Academia.eduAcademia.edu

Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK, Kelas X, Semester II

2022, Buku Teks

Buku teks ini, berisikan materi Sejarah Indonesia yang diperuntukkan untuk siswa kelas X semester 2. Buku teks ini dipersiapkan dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku teks ini tidak hanya berisi materi yang akan mengasah kompetensi peserta didik, namun juga mengasah keterampilan siswa dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap untuk menghargai dan menghormati kepada jasa para pahlawan, dan menanamkan sikap menghargai dan melestarikan warisan sejarah baik benda maupun tak benda. Dalam buku teks ini, akan dijelaskan mengenai materi sejarah perkembangan Islam di Nusantara hingga runtuhnya VOC.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2022 Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester II Hak cipta pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan dipergunakan dalam tahap penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Sejarah Indonesia / Kementrian Pendidikan dan Kebudayan – Edisi Revisi Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2022. viii, 160 hlm : ilus; 25 cm Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester II ISBN 978-602-282-496-1 (jilid lengkap) ISBN 978-602-282-497-8 (jilid 1a) I. Indonesia – Sejarah – Studi dan Pengajaran II. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan I. Judul 959.8 Kontributor Naskah Editor : Anita Safitri, Dimas Risqy A, Fadhilah Nur Aini P, Tiza Titania P, Wildan Rifa’i A : Anita Safitri dan Dimas Risqy A Penyedia Penerbit : 4B Pend. Sejarah UNNES Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | ii Kata Pengantar Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan buku ajar mata pelajaran Sejarah Indonesia untuk Kelas X semester II Kurikulum 2013. Tak lupa salawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah memberikan petunjuk untuk menuju jalan terang. Adapun, buku ajar kami yang berjudul Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X telah kami selesaikan semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi para siswa dan siswi kelas X sekolah menengah atas dalam mempelajari materi pembelajaran Sejarah Indonesia. Materi ajar dalam buku ini telah kami sesuaikan dengan kurikulum 2013, yang dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan keterampial, dan sikap secara utuh. Buku ini tidak hanya berisi materi yang akan mengasah kompetensi peserta didik. Buku ini juga akan mengasah keterampilan siswa dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap untuk menghargai dan menghormati kepada jasa para pahlawan, dan menanamkan sikap menghargai dan melestarikan warisan sejarah baik benda maupun tak benda. Dalam buku ini, akan dijelaskan mengenai materi sejarah perkembangan Islam di Nusantara hingga runtuhnya VOC. Pada bagian pertama dari buku ini akan menjabarkan materi mengenai masuknya Islam ke Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | iii Indonesia, proses islamisasi di Indonesia, muncul dan berkembangnya kerajaan Islam di Indonesia, hasil budaya dan warisan peradaban Islam, Pada bagian kedua buku ini akan menjabarkan mengenai datangnya bangsa barat ke Indonesia, muncul dan berkembangnya VOC, dan runtuhnya kekuasaan VOC di Indonesia. Dalam buku ini juga kami sediakan evaluasi-evaluasi yang mampu menguji kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah di jabarkan. Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga dapat diselesaikannya buku ini. Demikian buku ajar kami buat agar para siswa dan siswi mampu memahami dan mendapatkan wawasan baru mengenai Sejarah Indonesia dari masa munculnya Islam di Indonesia hingga masa keruntuhan VOC. Terimakasih. Semarang, April 2022 Tim Penulis Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | iv Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................ ii Daftar Isi ....................................................................v BAB I Islamisasi di Nusantara ....................................... 1 A. Teori Masuknya Islam di Nusantara ......................... 4 1. Teori Gujarat ................................................... 4 2. Teori Arab ....................................................... 6 3. Teori Persia ..................................................... 9 4. Teori China ..................................................... 10 B. Proses dan Saluran Islamisasi ................................ 13 1. Saluran Perdagangan ....................................... 15 2. Saluran Pendidikan .......................................... 16 3. Saluran Perkawinan ......................................... 18 4. Saluran Tasawuf.............................................. 19 5. Saluran Kesenian ............................................. 21 6. Saluran Politik ................................................. 22 C. Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau.......... 24 BAB II Jejak Peradaban Islam ..................................... 31 A. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara .................... 34 1. Kerajaan Islam di Sumatera ............................. 34 2. Kerajaan Islam di Jawa .................................... 51 3. Kerajaan Islam di Kalimantan ........................... 67 4. Kerajaan Islam di Sulawesi ............................... 71 5. Kerajaan Islam di Maluku Utara ........................ 74 6. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara ..................... 76 7. Kerajaan Islam di Papua .................................. 78 B. Hasil Budaya dan Peninggalan Islam ...................... 80 1. Masjid ............................................................ 81 Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | v 2. 3. 4. 5. Keraton .......................................................... 83 Makam ........................................................... 84 Kaligrafi .......................................................... 86 Karya Sastra ................................................... 86 BAB III Kolonialisme dan Imperialisme ......................... 90 A. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara ........................................................................... 92 1. Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Kapitalisme ............................................... 92 2. Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki Usmani ..................................................................... 97 3. Dorongan Semboyan 3G ................................ 100 4. Pembuktian Teori Heliosentris ........................ 103 B. Ekspedisi Bangsa Barat ke Nusantara ................... 108 1. Kedatangan Bangsa Portugis .......................... 108 2. Kedatangan Bangsa Spanyol .......................... 111 3. Masuknya Bangsa Belanda Ke Nusantara ......... 114 4. Kedatangan Bangsa Inggris di Nusantara ........ 117 BAB IV Lahir dan Berkembangnya VOC ...................... 123 A. Latar Belakang Berdirinya VOC............................. 125 B. Kebijakan-Kebijakan VOC di Nusantara ................. 129 1. Kebijakan VOC di Zaman Daendels.................. 131 2. Kebijakan VOC di Zaman Van den Bosch ......... 133 C. Eksploitasi VOC Terhadap Rakyat Pribumi ............. 134 BAB V Kebangkrutan VOC ......................................... 140 A. Perlawanan Rakyat Terhadap VOC ....................... 142 1. Perlawanan Sultan Ageng dan Rakyat Terhadap VOC ............................................................. 142 2. Perlawanan Sultan Hasanuddin dan Rakyat Makassar terhadap VOC ................................. 152 Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | vi 3. Perlawanan Pattimura dan Rakyat Maluku terhadap VOC ............................................................. 156 4. Perlawanan Sultan Agung di Mataram ............. 159 B. Runtuhnya VOC .................................................. 163 C. Akhir Perjalanan VOC .......................................... 168 Latihan Ulangan Semester ........................................ 173 Glosarium ................................................................ 181 Daftar Pustaka ......................................................... 182 Indeks .................................................................... 187 Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | vii BAB I Islamisasi di Nusantara Islamisasi adalah proses sejarah panjang yang bahkan hingga kini masih berlanjut.... Kalau para ahli sejarah mempersoalkan tentang asal-usul nasionalisme Indonesia, atau integrasi bangsa, mereka menyebutkan Islam sebagai salah satu faktor utama maka hal itu bisa diartikan pada sifat Islam yang universal dan pada jaringan ingatan kolektif yaitu keterkaitan para ulama di Nusantara dalam berbagai corak jaringan sosial guru-murid, sesama murid, penulis-pembaca dan tak kurang pentingnya ulamaumara serta ulama dan umat. (Taufik Abdullah, 1996) Kedatangan Islam di Nusantara mempunyai sejarah panjang yang sangat kompleks. Satu diantaranya adalah mengenai kapan Islam sebagai kekuatan peradaban bisa masuk dan berkembang menjadi unsur dominan yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dalam jangka waktu yang relatif singkat. Panjang dan kompleksnya sejarah Islamisasi di Nusantara tampaknya akan mudah dipahami ketika diuraikan secara bertahap. Mulai dari bagaimana proses masuk dan berkembangnya Islam, lalu bagaimana Islam bisa membentuk jaringan perdagangan antar pulau dan mendorong proses persilangan budaya, serta memahami posisi Islam sebagai kekuatan politik yang dominan. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 1 PETA KONSEP Islamisasi di Nusantara Kedatangan Islam di Nusantara Proses Masuk dan Berkembangnya Islam Islam sebagai Otoritas Politik Islam dan Jaringan Perdagangan Antarpulau Kerajaan Islam di Kepulauan Nusantara Islam dan Proses Persilangan Budaya Warisan Budaya Proses Integrasi Nusantara Peradaban Islam Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 2 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. 2. 3. menganalisis kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori mendeskripsikan posisi dan peran Islam dalam menciptakan jaringan perdagangan antarpulau memahami proses dan saluran Islamisasi di Nusantara Pendahuluan Gambar 1.1 Peta masuknya Islam ke Nusantara lewat jalur laut Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah Gambar di atas merupakan sebuah peta yang memperlihatkan tentang jalur masuknya Islam ke Nusantara lewat jalur laut. Laut menjadi akses penting dalam membuka hubungan kepulauan Nusantara sebagai poros martim di kawasan. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 3 Memahami Materi Menurut Sejarawan barat, M.C Ricklefs dalam “Sejarah Indonesia Modern” menegaskan bahwa proses masuk dan berkembangya Islam di Nusantara merupakan salah satu proses yang paling penting dalam roda kehidupan sejarah Indonesia. Di sisi lain, proses masuk dan berkembangya Islam di Nusantara juga banyak memiliki ketidakjelasan sumber dan interpretasi historis yang cenderung tumpang tindih. Pada akhirnya, eksistensi Islam di Nusantara berkaca dari proses sejarah yang panjang dijelaskan dengan beragam teori dan rekonstruksi tafsir yang berbeda-beda oleh para pakar dan sejarawan. Situasi dan kondisi yang demikian mendorong para pakar dan sejarawan untuk memunculkan teori-teori dalam kaitanya dengan proses Islamisasi dan perkembanganya di Nusantara. Paling tidak, ada empat teori terkemuka yang digunakan untuk menjelaskan tentang proses masuk dan berkembangya Islam di Nusantara. Keempat teori tersebut antara lain adalah teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. A. Teori Masuknya Islam ke Nusantara 1) Teori Gujarat Para sarjanawan Barat menyatakan bahwa Islam yang masuk di kepulauan Nusantara berasal dari Gujarat sekitar abad 13 M. Teori ini digagas dan dicetuskan pertama kali oleh Pijnapel, salah seorang ilmuwan Belanda yang mengajar bahasa Melayu di Universitas Leiden. Ia mengatakan bahwa kedatangan Islam di Nusantara bukan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 4 berasal dari Arab sebagaimana agama Islam muncul pertama kali. Akan tetapi, berasal dari daerah Asia Selatan (India) terutama dari pantai barat yaitu daerah Gujarat dan Malabar. Hal ini didasarkan atas jalinan kontak-kontak kultural yang hadir melalui hubungan pelayaran dan perdagangan internasional. Sebelum Islam sampai ke Nusantara, banyak orang Arab bermigrasi dan menetap di India sebelum pada akhirnya melanjutkan proses Islamsisasi yang secara tidak langsung dibawa melalui aktivitas perniagaan ke Nusantara. Pendapat ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Cristian Snouck Hurgronje yang menyebut bahwa Islam masuk dan berkembang di Nusantara secara masif seiring dengan terjadinya hubungan dagang antara penduduk pribumi dengan para pedagang yang berasal dari Gujarat, India bagian selatan. Pendapat Hurgronje ini didasarkan atas peranan orang Gujarat yang terlebih dahulu membuka hubungan dagang dengan penduduk pribumi Nusantara jauh sebelum hubungan secara langsung dengan bangsa Arab. Gambar 1.2 Nisan Sultan Malik As-Saleh Sumber : Kompas.com Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 5 Selain itu, dalam bukunya yang berjudul L’Arabie et lesIndes Neerlandaesis atau Revue de I’historia des Reeligious, selain atas dasar hubungan dagang dan jalinan kontak kultural, Hurgronje menitikberatkan pandanganya berdasarkan inkripsi tertua tentang penemuan batu nisan Sultan Malik As Saleh yang memiliki kemiripan dengan pahatan batu nisan yang ditemukan di Gujarat. Pendapat ini juga didukung oleg J.P Moquette yang berkesimpulan bahwa kedatangan Islam di Nusantara dibawa oleh pengaruh dari Gujarat. Selain temuan nisan Sultan Malik As Saleh di Pasai pada 1297 M, Moquette juga melakukan pengamatan terhadap bentuk dan corak nisan pada makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik pada tahun 1419. Ternyata bentuk batu nisan di kedua makam tersebut memiliki pola ornamental yang sama dengan batu nisan yang berada di Cambay, Gujarat. Berdasarkan bukti arkeologis tersebut, Moquette berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat atau setidaknya dibuat oleh penduduk Nusantara yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. 2) Teori Arab (Mekkah) Teori Arab (Mekkah) merupakan salah satu teori yang juga dijadikan sebagai rujukan untuk menjelaskan awal mula kedatangan Islam di Nusantara. Beberapa ahli yang mendukung teori ini adalah J.C Van Leur, T.W Arnolds, dan yang paling terkenal adalah K.H Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka. Hamka, seperti dikutip dari A. Shihabuddin (2013:474) dalam Membongkar Kejumudan: Menjawab Tuduhan-Tuduhan Salafi Wahhabi, disebutkan bahwa Gujarat hanya sebagai tempat singgah Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 6 bagi para pedagang Arab itu sebelum menuju ke Nusantara melakukan misi syiar agama sekaligus memiliki motif kepentinganya sendiri. Menurut Buya Hamka, Islam sudah menyebar di Nusantara sejak abad 7 M. Hamka dalam bukunya berjudul Sejarah Umat Islam (1997) menjelaskan salah satu bukti yang menunjukkan bahwa Islam masuk ke Nusantara dibawa langsung oleh orang-orang dari Arab. Analisis Hamka berbeda dengan sejarawan barat maupun orientalis, yaitu dengan menambahkan pengamatannya dalam masalah Mazhab Syafi'i, sebagai mazhab istimewa di Makkah dan mempunyai pengaruh terbesar di Indonesia. Hal senada juga dikemukakan oleh Niemann dan de Hollander, dengan sedikit revisi, yang mengatakan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Handramaut. Sementara itu, P.J. Veth berpendapat bahwa hanya orang-orang Arab yang melakukan perkawinan campur dengan penduduk pribumi yang berperan dalam penyebaran Islam di pemukiman baru mereka di Nusantara. Yang menjadi landasan ideologis atas teori ini adalah bahwa orang-orang Islam di Gambar 1.3 Perkampungan Muslim Barus di Sumatera Sumber: Sindo News.com Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 7 Hadramaut adalah pengikut mazhab Syafii, seperti halnya kebanyakan muslim di Indonesia (Hermansyah & Zulkhairi, Transformasi Syair Jauharat At-Tauhid di Nusantara, 2014). Hamka juga menolak pendapat yang menyatakan bahwa Islam baru masuk ke Nusantara abad ke-13, karena pada abad ke-13 telah Islam telah berdiri sebagai sebuah otoritas politik. Bukti lain yang diajukan Hamka adalah adanya naskah kuno dari Cina yang menyebutkan bahwa sekelompok bangsa Arab telah mendirikan pemukiman di kawasan Pantai Barat Sumatera pada 625 M tepatnya di Barus, Tapanuli, Sumatera Utara. Di kawasan yang pernah dikuasai Kerajaan Sriwijaya itu juga ditemukan nisan kuno bertuliskan nama Syekh Rukhunuddin, wafat tahun 672 M. Teori dan bukti yang dipaparkan Hamka tersebut didukung oleh T.W. Arnold yang menyatakan bahwa kaum saudagar dari Arab cukup dominan dalam aktivitas perdagangan. Dengan mengutip sumber yang sama yaitu berita dari Cina, Arnold (1935) dalam The Preaching of Islam menyebut bahwa ada seorang pembesar Arab yang menjadi kepala daerah pendudukan bangsa Arab di Pantai Barat Sumatera pada 674 M. Van de Berg juga menyatakan bahwa sebenarnya pedagang di Arab sudah lama berada di Nusantara tetapi jumlahnya sedikit. Sehingga belum memiliki pengaruh politik yang besar terhadap kehidupan pribumi karena mereka hanya sebatas mendirikan pemukiman saja. Dengan demikian, menurut teori ini Islam diperkirakan sudah masuk ke Nusantara pada abad 7 M dibuktikan dengan adanya kontak-kontak kultural dan perdagangan yang terjadi di sepanjang pesisir pantai Sumatera. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 8 3) Teori Persia Teori ini berpendapat bahwa masuk dan berkembangya Islam di Nusantara bukanlah berasal dari derah Gujarat atau Arab, melainkan berasal dari pengaruh Persia (Irak dan Iran). Abdurrahman Misno dalam Reception Through Selection-Modification: Antropologi Hukum Islam di Indonesia (2016) menuliskan, Husein Djajadiningrat berpendapat bahwa tradisi dan kebudayaan Islam di Indonesia memiliki persamaan dengan kebudayaan Islam yang berkembang di Persia. Dalam sejarahnya, Persia merupakan salah satu pusat peradaban ortodoksi dunia Islam Sunni (termasuk Sufisme) selama hampir 15 Abad lamanya, sebelum di abad 16 dikuasai oleh Dinasti Shafawid yang beraliran Syiah. Husein Djajadiningrat mendasarkan pendapatnya pada pengaruh Sufisme Persia terhadap ajaran mistis Islam di Nusantara, salah satunya lewat konsepsi teologis wahdatul wujud yang dipromosikan oleh Al-Hallaj di Persia dan Syekh Siti Jenar di Nusantara. Gambar 1.4 Festival Tabuik di Pariaman Sumber : Good News.com Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 9 Selain itu bukti-buti arkeologis tentang pengaruh Persia dalam Islam di Nusantara dbuktikan dengan kesamaan inkripsi nisan Fatimah binti Maimun di Leran yang memiliki struktur penulisan kaligrafi kufi seperti di Khurasan,Iran. Dalam hal budaya, peringatan Asyura atau 10 Muharam tentang syahidnya Sayyidina Hussein di Karbala juga ditemukan di Nusantara. Festival Tabuik di Pariaman dan Festival Tabot di Riau memiliki kesamaan tentang budaya orang-orang Persia untuk mengenang kematian Hussein. Istilah Tabut sendiri memiliki arti mengarak keranda Hussein untuk di lemparkan ke dalam sungai atau perairanlainya. Keranda itu disebut dengan tabut yang berasal dari bahasa Arab. Di Jawa dan Aceh, peringatan ini ditandai dengan pembuatan bubur suro sebagai bentuk dukacita terhadap kematian Hussein. Orang Jawa juga memiliki makna filosofis tersendiri dalam memuliakan Sayyidina Hussein. Nama Hussein sendiri diabadikan sebagai “kusen” yang ada di pinggiran pintu atau jendela. 4) Teori Cina Menurut Tsabit Azinar Ahmad, dalam buku Sejarah Kontroversial di Indonesia 2016, menyatakan bahwa masuknya Islam ke Nusantara diyakini berasal dari Cina. Diyakini bahwa Islam memasuki Indonesia bersama migrasi orang-orang Cina ke Asia Tenggara dan memasuki Palembang pada 879 atau abad 9 M. Selain itu, Slamet Muljana dan Sumanto Al Qurtuby juga merupakan tokoh pendukung teori ini. Jean A Berlie (2004) menyebut relasi pertama antara orang Islam dari Arab dengan bangsa Cina terjadi sekitar tahun 713 M , dimana masih sezaman dengan masa kepemimpinan Khulafaurrasyidin. Diyakini pula bahwa Islam masuk Nusantara seiring dengan migrasi Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 10 bangsa Cina ke Asia Tenggara. Pendapat ini juga didasarkan atas perkembangan agama Islam di Cina pada masa dinasti Tang (618-905) yang telah menjalin hubungan langsung dengan Khalifah Utsman bin Affan. Gambar 1.5 Migrasi orang Kanton ke Asia Tenggara pada abad 9M Sumber : Historia Id Masuknya Islam di Cina sendiri diyakini berjalan bersamaan dengan perjalanan diplomatik yang dilakukan oleh Saad bin Abi Waqqash. Menurut Harry W Hazard dalam Atlas of Islamic History, hubungan antara Arab dan Cina sudah terjadi sejak abad 7 M lewat selat Malaka. Dalam perkembanganya, Mas’udi mencatat bahwa pada pertengahan abad 9, Kanton sudah menjadi kota yang dihuni oleh masyrakat Muslim yang sebagianya merupakan saudagar dari Basrah, Siraf, Oman, dan kota-kota pelabuhan di Asia Barat. Sejak kala itu Kanton berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Cina dan Asia Timur. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 11 Selain itu, H.J. de Graaf, misalnya, telah menyunting beberapa literatur Jawa klasik yang memperlihatkan peranan orang-orang China dalam pengembangan Islam di Indonesia. Dalam tulisan-tulisan tersebut, disebutkan bahwa tokoh-tokoh besar semacam Sunan Ampel (Raden Rahmat/Bong Swi Hoo) dan Raja Demak (Raden Fatah/Jin Bun) merupakan orang-orang keturunan China. Pandangan ini juga didukung oleh salah seorang sejarawan Indonesia, Slamet Mulyana, dalam bukunya yang berjudul Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya negaranegara Islam di Nusantara. Dalam buku tersebut Slamet Muljana mendasarkan atas kronik sejarah Cina yang diteliti oleh Cornelis Portman di Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Ia berpendapat bahwa Walisongo bukan berasal dari Arab melainkan dari Cina. Hal itu didasarkan pada keberadaan kepemimpinan politik Islam di Jawa oleh Kasultanan Demak Bintoro yang dibangun oleh Raden Patah seorang Muslim keturunan Cina-Jawa yang dibantu oleh para Walisongo. Denys Lombard juga memperlihatkan besarnya pengaruh China dalam berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia, seperti makanan, pakaian, bahasa, seni bangunan, dan sebagainya menjadi asumsi terkait Islam yang saat ini berkembang di Nusantara berasal dari Cina. Abdul Malik Karim Amrullah atau yang dikenal dengan Buya Hamka adalah salah satu cendekiawan muslim Indonesia yang berasal dari Agam, Sumatera Barat. Sebagai seorang intelektual, Hamka terlibat aktif dalam dunia kepenulisan serta pergerakan Islam dan kebangsaan. Beliau juga merupakan Ketua pertama Majelis Ulama Indonesia. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 12 Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Menurutmu teori manakah yang dianggap paling ideal untuk menjelaskan proses masuknya Islam ke Nusantara? Uraikan dan jelaskan! 2. Jelaskan tentang sejarah dan peran Barus sebagai perkampungan muslim pertama di pesisir Sumatera! 3. Deskripsikan tentang festival Tabuik di Pariaman! 4. Coba jelaskan pendapat Snouck Hogronje tentang masuknya Islam ke Nusantara! 5. Uraikan pengaruh budaya Tionghoa dalam aspek kehidupan masyarakt Indonesia saat ini! Tugas Kelompok Bagilah kelas dalam empat kelompok dan buatlah sebuah poster infografis yang menjelaskan tentang teori masuknya Islam ke Nusantara! (pilih salah satu) B. Proses dan Saluran Islamisasi Proses Islamisasi di Nusantara masuk lewat jalur perdamaian, tanpa paksaan, dan mengedepankan universalitas nilai-nilai Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Corak Islamisasi yang dilakukan di Nusantara dapat beradaptasi dengan kebudayaan lokal. Maka tak heran pendekatan dakwah yang cenderung inklusif dan universal membuat eksistensi agama Islam di Nusantara semakin berkembang secara masif. Saluran-saluran Islamisasi tersebut masuk lewat berbagai sendi-sendi kehidupan sosial budaya. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 13 Ditambah lagi dengan hadirnya Islam sebagai kekuatan politik dapat meluaskan pengaruhnya ke seluruh penjuru negeri dengan restu dan perlindungan dari para penguasa. Secara ringkas, kesuksesan proses Islamisasi di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari beberapa kemudahankemudahan yang ditawarkan. diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Syarat masuk Islam sangat mudah karena hanya perlu mengucapkan dua kalimat syahadat 2. Pelaksanaan ritual ibadah dalam Islam sederhana dan tidak menghabiskan banyak biaya 3. Aturan hukum dalam Islam bersifat adaptif, fleksibel, tidak memaksa, serta diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi 4. Islam adalah agama yang demokratis karena tidak mengenal adanya stratifikasi dalam masyarakat 5. Penyebaran agama Islam tidak menghilangkan adat dan budaya yang sudah ada sebelumnya; malah Islam menjadi simbol kekuatan dalam proses akulturasi budaya di Nusantara 6. Para mubalig/ulama/ wali yang menggunakan pendekatan budaya akulturatif dalam menyampaikan ajaran agama sehingga mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat luas Lebih jauh, kedudukan Ulama (Wali) memiliki perananan yang signifikan dalam menyebarkan ajaran agama Islam. Peran besar Wali tidak hanya terbatas sebagai seorang ahli agama tetapi juga berperan besar Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 14 dalam membangun budaya dan peradaban masyarakat yang akulturatif seperti pada perkembangan besar terhadap karya sastra, seni, musik, seni rupa, seni pertunjukan (wayang), desain, arsitektur, filsafat, tasawuf, hukum, teknologi, sistem kalender, dan ilmu pengobatan yang kesemuanya lahir sebagai warisan dakwah dan peradaban Islam. Selain itu berkembang pesatnya agama Islam di Nusantara juga tidak terlepas dari strategi dakwah yang disusun secara sistematis melalui pendekatan kultural dan sosial. Seperti melalui perdagangan, pendidikan, pernikahan, tasawuf, kesenian, dan politik. 1) Saluran Perdagangan Gambar 1.6 Ilustrasi Malaka sebagai bandar perdagangan strategis Sumber : Kompas.com Saluran perdagangan merupakan saluran utama penyebaran Islam di Nusantara. Dalam buku Arkeologi Islam Nusantara (2009) karya Uka Tjandrasasmita, pembawa dan penyebar agama Islam pada masa-masa permulaan adalah golongan pedagang. Pada sekitar abad 7-16 Masehi, Kepulauan Nusantara merupakan kawasan perdagangam transnasioanl yang ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang termasuk pedagang dari Arab, Persia Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 15 dan Gujarat. Ramainya aktivitas perdagangan Nusantara menjadi faktor penting dalam kesuksesan Islamisasi Nusantara melalui jalur perdagangan. Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan KerajaanKerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, ia menjelaskan bahwa: “Dalam agama Hindu hanya kaum Brahmana atau pendeta saja yang boleh melakukan kegiatan-kegiatan upacara keagamaan, membaca kitab suci dan menyebarkan agama serta budaya Hindu. Jadi pada dasarnya pedagang Hindu kurang berperan dalam menyebarkan agama. Sebaliknya dalam Islam oleh sifat misi dan cara pengluasanya, maka setiap orang Islam adalah pendakwah kepercayaan”. Hal tersebut juga didasarkan atas pendapat yang menyatakan bahwa saudagar dari Arab yang berlayar dan berniaga ke Nusantara selain memiliki motif ekonomi mereka juga memiliki motif dalam mensyiarkan agama Islam. Di samping itu para pedagang adalah orang-orang yang seringkali melakukan mobilitas geografis, maka tidak heran secara tidak langsung saudagar tersebut memperkenalkan agama dan budaya Islam dalam agenda perdagangan yang berpindah-pindah. 2) Saluran Pendidikan Islamisasi di Nusantara semakin berkembang pesat ketika para ulama, guru agama (mubaligh) dan Raja turut berpartisipasi aktif dalam menyebarkan agama Islam melalui pendekatan pendidikan. Para ulama dan guru agama mendirikan pondok pesantren sebagai tempat pengajaran Islam sekaligus menjaga tradisi keilmuuan bagi masyarakat nusantara. Secara masif, jaringan keilmuan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 16 Islam di Nusantara terbentuk melalui perkembangan dunia pesantren. Gambar 1.6 Ilustrasi pendidikan Pesantren Sumber : Kumparan.com Pesantren juga merupakan hasil asmiliasi pendidikan Hindu-Buddha yang dikembangkan oleh para Wali untuk membentuk jaringan masyarakat Muslim yang terorganisir. Dalam pesantren mereka dididik untuk menguasai pengetahuan tentang agama Islam secara komperhensif baik dari segi aqidah maupun muamalah dan pada perkembangan selanjutnya, mereka yang telah selesai menempuh pendidikan wajib mendarmabaktikan dirinya untuk berdakwah sesuai dengan asal dan domisili masingmasing. Hal ini memberikan penampakan bahwa agama Islam adalah agama yang demokratis dimana setiap pemeluknya memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menyebarkan moderasi ajaran agama. Setiap santri (murid pesantren) memiliki tanggung jawab untuk memperluas syiar dan dakwah agama Islam ke Nusantara sesuai dengan tradisi ke-Islaman yang dibawa oleh para Wali. Dengan demikian tradisi dan ajaran Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 17 ke-Islaman dapat dilestarikan antar zaman dan antar generasi melalui jaringan keilmuan di pesantren. 3) Saluran Perkawinan Gambar 1.7 Raden Fatah Raja Muslim berdarah Jawa-Champa Sumber : Wikipedia.com Mengutip dari jurnal Kajian Proses Islamisasi di Indonesia tulisan Latifa Dalimunthe, jalur perkawinan lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja karena mereka kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Contohnya adalah perkawinan Raja Brawijaya dengan puteri Campa yang melahirkan Raden Fatah (Raja pertama Demak). Saluran perkawinan merupakan salah satu cara yang mudah dan efektif dalam mensukseskan proses Islamisasi di Nusantara. Saluran Islamisasi melalui perkawinan terjadi antara saudagar Islam dengan penduduk lokal pribumi baik dari golongan elite maupun golongan akar rumput masyarakat. Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 18 Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, para pedagang Islam dapat diterima di kalangan bangsawan karena kekayaan, kecerdasan dan kepopuleran mereka. Dalam melakukan perkawinan, para pedagang Islam mewajibkan calon istrinya untuk memeluk Islam sesuai dengan ketentuan agama yang berlaku. Hal ini berdampak besar terhadap perkembangan komunitas Islam Nusantara pada masa-masa berikutnya. 