Academia.eduAcademia.edu

Teori Akuntansi - Pertemuan 9 Laporan Laba Rugi

Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu:

Modul Teori Akuntansi Akuntansi Pertemuan 9: Laporan Laba Rugi A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan laba rugi. 2. Menjelaskan bentuk-bentuk penyajian laporan laba rugi. B. Uraian Materi Hubungan Rugi Laba dan Neraca Angka laba rugi sebagai “bottom line” merupakan informasi penting yang dicantumkan dalam laba rugi. Dalam neraca ini di tampilkan melalui Pos Laba Ditahan atau Pos Laba Rugi. Laporan laba rugi ini adalah penjelasan lengkap dan lebih rinci tentang perhitungan laba rugi ini. Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan laba rugi, yaitu articulated dan nonarticulated. Pendekatan articulated artinya laporan laba rugi itu dianggap sebagai subklasifikasi dari perubahan modal. Sementara dalam pendekatan non-articulated , neraca dan laporan laba rugi ini secara sistematis independen satu sama lain. Pendekatan non-articulated ini tidak banyak menjadi perhatian, dalam konsep ini ada transaksi yang tidak mempengaruhi laba, tetapi langsung dipindah ke pos yang bukan hasil dan bukan biaya. Misalnya, ada kerugian sementara yang langsung dianggap merupakan penyesuaian terhadap unrealized capital. S1 Akuntansi (UNPAM) 1 Modul Teori Akuntansi Akuntansi Dalam pendekatan articulated ada dua konsep, yaitu konsep revenue-expense approach dan asset-liability. Dalam konsep pertama revenue expense, laporan laba rugi dianggap yang paling utama semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi dianggap sebagai pengukuhan laba (matching), pengukuhan laba dan alokasi ke laba rugi. Konsep Matching Biaya adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang akan dijual untuk mendapatkan revenue. Jika hasil dilaporkan berdasarkan proses operasional perusahaan maka setiap kenaikan nilai produk akan menimbulkan kenaikan hasil sehingga tidak perlu matching. Namun, karena hasil dan biaya dua hal yang bisa berbeda dan dilaporkan berlainan serta pembebanan, pembayaran biaya produk, dan jasa tidak sama dengan waktu penjualan dan penagihan piutang akibat penjualan itu maka perlu penerapan matching. Menurut teori matching concept, maka biaya harus dibebankan sesuai dengan pengakuan dan periode penghasilan. Berdasarkan waktu pengeluaran / pembebanan biaya dan prinsip matching dikenal dua konsep berikut. Direct atau Product Matching Pada saat penjualan atau hasil diketahui, hasil ini di-match dengan biaya yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual itu. Periode ini disebut juga biaya produk. Konsep ini sebenernya adalah konsep yang mengabaikan beberapa masalah antara lain biaya yang belum bisa dikaitkan langsung kepada produk itu sehingga dalam konsep ini semua biaya lain diluar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang akan datang, apabila biaya masa yang akan datang telah dapat diidentifikasi, tetapi dia tidak menambah nilai produk? Bagaimana mencatat? Bagaimana matching-nya? S1 Akuntansi (UNPAM) 2 Modul Teori Akuntansi Akuntansi Indirect atau period Matching Di sini matching dilakukan antara hasil (penjualan produk dan jasa) yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan /dibebankan selama periode di mana di gunakan bukan berdasarkan waktu perolehanatau pembayaran ini disebut biaya periodik. Sebenernya ini bukan murni matching ini adalah approximation dari matching. Namun, konsep ini dapat diterima karena beberapa alasan berikut ini. a. Banyak biaya periodik secara tidak langsung dikaitkan dengan biaya pada periode sekarang sehingga tidak berbeda antara matching menurut dasar penggunaan atau dasar waktu pelaporan, misalnya biaya sewa took dengan hasil penjualan. b. Untuk hal-hal tertentu sukar mengidentifikasi hubungan langsung antara suatu jenis hasil dan biaya. Biaya kadang dimaksudkan untuk seluruh kegiatan bukan hanya biaya produksi, misalnya biaya seragam pegawai. c. Jika misalnya suatu biaya tidak bisa dianggap akan memberikan kontribusi terhadap hasil yang akan datang mengapa tidak dibebankan pada periode sekarang. d. Untuk biaya yang bersifat berulang-ulang dan regular, tidak ada pengaruh material terhadap masalah kapan dibiayakan. e. Banyak biaya bersifat joint cost yang sukar diasosiasikan untuk hasil jasa tertentu sehingga memerlukan alokasi arbitrer dengan menggunakan dasar waktu atau dasar lainnya. S1 Akuntansi (UNPAM) 3 Modul Teori Akuntansi Akuntansi Definisi Hasil, Biaya, dab Laba Hasil (Revenue) Committee on Terminology mendefinisikan revenue sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa yang dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima jasa. Definisi ini menggunakan pendekatan revenue axpense. APB mendefinisikan sebagai kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. Definisi ini seolaholah merupakan pendekatan revenue expens, tetapi dari kalimat “ sesuai dengan prinsip akuntansi, jelas ini menunjukan pendekatan asset liability”. Kemudian, FASB memberikan definisi revenue sebagai arus atau peningkatan nilai asset dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. Definisi ini jelas menggambarkan pendekatan asset liabilities. Biaya (Expense) Expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Biaya-biaya dibagi dalam tiga golongan, yaitu: 1. Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu 2. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan S1 Akuntansi (UNPAM) 4 Modul Teori Akuntansi Akuntansi 3. Biaya yang karena praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun Gain dan Loss  Gain ( Laba/keuntungan dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil). Gain adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dari transaksi kejadian lainnya yang memengaruhi entitas selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik.  