KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
2022
Sejarah Indonesia
untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas
X
Semester II
Hak cipta pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang
Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang
dipersiapkan pemerintah dalam rangka implementasi
Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak di bawah koordinasi Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan dan dipergunakan dalam tahap
penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen
hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan
dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Sejarah Indonesia / Kementrian Pendidikan dan Kebudayan – Edisi Revisi
Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2022.
viii, 160 hlm : ilus; 25 cm
Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester II
ISBN 978-602-282-496-1 (jilid lengkap)
ISBN 978-602-282-497-8 (jilid 1a)
I. Indonesia – Sejarah – Studi dan Pengajaran
II. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
I. Judul
959.8
Kontributor Naskah
Editor
: Anita Safitri, Dimas Risqy A,
Fadhilah Nur Aini P, Tiza Titania P,
Wildan Rifa’i A
: Anita Safitri dan Dimas Risqy A
Penyedia Penerbit
: 4B Pend. Sejarah UNNES
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | ii
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat serta karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan buku ajar mata pelajaran Sejarah Indonesia
untuk Kelas X semester II Kurikulum 2013. Tak lupa
salawat serta salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang telah memberikan petunjuk untuk
menuju jalan terang.
Adapun, buku ajar kami yang berjudul Sejarah
Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X telah kami
selesaikan semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi
manfaat bagi para siswa dan siswi kelas X sekolah
menengah atas dalam mempelajari materi pembelajaran
Sejarah Indonesia.
Materi ajar dalam buku ini telah kami sesuaikan
dengan kurikulum 2013, yang dirancang untuk
memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi
pengetahuan keterampial, dan sikap secara utuh. Buku ini
tidak hanya berisi materi yang akan mengasah kompetensi
peserta didik. Buku ini juga akan mengasah keterampilan
siswa dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya
secara konkret dan abstrak, serta sikap untuk menghargai
dan menghormati kepada jasa para pahlawan, dan
menanamkan sikap menghargai dan melestarikan warisan
sejarah baik benda maupun tak benda.
Dalam buku ini, akan dijelaskan mengenai materi
sejarah perkembangan Islam di Nusantara hingga
runtuhnya VOC. Pada bagian pertama dari buku ini akan
menjabarkan materi mengenai masuknya Islam ke
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | iii
Indonesia, proses islamisasi di Indonesia, muncul dan
berkembangnya kerajaan Islam di Indonesia, hasil budaya
dan warisan peradaban Islam, Pada bagian kedua buku ini
akan menjabarkan mengenai datangnya bangsa barat ke
Indonesia, muncul dan berkembangnya VOC, dan
runtuhnya kekuasaan VOC di Indonesia. Dalam buku ini
juga kami sediakan evaluasi-evaluasi yang mampu menguji
kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah di
jabarkan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak
yang
telah
membantu
sehingga
dapat
diselesaikannya buku ini. Demikian buku ajar kami buat
agar para siswa dan siswi mampu memahami dan
mendapatkan wawasan baru mengenai Sejarah Indonesia
dari masa munculnya Islam di Indonesia hingga masa
keruntuhan VOC. Terimakasih.
Semarang, April 2022
Tim Penulis
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | iv
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................ ii
Daftar Isi ....................................................................v
BAB I Islamisasi di Nusantara ....................................... 1
A. Teori Masuknya Islam di Nusantara ......................... 4
1. Teori Gujarat ................................................... 4
2. Teori Arab ....................................................... 6
3. Teori Persia ..................................................... 9
4. Teori China ..................................................... 10
B. Proses dan Saluran Islamisasi ................................ 13
1. Saluran Perdagangan ....................................... 15
2. Saluran Pendidikan .......................................... 16
3. Saluran Perkawinan ......................................... 18
4. Saluran Tasawuf.............................................. 19
5. Saluran Kesenian ............................................. 21
6. Saluran Politik ................................................. 22
C. Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau.......... 24
BAB II Jejak Peradaban Islam ..................................... 31
A. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara .................... 34
1. Kerajaan Islam di Sumatera ............................. 34
2. Kerajaan Islam di Jawa .................................... 51
3. Kerajaan Islam di Kalimantan ........................... 67
4. Kerajaan Islam di Sulawesi ............................... 71
5. Kerajaan Islam di Maluku Utara ........................ 74
6. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara ..................... 76
7. Kerajaan Islam di Papua .................................. 78
B. Hasil Budaya dan Peninggalan Islam ...................... 80
1. Masjid ............................................................ 81
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | v
2.
3.
4.
5.
Keraton .......................................................... 83
Makam ........................................................... 84
Kaligrafi .......................................................... 86
Karya Sastra ................................................... 86
BAB III Kolonialisme dan Imperialisme ......................... 90
A. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Nusantara
........................................................................... 92
1. Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri,
dan Kapitalisme ............................................... 92
2. Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki Usmani
..................................................................... 97
3. Dorongan Semboyan 3G ................................ 100
4. Pembuktian Teori Heliosentris ........................ 103
B. Ekspedisi Bangsa Barat ke Nusantara ................... 108
1. Kedatangan Bangsa Portugis .......................... 108
2. Kedatangan Bangsa Spanyol .......................... 111
3. Masuknya Bangsa Belanda Ke Nusantara ......... 114
4. Kedatangan Bangsa Inggris di Nusantara ........ 117
BAB IV Lahir dan Berkembangnya VOC ...................... 123
A. Latar Belakang Berdirinya VOC............................. 125
B. Kebijakan-Kebijakan VOC di Nusantara ................. 129
1. Kebijakan VOC di Zaman Daendels.................. 131
2. Kebijakan VOC di Zaman Van den Bosch ......... 133
C. Eksploitasi VOC Terhadap Rakyat Pribumi ............. 134
BAB V Kebangkrutan VOC ......................................... 140
A. Perlawanan Rakyat Terhadap VOC ....................... 142
1. Perlawanan Sultan Ageng dan Rakyat Terhadap
VOC ............................................................. 142
2. Perlawanan Sultan Hasanuddin dan Rakyat
Makassar terhadap VOC ................................. 152
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | vi
3. Perlawanan Pattimura dan Rakyat Maluku terhadap
VOC ............................................................. 156
4. Perlawanan Sultan Agung di Mataram ............. 159
B. Runtuhnya VOC .................................................. 163
C. Akhir Perjalanan VOC .......................................... 168
Latihan Ulangan Semester ........................................ 173
Glosarium ................................................................ 181
Daftar Pustaka ......................................................... 182
Indeks .................................................................... 187
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | vii
BAB I
Islamisasi di Nusantara
Islamisasi adalah proses sejarah panjang yang
bahkan hingga kini masih berlanjut.... Kalau para ahli
sejarah mempersoalkan tentang asal-usul nasionalisme
Indonesia, atau integrasi bangsa, mereka menyebutkan
Islam sebagai salah satu faktor utama maka hal itu bisa
diartikan pada sifat Islam yang universal dan pada jaringan
ingatan kolektif yaitu keterkaitan para ulama di Nusantara
dalam berbagai corak jaringan sosial guru-murid, sesama
murid, penulis-pembaca dan tak kurang pentingnya ulamaumara serta ulama dan umat.
(Taufik Abdullah, 1996)
Kedatangan Islam di Nusantara mempunyai sejarah
panjang yang sangat kompleks. Satu diantaranya adalah
mengenai kapan Islam sebagai kekuatan peradaban bisa
masuk dan berkembang menjadi unsur dominan yang
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dalam
jangka waktu yang relatif singkat. Panjang dan
kompleksnya sejarah Islamisasi di Nusantara tampaknya
akan mudah dipahami ketika diuraikan secara bertahap.
Mulai dari bagaimana proses masuk dan berkembangnya
Islam, lalu bagaimana Islam bisa membentuk jaringan
perdagangan antar pulau dan mendorong proses
persilangan budaya, serta memahami posisi Islam sebagai
kekuatan politik yang dominan.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 1
PETA KONSEP
Islamisasi di Nusantara
Kedatangan Islam di Nusantara
Proses Masuk dan
Berkembangnya Islam
Islam sebagai
Otoritas Politik
Islam dan Jaringan
Perdagangan Antarpulau
Kerajaan Islam di
Kepulauan Nusantara
Islam dan Proses
Persilangan Budaya
Warisan Budaya
Proses Integrasi Nusantara
Peradaban Islam
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
menganalisis kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori
mendeskripsikan posisi dan peran Islam dalam menciptakan
jaringan perdagangan antarpulau
memahami proses dan saluran Islamisasi di Nusantara
Pendahuluan
Gambar 1.1 Peta masuknya Islam ke Nusantara lewat jalur laut
Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah
Gambar di atas merupakan sebuah peta yang
memperlihatkan tentang jalur masuknya Islam ke
Nusantara lewat jalur laut. Laut menjadi akses penting
dalam membuka hubungan kepulauan Nusantara sebagai
poros martim di kawasan.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 3
Memahami Materi
Menurut Sejarawan barat, M.C Ricklefs dalam
“Sejarah Indonesia Modern” menegaskan bahwa proses
masuk dan berkembangya Islam di Nusantara merupakan
salah satu proses yang paling penting dalam roda
kehidupan sejarah Indonesia. Di sisi lain, proses masuk dan
berkembangya Islam di Nusantara juga banyak memiliki
ketidakjelasan sumber dan interpretasi historis yang
cenderung tumpang tindih. Pada akhirnya, eksistensi Islam
di Nusantara berkaca dari proses sejarah yang panjang
dijelaskan dengan beragam teori dan rekonstruksi tafsir
yang berbeda-beda oleh para pakar dan sejarawan.
Situasi dan kondisi yang demikian mendorong para
pakar dan sejarawan untuk memunculkan teori-teori dalam
kaitanya dengan proses Islamisasi dan perkembanganya di
Nusantara. Paling tidak, ada empat teori terkemuka yang
digunakan untuk menjelaskan tentang proses masuk dan
berkembangya Islam di Nusantara. Keempat teori tersebut
antara lain adalah teori Gujarat, Arab, Persia, dan Cina.
A. Teori Masuknya Islam ke Nusantara
1) Teori Gujarat
Para sarjanawan Barat menyatakan bahwa Islam
yang masuk di kepulauan Nusantara berasal dari Gujarat
sekitar abad 13 M. Teori ini digagas dan dicetuskan
pertama kali oleh Pijnapel, salah seorang ilmuwan Belanda
yang mengajar bahasa Melayu di Universitas Leiden. Ia
mengatakan bahwa kedatangan Islam di Nusantara bukan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 4
berasal dari Arab sebagaimana agama Islam muncul
pertama kali. Akan tetapi, berasal dari daerah Asia Selatan
(India) terutama dari pantai barat yaitu daerah Gujarat dan
Malabar. Hal ini didasarkan atas jalinan kontak-kontak
kultural yang hadir melalui hubungan pelayaran dan
perdagangan internasional. Sebelum Islam sampai ke
Nusantara, banyak orang Arab bermigrasi dan menetap di
India sebelum pada akhirnya melanjutkan proses
Islamsisasi yang secara tidak langsung dibawa melalui
aktivitas perniagaan ke Nusantara.
Pendapat ini kemudian dikembangkan lebih lanjut
oleh Cristian Snouck Hurgronje yang menyebut bahwa
Islam masuk dan berkembang di Nusantara secara masif
seiring dengan terjadinya hubungan dagang antara
penduduk pribumi dengan para pedagang yang berasal
dari Gujarat, India bagian selatan. Pendapat Hurgronje ini
didasarkan atas peranan orang Gujarat yang terlebih
dahulu membuka hubungan dagang dengan penduduk
pribumi Nusantara jauh sebelum hubungan secara
langsung dengan bangsa Arab.
Gambar 1.2 Nisan Sultan Malik As-Saleh
Sumber : Kompas.com
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 5
Selain itu, dalam bukunya yang berjudul L’Arabie et
lesIndes Neerlandaesis atau Revue de I’historia des
Reeligious, selain atas dasar hubungan dagang dan jalinan
kontak kultural, Hurgronje menitikberatkan pandanganya
berdasarkan inkripsi tertua tentang penemuan batu nisan
Sultan Malik As Saleh yang memiliki kemiripan dengan
pahatan batu nisan yang ditemukan di Gujarat. Pendapat
ini juga didukung oleg J.P Moquette yang berkesimpulan
bahwa kedatangan Islam di Nusantara dibawa oleh
pengaruh dari Gujarat. Selain temuan nisan Sultan Malik As
Saleh di Pasai pada 1297 M, Moquette juga melakukan
pengamatan terhadap bentuk dan corak nisan pada
makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik pada tahun 1419.
Ternyata bentuk batu nisan di kedua makam tersebut
memiliki pola ornamental yang sama dengan batu nisan
yang berada di Cambay, Gujarat. Berdasarkan bukti
arkeologis tersebut, Moquette berkesimpulan bahwa batu
nisan tersebut diimpor dari Gujarat atau setidaknya dibuat
oleh penduduk Nusantara yang telah belajar kaligrafi khas
Gujarat.
2) Teori Arab (Mekkah)
Teori Arab (Mekkah) merupakan salah satu teori
yang juga dijadikan sebagai rujukan untuk menjelaskan
awal mula kedatangan Islam di Nusantara. Beberapa ahli
yang mendukung teori ini adalah J.C Van Leur, T.W
Arnolds, dan yang paling terkenal adalah K.H Abdul Malik
Karim Amrullah atau Buya Hamka. Hamka, seperti dikutip
dari A. Shihabuddin (2013:474) dalam Membongkar
Kejumudan: Menjawab Tuduhan-Tuduhan Salafi Wahhabi,
disebutkan bahwa Gujarat hanya sebagai tempat singgah
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 6
bagi para pedagang Arab itu sebelum menuju ke Nusantara
melakukan misi syiar agama sekaligus memiliki motif
kepentinganya sendiri. Menurut Buya Hamka, Islam sudah
menyebar di Nusantara sejak abad 7 M.
Hamka dalam bukunya berjudul Sejarah Umat Islam
(1997) menjelaskan salah satu bukti yang menunjukkan
bahwa Islam masuk ke Nusantara dibawa langsung oleh
orang-orang dari Arab. Analisis Hamka berbeda dengan
sejarawan barat maupun orientalis, yaitu dengan
menambahkan pengamatannya dalam masalah Mazhab
Syafi'i, sebagai mazhab istimewa di Makkah dan
mempunyai pengaruh terbesar di Indonesia. Hal senada
juga dikemukakan oleh Niemann dan de Hollander, dengan
sedikit revisi, yang mengatakan bahwa Islam di Indonesia
berasal dari Handramaut. Sementara itu, P.J. Veth
berpendapat bahwa hanya orang-orang Arab yang
melakukan perkawinan campur dengan penduduk pribumi
yang berperan dalam penyebaran Islam di pemukiman
baru mereka di Nusantara. Yang menjadi landasan
ideologis atas teori ini adalah bahwa orang-orang Islam di
Gambar 1.3 Perkampungan Muslim Barus di Sumatera
Sumber: Sindo News.com
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 7
Hadramaut adalah pengikut mazhab Syafii, seperti halnya
kebanyakan muslim di Indonesia (Hermansyah & Zulkhairi,
Transformasi Syair Jauharat At-Tauhid di Nusantara,
2014).
Hamka juga menolak pendapat yang menyatakan
bahwa Islam baru masuk ke Nusantara abad ke-13, karena
pada abad ke-13 telah Islam telah berdiri sebagai sebuah
otoritas politik. Bukti lain yang diajukan Hamka adalah
adanya naskah kuno dari Cina yang menyebutkan bahwa
sekelompok bangsa Arab telah mendirikan pemukiman di
kawasan Pantai Barat Sumatera pada 625 M tepatnya di
Barus, Tapanuli, Sumatera Utara. Di kawasan yang pernah
dikuasai Kerajaan Sriwijaya itu juga ditemukan nisan kuno
bertuliskan nama Syekh Rukhunuddin, wafat tahun 672 M.
Teori dan bukti yang dipaparkan Hamka tersebut didukung
oleh T.W. Arnold yang menyatakan bahwa kaum saudagar
dari Arab cukup dominan dalam aktivitas perdagangan.
Dengan mengutip sumber yang sama yaitu berita dari Cina,
Arnold (1935) dalam The Preaching of Islam menyebut
bahwa ada seorang pembesar Arab yang menjadi kepala
daerah pendudukan bangsa Arab di Pantai Barat Sumatera
pada 674 M. Van de Berg juga menyatakan bahwa
sebenarnya pedagang di Arab sudah lama berada di
Nusantara tetapi jumlahnya sedikit. Sehingga belum
memiliki pengaruh politik yang besar terhadap kehidupan
pribumi karena mereka hanya sebatas mendirikan
pemukiman saja. Dengan demikian, menurut teori ini Islam
diperkirakan sudah masuk ke Nusantara pada abad 7 M
dibuktikan dengan adanya kontak-kontak kultural dan
perdagangan yang terjadi di sepanjang pesisir pantai
Sumatera.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 8
3) Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa masuk dan
berkembangya Islam di Nusantara bukanlah berasal dari
derah Gujarat atau Arab, melainkan berasal dari pengaruh
Persia (Irak dan Iran). Abdurrahman Misno dalam
Reception Through Selection-Modification: Antropologi
Hukum Islam di Indonesia (2016) menuliskan, Husein
Djajadiningrat berpendapat bahwa tradisi dan kebudayaan
Islam di Indonesia memiliki persamaan dengan
kebudayaan Islam yang berkembang di Persia. Dalam
sejarahnya, Persia merupakan salah satu pusat peradaban
ortodoksi dunia Islam Sunni (termasuk Sufisme) selama
hampir 15 Abad lamanya, sebelum di abad 16 dikuasai oleh
Dinasti Shafawid yang beraliran Syiah. Husein
Djajadiningrat mendasarkan pendapatnya pada pengaruh
Sufisme Persia terhadap ajaran mistis Islam di Nusantara,
salah satunya lewat konsepsi teologis wahdatul wujud
yang dipromosikan oleh Al-Hallaj di Persia dan Syekh Siti
Jenar di Nusantara.
Gambar 1.4 Festival Tabuik di Pariaman
Sumber : Good News.com
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 9
Selain itu bukti-buti arkeologis tentang pengaruh
Persia dalam Islam di Nusantara dbuktikan dengan
kesamaan inkripsi nisan Fatimah binti Maimun di Leran
yang memiliki struktur penulisan kaligrafi kufi seperti di
Khurasan,Iran. Dalam hal budaya, peringatan Asyura atau
10 Muharam tentang syahidnya Sayyidina Hussein di
Karbala juga ditemukan di Nusantara. Festival Tabuik di
Pariaman dan Festival Tabot di Riau memiliki kesamaan
tentang budaya orang-orang Persia untuk mengenang
kematian Hussein. Istilah Tabut sendiri memiliki arti
mengarak keranda Hussein untuk di lemparkan ke dalam
sungai atau perairanlainya. Keranda itu disebut dengan
tabut yang berasal dari bahasa Arab. Di Jawa dan Aceh,
peringatan ini ditandai dengan pembuatan bubur suro
sebagai bentuk dukacita terhadap kematian Hussein.
Orang Jawa juga memiliki makna filosofis tersendiri dalam
memuliakan Sayyidina Hussein. Nama Hussein sendiri
diabadikan sebagai “kusen” yang ada di pinggiran pintu
atau jendela.
4) Teori Cina
Menurut Tsabit Azinar Ahmad, dalam buku Sejarah
Kontroversial di Indonesia 2016, menyatakan bahwa
masuknya Islam ke Nusantara diyakini berasal dari Cina.
Diyakini bahwa Islam memasuki Indonesia bersama
migrasi orang-orang Cina ke Asia Tenggara dan memasuki
Palembang pada 879 atau abad 9 M. Selain itu, Slamet
Muljana dan Sumanto Al Qurtuby juga merupakan tokoh
pendukung teori ini. Jean A Berlie (2004) menyebut relasi
pertama antara orang Islam dari Arab dengan bangsa Cina
terjadi sekitar tahun 713 M , dimana masih sezaman
dengan masa kepemimpinan Khulafaurrasyidin. Diyakini
pula bahwa Islam masuk Nusantara seiring dengan migrasi
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 10
bangsa Cina ke Asia Tenggara. Pendapat ini juga
didasarkan atas perkembangan agama Islam di Cina pada
masa dinasti Tang (618-905) yang telah menjalin
hubungan langsung dengan Khalifah Utsman bin Affan.
Gambar 1.5 Migrasi orang Kanton ke Asia Tenggara pada abad 9M
Sumber : Historia Id
Masuknya Islam di Cina sendiri diyakini berjalan
bersamaan dengan perjalanan diplomatik yang dilakukan
oleh Saad bin Abi Waqqash. Menurut Harry W Hazard
dalam Atlas of Islamic History, hubungan antara Arab dan
Cina sudah terjadi sejak abad 7 M lewat selat Malaka.
Dalam perkembanganya, Mas’udi mencatat bahwa pada
pertengahan abad 9, Kanton sudah menjadi kota yang
dihuni oleh masyrakat Muslim yang sebagianya merupakan
saudagar dari Basrah, Siraf, Oman, dan kota-kota
pelabuhan di Asia Barat. Sejak kala itu Kanton berkembang
menjadi pusat penyebaran agama Islam di Cina dan Asia
Timur.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 11
Selain itu, H.J. de Graaf, misalnya, telah menyunting
beberapa literatur Jawa klasik yang memperlihatkan
peranan orang-orang China dalam pengembangan Islam di
Indonesia. Dalam tulisan-tulisan tersebut, disebutkan
bahwa tokoh-tokoh besar semacam Sunan Ampel (Raden
Rahmat/Bong Swi Hoo) dan Raja Demak (Raden Fatah/Jin
Bun)
merupakan
orang-orang
keturunan
China.
Pandangan ini juga didukung oleh salah seorang sejarawan
Indonesia, Slamet Mulyana, dalam bukunya yang berjudul
Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya negaranegara Islam di Nusantara. Dalam buku tersebut Slamet
Muljana mendasarkan atas kronik sejarah Cina yang diteliti
oleh Cornelis Portman di Klenteng Sam Poo Kong
Semarang. Ia berpendapat bahwa Walisongo bukan
berasal dari Arab melainkan dari Cina. Hal itu didasarkan
pada keberadaan kepemimpinan politik Islam di Jawa oleh
Kasultanan Demak Bintoro yang dibangun oleh Raden
Patah seorang Muslim keturunan Cina-Jawa yang dibantu
oleh para Walisongo. Denys Lombard juga memperlihatkan
besarnya pengaruh China dalam berbagai aspek kehidupan
bangsa Indonesia, seperti makanan, pakaian, bahasa, seni
bangunan, dan sebagainya menjadi asumsi terkait Islam
yang saat ini berkembang di Nusantara berasal dari Cina.
Abdul Malik Karim Amrullah atau yang
dikenal dengan Buya Hamka adalah salah
satu cendekiawan muslim Indonesia yang
berasal dari Agam, Sumatera Barat. Sebagai
seorang intelektual, Hamka terlibat aktif
dalam dunia kepenulisan serta pergerakan
Islam dan kebangsaan. Beliau juga
merupakan Ketua pertama Majelis Ulama
Indonesia.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 12
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Menurutmu teori manakah yang dianggap paling ideal
untuk menjelaskan proses masuknya Islam ke
Nusantara? Uraikan dan jelaskan!
2. Jelaskan tentang sejarah dan peran Barus sebagai
perkampungan muslim pertama di pesisir Sumatera!
3. Deskripsikan tentang festival Tabuik di Pariaman!
4. Coba jelaskan pendapat Snouck Hogronje tentang
masuknya Islam ke Nusantara!
5. Uraikan pengaruh budaya Tionghoa dalam aspek
kehidupan masyarakt Indonesia saat ini!
Tugas Kelompok
Bagilah kelas dalam empat kelompok dan buatlah sebuah
poster infografis yang menjelaskan tentang teori masuknya
Islam ke Nusantara! (pilih salah satu)
B. Proses dan Saluran Islamisasi
Proses Islamisasi di Nusantara masuk lewat jalur
perdamaian, tanpa paksaan, dan mengedepankan
universalitas nilai-nilai Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Corak
Islamisasi yang dilakukan di Nusantara dapat beradaptasi
dengan kebudayaan lokal. Maka tak heran pendekatan
dakwah yang cenderung inklusif dan universal membuat
eksistensi agama Islam di Nusantara semakin berkembang
secara masif. Saluran-saluran Islamisasi tersebut masuk
lewat berbagai sendi-sendi kehidupan sosial budaya.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 13
Ditambah lagi dengan hadirnya Islam sebagai kekuatan
politik dapat meluaskan pengaruhnya ke seluruh penjuru
negeri dengan restu dan perlindungan dari para penguasa.
Secara ringkas, kesuksesan proses Islamisasi di Nusantara
tidak bisa dilepaskan dari beberapa kemudahankemudahan yang ditawarkan. diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Syarat masuk Islam sangat mudah karena hanya
perlu mengucapkan dua kalimat syahadat
2. Pelaksanaan ritual ibadah dalam Islam sederhana
dan tidak menghabiskan banyak biaya
3. Aturan hukum dalam Islam bersifat adaptif,
fleksibel, tidak memaksa, serta diterapkan sesuai
dengan situasi dan kondisi
4. Islam adalah agama yang demokratis karena
tidak mengenal adanya stratifikasi dalam
masyarakat
5. Penyebaran agama Islam tidak menghilangkan
adat dan budaya yang sudah ada sebelumnya;
malah Islam menjadi simbol kekuatan dalam
proses akulturasi budaya di Nusantara
6. Para mubalig/ulama/ wali yang menggunakan
pendekatan
budaya
akulturatif
dalam
menyampaikan ajaran agama sehingga mudah
diterima dan dipahami oleh masyarakat luas
Lebih jauh, kedudukan Ulama (Wali) memiliki
perananan yang signifikan dalam menyebarkan ajaran
agama Islam. Peran besar Wali tidak hanya terbatas
sebagai seorang ahli agama tetapi juga berperan besar
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 14
dalam membangun budaya dan peradaban masyarakat
yang akulturatif seperti pada perkembangan besar
terhadap karya sastra, seni, musik, seni rupa, seni
pertunjukan (wayang), desain, arsitektur, filsafat, tasawuf,
hukum, teknologi, sistem kalender, dan ilmu pengobatan
yang kesemuanya lahir sebagai warisan dakwah dan
peradaban Islam. Selain itu berkembang pesatnya agama
Islam di Nusantara juga tidak terlepas dari strategi dakwah
yang disusun secara sistematis melalui pendekatan kultural
dan sosial. Seperti melalui perdagangan, pendidikan,
pernikahan, tasawuf, kesenian, dan politik.
1) Saluran Perdagangan
Gambar 1.6 Ilustrasi Malaka sebagai bandar perdagangan strategis
Sumber : Kompas.com
Saluran perdagangan merupakan saluran utama
penyebaran Islam di Nusantara. Dalam buku Arkeologi
Islam Nusantara (2009) karya Uka Tjandrasasmita,
pembawa dan penyebar agama Islam pada masa-masa
permulaan adalah golongan pedagang. Pada sekitar abad
7-16 Masehi, Kepulauan Nusantara merupakan kawasan
perdagangam transnasioanl yang ramai dikunjungi oleh
pedagang-pedagang termasuk pedagang dari Arab, Persia
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 15
dan Gujarat. Ramainya aktivitas perdagangan Nusantara
menjadi faktor penting dalam kesuksesan Islamisasi
Nusantara melalui jalur perdagangan.
Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan KerajaanKerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, ia
menjelaskan bahwa: “Dalam agama Hindu hanya kaum
Brahmana atau pendeta saja yang boleh melakukan
kegiatan-kegiatan upacara keagamaan, membaca kitab
suci dan menyebarkan agama serta budaya Hindu. Jadi
pada dasarnya pedagang Hindu kurang berperan dalam
menyebarkan agama. Sebaliknya dalam Islam oleh sifat
misi dan cara pengluasanya, maka setiap orang Islam
adalah pendakwah kepercayaan”. Hal tersebut juga
didasarkan atas pendapat yang menyatakan bahwa
saudagar dari Arab yang berlayar dan berniaga ke
Nusantara selain memiliki motif ekonomi mereka juga
memiliki motif dalam mensyiarkan agama Islam. Di
samping itu para pedagang adalah orang-orang yang
seringkali melakukan mobilitas geografis, maka tidak heran
secara tidak langsung saudagar tersebut memperkenalkan
agama dan budaya Islam dalam agenda perdagangan yang
berpindah-pindah.
2) Saluran Pendidikan
Islamisasi di Nusantara semakin berkembang pesat
ketika para ulama, guru agama (mubaligh) dan Raja turut
berpartisipasi aktif dalam menyebarkan agama Islam
melalui pendekatan pendidikan. Para ulama dan guru
agama mendirikan pondok pesantren sebagai tempat
pengajaran Islam sekaligus menjaga tradisi keilmuuan bagi
masyarakat nusantara. Secara masif, jaringan keilmuan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 16
Islam di Nusantara terbentuk melalui perkembangan dunia
pesantren.
Gambar 1.6 Ilustrasi pendidikan Pesantren
Sumber : Kumparan.com
Pesantren juga merupakan hasil asmiliasi pendidikan
Hindu-Buddha yang dikembangkan oleh para Wali untuk
membentuk jaringan masyarakat Muslim yang terorganisir.
Dalam pesantren mereka dididik untuk menguasai
pengetahuan tentang agama Islam secara komperhensif
baik dari segi aqidah maupun muamalah dan pada
perkembangan selanjutnya, mereka yang telah selesai
menempuh pendidikan wajib mendarmabaktikan dirinya
untuk berdakwah sesuai dengan asal dan domisili masingmasing. Hal ini memberikan penampakan bahwa agama
Islam adalah agama yang demokratis dimana setiap
pemeluknya memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
menyebarkan moderasi ajaran agama.
Setiap santri (murid pesantren) memiliki tanggung
jawab untuk memperluas syiar dan dakwah agama Islam
ke Nusantara sesuai dengan tradisi ke-Islaman yang
dibawa oleh para Wali. Dengan demikian tradisi dan ajaran
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 17
ke-Islaman dapat dilestarikan antar zaman dan antar
generasi melalui jaringan keilmuan di pesantren.
3) Saluran Perkawinan
Gambar 1.7 Raden Fatah Raja Muslim berdarah Jawa-Champa
Sumber : Wikipedia.com
Mengutip dari jurnal Kajian Proses Islamisasi di
Indonesia tulisan Latifa Dalimunthe, jalur perkawinan lebih
menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim
dengan anak bangsawan atau anak raja karena mereka
kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.
Contohnya adalah perkawinan Raja Brawijaya dengan
puteri Campa yang melahirkan Raden Fatah (Raja pertama
Demak).
Saluran perkawinan merupakan salah satu cara yang
mudah dan efektif dalam mensukseskan proses Islamisasi
di Nusantara. Saluran Islamisasi melalui perkawinan terjadi
antara saudagar Islam dengan penduduk lokal pribumi baik
dari golongan elite maupun golongan akar rumput
masyarakat. Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 18
Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya
Daliman, para pedagang Islam dapat diterima di kalangan
bangsawan karena kekayaan, kecerdasan dan kepopuleran
mereka. Dalam melakukan perkawinan, para pedagang
Islam mewajibkan calon istrinya untuk memeluk Islam
sesuai dengan ketentuan agama yang berlaku. Hal ini
berdampak besar terhadap perkembangan komunitas
Islam Nusantara pada masa-masa berikutnya.
4) Saluran Tasawuf
Tasawuf merupakan ajaran ke-Tuhanan yang
berfokus
pada
upaya
pembersihan
diri.
Pada
perkembangannya ajaran ini kerap dikaitkan dengan halhal bersifat magis. Ajaran Tasawuf diperkirakan masuk di
Indonesia pada abad 13 M dan mulai berkembang pesat
pada awal abad 17 M. Ajaran Tasawuf dibawa oleh para
sufi dan kehadiranya sangat populer di Jawa karena pola
perilaku masyarakat Jawa yang kental dengan nuansa
filosofis dan mistis. Menurut Supriyadi (2014), kedatangan
kaum sufi yang mengkhususkan bidang tasawuf
berperanan
dalam
perkembangan Islam di
Nusantara
yang
lebih
mudah
diterima
oleh
sebagian
masyarakat.
Selain itu ajaran tasawuf
yang
bersumber
dari
sufisme
juga
berkonsentrasi
terhadap
sebuah upaya manusia
untuk menggapai cinta
Gambar 1.8 Syekh Siti Jenar
Tuhan haruslah bersih dari
Sumber : TV Tarekat
segala nafsu keduniawian
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 19
dan sifat-sifat angkara murka. Hal tersebut dianggap
memiliki kesamaan dengan karakteristik masyarakat
Nusantara yang cenderung lemah lembut dan tidak senang
bermusuhan.
Konsepsi tasawuf pada dasarnya merupakan sebuah
jalan spiritiual yang ditempuh oleh para Sufi dalam
menemukan cinta dan kasih sayang Tuhanya. Lebih jauh
konsepsi Sufisme Persia “Wihdatul Wujud” yang
dipromosikan oleh Al Hallaj juga memiliki kesamaan
dengan ajaran Syekh Siti Jenar tentang “Manunggaling
Kawula Gusti” (bersatunya antara hamba dengan
Gusti/Tuhan). Melalui pendekatan sufisme dan tasawuf,
Islam dapat mudah dipahami dengan cara-cara yang
santun, sederhana, dan lembut. Dengan demikian, tasawuf
menjadi sebuah sarana yang menarik hubungan emosional
bagi masyarakat untuk menerima sekaligus memaknai
ajaran dan budaya yang ditawarkan oleh Islam, begitupun
sebaliknya.
Di sisi lain, tasawuf juga ikut membentuk dan
melahirkan jaringan keilmuan ulama yang tergabung
dalam suatu wadah yang dikenal dengan thoriqoh atau
tarekat. Keberadaan tarekat ikut berkontribusi besar dalam
penyebaran agama Islam yang banyak dibidangi oleh para
ulama yang ahli di bidang hukum Islam dan filsafat.
Kebanyakan para ulama tarekat ini merupakan ulama yang
sudah belajar agama Islam ke negri Arab dan seringkali
tarekat sendiri didirikan oleh keturunan langsung dari Nabi
Muhammad. Sehingga keberadaan tarekat ini menarik
perhatian masyarakat dan kemudian dipakai menjadi salah
satu metode dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 20
5) Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi di Nusantara yang paling
mendapat banyak perhatian adalah saluran kesenian.
Saluran kesenian digunakan oleh para Wali untuk
menyebarkan Islam di Jawa. Lewat kesenian, para Wali
mampu menanamkan nilai-nilai Islam dalam setiap
kesenian yang mereka tampilkan sebagai tontonan bagi
masyarakat. Misalnya, Sunan Kalijaga membuat pagelaran
wayang dengan cerita gubahan yang disesuaikan dengan
ajaran Islam. Selain itu, Sunan Muria dan Sunan Drajad
membuat gendhing (lagu) berisi syair-syair nasehat dan
dasar-dasar ajaran Islam. Kesenian dijadikan sebagai
sebuah senjata dalam mendakwahkan nilai-nilai Islam
melalui pendekatan yang akulturatif. Metode dan strategi
dakwah tersebut dilakukan guna menyebarkan agama
Islam dengan mengedepankan prinsip tawassuth (jalan
tengah), tawazzun (seimbang), tassamuh (toleran), dan
taadl (adil). Hal tersebut dilakukan guna memberikan
wajah dakwah Islam yang moderat, inklusif, dan universal
dalam memandang hubungan antara budaya dan agama.
Gambar 1.9 Grebeg Maulud, akulturasi kebudayaan Jawa dengan Islam
Sumber : Detik.com
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 21
Selain itu, pendekatan secara budaya juga dilakukan
dengan pertimbangan situasi dan kondisi dimana ketika itu
Islam merupakan agama pendatang dan berada dalam
transisi peradaban dari Hindu-Buddha ke Islam. Oleh
karena itu untuk mendapatkan respon yang positif dari
masyarakat, Walisongo menggunakan tameng budaya
untuk selanjutnya diselaraskan dengan ajaran Islam.
Sehingga masyarakat tidak menganggap moderasi ajaran
Agama yang dibawa oleh Walisongo adalah dakwah yang
jauh, asing dan tidak menyentuh hati masyarakat.
Para Wali kemudian menjadi contoh sebagai aktor
dalam sejarah yang mampu membawa agama Islam secara
damai melalui pendekatan budaya yang akulturatif.
