Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Serta salawat dan salam Saya ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. atas makalah yang Saya buat "Koeefisien Kekentalan Zat Cair". Makalah ini Saya buat untuk memenuhi Tugas Persiapan Praktikum Fisika Dasar dan untuk membantu semua pihak yang ingin belajar mengenai Koefisien Kekentalan Zat Cair. Makalah ini Saya susun berdasarkan dari beberapa sumber yang Saya kumpulkan dari beberapa situs di internet. Semoga Makalah yang Saya susun ini mudah dipahami dan dimengerti. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak, bila ada saran dan pendapat dari Pembaca, Saya menerima dengan lapang dada, dan akan memperbaiki pada tugas membuat makalah berikutnya.
Dalam Penelitian dilakukan perhitungan nilai viskositas zat cair dengan menggunakan minyak goreng terhadap pengaruh suhumelalui penyelesaian dengan menggunakan Matlab. Dalam penentuan nilai viskositas minyak ini menggunakan dasar persamaan Hukum Stokes yaitu
Ade R. Tamada, 2023
Berdasarkan dari hasil-hasil percobaan yang telah dilakukan serta hasil dari analisis percobaan, yang menghasilkan kecenderungan persamaan dalam hasil koefisien gesek cairan. Kecenderungan yang terjadi adalah bola yang sama mempunyai kecenderungan yang sama terhadap koefisien gesek cairan. Dalam percobaan diatas bola besar cenderung mempunyai koefisein gesek yang lebih besar dari pada bola kecil dalam cairan yang berbeda walaupun nilai koefisien gesek nya berbeda jauh. Dalam percobaan dengan media/fluida pertama menggunakan sorbitol, bola besar menghasilkan koefisien gesek sebesar 0,864 poise, sedangkan bola kecilnya mempunyai koefisien gesek sebesar 0,162 poise, dengan jarak yang sama, yaitu 20 cm berbeda waktu rata-rata tempuh 3,1 detik dan 1,03 detik, sehingga mempunyai kecepatan yang berbeda pula. Percobaan kedua dengan media/fluida gliserin, bola besar menghasilkan koefisen gesek sebesar 7,70 poise sedangkan bola kecil menghasilkan koefisien gesek sebesar 1,85 poise, serta waktu tempuh rata-rata 6,67 dan 2,63 detik. Dari hasil tersebut bola besar mempunyai koefisien gesek yang lebih besar dari pada bola yang kecil, hal ini disebabkan kerapatan zat tersebut/fluida, jari-jari/diameter bola serta massa jenis dari bola. Fluida yang kerapatannya lebih besar mempunyai koefisien gesek yang lebih besar sehingga mampu menahan atau memperlambat gerakan atau kecepatan bola yang bergerak searah gravitasi.
Kinematika zat cair mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya-gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Dalam hal ini dipelajari kecepatan di setiap titik dalam medan aliran pada setiap saat.
ABSTRAK Pelarut yang kita ketahui memiliki sifat dan komponen berbeda sehingga banyak antar pelarut yang tidak dapat tercampur. Namun terkadang kesamaan terjadi yaitu suatu zat terlarut dapat dilarutkan oleh kedua pelrut yang tidak saling campur. Dengan menggunakan metode ekstraksi, dan titrasi sebagai penentu molaritas larutan dapat ditentukan koefisien distribusi sistem air-klorofom. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan koefisien distribusi I 2 dalam sistem air-kloroform dengan cara mencampurkan I 2 terlebih dahulu pada kloroform lalu mengkocoknya dengan air dan menitrasi setiap lapisan yang terbentuk. Berdasarlan hasil pengamatan didapatkan koefisien distribusi yaitu 0,11. PENDAHULUAN Terdapat berbagai macam pelarut yang kita ketahui. Pelarut-pelarut tersebut memiliiki sifat dan komponen yang berbeda-beda ditinjau dari kandungan unsur, kepolaran dan lain sebagainya. Sehingga ketika ada dua pelarut yang saling bercampur tidak semua dapat tercampur dengan baik, ada kalanya terpisah antara pelarut satu dengan yang lain. Namun bagaimana halnya jika kedua pelarut yang tidak saling bercampur ditambahkan ke dalamnya zat terlarut yang dapat dilarutkan oleh kedua pelarut yang tidak saling melarutkan. Untuk dua pelarut yang tidak saling melarutkan, seperti air dan karbontetraklorida, ketika dicampurkan akan terbentuk dua fasa yang terpisah. Jika ke dalamnya ditambahkan zat terlarut yang dapat larut di kedua fasa tersebut, seperti iodium yang dapat larut dalam air dan
