Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
Nabila Aulia Khoerunnisa, 2021
Bioremediasi adalah salah satu aplikasi bioteknologi terutama pada bidang mikrobiologi terapan dalam pemecahan pengolahan limbah. Walaupun mikroorganisme telah sejak lama dimanfaatkan sebagai alternatif dalam upaya pengolahan limbah organik maupun bahan kimia berbahaya, dan dalam beberapa dekade terakhir bioremediasi mulai digunakan secara masif khususnya dalam bidang industri, Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi bioremediasi yang semakin maju sehingga menyebabkan metode ini menjadi semakin efektif dan terjangkau dalam upaya membersihkan tanah maupun air yang terkontaminasi berbagai senyawa yang membahayakan lingkungan. Merkuri merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup , baik itu dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan. Merkuri umumnya terdiri dari tiga bentuk yaitu elemen merkuri (Hg 0), ion merkuri (Hg 2+), dan merkuri organik kompleks. Bioremediasi adalah penggunaan organisme hidup, terutama mikroorganisme, untuk mendegradasi kontaminan lingkungan ke dalam bentuk yang kurang beracun. Secara umum teknik bioremediasi terbagi dua in situ (onsite), dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar dan ex situ (off-site). Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut biostimulasi, bioaugmentasi dan bioremediasi intrinsic. Sejumlah bakteri resisten terhadap merkuri telah diisolasi dari berbagai jenis lingkungan. Umumnya bakteri tersebut termasuk dalam kelompok baik bakteri Gram negatif maupun Gram positif. Beberapa bakteri aerobik dan fakultatif mengkatalisasi proses reduksi Hg(II) menjadi Hg(0) seperti Bacillus, Pseudomonas, Corynebacterium, Micrococcus dan Vibrio. Pseudomonas maltophilia dapat mereduksi Cr 6+ yang bersifat mobile dan toksik menjadi bentuk immobile dan nontoksik Cr 3+ serta meminimumkan mobilitas ion toksik lainnya di lingkungan seperti Hg 2+, Pb 2+ dan Cd 2+ .
Jurnal Ilmu Lingkungan, 2021
The increasing need for fuel derived from petroleum is also in line with the increased exploration and production activities of petroleum. Besides producing crude oil products, this activity also produces petroleum waste. This waste will pollute the soil which will have an impact on environmental damage, disruption of human health and other living things. Therefore according to Veegha (2008), an efficient and environmentally friendly method for treating petroleum waste is needed. One of the waste treatment methods is using phytoremediation method. Phytoremediation is defined as a technology for cleaning, removing or reducing harmful pollutants, such as heavy metals, pesticides, and toxic organic compounds in soil or water using the help of plants. This research was conducted for three months from September to November 2019 at the open nursery of PT. CPI with paranet shade 60%. This study aims to determine the effectiveness of bahia grass (P. notatum) in degrading Total Petroleum Hyd...
Paper ini merupakan hasil praktikum mata kuliah Bioenergi yang telah saya lakukan. Seluruh jenis biji pada tumbuhan umumnya memiliki kandungan minyak yang bervariasi. Salah satu biji tumbuhan yang memiliki kandungan minyak tinggi ialah Malapari. Minyak ini dapat dijadikan bahan bakar terbarukan pengganti bahan bakar solar.
ABSTRAK SOLIDIFIKASI SLUDGE AKTIF HASIL PROSES BIOOKSIDASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR ORGANIK DARI PEMURNIAN ASAM FOSFAT MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS BITUMEN. Kegiatan dekomisioning fasilitas Pemurnian Asam Fosfat Petrokimia Gresik (PAF-PKG) menimbulkan limbah radioaktif cair organik yang mengandung uranium, solven (pelarut), dan air, mempunyai pH 3,48, BOD 2.200 ppm, COD 31,500 ppm, aktivitas alfa dan beta berturut-turut 1.200 dan 2.600 Bq/liter. Limbah tersebut dinetralkan dan diolah dengan proses biooksidasi menggunakan campuran bakteri yang diaerasi dan diberi nutrisi nitrogen dan fosfor. Bakteri memakan dan menguraikan kandungan zat organiknya menjadi CO 2 dan H 2 O. Bakteri yang tumbuh dan yang mati membentuk biomassa dan unsur radioaktifnya terbiosorpsi oleh biomassa bakteri. Hasil pengolahan berupa beningan yang telah memenuhi baku mutu untuk dibuang, dan sludge aktif yang beraktivitas alfa pada nilai 0,4 ≤ α ≤ 40,2 Bq/liter (atau 1,80x10-8 ≤ α ≤ 1,08x10-6 Ci/m 3), beta pada harga 1173 ≤ β ≤ 4100 Bq/liter dan kadar padatan total 40-50 % berat. Sludge tersebut mengandung uranium termasuk dalam klasifikasi limbah alfa yang harus disolidifikasi (dipadatkan) dengan matriks plastik polimer atau bitumen. Bitumen yang merupakan campuran hidrokarbon dengan jumlah atom C