Academia.eduAcademia.edu

Laporan Praktikum SUKSESI

2020, SUKSESI

Suksesi merupakan proses perubahan yang berlangsung secara beruntun dari komunitas tumbuhan pelopor dengan biomassa kecil. Praktikum ini bertujuan untuk melakukan simulasi lapangan suksesi sekunder, mengetahui proses suksesi sekunder dalam komunitas atau ekosistem terestial, mengetahui faktor kimia fisik dan keanekaragaman spesies dari proses sebelum dan sesudah suksesi sekunder dalam komunitas atau ekosistem terestial. Praktikum dilakukan dikawasan semanggi dengan metode Shannon-Wiener dan Simpson. jumlah,jenis tanaman setelah dilakukannya pembakaran lebih beragam dari pada sebelum dilakukannya pembakaran lahan, hal ini membuktikan bahwa terjadinya peristiwa suksesi.

SUKSESI Niken Agustin, Abdul Bagas Alkatiri, Riyan Supriyatna, Muhammad Thariq Mulyana Program Study Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta *Corresponding Author: nikenagustin888@gmail.com Abstrak Suksesi merupakan proses perubahan yang berlangsung secara beruntun dari komunitas tumbuhan pelopor dengan biomassa kecil. Praktikum ini bertujuan untuk melakukan simulasi lapangan suksesi sekunder, mengetahui proses suksesi sekunder dalam komunitas atau ekosistem terestial, mengetahui faktor kimia fisik dan keanekaragaman spesies dari proses sebelum dan sesudah suksesi sekunder dalam komunitas atau ekosistem terestial. Praktikum dilakukan dikawasan semanggi dengan metode ShannonWiener dan Simpson. jumlah,jenis tanaman setelah dilakukannya pembakaran lebih beragam dari pada sebelum dilakukannya pembakaran lahan, hal ini membuktikan bahwa terjadinya peristiwa suksesi. Pembentukan populasi pada petak suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu cuaca, lokasi pembuatan petak suksesi dan disturban. Kata Kunci: Suksesi, Biomassa, Ekosistem, Klimaks. kerak, lumut daun, paku-pakuan, dan sebagainya (Suharno, 1999). Selanjutnya dikatakan bahwa suksesi ada dua tipe, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaaan dua tipe suksesi ini terletak pada kondisi habitat awal proses suksesi terjadi. Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal, terbentuk habitat baru. Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas atau ekosistem alami terganggu baik secara alami atau buatan dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Kondisi yang membatasi laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies pada tahap berikutnya adalah faktor lingkungan yang kurang cocok untuk mendukung kelangsungan hidup permudaan jenis-jenis tertentu. PENDAHULUAN Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis, melainkan dinamis. Ia selalu berubah-ubah. Kadang-kadang perubahan itu besar, kadang-kadang kecil. Perubahan itu terjadi secara alamiah, maupun sebagai akibat perbuatan manusia (Soemarwoto, 1983). Suksesi merupakan proses perubahan yang berlangsung secara beruntun dari komunitas tumbuhan pelopor dengan biomassa kecil. Tetapi lahan hidup di kawasan yang gersang dan kerdil menjadi komunitas belukar dan kemudian menjadi hutan dengan biomassa lebih berat, setelah kawasan itu cukup subur untuk mendukung kehidupan yang lebih kaya raya serta anekaragam. Pohon kaya di dalam hutan jauh lebih besar dengan komunitas asalnya yang hanya terdiri atas jenis