Peer Group Support DM Tipe 2
Peer Group Support DM Tipe 2
Peer Group Support DM Tipe 2
Mellitus Tipe 2
Yuyun Diantiningsih*, Kusnanto**, Abu Bakar**
*Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
** Staf Pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Email: diedie_yun@yahoo.co.id
ABSTRACT
Introduction: Diabetes Mellitus is a chronic disease that cannot be cured so that
compliance is required to manage the disease. Patient compliance is in accordance with
the provisions of the behavior of health workers. This research was aimed to analyze the
effect of peer group support on the compliance of type 2 Diabetes Mellitus disease
management.
Methods: These research was used a quasy experiment pre post test designed. The
selection of sample by using a purposive sampling and was obtained 16 respondents from
77 population. The independent variable was a peer group support that carried out for two
weeks while dependent variable was dietary compliance, exercise and drugs consumption
which data was collected by observation sheet. The data were analyzed by using Wilcoxon
Signed Rank Test and Mann Whitney U Test with significant value of 0.05.
Result and Analysis: The results showed that there was increase of dietary compliance
(p=0.012) but there was no effect of peer group support for dietary compliance (p=0.14),
the increase of exercise compliance (p=0.012) and there was effect of peer group support
for exercise compliance (p=0.004), and the increase of drugs consumption compliance
(p=0.027) and there was effect of peer group support for drugs consumption compliance
(p=0.048).
Discussion and Recommendation: It can be concluded from this research that peer group
support had good effect to improve dietary compliance, exercise, and drugs consumption
so that blood sugar could be controlled. Larger respondents, more proper instruments and
longer duration of study will be needed to get a better result of the further research.
Key words: peer group support, compliance, Diabetes Mellitus
konsumsi obat hipoglikemi. Keberhasilan
4 pilar tersebut dapat diketahui dengan
melaksanakan kontrol kesehatan secara
rutin khususnya kontrol gula darah
(Misnadiarly, 2006).
Berdasarkan
hasil
study
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
kepada 20 orang penderita DM dengan
menggunakan kuisioner menyatakan
bahwa 17 orang tidak patuh terhadap diet,
10 orang tidak patuh terhadap exercise
dan 17 orang tidak patuh dalam
mengkonsumsi obat. Ketidakpatuhan ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain tidak ada waktu untuk kontrol
PENDAHULUAN
American Diabetes Assosiation
(ADA) (2008) dalam PERKENI (2011)
menyatakan bahwa Diabetes Mellitus tipe
2 (DM tipe 2) merupakan kelompok
Diabetes Mellitus (DM) dengan resistensi
insulin dan defisiensi insulin relatif serta
gejala yang tidak dapat dirasakan pada
stadium awal dan tidak terdiagnosa
sampai
terjadinya
komplikasi.
Pengelolaan kadar gula darah penderita
DM tipe 2 dengan melaksanakan 4 pilar
pengelolaan penyakit DM tipe 2 yaitu
pendidikan kesehatan, diet, exercise dan
1
HASIL
Tabel 1. .Hasil Analisis Statistik Perubahan Kepatuhan Diet Sebelum dan Sesudah
.Diberikan Intervensi pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol.
Perlakuan
Kontrol
Pre
Post
Pre
Post
Mean
37,65
64,14
44,00
51,44
SD
13,94
18,32
19,81
21,96
Analisis Wilcoxon Signed Rank Wilcoxon Signed Rank
Test p=0,012
Test p=0,046
Diet
Post
Post
64,14
51,44
18,32
21,96
Mann Whitney U Test
p=0,14
Tabel 2. ..Hasil Analisis Statistik Perubahan Kepatuhan Exercise Sebelum dan Sesudah
.Diberikan Intervensi pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol.
Perlakuan
Kontrol
Exercise
Pre
Post
Pre
Post
Post
Post
Mean
29,79
68,43
41,70
44,05
68,43
44,05
SD
12,15
11,91
9,09
13,87
11,91
13,87
Analisis Wilcoxon Signed Rank Wilcoxon Signed Rank Mann Whitney U Test
Test p=0,012
Test p=0,34
p=0,004
Tabel 3.
