Buku Saku SEGI EMPAT DAN SEGI TIGA

Upaya untuk mendidik anak menjadi anak yang beriman, disiplin, jujur, demokratis, bertanggung jawab, beretika (sopan santun), serta memiliki jati diri yang berakar dari kepribadian dan budaya bangsa yang adhi luhung di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, harus dimulai sejak usia dini dan berkelanjutan.

Maut atau kematian menggambarkan sesuatu yang menakutkan, sesuatu kebinasaan, atau kehancuran yang sifatnya tidak abadi atau tidak langgeng. Segala makhluk hidup yang ada di dunia akan mendapatkan kematian, ajal, atau maut tersebut. Melihat kenyataan dunia seperti itu, Subagio Sastrowardojo ingin meraih sesuatu yang abadi sifatnya, sesuatu yang langgeng atau kekal, seperti yang terungkap dalam sajaknya berjudul “Bima”: “Di sana ia bisa bertatapan dengan sunyi/ -- makhluk kecil itu/ berhuni di lubuk hati// Matanya cerah seperti punya bocah/ yang hidup abadi” (Sastrowardojo, 1975:86). Itulah sebenarnya yang ingin diraih oleh Subagio Sastrowardojo dalam sajak-sajknya yang mengungkapkan masalah maut. Dengan berpuisi dengan maut Subagio justru ingin memperoleh keabadian, sesuatu yang bersifat kekal, hidup langgeng di lubuk hati, seperti mitologi Dewa Ruci. Namun, apa mau dikata maut tetap menyergap siapapun tanpa kenal waktu dan usia sesuai dengan perjanjian. Siapa pun, kapan pun, dan dalam keadaan atau situasi apa pun harus siap menyongsong kedatangan sang maut, tiba saatnya perjanjian, ajal atau kematian, meninggalkan dunia yang fana ini menuju ke keabadian, di surga atau entah di mana tempat yang tidak dapat rusak.

Balai Bahasa DIY, 2014

BUKU PINTAR REMAJA "SEHATI" (SEHAT REPRODUKSI)

Muhammad Akhid Alwi Asyari, 2021

aku anak SMA 90 Negen Yogyakarta, selama di kota ini aku seneng banget. Mulai dari makanan, baju yang harganya terjangkau dan transferan dari orang tua yang selalu lebih yang membuat hidupku seperti orang kaya. Dari uang yang aku tabung, di sana aku bisa beli hp baru. Di sisi lain hidup di sini ternyata agak berat, di waktu SMP aku selalu mendapatkan rangking 1 atau 2, tapi pada saat di SMA nilaiku turun dan itu berpengaruh dalam kehidupan ku yang mewah, gara gara papah tau nilai ku menurun penyakit papah kambuh, dan