Psikologi Kerekayasaan
Defenisi dari psikologi kerekayasaan adalah suatu kedudukan terhadap proses yang
berkaitan dengan interaksi antara manusia, mesin, dan lingkungan kerja yang mempengaruhi tenaga
kerja dan rancangan pekerjaan berdasarkan kondisi kerja untuk meminimalisasikan kesalahan
manusia ketika berhubungan dengan mesin.
Tujuan dari penerapan psikologi kerekayasaan adalah membantu dalam merancang
peralatan kerja, tugas-tugas yang harus dikerjakan, tempat kerja, dan meminimalkan keterbatasan
kerja karyawan. Rancangan ini melingkup kinerja karyawan, pengembangan alat dan system kerja,
meneliti tentang efek medis biologis dari tugas dan peralatan kerja terhadap kinerja. Psikologi
kerekayasaan ini mempunyai tugas untuk mengubah mesin-mesin dan alat-alat yang digunakan
manusia dalam pekerjaannya, mengubah lingkungan tempat ia bekerja agar membuat pekerjaannya
lebih sesuai bagi manusia
Dalam hand book of psychology industrial and organization psikologi kerekayasaan sering
disebut dengan engineering psychology, karena berkaitan psikologi kerekayasaan ini tidak hanya
berhubungan dengan human factor dan psikologi ekperimen terapan saja tetapi juga berhubungan
dengan engineering, ergonomics, biomechanics, dan psikoteknologi Caphanis (dalam Schmitt &
Highhous, 2013). Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam psikologi kerekayasaan ini,
antara lain:
•
Pertama adalah pengaturan tempat kerja, hal ini berkaitan dengan penataan lingkungan
pekerjaan. Penataan di area lingkungan pekerjaan ini sangat berpengaruh terhadap mood
atau kondisi pekerjaan karyawan.
•
Kedua adalah ukuran dan tata letak mesin-mesin atau peralatan kerja. Pengaturan ini
disesuaikan dengan kapasitas karyawan atau penataan yang mudah di jangkau akan sangat
berdampak pada keefisienan kita pada saat bekerja.
•
Ketiga adalah warna dinding, ternyata warna dinding ruangan kerja akan mempengaruhi
aktivitas yang akan dilakukan di dalam ruangan tersebut. Hal ini terjadi karena tubuh
manusia mempunyai reaksi fisiologis dan psikologis terhadap warna. Oleh karena itu warna
ruangan kerja di sesuaikan dengan aktivitas di ruangan tersebut. contohnya: warna biru dan
hijau yang akan memberikan kesan tenang dan sejuk, warna orange dan kuning yang akan
merangsang kerja otak dan memberikan efek cerah, sedangkan warna coklat dan putih
memberikan efek netral yang artinya dapat digunakan dan diterapkan pada aktivitas
apapun.
Schultz (dalam Spector, 2017) mengatakan bahwa kondisi fisik kerja perlu diperhatikan, dalam
pekerjaan hal ini berkaitan dengan kenyamanan dalam bekerja, contohnya: penerangan yang baik di
dalam ruangan kerja sehingga dapat menghindari ketegangan pada mata. Selain itu kebisingan juga
yang perlu di atur dalam ruangan kerja, misalnya suara musik yang kencang dan keras akan sangat
berpengaruh pada kondisi kerja, hal ini akan mengakibatkan pekerja tidak nyaman dan tidak dapat
berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya, namun lain halnya jika memperdengarkan musik
yang tenang karena alunan musik yang tenang ini diduga dapat membuat pekerja menjadi rileks dan
santai. Selail kedua hal di atas pengaturan suhu ruangan pun diindikasikan dapat mempengaruhi
kondisi kerja seseorang.
B. Kondisi Kerja
Kondisi kerja yakni sesuatu yang dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas kerja dalam
berbagai hal.Lingkungan kerja dapat memberikan dampak positif dan negatif terhapat produktivitas
dan motivasi kerja pada karyawan di perusahaan.Lalu lingkungan kerja juga dapat memfasilitasi
kinerja karyawan yang memiliki peran untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan atau bahkan dapat
menjadi hambatan yang menggangu kinerja karyawan di perusahaan.
Hal-hal yang menjadi bagian dalam kondisi kerja adalah sebagai berikut :
1.Kondisi fisik kerja
Yakni lingkungan kerja yang berupa lokasi, fasilitas, dan rancangan gedung perusahaan.Terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik kerja, yakni :
-Iluminasi (penerangan), yakni berupa kadar cahaya sebagai penerangan.
-Warna, yakni penggunaan warna dalam ruangan dan peralatan kerja.
-Bising (noise), yakni berupa tingkat-tingkat kerasnya bunyi atau suara bagi pekerja.
-Musik dalam bekerja, yakni musik yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas
karyawannya.
Referensi :
Spector, E. P. (2017). Industrial and Organizational Psychology: Research and practice. 7th Edition.
Hoboken, N. J.: John Wiley & Sons, Inc.
Schmitt, N. W. & Highhouse, S. (2013). Handbook of psychology industrial and organizational
psychology. Canada: John Wiley & Sons, Inc.