3147 9228 1 PB
3147 9228 1 PB
3147 9228 1 PB
p-ISSN 2615-4625
Volume 4, No. 2, Oktober 2021, 179-188
e-ISSN 2655-0857
DOI: 10.31949/jee.v4i1.3147
ABSTRACT
This research is motivated by the low student learning outcomes caused by the lack of precise
learning methods used by teachers in the learning process and the weak collaboration skills of
students as capital in learning science. The purpose of this study is to describe the effect of project
based learning on learning outcomes in science subjects and to describe differences in science
learning outcomes at different levels of student collaboration skills. This research is an experimental
study with a pretest-posttest control group design pattern conducted on fourth grade students at
SDN Damar District, the research data were obtained using instruments in the form of student
learning outcomes test sheets and collaboration skills observation sheets, then the data were analyzed
using two tests. way ANOVA. The results show that there is a significant difference in science
learning outcomes between students who study using project based learning and students who learn
without using project based learning, this is indicated by a significance value of 0.00, which is smaller
than 0.05. . The average learning outcomes of students who have high collaboration skills tend to be
greater than the average learning outcomes of students who have low collaboration skills. Based on
these data, it can be concluded that the use of project based learning models has an effect on student
learning outcomes.
Keywords: collaboration skills; project based learning; science learning outcomes
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa yang diakibatkan oleh kurang
tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dan lemahnya
keterampilan kolaborasi siswa sebagai modal dalam belajar IPA. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan pengaruh project based learning tehadap hasil belajar pada mata pelajaran IPA dan
mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA pada tingkat keterampilan kolaborasi siswa yang
berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pola pretest-posttest control group
design yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Kecamatan Damar, data hasil penelitian diperloeh
dengan menggunakan instrumen berupa lembar tes hasil belajar siswa dan lembar observasi
keterampilan kolaborasi, data dianalisis dengan menggunakan uji two way ANOVA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar
dengan mengguunakan project based learning dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan project
based learning. Rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki keterampilan kolaborasi tinggi cenderung
lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki keterampilan
kolaborasi rendah yang dipengaruhi oleh penggunaan model project based learning berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
Kata Kunci: hasil belajar IPA; keterampilan kolaborasi; project based learning
Pendahuluan
Peningkatan kualitas pendidikan bangsa harus diwujudkan dengan menjadikan suasana
belajar dan proses belajar yang baik agar potensi peserta didik berkembang secara maksimal.
Denga terciptanya suasana belajar dan proses belajar yang baik dalam pendidikan, maka
diharapkan dapat menciptakan mutu dan hasil belajar yang baik pula. Setelah terciptanya
mutu dan hasil belajar yang baik selanjutnya berdampak pada terciptanya sumber daya
179
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
manusia yang mumpuni dan berkualitas. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa ujung pangkal
proses pendidikan dapat dicermati dari sisi proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran
yang termuat dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). IPA merupakan ilmu yang berperan penting dalam memajukan daya pikir manusia
dalam memecahkan masalah kehidupan, karena pada obyek dasarnya IPA adalah ilmu yang
mempelajari cara mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis. IPA
merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait
dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan penting dalam proses
pendidikan dan juga perkembangan teknologi. Pembelajaran IPA diharapkan bisa menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih
lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Surahman, Paudi, & Tureni, 2015). IPA
bukan hanya sekedar menghafalkan konsep dan prinsip IPA melainkan, dengan pembelajaran
IPA diharapkan siswa dapat memiliki sikap dan kemampuan yang berguna bagi dirinya
dalam memahami perubahan yang terjadi dilingkungannya dan berprestasi dalam pelajaran
IPA (Khairudin & Soedjono, 2015). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi
awal dalam menciptakan siswa-siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
ilmiah (Tursinawati, 2013). Pandangan tersebut mengarah pada makna bahwa pembelajaran
IPA di SD hendaknya bertujuan untuk memberikan dasar yang kuat bagi siswa untuk
menanamkan wawasan dan sikap ilmiah siswa agar kelak bisa dimanfaatkan dalam
menghadapi dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan menerima
perubahan yang terjadi di lingkungannya, dengan demikian pembelajaran IPA di sekolah
harus mampu mengantarkan siswa pada pengalaman belajar yang lebih dari sekedar
menghafal konsep dan teori. Pernyataan tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan abad 21
yakni melakukan penekanan terhadap kreativitas, pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan
komunikasi (Purnomo, Mahpudin, & Sunanto, 2020). Namun demikian permasalahan dalam
pembelajaran IPA kerap menjadi tantangan dalam melakukan pencapaian tujuan
pembelajaran tersebut. Permasalahan yang umumnya muncul dalam dunia pendidikan di
Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran, proses pembelajaran yang lebih sering
diarahkan pada aktifitas hafalan kurang mampu mendorong siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan sistematis sehingga hasil yang didapat siswa tidak mampu
menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam memecahkan permasalahan di kehidupan
sehari-hari (Tias, 2017). Materi pelajaran IPA yang padat dan tuntutan untuk menghapal
materi menjadikan IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa
kelas IV SDN Damar. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan pada kelas IV SDN
Damar, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah ini masih tergolong rendah.
