451 903 1 SM
451 903 1 SM
451 903 1 SM
ARTIKEL
KONTRIBUSI EKSPOR PRODUK TURUNAN KELAPA TERHADAP
TOTAL EKSPOR DI PROVINSI SULAWESI UTARA
YUNITA KUNTEL/080314037
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi
ABSTRACT
This research has a purpose to know the kind of exported coconut derivative
product which exported as well as its contribution for the total of export in the
North Sulawesi Province.
This research conducted in three months, started from march until may, 2012. The
data collected from the agency of trade and industries in North Sulawesi Province
was the secondary data of the North Sulawesi total export during 2006 until 2011.
Data analysed descriptively and pointed out in graphics and described.
Resulf of the research shows that the coconut derivate product has an important
contribution for the total export of North Sulawesi Province. In 2011, 53,37
percent of export in the North Sulawesi dominated by coconut derivative product.
The largest contribution of coconut derivative product is coconut oil where more
than 46,67 percent of the total export from North Sulawesi. The average
contribution of coconut derivative product from 2006 until 2011 about 51,86
percent of the North Sulawesi Province total export. From coconut derivative
product contribution, coconut oil has a largest contribution which is 46,09 percent,
followed by the contribution 2,41 percent of copra residue; 1,98 percent of
coconut powder; 1,01 percent of copra; 0,20 percent of active carbon and 0,17
percent of cranium charcoal.
Kata Kunci : Kontribusi, Ekspor, Produk Turunan Kelapa
Keywords : Contribution, Export, Coconut Derived Products
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebijakan pembangunan dibidang perdagangan dipusatkan bagi
terciptanya kerangka landasan perdagangan yang menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional yang berkesinambungan. Peranan perdagangan dalam
pembangunan pada akhirnya dapat dilihat dari besarnya sumbangan dalam
menunjang pertumbuhan serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Keberhasilan dibidang perdagangan dalam upaya meningkatkan ekspor sangat
penting bagi tercapainya pembangunan nasional secara keseluruhan
(Gumolili,2003).
Sulawesi Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia memiliki
struktur ekspor non migas diantaranya dengan beberapa komoditi andalannya
berupa minyak kelapa, tepung kelapa, kopra, arang tempurung, karbon aktif biji
pala, vanili, dan sebagainnya.
2
Di Sulawesi Utara pengembangan dan pembangunan sektor pertanian
sangatlah penting mengingat bahwa Sulawesi Utara mempunyai potensi
sumberdaya alam yang besar ada pada sektor pertanian. Oleh sebab itu terjadinya
perubahan harga terhadap komoditi produk turunan kelapa, akan mempengaruhi
secara langsung tingkat kehidupan petani beserta seluruh keluarganya. Hasil
produksi turunan kelapa dapat memberikan sumbangan devisa bagi negara
produsen.
Tabel 1.1. Luas areal dan Produksi Kelapa Sulut Tahun 2007-2010
2007 2008 2009 2010
Luas (Ha) 267.625 272.137 274.917 276.069
Produksi (Ton) 229.613 209.994 265.451 273.234
Sumber : BPS ( Sulawesi Utara), 2011
Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah produksi kelapa di Indonesia
yang memiliki luas areal tanaman kelapa terbesar, sehingga daerah ini sering
disebut dengan daerah nyiur melambai. Pada tahun 2010 luas areal perkebunan
kelapa di Sulawesi Utara sebesar 276.069 ha atau dengan presentasi sebesar
76,06%. Produk turunan kelapa Sulawesi Utara mampu di pasarkan ke
internasional karena kualitas yang dimiliki oleh produk olahan kelapa dan
diminati oleh mancanegara, khususnya Belanda dan Amerika Serikat
(Tatengkeng, 2011).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka di rumuskan masalah seperti:
1. Apa saja jenis produk turunan kelapa yang di ekspor
2. Berapa besar sumbangan kontribusi ekspor produk turunan kelapa
terhadap total ekspor sulawesi utara
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis produk turunan
kelapa yang di ekspor, berapa besar sumbangan kontribusi ekspor produk turunan
kelapa terhadap total ekspor sulawesi utara.
