan perseorangan dengan kemasayarakatan. Opini publik merujuk pada sikap orang-orang mengenai persoalan masyarakat apabila dari kelompok sosial yang sama. Dari beberapa definisi dengan berbagai pendekatan itu, secara umum definisi itu dapat disimpulkan sebagai berikut: opini publik adalah efek komunikasi dalam bentuk pernyataan yang bersifat kontrovesial dari sejumlah orang sebagai mengekspresikan sikap terhadap masalah sosial yang menyangkut kepentingan umum. Jadi, opini publik muncul dimasyarakat karena ada persoalan yang menyangkut kepentingan bersama, tetapi pendapat orang-orang yang terlihat ternyata tidak sama, ada pihak yang setuju dan ada pihak yang tidak setuju, sehingga dapat menimbulkan pergunjingan. Menurut effendy, untuk memperoleh kejelasan mengenai opini publik, perlu dikemukan tentang jenis-jenis opini lainnya yang berkaitan dengan opini publik, dan penting untuk diketahui publik Relation Officer (pejabat humas): Opini individu, pendapat seseorang secara perorangan mengenai sesuatu yang terjadi di masyarakat. Pendapat itu bisa setuju atau tidak setuju. Baru diketahuinya bahwa orang-orang lain ada yang sependapat dan ada yang tidak sependapatdengan dia, setelah memperbincangkan dengan orang lain. Maka sesuatu yang terjadi itu menjadi opini publik. Jadi, opini publik itu merupakan perpaduan dari opini-opini individu. Opini pribadi, pendapat asli seseorang mengenai suatu masalah sosial. Pendapat seorang belum tentu pendapat pribadi, mungkin ia ambil alih opini orang lain disebabkan ia menyetujuinya, lalu daam suatu pergunjingan dikomunikasikannya kepada orang lain sebagai opininya sendiri, tetapi bukan opini prinadinya. Opini kelompok, pendapat kelompok mengenai masalah sosial yang menyangkut kepentingan banyak orang, termasuk sekelompok orang tadi. Opini mayoritas, pendapat oang-orang terbanyak dari mereka yang berkaitan dengan suatu masalah yang pro, mugnkin yang kontra, mungkin yang mempunyai penilaian lain. Biasanya munculnya opini mayoritas itu dibawa ke suatu forum terbuka dalam bentuk lembaga, misalnya parlemen, sehingga bisa dihitung berapa jumlah yang pro, beraoa yang kontra, dan berapa pula orang yang tidak termauk pro dan kontra. Opini minoritas, kebalikan dari opini mayoritas. Opini minoritas adalah pendapat orang-orang yang relatif jumlahnya sedikit dibandingkan jumlah mereka yang terkait dengan suatu masalah sosial. Opini massa (mass opinion), merupakan tahap kelanjutan dari opini publik. Opini yang bersifat massa ini bisa beralih bentuk menjadi tindakan fisik, sering tindakan yang bersifat destruktif. Opini umum (general opinion), pendapat yang sama dari semuaorang dalam suatu masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum. Dari defenisi tersebut terdapat persamaan dengan opini massa, yaitu bahwa keduanya mempunyai pendapat yang sama. Perbedaanya ialah, jika pada opini massa pendapat yang sama itu merupakan hasil perkembangan dari opini publik –yaitu pendapat yang kontroversial- pada opini umum tidak; ketika di tengha-tengah masyarakat muncul suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum, semua orang pro atau semuanya kontra. Pembahasan masalah opini publik adalah hal yang sangat mendasar bagi pekerjaan seorang praktisi Punlic Relations. Bahkan hubungan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi manapun di dunia ini tidak lepas dari munculnya opini di dalam masyarakat. Mengapa objek ini menjadi sangat penting, tentu dalam kedudukannya, baik sebagai individu, mauoun sebagai bagian dari masyarakat luas (kasali, 1994:16). Sekalipun publik mempunyai arti masyarakat luas, pengertian publik dalam public relations menyangkut segmen yang sangat spesifik. Misalnya publik karyawan, publik managemen, publik komunitas lokal, publik pemerintah. Unsur-unsur Opini Abelson, dalam kasali (1994), menyebutkan bahwa opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yakni: Belief (kepercayaan tentang sesuatu) Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang) Preception (presepsi) bila attitude dimaksudkan sebagai apa yang dinyatakan oleh seseorang melalui pernyataan (what individual says or puts on a questionnaire) Akar dari opini tak lain adalah presepsi. Presepsi ditentukan oleh faktor seperti: Latar belakang budaya Pengalaman masa lalu Nilai-nilai yang dianut Berita-berita yang berkembang Pengaruh Opini Publik Pengaruh opini publik yang dikembangkan beberapa tahun lalu oleh ahli pisikologi sosial Hadley Cantril, dalam Seitel. 