Penggunaan model project based learning bisa menjadi alternatif dalam mengatasi
permasalahan pendidikan khususnya permasalahan pembelajaran IPA di kelas IV SDN
Damar.
Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa setelah
ia mengalami proses belajarnya (Sudjana, 2005). IPA atau sains adalah suatu kumpulan teori
yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menunjukkan
sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2014).
Pembelajaran sains merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang
180
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
dapat menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik terhadap konsep-konsep IPA (Susanto, 2012).
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ipa tidak
lain adalah membimbing dan melatih peserta didik untuk mempelajari gejala alamiah dengan
melakukan penyelidikan melalui metode atau proses ilmiah serta sikap ilmiah untuk
mendapatkan bukti dan penjelasan logika sebagai produk ilmiah serta aplikasinya termasuk
interaksinya dengan teknologi dan masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu dan utuh
dengan tujuan menumbuhkembangkan kompetensi peserta didik pada ranah sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan. Peserta didik didorong untuk mengostruksi
pengetahuannya sehingga pembelajaran lebih bermakna. Keterampilan abad ke-21 mengarah
pada tuntutan pengembangan 4C, yakni Communication, Collaboration, Critical Thinking and
Problem Solving, dan Creativity and Innovation (Beers, 2011). Pendidikan dituntut untuk dapat
menumbuhkan dan mengembangkan semua keterampilan tersebut. Kolaborasi telah diterima
sebagai keterampilan yang penting untuk mencapai hasil-hasil belajar maupun pekerjaan
yang efektif dan bermakna. Menurut Trilling, 2009 kompetensi Collaboration Skill meliputi
menunjukkan kemampuan untuk bekerja secara efektif dan menghormati perbedaan
kelompok, berlatih untuk memiliki fleksibilitas dan kemauan berkompromi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan berasumsi bahwa tugas kolaboratif
merupakan tanggung jawab bersama dan menghargai kontribusi individu oleh setiap anggota
tim. Keterampilan kolaborasi yang baik didukung dengan penggunaan model pembelajaran
yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA. Selain itu menurut Miharja, Rumanta, & Rahayu (2021: 56) pembelajaran akan berhasil
manakala peserta didik memiliki motivasi yang baik dalam pembelajaran sehingga akan
berimplikasi teradap hasil belajarnya.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
pembelajaran secara sistematis dalam mengelola pengalaman belajar peserta didik agar
tujuan belajar tertentu yang diinginkan dapat tercapai (Suprihatiningrum & Jamil, 2016).
Project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan
sebagai media yang digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik
dalam melakukan investigasi dan memahaminya (Kurniasih, 2014). Dengan pembelajaran
berbasis proyek, peserta didik mendapat tambahan keuntungan di luar yang diharapkan
berupa: a) Peserta didik dapat membangun ketrampilan komunikasi dan menghilangkan
batas-batas kultural serta memperoleh sebuah consensus; b)Peserta didik dapat membangun
keterampilan ikuiri dan menimbulkan sikap ingin tahu pada fenomena sekitar; c) Peserta
didik belajar untuk menyesuaikan waktu tugas yang didapat karena peserta didik tahu
pekerjaannya berkaitan dengan teman sekelompoknya pada batas waktu tertentu. d) Peserta
didik membangun pemahaman yang utuh bagaimana sesuatu terjadi, tidak hanya sebatas
di lingkungan sekitar peserta didik; e) Peserta didik akan memperoleh kesan dapat
mengubah dunia dengan cara komunikasi yang baik dan memahami teman sekelompoknya.
