Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
PEMANFAATAN KULIT BUAH NAGA MENJADI
PERMEN JELLY KERING
Ni Komang Nilawati, Made Suriani, Risa Panti.
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail : nilachaldiesh@gmail.com ,made.suriani@undiksha.ac.id,
risa.panti@undiksha.ac.id,
Abstrak
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui kualitas permen jelly kering kulit buah
naga dilihat dari (1) aspek rasa,(2) tekstur (3) warna. Penelitian ini menggunakan panelis terlatih yang
terdiri dari 25 orang panelis, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode observasi dengan menggunaka instrumen berupa lembar uji organoleptik dengan 3 tingkatan
yaitu baik,cukup,dan kurang. Data dianalissis dengan menggunakan tehnik deskritif kuantitatif. Hasil
penelitia ini menunjukan kualitas permen jelly kulit buah naga dilihat dari aspek rasa berada dalam
kategori baik, dengan skor 2,44, ditinjau dari aspek tekstur berada pada kategori baik dengan skor
2,61, ditinjau dari aspek warna berada dalam kategori baik dengan skor 2,71. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa limbah kulit buah naga dapat dimanfaatkan menjadi produk
olahan permen.
Kata kunci : kulit buah naga, kualitas permen jelly.
Abstract
This experimental study aims to find out the quality of dried jelly candy dragon fruit skin
viewed from (1) aspect of taste (2) textures (3) colour. This study used trained panelists consisting of
25 panelists. The method of data collection used in this study was the observation method using
instruments the from of organoleptic test sheets with 3 levels good, sufficient and less. Data were
analyzed using descriptive quantitative techniques. The results of this study shows the quality of
dragon fruit skin jelly candy seen from the aspect of taste in the good . category, with score of 2,44, in
terms of the texture aspect in the good category with a score of 2,61, in terms of color aspects in the
good category with a score of 2,71 based on the result of this study it can be concluded that dragon
fruit skin waste can be used as processed candy products.
Keywords: Dragon fruit, quality, jelly candy.
PENDAHULUAN
Bali merupakan daerah yang
memiliki berbagai macam keunikan
diantaranya berupa hasil pertanian yang
beraneka
ragam,
seperti
buahbuahan,sayur-sayuran
dan
tanaman
pangan yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat sehari-hari. Salah satunya di
Kabupaten Buleleng yang terletak paling
utara bali secara geografis yang memiliki
wilayah pertanian, terutama pertanian
lahan kering selain padi Buleleng juga
dikenal luas sebagai penghasil produk
holtikultural seperti mangga, anggur, buah
naga, berbagai jenis palawija dan umbiumbian.
Khususnya
di
Desa
Kubutambahan memiliki penghasilan buah
naga yang berlimpah. Buah naga akhirakhir ini namanya semakin populer di
Indonesia. Buah yang terbilang unik ini
memiliki bentuk bulat lonjong, kulitnya
berwarna merah atau kuning, mengkilap,
bersirip, juga memiliki cita rasa yang
nikmat dan berkhasiat bagi kesehatan
sehingga diminati oleh banyak kalangan.
95
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
Saat ini buah naga banyak dijumpai di
supermarket, swalayan atau toko buah
dan dijual dalam keadaan segar dengan
harga yang bervariasi sesuai dengan
ukuran, kualitas, dan jenisnya.
Buah naga kulit merah daging
putih (Hylocereus undatus), kulit merah
daging merah (Hylocereus polyhiruz), dan
kulit buah naga merah daging merah
super (Hylocereus costaricensis). Buah
yang berasal dari tanaman jenis kaktus ini
awalnya hanya dijadikan sebagai tanaman
hias. Kini tanaman ini telah banyak
dibudidayakan sebagai tanaman pertanian
yang menghasilkan komoditas unggulan
dan permintaanya pun meningkat dari
tahun ketahun.
Pada awalnya tanaman buah naga
ini dikenal sebagai tanaman hias, hal ini
disebabkan batangnya dianggap unik
karena bentuknya segitiga dengan duri
pendek, bunganya berbentuk corong yang
mekar senja hari dan mekar penuh saat
tengah malam hari. Lama-kelamaan
tanaman buah naga dikenal tidak hanya
sebagai tanaman hias melainkan juga
menghasilkan buah yang menarik dan
enak dimakan sehingga digemari oleh
masyarakat
dan
mulai
dikembangkan secara komersial.