Terbukti dengan banyaknya budaya,nilai, norma, dan
struktur sosial di masyarakat yang tidak dihilangkan begitu
saja dengan paksa. Akan tetapi nilai tersebut disaring
untuk diselaraskan dengan ajaran Islam (semisal tradisi
sadranan, tahlilan, ziarah, dan sekaten, grebeg, kenduri
dll). Melalui pendekatan secara kultural pula, terjadi
sebuah revolusi kebudayaan yang luar biasa ditandai
dengan kemajuan pada karya sastra, seni bangunan, seni
ukiran, seni suara, seni pertunjukan (wayang) yang
kesemuanya merupakan warisan besar daripada budaya
dan peradaban yang dibentuk oleh Islam lewat para Wali.
6) Saluran Politik
Dalam perkembanganya untuk meluaskan syiar dan
dakwah agama, Islam kemudian bertransformasi sebagai
kekuatan politik yang dilembagakan. Lewat politik, Islam
kemudian berkembang lebih cepat karena mendapatkan
sokongan dan restu langsung dari penguasa. Raja atau
Sultan sebagai pemimpin politik juga menjadi kekuatan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 22
simbolis yang dapat mempengaruhi tindakan rakyatnya.
Ketika seorang Raja memutuskan untuk memeluk agama
Islam, maka hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap
rakyatnya yang ikut serta untuk mengubah keyakinan
agamanya. Salah satu contohnya adalah Raden Fatah yang
berguru kepada Walisongo sehingga akhirnya ia didorong
untuk mendirikan Kesultanan Demak sebagai otoritas
politik Islam pertama di Jawa. Dalam perkembanganya,
Walisongo juga ikut terlibat aktif dalam menentukan garis
politik kerajaan. Kebijakan politik yang diterapkan oleh
kerajaan
juga
memiliki
misi
ideologis
untuk
menyebarluaskan pengaruh Islam ke seluruh penjuru
negeri dengan perlindungan dari penguasa. Aktivitas inilah
yang pada akhirnya berakibat terhadap superioritas
kekuasaan Islam sebagai pranata politik yang disokong
oleh kekuatan Agama begitupun sebaliknya.
Buku Atlas Walisongo adalah salah satu
rujukan yang dapat digunakan sebagai
sumber belajar potensial untuk menjelaskan
tentang sejarah Islam di Indonesia. Buku ini
ditulis oleh sejarawan Prof. Agus Sunyoto
pada 2012 silam. Atlas Walisongo banyak
mengisahkan tentang peranan para Wali
dalam pembentukan masyarakat muslim di
Indonesia. Buku ini juga banyak membahas
tentang peran Islam yang mendorong
proses persilangan budaya di masyarakat.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 23
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Uraikan secara logis mengapa Islam mudah diterima
oleh masyarakat pada saat itu?
2. Bagaimana posisi Islam dalam mendorong proses
persilangan budaya di Nusantara? Uraikan dan
jelaskan!
3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat peran dari para
tokoh pengembang agama Islam di Nusantara!
4. Apa yang kamu ketahui tentang tasawuf dan sufisme?
5. Setujukah kamu dengan pernyataan bahwa agama
Islam masuk ke Nusantara lewat jalur perdamaian?
Jelaskan!
Tugas Portofolio
Buatlah artikel ilmiah-populer yang menjelaskan tentang
saluran Islamisasi paling strategis dalam menyebarkan
agama Islam!
C. Islam
dan
Antarpulau
Jaringan
Perdagangan
Berdasarkan pada temuan data-data arkeologis,
Islam pertama kali masuk dan berkembang di Nusantara
melalui aktivitas pelayaran dan perniagaan. Lewat aktivitas
tersebut Islam kemudian berkembang dalam membidani
munculnya kota-kota pelabuhan dan kawasan pemukiman
kosmopolit di pesisir pantai. Dalam sejarahnya, sejak awal
abad masehi kegiatan perdagangan di kepulauan
Nusantara memang sudah berlangsung. Berdasarkan pada
kronik dan catatan dari para pengembara asing, kepulauan
Nusantara telah menjadi bandar perdagangan strategis
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 24
yang menghidupkan konektivitas wilayah dunia timur dan
barat. Penduduk di kepulauan Nusantara telah banyak
melakukan kontak perdagangan dengan saudagar dari
India, Cina, bahkan Arab.
Berdasarkan dari catatan-catatan sejarah yang
dihimpun dari sumber-sumber Cina oleh W.P Groeneveldt,
telah menunjukkan adanya jaringan–jaringan perdagangan
antara kerajaan-kerajaan di Kepulauan Nusantara dengan
berbagai negeri terutama dengan Cina. Kontak dagang ini
sudah berlangsung sejak permulaan Masehi sampai
dengan abad ke-16.
Kemudian kapal-kapal dagang dari Arab juga sudah
mulai berlayar ke wilayah Asia Tenggara sejak permulaan
abad ke-7 dan 8 M. Hubungan pelayaran dan perdagangan
antara Nusantara dengan Arab kemudian semakin terjalin
intens. Peningkatan pelayaran tersebut berkaitan erat
dengan makin majunya perdagangan di masa jaya
pemerintahan Dinasti Abbasiyah (750-1258) dengan
ditetapkannya Baghdad menjadi pusat pemerintahan.
Aktivitas pelayaran dan perdagangan di Teluk Persia
menjadi lebih ramai. Pedagang Arab yang selama ini hanya
berlayar sampai India, sejak abad ke-8 mulai masuk ke
Kepulauan Nusantara dalam rangka menempuh perjalanan
ke Cina. Meskipun hanya transit, tetapi hubungan Arab
dengan penduduk di Kepulauan Nusantara mulai terjalin.
Hubungan tersebut dapat dilihat dari keberadaan buktibukti arkeologis para pedagang Arab di Nusantara. Para
saudagar dari Arab ini kemudian menetap di kawasan
Barus dan mendirikan sebuah perkampungan Muslim yang
ditengarai menjadi titik awal dimulainya peradaban Islam
di kepulauan Nusantara. Selain itu terdapat juga makam
dari Syekh Rukhunuddin yang wafat pada tahun 672 M.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 25
Atas temuan faktual inilah, Islam telah masuk,
berkembang, dan menciptakan pemukiman yang diinisasi
langsung oleh para saudagar dari Arab.
Berita Tome Pires dalam Suma Oriental (1512-1515)
juga memberikan gambaran mengenai keberadaan jalur
pelayaran jaringan perdagangan di kepulauan Nusantara
sebelum adanya kolonisasi dari bangsa barat. Ia
menceritakan tentang lalu lintas dan kehadiran para
pedagang di Samudra Pasai yang berasal dari berbagai
wilayah seperti Cina, Gujarat, Arab, dan Persia. Lewat
Suma Oriental, Tom Pires dengan jeli dan teliti melaporkan
kehidupan masyarakat kota pelabuhan yang dikunjunginya
beserta dinamika kehidupan maritim di dalamnya,
termasuk di kepulauan Nusantara.
Lebih jauh, kontak hubungan dagang antara
Nusantara dengan bangsa asing juga disokong oleh posisi
silang strategis dari Nusantara itu sendiri yang telah
menciptakan satu rute pelayaran di kawasan. Adanya jalur
pelayaran tersebut menyebabkan munculnya jaringan
perdagangan dan pertumbuhan serta perkembangan kotakota pusat di sekitar kesultanan dengan kota-kota
bandarnya yang secara geografis berada di kawasan pesisir
pantai dan muara sungai. Pada abad ke-13 sampai abad
ke-18 misalnya terdapat kesultanan Samudera Pasai,
Malaka, Banda Aceh, Demak, Gresik, Cirebon, Banten,
Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Kutai, Banjar, dll yang memiliki
peranan penting dalam menciptakan proses integrasi di
kawasan melalui pembentukan jaringan perdagangan
antar pulau.
Berdasarkan catatan Cheng Ho, ia mengatakan
bahwa di abad ke-13 sudah terdapat kerajaan yang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 26
bercorak Islam di Melayu antara lain Samudera Pasai dan
Malaka yang tumbuh. Pasai dan Malaka kemudian menjadi
dua otoritas politik Islam yang banyak berpengaruh
terhadap dinamika aktivitas politik dan perdagangan di
kawasan pada kurun abad ke-13 hingga 16. Pada awal
abad ke-15 Malaka muncul sebagai suatu kawasan
strategis yang berperan dalam menciptakan konektivitas
dagang di kawasan. Malaka kemudian menjadi bandar
transito perdagangan dari kapal-kapal besar dan para
saudagar bangsa asing. Atas dasar inilah, Sultan Malaka
menyadari pentingnya jaminan keamanan bagi para
pedagang karena kehidupan ekonomi negerinya banyak
menggantungkan pada perdagangan maritim daripada
kehidupan agraris. Karena secara geografis, Malaka
memiliki posisis strategis sehingga seringkali banyak
menciptakan konflik dan perebutan hegemoni kekuasaan
baik itu dari kerajaan-kerajaan lokal maupun kekuatan
asing, sehingga kondusifitas Malaka adalah perhatian besar
yang harus dijamin untuk keberlangsungan kegiatan
perdagangan internasional.
Kondisi Malaka inilah yang kemudian mendorong
Portugis
untuk
mengalihkan
aktivitas
monopoli
perdagangan rempahnya dari Maluku ke Malaka.
Penguasaan Malaka oleh Alfonso Albuquerqe pada tahun
1511 telah mengacaukan struktur perdagangan di Asia
khususnya di semenanjung Melayu dan kepulauan
Nusantara. Setelah dikuasai Portugis, aktivitas dagang di
Malaka tidak lagi intens karena banyak saudagar dan
kapal-kapal asing mulai mengalihkan tujuanya untuk
menghindari Malaka terutama para pedagang Arab-Muslim
yang memegang kunci perdagangan. Hal tersebut
kemudian mendorong para pedagang untuk mengambil
jalur alternatif dengan melintasi Semenanjung atau pantai
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 27
barat Sumatra ke Selat Sunda lalu menuju kepulauan
Timur. Pergeseran ini melahirkan pelabuhan perantara
yang baru, seperti Aceh, Patani, Johor, Banten, Demak,
Makassar dan lain sebagainya. Jatuhnya Malaka ke tangan
Portugis menjadi titik awal kemunduran perdagangan
Islam dan terjadilah peralihan corak kerajaan Islam yang
semula berkonsentrasi di bidang maritim ke agraris.
Kota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa seperti
Banten, Cirebon, Jepara, Demak, Gresik, Tuban, Surabaya
kemudian menjadi pilihan alternatif yang ramai dikunjungi
oleh para saudagar mancanegara sejak kejatuhan Malaka
oleh Portugis tahun 1511. Kota-kota pelabuhan di pesisir
pantai utara Jawa ini memiliki peranan strategis dalam
menunjang aktivitas ekspor-impor. Kota-kota pelabuhan di
pantai utara Jawa ini juga berkembang sebagai sebuah
kawasan metropolitan. Kota-kota pelabuhan ini dijadikan
sebagai tempat singgah bagi para pedagang yang ingin
melanjutkan aktivitas niaganya di kepulauan Timur.
Sehingga terjadilah pola dan rute perdagangan yang baru
untuk menghidupkan hubungan dagang domestik di
bagian barat dengan timur kepulauan Nusantara. Meskipun
demikian, eksistensi kota-kota pelabuhan di Jawa ini tidak
mendapatkan respon yang cukup antusias seperti di
Malaka. Belum lagi, banyak kota-kota pelabuhan ini
kemudian juga mengalami kemerosotan besar setelah
jatuh ke tangan VOC.
Sementara itu, perdagangan di kepualaun Timur
lebih terkonsentrasi pada perdagangan rempah seperti
cengkih, pala, dan lada. Cengkih, pala, dan bunga pala
(fuli) adalah salah satu komoditas ekspor strategis yang
hanya ditemukan di kepulauan ini. Dari Ternate dan Tidore
(Maluku) barang komoditi ini diangkut ke Somba Opu,
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 28
ibukota Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Somba Opu
pada abad ke-16 telah menjalin hubungan perdagangan
dengan Patani, Johor, Banjar, Blambangan, dan Maluku.
Adapun Hitu (Ambon) menjadi pelabuhan yang
menampung komoditi cengkih yang datang dari Huamual,
sedangkan komoditi pala berpusat di Banda. Selain itu,
meningkatnya
permintaan
lada
dalam
kancah
perdagangan internasional, membuat pedagang nusantara
mengambil alih peranan India sebagai pemasok utama
bagi pasaran Eropa yang berkembang dengan cepat.
Semua kota pelabuhan tersebut umumnya didatangi oleh
para pedagang Jawa, Cina, Arab, dan khususnya Eropa
yang menganggap rempah dari Timur adalah komoditas
perdagangan strategis yang memiliki nilai tinggi di pasaran
Eropa. Keberadaan rempah yang melimpah di kepulauan
Timur Nusantara telah ikut mendorong pesatnya aktivitas
pelayaran dan menciptakan suatu rute perdagangan
wilayah baru.
Menurut Dr.Bondan Kanuyomoso, Suma
Oriental yang ditulis oleh Tom Pires
menempati posisis istimewa karena karya ini
merupakan laporan awal yang menjelaskan
tentang Asia Tenggara. Tom Pires dengan
jeli dan teliti melaporkan kehidupan
masyarakat di kota-kota pelabuhan yang
dikunjunginya. Lewat buku ini pembaca
dapat memiliki gambaran jelas mengenai
dinamika dunia maritim Nusantara sebelum
didominasi oleh kolonialisme Barat.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 29
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Jelaskan posisi dan peran Islam dalam menciptakan
jaringan perdagangan antar pulau!
2. Menurutmu mengapa daerah pesisir menjadi kawasan
strategis bagi perkembangan agama Islam? Jelaskan!
3. Bagaimana peran Demak sebagai kerajaan Maritim di
pesisir utara Jawa?
4. Coba jelaskan bagaimana dampak dari ditaklukanya
Malaka
oleh
Portugis
terhadap
kemunduran
perdagangan Islam di kawasan!
Tugas Kelompok
Bagilah kelas ke dalam empat kelompok dan buatlah
sebuah powerpoint yang menjelaskan tentang masingmasing peran dari pelabuhan Malaka, Banten, Demak, dan
Makassar dalam menciptakan aktivitas perdagangan di
masa lalu!
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 30
BAB II
Jejak Peradaban Islam
Setelah kedatangan Islam, terjadi proses penyebaran
Islam yang berakibat dengan tumbuh dan berkembangnya
kerajaan-kerajaan Islam di Kepulauan Indonesia.
Mawarti Poesponegoro Djoened (2008)
Jejak Islam di Nusantara meliputi berbagai macam
jenis. Diantaranya adalah kerajaan-kerajaan Islam yang
berdiri dan mengalami masa-masa kejayaan berabad-abad
tahun yang lalu. Selain itu, jejak Islam di Nusantara yang
lain adalah peninggalan-peninggalan hasil budaya Islam di
Nusantara yang tentunya hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dengan keberadaan kerajaan-kerajaan Islam di
Nusantara ini. Untuk itu, pada Bab ini akan kami uraikan
mengenai keberadaan kerajaan-kerajaan Islam beserta
peninggalan hasil budaya Islam di Nusantara.
Gambar 2.1 Nisan Marmer Adulrachman 1320, Aceh
Sumber: KITLV
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 31
PETA KONSEP
Jejak Islam di
Nusantara
Kerajaan Islam di
Nusantara
Hasil Budaya
dan
Peninggalan
Islam di
Nusantara
Berkaitan
Kerajaan Islam di
Sumatera
Masjid
Kerajaan Islam di
Jawa
Kerajaan Islam di
Kalimantan
Keraton
Makam
Kaligrafi
Kerajaan Islam di
Sulawesi
Kerajaan Islam di
Maluku
Karya Sastra
Hikayat
Syair
Kerajaan Islam di
Nusa Tenggara
Suluk
Kerajaan Islam
di Papua
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 32
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
2.
mengetahui dan mengenal kerajaan Islam di Nusantara
menjelaskan hasil kebudayaan dan peninggalan Islam di Nusantara
Pendahuluan
Gambar 2.2 Keraton Yogyakarta
Sumber: Tepas Tandha Yekti
Kamu tahu gak sih, kalau di Indonesia itu memiliki
banyak kerajaan yang bersifat Islam? Salah satunya adalah
gambar di atas. Tentunya, kamu pasti sudah mengetahui
gambar bangunan tersebut. Yap, benar sekali gambar
tersebut adalah gambar Keraton Yogyakarta. Keraton
merupakan tempat tinggal raja dan para kerabatnya, dan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 33
juga
sebagai
tempat
melaksanakan
kegiatan
pemerintahan. Sehingga, keraton ini adalah daerah yang
vital pada masa dahulu bahkan hingga saat ini.
Memahami Materi
A. Kerajaan Kerajaan Islam di Nusantara
Perkembangan Kerajaan Islam di Nusantara di
perkirakan mencapai masa kejayaannya pada abad ke-12
M sampai dengan abad ke-13 M. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya lalu lintas perdagangan laut. Dengan letak
Indonesia yang berada di jalur pelayaran perdagangan, hal
ini mengakibatkan Indonesia sering di datangi oleh para
pedagang yang akan menjual barang dagangannya, dan
Selama berdagang biasanya mereka akan mendirikan
permukiman di Indonesia, dan terkadang mereka
mengenalkan budaya-budaya mereka, dan beberapa dari
mereka mulai menyebarkan agama, khususnya adalah
agama Islam. Kali ini kita akan membahas kerajaankerajaan Islam di Nusatara.
1. Kerajaan Islam di Sumatera
Menurut berita dari Tomé Pires pada awal abad ke16 dalam Suma Oriental (1512-1515), disebutkan bahwa di
daerah sumatera, khususnya di sepanjang pesisir Selat
Malaka dan pesisir barat Sumatera, telah banyak berdiri
kerajaan-kerajaan Islam, baik yang kecil, sedang, maupun
besar. Kerajaan-kerajaan tersebut ada yang baru
mengalami pertumbuhan, ada pula yang mengalami
perkembangan, dan ada pula yang sedang mengalami
kerututuhan karena adanya pegeseran politik antara satu
dengan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan
kerajaan Islam di Sumatera sudah ada bahkan sebelum
abad ke-16 M.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 34
a. Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai, terletak di daerah
Sumatera bagian utara, atau lebih tepatnya terletak kurang
lebih 15 Km di sebelah timur Lhokseumawe, Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai ini diperkirakan tumbuh dan
berkembang pada tahun 1270-1275 M atau sekitar
pertengahan abad ke 13 M, dengan sultan pertamanya
yang bernama Sultan Malik as-Shalih, yang memiliki nama
asli Meurah Silu, seorang Kepala Gampong Samudera.
(Diceritakan dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja
Pasai).
Gambar 2.3 Lokasi Kerajaan Samudera Pasai
Sumber: Sejarahnegara.com
Pada masa pemerintahan Sultan Malik as-Shalih,
Kerajaan samudera pasai diperkirakan telah memiliki
hubungan dengan China, seperti yang diceritakan pada
sejarah Dinasti Yuan pada tahun 1282 M, menyebutkan
bahwa seorang utusan China bertemu dengan salah
seorang menteri dari Kerajaan Sumatera di Quilon yang
meminta kepada raja Sumatera untuk mengirimkan
dutanya ke China. Pada tahun tersebut kerajaan Sumatera
mengirimkan Sulaeman dan Syamsuddin sebagai dutanya.
Pada tahun 1346 M, berdasarkan berita dari Ibnu
Battutah, pada masa itu ia berkunjung ke Sumatera pada
masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir. Ibnu
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 35
Battutah menyebutkan bahwa pada masa itu para ahli
agama dari Timur Tengah berdatangan ke kerajaan seperti
dari Persi (Iran), Suriah (Syira) dan Isfahan. Hal ini
menunjukkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai juga
memiliki hubungan dengan negeri-negeri dari Timur
Tengah, dan membuktikan bahwa Kerajaan Samudera
Pasai sangat taat terhadap ajaran agama Islam.
Pada masa inilah Kerajaan Samudera Pasai
mengalami masa kejayaannya. Di mana pada masa itu
aktivitas perdagangan dan bisnis sudah begitu maju. Hal
ini dibuktikan dengan telah digunakannya mata uang yang
terbuat dari emas dan juga perak sebagai alat transaksi
masyarakat di Kerajaan Samudera Pasai. Selain itu,
Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan
internasional karena terletak di lokasi yang strategis yakni
dekat dengan jalur pelayaran internasional, sehingga
Kerajaan Samudera Pasai ini banyak di datangi oleh
pedagang-pedagang dari luar negeri. Kerajaan Samudera
Pasai Ini mampu mengekspor lada dengan jumlah yang
cukup besar, hal ini dikarenakan Kerajaan Samudera Pasai
merupakan penghasil komoditas perdagangan ekspor
seperti lada, sutera, kapur barus, emas dan komoditaskomoditas ekspor lainnya.
Kerajaan Samudera Pasai juga memiliki kontribusi
besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia dan
Asia Tengara. Hal ini ditandai dengan banyaknya Ulama
dan mubaligh yang dikirimkan oleh Kerajaan Samudera
Pasai untuk menyebarkan agama Islam ke Pulau Jawa.
Selain hal tersebut, banyak ulama dari luar Sumatera yang
menimba ilmu agama di Kerajaan Samudera Pasai. Salah
satunya adalah Syekh Yusuf, seorang Sufi dan ulama yang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 36
merupakan penyebar agama Islam di Afrika Selatan yang
berasal dari Makassar.
Letak Kerajaan Samudera Pasai yang beada di pesisir
Selat Malaka, mengakibatkan Kerajaan Samudera Pasai
memiliki hubungan erat dengan Malaka. Melalui hubungan
pelayaran dan perdagangan antara Kerajaan Samudera
Pasai dengan Semenanjung Melayu menyebabkan
terbentuknya masyarakat Muslim di Trengganu yang di
buktikan dengan temuan batu bersurat dengan huruf Arab
yang berbahasa Melayu. Selain melalui hubungan
perdagangan persahabatan Kerajaan Samudera Pasai
dengan Malaka juga mengadakan hubungan pernikahan
antara putra-putra Sultan dari Pasai dengan Malaka. Hal ini
lah yang mengakibatkan tumbuhnya Kerajaan Islam di
Malaka pada awal abad ke-15 M.
Kerajaan Samudera pasai mulai mengalami
kemunduran pada tahun 1521 M di mana pada masa itu
Portugis telah melancarkan aksinya untuk meluaskan
wilayah kekuasaannya setelah menaklukkan Malaka. Pada
akhirnya di bawah pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah,
berhasil mengusir Portugis dan mengakusisi Kerajaan
Samudera Pasai menjadi bagian dari Kerajaan Aceh
Darussalam.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 37
b. Kesultanan Aceh Darussalam
Gambar 2.4 Masjid Baiturrahman, Aceh
Sumber: KITLV
Pada tahun 1520 M di bawah pimpinan Sultan Ali
Mughayat Syah, Kerajaan Aceh Darussalam berhasil
melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan Pedir dan berhasil
mengambil kerajaan Daya ke dalam kekuasaan Aceh
Darussalam. Pada tahun 1524 M Kerajaan Aceh
Darussalam ini berhasil menaklukkan kerajaan Pedir dan
Samudera Pasai. Pada tahun 1529 M, Kerajaan Aceh telah
mempersiapkan untuk menyerang Portugis di Malaka. Akan
tetapi, karena pada tahun 1530 M Sultan Ali Mughayat
Syah wafat maka serangan yang telah direncanakan itu
tidak jadi dilaksanakan. Sultan Ali Mughayat Syah di
makamkan di Kandang XII Banda Aceh.
Setelah wafatnya Sultan Ali Mughayat Syah, salah
satu penerus kerajaan yang terkenal adalah Sultan
Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahar yang memiliki peran dalam
mengembangkan kekuatan angkatan perang, mengadakan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 38
perdagangan, dan mengadakan hubungan internasional
dengan kerajaan Islam di Timur tengah, seperti dengan
Turki, Abysinia, dan Mesir. Pada tahun 1563 M Sultan
Alauddin Ri’ayat Syah ini mengutus seseorang menuju
Konstatinopel untuk meminta bantuan dalam usaha
melawan kekuasaan Portugis. Dua tahun setelahnya
datang bantuan teknisi-teknisi dari Turki, yang membantu
Sultan untuk menaklukkan beberapa wilayah di Sumatera
bahkan hingga ke Johor dan Malaka.
Pada tahun 1568 M pemerintahan Kerajaan Aceh
Darussalam diganti oleh Sultan Ali Ri’ayat Syah yang pada
tahun 1573 M Ia menyerang Malaka dan pada tahun 1575
M, Ia menyerang Perak. Dalam penyerangan Portugis di
Malaka selain mendapatkan bantuan dari tentara Turki,
Kerajaan Aceh Darussalam juga mendapatkan kiriman bala
bantuan tentara dari Kerajaan Kalinyamat yang pada masa
itu dipimpin oleh seorang Ratu yang bernama Retna
Kencana. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa tersebut
Sultan Ali Ri’ayat Syah mengadakan hubungan dengan
Ratu Kalinyamat yang berasal dari Jepara.
Kerjaan
Aceh
Darussalam
mengalami puncak Kejayaannya
pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar
Muda,
pada
masa
pemerintahannya kemajuan terjadi di
bidang
politik,
ekonomi
perdagangan,
hubungan
internasional, dan mengembangkan
Gambar 2.5 Sultan
kebudayaan
dan
memperkuat
Iskandar Muda
kehidupan
keagamaan
Islam.
Sumber: Idntimes
Kemajuan di bidang politik dibuktikan
dengan takluknya wilayah-wilayah di sepanjang pesisir
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 39
pantai timur dan barat, selain itu di Johor dan juga
Semenanjung Malaysia pun mengakui kekuasaan Kerajaan
Aceh Darussalam. Dalam bidang ekonomi perdagangan
Kerajaan Aceh Darussalam melakukan kegiatan ekspor dan
juga impor. Komoditas ekspor dari kerajaan ini diantaranya
adalah kayu cendana, saapan, gandarukem (resin), damar,
getah perca, obat-obatan dan parfum, rasamala, kapur
barus, bunga lawing, lada, gading, lilin, tali sabuk, sutra,
porselin, pakaian, minyak, dan emas.
Kerajaan Aceh Darussalam mulai mengalami
kemunduran pada awal abad ke-18 M. Hal ini diakibatkan
oleh ancaman kolonialisme Belanda yang semakin lama,
semakin memperluas kekuasaannya di wilayah Nusantara.
Pada masa pendudukan Belanda di Nusantara,
memunculkan beberapa tokoh terkenal yang berasal dari
Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan kepada orangorang Belanda, contohnya adalah Panglima Polim, Habib
Abdurrahman, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, dan Cut
Nyak Dhien.
c. Kerajaan-Kerajaan Islam di Riau
Gambar 2.6 Kerajaan Siak, Riau
Sumber: KITLV
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 40
Menurut berita Tomé Pires (1512-1515 M)
disebutkan bahwa beberapa kerajaan di Riau adalah
Kerajaan Siak, Kerajaan Kampar, Kerajaan Inderagiri. Pada
abad ke-13 dan ke-14 M kerajaan-kerajaan ini masih
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Melayu, dan
Singasari-Majapahit. Hal ini dapat mendekati kepastian jika
kerajaan-kerajaan ini berkembang menjadi kerajaan
bercorak Islam mulai pada abad ke-15 M.
Pada mulanya Kerajaan Siak termasuk dalam
kekuasaan Kerajaan Malaka. Pada masa ini Tomé Pires
menyebutkan bahwa Kerajaan Siak di bawah Kerajaan
Malaka menghasilkan produk-produk seperti padi, madu,
kitin, rotan, bahan-bahan apotek, dan banyak emas.
Semenjak VOC datang dan menguasai Malaka, seluruh
kerajaan yang pada mulanya berada di bawah kekuasaan
Kerajaan Malaka, berubah menjadi di bawah kekuasaan
politik dan ekonomi perdagangan VOC, tidak terkecuali
Kerajaan Siak. Hal inilah yang mengakibatkan pada tahun
1723 Raja Kecil yang memakai gelar Sultan Abdul Jalil
Rahmad Syah, yang pada masa kekuasaannya, ia
memperluas wilayahnya dengan melakukan perlawananperlawanan kepada VOC, Kerajaan baru ini di beri nama
Kerajaan Siak Sri Inderapura.
Kerajaan Siak mengalami kemajuan pada masa
pemerintahan Sultan Said Ali di mana beberapa daerah
yang melepaskan diri dari kerajaan Siak pada masa
pemerintahan Raja Kecil berhasil di kuasai kembali. Pada
awal abad ke-19 M Kerajaan Siak mengalami kemuduran
di masa pemerintahan Tengku Ibrahim, dimana pada masa
itu terdapat perjanjian dengan VOC yang menekankan
bahwa kerajaan Siak tidak diperbolehkan untuk
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 41
mengadakan ikatan ataupun perjanjian dengan negaranegara lain kecuali Belanda.
d. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jambi
Masuknya Islam
di Jambi diperkirakan
sejak abad ke- 9 M dan
ke-10 sampai 13 M, hal
ini dibuktikan dengan
penemuan
arkeolog
berupa pecahan kaca
yang diperkirakan dari
abad ke-10 sampai 13
Gambar 2.7 Rumah Sultan, Jambi
M dari Timur Tengah,
Sumber: NMVW
yakni dari Arab dan
Iran.
Meskipun
demikian, Islamisasi besar-besaran bersamaan dengan
tumbuh dan berkembangnya kerajaan di Jambi di mulai
sekitar pada tahun 1500 M di bawah pemerintahan Orang
Kayo Hitam yang juga berperan meluaskan “Bangsa XII”
dari “Bangsa IX” anak dari Datuk Paduka Berhala. Pada
tahun 1460 M, Datuk Paduka Berhala dan Istirnya
mendirikan Kesultanan Jambi, yang tidak bisa terlepaskan
oleh peran Kerajaan Melayu yakni keberadaan istri Datuk
Paduka Berhala yaitu Putri Selaro Pinang Masak, hal ini lah
yang mengakibatkan masyarakat Jambi menerima
keberadaan Kesultanan Jambi.
Pada tahun 1500 M, Orang Kayo Hitam menjadi
penerus dari Kesultanan Jambi di ibukota yang baru di
mana pada masa ini Islamisasi secara besar-besaran di
Jambi terjadi. Kekuasaan Orang Kayo Hitam, digantikan
oleh Panembahan Hang di Aer yang setelah wafat Ia di
makamkan di Rantau Kapas. Sekitar tahun 1540 M,
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 42
Kekuasaan Kerajaan Jambi dipimpin oleh Panembahan
Rengas Pandak, yang merupakan cucu dari Orang Kayo
Hitam. Pada tahun 1615 M Kesultanan Jambi dipimpin oleh
Sultan Abdul Kahar, di mana pada masa ini datanglah VOC
untuk melakukan hubungan perdangangan, dan hasil-hasil
Kerajaan Jambi terutama lada. Pada tahun 1616 M,
Kesultanan Jambi mengijinkan VOC untuk mendirikan
Lojinya di Muara Kompeni, yang pada tahun 1636 M
ditinggalkan karena masyarakat Jambi menolak menjual
hasil buminya kepada VOC. Pada 1642 M di bawah
Gubernur Jenderal van Diemn Kerajaan Jambi dituduh
bekerjasama dengan Kerajaan Mataram. Sehingga pada
tahun 1643 M Kerajaan Jambi menolak perjanjian yang
disodorkan oleh VOC yang pada hakikatnya merupakan
pemaksaan monopoli perdagangan, hal ini mengakibatkan
Sultan Abdul Kahar berhenti dan digantikan oleh Sultan
Abdul Jalil yang berpihak pada VOC.
Pada masa pemerintahan
Sultan Sri Ingalogo (1665-1690
M) di mana pada masa ini
terjadi
peperangan
antara
Kerajaan Jambi dan Kerajaan
Johor, pada peperangan ini
Gambar 2.8 Sultan Taha
Kerajaan Jambi dibantu oleh
Saifuddin dan Pengikutnya
VOC
dan
memperoleh
Sumber: NMVW
kemenangan, sebagai upah
VOC menyodorkan perjanjian-perjanjian yang menguatkan
monopoli dagang VOC dalam pembelian lada dan
pemaksaan penjualan kain dan opium oleh VOC. Pada
tahun 1690 M Sultan Sri Ingalogo ditangkap dan
diasingkan ke Batavia dan berakhir di Pulau Banda karena
dianggap membantu penyerangan kantor dagang VOC
yang mengakibatkan terbunuhnya kepala pedagang VOC
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 43
yaitu Sybrandt Swart. Setelah tertangkapnya Sultan
Ingalogo, kekuasaan Kerajaan Jambi diteruskan oleh
Pangeran Dipati Cakraningrat yang bergelar Sultan Kyai
Gede, dengan menyingkirkan Sultan Ratu yang sebenarnya
lebih berhak atas kekuasaan Kerajaan, selain itu, Sultan
Kyai Gede dan sejumlah pengikutnya pindah ke Muaratebo,
dengan membawa keris Sigenjei, yang merupakan simbol
bagi raja-raja Jambi yang memiliki hak atas kerajaan. Hal
ini mengakibatkan konflik secara terus menerus,
puncaknya adalah pada tahun 1904 M di mana terjadi
perlawanan dan pemberontakan terhadap Sultan Taha
Saifuddin yang dipusatkan di daerah Batanghari Hulu, pada
pertempuran ini Sultan Taha Saifuddin terbunuh dan
dimakamkan di Muaratebo.
e. Kerajaan-Kerajaan Islam di Sumatera Selatan
Gambar 2.9 Masjid Agung Palembang
Sumber: KITLV
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 44
Proses islamisasi di Palembang di mulai sejak abad
ke-14 M di mana pada masa itu Kerajaan Sriwijaya yang
pada mulanya adalah kerajaan besar yang berpusat di
Palembang mengalami keruntuhan, sehingga pada abad
ke-15 M sudah muncul komunitas-komunitas muslim di
Palembang. Pada masa ini pula Kerajaan Palembang
didirikan oleh Adipati Ario Damar yang mengubah namanya
menjadi Ario Abdillah yang berkuasa sejak tahu 1455 M
hingga 1486 M, sebenarnya Adipati Ario Damar ini mewakili
Kerajaan Majapahit di Palembang Lamo. Setelah Ario
Abdillah wafat, kekuasaan Kerajaan Palembang tidak ada
yang mengisi hal ini dikarenakan pada masa itu
keturunannya banyak yang berpindah ke Demak.
Sekitar awal abad ke-16 M, Kerajaan Palembang
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak pada masa
pemerintahan Pate Rodim, Tome Pires dalam beritanya
(1512-1515 M) menyebutkan bahwa pada masa ini,
penduduk Palembang hanya berkisar sepuluh ribu orang,
akan tetapi, banyak yang meninggal karena membantu
Demak dalam serangan menghadapi Portugis di Malaka.
Pada akhir abad ke-16 M, Palembang merupakan daerah
terpenting bagi perkembangan atau sebagai pusat Islam di
bagian Selatan “Pulau Emas”. Hal ini bukan hanya
disebabkan reputasi Palembang sebagai puat perdagangan
yang banyak di kunjungi oleh para pedagang Arab/Islam di
masa Kerajaan Sriwijaya, tetapi hal ini juga disebabkan
oleh kebesaran kekuasaan Malaka yang selalu melibatkan
diri dengan Palembang sebagai tanah asalnya. Kerajaan
Palembang juga melakukan hubungan perdagangan
dengan Malaka dan Pahang menggunakan 10 atau 12
jung-jung atau sebuah kapal layar setiap tahunnya.
Beberapa komoditas yang diperdagangkan di antaranya
adalah beras dan bahan makanan, katun, rotan, lilin,
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 45
madu, kapur, emas, besi, barus, anggur, dan lain
sebagainya.
Meskipun pada tahun 1550 M, Palembang
merupakan daerah pusat penguasa Muslim, akan tetapi
tokoh yang tercatat sebagai raja pertama kerajaan
Palembang adalah Sultan Abdurrahman Khalifat alMukminin Sayyid al-Iman yang bernama lain Pangeran
Kusumo Abdurrahman atau Kiai Mas Endi yang berkuasa
sejak tahun 1659 M sampai dengan 1706 M, dan sejak
tahun 1706 M kerajaan Palembang mengalami pergantian
Raja sebanyak sebelas kali, dengan raja terakhir bernama
Raden Abdul Azim Purbolinggo atau nama lainnya adalah
Pangeran Kromojoyo yang menjaat sejak tahun 1823 M
hinga 1825 M.
