Kategori
Membaca Awal
Nursisto
Kebersamaan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2019
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Kebersamaan
Penulis:
Nursisto
Ilustrator:
Nursisto
Tata letak:
Nursisto
Penyunting:
Sri Haryatmo
Diterbitkan oleh:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta
Jalan I Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta 55224
Telepon: (0274) 562070; Faksimile: (0274) 580667
email: balaibahasadiy@kemdikbud.go.id
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Kebersamaan/ penulis, Nursisto;
penyunting, Sri Haryatmo. – Yogyakarta:
Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta, 2019
20 hlm., 14,5 x 21 cm.
ISBN 978-602-6284-59-4
Hak cipta dilindungi undang-undang. Sebagian atau
keseluruhan isi buku ini dilarang diperbanyak dalam
bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.
Isi tulisan (karangan) menjadi tanggung jawab penulis.
KATA PENGANTAR
KEPALA BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Literasi baca-tulis merupakan suatu keniscayaan bagi siapa
pun. Oleh karena itu, berliterasi perlu dilakukan sejak usia dini
(sejak usia pramembaca). Agar gerakan literasi baca-tulis dapat
berjalan dengan baik, diperlukan ketersediaan bahan bacaan yang
memadai. Sehubungan dengan itu, Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta mengambil peran untuk memperkaya bacaan literasi
yang dilakukan dengan model penjenjangan.
Dalam rangka menyediakan bahan bacaan secara
berjenjang, pada tahun 2019 Balai Bahasa DIY menyelenggarakan
lomba penyusunan bahan literasi yang dimulai dari jenjang
pramembaca, membaca dini, dan membaca awal. Naskah hasil
lomba dari ketiga jenjang itu, masing-masing diambil sepuluh
naskah terbaik. Kemudian, diterbitkan yang hasilnya ada di
hadapan Anda.
Kami mengucakan terima kasih dan penghargaan yang
tinggi kepada semua pihak yang berperan, khususnya para
penulis/penyusun (peserta lomba), ilustrator, penyunting, dan
juga kepada panitia lomba sehingga bahan bacaan ini dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat. Semoga bahan bacaan ini
menjadi bagian penting dalam pengembangan literasi baca-tulis
di tanah air tercinta ini.
Yogyakarta, Oktober 2019
Dr. Pardi, M.Hum.
I. Melatih Diri
T
idak setiap keluarga sudah memiliki rumah
sendiri. Terkadang, beberapa keluarga harus
tinggal dalam satu rumah. Dapat dibayangkan
betapa sulit mengaturnya.
Kesulitan itu timbul misalnya bagaimana harus
mengatur kamar. Terutama dalam penggunaan kamar
mandi dan jamban. andikan kamar mandi dan jamban
hanya dua buah. Padahal, keluarga bersama itu ber
anggotakan sepuluh orang.
“Cucucucuku ayo kumpul!” nenek Tumarni me
manggilmanggil.
“Hayo, cepat! semuanya kemari,” pintanya de
ngan sungguhsungguh. ada sesuatu yang akan dibi
carakan bersamasama.
“siapa yang mengambil layanglayang Karni?”
nenek menantikan jawaban. Lalu seseorang pun
mengangkat tangan.
“saya, nek,” Unun menjawab.
“Lha, itu. mengambil sesuatu harus minta izin yang
memiliki.”
“Ya, nek,” sambung Unun penuh hormat.
setelah pertanyaan itu terjawab, nenek memberi
kan beberapa nasihat.
Pertama, nenek menasihati cucucucunya agar
jangan berkelahi.
Kebersamaan
|1
“sesama saudara harus rukun, tahu?”
“Tahu, nek,” hampir serentak anakanak itu mem
beri jawaban. Lalu nenek melanjutkan.
“siapa yang lupa menutup kran kamar mandi?”
tanya nenek.
semua saling melihat wajah teman. malin akan
menunjuk Tukar. Tetapi Tukar membelalakkan mata.
malin pun diam.
“baik,” nenek ingin melanjutkan berpesan.