Sekilas rasa buah naga seperti
buah kiwi, kombinasi antara manis, asam
dan segar. Dibalik rasanya yang mais dan
menyegarkan, buah naga kaya akan
kandugan gizinya. Secara keseluruhan,
buah ini baik untuk kesehatan dan dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi
sehari-hari seperti, karbohidrat, serat,
vitamin C, zat besi, protein dan kalsium
(Budiana, 2013:52). Bahan pangan yang
kini mulai bayak diminati konsumen tidak
hanya memiliki komposisi bahan yag baik,
namun pemanfaatan kulit buah yang tidak
terpakai dapat juga diolah menjadi sebuah
masakan yang memiliki cita rasa yang
menarik, tetapi juga memiliki kandungan
gizi yang cukup baik bagi tubuh.
Kulit buah naga dapat bermanfaat
dalam produksi pangan maupun industri
seperti pewarna alami pada makanan dan
minuman. Selain itu dalam indusrti, kulit
buah naga dapat dijadikan bahan dasar
pembuatan kosmetik. Dalam bidang
farmakologi kulit buah naga dapat
dijadikan sebagai obat herbal alami yang
dapat bermanfaat sebagai antioksidan
(Cahyono, B. 2009).
Tabel 1. Kandungan Kulit Buah Naga Merah
No
1
2
3
4
5
6
Jenis Analisis
Satuan
Hasil Analisis
Kadar Air
(%)
76,7954
Kadar Protein
(%)
2,0983
Total Gula
(%)
1,1037
Vit C
(mg/100g)
13,9406
Kadar Antioksidan
(ppmGAEAC)
76,8290
Kadar Antosianin
(mg/100g)
30,0580
Sumber: (Surya, Fak. Teknologi Pertanian Unit LayananLab.UNUD.2014)
Pengolahan kulit buah naga ini
ditunjukan untuk memanfaatkan kulit buah
naga yang selama ini hanya dianggap
sebagai limbah, serta untuk menunjukan
bahwa
limbah
tersebut
banyak
mengandung manfaat bagi kesehatan
tubuh (Cahyono, 2009). Limbah kulit buah
naga diperoleh dari penjual juice buah di
Kawasan Singaraja. Penjual juice ini
bertempat di jalan Ayani Singaraja. Kulit
buah naga biasanya hanya dibuang dan
belum dimanfaatkan secara optimal.
Sehingga
peneliti
tertarik
untuk
memanfaatkan kulit buah naga sebagai
produk olahan permen jelly kering
Jelly merupakan salah satu bentuk
pangan olahan yang banyak diminati oleh
masyarakat. Jelly buah adalah cairan sari
buah yang diawetkan dengan gula,agaragar dan gelatin. Tujuan pemberian gula
dengan kadar yang tinggi pada jelly buah,
selain untuk memberikan rasa manis, juga
untuk mencegah tumbuhnya mikrobia.
Ada 2 macam bentuk olahan jelly, yaitu
jelly basah dan jelly kering. Jelly basah
diperoleh setelah penirisan buah dari
96
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
larutan gula, sedangkan jelly kering
diperoleh dari jelly basah yang dilanjutkan
dengan proses pengeringan.
Produk jelly dari kulit buah naga ini
dapat ditunjukan untuk semua kalangan,
karena selain untuk anak-anak, jelly
tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang
dewasa dan orang tua karena produk
tersebut berperan sebagai pangan
fungsional dengan kandungan antioksidan
yang terdapat pada kulit buah naga dapat
menghambat radikal bebas pada tubuh.
Penelitian yang dilakukan adalah untuk
mencoba memanfaatkan kulit buah naga
merah menjadi jelly kering.
Produk jelly darikulit buah naga ini
merupakan produk diversifikasi pangan
fungsional yaitu pangan dengan nilai gizi
yang baik serta banyak kandungan
bermanfaat bagi tubuh. Kulit buah naga
memiliki kandungan serat dan bervitamin
yang baik bagi kesehatan. Selama ini kulit
buah naga belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya menjadi limbah
organik.
Untuk
itu
peneliti
ingin
memanfaatkan kulit buah naga menjadi
suatu produk yaitu berupa produk olahan
jelly kering.
Sebagai
upaya
pemanfaatan
limbah kulit buah naga merah, maka
pengolahan lebih lanjut diperlukan untuk
meningkatkan penganekaragaman olahan
jelly dari kulit buah naga merah serta daya
gunanya
bagi
masyarakat
untuk
memanfaatkan kulit buah naga sebagai
olahan kuliner dengan menggunakan
bahan baku kulit buah naga.
