Sepotong Senja untuk Pacarku Quotes
2,537 ratings, 4.01 average rating, 287 reviews
Sepotong Senja untuk Pacarku Quotes
Showing 1-29 of 29
“Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak merubah apa-apa. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Atau, apakah didunia ini sebetulnya seperti didalam amplop ya Sukab, dimana kita tidak tahu apa yang berada di luar diri kita, dimana kita merasa hidup penuh dengan makna padahal yang menonton kita tertawa-tawa sambil berkata, “Ah, kasihan betul manusia.” Apakah begitu Sukab, kamu yang suka berkhayal barangkali tahu.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Kutatap senja itu, masih selalu begitu, seperti menjanjikan suatu perpisahan yang sendu.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Dengan ini kukirimkan pula kerinduanku padamu, dengan cium, peluk, dan bisikan terhangat, dari sebuah tempat yang paling sunyi di dunia.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Apakah dunia ini tidak bisa hadir biasa-biasa saja, tanpa cerita-cerita tak masuk akal yang sulit dipercaya?”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata, tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Kalau kita bisa mencintai yang kita miliki saja, dan tidak selalu mengharapkan yang tidak ada, barangkali hidup juga akan menjadi lebih mudah.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Apakah tempat memandang yang sama akan menghasilkan penglihatan yang sama?”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Betapa kunang-kunang itu memberikan cahaya di tengah kegelapan. Ia menjadi lupa dengan kesia-siaan hidupnya.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Namun apakah masih boleh disebut semacam cinta jika tidak terdapat kebahagiaan padanya meski setidak-tidaknya sesuatu seperti kebahagiaan dalam penderitaan?”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain. Mereka berkata-kata tanpa peduli apakah ada orang lain yang mendengarnya. Bahkan mereka juga tidak peduli dengan kata-katanya sendiri. Sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-kata tanpa makna. Kata-kata sudah luber dan tidak dibutuhkan lagi. Setiap kata bisa diganti artinya. Setiap arti bisa diubah maknanya. Itulah dunia kita Alina.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Karena yang tidak kita ketahui lebih banyak dari yang kita ketahui, dan yang tidak diketahui itulah yang akan menjadi penyebab kematian kita semua.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Kurelakan cinta yang tidak abadi seperti mimpi. Biarlah segalanya berlalu dan selalu berlalu seperti peristiwa apa pun yang akan selalu berlalu.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Sebuah surat adalah pesan, kandungan rohani manusia yang mengembara sebelum sampai tujuannya. Sebuah surat adalah sebuah dunia, di mana manusia dan manusia bersua.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Senja adalah janji sebuah perpisahan yang menyedihkan tapi layak dinanti karena pesona kesempurnaannya yang rapuh, seperti kehidupan yang selalu terancam setiap saat untuk berakhir dengan patuh.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Itulah senja, yang seperti cinta, tiada pernah tetap tinggal abadi, selalu berubah sebelum punah, meninggalkan segalanya dalam kegelapan dunia yang merana.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Sebuah bisikan betapa pun lemahnya tiada akan hilang bukan?”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Betapapun semua ini terjadi karena cinta, dan hanya karena cinta--betapa besar bencana telah ditimbulkannya ketika kata-kata tak cukup menampungnya.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Aku pun tahu Sukab, senja yang paling keemas-emasan sekalipun hanya akan berakhir dalam keremangan menyedihkan, ketika segala makhluk dan benda menjadi siluet, lantas menyatu dalam kegelapan.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Alina, yang manis, paling manis, dan akan selalu manis,
Terimalah sepotong senja itu, hanya untukmu, dari seseorang yang ingin membahagiakanmu. Awas, hati-hati dengan lautan dan matahari itu, salah-salah cahayanya membakar langit dan kalau tumpah airnya bisa membanjiri permukaan bumi.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
Terimalah sepotong senja itu, hanya untukmu, dari seseorang yang ingin membahagiakanmu. Awas, hati-hati dengan lautan dan matahari itu, salah-salah cahayanya membakar langit dan kalau tumpah airnya bisa membanjiri permukaan bumi.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Kamu kira aku senang dicintai kamu? Nggak usah cinta-cintaan lagilah. Tarik hujanmu ini.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Airmataku titik, tetapi apalah artinya airmata di sebuah dunia yang terdiri dari air.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Mereka tidak bisa membayangkan betapa mungkin manusia menghancurkan hutan, mengotori laut, menyantap makhluk-makhluk lain, dan membantai sesamanya tanpa perasaan; mereka tak mengerti betapa mungkin manusia menjadi begitu jahat, dan dengan kecerdasannya hanya merusak semesta yang suci.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Kepada keturunanku kuriwayatkan sejarah manusia di muka bumi, yang dengan segala kelebihannya dari segenap makhluk lain tak pernah mampu menahan dirinya sebagai penghancur.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Tapi manusia manapun bisa melakukan kesalahan bukan?”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Siapa yang tidak suka merasa nyaman dan tenang di dunia ini Sukab, di sebuah dunia yang sudah miskin masih bersimbah darah pula?”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Baik, kalau begitu pinjami aku Blue Velvet?
Blue Velvet?
Iya, masa kamu tidak tahu, sutradaranya David Lynch
Oh, Black Velvet maksudnya Tuan?
Blue Velvet
Apa sih Blue?
Wah, guru SD-mu siapa? Blue ya biru dong!
Apa sih biru itu, Tuan?
Din, kamu mabuk?
Saya kira Tuan yang mabuk, dari dulu juga Tuan tahu judul karya David Lynch itu Black Velvet”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
Blue Velvet?
Iya, masa kamu tidak tahu, sutradaranya David Lynch
Oh, Black Velvet maksudnya Tuan?
Blue Velvet
Apa sih Blue?
Wah, guru SD-mu siapa? Blue ya biru dong!
Apa sih biru itu, Tuan?
Din, kamu mabuk?
Saya kira Tuan yang mabuk, dari dulu juga Tuan tahu judul karya David Lynch itu Black Velvet”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Jangan berpikir, kataku dulu, juga jangan berpikir tentang pikiran ikan-ikan. Pikiran kita sendirilah yang menghancurkan dunia nyata.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku
“Jual beli adalah dunia para pedagang, entahlah harus dibilang kasihan atau diberi penghargaan.”
― Sepotong Senja untuk Pacarku
― Sepotong Senja untuk Pacarku