“siapa pula yang sering membuang ini?” nenek
menunjuk kulit kacang dan bungkus kembang gula.
semua pun diam. Tetapi Parti tergerak hati untuk
segera membersihkan ruangan. Lalu ia mengajak te
mantemannya.
“Hayo! Kita semua bekerja membersihkan sekitar
rumah!” suaranya lantang.
“Ya, siap,” jawab mereka serentak.
Kemudian semua giat bekerja. Tak ada yang ter
lewatkan. apa saja yang layak dibersihkan dikerja
kan bersama. sobekan kertas yang disembunyikan
di dekat pintu diambil. semua yang kelihatan kotor
dibersihkan tanpa kecuali.
“Gotgot itu dapat menjadi sarang nyamuk.” sandi
juga memperingatkan.
Lalu semua parit pun dibersihkan dengan bersung
guhsungguh.
Tibatiba Katin berteriak, “Tempattempat me
2 | Kebersamaan
nyangkutkan pakaian kotor dirapikan juga.”
betapa cepat membersihkan lingkungan kalau di
kerjakan bersamasama. nenek tersenyum. Ia bangga
Wulan berkata lantang, “aku yang memimpin bersih
kan linkungan rumah.”
nenek segera mengambil sapu, ikut membersihkan
lingkungan. Halaman depan dan belakang rumah ce
pat menjadi bersih.
Kebersamaan
|3
2. Pengaturan
n
enek merasa senang. Cucucucunya giat be
kerja dan kreatif. selanjutnya, nenek itu me
nginginkan agar penempatan barang pada tem
patnya.
“Cucu, setelah bersih begini, sekarang kita perlu
mengatur.”
“apa yang diatur, nek?” budi bertanya.
“Ya, bagus. Pertanyaan yang bagus.”
nenek lalu melihat sekeliling.
“Lihat!” sambil menunjuki barangbarang yang
kurang tepat penempatannya.
“semua itu harus diatur. ayo cepat dikerjakan!”
Dengan beramairamai semua cucunya itu mem
bereskan. bola yang ditaruh dekat kamar mandi diam
bil. sepeda mini yang diletakkan dekat ambang pintu
dimasukkan dapur. Peletakan ketapel dijauhkan dari
ruang makan. semua yang kurang baik penempatan
nya diatur dengan rapi.
“Pengaturan dan penempatan itu sangat penting,”
nenek yang dulu gemar membaca itu benarbenar
memesankan.
“Kalau semua diletakkan pada tempatnya, kita
akan mudah mencari. Coba kalau mencari gunting
saja sangat susah. semua pintu harus dibuka?”
semua teringat peristiwa kemarin. Gunting yang
4 | Kebersamaan
hanya satusatunya itu dipinjam dari nenek. Unun
lupa mengembalikan. nah, ribut bukan main. Ketika
akan dipakai, semua merasa tidak meminjam. semua
kamar dibuka. Ternyata guntingnya berada di kamar
sandi. sejak itu lalu diadakan pengaturan lebih baik.
nenek merasa bangga. Cucucucunya dapat diatur.
Langkah berikutnya akan membiasakan para cucunya
merapikan diri.
“Hayo, ke sini!” panggilnya kepada cucunya si
Karni. anak ini senang kurang rapi berpakaian.
“Hayo, Katin, kemari juga,” sambil menunjuk ke
pada Katin. rambutnya yang panjang supaya dirapi
kan.
selanjutnya nenek itu berbicara tegas.
“besok pagi kalian akan nenek periksa satu demi
satu. siapa yang tidak rapi, kalian aku beri hadiah,”
disambut tawa bersama para cucu itu.
“Hadiah itu berarti nyapu ya, nek?” Parti berkata.
“nah, tahu kan?”
semua pun mengerti kehendak neneknya.
benar. Pagi harinya, nenek sudah memeriksa cucu
cucunya yang akan berangkat sekolah.
“bagus, kalian pintarpintar cucuku,” sambil ter
tawa.