Pada tahun 1610 M adalah pertama kalinya Kerajaan
Palembang melakukan kontak dengan VOC. Akan tetapi,
kerenggangan antara VOC dan Kerajaan Palembang terjadi
karena kepentingan VOC diabaikan. Pada tahun 1659 M
terjadi peperangan antara Kerajaan Palembang dengan
VOC di bawah pimpinan Laksamana Joan van der Laen,
sebagai akibat dari peristiwa pada tahun 1658 M di mana
wakil dagang VOC yakni Ockerz dan pasukannya dibunuh
dan dua kapalnya yaitu Wachter dan Jacatra dirampas.
Pada perang ini, keraton Kerajaan Palembang, pulau Kuta,
beserta pemukiman penduduk China, Portugis, Arab dan
lainnya dibakar. Kota Palembang akhirnya dapat direbut
lagi oleh pasukan Palembang dan kemudian dilakukan
pembangunan-pembangunan.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 46
Sejak masa pemerintahan
Sultan Mahmud Badaruddin II, Pada
Juli 1819 M Kerajaan Palembang
mendapatkan serangan-serangan
dari pasukan Hindia Belanda yang
dikenal dengan Perang Menteng,
pasukan Hindia Belanda mampu di
pukul mundur oleh pasukan
Gambar 2.10 Jenderal de Palembang, hal ini juga terjadi pada
Kock
serangan besar-besaran pasukan
Sumber: KITLV
Hindia Belanda yang dipimpin oleh
yang dipimpin oleh J.C Wolterboek pada Oktober 1819 M.
Akan tetapi, pada penyerangan berikutnya tepatnya pada
Juni 1821 M di bawah pimpinan Panglima Jenderal de Kock,
Pasukan Hindian berhasil mengalahkan pasukan
Palembang, dengan menangkap Sultan Mahmud
Badaruddin II yang setelahnya di buang ke Ternate.
Hingga pada 7 Oktober 1823 M, Peran politik Kerajaan
Palembang dihapuskan dan kedudukan Kerajaan
Palembang berada langsung di bawah kekuasaan
Pemerintah Hindia Belanda yang pada masa itu Jon
Cornelist Reijnst dijadikan Residen di Palembang, yang
mengakibatkan pemberontakan Sultan Ahmad Najaruddin
Prabu Anom yang berakhir ditangkap dan diasingkan ke
Banda, dan dipindah ke Manado.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 47
f.
Kerajaan-Kerajaan Islam di Sumatera Barat
Gambar 2.11 Rumah Gadang, Minangkabau
Sumber: KITLV
Awal masuknya Islam di Sumatera Barat masih sulit
untuk dipastikan. Menurut berita China yang berasal dari
Dinasti Tang disebutkan bahwa pada abad ke-7 M sekitar
tahun 674 M terdapat sekelompok orang Arab, yang
menurut W.P Goeneveldt mereka bermukim di daerah
pesisir barat Sumatera. Akan tetapi, pada abad-abad
setelahnya keberadaan pemukiman orang Arab ini belum
dapat ditemukan sehingga masih memerlukan pembuktian
baik dari data historis maupun data arkeologis. Pendapat
lainnya menyebutkan bahwa Islam datang dan
berkembang di Sumatera Barat, baru pada sekitar abad ke14 M atau abad ke-15 M, dan sudah mendapat pengaruh
dari Kerajaan Minangkabau, di mana pada akhir abad ke15 M Islam sudah masuk ke daerah Minangkabau dapat
dikaitkan dengan adanya cerita yang terdapat dalam
naskah kuno dari Kerinci tentang Siak Lenih Malin
Sabiyatullah yang berasal dari Minangkabau yang
mengenalkan Islam di daerah Kerinci, sewaktu dengan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 48
Putri Unduk Pinang Masak, Dayang Baranai, Parpatih Nan
Sabatang yang semuanya berada di daerah Kerinci.
Dari abad ke-15 M dan Ke-16 M, melalui pelabuhanpelabuhan yang ada hubungan perdagangan antara
Sumatera Barat dan berbagai negeri dan daerah lain
semakin terjalin, contohnya adalah dengan Aceh. Pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda hingga berganti
Sultan, daerah Pariaman merupakan daerah yang berada
di bawah kekuasaan Kerajaan Aceh. Pada abad ke-17 M
terdapat ulama yang terkenal berasal dari Ulakan Sumatera
Barat bernama Syaikh Burhanuddin yang di dalam
masyarakat setempat Ia dikenal dengan Tuanku Ulakan.
Syaikh Burhanuddin ini merupakan murid dari Abdurrauf
al-Sinkili. Syaikh Burhanuddin ini mendirikan sebuah Surau
di daerahnya, sehingga tidak diragukan lagi bahwa Ulakan
merupakan pusat keilmuan Islam di Minangkabau. Pada
awal abad ke-19 M merupakan puncak dari penyebaran
Islam yang bersifat pembaharuan dan menjangkau
daerah-daerah yang lebih luas lagi.
Dari abad ke-16 M hingga
awal abad ke-19 M, kehidupan
masyarakat Minangkabau selalu
menampilkan kedamaian, hal ini
dikarenakan kaum adat dan
kaum agama menunjukkan sikap
saling
menghormati
dan
menghargai antara hukum adat
dan hukum syariat agama Islam.
Di wilayah Minangkabau terdapat
sebuah kerajaan yang terletak di
daerah Pagaruyung. Pada awal
abad
ke-19
M
muncul
Gambar 2.12 Tuanku Imam
Bonjol
Sumber: NMVW
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 49
pembaharuan Islam di daerah Sumatera Barat akibat
pengaruh dari paham Wahabiah, di mana pada masa ini
terjadi perselisihan antara kaum ulama dan kaum adat.
Perselisihan ini disebabkan oleh Kaum Ulama yang disebut
sebagai kaum “padri” ingin mengembalikan dan
memperbaiki kehidupan masyarakat Minangkabau sesuai
dengan kemurnian ajaran Islam, karena pada masa ini
masyarakat Minangkabau telah membiasakan kehidupan
buruk yang tidak sesuai dengan syariat agama Islam,
contohnya adalah bermain judi, melakukan sabung ayam,
minum madat dan minum-minuman keras.
Perselisihan antara kaum ulama dan kaum adat ini,
dimanfaatkan oleh Belanda untuk mencapai keuntungan
ekonomi dan politiknya dengan cara membantu salah satu
pihak dalam peperangan, pihak yang dibantu Belanda tidak
lain adalah kaum adat. Perang antara kaum ulama dan
kaum adat ini disebut sebagai perang padri, perang ini
terjadi sangat lama dan dapat dibagi menjadi tiga masa,
masa yang pertama adalah tahun 1821 M-1825 M, yang
ditandai dengan meluasnya perlawanan kaum padri
kepada seluruh rakyat di Minangkabau, masa yang kedua
adalah pada tahun 1825 M – 1830 M, yang ditandai dengan
adanya perjanjian yang diberikan oleh Belanda kepada
kaum Padri sehingga mampu mereda pertempuran, pada
masa ini perjuangan dari kaum Padri mulai melemah, masa
yang ketiga adalah pada tahun 1830 M-1838 M, yang
ditandai dengan bangkitnya perjuangan kaum Padri
dengan melakukan serangan besar-besaran kepada
Belanda, yang mengakibatkan beberapa tokoh Padri
ditangkap dan diasingkan, sebagai contohnya adalah
Tuanku Iman Bonjol, yang tertangkap dalam pertempuran
Benteng Bonjol pada tahun 1837 M dan diasingkan ke
Cianjur, dan pada tahun 1839 M Ia di buang ke Ambon,
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 50
lalu pada tahun 1841 M dipindahkan lagi ke Manado hingga
Ia wafat pada 6 November 1864 M. Akibat dari banyaknya
tokoh Padri yang tertangkap maka pada tahun 1838 M
Belanda berhasil mengukuhkan kekuasaan politik dan
ekonominya di daerah Sumatera Barat, dan Kerajaan
Minangkabau berada di bawah kekuasaan Pemerintahan
Belanda.
2. Kerajaan Islam di Jawa
Proses islamisasi di wilayah pulau Jawa diperkirakan
melalui daerah pesisir pantai Utara Jawa sebelum abad ke10 M, beberapa bukti mengenai masuknya Islam di Pulau
Jawa adalah dengan ditemukannya makam Fatimah binti
Maimun bin Hibatullah, yang diperkirakan salah satu
keturunan Hibatullah yang berasal dari dinasti Persia yang
wafat pada tahun 475 H atau sekitar tahun 1082 M di Desa
Leran, Kecamatar Manyar, Gresik. Selain makam tersebut,
ditemukan pula makam Maulana Malik Ibrahim yang
berasa dari Kasyan, yang merupakan suatu daerah di
wilayah Persia, yang meninggal pada tahun 822 H atau
sekitar tahun 1419 M, yang juga berada di daerah Gresik.
Bukti yang lainnya adalah ditemukannya ratusan makam
Islam kuno yang diperkirakan adalah makam keluarga
Istana Majapahit yang berada di daerah Mojokerto, dengan
makam tertuanya berasal dari tahun 1374 M. Kali ini, mari
kita bahas mengenai kerajaan-kerajaan Islam di wilayah
Pulau Jawa yang meliputi Kerajaan Demak, Kerajaan
Mataram, Kerajaan Banten dan Kerajaan Cirebon
a. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak berdiri sekitar tahun 1478 M di
mana pada masa ini kekuasaan Kerajaan Majapahit telah
melemah. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah
yang merupakan salah satu keturunan dari Brawijaya V
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 51
salah seorang Raja Kerajaan Majapahit dan ibunya adalah
seorang putri yang berasal dari Champa suatu daerah di
China. Raden Patah memimpin kerajaan Demak di mulai
pada tahun 1500 M hingga tahun 1518 M, di mana dalam
pemerintahannya Raden Patah di bantu oleh para wali
yang terknal dengan sebutan walisongo. Pada masa
pemerintahan Raden Patah wilayah kekuasaan Kerajaan
Demak meliputi daerah seperti wilayah Jepara, Tuban,
Sedayu, Palembang, Jambi dan daerah Kalimantan. Pada
masa ini dibangunlah Masjid Agung Demak oleh para Wali.
Gambar 2.13 Masjid Agung Demak
Sumber: KITLV
Letak Kerajaan Demak di nilai sangat strategis, hal
ini dikarenakan posisinya yang berada di pantai utara pulau
Jawa yang pada masa itu dilewati oleh jalur perdagangan
Nusantara, sehingga mengakibatkan Kerajaan Demak
sering disinggahi oleh para pedagang. Seiring
berkembangnya waktu kerajaan Demak bekembang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 52
menjadi pelabuhan yang penting di perdagangan
Nusantara, beberapa pelabuhan penting yang ada di
wilayah kerajaan Demak di antaranya berada di daerah
Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan dan Gresik. Pada tahun
1509 M Demak merencanakan menyerang Malaka, pada
masa tersebut armada Demak terkonsentrasi di daerah
Jepara sebagai pelabuhan utamanya. Akan tetapi, pada
tahun 1511 M Portugis telah menyerang dan berhasil
menduduki wilayah Malaka, sehingga penyerangan Demak
ke Malaka baru terealisasikan pada tahun 1512 M yang
berakhir dengan kegagalan Kerajaan Demak. Pada tahun
1513 M Kerajaan Demak menyerang Portugis dengan
kekuatannya sendiri di bawah pimpinan Pati Unus atau
Pangeran Sabrang Lor, penyerangan tersebut juga
mengalami kegagalan karena jarak tempuh yang cukup
jauh. Penyerangan selanjutnya adalah pada tahun 1518 M
di mana pada masa ini penyerangan di pimpin oleh Ratu
Kalinyamat, akan tetapi penyerangan tersebut juga
mengalami kegagalan.
Gambar 2.14 Ilustrasi Raden
Patah
Sumber: Wawasan Nusantara
Raden Patah wafat pada
tahun 1518 M di mana saat itu Ia
berumur 63 tahun. Setelah Raden
Patah wafat kekuasaan jatuh ke
tangan putra pertamanya yaitu
Pangeran Sabrang Lor atau yang
dikenal dengan Pati Unus.
Kekuasaan Pati Unus hanya
berlangsung selama kurang lebih
tiga tahun yaitu mulai tahun 1518
M hinnga 1521 M, di mana pada
tahun 1521 M tersebut Ia wafat
dalam
usahanya
mengusir
Portugis dari Kerajaan Malaka.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 53
Setelah wafatnya Pati Unus kekuasaan diserahkan kepada
adik Pati Unus yakni Raden Trenggono hal ini dikarenakan
Pati Unus tidak memiliki keturunan.
Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono inilah
Kerajaan Demak mengalami masa kejayaannya. Pada
masa ini Kerajaan Demak menguatkan kekuatan
militernya, sehingga berhasil menguasai berbagai
pelabuhan di bagian utara Pulau Jawa dan hampir seluruh
bekas wilayah Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1522 M
Portugis berhasil menguasai daerah Sunda Kelapa melalui
perjanjian dengan kerajaan Sunda Pajajaran, yang
dicantumkan dalam Prasasti Batu Padrao. Hal ini
menimbulkan ketidakpuasan dari Sultan Trenggono,
karena dipercaya dengan masuknya Portugis ke wilayah
Jawa akan menghancurkan perdagangan dan Transportasi
ke Pulau tersebut. Karena hal ini, Sultan Trenggono
memerintahkan Fatahillah untuk menyerang dan
menguasai daerah Banten sebagai awal dari strategi
penyerangan ke Sunda Kelapa, setelah berhasil menguasai
Kota Banten, Demak kemudian menguasai Sunda Kelapa,
yang masa itu merupakan kota pelabuhan utama yang
penting dan makmur yang dimiliki oleh Pajajaran. Pada
tahun 1527 M, Alfonso de Albuquerque di bawah pimpinan
Fransisco de Sa mengirimkan enam kapal perang dengan
perkiraan membawa 600 prajurit ke Sunda Kelapa, dan
Sultan Trenggono mengirimkan 20 Kapal perang dengan
1500 tentara ke Sunda Kelapa di bawah pimpinan
Fatahillah. Pada tahun ini terjadi pertempuran sengit
antara Kerajaan Demak dengan Portugis dan Fatahillah
berhasil menguasai Sunda Kelapa dan menaklukkan
Portugis. Atas kemenangannya Fatahillah ditunjuk sebagai
pemimpin di Sunda Kelapa yang diubah nama oleh
Fatahillah menjadi Jayakarta atau saat ini Jakarta.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 54
Setelahnya Kerajaan Demak berhasil menaklukkan daerahdaerah di Jawa Timur. Pada tahun 1546 M Sultan
Trenggono gugur dalam usahanya menaklukkan daerah
Panarukan.
Setelah wafatnya Sultan Trenggono, kekuasaan
Jatuh ke tangan Sunan Prawoto, akan tetapi pengangkatan
Sultan tersebut mengakibatkan kekecewaan dari Arya
Penangsang, atas kematian ayahnya yang dibunuh oleh
Sunan Prawoto, sehingga ia mengirimkan utusan utuk
membunuh Sunan Prawoto dan seluruh anggota
keluarganya. Konflik perebutan kekuasaan di Kerajaan
Demak ini sudah terjadi sejak lama, di mana konflik
bermula di masa setelah wafatnya Pati Unus, saat itu
terjadi kekosongan kekuasaan, sehingga terjadi perebutan
kekuasaan antara Pangeran Sekar Seda Ing Lepen dan
Pangeran Trenggono. Mereka berdua percaya bahwa
mereka memiliki hak untuk menduduki tahta Kerajaan
Demak. Pangeran Sekar Seda ing Lepen merasa berhak
atas kekuasaan karena dilihat dari usia Ia lebih tua dan
merasa lebih mumpuni daripada Raden Trenggono, akan
tetapi, Pangeran Sekar Seda ing Lepen merupakan anak
dari Putri Bupati Jipang yang merupakan seorang selir
Raden Patah, Sedangkan Raden Trenggono merupakan
putra dari Putri Sunan Ampel yang merupakan Permaisuri
Raden Patah, hal ini yang mengakibatkan Raden
Trenggono lah yang dipilih untuk menggantikan Pati Unus.
Pada tahun 1546 M, Ratu Kalinyamat menemukan
bukti bahwa Sunan Kudus terlibat dalam pembunuhan
Sunan Prawoto, sehingga Ia pergi ke Kudus untuk meminta
pertanggung jawaban dari Sunan Kudus, akan tetapi,
setelah sampai di sana Sunan Kudus menyatakan bahwa
kematian Sunan Prawoto adalah hasil dari karmanya
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 55
sendiri. Sehingga, Ratu Kalinyamat dan Suaminya yakni
Sultan Handlirin meninggalkan Kudus untuk kembali ke
Kalinyamat. Akan tetapi, di pertengahan jalan rombongan
Ratu Kalinyamat di cegat oleh suruhan Arya Penangsang,
sehingga pertempuran antara rombongan Ratu Kalinyamay
dan suruhan Arya Penangsang ini tidak dapat dielakkan.
Dalam pertempuran ini suami dari Ratu Kalinyamat ini
gugur. Sehingga hal ini menimbulkan ketegangan antara
Demak dan Jipang. Karena kematian suaminya Ratu
Kalinyamat meminta bantuan Hadiwijaya untuk membunuh
Arya Penangsang. Hal tersebut ternyata di dengar oleh
Arya Penangsang sehingga dia berusaha untuk membunuh
Hadiwijaya akan tetapi usahanya tersebut selalu
mengalami kegagalan. Hal ini mengakibatkan kemarahan
dari Hadiwijaya, yang akhirnya menyelenggarakan
Sayembara untuk membunuh Arya Penangsang dengan
imbalan akan mendapatkan tanah di Mentaok dan Pati.
Pada tahun 1549 M Arya Penangsang wafat dalam
peperangan, oleh rencana yang dijalankan Ki Ageng
Pemanahan, Ki Ageng Penjawi, Juru Mertani, dan Raden
Bagus. Sayembara yang dilakukan oleh Hadiwijaya
tersebut berhasil meredakan pergolakan politik di Kerajaan
Demak. Pada masa tersebut Hadiwijayapun diangkat
sebagai Raja di Kerajaan Demak, akan tetapi pada
masanya ibu kota kerajaan di pindah ke Pajang, hal inilah
yang menjadikan kemunduran dan keruntuhan kekuasaan
Demak.
b. Kerajaan Mataram
Setelah keruntuhan Kerajaan Demak, munculah
Kerajaan Pajang, di mana pada masa ini Ki Ageng
Pemanahan di Anugerahi sebuah wilayah di daerah
Mentaok karena jasanya dalam membantu Hadiwijaya
membunuh Arya Penangsang, wilayah ini berada di bawah
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 56
kekuasaan Pajang hingga abad ke-16 M. Ki Ageng
Pemanahan membabat daerah Mentaok yang sebelumnya
merupakan sebuah hutan dan membangun sebuah
Keraton pada tahun 1578 M diatas puing-puing kerajaan
Mataram Kuno (Hindu). Pada tahun 1584 M Ki Ageng
Pemanahan wafat, dan digantikan oleh anaknya yakni
Sutawijaya.
Kerajaan Mataram Islam ini resmi berdiri dan
memiliki kedaulatan untuk berkuasa adalah sekitar tahun
1584 M, di mana pada masa tersebut Sutawijaya berhasil
merebut kekuasaan Kerajaan Pajang. Pada tahun 1586 M
Sutawijaya diangkat sebagai Raja di Kerajaan Mataram
dengan
gelar
Panembahan
Senapati,
wilayah
kekuasaannya pada awalnya hanya berada di sekitar
wilayah Jawa Tengah, mewarisi daerah kekuasaan
Kerajaan Pajang, setelahnya Mataram meluaskan wilayah
kekuasaannya ke daearah pesisir utara dan ke wilayah
Jawa Timur juga Jawa Barat.
Kerajaan
Mataram
mengalami masa kejayaannya
di masa pemerintahan Sultan
Agung Hanyokrokusumo. Pada
masa pemerintahan Sultan
Agung, peran ulama dititik
beratkan
pada
Islamisasi
terhadap budaya-budaya yang
masih
melekat
di
hati
masyarakat Mataram. Sebagai
contohnya adalah Sunan Kali
jaga
yang
menyebarkan
agama Islam melalui berbagai
macam karya seni yang sudah
Gambar 2.15 Sultan Agung
Hanyokrokusumo
Sumber: Artculture Indonesia
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 57
mentradisi
di
masyarakat.
Pemindahan
pusat
pemerintahan yang sebelumnya berada di daerah pesisir
utara Jawa menjadi ke pedalaman yang bersifat agraris
dan telah terperngaruh dengan budaya dan tradisi
setempat mengakibatkan kondisi Islam di Mataram
tercampur dengan budaya yang sering disebut sebagai
Islam Kejawen. Pada masa ini kekuasaan wilayah Mataram
mencakup sebagian Pulau Jawa dan Madura. Pada masa
ini pusat Keraton yang mulanya berada di Kota Gede di
pindahkan ke Karta.
Pada mulanya Kerajan Mataram mengadakan
hubungan dengan VOC. Akan tetapi, hubungan itu
memburuk pada tahu 1624 M hal ini dikarenakan Sultan
Agung merasa bahwa VOC melakukan tindakan
kolonialismenya yang dianggap mengancam kekuasaan
Kerajaan Mataram. Puncaknya adalah ketika Mataram
mengirimkan pasukan-pasukannya untuk menyerang VOC
di Batavia. Serangan pertama pada tahun 1628 M dan pada
tahun 1629 M mengalami kegagalan.
Beberapa peran dari Sultan Agung Hanyokrokusumo
ini mengembangkan kegiatan perdaganan ekspor dan
impor melalui pelabuhan-pelabuhan yang ada di daerah
pesisir utara Jawa meskipun Kerajaan Mataram merupakan
Kerajaan Agraris, Sultan Agung juga melakukan
pembangunan-pembangunan sebagai contohnya adalah
mempersiapkan pembangunan kota yang akan di pusatkan
di Plered, pada tahun 1632 M membangun kompleks
pemakaman di Girilaya, melakukan pembangunan makam
di Bukit Merak yang akhirnya diberi nama imogiri. Dalam
segi keagamaan Sultan Agung Hanyokrokusumo
cenderung mengimbangkan agama Islam dan Agama
Hindu, dimana Ia memmbuat sebuah kalender yang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 58
berdasarkan hitungan tahun hijriyah dan tahun Saka yang
sampai saat ini di sebut dengan penanggalan Jawi, selain
itu Ia juga mengadakan perayaan Sekaten yang ditujukan
untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW
dengan membunyikan gamelan Kyai Nagawilaga dan Kyai
Guntur Madu, serta mengadakan Upacara Grebeg yang di
adakan tiga kali dalam setahun.
Gambar 2.16 Pemakaman Imogiri, 1890
Sumber: KITLV
Pada tahun 1645 M, Sultan Agung Hanyokrokusumo
wafat, dan kekuasaanya jatuh kepada putranya yang
memiliki gelar Amangkurat I, pada masa pemerintahannya
sekitar tahun 1647 M Ia memindahkan pusat pemerintahan
dari Kota Gede menuju Plered. Dalam menjalankan
pemerintahannya Amangkurat I melakukan kerjasama
dengan VOC, hal ini ditunjukkan dengan adanya perjanjian
yang menunjukkan bahwa Mataram mengakui kekuasaan
VOC di wilayah Batavia yang disusul dengan dikirimkannya
utusan-utusan VOC ke Mataram. Hal ini mengakibatkan
munculnya pemberontakan oleh para pejabat negara
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 59
seperti Pangeran Trunajaya yang dibantu oleh Pangeran
Kajoran serta para pejabat lain yang didukung oleh
masyarakat Mataram yang merasa tertekan. Pada tahun
1677 M dalam perjalannya menuju Cirebon untuk meminta
dukungan VOC, Amangkurat I wafat. Setelahnya,
kekuasaan Mataram berada di bawah kekuasaan Pangeran
Anom yang bergelar Amangkurat II, yang dalam
pemerintahannya juga melakukan kerjasama dengan VOC
sampai tahun 1755 M, di mana tahun ini terjadi Perang
Giyanti yang mengakibatkan Kerajaan Mataram Islam
terbagi menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat dan Kesunanan Surakarta (Solo).
c. Kerajaan Cirebon
Cirebon pada mulanya adalah bagian dari Kerajaan
Sunda Panjajaran. Menurut Tome Pires, Islam dipekirakan
sudah masuk ke daerah Cirebon antara tahun 1470 M-1475
M. Hal ini dapat dibandingkan dengan sumber lokal Tjarita
Purwaka Tjaruban Nagari karya dari Pangeran Arya
Cirebon pada tahun 1720 M. Dalam sumber lokal ini
dikisahkan bahwa, pada tahun 1470 M Syarif Hidayatullah
Gambar 2.17 Kraton Kasepuhan, Cirebon
Sumber: KITLV
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 60
yang di kenal dengan Gusuhan Jati atau Sunan Gunung Jati
datang ke Cirebon untuk mengajarkan agama Islam di
Gunung Sambung bersama uaknya yang bernama Haji
Abdullah atau Pangeran Cakrabumi atau Cakrabuana yang
sudahl lebih dahulu berada di Cirebon. Syarif Hidayatullah
kemudian menikahi putri uaknya yang bernama
Pakungwati dan pada tahun 1479 M Syarif Hidayatullah
menggantikan kekuasaan Haji Abdullah yang merupakan
uak dan juga mertuanya di Cirebon. Selain menggantikan
kekuasaan Uaknya, Syarif Hidayatullah juga membangun
keraton yang diberi nama Pakungwati, yang kini terletak
disebelah timur Keraton Sultan Kasepuhan. Setelah Ia
menjadi peguasa dan penyebar agama Islam di Cirebon
Syarif Hidayatullah yang juga merupakan salah seorang
walisanga mendapat gelar atau julukan sebagai Pandita
Ratu. Sejak masa tersebut Cirebon sudah tidak lagi
memberikan upeti ke Kerajaan Sunda Pajajaran.
Penyebaran agama Islam
di Cirebon, sudah dilakukan
pada masa pemerintah Haji
Abdullah
akan
tetapi
penyebarannya
masih
terbatas, bahkan pada masa
tersebut
telah
didirikan
pesantren yang dipelopori oleh
Syaikh Datuk Kahfe. Pada
tahun 1513 M, menurut berita
Tome Pires wilayah Cirebon
Gambar 2.18 Ilustrasi Syarif
sudah berada di bawah
Hidayatullah
Kerajaan Demak, yang pada
Sumber: Wikipedia
masa ini Cirebon sebagai
daerah yang mengekspor beras dan juga bahan-bahan
makanan lainnya. Pada masa ini Kerajaan Demak mengirim
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 61
utusannya yang bernama Lebe Usa untuk memimpin
daerah Cirebon. Pada masa ini penduduk wilayah Cirebon
sudah mencapai 1000 orang. Pada tahun 1525 M-1526 M
Syarif Hidayatullah bersama Putranya yaitu Mulana
Hasanuddin menyebarkan ajaran Islam ke daerah Banten.
Pada tahun 1527 M Sunan Gunung Jati, mendorong
Fatahillah yang merupakan menantunya dan juga sebagai
panglima yang dikirimkan Sultan Trenggono untuk
menyerang Sunda Kalapa yang pada masa itu masih di
duduki oleh Kerajaan Sunda Pajajaran dan Juga Portugis
yang telah mengadakan hubungan di Malaka sejak tahun
1522 M. Pada tahun 1528 M-1530 M, Penyebaran Islam di
Cirebon semakin meluas di daerah Kuningan, Talaga, dan
Galuh, pada masa ini juga di banging Masjid Agung Cipta
Rasa yang ada di sebelah Barat Alun-Alun Keraton
Pakungwati. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunungjati wafat
dan dimakamkan di Bukit Sembung atau yang saat ini
dikenal sebagai Makam Gunung Jati. Penerus Kerajaan
Cirebon adalah buyut dari Syarif Hidayatullah yakni
Panembahan Ratu putra dari Pangeran Suwarga yang telah
wafat pada tahun 1565 M.
Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu,
hubungan dengan Kerajaan Mataram dilakukan melalui
kekeluargaan contohnya adalah perkawinan antara kakak
perempuan panembahan Ratu, yaitu Ratu Ayu Sakluh yang
menikah dengan Sultan Agung Hanyokrokusumo yang
melahirkan Amangkurat I. Pada akhir abad ke-17 M melalui
perjanjian-perjanjian dengan VOC, sehingga mulai pada
tahun 1681 M kekuasaan Politik dan Ekonomi Kerajaan
Cirebon telah dipengaruhi oleh keberadaan kolonialisme
Belanda, praktek monopoli VOC, seperti penjualan pakaian
dan opium, serta kegiatan ekspor komoditas seperti lada,
beras, kayu, gula, dan sebagainya sudah terjadi di Cirebon.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 62
Pada tahun 1688 M terdapat penandatangan perjanjian
yang dilakukan oleh Sultan Sepuh I, Sultan Anom, dan
Pangeran Tohpati mengenai pengakuan dan pembagian
cacah, menimbulkan persengketaan di pihak Kerajaan
Cirebon. Sehingga pada tahun 1697 M kekuasaan Keraton
Kasepuhan dan Kanoman terbagi lagi menjadi Kacirebonan
dan Kaprabonan. Pada tahun 1681 M-1940 M Kerajaan
Cirebon mengalami kemunduran sebagai dampak dari
kolonialisme.
d. Kerajaan Banten
Gambar 2.19 Lukisan Reruntuhan Keraton Sultan, Banten
Sumber: Neerlands-Oost-Indie
Dalam Sumber China disebutkan bahwa pada abad
ke-15 M Banten merupakan pelabuhan penting yang
masuk jaringan perdagangan dan Pelayaran Jalur Sutera,
hal ini dibuktikan dengan ditemukannya pecahan keramik
yang berasal dari dinasti Sung hingga dinasti Ming yang
diperkirakan dari abad ke-10 M hingga 15 M. Menurut
berita Tome Pires (1512 M-1515 M), Banten merupakan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 63
sebuah bagian wilayah kadipaten dari Kerajaan Sunda
Pajajaran yang berpusat di Bogor. Banten sendiri
merupakan daerah pelabuhan seperti halnya Pontang,
Ciguide, Tangerang, Kalapa, Cimanuk dan Cirebon. Pada
tahun 1526 M Sultan Trenggono mengutus Fatahillah dan
Syarif Hidayatullah, beserta Pangeran Cirebon untuk
merebut wilayah kekuasaan Banten dari tangan Kerajaan
Sunda Pajajaran yang pada masa itu melakukan kerjasama
dengan Portugis. Penyerangan yang dilakukan Fatahillah
dan pasukannya berhasil merebut kekuasaan Banten
sehingga Portugis tidak dapat memasuki daerah tersebut.
Kerajaan Banten berdiri pada tahun 1526 M, Di mana
Raja Pertamanya adalah Maulana Hasanuddin, yang
merupakan putra dari Syarif Hidayatullah atau Sunan
Gunungjati. Pusat pemerintahan Kerajaan Banten yang
semula berada di Banten Girang dipindah menjadi ke
Surasowan yang terletak di dekat Teluk Banten. Pada masa
pemerintahan Maulana Hasanuddin ini wilayah kekuasaan
Banten sudah mencapai daerah Lampung, begitu pula
dengan Jayakarta yang saat itu berada di bawah
kekuasaan Fatahillah. Setelah Maulana Hasanuddin wafat
kekuasaan Kerajaan Banten jatuh ke tangan putranya
yakni Maulana Yusuf yang diperkirakan pada tahun 1579 M
mampu mengalahkan kerajaan sunda Pajajaran di Pakuan.
Setelah Maulana Yusuf wafat, penerus kekuasaan Banten
adalah Maulana Muhammad yang pada masa
pemerintahannya melakukan penyerangan ke Palembang
dengan motif ekonomi. Akan tetapi, dalam usahanya dalam
penyerangan ke Palembang Ia gugur, Sehingga
pemerintahan Kerajaan Banten dilanjutkan oleh putranya
yakni Abdulmafakhir Mahmud Abdulkadi yang menjabat
dari tahun 1596 M-1651 M.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 64
Kerajaan
Banten
mengalami masa kejayaan di
bawah
Kekuasaan
Sultan
Ageng Tirtayasa. Peningkatan
terjadi di berbagai bidang
yakni bidang politik, ekonomi,
perdagangan,
keagamaan,
dan
kebudayaan.
Dalam
bidang politik Kerajaan Banten
membangun
hubungan
persahabatan dengan daerahdaerah lainnya, di antaranya
adalah Cirebon, Lampung,
Gambar 2.20 Lukisan Sultan
Gowa, Ternate, dan Aceh.
Ageng Tirtayasa
Selain itu, Kerajaan Banten
Sumber: Wikipedia
juga melakukan hubungan
persahabatan dengan negara-negara lain yang berada di
luar Nusantara, salah satu contohnya adalah pada tahun
1681 M Kerajaan Banten mengirim utusan diplomatik ke
Negara Inggris di bawah pimpinan Tumenggung Naya
Wipraya dan Jaya Sedana. Selain itu, pada masa
pendudukan VOC di Nusantara, pada masa Sultang Ageng
Tirtayasa ini selalu melakukan perlawanan kepada
kekuasaan kolonial VOC baik dari jalur darat maupun jalur
laut. Di bidang ekonomi, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil
mengembangkan perdagangan di kancah internasional.
Banten dijadikan sebagai tempat transit utama oleh para
pedagang internasional, seperti Inggris, Prancis, Denmark,
Portugis, Iran, India, Arab, China, Jepang, Filipina, Melayu,
dan Turki untuk memasarkan barang komoditas yang
berasal dari negeri masing-masing. Meskipun pada masa
itu Kerajaan Banten bersaing dengan VOC, Kerajaan
Banten mampu menari pedagang-pedagang asing karena
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 65
Banten tidak menerapkan monopoli perdagangan seperti
VOC. Pada masa pemerintahannya juga, Sultan Ageng
Tirtayaya memperkuat pertahanan kerajaannya dengan
membangun keraton baru di wilayah Tirtayasa, selain
membangun keraton Ia juga membangun jalan dari
Pontang menuju ke Tirtayasa, dan disepanjang jalan di
buka lahan-lahan persawahan dan mengembangkan
pemukiman warga di daerah Tangerang.
Kerajaan
Banten
mengalami
kemunduran
diakibatkan adanya konflik internal antara Sultan Ageng
Tirtayasa dengan putranya Sultan Haji, di mana pada
konflik tersebut Belanda juga turut serta melakukan politik
adu dombanya, dimana Belanda menyebarkan rumor
bahwa yang akan menjadi penerus tahta Sultan Ageng
adalah Pangeran Purbaya yang merupakan saudara dari
Sultan Haji. Hal ini menimbulkan peperangan antara
kelompok Sultan Ageng Tirtayasa yang didukung oleh para
Ulama kerajaan dan Kelompok Sultan Haji yang didukung
oleh VOC. Akibat dari peperangan kelompok tersebut
Keraton Surosowan yang dibangun oleh Maulana Yusuf
hancur dan rata dengan tanah. Selain itu, Sultan Ageng
Tirtayasa akhirnya dipenara dan wafat pada tahun 1692 M.
Setelah wafatnya Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Haji
kemudian diangkat menjadi Raja di Kerajaan Banten. Pada
masa pemerintahannya, Kekuasaan politik dan ekonomi
Kerajaan Banten sangat dipengaruhi oleh Belanda, terlebih
pada tahun 1684 M di mana Sultan Haji menandatangani
perjanjian dengan VOC yang berakibat Ia harus mengganti
rugi 12000 Ringgit dan menyetujui pendirian Benteng
Speekwijk. Puncaknya, pada tahum 1808 M Belanda
menghapuskan
pemerintahan
Kesultanan
dan
mengubahnya menjadi sistem kabupaten di bawah
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 66
kekuasaan Hindia Belanda seperti Serang, Waringin, dan
Lebak. Pada tahun 1813 M Pemerintah Inggris
membubarkan Kesultanan Banten, dan Pangeran Syafiudin
yang saat itu sedang berkuasa dipaksakan untuk turun
tahta. Pada masa inilah Kerajaan Banten mengalami
keruntuhan.
