ID Analisis Ekspor Ikan Tuna Indonesia
ID Analisis Ekspor Ikan Tuna Indonesia
ID Analisis Ekspor Ikan Tuna Indonesia
1411-0199
Oleh
Indriana Yudiarosa
Mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi Pertanian, PPSUB
...............
ABSTRACT
Facing the free trade era, Indonesia needs to reorganize its export strategies with
not mainly depending on oil and gas sector only. In relation to this, tuna as Indonesia’s
export commodity has plate an important role but presently Indonesia can only contribute
7% of the world tuna supply. Being one of the country which have unused tunas potensial
up to 53,7%, Indonesia’s opportunity to supply world market is the large. This studied was
aimed at analyzing; factors influencing Indonesia’s tunas export; factors influencing
domestic supply of tunas; predicting tunas export in the next 5 years (2000 –2005) and study
marketing strategies that effect Indonesia’s export of tuna.
To analyze factors that influenced tunas export and domestic supply of tunas,
simultan equation in the form of double logarithma with two stage least square (2SLS)
methods were used. Meanwhile, export development were analyzed with trend analysis and
tunas export strategies with SWOT analysis.
Result of this study showed that, tunas export price, tunas export tax, exchange
rate and tunas export the previous year effected tunas export.Factors that influenced
domestic tuna supplies were domestic prices of tunas and domestic supplies of tunas the
previous year. Tunas export prediction from 2000 – 2005 drawn from the trend analysis;
shows an increase in export by average of 1.06%. Hopefully this will be followed by increase
in tunas production by an average of 1.27%. Increase in tunas export must be supported by
marketing strategies.Marketing strategies that can be carried out based on the SWOT
analysis are improving infrastucture, transfer of technology for fleet and catch material,
improvement in the quality and quantity of the product , marketing research and upgrading
cooperation with importing countries.
116
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
wilayah laut Indonesia yang terdiri atas 1 Untuk menganalisis berbagai faktor
luas perairan Indonesia kurang lebih 3,1 yang berpengaruh terhadap ekspor ikan
juta km2 (perairan laut teritorial 0,3 juta tuna Indonesia.
km2 dan perairan nusantara 2,8 juta km2) 2 Untuk menganalisis berbagai faktor
dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif yang berpengaruh terhadap penawaran
Indonesia (ZEEI) seluas lebih kurang 2,7 ikan tuna Indonesia di pasar domestik
juta km2 menyimpan banyak jenis ikan dan 3 Untuk melakukan prediksi data ekspor
hasil perairan lainnya yang mememiliki nilai ikan tuna mulai tahun 2000 –2005
ekonomis penting. 4 Untuk mempelajari strategi pemasaran
Pemasaran hasil perikanan Zona ekspor ikan tuna Indonesia.
Ekonomi Eksklusif Indonesia yang diarah
kan pada pasar ekspor memiliki produk
andalannya udang dan ikan tuna. Ikan tuna KERANGKA KONSEP
sebagai komoditas ekspor perikanan kedua
telah menyumbangkan devisa pada tahun Perdagangan Internasional
1998 sebesar US$ 215,134 juta atau naik Perdagangan yang terjadi antara dua
sebesar 13,57 % dari ekspor ikan tuna negara atau lebih sering disebut per-
pada tahun 1997 yang mencapai US$ dagangan internasional. Perdagangan antar
189,43 juta. negara ini bisa terjadi karena adanya selisih
Di kawasan ASEAN, Indonesia me harga barang di berbagai negara yang
nempati urutan kedua sebagai negara disebabkan perbedaan dalam jumlah, jenis,
produsen ikan tuna setelah Thailand. Hal ini kualitas dan cara mengkombinasikan
disebabkan perbedaan tingkat eksploitasi faktor-faktor produksi, perbedaan dalam
baik dari segi jumlah maupun teknologi pendapatan dan selera. Jadi dapat di-
penggunaan alat tangkap. Mengingat simpulkan perdagangan internasional dapat
bahwa perairan Indonesia masih luas maka terjadi karena adanya perbedaan faktor-
peluang untuk meningkatkan produksi faktor yang mempengaruhi permintaan dan
masih besar dan itu berarti juga peluang penawaran dari berbagai negara ( Nopirin,
untuk meningkatkan ekspor sebagai 1990). Dapat juga dikatakan bahwa ekspor
penambah devisa negara juga besar. komoditi suatu negara ke negara lain
merupakan selisih antara penawaran do-
Perumusan Masalah mestik dengan permintaan domestik atau
Berdasarkan uraian di atas, diru- merupakan excess supply. Kondisi ini
muskan permasalahan dalam penelitian ini timbul karena adanya perbedaan harga
sebagaimana berikut : domestik dengan harga internasional .
