Academia.eduAcademia.edu

Pembangunan Wilayah Pesisir

Kondisi wilayah pesisir secara fisik dan ekologis dipengaruhi oleh komponen-komponen oseanografi seperti pasang surut, gelombang, arus, suhu, salinitas dan angin. Perubahan secara fisik oleh alam menimbulkan tingkat resistansi yang tinggi. Dalam pembahasan ini akan dipaparkan 3 komponen pembentuk kawasan pesisir yakni, Daerah Aliran Sungai, Oseanografi dan Estuaria. Daerah Aliran Sungai Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Daerah aliran sungai (DAS) terdiri dari bagian hulu dan bagian hilir. Bagian hulu DAS merupakan wilayah yang mempunyai ciri topografi bergelombang berbukit dan atau bergunung, kerapatan drainase relatif tinggi, merupakan sumber air yang masuk ke sungai utama dan sumber erosi yang sebagian terangkut menjadi sedimen daerah hilir. Bagian hilir DAS adalah suatu wilayah daratan bagian dari DAS yang mempunyai ciri topografi datar sampai landai, merupakan daerah endapan sedimen atau alluvial. Fungsi daerah aliran sungai sebagai wilayah penerima, penyimpan curah hujan dan mengalirkannya ke alur sungai-sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, yang pada akhirnya bermuara ke danau/waduk atau ke laut. Daerah aliran sungai mempunyai keterkaitan yang tinggi dengan kawasan pesisir. Oseanografi Oseanografi berasal dari bahasa yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Secara lebih detail, oseanografi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses-proses fisis, dinamis dan kimiawi yang terjadi di laut dan di pantai termasuk estuaria, seperti sedimentasi dan erosi pantai, pejalaran dan interaksi gelombang di pantai, pasang surut dan aspek engineering-nya, instrusi air laut, interaksi darat-laut dan potensi energi laut. Estuaria Estuaria adalah daerah perpaduan antara ekosistem pantai dengan ekosistem terrestrial, terutama yang terletak di wilayah aliran sungai, yang ditandai dengan formasi hutan mangrove, air tawar atau payau yang merupakan ekosistem yang kaya akan plasma nuftah, serta merupakan habitat bagi satwa/biota perairan yang sangat khas. Pembangunan Kawasan Pesisir Indonesia merupakan Negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia, yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Canada yaitu 8.1000 Km (Dahuri.et.al.1996). Terdapat hampir 17.508 pulau yang terhampar di lautan yang luasnya mencapai kira-kira 65% dari luas wilayah Indonesia. Negeri ini diperkirakan memiliki kawasan pesisir terluas di dunia yang potensial untuk berbagai pilihan pembangunan. Kawasan pesisir merupakan tempat bertemunya ekosistem darat dan laut yang memiliki potensi sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya. Serta memiliki keterkaitan yang tinggi antar komponen pembentuknya sehingga membentuk suatu sistem kompleks. Gambar I.1. Peta Indonesia (sumber : Bakosurtanal, 2003) Oleh karena itu dalam pemanfaatannya harus optimal dan perlu dikelola secara terpadu, artinya pemanfaatan sumber daya pesisir dan lautan serta ruang wajib memperhatikan aspek konservasi dan keberlanjutannya. Sebagai suatu sistem kompleks, maka pembangunan wilayah pesisir dan lautan serta ruang secara terpadu membutuhkan perencanaan yang bersifat multisektoral. Ketiga komponen pembentuk wilayah pesisir yang dipaparkan diatas memiliki hubungan yang erat dalam tatanan ekosistem tersebut. Daerah aliran sungai (DAS) sebagai penopang ekosistem wilayah pesisir harus dijaga kelestariannya. Pendangkalan (sedimentasi) yang menjadi hambatan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelajutan, terjadi karena adanya perubahan kondisi lingkungan fisik di daerah aliran sungai terkait. Pembukaan lahan di daerah hulu meningkatkan erosi permukaan dapat meningkatkan laju sedimentasi. Untuk itu tindakan upaya menghentikan atau mengurang sedimentasi di kawasan teluk misalnya, dapat dilakukan dengan pengelolaan DAS (daerah aliran sungai) yang merupakan sumber utama sedimen yang masuk ke lautan. Estuaria yang terdapat di muara sungai merupakan lokasi potensial bagi pembuatan budidaya ikan di wilayah teluk. Kegiatan budidaya ikan merupakan aktivitas ekonomi yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah pesisir. Namun jika kondisi ekosistem di kawasan hulu rusak (terjadi sedimentasi) maka ekosistem perairan di wilayah teluk tidak mempunyai daya dukung untuk budidaya ikan. Oseanografi sebagai ilmu yang mempelajari proses fisis dinamis dan kimiawi yang terjadi di laut dan di pantai termasuk estuaria, seperti sedimentasi dan erosi pantai, pejalaran dan interaksi gelombang di pantai, pasang surut dan aspek engineering-nya, instrusi air laut, interaksi darat-laut dan potensi energi laut, dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang teramati di alam dengan lebih mendalam melalui pemodelan. Pemodelan dalam oseanografi merupakan suatu usaha mentransfer fenomena oseanografi ke dalam persamaan-persamaan diskrit/numerik. Dengan mengacu kepada prinsip-prinsip ilmu oseanografi maka pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan dapat terwujud.