3. Kerajaan Islam di Kalimantan
Tau gak sih, kalau kerajaan-kerajaan yang bercorak
Islam tidak hanya tumbuh dan berkembang di daerah
Sumatera dan Jawa saja? Ternyata di daerah Kalimantan
juga terdapat loh kerajaan-kerjaan yang bercorak Islam,
kerajaan-kerajaan tersebut diantaranya adalah Kesultanan
Pasir (1516 M), Kesultanan Banjar (1526 M-1905 M),
Kesultanan Kotawiringin, Kerajaan Pagatan (1750 M),
Kesultanan Sambas (1671 M), Kesultanan Kutai
Kartanegara, Kesultanan Berau (1400 M), Kesultanan
Sambaliung (1810 M), Kesultanan Gunung Tabur (1820 M),
Kesultanan Pontianak (1771 M), Kesultanan Tidung, dan
Kesultanan Bulungan (1731 M). Kali ini akan kita bahas
mengenai Kerajaan Banjar dan juga Kerajaan Pontianak.
a. Kerajaan Banjar (Banjarmasin)
Kerajaan Banjarmasin terletak di kawasan
Kalimantan Selatan. Sesuai Tutur Candi (Hikayat Banjar
versi II), di Kalimantan tekah berdiri suatu pemerintahan
dari dinasti kerajaan (keraton) yang terus menerus
berlanjut hingga daerah ini digabungkan ke dalam
kekuasaan Hindia Belanda pada tahun 1860 M, kerajaan
yang dimaksud adalah Kerajaan Kuripan yang merupakan
Keraton awal, Kerajaan Negara Dipa yang merupakan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 67
Keraton I, Kerajaan Negara Daha yang disebut sebagai
Keraton II, dan Keraton III adalah Kesultanan Banjar.
Gambar 2.21 Keraton Kesultanan Banjarmasin
Sumber: Neerlands-Oost-Indie
Pada mulanya, Raja Negara Daha telah berwasiat
agar kekuasaannya dilanjutkan oleh cucunya yang
bernama Pangeran Samudera, akan tetapi hal tersebut
mengakibatkan perselisihan antar saudara sehingga hal
tersebut mengacam keselamatan Pangeran Samudera.
Pada masa tersebut Pangeran Samudera meminta bantuan
Kerajaan Demak, sehingga Pangeran Samudera
mendapatkan kemenangan, sejak masa inilah Pangeran
Samudera memeluk ahama Islam dengan Sultan
Suryanullah. Pada tahun 1550 M, Pemerintahan Kerajaan
Banjarmasin meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke
Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit,
Madawi, dan Sambangan.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 68
Pada awal dekade abad ke17 M Kerajaan Banjarmasin
mengalami masa kejayaannya, di
mana pada masa tersebut
Kerajaan Banjar mengekspor lada
sebagai barang dagangannya.
Wilayah daerah Kalimantan,
meliputi daerah Barat Daya,
Gambar 2. 22 Pangeran
Tenggara, dan Timur membayar
Antasari
Upeti ke Kerajaan Banjar, di
Sumber: Kata Data
mana
sebelumnya
Keajaan
Banjar membayar upeti ke Kerajaan Demak, tetapi setelah
Kekuasaan Demak pindah ke Pajang Kerajaan Banjar Tidak
lagi membayar upeti ke Demak. Kerajaan Banjarmasin
mengalami kemudurna semenjak wafatnya Sultan Adam
pada tahun 1857 M, di mana pada masa itu politik Belanda
telah mencampuri pemerintahan Kerajaan Banjar dan
menghapuskan kekuasaan politik Kerajaan Banjar. Pada
tahun 1859 M-1863 M Perlawanan-perlawanan kepada
Belanda terus dilakukan oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran
Antasari, Pangeran Demang Leman, Haji Nasrun, dan
tokoh-tokoh lainnya.
b. Kerajaan Pontianak
Kerajaan Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurahman
pada tahun 1771 M, di mana rombongan dari Syarif
Abdurrahman tersebut membuka hutan di pertigaan Sugai
Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk
mendirikan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat
tersebut di beri nama Pontianak. Pada tahun 1192 H atau
bertepatan pada tahun 1778 M, Syarif Abdurrahman
dinobatkan sebagai Sultan Pontianak pertama yang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 69
ditandai dengan berdiriya Istana Kadariah, dan Masjid
Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie.
Gambar 2.23 Istana Kesultanan Qadariyah, Pontianak
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Pada tahun 1779 M Kerajaan Pontianak melakukan
perjanjian dengan VOC, mengenai Tanah Seribu yang akan
dijadikan sebagai kegiatan bangsa Belanda, Pada tahun
1895 M di mana waktu itu pemerintahan Kerajaan
Pontianak di bawah kekuasaa Syarif Muhammad Alkadrie,
Kerajaan Pontianak mempererat kerjasama dengan
Belanda. Pada masa ini, diaggap sebagai masa kejayaan
karena Sultan Syarif Muhammad mendorong terjadinya
pembaruan dan modernisasi, selain itu, Ia juga menyokong
majunya bidang pendidikan serta kesehatan, mendorong
masuknya modal swasta Eropa dan juga China, serta
mendukung Melayu dan China mengembangkan
perkebunan karet, Kelapa dan Kopra, serta industri minyak
di Pontianak.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 70
Pada tahun 1942 M, di mana Sultan Hamid II
menjabat di Kerajaan Pontianak, pada masa tersebut
Jepang telah masuk ke daerah Kalimantan, Kerajaan
Pontianak mengalami kemunduran, hal ini disebabkan
ditangkapnya Sultan Hamid II dan ditawan oleh Jepang di
Batavia, serta peristiwa genosida kepada masyarakat
Pontianak yang dikenal dengan sebutan Peristiwa Mandor.
Sultan Hamid II di bebaskan pada tahun 1945 M di mana
pada masa itu Indonesia merdeka dan Kerajaan Pontianak
mengakui kedaulatan kemerdekaan Indonesia.
4. Kerajaan Islam di Sulawesi
Di wilayah Sulawesi ternyata juga terdapat kerajaankerajaan yang bercorak Islam tepatnya berada di Sulawesi
Selatan, kerajaan-kerajaan tersebut diantaranya adalah
Gowa-Tallo, Bone dan Wajo. Kali ini kita akan membahas
mengenai Kerajaan Gowa-Tallo dan juga Kerajaan Wajo.
a. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa berdiri pada tahun 1320 M, atas
persetujuan kelompok kaum yang disebut KasuwiyangKasuwiyang. Pada masa ini Kerajaan Gowa masih belum
bercorak Islam, akan tetapi pada masa ini wilayah
kekuasaan Kerajaan Gowa meliputi hampir seluruh dataran
Sulawesi Selatan. Baru pada 1605 M agama Islam mulai
memasuki Kerajaan Gowa di mana pada masa itu Raja I
Mangerangi Daeng Manrabia menyatakan masuk Islam dan
mendapat gelar Sultan Alauddin I, kemudian diikuti oleh
Raja Tallo I Mallingkaang Daeng Nyonri Karaeng Katangka
dengan gelar Sultan Awwalul Islam.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 71
Kerajaan Gowa mencapai
kejayannya ketika dipimpin
oleh Sultan Hasanuddin yang
memiliki julukan Ayam Jantan
dari Timur. Pada masa ini
kerajaan Gowa-Tallo berhasil
menguasai jalur perdagangan
di Nusantara bagian Timur.
Pemerintah Kerajaan Gowa
juga melakukan hubungan baik
dengan Portugis hal ini
dikarenakan oleh ancaman
Gambar 2.24 Sultan Hasanuddin VOC Belanda yang hendak
memonopoli
perdagangan
Sumber: Wikipedia
rempah-rempah di Maluku.
Semenjak kedatangan VOC ke Makassar, dan menujukkan
tindakan
sewenang-wenangnya
mengakibatkan
kemarahan rakyat Makassar sehingga peperangan antara
VOC dan rakyat Makassar tidak dapat terelakkan, bahkan
sampai berlarut-larut.
Pada tahun 1667 M, diadakannya Perjanjian Bongaya
antara Kerajaan Gowa Tallo dan juga VOC. Dengan Sultan
Hasanuddin dari pihak Gowa, dan Laksamana Cornelis dari
pihak VOC. Perjanjian ini berisikan beberapa poin yang
sebenarnya merugikan pihak kerajaan Makassar
diantaranya adalah Makassar harus mengakui monopoli
VOC, wilayah Makassar dipersempit hingga tinggal daerah
Gowa saja, Makassar harus membayar ganti rugi
peperangan, Hasanuddin harus mengakui Arung Palakka
sebagai Raja Bone, Gowa tertutup bagi orang asing selain
VOC. Dampak dari perjanjian Bongaya ini adalah runtuhnya
Kerajaan Gowa-Tallo.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 72
b. Kerajaan Wajo
Gambar 2.25 Masjid di Tosara
Sumber: KITLV
Kerajaan Wajo didirikan pada tahun 1399 M, Pada
masa ini Islam belum masuk ke Kerajaan ini, barulah pada
tahun 1610 M Islam masuk di wilayah Kerajaan Wajo, hal
ini ditandai dengan masuk Islamnya Arung Motawa La
Sangkuru Patau Mula Jaju Sultan Abdurrahman. Pada abad
ke-16 M dan 17 M terjadi persaingan antara Kerajaan Gowa
Tallo dan Kerjaan Bugis yakni gabungan dari kerajaan
Bone, Wajo, dan Soppeng. Akan tetapi, gabungan kerajaan
ini terpecah ketika Wajo memilih memihak kerajaan Gowa
karena Kerajaan Bone dan Soppeng berpihak ke Belanda.
Setelah kekalahan Kerajaan Gowa, VOC melakukan
kesepakatan dengan Kerajaan Gowa melalui Perjanjian
Bongaya, akan tetapi perwakilan dari Wajo yakni La Tenri
Lai To tidak ingin menandatangani Perjanjian Bongaya.
Karena hal tersebut Wilayah Wajo tepatnya di Benteng
Tosora, dikepung selama tiga bulan oleh gabungan
Kerajaan Bone yang berada di bawah pimpinan Arun
Palakka. Akibat dari hal ini Kerajaan Wajo mengalami
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 73
kemunduran, dan mengakibatkan para masyarakat Wajo
pergi dan membangun komunitas sosial di daerah
rantauannya.
5. Kerajaan Islam di Maluku Utara
Maluku merupakan daerah yang vital bagi
perdagangan di Nusantara, terlebih pada masa itu Maluku
merupakan penghasil rempah-rempah yang menjadi
incaran bangsa-bangsa barat, seperti Spanyol, Portugis,
dan Belanda. Di daerah Maluku ini ternyata terdapat dua
Kerajaan Islam yakni Ternate dan Tidore yang terletak di
sebelah barat Pulau Halmahera. Kali ini akan kita bahas
mengenai Kerajaan Ternate.
a. Kerajaan Ternate
Gambar 2.26 Benteng Oranje, Ternate
Sumber: KITLV
Kerajaan Ternate didirikan pada tahun 1257 M oleh
Baab Mashru Malamo. Ternate berkembang dari sebuah
kerjaan yang hanya berwilayahkan sebuah Pulau Kecil
berubah menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar
di bagian Timur Indonesia khususnya Maluku. Pada abad
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 74
ke-15 M Kerajaan Ternate sepenuhnya menerapkan syariat
Islam dalam menjalankan pemerintahannya. Pemerintahan
Kesultanan ini dijalankan oleh Sultan Zainal Abidin, yang
pada masa itu menekankan penyebaran agama Islam di
daerah Kerajaan Ternate.
Kerajaan Ternate, mengalami masa kejayaan di
masa pemerintahan Sultan Baabullah (1570 M-1583 M),
pada masa ini Sultan Baabullah berhasil mengusir Potugis
dari Terante. Wilayah kekuasaan Ternante pada masa ini
meliputi Mindanao, seluruh Kepulauan di Maluku, Papua
dan Timor-timor. Pada masa ini pula Kerajaan Ternate
berhasil membangun armada laut yang cukup kuat
sehingga mampu melindungi wilayahnya yang cukup luas.
Hasil kebudayaan yang terkenal dari Kerajaan Ternate
adalah keahlian membuat kapal.
Setelah wafatnya Sultan Baabullah pada tahun 1583
M, Kerajaan Ternate mengalami kemunduran, dan
berakibat dengan melemahnya kekuatan kesultanan,
sehingga Portugis dan Spanyol berusaha untuk menguasai
Ternate kembali. Sehingga Kesultanan Ternate pada masa
ini meminta bantuan Belanda untuk mempertahankan
kekuasaannya. Pada 1607 M, Sultan Ternate yang baru
yaitu Mudaffar Syah, harus menandatangani perjanjian
dengan VOC sebagai bentuk imbalan atas bantuannya
dalam melawan Spanyol dan Portugis. Kontrak tersebut
berisikan monopoli dagang dari VOC. Pada tahun 1675 M,
diangkat Sultan Sibori sebagai penerus Kekuasaan Ternate,
pada masa pemerintahannya Sultan Sibori sering
melakukan perlawanan kepada VOC. Akan tetapi,
perlawanannya selalu mengalami kegagalan, hingga pada
tahun 1683 M, Ia menyerah dan di asingkan ke Batavia,
sehingga ia terpaska menandatangani perjanjian dengan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 75
VOC, yang menandai tamatnya kedaulatan Kesultanan
Ternate.
6. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
Kalian tau nggak sih, kalau di Nusa Tenggara ada
kerajaan yang bercorak Islam? Di Nusa Tenggara tepatnya
di Lombok, kehadiran Islam diperkirakan mulai dari abad
ke-16 M yang disebarkan oleh putra dari Sunan Giri, yaitu
Sunan Perapen. Tentunya dengan berkembangnya Islam
ini lambat laun berkembang pula kerajaan-kerajaan
bercorak Islam di wilayah Nusa Tenggara.
a. Kerajaan Lombok dan Sumbawa
Pada abad ke-16 M, Prabu Rangkesari mendirikan
Kerajaan Islam yang berpusat di daerah Selaprang,
Lombok. Kerajaan ini berhasil menjadi kerajaan yang besar
dan berwibawa baik di kalangan Sasak maupun di
masyarakat Internasional, hal ini dikarenakan kemampuan
komunikasi dalam membangun hubungan diplomatic yang
Gambar 2.27 Masjid Pusaka Selaprang
Sumber: Kontraktor Kubah Masjid
baik oleh Kerajaan Lombok ini. Setelah masuknya VOC ke
Nusantara dan berhasil menaklukkan Kerajaan-Kerajaan di
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 76
Sulawesi, Keberadaan Kerajaan Lombok semakin ditekan
dan terancam oleh adanya VOC.
Pada tahun 1673 M, Pusat pemerintahan Kerajaan
Lombok yang semula berada di Selaprang, di pindahkan ke
Sumbawa. Hal ini ditujukan untuk melindungi kedaulatan
Kerajaan Lombok dari ancaman VOC. Selain itu, Sumbawa
dianggap lebih strategis dibandingkan Selaprang. Akan
tetapi, pada akhirnya Kerajaan Lombok berhasil dikuasai
oleh VOC, dan raja-raja yang mencoba untuk
memberontak di tangkap dan diasingkan ke Maluku.
b. Kerajaan Bima
Pada tahun 1620 M, Agama Islam resmi menjadi
agama yang dianut oleh Kerajaan Bima, dengan sultan
pertama yang memeluk agama Islam bernama Ruma-ta
Ma Bata Wadu dengan gelar Sultan Abdul Kahir I. Pada
masa ini, Kerajaan Bima memiliki hubungan erat dengan
Kerajaan Gowa Tallo. Akan tetapi, setelah perjanjian
Gambar 2.28 Kesultanan Bima
Sumber: NMVW
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 77
Bongaya Kerajaan Bima memutuskan hubungan dengan
Kerajaan Gowa Tallo.
Kerajaan Bima selalu melakukan perlawanan kepada
VOC, setelah perlawanan sekian lama Kerajaan Bima
akhirnya di taklukkan oleh VOC. Akan tetapi, pada tahun
1668 M Kerajaan Bima menolak pembaruan perjanjian
yang di berikan oleh VOC. Pada tahun 1691 M Raja
Kerajaan Bima ditangkap dan di asingkan ke Maluku dan
meninggal di dalam Penjara.
Pada abad ke-19 M Kesultanan Bima meliputi Pulau
Sumbawa bagian timur, Manggarai, dan pulau-pulau kecil
di Selat Alas. Pada tahun 1909 M, Kesultanan Bima
digabung ke dalam Karesidenan Timur Hindia Belanda
dengan pusat pemerintahan di Makassar, dan semua
urusan Kesultanan harus berdasarkan persetujuan
pemerintah Hindia Belanda.
7. Kerajaan Islam di Papua
Keberadaan Kerajaan Islam di Papua telah mendapat
pengaruh dari kesultanan Islam, yakni Ternate dan Tidore,
serta dari Bacan. Pengaruh Kerajaan Ternate telah
ditemukan di Raja Ampat Sorong, Fakfak, serta Kaimana.
Pengaruh Kerajaan Tidore ditemukan di daerah Numfor
dan Biak. Pada tahun 1520 M, Kesultanan Bacan telah
menguasai beberapa daerah seperti di pulau-pulau
Waigeol, Misool, Waigama dan Salawati. Terdapat
beberapa Kerajaan Islam di Papua adalah Kerajaan
Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerjaan
Sailolof, Kerajaan Fataqar, Keajaan Rumbati, Kerajaan
Kowiai, Kerajaan Aiduma, Keajaan Kaimana. Penelitian
mengenai Kerajaan Islam dan Islamisasi di wilayah Papua
ini masih belum begitu banyak, untuk itu kalian dapat
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 78
mencari informasi di sumber-sumber pembelajaran yang
lainnya.
Rangkuman
Masuknya Islam di Indonesia melatarbelakangi
munculnya Kerajaan-Kerajaan yang bercorak Islam.
Kerajaan Islam pertama muncul di daerah Sumatera
dengan nama Samudera Pasai yang memiliki Sultan
pertama bernama Sultan Malik as-Saleh. Setelah semakin
menyebarnya agama Islam di seluruh Indonesia maka
mulailah bermunculan Kerajaan-kerajaan Islam, di
Sumatera setelah Samudera Pasai terdapat Kerajaan Aceh
Darussalam, Kerajaan Siak, Kerajaan Inderagiri, Kerajaan
Kampar, Kerajaan Jambi, Kerajaan Palembang, dan
Kerajaan Minangkabau. Di daerah Jawa muncul pula
kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak yang mencapai
kekuasaannya di masa pemerintahan Sultan Trenggono,
Kerajaan Mataram, Kerajaan Cirebon, dan Kerajaan
Banten. Di daerah-daerah lain seperti Kalimantan, Nusa
Tenggara, Sulawesi, dan Papua juga memiliki Kerajaan
yang bercorak Islam. Mundurnya kerajaan-kerajaan Islam
ini dilatarbelakangi oleh munculnya kolonialisme bangsa
barat.
Walisongo adalah tokoh penyebar agama
Islam di wilayah Jawa. Seperti namanya di
dalam Walisongo ini terdapat Sembilan
Sunan, Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan
Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan
Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan
Sunan Gunung Jati.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 79
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Jelaskan secara singkat peranan Sultan Trenggono
dalam memerangi VOC!
2. Menurutmu apakah yang menyebabkan kemunduran
Kerajaan Samudera Pasai?
3. Bagaimanakah kehidupan Kerajaan Gowa-Tallo di masa
kejayaannya?
4. Uraikan faktor yang melatarbelakangi perebutan
kekuasaan di Kerajaan Banten!
5. Analisislah
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan Islam di Kerajaan Ternate!
Tugas Individu
Buatlah kelompok 4-5 Orang, buatlah video materi
mengenai Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Indonesia,
dengan durasi minimal 3 menit.
B. Hasil Budaya dan Peninggalan Islam
Masuknya
Islam
berpengaruh
besar
pada
kebudayaan masyarakat Indonesia. Penduduk indonesia
yang sebelumnya beragama Hindu-Budha mulai memeluk
agama Islam. Proses penyebaran agama Islam di
Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara, di
antaranya melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan,
politik, kesenian, tasawuf yang mendukung meluasnya
ajaran agama Islam. Dalam perkembangan penyebaran
agama Islam ini tentunya meninggalkan sebuah
peninggalan serta hasil dari kebudayaan masa Islam di
Indonesia yang beraneka ragam. Peninggalan serta hasil
kebudayaannya di antaranya adalah masjid, keraton,
nisan, kaligrafi dan karya sastra. Untuk itu, Kali ini kita akan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 80
mempelajari mengenai peninggalan dan hasil budaya masa
Islam di Indonesia.
1. Masjid
Masjid merupakan tempat untuk menjalankan ibadah
bagi umat beragama Islam. Bukan hanya sebagai tempat
beribidah, Masjid juga digunakan sebagai tempat mengajar
agama Islam. Pada masa perkembangan Islam di
Indonesia, banyak kerajaan-kerajaan yang membangun
masjid di daerah kekuasaannya. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa masjid yang merupakan peninggalan Islam.
a. Masjid Agung Demak
Masjid ini merupakan
masjid peninggalan dari
Kerajaan
Demak,
yang
dibangun oleh para wali
pada masa pemerintahan
Raden Patah sekitar abad
ke-15 M. Masjid ini memiliki
Gambar 2.29 Masjid Agung Demak
atap tumpang yang mirip
Sumber: Popbela
dengan bangunan Pura
yang bercorak Hindu. Bangunan masjid ini memiliki
keunikan dimana salah satu tiang utama penyangga masjid
tebuat dari pecahan-pecahan Kayu yang disebut sebagai
soko tatal.
b. Masjid Baiturrahman Aceh
Masjid ini merupakan masjid peninggalan dari
Kerajaan Aceh yang dibangun pada tahun 1612 M, pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada tahun
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 81
1873 M masjid ini pernah
digunakan
sebagai
benteng
pertempuran,
dan mengakibatkan atap
masjid yang terbuat dari
jerami
dibakar
oleh
Gambar 2.30 Masjid Baiturrahman
pasukan Belanda. Pada
abad ke-19 Kerajaan
Sumber: Wisato.id
Belanda
melakukan
pembangunan kembali Masjid Baiturrahman. Bentuk awal
masjid ini pada mulanya hanya memiliki satu kubah dan
ditambah lagi pada abad ke-20 M, bangunan di bentuk
mengikuti gaya kebangkitan Mughal yang memiliki ciri
kubah besar dan menara-menara.
c. Masjid Menara Kudus
Masjid ini dibangun
pada tahun 1549 M oleh
Sunan Kudus, masjid ini
terletak di desa Kauman,
kabupaten Kudus Masjid
ini memiliki menara yang
memiliki desain seperti
bangunan candi yang
Gambar 2.31 Masjid Menara Kudus
mengakulturasikan
Sumber: Ngopibareng.id
konsep budaya Islam dan
budaya Hindu dan Buddha. Masjid ini digunakan Sunan
Kudus sebagai pusat penyebaran serta pengajaran agama
Islam di wilayah Kudus.
Sebenarnya
masih
terdapat
masjid-masjid
peninggalan masa Islam di wilayah Nusantara selain ketiga
masjid di atas. Mengingat keberadaan Kerajaan Islam di
Indonesia juga tersebar dari sabang hingga Merauke.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 82
Beberapa contoh masjid yang merupakan peninggalan dan
hasil budaya masa Islam di Indonesia diantaranya adalah
Masjid Angke, Masjid Banten, Masjid Cirebon dan juga
masjid-masjid lain yang tersebar di seluruh penjuru wilayah
Indonesia.
2. Keraton
Keraton merupakan tempat tinggal para Raja dan
juga keluarganya selain sebagai tempat tinggal keraton
juga merupakan sebuah pusat pemerintahan dari suatu
daerah. Bangunan-bangunan keraton Islam di Indonesia
bangunannya sering memadupadankan budaya Islam dan
budaya daerah setempat. Beberapa Keraton peninggalan
masa Islam di Indonesia akan kita bahas di bawah ini.
a. Keraton Kasepuhan Cirebon
Keraton ini merupakan
peninggalan dari Kerajaan
Cirebon. Keraton ini dulunya
bernama Keraton Pakungwati
yang didirikan oleh Pangeran
Cakrabuana pada tahun 1430
Gambar 2.32 Keraton Kasepuhan
M, dan komplek Keraton
Cirebon
Kasepuhan di bangun oleh
Sumber: Detik.com
Mas Zainul Arifin pada tahun
1529 M. Keraton ini menghadap ke utara dan didepannya
terdapat alun-alun yang masa itu bernama alun-alun
sangkala buana. Kompleks keraton ini terdiri dari Gerbang
depan Keraton, Area Siti Inggil. Area Langgar Agung, Area
utama Keraton Kasepuhan.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 83
b. Istana Raja Gowa
Istana Raja Gowa
terletak di Sulawesi Selatan
dengan
nama
Balla
Lompoa atau berarti rumah
besar, Istana yang saat ini
ada di Kota Sungguminasa,
kabupaten
Gowa,
ini
merupakan sebuah replica
Gambar 2.33 Replika Istana Raja
Gowa
dari istana yang didirikan
Sumber: Wikipedia
Raja Gowa ke-31 pada
tahun 1936 M. Saat ini
Balla Lompoa ini dijadikan sebuah museum yang berfungsi
untuk menyimpan benda-benda peninggalan dari Kerajaan
Gowa.
Selain kedua Keraton tersebut, masih terdapat
banyak lagi peninggalan dan hasil budaya Islam yang
berupa keraton diantaranya adalah Keraton Surakarta
Hadiningrat, Istana Mangkunegaran, Keraton Kesultanan
Yogyakarta dan yang lainnya. Kalian bisa mencari informasi
mengenai keraton yang merupakan peninggalan dan hasil
budaya masa Islam di berbagai macam sumber
pembelajaran.
3. Makam
Peninggalan dan hasil budaya masa Islam
selanjutnya adalah makam. Makam merupakan tempay
dikebumikannya seseorang setelah meninggal dunia. Pada
umumnya makam-makam para raja atau makam para
bangsawan di Indonesia dibuat secara megah dan
permanen sehingga makam-makam tersebut dapat
dikunjungi hingga saat ini. Beberapa makam peninggalan
Kerajaan Islam akan Kita bahas di bawah ini.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 84
a. Makam Malik as-Saleh
Makam Sultan Malik as-Saleh
terletak di Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam. Nisan Makam Sultan
Malik as-Saleh ini dibangun dengan
pengaruh arsitektur Budha dan
pengaruh
Islam.
Bentuk
batu
nisannya menyerupai stupa dengan
Gambar 2.34 Nisan
hiasan-hiasan
kaligrafi
yang
Sultan Malik as-Saleh
menggunakan bahasa Arab.
Sumber: Islam Today
b. Makam Fatimah binti Maimun
Makam Fatimah binti Maimun di temukan di Dusun
Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten
Gresik, Jawa Timur, dalam nisannya dituliskan bahwa Ia
meninggal pada tahun 1082 M. Makam ini terletak di dalam
sebuah cungkup yang berbahan batu kapur yang di ambil
dari gunung suci. Makam ini dibangun menyerupai candi
Hindu-Budha.
Gambar 2.35 Makam Fatimah binti Maimun
Sumber: Disparbud gresik
Tentunya makam-makam peninggalan masa Islam
tidak hanya itu saja, terdapat banyak sekali makammakam raja ataupun penyebar agama Islam di Indonesia
di antaranya adalah Makam Sultan Hasanuddin, Makam-
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 85
makam raja Mataram, Makam-makam raja kerajaan
Demak, Makam walisongo dan lainnya.
4. Kaligrafi
Peninggalan dan hasil
budaya
masa
Islam
selanjutnya adalah kaligrafi.
Kaligrafi sendiri merupakan
sebuah seni menulis indah
yang dilakukan dengan
Gambar 2.36 Kaligrafi di Gapura
merangkai huruf-huruf Arab
Masjid Menara Kudus
ataupun
ayat
Al-Quran
Sumber: Aroengbinang
menjadi sebuah bentuk yang
diinginkan,
biasanya
Kaligrafi ini biasanya diletakan di dinding bangunan masjid,
gapura masjid, gapura makam dan nisan-nisan contoh
peninggalan kaligrafi dari masa Islam di Indonesia
diantaranya adalah nisan di gapura masjid menara Kudus.
Kalian juga dapat menemukan seni kaligrafi di masjidmasjid atau ditempat-tempat keagamaan yang dekat di
wilayah Kalian.
5. Karya Sastra
Peninggalan dan hasil budaya masa Islam di
Indonesia selanjutnya adalah karya sastra. Karya sastra
yang dihasilkan pada masa perkembangan kerajaan Islam
di Indonesia umumnya berisi ajaran khusus seperti halnya
tasawuf atau budi pekerti yang baik ataupun mengenai
filsafat kemasyarakatan. Beberapa karya sastra yang
dihasilkan pada masa ini biasanya ditulis dalam bentu
suluk, syair, hikayat, dan juga babad. Dibawah ini akan
diuraikan mengenai hasil karya sastra dari masa kerajaan
Islam di Indonesia
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 86
a. Babad
Babad merupakan cerita yang berlatar belakang
sejarah, akan tetapi dalam penerapannya dikemas dengan
unsur fiksi. Berikut ini adalah babad yang dihasilkan pada
masa Kerajaan Islam di Indonesia diantaranya adalah
Babad Tanah Jawi yang mengisahkan mengenai silsilah
raja-raja Jawa yang di mulai dari Nabi Adam hingga pada
menurunkan raja-raja Jawa, selanjutnya adalah Babad
Demak yang mengisahkan mengenai kisah berdirinya
Kerajaan Demak yang dipelopori oleh Raden Patah dan
juga para walisongo, dan lain sebagainya. Kalian dapat
mencari informasi mengenai Karya Satra Babad ini di
sumber-sumber pembelajaran yang telah tersedia.
b. Hikayat
Hikayat merupakan sebuah karya sastra yang berupa
cerita fiksi atau sebuah dongen yang di buat sebagai
hiburan atau pembangkit semangat juang. Contoh-contoh
hikayat yang berkembang pada masa perkembangan
Kerajaan Islam di Indonesia adalah Hikayat Sri Rama,
hikayat ini menceritakan mengenai kisah Rama dari sejak
Ia lahir sampai menjadi raja di Ayodya, selanjutnya adalah
Hikayat Hang Tuah yang mengisahkan tentang kesetiaan
dan keperwiraan seorang laksamana dari Kerajaan Malaka
yang bernama Hang Tuah, selanjutnya adalah Hikayat Amir
Hamzah hikayat ini berasal dari Timur Tengah yang
disesusaikan dengan kebudayaan Masyarakat Jawa yang
mengisahkan mengenai peperangan antara Amir Hamzah
dengan mertuanya yng masih kafir.
c. Syair
Peninggalan dan hasil budaya masa Islam di
Indonesia selanjutnya adalah syair. Syair sendiri
merupakan salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 87
pengaruh dari kebudayaan Arab. Syair yang berada di
Indonesia merupakan Syair yang berasal dari Persia.
Beberapa contoh syair yang merupakan peninggalan
kerajaan pada masa Islam di antaranya adalah Syair Abdul
Muluk, Syair Ken Tambuhan, Syair Gurindam Duabelas.
Kalian juga dapat mencari informasi mengenai syair-syair
yang merupakan peninggalan pada masa perkembangan
Islam di Indonesia di sumber pembelajaran yang lainnya.
d. Suluk
Peninggalan dan hasil budaya perkembangan masa
Islam di Indonesia selanjutnya adalah Suluk. Suluk
merupakan kitab-kitab yang berisikan ajaran Tasawuf,
yang bersifat pantheistis atau manusia menyatu dengan
Tuhan di Indonesia, Para ahli tasawuf menggunakan Suluk
sebagai karangan prosa maupun puisi, beberapa suluk
yang terkenal diantaranya adalah Suluk Sukarsah, Suluk
Wijil, Suluk Malang Semirang, dan lain sebagainya.
Rangkuman
Terdapat banyak sekali peninggalan dan hasil
kebudayaan masa Islam di Indonesia, di antaranya adalah
Masjid, Keraton, Makam, Kaligrafi, Karya Sastra yang
meliputi Babad, Hikayat, Syair, dan Suluk. Tentunya
peninggalan-peninggalan tersebut haruslah dijaga dan
dilestarikan agar jejak dari peradaban Islam di Indonesia
Tidak menghilang, sehingga penerus kita di masa depan
tetap mengetahui mengenai jejak peradaban Islam di
Indonesia. Hal ini tentunya tidak mudah mengingat saat ini
peninggalan-peninggalan tersebut sudah berusia sangat
tua sehingga memerlukan perhatian khusus dalam
merawatnya.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 88
Grebeg merupakan perayaan rutin yang
diadakan masyarakat Jaw untuk
memperingati peristiwa penting seperti
maulid Nabi, Hari Raya Islam, dan tahun
baru Islam, perayaan utamanya dilakukan di
Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta.
Grebeg sendiri dilakukan pertama kali pada
masa pemerintahan Sultan Agung, dengan
tujuan ucapan syukur terhadap kemakmuran
yang di berikan kepada masyarakat.
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Jelaskan Akulturasi budaya yang ada di Masjid Menara
Kudus!
2. Menurutmu, apakah kegunaan Suluk pada masa
perkembangan Islam di Indonesia?
3. Mengapa kita harus menjaga dan melestarikan
peninggalan dan hasil budaya masa Islam di
Indonesia?
4. Jelaskan pendapatmu mengenai kegunaan Keraton
pada masa kini!
5. Sebutkan dan jelaskan mengenai hasil karya sastra
Hikayat!
Tugas Kelompok
Bagi kelas menjadi 5 Kelompok, carilah satu peninggalan
Islam yang ada di daerahmu, lalu analisis mengenai
peninggalan tersebut, hasil analisis di presentasikan di
depan kelas.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 89
BAB III
Kolonialisme dan Imperialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang berarti
menguasai. Kolonialisme merupakan sebuah upaya negara
untuk mengembangkan kekuasaannya di luar wilayah
kekuasaan negara tersebut. Tujuan dari kolonialisme
adalah untuk mencapai dominasi kekuatan dalam bidang
ekonomi, politik, sumber daya alam, serta sumber daya
manusia. Sedangkan imperialisme berasal dari kata
“imperium” (bahasa Latin), yang berarti kekuasaan
tertinggi, kedaulatan, atau kekuasaan. Imperialisme
merupakan suatu kebijakan atau ideologi yang bertujuan
untuk memperluas kekuasaan atas negara lain dan
penduduk asli negara tersebut. Selain itu juga untuk
memperluas akses politik, ekonomi, kekuasaan, serta
kontrol.
Keinginan untuk menguasai wilayah lain, pada
awalnya muncul pada saat Konstantinopel jatuh ke tangan
Turki. Oleh karena itu, para pedagang dan pembeli tidak
dapat lagi memasuki wilayah tersebut. Peristiwa tersebut
menyebabkan bangsa Eropa mengalami kesulitan dalam
mencari komoditas rempah-rempah, sedangkan komoditas
tersebut memiliki nilai jual yang tinggi di kawasan Eropa.
Kemudian bangsa Eropa mencari wilayah lain penghasil
rempah-rempah termasuk datang ke Nusantara yang
dikenal sebagai wilayah penghasil rempah-rempah yang
terbaik.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 90
PETA KONSEP
Ekspedisi Bangsa
Barat ke
Nusantara
Latar Belakang
Kedatangan
Bangsa Barat ke
Nusantara
Revolusi Industri
serta jatuhnya
Konstantinopel
sebagai pusat
perdagangan
bangsa Barat
Kedatangan
Bangsa Barat ke
Nusantara
Portugis
merupakan
pelopor utama,
kemudian diikuti
Spanyol,
Belanda, dan
Inggris
Belanda menduduki Nusantara
dalam jangka waktu lama. Hal
ini menjadi cikal bakal
berdirinya kongsi dagang VOC
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 91
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
memahami faktor pendorong kedatangan bangsa barat ke
Nusantara
menganalisis pengertian dan konsep dasar dari kolonialismeimperialisme
menguraikan keterlibtan bangsa barat dalam ekspedisi pelayaran
dan perdagangan di Nusantara
Memahami Materi
A. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat
ke Nusantara.
1. Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri,
dan Kapitalisme.
Merkantilisme, merupakan sebuah paham yang
menyangkut kebijakan ekonomi dalam suatu negara yang
bertujuan untuk mengembangkan hasil kekayaan berupa
emas dengan sebanyak-banyaknya serta dijadikan standar
kesejahteraan dan kekuasaan negara itu sendiri. Pemikiran
tersebut muncul di Eropa pada periode 1500-1750. Teori
merkantilisme merupakan sebuah paham bahwa
kesejahteraan dalam suatu negara ditentukan oleh modal,
harta, serta besarnya kapasitas perdagangan luar negeri
dalam negara tersebut. Hal yang diutamakan dalam
kegiatan perdagangan luar negeri dalam teori
merkantilisme adalah dengan memperbesar jumlah ekspor
serta memperkecil jumlah impor. Beberapa negara di Eropa
yang menerapkan teori merkantilisme diantaranya adalah
Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, serta Perancis. Adanya
teori merkantilisme yang diterapkan di beberapa negara
Eropa menyebabkan munculnya pemikiran dan motivasi
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 92
negara tersebut untuk mencari daerah jajahan. Menurut
sejarahnya, merkantilisme merupakan teori yang paling
tua serta dapat dikatakan penting dalam ekonomi
internasional.