(Boss & Krauss, 2013).
Terdapat empat komponen pokok dalam pembelajaran berbasis proyek,yakni
pertama, Masalah yang bersifat menantang dan memotivasi. PjBL memusatkan perhatian
pada sejumlah masalah yang khas, tidak umum, dan bersifat menantang. Masalah ini akan
memotivasi peserta didik untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermakna dan
menghadapkannya pada pengetahuan yang akan diperoleh secara langsung melalui
181
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
aktivitas proyek tersebut. Ke dua, Manajemen kerja. Manajemen kerja merupakan bagian
penting dari PjBL, yakni meliputi: 1) Peserta didik membuat perencanaan kerja berupa
menentukan sumber informasi, menentukan informasi yang akan dikaji, menyiapkan
perangkat yang dibutuhkan dalam penggalian informasi, merancang jadwal kerja; 2)
Pengorganisasian kelompok dilakukan dalam bentuk pembagaian tugas dan tanggung jawab;
3) Pelaksanaan proyek sebagai implementasi dari rencana; 4) Evaluasi dan refleksi, dilakukan
dalam bentuk menganalisis data yang diperoleh, menginterpretasi, dan menyusun laporan.
Ke tiga, Kolaborasi. Aktivitas kolaborasi bermanfaat untuk penyelesaian tugas sesuai jadwal,
adanya proses saling berbagi, saling membantu, dan berfungsi efektif dalam
meningkatkan kecakapan sosial. Ke empat, Karya akhir. Karya akhir berupa laporan
merupakan output dari aktivitas proyek dan juga materi presentasi yang kemudian
dipresentasikan. (Ratumanan, 2015).
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh
penggunaan model pembelajaran project based learning terhadap hasil belajar IPA, sehingga
diharapkan hasil penelitian ini bisa bermanfaat untuk guru dan peneliti lain. Untuk guru
diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang aktif dan mengembangkan potensi peserta didik terutama pada mata pelajaran IPA,
untuk peneliti lain diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan konteks pembelajaran yang berbeda dan karakteristik siswa
yang berbeda pula.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Experimental dengan pola
Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian
faktorial 2x2.
Desain faktorial 2x2 digunakan apabila ada dua atau lebih variabel dengan masing-
masing variabel memiliki lebih dari satu situasi. Adapun dalam penelitian ini pengelompokan
data dibedakan melalui dua perlakuan yaitu model project-based learning dan keterampilan
kolaborasi siswa yang disebut faktor atau main effect dan perbedaan pada tiap treatmen disebut
level. Pada penelitian terdapat dua level pada model pembelajaran yaitu (A1) merupakan
kelompok belajar dengan menggunakan model project-based learning berbantuan vidio dan
(A2) merupakan kelompok siswa yang belajar dengan model project-based learning non-vidio.
Faktor keterampilan kolaborasi siswa belajar juga terdapat dua level yaitu siswa yang
memiliki keterampilan kolaborasi tinggi (B1) dan siswa yang memiliki keterampilan
kolaborasi rendah (B2). Masing-masing varibel terdiri dari dua cara maka desain ini
dinamakan 2x2 factorial design
Tabel 1. Desain Penelitian Faktorial 2x2
Model Pembelajaran (A)
Keterampilan
Kolaborasi Model Project-Based Learning Berbantuan Model Project-Based Learning
(B) Video Non-Video
(A1) (A2)
Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2
182
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Keterangan:
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2019/2020. Adapun sampel dalam penelitian
didapat dengan menggunakan teknik random sampling yang dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu berdasarkan ciri-ciri atau sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya.
Berdasarkan teknik sampling yang digunakan, maka ditetapkan bahwa subjek dalam
penelitian ini adalah kelas IV SDN Damar.
Subjek penelitian dikelompokkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian
quasi eksperimental menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (Creswell, 2014). Awal mula kedua kelas tersebut
diberikan soal pretest untuk mengetahui level awal pengetahuan siswa pada mata leajaran
IPA, selanjutnya pada kelas eksperimen siswa diberi perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning sementara pada kelas kontrol siswa
diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran sebagaimana biasanya tanpa perlakuan
khusus. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol,
langkah berikutnya adalah memberikan soal posttest untuk melihat hasil belajar siswa setelah
dilakukan kegiatan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas.
Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen tes yang
dirancang sedemikian rupa yang sudah diuji validasi sebelumnya, sehingga dapat mengukur
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasab sifat-sifat bunyi. Adapun kisi-kisi
instrumenya sebagai berikut:
183
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Seluruh data yang telah terkumpul dianalisa dengan teknik analisis deskriptif inferensial.
Analisis data inferensial membantu peneliti yang memiliki subyek terbatas yaitu terdiri dari
uji normalitas, uji homogenitas,dan uji hipotesis. Uji hipotesis digunakan untuk mengungkap
pengaruh penggunaan model project based learning terhadap hasil belajar siswa, uji hipotesis
ini menggunakan uji statistik two way ANOVA dengan program computer SPSS 23.
184
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Setelah dilakukan uji data penelitian menggunakan SPSS diperoleh nilai sig sebesar 0.912.
Dalam hal ini hipotesis menyatakan bahwa apabila nilai sig > 0.05 maka data penelitian
bersifat homogen. Mengenai uji prasyarat penelitian ini telah terpenuhi yaitu data terdistribusi
normal dan besifat homogen, sehingga data penelitian dapat dilanjutkan melakukan uji two
way ANOVA untuk mengetahui interaksi antar variabel yang diteliti.
Setelah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas terhadap data hasil
penelitian, tahapan berikutnya adalah dilakukan analisis perbedaan rata-rata antara hasil
belajar siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Rata rata perbedaan kedua hasil
belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji two way ANOVA.
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Model Mean Std. 95% Confidence Interval
Pembelajaran Error Lower Upper
Bound Bound
PBL 83,765 1,236 81,304 86,225
Konvensional 76,758 1,181 74,408 79,109
Tabel di atas menunjukkan mean atau rata-rata hasil belajar peserta didik yang telah
dianalisis menggunakan SPSS windows 23. Dapat dilihat pada kolom mean, disana terdapat
hasil belajar peserta didik yang telah diberikan perlakukan dengan project based learning
sebesar 83.765. sedangkan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan
model pembelajaran konvensional diperoleh nilai sebesar 76.758. Hal tersebut menunjukan
arti bahwa hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan dengan project based learning
lebih besar daripada hasil belajar peserta didik yang tidak menggunakan model project based
learning.
Berikut distribusi masing-masing nilai disetiap peserta didik baik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
Eksperimen Kontrol
185
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Pada grafik tersebut dapat diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua
grafik. Rata-rata nilai siswa kelas eksperimen berkisar dari 75-100. Nilai terendah diperoleh
dengan skor 75 dan nilai tertinggi diperoleh oleh siswa dengan skor 100. Kemudian nilai rata
rata siswa kelas kontrol yaitu berkisar antara 45-70. Sehingga skor tertinggi pada kelas kontrol
yaitu 70, dan nilai terendah yaitu 45. Hasil perhitungan dengan menggunakan anova dua jalur
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana nilai signifikansi tersebut lebih kecil
dari 0,05 yang artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara siswa yang
belajar dengan menggunakan model project-based learning dengan siswa yang belajar dengan
pembelajaran konvensional.
Selain melihat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan
model pembelajaran yang berbeda, dalam penelitian ini pun mendeskripsikan perbedaan hasil
belajar siswa antara siswa yang mempunyai keterampilan kolaborasi tinggi dengan siswa
yang mempunyai keterampilan kolaborasi rendah. Setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model project based learning data hasil belajar dianalisis dengan dikelompokkan
menjadi dua, yaitu kelompok siswa yang mempunyai keterampilan kolaborasi tinggi dan
kelompok siswa yang mempunyai keterampilan kolaborasi rendah. Hasil analisis
menunjukkan bahwa secara statistik dengan pengujian anova dua jalur antara siswa yang
memiliki keterampilan kolaborasi tinggi dengan siswa yang memiliki keterampilan kolaborasi
rendah didapat nilai signifikansi sebesar 0,253 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,5,
itu artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang mempunyai
keterampilan kolaborasi tinggi dengan siswa yang mempunyai keterampilan kolaborasi
rendah. Namun data deskriptif menunjukkan nilai rata-rata siswa yang memiliki keterampilan
kolaborasi tinggi sebesar 81,2 nilai tersebut lebih tinggi dari pada nilai rata-rata hasil belajar
siswa yang mempunyai keterampilan kolaborasi rendah yaitu sebesar 79,2.