tumbuhan herba seperti lumut 1 (Marsono dan Sastrosumarto, 1981). Praktikum ini bertujuan untuk melakukan simulasi lapangan suksesi sekunder, mengetahui proses suksesi sekunder dalam komunitas atau ekosistem terestial, mengetahui faktor kimia fisik dan keanekaragaman spesies dari proses sebelum dan sesudah suksesi sekunder dalam komunitas atau ekosistem terestial. digunakan adalah melakukan simulasi lapangan suksesi sekunder dengan Shannon-Wiener dan Simpson. Cara kerja lokasi prakte ditentukan didaerah yang memiliki tingkat kepadatan vegetasi yang tinggi, dibuat plot ukuran 10x10 𝑚2 semi permanen kemudian dicatat lokasi, kondisi, kimia fisik lingkungan dan tanah dan keanekaragaman spesies tumbuahan, plot tersebut dibakar sampai habis dan dibiarkan selama satu minggu, analisis keanekaragaman spesies dengan Shannon-Wiener dan Simpson, buatlah grafik skala waktu dengan keanekaragaman spesies sebelum dan sesudah suksesi sekunder, pengambilan data dilakukan selama 4 minggu dalam 1 minggu sekali. METODOLOGI Praktikum dilakukan selama 4 minggu/30 hari dikawasan Semanggi. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tali atau tambang(1x1m), patok, meteran, pisau atau golok, alat penghitung, pH meter, GPS, anemometer, soil moisture tester, botol dan plastik sampel, kertas label, alat tulis, kamera. Bahan yang digunakan daun kering dan korek api. Metode yang HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Faktor Fisik Faktor Fisik Suhu (˚C) Kec. Angin (m/s) Kelembaban Udara (Rh) Intensitas Cahaya (Lux) Suhu Tanah (˚C) pH Tanah Kelembaban Tanah (Rh) Awal 29 0,0 79 1,11x100 33 6,8 3 Gambar 1. Jumlah jenis tumbuhan 2 Akhir 27,8 0,6 81,2 0,5x100 33 7 1,8 muncul adalah jenis rerumputan yaitu ilalang. Hal ini disebabkan jenis suksesi merupakan suksesi sekunder, dimana sudah terdapat kehidupan sebelumnya. Vegetasi yang biasanya muncul pertama kali biasanya berupa tumbuhan pelopor atau pionir yaitu tumbuhan yang berkemampuan tinggi untuk hidup pada lingkungan yang serba terbatas pada berbagai faktor pembatas. Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang memberikan kemungkinan hidup bagi tumbuhan lainnya (Mukhtar, A,S. 2012). Proses terjadinya suksesi dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang baik secara terpisahpisah maupun dalam kombinasi dapat mempengaruhi ketidakhadiran atau kehadiran, keberhasilan atau kegagalan berbagai jenis komunitas tumbuhan melalui vegetasi penyusunnya. Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat hasil perbandingan jumlah, jenis tanaman sebelum dan sesudah dilakukannya suksesi dalam bentuk diagram bahwasanya jumlah,jenis tanaman setelah dilakukannya pembakaran lebih beragam dari pada sebelum dilakukannya pembakaran lahan, hal ini membuktikan bahwa terjadinya peristiwa suksesi dengan tumbuhnya individu-individu baru yang mampu berkompetisi atau benih-benih jenis tumbuhan yang sama sebelum dilakukan pembakaran yang masih mampu bertahan hidup sehingga dia tumbuh kembali menjadi individu baru dan membentuk suatu komunitas semakin lama akan semakin banyak individu-individu baru yang akan tumbuh dan berakhir sampai nanti pada titik klimaks. Simulasi suksesi sekunder pada praktikum kali ini dapat dikatakan berhasil sebab tampak terjadinya proses suksesi