Hal
tersebut
karena
merkantilisme
telah
menyumbang pemikiran sistem paksaan yang menjadi
dasar di semua negara. Sebelumnya, telah ada beberapa
tokoh yang berpendapat tentang teori merkantalisme,
salah satunya adalah Jean Bodin yang merupakan filsuf
dari Perancis. Ia berpendapat bahwa uang dan harga
apabila uang bertambah dan suatu pendapatan di peroleh
dari hasil perdagangan luar negeri maka menyebabkan
harga barang dari luar negeri menjadi naik karena
besarnya bea impor serta pajak yang harus di keluarkan.
Adanya perkembangan merkantilisme dapat dilihat pada
peristiwa kontrol perdagangan emas batangan yang terjadi
di daerah Mediterania di Venesia, Genoa, serta Pisa,
dimana pada saat itu mayoritas negara-negara di Eropa
percaya bahwa emas atau logam mulia merupakan satusatunya kekayaan yang berharga dalam suatu negara.
Sehingga, seiring berjalannya waktu teori merkantilisme
menjadi salah satu penyebab bangsa Eropa untuk
melakukan eksporasi, eksploitasi, serta kolonialisasi di
berbagai belahan dunia, termasuk Nusantara.
Revolusi industri merupakan suatu perubahan secara
menyeluruh dalam memproduksi barang, dimana yang
awalnya dikejakan oleh tenaga manusia atau hewan
menjadi dikerjakan oleh tenaga mesin. Peristiwa revolusi
industri awalnya terjadi di Inggris pada tahun 1760-1840
atau pada abad ke-18, dimana pada masa itu telah terjadi
perubahan penggunaan tenaga pada industri tekstil. Setiap
perubahan yang terjadi era revolusi industri selalu diikuti
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 93
dengan perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik,
budaya, bahkan militer. Penggunaan mesin dalam kegiatan
industri menjadikan produksi barang semakin cepat dan
efisien. Selain itu dapat memperkecil biaya produksi, serta
barang dapat dihasilkan dalam jumlah yang besar. Seiring
berkembangnya waktu, revolusi industri meluas hingga ke
berbagai negara di Eropa Barat, Amerika Utara, bahkan
hingga ke negara Asia, tepatnya Jepang. Sebelum
terjadinya revolusi industri, kehidupan masyarakat lebih
berfokus di pedesaan dimana mereka mengandalkan
penghasilan dari sektor pertanian yang pendapatannya
sangat minim dan terbatas. Tetapi, dengan adanya revolusi
industri maka dapat membuka berbagai jenis lapangan
pekerjaan pada sektor manufaktur, sehingga dapat
meningkatkan penghasilan dan taraf hidup perlahan-lahan
menjadi berkembang.
.
Gambar 3.1. Sejarah revolusi industri di Inggris.
Sumber: Aggasi Malik
Perkembangan revolusi industri menyebabkan
bangsa-bangsa Barat memerlukan bahan baku yang lebih
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 94
banyak. Selain itu mereka juga memerlukan daerah
pemasaran untuk berbagai macam hasil industrinya.
Penyebab lain berkembangnya revolusi industri juga
dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dimana ilmu
pengetahuan mulai mengalami perkembangan sejak
pertengahan abad ke-16. Pada masa itu, terdapat banyak
ilmuwan yang mengembangkan ilmu pengetahuan melalui
riset dan penelitian. Setelah adanya revolusi industri, pada
bidang sosial terjadi pertumbuhan kota, perkembangan
gerakan kelas pekerja, serta munculnya pola otoritas baru.
Sedangkan pada bidang budaya yaitu terdapat
transformasi budaya baru dimana para pekerja
mendapatkan keterampilan baru serta berubahnya
hubungan mereka dengan pekerjaan. Kemudian, pada
sekitar pertengahan abad ke-20, revolusi industri meluas
hingga pada daerah-daerah yang belum terindustrialisasi,
seperti China dan India. Namun, terjadinya revolusi industri
juga menimbulkan dampak negatif, yaitu terjadinya
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh asap mesin
uap serta limbah-limbah yang dihasilkan oleh pabrik.
Kapitalisme adalah paham yang beranggapan bahwa
dalam sebuah perekonomian diwajibkan memiliki modal
dengan sebesar-besarnya untuk mendapatkan keuntungan
dalam jumlah yang besar. Sistem ekonomi kapitalis
memiliki ciri-ciri berupa hak milik pribadi atas alat-alat
produksi dan distribusi serta pemanfaatannya untuk
mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif. Pada
sistem ekonomi kapitalis terdapat sebuah permintaan dan
penawaran secara bebas dalam menetapkan harga pasar,
sehingga negara memiliki peran yang sangat minim.
Sistem ekonomi ini menerapkan keuntungan sesuai teori
Adam Smith, ia memiliki pandangan tentang teori “the
invisible hand, yang memiliki makna bahwa keseimbangan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 95
pasar dapat terjadi secara alami berdasarkan adanya suatu
penawaran serta permintaan. Dalam ekonomi kapitalis,
seseorang yang memiliki modal yang besar, maka ia
dengan sendirinya akan menguasai berbagai sektor
produksi, bahan baku, serta pemasaran. Menurut teori ini,
seseorang
memiliki
kebebasan
untuk
memupuk
kekayaannya.
Para tokoh yang menganut aliran klasik memiliki
pandangan bahwa segala aktivitas ekonomi yang
dilaksanakan secara bebas dinilai lebih banyak
mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi masyarakat,
daripada aktivitas ekonomi yang segalanya diatur oleh
pemerintah. Pandangan dalam ekonomi kapitalis
berdasarkan atas berbagai saran atau pendapat yang
menyatakan bahwa produksi dan konsumsi, serta
pembagian kekayaan pada dasarnya sudah ditentukan
menurut hukum-hukum ekonomi yang diterapkan didalam
kehidupan masyarakat. Dalam ekonomi kapitalis, berbagai
aset modal seperti pabrik, tambang, dan jalur distribusi
dapat dimiliki dan dikendalikan secara pribadi. Tenaga
kerja dapat dibeli dengan upah uang, selain itu keuntungan
modal diperoleh pemilik swasta, serta harga ditentukan
oleh permintaan dan penawaran. Sistem ekonomi kapitalis
memiliki banyak keuntungan, hal ini dapat dilihat pada
pemanfaatan sumber daya yang dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien, kondisi tersebut karena pemilik
modal telah menetapkan tujuan untuk memperoleh
keuntungan
yang
sebesar-besarnya.
Keuntungan
selanjutnya yaitu masyarakat menjadi lebih kreatif karena
sebuah persaingan yang begitu ketat.
Hal ini karena produk-produk yang unik cenderung
meningkatkan permintaan konsumen. Selain keuntungan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 96
juga terdapat kelemahan sistem ekonomi kapitalis, yaitu
terdapat persaingan yang ketat di pasar bebas karena
akses permodalan hanya dapat dimiliki oleh suatu
kelompok tertentu, dimana hal tersebut merupakan
penyebab terjadinya monopoli pasar. Kelemahan
selanjutnya yaitu adanya ancaman terhadap kelestarian
sumber daya alam, dimana pemilik modal menetapkan
target keuntungantinggi yang mengakibatkan terjadinya
tindakan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan
tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan terhadap
lingkungan.
2. Jatuhnya
Usmani.
Konstantinopel
ke
Tangan
Turki
Gambar 3.2. Ilustrasi penaklukan Konstantinopel
Sumber: Kompas.com
Jatuhnya kota perdagangan Konstantinopel oleh
penguasa Turki Islam yang berasal dari Dinasti Usmani
terjadi pada tahun 1453. Hal tersebut merupakan peristiwa
penting yang menandai berakhirnya abad pertengahan.
Selama berabad-abad, Konstantinopel merupakan pusat
perdagangan dunia Barat sekaligus menjadi pertahanan
Kristen
terhadap
Islam.
Konstantinopel
selalu
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 97
mendapatkan ancaman oleh berbagai pihak, namun masih
mampu untuk bertahan. Hingga akhirnya, Konstantinopel
jatuh kepada pasukan Turki Usmani yang dipimpin oleh
Konstantinopel
Muhammad Al-Fatih (Mehmet II).
merupakan ibukota kekaisaran bangsa Romawi Timur yang
terletak di Semenanjung Bosporus, antara Balkan dan
Anatolia, yang menjadi penghubung antara Laut Hitam dan
Laut Tengah melalui Selat Dardanela dan Laut Aegea.
Karena letak Konstantinopel yang strategis, menjadikan
banyak negara berambisi untuk menguasainya, termasuk
umat Islam. Dengan jatuhnya Konstantinopel oleh
penguasa Turki Usmani, maka perdagangan di Laut
Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam. Konstantinopel
dikuasai penguasa Turki Utsmani setelah 53 hari dikepung
oleh pasukan Al Fatih. Konstantin XI selaku raja terbunuh
pada saat ibukota kekaisaran Bizantium jatuh ke tangan
Muslim. Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki
Usmani menjadi tanda bahwa kekuasaan Bizantium telah
berakhir. Kemudian, setelah berhasil menguasai kota,
Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota Ottoman yang
baru oleh Al Fatih.
Konstantinopel telah menjadi ibu kota kekaisaran
sejak tahun 330 di bawah kekaisaran Romawi Konstantinus
Agung. Dalam kurun waktu 11 abad berikutnya,
Konstantinopel telah dikepung berkali-kali, namun hanya
pernah direbut sekali sebelumnya, yaitu selama Perang
Salib Keempat pada 1204. Kemudian, tentara Salib
mendirikan negara Latin di sekitar Konstantinopel,
sementara Kekaisaran Bizantium terpecah menjadi negaranegara bagian, seperti Nicea, Epirus dan Trebizond. Tetapi,
bangsa Nicea akhirnya merebut kembali Konstantinopel
dari tangan orang Latin, dimana peristiwa tersebut terjadi
pada tahun 1261. Mereka membangun kembali Kekaisaran
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 98
Bizantium di bawah dinasti Palaiologos. Setelah adanya
peristiwa tersebut, maka kekaisaran semakin melemah
karena harus terus menangkis berbagai serangan berturutturut yang dilakukan oleh orang Latin, Serbia, Bulgaria,
serta Turki Usmani. Berbagai usaha demi menaklukan
Konstantinopel telah dimulai sejak masa pemerintahan
Khalifah Utsman bin Affan, Khalifah Bani Ummayyah, serta
Khalifah Bani Abbasiyah, bahkan hingga Sultan Murad II
yang berasal dari Daulah Utsmaniyah. Berbagai usaha
tersebut telah dilakukan selama kurang lebih delapan abad
serta mengalami banyak kegagalan sebelum dilanjutkan
oleh Sultan Al Fatih (Mehmet II). Letak Konstantinopel
yang strategis, yaitu terletak di tepi pantai Laut Marmora
yang berada di dekat Selat Bosporus merupakan kota
transit rempah-rempah yang pertama di sekitar Laut
Tengah yang menghubungkan antara Eropa dan Asia.
Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki
Utsmani menyebabkan dampak yang besar bagi negara
Barat, yaitu karena sebelum Konstantinopel jatuh ke
tangan Turki Usmani, merupakan pusat perdagangan
penting yang menghubungkan dari benua Asia ke Eropa.
Tetapi, kini setelah Konstantinopel jatuh ke tangah Turki
Usmani, maka pedagang Eropa tidak diperkenankan untuk
beraktivitas dan memonopoli perdagangan antara Eropa
dengan Asia. Sehingga jalur perdagangan rempah-rempah
dari Asia menuju Eropa telah terputus. Adanya peristiwa
tersebut membuat negara-negara Barat untuk mencari
jalur alternatif perdagangan menuju Asia, yang dikenal
sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Dengan
peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani,
menjadi penyebab nantinya bangsa Barat datang ke
Nusantara yang dikenal sebagai negeri yang memiliki
banyak kekayaan, termasuk rempah-rempah. Pelopor dari
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 99
penjelajahan samudra adalah bangsa Portugis, hal ini
karena rakyatnya telah terbiasa dalam berperang dengan
Moor serta memiliki pelabuhan yang baik seperti Lisabon,
Porto. Tujuan dari penjelajahan samudra adalah untuk
menemukan dunia baru serta menguasainya dari aspek
ekonomi, politik, dan agama. Bangsa Portugis berhasil
menemukan jalur laut setelah Vasco da Gama menemukan
jalur ke India. Kemudian, dari Afonso de Albuquerque
menaklukkan Malaka pada tahun 1511 dan Antonio de
Abreu akhirnya menemukan rute menuju kepulauan
Maluku pada tahun 1512.
3. Dorongan Semboyan 3G.
Gambar 3.3. Peta Nusantara di Masa Lalu
Sumber: Donipengalaman9
Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke
Nusantara juga karena adanya semboyan 3G, yaitu Gold,
Glory, dan Gospel. Selain itu, sebelumnya juga karena
adanya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap
serta berbagai penemuan lain, seperti kompas, mesin
pemintal, dan sebagainya. Berbagai penemuan tersebut
menjadi penyebab keinginan bangsa Barat untuk
melakukan berbagai ekspedisi. Arti dari semboyan 3G
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 100
adalah Gold yang bermakna kekayaan, mulai dari bahan
tambang, perak, rempah-rempah, dan sebagainya, Glory
bermakna suatu kejayaan, yaitu penguasaan terhadap
wilayah baru, serta Gospel bermakna sebuah misi suci
untuk menyebarkan agama Kristen. Pada saat itu Malaka
mulai dikuasai oleh Portugis, sehingga jaringan
perdagangan
kesultanan-kesultanan
di
Nusantara,
termasuk Ternate dan lain-lain mulai merasa terancam
akan keberadaannya. Pelopor penjelajahan Samudera
yang pertama kali adalah bangsa Portugis dan Spanyol
dengan tujuan menemukan wilayah-wilayah baru yang
nantinya menjadi awal dimulainya era kolonialisme dan
imperialisme.
Bahkan bukan hanya karena motivasi 3G tersebut,
namun bangsa Barat juga memiliki banyak nafsu untuk
menguasai dunia baru tersebut demi mendapatkan
keuntungan ekonomi serta kejayaan politik. Wilayah
Nusantara pada saat itu, terdapat suatu daerah yang
merupakan Bandar jalur sutera atau biasa disebut jalur
rempah-rempah yang menjadi jalur khusus bagi para
pedagang yang berasal dari bangsa Barat bahkan juga dari
Asia. Para pedagang tersebut datang dengan tujuan
ekonomi namun juga terdapat tujuan lain yaitu ingin
berkuasa serta menyebarkan sekaligus mengembangkan
agama atau kepercayaan yang mereka yakini
kebenarannya. Peristiwa tersebut seperti halnya pelaut
Spanyol, yaitu Columbus pada 3 Agustus 1492
mendapatkan tugas memimpin armada untuk berlayar
menjelajahi samudera demi menemukan dunia baru.
Lokasi yang pertama kali ditemukan adalah wilayah San
Salvador atau Bahama yang terletak di benua Amerika.
Masyarakat pulau tersebut menyambut kedatangannya,
namun perlakuan Columbus justru sebaliknya. Ia bersikap
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 101
arogan terhadap masyarakat San Salvador, bahkan
rombongan Columbus menyandera salah satu penduduk
setelah melihat anting emas yang dikenakannya, karena
Columbus ingin mengetahui lokasi penambangan emas
yang berada di pulau tersebut.
Sebenarnya, bangsa Barat mulai memiliki niat untuk
melakukan praktik kolonialisme dan imperialisme sejak
abad pertengahan karena beberapa sebab, dimana salah
satunya karena perkembangan teknologi pada masa itu.
Wilayah yang menjadi pusat dari penghasil rempahrempah begitu diperebutkan oleh bangsa Barat. Rempahrempah tersebut adalah diantaranya cengkih, pala, dan
lada. Bahan-bahan tersebut sangat diperlukan oleh bangsa
Barat karena sangat diperlukan dan digemari. Selain itu,
rempah-rempah adalah komoditas perdagangan yang
sangat laris di pasaran Eropa pada masa itu. Alhasil bangsa
barat berlomba-lomba mencari wilayah penghasil rempahrempah di mana sebelumnya mereka mendapatkannya di
Konstantinopel. Pada 7 Juni 1494 bangsa Portugis dan
Spanyol menyepakati adanya Perjanjian Tordesilas.
Perjanjian tersebut berisi tentang kesepakatan pembagian
wilayah antara dua kerajaan Katolik di Eropa yang memiliki
pengaruh besar pada masa itu yaitu Portugis dan Spanyol.
Dalam perjanjian tersebut disebutkan bahwa Portugis
menguasai wilayah bagian timur sedangkan Spanyol
menguasai wilayah bagian barat, serta ditentukan melalui
perhitungan khusus. Portugis dan Spanyol merupakan
negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik
dan sangat hormat dan taat kepada Paus di Vatikan.
Pauslah yang menyerukan agar pada setiap misi
penjelajahan yang dilakukan disertakan misi penyebaran
agama Katolik. Sehingga pada setiap penjelajahan Portugis
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 102
dan Spanyol menuju wilayah-wilayah baru maka selalu
menyertakan misionaris atau pemuka agama untuk
menyebarkan agama Katholik. Penjelajahan yang
dilakukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol mencakup
hampir seluruh bagian dunia, termasuk kepulauan
Nusantara yang nantinya menjadi negara Indonesia.
Kedatangan bangsa Portugis pertama kali di Nusantara
pada awal abad ke-16 M. Dengan memanfaatkan konflik
lokal yang terjadi antara Ternate dan Tidore, Portugis
akhirnya mulai menjalankan misi utamanya. Setelah
menjalin kerjasama dengan pemegang kekuasaan lokal,
dalam bidang perdagangan, Portugis mulai menunjukan
tabiatnya untuk wilayah-wilayah Tertentu. Setelah itu,
Spanyol sempat ikut campur di wilayah tersebut, tetapi
kemudian harus meninggalkan wilayah tersebut setelah
disepakatinya Perjanjian Saragosa pada 22 April 1529.
4. Pembuktian Teori Heliosentris.
Gambar 3.4 Lukisan Nicolaus Copernicus.
Sumber: Kompas.com
Di dalam ilmu sains seringkali dilakukan pemodelan
yang bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan
fenomena fisis dimana fenomena yang riilnya tidak
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 103
terjangkau oleh indera penglihatan, karena dimensi
fenomena tersebut sangatlah kecil atau sangat besar.
Seorang
ilmuan
berkebangsaan
Polandia,
memperkenalkan teori Heliosentris pada tahun 1543, ia
adalah Nicolaus Copernicus. Teori Heliosentris merupakan
teori yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat
sistem
tata
surya,
sedangkan
bumi
bergerak
mengelilinginya dalam orbit yang berbentuk lingkaran.
Teori Heliosentris dianggap sebagai salah satu penemuan
terpenting sepanjang masa. Menurut sejarahnya, teori ini
bertentangan dengan teori Geosentrisme yang sebelumnya
diyakini bahwa bumi merupakan pusat dari alam semesta.
Umumnya teori Geosentris diyakini dengan kuat oleh
bangsa Yunani serta orang-orang yang hidup pada abad
pertengahan. Orang-orang tersebut memiliki pegangan
yang kuat sebagai pandangan mereka tentang keberadaan
alam semesta. Namun, teori Geosentris kemudian tidak
digunakan lagi, karena teori tersebut telah gagal dalam
menjelaskan fenomena gerak balik periodik dari planetplanet yang diamati. Sedangkan teori Heliosentris,
seringkali dianggap sebagai awal mula penemuan
astronomi dan sains modern, seperti halnya yang dikutip
dalam buku bertajuk “Manusia dan Sejarah: Sebuah
Tinjauan Filosofi”, karya Yulia Siska.
John Kepler, di dalam buku berjudul “Pintar Ruang
Angkasa”, ia mengkaji lebih dalam tentang teori
Heliosentrisme
setelah
sebelumnya
lebih
dulu
dikembangkan oleh Nicolaus Copernicus. Secara garis
besar, penjelasan Kepler adalah sebagai berikut:
Planet memiliki lintasan yang berbentuk elips,
yang berpusat pada matahari, sehingga planet
dan benda langit mengitari matahari.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 104
Kecepatan planet saat berputar mengelilingi
matahari menjadi lambat apabila titiknya berada
sangat jauh dari matahari.
Waktu yang dibutuhkan planet untuk mengitari
matahari dipengaruhi oleh jaraknya. Apabila
semakin dekat, maka waktunya juga lebih
singkat. Namun, apabila jaraknya semakin jauh,
maka juga membutuhkan waktu yang lebih lama.
Awalnya,
ketika
Copernicus
menyampaikan
gagasannya tentang teori Heliosentris dalam publikasinya
yang berjudul “De Revolutonibus Orbium Coelestium”
sempat mengalami penolakan oleh pandangan gereja
dimana dianggap sebagai hal yang berbahaya. Bahkan,
tulisan Copernicus juga dilarang untuk dipublikasikan
hingga pada tahun 1543 yang bertepatan dengan tahun
kematiannya. Untuk masalah orbit, data yang sebelumnya
didapatkan oleh Copernicus memperlihatkan bahwa
terdapat adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut
orbit planet-planet. Namun, Copernicus mempertahankan
bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya
tidak konsentrik. Keberadaan teori Heliosentris semakin
diperkuat dengan penemuan teleskop oleh Galileo Galilei.
Dengan ini, maka teori Heliosentrisme berhasil
mematahkan teori Geosentrisme yang dikembangkan pada
abad ke-2 SM oleh Ptolemeus. Namun, teori Heliosentris
juga memiliki kelemahan.
Setelah dilakukan pengamatan, ternyata jarak antara
planet-planet terhadap matahari, selama planet-planet
tersebut mengitari matahari selalu berubah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa lintasan edar planet-planet dalam
mengitari
matahari
bukanlah
berupa
lingkaran
sebagaimana yang dinyatakan dalam teori Heliosentris.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 105
Seorang ilmuan Galileo Galilei yang juga tertarik dengan
teori Heliosentris, ia pun turut andil dalam membuktikan
teori tersebut. Hal ini seperti yang dilihat dalam bukunya
yang berjudul “Dialog Astronomi”, ia meyakinkan pembaca
agar percaya bahwa matahari merupakan pusat dari tata
surya. Ia telah membuktikannya dengan melakukan
penelitian menggunakan teleskop. Sebelum Nicolaus
Copernicus, awalnya pada abad ke-3 SM, Aristarchus,
seorang astronomi Yunani Kuno terlebih dahulu telah
mencoba menyusun teori rotasi bumi dan revolusi planet
Venus, Merkurius, serta bumi ketika mengelilingi matahari.
Rangkuman
Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke
Nusantara disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu pertama
adalah perkembangan merkantilisme, revolusi industri,
serta kapitalisme. Merkantilisme merupakan sebuah
paham yang menyangkut kebijakan ekonomi dalam suatu
negara yang bertujuan untuk mengembangkan hasil
kekayaan berupa emas dengan sebanyak-banyaknya serta
dijadikan standar kesejahteraan dan kekuasaan negara itu
sendiri. Revolusi industri merupakan suatu perubahan
secara menyeluruh dalam memproduksi barang, dimana
yang awalnya dikejakan oleh tenaga manusia atau hewan
menjadi dikerjakan oleh tenaga mesin. Peristiwa revolusi
industri awalnya terjadi di Inggris pada tahun 1760-1840
atau pada abad ke-18, dimana pada masa itu telah terjadi
perubahan penggunaan tenaga pada industri tekstil.
Kapitalisme adalah paham yang beranggapan bahwa
dalam sebuah perekonomian diwajibkan memiliki modal
dengan sebesar-besarnya untuk mendapatkan keuntungan
dalam jumlah yang besar.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 106
Sebab yang kedua adalah jatuhnya Konstantinopel
ke tangan Turki Usmani, yang terjadi pada tahun 1453. Hal
tersebut merupakan peristiwa penting yang menandai
berakhirnya abad pertengahan.
Sebab yang ketiga adalah dorongan atas semboyan
3G (Gold, Glory, Gospel), Gold yang bermakna kekayaan,
mulai dari bahan tambang, perak, rempah-rempah, dan
sebagainya, Glory bermakna suatu kejayaan, yaitu
penguasaan terhadap wilayah baru, serta Gospel
bermakna sebuah misi suci untuk menyebarkan agama
Kristen. Sebab yang terakhir adalah pembuktian atas teori
heliosentris, yaitu teori yang menyatakan bahwa matahari
adalah pusat sistem tata surya, sedangkan bumi bergerak
mengelilinginya dalam orbit yang berbentuk lingkaran.
Nicolaus
Copernicus
adalah
seorang
astronom, matematikawan, dan ekonom
berkebangsaan
Polandia,
yang
mengembangkan teori heliosentrisme Tata
Surya dalam bentuk yang terperinci,
sehingga teori tersebut bermanfaat bagi
sains. Ia juga seorang kanon gereja,
gubernur dan administrator, hakim, astrolog,
dan tabib.
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Apa yang dimaksud dengan revolusi industry? Berikan
contoh penemuan-penemuan pada masa revolusi
industri!
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 107
2. Apa akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa runtuhnya
kekaisaran Romawi?
3. Apa sebab yang mendasari bangsa-bangsa Barat
mencari daerah alternatif lain penghasil rempahrempah selain Konstantinopel?
4. Apa yang dimaksud dengan semboyan 3G?
5. Bagaimana pandangan teori Heliosentris menurut
pendapat Nicolaus Copernicus?
Tugas Kelompok
Setelah memahami materi tentang latar belakang
kedatangan bangsa Barat ke Nusantara, selanjutnya
buatlah kelompok yang terdiri dari maksimal 5 anggota.
Kemudian, buatlah kesimpulan atas materi yang terkait
pada sebuah media pembelajaran yang menarik dan
presentasikan di depan kelas!
B. Ekspedisi Bangsa Barat ke Nusantara
1. Kedatangan Bangsa Portugis.
Gambar 3.5. Musik Bagamat di Minangkabau
Sumber: Dailysia.com
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 108
Akhir abad ke-15 merupakan masa petualangan bagi
orang-orang Eropa. Di antara orang- orang Eropa yang
melakukan petualangan tersebut, salah satunya adalah
bangsa Portugis. Bagi bangsa Portugis, laut memiliki
sumber manfaat yang sangat besar. Portugis telah
mengembangkan teknologi kemaritiman sejak abad ke-15.
Bahkan, para pelaut Portugis telah mengenal kompas dan
peta portolan yang digunakan untuk mengarungi lautan.
Kemudian, pada saat mengetahui bahwa wilayah Asia
Timur memiliki banyak kekayaan sumber daya, terutama
rempah-rempah, Raja Manuel I memanggil dan
memerintahkan Vasco da Gama yang merupakan seorang
pelaut berkebangsaan Portugis untuk melakukan ekspedisi
menjelajahi samudera. Sebelumnya, telah ada pelaut
berkebangsaan Portugis yang terlebih dahulu melakukan
ekspedisi menuju wilayah Timur, yaitu Bartolomeo Diaz
pada tahun 1486 menuju wilayah Afrika, namun
mengalami kendala dan akhirnya gagal. Ekspedisi yang
dilakukannya hanya berhasil sampai di ujung selatan
Afrika. Oleh karena itu, orang Portugis menyebutnya
sebagai Tanjung Harapan Baik (Cape of Good Hope).
Selanjutnya, ekspedisi dilanjutkan oleh Vasco da Gama
pada tahun 1498, dan akhirnya telah berhasil mencapai
Kalikut, India. Armada Portugis yang digunakan untuk
ekspedisi adalah kapal dagang besar (Nao) yang dilengkapi
dengan tentara, senjata ringan (senapan), serta senjata
berat (meriam).
Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa Portugis
diarahkan menuju wilayah bagian Timur. Pelayaran
tersebut memiliki beberapa tujuan, yakni mencari
pengalaman, mencari kekayaan, serta menyebarkan
agama Kristen. Setelah sekian lama melakukan ekspedisi,
maka bangsa Portugis telah menemukan jalan baru
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 109
menuju wilayah yang menjadi pusat rempah-rempah.
Pada ekspedisi selanjutnya, akhirnya Portugis berhasil
mencapai Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan
Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil mencapai Malaka
kemudian selanjutnya memasuki wilayah Nusantara. Di
dalam buku “Suma Oriental” karya Tome Pires yang
merupakan salah satu pegawai Portugis, bahwa tidak ada
wilayah yang menjadi pusat perdagangan lebih besar dari
Malaka. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak ada
tempat lain yang memperdagangkan komoditas secara
halus dan mahal. Malaka menjadi wilayah tempat
komoditas utama dari seluruh dunia timur dan barat.
Rempah-rempah menjadi komoditas utama yang
diinginkan bangsa Portugis karena rempah-rempah
menjadi barang yang bernilai mahal di Eropa. Bangsa Barat
membutuhkan rempah-rempah sebagai bahan baku dalam
membuat obat, parfum, serta yang paling utama adalah
untuk mengawetkan makanan dan bumbu masakan.
Pengawetan makanan termasuk kebutuhan utama di Eropa
pada saat musim dingin tiba. Portugis berhasil mendirikan
benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan
rempah-rempah. Selain itu, Portugis juga aktif dalam
menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya
yang terkenal yaitu Franciscus Xaverius. Tidak hanya di
wilayah timur, namun Portugis juga memusatkan
kegiatannya di wilayah barat. Usaha Portugis untuk
mengembangkan usaha perdagangan adalah dengan cara
berupaya melakukan perluasan wilayah kekuasaan dengan
berusaha menguasai Selat Sunda. Pada tahun 1522
Portugis dan Sang Hyang Prabu Surawisesa Raja Sunda
mengadakan perjanjian kerjasama.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 110
Dalam perjanjian tersebut Portugis diizinkan untuk
mendirikan benteng di wilayah yang disebut “Kalapa”,
namun dengan syarat bahwa Portugis memberikan
perlindungan terhadap Kerajaan Sunda dari kerajaankerajaan Islam yang terdapat di pulau Jawa, namun
benteng tersebut tidak pernah dibangun. Kemudian, pada
tahun 1527, Portugis mengirim armada lain menuju Sunda
Kelapa. Namun armada tersebut mengalami kendala
karena awak kapal memberontak yang disebabkan karena
jumlah gaji yang diterimanya terlalu kecil. Bangsa Portugis
tidak pernah berkuasa, baik di Kerajaaan Sunda maupun
Sunda Kelapa. Namun, Portugis tetap melakukan aktivitas
perdagangan dengan Banten dan Sunda Kelapa sampai
pertengahan abad ke-16. Tahun 1619 Belanda berhasil
merebut Sunda Kelapa dan dijadikan sebagai pusat
perdagangan VOC. Kemudian, nama Sunda Kelapa
berganti nama menjadi “Batavia”.
2. Kedatangan Bangsa Spanyol.
Salah satu faktor pendorong Christophorus Colombus
Gambar 3.6. Bangsa Spanyol pelopor imperialisme kuno
Sumber: Freedomsiana.
dalam mencapai Hindia Timur melalui jalur barat Eropa
adalah teori Heliosentris. Pada tahun 1492, dengan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 111
dukungan Ratu Isabella, Colombus memulai ekspedisinya
melalui Samudra Atlantik. Ia berhasil mencapai kepulauan
Bahama yang berada di Karibia, Amerika. Ia mengira
bahwa dirinya telah sampai di Hindia, sehingga menamai
penduduk setempat sebagai orang Indian. Akibatnya,
benua Amerika oleh orang Eropa disebut sebagai Hindia
Barat. Colombus melakukan ekspedisi menuju Hindia
Timur melalui jalur barat. Selanjutnya, ekspedisi
dilanjutkan oleh penerusnya yang bernama Ferdinand
Magellan. Pada tanggal 20 September 1519 San Antonio,
Concepción, Victoria, serta Santiago besar hingga yang
terkecil mengikuti kapal induk Magellan, Trinidad, kapal
terbesar kedua, seraya berlayar menuju Amerika Selatan.
Kemudian melanjutkan perjalanan menuju selatan
(Argentina) jalur yang sulit ditemukan untuk menuju ke
samudera lain. Sementara itu, udara semakin dingin dan
gunung es mulai tampak.
Akhirnya, pada tanggal 31 Maret 1520, Magellan
memutuskan untuk melewatkan musim salju di pelabuhan
San Julián. Daerah lintang kutub cenderung mengalami
badai yang besar. Sebelum musim dingin berakhir, armada
tersebut mengalami korban pertamnya yaitu Santiago
kecil. Namun, para awaknya dapat diselamatkan dari kapal
karam tersebut. Ketiga kapal yang masih bertahan,
dihimpit teluk yang sempit di antara tebing yang berselimut
salju. Dengan berbagai usaha, mereka gigih dalam berlayar
melewati selat yang cenderung ekstrim medannya. Satu
tahun kemudian, Magellan telah sampai di Filipina.
Sesampainya di Filipina, Magellan mengajak para
penduduk lokal dan pimpinan mereka untuk memeluk
agama Katolik. Namun, tak lama setelah itu Magellan
terlibat dalam pertikaian antarsuku. Karena tidak mampu
membendung kekuatan musuh, maka ia dan sejumlah
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 112
bawahannya tewas. Lalu, ekspedisi dilanjutkan oleh
pengganti Magellan, yaitu Sebastian d’Elacano dan berhasil
mencapai kepulauan Maluku pada tahun 1521. Sebelum
berhasil menguasai Filipina pada tahun 1543, Spanyol telah
menjadikan pulau Manado Tua sebagai tempat
persinggahan untuk memperoleh air tawar.
Dari pulau tersebut kapal-kapal Spanyol memasuki
wilayah Sulawesi Utara melalui sungai Tondano. Hubungan
Spanyol dengan penduduk lokal terjalin dengan baik
melalui kegiatan perdagangan yang bermula di Uwuran, di
tepi sungai Rano I Apo. Komoditas yang diperdagangkan
berupa beras, damar, madu, serta berbagai hasil hutan
lainnya tak lupa dengan ikan dan garam. Namun ternyata
ketika sesampainya di Maluku bangsa Portugis telah
sampai terlebih dahulu. Portugis dan Spanyol merupakan
bangsa Eropa yang aktif dalam merintis pelayaran demi
menemukan "dunia baru". Bahkan, keduanya sempat
berselisih mengenai jalur pelayaran yang akan mereka
tempuh. Akhirnya, pada tanggal 7 Juni 1449
ditandatangani Perjanjian Tordesilas, yang isinya membagi
dunia menjadi dua wilayah kekuasaan dengan garis yang
membentang dari kutub utara menuju kutub selatan.
Bangsa Spanyol tidak sempat menguasai kerajaankerajaan di Nusantara. Namun, Spanyol hanya sempat
bersaing dengan Portugis di Maluku. Portugis dan Spanyol
terlibat dalam konflik antar kerajaan Ternate dan Tidore di
Maluku. Pada saat itu Ternate dan Tidore merupakan
kerajaan yang sangat berpengaruh di Maluku, namun
keduanya sedang dalam situasi persaingan yang mengarah
pada permusuhan. Melihat hal tersebut, Spanyol
memanfaatkan situasi dengan memberikan dukungan
kepada Tidore.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 113
Sedangkan Portugis memberikan dukungan kepada
Ternate. Dalam perseteruan tersebut, pihak yang
mengalami kekalahan adalah Tidore dan Spanyol.
Akhirnya, Spanyol diwajibkan meninggalkan Maluku
apapun alasannya. Kemudian, untuk menghindari berbagai
persaingan antara Portugis dan Spanyol yang tentu
berdampak tidak baik, maka dibentuk perjanjian Saragosa
pada tanggal 22 April 1529, yang berisi :
Spanyol harus meninggalkan Maluku dan
memusatkan perdagangannya di Filipina.
Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan
di Maluku.
Salah satu hal terpenting dari ekspedisi yang
dilakukan bangsa Portugis dan Spanyol merupakan bukti
bahwa bumi berbentuk bulat.
3. Masuknya Bangsa Belanda ke Nusantara.
Gambar 3.7 Ekspedisi pertama Belanda, 1596.
Sumber: Intisari Online.
Para pedagang Belanda, sebelum datang ke
Nusantara, mereka biasanya membeli rempah-rempah di
ibu kota Portugis, yaitu Lisabon. Pada saat itu Belanda
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 114
masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Kemudian
pada tahun 1585, Belanda tidak lagi membeli rempahrempah dari Lisabon karena Portugis mulai dikuasai oleh
Spanyol. Kondisi tersebut menyebabkan putusnya
hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda
dan Spanyol yang menyebabkan bangsa Belanda memiliki
rencana dan tekad untuk mengadakan penjelajahan
samudera. Cornelis de Houtman, seorang pelaut Belanda
selaku pemimpin dalam ekspedisi menuju Hindia Timur,
pada tahun 1595 mulai mengarungi ujung selatan Afrika.