BAB III KOEFISIEN DISTRIBUSI 3.1. Tujuan Percobaan - Menentukan koefisien distribusi. 3.2. Tinjauan Pustaka Ekstraksi merupakan proses pemisahan dua zat atau lebih dengan menggunakan pelarut yang tidak saling campur.[16] Koefisien distribusi atau koefisien partisi (partition coefficient), didefinisikan sebagai perbandingan antara fraksi berat solute dalam fase K ekstrak, (xC)E dibagi dengan fraksi berat solute dalam fase rafinat, (xC)R pada keadaan kesetimbangan Didalam praktikum ini digunakan zat terlarut asam asetat (CH3COOH) dan pelarutnya adalah (CHCl3) dan aquadest (H2O). Asam asetat akan larut dalam pelarut organik yaitu kloroform dan pelarut anorganik yaitu air (H2O) setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Kedua pelarut tersebut tidak bercampur antara satu sama lain, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan berat jenis dari kedua pelarut tersebut. Massa jenis kloroform (ρkloroform=1,484) lebih besar dibandingkan dengan massa jenis air (ρair=1), maka lapisan kloroform berada dibawah lapisan air. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya: Temperatur yang digunakan. Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai K. Jenis Pelarut. Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai K. Jenis-jenis terlarut. Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau hidroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga K. Konsentrasi. Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga K.[17] Hukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain.[1] Harga K berubah dengan naiknya konsentrasi dan temperatur. Harga K tergantung jenis pelarutnya dan zat terlarut. Menurut Walter Nersnt, hukum diatas hanya berlaku bila zatterlarut tidak mengalami disosiasi atau asosiasi, hukum di atas hanya berlaku untuk komponenyang sama. Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi, analisis dan penentuan tetapan kesetimbangan. Dalam laboratorium ekstraksi dipakai untuk mengambil zat-zat terlarut dalam air dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang tidak bercampur seperti eter, CHCl3,CCl4, dan benzene. Dalam industri ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang tidak disukai dalam hasil, seperti minyak tanah, mintak goreng dan sebagainya.[7] Hukum distribusi Nerst ini menyatakan bahwa solut akan mendistribusikan diri diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga setelah kesetimbangan distribusi tercapai, perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua fasa pelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu tetapan, yang disebut koefisien distribusi (KD), jika di dalam kedua fasa pelarut tidak terjadi reaksi-reaksi apapun. Akan tetapi, jika solut di dalam kedua fasa pelarut mengalami reaksi-reaksi tertentu seperti assosiasi, dissosiasi, maka akan lebih berguna untuk merumuskan besaran yang menyangkut konsentrasi total komponen senyawa yang ada dalam tiap-tiap fasa, yang dinamakan angka banding distribusi (D)[15].
Kita memulai studi mengenai kimia fisik dengan penyataan singkat mengenai beberapa ide dasar dan penggunaan umumnya di bidang kimia. Hal ini merupakan hal yang familiar, tetapi akan sangat berharga untuk mengingatnya kembali.