Peneliti
mencoba
untuk
mengadakan
penelitian
mengenai
pembuatan jelly kering kulit buah naga
dengan menggunakan resep sari buah
naga sebagai acuan karena memiliki
kesamaan memiliki karakteristik serat dan
warna, namun kulit buah naga merah
masih belum banyak dimanfaatkan secara
optimal bila ditinjau dari kandungan
serat,warna dan vitamin yang tinggi kulit
buah naga dapat diolah menjadi permen
jelly.Produk yang akan dibuat pada
penelitian ini adalah permen jelly kering
kulit buah naga merah.
Adapun hasil peneitian yang
relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian Ni Putu Widya Arsani (2015)
yang berjudul Pemanfaatan Kulit Buah
Naga Merah Menjadi Selai dengan hasil
kualitas selai kulit buah naga merah dari
aspek rasa berada dalam kategori baik
dengan memperoleh rata-rata sebanyak
2,83. Dari aspek warna berada dalam
kategori baik dengan memperoleh ratarata 3. Dari aspek tekstur berada dalam
kategori baik dega memperoleh rata-rata
2,79 daan dari aspek konsistensi berada
dalam kategori baik yaitu kental dengan
memperoleh rata-rata 2,83.
Penelitian Indra Sopiani (2015)
yang
berjudul
Studi
Eksperimen
Pemanfaatan Kulit Buah Naga Menjadi
Sirup dengan hasil kualitas pembuatan
sirup kulit buah naga super merah dilihat
dari aspek rasa berada dalam kategori
baik dengan memperoleh rata-rata
sebanyak 2,8. Dari aspek warna berada
dalam kategori baik dengan memperoleh
rata-rata sebanyak 2,8. Dari aspek aroma
berada dalam kategori baik dengan
memperoleh rata-rata 2,36.
Penelitian Jumri Yusmarini (2015)
yang berjudul Mutu Permen Jelly Buah
Naga
Merah
(Hylocereuspolyrhizus)
dengan Penambahan Karagenan dan
GUM Arab dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa keregenan dan gum
arab
berpengaruh
nyata
(p<0,05)
terhadap
tingkat
kesukaan
panelis
terhadap permen jelly.
Penelitian Dedy insani (2017) yang
berjudul Pemanfaatan Labu Kuning dalam
Pembuatan
Permen
Jelly
dengan
Penambahan Rumput Laut. Adapun hasil
penelitian menunjukkan penilaian sensoris
memiliki
deskriptif
warna
kuning
kecokelatan, agak beraroma labu kuning,
tekstur kenyal, berasa labu kuning dan
rumput laut dan permen jelly secara
umum dapat diterima secara keseluruhan
suka. Permen jelly yang dihasilkan dari
labu kuning dan rumput laut secara
keseluruhan memenuhi standar SNI 35742008 kecuali kadar air melebihi SNI 35742008.
Penelitian Kurnia Afifah (2017)
yang berjudul Studi Pembuatan Permen
Jelly Dengan Variasi Konsetrasi Sari Kulit
Buah Naga dan Ekstrak Angkak. Adapun
hasil penelitian menunjukan penambaha
variasi konsentrasi sari kulit buah naga
97
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
memberikan pengaruh nyata terhadap
parameter kekerasan,pH, kadar air,
aktivitas antioksidan angka lempeng total.
Angka kapang
khamir,dan
tekstur,
sedangkan penambahan ekstrak angkak
memberikan pengaruh nyata pada
parameter yaitu pH, kadar air, aktivitas
antioksidan. angka kapang khamir dan
angka lempeng total. Kedua faktor
memberikan interaksi terhadap para-meter
pH, kadar air, angka kapang khamir,
angka lempeng total dan rasa. Perlakuan
kulit buah naga 30% dan ekstrak angkak
2% merupakan perlakuan terbaik dengan
rerata nilai kekerasan 98,0 mm/50gr/5dt;
pH 4,49; kadar air 19,42%; gula reduksi
14,64%; aktivitas antioksidan 5,97%;
angka
lempeng
total
hari
ke-60
50,33x102; angka kapang khamir hari ke
60 80,33x102; rasa 3,6; warna 3; aroma
3,1; dan tekstur 3,6.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di
laboratorium Tata Boga pendidikan
Kesejahteraan
Keluarga
Universitas
Pendidikan Ganesha. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi dengan menggunakan
uji kualitas yang dilihat dari aspek
rasa,tekstur dan warna, pengumpuan data
dalam penelitian ini dilakukan tiga tempat
diantaranya SMK Negeri 2 Singaraja,
SMK Triatmajaya Singaraja, dan di
jurusan
Pendidikan
Kesejahteraan
Keluarga Universitas Pendidikan Ganesha
yang dilaksanakan selama 6 bulan.
Rancangan
penelitian
adalah
strategi yang digunakan untuk mengatur
latar (setting) penelitian agar peneliti
memperoleh data yang tepat (valid) sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian.