Selanjutnya, mereka terus berjalan menuju ke arah timur
melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596 armada
Cornelis de Houtman telah tiba di Pelabuhan Banten
melalui Selat Malaka. Peristiwa tersebut menjadi awal
kedatangan bangsa Belanda di Nusantara. Namun
kedatangan Belanda di Nusantara akhirnya diusir oleh
penduduk pesisir Banten karena sikap mereka yang kasar,
congkak, dan sewenang-wenang. Di samping itu,
penduduk Banten pada saat itu tengah melawan Portugis.
Situasi tersebut menjadi peluang bagi Belanda untuk
menjalin hubungan dan kerja sama perdagangan.
Sebagaimana bangsa-bangsa Eropa yang lain, pelayaran
yang dilakukan disebabkan oleh kondisi politik dan
perkembangan teknologi pada abad-15.
Penjelajahan samudera yang dilakukan bangsa
Belanda setidaknya karena adanya dua peristiwa politik
yang mempengaruhi, yaitu kekalahan kerajaan-kerajaan
Katolik Eropa dalam Perang Salib serta jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki Usmani. Meskipun sempat
mengalami kendala, namun pada tahun 1597, rombongan
Cornelis de Houtman berhasil kembali menuju Belanda
dengan membawa banyak peti yang berisi rempahrempah. Pelayaran pertama Belanda untuk mencari
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 115
rempah-rempah di Nusantara berjalan dengan baik.
Kemudian, pada tahun 1598 dibawah pimpinan Jacob van
Neck, Belanda kembali datang ke Nusantara dan telah tiba
di Maluku pada bulan Maret 1599. Berbagai keberhasilan
yang dilakukan Belanda dalam pelayaran tersebut
menjadikan berbagai perusahaan yang terdapat di Belanda
memiliki misi untuk memberangkatkan kapalnya menuju
Nusantara. Seiring banyaknya pedagang Belanda yang
berada di Nusantara, maka muncullah persaingan di antara
para pedagang Belanda tersebut. Kondisi tersebut,
menurut prinsip ekonomi menyebabkan harga komoditas
yang diperdagangkan naik. Hal ini karena banyaknya
permintaan sedangkan penawaran cenderung tetap. Pada
saat itu belum terdapat suatu ikatan yang mempersatukan
serta memperkuat kedudukan pedagang Belanda yang
berada di Nusantara. Rangkaian pelayaran yang dilakukan
Belanda lantas diikuti memonopoli perdagangan rempahrempah di berbagai daerah Nusantara. Keberhasilan yang
dilakukan orang-orang Belanda dalam memonopoli
perdagangan tersebut dikarenakan mereka belajar dari
kesalahan Portugis.
Melihat kondisi tersebut, akhirnya Johan van
Oldenbarneveldt mengusulkan agar pedagang Belanda
membuat kongsi dagang seperti halnya yang dilakukan
Inggris dengan Perancis. Maka, pada tanggal 20 Maret,
Belanda mendirikan kongsi dagang yang bernama
Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau
Persekutuan Perusahaan Hindia Timur. Pada saat itu,
terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa,
yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, serta Belanda,
untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia
Timur. VOC pertama kali membuka kantor dagang
tepatnya di Banten pada tahun 1602 dan di kepalai oleh
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 116
Francois Wittert. Tujuan didirikannya kongsi dagang VOC
adalah sebagai berikut :
Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat
antara sesama pedagang Belanda.
Untuk memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi adanya persaingan, baik dengan
sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsabangsa Asia.
Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik
yang dilakukan melalui kegiatan impor maupun
ekspor.
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Nusantara pada
awalnya merupakan bagian dari aktivitas perdagangan.
Hubungan yang terjalin sangat baik antara pedagang dan
pembeli. Namun, seiring berjalannya waktu keadaan
tersebut mulai berubah. Hal ini karena tingginya
persaingan dagang antar negara yang menyebabkan
mereka memiliki misi untuk berusaha menguasai sumber
daya, tak terkecuali rempah-rempah.
4. Kedatangan Bangsa Inggris di Nusantara.
Gambar 3.8 Sir Thomas Stamford Raffles.
Sumber: Kompas.com
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 117
Inggris merupakan salah satu negara yang sangat
maju di Eropa. Inggris memiliki pola perdagangan yang
berbeda dengan pola perdagangan di negara Eropa yang
lainnya. Perdagangann Inggris didukung oleh perusahaanperusahaan swasta. Inggris memiliki sebuah kongsi
dagang yang bernama EIC (East Indian Company), yang
merupakan gabungan dari para pengusaha Inggris. Sejak
tahun 1600, EIC mendapatkan hak istimewa (privilese)
oleh pemerintah Inggris yang bertujuan untuk menangani
perdagangan di kawasan Asia. Dengan hak istimewa
tersebut maka EIC memiliki wewenang penuh atas
monopoli perdagangan di kawasan Asia. Selain itu juga
diperbolehkan menentukan kebijakan perdagangan
sendiri. Namun, meskipun Inggris pernah datang di
kepulauan Nusantara, namun tidak menyebabkan
pengaruh yang begitu besar. Hal tersebut karena EIC
terdesak oleh Belanda, sehingga kondisi itu menyebabkan
Inggris menyingkir ke Asia Selatan tepatnya wilayah India.
Pada saat Portugis berhasil menemukan daerah penghasil
rempah-rempah, yaitu Maluku maka aktivitas perdagangan
rempah-rempah semakin meluas.
Dalam waktu singkat Lisabon berkembang menjadi
pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam
hal ini, Inggris dapat mengambil keuntungan dalam jumlah
besar dalam perdagangan rempah- rempah karena
mendapatkan rempah-rempah secara bebas dengan harga
relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah tersebut
nantinya akan diperdagangkan ke berbagai wilayah Eropa
Barat hingga Eropa Utara. Namun hal tersebut menjadi
cobaan bagi Inggris, karena Inggris terlibat konflik dengan
Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun. Dengan
adanya peristiwa tersebut maka Inggris mengalami
kesulitan untuk mendapatkan rempah- rempah dari pasar
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 118
Lisabon. Oleh karena itu, Inggris mencari berbagai cara
agar tetap mendapatkan rempah-rempah, termasuk
datang menuju kepulauan Nusantara. Para pedagang
Inggris mencari jalan menuju daerah utama penghasil
rempah-rempah yang terletak di dunia timur. Untuk
pertama kalinya, ekspedisi bangsa Inggris dibawah
pimpinan Francis Drake dan Thomas Cavendish berhasil
mendarat di Ternate pada tahun 1579, dengan mengikuti
rute ekspedisi bangsa Spanyol. Tidak hanya itu, armada
Inggris yang datang ke Ternate lantas memborong
rempah-rempah untuk dibawa kembali ke Inggris.
Ekspedisi kedua yang dilakukan bangsa Inggris menuju
dunia Timur telah sampai di India pada tahun 1498 dengan
mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco
da Gama.
Pada abad ke 18 telah terdapat banyak pedagang
Inggris yang berdagang sampai ke kepulauan Nusantara,
bahkan sejak Belanda masih berkuasa dengan sekutunya
Perancis. Bahkan Inggris tidak segan-segan mengancam
monopoli perdagangan yang dilakukan Belanda dengan
perusahaan dagangnya, yaitu VOC. Sejak akhir abad ke16, EIC telah mengadakan hubungan dagang di beberapa
wilayah Nusantara, seperti halnya di Kesultanan Aceh,
Inggris berhasil mendirikan kantor dagang atas izin Sultan
Iskandar Thani. Pada tahun 1602, pemerintah Inggris
mengirim utusannya menuju Banten untuk mengadakan
hubungan perdagangan antara pedagang Inggris dengan
Banten. Hasil pertemuan tersebut adalah Inggris
mendapatkan izin dari Sultan Banten untuk mendirikan
kantor dagang di Banten. Selain di Banten, Inggris juga
mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Hingga pada abad
ke-16, Inggris telah berhasil mendirikan banyak kantor
dagang di wilayah Nusantara seperti Gowa, Makassar, dan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 119
Aceh. Sebagai tindak lanjut dalam aktivitas perdagangan di
Nusantara, maka Inggris mengirimkan wakilnya yang
berasal dari EIC di Kalkuta, Gubernur Jenderal Lord, yang
ditugaskan untuk merebut semua wilayah di Nusantara
yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda.
Kemudian, pada tahun 1811 dibawah kepemimpinan
Thomas Stamford Rafles Inggris telah berhasil merebut
seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Nusantara.
Kemenangan
bangsa
Inggris
atas
persaingan
memperebutkan kekuasaan Belanda di Nusantara ditandai
dengan adanya perjanjian Kapitulasi Tuntang dengan
Belanda pada tanggal 18 September 1811. Isi dari
perjanjian tersebut adalah:
1) Seluruh Jawa dengan daerah jajahan Belanda
diserahkan kepada Inggris.
2) Seluruh serdadu Belanda menjadi tawanan
perang Inggris.
3) Seluruh utang selama pemerintahan Daendels
tidak menjadi tanggung jawab pihak Inggris.
4) Seluruh pegawai yang menyetujui untuk
bekerjasama dengan Inggris, maka akan
ditempatkan pada kedudukan semula.
5) Tentara yang berada dibawah binaan para raja
pulang ke rumah.
Rangkuman
Akhir abad ke-15 merupakan masa petualangan bagi
orang-orang Eropa. Di antara orang- orang Eropa yang
melakukan petualangan tersebut, salah satunya adalah
bangsa Portugis. Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa
Portugis diarahkan menuju wilayah bagian Timur.
Pelayaran tersebut memiliki beberapa tujuan, yakni
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 120
mencari
pengalaman,
mencari
kekayaan,
serta
menyebarkan Kristen. Kemudian selanjutnya ada bangsa
Spanyol. Salah satu faktor pendorong Christophorus
Colombus dalam mencapai Hindia Timur melalui jalur barat
Eropa adalah karena teori Heliosentris. Pada tahun 1492,
dengan dukungan Ratu Isabella, Colombus memulai
ekspedisinya melalui Samudra Atlantik. Kemudian, selang
beberapa waktu, bangsa Spanyol telah sampai di
kepulauan Maluku. Portugis dan Spanyol merupakan
bangsa Eropa yang aktif dalam merintis pelayaran demi
menemukan "dunia baru". Kemudian disusul oleh Belanda
dan Inggris yang membawa babak baru dalam aktivitas
kolonialisme-imperialisme modern lewat kongsi dagang.
Cornelis de Houtman merupakan sosok
penjelajah yang berasal dari Belanda. Ia
berhasil menemukan jalur pelayaran dari Eropa
menuju ke Nusantara, yang mengawali
keberhasilan perdagangan rempah untuk
Belanda. Ia tiba di Banten pada tahun 1596. Ia
dan rombonganya sempat mendapatkan
pengusiran dari penduduk lokal karena sikapnya
yang congkak. Namun ia kemudian berhasil
mengadakan hubungan dagang dengan
penduduk lokal dan kemudian berkembang
sebagai usaha monopoli perdagangan
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Bagaimana sejarah singkat tentang adanya Tanjung
Harapan?
2. Apa isi dari perjanjian Sunda Kelapa 1522?
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 121
3. Apa isi dari perjanjian Tordesilas?
4. Apa yang menjadi pendorong bangsa Belanda untuk
melakukan pelayaran ke Nusantara?
5. Jelaskan secara singkat tentang sejarah berdirinya EIC!
Tugas Kelompok
Setelah memahami materi tentang kedatangan bangsa
Barat ke Nusantara, selanjutnya buatlah kelompok yang
terdiri dari maksimal 5 anggota. Setiap kelompok
mendapatkan sub-bab materi yang berbeda. Kemudian,
diskusikan dengan kelompok tentang sub-bab materi yang
didapatkan dan presentasikan hasilnya di kelas!
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 122
BAB IV
Lahir dan Berkembangnya VOC
Pada tahun 1598, Staten Generaal atau parlemen
Belanda mengusulkan agar semua perusahaan dagang
Belanda yang saling bersaing untuk digabung menjadi
sebuah kongsi dagang. Pada Maret 1602, maka dibentuk
suatu perserikatan dagang Hindia Timur yang bernama
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Enam
wilayah di Belanda memiliki perwakilan atau majelis dalam
VOC. Setiap perwakilan tersebut memiliki sejumlah direktur
yang berjumlah 17 dan disebut De Heeren XVII atau Tuantuan tujuh belas. Sebagai ibu kota negara Belanda,
Amsterdam memiliki peranan yang sangat besar dalam
perdagangan.
Tujuan didirikannya VOC yaitu untuk memonopoli
perdagangan pada saat terjadi persaingan dan perebutan
hegemoni perdagangan terutama komoditas rempahrempah yang berasal dari Timur termasuk Indonesia yang
di antara penjajah Barat seperti Spanyol, Portugis, Inggris,
Perancis, serta Belanda. Pada saat pertama kali beroperasi,
De Heeren XVII bertugas dalam menangani semua urusan
terkait VOC dari Amsterdam. Namun hal tersebut sulit
dilakukan karena jarak yang jauh. Pada awal
kedatangannya VOC sibuk memerangi Portugis serta
perlawanan dari penduduk lokal. Pada tahun 1610,
dibentuk jabatan gubernur jenderal agar dapat menangani
urusan perdagangan dan ekspansi yang lebih lagi.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 123
PETA KONSEP
Lahir dan Berkembangnya VOC
Latar Belakang berdirinya
VOC
Politik Kolonialisme dan
Imperialisme
VOC sebagai Kongsi Dagang
Hindia Timur
Perlawanan Rakyat
Terhadap VOC
Kebijakan VOC di Nusantara
Eksploitasi VOC Terhadap
Kekayaan Alam
VOC Menuju Kebangkrutan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 124
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. memahami latar belakang berdirinya VOC
2. menganalisis posisi dan peran VOC sebagai kongsi dagang multinasional
3. menguraikan kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi yang dilakukan VOC
Memahami Materi
A. Latar Belakang Berdirinya VOC
Gambar 4.1. Peta Pertahanan Arsip VOC
Sumber: penikmatpena.blogspot.com
Persaingan yang terjadi antara pedagang-pedagang
yang berasal dari bangsa barat muncul karena semakin
banyaknya pedagang Barat yang datang ke Nusantara. Hal
tersebut menjadikan bangsa-bangsa Barat kemudian
mendirikan suatu persekutuan perdagangan. Tujuan
pendirian persekutuan dagang tersebut adalah untuk
menghindari adanya persaingan yang tidak sehat antar
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 125
sesama pedagang bangsa Barat, khususnya yang berasal
dari satu negara. Para pedagang Belanda kemudian
mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).
Selain itu, alasan lain pendirian persekutuan dagang
tersebut adalah karena besarnya keuntungan yang
didapatkan dari perdagangan rempah-rempah yang
didukung oleh pengusiran bangsa Portugis, sehingga
menjadikan para penguasa di Belanda bersaing untuk
berlayar menuju Maluku. Harga rempah-rempah di pasaran
Eropa juga semakin tidak terkendali, sehingga melihat
kenyataan ini maka parlemen Belanda mengusulkan agar
semua perusahaan perdagangan membentuk sebuah
kongsi dagang. VOC didirikan secara resmi pada tahun
1602. Tidak lama setelah didirikan, kongsi dagang ini
berhasil menyingkirkan orang-orang Portugis, yang
sebelumnya selama satu abad telah berhasil membangun
imperium perdagangan di kawasan Asia serta hampir
menyisihkan saingan di perdagangan kawasan Asia-Eropa.
Saingan utama VOC adalah EIC (East India Company) yaitu
sebuah kongsi dagang milik Inggris yang didirikan di
London pada tahun 1600.
Pada tahun 1602 Belanda resmi secara perlahanlahan menguasai wilayah yang kini dikenal sebagai
Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara
kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan
Majapahit. Pada abad ke-17 dan 18 Hindia Belanda tidak
dikuasai langsung oleh pemerintah Belanda melainkan
dikuasai oleh perusahaan dagang. Perusahaan tersebut
Bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde
Oost Indische Compagnie atau VOC), VOC secara resmi
didirikan di Amsterdam. Tujuan dibentuknya VOC antara
lain untuk: (1) menghindari persaingan yang tidak sehat
antara sesama kelompok atau kongsi dagang Belanda yang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 126
telah terbentuk, (2) memperkuat kedudukan Belanda
dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang
yang datang dari negara lain.
Sejak awal didirikannya VOC telah diberikan hak
monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di
wilayah yang dikuasai oleh Parlemen Pemerintah Belanda
pada tahun 1602. VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang
beranggotakan 17 orang, sehingga disebut “Dewan Tujuh
Belas” (de Heeren XVII). Mereka terdiri dari delapan
perwakilan kota Pelabuhan dagang di Belanda. Markas
Besar dewan berkedudukan di Amsterdam. Dalam
menjalankan aktivitas dan tugas VOC mempunyai hak-hak
istimewa yang disebut hak Oktrooi yang diberikan oleh
Parlemen Belanda. Kewenangan dan hak tersebut antara
lain sebagai berikut.
1. Hak monopoli dagang di wilayah-wilayah antara
Amerika Selatan dan Afrika.
2. Hak memiliki Angkatan perang dan membangun
benteng pertahanan.
3. Hak berperang dan menjajah.
4. Hak mengangkat pegawai.
5. Hak melakukan pengadilan dan hak mencetak
dan mengedarkan uang sendiri.
Sebagai sebuah kongsi dagang, dengan kewenangan
dan hak-hak diatas, menunjukan bahwa VOC memiliki hakhak istimewa dan kewenangan yang sangat luas.
Disamping, hak-hak istimewa, VOC memiliki kewajiban
khusus terhadap pemerintah Belanda. VOC wajib
melaporkan hasil yang diperoleh dari hasil dagangnya
kepada Staten General atau Parlemen Belanda dan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 127
membantu pemerintah Belanda dalam kondisi perang. VOC
sebagai kongsi dagang bagaikan negara dalam negara.
Dengan memiliki hak untuk membentuk Angkatan
perang sendiri dan diperbolehkan melakukan peperangan,
maka VOC cendurung bersifat ekspansif. VOC terus
berkembang dan berusaha memperluas daerah-daerah di
wilayah Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan
monopoli perdagangannya. Tujuan utama VOC adalah
mempertahankan monopoli terhadap perdagangan
rempah-rempah asli Nusantara. Hal tersebut dilakukan
VOC melalui penggunaan dan ancaman kekerasan
terhadap penduduk di wilayah kepulauan-kepulauan
Nusantara sebagai wilayah penghasil rempah-rempah
penduduk sekitar.
Gambar 4.2. Perjalanan Pala dari Kepulauan Banda
Sumber: AnakDolan.com
Sebagai contoh, Ketika penduduk kepulauan Banda
terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan
Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh
populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 128
tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak
yang bekerja di perkebunan pala secara paksa.
Kemudian juga VOC memandang bangsa-bangsa
Eropa yang lain sebagai musuhnya. Mengawali ekspansi
yang dilakukan tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir
Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di
Ambon dapat diduduki tentara VOC. Benteng itu kemudian
oleh VOC diberi nama Benteng Victoria. Pada awal
perkembangan dan pertumbuhannya hingga pada tahun
1610, “Dewan Tujuh Belas” secara langsung harus
menjalankan tugas-tugas dan menyelesaikan berbagai
urusan yang sedang dihadapi VOC, termasuk urusan
ekspansi untuk perluasan wilayah monopoli dagang VOC.
Nah, dapat dibayangkan bukan “Dewan Tujuh Belas” yang
berkedudukan di Amsterdam, Belanda dapat mengurus
urusan yang sedang terjadi di wilayah kepulauan
Nusantara. Tentu saja, demikian permasalahan urusan
yang di hadapi sehari-hari tidak dapat di tangani secara
cepat dan efektif. Sementara itu persaingan dan
permusuhan dengan bangsa-bangsa lain juga semakin
keras.
B. Kebijakan-Kebijakan VOC di Nusantara
VOC bukan saja memiliki hak dan kewenangan
namun, VOC di Nusantara juga memiliki kebijakankebijakan yang diberikan oleh pemerintah Belanda yang
berkedudukan di Nusantara. VOC merupakan perusahaan
pertama yang menggunakan sistem pembagian saham dan
sebagai perusahaan multinasional pertama. Berikut
kebijakan-kebijakan VOC secara umum sebagai berikut.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 129
a. Menguasai Pelabuhan dan mendirikan benteng
untuk melancarkan usaha monopoli perdagangan
sebagai akibat penjajahan.
b. Melakukan politik devide et impera (politik adu
domba) untuk memecah belah dan menguasai
kerajaan-kerajaan di Indonesia.
c. Mengangkat seorang Gubernur Jenderal untuk
memperkuat kedudukannya di daerah jajahan
adalah salah satu bagian dari kebijakan VOC
Belanda.
d. Mempraktekan hak oktroi yang diberikan oleh
pemerintah
Belanda
sepenuhnya
sangat
merugikan bangsa Indonesia. Sebab hak tersebut
seolah memberi VOC kekuasaan yang tidak
terbatas sebagai kepanjangan tangan dari
pemerintah pusat Belanda. Hak tersebut meliputi
hak monopoli, hak untuk mencetak uang,
mendirikan benteng, melakukan perjanjian, dan
membentuk pasukan tentara.
e. Kebijakan VOC Belanda secara umum untuk
membangun markas di Batavia, dipindahkan dari
pangkalan sebelumnya di Banten dan Ambon.
Markas baru yang berkedudukan di jayakarta
diharapkan bisa memenuhi semua kebutuhan
dan kepentingan VOC di Hindia Belanda. J.P.
Coen memutuskan untuk memindahkan markas
VOC karena di Banten terjadi pertikaian dengan
etnis Cina. Sedangkan Maluku tidak memadai
untuk dijadikan sebagai kantor pusat karena
terlalu kecil. Jayakarta terpilih karena memiliki
Gudang dan loji VOC sejak tahun 1610, dan
setelah berhasil menguasainya, nama kota
tersebut diubah menjadi Batavia.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 130
f.
Melakukan pelayaran Hongi (Hongi Tochten)
yang menjadi suatu peristiwa perampasan,
perampokan, pemerkosaan, perbudakan, dan
pembunuhan bagi rakyat Maluku. Pelayaran ini
adalah hasil kebijakan Pieter Both, Gubernur
jenderal VOc pertama. Ketika Belanda berhasil
menguasai Ambon pada 1605, pelayaran Hongi
dilakukan untuk memantau jalannya monopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku.
g. Kebijakan VOC Belanda mencakup hak ekstirpasi,
yaitu hak untuk memusnahkan tanaman rempahrempah yang melebihi ketentuan yang ada. Bagi
rakyat, hak ini menjadi ancaman yang mematikan
harapan akan kelebihan sumber penghasilan.
h. Kebijakan VOC Belanda berikutnya adalah
kewajiban untuk menyerahkan hasil bumi seperti
lada, kayu manis, beras, ternak, nila, gula dan
kapas.
i. Kebijakan VOC Belanda juga menerapkan
Prianger stelsel sejak 1723, aturan yang
mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam
kopi dan menyerahkan hasilnya kepada VOC.
j. Mendapatkan monopoli perdagangan pala di
Hindia dengan cara brutal seperti pada peristiwa
pembantaian Banda 1621. Pala adalah komoditas
yang hanya ada di Banda, dan untuk
mendapatkannya J.P. Coen menggunakan cara
yang keras dan brutal yaitu mengusir dan
melenyapkan penduduk asli Pulau Banda.
1. Kebijakan VOC Di bawah Daendels
a. Daendels membuat kebijakan VOC Belanda
dalam bidang birokrasi pemerintah dengan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 131
b.
c.
d.
e.
membubarkan dewan legislatif pendamping
gubernur jenderal dan menggantikan dengan
dewan penasihat. Daendels juga membagi
Pulau Jawa menjadi 9 prefektur dan 31
kabupaten. Kepala prefektur adalah residen
yang membawahi beberapa orang bupati.
Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah
Belanda dan diberi penghasilan. Daendels
juga
membentuk
sekretaris
negara
(Algemene Secretarie).
Kebijakan VOC Belanda di masa Daendels
dalam bidang hukum dengan membentuk
tiga jenis peradilan. Satu untuk orang Eropa,
pribumi dan untuk orang timur asing.
Kebijakan VOC Belanda berikutnya di bidang
militer yaitu Ketika Daendels membangun
jalan raya Anyer – Panarukan sebagai sarana
lalu lintas bagi pertanian dan perekonomian.
Jumlah pasukan Angkatan perang juga
ditambahkan menjadi 20 ribu orang dari 3
ribu orang, membangun abrik senjata di
Gresik dan Semarang, pangkalan Angkatan
laut diujung kulon dan Surabaya dan juga
benteng – benteng pertahanan.
Korupsi diberatas tanpa pandang bulu
termasuk pada orang Eropa dengan
pembentukan Dewan Pengawas Keuangan
Negara (Algemene Rakenkaer).
Kebijakan VOC Belanda juga menerbitkan
uang kertas dan memperbaiki gaji pegawai.
Menetapkan pajak in natura dan sistem
penyerahan wajib untuk hasil bumi kepada
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 132
pemerintah Kerajaan Belanda dengan harga
yang sudah ditentukan.
2. Kebijakan VOC Zaman Van den Bosch
a. Pasca
terjadinya
defisit
keuangan
pemerintahan Belanda, para pejabat di
bawah pimpinan Van den Cappellen mulai
melakukan sejumlah kebijakan di bidang
internal dan eksternal yang dikenal dengan
kebijakan pintu terbuka. Langkah yang
dilakukan Van den cappellen yang pertama
dengan mengangkat Johannes Van den
Bosch sebagai Gubernur Jenderal baru
setelah T. S. Raffles (1811-1816).
b. Van den Bosch memulai kebijakan VOC
Belanda baru berupa pelaksanaan tanam
paksa karena kondisi keuangan Belanda yang
memburuk. Sistem ini pada dasarnya
menargetkan perkembangan hasil pertanian
dari daerah jajahan atau daerah yang terkena
dampa
tanam
paksa
agar
dapat
meningkatkan kondisi keuangan Belanda.
Dampak tanam paksa merupakan era yang
paling mengeksploitasi kekayaan alam
Indonesia pada masa penjajahan Belanda
dan kebijakan tanam paksa dihentikan
setelah muncul kritik baik dari dalam maupun
luar negeri.
Demikian kebijakan pada zaman Daendels, yang
membebaskan perkembangkan perbudakan seperti kerja
rodi dan proyek jalan raya Anyer Panarukan. Akibat dari
penjajahan pada masa Daendels dan Van den Bosch
membuat kondisi rakyat Indonesia lebih baik, melainkan
menjadi sengsara. Dampak eksploitasi kekayaan alam
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 133
Indonesia membuat rakyat mengalami
kelaparan hingga parahnya kematian.
penderitaan,
C. Eksploitasi VOC Terhadap Rakyat Pribumi
Pada tahun 1610 secara kelembagaan VOC
menciptakan suatu Lembaga yakni, jabatan Gubernur
Jenderal. Gubernur Jenderal merupakan kekuasaan
tertinggi dalam mengendalikan negeri jajahan VOC.
Disamping hal tersebut dibentuk “Dewan Hindia” yang
memiliki tugas untuk memberi nasihat dan mengawasi
gubernur jenderal. Gubernur Jenderal pertama adalah
Pieter Both (1610-1614).
Gambar 4.3. Gubernur Jenderal VOC Pieter Both
Sumber: youtube.com
Sebagai gubernur jenderal pertama VOC, Jean Pieter
Both memiliki tugas untuk membenahi dan mulai menata
kongsi dagang yang sebaik-baiknya agar VOC
mendapatkan monopoli perdagangan sesuai yang menjadi
visi dan tujuan berdirinya. Pada tahun 1610 Pieter Both
untuk pertama kali nya berhasil mendirikan pos
perdagangan di Banten, Pieter Both meninggalkan Banten
dan berhasil memasuki Jayakarta. Disisi lain penguasa
Jayakarta kala itu, Pangeran Wijayakrama sangat terbuka
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 134
dalam masalah perdagangan. Pangeran Wijayakrama juga
membebaskan pedagang dari luar Nusantara untuk bebas
berdagang di wilayah kekuasaan nya. Sebagai contoh
pedagang Portugis, Inggris, Gujarat/India, Persia, Arab
termasuk juga Belanda. Dengan demikian Pelabuhan
Sunda Kelapa berhasil menjadi pelabuhan kota dagang
yang sangat strategis dan ramai didatangi oleh pedagang
dari seluruh penjuru wilayah.
Tidak berhenti disitu VOC terus melakukan
perkembangan seperti yang terjadi pada tahun 1611 Pieter
Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa
Jayakarta dengan tujuan pembelian sebidang tanah yang
memiliki luas 50x50 vadem (satu vadem sama dengan 182
cm) yang berlokasi di sebelah timur Kali Ciliwung. Dari
situlah dimulai cikal bakal hunian dan daerah kekuasaan
yang diduduki VOC di tanah Jawa.
Lebih jauh VOC semakin merajalela pada tahun 1614
Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard
Reynst (1614-1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan
gubernur jenderal yang baru yakni Laurens Reael (16151619). Orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC
memang cerdik. Pada awalnya bersikap baik terhadap
rakyat pribumi hingga rakyat pribumi terlena hingga
terjalin hubungan dagang yang baik dengan kerajaankerajaan yang ada di Nusantara berjalan lancar dan baikbaik saja. Tidak lama dari sikap baiknya Belanda mulai
bersikap congkak dan sombong. Setelah nikmatnya tinggal
di Nusantara dan memperoleh keuntungan dalam
berdagang, Pihak pemerintah Belanda semakin bernafsu
untuk menguasai hingga melakukan paksaan dan
kekerasan. Hal tersebut menimbulkan kebencian rakyat
dan para penguasa lokal setempat. Oleh karena itu,
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 135
Tindakan tegas pun pada tahun 1619 dilakukan oleh Sultan
Banten yang berhasil mengusir VOC dari Jayakarta dengan
dibantu oleh tentara Inggris di bawah pimpinan Laksmana
Thomas Dale.
Tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael
digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen
(J.P. Coen). J.P. Coen dikenal sebagai gubernur jenderal
yang berani dan kejam serta ambisius. Pada tahun 1619
Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen juga mengirimkan
tujuh bekas buah kapal untuk menyerang dan memukul
mundur pasukan Banten, dalam waktu yang singkat pula
pasukan kerajaan Banten berhasil dikalahkan. Kemudian
jan Pieterzoon Coen membangun Kembali kota Jayakarta
dan memberi nama Batavia dari situlah cikal bakal nama
Batavia terbentuk. Batavia yang semula Kerajaan Banten
diubah menjadi pusat perdagangan dan kekuasaan resmi
markas besar VOC di Indonesia. Strategi yang digunakan
VOC untuk melancarkan aksinya adalah politik adu domba
atau yang lebih dikenal dengan devide et impera.
Gambar 4.4. Gubernur Jendral VOC J.P. Coen
Sumber: djawanews.com
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 136
Adapun usaha-usaha yang dilakukan VOC untuk
meningkatkan eksploitasi kekayaan alam di Nusantara
antara lain sebagai berikut:
1. Merebut pasaran produksi dengan memonopoli
hasil rempah-rempah daerah tersebut.
2. Tidak ikut aktif secara dalam kegiatan produksi
hasil
pertanian.
Namun,
VOC
lebih
mengutamakan perolehan hasil pertanian
dengan mudah tanpa bersusah payah pada
prosesnya, sekalipun harus dengan paksaan.
3. VOC menduduki tempat-tempat strategis.
4. VOC melakukan campur tangan terhadap
kerajaan dalam memperoleh usaha pengumpulan
hasil bumi dan pelaksanaan monopoli dalam
setiap pengeolalan hasil bumi.
5. Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional /
kerajaan masih tetap dipertahankan dengan
harapan bisa dipengaruhi / dapat diperalat, kalau
tidak mau baru diperangi.
Setelah berhasil mengeksploitasi rakyat pribumi
dengan memonopoli pasar dagang Nusantara. Pada tahun
1623 J.P. Coen Kembali ke negeri Belanda. Ia
menyerahkan kekuasaan nya kepada Pieter de Carpentier.
Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P.Coen diminta
Kembali sebagai Gubernur Jenderal untuk Jabatan yang
kedua kalinya pada tahun 1627. Pada masa jabatan yang
kedua kalinya, J.P. Coen Kembali menunjukan
kemampuannya dengan menggagalkan serangan Sultan
Agung dari Mataram yang berusaha merebut Batavia.
Cara-cara yang dilakukan VOC seperti monopoli, intervensi,
dan politik adu domba yang dilakukan pada awal
pemerintahan J.P. Coen kemudian menjadi kebiasaan VOC
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 137
dalam melanggengkan hegemoni kekuasaan di Nusantara
lewat praktik kolonialisme-imperialisme.
Rangkuman
Dalam melaksanakan aktivitasnya, VOC memiliki
kebijakan di berbagai bidang karena pada dasarnya VOC
diberikan kebebasan untuk mengelola daerah jajahan
dengan caranya sendiri. VOC memiliki peranan yang besar
sebagai perusahaan dagang hingga kerap disebut sebagai
negara didalam negara. Hak oktroi yang VOC miliki
mendukung kelancaran usaha dagang dan mendatangkan
pemasukan yang besar untuk kas Belanda.
J.P. Coen merupakan Gubernur Jenderal
VOC yang keempat dan keenam yang
dikenal sebagai gubernur yang berani,
kejam dan bersifat ambisius. J.P. Coen
memerintah yang pertama kali nya pada
tahun 1619-1623, dan berlangsung
Kembali masa jabatan yang kedua pada
tahun 1627-2629.
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Menurutmu benarkah persaingan dagang VOC didirikan
untuk mencari keuntungan dari perdagangan rempahrempah? Uraikan dan jelaskan!
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 138
2. Jelaskan tentang kewenangan dan hak VOC di
Nusantara sejak awal didirikannya!
3. Deskripsikan tujuan utama didirikannya VOC sebagai
perusahaan dagang hindia Timur Belanda di
Nusantara!
4. Coba Jelaskan Ekspansi pertama VOC di Nusantara
pada tahun 1605 !
5. Uraikan pengaruh kebijakan-kebijakan VOC secara
umum di Nusantara !
Tugas Kelompok
Bagilah kelas ke dalam 5 kelompok dan buatlah sebuah
analisis tentang lahirnya VOC dan pengaruh penetapan
kebijakan-kebijakan VOC pada masa pemerintahan VOC!
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 139
BAB V
Kebangkrutan VOC
Kedatangan bangsa belanda ke Indonesia untuk
pertama kalinya adalah Gold,Glory,Gospel yaitu untuk
mencari
keuntungan,
memperoleh
kejayaan,dan
menyebarkan agama.Semua telah mengetahuinya bahwa
negara negara barat memperebutkan Indonesia karena
kaya akan sumber daya alam termasuk rempah rempah,
Hal inilah yang pada akhirnya belanda berpikir keras untuk
mempertahankan atau memperkuat kekuasaan di
Indonesia tanpa tersaingi negara barat lainnya.