di atas 25 adalah matriks terpilih untuk solidifikasi limbah sludge tersebut karena pada suatu saat memungkinkan untuk mengambil kembali uraniumnya menggunakan suatu pelarut. Proses bituminasi dilakukan melalui pelelehan bitumen, pencampuran lelehan bitumen dan limbah pada suhu sekitar 161-165 o C sehingga sisa cairan menguap. Hasil bituminasi mengandung cairan < 0,5 %, harus memenuhi kualifikasi uji lindih dengan laju pelindihan 10-6-10-8 g/cm 2 .hari. Kata kunci : dekomisioning fasilitas nuklir, solidifikasi limbah sludge aktif, bituminasi. ABSTRACT THE SOLIDIFICATION OF ACTIVE SLUDGE FROM BIOOXIDATION PROCESS OF ORGANIC LIQUID RADIOACTIVE WASTE ARISING FROM PHOSPHORIC ACID PURIFICATION USING MATRIX MATERIAL OF BITUMEN. The decommissioning of Phosphoric Acid Purification-Petrokimia Gresik (PAF-PKG) facility generates organic radioactive liquid waste containing uranium, solvent, and water with values of pH 3,48, BOD 2.200 ppm, and COD 31.500 ppm, activity of alpha and beta are 1200 and 2600 Bq/liter respectively. The waste was neutralized and treated by bio-oxidation process using mixture of aerated bacteria which was given the nutrition of nitrogen and phosphor. The bacteria eats and degrades organic matters to become CO 2 and H 2 O. The regenerated and dead bacteria forms biomass that performing bio-sorption of the radioactive elements. The process results was non toxic and non radioactive water supernatant which has fulfill the quality standard to be released, and radioactive sludge having the activities of alpha 0,4 ≤ α ≤ 40,2 Bq/liter, and beta 1173 ≤ β ≤ 4100 Bq/liter, and total suspended solid of 40-50 % weight. The sludge contains uranium including alpha waste classification, must be solidified using plastic polymer or bitumen matrix. The bitumen composing mixture of hydrocarbon compound having the number of carbon more than 25 is the selected matrix for solidification of that sludge because there is possibility to recover uranium by dissolution of embedded waste using solvents. The bitumination are performed by the sequences process i.e. : melting of bitumen, mixing of filtered sludge with liquid bitumen at temperature condition of 161-165 o C to evaporate the remaining liquid content, and receiving of bitumination product on the container. The results of bitumination product containing liquid < 0,5 % weight must conforms to the leaching rate qualification of 10-6-10-8 g/cm 2 .day. Key wards: decommissioning of nuclear facility, solidification of active sludge waste, bitumination.
Dewasa ini sedang dikembangkan pembuatan biodiesel sebagai bahan kabar aletrnatif guna mengantisipasi menipisnya cadangan minyak bumi. Salah satu bahan baku untuk memproduksi biodiesel yaitu lemak babi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi katalis basa dan suhu reaksi serta jenis asam yang akan menghasilkan yield biodiesel tertinggi. Terhadap lemak babi mula-mula dilakukan proses rendering untuk menghasilkan minyak babi, dan juga untuk menghilangkan pengotor dan air yang terkandung di dalam minyak babi. Kemudian terhadap lemak babi dilakukan proses acid-pretreatment yaitu proses reaksi dengan katalis asam sebelum digunakan katalis basa dalam reaksi transesterifikasi dengan tujuan untuk menurunkan kadar Free Fatty Acid (FFA) sampai pada batas yang diijinkan maksimal 0,5 %b/b. Salah satu komponen yang terdapat pada lemak babi adalah trigliserida yang merupakan suatu ester. Trigliserida ini sendiri jika direaksikan dengan alkohol akan menghasilkan suatu ester dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi transesterifikasi dan ester yang dihasilkan merupakan sebuah mono ester.
2011
Measures for mitigation of petroleum pollution in the conventional results are less satisfactory. Alternatives that can be used in the prevention of oil pollution is a bioremediation technology using slurry bioreactors. The purpose of this study was to determine the influence of microbe Bacillus cereus against the process of bioremediation in reducing the harmful content of petroleum. The method used is the method of slurry bioreactor using petroleum contaminated soil samples obtained from oil drilling sites PT.PERTAMINA EP, Ledok-Cepu. Pure cultures of bacteria used were Bacillus cereus. The variable used is the addition of microbial concentration of Bacillus cereus by 0%, 5%, 10%, 15% (v/v). Comparison between the soil with water in each bioreactor is 1:9. This study took place with a batch system and maintained at a temperature of 25-45 °C, with ± 100 rpm stirring speed. From research result obtained in the bioreactor with the addition of Bacillus cereus as much as 0%, 5%, 10%, 1...