Dilihatnya semua yang tampak di sekitar rumah
itu. bagus bukan seperti penampungan. bukan pula
seperti asrama. Keluarga besar memang saling harus
Kebersamaan
|5
memahami. Yang sangat diperlukan adalah mengatur
diri dalam kebersamaan.
nenek itu mengelilingi juga kebun di belakang ru
mah. Ia sebentar tertegun. Ia mencari pemecahan
untuk membuang air limbah dapur.
“Harus dibuatkan lubang tampungan,” katanya
dalam hati. agar limbah air lebih terpelihara. setelah
itu nenek ingin mencarikan alat lukis Wulan. Kemarin
dipinjam seseorang sampai sekarang belum dikemba
likan.
Pagi harinya cucucucu siap berangkat. baik putra
maupun putri tampak rapi. mereka menyandang tas.
memakai sepatu. baju tampak rapi, rambut disisir.
mereka ceria.
sebagaimana layaknya, anakanak sering pinjam
meminjam alatalat tulis. nenek ingin membiasakan
agar cucucucunya hemat. mereka juga perlu latihan
tanggung jawab. Pensil, penggaris dan tas yang sama
harus diberi tanda. Juga barangbarang lainnya.
“Tandai semua milik kalian. siapa yang kemarin
berebut penggaris?”
“saya,” jawab Katin dan sandi.
“Habis, Katin ngawur nek,” sandi menuduh.
“Kamu yang ngawur. Garisan itu kubeli di toko
sekolah,” kata Katin bersungutsungut.
“Who, kamu ...”
“sudah! sudah!” nenek melerai.
6 | Kebersamaan
“sekarang juga, ayo diatur penempatan barang
barang milik kalian. Jangan lupa milik kalian ditandai
sekaligus.”
semua cucu mengatur ruangan. mereka menandai
pensil dengan nama masingmasing. Kemudian mele
takkan plester bening di atasnya. bukubuku pun dia
tur.
“Kalau sudah ditandai sebaiknya dirawat juga,”
nenek memberikan tambahan nasihat.
“Tidak berarti kalau sudah ditandai begitu pasti
aman. boleh ditinggalkan di manamana.”
nenek sesaat terhenti. Ia menyadari sifat cucunya
yang bermacammacam. ada juga di antara mereka
yang agak curang. senang mengambil barang yang bu
kan miliknya. Untung cucucucu nenek itu penurut.
nasihat nenek selalu diindahkan.
“Ingat,” nenek mengingatkan lagi. “Kalau pinjam
barang harus minta izin lebih dahulu. Dan kalau sudah
selesai dikembalikan secepatcepatnya.”
“baik, nek,” sandi menjawab.
nenek merasa senang karena cucucucunya penu
rut. maka pada suatu siang semua cucu dipanggil.
“akan mendongeng lagi, nek?” sandi bertanya.
“Tidak san, nenek akan memberi hadiah kalian.”
“Horeeeee,” semua bergembira. nenek pun segera
menuju ke kamarnya. Hari itu sengaja nenek akan
memberikan hadiah.
Kebersamaan
|7
“Cucucucuku,” ia ingin berkata sedikit saja.
“semua ini untuk kalian. Tapi, jangan rebutan.
Tahu?”
“Tahu, nek,” Parti mewakili temantemannya.
benarbenar mendapat hadiah siang itu. semua
cucunya makan bermacammacam oleholeh nenek.
Hanya sekadar. sebenarnya bukan hadiah. apalah
arti rotiroti sederhana, jadah, kacang, dan sedikit
buah. Kalau semua itu dianggap hadiah kiranya tidak
tepat.
namun, hadiah menurut istilah nenek adalah kum
pul bersama. makanmakan. Lalu nenek bercerita. bi
asanya ceritanya mengandung pendidikan.
8 | Kebersamaan
3. Nasihat Nenek
s
ambil makan sebenarnya nenek ingin memberi
nasihat. supaya nasihat itu tersimpan dalam hati
sengaja penyampaiannya saat itu.