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mem- Sedangkan harga internasional sendiri
pengaruhi ekspor produk ikan tuna memiliki hubungan yang positif dengan
Indonesia? ekspor , yaitu apabila harga internasional
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mem- semakin tinggi maka eksporpun semakin
pengaruhi penawaran ikan tuna di meningkat. (Salvatore, 1997)
pasar domestik ? Ekspor suatu komoditi juga berkaitan
3. Dapatkah dilakukan prediksi data dengan nilai tukar mata uang domestik
ekspor ikan tuna mulai tahun 2000 – terhadap mata uang negara lain. Sehingga
2005 ? kebijakan ekspor suatu negara salah satu
4. Strategi apa sajakah yang bisa dite- nya akan dipengaruhi dengan kebijakan
rapkan untuk meningkatkan ekspor devaluasi negara tersebut, hal ini dikarena
ikan tuna Indonesia ? kan untuk memperbaiki neraca pembayaran
yang defisit salah satunya melalui pening-
Tujuan Penelitian katan ekspor.
117
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
118
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
Secara matematis dapat ditulis fungsi Qet = (Pdt , Pft , Tx, Pdut , Pdkt , Nt)
penawaran ikan tuna Indonesia adalah :
Apabila nilai Pft = Pdt , mengingat
Qst = f ( Pdt, Pdut , Pdkt) nilai Et konstan sehingga harga ikan tuna
Indonesia hanya diambil salah satunya
Untuk memudahkan dalam pendu- setelah dikoreksi dengan biaya angkut dan
gaan, persamaan ditulis dalam bentuk penanganan antar pelabuhan. Dalam bentuk
double logarithma : persamaan double logarithma menjadi:
logQst = logß0 + ß1 logPdt + ß2 logPdut + Log Qet =log 0 + 1 log Pft + 2 log Tx + 3
ß3 logPdkt +ut log Pdut + 4 log Pkt + 5 log Nt + ut
Dalam penawaran jangka panjang Dalam bentuk dinamis keseimbangan
yang merupakan bentuk penawaran di- jangka panjang ekspor merupakan jumlah
namis maka produsen seringkali mempu- ekspor ikan tuna yang diharapkan (Qet* )
nyai suatu harapan penawaran tertentu sehingga menjadi :
119
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
120
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
tahun t-1 dan penawaran domestik pada jumlah tonase ikan tuna yang diekspor
tahun t-1 pada tahun tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempenga- 4. Harga udang (Pdut ) adalah harga
ruhi penawaran ikan tuna di pasaran udang yang dihitung berdasarkan
domestik adalah harga ikan tuna, harga harga lokal yang tercatat pada lapor-
udang, harga kepiting serta penawaran an badan yang berwewenang dalam
ikan tuna pada tahun t-1. rupiah (Rp/kg).
3. Ekspor ikan tuna Indonesia untuk 5. Harga kepiting (Pdkt ) adalah harga
tahun 2000 –2005 dapat diprediksi. kepiting yang dihitung berdasarkan
4. Penyusunan perencanaan strategis harga lokal yang tercatat pada lapor-
yang tepat dengan memperhatikan kekuat- an badan yang berwewenang dalam
an, kelemahan, peluang dan ancaman yang rupiah (Rp/kg).
ada, akan dapat mempertinggi kemampuan 6. Pajak ekspor ikan tuna (Tx) diukur
menyalurkan ekspor ikan tuna Indonesia berdasarkan selisih harga domestik
ikan tuna dan harga ekspor ikan tuna
mengingat data pajak ekspor ikan tuna
METODE PENELITIAN tidak tersedia
7. Nilai tukar (Nt ) adalah jumlah mata
Metode Pengambilan Data uang dalam negeri (Rp) yang di-
Data yang digunakan dalam pene- butuhkan untuk setiap 1 US$ ber-
litian ini adalah data sekunder antara tahun dasarkan tahun APBN berjalan yang
1971 - 1998 . Data ini dikumpulkan dari diamati dan dicatat oleh BPS.
berbagai instansi yang terkait di antaranya
Biro Pusat Statistik, Direktorat Jendral Metode Analisis Data
Perikanan, Departemen Perdagangan Indo-
nesia dan lain-lain instansi yang terkait Analisis Regresi Linier Berganda
dengan penelitian ini.