1992. Berisikan apa yang disebut dengan the 15 “laws of publik opinion”, yaitu Opini sangat sensitif terhadap berbagai peristiwa penting. Peristiwa-peristiwa yang besar (luar biasa) dapat mengubah opini publik seketika. Opini publik itu tidak akan stabil sebelum peristiwa itu menunjukan perkembangan yang pasti. Opini secara umum lebih banyak ditentukan oleh peristiwa dari kata-kata, kecuali kata-kata itu merupakan suatu peristiwa. Pernyataan verbal dan tindakan penanggulangan hanya bisa dilakukan pada saat opini terbentuk dan sewaktu orang-orang masih dalam keadaan bingung dan mencari keterangan dari sumber yanng kredibel (layak dipercaya). Secara umum, opini publik tidak mengantisipasi suatu keadaan darurat, tetapi hanya bereaksi terhadap keadaan. Opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi berbagai peristiwa, kata-kata dan hal-hal yang dapat mempengaruhi opini bila ada hubungannya dengan kepentinga pribadi (diri sendiri). Opini tidak dapat bertahan pada suatu periode panjang (mudah berubah), kecuali jika orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut atau jika opini yang dimunculkan oleh kata-kata diperkuat oleh suatu kejadian nyata. Jika kepentingan pribadi sudah melekat, tidak mudah mengubah opini. Sewaktu kepentingan pribadi sudah tersangkut, opini publik suatu negara demokrasi cenderung untuk mendahului atau mengerahkan kebijakan pemerintah atau pihak lain yang berwenang. Sewaktu opini didukung mayoritas yang tidak begitu kuat atau opini yang dibentuk tidak solid, peristiwa berikutnya mudah sekali mengubah opini. Pada saat kritis, setiap orang menjadi lebih sensitif terhadap kecakapan pimpinan mereka. Jika pemimpin mereka masih menunjukan kredibilitasnya, mereka aja tetap setia dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pimpinan mereka. Tetapi bila kredibilitas itu sudah luntur, kesetiannya dan rasa tanggung jawab mereka berkurang dari biasanya. Orang-orang segan untuk menentang berbagai keputusan yang diambil pemimpin mereka dalam keadaan kritis, apalagi bila mereka merasa dilibatkan dalam mengambil keputusan. Orang-orang memiliki dan mampu membentuk opini yang ada kaitannya dengan tujuan tertentu akan lebih mudah dibandingkan dengan membentuk opini tentang metode-metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Opini publik, sama halnya dengan opini individu, mengandung suatu keinginan. Apalagi opini hanya berdasarkan keinginan bukan suatu informasi, maka hak itu cenderung untuk menunjukan perhatian yang sangats besar terhadap suatu peristiwa. Semakin orang-orang melihat terhadap demokrasi karena diberinya kesempatan mengikuti pendidikan lebih tinggi dan siap mengakses informasi, maka opini publik akan mengacu pada akal sehat dan cenderung mengemukakan opini publik yang lebih objektif (Sietel, 1992:88-89). Usaha untuk mengubah opini, berdasarkan suatu penelitian yang menggunakan teknik ilmiah, perubahan opini harus dititikberatkan kepada prinsip-prinsip psikologi, berdasarkan pengalaman tindakan perlu ditambahkan adalah: Hindari perdebatan atau pertentangan terbuka. Hendakanya mengemukakan fakta-fakta. Pernyataan harus positif. BAB III Penutup Kesimpulan Opini publik merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pemikiran, pendapat, masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara langsung ataupun melalui media dan perantara lainnya, hal ini dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekalipun. Opini publik memiliki pengaruh yang besar baik untuk sebuah untuk perusahaan maupun sebuah negara, opini publik memiliki kekuatan dalam mempengaruhi citra dari suatu perusahaan maupun seuatu negara. Saran Harapannya, setelah mengetahui pengertian dan pengaruh dari opini publik. Para pembaca mendapatkan informasi lebih dari makalah ini baik mahasiswa/i maupun para pembaca lainnya. Dan terkhusus para mahasiswa/i dapat mengeplementasikannya dalam dunia kerja yang akan terjun dan hidup di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Moore, Frazier. (2005). Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: PT.Rosdakarya Ardianto, Elvinaro. (2008). Dasar-Dasar public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Broom, Glen M. (2000). Effective Public Relations. Jakarta: PT. Indeks 11