Bahan yang digunakan dalam
pembuatan permen jelly kering kulit buah
naga yang terdiri dari (1) Kulit buah naga
200 gr, (2) Gula pasir 250 gr, (3) Air 750
ml, (4) Gelatin 5 gr, (5) Agar-agar tanpa
rasa 7 gr, (6) Gula halus 100 gr sebagai
taburan.
Gula terdapat dalam berbagai
bentuk, yakni sukrosa, glukosa,fruktosa
dan dektrosa. Dalam pembuatan jelly gula
yang digunakan adalah sukrosa yang
sehari-hari dikenal sebagai gula pasir.
Tujuan
penambahan
gula
dalam
pembuatan jelly adalah untuk memperoleh
rasa manis yang ideal. Selain itu gula
dapat pula berfungsi sebagai pengawet.
(Dewa, 2008:64)
Gelatin adalah zat kimia padat,
tembus cahaya, tak berwarna, rapuh (jika
kering), dan tak berasa, yang didapatkan
dari kolagen yang berasal dari berbagai
produk
sampingan
hewan.
Gelatin
umumnya digunakan sebagai zat pembuat
gel pada makanan, farmasi, fotografi, dan
pabrik kosmetik. Gelatin merupakan
campuran antara peptida dengan protein
yang diperoleh dari hidrolisiskolagenyang
secara alami terdapat pada tulang atau
kulitbinatang. Gelatin komersial biasanya
diperoleh dari ikan, sapi, dan kambing.
Dalam industri pangan, gelatin dipakai
sebagai salah satu bahan baku dari
permen lunak, jelly, es krim.
Gelatin merupakan suatu senyawa
protein yang diesktraksi dari hewan, dapat
diperoleh dari jaringan kolagen hewan
yang terdapat pada kulit, tulang dan
jaringan ikat. Gelatin yang adaa di
pasaran umumnya diproduksi dari kulit
dan tulang sapi atau ikan. Gelatin banyak
digunakan
dalam
industri
farmasi,
kosmetika, fotografi, dan makanan.
Penggunaan gelatin dalam produk murni
bersifat sebagai penjernih. (Fatimah,
1995).
Agar-agar, agar atau agarosa
adalah zat yang biasanya berupa gel yang
diolah dari rumput laut atau alga. Di
Jepang dikenal dengan nama kanten dan
oleh orang Sunda disebut lengkong. Jenis
rumput laut yang biasa diolah untuk
keperluan ini adalah Eucheuma spinosum
(Rhodophycophyta).
Beberapa
jenis
rumput
laut
dari
golongan
Phaeophycophyta
(Gracilaria
dan
Gelidium) juga dapat dipakai sebagai
sumber agar-agar. Agar-agar sebenarnya
adalah karbohidrat dengan berat molekul
tinggi yang mengisi dinding sel rumput
laut. Ia tergolong kelompok pektin dan
merupakan suatu polimer yang tersusun
dari monomer galaktosa.
Gel terbentuk karena pada saat
dipanaskan di air, molekul agar-agar dan
air bergerak bebas. Ketika didinginkan,
98
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
molekul-molekul agar-agar mulai saling
merapat, memadat dan membentuk jaringjaring yang mengurung molekul-molekul
air, sehingga terbentuk sistem koloid
padat-cair. Jaring-jaring ini dimanfaatkan
dalam elektroforesis gel agarosa untuk
menghambat pergerakan molekul objek
akibat perbedaan tegangan antara dua
kutub.
Air memiliki fungsi cukup penting,
salah satunya mengangkut zat-zat gizi,
termasuk diantaranya vitamin yang larut
dalam air dan beberapa mineral yang
diperlukan tubuh. Selain itu, fungsi air
yang tak kalah penting adalah mengatur
suhu tubuh (Ali, 2014)
Meskipun sering diabaikan, air
merupakan salah satu unsur penting
dalam makanan karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur,
tingkat kerenyahan produk serta cita rasa
makanan. Air berfungsi sebagai media
reaksi untuk membantu proses pelumatan
dari kulit buah naga, dan melarutkan
bahan
campuran
lainnya
dalam
pembuatan permen jelly kulit buahnaga.
Gula halus adalah bahan masakan
berbahan gula berbentuk tepung. Gula
halus terbuat dari tanaman tebu. Selain
tebu, gula halus juga bisa terbuat dari gula
sintetis. Umumnya, gula berbentuk kristal,
namun gula halus dibuat dalam bentuk
kristal yang lebih kecil. Gula halus
berwarna putih bersih dan memiliki rasa
manis seperti gula biasa.