4) Saluran Tasawuf Tasawuf merupakan ajaran ke-Tuhanan yang berfokus pada upaya pembersihan diri. Pada perkembangannya ajaran ini kerap dikaitkan dengan halhal bersifat magis. Ajaran Tasawuf diperkirakan masuk di Indonesia pada abad 13 M dan mulai berkembang pesat pada awal abad 17 M. Ajaran Tasawuf dibawa oleh para sufi dan kehadiranya sangat populer di Jawa karena pola perilaku masyarakat Jawa yang kental dengan nuansa filosofis dan mistis. Menurut Supriyadi (2014), kedatangan kaum sufi yang mengkhususkan bidang tasawuf berperanan dalam perkembangan Islam di Nusantara yang lebih mudah diterima oleh sebagian masyarakat. Selain itu ajaran tasawuf yang bersumber dari sufisme juga berkonsentrasi terhadap sebuah upaya manusia untuk menggapai cinta Gambar 1.8 Syekh Siti Jenar Tuhan haruslah bersih dari Sumber : TV Tarekat segala nafsu keduniawian Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 19 dan sifat-sifat angkara murka. Hal tersebut dianggap memiliki kesamaan dengan karakteristik masyarakat Nusantara yang cenderung lemah lembut dan tidak senang bermusuhan. Konsepsi tasawuf pada dasarnya merupakan sebuah jalan spiritiual yang ditempuh oleh para Sufi dalam menemukan cinta dan kasih sayang Tuhanya. Lebih jauh konsepsi Sufisme Persia “Wihdatul Wujud” yang dipromosikan oleh Al Hallaj juga memiliki kesamaan dengan ajaran Syekh Siti Jenar tentang “Manunggaling Kawula Gusti” (bersatunya antara hamba dengan Gusti/Tuhan). Melalui pendekatan sufisme dan tasawuf, Islam dapat mudah dipahami dengan cara-cara yang santun, sederhana, dan lembut. Dengan demikian, tasawuf menjadi sebuah sarana yang menarik hubungan emosional bagi masyarakat untuk menerima sekaligus memaknai ajaran dan budaya yang ditawarkan oleh Islam, begitupun sebaliknya. Di sisi lain, tasawuf juga ikut membentuk dan melahirkan jaringan keilmuan ulama yang tergabung dalam suatu wadah yang dikenal dengan thoriqoh atau tarekat. Keberadaan tarekat ikut berkontribusi besar dalam penyebaran agama Islam yang banyak dibidangi oleh para ulama yang ahli di bidang hukum Islam dan filsafat. Kebanyakan para ulama tarekat ini merupakan ulama yang sudah belajar agama Islam ke negri Arab dan seringkali tarekat sendiri didirikan oleh keturunan langsung dari Nabi Muhammad. Sehingga keberadaan tarekat ini menarik perhatian masyarakat dan kemudian dipakai menjadi salah satu metode dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 20 5) Saluran Kesenian Saluran Islamisasi di Nusantara yang paling mendapat banyak perhatian adalah saluran kesenian. Saluran kesenian digunakan oleh para Wali untuk menyebarkan Islam di Jawa. Lewat kesenian, para Wali mampu menanamkan nilai-nilai Islam dalam setiap kesenian yang mereka tampilkan sebagai tontonan bagi masyarakat. Misalnya, Sunan Kalijaga membuat pagelaran wayang dengan cerita gubahan yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Selain itu, Sunan Muria dan Sunan Drajad membuat gendhing (lagu) berisi syair-syair nasehat dan dasar-dasar ajaran Islam. Kesenian dijadikan sebagai sebuah senjata dalam mendakwahkan nilai-nilai Islam melalui pendekatan yang akulturatif. Metode dan strategi dakwah tersebut dilakukan guna menyebarkan agama Islam dengan mengedepankan prinsip tawassuth (jalan tengah), tawazzun (seimbang), tassamuh (toleran), dan taadl (adil). Hal tersebut dilakukan guna memberikan wajah dakwah Islam yang moderat, inklusif, dan universal dalam memandang hubungan antara budaya dan agama. Gambar 1.9 Grebeg Maulud, akulturasi kebudayaan Jawa dengan Islam Sumber : Detik.com Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 21 Selain itu, pendekatan secara budaya juga dilakukan dengan pertimbangan situasi dan kondisi dimana ketika itu Islam merupakan agama pendatang dan berada dalam transisi peradaban dari Hindu-Buddha ke Islam. Oleh karena itu untuk mendapatkan respon yang positif dari masyarakat, Walisongo menggunakan tameng budaya untuk selanjutnya diselaraskan dengan ajaran Islam. Sehingga masyarakat tidak menganggap moderasi ajaran Agama yang dibawa oleh Walisongo adalah dakwah yang jauh, asing dan tidak menyentuh hati masyarakat. Para Wali kemudian menjadi contoh sebagai aktor dalam sejarah yang mampu membawa agama Islam secara damai melalui pendekatan budaya yang akulturatif. Terbukti dengan banyaknya budaya,nilai, norma, dan struktur sosial di masyarakat yang tidak dihilangkan begitu saja dengan paksa. Akan tetapi nilai tersebut disaring untuk diselaraskan dengan ajaran Islam (semisal tradisi sadranan, tahlilan, ziarah, dan sekaten, grebeg, kenduri dll). Melalui pendekatan secara kultural pula, terjadi sebuah revolusi kebudayaan yang luar biasa ditandai dengan kemajuan pada karya sastra, seni bangunan, seni ukiran, seni suara, seni pertunjukan (wayang) yang kesemuanya merupakan warisan besar daripada budaya dan peradaban yang dibentuk oleh Islam lewat para Wali. 6) Saluran Politik Dalam perkembanganya untuk meluaskan syiar dan dakwah agama, Islam kemudian bertransformasi sebagai kekuatan politik yang dilembagakan. Lewat politik, Islam kemudian berkembang lebih cepat karena mendapatkan sokongan dan restu langsung dari penguasa. Raja atau Sultan sebagai pemimpin politik juga menjadi kekuatan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 22 simbolis yang dapat mempengaruhi tindakan rakyatnya. Ketika seorang Raja memutuskan untuk memeluk agama Islam, maka hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap rakyatnya yang ikut serta untuk mengubah keyakinan agamanya. Salah satu contohnya adalah Raden Fatah yang berguru kepada Walisongo sehingga akhirnya ia didorong untuk mendirikan Kesultanan Demak sebagai otoritas politik Islam pertama di Jawa. Dalam perkembanganya, Walisongo juga ikut terlibat aktif dalam menentukan garis politik kerajaan. Kebijakan politik yang diterapkan oleh kerajaan juga memiliki misi ideologis untuk menyebarluaskan pengaruh Islam ke seluruh penjuru negeri dengan perlindungan dari penguasa. Aktivitas inilah yang pada akhirnya berakibat terhadap superioritas kekuasaan Islam sebagai pranata politik yang disokong oleh kekuatan Agama begitupun sebaliknya. Buku Atlas Walisongo adalah salah satu rujukan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar potensial untuk menjelaskan tentang sejarah Islam di Indonesia. Buku ini ditulis oleh sejarawan Prof. Agus Sunyoto pada 2012 silam. Atlas Walisongo banyak mengisahkan tentang peranan para Wali dalam pembentukan masyarakat muslim di Indonesia. Buku ini juga banyak membahas tentang peran Islam yang mendorong proses persilangan budaya di masyarakat. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 23 Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Uraikan secara logis mengapa Islam mudah diterima oleh masyarakat pada saat itu? 2. Bagaimana posisi Islam dalam mendorong proses persilangan budaya di Nusantara? Uraikan dan jelaskan! 3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat peran dari para tokoh pengembang agama Islam di Nusantara! 4. Apa yang kamu ketahui tentang tasawuf dan sufisme? 5. Setujukah kamu dengan pernyataan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara lewat jalur perdamaian? Jelaskan! Tugas Portofolio Buatlah artikel ilmiah-populer yang menjelaskan tentang saluran Islamisasi paling strategis dalam menyebarkan agama Islam! C. Islam dan Antarpulau Jaringan Perdagangan Berdasarkan pada temuan data-data arkeologis, Islam pertama kali masuk dan berkembang di Nusantara melalui aktivitas pelayaran dan perniagaan. Lewat aktivitas tersebut Islam kemudian berkembang dalam membidani munculnya kota-kota pelabuhan dan kawasan pemukiman kosmopolit di pesisir pantai. Dalam sejarahnya, sejak awal abad masehi kegiatan perdagangan di kepulauan Nusantara memang sudah berlangsung. Berdasarkan pada kronik dan catatan dari para pengembara asing, kepulauan Nusantara telah menjadi bandar perdagangan strategis Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 24 yang menghidupkan konektivitas wilayah dunia timur dan barat. Penduduk di kepulauan Nusantara telah banyak melakukan kontak perdagangan dengan saudagar dari India, Cina, bahkan Arab. Berdasarkan dari catatan-catatan sejarah yang dihimpun dari sumber-sumber Cina oleh W.P Groeneveldt, telah menunjukkan adanya jaringan–jaringan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di Kepulauan Nusantara dengan berbagai negeri terutama dengan Cina. Kontak dagang ini sudah berlangsung sejak permulaan Masehi sampai dengan abad ke-16. Kemudian kapal-kapal dagang dari Arab juga sudah mulai berlayar ke wilayah Asia Tenggara sejak permulaan abad ke-7 dan 8 M. Hubungan pelayaran dan perdagangan antara Nusantara dengan Arab kemudian semakin terjalin intens. Peningkatan pelayaran tersebut berkaitan erat dengan makin majunya perdagangan di masa jaya pemerintahan Dinasti Abbasiyah (750-1258) dengan ditetapkannya Baghdad menjadi pusat pemerintahan. Aktivitas pelayaran dan perdagangan di Teluk Persia menjadi lebih ramai. Pedagang Arab yang selama ini hanya berlayar sampai India, sejak abad ke-8 mulai masuk ke Kepulauan Nusantara dalam rangka menempuh perjalanan ke Cina. Meskipun hanya transit, tetapi hubungan Arab dengan penduduk di Kepulauan Nusantara mulai terjalin. Hubungan tersebut dapat dilihat dari keberadaan buktibukti arkeologis para pedagang Arab di Nusantara. Para saudagar dari Arab ini kemudian menetap di kawasan Barus dan mendirikan sebuah perkampungan Muslim yang ditengarai menjadi titik awal dimulainya peradaban Islam di kepulauan Nusantara. Selain itu terdapat juga makam dari Syekh Rukhunuddin yang wafat pada tahun 672 M. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 25 Atas temuan faktual inilah, Islam telah masuk, berkembang, dan menciptakan pemukiman yang diinisasi langsung oleh para saudagar dari Arab. Berita Tome Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) juga memberikan gambaran mengenai keberadaan jalur pelayaran jaringan perdagangan di kepulauan Nusantara sebelum adanya kolonisasi dari bangsa barat. Ia menceritakan tentang lalu lintas dan kehadiran para pedagang di Samudra Pasai yang berasal dari berbagai wilayah seperti Cina, Gujarat, Arab, dan Persia. Lewat Suma Oriental, Tom Pires dengan jeli dan teliti melaporkan kehidupan masyarakat kota pelabuhan yang dikunjunginya beserta dinamika kehidupan maritim di dalamnya, termasuk di kepulauan Nusantara. Lebih jauh, kontak hubungan dagang antara Nusantara dengan bangsa asing juga disokong oleh posisi silang strategis dari Nusantara itu sendiri yang telah menciptakan satu rute pelayaran di kawasan. Adanya jalur pelayaran tersebut menyebabkan munculnya jaringan perdagangan dan pertumbuhan serta perkembangan kotakota pusat di sekitar kesultanan dengan kota-kota bandarnya yang secara geografis berada di kawasan pesisir pantai dan muara sungai. Pada abad ke-13 sampai abad ke-18 misalnya terdapat kesultanan Samudera Pasai, Malaka, Banda Aceh, Demak, Gresik, Cirebon, Banten, Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Kutai, Banjar, dll yang memiliki peranan penting dalam menciptakan proses integrasi di kawasan melalui pembentukan jaringan perdagangan antar pulau. Berdasarkan catatan Cheng Ho, ia mengatakan bahwa di abad ke-13 sudah terdapat kerajaan yang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 26 bercorak Islam di Melayu antara lain Samudera Pasai dan Malaka yang tumbuh. Pasai dan Malaka kemudian menjadi dua otoritas politik Islam yang banyak berpengaruh terhadap dinamika aktivitas politik dan perdagangan di kawasan pada kurun abad ke-13 hingga 16. Pada awal abad ke-15 Malaka muncul sebagai suatu kawasan strategis yang berperan dalam menciptakan konektivitas dagang di kawasan. Malaka kemudian menjadi bandar transito perdagangan dari kapal-kapal besar dan para saudagar bangsa asing. Atas dasar inilah, Sultan Malaka menyadari pentingnya jaminan keamanan bagi para pedagang karena kehidupan ekonomi negerinya banyak menggantungkan pada perdagangan maritim daripada kehidupan agraris. Karena secara geografis, Malaka memiliki posisis strategis sehingga seringkali banyak menciptakan konflik dan perebutan hegemoni kekuasaan baik itu dari kerajaan-kerajaan lokal maupun kekuatan asing, sehingga kondusifitas Malaka adalah perhatian besar yang harus dijamin untuk keberlangsungan kegiatan perdagangan internasional. Kondisi Malaka inilah yang kemudian mendorong Portugis untuk mengalihkan aktivitas monopoli perdagangan rempahnya dari Maluku ke Malaka. Penguasaan Malaka oleh Alfonso Albuquerqe pada tahun 1511 telah mengacaukan struktur perdagangan di Asia khususnya di semenanjung Melayu dan kepulauan Nusantara. Setelah dikuasai Portugis, aktivitas dagang di Malaka tidak lagi intens karena banyak saudagar dan kapal-kapal asing mulai mengalihkan tujuanya untuk menghindari Malaka terutama para pedagang Arab-Muslim yang memegang kunci perdagangan. Hal tersebut kemudian mendorong para pedagang untuk mengambil jalur alternatif dengan melintasi Semenanjung atau pantai Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 27 barat Sumatra ke Selat Sunda lalu menuju kepulauan Timur. Pergeseran ini melahirkan pelabuhan perantara yang baru, seperti Aceh, Patani, Johor, Banten, Demak, Makassar dan lain sebagainya. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menjadi titik awal kemunduran perdagangan Islam dan terjadilah peralihan corak kerajaan Islam yang semula berkonsentrasi di bidang maritim ke agraris. Kota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa seperti Banten, Cirebon, Jepara, Demak, Gresik, Tuban, Surabaya kemudian menjadi pilihan alternatif yang ramai dikunjungi oleh para saudagar mancanegara sejak kejatuhan Malaka oleh Portugis tahun 1511. Kota-kota pelabuhan di pesisir pantai utara Jawa ini memiliki peranan strategis dalam menunjang aktivitas ekspor-impor. Kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa ini juga berkembang sebagai sebuah kawasan metropolitan. Kota-kota pelabuhan ini dijadikan sebagai tempat singgah bagi para pedagang yang ingin melanjutkan aktivitas niaganya di kepulauan Timur. Sehingga terjadilah pola dan rute perdagangan yang baru untuk menghidupkan hubungan dagang domestik di bagian barat dengan timur kepulauan Nusantara. Meskipun demikian, eksistensi kota-kota pelabuhan di Jawa ini tidak mendapatkan respon yang cukup antusias seperti di Malaka. Belum lagi, banyak kota-kota pelabuhan ini kemudian juga mengalami kemerosotan besar setelah jatuh ke tangan VOC. Sementara itu, perdagangan di kepualaun Timur lebih terkonsentrasi pada perdagangan rempah seperti cengkih, pala, dan lada. Cengkih, pala, dan bunga pala (fuli) adalah salah satu komoditas ekspor strategis yang hanya ditemukan di kepulauan ini. Dari Ternate dan Tidore (Maluku) barang komoditi ini diangkut ke Somba Opu, Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 28 ibukota Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Somba Opu pada abad ke-16 telah menjalin hubungan perdagangan dengan Patani, Johor, Banjar, Blambangan, dan Maluku. Adapun Hitu (Ambon) menjadi pelabuhan yang menampung komoditi cengkih yang datang dari Huamual, sedangkan komoditi pala berpusat di Banda. Selain itu, meningkatnya permintaan lada dalam kancah perdagangan internasional, membuat pedagang nusantara mengambil alih peranan India sebagai pemasok utama bagi pasaran Eropa yang berkembang dengan cepat. Semua kota pelabuhan tersebut umumnya didatangi oleh para pedagang Jawa, Cina, Arab, dan khususnya Eropa yang menganggap rempah dari Timur adalah komoditas perdagangan strategis yang memiliki nilai tinggi di pasaran Eropa. Keberadaan rempah yang melimpah di kepulauan Timur Nusantara telah ikut mendorong pesatnya aktivitas pelayaran dan menciptakan suatu rute perdagangan wilayah baru. Menurut Dr.Bondan Kanuyomoso, Suma Oriental yang ditulis oleh Tom Pires menempati posisis istimewa karena karya ini merupakan laporan awal yang menjelaskan tentang Asia Tenggara. Tom Pires dengan jeli dan teliti melaporkan kehidupan masyarakat di kota-kota pelabuhan yang dikunjunginya. Lewat buku ini pembaca dapat memiliki gambaran jelas mengenai dinamika dunia maritim Nusantara sebelum didominasi oleh kolonialisme Barat. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 29 Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Jelaskan posisi dan peran Islam dalam menciptakan jaringan perdagangan antar pulau! 2. Menurutmu mengapa daerah pesisir menjadi kawasan strategis bagi perkembangan agama Islam? Jelaskan! 3. Bagaimana peran Demak sebagai kerajaan Maritim di pesisir utara Jawa? 4. Coba jelaskan bagaimana dampak dari ditaklukanya Malaka oleh Portugis terhadap kemunduran perdagangan Islam di kawasan! Tugas Kelompok Bagilah kelas ke dalam empat kelompok dan buatlah sebuah powerpoint yang menjelaskan tentang masingmasing peran dari pelabuhan Malaka, Banten, Demak, dan Makassar dalam menciptakan aktivitas perdagangan di masa lalu! Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 30 BAB II Jejak Peradaban Islam Setelah kedatangan Islam, terjadi proses penyebaran Islam yang berakibat dengan tumbuh dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Kepulauan Indonesia. Mawarti Poesponegoro Djoened (2008) Jejak Islam di Nusantara meliputi berbagai macam jenis. Diantaranya adalah kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri dan mengalami masa-masa kejayaan berabad-abad tahun yang lalu. Selain itu, jejak Islam di Nusantara yang lain adalah peninggalan-peninggalan hasil budaya Islam di Nusantara yang tentunya hal tersebut tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara ini. Untuk itu, pada Bab ini akan kami uraikan mengenai keberadaan kerajaan-kerajaan Islam beserta peninggalan hasil budaya Islam di Nusantara. Gambar 2.1 Nisan Marmer Adulrachman 1320, Aceh Sumber: KITLV Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 31 PETA KONSEP Jejak Islam di Nusantara Kerajaan Islam di Nusantara Hasil Budaya dan Peninggalan Islam di Nusantara Berkaitan Kerajaan Islam di Sumatera Masjid Kerajaan Islam di Jawa Kerajaan Islam di Kalimantan Keraton Makam Kaligrafi Kerajaan Islam di Sulawesi Kerajaan Islam di Maluku Karya Sastra Hikayat Syair Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Suluk Kerajaan Islam di Papua Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 32 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. 2. mengetahui dan mengenal kerajaan Islam di Nusantara menjelaskan hasil kebudayaan dan peninggalan Islam di Nusantara Pendahuluan Gambar 2.2 Keraton Yogyakarta Sumber: Tepas Tandha Yekti Kamu tahu gak sih, kalau di Indonesia itu memiliki banyak kerajaan yang bersifat Islam? Salah satunya adalah gambar di atas. Tentunya, kamu pasti sudah mengetahui gambar bangunan tersebut. Yap, benar sekali gambar tersebut adalah gambar Keraton Yogyakarta. Keraton merupakan tempat tinggal raja dan para kerabatnya, dan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 33 juga sebagai tempat melaksanakan kegiatan pemerintahan. Sehingga, keraton ini adalah daerah yang vital pada masa dahulu bahkan hingga saat ini. Memahami Materi A. Kerajaan Kerajaan Islam di Nusantara Perkembangan Kerajaan Islam di Nusantara di perkirakan mencapai masa kejayaannya pada abad ke-12 M sampai dengan abad ke-13 M. Hal ini dipengaruhi oleh adanya lalu lintas perdagangan laut. Dengan letak Indonesia yang berada di jalur pelayaran perdagangan, hal ini mengakibatkan Indonesia sering di datangi oleh para pedagang yang akan menjual barang dagangannya, dan Selama berdagang biasanya mereka akan mendirikan permukiman di Indonesia, dan terkadang mereka mengenalkan budaya-budaya mereka, dan beberapa dari mereka mulai menyebarkan agama, khususnya adalah agama Islam. Kali ini kita akan membahas kerajaankerajaan Islam di Nusatara. 1. Kerajaan Islam di Sumatera Menurut berita dari Tomé Pires pada awal abad ke16 dalam Suma Oriental (1512-1515), disebutkan bahwa di daerah sumatera, khususnya di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat Sumatera, telah banyak berdiri kerajaan-kerajaan Islam, baik yang kecil, sedang, maupun besar. Kerajaan-kerajaan tersebut ada yang baru mengalami pertumbuhan, ada pula yang mengalami perkembangan, dan ada pula yang sedang mengalami kerututuhan karena adanya pegeseran politik antara satu dengan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan kerajaan Islam di Sumatera sudah ada bahkan sebelum abad ke-16 M. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 34 a. Samudera Pasai Kerajaan Samudera Pasai, terletak di daerah Sumatera bagian utara, atau lebih tepatnya terletak kurang lebih 15 Km di sebelah timur Lhokseumawe, Aceh. Kerajaan Samudera Pasai ini diperkirakan tumbuh dan berkembang pada tahun 1270-1275 M atau sekitar pertengahan abad ke 13 M, dengan sultan pertamanya yang bernama Sultan Malik as-Shalih, yang memiliki nama asli Meurah Silu, seorang Kepala Gampong Samudera. (Diceritakan dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai). Gambar 2.3 Lokasi Kerajaan Samudera Pasai Sumber: Sejarahnegara.com Pada masa pemerintahan Sultan Malik as-Shalih, Kerajaan samudera pasai diperkirakan telah memiliki hubungan dengan China, seperti yang diceritakan pada sejarah Dinasti Yuan pada tahun 1282 M, menyebutkan bahwa seorang utusan China bertemu dengan salah seorang menteri dari Kerajaan Sumatera di Quilon yang meminta kepada raja Sumatera untuk mengirimkan dutanya ke China. Pada tahun tersebut kerajaan Sumatera mengirimkan Sulaeman dan Syamsuddin sebagai dutanya. Pada tahun 1346 M, berdasarkan berita dari Ibnu Battutah, pada masa itu ia berkunjung ke Sumatera pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir. Ibnu Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 35 Battutah menyebutkan bahwa pada masa itu para ahli agama dari Timur Tengah berdatangan ke kerajaan seperti dari Persi (Iran), Suriah (Syira) dan Isfahan. Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai juga memiliki hubungan dengan negeri-negeri dari Timur Tengah, dan membuktikan bahwa Kerajaan Samudera Pasai sangat taat terhadap ajaran agama Islam. Pada masa inilah Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaannya. Di mana pada masa itu aktivitas perdagangan dan bisnis sudah begitu maju. Hal ini dibuktikan dengan telah digunakannya mata uang yang terbuat dari emas dan juga perak sebagai alat transaksi masyarakat di Kerajaan Samudera Pasai. Selain itu, Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional karena terletak di lokasi yang strategis yakni dekat dengan jalur pelayaran internasional, sehingga Kerajaan Samudera Pasai ini banyak di datangi oleh pedagang-pedagang dari luar negeri. Kerajaan Samudera Pasai Ini mampu mengekspor lada dengan jumlah yang cukup besar, hal ini dikarenakan Kerajaan Samudera Pasai merupakan penghasil komoditas perdagangan ekspor seperti lada, sutera, kapur barus, emas dan komoditaskomoditas ekspor lainnya. Kerajaan Samudera Pasai juga memiliki kontribusi besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia dan Asia Tengara. Hal ini ditandai dengan banyaknya Ulama dan mubaligh yang dikirimkan oleh Kerajaan Samudera Pasai untuk menyebarkan agama Islam ke Pulau Jawa. Selain hal tersebut, banyak ulama dari luar Sumatera yang menimba ilmu agama di Kerajaan Samudera Pasai. Salah satunya adalah Syekh Yusuf, seorang Sufi dan ulama yang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 36 merupakan penyebar agama Islam di Afrika Selatan yang berasal dari Makassar. Letak Kerajaan Samudera Pasai yang beada di pesisir Selat Malaka, mengakibatkan Kerajaan Samudera Pasai memiliki hubungan erat dengan Malaka. Melalui hubungan pelayaran dan perdagangan antara Kerajaan Samudera Pasai dengan Semenanjung Melayu menyebabkan terbentuknya masyarakat Muslim di Trengganu yang di buktikan dengan temuan batu bersurat dengan huruf Arab yang berbahasa Melayu. Selain melalui hubungan perdagangan persahabatan Kerajaan Samudera Pasai dengan Malaka juga mengadakan hubungan pernikahan antara putra-putra Sultan dari Pasai dengan Malaka. Hal ini lah yang mengakibatkan tumbuhnya Kerajaan Islam di Malaka pada awal abad ke-15 M. Kerajaan Samudera pasai mulai mengalami kemunduran pada tahun 1521 M di mana pada masa itu Portugis telah melancarkan aksinya untuk meluaskan wilayah kekuasaannya setelah menaklukkan Malaka. Pada akhirnya di bawah pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah, berhasil mengusir Portugis dan mengakusisi Kerajaan Samudera Pasai menjadi bagian dari Kerajaan Aceh Darussalam. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 37 b. Kesultanan Aceh Darussalam Gambar 2.4 Masjid Baiturrahman, Aceh Sumber: KITLV Pada tahun 1520 M di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah, Kerajaan Aceh Darussalam berhasil melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan Pedir dan berhasil mengambil kerajaan Daya ke dalam kekuasaan Aceh Darussalam. Pada tahun 1524 M Kerajaan Aceh Darussalam ini berhasil menaklukkan kerajaan Pedir dan Samudera Pasai. Pada tahun 1529 M, Kerajaan Aceh telah mempersiapkan untuk menyerang Portugis di Malaka. Akan tetapi, karena pada tahun 1530 M Sultan Ali Mughayat Syah wafat maka serangan yang telah direncanakan itu tidak jadi dilaksanakan. Sultan Ali Mughayat Syah di makamkan di Kandang XII Banda Aceh. Setelah wafatnya Sultan Ali Mughayat Syah, salah satu penerus kerajaan yang terkenal adalah Sultan Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahar yang memiliki peran dalam mengembangkan kekuatan angkatan perang, mengadakan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 38 perdagangan, dan mengadakan hubungan internasional dengan kerajaan Islam di Timur tengah, seperti dengan Turki, Abysinia, dan Mesir. Pada tahun 1563 M Sultan Alauddin Ri’ayat Syah ini mengutus seseorang menuju Konstatinopel untuk meminta bantuan dalam usaha melawan kekuasaan Portugis. Dua tahun setelahnya datang bantuan teknisi-teknisi dari Turki, yang membantu Sultan untuk menaklukkan beberapa wilayah di Sumatera bahkan hingga ke Johor dan Malaka. Pada tahun 1568 M pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam diganti oleh Sultan Ali Ri’ayat Syah yang pada tahun 1573 M Ia menyerang Malaka dan pada tahun 1575 M, Ia menyerang Perak. Dalam penyerangan Portugis di Malaka selain mendapatkan bantuan dari tentara Turki, Kerajaan Aceh Darussalam juga mendapatkan kiriman bala bantuan tentara dari Kerajaan Kalinyamat yang pada masa itu dipimpin oleh seorang Ratu yang bernama Retna Kencana. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa tersebut Sultan Ali Ri’ayat Syah mengadakan hubungan dengan Ratu Kalinyamat yang berasal dari Jepara. Kerjaan Aceh Darussalam mengalami puncak Kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, pada masa pemerintahannya kemajuan terjadi di bidang politik, ekonomi perdagangan, hubungan internasional, dan mengembangkan Gambar 2.5 Sultan kebudayaan dan memperkuat Iskandar Muda kehidupan keagamaan Islam. Sumber: Idntimes Kemajuan di bidang politik dibuktikan dengan takluknya wilayah-wilayah di sepanjang pesisir Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 39 pantai timur dan barat, selain itu di Johor dan juga Semenanjung Malaysia pun mengakui kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam. Dalam bidang ekonomi perdagangan Kerajaan Aceh Darussalam melakukan kegiatan ekspor dan juga impor. Komoditas ekspor dari kerajaan ini diantaranya adalah kayu cendana, saapan, gandarukem (resin), damar, getah perca, obat-obatan dan parfum, rasamala, kapur barus, bunga lawing, lada, gading, lilin, tali sabuk, sutra, porselin, pakaian, minyak, dan emas. Kerajaan Aceh Darussalam mulai mengalami kemunduran pada awal abad ke-18 M. Hal ini diakibatkan oleh ancaman kolonialisme Belanda yang semakin lama, semakin memperluas kekuasaannya di wilayah Nusantara. Pada masa pendudukan Belanda di Nusantara, memunculkan beberapa tokoh terkenal yang berasal dari Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan kepada orangorang Belanda, contohnya adalah Panglima Polim, Habib Abdurrahman, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dhien. c. Kerajaan-Kerajaan Islam di Riau Gambar 2.6 Kerajaan Siak, Riau Sumber: KITLV Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 40 Menurut berita Tomé Pires (1512-1515 M) disebutkan bahwa beberapa kerajaan di Riau adalah Kerajaan Siak, Kerajaan Kampar, Kerajaan Inderagiri. Pada abad ke-13 dan ke-14 M kerajaan-kerajaan ini masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Melayu, dan Singasari-Majapahit. Hal ini dapat mendekati kepastian jika kerajaan-kerajaan ini berkembang menjadi kerajaan bercorak Islam mulai pada abad ke-15 M. Pada mulanya Kerajaan Siak termasuk dalam kekuasaan Kerajaan Malaka. Pada masa ini Tomé Pires menyebutkan bahwa Kerajaan Siak di bawah Kerajaan Malaka menghasilkan produk-produk seperti padi, madu, kitin, rotan, bahan-bahan apotek, dan banyak emas. Semenjak VOC datang dan menguasai Malaka, seluruh kerajaan yang pada mulanya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Malaka, berubah menjadi di bawah kekuasaan politik dan ekonomi perdagangan VOC, tidak terkecuali Kerajaan Siak. Hal inilah yang mengakibatkan pada tahun 1723 Raja Kecil yang memakai gelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah, yang pada masa kekuasaannya, ia memperluas wilayahnya dengan melakukan perlawananperlawanan kepada VOC, Kerajaan baru ini di beri nama Kerajaan Siak Sri Inderapura. Kerajaan Siak mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Said Ali di mana beberapa daerah yang melepaskan diri dari kerajaan Siak pada masa pemerintahan Raja Kecil berhasil di kuasai kembali. Pada awal abad ke-19 M Kerajaan Siak mengalami kemuduran di masa pemerintahan Tengku Ibrahim, dimana pada masa itu terdapat perjanjian dengan VOC yang menekankan bahwa kerajaan Siak tidak diperbolehkan untuk Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 41 mengadakan ikatan ataupun perjanjian dengan negaranegara lain kecuali Belanda. d. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jambi Masuknya Islam di Jambi diperkirakan sejak abad ke- 9 M dan ke-10 sampai 13 M, hal ini dibuktikan dengan penemuan arkeolog berupa pecahan kaca yang diperkirakan dari abad ke-10 sampai 13 Gambar 2.7 Rumah Sultan, Jambi M dari Timur Tengah, Sumber: NMVW yakni dari Arab dan Iran. Meskipun demikian, Islamisasi besar-besaran bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya kerajaan di Jambi di mulai sekitar pada tahun 1500 M di bawah pemerintahan Orang Kayo Hitam yang juga berperan meluaskan “Bangsa XII” dari “Bangsa IX” anak dari Datuk Paduka Berhala. Pada tahun 1460 M, Datuk Paduka Berhala dan Istirnya mendirikan Kesultanan Jambi, yang tidak bisa terlepaskan oleh peran Kerajaan Melayu yakni keberadaan istri Datuk Paduka Berhala yaitu Putri Selaro Pinang Masak, hal ini lah yang mengakibatkan masyarakat Jambi menerima keberadaan Kesultanan Jambi. Pada tahun 1500 M, Orang Kayo Hitam menjadi penerus dari Kesultanan Jambi di ibukota yang baru di mana pada masa ini Islamisasi secara besar-besaran di Jambi terjadi. Kekuasaan Orang Kayo Hitam, digantikan oleh Panembahan Hang di Aer yang setelah wafat Ia di makamkan di Rantau Kapas. Sekitar tahun 1540 M, Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 42 Kekuasaan Kerajaan Jambi dipimpin oleh Panembahan Rengas Pandak, yang merupakan cucu dari Orang Kayo Hitam. Pada tahun 1615 M Kesultanan Jambi dipimpin oleh Sultan Abdul Kahar, di mana pada masa ini datanglah VOC untuk melakukan hubungan perdangangan, dan hasil-hasil Kerajaan Jambi terutama lada. Pada tahun 1616 M, Kesultanan Jambi mengijinkan VOC untuk mendirikan Lojinya di Muara Kompeni, yang pada tahun 1636 M ditinggalkan karena masyarakat Jambi menolak menjual hasil buminya kepada VOC. Pada 1642 M di bawah Gubernur Jenderal van Diemn Kerajaan Jambi dituduh bekerjasama dengan Kerajaan Mataram. Sehingga pada tahun 1643 M Kerajaan Jambi menolak perjanjian yang disodorkan oleh VOC yang pada hakikatnya merupakan pemaksaan monopoli perdagangan, hal ini mengakibatkan Sultan Abdul Kahar berhenti dan digantikan oleh Sultan Abdul Jalil yang berpihak pada VOC. Pada masa pemerintahan Sultan Sri Ingalogo (1665-1690 M) di mana pada masa ini terjadi peperangan antara Kerajaan Jambi dan Kerajaan Johor, pada peperangan ini Gambar 2.8 Sultan Taha Kerajaan Jambi dibantu oleh Saifuddin dan Pengikutnya VOC dan memperoleh Sumber: NMVW kemenangan, sebagai upah VOC menyodorkan perjanjian-perjanjian yang menguatkan monopoli dagang VOC dalam pembelian lada dan pemaksaan penjualan kain dan opium oleh VOC. Pada tahun 1690 M Sultan Sri Ingalogo ditangkap dan diasingkan ke Batavia dan berakhir di Pulau Banda karena dianggap membantu penyerangan kantor dagang VOC yang mengakibatkan terbunuhnya kepala pedagang VOC Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 43 yaitu Sybrandt Swart. Setelah tertangkapnya Sultan Ingalogo, kekuasaan Kerajaan Jambi diteruskan oleh Pangeran Dipati Cakraningrat yang bergelar Sultan Kyai Gede, dengan menyingkirkan Sultan Ratu yang sebenarnya lebih berhak atas kekuasaan Kerajaan, selain itu, Sultan Kyai Gede dan sejumlah pengikutnya pindah ke Muaratebo, dengan membawa keris Sigenjei, yang merupakan simbol bagi raja-raja Jambi yang memiliki hak atas kerajaan. Hal ini mengakibatkan konflik secara terus menerus, puncaknya adalah pada tahun 1904 M di mana terjadi perlawanan dan pemberontakan terhadap Sultan Taha Saifuddin yang dipusatkan di daerah Batanghari Hulu, pada pertempuran ini Sultan Taha Saifuddin terbunuh dan dimakamkan di Muaratebo. e. Kerajaan-Kerajaan Islam di Sumatera Selatan Gambar 2.9 Masjid Agung Palembang Sumber: KITLV Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 44 Proses islamisasi di Palembang di mulai sejak abad ke-14 M di mana pada masa itu Kerajaan Sriwijaya yang pada mulanya adalah kerajaan besar yang berpusat di Palembang mengalami keruntuhan, sehingga pada abad ke-15 M sudah muncul komunitas-komunitas muslim di Palembang. Pada masa ini pula Kerajaan Palembang didirikan oleh Adipati Ario Damar yang mengubah namanya menjadi Ario Abdillah yang berkuasa sejak tahu 1455 M hingga 1486 M, sebenarnya Adipati Ario Damar ini mewakili Kerajaan Majapahit di Palembang Lamo. Setelah Ario Abdillah wafat, kekuasaan Kerajaan Palembang tidak ada yang mengisi hal ini dikarenakan pada masa itu keturunannya banyak yang berpindah ke Demak. Sekitar awal abad ke-16 M, Kerajaan Palembang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Pate Rodim, Tome Pires dalam beritanya (1512-1515 M) menyebutkan bahwa pada masa ini, penduduk Palembang hanya berkisar sepuluh ribu orang, akan tetapi, banyak yang meninggal karena membantu Demak dalam serangan menghadapi Portugis di Malaka. Pada akhir abad ke-16 M, Palembang merupakan daerah terpenting bagi perkembangan atau sebagai pusat Islam di bagian Selatan “Pulau Emas”. Hal ini bukan hanya disebabkan reputasi Palembang sebagai puat perdagangan yang banyak di kunjungi oleh para pedagang Arab/Islam di masa Kerajaan Sriwijaya, tetapi hal ini juga disebabkan oleh kebesaran kekuasaan Malaka yang selalu melibatkan diri dengan Palembang sebagai tanah asalnya. Kerajaan Palembang juga melakukan hubungan perdagangan dengan Malaka dan Pahang menggunakan 10 atau 12 jung-jung atau sebuah kapal layar setiap tahunnya. Beberapa komoditas yang diperdagangkan di antaranya adalah beras dan bahan makanan, katun, rotan, lilin, Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 45 madu, kapur, emas, besi, barus, anggur, dan lain sebagainya. Meskipun pada tahun 1550 M, Palembang merupakan daerah pusat penguasa Muslim, akan tetapi tokoh yang tercatat sebagai raja pertama kerajaan Palembang adalah Sultan Abdurrahman Khalifat alMukminin Sayyid al-Iman yang bernama lain Pangeran Kusumo Abdurrahman atau Kiai Mas Endi yang berkuasa sejak tahun 1659 M sampai dengan 1706 M, dan sejak tahun 1706 M kerajaan Palembang mengalami pergantian Raja sebanyak sebelas kali, dengan raja terakhir bernama Raden Abdul Azim Purbolinggo atau nama lainnya adalah Pangeran Kromojoyo yang menjaat sejak tahun 1823 M hinga 1825 M. Pada tahun 1610 M adalah pertama kalinya Kerajaan Palembang melakukan kontak dengan VOC. Akan tetapi, kerenggangan antara VOC dan Kerajaan Palembang terjadi karena kepentingan VOC diabaikan. Pada tahun 1659 M terjadi peperangan antara Kerajaan Palembang dengan VOC di bawah pimpinan Laksamana Joan van der Laen, sebagai akibat dari peristiwa pada tahun 1658 M di mana wakil dagang VOC yakni Ockerz dan pasukannya dibunuh dan dua kapalnya yaitu Wachter dan Jacatra dirampas. Pada perang ini, keraton Kerajaan Palembang, pulau Kuta, beserta pemukiman penduduk China, Portugis, Arab dan lainnya dibakar. Kota Palembang akhirnya dapat direbut lagi oleh pasukan Palembang dan kemudian dilakukan pembangunan-pembangunan. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 46 Sejak masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II, Pada Juli 1819 M Kerajaan Palembang mendapatkan serangan-serangan dari pasukan Hindia Belanda yang dikenal dengan Perang Menteng, pasukan Hindia Belanda mampu di pukul mundur oleh pasukan Gambar 2.10 Jenderal de Palembang, hal ini juga terjadi pada Kock serangan besar-besaran pasukan Sumber: KITLV Hindia Belanda yang dipimpin oleh yang dipimpin oleh J.C Wolterboek pada Oktober 1819 M. Akan tetapi, pada penyerangan berikutnya tepatnya pada Juni 1821 M di bawah pimpinan Panglima Jenderal de Kock, Pasukan Hindian berhasil mengalahkan pasukan Palembang, dengan menangkap Sultan Mahmud Badaruddin II yang setelahnya di buang ke Ternate. Hingga pada 7 Oktober 1823 M, Peran politik Kerajaan Palembang dihapuskan dan kedudukan Kerajaan Palembang berada langsung di bawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda yang pada masa itu Jon Cornelist Reijnst dijadikan Residen di Palembang, yang mengakibatkan pemberontakan Sultan Ahmad Najaruddin Prabu Anom yang berakhir ditangkap dan diasingkan ke Banda, dan dipindah ke Manado. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 47 f. Kerajaan-Kerajaan Islam di Sumatera Barat Gambar 2.11 Rumah Gadang, Minangkabau Sumber: KITLV Awal masuknya Islam di Sumatera Barat masih sulit untuk dipastikan. Menurut berita China yang berasal dari Dinasti Tang disebutkan bahwa pada abad ke-7 M sekitar tahun 674 M terdapat sekelompok orang Arab, yang menurut W.P Goeneveldt mereka bermukim di daerah pesisir barat Sumatera. Akan tetapi, pada abad-abad setelahnya keberadaan pemukiman orang Arab ini belum dapat ditemukan sehingga masih memerlukan pembuktian baik dari data historis maupun data arkeologis. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa Islam datang dan berkembang di Sumatera Barat, baru pada sekitar abad ke14 M atau abad ke-15 M, dan sudah mendapat pengaruh dari Kerajaan Minangkabau, di mana pada akhir abad ke15 M Islam sudah masuk ke daerah Minangkabau dapat dikaitkan dengan adanya cerita yang terdapat dalam naskah kuno dari Kerinci tentang Siak Lenih Malin Sabiyatullah yang berasal dari Minangkabau yang mengenalkan Islam di daerah Kerinci, sewaktu dengan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 48 Putri Unduk Pinang Masak, Dayang Baranai, Parpatih Nan Sabatang yang semuanya berada di daerah Kerinci. Dari abad ke-15 M dan Ke-16 M, melalui pelabuhanpelabuhan yang ada hubungan perdagangan antara Sumatera Barat dan berbagai negeri dan daerah lain semakin terjalin, contohnya adalah dengan Aceh. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda hingga berganti Sultan, daerah Pariaman merupakan daerah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Aceh. Pada abad ke-17 M terdapat ulama yang terkenal berasal dari Ulakan Sumatera Barat bernama Syaikh Burhanuddin yang di dalam masyarakat setempat Ia dikenal dengan Tuanku Ulakan. Syaikh Burhanuddin ini merupakan murid dari Abdurrauf al-Sinkili. Syaikh Burhanuddin ini mendirikan sebuah Surau di daerahnya, sehingga tidak diragukan lagi bahwa Ulakan merupakan pusat keilmuan Islam di Minangkabau. Pada awal abad ke-19 M merupakan puncak dari penyebaran Islam yang bersifat pembaharuan dan menjangkau daerah-daerah yang lebih luas lagi. Dari abad ke-16 M hingga awal abad ke-19 M, kehidupan masyarakat Minangkabau selalu menampilkan kedamaian, hal ini dikarenakan kaum adat dan kaum agama menunjukkan sikap saling menghormati dan menghargai antara hukum adat dan hukum syariat agama Islam. Di wilayah Minangkabau terdapat sebuah kerajaan yang terletak di daerah Pagaruyung. Pada awal abad ke-19 M muncul Gambar 2.12 Tuanku Imam Bonjol Sumber: NMVW Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 49 pembaharuan Islam di daerah Sumatera Barat akibat pengaruh dari paham Wahabiah, di mana pada masa ini terjadi perselisihan antara kaum ulama dan kaum adat. Perselisihan ini disebabkan oleh Kaum Ulama yang disebut sebagai kaum “padri” ingin mengembalikan dan memperbaiki kehidupan masyarakat Minangkabau sesuai dengan kemurnian ajaran Islam, karena pada masa ini masyarakat Minangkabau telah membiasakan kehidupan buruk yang tidak sesuai dengan syariat agama Islam, contohnya adalah bermain judi, melakukan sabung ayam, minum madat dan minum-minuman keras. Perselisihan antara kaum ulama dan kaum adat ini, dimanfaatkan oleh Belanda untuk mencapai keuntungan ekonomi dan politiknya dengan cara membantu salah satu pihak dalam peperangan, pihak yang dibantu Belanda tidak lain adalah kaum adat. Perang antara kaum ulama dan kaum adat ini disebut sebagai perang padri, perang ini terjadi sangat lama dan dapat dibagi menjadi tiga masa, masa yang pertama adalah tahun 1821 M-1825 M, yang ditandai dengan meluasnya perlawanan kaum padri kepada seluruh rakyat di Minangkabau, masa yang kedua adalah pada tahun 1825 M – 1830 M, yang ditandai dengan adanya perjanjian yang diberikan oleh Belanda kepada kaum Padri sehingga mampu mereda pertempuran, pada masa ini perjuangan dari kaum Padri mulai melemah, masa yang ketiga adalah pada tahun 1830 M-1838 M, yang ditandai dengan bangkitnya perjuangan kaum Padri dengan melakukan serangan besar-besaran kepada Belanda, yang mengakibatkan beberapa tokoh Padri ditangkap dan diasingkan, sebagai contohnya adalah Tuanku Iman Bonjol, yang tertangkap dalam pertempuran Benteng Bonjol pada tahun 1837 M dan diasingkan ke Cianjur, dan pada tahun 1839 M Ia di buang ke Ambon, Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 50 lalu pada tahun 1841 M dipindahkan lagi ke Manado hingga Ia wafat pada 6 November 1864 M. Akibat dari banyaknya tokoh Padri yang tertangkap maka pada tahun 1838 M Belanda berhasil mengukuhkan kekuasaan politik dan ekonominya di daerah Sumatera Barat, dan Kerajaan Minangkabau berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Belanda. 2. Kerajaan Islam di Jawa Proses islamisasi di wilayah pulau Jawa diperkirakan melalui daerah pesisir pantai Utara Jawa sebelum abad ke10 M, beberapa bukti mengenai masuknya Islam di Pulau Jawa adalah dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah, yang diperkirakan salah satu keturunan Hibatullah yang berasal dari dinasti Persia yang wafat pada tahun 475 H atau sekitar tahun 1082 M di Desa Leran, Kecamatar Manyar, Gresik. Selain makam tersebut, ditemukan pula makam Maulana Malik Ibrahim yang berasa dari Kasyan, yang merupakan suatu daerah di wilayah Persia, yang meninggal pada tahun 822 H atau sekitar tahun 1419 M, yang juga berada di daerah Gresik. Bukti yang lainnya adalah ditemukannya ratusan makam Islam kuno yang diperkirakan adalah makam keluarga Istana Majapahit yang berada di daerah Mojokerto, dengan makam tertuanya berasal dari tahun 1374 M. Kali ini, mari kita bahas mengenai kerajaan-kerajaan Islam di wilayah Pulau Jawa yang meliputi Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, Kerajaan Banten dan Kerajaan Cirebon a. Kerajaan Demak Kerajaan Demak berdiri sekitar tahun 1478 M di mana pada masa ini kekuasaan Kerajaan Majapahit telah melemah. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang merupakan salah satu keturunan dari Brawijaya V Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 51 salah seorang Raja Kerajaan Majapahit dan ibunya adalah seorang putri yang berasal dari Champa suatu daerah di China. Raden Patah memimpin kerajaan Demak di mulai pada tahun 1500 M hingga tahun 1518 M, di mana dalam pemerintahannya Raden Patah di bantu oleh para wali yang terknal dengan sebutan walisongo. Pada masa pemerintahan Raden Patah wilayah kekuasaan Kerajaan Demak meliputi daerah seperti wilayah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan daerah Kalimantan. Pada masa ini dibangunlah Masjid Agung Demak oleh para Wali. Gambar 2.13 Masjid Agung Demak Sumber: KITLV Letak Kerajaan Demak di nilai sangat strategis, hal ini dikarenakan posisinya yang berada di pantai utara pulau Jawa yang pada masa itu dilewati oleh jalur perdagangan Nusantara, sehingga mengakibatkan Kerajaan Demak sering disinggahi oleh para pedagang. Seiring berkembangnya waktu kerajaan Demak bekembang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 52 menjadi pelabuhan yang penting di perdagangan Nusantara, beberapa pelabuhan penting yang ada di wilayah kerajaan Demak di antaranya berada di daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan dan Gresik. Pada tahun 1509 M Demak merencanakan menyerang Malaka, pada masa tersebut armada Demak terkonsentrasi di daerah Jepara sebagai pelabuhan utamanya. Akan tetapi, pada tahun 1511 M Portugis telah menyerang dan berhasil menduduki wilayah Malaka, sehingga penyerangan Demak ke Malaka baru terealisasikan pada tahun 1512 M yang berakhir dengan kegagalan Kerajaan Demak. Pada tahun 1513 M Kerajaan Demak menyerang Portugis dengan kekuatannya sendiri di bawah pimpinan Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, penyerangan tersebut juga mengalami kegagalan karena jarak tempuh yang cukup jauh. Penyerangan selanjutnya adalah pada tahun 1518 M di mana pada masa ini penyerangan di pimpin oleh Ratu Kalinyamat, akan tetapi penyerangan tersebut juga mengalami kegagalan. Gambar 2.14 Ilustrasi Raden Patah Sumber: Wawasan Nusantara Raden Patah wafat pada tahun 1518 M di mana saat itu Ia berumur 63 tahun. Setelah Raden Patah wafat kekuasaan jatuh ke tangan putra pertamanya yaitu Pangeran Sabrang Lor atau yang dikenal dengan Pati Unus. Kekuasaan Pati Unus hanya berlangsung selama kurang lebih tiga tahun yaitu mulai tahun 1518 M hinnga 1521 M, di mana pada tahun 1521 M tersebut Ia wafat dalam usahanya mengusir Portugis dari Kerajaan Malaka. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 53 Setelah wafatnya Pati Unus kekuasaan diserahkan kepada adik Pati Unus yakni Raden Trenggono hal ini dikarenakan Pati Unus tidak memiliki keturunan. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono inilah Kerajaan Demak mengalami masa kejayaannya. Pada masa ini Kerajaan Demak menguatkan kekuatan militernya, sehingga berhasil menguasai berbagai pelabuhan di bagian utara Pulau Jawa dan hampir seluruh bekas wilayah Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1522 M Portugis berhasil menguasai daerah Sunda Kelapa melalui perjanjian dengan kerajaan Sunda Pajajaran, yang dicantumkan dalam Prasasti Batu Padrao. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan dari Sultan Trenggono, karena dipercaya dengan masuknya Portugis ke wilayah Jawa akan menghancurkan perdagangan dan Transportasi ke Pulau tersebut. Karena hal ini, Sultan Trenggono memerintahkan Fatahillah untuk menyerang dan menguasai daerah Banten sebagai awal dari strategi penyerangan ke Sunda Kelapa, setelah berhasil menguasai Kota Banten, Demak kemudian menguasai Sunda Kelapa, yang masa itu merupakan kota pelabuhan utama yang penting dan makmur yang dimiliki oleh Pajajaran. Pada tahun 1527 M, Alfonso de Albuquerque di bawah pimpinan Fransisco de Sa mengirimkan enam kapal perang dengan perkiraan membawa 600 prajurit ke Sunda Kelapa, dan Sultan Trenggono mengirimkan 20 Kapal perang dengan 1500 tentara ke Sunda Kelapa di bawah pimpinan Fatahillah. Pada tahun ini terjadi pertempuran sengit antara Kerajaan Demak dengan Portugis dan Fatahillah berhasil menguasai Sunda Kelapa dan menaklukkan Portugis. Atas kemenangannya Fatahillah ditunjuk sebagai pemimpin di Sunda Kelapa yang diubah nama oleh Fatahillah menjadi Jayakarta atau saat ini Jakarta. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 54 Setelahnya Kerajaan Demak berhasil menaklukkan daerahdaerah di Jawa Timur. Pada tahun 1546 M Sultan Trenggono gugur dalam usahanya menaklukkan daerah Panarukan. Setelah wafatnya Sultan Trenggono, kekuasaan Jatuh ke tangan Sunan Prawoto, akan tetapi pengangkatan Sultan tersebut mengakibatkan kekecewaan dari Arya Penangsang, atas kematian ayahnya yang dibunuh oleh Sunan Prawoto, sehingga ia mengirimkan utusan utuk membunuh Sunan Prawoto dan seluruh anggota keluarganya. Konflik perebutan kekuasaan di Kerajaan Demak ini sudah terjadi sejak lama, di mana konflik bermula di masa setelah wafatnya Pati Unus, saat itu terjadi kekosongan kekuasaan, sehingga terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Seda Ing Lepen dan Pangeran Trenggono. Mereka berdua percaya bahwa mereka memiliki hak untuk menduduki tahta Kerajaan Demak. Pangeran Sekar Seda ing Lepen merasa berhak atas kekuasaan karena dilihat dari usia Ia lebih tua dan merasa lebih mumpuni daripada Raden Trenggono, akan tetapi, Pangeran Sekar Seda ing Lepen merupakan anak dari Putri Bupati Jipang yang merupakan seorang selir Raden Patah, Sedangkan Raden Trenggono merupakan putra dari Putri Sunan Ampel yang merupakan Permaisuri Raden Patah, hal ini yang mengakibatkan Raden Trenggono lah yang dipilih untuk menggantikan Pati Unus. Pada tahun 1546 M, Ratu Kalinyamat menemukan bukti bahwa Sunan Kudus terlibat dalam pembunuhan Sunan Prawoto, sehingga Ia pergi ke Kudus untuk meminta pertanggung jawaban dari Sunan Kudus, akan tetapi, setelah sampai di sana Sunan Kudus menyatakan bahwa kematian Sunan Prawoto adalah hasil dari karmanya Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 55 sendiri. Sehingga, Ratu Kalinyamat dan Suaminya yakni Sultan Handlirin meninggalkan Kudus untuk kembali ke Kalinyamat. Akan tetapi, di pertengahan jalan rombongan Ratu Kalinyamat di cegat oleh suruhan Arya Penangsang, sehingga pertempuran antara rombongan Ratu Kalinyamay dan suruhan Arya Penangsang ini tidak dapat dielakkan. Dalam pertempuran ini suami dari Ratu Kalinyamat ini gugur. Sehingga hal ini menimbulkan ketegangan antara Demak dan Jipang. Karena kematian suaminya Ratu Kalinyamat meminta bantuan Hadiwijaya untuk membunuh Arya Penangsang. Hal tersebut ternyata di dengar oleh Arya Penangsang sehingga dia berusaha untuk membunuh Hadiwijaya akan tetapi usahanya tersebut selalu mengalami kegagalan. Hal ini mengakibatkan kemarahan dari Hadiwijaya, yang akhirnya menyelenggarakan Sayembara untuk membunuh Arya Penangsang dengan imbalan akan mendapatkan tanah di Mentaok dan Pati. Pada tahun 1549 M Arya Penangsang wafat dalam peperangan, oleh rencana yang dijalankan Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Penjawi, Juru Mertani, dan Raden Bagus. Sayembara yang dilakukan oleh Hadiwijaya tersebut berhasil meredakan pergolakan politik di Kerajaan Demak. Pada masa tersebut Hadiwijayapun diangkat sebagai Raja di Kerajaan Demak, akan tetapi pada masanya ibu kota kerajaan di pindah ke Pajang, hal inilah yang menjadikan kemunduran dan keruntuhan kekuasaan Demak. b. Kerajaan Mataram Setelah keruntuhan Kerajaan Demak, munculah Kerajaan Pajang, di mana pada masa ini Ki Ageng Pemanahan di Anugerahi sebuah wilayah di daerah Mentaok karena jasanya dalam membantu Hadiwijaya membunuh Arya Penangsang, wilayah ini berada di bawah Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 56 kekuasaan Pajang hingga abad ke-16 M. Ki Ageng Pemanahan membabat daerah Mentaok yang sebelumnya merupakan sebuah hutan dan membangun sebuah Keraton pada tahun 1578 M diatas puing-puing kerajaan Mataram Kuno (Hindu). Pada tahun 1584 M Ki Ageng Pemanahan wafat, dan digantikan oleh anaknya yakni Sutawijaya. Kerajaan Mataram Islam ini resmi berdiri dan memiliki kedaulatan untuk berkuasa adalah sekitar tahun 1584 M, di mana pada masa tersebut Sutawijaya berhasil merebut kekuasaan Kerajaan Pajang. Pada tahun 1586 M Sutawijaya diangkat sebagai Raja di Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senapati, wilayah kekuasaannya pada awalnya hanya berada di sekitar wilayah Jawa Tengah, mewarisi daerah kekuasaan Kerajaan Pajang, setelahnya Mataram meluaskan wilayah kekuasaannya ke daearah pesisir utara dan ke wilayah Jawa Timur juga Jawa Barat. Kerajaan Mataram mengalami masa kejayaannya di masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, peran ulama dititik beratkan pada Islamisasi terhadap budaya-budaya yang masih melekat di hati masyarakat Mataram. Sebagai contohnya adalah Sunan Kali jaga yang menyebarkan agama Islam melalui berbagai macam karya seni yang sudah Gambar 2.15 Sultan Agung Hanyokrokusumo Sumber: Artculture Indonesia Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 57 mentradisi di masyarakat. Pemindahan pusat pemerintahan yang sebelumnya berada di daerah pesisir utara Jawa menjadi ke pedalaman yang bersifat agraris dan telah terperngaruh dengan budaya dan tradisi setempat mengakibatkan kondisi Islam di Mataram tercampur dengan budaya yang sering disebut sebagai Islam Kejawen. Pada masa ini kekuasaan wilayah Mataram mencakup sebagian Pulau Jawa dan Madura. Pada masa ini pusat Keraton yang mulanya berada di Kota Gede di pindahkan ke Karta. Pada mulanya Kerajan Mataram mengadakan hubungan dengan VOC. Akan tetapi, hubungan itu memburuk pada tahu 1624 M hal ini dikarenakan Sultan Agung merasa bahwa VOC melakukan tindakan kolonialismenya yang dianggap mengancam kekuasaan Kerajaan Mataram. Puncaknya adalah ketika Mataram mengirimkan pasukan-pasukannya untuk menyerang VOC di Batavia. Serangan pertama pada tahun 1628 M dan pada tahun 1629 M mengalami kegagalan. Beberapa peran dari Sultan Agung Hanyokrokusumo ini mengembangkan kegiatan perdaganan ekspor dan impor melalui pelabuhan-pelabuhan yang ada di daerah pesisir utara Jawa meskipun Kerajaan Mataram merupakan Kerajaan Agraris, Sultan Agung juga melakukan pembangunan-pembangunan sebagai contohnya adalah mempersiapkan pembangunan kota yang akan di pusatkan di Plered, pada tahun 1632 M membangun kompleks pemakaman di Girilaya, melakukan pembangunan makam di Bukit Merak yang akhirnya diberi nama imogiri. Dalam segi keagamaan Sultan Agung Hanyokrokusumo cenderung mengimbangkan agama Islam dan Agama Hindu, dimana Ia memmbuat sebuah kalender yang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 58 berdasarkan hitungan tahun hijriyah dan tahun Saka yang sampai saat ini di sebut dengan penanggalan Jawi, selain itu Ia juga mengadakan perayaan Sekaten yang ditujukan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan membunyikan gamelan Kyai Nagawilaga dan Kyai Guntur Madu, serta mengadakan Upacara Grebeg yang di adakan tiga kali dalam setahun. Gambar 2.16 Pemakaman Imogiri, 1890 Sumber: KITLV Pada tahun 1645 M, Sultan Agung Hanyokrokusumo wafat, dan kekuasaanya jatuh kepada putranya yang memiliki gelar Amangkurat I, pada masa pemerintahannya sekitar tahun 1647 M Ia memindahkan pusat pemerintahan dari Kota Gede menuju Plered. Dalam menjalankan pemerintahannya Amangkurat I melakukan kerjasama dengan VOC, hal ini ditunjukkan dengan adanya perjanjian yang menunjukkan bahwa Mataram mengakui kekuasaan VOC di wilayah Batavia yang disusul dengan dikirimkannya utusan-utusan VOC ke Mataram. Hal ini mengakibatkan munculnya pemberontakan oleh para pejabat negara Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 59 seperti Pangeran Trunajaya yang dibantu oleh Pangeran Kajoran serta para pejabat lain yang didukung oleh masyarakat Mataram yang merasa tertekan. Pada tahun 1677 M dalam perjalannya menuju Cirebon untuk meminta dukungan VOC, Amangkurat I wafat. Setelahnya, kekuasaan Mataram berada di bawah kekuasaan Pangeran Anom yang bergelar Amangkurat II, yang dalam pemerintahannya juga melakukan kerjasama dengan VOC sampai tahun 1755 M, di mana tahun ini terjadi Perang Giyanti yang mengakibatkan Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kesunanan Surakarta (Solo). c. Kerajaan Cirebon Cirebon pada mulanya adalah bagian dari Kerajaan Sunda Panjajaran. Menurut Tome Pires, Islam dipekirakan sudah masuk ke daerah Cirebon antara tahun 1470 M-1475 M. Hal ini dapat dibandingkan dengan sumber lokal Tjarita Purwaka Tjaruban Nagari karya dari Pangeran Arya Cirebon pada tahun 1720 M. Dalam sumber lokal ini dikisahkan bahwa, pada tahun 1470 M Syarif Hidayatullah Gambar 2.17 Kraton Kasepuhan, Cirebon Sumber: KITLV Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 60 yang di kenal dengan Gusuhan Jati atau Sunan Gunung Jati datang ke Cirebon untuk mengajarkan agama Islam di Gunung Sambung bersama uaknya yang bernama Haji Abdullah atau Pangeran Cakrabumi atau Cakrabuana yang sudahl lebih dahulu berada di Cirebon. Syarif Hidayatullah kemudian menikahi putri uaknya yang bernama Pakungwati dan pada tahun 1479 M Syarif Hidayatullah menggantikan kekuasaan Haji Abdullah yang merupakan uak dan juga mertuanya di Cirebon. Selain menggantikan kekuasaan Uaknya, Syarif Hidayatullah juga membangun keraton yang diberi nama Pakungwati, yang kini terletak disebelah timur Keraton Sultan Kasepuhan. Setelah Ia menjadi peguasa dan penyebar agama Islam di Cirebon Syarif Hidayatullah yang juga merupakan salah seorang walisanga mendapat gelar atau julukan sebagai Pandita Ratu. Sejak masa tersebut Cirebon sudah tidak lagi memberikan upeti ke Kerajaan Sunda Pajajaran. Penyebaran agama Islam di Cirebon, sudah dilakukan pada masa pemerintah Haji Abdullah akan tetapi penyebarannya masih terbatas, bahkan pada masa tersebut telah didirikan pesantren yang dipelopori oleh Syaikh Datuk Kahfe. Pada tahun 1513 M, menurut berita Tome Pires wilayah Cirebon Gambar 2.18 Ilustrasi Syarif sudah berada di bawah Hidayatullah Kerajaan Demak, yang pada Sumber: Wikipedia masa ini Cirebon sebagai daerah yang mengekspor beras dan juga bahan-bahan makanan lainnya. Pada masa ini Kerajaan Demak mengirim Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 61 utusannya yang bernama Lebe Usa untuk memimpin daerah Cirebon. Pada masa ini penduduk wilayah Cirebon sudah mencapai 1000 orang. Pada tahun 1525 M-1526 M Syarif Hidayatullah bersama Putranya yaitu Mulana Hasanuddin menyebarkan ajaran Islam ke daerah Banten. Pada tahun 1527 M Sunan Gunung Jati, mendorong Fatahillah yang merupakan menantunya dan juga sebagai panglima yang dikirimkan Sultan Trenggono untuk menyerang Sunda Kalapa yang pada masa itu masih di duduki oleh Kerajaan Sunda Pajajaran dan Juga Portugis yang telah mengadakan hubungan di Malaka sejak tahun 1522 M. Pada tahun 1528 M-1530 M, Penyebaran Islam di Cirebon semakin meluas di daerah Kuningan, Talaga, dan Galuh, pada masa ini juga di banging Masjid Agung Cipta Rasa yang ada di sebelah Barat Alun-Alun Keraton Pakungwati. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunungjati wafat dan dimakamkan di Bukit Sembung atau yang saat ini dikenal sebagai Makam Gunung Jati. Penerus Kerajaan Cirebon adalah buyut dari Syarif Hidayatullah yakni Panembahan Ratu putra dari Pangeran Suwarga yang telah wafat pada tahun 1565 M. Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu, hubungan dengan Kerajaan Mataram dilakukan melalui kekeluargaan contohnya adalah perkawinan antara kakak perempuan panembahan Ratu, yaitu Ratu Ayu Sakluh yang menikah dengan Sultan Agung Hanyokrokusumo yang melahirkan Amangkurat I. Pada akhir abad ke-17 M melalui perjanjian-perjanjian dengan VOC, sehingga mulai pada tahun 1681 M kekuasaan Politik dan Ekonomi Kerajaan Cirebon telah dipengaruhi oleh keberadaan kolonialisme Belanda, praktek monopoli VOC, seperti penjualan pakaian dan opium, serta kegiatan ekspor komoditas seperti lada, beras, kayu, gula, dan sebagainya sudah terjadi di Cirebon. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 62 Pada tahun 1688 M terdapat penandatangan perjanjian yang dilakukan oleh Sultan Sepuh I, Sultan Anom, dan Pangeran Tohpati mengenai pengakuan dan pembagian cacah, menimbulkan persengketaan di pihak Kerajaan Cirebon. Sehingga pada tahun 1697 M kekuasaan Keraton Kasepuhan dan Kanoman terbagi lagi menjadi Kacirebonan dan Kaprabonan. Pada tahun 1681 M-1940 M Kerajaan Cirebon mengalami kemunduran sebagai dampak dari kolonialisme. d. Kerajaan Banten Gambar 2.19 Lukisan Reruntuhan Keraton Sultan, Banten Sumber: Neerlands-Oost-Indie Dalam Sumber China disebutkan bahwa pada abad ke-15 M Banten merupakan pelabuhan penting yang masuk jaringan perdagangan dan Pelayaran Jalur Sutera, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya pecahan keramik yang berasal dari dinasti Sung hingga dinasti Ming yang diperkirakan dari abad ke-10 M hingga 15 M. Menurut berita Tome Pires (1512 M-1515 M), Banten merupakan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 63 sebuah bagian wilayah kadipaten dari Kerajaan Sunda Pajajaran yang berpusat di Bogor. Banten sendiri merupakan daerah pelabuhan seperti halnya Pontang, Ciguide, Tangerang, Kalapa, Cimanuk dan Cirebon. Pada tahun 1526 M Sultan Trenggono mengutus Fatahillah dan Syarif Hidayatullah, beserta Pangeran Cirebon untuk merebut wilayah kekuasaan Banten dari tangan Kerajaan Sunda Pajajaran yang pada masa itu melakukan kerjasama dengan Portugis. Penyerangan yang dilakukan Fatahillah dan pasukannya berhasil merebut kekuasaan Banten sehingga Portugis tidak dapat memasuki daerah tersebut. Kerajaan Banten berdiri pada tahun 1526 M, Di mana Raja Pertamanya adalah Maulana Hasanuddin, yang merupakan putra dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati. Pusat pemerintahan Kerajaan Banten yang semula berada di Banten Girang dipindah menjadi ke Surasowan yang terletak di dekat Teluk Banten. Pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin ini wilayah kekuasaan Banten sudah mencapai daerah Lampung, begitu pula dengan Jayakarta yang saat itu berada di bawah kekuasaan Fatahillah. Setelah Maulana Hasanuddin wafat kekuasaan Kerajaan Banten jatuh ke tangan putranya yakni Maulana Yusuf yang diperkirakan pada tahun 1579 M mampu mengalahkan kerajaan sunda Pajajaran di Pakuan. Setelah Maulana Yusuf wafat, penerus kekuasaan Banten adalah Maulana Muhammad yang pada masa pemerintahannya melakukan penyerangan ke Palembang dengan motif ekonomi. Akan tetapi, dalam usahanya dalam penyerangan ke Palembang Ia gugur, Sehingga pemerintahan Kerajaan Banten dilanjutkan oleh putranya yakni Abdulmafakhir Mahmud Abdulkadi yang menjabat dari tahun 1596 M-1651 M. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 64 Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan di bawah Kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Peningkatan terjadi di berbagai bidang yakni bidang politik, ekonomi, perdagangan, keagamaan, dan kebudayaan. Dalam bidang politik Kerajaan Banten membangun hubungan persahabatan dengan daerahdaerah lainnya, di antaranya adalah Cirebon, Lampung, Gambar 2.20 Lukisan Sultan Gowa, Ternate, dan Aceh. Ageng Tirtayasa Selain itu, Kerajaan Banten Sumber: Wikipedia juga melakukan hubungan persahabatan dengan negara-negara lain yang berada di luar Nusantara, salah satu contohnya adalah pada tahun 1681 M Kerajaan Banten mengirim utusan diplomatik ke Negara Inggris di bawah pimpinan Tumenggung Naya Wipraya dan Jaya Sedana. Selain itu, pada masa pendudukan VOC di Nusantara, pada masa Sultang Ageng Tirtayasa ini selalu melakukan perlawanan kepada kekuasaan kolonial VOC baik dari jalur darat maupun jalur laut. Di bidang ekonomi, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mengembangkan perdagangan di kancah internasional. Banten dijadikan sebagai tempat transit utama oleh para pedagang internasional, seperti Inggris, Prancis, Denmark, Portugis, Iran, India, Arab, China, Jepang, Filipina, Melayu, dan Turki untuk memasarkan barang komoditas yang berasal dari negeri masing-masing. Meskipun pada masa itu Kerajaan Banten bersaing dengan VOC, Kerajaan Banten mampu menari pedagang-pedagang asing karena Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 65 Banten tidak menerapkan monopoli perdagangan seperti VOC. Pada masa pemerintahannya juga, Sultan Ageng Tirtayaya memperkuat pertahanan kerajaannya dengan membangun keraton baru di wilayah Tirtayasa, selain membangun keraton Ia juga membangun jalan dari Pontang menuju ke Tirtayasa, dan disepanjang jalan di buka lahan-lahan persawahan dan mengembangkan pemukiman warga di daerah Tangerang. Kerajaan Banten mengalami kemunduran diakibatkan adanya konflik internal antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya Sultan Haji, di mana pada konflik tersebut Belanda juga turut serta melakukan politik adu dombanya, dimana Belanda menyebarkan rumor bahwa yang akan menjadi penerus tahta Sultan Ageng adalah Pangeran Purbaya yang merupakan saudara dari Sultan Haji. Hal ini menimbulkan peperangan antara kelompok Sultan Ageng Tirtayasa yang didukung oleh para Ulama kerajaan dan Kelompok Sultan Haji yang didukung oleh VOC. Akibat dari peperangan kelompok tersebut Keraton Surosowan yang dibangun oleh Maulana Yusuf hancur dan rata dengan tanah. Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya dipenara dan wafat pada tahun 1692 M. Setelah wafatnya Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Haji kemudian diangkat menjadi Raja di Kerajaan Banten. Pada masa pemerintahannya, Kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Banten sangat dipengaruhi oleh Belanda, terlebih pada tahun 1684 M di mana Sultan Haji menandatangani perjanjian dengan VOC yang berakibat Ia harus mengganti rugi 12000 Ringgit dan menyetujui pendirian Benteng Speekwijk. Puncaknya, pada tahum 1808 M Belanda menghapuskan pemerintahan Kesultanan dan mengubahnya menjadi sistem kabupaten di bawah Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 66 kekuasaan Hindia Belanda seperti Serang, Waringin, dan Lebak. Pada tahun 1813 M Pemerintah Inggris membubarkan Kesultanan Banten, dan Pangeran Syafiudin yang saat itu sedang berkuasa dipaksakan untuk turun tahta. Pada masa inilah Kerajaan Banten mengalami keruntuhan. 