“Inilah persoalan kita cucuku,” nenek mengawali.
semua menoleh dan ingin tahu. nada bicara nenek
enak didengar. semua cucu tertarik untuk menden
gar.
“nenek sekarang ada kesulitan.”
“apa, nek?” Tukar bertanya.
“Habis, kalian kalau mandi dan ke kamar kecil
rebutan.”
semua terdiam. Cucucucu itu seperti tidak pedu
li. mereka terlalu asyik menikmati makanan.
“baiklah, sekarang nenek bertanya. siapa yang
mau untuk bangun paling pagi?”
“saya, saya, saya,” sandi, erna, dan Katia hampir
bersama. Ketiganya mengacungkan tangan.
“nah, kalau begitu bagus. Kalian yang biasa ban
gun pagi biasakan. Hendaknya cepat ke kamar mandi
dan WC.”
“Ya, nek,” sambil terus makan.
nenek merasa lega. mengatur penggunaan kamar
mandi dan WC dirasakan paling sulit. apalagi kalau
yang akan ke kamar WC ririn dan Uci. Keduanya be
lum nalar. mereka saling berebut dan tak ada yang
Kebersamaan
|9
mengalah. Jadilah pintu WC didorongdorong. Dari
dalam kamar itu sudah ditutup. Yang berada di luar
memaksa akan masuk.
nenek sangat prihatin akan kebisaan buruk itu. Ia
tergerak hati ingin menggugah kesadaran cucu me
reka.
“Coba pikirkan. Ketertiban apa lagi yang bisa di
atasi?” tanya nenek.
“mengatasi kebisingan,” ali berkata tegas. semua
temannya mendengarkan dengan baik.
“siapa yang sering menyetel tape begitu keras di
kamar?” tanya ali.
“saya,” hampir serentak Unun dan Karni men
jawab.
“bagaimana temanteman yang lain? Kalian senang
apa tidak bila kedua teman kita begitu? menyetel ra
dio keraskeras?”
“Jangan Li. saya tak dapat belajar. suara radio
yang demikian keras tak enak didengar.”
“Tapi lagulagunya kan bagus,” Unun dan Karni
membela.
“Ya. Tetapi lagulagu itu mengganggu. belajar saya
menjadi kurang bersungguhsungguh. saya terlena
olehnya.”
“saya juga,” entah suara siapa.
“nah, maka dari itu, sekarang perhatikan benar
benar,” nenek berpesan.
10 | Kebersamaan
“Kalian jangan semau sendiri. sebaiknya, kalau
menyetel radio atau TV hatihati.”
semua terdiam. benar katakata nenek. bising,
kalau semua menyetel radio dan TV bersama. rumah
menjadi seperti bagian tertentu dari pasar malam.
nenek bangga. Ia telah dapat mengatur para cucu.
nenek pun melangkah ke rencana yang lebih maju
lagi. nenek ingin menekankan, cara belajar. belajar
yang baik harus teratur.
“belajar yang baik dijadwal. Jangan sejadijadinya
dan tanpa rencana. Kalian sudah tahu bukan?”
“belajarnya siang atau malam nek?” Katin bertan
ya.
“belajar dapat sore, malam, atau dini hari,” Parti
menyambung.
nenek diam sesaat. Ternyata yang menjawab jus
tru cucunya.
“bagus. memang waktu belajar demikian.”
“belajar yang penting dengan bersungguhsung
guh. Jangan asal dan bermainmain. soal waktu, se
mua waktu baik.
Yang tidak baik bila belajar terlalu lama. misalnya,
kalian belajar setengah malam. atau malah semalam
suntuk seperti nonton wayang.”
Cucucucunya mendengarkan dengan sungguh
sungguh. betapa sekarang baru disadari kesalahan
mereka.
Kebersamaan
| 11
4. Latihan Tanggung Jawab
n
enek akan mengajari tanggung jawab dan teng
gang rasa. nenek juga ingin menanamkan kebi
asaan baik. Hal yang ringanringan tetapi be
rarti harus dilakukan.