Proses pembuatan permen jelly
kering kulit buah naga terdiri dari (1)
Bersihkan kulit buah naga dan potong
kecil-kecil kemudian haluskan dengan
blender, (2) Tambahkan gula pasir, agaragar, gelatin kemudian aduk rata. (3)
Ambil panci kecil masak pure kulit buah
naga bersama dengan campuran gula
pasir, agar-agar, gelatin dan masak
sampai mendidih, (4) Siapkan loyang
persegi tuang adonan yang sudah matang
ke loyang, tunggu sampai dingin, (5)
Cetak adonan permen jelly kering sesuai
seera, (6) Jemur permen jelly kering kulit
buah naga dibawah sinar matahari 1-3
hari tergantung kadar air pada permen
jelly kering, (7) Kemudian kemas permen
jelly kering kulit buah naga untuk menjaga
kualitas dari permen jelly kering.
Subjek
pada
penelitian
menggunakan panelis terlatih dengan
mengambil sampel sebanyak 25 panelis
yang berasal dari guru SMK Negeri 2
Singaraja, SMK Triatma jaya Singaraja,
Dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga
Variabel dalam penelitian ini
adalah kualitas jelly kering kulit buah naga
dilihat dari aspek rasa, warna dan tekstur.
Kualitas merupakan tingkat baik buruknya
sesuatu yang dapat dinilai dari kesesuaian
terhadap persyaratan produk. Kualitas
jelly kering kulit buah naga dinilai dari
beberapa faktor diantaranya yaitu rasa,
warna dan tekstur. Rasa merupakan hasil
respon terhadap produk yang nilai melalui
indera pencicip, rasa dari jelly kering kulit
buah naga manis. Warna merupakan hasil
dari pengelihatan mata, warna dari jelly
kering kulit buah naga ini adalah merah.
Tekstur merupakan hasil dari suatu
produk yang dapat dinilai dari meraba
permukaannya baik itu kasar, keras,
lembut dan halus. Tekstur dari permen
jelly kering kulit buah naga ini adalah
kenyal.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi.
Metode
observasi
adalah
cara
mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap
objek yang diteliti menggunakan seluruh
alat indera (Arikunto, 2002). Observasi
digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kualitas jelly kering kulit buah
naga ditinjau dari aspek rasa, warna dan
tekstur. Untuk uji kualitas dari jelly kering
kulit buah naga ini digunakan uji
organoleptif yang meliputi rasa, warna dan
tekstur .Penilain organoleptif digunakan
untuk meneliti mutu komoditif makanan.
Uji organoletif disebut sebagai penilaian
yang dilakukan dengan indera manusia
atau sensorik.
Uji organoleptik yang digunkan
dalam penelitian ini adalah uji mutu
hedonik. Dalam uji mutu hedonik ini
panelis diminta tanggapan pribadinya
tentang kesan baik buruknya hasil
penelitian dan menemukan tingkat mutu
suatu yang disebut mutu skala hedonik.
Panelis
yang
terpilih
dalam
penelitian ini adalah panelis terlatih.
99
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
Panelis terlatih ini berjumlah 15-25 orang
yang biasanya diambil dari personal
laboratorium tetapi dapat pula karyawan
atau pengawai lain (Soekarto, 1985).
Panelis
menanggapi
dengan
cara
memberikan tanda chek list ( ) sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan pada
lembar observasi panelis terhadap
kualitas jelly kering kulit buah naga yang
berdasarkan tes skala mutu hedonik, data
penilaian dapat ditransformasikan dalam
skala numerik dan selanjutnya dapat
dianalisis statistik untuk interprestasinya.
skala mutu hedonik dalam penelitian ini
menggunakan rentangan.
Tabel 2. Skala Mutu Hedonik dan Skala Mutu Numerik
Uji Kualitas Permen Jelly Kering Kulit Buah Naga
Skala Hedonik
Skala Numerik
Baik
Sedang
Buruk
3
2
1
(sumber: Soekarto, 1985)
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa lembar uji kualitas
yang nantinya akan diberikan pada setiap
panelis untuk menilai kualitas jelly kering
kulit buah naga yang disajikan. Untuk
mendapatkan hasil dan responden maka
dibuat tolak ukur dan lembar uji kualitas
sebagai berikut :
Tabel 3. Tolak Ukur Permen Jelly Kering Kulit Buah Naga
Nilai
Rasa
Tekstur
Warna
3
Manis
Kenyal
Coklat muda
2
Kurang manis
Kurang kenyal
Coklat kemerahan
1
Tidak manis
Tidak kenyal
Coklat
Teknik analisis data pada penelitian
ini adalah untuk mengetahui proses
pembuatan permen jelly kering dilihat dari
aspek rasa, bentuk dan warna, Sesuai
dengan tujuan penelitian, maka analisis
relevan untuk tujuan penelitian tersebut
adalah metode analisis deskripif dan
kuantitatif. Analisis yaitu penggolahan
data dengan cara menyusun secara
sistematis dalam bentuk angka-angka
atau persentase (Arikunto, 2014).