Losses ( Rugi dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil) Losses adalah turunnya nilai ekuitas dari nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dari transaksi kejadian lainnya yang memengaruhi entitas selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik. ( prive). Laba Rugi Committee on Terminilogy mendefinisikan laba sebagai : Menurut APB Statement mengartikan laba (rugi) sebagai : Kelebihan (defisit) penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi. FASB mendefinisikan accounting income atau laba akuntansi sebagai perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau oeristiwa yang berasal bukan pemilik. Dalam income termasuk seluruh perubahan dalam ekuitas selain dari pemilik dan pembayaran kepada pemilik. Dari definisi dua pertama, dapat dilihat dengan jelas bahwa definisi itu condong pada pendekatan revenue expense approach, sedangkan definisi terakhir cenderung asset liability approach. S1 Akuntansi (UNPAM) 5 Modul Teori Akuntansi Akuntansi Pengukuhan Penghasilan Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam hal waktu yang dimaksud di sini ada empat alternative, yaitu: 1. Selama produksi 2. Pada saat produksi selesai 3. Pada saat penjualan 4. Pada saat penagihan kas Keempat alternative ini sama-sama dipakai dalam pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapaan selama proses produksi berlangsung diterapkan pada proyek pembangunan jangka panjang. Pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan, pada saat penjualan dipakai untuk barang perdagangan,pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran. Bentuk Penyajian Laba rugi Dalam menyajikan laporan laba rugi dikenal: 1. Current Operating Income 2. All Inclusive Income Perbedaan ini timbul akibat perbedaan pendapat mengenai apakah suatu pos disajikan dalam laporan laba rugi atau dalam laporan laba ditahan. Ada yang berpendapat bahwa yang dicantumkan dalam laporan laba rugi hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal (normal operating income), sedangkan pos yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan saja dalam laporan laba ditahan sehingga laba di bottom line adalah laba normal. Sebaiknya, jika semua income yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidentil dicantumkan dalamlaporan laba rugi dan hasil S1 Akuntansi (UNPAM) 6 Modul Teori Akuntansi Akuntansi akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan, konsep ini disebut all inclusive income. Pendukung konsep ini menyatakan bahwa pembagian normal dengan yang tidak normal dapat dimanipulasi oleh manajemen karena merekalah yang menentukan apakah sesuatu disebut berasal dari kegiatan normal (normal operating income) dan laba yang bersala darikegiatan yang bukan normal (extra ordinary income). Akhirnya,pendukung ini berpendapat bahwa laba suatu perusahaan memang berasal dari laba yang normal dan yang insidentil oleh karena harus disajikan dilaporan laba rugi. AAA ( Wolk et.al.) mendukung pendapat ini melaui pernyataan sebagai berikut. Laporan laba rugi untuk periode tertentu harus menggambarkan semua penghasilan yang diakui dan seluruh biaya yang dikelurkan dan dibebankan tanpa melihat apakah berasal dari kegiatan operasi atau tidak. Pos Luar Biasa APB mendefinisikan extraordinary item sebagai kejadian atau transaksi yang mempengaruhi secara materiil yang tidak diperkirakan terjadi berulang kali dan tidak dianggap merupakan hal yang berulang dalam proses operasi yang biasa dari suatu perusahaan. Suatu transaksi dikatakan pos luar biasa jika memenuhi syarat sebagai berikkut. 1. Unusual nature, yaitu yang bersifat tidak biasa. Tansaksi harus memiliki tingkat ketidakbiasaan yangtinggi dan jelas tidak berhubungan dengan atau tidak secara insidentil dikaitkan dengan kegiatan yang biasa dari suatu perusahaan berdasarkan lingkungan kebiasaan dimana perusahaan itu beroperasi. 2. Infrequncy of occurrence, tidak sering terjadi, yaitu kejadian atau transaksi yang tidak secara rasional diperkirakan akan terjadi berulang kali di masa yang akan datangmenurut lingkungan kebiasaan di mana perusahaan beropersai. S1 Akuntansi (UNPAM) 7 Modul Teori Akuntansi Akuntansi Sementara itu PSAK menggunkan kriteria yang persis sama, yaitu: 1. Bersifat tidak normal (tidak biasa), artinya memiliki tingkat abnormal yang tinggi dan tidak berhubungan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari. 2. Tidak sering terjadi atau tidak diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. PSAK kemudan memberi pedoman sebagai berikut. Pos luar biasa harus dipisahkan dari usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi disertai pengungkapan mengenai sifat dan jumlahnya. Dalam hal jumlahnya tidak materiil dapat digabungkan kedalamlaba rugi dan tidak dikurangi pajak. Biasanya setiappos luar biasa ini harus dijelaskan dalam notes to financial statement. Kemudian komite PSAK telah mengeluarkan Interprestasi PAI (IPAI) No. 5 sebagai penjelasan terhadap perlakuan koreksi masa lalu pos luar biasa. Dalam PAI ini ditetapkan bahwa pos luar biasa harus memenuhi dua kriteria yang disebutkan diatas , jika hanya memenuhi salah satu kriteria saja, tidak dikatakan sebagaipos luar biasa. Income Smoothing- Creative acconting Biasanya laba yang stabil di mana tidak banyak fluktuasi atau variance dari satu period eke periode lain dinilai sebagai prestasi baik. Upaya menstabilkan laba ini disebut Income Smoothing. Income smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : 1. Mengatur waktu kejadian transaksi 2. Memilih prinsip atau metode alokasi 3. Mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan darioperasi normal. S1 Akuntansi (UNPAM) 8 Modul Teori Akuntansi Akuntansi C. Latihan Soal/Tugas 1. Menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan laba rugi! 2. Buatlah contoh bentuk-bentuk penyajian laporan laba rugi! D. Daftar Pustaka Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE S1 Akuntansi (UNPAM) 9