3. Kerajaan Islam di Kalimantan Tau gak sih, kalau kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam tidak hanya tumbuh dan berkembang di daerah Sumatera dan Jawa saja? Ternyata di daerah Kalimantan juga terdapat loh kerajaan-kerjaan yang bercorak Islam, kerajaan-kerajaan tersebut diantaranya adalah Kesultanan Pasir (1516 M), Kesultanan Banjar (1526 M-1905 M), Kesultanan Kotawiringin, Kerajaan Pagatan (1750 M), Kesultanan Sambas (1671 M), Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau (1400 M), Kesultanan Sambaliung (1810 M), Kesultanan Gunung Tabur (1820 M), Kesultanan Pontianak (1771 M), Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bulungan (1731 M). Kali ini akan kita bahas mengenai Kerajaan Banjar dan juga Kerajaan Pontianak. a. Kerajaan Banjar (Banjarmasin) Kerajaan Banjarmasin terletak di kawasan Kalimantan Selatan. Sesuai Tutur Candi (Hikayat Banjar versi II), di Kalimantan tekah berdiri suatu pemerintahan dari dinasti kerajaan (keraton) yang terus menerus berlanjut hingga daerah ini digabungkan ke dalam kekuasaan Hindia Belanda pada tahun 1860 M, kerajaan yang dimaksud adalah Kerajaan Kuripan yang merupakan Keraton awal, Kerajaan Negara Dipa yang merupakan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 67 Keraton I, Kerajaan Negara Daha yang disebut sebagai Keraton II, dan Keraton III adalah Kesultanan Banjar. Gambar 2.21 Keraton Kesultanan Banjarmasin Sumber: Neerlands-Oost-Indie Pada mulanya, Raja Negara Daha telah berwasiat agar kekuasaannya dilanjutkan oleh cucunya yang bernama Pangeran Samudera, akan tetapi hal tersebut mengakibatkan perselisihan antar saudara sehingga hal tersebut mengacam keselamatan Pangeran Samudera. Pada masa tersebut Pangeran Samudera meminta bantuan Kerajaan Demak, sehingga Pangeran Samudera mendapatkan kemenangan, sejak masa inilah Pangeran Samudera memeluk ahama Islam dengan Sultan Suryanullah. Pada tahun 1550 M, Pemerintahan Kerajaan Banjarmasin meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan Sambangan. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 68 Pada awal dekade abad ke17 M Kerajaan Banjarmasin mengalami masa kejayaannya, di mana pada masa tersebut Kerajaan Banjar mengekspor lada sebagai barang dagangannya. Wilayah daerah Kalimantan, meliputi daerah Barat Daya, Gambar 2. 22 Pangeran Tenggara, dan Timur membayar Antasari Upeti ke Kerajaan Banjar, di Sumber: Kata Data mana sebelumnya Keajaan Banjar membayar upeti ke Kerajaan Demak, tetapi setelah Kekuasaan Demak pindah ke Pajang Kerajaan Banjar Tidak lagi membayar upeti ke Demak. Kerajaan Banjarmasin mengalami kemudurna semenjak wafatnya Sultan Adam pada tahun 1857 M, di mana pada masa itu politik Belanda telah mencampuri pemerintahan Kerajaan Banjar dan menghapuskan kekuasaan politik Kerajaan Banjar. Pada tahun 1859 M-1863 M Perlawanan-perlawanan kepada Belanda terus dilakukan oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran Antasari, Pangeran Demang Leman, Haji Nasrun, dan tokoh-tokoh lainnya. b. Kerajaan Pontianak Kerajaan Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurahman pada tahun 1771 M, di mana rombongan dari Syarif Abdurrahman tersebut membuka hutan di pertigaan Sugai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut di beri nama Pontianak. Pada tahun 1192 H atau bertepatan pada tahun 1778 M, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak pertama yang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 69 ditandai dengan berdiriya Istana Kadariah, dan Masjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie. Gambar 2.23 Istana Kesultanan Qadariyah, Pontianak Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pada tahun 1779 M Kerajaan Pontianak melakukan perjanjian dengan VOC, mengenai Tanah Seribu yang akan dijadikan sebagai kegiatan bangsa Belanda, Pada tahun 1895 M di mana waktu itu pemerintahan Kerajaan Pontianak di bawah kekuasaa Syarif Muhammad Alkadrie, Kerajaan Pontianak mempererat kerjasama dengan Belanda. Pada masa ini, diaggap sebagai masa kejayaan karena Sultan Syarif Muhammad mendorong terjadinya pembaruan dan modernisasi, selain itu, Ia juga menyokong majunya bidang pendidikan serta kesehatan, mendorong masuknya modal swasta Eropa dan juga China, serta mendukung Melayu dan China mengembangkan perkebunan karet, Kelapa dan Kopra, serta industri minyak di Pontianak. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 70 Pada tahun 1942 M, di mana Sultan Hamid II menjabat di Kerajaan Pontianak, pada masa tersebut Jepang telah masuk ke daerah Kalimantan, Kerajaan Pontianak mengalami kemunduran, hal ini disebabkan ditangkapnya Sultan Hamid II dan ditawan oleh Jepang di Batavia, serta peristiwa genosida kepada masyarakat Pontianak yang dikenal dengan sebutan Peristiwa Mandor. Sultan Hamid II di bebaskan pada tahun 1945 M di mana pada masa itu Indonesia merdeka dan Kerajaan Pontianak mengakui kedaulatan kemerdekaan Indonesia. 4. Kerajaan Islam di Sulawesi Di wilayah Sulawesi ternyata juga terdapat kerajaankerajaan yang bercorak Islam tepatnya berada di Sulawesi Selatan, kerajaan-kerajaan tersebut diantaranya adalah Gowa-Tallo, Bone dan Wajo. Kali ini kita akan membahas mengenai Kerajaan Gowa-Tallo dan juga Kerajaan Wajo. a. Kerajaan Gowa-Tallo Kerajaan Gowa berdiri pada tahun 1320 M, atas persetujuan kelompok kaum yang disebut KasuwiyangKasuwiyang. Pada masa ini Kerajaan Gowa masih belum bercorak Islam, akan tetapi pada masa ini wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa meliputi hampir seluruh dataran Sulawesi Selatan. Baru pada 1605 M agama Islam mulai memasuki Kerajaan Gowa di mana pada masa itu Raja I Mangerangi Daeng Manrabia menyatakan masuk Islam dan mendapat gelar Sultan Alauddin I, kemudian diikuti oleh Raja Tallo I Mallingkaang Daeng Nyonri Karaeng Katangka dengan gelar Sultan Awwalul Islam. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 71 Kerajaan Gowa mencapai kejayannya ketika dipimpin oleh Sultan Hasanuddin yang memiliki julukan Ayam Jantan dari Timur. Pada masa ini kerajaan Gowa-Tallo berhasil menguasai jalur perdagangan di Nusantara bagian Timur. Pemerintah Kerajaan Gowa juga melakukan hubungan baik dengan Portugis hal ini dikarenakan oleh ancaman Gambar 2.24 Sultan Hasanuddin VOC Belanda yang hendak memonopoli perdagangan Sumber: Wikipedia rempah-rempah di Maluku. Semenjak kedatangan VOC ke Makassar, dan menujukkan tindakan sewenang-wenangnya mengakibatkan kemarahan rakyat Makassar sehingga peperangan antara VOC dan rakyat Makassar tidak dapat terelakkan, bahkan sampai berlarut-larut. Pada tahun 1667 M, diadakannya Perjanjian Bongaya antara Kerajaan Gowa Tallo dan juga VOC. Dengan Sultan Hasanuddin dari pihak Gowa, dan Laksamana Cornelis dari pihak VOC. Perjanjian ini berisikan beberapa poin yang sebenarnya merugikan pihak kerajaan Makassar diantaranya adalah Makassar harus mengakui monopoli VOC, wilayah Makassar dipersempit hingga tinggal daerah Gowa saja, Makassar harus membayar ganti rugi peperangan, Hasanuddin harus mengakui Arung Palakka sebagai Raja Bone, Gowa tertutup bagi orang asing selain VOC. Dampak dari perjanjian Bongaya ini adalah runtuhnya Kerajaan Gowa-Tallo. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 72 b. Kerajaan Wajo Gambar 2.25 Masjid di Tosara Sumber: KITLV Kerajaan Wajo didirikan pada tahun 1399 M, Pada masa ini Islam belum masuk ke Kerajaan ini, barulah pada tahun 1610 M Islam masuk di wilayah Kerajaan Wajo, hal ini ditandai dengan masuk Islamnya Arung Motawa La Sangkuru Patau Mula Jaju Sultan Abdurrahman. Pada abad ke-16 M dan 17 M terjadi persaingan antara Kerajaan Gowa Tallo dan Kerjaan Bugis yakni gabungan dari kerajaan Bone, Wajo, dan Soppeng. Akan tetapi, gabungan kerajaan ini terpecah ketika Wajo memilih memihak kerajaan Gowa karena Kerajaan Bone dan Soppeng berpihak ke Belanda. Setelah kekalahan Kerajaan Gowa, VOC melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Gowa melalui Perjanjian Bongaya, akan tetapi perwakilan dari Wajo yakni La Tenri Lai To tidak ingin menandatangani Perjanjian Bongaya. Karena hal tersebut Wilayah Wajo tepatnya di Benteng Tosora, dikepung selama tiga bulan oleh gabungan Kerajaan Bone yang berada di bawah pimpinan Arun Palakka. Akibat dari hal ini Kerajaan Wajo mengalami Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 73 kemunduran, dan mengakibatkan para masyarakat Wajo pergi dan membangun komunitas sosial di daerah rantauannya. 5. Kerajaan Islam di Maluku Utara Maluku merupakan daerah yang vital bagi perdagangan di Nusantara, terlebih pada masa itu Maluku merupakan penghasil rempah-rempah yang menjadi incaran bangsa-bangsa barat, seperti Spanyol, Portugis, dan Belanda. Di daerah Maluku ini ternyata terdapat dua Kerajaan Islam yakni Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah barat Pulau Halmahera. Kali ini akan kita bahas mengenai Kerajaan Ternate. a. Kerajaan Ternate Gambar 2.26 Benteng Oranje, Ternate Sumber: KITLV Kerajaan Ternate didirikan pada tahun 1257 M oleh Baab Mashru Malamo. Ternate berkembang dari sebuah kerjaan yang hanya berwilayahkan sebuah Pulau Kecil berubah menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian Timur Indonesia khususnya Maluku. Pada abad Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 74 ke-15 M Kerajaan Ternate sepenuhnya menerapkan syariat Islam dalam menjalankan pemerintahannya. Pemerintahan Kesultanan ini dijalankan oleh Sultan Zainal Abidin, yang pada masa itu menekankan penyebaran agama Islam di daerah Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate, mengalami masa kejayaan di masa pemerintahan Sultan Baabullah (1570 M-1583 M), pada masa ini Sultan Baabullah berhasil mengusir Potugis dari Terante. Wilayah kekuasaan Ternante pada masa ini meliputi Mindanao, seluruh Kepulauan di Maluku, Papua dan Timor-timor. Pada masa ini pula Kerajaan Ternate berhasil membangun armada laut yang cukup kuat sehingga mampu melindungi wilayahnya yang cukup luas. Hasil kebudayaan yang terkenal dari Kerajaan Ternate adalah keahlian membuat kapal. Setelah wafatnya Sultan Baabullah pada tahun 1583 M, Kerajaan Ternate mengalami kemunduran, dan berakibat dengan melemahnya kekuatan kesultanan, sehingga Portugis dan Spanyol berusaha untuk menguasai Ternate kembali. Sehingga Kesultanan Ternate pada masa ini meminta bantuan Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya. Pada 1607 M, Sultan Ternate yang baru yaitu Mudaffar Syah, harus menandatangani perjanjian dengan VOC sebagai bentuk imbalan atas bantuannya dalam melawan Spanyol dan Portugis. Kontrak tersebut berisikan monopoli dagang dari VOC. Pada tahun 1675 M, diangkat Sultan Sibori sebagai penerus Kekuasaan Ternate, pada masa pemerintahannya Sultan Sibori sering melakukan perlawanan kepada VOC. Akan tetapi, perlawanannya selalu mengalami kegagalan, hingga pada tahun 1683 M, Ia menyerah dan di asingkan ke Batavia, sehingga ia terpaska menandatangani perjanjian dengan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 75 VOC, yang menandai tamatnya kedaulatan Kesultanan Ternate. 6. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Kalian tau nggak sih, kalau di Nusa Tenggara ada kerajaan yang bercorak Islam? Di Nusa Tenggara tepatnya di Lombok, kehadiran Islam diperkirakan mulai dari abad ke-16 M yang disebarkan oleh putra dari Sunan Giri, yaitu Sunan Perapen. Tentunya dengan berkembangnya Islam ini lambat laun berkembang pula kerajaan-kerajaan bercorak Islam di wilayah Nusa Tenggara. a. Kerajaan Lombok dan Sumbawa Pada abad ke-16 M, Prabu Rangkesari mendirikan Kerajaan Islam yang berpusat di daerah Selaprang, Lombok. Kerajaan ini berhasil menjadi kerajaan yang besar dan berwibawa baik di kalangan Sasak maupun di masyarakat Internasional, hal ini dikarenakan kemampuan komunikasi dalam membangun hubungan diplomatic yang Gambar 2.27 Masjid Pusaka Selaprang Sumber: Kontraktor Kubah Masjid baik oleh Kerajaan Lombok ini. Setelah masuknya VOC ke Nusantara dan berhasil menaklukkan Kerajaan-Kerajaan di Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 76 Sulawesi, Keberadaan Kerajaan Lombok semakin ditekan dan terancam oleh adanya VOC. Pada tahun 1673 M, Pusat pemerintahan Kerajaan Lombok yang semula berada di Selaprang, di pindahkan ke Sumbawa. Hal ini ditujukan untuk melindungi kedaulatan Kerajaan Lombok dari ancaman VOC. Selain itu, Sumbawa dianggap lebih strategis dibandingkan Selaprang. Akan tetapi, pada akhirnya Kerajaan Lombok berhasil dikuasai oleh VOC, dan raja-raja yang mencoba untuk memberontak di tangkap dan diasingkan ke Maluku. b. Kerajaan Bima Pada tahun 1620 M, Agama Islam resmi menjadi agama yang dianut oleh Kerajaan Bima, dengan sultan pertama yang memeluk agama Islam bernama Ruma-ta Ma Bata Wadu dengan gelar Sultan Abdul Kahir I. Pada masa ini, Kerajaan Bima memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Gowa Tallo. Akan tetapi, setelah perjanjian Gambar 2.28 Kesultanan Bima Sumber: NMVW Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 77 Bongaya Kerajaan Bima memutuskan hubungan dengan Kerajaan Gowa Tallo. Kerajaan Bima selalu melakukan perlawanan kepada VOC, setelah perlawanan sekian lama Kerajaan Bima akhirnya di taklukkan oleh VOC. Akan tetapi, pada tahun 1668 M Kerajaan Bima menolak pembaruan perjanjian yang di berikan oleh VOC. Pada tahun 1691 M Raja Kerajaan Bima ditangkap dan di asingkan ke Maluku dan meninggal di dalam Penjara. Pada abad ke-19 M Kesultanan Bima meliputi Pulau Sumbawa bagian timur, Manggarai, dan pulau-pulau kecil di Selat Alas. Pada tahun 1909 M, Kesultanan Bima digabung ke dalam Karesidenan Timur Hindia Belanda dengan pusat pemerintahan di Makassar, dan semua urusan Kesultanan harus berdasarkan persetujuan pemerintah Hindia Belanda. 7. Kerajaan Islam di Papua Keberadaan Kerajaan Islam di Papua telah mendapat pengaruh dari kesultanan Islam, yakni Ternate dan Tidore, serta dari Bacan. Pengaruh Kerajaan Ternate telah ditemukan di Raja Ampat Sorong, Fakfak, serta Kaimana. Pengaruh Kerajaan Tidore ditemukan di daerah Numfor dan Biak. Pada tahun 1520 M, Kesultanan Bacan telah menguasai beberapa daerah seperti di pulau-pulau Waigeol, Misool, Waigama dan Salawati. Terdapat beberapa Kerajaan Islam di Papua adalah Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerjaan Sailolof, Kerajaan Fataqar, Keajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma, Keajaan Kaimana. Penelitian mengenai Kerajaan Islam dan Islamisasi di wilayah Papua ini masih belum begitu banyak, untuk itu kalian dapat Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 78 mencari informasi di sumber-sumber pembelajaran yang lainnya. Rangkuman Masuknya Islam di Indonesia melatarbelakangi munculnya Kerajaan-Kerajaan yang bercorak Islam. Kerajaan Islam pertama muncul di daerah Sumatera dengan nama Samudera Pasai yang memiliki Sultan pertama bernama Sultan Malik as-Saleh. Setelah semakin menyebarnya agama Islam di seluruh Indonesia maka mulailah bermunculan Kerajaan-kerajaan Islam, di Sumatera setelah Samudera Pasai terdapat Kerajaan Aceh Darussalam, Kerajaan Siak, Kerajaan Inderagiri, Kerajaan Kampar, Kerajaan Jambi, Kerajaan Palembang, dan Kerajaan Minangkabau. Di daerah Jawa muncul pula kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak yang mencapai kekuasaannya di masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Mataram, Kerajaan Cirebon, dan Kerajaan Banten. Di daerah-daerah lain seperti Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua juga memiliki Kerajaan yang bercorak Islam. Mundurnya kerajaan-kerajaan Islam ini dilatarbelakangi oleh munculnya kolonialisme bangsa barat. Walisongo adalah tokoh penyebar agama Islam di wilayah Jawa. Seperti namanya di dalam Walisongo ini terdapat Sembilan Sunan, Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 79 Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Jelaskan secara singkat peranan Sultan Trenggono dalam memerangi VOC! 2. Menurutmu apakah yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Samudera Pasai? 3. Bagaimanakah kehidupan Kerajaan Gowa-Tallo di masa kejayaannya? 4. Uraikan faktor yang melatarbelakangi perebutan kekuasaan di Kerajaan Banten! 5. Analisislah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Islam di Kerajaan Ternate! Tugas Individu Buatlah kelompok 4-5 Orang, buatlah video materi mengenai Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Indonesia, dengan durasi minimal 3 menit. B. Hasil Budaya dan Peninggalan Islam Masuknya Islam berpengaruh besar pada kebudayaan masyarakat Indonesia. Penduduk indonesia yang sebelumnya beragama Hindu-Budha mulai memeluk agama Islam. Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara, di antaranya melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf yang mendukung meluasnya ajaran agama Islam. Dalam perkembangan penyebaran agama Islam ini tentunya meninggalkan sebuah peninggalan serta hasil dari kebudayaan masa Islam di Indonesia yang beraneka ragam. Peninggalan serta hasil kebudayaannya di antaranya adalah masjid, keraton, nisan, kaligrafi dan karya sastra. Untuk itu, Kali ini kita akan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 80 mempelajari mengenai peninggalan dan hasil budaya masa Islam di Indonesia. 1. Masjid Masjid merupakan tempat untuk menjalankan ibadah bagi umat beragama Islam. Bukan hanya sebagai tempat beribidah, Masjid juga digunakan sebagai tempat mengajar agama Islam. Pada masa perkembangan Islam di Indonesia, banyak kerajaan-kerajaan yang membangun masjid di daerah kekuasaannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa masjid yang merupakan peninggalan Islam. a. Masjid Agung Demak Masjid ini merupakan masjid peninggalan dari Kerajaan Demak, yang dibangun oleh para wali pada masa pemerintahan Raden Patah sekitar abad ke-15 M. Masjid ini memiliki Gambar 2.29 Masjid Agung Demak atap tumpang yang mirip Sumber: Popbela dengan bangunan Pura yang bercorak Hindu. Bangunan masjid ini memiliki keunikan dimana salah satu tiang utama penyangga masjid tebuat dari pecahan-pecahan Kayu yang disebut sebagai soko tatal. b. Masjid Baiturrahman Aceh Masjid ini merupakan masjid peninggalan dari Kerajaan Aceh yang dibangun pada tahun 1612 M, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada tahun Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 81 1873 M masjid ini pernah digunakan sebagai benteng pertempuran, dan mengakibatkan atap masjid yang terbuat dari jerami dibakar oleh Gambar 2.30 Masjid Baiturrahman pasukan Belanda. Pada abad ke-19 Kerajaan Sumber: Wisato.id Belanda melakukan pembangunan kembali Masjid Baiturrahman. Bentuk awal masjid ini pada mulanya hanya memiliki satu kubah dan ditambah lagi pada abad ke-20 M, bangunan di bentuk mengikuti gaya kebangkitan Mughal yang memiliki ciri kubah besar dan menara-menara. c. Masjid Menara Kudus Masjid ini dibangun pada tahun 1549 M oleh Sunan Kudus, masjid ini terletak di desa Kauman, kabupaten Kudus Masjid ini memiliki menara yang memiliki desain seperti bangunan candi yang Gambar 2.31 Masjid Menara Kudus mengakulturasikan Sumber: Ngopibareng.id konsep budaya Islam dan budaya Hindu dan Buddha. Masjid ini digunakan Sunan Kudus sebagai pusat penyebaran serta pengajaran agama Islam di wilayah Kudus. Sebenarnya masih terdapat masjid-masjid peninggalan masa Islam di wilayah Nusantara selain ketiga masjid di atas. Mengingat keberadaan Kerajaan Islam di Indonesia juga tersebar dari sabang hingga Merauke. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 82 Beberapa contoh masjid yang merupakan peninggalan dan hasil budaya masa Islam di Indonesia diantaranya adalah Masjid Angke, Masjid Banten, Masjid Cirebon dan juga masjid-masjid lain yang tersebar di seluruh penjuru wilayah Indonesia. 2. Keraton Keraton merupakan tempat tinggal para Raja dan juga keluarganya selain sebagai tempat tinggal keraton juga merupakan sebuah pusat pemerintahan dari suatu daerah. Bangunan-bangunan keraton Islam di Indonesia bangunannya sering memadupadankan budaya Islam dan budaya daerah setempat. Beberapa Keraton peninggalan masa Islam di Indonesia akan kita bahas di bawah ini. a. Keraton Kasepuhan Cirebon Keraton ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Cirebon. Keraton ini dulunya bernama Keraton Pakungwati yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1430 Gambar 2.32 Keraton Kasepuhan M, dan komplek Keraton Cirebon Kasepuhan di bangun oleh Sumber: Detik.com Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 M. Keraton ini menghadap ke utara dan didepannya terdapat alun-alun yang masa itu bernama alun-alun sangkala buana. Kompleks keraton ini terdiri dari Gerbang depan Keraton, Area Siti Inggil. Area Langgar Agung, Area utama Keraton Kasepuhan. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 83 b. Istana Raja Gowa Istana Raja Gowa terletak di Sulawesi Selatan dengan nama Balla Lompoa atau berarti rumah besar, Istana yang saat ini ada di Kota Sungguminasa, kabupaten Gowa, ini merupakan sebuah replica Gambar 2.33 Replika Istana Raja Gowa dari istana yang didirikan Sumber: Wikipedia Raja Gowa ke-31 pada tahun 1936 M. Saat ini Balla Lompoa ini dijadikan sebuah museum yang berfungsi untuk menyimpan benda-benda peninggalan dari Kerajaan Gowa. Selain kedua Keraton tersebut, masih terdapat banyak lagi peninggalan dan hasil budaya Islam yang berupa keraton diantaranya adalah Keraton Surakarta Hadiningrat, Istana Mangkunegaran, Keraton Kesultanan Yogyakarta dan yang lainnya. Kalian bisa mencari informasi mengenai keraton yang merupakan peninggalan dan hasil budaya masa Islam di berbagai macam sumber pembelajaran. 3. Makam Peninggalan dan hasil budaya masa Islam selanjutnya adalah makam. Makam merupakan tempay dikebumikannya seseorang setelah meninggal dunia. Pada umumnya makam-makam para raja atau makam para bangsawan di Indonesia dibuat secara megah dan permanen sehingga makam-makam tersebut dapat dikunjungi hingga saat ini. Beberapa makam peninggalan Kerajaan Islam akan Kita bahas di bawah ini. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 84 a. Makam Malik as-Saleh Makam Sultan Malik as-Saleh terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Nisan Makam Sultan Malik as-Saleh ini dibangun dengan pengaruh arsitektur Budha dan pengaruh Islam. Bentuk batu nisannya menyerupai stupa dengan Gambar 2.34 Nisan hiasan-hiasan kaligrafi yang Sultan Malik as-Saleh menggunakan bahasa Arab. Sumber: Islam Today b. Makam Fatimah binti Maimun Makam Fatimah binti Maimun di temukan di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dalam nisannya dituliskan bahwa Ia meninggal pada tahun 1082 M. Makam ini terletak di dalam sebuah cungkup yang berbahan batu kapur yang di ambil dari gunung suci. Makam ini dibangun menyerupai candi Hindu-Budha. Gambar 2.35 Makam Fatimah binti Maimun Sumber: Disparbud gresik Tentunya makam-makam peninggalan masa Islam tidak hanya itu saja, terdapat banyak sekali makammakam raja ataupun penyebar agama Islam di Indonesia di antaranya adalah Makam Sultan Hasanuddin, Makam- Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 85 makam raja Mataram, Makam-makam raja kerajaan Demak, Makam walisongo dan lainnya. 4. Kaligrafi Peninggalan dan hasil budaya masa Islam selanjutnya adalah kaligrafi. Kaligrafi sendiri merupakan sebuah seni menulis indah yang dilakukan dengan Gambar 2.36 Kaligrafi di Gapura merangkai huruf-huruf Arab Masjid Menara Kudus ataupun ayat Al-Quran Sumber: Aroengbinang menjadi sebuah bentuk yang diinginkan, biasanya Kaligrafi ini biasanya diletakan di dinding bangunan masjid, gapura masjid, gapura makam dan nisan-nisan contoh peninggalan kaligrafi dari masa Islam di Indonesia diantaranya adalah nisan di gapura masjid menara Kudus. Kalian juga dapat menemukan seni kaligrafi di masjidmasjid atau ditempat-tempat keagamaan yang dekat di wilayah Kalian. 5. Karya Sastra Peninggalan dan hasil budaya masa Islam di Indonesia selanjutnya adalah karya sastra. Karya sastra yang dihasilkan pada masa perkembangan kerajaan Islam di Indonesia umumnya berisi ajaran khusus seperti halnya tasawuf atau budi pekerti yang baik ataupun mengenai filsafat kemasyarakatan. Beberapa karya sastra yang dihasilkan pada masa ini biasanya ditulis dalam bentu suluk, syair, hikayat, dan juga babad. Dibawah ini akan diuraikan mengenai hasil karya sastra dari masa kerajaan Islam di Indonesia Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 86 a. Babad Babad merupakan cerita yang berlatar belakang sejarah, akan tetapi dalam penerapannya dikemas dengan unsur fiksi. Berikut ini adalah babad yang dihasilkan pada masa Kerajaan Islam di Indonesia diantaranya adalah Babad Tanah Jawi yang mengisahkan mengenai silsilah raja-raja Jawa yang di mulai dari Nabi Adam hingga pada menurunkan raja-raja Jawa, selanjutnya adalah Babad Demak yang mengisahkan mengenai kisah berdirinya Kerajaan Demak yang dipelopori oleh Raden Patah dan juga para walisongo, dan lain sebagainya. Kalian dapat mencari informasi mengenai Karya Satra Babad ini di sumber-sumber pembelajaran yang telah tersedia. b. Hikayat Hikayat merupakan sebuah karya sastra yang berupa cerita fiksi atau sebuah dongen yang di buat sebagai hiburan atau pembangkit semangat juang. Contoh-contoh hikayat yang berkembang pada masa perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia adalah Hikayat Sri Rama, hikayat ini menceritakan mengenai kisah Rama dari sejak Ia lahir sampai menjadi raja di Ayodya, selanjutnya adalah Hikayat Hang Tuah yang mengisahkan tentang kesetiaan dan keperwiraan seorang laksamana dari Kerajaan Malaka yang bernama Hang Tuah, selanjutnya adalah Hikayat Amir Hamzah hikayat ini berasal dari Timur Tengah yang disesusaikan dengan kebudayaan Masyarakat Jawa yang mengisahkan mengenai peperangan antara Amir Hamzah dengan mertuanya yng masih kafir. c. Syair Peninggalan dan hasil budaya masa Islam di Indonesia selanjutnya adalah syair. Syair sendiri merupakan salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 87 pengaruh dari kebudayaan Arab. Syair yang berada di Indonesia merupakan Syair yang berasal dari Persia. Beberapa contoh syair yang merupakan peninggalan kerajaan pada masa Islam di antaranya adalah Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, Syair Gurindam Duabelas. Kalian juga dapat mencari informasi mengenai syair-syair yang merupakan peninggalan pada masa perkembangan Islam di Indonesia di sumber pembelajaran yang lainnya. d. Suluk Peninggalan dan hasil budaya perkembangan masa Islam di Indonesia selanjutnya adalah Suluk. Suluk merupakan kitab-kitab yang berisikan ajaran Tasawuf, yang bersifat pantheistis atau manusia menyatu dengan Tuhan di Indonesia, Para ahli tasawuf menggunakan Suluk sebagai karangan prosa maupun puisi, beberapa suluk yang terkenal diantaranya adalah Suluk Sukarsah, Suluk Wijil, Suluk Malang Semirang, dan lain sebagainya. Rangkuman Terdapat banyak sekali peninggalan dan hasil kebudayaan masa Islam di Indonesia, di antaranya adalah Masjid, Keraton, Makam, Kaligrafi, Karya Sastra yang meliputi Babad, Hikayat, Syair, dan Suluk. Tentunya peninggalan-peninggalan tersebut haruslah dijaga dan dilestarikan agar jejak dari peradaban Islam di Indonesia Tidak menghilang, sehingga penerus kita di masa depan tetap mengetahui mengenai jejak peradaban Islam di Indonesia. Hal ini tentunya tidak mudah mengingat saat ini peninggalan-peninggalan tersebut sudah berusia sangat tua sehingga memerlukan perhatian khusus dalam merawatnya. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 88 Grebeg merupakan perayaan rutin yang diadakan masyarakat Jaw untuk memperingati peristiwa penting seperti maulid Nabi, Hari Raya Islam, dan tahun baru Islam, perayaan utamanya dilakukan di Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Grebeg sendiri dilakukan pertama kali pada masa pemerintahan Sultan Agung, dengan tujuan ucapan syukur terhadap kemakmuran yang di berikan kepada masyarakat. Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Jelaskan Akulturasi budaya yang ada di Masjid Menara Kudus! 2. Menurutmu, apakah kegunaan Suluk pada masa perkembangan Islam di Indonesia? 3. Mengapa kita harus menjaga dan melestarikan peninggalan dan hasil budaya masa Islam di Indonesia? 4. Jelaskan pendapatmu mengenai kegunaan Keraton pada masa kini! 5. Sebutkan dan jelaskan mengenai hasil karya sastra Hikayat! Tugas Kelompok Bagi kelas menjadi 5 Kelompok, carilah satu peninggalan Islam yang ada di daerahmu, lalu analisis mengenai peninggalan tersebut, hasil analisis di presentasikan di depan kelas. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 89 BAB III Kolonialisme dan Imperialisme Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang berarti menguasai. Kolonialisme merupakan sebuah upaya negara untuk mengembangkan kekuasaannya di luar wilayah kekuasaan negara tersebut. Tujuan dari kolonialisme adalah untuk mencapai dominasi kekuatan dalam bidang ekonomi, politik, sumber daya alam, serta sumber daya manusia. Sedangkan imperialisme berasal dari kata “imperium” (bahasa Latin), yang berarti kekuasaan tertinggi, kedaulatan, atau kekuasaan. Imperialisme merupakan suatu kebijakan atau ideologi yang bertujuan untuk memperluas kekuasaan atas negara lain dan penduduk asli negara tersebut. Selain itu juga untuk memperluas akses politik, ekonomi, kekuasaan, serta kontrol. Keinginan untuk menguasai wilayah lain, pada awalnya muncul pada saat Konstantinopel jatuh ke tangan Turki. Oleh karena itu, para pedagang dan pembeli tidak dapat lagi memasuki wilayah tersebut. Peristiwa tersebut menyebabkan bangsa Eropa mengalami kesulitan dalam mencari komoditas rempah-rempah, sedangkan komoditas tersebut memiliki nilai jual yang tinggi di kawasan Eropa. Kemudian bangsa Eropa mencari wilayah lain penghasil rempah-rempah termasuk datang ke Nusantara yang dikenal sebagai wilayah penghasil rempah-rempah yang terbaik. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 90 PETA KONSEP Ekspedisi Bangsa Barat ke Nusantara Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara Revolusi Industri serta jatuhnya Konstantinopel sebagai pusat perdagangan bangsa Barat Kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara Portugis merupakan pelopor utama, kemudian diikuti Spanyol, Belanda, dan Inggris Belanda menduduki Nusantara dalam jangka waktu lama. Hal ini menjadi cikal bakal berdirinya kongsi dagang VOC Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 91 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. 2. 3. memahami faktor pendorong kedatangan bangsa barat ke Nusantara menganalisis pengertian dan konsep dasar dari kolonialismeimperialisme menguraikan keterlibtan bangsa barat dalam ekspedisi pelayaran dan perdagangan di Nusantara Memahami Materi A. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara. 1. Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Kapitalisme. Merkantilisme, merupakan sebuah paham yang menyangkut kebijakan ekonomi dalam suatu negara yang bertujuan untuk mengembangkan hasil kekayaan berupa emas dengan sebanyak-banyaknya serta dijadikan standar kesejahteraan dan kekuasaan negara itu sendiri. Pemikiran tersebut muncul di Eropa pada periode 1500-1750. Teori merkantilisme merupakan sebuah paham bahwa kesejahteraan dalam suatu negara ditentukan oleh modal, harta, serta besarnya kapasitas perdagangan luar negeri dalam negara tersebut. Hal yang diutamakan dalam kegiatan perdagangan luar negeri dalam teori merkantilisme adalah dengan memperbesar jumlah ekspor serta memperkecil jumlah impor. Beberapa negara di Eropa yang menerapkan teori merkantilisme diantaranya adalah Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, serta Perancis. Adanya teori merkantilisme yang diterapkan di beberapa negara Eropa menyebabkan munculnya pemikiran dan motivasi Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 92 negara tersebut untuk mencari daerah jajahan. Menurut sejarahnya, merkantilisme merupakan teori yang paling tua serta dapat dikatakan penting dalam ekonomi internasional. Hal tersebut karena merkantilisme telah menyumbang pemikiran sistem paksaan yang menjadi dasar di semua negara. Sebelumnya, telah ada beberapa tokoh yang berpendapat tentang teori merkantalisme, salah satunya adalah Jean Bodin yang merupakan filsuf dari Perancis. Ia berpendapat bahwa uang dan harga apabila uang bertambah dan suatu pendapatan di peroleh dari hasil perdagangan luar negeri maka menyebabkan harga barang dari luar negeri menjadi naik karena besarnya bea impor serta pajak yang harus di keluarkan. Adanya perkembangan merkantilisme dapat dilihat pada peristiwa kontrol perdagangan emas batangan yang terjadi di daerah Mediterania di Venesia, Genoa, serta Pisa, dimana pada saat itu mayoritas negara-negara di Eropa percaya bahwa emas atau logam mulia merupakan satusatunya kekayaan yang berharga dalam suatu negara. Sehingga, seiring berjalannya waktu teori merkantilisme menjadi salah satu penyebab bangsa Eropa untuk melakukan eksporasi, eksploitasi, serta kolonialisasi di berbagai belahan dunia, termasuk Nusantara. Revolusi industri merupakan suatu perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang, dimana yang awalnya dikejakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi dikerjakan oleh tenaga mesin. Peristiwa revolusi industri awalnya terjadi di Inggris pada tahun 1760-1840 atau pada abad ke-18, dimana pada masa itu telah terjadi perubahan penggunaan tenaga pada industri tekstil. Setiap perubahan yang terjadi era revolusi industri selalu diikuti Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 93 dengan perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, budaya, bahkan militer. Penggunaan mesin dalam kegiatan industri menjadikan produksi barang semakin cepat dan efisien. Selain itu dapat memperkecil biaya produksi, serta barang dapat dihasilkan dalam jumlah yang besar. Seiring berkembangnya waktu, revolusi industri meluas hingga ke berbagai negara di Eropa Barat, Amerika Utara, bahkan hingga ke negara Asia, tepatnya Jepang. Sebelum terjadinya revolusi industri, kehidupan masyarakat lebih berfokus di pedesaan dimana mereka mengandalkan penghasilan dari sektor pertanian yang pendapatannya sangat minim dan terbatas. Tetapi, dengan adanya revolusi industri maka dapat membuka berbagai jenis lapangan pekerjaan pada sektor manufaktur, sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan taraf hidup perlahan-lahan menjadi berkembang. . Gambar 3.1. Sejarah revolusi industri di Inggris. Sumber: Aggasi Malik Perkembangan revolusi industri menyebabkan bangsa-bangsa Barat memerlukan bahan baku yang lebih Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 94 banyak. Selain itu mereka juga memerlukan daerah pemasaran untuk berbagai macam hasil industrinya. Penyebab lain berkembangnya revolusi industri juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dimana ilmu pengetahuan mulai mengalami perkembangan sejak pertengahan abad ke-16. Pada masa itu, terdapat banyak ilmuwan yang mengembangkan ilmu pengetahuan melalui riset dan penelitian. Setelah adanya revolusi industri, pada bidang sosial terjadi pertumbuhan kota, perkembangan gerakan kelas pekerja, serta munculnya pola otoritas baru. Sedangkan pada bidang budaya yaitu terdapat transformasi budaya baru dimana para pekerja mendapatkan keterampilan baru serta berubahnya hubungan mereka dengan pekerjaan. Kemudian, pada sekitar pertengahan abad ke-20, revolusi industri meluas hingga pada daerah-daerah yang belum terindustrialisasi, seperti China dan India. Namun, terjadinya revolusi industri juga menimbulkan dampak negatif, yaitu terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh asap mesin uap serta limbah-limbah yang dihasilkan oleh pabrik. Kapitalisme adalah paham yang beranggapan bahwa dalam sebuah perekonomian diwajibkan memiliki modal dengan sebesar-besarnya untuk mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang besar. Sistem ekonomi kapitalis memiliki ciri-ciri berupa hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan distribusi serta pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif. Pada sistem ekonomi kapitalis terdapat sebuah permintaan dan penawaran secara bebas dalam menetapkan harga pasar, sehingga negara memiliki peran yang sangat minim. Sistem ekonomi ini menerapkan keuntungan sesuai teori Adam Smith, ia memiliki pandangan tentang teori “the invisible hand, yang memiliki makna bahwa keseimbangan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 95 pasar dapat terjadi secara alami berdasarkan adanya suatu penawaran serta permintaan. Dalam ekonomi kapitalis, seseorang yang memiliki modal yang besar, maka ia dengan sendirinya akan menguasai berbagai sektor produksi, bahan baku, serta pemasaran. Menurut teori ini, seseorang memiliki kebebasan untuk memupuk kekayaannya. Para tokoh yang menganut aliran klasik memiliki pandangan bahwa segala aktivitas ekonomi yang dilaksanakan secara bebas dinilai lebih banyak mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi masyarakat, daripada aktivitas ekonomi yang segalanya diatur oleh pemerintah. Pandangan dalam ekonomi kapitalis berdasarkan atas berbagai saran atau pendapat yang menyatakan bahwa produksi dan konsumsi, serta pembagian kekayaan pada dasarnya sudah ditentukan menurut hukum-hukum ekonomi yang diterapkan didalam kehidupan masyarakat. Dalam ekonomi kapitalis, berbagai aset modal seperti pabrik, tambang, dan jalur distribusi dapat dimiliki dan dikendalikan secara pribadi. Tenaga kerja dapat dibeli dengan upah uang, selain itu keuntungan modal diperoleh pemilik swasta, serta harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Sistem ekonomi kapitalis memiliki banyak keuntungan, hal ini dapat dilihat pada pemanfaatan sumber daya yang dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, kondisi tersebut karena pemilik modal telah menetapkan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan selanjutnya yaitu masyarakat menjadi lebih kreatif karena sebuah persaingan yang begitu ketat. Hal ini karena produk-produk yang unik cenderung meningkatkan permintaan konsumen. Selain keuntungan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 96 juga terdapat kelemahan sistem ekonomi kapitalis, yaitu terdapat persaingan yang ketat di pasar bebas karena akses permodalan hanya dapat dimiliki oleh suatu kelompok tertentu, dimana hal tersebut merupakan penyebab terjadinya monopoli pasar. Kelemahan selanjutnya yaitu adanya ancaman terhadap kelestarian sumber daya alam, dimana pemilik modal menetapkan target keuntungantinggi yang mengakibatkan terjadinya tindakan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan terhadap lingkungan. 2. Jatuhnya Usmani. Konstantinopel ke Tangan Turki Gambar 3.2. Ilustrasi penaklukan Konstantinopel Sumber: Kompas.com Jatuhnya kota perdagangan Konstantinopel oleh penguasa Turki Islam yang berasal dari Dinasti Usmani terjadi pada tahun 1453. Hal tersebut merupakan peristiwa penting yang menandai berakhirnya abad pertengahan. Selama berabad-abad, Konstantinopel merupakan pusat perdagangan dunia Barat sekaligus menjadi pertahanan Kristen terhadap Islam. Konstantinopel selalu Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 97 mendapatkan ancaman oleh berbagai pihak, namun masih mampu untuk bertahan. Hingga akhirnya, Konstantinopel jatuh kepada pasukan Turki Usmani yang dipimpin oleh Konstantinopel Muhammad Al-Fatih (Mehmet II). merupakan ibukota kekaisaran bangsa Romawi Timur yang terletak di Semenanjung Bosporus, antara Balkan dan Anatolia, yang menjadi penghubung antara Laut Hitam dan Laut Tengah melalui Selat Dardanela dan Laut Aegea. Karena letak Konstantinopel yang strategis, menjadikan banyak negara berambisi untuk menguasainya, termasuk umat Islam. Dengan jatuhnya Konstantinopel oleh penguasa Turki Usmani, maka perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam. Konstantinopel dikuasai penguasa Turki Utsmani setelah 53 hari dikepung oleh pasukan Al Fatih. Konstantin XI selaku raja terbunuh pada saat ibukota kekaisaran Bizantium jatuh ke tangan Muslim. Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani menjadi tanda bahwa kekuasaan Bizantium telah berakhir. Kemudian, setelah berhasil menguasai kota, Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota Ottoman yang baru oleh Al Fatih. Konstantinopel telah menjadi ibu kota kekaisaran sejak tahun 330 di bawah kekaisaran Romawi Konstantinus Agung. Dalam kurun waktu 11 abad berikutnya, Konstantinopel telah dikepung berkali-kali, namun hanya pernah direbut sekali sebelumnya, yaitu selama Perang Salib Keempat pada 1204. Kemudian, tentara Salib mendirikan negara Latin di sekitar Konstantinopel, sementara Kekaisaran Bizantium terpecah menjadi negaranegara bagian, seperti Nicea, Epirus dan Trebizond. Tetapi, bangsa Nicea akhirnya merebut kembali Konstantinopel dari tangan orang Latin, dimana peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1261. Mereka membangun kembali Kekaisaran Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 98 Bizantium di bawah dinasti Palaiologos. Setelah adanya peristiwa tersebut, maka kekaisaran semakin melemah karena harus terus menangkis berbagai serangan berturutturut yang dilakukan oleh orang Latin, Serbia, Bulgaria, serta Turki Usmani. Berbagai usaha demi menaklukan Konstantinopel telah dimulai sejak masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, Khalifah Bani Ummayyah, serta Khalifah Bani Abbasiyah, bahkan hingga Sultan Murad II yang berasal dari Daulah Utsmaniyah. Berbagai usaha tersebut telah dilakukan selama kurang lebih delapan abad serta mengalami banyak kegagalan sebelum dilanjutkan oleh Sultan Al Fatih (Mehmet II). Letak Konstantinopel yang strategis, yaitu terletak di tepi pantai Laut Marmora yang berada di dekat Selat Bosporus merupakan kota transit rempah-rempah yang pertama di sekitar Laut Tengah yang menghubungkan antara Eropa dan Asia. Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani menyebabkan dampak yang besar bagi negara Barat, yaitu karena sebelum Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani, merupakan pusat perdagangan penting yang menghubungkan dari benua Asia ke Eropa. Tetapi, kini setelah Konstantinopel jatuh ke tangah Turki Usmani, maka pedagang Eropa tidak diperkenankan untuk beraktivitas dan memonopoli perdagangan antara Eropa dengan Asia. Sehingga jalur perdagangan rempah-rempah dari Asia menuju Eropa telah terputus. Adanya peristiwa tersebut membuat negara-negara Barat untuk mencari jalur alternatif perdagangan menuju Asia, yang dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Dengan peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, menjadi penyebab nantinya bangsa Barat datang ke Nusantara yang dikenal sebagai negeri yang memiliki banyak kekayaan, termasuk rempah-rempah. Pelopor dari Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 99 penjelajahan samudra adalah bangsa Portugis, hal ini karena rakyatnya telah terbiasa dalam berperang dengan Moor serta memiliki pelabuhan yang baik seperti Lisabon, Porto. Tujuan dari penjelajahan samudra adalah untuk menemukan dunia baru serta menguasainya dari aspek ekonomi, politik, dan agama. Bangsa Portugis berhasil menemukan jalur laut setelah Vasco da Gama menemukan jalur ke India. Kemudian, dari Afonso de Albuquerque menaklukkan Malaka pada tahun 1511 dan Antonio de Abreu akhirnya menemukan rute menuju kepulauan Maluku pada tahun 1512. 3. Dorongan Semboyan 3G. Gambar 3.3. Peta Nusantara di Masa Lalu Sumber: Donipengalaman9 Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Nusantara juga karena adanya semboyan 3G, yaitu Gold, Glory, dan Gospel. Selain itu, sebelumnya juga karena adanya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap serta berbagai penemuan lain, seperti kompas, mesin pemintal, dan sebagainya. Berbagai penemuan tersebut menjadi penyebab keinginan bangsa Barat untuk melakukan berbagai ekspedisi. Arti dari semboyan 3G Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 100 adalah Gold yang bermakna kekayaan, mulai dari bahan tambang, perak, rempah-rempah, dan sebagainya, Glory bermakna suatu kejayaan, yaitu penguasaan terhadap wilayah baru, serta Gospel bermakna sebuah misi suci untuk menyebarkan agama Kristen. Pada saat itu Malaka mulai dikuasai oleh Portugis, sehingga jaringan perdagangan kesultanan-kesultanan di Nusantara, termasuk Ternate dan lain-lain mulai merasa terancam akan keberadaannya. Pelopor penjelajahan Samudera yang pertama kali adalah bangsa Portugis dan Spanyol dengan tujuan menemukan wilayah-wilayah baru yang nantinya menjadi awal dimulainya era kolonialisme dan imperialisme. Bahkan bukan hanya karena motivasi 3G tersebut, namun bangsa Barat juga memiliki banyak nafsu untuk menguasai dunia baru tersebut demi mendapatkan keuntungan ekonomi serta kejayaan politik. Wilayah Nusantara pada saat itu, terdapat suatu daerah yang merupakan Bandar jalur sutera atau biasa disebut jalur rempah-rempah yang menjadi jalur khusus bagi para pedagang yang berasal dari bangsa Barat bahkan juga dari Asia. Para pedagang tersebut datang dengan tujuan ekonomi namun juga terdapat tujuan lain yaitu ingin berkuasa serta menyebarkan sekaligus mengembangkan agama atau kepercayaan yang mereka yakini kebenarannya. Peristiwa tersebut seperti halnya pelaut Spanyol, yaitu Columbus pada 3 Agustus 1492 mendapatkan tugas memimpin armada untuk berlayar menjelajahi samudera demi menemukan dunia baru. Lokasi yang pertama kali ditemukan adalah wilayah San Salvador atau Bahama yang terletak di benua Amerika. Masyarakat pulau tersebut menyambut kedatangannya, namun perlakuan Columbus justru sebaliknya. Ia bersikap Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 101 arogan terhadap masyarakat San Salvador, bahkan rombongan Columbus menyandera salah satu penduduk setelah melihat anting emas yang dikenakannya, karena Columbus ingin mengetahui lokasi penambangan emas yang berada di pulau tersebut. Sebenarnya, bangsa Barat mulai memiliki niat untuk melakukan praktik kolonialisme dan imperialisme sejak abad pertengahan karena beberapa sebab, dimana salah satunya karena perkembangan teknologi pada masa itu. Wilayah yang menjadi pusat dari penghasil rempahrempah begitu diperebutkan oleh bangsa Barat. Rempahrempah tersebut adalah diantaranya cengkih, pala, dan lada. Bahan-bahan tersebut sangat diperlukan oleh bangsa Barat karena sangat diperlukan dan digemari. Selain itu, rempah-rempah adalah komoditas perdagangan yang sangat laris di pasaran Eropa pada masa itu. Alhasil bangsa barat berlomba-lomba mencari wilayah penghasil rempahrempah di mana sebelumnya mereka mendapatkannya di Konstantinopel. Pada 7 Juni 1494 bangsa Portugis dan Spanyol menyepakati adanya Perjanjian Tordesilas. Perjanjian tersebut berisi tentang kesepakatan pembagian wilayah antara dua kerajaan Katolik di Eropa yang memiliki pengaruh besar pada masa itu yaitu Portugis dan Spanyol. Dalam perjanjian tersebut disebutkan bahwa Portugis menguasai wilayah bagian timur sedangkan Spanyol menguasai wilayah bagian barat, serta ditentukan melalui perhitungan khusus. Portugis dan Spanyol merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik dan sangat hormat dan taat kepada Paus di Vatikan. Pauslah yang menyerukan agar pada setiap misi penjelajahan yang dilakukan disertakan misi penyebaran agama Katolik. Sehingga pada setiap penjelajahan Portugis Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 102 dan Spanyol menuju wilayah-wilayah baru maka selalu menyertakan misionaris atau pemuka agama untuk menyebarkan agama Katholik. Penjelajahan yang dilakukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol mencakup hampir seluruh bagian dunia, termasuk kepulauan Nusantara yang nantinya menjadi negara Indonesia. Kedatangan bangsa Portugis pertama kali di Nusantara pada awal abad ke-16 M. Dengan memanfaatkan konflik lokal yang terjadi antara Ternate dan Tidore, Portugis akhirnya mulai menjalankan misi utamanya. Setelah menjalin kerjasama dengan pemegang kekuasaan lokal, dalam bidang perdagangan, Portugis mulai menunjukan tabiatnya untuk wilayah-wilayah Tertentu. Setelah itu, Spanyol sempat ikut campur di wilayah tersebut, tetapi kemudian harus meninggalkan wilayah tersebut setelah disepakatinya Perjanjian Saragosa pada 22 April 1529. 4. Pembuktian Teori Heliosentris. Gambar 3.4 Lukisan Nicolaus Copernicus. Sumber: Kompas.com Di dalam ilmu sains seringkali dilakukan pemodelan yang bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena fisis dimana fenomena yang riilnya tidak Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 103 terjangkau oleh indera penglihatan, karena dimensi fenomena tersebut sangatlah kecil atau sangat besar. Seorang ilmuan berkebangsaan Polandia, memperkenalkan teori Heliosentris pada tahun 1543, ia adalah Nicolaus Copernicus. Teori Heliosentris merupakan teori yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat sistem tata surya, sedangkan bumi bergerak mengelilinginya dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Teori Heliosentris dianggap sebagai salah satu penemuan terpenting sepanjang masa. Menurut sejarahnya, teori ini bertentangan dengan teori Geosentrisme yang sebelumnya diyakini bahwa bumi merupakan pusat dari alam semesta. Umumnya teori Geosentris diyakini dengan kuat oleh bangsa Yunani serta orang-orang yang hidup pada abad pertengahan. Orang-orang tersebut memiliki pegangan yang kuat sebagai pandangan mereka tentang keberadaan alam semesta. Namun, teori Geosentris kemudian tidak digunakan lagi, karena teori tersebut telah gagal dalam menjelaskan fenomena gerak balik periodik dari planetplanet yang diamati. Sedangkan teori Heliosentris, seringkali dianggap sebagai awal mula penemuan astronomi dan sains modern, seperti halnya yang dikutip dalam buku bertajuk “Manusia dan Sejarah: Sebuah Tinjauan Filosofi”, karya Yulia Siska. John Kepler, di dalam buku berjudul “Pintar Ruang Angkasa”, ia mengkaji lebih dalam tentang teori Heliosentrisme setelah sebelumnya lebih dulu dikembangkan oleh Nicolaus Copernicus. Secara garis besar, penjelasan Kepler adalah sebagai berikut:  Planet memiliki lintasan yang berbentuk elips, yang berpusat pada matahari, sehingga planet dan benda langit mengitari matahari. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 104   Kecepatan planet saat berputar mengelilingi matahari menjadi lambat apabila titiknya berada sangat jauh dari matahari. Waktu yang dibutuhkan planet untuk mengitari matahari dipengaruhi oleh jaraknya. Apabila semakin dekat, maka waktunya juga lebih singkat. Namun, apabila jaraknya semakin jauh, maka juga membutuhkan waktu yang lebih lama. Awalnya, ketika Copernicus menyampaikan gagasannya tentang teori Heliosentris dalam publikasinya yang berjudul “De Revolutonibus Orbium Coelestium” sempat mengalami penolakan oleh pandangan gereja dimana dianggap sebagai hal yang berbahaya. Bahkan, tulisan Copernicus juga dilarang untuk dipublikasikan hingga pada tahun 1543 yang bertepatan dengan tahun kematiannya. Untuk masalah orbit, data yang sebelumnya didapatkan oleh Copernicus memperlihatkan bahwa terdapat adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun, Copernicus mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak konsentrik. Keberadaan teori Heliosentris semakin diperkuat dengan penemuan teleskop oleh Galileo Galilei. Dengan ini, maka teori Heliosentrisme berhasil mematahkan teori Geosentrisme yang dikembangkan pada abad ke-2 SM oleh Ptolemeus. Namun, teori Heliosentris juga memiliki kelemahan. Setelah dilakukan pengamatan, ternyata jarak antara planet-planet terhadap matahari, selama planet-planet tersebut mengitari matahari selalu berubah. Hal tersebut menunjukkan bahwa lintasan edar planet-planet dalam mengitari matahari bukanlah berupa lingkaran sebagaimana yang dinyatakan dalam teori Heliosentris. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 105 Seorang ilmuan Galileo Galilei yang juga tertarik dengan teori Heliosentris, ia pun turut andil dalam membuktikan teori tersebut. Hal ini seperti yang dilihat dalam bukunya yang berjudul “Dialog Astronomi”, ia meyakinkan pembaca agar percaya bahwa matahari merupakan pusat dari tata surya. Ia telah membuktikannya dengan melakukan penelitian menggunakan teleskop. Sebelum Nicolaus Copernicus, awalnya pada abad ke-3 SM, Aristarchus, seorang astronomi Yunani Kuno terlebih dahulu telah mencoba menyusun teori rotasi bumi dan revolusi planet Venus, Merkurius, serta bumi ketika mengelilingi matahari. Rangkuman Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Nusantara disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu pertama adalah perkembangan merkantilisme, revolusi industri, serta kapitalisme. Merkantilisme merupakan sebuah paham yang menyangkut kebijakan ekonomi dalam suatu negara yang bertujuan untuk mengembangkan hasil kekayaan berupa emas dengan sebanyak-banyaknya serta dijadikan standar kesejahteraan dan kekuasaan negara itu sendiri. Revolusi industri merupakan suatu perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang, dimana yang awalnya dikejakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi dikerjakan oleh tenaga mesin. Peristiwa revolusi industri awalnya terjadi di Inggris pada tahun 1760-1840 atau pada abad ke-18, dimana pada masa itu telah terjadi perubahan penggunaan tenaga pada industri tekstil. Kapitalisme adalah paham yang beranggapan bahwa dalam sebuah perekonomian diwajibkan memiliki modal dengan sebesar-besarnya untuk mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang besar. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 106 Sebab yang kedua adalah jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, yang terjadi pada tahun 1453. Hal tersebut merupakan peristiwa penting yang menandai berakhirnya abad pertengahan. Sebab yang ketiga adalah dorongan atas semboyan 3G (Gold, Glory, Gospel), Gold yang bermakna kekayaan, mulai dari bahan tambang, perak, rempah-rempah, dan sebagainya, Glory bermakna suatu kejayaan, yaitu penguasaan terhadap wilayah baru, serta Gospel bermakna sebuah misi suci untuk menyebarkan agama Kristen. Sebab yang terakhir adalah pembuktian atas teori heliosentris, yaitu teori yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat sistem tata surya, sedangkan bumi bergerak mengelilinginya dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Nicolaus Copernicus adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentrisme Tata Surya dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia juga seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib. Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Apa yang dimaksud dengan revolusi industry? Berikan contoh penemuan-penemuan pada masa revolusi industri! Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 107 2. Apa akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa runtuhnya kekaisaran Romawi? 3. Apa sebab yang mendasari bangsa-bangsa Barat mencari daerah alternatif lain penghasil rempahrempah selain Konstantinopel? 4. Apa yang dimaksud dengan semboyan 3G? 5. Bagaimana pandangan teori Heliosentris menurut pendapat Nicolaus Copernicus? Tugas Kelompok Setelah memahami materi tentang latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Nusantara, selanjutnya buatlah kelompok yang terdiri dari maksimal 5 anggota. Kemudian, buatlah kesimpulan atas materi yang terkait pada sebuah media pembelajaran yang menarik dan presentasikan di depan kelas! B. Ekspedisi Bangsa Barat ke Nusantara 1. Kedatangan Bangsa Portugis. Gambar 3.5. Musik Bagamat di Minangkabau Sumber: Dailysia.com Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 108 Akhir abad ke-15 merupakan masa petualangan bagi orang-orang Eropa. Di antara orang- orang Eropa yang melakukan petualangan tersebut, salah satunya adalah bangsa Portugis. Bagi bangsa Portugis, laut memiliki sumber manfaat yang sangat besar. Portugis telah mengembangkan teknologi kemaritiman sejak abad ke-15. Bahkan, para pelaut Portugis telah mengenal kompas dan peta portolan yang digunakan untuk mengarungi lautan. Kemudian, pada saat mengetahui bahwa wilayah Asia Timur memiliki banyak kekayaan sumber daya, terutama rempah-rempah, Raja Manuel I memanggil dan memerintahkan Vasco da Gama yang merupakan seorang pelaut berkebangsaan Portugis untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudera. Sebelumnya, telah ada pelaut berkebangsaan Portugis yang terlebih dahulu melakukan ekspedisi menuju wilayah Timur, yaitu Bartolomeo Diaz pada tahun 1486 menuju wilayah Afrika, namun mengalami kendala dan akhirnya gagal. Ekspedisi yang dilakukannya hanya berhasil sampai di ujung selatan Afrika. Oleh karena itu, orang Portugis menyebutnya sebagai Tanjung Harapan Baik (Cape of Good Hope). Selanjutnya, ekspedisi dilanjutkan oleh Vasco da Gama pada tahun 1498, dan akhirnya telah berhasil mencapai Kalikut, India. Armada Portugis yang digunakan untuk ekspedisi adalah kapal dagang besar (Nao) yang dilengkapi dengan tentara, senjata ringan (senapan), serta senjata berat (meriam). Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa Portugis diarahkan menuju wilayah bagian Timur. Pelayaran tersebut memiliki beberapa tujuan, yakni mencari pengalaman, mencari kekayaan, serta menyebarkan agama Kristen. Setelah sekian lama melakukan ekspedisi, maka bangsa Portugis telah menemukan jalan baru Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 109 menuju wilayah yang menjadi pusat rempah-rempah. Pada ekspedisi selanjutnya, akhirnya Portugis berhasil mencapai Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil mencapai Malaka kemudian selanjutnya memasuki wilayah Nusantara. Di dalam buku “Suma Oriental” karya Tome Pires yang merupakan salah satu pegawai Portugis, bahwa tidak ada wilayah yang menjadi pusat perdagangan lebih besar dari Malaka. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak ada tempat lain yang memperdagangkan komoditas secara halus dan mahal. Malaka menjadi wilayah tempat komoditas utama dari seluruh dunia timur dan barat. Rempah-rempah menjadi komoditas utama yang diinginkan bangsa Portugis karena rempah-rempah menjadi barang yang bernilai mahal di Eropa. Bangsa Barat membutuhkan rempah-rempah sebagai bahan baku dalam membuat obat, parfum, serta yang paling utama adalah untuk mengawetkan makanan dan bumbu masakan. Pengawetan makanan termasuk kebutuhan utama di Eropa pada saat musim dingin tiba. Portugis berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah. Selain itu, Portugis juga aktif dalam menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal yaitu Franciscus Xaverius. Tidak hanya di wilayah timur, namun Portugis juga memusatkan kegiatannya di wilayah barat. Usaha Portugis untuk mengembangkan usaha perdagangan adalah dengan cara berupaya melakukan perluasan wilayah kekuasaan dengan berusaha menguasai Selat Sunda. Pada tahun 1522 Portugis dan Sang Hyang Prabu Surawisesa Raja Sunda mengadakan perjanjian kerjasama. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 110 Dalam perjanjian tersebut Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng di wilayah yang disebut “Kalapa”, namun dengan syarat bahwa Portugis memberikan perlindungan terhadap Kerajaan Sunda dari kerajaankerajaan Islam yang terdapat di pulau Jawa, namun benteng tersebut tidak pernah dibangun. Kemudian, pada tahun 1527, Portugis mengirim armada lain menuju Sunda Kelapa. Namun armada tersebut mengalami kendala karena awak kapal memberontak yang disebabkan karena jumlah gaji yang diterimanya terlalu kecil. Bangsa Portugis tidak pernah berkuasa, baik di Kerajaaan Sunda maupun Sunda Kelapa. Namun, Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan dengan Banten dan Sunda Kelapa sampai pertengahan abad ke-16. Tahun 1619 Belanda berhasil merebut Sunda Kelapa dan dijadikan sebagai pusat perdagangan VOC. Kemudian, nama Sunda Kelapa berganti nama menjadi “Batavia”. 2. Kedatangan Bangsa Spanyol. Salah satu faktor pendorong Christophorus Colombus Gambar 3.6. Bangsa Spanyol pelopor imperialisme kuno Sumber: Freedomsiana. dalam mencapai Hindia Timur melalui jalur barat Eropa adalah teori Heliosentris. Pada tahun 1492, dengan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 111 dukungan Ratu Isabella, Colombus memulai ekspedisinya melalui Samudra Atlantik. Ia berhasil mencapai kepulauan Bahama yang berada di Karibia, Amerika. Ia mengira bahwa dirinya telah sampai di Hindia, sehingga menamai penduduk setempat sebagai orang Indian. Akibatnya, benua Amerika oleh orang Eropa disebut sebagai Hindia Barat. Colombus melakukan ekspedisi menuju Hindia Timur melalui jalur barat. Selanjutnya, ekspedisi dilanjutkan oleh penerusnya yang bernama Ferdinand Magellan. Pada tanggal 20 September 1519 San Antonio, Concepción, Victoria, serta Santiago besar hingga yang terkecil mengikuti kapal induk Magellan, Trinidad, kapal terbesar kedua, seraya berlayar menuju Amerika Selatan. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju selatan (Argentina) jalur yang sulit ditemukan untuk menuju ke samudera lain. Sementara itu, udara semakin dingin dan gunung es mulai tampak. Akhirnya, pada tanggal 31 Maret 1520, Magellan memutuskan untuk melewatkan musim salju di pelabuhan San Julián. Daerah lintang kutub cenderung mengalami badai yang besar. Sebelum musim dingin berakhir, armada tersebut mengalami korban pertamnya yaitu Santiago kecil. Namun, para awaknya dapat diselamatkan dari kapal karam tersebut. Ketiga kapal yang masih bertahan, dihimpit teluk yang sempit di antara tebing yang berselimut salju. Dengan berbagai usaha, mereka gigih dalam berlayar melewati selat yang cenderung ekstrim medannya. Satu tahun kemudian, Magellan telah sampai di Filipina. Sesampainya di Filipina, Magellan mengajak para penduduk lokal dan pimpinan mereka untuk memeluk agama Katolik. Namun, tak lama setelah itu Magellan terlibat dalam pertikaian antarsuku. Karena tidak mampu membendung kekuatan musuh, maka ia dan sejumlah Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 112 bawahannya tewas. Lalu, ekspedisi dilanjutkan oleh pengganti Magellan, yaitu Sebastian d’Elacano dan berhasil mencapai kepulauan Maluku pada tahun 1521. Sebelum berhasil menguasai Filipina pada tahun 1543, Spanyol telah menjadikan pulau Manado Tua sebagai tempat persinggahan untuk memperoleh air tawar. Dari pulau tersebut kapal-kapal Spanyol memasuki wilayah Sulawesi Utara melalui sungai Tondano. Hubungan Spanyol dengan penduduk lokal terjalin dengan baik melalui kegiatan perdagangan yang bermula di Uwuran, di tepi sungai Rano I Apo. Komoditas yang diperdagangkan berupa beras, damar, madu, serta berbagai hasil hutan lainnya tak lupa dengan ikan dan garam. Namun ternyata ketika sesampainya di Maluku bangsa Portugis telah sampai terlebih dahulu. Portugis dan Spanyol merupakan bangsa Eropa yang aktif dalam merintis pelayaran demi menemukan "dunia baru". Bahkan, keduanya sempat berselisih mengenai jalur pelayaran yang akan mereka tempuh. Akhirnya, pada tanggal 7 Juni 1449 ditandatangani Perjanjian Tordesilas, yang isinya membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan dengan garis yang membentang dari kutub utara menuju kutub selatan. Bangsa Spanyol tidak sempat menguasai kerajaankerajaan di Nusantara. Namun, Spanyol hanya sempat bersaing dengan Portugis di Maluku. Portugis dan Spanyol terlibat dalam konflik antar kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku. Pada saat itu Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang sangat berpengaruh di Maluku, namun keduanya sedang dalam situasi persaingan yang mengarah pada permusuhan. Melihat hal tersebut, Spanyol memanfaatkan situasi dengan memberikan dukungan kepada Tidore. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 113 Sedangkan Portugis memberikan dukungan kepada Ternate. Dalam perseteruan tersebut, pihak yang mengalami kekalahan adalah Tidore dan Spanyol. Akhirnya, Spanyol diwajibkan meninggalkan Maluku apapun alasannya. Kemudian, untuk menghindari berbagai persaingan antara Portugis dan Spanyol yang tentu berdampak tidak baik, maka dibentuk perjanjian Saragosa pada tanggal 22 April 1529, yang berisi :   Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan perdagangannya di Filipina. Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku. Salah satu hal terpenting dari ekspedisi yang dilakukan bangsa Portugis dan Spanyol merupakan bukti bahwa bumi berbentuk bulat. 3. Masuknya Bangsa Belanda ke Nusantara. Gambar 3.7 Ekspedisi pertama Belanda, 1596. Sumber: Intisari Online. Para pedagang Belanda, sebelum datang ke Nusantara, mereka biasanya membeli rempah-rempah di ibu kota Portugis, yaitu Lisabon. Pada saat itu Belanda Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 114 masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Kemudian pada tahun 1585, Belanda tidak lagi membeli rempahrempah dari Lisabon karena Portugis mulai dikuasai oleh Spanyol. Kondisi tersebut menyebabkan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol yang menyebabkan bangsa Belanda memiliki rencana dan tekad untuk mengadakan penjelajahan samudera. Cornelis de Houtman, seorang pelaut Belanda selaku pemimpin dalam ekspedisi menuju Hindia Timur, pada tahun 1595 mulai mengarungi ujung selatan Afrika. Selanjutnya, mereka terus berjalan menuju ke arah timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596 armada Cornelis de Houtman telah tiba di Pelabuhan Banten melalui Selat Malaka. Peristiwa tersebut menjadi awal kedatangan bangsa Belanda di Nusantara. Namun kedatangan Belanda di Nusantara akhirnya diusir oleh penduduk pesisir Banten karena sikap mereka yang kasar, congkak, dan sewenang-wenang. Di samping itu, penduduk Banten pada saat itu tengah melawan Portugis. Situasi tersebut menjadi peluang bagi Belanda untuk menjalin hubungan dan kerja sama perdagangan. Sebagaimana bangsa-bangsa Eropa yang lain, pelayaran yang dilakukan disebabkan oleh kondisi politik dan perkembangan teknologi pada abad-15. Penjelajahan samudera yang dilakukan bangsa Belanda setidaknya karena adanya dua peristiwa politik yang mempengaruhi, yaitu kekalahan kerajaan-kerajaan Katolik Eropa dalam Perang Salib serta jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani. Meskipun sempat mengalami kendala, namun pada tahun 1597, rombongan Cornelis de Houtman berhasil kembali menuju Belanda dengan membawa banyak peti yang berisi rempahrempah. Pelayaran pertama Belanda untuk mencari Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 115 rempah-rempah di Nusantara berjalan dengan baik. Kemudian, pada tahun 1598 dibawah pimpinan Jacob van Neck, Belanda kembali datang ke Nusantara dan telah tiba di Maluku pada bulan Maret 1599. Berbagai keberhasilan yang dilakukan Belanda dalam pelayaran tersebut menjadikan berbagai perusahaan yang terdapat di Belanda memiliki misi untuk memberangkatkan kapalnya menuju Nusantara. Seiring banyaknya pedagang Belanda yang berada di Nusantara, maka muncullah persaingan di antara para pedagang Belanda tersebut. Kondisi tersebut, menurut prinsip ekonomi menyebabkan harga komoditas yang diperdagangkan naik. Hal ini karena banyaknya permintaan sedangkan penawaran cenderung tetap. Pada saat itu belum terdapat suatu ikatan yang mempersatukan serta memperkuat kedudukan pedagang Belanda yang berada di Nusantara. Rangkaian pelayaran yang dilakukan Belanda lantas diikuti memonopoli perdagangan rempahrempah di berbagai daerah Nusantara. Keberhasilan yang dilakukan orang-orang Belanda dalam memonopoli perdagangan tersebut dikarenakan mereka belajar dari kesalahan Portugis. Melihat kondisi tersebut, akhirnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan agar pedagang Belanda membuat kongsi dagang seperti halnya yang dilakukan Inggris dengan Perancis. Maka, pada tanggal 20 Maret, Belanda mendirikan kongsi dagang yang bernama Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Persekutuan Perusahaan Hindia Timur. Pada saat itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, serta Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. VOC pertama kali membuka kantor dagang tepatnya di Banten pada tahun 1602 dan di kepalai oleh Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 116 Francois Wittert. Tujuan didirikannya kongsi dagang VOC adalah sebagai berikut :  Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.  Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi adanya persaingan, baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsabangsa Asia.  Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik yang dilakukan melalui kegiatan impor maupun ekspor. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Nusantara pada awalnya merupakan bagian dari aktivitas perdagangan. Hubungan yang terjalin sangat baik antara pedagang dan pembeli. Namun, seiring berjalannya waktu keadaan tersebut mulai berubah. Hal ini karena tingginya persaingan dagang antar negara yang menyebabkan mereka memiliki misi untuk berusaha menguasai sumber daya, tak terkecuali rempah-rempah. 4. Kedatangan Bangsa Inggris di Nusantara. Gambar 3.8 Sir Thomas Stamford Raffles. Sumber: Kompas.com Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 117 Inggris merupakan salah satu negara yang sangat maju di Eropa. Inggris memiliki pola perdagangan yang berbeda dengan pola perdagangan di negara Eropa yang lainnya. Perdagangann Inggris didukung oleh perusahaanperusahaan swasta. Inggris memiliki sebuah kongsi dagang yang bernama EIC (East Indian Company), yang merupakan gabungan dari para pengusaha Inggris. Sejak tahun 1600, EIC mendapatkan hak istimewa (privilese) oleh pemerintah Inggris yang bertujuan untuk menangani perdagangan di kawasan Asia. Dengan hak istimewa tersebut maka EIC memiliki wewenang penuh atas monopoli perdagangan di kawasan Asia. Selain itu juga diperbolehkan menentukan kebijakan perdagangan sendiri. Namun, meskipun Inggris pernah datang di kepulauan Nusantara, namun tidak menyebabkan pengaruh yang begitu besar. Hal tersebut karena EIC terdesak oleh Belanda, sehingga kondisi itu menyebabkan Inggris menyingkir ke Asia Selatan tepatnya wilayah India. Pada saat Portugis berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah, yaitu Maluku maka aktivitas perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisabon berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam hal ini, Inggris dapat mengambil keuntungan dalam jumlah besar dalam perdagangan rempah- rempah karena mendapatkan rempah-rempah secara bebas dengan harga relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah tersebut nantinya akan diperdagangkan ke berbagai wilayah Eropa Barat hingga Eropa Utara. Namun hal tersebut menjadi cobaan bagi Inggris, karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun. Dengan adanya peristiwa tersebut maka Inggris mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah- rempah dari pasar Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 118 Lisabon. Oleh karena itu, Inggris mencari berbagai cara agar tetap mendapatkan rempah-rempah, termasuk datang menuju kepulauan Nusantara. Para pedagang Inggris mencari jalan menuju daerah utama penghasil rempah-rempah yang terletak di dunia timur. Untuk pertama kalinya, ekspedisi bangsa Inggris dibawah pimpinan Francis Drake dan Thomas Cavendish berhasil mendarat di Ternate pada tahun 1579, dengan mengikuti rute ekspedisi bangsa Spanyol. Tidak hanya itu, armada Inggris yang datang ke Ternate lantas memborong rempah-rempah untuk dibawa kembali ke Inggris. Ekspedisi kedua yang dilakukan bangsa Inggris menuju dunia Timur telah sampai di India pada tahun 1498 dengan mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Pada abad ke 18 telah terdapat banyak pedagang Inggris yang berdagang sampai ke kepulauan Nusantara, bahkan sejak Belanda masih berkuasa dengan sekutunya Perancis. Bahkan Inggris tidak segan-segan mengancam monopoli perdagangan yang dilakukan Belanda dengan perusahaan dagangnya, yaitu VOC. Sejak akhir abad ke16, EIC telah mengadakan hubungan dagang di beberapa wilayah Nusantara, seperti halnya di Kesultanan Aceh, Inggris berhasil mendirikan kantor dagang atas izin Sultan Iskandar Thani. Pada tahun 1602, pemerintah Inggris mengirim utusannya menuju Banten untuk mengadakan hubungan perdagangan antara pedagang Inggris dengan Banten. Hasil pertemuan tersebut adalah Inggris mendapatkan izin dari Sultan Banten untuk mendirikan kantor dagang di Banten. Selain di Banten, Inggris juga mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Hingga pada abad ke-16, Inggris telah berhasil mendirikan banyak kantor dagang di wilayah Nusantara seperti Gowa, Makassar, dan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 119 Aceh. Sebagai tindak lanjut dalam aktivitas perdagangan di Nusantara, maka Inggris mengirimkan wakilnya yang berasal dari EIC di Kalkuta, Gubernur Jenderal Lord, yang ditugaskan untuk merebut semua wilayah di Nusantara yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda. Kemudian, pada tahun 1811 dibawah kepemimpinan Thomas Stamford Rafles Inggris telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Nusantara. Kemenangan bangsa Inggris atas persaingan memperebutkan kekuasaan Belanda di Nusantara ditandai dengan adanya perjanjian Kapitulasi Tuntang dengan Belanda pada tanggal 18 September 1811. Isi dari perjanjian tersebut adalah: 1) Seluruh Jawa dengan daerah jajahan Belanda diserahkan kepada Inggris. 2) Seluruh serdadu Belanda menjadi tawanan perang Inggris. 3) Seluruh utang selama pemerintahan Daendels tidak menjadi tanggung jawab pihak Inggris. 4) Seluruh pegawai yang menyetujui untuk bekerjasama dengan Inggris, maka akan ditempatkan pada kedudukan semula. 5) Tentara yang berada dibawah binaan para raja pulang ke rumah. Rangkuman Akhir abad ke-15 merupakan masa petualangan bagi orang-orang Eropa. Di antara orang- orang Eropa yang melakukan petualangan tersebut, salah satunya adalah bangsa Portugis. Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa Portugis diarahkan menuju wilayah bagian Timur. Pelayaran tersebut memiliki beberapa tujuan, yakni Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 120 mencari pengalaman, mencari kekayaan, serta menyebarkan Kristen. Kemudian selanjutnya ada bangsa Spanyol. Salah satu faktor pendorong Christophorus Colombus dalam mencapai Hindia Timur melalui jalur barat Eropa adalah karena teori Heliosentris. Pada tahun 1492, dengan dukungan Ratu Isabella, Colombus memulai ekspedisinya melalui Samudra Atlantik. Kemudian, selang beberapa waktu, bangsa Spanyol telah sampai di kepulauan Maluku. Portugis dan Spanyol merupakan bangsa Eropa yang aktif dalam merintis pelayaran demi menemukan "dunia baru". Kemudian disusul oleh Belanda dan Inggris yang membawa babak baru dalam aktivitas kolonialisme-imperialisme modern lewat kongsi dagang. Cornelis de Houtman merupakan sosok penjelajah yang berasal dari Belanda. Ia berhasil menemukan jalur pelayaran dari Eropa menuju ke Nusantara, yang mengawali keberhasilan perdagangan rempah untuk Belanda. Ia tiba di Banten pada tahun 1596. Ia dan rombonganya sempat mendapatkan pengusiran dari penduduk lokal karena sikapnya yang congkak. Namun ia kemudian berhasil mengadakan hubungan dagang dengan penduduk lokal dan kemudian berkembang sebagai usaha monopoli perdagangan Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Bagaimana sejarah singkat tentang adanya Tanjung Harapan? 2. Apa isi dari perjanjian Sunda Kelapa 1522? Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 121 3. Apa isi dari perjanjian Tordesilas? 4. Apa yang menjadi pendorong bangsa Belanda untuk melakukan pelayaran ke Nusantara? 5. Jelaskan secara singkat tentang sejarah berdirinya EIC! Tugas Kelompok Setelah memahami materi tentang kedatangan bangsa Barat ke Nusantara, selanjutnya buatlah kelompok yang terdiri dari maksimal 5 anggota. Setiap kelompok mendapatkan sub-bab materi yang berbeda. Kemudian, diskusikan dengan kelompok tentang sub-bab materi yang didapatkan dan presentasikan hasilnya di kelas! Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 122 BAB IV Lahir dan Berkembangnya VOC Pada tahun 1598, Staten Generaal atau parlemen Belanda mengusulkan agar semua perusahaan dagang Belanda yang saling bersaing untuk digabung menjadi sebuah kongsi dagang. Pada Maret 1602, maka dibentuk suatu perserikatan dagang Hindia Timur yang bernama Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Enam wilayah di Belanda memiliki perwakilan atau majelis dalam VOC. Setiap perwakilan tersebut memiliki sejumlah direktur yang berjumlah 17 dan disebut De Heeren XVII atau Tuantuan tujuh belas. Sebagai ibu kota negara Belanda, Amsterdam memiliki peranan yang sangat besar dalam perdagangan. Tujuan didirikannya VOC yaitu untuk memonopoli perdagangan pada saat terjadi persaingan dan perebutan hegemoni perdagangan terutama komoditas rempahrempah yang berasal dari Timur termasuk Indonesia yang di antara penjajah Barat seperti Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis, serta Belanda. Pada saat pertama kali beroperasi, De Heeren XVII bertugas dalam menangani semua urusan terkait VOC dari Amsterdam. Namun hal tersebut sulit dilakukan karena jarak yang jauh. Pada awal kedatangannya VOC sibuk memerangi Portugis serta perlawanan dari penduduk lokal. Pada tahun 1610, dibentuk jabatan gubernur jenderal agar dapat menangani urusan perdagangan dan ekspansi yang lebih lagi. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 123 PETA KONSEP Lahir dan Berkembangnya VOC Latar Belakang berdirinya VOC Politik Kolonialisme dan Imperialisme VOC sebagai Kongsi Dagang Hindia Timur Perlawanan Rakyat Terhadap VOC Kebijakan VOC di Nusantara Eksploitasi VOC Terhadap Kekayaan Alam VOC Menuju Kebangkrutan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 124 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. memahami latar belakang berdirinya VOC 2. menganalisis posisi dan peran VOC sebagai kongsi dagang multinasional 3. menguraikan kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi yang dilakukan VOC Memahami Materi A. Latar Belakang Berdirinya VOC Gambar 4.1. Peta Pertahanan Arsip VOC Sumber: penikmatpena.blogspot.com Persaingan yang terjadi antara pedagang-pedagang yang berasal dari bangsa barat muncul karena semakin banyaknya pedagang Barat yang datang ke Nusantara. Hal tersebut menjadikan bangsa-bangsa Barat kemudian mendirikan suatu persekutuan perdagangan. Tujuan pendirian persekutuan dagang tersebut adalah untuk menghindari adanya persaingan yang tidak sehat antar Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 125 sesama pedagang bangsa Barat, khususnya yang berasal dari satu negara. Para pedagang Belanda kemudian mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Selain itu, alasan lain pendirian persekutuan dagang tersebut adalah karena besarnya keuntungan yang didapatkan dari perdagangan rempah-rempah yang didukung oleh pengusiran bangsa Portugis, sehingga menjadikan para penguasa di Belanda bersaing untuk berlayar menuju Maluku. Harga rempah-rempah di pasaran Eropa juga semakin tidak terkendali, sehingga melihat kenyataan ini maka parlemen Belanda mengusulkan agar semua perusahaan perdagangan membentuk sebuah kongsi dagang. VOC didirikan secara resmi pada tahun 1602. Tidak lama setelah didirikan, kongsi dagang ini berhasil menyingkirkan orang-orang Portugis, yang sebelumnya selama satu abad telah berhasil membangun imperium perdagangan di kawasan Asia serta hampir menyisihkan saingan di perdagangan kawasan Asia-Eropa. Saingan utama VOC adalah EIC (East India Company) yaitu sebuah kongsi dagang milik Inggris yang didirikan di London pada tahun 1600. Pada tahun 1602 Belanda resmi secara perlahanlahan menguasai wilayah yang kini dikenal sebagai Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Pada abad ke-17 dan 18 Hindia Belanda tidak dikuasai langsung oleh pemerintah Belanda melainkan dikuasai oleh perusahaan dagang. Perusahaan tersebut Bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oost Indische Compagnie atau VOC), VOC secara resmi didirikan di Amsterdam. Tujuan dibentuknya VOC antara lain untuk: (1) menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok atau kongsi dagang Belanda yang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 126 telah terbentuk, (2) memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang yang datang dari negara lain. Sejak awal didirikannya VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah yang dikuasai oleh Parlemen Pemerintah Belanda pada tahun 1602. VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang, sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas” (de Heeren XVII). Mereka terdiri dari delapan perwakilan kota Pelabuhan dagang di Belanda. Markas Besar dewan berkedudukan di Amsterdam. Dalam menjalankan aktivitas dan tugas VOC mempunyai hak-hak istimewa yang disebut hak Oktrooi yang diberikan oleh Parlemen Belanda. Kewenangan dan hak tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Hak monopoli dagang di wilayah-wilayah antara Amerika Selatan dan Afrika. 2. Hak memiliki Angkatan perang dan membangun benteng pertahanan. 3. Hak berperang dan menjajah. 4. Hak mengangkat pegawai. 5. Hak melakukan pengadilan dan hak mencetak dan mengedarkan uang sendiri. Sebagai sebuah kongsi dagang, dengan kewenangan dan hak-hak diatas, menunjukan bahwa VOC memiliki hakhak istimewa dan kewenangan yang sangat luas. Disamping, hak-hak istimewa, VOC memiliki kewajiban khusus terhadap pemerintah Belanda. VOC wajib melaporkan hasil yang diperoleh dari hasil dagangnya kepada Staten General atau Parlemen Belanda dan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 127 membantu pemerintah Belanda dalam kondisi perang. VOC sebagai kongsi dagang bagaikan negara dalam negara. Dengan memiliki hak untuk membentuk Angkatan perang sendiri dan diperbolehkan melakukan peperangan, maka VOC cendurung bersifat ekspansif. VOC terus berkembang dan berusaha memperluas daerah-daerah di wilayah Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan monopoli perdagangannya. Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopoli terhadap perdagangan rempah-rempah asli Nusantara. Hal tersebut dilakukan VOC melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di wilayah kepulauan-kepulauan Nusantara sebagai wilayah penghasil rempah-rempah penduduk sekitar. Gambar 4.2. Perjalanan Pala dari Kepulauan Banda Sumber: AnakDolan.com Sebagai contoh, Ketika penduduk kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 128 tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala secara paksa. Kemudian juga VOC memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai musuhnya. Mengawali ekspansi yang dilakukan tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC. Benteng itu kemudian oleh VOC diberi nama Benteng Victoria. Pada awal perkembangan dan pertumbuhannya hingga pada tahun 1610, “Dewan Tujuh Belas” secara langsung harus menjalankan tugas-tugas dan menyelesaikan berbagai urusan yang sedang dihadapi VOC, termasuk urusan ekspansi untuk perluasan wilayah monopoli dagang VOC. Nah, dapat dibayangkan bukan “Dewan Tujuh Belas” yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda dapat mengurus urusan yang sedang terjadi di wilayah kepulauan Nusantara. Tentu saja, demikian permasalahan urusan yang di hadapi sehari-hari tidak dapat di tangani secara cepat dan efektif. Sementara itu persaingan dan permusuhan dengan bangsa-bangsa lain juga semakin keras. B. Kebijakan-Kebijakan VOC di Nusantara VOC bukan saja memiliki hak dan kewenangan namun, VOC di Nusantara juga memiliki kebijakankebijakan yang diberikan oleh pemerintah Belanda yang berkedudukan di Nusantara. VOC merupakan perusahaan pertama yang menggunakan sistem pembagian saham dan sebagai perusahaan multinasional pertama. Berikut kebijakan-kebijakan VOC secara umum sebagai berikut. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 129 a. Menguasai Pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melancarkan usaha monopoli perdagangan sebagai akibat penjajahan. b. Melakukan politik devide et impera (politik adu domba) untuk memecah belah dan menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. c. Mengangkat seorang Gubernur Jenderal untuk memperkuat kedudukannya di daerah jajahan adalah salah satu bagian dari kebijakan VOC Belanda. d. Mempraktekan hak oktroi yang diberikan oleh pemerintah Belanda sepenuhnya sangat merugikan bangsa Indonesia. Sebab hak tersebut seolah memberi VOC kekuasaan yang tidak terbatas sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah pusat Belanda. Hak tersebut meliputi hak monopoli, hak untuk mencetak uang, mendirikan benteng, melakukan perjanjian, dan membentuk pasukan tentara. e. Kebijakan VOC Belanda secara umum untuk membangun markas di Batavia, dipindahkan dari pangkalan sebelumnya di Banten dan Ambon. Markas baru yang berkedudukan di jayakarta diharapkan bisa memenuhi semua kebutuhan dan kepentingan VOC di Hindia Belanda. J.P. Coen memutuskan untuk memindahkan markas VOC karena di Banten terjadi pertikaian dengan etnis Cina. Sedangkan Maluku tidak memadai untuk dijadikan sebagai kantor pusat karena terlalu kecil. Jayakarta terpilih karena memiliki Gudang dan loji VOC sejak tahun 1610, dan setelah berhasil menguasainya, nama kota tersebut diubah menjadi Batavia. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 130 f. Melakukan pelayaran Hongi (Hongi Tochten) yang menjadi suatu peristiwa perampasan, perampokan, pemerkosaan, perbudakan, dan pembunuhan bagi rakyat Maluku. Pelayaran ini adalah hasil kebijakan Pieter Both, Gubernur jenderal VOc pertama. Ketika Belanda berhasil menguasai Ambon pada 1605, pelayaran Hongi dilakukan untuk memantau jalannya monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. g. Kebijakan VOC Belanda mencakup hak ekstirpasi, yaitu hak untuk memusnahkan tanaman rempahrempah yang melebihi ketentuan yang ada. Bagi rakyat, hak ini menjadi ancaman yang mematikan harapan akan kelebihan sumber penghasilan. h. Kebijakan VOC Belanda berikutnya adalah kewajiban untuk menyerahkan hasil bumi seperti lada, kayu manis, beras, ternak, nila, gula dan kapas. i. Kebijakan VOC Belanda juga menerapkan Prianger stelsel sejak 1723, aturan yang mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada VOC. j. Mendapatkan monopoli perdagangan pala di Hindia dengan cara brutal seperti pada peristiwa pembantaian Banda 1621. Pala adalah komoditas yang hanya ada di Banda, dan untuk mendapatkannya J.P. Coen menggunakan cara yang keras dan brutal yaitu mengusir dan melenyapkan penduduk asli Pulau Banda. 1. Kebijakan VOC Di bawah Daendels a. Daendels membuat kebijakan VOC Belanda dalam bidang birokrasi pemerintah dengan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 131 b. c. d. e. membubarkan dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dan menggantikan dengan dewan penasihat. Daendels juga membagi Pulau Jawa menjadi 9 prefektur dan 31 kabupaten. Kepala prefektur adalah residen yang membawahi beberapa orang bupati. Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah Belanda dan diberi penghasilan. Daendels juga membentuk sekretaris negara (Algemene Secretarie). Kebijakan VOC Belanda di masa Daendels dalam bidang hukum dengan membentuk tiga jenis peradilan. Satu untuk orang Eropa, pribumi dan untuk orang timur asing. Kebijakan VOC Belanda berikutnya di bidang militer yaitu Ketika Daendels membangun jalan raya Anyer – Panarukan sebagai sarana lalu lintas bagi pertanian dan perekonomian. Jumlah pasukan Angkatan perang juga ditambahkan menjadi 20 ribu orang dari 3 ribu orang, membangun abrik senjata di Gresik dan Semarang, pangkalan Angkatan laut diujung kulon dan Surabaya dan juga benteng – benteng pertahanan. Korupsi diberatas tanpa pandang bulu termasuk pada orang Eropa dengan pembentukan Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rakenkaer). Kebijakan VOC Belanda juga menerbitkan uang kertas dan memperbaiki gaji pegawai. Menetapkan pajak in natura dan sistem penyerahan wajib untuk hasil bumi kepada Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 132 pemerintah Kerajaan Belanda dengan harga yang sudah ditentukan. 2. Kebijakan VOC Zaman Van den Bosch a. Pasca terjadinya defisit keuangan pemerintahan Belanda, para pejabat di bawah pimpinan Van den Cappellen mulai melakukan sejumlah kebijakan di bidang internal dan eksternal yang dikenal dengan kebijakan pintu terbuka. Langkah yang dilakukan Van den cappellen yang pertama dengan mengangkat Johannes Van den Bosch sebagai Gubernur Jenderal baru setelah T. S. Raffles (1811-1816). b. Van den Bosch memulai kebijakan VOC Belanda baru berupa pelaksanaan tanam paksa karena kondisi keuangan Belanda yang memburuk. Sistem ini pada dasarnya menargetkan perkembangan hasil pertanian dari daerah jajahan atau daerah yang terkena dampa tanam paksa agar dapat meningkatkan kondisi keuangan Belanda. Dampak tanam paksa merupakan era yang paling mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan kebijakan tanam paksa dihentikan setelah muncul kritik baik dari dalam maupun luar negeri. Demikian kebijakan pada zaman Daendels, yang membebaskan perkembangkan perbudakan seperti kerja rodi dan proyek jalan raya Anyer Panarukan. Akibat dari penjajahan pada masa Daendels dan Van den Bosch membuat kondisi rakyat Indonesia lebih baik, melainkan menjadi sengsara. Dampak eksploitasi kekayaan alam Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 133 Indonesia membuat rakyat mengalami kelaparan hingga parahnya kematian. penderitaan, C. Eksploitasi VOC Terhadap Rakyat Pribumi Pada tahun 1610 secara kelembagaan VOC menciptakan suatu Lembaga yakni, jabatan Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal merupakan kekuasaan tertinggi dalam mengendalikan negeri jajahan VOC. Disamping hal tersebut dibentuk “Dewan Hindia” yang memiliki tugas untuk memberi nasihat dan mengawasi gubernur jenderal. Gubernur Jenderal pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Gambar 4.3. Gubernur Jenderal VOC Pieter Both Sumber: youtube.com Sebagai gubernur jenderal pertama VOC, Jean Pieter Both memiliki tugas untuk membenahi dan mulai menata kongsi dagang yang sebaik-baiknya agar VOC mendapatkan monopoli perdagangan sesuai yang menjadi visi dan tujuan berdirinya. Pada tahun 1610 Pieter Both untuk pertama kali nya berhasil mendirikan pos perdagangan di Banten, Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Disisi lain penguasa Jayakarta kala itu, Pangeran Wijayakrama sangat terbuka Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 134 dalam masalah perdagangan. Pangeran Wijayakrama juga membebaskan pedagang dari luar Nusantara untuk bebas berdagang di wilayah kekuasaan nya. Sebagai contoh pedagang Portugis, Inggris, Gujarat/India, Persia, Arab termasuk juga Belanda. Dengan demikian Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil menjadi pelabuhan kota dagang yang sangat strategis dan ramai didatangi oleh pedagang dari seluruh penjuru wilayah. Tidak berhenti disitu VOC terus melakukan perkembangan seperti yang terjadi pada tahun 1611 Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta dengan tujuan pembelian sebidang tanah yang memiliki luas 50x50 vadem (satu vadem sama dengan 182 cm) yang berlokasi di sebelah timur Kali Ciliwung. Dari situlah dimulai cikal bakal hunian dan daerah kekuasaan yang diduduki VOC di tanah Jawa. Lebih jauh VOC semakin merajalela pada tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst (1614-1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan gubernur jenderal yang baru yakni Laurens Reael (16151619). Orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC memang cerdik. Pada awalnya bersikap baik terhadap rakyat pribumi hingga rakyat pribumi terlena hingga terjalin hubungan dagang yang baik dengan kerajaankerajaan yang ada di Nusantara berjalan lancar dan baikbaik saja. Tidak lama dari sikap baiknya Belanda mulai bersikap congkak dan sombong. Setelah nikmatnya tinggal di Nusantara dan memperoleh keuntungan dalam berdagang, Pihak pemerintah Belanda semakin bernafsu untuk menguasai hingga melakukan paksaan dan kekerasan. Hal tersebut menimbulkan kebencian rakyat dan para penguasa lokal setempat. Oleh karena itu, Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 135 Tindakan tegas pun pada tahun 1619 dilakukan oleh Sultan Banten yang berhasil mengusir VOC dari Jayakarta dengan dibantu oleh tentara Inggris di bawah pimpinan Laksmana Thomas Dale. Tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen). J.P. Coen dikenal sebagai gubernur jenderal yang berani dan kejam serta ambisius. Pada tahun 1619 Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen juga mengirimkan tujuh bekas buah kapal untuk menyerang dan memukul mundur pasukan Banten, dalam waktu yang singkat pula pasukan kerajaan Banten berhasil dikalahkan. Kemudian jan Pieterzoon Coen membangun Kembali kota Jayakarta dan memberi nama Batavia dari situlah cikal bakal nama Batavia terbentuk. Batavia yang semula Kerajaan Banten diubah menjadi pusat perdagangan dan kekuasaan resmi markas besar VOC di Indonesia. Strategi yang digunakan VOC untuk melancarkan aksinya adalah politik adu domba atau yang lebih dikenal dengan devide et impera. Gambar 4.4. Gubernur Jendral VOC J.P. Coen Sumber: djawanews.com Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 136 Adapun usaha-usaha yang dilakukan VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam di Nusantara antara lain sebagai berikut: 1. Merebut pasaran produksi dengan memonopoli hasil rempah-rempah daerah tersebut. 2. Tidak ikut aktif secara dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Namun, VOC lebih mengutamakan perolehan hasil pertanian dengan mudah tanpa bersusah payah pada prosesnya, sekalipun harus dengan paksaan. 3. VOC menduduki tempat-tempat strategis. 4. VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan dalam memperoleh usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli dalam setiap pengeolalan hasil bumi. 5. Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional / kerajaan masih tetap dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi / dapat diperalat, kalau tidak mau baru diperangi. Setelah berhasil mengeksploitasi rakyat pribumi dengan memonopoli pasar dagang Nusantara. Pada tahun 1623 J.P. Coen Kembali ke negeri Belanda. Ia menyerahkan kekuasaan nya kepada Pieter de Carpentier. Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P.Coen diminta Kembali sebagai Gubernur Jenderal untuk Jabatan yang kedua kalinya pada tahun 1627. Pada masa jabatan yang kedua kalinya, J.P. Coen Kembali menunjukan kemampuannya dengan menggagalkan serangan Sultan Agung dari Mataram yang berusaha merebut Batavia. Cara-cara yang dilakukan VOC seperti monopoli, intervensi, dan politik adu domba yang dilakukan pada awal pemerintahan J.P. Coen kemudian menjadi kebiasaan VOC Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 137 dalam melanggengkan hegemoni kekuasaan di Nusantara lewat praktik kolonialisme-imperialisme. Rangkuman Dalam melaksanakan aktivitasnya, VOC memiliki kebijakan di berbagai bidang karena pada dasarnya VOC diberikan kebebasan untuk mengelola daerah jajahan dengan caranya sendiri. VOC memiliki peranan yang besar sebagai perusahaan dagang hingga kerap disebut sebagai negara didalam negara. Hak oktroi yang VOC miliki mendukung kelancaran usaha dagang dan mendatangkan pemasukan yang besar untuk kas Belanda. J.P. Coen merupakan Gubernur Jenderal VOC yang keempat dan keenam yang dikenal sebagai gubernur yang berani, kejam dan bersifat ambisius. J.P. Coen memerintah yang pertama kali nya pada tahun 1619-1623, dan berlangsung Kembali masa jabatan yang kedua pada tahun 1627-2629. Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Menurutmu benarkah persaingan dagang VOC didirikan untuk mencari keuntungan dari perdagangan rempahrempah? Uraikan dan jelaskan! Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 138 2. Jelaskan tentang kewenangan dan hak VOC di Nusantara sejak awal didirikannya! 3. Deskripsikan tujuan utama didirikannya VOC sebagai perusahaan dagang hindia Timur Belanda di Nusantara! 4. Coba Jelaskan Ekspansi pertama VOC di Nusantara pada tahun 1605 ! 