Pengujian hipotesa pertama dan
Definisi Operasional Variabel kedua dengan analisis data berdasarkan
Adapun variabel-variabel yang di- model fungsi struktural keseimbangan pasar
analisis di sini berdasarkan data time series menggunakan analisis regresi linier ber-
tahun 1986-1998 dan diukur berdasarkan ganda Dan supaya memudahkan dalam
ketentuan-ketentuan sebagai berikut: mencari arti ekonominya model ditulis
1. Penawaran ikan tuna Indonesia (Qst) dalam bentuk double logarithma sebagai-
adalah jumlah ikan tuna Indonesia mana berikut :
yang ditawarkan, dihitung ber-
dasarkan total produksi ikan tuna Fungsi penawaran ikan tuna Indonesia
Indonesia yang dicatat oleh Direktorat
Jendral Perikanan (ton/tahun). logQst = log ß0 + ß1 log Pdt + ß2 log Pdut
2. Ekspor ikan tuna Indonesia ( Qet + ß3 log Pdkt + ß4 log Qst + vt
)adalah jumlah ekspor ikan tuna yang
dicatat oleh Direktorat Jendaral Fungsi ekspor ikan tuna Indonesia
Perikanan (ton/kg)
3. Harga ikan tuna (Pdt) sama dengan logQet = log 0 + 1 log Pft + 2log Tx +
s
harga ekspor ikan tuna (Pft) adalah 3 Pdut + 4 log Pdkt + 5log Nt + 6 logQ t-
harga ikan tuna yang dihitung e
1 + 7 logQ t-1 + zt
berdasarkan harga ekspor, di mana
nilai ini diperoleh dari nilai total Karena diasumsikan penawaran ikan
ekspor (pada harga FOB) dibagi tuna seluruhnya ditujukan untuk ekspor
121
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
log Qet = log 0 + 1log Pftt + 2log Tx + 3 Ikan tuna masuk dalam keluarga
log Pdut + 4 log Pdkt + 5 logNt + 6 Scrombidae, dimana secara umum mem-
log Qst-1 + 7 Qet-1 + Zt* punyai ciri-ciri fisik antara lain, bentuk
tubuh seperti cerutu (memanjang bulat) dan
dimana Zt* = zt + 1 e2
torpedo (memanjang langsing), mempunyai
dua sirip punggung, sirip depannya pendek
Persamaan penawaran menjadi: dan terpisah dari sirip belakang, sedangkan
sirip perutnya kecil dan bentuk sirip ekor
logQst = log ß0 + ß1 log Pdtt + ß2 mempunyai cagak agak ke dalam dengan
log Pdut + ß3 log Pdkt + ß4 log Qst-1 + Vt jari-jari penyokong yang menutup seluruh
ujung hypuralnya (Dirjen Perikanan, 1996).
dimana Zt* = zt + 1 e2
Secara umum ikan tuna dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu ikan tuna
besar seperti Madidihang, Ikan tuna Mata
Analisis TREND Besar, Albakore, Ikan tuna Sirip Biru dan
Proyeksi ekspor ikan tuna diestimasi Ikan tuna Abu-abu. Yang kedua adalah
dengan menggunakan analisis trend . ikan tuna kecil meliputi ikan Tongkol,
Analisis ini lebih banyak digunakan untuk Lisong dan Cakalang. Dari dua jenis ikan
meramal produksi dan hasil penjualan tuna tersebut yang merupakan komoditas
(Supranto,1990). Dengan menetapkan ekspor adalah ikan tuna Madidihang, Mata
waktu sebagai variabel independen dan Besar, Albakore, Sirip Biru dan Cakalang.
volume ekspor yang telah diketahui sebagai Alat tangkap yang digunakan untuk
variabel dependen, akan dilakukan prediksi perikanan ikan tuna terbagi menjadi dua.
dengan metode jumlah kuadrat terkecil. Untuk perikanan rakyat yang bersifat
Tujuan dari penggunaan metode ini adalah tradisional menggunakan long line, pole and
untuk meminimumkan jumlah kesalahan . line, hand line, troll line, rawai hanyut dan
122
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
rawai tetap. Sedangkan perusahaan dengan volume 10.764 ton untuk ikan tuna
perikanan dan kapal ikan asing lebih banyak segar dan 24.297 ton ikan tuna beku,
menggunakan long line dan pole and line namun dari segi harga Singapura mem-
saja (Martono, 1991). Ini yang menyebab berikan harga tertinggi untuk ikan tuna
kan pemanfaatan hasil laut Indonesia segar Indonesia yaitu US$ 6.33 sedangkan
khususnya ikan tuna tidak dapat maksimal. Jepang hanya US$ 3.84 . Sementara itu
USA merupakan negara pengimpor ikan
Ekspor Ikan tuna Indonesia tuna kaleng terbesar dengan volume 12.390
Ada tiga jenis olahan ikan tuna Indo- atau sekitar 31.02% dari total ekspor ikan
nesia yang diekspor yaitu ikan tuna segar, tuna kaleng Indonesia. (Dirjen Perikanan,
beku dan kaleng. Dari ketiganya ikan tuna 1998)
segar dalam sepuluh tahun terakhir, meng- Dari sini dapat diketahui, bahwa
alami peningkatan yang cukup pesat yaitu setiap negara importir memiliki preferensi
20,33%. Ditinjau dari nilainya, ekspor ikan yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi
tuna Indonesia dari tahun ke tahun ikan tuna dan itu akan mempengaruhi harga
mengalami peningkatan. Dari harga rata- jual ikan tuna sendiri. Kenyataan ini harus
ratanya (US$/kg) dapat diketahui bahwa mendapat perhatian dalam menen-tukan
dari tahun 1993 –1997 ikan tuna dalam strategi pemasaran ekspor di masa datang.