Setelah dilakukan analisis data dengan
menggunakan metode deskriptif kuantitatif
terhadap data yang di uji kualitas permen
jelly kering, maka akan didapatkan suatu
kesimpulan pada kualitas permen jelly
kering kulit buah naga yang dilihat dari
aspek rasa, tekstur dan warna. Sesuai
dengan kriteria yang digunakan baik,
cukup dan kurang.
Berikut adalah rumus yang digunakan
dalam proses analisis data terhadap
kualitas tepung
berikut :
kara
kratok
sebagai
Mean (M) = ∑ X
N
(Sumber: Koyan, 2012).
Keterangan :
M
= Mean ( rata-rata)
∑x
= Jumlah masing-masing skor
( rasa, tekstur dan warna)
N
= Jumlah (sampel).
Rumus pedoman dengan skala 3 (tiga) :
M+1SD
M+3SD
M-1SD
M+1SD
M-3SD
M-1SD
Keterangan Rumus :
100
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
M
SD
= Mean ( rata tengah)
= Standar Deviasi
Keterangan :
M= Mean atau rata-rata dicari
dengan rumus :
M = x(Skor Maksimun – Skor Minimum)
SD = Standar Deviasi dicari dengan
rumus :
SD = x(Skor Maksimum – Skor Minimum)
Skor Maksimum
=3
Skor Minimum
=1
Berdasarkan rumus diatas, untuk
mencari konversi data yang telah
terkumpul sehingga memperoleh hasil
adalah dengan cara sebagai berikut :
M = x (Skor Maksimun – Skor Minimum)
M = x (3 – 1)
M=2
SD = x(Skor Maksimum – Skor Minimum)
SD = x (3 – 1)
SD = 0,3
Acuan pengambilan keputusan
yang digunakan untuk menentukan
kualitas jelly kering kulit buah naga ini dari
aspek rasa, dan tekstur berdasarkan
rumus pedoman konversi dengan skala 3
(tiga) adalah sebagai berikut:
2,4 – 3
= Baik
1,8 – 2,3
= Cukup
1,1 – 1,7
= Kurang
PEMBAHASAN
Hasil dari peneliti ini adalah permen
jelly kering kulit buah naga yang diuji
kualitas dari aspek rasa,tekstur dan
warna, panelis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah panelis terlatih yang
berjumlah 25 orang sesuai teori yang telah
dijabarka pada bab III panelis yang
digunakan adalah panelis terlatih yang
berjumlah 15-25 orang yang diambil dari
personal laboratorium tetapi dapat juga
karyawan
atau
pegawai
lain
(Soekarto,1985), panelis yang digunakan
terdiri dari guru SMK N 2 Singaraja guru
SMK Triatmajaya Singaraja dan dosen
Tata Boga Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga. Data yang diperoleh dari
penelitian ini dianalisis menggunakan
analisis deskritif kuantitatif.
Permen jelly kering kulit buah naga
yang telah diuji kualitas dari aspek rasa,
tekstur dan warna merupakan hasil
eksperimen yang mengacu pada resep
stadar proses pembuatan jelly buah naga
yang telah ditetapkan setelah melakukan
eksperimen uji coba pendahuluan yang
telah dilakukan pada bab III. adapun tahap
pembuatan permen jelly kering kulit buah
naga terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap
persiapan bahan, tahap persiapan alat,
dan tahap pelaksanaan.
Hasil uji panelis terhadap kualitas
permen jelly kering kulit buah naga dapat
dilihat dapat di lihat melalui perhitungan
data berikut Kualitas Permen Jelly Kering Kulit
Buah Naga
1. Kualitas rasa permen jelly kering
kulit buah naga
M
X
N
66
25
= 2,64
2.
Kualitas tekstur permen jelly kering
kulit buah naga
M
X
N
61
25
= 2,44
3.
Kualitas warna permen jelly kering
kulit buah naga
M
X
N
71
25
= 2,84
101
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
Tabel 5. Hasil Uji Kualitas Permen Jelly Kering Kulit Buah Naga
Aspek yang dilihat
Permen jelly kulit buah naga
Skor
Kategori
2,64
Baik
2,44
Baik
2,84
Baik
Rasa
Tekstur
Warna
sesuai dengan tolak ukur yaitu memiliki
kriteria tekstur yang kenyal, warna permen
jelly
kering kulit buah naga memperoleh
skor 2,84 yang berada pada kategori baik
sesuai dengan tolak ukur yaitu memiliki
warna coklat muda.