Bila suatu zat dipanaskan maka molekul-molekulnya akan bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan bertambah besar. Karena molekul penyusun zat cair lebih renggang maka molekulnya lebih cepat bergetar dan jarak antara molekul benda menjadi lebih besar sehingga terjadilah pemuaian zat cair. Berdasarkan uraian tersebut penulis melakukan penelitian untuk mengukur koefisien muai volum zat cair. Adapun zat yang akan diselidiki ialah zat cair berupa air yang mengalami kenaikan temperatur di atas 40C dan etanol. Langkah yang dilakukan penulis ialah melakukan pengukuran koefisien muai volum dengan menggunakan alat yang disebut dengan kolom berimbang. Kolom berimbang merupakan dua bejana (tabung) dari gelas yang dihubungkan dengan pipa kapiler. Kedua tabung di isi dengan zat cair yang sama dan temperatur keduanya dibuat tidak sama, sehingga mempengaruhi ketinggian zat cair pada kedua bejana. Perbedaan temperatur dan ketinggian zat cair pada kedua kolom (tabung) ini dimanfaatkan oleh penulis untuk menyelidiki besarnya koefisien muai volum zat cair. Hasil dari penelitian ini akan dibandingkan dengan nilai koefisien zat cair yang ada pada literatur. Ternyata diperoleh besar koefisien muai volum zat cair untuk air, secara eksperimen sebesar 2,20 x 10-4/0C dan secara teori sebesar 2,01 x 10-4 /0C sedangkan untuk etanol secara eksperimen diperoleh koefisien muai volum sebesar 7,22 x 10-4/0C dan secara teori sebesar 7,50 x 10-4/0C. Melihat hasil yang diperoleh dari eksperimen tidak berbeda jauh dengan yang ada pada teori, tentunya kolom berimbang dapat digunakan untuk mengukur koefisien muai volum zat cair. Kata Kunci: koefisien muai volum zat cair dan kolom berimbang
A. Judul Isolasi Kafein dari Kopi (ekstraksi alkaloid dengan refluks) B. Tujuan Mengisolasi alkaloid kafein dari biji kopi C. Dasar Teori Kopi merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa kimia yaitu kafein yang merupakan salah satu senyawa organik alkaloid. Senyawa alkaloid adalah senyawa organik yang mengandung nitrogen (biasanya) dalam bentuk siklik dan berbentuk basa. Senyawa ini tersebar luas dalam dunia tumbuhan dan banyak di antaranya mempunyai efek fisiologis kuat (Nurlita,2006). Kafein adalah suatu senyawa organik nama lain yaitu kafein, 1,3,7 trinotilxantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak mengandung air, kafein meleleh dalam suhu 234-239 0 C, dan menyublin pada suhu yang rendah, kafein mudah larut dalam air panas, dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan alkohol. Secara alamiah selain dari dalam biji kopi, kafein pula terdapat dalam daun teh, daun mete, biji kola, dan coklat. Kafein bersifat sebagai basa lemah dan hanya dapat membentuk garam dengan basa kuat. Secara umum, golongan senyawa alkaloid mempunyai sifat-sifat berikut ini alkaloid biasanya berbentuk kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform. Alkaloid bersifat basa, pada umumnya berasa pahit, bersifat racun, mempunyai efek fisiologis, serta optis aktif. Membentuk endapan dengan larutan asam fosfolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat dll (Fessenden, J. S., 1982). Secara umum, golongan senyawa alkaloid mempunyai sifat-sifat berikut ini alkaloid biasanya berbentuk kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform. Alkaloid bersifat basa, pada
Kekentalan zat cair (viskositas fluida) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda yang padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasanya juga disebut sebagai derajat kekentalan. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat tersebut. Viskosita zat cair , yang berperan adalah gaya kohesi antara partikel zat cair.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan cairan yang lai. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir , dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya yang sulit mengalir dikatakan tidak memiliki viskositas yang tinggi Viskositas suatu fluida adlah sifat yang menunjukan besar dan kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar.
Viskositas berkaitan dengan gerak relatif antar bagian-bagian fluida. Aliran dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu aliran limaner dan aliran turbulen. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tejadinya viskositas. Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar viskositas suatu larutan untuk cairan dengan viskositas yang berbeda dengan kondisi aliran. Prinsip kerja viskometer yaitu semakin kental suatu cairan maka semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Aliran dapat dikelompokkan menjadi dua tipe. Tipe yang pertama adalah aliran laminer, alirn zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan allirannya tidak terlalu cepat, yang secara umum menggambarkan laju air kecil melalui pipa. Aliran yang lain adalah aliran turbelen yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameteer yang besar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien kekentalann zat cair: a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Tekanan pada vsikositas fluida akan memberikan pengaruh pada ikatan partikel-partilkel pada zat cair.
Viskositas akan turun dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya temperatur. Pemanasan zat cair menyebabakan molekulmolekulnya memperoleh energi.
Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi. Larutan minyak misalnya CPO memiliki kekentalan tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
Semakin besar ikatan antar molekul suatu zat cair maka nilai viskositas yang dimiliki akan semakin tinggi.