bentuk segar memiliki harga yang paling
tinggi yaitu berkisar antara US$ 3.7 – US$ Analisis Regresi 2SLS
4.44 , sedangkan ikan tuna kaleng US$
2.02 – US$ 2.94 dan yang paling murah 1. Ekspor Ikan tuna Indonesia
adalah ikan tuna beku dengan harga US$ Hasil pendugaan fungsi ekspor ikan
1.23 – US$ 1.13.(Dirjen Perikanan, 1998) tuna Indonesia yang menggunakan 2SLS
Ekspor ikan tuna pada tahun 1998 berdasarkan hipotesis pertama ,dimana hasil
ditinjau dari jenis pengolahannya maka analisisnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Jepang adalah negara importir terbesar ikan
tuna segar dan ikan tuna beku Indonesia
Tabel 1 . Hasil Analisis 2SLS Pendugaan Fungsi Ekspor Ikan tuna Indonesia.
Hasil uji model ekspor ikan tuna bahwa seluruh variabel bebas yang
Indonesia adalah: dianalisis secara berganda dapat
a. Secara statistik, model tersebut dapat menjelaskan keragaman ekspor ikan
diterima, karena F ratio = 82.804 de- tuna Indonesia. Koefisien determinasi
ngan signifikant F = 0.000. Ini berarti (R2) sebesar 0.9698 memberi arti
123
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
bahwa 96.98 % variabel ekspor ikan elastisitas sebesar 2.316. Hal ini berarti
tuna Indonesia dapat dijelaskan oleh kenaikan harga ekspor ikan tuna sebesar
variabel bebas yang terdapat dalam 1%, akan diikuti dengan kenaikan ekspor
model, sisanya 3.02% dijelaskan oleh sebesar 2.316%. Koefisien regresinya juga
variabel lain yang tidak dimasukkan menunjukkan bahwa ikan tuna dari
dalam model, seperti adanya produk Indonesia cukup mendapat respon yang
dari negara eksportir yang lain, pen- baik dari pasar internasional , sehingga
dapatan dan jumlah konsumen di walaupun harga ekspor yang ditawarkan
negara importir karena tidak terse lebih tinggi namun permintaan ekspornya
dianya data yang memadai. meningkat lebih besar lagi.
b. Berdasarkan matrik korelasi dalam
model ekspor ikan tuna Indonesia tidak 2) Pengaruh pajak ekspor ikan tuna
terdapat gejala multikolinearitas. Pajak ekspor berpengaruh negatif dan
(Gujarati, 1995) nyata terhadap ekspor ikan tuna Indonesia
c. Uji autokorelasi dalam model ber- pada taraf = 10 %, dengan nilai elas-
tujuan untuk melihat terjadi tidaknya tisitas sebesar -0.397. Itu berarti jika pajak
korelasi serial di antara error term ekspor naik sebesar 1% maka ekspor ikan
(variabel pengganggu). Dalam pene tuna akan menurun sebesar 0.397%. Me-
litian ini menggunakan metode Runs- mang apabila pajak ekspor dinaikkan, maka
Test yaitu memperhatikan residual beban biaya yang ditanggung ekspor tir
yang dimiliki model dengan melihat akan semakin tinggi sehingga salah satu
jumlah deretan residual yang bernilai yang ditempuh adalah mengurangi jumlah
negatif maupun positif secara ber ikan tuna yang diekspor . Kondisi seperti ini
urutan. Dari hasil analisis diperoleh tentu saja akan merugikan baik bagi
nilai n1 = 14, n2 = 12 dan k=13 , nk 1 eksportir sendiri maupun bagi penerimaan
sebesar 8 dan nk 2 sebesar 20. Karena devisa negara.
nilai k di antara nk 1 dan nk 2 maka
diputuskan tidak terdapat autokorelasi. 3) Pengaruh harga domestik udang
d. Untuk mengetahui ada tidaknya ma- Udang sebagai salah satu komoditi
salah heterokedastisitas yaitu adanya andalan ekspor Indonesia mempunyai koefi
hubungan antara residual dengan vari- sien elastisitas yang positif terhadap ekspor
abel dependen dan varibel independen ikan tuna. Secara teori, Iksan (1991)
digunakan uji Spearman. Uji ini meng- menyatakan bahwa jika nilai elastisitas
gunakan analisa korelasi antara resi- silang suatu produk bertanda positif , maka
dual model dengan variabel bebas dan dapat dikatakan produk itu bersifat substi
terikat. Dari hasil uji Spearman tusi terhadap produk lain, karena kenaikan
diketahui tidak ada masalah hetero- harga suatu produk akan diikuti oleh ke-
skedastisitas dalam model tersebut. naikan permintaan produk substitusinya.
