1797 3805 1 SM
1797 3805 1 SM
1797 3805 1 SM
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
cabang ilmu pengetahuan yang berawal dari
fenomena alam. IPA diperoleh dari suatu proses
berpikir dan bertindak dalam menghadapi masalahmasalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. IPA
sangat penting dipelajari oleh peserta didik. Hal ini
disebabkan karena IPA berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Selain itu, IPA juga
dapat menumbuhkan kemampuan berpikir peserta
didik yang kemudian berguna untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi peserta didik.
IPA merupakan salah satu ilmu yang
mempelajari tentang keteraturan alam atau ilmu
Thobiah. Ilmu tersebut dikembangkan berdasarkan
fakta dan data sehingga dapat ditemukan rumusrumus empiris. Rumus-rumus yang ditemukan memiliki karakter religius yang memperlihatkan keteraturan alam dengan ketetapan Allah SWT pada
alam semesta[1]. Jadi, IPA merupakan salah satu
bahasa atau media untuk memahami ayat-ayat AlQuran khususnya ayat-ayat tentang alam semesta
(alam syahadah/alam nyata).
Pengembangan keterampilan dan sikap ilmiah
harus dikaitkan atau dihubungkan dengan pengembangan konsep IPA, karena IPA adalah pengintegrasian antara proses inquiry dan pengetahuan[2].
Oleh karena itu, kemampuan memecahkan masalah
dan keterampilan dalam menjelajah lingkungan harus
terus dikembangkan dalam diri peserta didik.
dengan,
...................... (2)
Keterangan:
= Rata-rata kelas eksperimen
= Rata-rata kelas kontrol
S12
= Varians kelas eksperimen
S22
= Varians kelas kontrol
S2
= Varians gabungan
n1
= Jumlah sampel kelas eksperimen
n2
= Jumlah sampel kelas kontrol
Harga t yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dibandingkan dengan harga t yang terdapat
dalam tabel distribusi t pada taraf signifikan 0,05.
Jika diperoleh,
...................... (3)
2. Pembahasan
Berdasarkan analisis data telah diperoleh nilai
rata-rata peserta didik pada ketiga kompetensi yaitu
kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan
kompetensi keterampilan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based
Learning (PBL) dengan penilaian autentik dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi peserta didik.
Hal ini terlihat dari tingginya hasil tes akhir, sikap,
dan keterampilan peserta didik kelas eksperimen
yang belajar menggunakan Problem Based Learning
(PBL) dibandingkan dengan peserta didik kelas
kontrol yang belajar tidak menggunakan model
Problem Based Learning (PBL).
Selama proses pembelajaran di kelas eksperimen, sebelum memulai kegiatan pembelajaran
peserta didik selalu berdoa dan megucapkan salam
ketika hendak atau selesai mengemukakan pendapat
atau berbicara di depan umum. Selain itu, peserta
didik tidak lagi cenderung menunggu instruksi dari
guru, mereka sudah terpacu untuk mengaktifkan
dirinya sendiri dalam belajar. Peserta didik menjadi
lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan diskusi yang
dilakukan, mereka berusaha memecahkan permasalahan secara berkelompok, dan mereka sudah
bisa mandiri serta teliti dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh guru. Tidak hanya itu,
peserta didik yang sebelumnya sering masuk
terlambat sekarang sudah tidak lagi masuk terlambat.
Hal ini berarti kedisiplinan dan rasa tanggungjawab
dalam menjalani tugasnya sebagai peserta didik
sudah baik. Akibatnya, kompetensi peserta didik
kelas eksperimen untuk kompetensi pengetahuan,
kompetensi sikap, dan kompetensi keterampilan
menjadi lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran, diperoleh gambaran bahwa
aktifitas peserta didik di kelas eksperimen menunjukkan peningkatan dibandingkan peserta didik di kelas
kontrol. Sebagian besar peserta didik kelas eksperimen menunjukkan semangat dan kenyamanannya
dalam belajar. Hal ini ditunjukkan dengan sudah
tidak ada peserta didik yang datang terlambat. Ketika
ada temannya yang menyampaikan pendapat, mereka
bisa lebih menghormati pendapat dari temannya.
Dalam bekerja berkelompok, pembagian tugas yang
KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian terhadap
penerapan model Problem Based Learning (PBL)
dengan penilaian autentik pada materi getaran,
gelombang, bunyi, dan cahaya di kelas VIII SMP
Negeri 4 Kubung, kemudian melakukan pengolahan
data, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan model Problem Based Learning (PBL)
dengan penilaian autentik pada materi getaran,
gelombang, bunyi, dan cahaya dapat memberikan
pengaruh terhadap peningkatan pencapaian kompetensi IPA peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Kubung pada tiga kompetensi yaitu kompetensi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ditandai
dengan peningkatan hasil belajar, sikap positif, dan
keterampilan peserta didik dalam belajar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari
bantuan atau bimbingan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada kepala SMPN 4
Kubung yaitu Bapak Syafrizal,S.Pd yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang Bapak pimpin. Ibu Ratna