Manfaat Penelitian
Adapun hasil penulisan ini diharapkan memberikan informasi kepada
masyarakat tentang ekspor turunan dari produk kelapa, dapat merupakan bahan
perbandingan yang bermanfaat bagi peneliti lain yang akan meneliti penelitian ini,
serta dapat menerapkan dan mengaplikasikan teori yang telah di peroleh oleh
penulis.
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Tanaman Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan komoditas strategis yang memiliki
peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis, dapat dijumpai baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi. Pohon ini dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di
daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-450m dari permukaan laut. Pada
ketinggian 450-1000m dari permukaan laut, walaupun pohon ini dapat tumbuh,
waktu berbuahnya lebih lambat, produksinya lebih sedikit dan kadar minyaknya
rendah. Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehingga ada yang
menamakannya sebagai "pohon kehidupan" (the tree of life) atau "pohon yang
3
amat menyenangkan" (a heaven tree) (Asnawi dan Darwis 1985). Kelapa selain
dijuluki sebagai "pohon kehidupan", juga menamakannya sebagai "pohon surga".
Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia.
Manfaat tanaman kelapa tidak hanya terdapat pada daging kelapa yang bisa di
olah menjadi kopra, santan, minyak kelapa tetapi pada keseluruhan tanaman
kelapa tersebut. (Tantobasmariib, 2012).
Latar Belakang Perdagangan Internasional
Perdagangan antara negara atau yang lebih dikenal perdagangan
internasional, sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu, namun dalam ruang
lingkup dan jumlah yang terbatas, dimana pemenuhan kebutuhan setempat (dalam
negeri) yang tidak dapat diproduksi, dipenuhi dengan cara barter (penukaran
barang dengan barang lainnya yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak, dimana
masing- masing negara tidak dapat memproduksi barang tersebut untuk
kebutuhannya sendiri).
Konsep Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional adalah transaksi dagang di antara para subjek
ekonomi negara satu dengan subjek ekonomi negara yang lain, baik mengenai
barang ataupun jasa. Perdagangan internasional merupakan suatu cara untuk
meningkatakan kemakmuran suatu bangsa, antara lain karena hal sebagai berikut:
Tidak semua negara memiliki peralatan produksi ataupun kondisi ekonomi yang
sama kualitas (mutu) kuantitas (jumlanya), Dari ketidak samaan kondisi ekonomi
tersebut terjadilah perbedaan biaya produksi suatu barang antara negara satu
dengan negara lain. Suatu negara mungkin lebih beruntung mengimpor suatu
barang suatu barang dari pada menghasilkannya sendiri.
Teori Dasar Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi
perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur
perekonomian suatu negara. Disamping itu, teori perdagangan internasional juga
menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan
internasional/gains from trade (Naporin, 1997).
Keunggulan Komperatif
Menurut (Hamdy, 2001) Teori keunggulan absolut dari adam smith
memiliki kelemahan yang akhirnya di sempurnakan oleh david ricardo dengan
teori comparative advantage atau keungulan komparative, baik secara cost
comparative maupun production comparative. Menurut teori cost comparative,
suatu negara akan memperoleh manafaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut
dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara
tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak efisien.
Sedangkan menurut production comperative, suatu negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi
relative lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara berproduksi
relatif kurang atau tidak produktif.
Konsep dan Definisi Ekspor
(Amir M.S, 2004) ekspor adalah mengeluarkan barangbarang dari
peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan
pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing ataupun
4
ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada
bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan bayaran dengan valuta
asing.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode pengumpulan Data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini mengunakan data sekunder,
data ini di peroleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara,
Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara.
Konsep Pengukuran Variabel
Adapun Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah:
1. Jenis produk turunan kelapa
Jenis produk turunan kelapa merupakan jenis-jenis produk yang
dihasilkan dari komoditi kelapa yang kemudian di ekspor ke berbagai
daerah yang ada, yang di olah di Sulawesi Utara, menjadi produk turunan
kelapa yang memberikan kontribusi bagi total ekspor Sulawesi Utara
2. Harga produk turunan kelapa tahun 2006-2011
Harga produk turunan kelapa dilihat dalam US$ yang kemudian dikonversi
ke nilai Rupiah
3. Jumlah produk turunan kelapa tahun 2006-2011
Jumlah produk turunan kelapa dinyatakan dalam nilai Rp. Jumlah produk
turunan kelapa ini merupakan ekspor total dari komoditi ekspor unggulan
khususnya untuk turunan kelapa, Tahun 2006-2011.