Marsel Geraldo Talebong D011181029, 2019
Tulisan ini bercerita tentang pencemaran air laut yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Aktifitas manusia itu sendiri merupakan hal yang tidak disengaja maupun disengaja. Jadi dalam tulisan ini membahas mengenai pencemaran air laut yang terfokus pada sumber pencemaran yaitu minyak yang disebabkan oleh scrapping kapal, kecelakaan kapal dan lain sebagainya. Dalam tulisan ini, saya menjelaskan mengenai apa itu pencemaran laut, berserta dampaknya. Dampaknya sangat terasa bagi manusia dan lingkungan sekitar. Contohnya aktifitas manusia menjadi terganggu akibat adanya minyak laut yang terekspos ke lingkungan laut, dan biota – biota laut mengalami pertumbuhan yang terganggu akibat adanya minyak tersebut, sehingga biota laut tidak dapat berfotosintesis (fitoplankton), tidak ada oksigen, sehingga para biota lautpun mengalami kematian.
Ariza Budi Tunjung Sari. F34103041. Proses Pembuatan Biodiesel Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Transesterifikasi Satu dan Dua Tahap. Di bawah bimbingan : M. Zein Nasution dan Tatang Hidayat.2007
Abstrak Mikroalga jenis chlorophyta merupakan mikroalga autotrof yang mampu memanfaatkan (NH 2) 2 CO dan NH 3-N sebagai sumber nitrogen dan gas karbondioksida sebagai sumber karbon. Dengan kandungan minyak mencapai 77%, mikroalga juga sangat berpotensi digunakan sebagai biodiesel yang merupakan sumber energi alternatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan proses activated microalgae yang optimal untuk unit pengolahan limbah pabrik pupuk urea yang tahan terhadap kadar amonia tinggi dan mengetahui kondisi optimal laju degradasi (NH 2) 2 CO dan NH 3-N terhadap konsentrasi mikroalga, rasio N:P, dan waktu tinggal. Rancangan penelitian yang dilakukan yaitu memvariasikan konsentrasi NH 3 (60, 80, 100, 200, 300 ppm). Parameter yang dipakai adalah penurunan harga OD, konsentrasi NH 3 , dan MLSS yang menunjukkan batas maksimum pertumbuhan mikrolaga. Berdasarkan penelitian, didapatkan rata-rata pertumbuhan mikroalga mencapai fase stasioner pada hari ke-6, biomassa tertinggi yaitu sebesar 1,5 gram/liter pada hari ke-5 diperoleh pada variabel 300 ppm, penurunan NH 3 tertinggi yaitu sebesar 98,24% diperoleh pada variabel 80 ppm, sedangkan laju pertumbuhan spesifik mikroalga tertinggi sebesar 0,028 h-1 didapatkan pada mikroalga yang dikultivasi dengan nutrien 300 ppm. Kata kunci: chlorophyta; mikroalga; penurunan kadar NH 3. Abstract Chlorophyta microalgae is a autotrophic microalgae which can use (NH 2) 2 CO dan NH 3-N as nitrogen source and carbon dioxide as carbon source. very useful to be biodiesel as alternative energy source. The goals of this researsch are to get optimal activated microalgae process for the waste of urea fertilizer factory which resists to high ammonia and to know optimal condition of degradation rate of (NH 2) 2 CO and NH 3-N on the concentration of microalgae, N:P ratio, and dwell time. The design of this research is regulating NH 3 parameters are reduction of OD value, NH 3 concentration, and MLSS value which show the maximum line of microalgae growth. Based on the research, the average microalgae growth gets the stationary phaseon the sixth day, the highest biomass is 1,5 gram/liter on the fifth day from 300 ppm variable, the highest NH 3 reduction is 98,24% from 80 ppm variable, and the highest specificgrowth rate of microalgae is 0,028 h-1 of cultivated microlage in 300 ppm nutrient.
Préhistoire du Sud-Ouest, 2017
The Art & Science of an Innovation Office: A Review of the Literature, 2024
Aprendizaje Memoria y Atención, 2018
Europe’s Journal of Psychology, 2018
Indian Journal of Physics, 2020
Palgrave Macmillan eBooks, 2013
IBM Journal of Research and Development, 2000
Earth and Environmental Science Transactions of The Royal Society of Edinburgh, 2019
Europhysics Letters (EPL), 2007
arXiv (Cornell University), 2022
Austral: Brazilian Journal of Strategy and International Relations, 2020
Yaser Issam Hamodi Aljanabi, 0
Jurnal Tahqiqa : Jurnal Ilmiah Pemikiran Hukum Islam
Allergy & Rhinology, 2020
Journal of Aircraft, 2009