Kemudian pada tanggal 20 Maret 1602 seorang
anggota parlemen yang bernama Johan Van Oldebenevelt
mempunyai sebuah ide untuk mempersatukan seluruh
perusahaan dagang belanda yang ada di Indonesia untuk
mengusir kekuasaan Purtugis. Pada akhirnya terciptalah
VOC (Verenigde Oost Compagnie) atau Perusahaan
dagang Hindia Timur.Berjalannya waktu VOC menjadi
besar dan kuat karena perusahaan ini adalah perusahaan
pertama yang mengeluarkan pembagian saham dan
perusahaan dagang multinasional. Disamping lain VOC
mempunyai hak istimewa seperti contoh VOC memiliki
tentara dan boleh melakukan perjanjian negosiasi dengan
negara lain tanpa campur tangan dari pemerintahan
belanda. Namun setelah hampir 2 abad menguasi
Indonesia, VOC akhirnya harus menggulung tikarnya
karena ada berbagai faktor yang membuatnya hancur
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 140
PETA KONSEP
Kebangkrutan VOC
Latar Belakang berdirinya
VOC
Politik Kolonialisme dan
Imperialisme
VOC sebagai Kongsi Dagang
Hindia Timur
Perlawanan Rakyat
Terhadap VOC
Kebijakan VOC di Nusantara
Eksploitasi VOC Terhadap
Kekayaan Alam
VOC Menuju Kebangkrutan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 141
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. menguraikan berbagai perlawanan rakyat terhadap VOC
2. menganalisis faktor-faktor yang mendorong runtuhnya VOC
3. mengetahui akhir perjalanan VOC sebagai kongsi dagang di Hindia-Belanda
Memahami Materi
A. Perlawanan Rakyat Terhadap VOC
1. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa dan Rakyat
Banten Terhadap VOC
Gambar 5.1. Sultan Ageng Tirtayasa
Sumber: Kompasiana.com
Pada tanggal 10 Maret 1651 M Sultan Ageng
Tirtayasa di proklamirkan sebagai Pemimpin Kesultanan
Banten. Usaha Pertama yang di lakukan Sultan Ageng
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 142
Tirtasaya adalah memperbaiki hubungan dengan lampung
Bengkulu dan Cirebon, untuk hubungan pelayaran dan
perdagangan. Di bidang politik ia mengadakan hubungan
diplomatik serta mengembangkan pelayaran dan
perdagangan dengan bangsa-bangsa lain. Ia seorang ahli
strategi
perang
yang
tidak
dapat
diragukan
kemampuannya. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil
mengantarkan Banten pada zaman keemasan atau puncak
kejayaan.1 Pada tahun 1761 M Sultan Ageng Tirtayasa
membangun sebuah kraton yang diberi nama Kraton
Tirtayasa. Sultan Ageng pindah ke Tirtayasa, sedangkan
kekuasaan Surosowan diserahkan kepada Sultan Haji.
Ia berhasil menjalin hubungan perdagangan dengan
bangsa Eropa seperti Inggris, Perancis, Denmark dan
Portugis yang menganut sistem perdagangan bebas bukan
sistem monopoli seperti yang dijalankan oleh Belanda.
Banten sendiri menerapkan sistem perdagangan bebas. 2
Sultan Ageng Tirtayasa mempunyai pandangan lain
terhadap Belanda. Ia sangat memusuhi Belanda yang
menghalang-halangi perkembangan perdagangan di
Banten.
Konflik antara Belanda dengan Banten mulai
memuncak lagi. Bersamaaan dengan konflik tersebut, ia
harus menghadapi penghianatan yang dilakukan oleh putra
kandungnya sendiri yang bernama Sultan Haji pada tahun
1676 M. Penyebab dari penghianatan tersebut adalah
Sultan Haji termakan hasutan Belanda yang mengatakan
bahwa Sultan Haji tidak bisa menjadi pengganti ayahnya
sebab masih ada Pangeran Arya Purbaya yang tidak lain
adalah saudara Sultan Haji sendiri. Maka terjadilah
persekongkolan Sultan Haji dengan Belanda.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 143
Konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa
dengan Sultan Haji sebenarnya dimenangkan oleh Sultan
Ageng Tirtayasa. Akan tetapi karena Sultan Haji meminta
bantuan kepada Belanda, maka konflik tersebut
selanjutnya dimenangkan oleh pihak Sultan Haji. Sebagai
konsekuensinya ia harus bersedia membayar dalam bentuk
apa saja dan harus memenuhi segala permintaan Belanda.
Tahun 1682 M kekuasaan mutlak Sultan Ageng Tirtayasa
atas Banten jatuh ke tangan Sultan Haji. Perjanjian dengan
Belanda ditandatanganinya, sehingga Banten betul-betul di
bawah kekuasaan Belanda, sedangkan Sultan hanya
simbol belaka.Sultan Haji naik tahta, dan kraton Tirtayasa
dihancurkan oleh Belanda, tetapi Sultan Ageng Tirtayasa
berhasil menyelamatkan diri ke pedalaman.
Sultan Ageng Tirtayasa tetap melancarkan seranganserangan terhadap Belanda dengan menggunakan taktik
gerilya dan sabotase.Untuk memajukan perekonomian
Banten dan untuk memberikan keleluasaan terhadap
bangsa lain dalam perdagangan, Sultan Ageng Tirtayasa
menerapkan sistem perdagangan bebas. Selain itu Sultan
Ageng Tirtayasa bergabung dengan ulama dan rakyat
dalam menghadapi Belanda dan Sultan Haji. Pada malam
hari tanggal 14 Maret 1683 M iring-iringan pasukan Sultan
Ageng Tirtayasa tiba di istana Surosowan, kemudian ia
ditangkap dan dipenjarakan di Batavia. Tertangkapnya
Sultan Ageng Tirtayasa tidak menghentikan perjuangannya
dalam melawan Belanda. Kemudian perjuangan Sultan
Ageng Tirtayasa dilanjutkan oleh Pangeran Purbaya,
Pangeran Kulon dan Syekh Yusuf.Berikut ini Perlawanan
Sultan Ageng Tirtayasa dan Rakyat Banten Terhadap VOC.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 144
a. Gerilya dan Sabotase
Untuk menghadapi serangan Serangan-serangan
terhadap Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa membuat taktik
dengan melaksanakan gerilya dan Sabotase Sehingga
membuat repot Belanda. Kontak senjata antara kedua
pihak baik dara maupun laut, sering terjadi tanpa dapat
dihindari. Sikap waspada terhadap musuh selalu dijadikan
pedoman bagi Sultan Ageng Tirtayasa. Sikap yang tidak
mau tunduk terhadap Belanda merupakan usahanya dalam
melancarkan gerilya-gerilyanya terutama di daerah AngkeTangerang yang sejak lama menjadi front terdepan. Sultan
Ageng Tirtayasa dikenal sebagai ahli siasat, mengadakan
balasan dengan penyerbuan-penyerbuan yang dilakukan
secara kecil-kecilan dan perampasan kapal Belanda. Pada
saat itu Belanda ingin memaksakan monopoli dagang di
Banten tetapi tidak kesampaian, karena Banten selalu
berjuang dengan gigih untuk memulihkan kedudukannya.
Pada tahun 1655 M dua kapal Belanda dirusak, sehingga
VOC terpaksa menutup kantor dagangnya di Banten. Hal
ini
mengakibatkan
Banten
dapat
meningkatkan
ekonominya dengan adanya lojiloji Perancis di Bandar
Banten. Pada tahun 1656 M Sultan Ageng Tirtayasa tetap
terus melakukan gerilya secara besar-besaran di daerah
Angke, tentara Banten juga mengadakan sabotase atau
perusakan pabrik tempat penggilingan tebu dan
tanamannya. Di samping itu tentara Banten melakukan
pembakaran kampung-kampung yang dipakai sebagai
tempat pertahanan Belanda, juga menghadang serdaduserdadu yang tengah mengadakan patroli. Surat Gubernur
Jendral Hindia Belanda untuk Sultan Ageng Tirtayasa yang
dibawa oleh pengawal-pengawal Belanda, dicegat dan
direbut lalu dirobek-robek oleh tentara Banten. Selain
pertempuran di daerah Angke-Tangerang, sering juga
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 145
terjadi pertempuran di perairan, terutama di dekat
pelabuhan-pelabuhan penting di kesultanan Banten.
Pertempuran tersebut dilakukan dengan menggunakan
kapal-kapal kecil, tentara laut Banten berhasil memukul
mundur kapal-kapal Belanda yang besar-besar, lengkap
dengan persenjataannya. Pertempuran yang terjadi baik di
darat maupun di laut, yang menggunakan taktik gerilya
dan sabotase merupakan awal dari peperangan dahsyat di
daerah Angke-Tangerang dan perairan sekitar Banten yang
berlangsung selama satu tahun.
Setelah mengalami perselisihan-perselisihan, maka
Gambar 5.2. Perlawanan Banten terhadap VOC
Sumber: abhiseva.id
tahun 1657 M sekitar bulan November kedua belah pihak
mengajukan perjanjian damai, tetapi pertempuranpertempuran kecil masih terus berjalan dan belum
mencapai kesepakatan damai di antara kedua belah pihak.
Pihak Belanda menginginkan agar orang Belanda yang
ditawan oleh tentara Banten dikembalikan. Permintaan
tersebut ditolak oleh Sultan Ageng Tirtayasa karena
Belanda tetap memakasakan monopoli perdagangannya di
Banten. Sultan Ageng Tirtayasa menyatakan perang
terbuka dengan Belanda.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 146
Sultan memerintahkan kepada pasukannya untuk
mengadakan penjagaan baik di darat maupun di laut,
antara Angke- Tangerang ditempatkan 5.000 orang prajurit
Banten yang dipimpin Rangga Warsita, mereka bersiapsiap menunggu perintah dari Sultan Ageng Tirtayasa untuk
mulai mengadakan pertempuran. Pada hari senin tahun
1657 M tentara Banten bersiap-siap maju ke medan
perang, setelah Sultan Ageng Tirtayasa memberikan
komando untuk menyerang Belanda, para gerilyawan
bersiap maju ke medan perang dengan berjalan kaki.
Pertempuran pun terjadi sangat hebat, tentara Banten
menggunakan taktik manuk dadali (yaitu formasi
menyebar) dan taktik papak ( yaitu formasi melingkar tapi
bersatu), pertempuran tersebut dimenangkan oleh pihak
Banten. Keberhasilan prajurit Banten dalam melawan
Belanda tidak hanya terjadi di darat saja,di laut mereka
berhasil menghancurkan kapal-kapal milik Belanda.
b. Menerapkan Sistem Perdagangan Bebas
Terbentuknya serikat dagang Belanda (VOC) tahun
1602 M yang dirintis oleh Jaques I Hermite dan kemudian
diteruskan oleh Pieter Both hingga sampai J.P Coen, dalam
upaya menciptakan kolonisasi dan membangun kantor
pusat perdagangan. Kedatangan Belanda diterima dengan
tangan terbuka oleh penduduk pribumi karena tujuan
utama Belanda hanya ingin berdagang. Belanda tidak
mengikuti jejak Portugis yang membawa misi kristenisasi,
melainkan ingin menjadikan Jayakarta sebagai tempat
Rendez Vous bagi kapal-kapal VOC, antara lain untuk
tempat persinggahan sebelum melanjutkan perjalanan ke
negeri Belanda dan tempat mengisi air bersih untuk
persediaan saat di kapal. ada masa pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa, Banten sudah mengalami kemajuan di
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 147
berbagai bidang termasuk bidang pelayaran dan
perdagangan. Dengan pelabuhan yang indah, aman dan
baik, maka Banten mencapai kejayaan dalam perdagangan
internasional. Kapal-kapal dagang besar dan kecil, baik dari
Indonesia sendiri maupun negeri lain di Asia, bahkan juga
dari negeri-negeri Eropa, berdatangan ke Banten. Kapalkapal dagang yang datang ke Banten-seperti dari
Lampung, Selebar dan Bengkulu yang merupakan
penghasil
lada,
mengadakan
kerjasama
dalam
perdagangan lada dengan Banten, karena pengexpor lada
terbesar ke Eropa adalah Banten. Selain lada, Banten juga
penghasil rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh
orang Belanda, karena itu pula Sultan Ageng Tirtayasa
memberi kebebasan dalam pelayaran dan perdagangan
kepada bangsa lain. Ia ingin mengembalikan kedudukan
kesultanan Banten seperti semula yang bebas dalam politik
perekonomian dan kebudayaan di mata dunia.
Sultan Ageng Tirtayasa menjadi musuh VOC yang
tangguh. Pihak Belanda ingin mendapatkan hak monopoli
atas persediaan lada Banten yang sangat kaya. Oleh
karena itu Belanda cemas akan adanya sebuah negara
yang kaya dan sangat kuat yang letaknya dekat dengan
markas besar Belanda di Batavia. Ia mengambil inisiataif
untuk meluaskan daerah Banten, dengan melancarkan
politik perniagaan bebas dan mengusir Belanda dari
Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa lebih memihak kepada
sistem perdagangan yang dianut oleh negara asing seperti:
Inggris, Denmark, Surat, Mekkah, Karamandel, Benggala,
Siam, Tonkim dan Cina, karena mereka menganut sistem
perdagangan bebas.
Belanda menganut sistem monopoli, oleh sebab itu
Sultan Ageng Tirtayasa menerapkan sistem perdagangan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 148
bebas. Sejak kedatangan Belanda tahun 1659 M hubungan
antara Banten dan Belanda diwarnai gejala kurang baik.
Hubungan mereka yang tidak baik diawali oleh kehendak
orang Belanda yang diwakili oleh kongsi dagang mereka,
yaitu VOC, yang selalu mendesak Banten agar memberikan
hak monopoli atas perdagangan bagi Belanda di Banten.
Keinginan Belanda ditolak mentah-mentah oleh orang
Banten, karena bertentangan dengan kebijakan Banten
yang menerapkan perdagangan bebas bukan sistem
monopoli yang jelas-jelas merugikan Banten.
c. Bergabung dengan Ulama dan Rakyat
Setelah tertangkapnya Sultan Ageng Tirtayasa bukan
berarti menyurutkan semangat juang penerus dan
pengikut Sultan Ageng Tirtayasa. Semangat juang Sultan
Ageng Tirtayasa diteruskan oleh Pangeran Purbaya (anak
Sultan Ageng Tirtayasa, adik Sultan Haji), Pangeran Kulon
(merupakan adik kandung Sultan Ageng Tirtayasa) dan
Syekh Yusuf . Politik Sultan Ageng Tirtayasa yang
cenderung anti Belanda dan lebih pro Inggris mendapat
dukungan dari rakyat. Dalam menjalankan roda
pemerintahannya, Sultan dibantu oleh Syekh Yusuf,
seorang ulama Makasar yang diminta oleh Sultan Ageng
untuk membantu pemerintahannya. Perkenalan Sultan
Ageng Tirtayasa dengan Syekh Yusuf dilatar belakangi
agama dan juga untuk menguatkan pondasi kekuasaan
Banten dari penjajahan Belanda sehingga pemerintahan
Sultan Ageng Tirtayasa berjalan dengan lancar dan aman.
Syekh Yusuf bersedia untuk tinggal dan membantu Banten
setelah mendengar bagaimana hebatnya Banten melawan
Belanda pada tahun 1659 M. Untuk mempererat hubungan
kekeluargaan, maka Syekh Yusuf dinikahkan dengan putri
Sultan Ageng Tirtayasa.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 149
Pangeran Purbaya, Pangeran Kulon dan Syekh Yusuf
menyusuri hutan dan tepi sungai menuju Cirebon, dengan
harapan dapat meminta bantuan, namun di tengah
perjalan bertemu Belanda. Akhirnya ketiga orang tersebut
beserta pengikutnya memutar arah sampai di Cikaniki,
pasukan Syekh Yusuf menuju Cianten lewat jalan Cisarua
dan Jampang, sedangkan Pangeran Purbaya dan Pangeran
Kulon beserta pasukannya melanjutkan perjalanan ke
Galunggung untuk bergabung dengan Tumenggung
Tanubaya. Mereka sepakat untuk bertemu di Padaherang
dengan menyusuri sungai Citanduy dan di sinilah Syeikh
Yusuf beserta pasukannya mengadakan serbuan ke
benteng-benteng pertahanan Belanda.121 Namun pada
tanggal 25 september 1683 M, Belanda juga melakukan
serangan besar-besaran ke Pandaherang yang berakibat
gugurnya Pangeran Kulon, pembesar Banten dan Makasar.
Istri Syeikh Yusuf ditawan Belanda, sementara Syekh Yusuf
dengan pasukannya berhasil meloloskan diri ke daerah
Banjar dan kemudian berpindah-pindah tempat sambil
tetap menghadapi Belanda hingga akhirnya sampai di
Mandala. Di tempat itulah dibuat perbentengan untuk
pertahanan.
Pihak Belanda mengalami kesulitan menangkap
Syeikh Yusuf dalam serangan serangan yang mereka
lancarkan, maka Belanda mengatur siasat dengan cara
menangkap putri Syekh Yusuf yang bernama Asma.
Dengan memperalat putrinya, Van Hoppel selaku pimpinan
pasukan Belanda pergi ke Mandala untuk membujuk Syekh
Yusuf agar bersedia berunding dengan Belanda. Setelah
melihat nasib putrinya serta terpengaruh bujukan halus
dari Van Happel, maka Syekh Yusuf menerima kedatangan
Van Happel. Pada tanggal 14 Desember 1683 M, Syekh
Yusuf dan pengikutnya ditangkap di Cirebon kemudian
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 150
dibawa ke Batavia dan dijebloskan ke penjara. Kemudian
pada tanggal 12 September 1684 M Syekh Yusuf dibuang
ke Ceylon karena Syekh Yusuf masih bisa mempengaruhi
pengikut setianya, mengadakan kontak dengan orangorang Banten yang pulang menunaikan ibadah Haji
sehingga akhirnya Syekh Yusuf dipindahkan ke Afrika
selatan. Pemindahan Syekh Yusuf disertai 49 orang
pengikutnya, di sanalah Syekh Yusuf meninggal dunia
tanggal 23 Mei 1699 M.
Pangeran Purbaya beserta 800 orang tentaranya
bergerak ke daerah Bogor selatan di sekitar Cikalong,
sedangkan di Jakarta terjadi perlawanan Untung Suropati
(seorang anak bangsawan Bali yang diculik dan dijadikan
budak oleh Belanda yaitu Edeleer Moor), karena
mempunyai hubungan asmara dengan salah satu putri
tuannya yang bernama Suzane, ia terpaksa melarikan diri
demi menghindari hukuman. Dalam pelariannya ia
bersembunyi di sekitar Jakarta, dan mengadakan
perlawanan terhadap Belanda, Van Happel mencari siasat
dengan mengajak berunding.Dengan cara halus ia
membujuk Untung Suropati untuk bergabung dengan
Belanda. Ia dijanjikan pangkat Letnan jika bersedia
mendekati Pangeran Purbaya. Untung Suropati dan
pasukannya sampai di Cikalong dan berhasil menemui
Pangeran Purbaya.
Pada saat yang bersamaan pasukan Belanda yang
dipimpin
Kuffeler
tiba
di
Cikalong.
Dengan
kesombongannya Kuffeler meminta Pangeran Purbaya
menyerahkan kerisnya kepada pihak Belanda sebagai
tanda bahwa Pangeran Purbaya tunduk. Melihat
penghinaan tersebut Untung Suropati menjadi marah, ia
beserta pasukannya menyerang pasukan Belanda,
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 151
sehingga pihak Belanda kalah dan Kuffeler melarikan diri
ke Tanjungpura dengan membawa Pangeran Sake yaitu
saudara Pangeran Purbaya. Dengan tipu daya itu maka
tanggal 6 Februari 1684 M, Pangeran Purbaya
menyerahkan kerisnya di Jakarta. Setibanya di Jakarta
Pangeran Purbaya diterima pembesar-pembesar Belanda
dan Pangeran Purbaya ditangkap selanjutnya dipenjara di
Batavia sampai wafat. Semua kekuatan dan segala upaya
telah dilakukan oleh para pemimpin dan rakyat Banten
untuk melawan Belanda, dengan taktik dan kekuatan
fisiknya Belanda behasil mengatasi sehingga pada akhirnya
kesultanan Banten berada di bawah pengaruh Belanda.
2. Perlawanan Sultan Hasanuddin dan Rakyat
Makkasar terhadap VOC
Gambar 5.3 Sultan Hasanudin
Sumber: synaoo.com
Sultan Hasanuddin adalah pahlawan nasional yang
memimpin Kesultanan Islam Gowa-Tallo. Sultan
Hasanuddin berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Sultan Gowa yang terlahir dengan nama Muhammad Bakir
I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape
ini mendapat julukan "Ayam Jantan dari Timur". Julukan ini
untuk Sultan Hasanuddin karena keberaniannya dalam
melawan penjajah belanda atau VOC.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 152
Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan yang
sangat terkenal di Nusantara. Pusat pemerintahannya
berada di Somba Opu yang sekaligus menjadi pelabuhan
Kerajaan Gowa. Somba Opu senantiasa terbuka untuk
siapa saja. Banyak para pedagang asing yang tinggal di
kota itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark, Portugis, dan
Belanda. Mereka diizinkan membangun loji di kota itu.
Gowa anti terhadap tindakan monopoli perdagangan.
Masyarakat Gowa ingin hidup merdeka dan
bersahabat kepada siapa saja tanpa hak istimewa.
Masyarakat Gowa senantiasa berpegang pada prinsip
hidup sesuai dengan kata-kata “Tanahku terbuka bagi
semua bangsa”, “Tuhan menciptakan tanah dan laut;
tanah dibagikan-Nya untuk semua manusia dan laut adalah
milik bersama.” Dengan prinsip keterbukaan dan
kebersamaan itu maka Gowa cepat berkembang.
Makassar dengan pelabuhan Somba Opu memiliki
posisi yang strategis dalam jalur perdagangan
internasional. Pelabuhan Somba Opu telah ber peran
sebagai pusat perdagangan tempat persinggahan kapalkapal dagang dari timur ke barat atau sebaliknya. Sebagai
contoh kapal-kapal pengangkut rempah-rempah dari
Maluku yang berangkat ke Malaka sebelumnya singgah
dulu di Bandar Somba Opu. Begitu pula sebaliknya.
Dengan melihat secara geografis Kerajaan Gowa
yang strategis, VOC berusaha keras untuk dapat
mengendalikan Gowa. VOC ingin menguasai pelabuhan
Somba Opu serta menerapkan monopoli perdagangan.
Untuk itu VOC harus dapat menundukkan Kerajaan Gowa.
Berbagai upaya untuk melemahkan posisi Gowa terus
dilakukan. Sebagai contoh, pada tahun 1634, VOC
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 153
melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba Opu, tetapi
gagal karena perahu-perahu Makasar yang berukuran kecil
lebih lincah dan mudah bergerak di antara pulau-pulau,
yang ada. Bahkan dengan menggunakan perahu-perahu
tradisional seperti padewakang, palari, sope dan yang
sudah begitu terkenal perahu pinisi, mereka sudah biasa
mengarungi perairan Nusantara. VOC pun merasa
kesulitan untuk memburu dan menangkap perahu-perahu
tersebut. Oleh karena itu, saat kapal-kapal VOC sedang
patroli dan menemui perahu-perahu orang-orang Bugis,
Makassar dan yang lain segera diburu, ditangkap, dan
dirusaknya. Sultan Hasanuddin ingin segera menghentikan
tindakan VOC yang anarkis dan sewenang wenang itu.
Sultan Hasanuddin menentang ambisi VOC yang ingin
memaksakan monopoli di Gowa. Seluruh kekuatan
dipersiapkan untuk menghadapi VOC. Benteng pertahanan
mulai dipersiapkan di sepanjang pantai. Beberapa sekutu
Gowa mulai dikoordinasikan. Semua dipersiapkan untuk
melawan kesewenangwenangan VOC.
Sementara itu, VOC juga mempersiapkan diri untuk
menundukkan Gowa. Politik devide et impera mulai
dilancarkan. Misalnya VOC menjalin hubungan dengan
seorang Pangeran Bugis dari Bone yang bernama Aru
Palaka. Setelah mendapat dukungan Aru Palaka, pimpinan
VOC, Gubernur Jenderal Maetsuyker memutuskan untuk
menyerang Gowa. Dikirimlah pasukan ekspedisi yang
berkekuatan 21 kapal dengan mengangkut 600 orang
tentara. Mereka terdiri atas tentara VOC, orang-orang
Ambon, dan orang-orang Bugis Bone yang di pimpin oleh
Aru Palaka.
Pada tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang Gowa.
Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis Janszoon Spelman,
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 154
diperkuat oleh pengikut Aru Palaka dan ditambah orangorang Ambon di bawah pimpinan Jonker van Manipa.
Kekuatan VOC ini menyerang pasukan Gowa dari berbagai
penjuru. Beberapa serangan VOC berhasil ditahan pasukan
Hasanuddin. Tetapi dengan pasukan gabungan disertai
peralatan senjata yang lebih lengkap, VOC berhasil
mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng pertahanan
tentara Gowa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan
Aru Palaka. Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas
kerajaan Gowa. Hasanuddin kemudian dipaksa untuk
menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18
November 1667.
Gambar 5.4 Isi Perjanjian Bongaya
Sumber: arahfajar.com
Isi Perjanjian Bongaya
Gowa harus mengakui hak monopoli VOC.
Semua orang Barat, kecuali Belanda harus
meninggalkan wilayah Gowa.
Gowa harus membayar biaya perang.
Sultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi
perjanjian itu, karena isi perjanjian itu bertentangan
dengan hati nurani dan semboyan masyarakat Gowa atau
Makassar. Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba
menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali melawan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 155
VOC. Namun perlawanan ini segera dapat dipadamkan oleh
VOC. Bahkan benteng pertahanan rakyat Gowa jatuh dan
dikuasai oleh VOC. Benteng itu kemudian oleh Spelman
diberi nama Benteng Rotterdam.
Sultan Hasanuddin dengan terpaksa harus
melaksanakan
isi
Perjanjian
Bongaya.
Dengan
ditandatanganinya Perjanjian Bongaya, VOC memang
berhasil mengendalikan peran politik Kerajaan Gowa.
Tetapi VOC tidak mampu mengendalikan dan memaksakan
monopoli perdagangan di perairan Indonesia Timur.
Dengan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya itu justru
melahirkan diaspora perdagangan bagi orang-orang BugisMakassar. Mereka tidak menghiraukan monopoli yang
dipaksakan VOC. Dengan prinsip bebas berdagang mereka
menyelundup ke berbagai kota dan pelabuhan untuk
berdagang termasuk perdagangan rempah-rempah di
Maluku. Artinya VOC gagal dalam mengendalikan
perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang BugisMakassar. Heather Sutherland menjelaskan kegagalan VOC
mengendalikan perdagangan di perairan Indonesia Timur
yang dilakukan oleh orang-orang Bugis-Makassar itu.
3. Perlawanan Pattimura
terhadap VOC
dan
Rakyat
Maluku
Gambar 5.5 Perlawanan Rakyat Maluku terhadap VOC (Perlawanan
Pattimura)
Sumber: seputarpengetahuan.co.id
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 156
Pada tahun 1605 Belanda mulai memasuki wilayah
Maluku dan berhasil merebut benteng Portugis di Ambon.
Praktik monopoli dengan sistem pelayaran Hongi
menimbulkan kesengsaran rakyat. Pada tahun 1635
muncul perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC di bawah
pimpinan Kakiali, Kapten Hitu. Perlawanan segera meluas
ke berbagai daerah. Oleh karena kedudukan VOC
terancam, maka Gubernur Jederal Van Diemen dari Batavia
dua kali datang ke Maluku (1637 dan 1638) untuk
menegakkan kekuasaan Kompeni.
Untuk mematahkan perlawanan rakyat Maluku,
Kompeni menjanjikan akan memberikan hadiah besar
kepada siapa saja yang dapat membunuh Kakiali. Akhirnya
seorang pengkhianat berhasil membunuh Kakiali. Dengan
gugurnya Kakiali, untuk sementara Belanda berhasil
mematahkan perlawanan rakyat Maluku, sebab setelah itu
muncul lagi perlawanan sengit dari orang-orang Hitu di
bawah pimpinan Telukabesi. Perlawanan ini baru dapat
dipadamkan pada tahun 1646. Pada tahun 1650 muncul
perlawanan di Ambon yang dipimpin oleh Saidi.
Perlawanan meluas ke daerah lain, seperti Seram, Maluku,
dan Saparua. Pihak Belanda agak terdesak, kemudian
minta bantuan ke Batavia. Pada bulan Juli 1655 bala
bantuan datang di bawah pimpinan Vlaming van Oasthoom
dan terjadilah pertempuran sengit di Howamohel. Pasukan
rakyat terdesak, Saidi tertangkap dan dihukum mati, maka
patahlah perlawanan rakyat Maluku.
Sampai akhir abad ke-17 tidak ada lagi perlawanan
menentang VOC. Pada akhir abad ke-18, muncul lagi
perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 157
Jamaluddin, namun segera dapat ditangkap dan
diasingkan ke Sailan (Sri Langka). Menjelang akhir abad
ke-18 (1797) muncullah perlawanan besar rakyat Maluku
di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore. Sultan Nuku
berhasil merebut kembali Tidore dari tangan VOC. Akan
tetapi setelah Sultan Nuku meninggal (1805), VOC dapat
menguasai kembali wilayah Tidore.
Akibat penderitaan yang panjang rakyat menentang
Belanda dibawah pimpinan Thomas Matulesi atau
Pattimura. Pattimura didukung oleh teman-temannya
seperti Anthonie Rhebok, Philip Latumahina, dan Christina
Marta Tiahahu. Tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku mulai
bergerak dengan membakar perahu-perahu milik Belanda
di pelabuhan Porto. Selanjutnya rakyat menyerang penjara
Duurstede. Residen Van den Berg tewas tertembak dan
benteng berhasil dikuasai oleh rakyat Maluku.
Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda
dikerahkan secara besar-besaran, Belanda berhasil
menangkap Pattimura dan kawan-kawan dan pada tanggal
16 Nopember 1817. Pattimura dijatuhi hukuman mati
ditiang gantungan, dan berakhir lah perlawanan rakyat
Maluku.
Tindakan sewenang wenang belanda di Maluku adalah
Melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian
hasil bumi (rempah- rempah) kepada VOC
(contingenten).
Adanya
perintah
penebangan/pemusnahan
tanaman rempah-rempah jika harga rempahrempah di pasaran turun (hak ekstirpasi) dan
penanaman kembali secara serentak apabila
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 158
harga rempah-rempah di pasaran naik/
meningkat.
Mengadakan pelayaran Hongi (patroli laut), yang
diciptakan oleh Frederick de Houtman (Gubernur
pertama Ambon) yakni sistem perondaan yang
dilakukan oleh VOC dengan tujuan untuk
mencegah timbulnya perdagangan gelap dan
mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan
di seluruh Maluku.
4. Perlawanan Sultan Agung di Mataram
Gambar 5.6 Ilustrasi perlawanan Sultan Agung
Sumber: abhiseva.id
Sultan Agung merupakan raja terbesar di Mataram
(1613-1645), Beliau juga merupakan raja yang terkenal
pada era ke emasan Kerajaan Mataram. Beliau mempunyai
cita cita mempersatukan seluruh jawa di bawah kerajaan
mataram dan mengusir kompeni VOC di pulau jawa. Oleh
karena itu, beliau sangat menentang keberadaan VOC di
pulau jawa apalagi dengan tindakan VOC yang sewenang
wenang dan memonopoli perdagangan membuat para
pedagang pribumi merasa terancam.
Pada tahun 1628 Sultan Agung mempersiapkan
pasukan Mataram dengan segenap persenjataan dan
perbekalannya untuk menyerang VOC di Batavia. Pada
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 159
waktu itu yang menjadi Gubernur Jenderal VOC adalah J.P.
Coen. Pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di
bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang
Batavia. Pasukan Mataram berusaha membangun pospos
pertahanan, tetapi kompeni VOC terus berusaha
menghalang-halangi. Akibatnya pertempuran antara kedua
pihak tidak dapat dihindarkan.
Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu
pasukan Mataram yang lain berdatangan seperti pasukan
di bawah Tumenggung Sura Agul-Agul yang dibantu oleh
Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar
orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur.
Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari
berbagai tempat. Terjadilah pertempuran yang sangat
sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di
berbagai tempat. Akan tetapi kekuatan tentara VOC
dengan senjatanya jauh lebih unggul, sehingga dapat
memukul mundur semua lini kekuatan pasukan Mataram.
Tumenggung Baureksa gugur dalam pertempuran itu.
Dengan demikian, serangan tentara Sultan Agung pada
tahun 1628 itu belum berhasil.
Sultan Agung tidak lantas berhenti dengan kekalahan
yang baru saja dialami pasukannya. Ia segera
mempersiapkan serangan yang kedua. Belajar dari
kekalahan terdahulu Sultan Agung meningkatkan jumlah
kapal dan senjata, Ia juga membangun lumbung-lumbung
beras untuk persediaan bahan makanan seperti di Tegal
dan
Cirebon.
Tahun
1629
pasukan
Mataram
diberangkatkan menuju Batavia. Sebagai pimpinan
pasukan Mataram dipercayakankepada Tumenggung
Singaranu, Kiai Dipati
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 160
Juminah, dan Dipati Purbaya. Ternyata informasi
persiapan pasukan Mataram diketahui oleh VOC. Dengan
segera VOC mengirim kapal-kapal perang untuk
menghancurkan lumbung-lumbung yang dipersiapkan
pasukan Mataram. Di Tegal tentara VOC berhasil
menghancurkan 200 kapal Mataram, 400 rumah penduduk
dan sebuah lumbung beras cadangan makanan pasukan
Mataram. Pasukan Mataram pantang mundur, dengan
kekuatan pasukan yang ada terus berusaha mengepung
Batavia. Pasukan Mataram berhasil mengepung dan
menghancurkan Benteng Hollandia. Berikutnya pasukan
Mataram mengepung Benteng Bommel, tetapi gagal
menghancurkan
benteng
tersebut.
Pada
saat
pengepungan Benteng Bommel, terpetik berita bahwa J.P.
Coen meninggal. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21
September 1629. Dengan semangat juang yang tinggi
pasukan Mataram terus melakukan penyerangan. Dalam
situasi yang kritis ini pasukan VOC semakin marah dan
meningkatkan kekuatannya untuk mengusir pasukan
Mataram. Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih
baik dan lengkap, akhirnya dapat menghentikan seranganserangan pasukan Mataram. Pasukan Mataram semakin
melemah dan akhirnya merekapun ditarik mundur kembali
ke Mataram. Dengan demikian, serangan Sultan Agung
yang kedua ini juga mengalami kegagalan.
Penyebab kekalahan dari penyerangan ke dua Kerajaan
Mataram adalah
Kalah persenjataan dan teknologi kurang canggih
Kekurangan persediaan makanan karena
persediaan makanan telah di musnahkan oleh
VOC
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 161
Jarak Mataram ke Batavia terlalu jauh jadi sangat
menguras tenaga dan persediaan makanan
Karena musim hujan jadi taktik Sultan Agung
gagal untuk membendung sungai Ciliwung
Terkena Penyakit oleh wabah
Kegagalan pasukan Mataram menyerang Batavia,
membuat VOC semakin berambisi untuk terus
memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya di
daerah-daerah lain. Namun, di balik itu VOC selalu khawatir
dengan kekuatan tentara Mataram. Tentara VOC selalu
berjaga-jaga untuk mengawasi gerak-gerik pasukan
Mataram. Sebagai contoh pada saat pasukan Sultan Agung
dikirim ke Palembang untuk membantu Raja Palembang
dalam melawan VOC, langsung diserang oleh tentara VOC
di tengah-tengah perjalanan. Perlawanan pasukan Sultan
Agung terhadap VOC mengalami kegagalan. Namun,
semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing
terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para
pengikutnya. Secara militer Mataram memang tidak
berhasil memaksa VOC untuk menjadi bawahan Mataram.
Sementara itu, tentara VOC sendiri sebenarnya
merasa khawatir dan segan terhadap kekuatan militer
Mataram. Sultan Agung yang cerdas itu kemudian
menggunakan kemampuan diplomasi. Melalui kemampuan
diplomasinya Sultan Agung berhasil memaksa VOC untuk
mengakui eksistensi Mataram dan Sultan Agung sebagai
Yang Dipertuan Agung. Hal ini buktikan dengan pengiriman
upeti secara periodik dari VOC ke Mataram. Sementara
VOC mendapat imbalan diizinkan untuk melakukan
perdagangan di pantai utara Jawa. Dalam perdagangan ini
VOC cenderung melakukan monopoli.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 162
Sayangnya semangat dan kebesaran Sultan Agung
itu tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung.
Setelah Sultan Agung meninggal tahun 1645, Mataram
menjadi semakin lemah sehingga akhirnya berhasil
dikendalikan oleh VOC.
B. Runtuhnya VOC
Sudah lama sekali VOC menguasi Indonesia dan
memperoleh keuntungan yang sangat besar. Pada Tahun
1749 VOC mengalami perubahan pada lembaga
kepengurusannya yang sangat mendalam. Parlemen
Belanda mengeluarkan sebuah Undang Undang pada 27
Maret 1749, dimana isinya menyatakan bahwa Raja
Williem IV sebagai penguasa tertinggi VOC atau Pemimpin
VOC. Artinya dimana “Dewan Tujuh Belas” para
anggotanya yang awalnya dipilih oleh parlemen sekarang
berubah menjadi tanggung jawab seorang raja. Sekaligus
raja juga menjadi panglima tertinggi di tentara VOC. Pada
akhirnya VOC berada ditangan kekuasan raja, para
pengurus VOC juga mulai akrab dengan pemerintahan
Belanda.