Pengaruh udang terhadap ekspor ikan tuna
Selanjutnya interpretasi analisis re- tidak nyata , hal ini disebabkan karena
gresi secara parsial untuk mengetahui pada kenyataannya konsumen tidak selalu
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor mengganti udang dengan tuna dan begitu
ikan tuna Indonesia dapat dijelaskan pula sebaliknya, karena ini lebih me-
sebagaimana berikut: nyangkut pada selera konsumen itu sebab-
nya perubahan pada harga udang tidak
1) Pengaruh harga ekspor ikan tuna terlalu berpengaruh nyata terhadap ekspor
Harga ekspor ikan tuna berpengaruh ikan tuna Indonesia.
nyata dan positif terhadap ekspor ikan tuna
Indonesia pada taraf = 5%, dengan nilai 4) Pengaruh harga domestik kepiting
125
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
126
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
Hasil analisis penawaran ikan tuna di penawaran ikan tuna di pasar domestik
pasar domestik adalah untuk menjawab adalah sebagaimana disajikan Tabel 2.
hipotesis kedua. Hasil pendugaan fungsi
Tabel 2. Hasil Analisis 2SLS Pendugaan Fungsi Penawaran Ikan tuna di Pasar Domestik.
Hasil uji model penawaran ikan tuna ikan tuna di pasar domestik tidak
Indonesia adalah: terdapat gejala multikolinearitas.
a. Secara statistik, model tersebut dapat c. Asumsi autokorelasi dalam model diuji
diterima, karena F ratio = 847.467 de- dengan menggunakan metode Runs -
ngan signifikant F = 0.000. Ini berarti Test dengan hasil analisis diperoleh
bahwa seluruh variabel bebas ber-pe- nilai n1 = 12, n2 = 13 dan k=15. Dari
ngaruh secara simultan terhadap vari- tabel didapatkan nk 1 sebesar 8 dan nk
abel terikat dan model tersebut di- 2 sebesar 19. Karena nilai k di antara
anggap baik untuk peramalan. Ko- nk 1 dan nk 2 maka diputuskan pada
efisien determinasi (R2) sebesar 0.9938 model penawaran ikan tuna di pasar
memberi arti bahwa 99.38% variabel domestik tidak terdapat autokorelasi.
bebas dapat memberi penjelasan ter- d. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah
hadap variabel penawaran ikan tuna di heterokedastisitas digunakan uji Spear-
pasar domestik, sedangkan sisanya man. Dari hasil uji Spearman diketahui
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak bahwa nilai probabilitas residual dengan
dimasukkan dalam model. Variabel lain masing-masing variabel yang ada dalam
itu diantaranya kondisi alam dan musim model penawaran ikan tuna di pasar
penangkapan serta kondisi alat tangkap domestik tidak signifikan, sehingga
/ teknologi yang digunakan. Variabel dapat disimpulkan tidak ada masalah
tersebut tidak dapat dimasukkan karena heterokedastisitas dalam model ter-
kesulitan pendekatan operasionalnya. sebut.
b. Menurut Gujarati (1995), bila koefisien Selanjutnya interpretasi analisis re-
determinasi tinggi dan diikuti variabel gresi secara parsial untuk mengetahui
dalam model signifikan secara statistik faktor-faktor yang mempengaruhi pena-
maka diduga tidak terjadi gejala waran ikan tuna di pasar domestik dapat
multikolinearitas. Melalui pendekatan dijelaskan sebagaimana berikut:
matrik korelasi dapat terlihat bahwa
koefisien regresi antar variabel bebas (1) Pengaruh harga ikan tuna
tidak ada yang di atas 0.8. Maka dapat Hasil pendugaan terhadap variabel ini
disimpulkan dalam model penawaran menunjukkan bahwa harga ikan tuna
berpengaruh nyata terhadap penawaran
127
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
ikan tuna. Koefisien elastisitas yang ber- maupun ikan tuna mempunyai musim yang
nilai –0.342 memberi arti bahwa setiap berbeda dan konsumen yang dituju juga
kenaikan harga ikan tuna sebesar 1% akan belum tentu sama sehingga perubahan
menyebabkan penurunan penawaran ikan harga ikan lain tidak selalu berpengaruh
tuna sebesar 0.342%. Kondisi ini tidak terhadap penawaran ikan tuna
sesuai dengan teori penawaran yang me-
ngatakan bahwa dengan peningkatan harga (4) Pengaruh penawaran domestik
suatu komoditi maka akan diikuti dengan pada tahun t-1
kenaikan jumlah yang ditawarkan . Hu-
bungan yang negatif antara harga domestik Penawaran domestik pada tahun se-
ikan tuna dengan jumlah pena-waran seperti belumnya (t-1) mempunyai pengaruh nyata
di atas kemungkinan disebabkan karena terhadap penawaran ikan tuna pada saat
produksi ikan tuna tidak dapat dipastikan sesudahnya. Nilai koefisien elastisitas
hasilnya, mengingat ikan tuna merupakan sebesar 1.118 memberi arti jika penawaran
produk yang didapat langsung dari alam pada tahun t-1 naik sebesar 1% maka akan
sehingga hasilnya tergantung dari banyak terjadi peningkatan penawaran ikan tuna
hal salah satunya musim dan tempat sebesar 1.118%. Hal ini menunjukkan
penangkapan. Kemungkinan ke-naikan apabila penawaran pada tahun sebelumnya
harga disebabkan karena adanya penurunan mendapat respon yang cukup baik dari
hasil tangkapan ikan tuna, itu sebabnya konsumen, maka produsen akan berusaha
antara keduanya berhubungan secara untuk meningkatkan produksinya sehingga
negatif. Dari nilai tersebut juga dapat terjadi kesinambungan produksi ikan tuna
dikatakan bahwa harga domestik ikan tuna yang cukup baik.