yakni perubahan dalam suatu komunitas yang berlangsung menuju ke Praktikum ini dilakukan dengan membuat petak/plot sebanyak 4 buah dengan luas masing-masing 1 × 1 m2, petak inilah yang dibuat gundul (dirusak) dengan cara membakarnya dengan api diarea petak ini hingga tanaman yang ada manjadi mati. Petak/plot dibuat dengan menggunakan tali rafia dengan warna yang mencolok (misalnya merah hijau), pemilihan warna ini bertujuan agar pembatas (garis) tersebut masih dapat terlihat jelas walaupun nantinya tumbuh berbagai tumbuhan dengan lebat serta berguna untuk membatasi area yang masuk dalam objek pengamatan. Pengamatan tentang suksesi ini dilakukan selama 4 minggu hal ini bertujuan untuk memberi waktu kepada daerah pengamatan untuk membentuk populasi baru. Pada saat pembuatan petak/plot dan pembakaran lahan, dihitung sebagai minggu ke 0. Perlu diketahui bahwa kondisi lingkungan dan faktor-faktor abiotik sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman dan berlangsungnya suksesi tumbuhan pada petak yang bersangkutan (Michael, P., 1996). Dilakukan pengamatan jenis tanaman, jumlah tanaman kemudian dicatat dan didokumentasikan sebelum dan sesudah dilakukannya suksesi sehingga kita bisa membandingkan hasil suksesi tersebut. Dalam praktikum yang kami lakukan, suksesi yang terjadi pada lahan garapan yang kami buat termasuk dalam jenis suksesi sekunder, suksesi sekunder muncul dari kerusakan alam yang parsial saja (Suharno, 1999). Hal ini sesuai karena kerusakan yang timbul hanya disebabkan oleh proses pembakaran dan bukan karena kerusakan alam total yang umumnya terjadi akibat bencana alam. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa vegetasi yang pertama 3 muncul diawal proses perubahan akan berkurang perananya pada tahap-tahap berikutnya . keanekaragaman spesies terus meningkat, sehigga pada titik klimaks akan tercipta lebih banyak relung untuk dimanfaatkan. Pembentukan populasi pada petak suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu cuaca, lokasi pembuatan petak suksesi dan disturban. suatu arah pembentukan komunitas secara teratur. Hal ini nampak dengan munculnya beberapa jenis vegetasi yang nantinya akan membentuk suatu komunitas baru. KESIMPULAN Proses terbentuknya suksesi dimulai dengan munculnya berbagai spesies yang timbul menggantikan spesies lain, sehingga spesies yang lain DAFTAR PUSTAKA Michael, P., 1996. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI Press: Jakarta. Mukhtar, A,S. 2012. Keadaan Suksesi Tumbuhan Pada Kawasan Bekas Tambang Batubara di Kalimantan Timur. Jurnal Biologi ilmiah: Vol.02 No.02. Soemarwoto, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan: Jakarta. Suharno. 1999. Biologi. Erlangga: Jakarta. Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu Lingkungan. Universitas Indonesia Pres; Jakarta. 