“siapa yang setelah makan lalu membiarkan piring
dan mangkuk? Diletakkan begitu saja di dapur?”
nenek ingin kejujuran dari cucucucunya. Tetapi
sebagian besar mereka melakukan hal itu, nenek pun
tidak menunjuk seorang demi seorang. sebaliknya
langsung bertanya kesanggupan mereka.
“sanggupkah kalian mencuci piring, gelas, mang
kuk, dan yang lain? Termasuk senduk nasi?”
“sangguppp,” seperti mendapat hadiah saja. se
mua secara spontan langsung menerimanya dengan
rasa senang. mendahului temannya, Parti segera
menuju ke dapur. semua temannya kemudian bera
mairamai cucimencuci.
“nah ini siapa baru makan?” tanya Parti.
Tampak piring tergeletak begitu saja.
Tidak diletakkan dengan benar. Parti segera
mengambilnya lalu diberikan romi.
“Ini rom.”
“ah, siapa yang meletakkan ini?”
“Ya, saudaramu juga,” kata Parti.
sebentar romi bersungutsungut. Tetapi tak ada
12 | Kebersamaan
gunanya lagi. semua tenggelam dalam irama kerja.
Hari minggu, udara bersinar cerah. nenek ingin me
lihat pengalaman para cucu itu cucimencuci. nenek
segera melangkah untuk membimbing cucucucunya.
Tujuannya agar para cucu memiliki keterpanggil
an bekerja. Untuk meningkatkan dalam kerapian dan
kesehatan.
“Cucucucuku,” mengawali perintahnya nenek se
lalu memanggil dengan nada yang enak didengar.
“ada apa lagi, nek?” Pitaya bertanya.
“sekarang hari minggu. sebulan sekali perabot
perabot kita harus dijemur.”
“apa saja, nek?” sandi bertanya.
“Ya, semua,” di luar dugaan Wulan langsung men
jawab. “Tikar, bantal, kursi, rak buku, yah semualah.
ayo, kita kerjakan!”
seperti digerakkan mesin saja. semua cucu itu lalu
bergerak. mereka melakukan kegiatan seperti dikata
kan Wulan.
“apa yang belum dikeluarkan?”
Wulan menunggununggu jawaban. Tetapi belum
ada juga yang menjawab. Lalu menyahut lantang.
“ada, Wul.”
“apa?”
“meja besar.”
“Kalian kuat mengangkatnya?” nenek raguragu.
“Kuat,” jawaban mereka serentak.
Kebersamaan
| 13
“ayo, ayo dikeluarkan!” Parti menguatkan perin
tah Wulan.
sebagimana orang gotong royong, mereka giat
bekerja.
meja besar itu benarbenar digotong oleh enam
orang.
anakanak perempuan membersihkan perabotan
yang ringan. sedangkan perabot yang lebih berat dik
erjakan anak lakilaki. mereka sambil tertawatawa
riang bekerja terus.
14 | Kebersamaan
5. Harapan-harapan
s
uatu hari nenek merayakan hari lahir seorang
cucunya. agak istimewa hari itu. Parti genap usia
sembilan tahun. Pagi sangat cerah saat itu.
matahari bersinar terang. Hari itu kebetulan libur
akhir semester. Para cucu dari keluarga besar itu ber
jumlah sepuluh orang. Parti bagian dari empat ber
saudara yang kurang mampu. Orangtuanya belum
memiliki rumah sendiri. Waktu itu secara khusus ingin
pesta kecilkecilan.
sebuah meja berisi makanan ringan tersaji. Pe
nempatannya diletakkan pada ruang yang paling be
sar. semua kursi diatur melingkarinya. setelah lilin
dinyalakan, nenek pun berucap.
“Hari ini Parti genap sembilan tahun. semoga tam
bah rajin belajar, mencuci piring, dan membersihkan
halaman.
“Gerrrr,” semua tertawa, langsung disambung me
nyanyi, “Panjang umurnya, panjang umurnya, pan
jang umurnya serta mulia ... ,” disertai tepuk tan
gan “plokplok” meriah. Lalu semua makan hidangan
pesta kecilkecilan.