inelastis terhadap penawaran ikan tuna,
artinya penawaran domestik tidak terlalu Analisis Trend
responsif terhadap adanya peru-bahan Analisis ini digunakan untuk mela
harga domestik ikan tuna. kukan prediksi perkembangan ikan tuna
untuk 5 tahun yang akan datang dengan
(2) Pengaruh harga udang asumsi bahwa semua variabel yang
Harga udang mempunyai pengaruh mempengaruhi ekspor ikan tuna Indonesia
tidak nyata terhadap penawaran ikan tuna pergerakannya sama dengan waktu sebelum
di pasar domestik. Ini memberi arti bahwa nya. Menggunakan metode regresi
perubahan terhadap harga udang tidak akan berganda, maka didapatkan hasil sebagai
mempengaruhi penawaran ikan tuna. Hal ini mana terlihat pada lampiran 7, dimana
disebabkan pangsa pasar dan konsumen sebagai variabel independen (X) adalah
kedua produk tidak sama, selain itu jika waktu yang dimulai dari tahun 2000 –
udang produksinya sudah dapat dibudi- tahun 2005 dan variabel dependen (Y)
dayakan, maka produksi ikan tuna adalah volume ekspor, maka didapatkan
sepenuhnya masih tergantung pada alam model trend :
sehingga volumenya tidak dapat dipastikan.
Y = -15628.7712 + 4468.411 X
(3) Pengaruh harga kepiting
Secara statistik harga domestik Berdasarkan model di atas maka
kepiting berpengaruh tidak nyata terhadap prediksi volume ekspor ikan tuna disajikan
penawaran ikan tuna di pasar domestik, itu pada Tabel 3.
sebabnya walaupun hubungan keduanya Dari hasil prediksi di atas terlihat
positif namun kenaikan harga kepiting tidak bahwa ada peningkatan volume ekspor
selalu diikuti dengan kenaikan pena-waran untuk tahun 2000 – 2005 dengan rata-rata
ikan tuna. Selain itu produksi kepiting 1.04 %, angka ini lebih tinggi dibandingkan
127
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
dengan rata-rata pertum-buhan ekspor ikan produksi ikan tuna tahun 2000 –2005. Dari
tuna dari tahun 1988 – 1998 yang hanya lampiran 8 diketahui model prediksi
mencapai 1.01%. Apabila ekspor ikan tuna produksi ikan tuna disajikan Tabel 4.
tersebut dipenuhi dari produksi ikan tuna
dalam negeri maka perlu diketahui prediksi
Tabel 3. Prediksi Volume Ekspor Ikan tuna Indonesia Tahun 2000 – 2005
Dapat disimpulkan, dari prediksi daya yang tidak dapat pulih, sehingga
produksi ikan tuna maka kebutuhan ekspor sejalan dengan kemajuan teknologi dan
ikan tuna untuk tahun 2000 –2005 masih meningkatnya kegiatan menangkap ikan
dapat dipenuhi, namun itu semua masih maka hukum tingkat kenaikan hasil yang
tergantung kepada perbaikan teknologi semakin mengecil akan berlaku. Hal yang
penangkapan yang dimiliki Indonesia sama terjadi pada hasil prediksi ekspor
demikian juga kemampuan penanganan ikan tuna Indonesia yang menunjukkan
pasca tangkap yang akan mempengaruhi juga kenaikan hasil yang semakin mengecil.