Hasil analisis ini ditunjukkan pada Tabel 4.3 di atas. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hasil belajar peserta didik yang telah diberikan perlakukan dengan project based learning yang
disingkat dengan sebesar 83.765. sedangkan hasil belajar peserta didik yang telah diberikan
perlakuan dengan model konvensional tanpa video diperoleh nilai sebesar 76.758.
Hasil yang diperoleh menunjukan arti bahwa hasil belajar peserta didik setelah diberikan
perlakuan dengan project based learning lebih besar daripada hasil belajar peserta didik yang
diberi perlakukan dengan pembelajaran konvensional. Dalam hal ini terdapat selisih nilai rata-
rata untuk kedua hasil belajar. Hal ini didukung oleh Wabula yang menyatakan bahwa model
project based learning berbantuan video memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik, namun tidak memberi pengaruh terhadap motivasi peserta didik (Wabula, Papilaya, &
Rumahlatu, 2020).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
peserta didik kelas IV SDN Kecamatan damar. Hasil belajar IPA kelas eksperimen
mendapatkan rata-rata sebesar 83,76; nilai terendah sebesar 75; dan nilai tertinggi sebesar 100.
Sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 76,75 dengan nilai terendah 45 dan
nilai tertinggi 70. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa berdasarkan tingkatan keterampilan
kolaborasi yang dimilikinya masih belum menunjukkan perbedaan secara signifikan
186
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
berdasarkan analisis statistik, namun data deskriptif menunjukkan adanya sedikit perbedaan
rata-rata antara yang memiliki keterampilan kolaborasi tinggi dengan siswa yang memiliki
keterampilan kolaborasi rendah.
Secara garis besar hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran project
based learning berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA. Namun penelitian ini dibatasi
pada penggunaan model project based learning pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN
Kecamatan Damar, data hasil penelitian dianalisis untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh
model project based learning terhadap hasil belajar IPA. Dengan demikian perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh variabel yang sama pada terhadap subjek dan
kompetensi yang berbeda agar dapat menambah keluasan khasanah keilmuan yang berkaitan
dengan model-model pembelajaran yang efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Beers, S. Z. (2011) ‘21 st Century Skills : Preparing Students for THEIR Future’, STEM: Science,
Technology, Engineering, Math.
Boss, S., & Krauss, J. (2013). Thinking Through Project-Based Learning Guiding Deeper Inquiry.
United States of America: SAGE Publications.
Miharja, U., Rumanta, M, & Rahayu, U. (2021). Pengaruh Model Inquiry-Based Learning dan
Motivasi Belajar terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD. Jurnal
Elementaria Edukasia, Vol. 4 No.1, 55 - 64.
Purnomo, H., Mahpudin, & Sunanto, L. (2020). Pengelolaan Kelas Belajar di Era 4.0. Elementaria
Edukasia, 101-108.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Suprihatiningrum, & Jamil. (2016). Strategi Belajar dan Pembelajaran, Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Surahman, Paudi, R. I., & Tureni, D. (2015). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui
Media Gambar Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Alkhairaat Towera. Jurnal Kreatif
Tadulako, 91-107.
Susanto. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Tias, I. W. (2017). Penerapan Model Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Siswa Sekolah Dasar. DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik, 50-60.
187
Alamsyah, Rumanta, Widiasih. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st Century Skills, Enhanced Edition: Learning for Life in Our
Times. John Wiley & Sons.
Tursinawati. (2013). Analisis Kemunculan Sikap Ilmiah Siswa Dalam Pelaksanaan Percobaan
Pada Pembelajaran IPA di SDN Kota Banda Aceh. Jurnal Pionir, 67-84.
Wabula, M., Papilaya, P. M., & Rumahlatu, D. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran
Discoveru Learning Berbantuan Video dan Problem Based Learning Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Edubiotik: Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan, 29-41.
188