Berdasarkan hasil uji kualitas
permen jelly kering kulit buah naga yang
dilihat dari aspek rasa,tekstur dan warna
dapat dilihat pada diagram batang
dibawah ini.
Dari data diatas diperoleh hasil
dari uji panelis terhadap permen jelly
kering kulit buah naga menyatakan,
kualitas permen jelly kering kulit buah
naga yang dinilai dari aspek rasa, tekstur,
dan warna memperoleh skor 2,64 yang
berada pada kategori baik sesuai dengan
tolak ukur yaitu memiliki kriteria rasa.
yang manis, tekstur permen jelly
kering kulit buah naga memperoleh skor
2,44 yang berada pada kategori baik
2,9
2,8
2,7
2,6
Rasa
2,5
Tekstur
2,4
Warna
2,3
2,2
Rasa
Tekstur
Warna
Diagram batang 01. Hasil uji kualitas permen jelly kering kulit buah naga
Kualitas permen jelly kering kulit
Buah naga dari aspek rasa, berdasarkan
hasil Uji Panelis dari 25 orang panelis, 16
orang panelis memberi nilai 3 dan 9 orang
panelis memberi nilai 2 pada permen jelly
kering kulit buah naga dan nilai yang di
dapat yakni 2,64 permen jelly kering kulit
buah naga ini termasuk dalam kategori
baik karena sesuai dengan tolak ukur
yang telah ditentukan yaitu permen jelly
kulit buah naga memiliki rasa yang manis.
Rasa merupakan tanggapan indra
terhadap rangsangan saraf seperti
manis,pahit,masam
terhadap
indra
pengecap. Untuk menentukan rasa pada
makanan tersebut cara yang digunakan
dengan cara mencicipi sehingga dapat
merasakan rasa dari masakan tersebut.
102
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
Adapun kritik dan saran dari beberapa
panelis pada uji kualitas permen jelly
kering kulit buah naga yang dilihat dari
aspek rasa yaitu kurangnya rasa khas kulit
buah naga pada permen jelly kering kulit
buah naga. Kurangnya rasa kulit buah
naga dalam permen jelly kering kulit buah
naga yang dikarenakan rasa kulit buah
naga yang sedikit hambar.
Kualitas permen jelly kering kulit
buah naga dari aspek tekstur, hasil yang
di proleh dari uji kualitas permen jelly
kkering kulit buah naga menggunakan 25
0rang
panelis,
11
orang
panelis
memberikan nilai 3 dan 14 orang panelis
memberikan nilai 2 pada permen jelly
kering kulit buah naga yang mendapatkan
nilai 2,44 yang berada pada kategori baik.
Permen jelly kering kulit buah naga sesuai
dengan tolak ukur. Dan sesuai dengan
kualitas tekstur yang baik sesuai dengan
keadaan makanan yang seharusnya,
sedangkan tekstur yang buruk adalah
tekstur tidak sesuai dengan yang
dikehendaki seperti kembali ke tekstur
yang semula dan permen jelly kering kulit
buah naga sudah sesuai dengan tekstur
yangdiharapkan.
Dalam proses pembuatan permen
jelly kering kulit buah naga melakukan
proses penjemuran yang dilakukan
dengan
sinar
matahari
secara
langsungdalam waktu 2 hari atau sampai
cairan pada permen jelly kering kulit buah
naga menghilang. dan tekstur kenyal
pada permen jelly kering kulit buah naga
didapat dari bahan yang digunakan seperti
agar–agar, karena bahan agar-agar dan
gelatin merupakan bahan dasar dalam
pembuatan jelly dan memiliki tekstur yang
kenyal jika dicampurkan pada bahan
makanantertentu.
Adapun masukan dari beberapa
panelis terhadap kualitas permen jelly
kering kulit buah naga yang dilihat dari
aspek tekstur adalah tekstur dari permen
jelly kering kulit buah aga kurang kenyal
karena terlalu kering.
Kualitas permen jelly kering kulit
buah naga dari aspek warna pada suatu
hidangan memiliki peranan yang sangat
penting karena dengan penampilan warna
yang menarik seseorang aka tertarik untuk
mengkonsumsi dan sekaligus dapat
membangkitkan selera makan. Dari hasil
uji kualitas permen jelly kering kulit buah
naga ditinjau dari aspek warna diperoleh
rata-rata 2,84 termasuk dalam kategori
baik dan sesuai dengan kriteria yang
diharapkan yaitu coklat muda, warna
coklat muda diperoleh dari proses
pembuatan permen jelly kering yang
melalui
proses
perebusan,
proses
karamelisasi dan proses penjemuran.