4. Total Ekspor Provinsi Sulawesi Utara tahun 2006-2011
Total Ekspor dilihat dalam nilai Rp penjumlah total ekspor komoditi
unggulan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2006-2011
Metode Analisis Data
Untuk melihat kontribusi produk turunan kelapa maka digunakan rumus:
x 100%
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung selam 3 bulan mulai dari bulan Maret Mei
2012, mulai dari persiapan sampai dengan selesai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Propinsi Sulawesi Utara dengan Ibu Kota Manado terletak antara 0
0
15-
5
0
34 Lintang Utara dan antara 123
0
07-127
0
10 Bujur Timur.
Batas propinsi Sulawesi Utara:
Utara : Laut Sulawesi, Republik Philipina dan Laut Pasifik
Timur : Laut Maluku
Selatan : Teluk Tomini
Barat : Propinsi Gorontalo
Luas wilayah Sulawesi Utara tercatat 15.069,10 km
2
yang meliputi sebelas
kabupaten dan empat kota. Bolaang Mongondow merupakan kabupaten terluas
5
dengan luas wilayah 3.023,45 km
2
atau 20,06 persen dari wilayah Sulawesi
Utara.
Penduduk Sulawesi Utara berdasarkan data tahun 2010 berjumlah
2.265.937 jjiwa. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2000 sampai dengan 2010
sebesar 1,41 %. Penduduk Sulawesi Utara pada tahun 2009 masih didominasi oleh
status usaha sendiri sebanyak 286.716 orang (30,50%) dan pekerja sebanyak
284.798 orang (30,39%).
Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya adalah penggunaan lahan di
luar kawasan lindung yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dapat
dan perlu dimanfaatkan baik bagi kepentingan produksi maupun pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan permukiman. Kawasan-kawasan budidaya tersebut
meliputi Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Pertanian, Kawasan Pertambangan,
Kawasan Industri, Kawasan Pariwisata, dan Kawasan Permukiman.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara dari tahun 2005-2010 menunjukkan
trend peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2005, pertumbuhan
ekonomi Sulawesi Utara berada pada kisaran angka 4,9% yang kemudian naik
menjadi 6,18% pada tahun 2006.
Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005-2010
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertumbuhan Ekonomi 4,90 6,18 6,47 7,56 7,85 7,12
Sumber : Badan Pusat Statisstik Sulawesi Utara, 2011
Perkembangan Ekspor Sulawesi Utara
Sulawesi Utara memiliki komoditi sekunder yang diunggulkan yaitu dari
sektor industri pengolahan yang terdiri atas industri kelapa terpadu, industri
minyak goreng kelapa, minyak atsiri, pengolahan kopi, industri makanan dari
kacang-kacangan, pengalengan ikan, tepung ikan dan industri ikan beku.
Perkembangan ekspor yang meningkat dapat membantu kinerja pembangunan
daerah yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat maupun daerah.
Tabel 4.3 Realisasi Ekspor Komoditi Unggulan Sulawesi Utara Tahun 2011
Komoditi Volume (Ton) Nilai (US$)
Minyak kelapa 257,568,271.05 433,236,098.63
Tepung Kelap 12,024,309.82 27,958,951.95
Kopra 18,018,731.00 7,565,786.44
Bungkil Kopra 137,907,646.51 26,205,895.12
Arang Tempurung 2,310,323.20 643,714.92
Karbon Aktif 0.00 0.00
Ikan Kaleng 17,420,120.47 57,953,265.24
Ikan Beku 5,845,008.41 10,843,688.12
Ikan Segar 800,889.60 12,636,152.98
Ikan Kayu 2,603,190.50 20,247,501.54
Biji Pala 1,907,453.00 21,526,119.50
Fulli 238,121.00 5,145,920.80
Panilli 1,865.00 128,249.07
Lain-lain 268,150,842.02 304,474,395.25
Jumlah 724,814,771.57 928,565,729.55
6
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Minyak
Kelapa
Tepung
kelapa
Kopra
Bungkil
Kopra
Arang
tempurung
Milyar
Tahun
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sualwesi Utara, 2012
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai ekspor tertinggi yaitu minyak kelapa
dengan nilai sebesar US$ 433.236.098,63, sedangkan nilai ekspor terendah yaitu
karbon aktif yaitu 0.00. Data menunjukkan bahwa nilai ekspor komoditi unggulan
Sulawesi Utara masih didominasi oleh produk turunan kelapa.