“Ya, cucucucuku. begitulah gambaran masyarakat.
Kehidupan dapat teratur bila sesama kita ada saling
pengertian. saling memberi dan mau memaklumi.”
semua diam saja. benar apa yang dikatakan nenek.
semuanya beres berkat adanya kerja sama. Tak ada
Kebersamaan
| 15
lagi anakanak bertengkar apalagi berkelahi.
Kemudian, nenek menghendaki adanya cinta kein
dahan. rumah sudah kelihatan bersih. selanjutnya
nenek menginginkan keindahan.
Halaman rumah mereka agar diberi taman seka
darnya.
“Cucucucuku.”
“Ya, nek,” Tukar waktu itu paling cepat men
jawab.
“Halaman kita, akan lebih bagus kalau diberi ta
man. benar apa tidak?”
“Kalau mau diberi taman, uangnya dari mana,
nek?” Tukar bertanya.
“Yah, dari nenek atau minta orangtua kalian.”
“minta dari ibu saja, Kar,” Wulan usul.
“Ya, begitulah,” nenek menguatkan. “Tapi jangan
dibeli bungabunga yang mahal. Pilih saja yang mu
rahmurah!” nasihat nenek.
“Taman adalah pengaturan.” nenek teringat ke
tika masih muda. Ia melakukan berbagai upaya pen
gaturan taman. rumahnya dulu kecil, bersih, tetapi
ditata rapi. Pengaturan selalu menggunakan tanaman
murah. “murah itu bagus,” ujar nenek. Yang penting
adalah pengaturan dan komposisi yang serasi.
Dengan dikerjakan secara bersungsungguh hasil
nya akan memuaskan. semuanya dapat dinikmati
sebagai keindahan. meski serba sederhana dan apa
adanya.
16 | Kebersamaan
selanjutnya nenek berpikir masalah lain. nenek
mengungkapkan agar cucucucunya pandai. agar pan
dai para cucu itu harus belajar.
belajar yang baik banyak caranya. sekali waktu harus
dilengkapi dengan belajar berkelompok. Dengan belajar
kelompok itu kesulitan akan mudah dipecahkan.
“siapa yang samasama kelas tiga?” nenek itu ber
tanya. Kemudian mereka berpandangan. lalu, beber
apa orang cucu mengacungkan tangan.
“nah! erma, Wikun, Parti, dan sandi. meskipun
kamu berasal dari sekolah yang lain bergabunglah!
Karena tingkatan kelas sama, kalian dapat belajar
berkelompok.”
“belajar berkelompok itu bagaimana, nek?” sandi
bertanya.
nenek sebentar berpikir. bagaimana cara mem
bimbingnya. agar anakanak sekecil itu terbiasakan
untuk saling kerja sama. nenek ingat. Ia penah melak
sanakan dan hasilnya cukup baik.
“begini,” nenek menyambung. “Kalian pada se
tiap hari tertentu berkumpullah! Gunakan kamar pa
ling selatan rumah kita sore hari. ali, yang tampak
mempunyai kepandaian membimbing anakanak, to
longlah. Untuk melatih kalian buatlah soalsoal atau
latihan tertentu,” kata nenek penuh harapan.
anakanak itu saling bertatapan pandang. rasa
rasanya mereka tidak cukup jelas yang dimaksud
neneknya.
Kebersamaan
| 17
6. “Tidak Apa”
“baiklah cucucucu,” nenek menambahkan lagi.
“Kita mulai saja besok hari selasa. sore hari kalian
di tempat ini berkumpul. Lalu biarlah ali membuat
kan soal yang sama untuk kalian. setelah itu, kalian
mengerjakan. nanti akan kelihatan hasilnya.”
Cucucucunya itu kemudian makin mengerti. mere
ka akan dibuatkan latihan soal untuk dikerjakan.
“Kalau erma tentu bisa, nek,” sandi menyela ber
bicara. “Lha kalau saya mungkin tidak bisa,” sam
bugnya.