Hal inilah yang menjadi titik awal dari sikap para
pengurus VOC yang melanggar aturan. Dimana para
pemegang saham memiliki hak yang terabaikan. Pada
akhirnya,para anggota dari VOC berlomba-lomba untuk
memperkaya dan mementingkan dirinya sendiri,
kepentingan perdagangan dari VOC terabaikan. Korupsi
yang dilakukan oleh pengurus VOC menyebabkan
keuntungan perdagangannya menjadi merosot sangat
drastis. Dikatakan bahwa pada tahun 1673 VOC tidak bisa
membayarkan dividen, karena keuangan yang memang
lemah. Hal itu juga disebabkan oleh kasnya yang memang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 163
melemah sebab munculnya perang atau pemberontakan
yang datang baik dari dalam maupun wilayah luar,
Gambar 5.7 Dee Heeren Zeventeen
Sumber: milenialis.id
sehingga VOC mengalami hutang yang begitu besar dan
tidak bisa diatasi dengan kas pemasukannya.
Para pejabat VOC bertindak dengan kerakusan dan
semakin tidak peduli dengan merebaknya hutang di
organisasi VOC. Gubernur Jenderal Henricus Zwaardecroon
mengeluarkan suatu aturan ordonansi pada tanggal 24
Juni 1719 yang isinya yaitu mengatur cara penghormatan
terhadap gubernur jendral agar dirinya selalu di
hormati,disegani,dan dipuja, kepada Dewan Hindia beserta
keluarganya. Seperti semua orang harus turun dari
kendaraan bila berpapasan dengan para pejabat tinggi
tersebut, warga keturunan Eropa harus menundukkan
kepala, dan warga bukan orang Eropa harus menyembah.
Kemudian Gubernur Jenderal Jacob Mosel juga
mengeluarkan ordonansi baru tahun 1754. Ordonansi ini
mengatur kendaraan kebesaran. Misalnya kereta ditarik
enam ekor kuda, hiasan berwarna emas dan kusir orang
Eropa untuk kereta kebesaran gubernur jenderal, sedang
untuk anggota dewan hindia kuda yang menarik kereta
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 164
hanya empat ekor dan hiasannya warna perak. Para
pejabat VOC mulai menggilai akan kehormatan dan ingin
memperkaya diri untuk berfoya-foya tanpa memperdulikan
VOC. Faktor ini pula yang menyebabkan beban pada
anggaran kas di VOC.
Faktor lain yang menyebabkan VOC menjadi
bangkrut adalah adanya sistem upeti. Menurut dosen yang
meneliti soal korupsi Verenigde Oostindiche Compagnie
(VOC) ini adalah awalnya upeti merupakan pungutan
terhadap hasil kekayaan saat ini di kenal sebagai pajak.
Namun dalam praktiknya banyak pemimpin daerah yang
memanfaatkan kekuasaannya untuk meminta upeti
terhadap rakyat kecil.Sistem upeti ini dilakukan pada
kalangan pejabat di VOC, dimana pejabat yang lebih
rendah memberikan hadiah atau upeti kepada pejabat
yang lebih tinggi di atasnya. Hal tersebut dilakukan karena
adanya pergantian jabatan di dalam kepengurusan VOC.
Hal tersebut membuat pernyataan bahwa praktik korupsi
memang benar dilakukan.
Bahkan ada pejabat VOC yang memupuk harta
kekayaan dari kas VOC yang sangat besar yaitu Gubernur
Jenderal Van Hoorn dimana ia memiliki harta hingga 10
juta gulden. Sedangkan gaji aslinya yang didapat adalah
700 gulden sebulan. Sedangkan Gubernur Maluku berhasil
mengumpulkan harta kekayaan hingga 20-30 ribu gulden
dalam jangka waktu 4-5 tahun, sedangkan untuk gajinya
hanya 150 gulden sebulan. Dari situlah sudah ketahuan
bahwa pejabat VOC korupsi sangat banyak. Untuk menjadi
pejabat di VOC ada suatu praktik penyogokan dengan
nominal yang juga sangat besar. Para pengurus dari VOC
memberikan tarif untuk penyogokan sebesar 3.500 gulden
untuk menjadi pegawai di VOC, sedangkan gaji yang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 165
didapat hanya 40 gulden. Sedangkan untuk menjadi
kapten di VOC harus membayar 2000 gulden dan begitu
Gambar 5.8 Sejarah Kebangkrutan VOC
Sumber: Synaoo.com
seterusnya yang pada akhirnya merugikan lembaga
keuangan VOC.
Seperti itulah perilaku para pejabat VOC yang sudah
masuk lingkar setan sudah kecanduan penyakit korupsi
karena ingin kehormatan dan kemewahan. Beban utang
VOC semakin banyak dan membengkak, sehingga akhirnya
VOC sendiri bangkrut. Bahkan ada sebuah ungkapan, VOC
kepanjangan dari Vergaan Onder Corruptie (tenggelam
karena korupsi).Disaat titik terlemah dari keuangan VOC
tidak bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi
keuangannya.
Menuju kematian VOC, dewan pusat di Amsterdam
memaksa para pejabat di negeri jajahan untuk menambah
kasnya. VOC memutuskan untuk mencari jalan pintas yaitu
dengan menambah urusan politik ke kerajaan – kerajaan
di Nusantara hal itu dilakukan VOC untuk menarik simpati
para penguasa daerah yang memiliki Sumber Daya Alam
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 166
(SDA) kemudian harapannya agar penguasa penguasa
daerah bisa membantunya dan akhirnya VOC mulai
mengalami kerumitan masalah sendiri di negeri jajahan.
Menurut sejarawan UGM Sri Margana, VOC terlibat
dalam berbagai peperangan di Jawa, Sulawesi, Maluku ia
memakan bekas perusahaan dengan nominal besar dan
peperangan yang paling parah ketika VOC melawan
Inggris. Hal ini membuat dewan tujuh belas meminjam
modal ke berbagai kamar dagang di Belanda. Pada
akhirnya hutang VOC semakin membengkak menurut,
Reinout VOS dalam Gentle Janus, Merchant Prince: The
VOC and the tightrope of diplomacy in the malay world
1740-1800 menyebut jika perang dengan Inggris pada
1780 telah menguras 70% kas VOC. Hal ini membuat VOC
kehilangan
kekuatannya
untuk
menjalankan
perusahaannya.
Kemudian menurut pemerintahan Belanda VOC
sebagai kongsi dagang internasional sudah tidak bisa
menjalankan lagi kekuasaanya. VOC benar-benar telah
bangkrut sehingga pada tahun 31 Desember 1799 VOC
benar dinyatakan resmi bubar. Semua utang piutang yang
dilakukan VOC diambil alih oleh pemerintah setempat.
Pada waktu itu sebagai Gubernur Jendral VOC yang
terakhir Van Overstraten masih harus bertanggung jawab
tentang keadaan di Hindia Belanda. Ia bertugas
mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. VOC
dinyatakan
bangkrut
karena
ketidakmampuannya
mempertahankan
kondisi
keuangannya
yang
menyebabkan Belanda memutuskan untuk membubarkan
kongsi dagang yang telah berdiri dan berkuasa hampir dua
abad pada 31 Desember 1799. Dewan tujuh belas juga
telah dihapuskan meskipun beberapa kongsi dagang di
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 167
bawahnya masih tetap berjalan dan seluruh hutang dan
aset-aset milik VOC menjadi milik pemerintahan Belanda.
Sehingga 1800 didirikanlah pemerintah kolonial baru
bernama Hindia-Belanda.
C. Akhir Perjalanan VOC
Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, VOC
mengalami puncak kejayaan. Penguasa dan kerajaankerajaan lokal berhasil diungguli. Kerajaan-kerajaan itu
sudah menjadi bawahan dan pelayanan kepentingan VOC.
Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas
membentang dari Amsterdam, Tanjung harapan, India
sampai Irian/Papua. Keuntungan perdagangan rempahrempah sangat melimpah. Namun, tanpa disadari dibalik
keuntungan tersebut ada persoalan-persoalan yang
bermunculan. Semakin banyak daerah yang dikuasai
ternyata juag membuat pengelolaan semakin kompleks.
Semakin luas daerahnya ternyata membuat pengelolaan
semakin kompleks. Semakin luas daerahnya, pengawasan
juga semakin sulit. Kota Batavia semakin ramai dan
semakin padat. Orang-orang timur asing seperti Cina dan
Jepang diizinkan tinggal di Batavia. Sebagai pusat
pemerintahan VOC, kondisi Batavia sangat ramai dan
dibanjiri penduduk, sehingga tidak jarang menimbulkan
masalah-masalah sosial. Pada tahun 1749 terjadi
perubahan yang mendasar dalam Lembaga kepengurusan
VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda
mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV
sebagai penguasa tertinggi VOC. Dengan demikian,
anggota pengurus “Dewan Tujuh Belas” yang semula
dipilih oleh parlemen dan provinsi pemegang saham
(kecuali Provinsi Holland), kemudian sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Raja. Pengurus VOC tidak lagi berpikir
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 168
memajukan usaha perdagangan, tetapi berpikir untuk
memperkaya diri. VOC sebagai kongsi dagang swasta
keuntungan semakin merosot. Tercatat tahun 1673 Voc
tidak mampu membayar dividen. Kas VOC juga merosot
karena serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan
beban hutang pun tidak terelakan.
Menuju kebangkrutannya VOC meninggalkan hutang
sebesar 140 juta gulden. Usai menguasai perdagangan di
jalur asia, monopoli VOC semakin merebak ke hampir
seluruh wilayah Nusantara, hampir 90-80 perusahaan,
pekerja 11.500 menjadi 24.879 orang pada tahun 1753.
Keberhasilan itu mengundang para petinggi untuk
melakukan korupsi demi untuk gaya hidup mereka yang
mewah. Gubernur Jenderal Van Hoom sempat menumpuk
harta sampai 10 juta gulden saat Kembali ke Belanda.
Padahal tercatat gaji resminya saat menjadi gubernur 700
gulden sebulan. Penumpukan harta itu Gubernur Jenderal
Van Hoom dapatkan dari uang upeti, sogokan, calon
pegawai, sampai manipulasi setoran hasil pribumi.
Akibatnya, Belanda kehilangan pemasukan yang
sangat luar biasa besar untuk kepentingan penjajahan di
kolonialnya. Bahkan Belanda harus merelakan posisinya
sebagai pemegang kekuatan ekonomi terbesar. Hal ini
disebabkan karena ulah Belanda dalam menghancurkan
VOC itu sendiri. Beberapa faktor yang menyebabkan VOC
itu hancur diantaranya:
1) Dewan tujuh belas membiarkan para pejabat
VOC melakukan bisnis pribadi di wilayah koloni.
Pada awalnya mereka melarang untuk
melakukan kegiatan atau kepentingan di luar
negeri Belanda. Tetapi hal ini dilakukan oleh
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 169
pejabat VOC karena rendahnya gaji yang mereka
terima yang pada akhirnya larangan tersebut
diabaikan. Praktek tersebut berjalan tanpa
sepengetahuan dewa tujuh belas. Sejarawan
Universitas Leiden FS Gaastra dalam De
Geschiedenis Van De VOC, mengatakan jika surat
menyurat antara dewan Hindia di Batavia dan
dewan tujuh belas di Amsterdam berjalan lancar.
Namun mengenai benar atau tidaknya isi laporan
menjadi permasalahan yang lain. Saling
mengirim laporan itu biasanya dilakukan dengan
nada yang sengit dan ego yang sama-sama tinggi
2) Runtuhnya VOC juga disebabkan oleh dewan
tujuh belas yang tidak cepat merespon berbagai
keluhan yang dihadapi oleh pegawai VOC.
3) Ketegangan antara dewan tujuh belas dengan
para pejabat di dewan Hindia juga menjadi salah
satu faktor runtuhnya VOC. Pada tahun 1700an
para pejabat yang ada di Batavia sering
dikatakan lalai dalam menjalankan tugasnya.
Namun keputusan dari dewan tujuh belas
memberikan kerugian yang sangat besar bagi VOC dan
Belanda.
Rangkuman
VOC mengalami perubahan pada lembaga
kepengurusannya yang sangat mendalam. VOC berada
ditangan kekuasan raja, sehingga para pengurus VOC juga
mulai akrab dengan pemerintahan Belanda. Dimana para
pemegang saham memiliki hak yang terabaikan. Pada
akhirnya,para anggota dari VOC berlomba-lomba untuk
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 170
memperkaya dan mementingkan dirinya
kepentingan perdagangan dari VOC terabaikan.
sendiri,
Korupsi yang dilakukan oleh pengurus VOC
menyebabkan keuntungan perdagangannya menjadi
merosot sangat drastis. Para pejabat VOC menggilai akan
kehormatan dan ingin memperkaya diri untuk berfoya-foya
tanpa memperdulikan VOC. Beban utang VOC semakin
banyak dan membengkak. VOC dinyatakan bangkrut
karena ketidakmampuannya mempertahankan kondisi
keuangannya yang menyebabkan Belanda memutuskan
untuk membubarkan kongsi dagang yang telah berdiri dan
berkuasa hampir dua abad pada 31 Desember 1799.
Heeren Zeventien atau biasa
disebut Dewan Tujuh Belas
adalah sebutan untuk para
direktur VOC yang berjumlah
tujuh belas orang. Tujuh belas
orang
tersebut
merupakan
perwakilan dari setiap provinsi di
Belanda
Uji Kompetensi
Tugas Individu
1. Mengapa para pejabat bisa korupsi? apakah tidak ada
pengawasan terhadap para pejabat saat menjalankan
tugasnya?
2. Sebutkan dan jelaskan pengaruh apa saja yang
menyebabkan kehancuran VOC?
3. Bagaimana dampak bagi negara belanda setelah
kehancuran VOC?
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 171
4. Mengapa VOC mengalami kebangkrutan dan pada
akhirnya bubar? Uraikan dan jelaskan!
5. Jika para pejabat tidak korupsi dan tidak mengalami
kebangkrutan, apakah sampai sekarang VOC masih ada?
Jelaskan pendapat anda!
Tugas Kelompok
Bagi kelas menjadi 3 Kelompok, Diskusikan faktor-faktor
yang melatar belakangi perlawanan rakyat Indonesia
terhadap VOC, hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 172
Latihan Ulangan Akhir Semester
1. Husein Djajadiningrat menyatakan bahwa terdapat
kesamaan antara tradisi keIslaman yang
berkembang di Persia dan Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan adanya ....
A.
B.
C.
D.
E.
Festival Sadranan
Grebeg Mulud
Festival Tabot
Festival Dugderan
Grebeg Sekaten
2. Inkripsi dan ornamen kaligrafi yang terukir dalam
nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik
memiliki kesamaan dengan ukiran yang terdapat
pada khat.....
A.
B.
C.
D.
E.
Kaligrafi
Kaligrafi
Kaligrafi
Kaligrafi
Kaligrafi
Diwani di Cambay
Kufi di Khurasan
Farisi di Baghdad
Naskhi di Madinah
Tsuluts di Makkah
3. Dalam menyebarkan agama Islam, para wali
menyusun strategi dan metode dakwah yang
akulturatif dengan kebudayaan lokal. Harapanya,
dengan metode dakwah ini Islam dapat diterima
oleh masyarakat dengan cepat. Salah satu bentuk
metode dakwah akulturatif yang tepat ditunjukan
oleh ....
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 173
A.
B.
C.
D.
E.
Pementasan gamelan oleh Sunan Gresik
Pembuatan atap masjid tumpeng di Aceh
Pementasan wayang oleh Sunan Kalijaga
Pembuatan kidung oleh Syekh Jumadil Kubro
Penyajian soto Kerbau oleh Sunan Bonang
4. Apabila memperhatikan pada tatanan struktur
sosial yang berkembang saat itu, alasan utama
Islam dapat diterima oleh masyarakat secara luas
adalah....
A.
B.
C.
D.
E.
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
pulau
adalah agama pengetahuan
adalah agama peradaban
adalah agama demokratis
mendorong proses persilangan budaya
membentuk jaringan perdagangan antar
5. Dalam perkembanganya, Islam telah mendorong
terjadinya proses integrasi di kepulauan Nusantara
dengan cara menciptakan keterhubungan jaringan
perdagangan antarpulau. Pada abad 15, Malaka
telah memegang peranan penting dalam
perdagangan Islam. Akan tetapi setelah itu Malaka
mengalami kemerosotan besar. Di bawah ini faktor
yang mempengaruhi kemunduran Malaka adalah
kecuali....
A.
B.
C.
D.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
Konflik kawasan antara penguasa lokal
Munculnya perhatian baru di bidang agraris
Tidak adanya jaminan keamanan dagang
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 174
E. Letaknya sebagai poros maritim di kawasan
6. Sultan Alauddin Riayat Syah berhasil menaklukan
banyak kerajaan setelah meminta bantuan dari
negara Islam di timur tengah, salah satunya
yaitu….
A. Siak
B. Singasari
C. Barus
D. Samudera Pasai
E. Sriwijaya
7. Tokoh disamping merupakan
Seorang
Raja
yang
mencetuskan
mengenai
Kalender Jawa, Tokoh tersebut
merupakan Sultan tersebut
bernama….
A. Sultan Trenggono
B. Sultan Agung Hanyokrokusumo
C. Sultan Ageng Tirtayasa
D. Sultan Hamengkubuwono I
E. Sultan Hasanuddin
8. Pelabuhan transit di makassar yang digunakan
untuk mendatangkan rempah-rempah terutama di
maluku yaitu....
A. Pelabuhan Somba Opu
B. Pelabuhan Makassar
C. Pelabuhan Teluk Bayau
D. Pelabuhan Pare-Pare
E. Pelabuhan Manado
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 175
9. Di bawah ini yang merupakan peninggalan dari
Kerajaan Demak adalah….
A. Masjid Baiturrahman
B. Masjid Agung
C. Masjid Sunan Ampel
D. Masjid Istiqlal
E. Masjid Raya Semarang
10. Di bawah ini merupakan karya sastra yang
menceritakan mengenai sejarah dengan balutan
unsur fiksi adalah….
A. Suluk
B. Hikayat
C. Syair
D. Babad
E. Puisi
11. Paham terkait kebijakan ekonomi dalam suatu
negara yang bertujuan untuk mengembangkan
hasil kekayaan sebanyak-banyaknya serta
dijadikan standar kesejahteraan dan kekuasaan
negara adalah....
A. Kapitalisme
B. Merkantilisme
C. Liberalisme
D. Kolonialisme
E. Imperialisme
12. Pada tanggal berapa perjanjian Tordesilas di
tandatangani?....
A. 7 Juni 1449
B. 8 Juni 1449
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 176
C. 10 Juli 1450
D. 11 Juli 1450
E. 5 Mei 1400
13. Tujuan didirikannya kongsi dagang VOC adalah....
A. Untuk membantu memupuk kekayaan
sebanyak-banyaknya di negara koloni
B. Untuk menghindari persaingan yang tidak
sehat antar sesama pedagang Belanda
C. Untuk menyebarkan 3G (Gold, Glory, Gospel)
D. Untuk mengembangkan perekonomian negara
Belanda
E. Untuk menciptakan sebuah inovasi baru dalam
aktivitas perdagangan
14. Jenderal VOC yang pertama berkedudukan di
Jakarta adalah …
A. Gerard Reynst
B. J.P. Coen
C. Laurens Reael
D. Van den Bosch
E. Pieter Both
15. Apa nama lain dari hak istimewa VOC ?....
A. Hak Octrooi
B. Hak Kebebasan
C. Hak Politik
D. Hak Individu
E. Hak Kebersamaan
16. Perhatikan data dibawah ini!
(i)
Melakukan monopoli perdagangan rempahrempah di wilayah antara Tanjung Harapan
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 177
hingga Selat Magellan, termasuk wilayah
Nusantara
(ii)
Membentuk angkatan perang
(iii)
Membangun pasar peradagangan rempahrempah
(iv)
Mencetak dan mengedarkan mata uang
(v)
Merekrut pegawai yang berasal dari
Belanda
Berdasarkan data diatas, manakah yang benar
tentang isi hak istimewa VOC?....
A. (i), (ii), dan (iii)
B. (ii), (iii), dan (iv)
C. (i), (ii), dan (iv)
D. (ii), (iii), dan (v)
E. (iii), (iv), dan (v)
17. Untuk
mendapatkan
rempah-rempah
melakukan …
A. Adu domba
B. Ancaman dan kekerasan
C. Penyiksaan
D. Eksploitasi
E. Legitimasi wilayah
VOC
18. Strategi VOC untuk melancarkan aksinya adalah …
A. Tipu daya
B. Eksploitasi
C. Pertempuran
D. Legitimasi
E. Devide et Impera
19. Mataram ditaklukkan oleh VOC pada tahun….
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 178
A.
B.
C.
D.
E.
1649
1749
1759
1779
1799
20. Kelancaran pelaksanaan monopoli di Kawasan
kepulauan didukung oleh terlaksananya ….
A. Pelayaran Hongi
B. Pelayaran rempah
C. Pelayaran keamanan
D. Pelayaran VOC
E. Pelayaran militer
21. Faktor penyebab kebangkrutan VOC adalah….
A. Para pejabat yang korupsi
B. Pemimpin VOC meninggal
C. Menguasai Indonesia
D. Mendapatkan keuntungan yang besar
E. Kehabisan stok rempah rempah
22. Parlemen Belanda mengeluarkan sebuah Undang
Undang pada 27 Maret 1749, dimana isinya
adalah….
A. VOC di bubarkan
B. Tentara belanda di tarik ke negaranya
C. bahwa Raja Williem IV sebagai penguasa
tertinggi VOC atau Pemimpin VOC
D. Memberi kebebasan untuk indonesia
E. Membagikan sebagian keuntungan VOC untuk
warga pribumi
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 179
23. Faktor lain yang menyebabkan VOC menjadi
bangkrut adalah….
A. Penyerangan spanyol ke belanda
B. Sistem Upeti
C. Belanda kalah perang dengan Indonesia
D. Para anggota VOC sudah tidak berminat lagi
untuk bekerja
E. Di culiknya pemimpin VOC oleh rakyat
Indonesia
24. Pada tanggal berapa
bubarkan….
A. 17 Agustus 1876
B. 26 September 1786
C. 31 Desember 1799
D. 22 April 1799
E. 28 Desember 1799
secara
25. Bagaimana upaya yang harus
terhindar dari tindakan korupsi…
A. Mencuri
B. Berbohong
C. Edukasi
D. Menonton TV
E. Berjudi
resmi
VOC
diambil
di
agar
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 180
Glosarium
Akulturasi,
suatu proses sosial yang timbul manakala
suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur dari suatu kebudayaan asing,
kebudayaan asing itu lambat laun
diterima
dan
diolah
ke
dalam
kebudayaannya
sendiri
tanpa
menyebabkan
hilangnya
unsur
kebudayaan kelompok itu sendiri.
Budaya,
hasil dari akal dan budi manusia dalam
merespons lingkungan dan sekitarnya.
Candi,
merupakan bangunan yang didirikan
umat Buddha dan Hindu sebagai tempat
penyimpanan abu jenazah raja sekaligus
sebagai tempat penghormatan terhadap
para dewa.
Glory,
memburu kejayaan, superioritas, dan
kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka
saling bersaing dan ingin berkuasa di
dunia baru yang ditemukannya.
Imperialisme, sebuah kebijakan di mana sebuah negara
besar dapat memegang kendali atau
pemerintahan atas daerah lain agar
negara itu bisa dipelihara atau
berkembang.
Kolonialisme, paham tentang penguasaan oleh suatu
negara atas daerah atau bangsa lain dng
maksud untuk memperluas negara itU.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 181
DAFTAR PUSTAKA
1596?, S. O. B. yang P. K. M. di B. T. (2021). No Title. Detik.Com.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5738558/siapa-orangbelanda-yang-pertama-kali-mendarat-di-banten-tahun1596#:~:text=Orang
Belanda
mendarat
pertama
kali,Konstantinopel ke bangsa Turki Utsmani
17 Kebijakan VOC Belanda Pada Masa Penjajahan. (2020). No Title.
Sejarahlengkap.Com.
https://sejarahlengkap.com/organisasi/kebijakan-voc-belanda
5 Cara VOC Meningkatkan Eksploitasi Kekayaan Alam Indonesia.
(2020). No Title. Ruanasagita.Blogspot.Com.
https://ruanasagita.blogspot.com/2020/08/5-cara-vocmeningkatkan-eksploitasi.html?m=1
Abdullah, Taufik dkk. 1968. Manusia dalam Kemelut Sejarah. Jakarta:
LP3ES.
A. B, Lapian. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 4 (Kolonialisasi
dan Perlawanan). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
A. B, Lapian. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 5 (Masa
Pergerakan Kebangsaan). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Absiroh, U. (2017). Understanding of History 350 Years Indonesia
Colonized By Dutch. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau, 1, 1–15.
https://www.neliti.com/publications/205480/sejarahpemahaman-350-tahun-indonesia-dijajah-belanda
A.M, Sardiman, dan A.D. Lestariningsih. 2014. Sejarah Indonesia.
Jakarta: Kemendikbud.
(Anwar, S. (2020). Berdirinya Kerajaan banten.
Arif, I. G. (2017). Kesultanan Ternate Abad XVI-XVII (Kajian Historis
Tentang Peranannya terhadap Islamisasi di Ternate). Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
Arti Gold, Glory, Gospel (3G): Sejarah, Latar Belakang, & T. (2021). No
Title. Tirto.Id. https://tirto.id/arti-gold-glory-gospel-3g-sejarahlatar-belakang-tujuan-f9FJ
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 182
Arti Kapitalis dan Kapitalisme: Definisi, Sistem Ekonomi, dan C.
(2021). No Title. Kompas.Com.
https://money.kompas.com/read/2021/07/23/095251026/artikapitalis-dan-kapitalisme-definisi-sistem-ekonomi-dancontoh?page=all
Azra, A. (2013). Islamisasi Jawa. Studia Islamika, 20(1).
Baiti, R., & Razzaq, A. (2014). Teori dan proses islamisasi di Indonesia.
Wardah, 15(2), 133-145.
Belakangnya, S. K. B. B. ke I. & L. (2021). No Title. Tirto.Id.
https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-belanda-keindonesia-latar-belakangnya-gjtz
Dalimunthe, D. (2016). Kajian proses islamisasi di Indonesia (studi
pustaka). Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 12(1), 115-125.
Dr. Aman, M. P. (2013). Indonesia : Dari Kolonialisme Sampai. 151.
Indonesia?, M. J. C. D. P. D. P. V. di, Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul “Mengapa JP Coen Dianggap Peletak
Dasar Penjajahan VOC di Indonesia?,” K. untuk baca:
https://www. kompas.
com/stori/read/2021/08/20/150000479/mengapa-jp-coendianggap-peletak-dasar-penjajahan-voc-diindonesia?page=all&jxconn=1*28gjte*other_jxampid*VDNfS1VJ
MVdvV05LSVRrdFg5bmY5b0d0cnJLcEpCbkRyYmhoZ1ViUXRJV2ds
bk42VHRRUG45UkMz., Ningsih, P. : W. L., Nailufar, E. : N. N.,
Cepat:, D. aplikasi K. co. untuk akses berita lebih mudah dan,
Https://bit.ly/3g85pkA, A., & Https://apple.co/3hXWJ0L, I.
(2021). No Title. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/20/150000479/me
ngapa-jp-coen-dianggap-peletak-dasar-penjajahan-voc-diindonesia?page=all&jxconn=1*28gjte*other_jxampid*VDNfS1VJ
MVdvV05LSVRrdFg5bmY5b0d0cnJLcEpCbkRyYmhoZ1ViUXRJV2ds
bk42VHRRUG45UkMzU2RMaE5hag..#page2
Ismail, M. G. (1997). Pasai Dalam Perjalanan Sejarah : Abad Ke-13
Sampai Awal Abad Ke-16. Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi
Sejarah Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 183
Kartodirdjo, S., Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (1975).
Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia (Vol. 3).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kebangkrutan VOC. (2017). No Title. Kumparan.Com.
https://kumparan.com/potongan-nostalgia/kebangkrutan-voc
Kebudayaan, K. P. dan. (2013). Buku Sejarah Kelas XI SMA/SMK
Semester II. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53,
Issue 9).
Kesultanan Gowa-Tallo Masa Islam: Sejarah, Peninggalan, D. R.
(2021). No Title. Tirto.Id. https://tirto.id/kesultanan-gowa-tallo-masaislam-sejarah-peninggalan-daftar-raja-f9Er
Kusnandar, A. (2019). Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0. Forkomsi FEB
UGM, 305.
Mashad, D. (2020). Muslim Papua: Membangung Harmoni Berdasar
Sejarah Agama di Bumi Cendrawasih. Pustaka Al-Kautsar.
Merkantilisme dan Dampaknya bagi Indonesia. (2020). No Title.
Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/152303169/m
erkantilisme-dan-dampaknya-bagi-indonesia
Mursan, S. (2018). Teori Kedatangan Islam dan Proses Islamisasi di
Nusantara. Dirasat: Jurnal Studi Islam Dan Peradaban, 13(02),
55-65.
Pengertian Kapitalisme dan Contohnya. (2019). No Title.
Rangkulteman.Id. https://rangkulteman.id/berita/pengertiankapitalisme-dan-contohnya
Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap VOC. (2021). No Title.
Edcent.Id. https://blog.edcent.id/perlawanan-rakyat-indonesiaterhadap-voc/
Permana, R. (2015). Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia. Jurnal
dinus. ac. id, 1, 1-27.
Poncowati, Y., Salihah, D., Wahyuni, S., Nisak, J., & Budiman, M.
(2017). SEJARAH PERADABAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN DI
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 184
INDONESIA “Sultan Malik Al–Shaleh.” Agama Islam.
Portugis, S. P. K. K. S. P. & A. (2022). No Title. Tirto.Id.
https://tirto.id/sejarah-penyebab-keruntuhan-kerajaansamudera-pasai-aksi-portugis-gayw
Pribadi, Y. (2005). Era Niaga di Nusantara pada Masa Kerajaan Islam+
1500-1700 M. Al Qalam, 22(1), 65-84.
Putri, Z. dan H. (2021). Sejarah Kesultanan Demak: Dari Raden Fatah
Sampai Arya Penangsang. Sejarah Dan Kebudayaan Islam, 9(1).
Revolusi Industri: Sejarah, Faktor, dan P. (2021). No Title.
Kompas.Com.
https://internasional.kompas.com/read/2021/10/08/144239870/r
evolusi-industri-sejarah-faktor-dan-perkembangannya?page=all
Ricklefs, M. C. (2005). Sejarah Indonesia Modern, 1200-2004. Penerbit
Serambi.
Sejarah Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia: Proses, Rute, T.
(2021). No Title. Tirto.Id. https://tirto.id/sejarah-masuknyabangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-tujuan-gjCF
Sejarah Mendaratnya Portugis di Indonesia, P. P. dari E. (2021). No
Title. Detik.Com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d5684923/sejarah-mendaratnya-portugis-di-indonesia-pendatangpertama-dari-eropa
Sejarahnya, H. P. dan. (2021). No Title. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/08/133940369/he
liosentrisme-pengertian-dan-sejarahnya
Sejarah Wajo. (2020). No Title. Wajokab.Go.Id.
https://wajokab.go.id/page/detail/sejarah_wajo#:~:text=Keraja
an
Sma, D., Paud, D. J., & Dikmen, D. (2020). No Title.
Sultan, S. R. K. T. dan S. R. atau. (2021). No Title. Tirto.Id.
https://tirto.id/sejarah-runtuhnya-kerajaan-ternate-dan-silsilahraja-atau-sultan-gaJ2
Sunyoto, A. (2012). Atlas Walisongo, Jakarta: Pustaka Ilman. Trans
Pusta-ka dan LTN PBNU.
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 185
Syafiera, A. (2016). Perdagangan Di Nusantara Abad Ke-16. Avatara,
4(3).
Teori Heliosentris dan Teori Geosentris dalam Tata Surya, A. B. (2021).
No Title. Detik.Com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d5640810/teori-heliosentris-dan-teori-geosentris-dalam-tatasurya-apa-bedanya
Tjandrasasmita, U. (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Kepustakaan
Populer Gramedia.
Turki, J. K. ke T. (2021). No Title. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/04/143537979/jat
uhnya-konstantinopel-ke-tanganturki?page=all#:~:text=Konstantinopel jatuh ke tangan
Turki,Timur jatuh ke tangan muslim
Usman, N. (2014). Portugis dan misi kristenisasi di ternate. Fikrah,
2(1), 123–139.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/download
/559/576.
Usmani, D. J. K. ke T. T. (2021). No Title. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/03/120000079/da
mpak-jatuhnya-konstantinopel-ke-tangan-turki-usmani?page=all
Ricklefs, M.C. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta. (Cetakan ketiga)
VOC, K. dan K. (2020). No Title. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/02/190000069/ke
serakahan-dan-kekejamanvoc?page=all&jxconn=1*4bzkoy*other_jxampid*VDNfS1VJMVdv
V05LSVRrdFg5bmY5b0d0cnJLcEpCbkRyYmhoZ1ViUXRJV2dsbk42
VHRRUG45UkMzU2RMaE5hag..#page2
VOC,
S.
S.
L.
(2020).
No
Title.
Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/143000369/se
jarah-singkat-lahirnya-voc?page=all
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 186
INDEKS
A
Agama, 22, 23, 58, 77, 183,
185
Akulturasi, 89, 180
Arkeologi, 15, 187
60, 61, 67, 68, 71, 73, 74,
75, 76, 77, 78, 79, 80, 81,
82, 83, 84, 85, 86, 87, 88,
89, 97, 111, 152, 173, 174,
182, 184, 185, 186, 187
Islamisasi, v, 1, 4, 13, 16, 18,
21, 24, 42, 57, 78, 182, 185
B
Budaya, v, 80, 180
J
Jayakarta, 54, 64, 120, 130,
134, 135, 136, 147
C
Candi, 67, 180
K
D
Devide et Impera, 178
Dinasti, 9, 25, 35, 48, 97
G
Glory, 100, 107, 140, 176,
180, 182
Gold, 100, 107, 140, 176, 182
Gospel, 100, 107, 140, 176,
182
H
Hikayat, 35, 67, 87, 88, 89,
175
Kaligrafi, 86, 88, 172
Kejawen, 58
Kerajaan, v, 8, 12, 16, 19, 29,
34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,
41, 42, 43, 44, 45, 46, 47,
48, 49, 51, 52, 53, 54, 55,
56, 57, 58, 60, 61, 62, 63,
64, 65, 66, 67, 68, 69, 70,
71, 72, 73, 74, 75, 76, 77,
78, 79, 80, 81, 82, 83, 84,
87, 111, 133, 136, 153,
156, 159, 161, 168, 175,
182, 186, 187
Kolonialisme, vi, 90, 176, 180,
183
M
I
Imperialisme, 90, 176, 180
Islam, iii, iv, v, 1, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
24, 25, 27, 28, 30, 31, 33,
34, 36, 37, 39, 40, 41, 42,
44, 45, 48, 49, 51, 57, 58,
Malaka, 11, 26, 27, 28, 30, 34,
37, 38, 39, 41, 45, 53, 62,
87, 100, 101, 110, 115,
153, 173, 174
Masjid, 52, 62, 70, 81, 82, 83,
88, 89, 175
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 187
U
P
Perang, 47, 50, 60, 98, 116,
119, 154
Perjanjian Bongaya, 72, 73,
155, 156
S
Sultan, vi, vii, 6, 22, 27, 35,
37, 38, 39, 41, 43, 46, 47,
49, 54, 55, 56, 57, 58, 59,
61, 62, 64, 65, 66, 68, 69,
70, 71, 72, 73, 75, 77, 79,
80, 81, 85, 99, 120, 136,
137, 142, 143, 144, 145,
146, 147, 148, 149, 152,
154, 155, 156, 157, 159,
160, 161, 162, 174, 185,
187
Suluk, 88, 89, 175
Sunan, 12, 21, 55, 57, 61, 62,
64, 76, 82, 173, 175
Ulama, 14, 36, 50, 66, 149
V
VOC, iii, iv, vi, 28, 41, 43, 46,
58, 59, 62, 65, 66, 70, 72,
73, 75, 76, 77, 78, 80, 111,
117, 120, 123, 125, 126,
127, 128, 129, 130, 131,
132, 133, 134, 135, 136,
137, 138, 139, 140, 142,
144, 145, 147, 148, 149,
152, 153, 154, 155, 156,
157, 158, 159, 160, 161,
162, 163, 164, 165, 166,
167, 168, 169, 170, 171,
172, 176, 177, 178, 179,
181, 183, 184, 185, 188
W
Walisongo, 12, 22, 23, 187,
190
Sejarah Indonesia Kelas X Semester II | 188