Memahami viskositas suatu fluida dapat memberikan manfaat dalam bidang kehidupan seperti berikut: Viskositas adalah sifat kritis oli hidrolik. Performa dan efisiensi sistem yang lengkap adalah parameter utama oli hidrolik. Kedua parameter ini dipengaruhi oleh viskositas. Juga untuk menggunakan viskositas katup dan pompa adalah elemen penting. Dalam pelumasan, viskositas adalah karakteristik minyak pelumas yang paling dibutuhkan. Untuk berjalan lancar, viskositas juga merupakan elemen penting. Jika suhu fluida rendah maka viskositasnya tinggi, pada saat itu oli tidak dapat dipompa.
Di sisi lain, jika suhunya tinggi maka kecepatan oli akan berlebihan, itu berarti viskositasnya sangat rendah dan ini bisa menyebabkan gesekan tinggi pada pipa mana pun kemudian aus. Viskositas adalah ukuran apakah alirannya laminar atau turbulen. Dengan bantuan Viskositas, kita dapat mengetahui perilaku viskositas yang membantu merancang mesin dalam teknik mesin, membangun kapal, bekerja dalam kondisi laut. Karena viskositasnya tinggi, beberapa cairan tetap dalam kondisi stabil. Jika tidak ada cairan viskositas maka tidak akan memiliki hambatan internal sehingga akan mengalir selamanya sebelum menghadapi penghalang apa pun. Dari perilaku viskositas terhadap suhu, kita dapat menemukan apakah fluida itu cair atau gas. Saat suhu meningkat, viskositas akan meningkat untuk gas. Di sisi lain, meningkatkan suhu akan menurunkan Viskositas untuk Cairan.
Koefisien kekentalan zat cair merupakan suatu koefisien yang dimiliki setiap zat cair. Jika suatu fluida memiliki kekentalan yang besar maka gaya gesek yang dialami oleh benda yang bergerak dalam fluida semakin besar pula. Perubahan jarak tempuh benda tidak berpengaruh pada koefisien viskositas zat cair. Zat cair yang kental, fluiditasnya rendah. Apabila cairan kental mengalir terhadap bidang padat maka terjadi perubahan kecepatan (dalam arah tegak lurus) terhadap arah aliran. Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar viskositas suatu larutan untuk cairan dengan viskositas yang berbeda dengan kondisi aliran. Prinsip kerja viskometer yaitu semakin kental suatu cairan maka semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Aliran dapat dikelompokkan menjadi dua tipe. Tipe yang pertama adalah aliran laminer, alirn zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan allirannya tidak terlalu cepat, yang secara umum menggambarkan laju air kecil melalui pipa. Aliran yang lain adalah aliran turbelen yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameteer yang besar.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi koefisien kekentalan zat cair yaitu: Di sisi lain, jika suhunya tinggi maka kecepatan oli akan berlebihan, itu berarti viskositasnya sangat rendah dan ini bisa menyebabkan gesekan tinggi pada pipa mana pun kemudian aus. Viskositas adalah ukuran apakah alirannya laminar atau turbulen. Dengan bantuan Viskositas, kita dapat mengetahui perilaku viskositas yang membantu merancang mesin dalam teknik mesin, membangun kapal, bekerja dalam kondisi laut. Karena viskositasnya tinggi, beberapa cairan tetap dalam kondisi stabil. Jika tidak ada cairan viskositas maka tidak akan memiliki hambatan internal sehingga akan mengalir selamanya sebelum menghadapi penghalang apa pun. Dari perilaku viskositas terhadap suhu, kita dapat menemukan apakah fluida itu cair atau gas. Saat suhu meningkat, viskositas akan meningkat untuk gas. Di sisi lain, meningkatkan suhu akan menurunkan Viskositas untuk Cairan.
Medieval Encounters, 2023
In V. A. Maxfield and D. P. S. Peacock (eds.) Survey and Excavation at Mons Porphyrites 1994-1998. Volume 2: The Excavations. London, Egypt Exploration Society, pp. 83-142. September 2007; ISBN 978-0-85698-180-7, 2007
Scientific Bulletin of Mukachevo State University Series “Pedagogy and Psychology”, 2019
International Journal of Science, Engineering and Technology, 2024
NUJS JOURNAL OF REGULATORY STUDIES, 2020
Experimental Mechanics, 2010
הוצאת אוניברסיטת בר-אילן, 2020
Frontiers in Cell and Developmental Biology, 2021
Psychosomatics, 2006
Žurnal Sibirskogo federalʹnogo universiteta, 2015
Journal of International Medical Research, 2010
Fusion Technology, 2001
Convergencia educativa, 2022