“Tidak apaapa,” nenek menyambung.
“Tetapi saya?” Katin raguragu.
“nah, maka perhatikan. nanti ali akan menjelas
kan. sampai kalian empat orang cucuku sama jelas.
berbagai soal dan latihan akan dibahas secukupnya.”
Kedipkedip mata para cucu itu menggambarkan
pikiran mereka. makin lama mereka mengerti juga.
“Lalu yang dipelajari apa, nek?” sandi bertanya.
“bagus,” nenek memuji keberanian sandi. Perta
nyaan itu memperjelas gambaran nenek. bahwa apa
yang akan diharapkan kelak berhasil.
“semua pelajaran dapat dijadikan bahan kerja ke
lompok,” nenek menjelaskan.
sesama mereka, kemudian empat cucu itu saling
berpandangan. mungkin mereka bertanyatanya. Pela
jaran apa kiranya paling cocok untuk kerja kelompok
itu.
18 | Kebersamaan
“Hitungmenghitung saya paling bodoh,” sandi
menambahkan lagi. nenek tersenyum membesarkan
hati sandi. Ia khawatir, kalaukalau cucunya itu ren
dah diri. nenek pun mendekati. Ditepuktepuknya
pundak cucunya itu.
“sandi pintar,” nenek menyemangati.
“Di antara kalian tidak ada pintar dan bodoh.
Yang ada semua saling mempunyai kelebihan. Juga
kekurangan sendirisendiri,” nenek menegaskan.
sekali lagi pula, mereka berpandangan.
“Yang pandai hitungmenghitung belum tentu pin
tar bahasa. atau IPs maupun semacamnya.”
nenek sengaja diam. Dilihatnya wajahwajah cu
cunya. Untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran
mereka. Tetapi memang benar. semua seperti yang
diharapkan. Cucunya menjadi saling merasa memiliki
kelebihan.
“nah, kalian perlu belajar kelompok bermacam
pelajaran,” suara nenek lebih keras.
semua cucunya tersenyum. erma yang dianggap
pandai itu pun gembira. Ia menginginkan adanya be
lajar kelompok itu.
benar juga. beberapa hari kemudian keempat cucu
itu belajar kelompok. nenek kemudian mempunyai
harapan lebih banyak lagi. Terhadap cucucucunya itu
ia sangat bangga.
Harapannya agar cucucucunya kelak menjadi
orangorang yang berguna. mereka dapat berbakti
bagi kehidupan masyarakat dan bangsanya. Yang pasti
Kebersamaan
| 19
agar para cucunya dapat tercukupi hidupnya. Jangan
bernasib seperti keberadaannya sekarang ini.
“Kelak kalau kalian pintar akan bisa membeli apa
saja,” suatu hari nenek berkata.
“membeli apa, nek?” seorang cucu bertanya.
“Hayo, Katin membeli apa?”
“mobil.”
“erma?”
“mobil juga.”
“Wah, cucucucuku bakal menjadi orangorang
kaya.”
“Ya nek. Kelak kita tidak berjubel sepeti seka
rang,” Parti berbicara spontan.
anakanak itu pun mengerti yang dikehendaki
nenek mereka. nenek ingin agar cucucucu itu rajin
belajar. berbekal kepandaian itu mereka akan berke
cukupan hidup.
20 | Kebersamaan
KEBERSAMAAN
Nenek Tumarni tinggal bersama sepuluh cucu.
Empat keluarga tinggal dalam keluarga besar.
Dapat dibayangkan betapa sulit
mengaturnya.
Beruntung nenek itu sabar dan ramah.
Setiap cucu mereka dipanggil langsung
berdatangan. Lalu hadiah diberikan.
Diberi cerita baru. Diminta bekerja bersama,
itu hadiahnya. Dalam bekerja gotong royong
semua merasa bangga. Pekerjaan cukup berat
pun dapat diselesaikan. Bukan hanya kertas
bececeran di mana-mana dapat dibersihkan.
Got-got sarang nyamuk pun dapat dibereskan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2019