5. Uraikan pengaruh kebijakan-kebijakan VOC secara umum di Nusantara ! Tugas Kelompok Bagilah kelas ke dalam 5 kelompok dan buatlah sebuah analisis tentang lahirnya VOC dan pengaruh penetapan kebijakan-kebijakan VOC pada masa pemerintahan VOC! Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 139 BAB V Kebangkrutan VOC Kedatangan bangsa belanda ke Indonesia untuk pertama kalinya adalah Gold,Glory,Gospel yaitu untuk mencari keuntungan, memperoleh kejayaan,dan menyebarkan agama.Semua telah mengetahuinya bahwa negara negara barat memperebutkan Indonesia karena kaya akan sumber daya alam termasuk rempah rempah, Hal inilah yang pada akhirnya belanda berpikir keras untuk mempertahankan atau memperkuat kekuasaan di Indonesia tanpa tersaingi negara barat lainnya. Kemudian pada tanggal 20 Maret 1602 seorang anggota parlemen yang bernama Johan Van Oldebenevelt mempunyai sebuah ide untuk mempersatukan seluruh perusahaan dagang belanda yang ada di Indonesia untuk mengusir kekuasaan Purtugis. Pada akhirnya terciptalah VOC (Verenigde Oost Compagnie) atau Perusahaan dagang Hindia Timur.Berjalannya waktu VOC menjadi besar dan kuat karena perusahaan ini adalah perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagian saham dan perusahaan dagang multinasional. Disamping lain VOC mempunyai hak istimewa seperti contoh VOC memiliki tentara dan boleh melakukan perjanjian negosiasi dengan negara lain tanpa campur tangan dari pemerintahan belanda. Namun setelah hampir 2 abad menguasi Indonesia, VOC akhirnya harus menggulung tikarnya karena ada berbagai faktor yang membuatnya hancur Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 140 PETA KONSEP Kebangkrutan VOC Latar Belakang berdirinya VOC Politik Kolonialisme dan Imperialisme VOC sebagai Kongsi Dagang Hindia Timur Perlawanan Rakyat Terhadap VOC Kebijakan VOC di Nusantara Eksploitasi VOC Terhadap Kekayaan Alam VOC Menuju Kebangkrutan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 141 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. menguraikan berbagai perlawanan rakyat terhadap VOC 2. menganalisis faktor-faktor yang mendorong runtuhnya VOC 3. mengetahui akhir perjalanan VOC sebagai kongsi dagang di Hindia-Belanda Memahami Materi A. Perlawanan Rakyat Terhadap VOC 1. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa dan Rakyat Banten Terhadap VOC Gambar 5.1. Sultan Ageng Tirtayasa Sumber: Kompasiana.com Pada tanggal 10 Maret 1651 M Sultan Ageng Tirtayasa di proklamirkan sebagai Pemimpin Kesultanan Banten. Usaha Pertama yang di lakukan Sultan Ageng Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 142 Tirtasaya adalah memperbaiki hubungan dengan lampung Bengkulu dan Cirebon, untuk hubungan pelayaran dan perdagangan. Di bidang politik ia mengadakan hubungan diplomatik serta mengembangkan pelayaran dan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain. Ia seorang ahli strategi perang yang tidak dapat diragukan kemampuannya. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mengantarkan Banten pada zaman keemasan atau puncak kejayaan.1 Pada tahun 1761 M Sultan Ageng Tirtayasa membangun sebuah kraton yang diberi nama Kraton Tirtayasa. Sultan Ageng pindah ke Tirtayasa, sedangkan kekuasaan Surosowan diserahkan kepada Sultan Haji. Ia berhasil menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa Eropa seperti Inggris, Perancis, Denmark dan Portugis yang menganut sistem perdagangan bebas bukan sistem monopoli seperti yang dijalankan oleh Belanda. Banten sendiri menerapkan sistem perdagangan bebas. 2 Sultan Ageng Tirtayasa mempunyai pandangan lain terhadap Belanda. Ia sangat memusuhi Belanda yang menghalang-halangi perkembangan perdagangan di Banten. Konflik antara Belanda dengan Banten mulai memuncak lagi. Bersamaaan dengan konflik tersebut, ia harus menghadapi penghianatan yang dilakukan oleh putra kandungnya sendiri yang bernama Sultan Haji pada tahun 1676 M. Penyebab dari penghianatan tersebut adalah Sultan Haji termakan hasutan Belanda yang mengatakan bahwa Sultan Haji tidak bisa menjadi pengganti ayahnya sebab masih ada Pangeran Arya Purbaya yang tidak lain adalah saudara Sultan Haji sendiri. Maka terjadilah persekongkolan Sultan Haji dengan Belanda. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 143 Konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji sebenarnya dimenangkan oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Akan tetapi karena Sultan Haji meminta bantuan kepada Belanda, maka konflik tersebut selanjutnya dimenangkan oleh pihak Sultan Haji. Sebagai konsekuensinya ia harus bersedia membayar dalam bentuk apa saja dan harus memenuhi segala permintaan Belanda. Tahun 1682 M kekuasaan mutlak Sultan Ageng Tirtayasa atas Banten jatuh ke tangan Sultan Haji. Perjanjian dengan Belanda ditandatanganinya, sehingga Banten betul-betul di bawah kekuasaan Belanda, sedangkan Sultan hanya simbol belaka.Sultan Haji naik tahta, dan kraton Tirtayasa dihancurkan oleh Belanda, tetapi Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menyelamatkan diri ke pedalaman. Sultan Ageng Tirtayasa tetap melancarkan seranganserangan terhadap Belanda dengan menggunakan taktik gerilya dan sabotase.Untuk memajukan perekonomian Banten dan untuk memberikan keleluasaan terhadap bangsa lain dalam perdagangan, Sultan Ageng Tirtayasa menerapkan sistem perdagangan bebas. Selain itu Sultan Ageng Tirtayasa bergabung dengan ulama dan rakyat dalam menghadapi Belanda dan Sultan Haji. Pada malam hari tanggal 14 Maret 1683 M iring-iringan pasukan Sultan Ageng Tirtayasa tiba di istana Surosowan, kemudian ia ditangkap dan dipenjarakan di Batavia. Tertangkapnya Sultan Ageng Tirtayasa tidak menghentikan perjuangannya dalam melawan Belanda. Kemudian perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa dilanjutkan oleh Pangeran Purbaya, Pangeran Kulon dan Syekh Yusuf.Berikut ini Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa dan Rakyat Banten Terhadap VOC. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 144 a. Gerilya dan Sabotase Untuk menghadapi serangan Serangan-serangan terhadap Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa membuat taktik dengan melaksanakan gerilya dan Sabotase Sehingga membuat repot Belanda. Kontak senjata antara kedua pihak baik dara maupun laut, sering terjadi tanpa dapat dihindari. Sikap waspada terhadap musuh selalu dijadikan pedoman bagi Sultan Ageng Tirtayasa. Sikap yang tidak mau tunduk terhadap Belanda merupakan usahanya dalam melancarkan gerilya-gerilyanya terutama di daerah AngkeTangerang yang sejak lama menjadi front terdepan. Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai ahli siasat, mengadakan balasan dengan penyerbuan-penyerbuan yang dilakukan secara kecil-kecilan dan perampasan kapal Belanda. Pada saat itu Belanda ingin memaksakan monopoli dagang di Banten tetapi tidak kesampaian, karena Banten selalu berjuang dengan gigih untuk memulihkan kedudukannya. Pada tahun 1655 M dua kapal Belanda dirusak, sehingga VOC terpaksa menutup kantor dagangnya di Banten. Hal ini mengakibatkan Banten dapat meningkatkan ekonominya dengan adanya lojiloji Perancis di Bandar Banten. Pada tahun 1656 M Sultan Ageng Tirtayasa tetap terus melakukan gerilya secara besar-besaran di daerah Angke, tentara Banten juga mengadakan sabotase atau perusakan pabrik tempat penggilingan tebu dan tanamannya. Di samping itu tentara Banten melakukan pembakaran kampung-kampung yang dipakai sebagai tempat pertahanan Belanda, juga menghadang serdaduserdadu yang tengah mengadakan patroli. Surat Gubernur Jendral Hindia Belanda untuk Sultan Ageng Tirtayasa yang dibawa oleh pengawal-pengawal Belanda, dicegat dan direbut lalu dirobek-robek oleh tentara Banten. Selain pertempuran di daerah Angke-Tangerang, sering juga Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 145 terjadi pertempuran di perairan, terutama di dekat pelabuhan-pelabuhan penting di kesultanan Banten. Pertempuran tersebut dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal kecil, tentara laut Banten berhasil memukul mundur kapal-kapal Belanda yang besar-besar, lengkap dengan persenjataannya. Pertempuran yang terjadi baik di darat maupun di laut, yang menggunakan taktik gerilya dan sabotase merupakan awal dari peperangan dahsyat di daerah Angke-Tangerang dan perairan sekitar Banten yang berlangsung selama satu tahun. Setelah mengalami perselisihan-perselisihan, maka Gambar 5.2. Perlawanan Banten terhadap VOC Sumber: abhiseva.id tahun 1657 M sekitar bulan November kedua belah pihak mengajukan perjanjian damai, tetapi pertempuranpertempuran kecil masih terus berjalan dan belum mencapai kesepakatan damai di antara kedua belah pihak. Pihak Belanda menginginkan agar orang Belanda yang ditawan oleh tentara Banten dikembalikan. Permintaan tersebut ditolak oleh Sultan Ageng Tirtayasa karena Belanda tetap memakasakan monopoli perdagangannya di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa menyatakan perang terbuka dengan Belanda. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 146 Sultan memerintahkan kepada pasukannya untuk mengadakan penjagaan baik di darat maupun di laut, antara Angke- Tangerang ditempatkan 5.000 orang prajurit Banten yang dipimpin Rangga Warsita, mereka bersiapsiap menunggu perintah dari Sultan Ageng Tirtayasa untuk mulai mengadakan pertempuran. Pada hari senin tahun 1657 M tentara Banten bersiap-siap maju ke medan perang, setelah Sultan Ageng Tirtayasa memberikan komando untuk menyerang Belanda, para gerilyawan bersiap maju ke medan perang dengan berjalan kaki. Pertempuran pun terjadi sangat hebat, tentara Banten menggunakan taktik manuk dadali (yaitu formasi menyebar) dan taktik papak ( yaitu formasi melingkar tapi bersatu), pertempuran tersebut dimenangkan oleh pihak Banten. Keberhasilan prajurit Banten dalam melawan Belanda tidak hanya terjadi di darat saja,di laut mereka berhasil menghancurkan kapal-kapal milik Belanda. b. Menerapkan Sistem Perdagangan Bebas Terbentuknya serikat dagang Belanda (VOC) tahun 1602 M yang dirintis oleh Jaques I Hermite dan kemudian diteruskan oleh Pieter Both hingga sampai J.P Coen, dalam upaya menciptakan kolonisasi dan membangun kantor pusat perdagangan. Kedatangan Belanda diterima dengan tangan terbuka oleh penduduk pribumi karena tujuan utama Belanda hanya ingin berdagang. Belanda tidak mengikuti jejak Portugis yang membawa misi kristenisasi, melainkan ingin menjadikan Jayakarta sebagai tempat Rendez Vous bagi kapal-kapal VOC, antara lain untuk tempat persinggahan sebelum melanjutkan perjalanan ke negeri Belanda dan tempat mengisi air bersih untuk persediaan saat di kapal. ada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten sudah mengalami kemajuan di Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 147 berbagai bidang termasuk bidang pelayaran dan perdagangan. Dengan pelabuhan yang indah, aman dan baik, maka Banten mencapai kejayaan dalam perdagangan internasional. Kapal-kapal dagang besar dan kecil, baik dari Indonesia sendiri maupun negeri lain di Asia, bahkan juga dari negeri-negeri Eropa, berdatangan ke Banten. Kapalkapal dagang yang datang ke Banten-seperti dari Lampung, Selebar dan Bengkulu yang merupakan penghasil lada, mengadakan kerjasama dalam perdagangan lada dengan Banten, karena pengexpor lada terbesar ke Eropa adalah Banten. Selain lada, Banten juga penghasil rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh orang Belanda, karena itu pula Sultan Ageng Tirtayasa memberi kebebasan dalam pelayaran dan perdagangan kepada bangsa lain. Ia ingin mengembalikan kedudukan kesultanan Banten seperti semula yang bebas dalam politik perekonomian dan kebudayaan di mata dunia. Sultan Ageng Tirtayasa menjadi musuh VOC yang tangguh. Pihak Belanda ingin mendapatkan hak monopoli atas persediaan lada Banten yang sangat kaya. Oleh karena itu Belanda cemas akan adanya sebuah negara yang kaya dan sangat kuat yang letaknya dekat dengan markas besar Belanda di Batavia. Ia mengambil inisiataif untuk meluaskan daerah Banten, dengan melancarkan politik perniagaan bebas dan mengusir Belanda dari Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa lebih memihak kepada sistem perdagangan yang dianut oleh negara asing seperti: Inggris, Denmark, Surat, Mekkah, Karamandel, Benggala, Siam, Tonkim dan Cina, karena mereka menganut sistem perdagangan bebas. Belanda menganut sistem monopoli, oleh sebab itu Sultan Ageng Tirtayasa menerapkan sistem perdagangan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 148 bebas. Sejak kedatangan Belanda tahun 1659 M hubungan antara Banten dan Belanda diwarnai gejala kurang baik. Hubungan mereka yang tidak baik diawali oleh kehendak orang Belanda yang diwakili oleh kongsi dagang mereka, yaitu VOC, yang selalu mendesak Banten agar memberikan hak monopoli atas perdagangan bagi Belanda di Banten. Keinginan Belanda ditolak mentah-mentah oleh orang Banten, karena bertentangan dengan kebijakan Banten yang menerapkan perdagangan bebas bukan sistem monopoli yang jelas-jelas merugikan Banten. c. Bergabung dengan Ulama dan Rakyat Setelah tertangkapnya Sultan Ageng Tirtayasa bukan berarti menyurutkan semangat juang penerus dan pengikut Sultan Ageng Tirtayasa. Semangat juang Sultan Ageng Tirtayasa diteruskan oleh Pangeran Purbaya (anak Sultan Ageng Tirtayasa, adik Sultan Haji), Pangeran Kulon (merupakan adik kandung Sultan Ageng Tirtayasa) dan Syekh Yusuf . Politik Sultan Ageng Tirtayasa yang cenderung anti Belanda dan lebih pro Inggris mendapat dukungan dari rakyat. Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Sultan dibantu oleh Syekh Yusuf, seorang ulama Makasar yang diminta oleh Sultan Ageng untuk membantu pemerintahannya. Perkenalan Sultan Ageng Tirtayasa dengan Syekh Yusuf dilatar belakangi agama dan juga untuk menguatkan pondasi kekuasaan Banten dari penjajahan Belanda sehingga pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa berjalan dengan lancar dan aman. Syekh Yusuf bersedia untuk tinggal dan membantu Banten setelah mendengar bagaimana hebatnya Banten melawan Belanda pada tahun 1659 M. Untuk mempererat hubungan kekeluargaan, maka Syekh Yusuf dinikahkan dengan putri Sultan Ageng Tirtayasa. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 149 Pangeran Purbaya, Pangeran Kulon dan Syekh Yusuf menyusuri hutan dan tepi sungai menuju Cirebon, dengan harapan dapat meminta bantuan, namun di tengah perjalan bertemu Belanda. Akhirnya ketiga orang tersebut beserta pengikutnya memutar arah sampai di Cikaniki, pasukan Syekh Yusuf menuju Cianten lewat jalan Cisarua dan Jampang, sedangkan Pangeran Purbaya dan Pangeran Kulon beserta pasukannya melanjutkan perjalanan ke Galunggung untuk bergabung dengan Tumenggung Tanubaya. Mereka sepakat untuk bertemu di Padaherang dengan menyusuri sungai Citanduy dan di sinilah Syeikh Yusuf beserta pasukannya mengadakan serbuan ke benteng-benteng pertahanan Belanda.121 Namun pada tanggal 25 september 1683 M, Belanda juga melakukan serangan besar-besaran ke Pandaherang yang berakibat gugurnya Pangeran Kulon, pembesar Banten dan Makasar. Istri Syeikh Yusuf ditawan Belanda, sementara Syekh Yusuf dengan pasukannya berhasil meloloskan diri ke daerah Banjar dan kemudian berpindah-pindah tempat sambil tetap menghadapi Belanda hingga akhirnya sampai di Mandala. Di tempat itulah dibuat perbentengan untuk pertahanan. Pihak Belanda mengalami kesulitan menangkap Syeikh Yusuf dalam serangan serangan yang mereka lancarkan, maka Belanda mengatur siasat dengan cara menangkap putri Syekh Yusuf yang bernama Asma. Dengan memperalat putrinya, Van Hoppel selaku pimpinan pasukan Belanda pergi ke Mandala untuk membujuk Syekh Yusuf agar bersedia berunding dengan Belanda. Setelah melihat nasib putrinya serta terpengaruh bujukan halus dari Van Happel, maka Syekh Yusuf menerima kedatangan Van Happel. Pada tanggal 14 Desember 1683 M, Syekh Yusuf dan pengikutnya ditangkap di Cirebon kemudian Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 150 dibawa ke Batavia dan dijebloskan ke penjara. Kemudian pada tanggal 12 September 1684 M Syekh Yusuf dibuang ke Ceylon karena Syekh Yusuf masih bisa mempengaruhi pengikut setianya, mengadakan kontak dengan orangorang Banten yang pulang menunaikan ibadah Haji sehingga akhirnya Syekh Yusuf dipindahkan ke Afrika selatan. Pemindahan Syekh Yusuf disertai 49 orang pengikutnya, di sanalah Syekh Yusuf meninggal dunia tanggal 23 Mei 1699 M. Pangeran Purbaya beserta 800 orang tentaranya bergerak ke daerah Bogor selatan di sekitar Cikalong, sedangkan di Jakarta terjadi perlawanan Untung Suropati (seorang anak bangsawan Bali yang diculik dan dijadikan budak oleh Belanda yaitu Edeleer Moor), karena mempunyai hubungan asmara dengan salah satu putri tuannya yang bernama Suzane, ia terpaksa melarikan diri demi menghindari hukuman. Dalam pelariannya ia bersembunyi di sekitar Jakarta, dan mengadakan perlawanan terhadap Belanda, Van Happel mencari siasat dengan mengajak berunding.Dengan cara halus ia membujuk Untung Suropati untuk bergabung dengan Belanda. Ia dijanjikan pangkat Letnan jika bersedia mendekati Pangeran Purbaya. Untung Suropati dan pasukannya sampai di Cikalong dan berhasil menemui Pangeran Purbaya. Pada saat yang bersamaan pasukan Belanda yang dipimpin Kuffeler tiba di Cikalong. Dengan kesombongannya Kuffeler meminta Pangeran Purbaya menyerahkan kerisnya kepada pihak Belanda sebagai tanda bahwa Pangeran Purbaya tunduk. Melihat penghinaan tersebut Untung Suropati menjadi marah, ia beserta pasukannya menyerang pasukan Belanda, Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 151 sehingga pihak Belanda kalah dan Kuffeler melarikan diri ke Tanjungpura dengan membawa Pangeran Sake yaitu saudara Pangeran Purbaya. Dengan tipu daya itu maka tanggal 6 Februari 1684 M, Pangeran Purbaya menyerahkan kerisnya di Jakarta. Setibanya di Jakarta Pangeran Purbaya diterima pembesar-pembesar Belanda dan Pangeran Purbaya ditangkap selanjutnya dipenjara di Batavia sampai wafat. Semua kekuatan dan segala upaya telah dilakukan oleh para pemimpin dan rakyat Banten untuk melawan Belanda, dengan taktik dan kekuatan fisiknya Belanda behasil mengatasi sehingga pada akhirnya kesultanan Banten berada di bawah pengaruh Belanda. 2. Perlawanan Sultan Hasanuddin dan Rakyat Makkasar terhadap VOC Gambar 5.3 Sultan Hasanudin Sumber: synaoo.com Sultan Hasanuddin adalah pahlawan nasional yang memimpin Kesultanan Islam Gowa-Tallo. Sultan Hasanuddin berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sultan Gowa yang terlahir dengan nama Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape ini mendapat julukan "Ayam Jantan dari Timur". Julukan ini untuk Sultan Hasanuddin karena keberaniannya dalam melawan penjajah belanda atau VOC. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 152 Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan yang sangat terkenal di Nusantara. Pusat pemerintahannya berada di Somba Opu yang sekaligus menjadi pelabuhan Kerajaan Gowa. Somba Opu senantiasa terbuka untuk siapa saja. Banyak para pedagang asing yang tinggal di kota itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark, Portugis, dan Belanda. Mereka diizinkan membangun loji di kota itu. Gowa anti terhadap tindakan monopoli perdagangan. Masyarakat Gowa ingin hidup merdeka dan bersahabat kepada siapa saja tanpa hak istimewa. Masyarakat Gowa senantiasa berpegang pada prinsip hidup sesuai dengan kata-kata “Tanahku terbuka bagi semua bangsa”, “Tuhan menciptakan tanah dan laut; tanah dibagikan-Nya untuk semua manusia dan laut adalah milik bersama.” Dengan prinsip keterbukaan dan kebersamaan itu maka Gowa cepat berkembang. Makassar dengan pelabuhan Somba Opu memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan internasional. Pelabuhan Somba Opu telah ber peran sebagai pusat perdagangan tempat persinggahan kapalkapal dagang dari timur ke barat atau sebaliknya. Sebagai contoh kapal-kapal pengangkut rempah-rempah dari Maluku yang berangkat ke Malaka sebelumnya singgah dulu di Bandar Somba Opu. Begitu pula sebaliknya. Dengan melihat secara geografis Kerajaan Gowa yang strategis, VOC berusaha keras untuk dapat mengendalikan Gowa. VOC ingin menguasai pelabuhan Somba Opu serta menerapkan monopoli perdagangan. Untuk itu VOC harus dapat menundukkan Kerajaan Gowa. Berbagai upaya untuk melemahkan posisi Gowa terus dilakukan. Sebagai contoh, pada tahun 1634, VOC Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 153 melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba Opu, tetapi gagal karena perahu-perahu Makasar yang berukuran kecil lebih lincah dan mudah bergerak di antara pulau-pulau, yang ada. Bahkan dengan menggunakan perahu-perahu tradisional seperti padewakang, palari, sope dan yang sudah begitu terkenal perahu pinisi, mereka sudah biasa mengarungi perairan Nusantara. VOC pun merasa kesulitan untuk memburu dan menangkap perahu-perahu tersebut. Oleh karena itu, saat kapal-kapal VOC sedang patroli dan menemui perahu-perahu orang-orang Bugis, Makassar dan yang lain segera diburu, ditangkap, dan dirusaknya. Sultan Hasanuddin ingin segera menghentikan tindakan VOC yang anarkis dan sewenang wenang itu. Sultan Hasanuddin menentang ambisi VOC yang ingin memaksakan monopoli di Gowa. Seluruh kekuatan dipersiapkan untuk menghadapi VOC. Benteng pertahanan mulai dipersiapkan di sepanjang pantai. Beberapa sekutu Gowa mulai dikoordinasikan. Semua dipersiapkan untuk melawan kesewenangwenangan VOC. Sementara itu, VOC juga mempersiapkan diri untuk menundukkan Gowa. Politik devide et impera mulai dilancarkan. Misalnya VOC menjalin hubungan dengan seorang Pangeran Bugis dari Bone yang bernama Aru Palaka. Setelah mendapat dukungan Aru Palaka, pimpinan VOC, Gubernur Jenderal Maetsuyker memutuskan untuk menyerang Gowa. Dikirimlah pasukan ekspedisi yang berkekuatan 21 kapal dengan mengangkut 600 orang tentara. Mereka terdiri atas tentara VOC, orang-orang Ambon, dan orang-orang Bugis Bone yang di pimpin oleh Aru Palaka. Pada tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang Gowa. Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis Janszoon Spelman, Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 154 diperkuat oleh pengikut Aru Palaka dan ditambah orangorang Ambon di bawah pimpinan Jonker van Manipa. Kekuatan VOC ini menyerang pasukan Gowa dari berbagai penjuru. Beberapa serangan VOC berhasil ditahan pasukan Hasanuddin. Tetapi dengan pasukan gabungan disertai peralatan senjata yang lebih lengkap, VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng pertahanan tentara Gowa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka. Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Gowa. Hasanuddin kemudian dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667. Gambar 5.4 Isi Perjanjian Bongaya Sumber: arahfajar.com Isi Perjanjian Bongaya    Gowa harus mengakui hak monopoli VOC. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Gowa. Gowa harus membayar biaya perang. Sultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi perjanjian itu, karena isi perjanjian itu bertentangan dengan hati nurani dan semboyan masyarakat Gowa atau Makassar. Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali melawan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 155 VOC. Namun perlawanan ini segera dapat dipadamkan oleh VOC. Bahkan benteng pertahanan rakyat Gowa jatuh dan dikuasai oleh VOC. Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi nama Benteng Rotterdam. Sultan Hasanuddin dengan terpaksa harus melaksanakan isi Perjanjian Bongaya. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya, VOC memang berhasil mengendalikan peran politik Kerajaan Gowa. Tetapi VOC tidak mampu mengendalikan dan memaksakan monopoli perdagangan di perairan Indonesia Timur. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya itu justru melahirkan diaspora perdagangan bagi orang-orang BugisMakassar. Mereka tidak menghiraukan monopoli yang dipaksakan VOC. Dengan prinsip bebas berdagang mereka menyelundup ke berbagai kota dan pelabuhan untuk berdagang termasuk perdagangan rempah-rempah di Maluku. Artinya VOC gagal dalam mengendalikan perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang BugisMakassar. Heather Sutherland menjelaskan kegagalan VOC mengendalikan perdagangan di perairan Indonesia Timur yang dilakukan oleh orang-orang Bugis-Makassar itu. 3. Perlawanan Pattimura terhadap VOC dan Rakyat Maluku Gambar 5.5 Perlawanan Rakyat Maluku terhadap VOC (Perlawanan Pattimura) Sumber: seputarpengetahuan.co.id Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 156 Pada tahun 1605 Belanda mulai memasuki wilayah Maluku dan berhasil merebut benteng Portugis di Ambon. Praktik monopoli dengan sistem pelayaran Hongi menimbulkan kesengsaran rakyat. Pada tahun 1635 muncul perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC di bawah pimpinan Kakiali, Kapten Hitu. Perlawanan segera meluas ke berbagai daerah. Oleh karena kedudukan VOC terancam, maka Gubernur Jederal Van Diemen dari Batavia dua kali datang ke Maluku (1637 dan 1638) untuk menegakkan kekuasaan Kompeni. Untuk mematahkan perlawanan rakyat Maluku, Kompeni menjanjikan akan memberikan hadiah besar kepada siapa saja yang dapat membunuh Kakiali. Akhirnya seorang pengkhianat berhasil membunuh Kakiali. Dengan gugurnya Kakiali, untuk sementara Belanda berhasil mematahkan perlawanan rakyat Maluku, sebab setelah itu muncul lagi perlawanan sengit dari orang-orang Hitu di bawah pimpinan Telukabesi. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Pada tahun 1650 muncul perlawanan di Ambon yang dipimpin oleh Saidi. Perlawanan meluas ke daerah lain, seperti Seram, Maluku, dan Saparua. Pihak Belanda agak terdesak, kemudian minta bantuan ke Batavia. Pada bulan Juli 1655 bala bantuan datang di bawah pimpinan Vlaming van Oasthoom dan terjadilah pertempuran sengit di Howamohel. Pasukan rakyat terdesak, Saidi tertangkap dan dihukum mati, maka patahlah perlawanan rakyat Maluku. Sampai akhir abad ke-17 tidak ada lagi perlawanan menentang VOC. Pada akhir abad ke-18, muncul lagi perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 157 Jamaluddin, namun segera dapat ditangkap dan diasingkan ke Sailan (Sri Langka). Menjelang akhir abad ke-18 (1797) muncullah perlawanan besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore. Sultan Nuku berhasil merebut kembali Tidore dari tangan VOC. Akan tetapi setelah Sultan Nuku meninggal (1805), VOC dapat menguasai kembali wilayah Tidore. Akibat penderitaan yang panjang rakyat menentang Belanda dibawah pimpinan Thomas Matulesi atau Pattimura. Pattimura didukung oleh teman-temannya seperti Anthonie Rhebok, Philip Latumahina, dan Christina Marta Tiahahu. Tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku mulai bergerak dengan membakar perahu-perahu milik Belanda di pelabuhan Porto. Selanjutnya rakyat menyerang penjara Duurstede. Residen Van den Berg tewas tertembak dan benteng berhasil dikuasai oleh rakyat Maluku. Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda dikerahkan secara besar-besaran, Belanda berhasil menangkap Pattimura dan kawan-kawan dan pada tanggal 16 Nopember 1817. Pattimura dijatuhi hukuman mati ditiang gantungan, dan berakhir lah perlawanan rakyat Maluku. Tindakan sewenang wenang belanda di Maluku adalah   Melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian hasil bumi (rempah- rempah) kepada VOC (contingenten). Adanya perintah penebangan/pemusnahan tanaman rempah-rempah jika harga rempahrempah di pasaran turun (hak ekstirpasi) dan penanaman kembali secara serentak apabila Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 158 harga rempah-rempah di pasaran naik/ meningkat.  Mengadakan pelayaran Hongi (patroli laut), yang diciptakan oleh Frederick de Houtman (Gubernur pertama Ambon) yakni sistem perondaan yang dilakukan oleh VOC dengan tujuan untuk mencegah timbulnya perdagangan gelap dan mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan di seluruh Maluku. 4. Perlawanan Sultan Agung di Mataram Gambar 5.6 Ilustrasi perlawanan Sultan Agung Sumber: abhiseva.id Sultan Agung merupakan raja terbesar di Mataram (1613-1645), Beliau juga merupakan raja yang terkenal pada era ke emasan Kerajaan Mataram. Beliau mempunyai cita cita mempersatukan seluruh jawa di bawah kerajaan mataram dan mengusir kompeni VOC di pulau jawa. Oleh karena itu, beliau sangat menentang keberadaan VOC di pulau jawa apalagi dengan tindakan VOC yang sewenang wenang dan memonopoli perdagangan membuat para pedagang pribumi merasa terancam. Pada tahun 1628 Sultan Agung mempersiapkan pasukan Mataram dengan segenap persenjataan dan perbekalannya untuk menyerang VOC di Batavia. Pada Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 159 waktu itu yang menjadi Gubernur Jenderal VOC adalah J.P. Coen. Pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan Mataram berusaha membangun pospos pertahanan, tetapi kompeni VOC terus berusaha menghalang-halangi. Akibatnya pertempuran antara kedua pihak tidak dapat dihindarkan. Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan seperti pasukan di bawah Tumenggung Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran yang sangat sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat. Akan tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya jauh lebih unggul, sehingga dapat memukul mundur semua lini kekuatan pasukan Mataram. Tumenggung Baureksa gugur dalam pertempuran itu. Dengan demikian, serangan tentara Sultan Agung pada tahun 1628 itu belum berhasil. Sultan Agung tidak lantas berhenti dengan kekalahan yang baru saja dialami pasukannya. Ia segera mempersiapkan serangan yang kedua. Belajar dari kekalahan terdahulu Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata, Ia juga membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan seperti di Tegal dan Cirebon. Tahun 1629 pasukan Mataram diberangkatkan menuju Batavia. Sebagai pimpinan pasukan Mataram dipercayakankepada Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 160 Juminah, dan Dipati Purbaya. Ternyata informasi persiapan pasukan Mataram diketahui oleh VOC. Dengan segera VOC mengirim kapal-kapal perang untuk menghancurkan lumbung-lumbung yang dipersiapkan pasukan Mataram. Di Tegal tentara VOC berhasil menghancurkan 200 kapal Mataram, 400 rumah penduduk dan sebuah lumbung beras cadangan makanan pasukan Mataram. Pasukan Mataram pantang mundur, dengan kekuatan pasukan yang ada terus berusaha mengepung Batavia. Pasukan Mataram berhasil mengepung dan menghancurkan Benteng Hollandia. Berikutnya pasukan Mataram mengepung Benteng Bommel, tetapi gagal menghancurkan benteng tersebut. Pada saat pengepungan Benteng Bommel, terpetik berita bahwa J.P. Coen meninggal. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 September 1629. Dengan semangat juang yang tinggi pasukan Mataram terus melakukan penyerangan. Dalam situasi yang kritis ini pasukan VOC semakin marah dan meningkatkan kekuatannya untuk mengusir pasukan Mataram. Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih baik dan lengkap, akhirnya dapat menghentikan seranganserangan pasukan Mataram. Pasukan Mataram semakin melemah dan akhirnya merekapun ditarik mundur kembali ke Mataram. Dengan demikian, serangan Sultan Agung yang kedua ini juga mengalami kegagalan. Penyebab kekalahan dari penyerangan ke dua Kerajaan Mataram adalah   Kalah persenjataan dan teknologi kurang canggih Kekurangan persediaan makanan karena persediaan makanan telah di musnahkan oleh VOC Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 161    Jarak Mataram ke Batavia terlalu jauh jadi sangat menguras tenaga dan persediaan makanan Karena musim hujan jadi taktik Sultan Agung gagal untuk membendung sungai Ciliwung Terkena Penyakit oleh wabah Kegagalan pasukan Mataram menyerang Batavia, membuat VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya di daerah-daerah lain. Namun, di balik itu VOC selalu khawatir dengan kekuatan tentara Mataram. Tentara VOC selalu berjaga-jaga untuk mengawasi gerak-gerik pasukan Mataram. Sebagai contoh pada saat pasukan Sultan Agung dikirim ke Palembang untuk membantu Raja Palembang dalam melawan VOC, langsung diserang oleh tentara VOC di tengah-tengah perjalanan. Perlawanan pasukan Sultan Agung terhadap VOC mengalami kegagalan. Namun, semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para pengikutnya. Secara militer Mataram memang tidak berhasil memaksa VOC untuk menjadi bawahan Mataram. Sementara itu, tentara VOC sendiri sebenarnya merasa khawatir dan segan terhadap kekuatan militer Mataram. Sultan Agung yang cerdas itu kemudian menggunakan kemampuan diplomasi. Melalui kemampuan diplomasinya Sultan Agung berhasil memaksa VOC untuk mengakui eksistensi Mataram dan Sultan Agung sebagai Yang Dipertuan Agung. Hal ini buktikan dengan pengiriman upeti secara periodik dari VOC ke Mataram. Sementara VOC mendapat imbalan diizinkan untuk melakukan perdagangan di pantai utara Jawa. Dalam perdagangan ini VOC cenderung melakukan monopoli. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 162 Sayangnya semangat dan kebesaran Sultan Agung itu tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung. Setelah Sultan Agung meninggal tahun 1645, Mataram menjadi semakin lemah sehingga akhirnya berhasil dikendalikan oleh VOC. B. Runtuhnya VOC Sudah lama sekali VOC menguasi Indonesia dan memperoleh keuntungan yang sangat besar. Pada Tahun 1749 VOC mengalami perubahan pada lembaga kepengurusannya yang sangat mendalam. Parlemen Belanda mengeluarkan sebuah Undang Undang pada 27 Maret 1749, dimana isinya menyatakan bahwa Raja Williem IV sebagai penguasa tertinggi VOC atau Pemimpin VOC. Artinya dimana “Dewan Tujuh Belas” para anggotanya yang awalnya dipilih oleh parlemen sekarang berubah menjadi tanggung jawab seorang raja. Sekaligus raja juga menjadi panglima tertinggi di tentara VOC. Pada akhirnya VOC berada ditangan kekuasan raja, para pengurus VOC juga mulai akrab dengan pemerintahan Belanda. Hal inilah yang menjadi titik awal dari sikap para pengurus VOC yang melanggar aturan. Dimana para pemegang saham memiliki hak yang terabaikan. Pada akhirnya,para anggota dari VOC berlomba-lomba untuk memperkaya dan mementingkan dirinya sendiri, kepentingan perdagangan dari VOC terabaikan. Korupsi yang dilakukan oleh pengurus VOC menyebabkan keuntungan perdagangannya menjadi merosot sangat drastis. Dikatakan bahwa pada tahun 1673 VOC tidak bisa membayarkan dividen, karena keuangan yang memang lemah. Hal itu juga disebabkan oleh kasnya yang memang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 163 melemah sebab munculnya perang atau pemberontakan yang datang baik dari dalam maupun wilayah luar, Gambar 5.7 Dee Heeren Zeventeen Sumber: milenialis.id sehingga VOC mengalami hutang yang begitu besar dan tidak bisa diatasi dengan kas pemasukannya. Para pejabat VOC bertindak dengan kerakusan dan semakin tidak peduli dengan merebaknya hutang di organisasi VOC. Gubernur Jenderal Henricus Zwaardecroon mengeluarkan suatu aturan ordonansi pada tanggal 24 Juni 1719 yang isinya yaitu mengatur cara penghormatan terhadap gubernur jendral agar dirinya selalu di hormati,disegani,dan dipuja, kepada Dewan Hindia beserta keluarganya. Seperti semua orang harus turun dari kendaraan bila berpapasan dengan para pejabat tinggi tersebut, warga keturunan Eropa harus menundukkan kepala, dan warga bukan orang Eropa harus menyembah. Kemudian Gubernur Jenderal Jacob Mosel juga mengeluarkan ordonansi baru tahun 1754. Ordonansi ini mengatur kendaraan kebesaran. Misalnya kereta ditarik enam ekor kuda, hiasan berwarna emas dan kusir orang Eropa untuk kereta kebesaran gubernur jenderal, sedang untuk anggota dewan hindia kuda yang menarik kereta Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 164 hanya empat ekor dan hiasannya warna perak. Para pejabat VOC mulai menggilai akan kehormatan dan ingin memperkaya diri untuk berfoya-foya tanpa memperdulikan VOC. Faktor ini pula yang menyebabkan beban pada anggaran kas di VOC. Faktor lain yang menyebabkan VOC menjadi bangkrut adalah adanya sistem upeti. Menurut dosen yang meneliti soal korupsi Verenigde Oostindiche Compagnie (VOC) ini adalah awalnya upeti merupakan pungutan terhadap hasil kekayaan saat ini di kenal sebagai pajak. Namun dalam praktiknya banyak pemimpin daerah yang memanfaatkan kekuasaannya untuk meminta upeti terhadap rakyat kecil.Sistem upeti ini dilakukan pada kalangan pejabat di VOC, dimana pejabat yang lebih rendah memberikan hadiah atau upeti kepada pejabat yang lebih tinggi di atasnya. Hal tersebut dilakukan karena adanya pergantian jabatan di dalam kepengurusan VOC. Hal tersebut membuat pernyataan bahwa praktik korupsi memang benar dilakukan. Bahkan ada pejabat VOC yang memupuk harta kekayaan dari kas VOC yang sangat besar yaitu Gubernur Jenderal Van Hoorn dimana ia memiliki harta hingga 10 juta gulden. Sedangkan gaji aslinya yang didapat adalah 700 gulden sebulan. Sedangkan Gubernur Maluku berhasil mengumpulkan harta kekayaan hingga 20-30 ribu gulden dalam jangka waktu 4-5 tahun, sedangkan untuk gajinya hanya 150 gulden sebulan. Dari situlah sudah ketahuan bahwa pejabat VOC korupsi sangat banyak. Untuk menjadi pejabat di VOC ada suatu praktik penyogokan dengan nominal yang juga sangat besar. Para pengurus dari VOC memberikan tarif untuk penyogokan sebesar 3.500 gulden untuk menjadi pegawai di VOC, sedangkan gaji yang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 165 didapat hanya 40 gulden. Sedangkan untuk menjadi kapten di VOC harus membayar 2000 gulden dan begitu Gambar 5.8 Sejarah Kebangkrutan VOC Sumber: Synaoo.com seterusnya yang pada akhirnya merugikan lembaga keuangan VOC. Seperti itulah perilaku para pejabat VOC yang sudah masuk lingkar setan sudah kecanduan penyakit korupsi karena ingin kehormatan dan kemewahan. Beban utang VOC semakin banyak dan membengkak, sehingga akhirnya VOC sendiri bangkrut. Bahkan ada sebuah ungkapan, VOC kepanjangan dari Vergaan Onder Corruptie (tenggelam karena korupsi).Disaat titik terlemah dari keuangan VOC tidak bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi keuangannya. Menuju kematian VOC, dewan pusat di Amsterdam memaksa para pejabat di negeri jajahan untuk menambah kasnya. VOC memutuskan untuk mencari jalan pintas yaitu dengan menambah urusan politik ke kerajaan – kerajaan di Nusantara hal itu dilakukan VOC untuk menarik simpati para penguasa daerah yang memiliki Sumber Daya Alam Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 166 (SDA) kemudian harapannya agar penguasa penguasa daerah bisa membantunya dan akhirnya VOC mulai mengalami kerumitan masalah sendiri di negeri jajahan. Menurut sejarawan UGM Sri Margana, VOC terlibat dalam berbagai peperangan di Jawa, Sulawesi, Maluku ia memakan bekas perusahaan dengan nominal besar dan peperangan yang paling parah ketika VOC melawan Inggris. Hal ini membuat dewan tujuh belas meminjam modal ke berbagai kamar dagang di Belanda. Pada akhirnya hutang VOC semakin membengkak menurut, Reinout VOS dalam Gentle Janus, Merchant Prince: The VOC and the tightrope of diplomacy in the malay world 1740-1800 menyebut jika perang dengan Inggris pada 1780 telah menguras 70% kas VOC. Hal ini membuat VOC kehilangan kekuatannya untuk menjalankan perusahaannya. Kemudian menurut pemerintahan Belanda VOC sebagai kongsi dagang internasional sudah tidak bisa menjalankan lagi kekuasaanya. VOC benar-benar telah bangkrut sehingga pada tahun 31 Desember 1799 VOC benar dinyatakan resmi bubar. Semua utang piutang yang dilakukan VOC diambil alih oleh pemerintah setempat. Pada waktu itu sebagai Gubernur Jendral VOC yang terakhir Van Overstraten masih harus bertanggung jawab tentang keadaan di Hindia Belanda. Ia bertugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. VOC dinyatakan bangkrut karena ketidakmampuannya mempertahankan kondisi keuangannya yang menyebabkan Belanda memutuskan untuk membubarkan kongsi dagang yang telah berdiri dan berkuasa hampir dua abad pada 31 Desember 1799. Dewan tujuh belas juga telah dihapuskan meskipun beberapa kongsi dagang di Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 167 bawahnya masih tetap berjalan dan seluruh hutang dan aset-aset milik VOC menjadi milik pemerintahan Belanda. Sehingga 1800 didirikanlah pemerintah kolonial baru bernama Hindia-Belanda. C. Akhir Perjalanan VOC Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, VOC mengalami puncak kejayaan. Penguasa dan kerajaankerajaan lokal berhasil diungguli. Kerajaan-kerajaan itu sudah menjadi bawahan dan pelayanan kepentingan VOC. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas membentang dari Amsterdam, Tanjung harapan, India sampai Irian/Papua. Keuntungan perdagangan rempahrempah sangat melimpah. Namun, tanpa disadari dibalik keuntungan tersebut ada persoalan-persoalan yang bermunculan. Semakin banyak daerah yang dikuasai ternyata juag membuat pengelolaan semakin kompleks. Semakin luas daerahnya ternyata membuat pengelolaan semakin kompleks. Semakin luas daerahnya, pengawasan juga semakin sulit. Kota Batavia semakin ramai dan semakin padat. Orang-orang timur asing seperti Cina dan Jepang diizinkan tinggal di Batavia. Sebagai pusat pemerintahan VOC, kondisi Batavia sangat ramai dan dibanjiri penduduk, sehingga tidak jarang menimbulkan masalah-masalah sosial. Pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam Lembaga kepengurusan VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai penguasa tertinggi VOC. Dengan demikian, anggota pengurus “Dewan Tujuh Belas” yang semula dipilih oleh parlemen dan provinsi pemegang saham (kecuali Provinsi Holland), kemudian sepenuhnya menjadi tanggung jawab Raja. Pengurus VOC tidak lagi berpikir Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 168 memajukan usaha perdagangan, tetapi berpikir untuk memperkaya diri. VOC sebagai kongsi dagang swasta keuntungan semakin merosot. Tercatat tahun 1673 Voc tidak mampu membayar dividen. Kas VOC juga merosot karena serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan beban hutang pun tidak terelakan. Menuju kebangkrutannya VOC meninggalkan hutang sebesar 140 juta gulden. Usai menguasai perdagangan di jalur asia, monopoli VOC semakin merebak ke hampir seluruh wilayah Nusantara, hampir 90-80 perusahaan, pekerja 11.500 menjadi 24.879 orang pada tahun 1753. Keberhasilan itu mengundang para petinggi untuk melakukan korupsi demi untuk gaya hidup mereka yang mewah. Gubernur Jenderal Van Hoom sempat menumpuk harta sampai 10 juta gulden saat Kembali ke Belanda. Padahal tercatat gaji resminya saat menjadi gubernur 700 gulden sebulan. Penumpukan harta itu Gubernur Jenderal Van Hoom dapatkan dari uang upeti, sogokan, calon pegawai, sampai manipulasi setoran hasil pribumi. Akibatnya, Belanda kehilangan pemasukan yang sangat luar biasa besar untuk kepentingan penjajahan di kolonialnya. Bahkan Belanda harus merelakan posisinya sebagai pemegang kekuatan ekonomi terbesar. Hal ini disebabkan karena ulah Belanda dalam menghancurkan VOC itu sendiri. Beberapa faktor yang menyebabkan VOC itu hancur diantaranya: 1) Dewan tujuh belas membiarkan para pejabat VOC melakukan bisnis pribadi di wilayah koloni. Pada awalnya mereka melarang untuk melakukan kegiatan atau kepentingan di luar negeri Belanda. Tetapi hal ini dilakukan oleh Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 169 pejabat VOC karena rendahnya gaji yang mereka terima yang pada akhirnya larangan tersebut diabaikan. Praktek tersebut berjalan tanpa sepengetahuan dewa tujuh belas. Sejarawan Universitas Leiden FS Gaastra dalam De Geschiedenis Van De VOC, mengatakan jika surat menyurat antara dewan Hindia di Batavia dan dewan tujuh belas di Amsterdam berjalan lancar. Namun mengenai benar atau tidaknya isi laporan menjadi permasalahan yang lain. Saling mengirim laporan itu biasanya dilakukan dengan nada yang sengit dan ego yang sama-sama tinggi 2) Runtuhnya VOC juga disebabkan oleh dewan tujuh belas yang tidak cepat merespon berbagai keluhan yang dihadapi oleh pegawai VOC. 3) Ketegangan antara dewan tujuh belas dengan para pejabat di dewan Hindia juga menjadi salah satu faktor runtuhnya VOC. Pada tahun 1700an para pejabat yang ada di Batavia sering dikatakan lalai dalam menjalankan tugasnya. Namun keputusan dari dewan tujuh belas memberikan kerugian yang sangat besar bagi VOC dan Belanda. Rangkuman VOC mengalami perubahan pada lembaga kepengurusannya yang sangat mendalam. VOC berada ditangan kekuasan raja, sehingga para pengurus VOC juga mulai akrab dengan pemerintahan Belanda. Dimana para pemegang saham memiliki hak yang terabaikan. Pada akhirnya,para anggota dari VOC berlomba-lomba untuk Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 170 memperkaya dan mementingkan dirinya kepentingan perdagangan dari VOC terabaikan. sendiri, Korupsi yang dilakukan oleh pengurus VOC menyebabkan keuntungan perdagangannya menjadi merosot sangat drastis. Para pejabat VOC menggilai akan kehormatan dan ingin memperkaya diri untuk berfoya-foya tanpa memperdulikan VOC. Beban utang VOC semakin banyak dan membengkak. VOC dinyatakan bangkrut karena ketidakmampuannya mempertahankan kondisi keuangannya yang menyebabkan Belanda memutuskan untuk membubarkan kongsi dagang yang telah berdiri dan berkuasa hampir dua abad pada 31 Desember 1799. Heeren Zeventien atau biasa disebut Dewan Tujuh Belas adalah sebutan untuk para direktur VOC yang berjumlah tujuh belas orang. Tujuh belas orang tersebut merupakan perwakilan dari setiap provinsi di Belanda Uji Kompetensi Tugas Individu 1. Mengapa para pejabat bisa korupsi? apakah tidak ada pengawasan terhadap para pejabat saat menjalankan tugasnya? 2. Sebutkan dan jelaskan pengaruh apa saja yang menyebabkan kehancuran VOC? 3. Bagaimana dampak bagi negara belanda setelah kehancuran VOC? Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 171 4. Mengapa VOC mengalami kebangkrutan dan pada akhirnya bubar? Uraikan dan jelaskan! 5. Jika para pejabat tidak korupsi dan tidak mengalami kebangkrutan, apakah sampai sekarang VOC masih ada? Jelaskan pendapat anda! Tugas Kelompok Bagi kelas menjadi 3 Kelompok, Diskusikan faktor-faktor yang melatar belakangi perlawanan rakyat Indonesia terhadap VOC, hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 172 Latihan Ulangan Akhir Semester 1. Husein Djajadiningrat menyatakan bahwa terdapat kesamaan antara tradisi keIslaman yang berkembang di Persia dan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya .... A. B. C. D. E. Festival Sadranan Grebeg Mulud Festival Tabot Festival Dugderan Grebeg Sekaten 2. Inkripsi dan ornamen kaligrafi yang terukir dalam nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik memiliki kesamaan dengan ukiran yang terdapat pada khat..... A. B. C. D. E. Kaligrafi Kaligrafi Kaligrafi Kaligrafi Kaligrafi Diwani di Cambay Kufi di Khurasan Farisi di Baghdad Naskhi di Madinah Tsuluts di Makkah 3. Dalam menyebarkan agama Islam, para wali menyusun strategi dan metode dakwah yang akulturatif dengan kebudayaan lokal. Harapanya, dengan metode dakwah ini Islam dapat diterima oleh masyarakat dengan cepat. Salah satu bentuk metode dakwah akulturatif yang tepat ditunjukan oleh .... Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 173 A. B. C. D. E. Pementasan gamelan oleh Sunan Gresik Pembuatan atap masjid tumpeng di Aceh Pementasan wayang oleh Sunan Kalijaga Pembuatan kidung oleh Syekh Jumadil Kubro Penyajian soto Kerbau oleh Sunan Bonang 4. Apabila memperhatikan pada tatanan struktur sosial yang berkembang saat itu, alasan utama Islam dapat diterima oleh masyarakat secara luas adalah.... A. B. C. D. E. Islam Islam Islam Islam Islam pulau adalah agama pengetahuan adalah agama peradaban adalah agama demokratis mendorong proses persilangan budaya membentuk jaringan perdagangan antar 5. Dalam perkembanganya, Islam telah mendorong terjadinya proses integrasi di kepulauan Nusantara dengan cara menciptakan keterhubungan jaringan perdagangan antarpulau. Pada abad 15, Malaka telah memegang peranan penting dalam perdagangan Islam. Akan tetapi setelah itu Malaka mengalami kemerosotan besar. Di bawah ini faktor yang mempengaruhi kemunduran Malaka adalah kecuali.... A. B. C. D. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis Konflik kawasan antara penguasa lokal Munculnya perhatian baru di bidang agraris Tidak adanya jaminan keamanan dagang Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 174 E. Letaknya sebagai poros maritim di kawasan 6. Sultan Alauddin Riayat Syah berhasil menaklukan banyak kerajaan setelah meminta bantuan dari negara Islam di timur tengah, salah satunya yaitu…. A. Siak B. Singasari C. Barus D. Samudera Pasai E. Sriwijaya 7. Tokoh disamping merupakan Seorang Raja yang mencetuskan mengenai Kalender Jawa, Tokoh tersebut merupakan Sultan tersebut bernama…. A. Sultan Trenggono B. Sultan Agung Hanyokrokusumo C. Sultan Ageng Tirtayasa D. Sultan Hamengkubuwono I E. Sultan Hasanuddin 8. Pelabuhan transit di makassar yang digunakan untuk mendatangkan rempah-rempah terutama di maluku yaitu.... A. Pelabuhan Somba Opu B. Pelabuhan Makassar C. Pelabuhan Teluk Bayau D. Pelabuhan Pare-Pare E. Pelabuhan Manado Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 175 9. Di bawah ini yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Demak adalah…. A. Masjid Baiturrahman B. Masjid Agung C. Masjid Sunan Ampel D. Masjid Istiqlal E. Masjid Raya Semarang 10. Di bawah ini merupakan karya sastra yang menceritakan mengenai sejarah dengan balutan unsur fiksi adalah…. A. Suluk B. Hikayat C. Syair D. Babad E. Puisi 11. Paham terkait kebijakan ekonomi dalam suatu negara yang bertujuan untuk mengembangkan hasil kekayaan sebanyak-banyaknya serta dijadikan standar kesejahteraan dan kekuasaan negara adalah.... A. Kapitalisme B. Merkantilisme C. Liberalisme D. Kolonialisme E. Imperialisme 12. Pada tanggal berapa perjanjian Tordesilas di tandatangani?.... A. 7 Juni 1449 B. 8 Juni 1449 Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 176 C. 10 Juli 1450 D. 11 Juli 1450 E. 5 Mei 1400 13. Tujuan didirikannya kongsi dagang VOC adalah.... A. Untuk membantu memupuk kekayaan sebanyak-banyaknya di negara koloni B. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antar sesama pedagang Belanda C. Untuk menyebarkan 3G (Gold, Glory, Gospel) D. Untuk mengembangkan perekonomian negara Belanda E. Untuk menciptakan sebuah inovasi baru dalam aktivitas perdagangan 14. Jenderal VOC yang pertama berkedudukan di Jakarta adalah … A. Gerard Reynst B. J.P. Coen C. Laurens Reael D. Van den Bosch E. Pieter Both 15. Apa nama lain dari hak istimewa VOC ?.... A. Hak Octrooi B. Hak Kebebasan C. Hak Politik D. Hak Individu E. Hak Kebersamaan 16. Perhatikan data dibawah ini! (i) Melakukan monopoli perdagangan rempahrempah di wilayah antara Tanjung Harapan Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 177 hingga Selat Magellan, termasuk wilayah Nusantara (ii) Membentuk angkatan perang (iii) Membangun pasar peradagangan rempahrempah (iv) Mencetak dan mengedarkan mata uang (v) Merekrut pegawai yang berasal dari Belanda Berdasarkan data diatas, manakah yang benar tentang isi hak istimewa VOC?.... A. (i), (ii), dan (iii) B. (ii), (iii), dan (iv) C. (i), (ii), dan (iv) D. (ii), (iii), dan (v) E. (iii), (iv), dan (v) 17. Untuk mendapatkan rempah-rempah melakukan … A. Adu domba B. Ancaman dan kekerasan C. Penyiksaan D. Eksploitasi E. Legitimasi wilayah VOC 18. Strategi VOC untuk melancarkan aksinya adalah … A. Tipu daya B. Eksploitasi C. Pertempuran D. Legitimasi E. Devide et Impera 19. Mataram ditaklukkan oleh VOC pada tahun…. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 178 A. B. C. D. E. 1649 1749 1759 1779 1799 20. Kelancaran pelaksanaan monopoli di Kawasan kepulauan didukung oleh terlaksananya …. A. Pelayaran Hongi B. Pelayaran rempah C. Pelayaran keamanan D. Pelayaran VOC E. Pelayaran militer 21. Faktor penyebab kebangkrutan VOC adalah…. A. Para pejabat yang korupsi B. Pemimpin VOC meninggal C. Menguasai Indonesia D. Mendapatkan keuntungan yang besar E. Kehabisan stok rempah rempah 22. Parlemen Belanda mengeluarkan sebuah Undang Undang pada 27 Maret 1749, dimana isinya adalah…. A. VOC di bubarkan B. Tentara belanda di tarik ke negaranya C. bahwa Raja Williem IV sebagai penguasa tertinggi VOC atau Pemimpin VOC D. Memberi kebebasan untuk indonesia E. Membagikan sebagian keuntungan VOC untuk warga pribumi Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 179 23. Faktor lain yang menyebabkan VOC menjadi bangkrut adalah…. A. Penyerangan spanyol ke belanda B. Sistem Upeti C. Belanda kalah perang dengan Indonesia D. Para anggota VOC sudah tidak berminat lagi untuk bekerja E. Di culiknya pemimpin VOC oleh rakyat Indonesia 24. Pada tanggal berapa bubarkan…. A. 17 Agustus 1876 B. 26 September 1786 C. 31 Desember 1799 D. 22 April 1799 E. 28 Desember 1799 secara 25. Bagaimana upaya yang harus terhindar dari tindakan korupsi… A. Mencuri B. Berbohong C. Edukasi D. Menonton TV E. Berjudi resmi VOC diambil di agar Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 180 Glosarium Akulturasi, suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing, kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Budaya, hasil dari akal dan budi manusia dalam merespons lingkungan dan sekitarnya. Candi, merupakan bangunan yang didirikan umat Buddha dan Hindu sebagai tempat penyimpanan abu jenazah raja sekaligus sebagai tempat penghormatan terhadap para dewa. Glory, memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya. Imperialisme, sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Kolonialisme, paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dng maksud untuk memperluas negara itU. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 181 DAFTAR PUSTAKA 1596?, S. O. B. yang P. K. M. di B. T. (2021). No Title. Detik.Com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5738558/siapa-orangbelanda-yang-pertama-kali-mendarat-di-banten-tahun1596#:~:text=Orang Belanda mendarat pertama kali,Konstantinopel ke bangsa Turki Utsmani 17 Kebijakan VOC Belanda Pada Masa Penjajahan. (2020). No Title. Sejarahlengkap.Com. https://sejarahlengkap.com/organisasi/kebijakan-voc-belanda 5 Cara VOC Meningkatkan Eksploitasi Kekayaan Alam Indonesia. (2020). No Title. Ruanasagita.Blogspot.Com. https://ruanasagita.blogspot.com/2020/08/5-cara-vocmeningkatkan-eksploitasi.html?m=1 Abdullah, Taufik dkk. 1968. Manusia dalam Kemelut Sejarah. Jakarta: LP3ES. A. B, Lapian. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 4 (Kolonialisasi dan Perlawanan). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. A. B, Lapian. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 5 (Masa Pergerakan Kebangsaan). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. Absiroh, U. (2017). Understanding of History 350 Years Indonesia Colonized By Dutch. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau, 1, 1–15. https://www.neliti.com/publications/205480/sejarahpemahaman-350-tahun-indonesia-dijajah-belanda A.M, Sardiman, dan A.D. Lestariningsih. 2014. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kemendikbud. (Anwar, S. (2020). Berdirinya Kerajaan banten. Arif, I. G. (2017). Kesultanan Ternate Abad XVI-XVII (Kajian Historis Tentang Peranannya terhadap Islamisasi di Ternate). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Arti Gold, Glory, Gospel (3G): Sejarah, Latar Belakang, & T. (2021). No Title. Tirto.Id. https://tirto.id/arti-gold-glory-gospel-3g-sejarahlatar-belakang-tujuan-f9FJ Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 182 Arti Kapitalis dan Kapitalisme: Definisi, Sistem Ekonomi, dan C. (2021). No Title. Kompas.Com. https://money.kompas.com/read/2021/07/23/095251026/artikapitalis-dan-kapitalisme-definisi-sistem-ekonomi-dancontoh?page=all Azra, A. (2013). Islamisasi Jawa. Studia Islamika, 20(1). Baiti, R., & Razzaq, A. (2014). Teori dan proses islamisasi di Indonesia. Wardah, 15(2), 133-145. Belakangnya, S. K. B. B. ke I. & L. (2021). No Title. Tirto.Id. https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-belanda-keindonesia-latar-belakangnya-gjtz Dalimunthe, D. (2016). Kajian proses islamisasi di Indonesia (studi pustaka). Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 12(1), 115-125. Dr. Aman, M. P. (2013). Indonesia : Dari Kolonialisme Sampai. 151. Indonesia?, M. J. C. D. P. D. P. V. di, Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Mengapa JP Coen Dianggap Peletak Dasar Penjajahan VOC di Indonesia?,” K. untuk baca: https://www. kompas. com/stori/read/2021/08/20/150000479/mengapa-jp-coendianggap-peletak-dasar-penjajahan-voc-diindonesia?page=all&jxconn=1*28gjte*other_jxampid*VDNfS1VJ MVdvV05LSVRrdFg5bmY5b0d0cnJLcEpCbkRyYmhoZ1ViUXRJV2ds bk42VHRRUG45UkMz., Ningsih, P. : W. L., Nailufar, E. : N. N., Cepat:, D. aplikasi K. co. untuk akses berita lebih mudah dan, Https://bit.ly/3g85pkA, A., & Https://apple.co/3hXWJ0L, I. (2021). No Title. Kompas.Com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/20/150000479/me ngapa-jp-coen-dianggap-peletak-dasar-penjajahan-voc-diindonesia?page=all&jxconn=1*28gjte*other_jxampid*VDNfS1VJ MVdvV05LSVRrdFg5bmY5b0d0cnJLcEpCbkRyYmhoZ1ViUXRJV2ds bk42VHRRUG45UkMzU2RMaE5hag..#page2 Ismail, M. G. (1997). Pasai Dalam Perjalanan Sejarah : Abad Ke-13 Sampai Awal Abad Ke-16. Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 183 Kartodirdjo, S., Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (1975). Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia (Vol. 3). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kebangkrutan VOC. (2017). No Title. Kumparan.Com. https://kumparan.com/potongan-nostalgia/kebangkrutan-voc Kebudayaan, K. P. dan. (2013). Buku Sejarah Kelas XI SMA/SMK Semester II. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9). Kesultanan Gowa-Tallo Masa Islam: Sejarah, Peninggalan, D. R. (2021). No Title. Tirto.Id. https://tirto.id/kesultanan-gowa-tallo-masaislam-sejarah-peninggalan-daftar-raja-f9Er Kusnandar, A. (2019). Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0. Forkomsi FEB UGM, 305. Mashad, D. (2020). Muslim Papua: Membangung Harmoni Berdasar Sejarah Agama di Bumi Cendrawasih. Pustaka Al-Kautsar. Merkantilisme dan Dampaknya bagi Indonesia. (2020). No Title. Kompas.Com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/152303169/m erkantilisme-dan-dampaknya-bagi-indonesia Mursan, S. (2018). Teori Kedatangan Islam dan Proses Islamisasi di Nusantara. Dirasat: Jurnal Studi Islam Dan Peradaban, 13(02), 55-65. Pengertian Kapitalisme dan Contohnya. (2019). No Title. Rangkulteman.Id. https://rangkulteman.id/berita/pengertiankapitalisme-dan-contohnya Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap VOC. (2021). No Title. Edcent.Id. https://blog.edcent.id/perlawanan-rakyat-indonesiaterhadap-voc/ Permana, R. (2015). Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia. Jurnal dinus. ac. id, 1, 1-27. Poncowati, Y., Salihah, D., Wahyuni, S., Nisak, J., & Budiman, M. (2017). SEJARAH PERADABAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN DI Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 184 INDONESIA “Sultan Malik Al–Shaleh.” Agama Islam. Portugis, S. P. K. K. S. P. & A. (2022). No Title. Tirto.Id. https://tirto.id/sejarah-penyebab-keruntuhan-kerajaansamudera-pasai-aksi-portugis-gayw Pribadi, Y. (2005). Era Niaga di Nusantara pada Masa Kerajaan Islam+ 1500-1700 M. Al Qalam, 22(1), 65-84. Putri, Z. dan H. (2021). Sejarah Kesultanan Demak: Dari Raden Fatah Sampai Arya Penangsang. Sejarah Dan Kebudayaan Islam, 9(1). Revolusi Industri: Sejarah, Faktor, dan P. (2021). No Title. Kompas.Com. https://internasional.kompas.com/read/2021/10/08/144239870/r evolusi-industri-sejarah-faktor-dan-perkembangannya?page=all Ricklefs, M. C. (2005). Sejarah Indonesia Modern, 1200-2004. Penerbit Serambi. Sejarah Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia: Proses, Rute, T. (2021). No Title. Tirto.Id. https://tirto.id/sejarah-masuknyabangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-tujuan-gjCF Sejarah Mendaratnya Portugis di Indonesia, P. P. dari E. (2021). No Title. Detik.Com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d5684923/sejarah-mendaratnya-portugis-di-indonesia-pendatangpertama-dari-eropa Sejarahnya, H. P. dan. (2021). No Title. Kompas.Com. https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/08/133940369/he liosentrisme-pengertian-dan-sejarahnya Sejarah Wajo. (2020). No Title. Wajokab.Go.Id. https://wajokab.go.id/page/detail/sejarah_wajo#:~:text=Keraja an Sma, D., Paud, D. J., & Dikmen, D. (2020). No Title. Sultan, S. R. K. T. dan S. R. atau. (2021). No Title. Tirto.Id. https://tirto.id/sejarah-runtuhnya-kerajaan-ternate-dan-silsilahraja-atau-sultan-gaJ2 Sunyoto, A. (2012). Atlas Walisongo, Jakarta: Pustaka Ilman. Trans Pusta-ka dan LTN PBNU. Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 185 Syafiera, A. (2016). Perdagangan Di Nusantara Abad Ke-16. Avatara, 4(3). Teori Heliosentris dan Teori Geosentris dalam Tata Surya, A. B. (2021). No Title. Detik.Com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d5640810/teori-heliosentris-dan-teori-geosentris-dalam-tatasurya-apa-bedanya Tjandrasasmita, U. (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Kepustakaan Populer Gramedia. Turki, J. K. ke T. (2021). No Title. Kompas.Com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/04/143537979/jat uhnya-konstantinopel-ke-tanganturki?page=all#:~:text=Konstantinopel jatuh ke tangan Turki,Timur jatuh ke tangan muslim Usman, N. (2014). Portugis dan misi kristenisasi di ternate. Fikrah, 2(1), 123–139. https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/download /559/576. Usmani, D. J. K. ke T. T. (2021). No Title. Kompas.Com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/03/120000079/da mpak-jatuhnya-konstantinopel-ke-tangan-turki-usmani?page=all Ricklefs, M.C. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. (Cetakan ketiga) VOC, K. dan K. (2020). No Title. Kompas.Com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/02/190000069/ke serakahan-dan-kekejamanvoc?page=all&jxconn=1*4bzkoy*other_jxampid*VDNfS1VJMVdv V05LSVRrdFg5bmY5b0d0cnJLcEpCbkRyYmhoZ1ViUXRJV2dsbk42 VHRRUG45UkMzU2RMaE5hag..#page2 VOC, S. S. L. (2020). No Title. Kompas.Com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/143000369/se jarah-singkat-lahirnya-voc?page=all Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 186 INDEKS A Agama, 22, 23, 58, 77, 183, 185 Akulturasi, 89, 180 Arkeologi, 15, 187 60, 61, 67, 68, 71, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 97, 111, 152, 173, 174, 182, 184, 185, 186, 187 Islamisasi, v, 1, 4, 13, 16, 18, 21, 24, 42, 57, 78, 182, 185 B Budaya, v, 80, 180 J Jayakarta, 54, 64, 120, 130, 134, 135, 136, 147 C Candi, 67, 180 K D Devide et Impera, 178 Dinasti, 9, 25, 35, 48, 97 G Glory, 100, 107, 140, 176, 180, 182 Gold, 100, 107, 140, 176, 182 Gospel, 100, 107, 140, 176, 182 H Hikayat, 35, 67, 87, 88, 89, 175 Kaligrafi, 86, 88, 172 Kejawen, 58 Kerajaan, v, 8, 12, 16, 19, 29, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 87, 111, 133, 136, 153, 156, 159, 161, 168, 175, 182, 186, 187 Kolonialisme, vi, 90, 176, 180, 183 M I Imperialisme, 90, 176, 180 Islam, iii, iv, v, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 48, 49, 51, 57, 58, Malaka, 11, 26, 27, 28, 30, 34, 37, 38, 39, 41, 45, 53, 62, 87, 100, 101, 110, 115, 153, 173, 174 Masjid, 52, 62, 70, 81, 82, 83, 88, 89, 175 Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 187 U P Perang, 47, 50, 60, 98, 116, 119, 154 Perjanjian Bongaya, 72, 73, 155, 156 S Sultan, vi, vii, 6, 22, 27, 35, 37, 38, 39, 41, 43, 46, 47, 49, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 61, 62, 64, 65, 66, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 75, 77, 79, 80, 81, 85, 99, 120, 136, 137, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 152, 154, 155, 156, 157, 159, 160, 161, 162, 174, 185, 187 Suluk, 88, 89, 175 Sunan, 12, 21, 55, 57, 61, 62, 64, 76, 82, 173, 175 Ulama, 14, 36, 50, 66, 149 V VOC, iii, iv, vi, 28, 41, 43, 46, 58, 59, 62, 65, 66, 70, 72, 73, 75, 76, 77, 78, 80, 111, 117, 120, 123, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 142, 144, 145, 147, 148, 149, 152, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 176, 177, 178, 179, 181, 183, 184, 185, 188 W Walisongo, 12, 22, 23, 187, 190 Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 188