Jenis-Jenis Ekspor Produk Turunan Kelapa Sulawesi Utara
Adapun berbagai jenis Produk Turunan Kelapa yang diekspor di seluruh
dunia, diantaranya
1. Minyak Kelapa
2. Tepung Kelapa
3. Kopra
4. Bungkil Kopra
5. Arang Tempurung
6. Karbon Aktif
Produk turunan kelapa di Sulawesi Utara sebagian besar merupakan
produk berpotensi ekspor di beberapa negara tujuan. Beberapa negara tujuan
dengan jenis produk yang diekspor disajikan pada Tabel 4.4
Tabel 4 Jenis Produk Ekspor Turunan Kelapa dan Negara Tujuan
No JENIS KOMODITI NEGARA TUJUAN
1 Minyak Kelapa Singapura, Amerika, Belanda, Jerman,
Arab Saudi
2 Arang Tempurung Jepang, Korea, Malaysia, Thailand
3 Tepung Kelapa Singapura, Amerika, Belanda, Afrika
4 Kopra Belanda, Belgia, Malaysia
5 Bungkil Singapura, India
6 Karbon Aktif Amerika, Thailand
Sumber Data: Disperindag Sulut, 2010.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Produk Turunan Kelapa Sulawesi Utara di
ekspor ke berbagai Negara yang menjadi tujuan ekspor. Beragam jenis produk
turunan kelapa dijadikan sebagai komoditi ekspor unggulan Sulawesi Utara yang
memberikan kontribusi bagi kegiatan ekspor Sulawesi Utara. Jenis komoditi
ekspor turunan kelapa ini, memegang peranan yang kuat dalam perekonomian
khusunya di Sulawesi Utara.
Ekspor produk turunan kelapa yang paling tertinggi memberikan
kontribusi bagi total ekspor Sulawesi utara yaitu minyak goreng. Gambar 4.1
menunjukkan kontribusi Nilai ekspor produk turunan kelapa Sulawesi Utara.
Gambar 1 Nilai Ekspor Turunan Kelapa Tahun 2006-2011 Sulawesi Utara
(Milyar Rp)
7
Sumber : Hasil Olahan, 2011
Gambar 1 menunjukkan bahwa kontribusi Nilai Rupiah produk turunan kelapa di
dominasi oleh minyak kelapa dimana memiliki nilai kontribusi sangat besar dan
terdapat pada tahun 2011. Sedangkan untuk karbon aktif pada dua tahun terakhir
sudah tidak memberikan kontribusi bagi total ekspor Sulawesi Utara karena sudah
tidak di produksi di Sulawesi Utara.
Gambar 2 Kontribusi Ekspor Setiap Produk Turunan Kelapa (%) Terhadap
Total Ekspor Sulawesi Utara Tahun 2006-2011
Gambar 2 menunjukkan bahwa minyak kelapa memiliki nilai kontribusi
terbesar yaitu mencapai di atas 50 % tiap tahunnya. Sedangkan kontribusi
terendah yaitu karbon aktif yang pada tahun 2010 dan 2011 tidak memberikan
kontribusi yaitu hanya 0%. Kontribusi minyak kelapa memiliki nilai diatas rata-
rata dibandingkan produk turunan kelapa lainnya.