Keterangan: Mean=rerata
SD=standar deviasi
p=signifikasi
PEMBAHASAN
Mayoritas responden sebelum diberi
intervensi peer group support pada
kelompok
perlakuan,
mempunyai
kepatuhan diet yang kurang. Hal ini sesuai
dengan teori perubahan perilaku yang
menyatakan bahwa terbentuknya tindakan
(kepatuhan diet) seseorang dipengaruhi
oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Sulitnya prosedur pelaksanaan diet serta
didukung oleh belum maksimalnya
informasi diet dari pihak puskesmas
menyebabkan belum benarnya responden
menjalankan diet. Kurangnya dukungan
(teman
sebaya)
yang
bersedia
mendengarkan keluhan dan membantu
pemecahan masalah dalam menjalankan
diet menjadi penyebab utama rendahnya
kepatuhan terhadap diet. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Smet (1994) bahwa
strategi untuk meningkatkan kepatuhan
5
informasi
seseorang
antara
lain
pendidikan, pengalaman, usia, lingkungan
dan pekerjaan.
Hal senada ditunjukkan oleh
responden pada kelompok kontrol. Hasil
statistik kepatuhan diet pada kelompok
kontrol menunjukkan terjadi peningkatan
kepatuhan diet meskipun kelompok kontrol
tidak mendapatkan intervensi peer group
support. Kelompok kontrol mendapatkan
intervensi seperti biasa dari puskesmas
induk berupa konseling diet serta
pemberian media informasi booklet oleh
peneliti
yang
bisa
meningkatkan
pengetahuan responden tentang pengaturan
pola makan. Konseling diet yang diberikan
puskesmas induk belum maksimal hanya
sebatas makanan yang boleh dikonsumsi
dan tidak boleh dikonsumsi tetapi media
informasi booklet mencantumkan berbagai
aturan diet secara lengkap berdasarkan
prinsip 3J, sehingga kedua media informasi
tersebut
bisa
saling
mendukung.
Penggunaan media informasi secara
mandiri berupa buku (booklet) dan kaset
dapat meningkatkan tindakan kepatuhan
(Niven, 1995). Pertanyaan-pertanyaan
yang dilontarkan responden saat peneliti
melakukan evaluasi 3 hari sekali
menyebabkan responden mengetahui apa
yang sebelumnya tidak diketahuinya. Hal
ini menyebabkan tanpa intervensi peer
group support sebagian besar responden
pada
kelompok
kontrol
dapat
meningkatkan
kepatuhan
dalam
menjalankan diet.
Terdapat semua responden pada
kelompok perlakuan sebelum diberi
intervensi peer group support mempunyai
kepatuhan exercise yang kurang. Sebagian
besar responden memang sudah melakukan
exercise sebelum adanya intervensi, tetapi
exercise yang dilakukan tidak sesuai
dengan standart yang telah ditentukan.
Responden tidak menghitung denyut nadi
sebelum exercise, tidak melakukan
pemanasan dan pendinginan, serta tidak
melakukan peregangan setelah exercise
inti. Masih rendahnya kepatuhan dalam
menjalankan exercise DM, dipengaruhi
Nurse
Care
Management
A
Randomized Trial, Annals of internal
medicine, vol.153 no.8 hal.507-515,
di
akses
dari
http://www.annals.org/content/153/8/
507.short tanggal 8 Juni 2012 pukul
19.00.
Horton, P.B., Hunt, C.L., 1984. Sosiologi
Jilid 1 Edisi Keenam alih bahasa
Aminuddin Ram, Tita Sobari.
Jakarta: Erlangga.
Ilkafah, 2011. Thesis: Pengaruh Peer
Group Support Terhadap Self Efficacy Kontol Gula Darah dan Self
Care Activities pada Penderita
Diabetes Mellitus Di Puskesmas
Mantup
Kabupaten
Lamongan.
Surabaya: Fakultas Keperawatan
UNAIR.
Neuhausler, A., 2005. Peer Support
Training Manual: Guideline For
Peer Support Training in the
Okanagan Health Service Area.
Canadian Mental Health Association.
Niven, N., 2005. Psikologi Kesehatan.
Jakarta: Erlangga.
Norris, S.L., Engelgau, M.M., Narayan,
K.M.V., 2001. Effectiveness of SelfManagement Training in Type 2
Diabetes A systematic review of
randomized
controlled
trials.
Diabetes Care. vol.24 no.3 hal.561587
diakses
dari
http://care.diabetesjournals.org/conte
nt/24/3/561.short tanggal 20 Juni
2012 pukul 15.50.
Notoatmodjo,
S.,
2007.
Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nuryati, 2010. Skripsi: Pengaruh Peer
Group Support Terhadap Perubahan
Tingkat Pengetahuan Sikap dan
Tindakan Keluarga dalam Merawat
Penderita Skizofrenia. Surabaya:
Fakultas Keperawatan UNAIR.
Perkeni, 2011. Konsesus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe
2 Di Indonesia. Jakarta.
12