mutu dan kualitas dari produk sebagaimana
yang diharapkan oleh negara pengimpor. Analisis SWOT
Dari hasil estimasi dari Dirjen Perikanan Melalui analisis trend diketahui pre-
(1997) diketahui potensi lestari ikan tuna diksi data ekspor ikan tuna Indonesia yang
Indonesia 687.000 ton/tahun, ini berarti terlihat meningkat pada tahun-tahun yang
hasil prediksi produksi ikan tuna sampai akan datang. Untuk mengantisipasi hal
dengan tahun 2005 masih dapat diterima. tersebut, maka perlu disusun suatu
Pada tabel prediksi produksi ikan tuna perencanaan pemasaran yang strategis
Indonesia, terlihat pertumbuhan yang dengan memperhatikan faktor-faktor yang
semakin menurun. Hannesson (1976) me- mempengaruhi ekspor ikan tuna seperti
nyatakan bahwa ikan merupakan sumber harga ekspor tuna Indonesia, pajak ekspor
128
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
129
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
130
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
sebagai price maker di masa yang akan industri ikan tuna Indonesia akan lebih baik
datang. Tentu saja ini tidak lepas dari lagi dan ekspor dapat lebih ditingkatkan.
peningkatan kualitas dan mutu yang tetap Harga ikan tuna menunjukkan hu-
dijaga baik dari segi kesegaran, kekenyalan bungan yang negatif dengan penawaran di
dan cara pengolahan sesuai dengan standart pasar domestik. Hal ini disebabkan antara
yang berlaku. Karena itu kebijakan lain, penangkapan ikan tuna sebagian besar
pemerintah untuk menetapkan pemeriksaan masih dilakukan dengan cara tradisional,
mutu sebelum produk diekspor harus tetap sehingga pengeksploitasiannya belum mak-
dipertahankan. simal dan tidak bisa merata ke seluruh
Ekspor ikan tuna dipengaruhi secara perairan Indonesia. Hal ini, sekali lagi
nyata oleh pajak ekspor yang menunjukkan membuktikan bahwa alih teknologi dengan
hubungan yang negatif dengan ekspor ikan jalan perbaikan armada dan alat tangkap
tuna. Untuk itu diharapkan pemerintah me- serta pemanfaatan satelit untuk menge-
nerapkan pajak ekspor yang tidak terlalu tahui pola penyebaran dan sentra produksi
tinggi bagi eksportir ikan tuna, sehingga tuna seperti yang dilakukan negara-negara
dari sisi produsen tidak terlalu mem- maju perlu segera diterapkan di Indonesia.
beratkan, sebaliknya pemerintah juga tidak
kehilangan pendapatan baik dari sektor Aspek Distribusi
pajak maupun devisa negara. Aspek distribusi menyangkut ber-
Nilai tukar yang berpengaruh nyata bagai aktivitas menyebabkan produk sampai
dan berbalik arah tidak sesuai dengan ha- ke tangan konsumen akhir. Saluran pema-
rapan, kemungkinan disebabkan masih saran ekspor ikan tuna Indonesia sebagai-
banyak faktor produksi ikan tuna yang mana dapat dilihat pada gambar 5. harus
diimpor baik itu untuk industri ikan kaleng didukung dengan aktifitas distribusi yang
maupun ikan segar. Di samping itu karena tepat. Ini berarti adanya produk harus
masih banyaknya kapal ikan asing di tersedia pada saat yang tepat dibutuhkan
perairan Indonesia dengan hasil tangkapan oleh konsumen. Kecermatan dalam proses
yang lebih baik dari nelayan lokal, akibat- pemasaran sangat penting bagi produk ikan
nya banyak produsen lokal yang membeli tuna, mengingat jenisnya yang tidak terlalu
hasil tangkap mereka yang dijual dalam tahan lama dan kesegaran produk meru-
dollar. Itu sebabnya, apabila nilai tukar pakan hal utama yang dipertimbangkan oleh
Indonesia naik, maka biaya produksi yang konsumen, khususnya penggenar sushimi.
dikeluarkan juga tinggi. Dalam hal ini, Untuk beberapa kebijakan yang dapat di-
sebaiknya ada kerjasama antara pemerintah, terapkan adalah :
pengusaha dan nelayan lokal untuk segera 1. Menyediakan fasilitas cold storage di
melakukan upaya alih teknologi , selain itu pusat-pusat produksi . Hal ini penting
juga memberikan pelatihan secara teori dan mengingat ikan tuna merupakan pro-
praktek langsung. Tentu saja hal ini duk perishable food, sehingga pena-
membutuhkan modal tidak sedikit, untuk nganan pasca tangkap yang baik dan
diharapkan pemerintah dapat memberikan tepat akan sangat membantu dalam
modal pinjaman dengan bunga dan syarat proses pengolahan berikutnya ter-
ringan baik kepada pengusaha maupun utama dalam menjaga kesegaran yang
nelayan. Dari sisi pengusaha sendiri, se- berkaitan dengan mutu produk.