Gambar 3 Kontribusi Total Ekspor Turunan Kelapa (%) Terhadap Total
Ekspor Sulawesi Utara Tahun 2006-2011
Sumber : Hasil Olahan 2012
Gambar 3 menunjukkan bahwa untuk tahun 2007-2011 rat-rata kontribusi
produk turunan kelapa terhadap total ekspor Sulawesi Utara berkisar 50%. Ini
berarti sebagian besar nilai ekspor Sulawesi Utara didominasi oleh turunan
kelapa. Dari Gambar 2 minyak kelapa merupakan produk unggulan yang
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Kontribusi
Minyak
Kelapa
Kontribusi
Tepung
Kelapa
Kontribusi
Kopra
Kontribusi
Bungkil Kopra
Kontribusi
Arang
Tempurung
Kontribusi
Karbon Aktif
K
o
n
t
r
i
b
u
s
i
Tahun
38.29
56.48
53.89
47.40
61.77
53.37
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2006 2007 2008 2009 2010 2011
8
memiliki nilai tertinggi untuk ekspor Sulawesi Utara. Tahun 2010 lebih dari 60%
produk turunan kelapa memberikan kontribusi bagi total ekspor Sulawesi Utara.
9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Terdapat enam jenis produk turunan kelapa yang diekspor yaitu : Minyak
Kelapa, Tepung Kelapa, Kopra, Bungkil Kopra, Arang Tempurung dan
Karbon Aktif.
2. Produk Ekspor Turunan Kelapa memiliki nilai kontribusi yang besar bagi
Total Ekspor Provinsi Sulawesi Utara, dimana rata-rata nilai produksi
untuk tahun 2006-2011 yaitu 51,86%, dimana hampir semua kontribusi
produk turunan kelapa berasal dari kontribusi minyak kelapa yaitu sebesar
46,09% dan sisanya berasal dari Bungkil Kopra 2,41%, Tepung Kelapa
1,98%, Kopra 1,01%, Karbon Aktif 0,20% dan Arang Tempurung 0,17%.
Saran
1. Sebaiknya terus dikembangkan untuk produk turunan kelapa karena
memberikan kontribusi besar bagi total ekspor Provinsi Sulawesi Utara.
2. Sebaiknya masyarakat dan pemerintah memperhatikan lahan perkebunan
komoditi pertanian khusunya kelapa, yang semakin lama semakin
berkurang serta banyaknya pohon kelapa yang sudah tidak produktif.
3. Sebaiknya pengolahan produk kelapa terus di tingkatkan agar bisa
menghasilkan produk turunan yang baru, yang bisa memberikan nilai
tambah yang besar untuk produk turunan kelapa.
4. Adanya penelitian lanjutan mengenai analisis permintaan dan penawaran
produk-produk turunan kelapa yang lain.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2010, Manfaat Di Balik Tempurung Kelapa
http://twotik.wordpress.com/2010/01/21/manfaat-di-balik-tempurung-
kelapa/ diakses Maret 2012
2012, Peran Minyak Kelapa Dalam Industri Oleimia
http://www.dekindo.com/content/artikel/oleokimia.pdf diakses Maret 2012
Armin, 2004, Pengertian Ekspor
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25076/4/Chapter%20II.pdf
diakses Maret 2012
BPS, Sulawesi Utara. 2010, Luas Areal dan Produksi Kelapa Provinsi Sulawesi
Ega, 2008, Bungkil Kelapa http://fapetundip.blogspot.com/2008/09/bungkil-
kelapa.html
Fauzan, 2010, Menganalisisi Komoditas Pertanian, Institut Pertanian
Hady, 2001, Ekonomi Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta
Mubyabarto, 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta
Noporin, 1997, Ekonomi Internasioanal, Edisi Ke 3, Liberty, Yogyakarta
Rindengan Barlina,1999, Pengembngan Berbagai Produk Pangan Dari Daging
Buah Kelapa Hibrida.
http://www.dekindo.com/content/teknologi/jp184995.htm Diakses Maret
2012
Sarmadi Amin, 2009, Coco Preneur Ship (Aneka Peluang Bisnis Kelapa),
Yogyakarta
Sobri, 2001, Ekonomi Internasional (Teori, masalah& kebijakannya),
Yogyakarta
Tantobasmariip, 2011 http://ilmu.mandiri.or.id/file/agustantobasmariipbbab2.pdf
diakses Maret 2012
Tatengkeng, H. 2011. Produk Turunan Kepala Sulut Masih Terbatas.
http://www.palakat.com/news/read/6768-produk-turunan-kelapa-sulut-
masih-terbatas.html, diakses 16 Maret 2012.
2011, Realisasi Volume dan Nilai Ekspor Komoditi Ungulan Provinsi
Sulawesi Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi
Utara.