SIMPULAN
1. Pembuatan permen jelly kering kulit
buah naga dibuat dengan cara
pemilihan bahan-bahan yang bagus
dengan melalui proses: pencucian,
penghalusan,
perebusan,
pendinginan,
pencetakan,
pengeringan dan pengemasan.
2. Berdasarkan analisis data yang
telah didapatkan dari panelis terlatih
dapat disimpulkan uji kualitas
permen jelly kering kulit buah naga
dilihat dari aspek rasa yaitu memiliki
rasa manis pada permen jelly dan
pada aspek teksturpermen jelly
kering kulit buah naga memiliki
tekstur yang kenyal dan pada aspek
warna permen jelly kering kulit buah
naga memiliki warna coklat muda,
warna coklat muda yang didapat
dari permen jelly karena adanya
proses karamelisasi dan proses
penjemuran pada permen jelly. Dari
semua aspek yang diproleh dari uji
kualitas permen jelly kering kulit
buah naga, sudah sesuai dengan
tolok ukur yang diharapkan.
SARAN
1. Kulit
buah
naga
bisa
dimanfaatkan menjadi prodak
olahan yang sangat bermanfaat
karena kulit buah naga memiliki
manfaat fungsional dan memiliki
serat yang tinggi.
2. Untuk penelitian selanjutnya,
agar memperoleh hasil yang
maksimal atau lebih awet proses
penjemuran pada permen jelly
kering bisa dilakukan lebih lama.
3. Untuk peneliti selanjutnya, untuk
menghasilkan produk permen
103
Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Volume 10, Nomor 2, Juli 2019
jelly perlu penambahan gula dan
diuji
coba
lagi
untuk
mendapatkan tekstur yang lebih
kenyal dengan bentuk yang rapi
dan tidak mengkerut. Untuk
warna
dapat
ditambahkan
pewarna
makanan
guna
mendapatkan
warna
yang
menarik.
DAFTAR RUJUKAN
Afifah, Kurnia. 2017. Studi Pembuatan
Jelly Dengan Variasi Konsentrasi
Sari Kulit Buah
Naga Dan
Ekstrak Angkak. Volume 11
Nomor 2, November 2017.
Ali.2014. Master Jus Alami Buah &
Sayuran. Jakarta: PT. Buku Kita
Anggadiredja, T. Jana. (2009). Rumput
Laut
;
Pembudidayaan,
Pengolahan,
&Pemasaran
Komoditas Perikanan Potensial.
Depok : Penebar Swadaya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
pada(http://ejournal.undiksha.ac.id/
index.pview/5972).
Koswara,
Sutrisna.
(2009).
Cara
Sederhana Membuat Jam dan Jelly.
Koyan, Wayan. 2012. Statistik Pendidikan
Teknik Analisia Data Kuantitatif.
Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Kristanto.
2003.
Buah
Naga:
Pembudidayaan di Pot dan di
Kebun. Jakarta: Penebar Swadaya
Kristanto. Daniel.2008. Berkebun Buah
Naga. Jakarta: penebar swadaya
Soekarto,
S.T.
1985.
Organoleptik. Jakarta:
Karya Aksara.
Penilian
Bhatara
Sopiani, Indra.2015. “Studi Eksperimen
Pemanfaatan Buah Naga Menjadi
Sirup”.
E-Journal
Bosaparis
Undiksha. Volume 3, No 1.
Tersedia
pada
(http://ejourrnal.undiksha.ac.id.inde
x.php/JJPKK/artikel/view/4760).
Arikunto, Suharsimi. 2014. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan (edisi 2).
Jakarta: Bumi Aksara
Arsani,
Ni
Putu
Widya.
2015.
“Pemanfaatan Kulit Buah Naga
Merah Menjadi Selai”. E-Journal
Bosaparis Undiksha. Volume 3, No
1.
Tersedia
pada
(http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JJPKK/article/view/5972)
Budiana, N S.2013. Buah Ajaib Tumpas
Penyakit. Jakarta : Penebar
Swadaya
Cahyono. J B & Suhajo B.(2009). Hepatitis
A. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius
Jumri,
Yusmarini.
2015.
“MutuPermenJelliBuah
Naga
Merah
(hillocerreuspolyhirus)
DenganPenambahanKeragenan
Dan Gum Arab”. Jom FAPERTA
Universitas
Riau
Vol.2No.1.
Tersedia
104