baiknya tidak terlalu bergantung kepada 2. Memperbaiki sarana transportasi dari
faktor produksi yang diimpor dan di masa TPI (Tempat Penangkapan Ikan) sam-
yang akan datang bisa menjalin pola bapak- pai dengan pabrik pengolahan atau
angkat dengan nelayan lokal, sehingga akan pelabuhan /bandara.
ada hubungan yang saling mengun tungkan 3. Penambahan kargo untuk ekspor ikan
antar kedua pihak. Dengan demikian tuna yang menggunakan pesawat
131
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
udara, sehingga tidak terjadi penun- besar masih menggunakan faktor produksi
daan pengiriman yang akan merugikan yang diimpor, sehingga diperlukan upaya
eksportir ikan tuna. pengadaan faktor produksi lokal yang
4. Tidak menaikkan tarif kargo secara bermutu sama supaya biaya produksi dapat
cepat, seperti pada beberapa periode ditekan . Ekspor ikan tuna pada tahun
yang lalu 1994 – 1997, tarif kargo sebelumnya, terutama yang berkenaan
angkutan udara untuk ikan tuna segar ketepatan produk di tangan konsumen baik
mengalami kenaikan dan secara aku- dari segi harga, mutu maupun waktu
mulatif mencapai 165% (APTI, 1997). sampainya , ketiganya akan berpengaruh
terhadap peningkatan produk ikan tuna
Aspek Promosi Indonesia terutama untuk ekspor.
Merupakan salah satu upaya penge Harga domestik ikan tuna yang
nalan produk dan sekaligus sarana untuk berpengaruh negatif terhadap penawaran
membentuk citra produk di hadapan ikan tuna, disebabkan sifat hasil per-
konsumen yang pada gilirannya akan ikanan yang tergantung dari kondisi alam
meningkatkan volume penjualan . Promosi dan musim sehingga jika harga domestik
melibatkan banyak pihak dan biaya yang naik belum tentu diikuti peningkatan
cukup tinggi namun itu semua jika penawaran ikan tuna. Hubungan positif
dilakukan secara tepat akan mendatangkan ditunjukkan oleh penawaran ikan tuna pada
keuntungan yang sangat besar. tahun sebelumnya, dapat dikatakan pro-
Untuk itu, agar volume ekspor mening dusen perikanan ikan tuna Indonesia cukup
kat baik dari segi ragam produk ikan tuna responsif terhadap permintaan pasar,
maupun jangkauan segmen konsumen yang sehingga ada upaya untuk meningkatkan
luas, maka promosi dagangnya bukan produksi dari tahun ke tahun.
sekedar membujuk konsumen tapi lebih Prediksi ekspor ikan tuna dari tahun
mengarah pada memberi keyakinan akan 2000 – 2005 , memperlihatkan adanya
nilai dan manfaat produk ikan tuna Indo peningkatan ekspor ikan tuna rata-rata
nesia. Hal ini perlu mendapatkan dukungan 1,06%. Dengan peningkatan ekspor ikan
dari atase dagang yang mewakili Indonesia tuna tersebut maka diperlukan strategi
baik di negara-negara yang sudah menjadi pemasaran yang perlu diterapkan antara
tujuan ekspor Indonesia, maupun negara lain perbaikan sarana dan prasarana,
lain yang masih terbuka peluangnya untuk melakukan upaya alih teknologi untuk
dimasuki oleh pasar ekspor ikan tuna armada dan alat tangkap, peningkatan
Indonesia. kuantitas dan kualitas produk, melakukan
riset pemasaran dan peningkatan kerjasama
dengan negara pengimpor. Juga perlu
KESIMPULAN DAN SARAN diperhatikan bauran pemasaran yaitu
strategi yang memperhatikan aspek produk,
Kesimpulan aspek harga, aspek distribusi dan aspek
Hasil penelitian ini menunjukkan promosi.
bahwa ekspor ikan tuna berhubungan
positif dan sangat responsif terhadap Saran-saran
perubahan harga ekspor ikan tuna . Selain Adanya hubungan dan kerja sama
itu, perlu diperhatikan pula pajak ekspor yang baik antara nelayan dan pengusaha
ikan tuna yang tidak memberatkan perikanan yang bertindak sebagai pengolah
produsen namun juga tidak merugikan produk ikan tuna maupun eksportir ikan
pemerintah. Nilai tukar rupiah yang tuna, akan memudahkan dalam penyampai
berpengaruh negatif terhadap ekspor ikan an informasi tentang produk ikan tuna yang
tuna karena produksi ikan tuna sebagian sesuai untuk ekspor Di samping itu,
132
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
133
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
134