4 LAMPIRAN Minggu ke- Jenis Tumbuhan ndividu 1 Citrus sinensis Turnera ulmifolial Citrus limon (L) osbeck Lantana camara L Guettarda wagapensis Capsicum annum Phytolacca americana Curcuma langa Alcea rosae L. Sida acura burn. F Urena lobara L Sida rhombifolia L Lactuca serriola L Phytolacca americana L Stellaria media (L) Vill Elephantopus mollis kunth Kampteria rotunda L Commelina diffusa burn.F Paectranthus routellaroides 19 Plectrantus scotellariades Viola odorata Sida rhombifolia Portulaca oleracea L Stellaria media (L) Vill Marrubium vulgare L Sida acuta burm. F Turnera ulmifolia L Phytolacca americana Cercissiliaquastrum Elephantopus mollis kunth Commelina diffusa burn.F Kampteria rotunda L Urena lobata L Prunella vulgaris L Bellis syisvetis cirillo Buxus sempervirens. L 17 Sida rhombifolia Berberis thumbergi L. 6 9 5 6 1 4 3 1 23 1 2 2 1 1 29 1 1 2 1 99 1 5 2 2 20 2 1 5 1 1 2 6 1 1 1 1 1 53 3 2 Jumlah 2 Jumlah 3 5 Pi 0.061 0.091 0.051 0.061 0.01 0.04 0.03 0.01 0.232 0.01 0.02 0.02 0.01 0.01 0.293 0.01 0.01 0.02 0.01 1 0.019 0.094 0.038 0.038 0.377 0.038 0.019 0.094 0.019 0.019 0.038 0.113 0.019 0.019 0.019 0.019 0.019 1 0.045 0.03 Ln Pi -2.803 -2.398 -2.986 -2.803 -4.595 -3.209 -3.497 -4.595 -1.46 -4.595 -3.902 -3.902 -4.595 -4.595 -1.228 -4.595 -4.595 -3.902 -4.595 -68.8 -3.97 -2.361 -3.277 -3.277 -0.975 -3.277 -3.97 -2.361 -3.97 -3.97 -3.277 -2.179 -3.97 -3.97 -3.97 -3.97 -3.97 -56.7 -3.106 -3.512 Pi (Ln pi) -0.17 -0.218 -0.151 -0.17 -0.046 -0.13 -0.106 -0.046 -0.339 -0.046 -0.079 -0.079 -0.046 -0.046 -0.36 -0.046 -0.046 -0.079 -0.046 -2.251 -0.075 -0.223 -0.124 -0.124 -0.368 -0.124 -0.075 -0.223 -0.075 -0.075 -0.124 -0.247 -0.075 -0.075 -0.075 -0.075 -0.075 -2.229 -0.139 -0.105 Jumlah 4 2 1 3 3 4 1 20 3 5 4 9 1 1 2 1 1 1 67 10 15 7 5 4 1 6 3 2 2 1 1 16 3 1 1 3 4 1 4 10 4 10 1 Phytolacca americana Asarum caudatum Viola reichenbachiana Gaultheria procumbens Sida acuta burn.F Stellaria media (L). Vill Marrubium vulgare L. Turnera ulmifolia L Elephantopus mollis kunth Commelina diffusa burn.F Kampteria rotunda L Urena lobata L Prunella vulgaris Bellis syisvetis cirillo Buxus sempervirens. L Arum maculatum Nicotiana rustiea 19 Medicago polymorpha Sida rhombifolia L. Viola odorato Gaultheria procumbens L Sida acura burn. F Stellaria media (L) Vill Marrubium vulgare L. Hibiscus rosa-sinensis L. Amaranthus biltum L. Urena cobata L. Citrus sinensis L Turnera ulmifolia L Cichorium intybus L. Phytolacca americana L. Raphanus raphanistrum L. Phytolacca americana L. Capsicum annum Asarum caudatum Alcea rosea Viola rechenbachiana Elephantopus mollis kunth Commelina diffusa burn.F Kampteria rotunda L Phartenocissus quinquofolia (L) pianch 6 0.03 0.015 0.045 0.045 0.06 0.015 0.299 0.045 0.075 0.06 0.134 0.015 0.015 0.03 0.015 0.015 0.015 1 0.084 0.118 0.055 0.039 0.031 0.008 0.047 0.024 0.016 0.016 0.008 0.008 0.126 0.024 0.008 0.008 0.024 0.031 0.008 0.031 0.079 0.031 0.079 0.008 -3.512 -4.205 -3.106 -3.106 -2.818 -4.205 -1.209 -3.106 -2.595 -2.818 -2.007 -4.205 -4.205 -3.512 -4.205 -4.205 -4.205 -63.8 -2.477 -2.136 -2.898 -3.235 -3.458 -4.844 -3.052 -3.746 -4.151 -4.151 -4.844 -4.844 -2.072 -3.746 -4.844 -4.844 -3.746 -3.458 -4.844 -3.458 -2.542 -3.458 -2.542 -4.844 -0.105 -0.063 -0.139 -0.139 -0.168 -0.063 -0.361 -0.139 -0.194 -0.168 -0.27 -0.063 -0.063 -0.105 -0.063 -0.063 -0.063 -2.471 -0.208 -0.252 -0.16 -0.127 -0.109 -0.038 -0.144 -0.088 -0.065 -0.065 -0.038 -0.038 -0.261 -0.088 -0.038 -0.038 -0.088 -0.109 -0.038 -0.109 -0.2 -0.109 -0.2 -0.038 Jumlah Bellis syisvetis cirillo Arum maculatum Buxus sempervirens. L Prunella vulgaris L 28 1 1 1 1 119 7 0.008 0.008 0.008 0.008 0.942 -4.844 -4.844 -4.844 -4.844 -107.6 -0.038 -0.038 -0.038 -0.038 -2.804