I Want to Upload My Papers

A. LATAR BELAKANG Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan antara aktifitas satu dengan aktivitas lainnya. Keterkaitan ini akan membuat kegiatan – kegiatan perekonomian berjalan dengan lancar apabila kegiatan tersebut dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar ini adalah apa yang disebut eksternalitas. Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas merupakan efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi yaitu berupa dampak positif, maupun dampak negatif Dampak yang positif misalnya seseorang yang membangun sesuatu pemandangan yang indah dan bagus pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi orang sekitar yang melewati lokasi tersebut. Sedangkan dampak negatif misalnya polusi udara, air dan suara. Ada juga ekternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang berkaitan dengan uang yang muncul ketika dampak eksternalitas itu disebabkan oleh meningkatnya harga. Misalnya, suatu perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau kompleks perumahan baru dibangun, maka harga tanah tersebut akan melonjak tinggi. Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan dampak external yang negatif terhadap konsumen lain yang ingin membeli tanah disekitar daerah tersebut.

All our exam practice questions and answers are only for our product buyers to get prepared for their coming certification examinations. Any unauthorized sharing is forbidden. It may cause the suspending of ones account, membership and product update if there is a violation of this rule.

Degradasi Moral Mahasiswa Terhadap Kemajuan Bangsa Mahasiswa dan Masa depan Bangsa? Mahasiswa merupakan status yang masih menjadi status yang ideal di kalangan masyarakat karena merupakan " pelajar tinggkat akhir " , dimana pendidikan merupakan mobilitas social individu sehingga harapan masyarakat kepada mahasiswa sebagai kaum terpelajar dapat menjadi agen perubahan, control social, dan iron stok untuk menciptakan keseimbangan dan kemajuan suatu negara. Mahasiswa adalah generasi muda harapan bangsa. Namun, fakta pada saat ini tidak mencermikan pengharapan tersebut. Adanya degradasi moral yang terjadi pada kalangan mahasiswa mengkhawatirkan kemajuan bangsa pada saat ini. Pada peristiwa kemerdekaan Indonesia pemuda khususnya mahasiswa memiliki peran penting dalam terselenggaranya kemerdekaan nasional bahkan sebagai tombak perjuangan nasional. Pada zaman penjajahan berdirinya organisasi – organisasi seperti Budi utomo yang melawan kolonialime dengan cara yang cerdas , jong java dan akhirnya lahir sumpah pemuda yang merupakan titik puncak nasionalisme sebagai penyatu seluruh pemuda/i menentang para penjajajah untuk memerdekaan Indonesia. Sehingga setelah proklamasi kemerdekaan para pemuda melakukan pemberontakan untuk pengusir para penjajah. Setelah kemerdekaan semangat jiwa nasionalisme sebagai seorang mahasiswa masih terasa dimana gerakan mahasiswa semakin berkembang dengan adanya peristiwa aksi Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) yang meruntuhkan kekuasaan Orde lama dan berlanjut pada peristiwa Trisakti pada zaman orde baru. Para mahasiswa berdemo untuk menurunkan presiden Suharto sebagai presiden Negara Republik Indonesia dan menunutut reformasi terhadap pemerintahan yang KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Hal tersebut merupakan bukti eksistensi dan tanggung jawab dari mahasiswa sebagai rakyat indonesia dalam memberikan perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia demi kemajuan suatu bangsa. Namun peranan Mahasiswa sebagai penengak nilai-nilai pancasila yang merupakan ideologi dan jati diri bangsa mulai tidak dirasakan seperti zaman dahulu, kemajuan teknologi yang semakin canggih yang memebuat para pemuda terlena dan lupa akan fungsi mereka sebagai pemegang pembangunan masa depan dan lebih mendahulukan berhura-hura dari

ABSTRAK Nasab merupakan satu pondasi dan bangunan hubungan kekeluargaan dengan fungsi utamanya yaitu mengikat tali kekerabatan dan tetapnya hukum berupa hak perwalian, pengasuhan, pernikahan, nafkah, dan lainnya. Pentingnya kajian nasab oleh para ulama memasukkanya dalam satu sub tema tersendiri beriring dengan kajian hak-hak anak "ḥuqūq al-awlād". Poin telaah dalam tulisan ini berkenaan dengan kedudukan metode al-qāfah atau keahlian menilik kemiripan dan keseruapaan seseorang dengan orang lain, fungsi utamanya sebagai metode penetapan nasab. Tulisan ini juga menelaah posisi al-qāfah dari beberapa metode yang ada dalam menetapkan nasab. A. Pendahuluan Nasab merupakan satu unsur penting dalam kajian ke-Islaman. Kajian nasab ditempatkan sejajar dengan bidang materi hukum syariat yang lain. 1 Menimbang pengaruhnya relatif cukup siginifikan, baik dalam keterkaitannya dengan hukum keluarga Islam, muamalah, termasuk jinayat (hukum pidana). Nasab oleh para ulama fikih sering dimasukkan sebagai materi hukum keluarga, juga tidak jarang dibahas pula dalam kajian hukum pidana. Misalnya, hubungan qiṣāṣ (hukum balas) dalam kasus pembunuhan, yang kebetulan korban dan pelaku memiliki hubungan nasab, juga masih banyak contoh lainnya yang relevan. 1 Istilah syariat yang dipakai dalam kalimat di atas bermakna hukum Islam. Yūsuf al-Qaraḍāwī mendefinisikan syariah sebagai pereaturan atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-hambanya, seperti shalat, puasa, haji, zakat, dan kebajikan. Sementara al-Dawoody mendefinisikan syariat sebagai seragkaian hukum yang diberikan Allah Swt., kepada para utusan-Nya, terbatas pada hukum yang termaktub dalam Alquran sebagai wahyu Allah Swt., dan dalam Sunnah Nabi Saw, yakni tindak-tindakan Nabi yang dibimbing wahyu Allah. Al Yasa' Abubakar mendefinisikan syariat sebagai ketentuan atau konsep yang ada dalam dalil (Alquran dan haids) sebelum diijtihadkan. Menurut istilah, kata ‫يعة‬ ‫الرش‬ berarti titah Allah Swt., yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf baik titah itu mengandung tuntutan (seruan atau larangan) atau pilihan (menerangkan tentang kebolehan) atau berhubungan dengan yang lebih luas dari perbuatan mukallaf dalam bentuk penetapan. Masing-masing definisi tersebut dapat dilihat dalam, Yūsuf al-Qaraḍāwī, Madkhal li Dirāsah al-Syarī'ah al-Ilāmiyyah, (Terj: Ade Nurdin dan Riswan),