Jurnal Equilibrium 2017 Ok
Jurnal Equilibrium 2017 Ok
Jurnal Equilibrium 2017 Ok
Penasehat
Dr. Zulkifli Rangkuti, SE., M.Si.
Dr. Jus Usman Sumanegara, MM.
Dr. Abshor Marantika, MM.
Dr. Zaharuddin, SE, MM.
Ketua Dewan Redaksi : Dra. Nurwulan Kusuma Devi, MM.
Wakil Ketua Dewan Redaksi : Ir. Nyayu Siti Rahmaliya, MM
Drs. Rokhmad Slamet, MM.
Staf Ahli
Dr. Zulkifli Amsyah, MLS. Suherman Sapri, MM.
Dr. Hj. Farida Hanum Lubis, M.Pd. Dr. Ir. Achmad Nasir, M.Si.
Dr. Sugito Effendi, M.Si. Dr. H. Syarif Hidayat.
Dr. Kusnadi, MM.
Editor
Dr. Enjang Sudarman, M.Si. Hj. Sri Wahyuningsih, SE, MM.
Dr. Dwi Suryanto, SE, M.Sc. Ir. Djodi Achmad Hussain, MM.
Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd.
Penyunting Pelaksana
Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Ir. Hj. Nyayu Siti Rahmaliya, MM.
Drs. Rokhmad Slamet, MM. Putri Sarirati, SE,. MM.
Dr. Ir. Aswin Naldi Sahim, MM. Kunto Atmojo, SE., MM.
Hadi Mulyo Wibowo, SH, MM.
Mitra Bestari
Dr. Boyke Setiawan, MM.Agr. (Univ.Winaya Mukti) Dr. Eny Ariyanto (UMB)
Dr. Herniati (Pertanian) Dr. Sugito Efendi, M.Si (UNAS)
Dr. Etty Riani, MS. (IPB) Dr. M. Riduan, SE, MM. (UMJ)
Dr. Slamet Sutanto, MM (UNJ) Zaenuri, SE, MM. (PT.GIB)
Drs. Purwanto, MM. (Angkasa Pura) Hariz Fauzan (LAN)
Rudi Hotman Suryadi S.Si., MM.(Telkom) Ahmad Masyukuri, MM (Perpustkaan)
Sekretariat Editing : Kunto Atmojo, SE, MM.
Putri Sarirati, SE,. MM.
Sekretariat Administrasi/
Layout & Design : Budi Purnomo, SE.
Alamat Redaksi :
Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta
Jl. Tanjung Barat No.11 Jakarta Selatan 12530 Telp. (021) 781 7823, 781 5142
Fax. (021) 781 5144 E-mail : stieimmi@cbn.net.id
Jl. Ir. H Juanda Pisangan, Ciputat Timur (021) 741 8667
DARI REDAKSI
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, Jurnal Equilibrium Volume 01, Nomor 1, bulan Agustus 2017 dapat
menjumpai pembaca sesuai waktu yang direncanakan.
Dalam edisi perdana ini, redaksi Jurnal Equlibrium menyajikan beberapa topik antara lain:
1. Kajian Tentang Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru di
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang
2. Korelasi service quality dan brand image terhadap brand equity
3. Potensi Tandan Kosong Sawit untuk Memproduksi Kompos
4. Maximum economic yield Perikanan Tangkap (Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI
711)
5. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Konsorsium Asuransi Astindo
6. Pengaruh gaya Kepemimpinan store manager terhadap Kinerja Karyawan PT. Sushi Tei Indonesia
Khususnya Outlet Gandari City Jakarta
7. Efektivitas surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: se.8/pslb3/ps/plb.0/5/
2016 Tentang Pengurangan Sampah Plastik Ditinjau dari Faktor Ekonomi (Observasi Pada Mini Market
di Kota Depok)
8. Pengaruh Pola Pemberian Pakan terhadap Konsumsi Pakan, Kecernaan NDF dan ADF, Produksi
dan Komposisi Susu Pada Sapi Perah Laktasi.
9. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Wali Kelas Madrasah Aliyah Al-Zaytun Kecamatan
Gantar Kabupaten Indramayu
10. Hubungan Kepemimpin Terhadap Motivasi dan Kinerja Pegawai Pada CV. Graha Agri Indonesia Bogor
11. Analisis Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi terhadap Kinerja Guru Pada SMK
Arrahman Depok
12. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun Kelengkapan Mengajar Melalui in-house training
Pada SD Negeri 2 Cicurug Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi
13. Keputusan Investasi Jangka Panjang : Capital budgeting
14. Pengaruh Kinerja Karyawan terhadap Kulitas Layanan Akademik di Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Panca Sakti
15. Upaya Manajemen dalam Mencegah dan Mengatasi Terjadinya Perselisihan Hubungan Industrial
16. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
17. Rendahnya Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia Sebuah Tinjauan Perspektif Hubungan Industrial
18. Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah
19 Determinan Price to Book Value terhadap Industri Perbankan
20 Spirit of Entrepreneurship Sebagai Alternatif Peluang Meraih Sukses
21. Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Dana Pihak Ketiga Pada Bank Mandiri (Periode 2005 2015)
Redaksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan penulis, dan dengan pembaca
yang menggunakan jurnal Equlibrium sebagai salah satu referensi. Besar harapan kami Jurnal ini turut
memberikan kontribusi dalam pengembangan bisnis dan manajemen. Kami sangat terbuka menerima kritik
dan saran guna penyempurnaan Jurnal kita pada edisi mendatang.
Terima kasih
DAFTAR ISI
* Dosen Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
tidak menjadi mekanis dan berjalan tanpa budaya admin istr asi yaitu sebagai: Per en canaan ,
yang humanis. Pengorganisasian, Penggerakkan dan Pengawasan.
Kegiatan kepemimpinan kepala sekolah biasanya Disamping sebagai pengelola satuan pendidikan,
mencakup dalam lingkup manajemen pendidikan. kepala sek olah sek aligu s sebagai p emimp in
Komponen manajemen pendidikan meliputi 5-M, yakni pendidikan mempunyai peranan melaksanakan
: Sumber daya manusia (man), finansial (money), peranan kepemimpinannya baik peranan yang
substansi (material), metode (method) dan fasilitas berhubungan dengan pencapaian tujuan maupun
(machine). Kepala sekolah sebagai sumber daya penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi tercipta
manusia yang profesional harus mampu mengelola dan terlaksananya proses belajar mengajar dengan
sekolah sesuai dengan fungsi sekolah sebagai baik sehingga guru-guru dan murid dapat mengajar
wawasan wiyata mandala. dan belajar dengan baik.
Permasalahan dalam kepemimpinan kepala Wahjosumidjo (1999) kepala sekolah sebagai
sekolah, dan budaya sekolah akan mempengaruhi Educator harus memiliki strategi yang tepat untuk
kinerja guru akibat dari terciptanya suasana bekerja, meningkatkan kinerja mengajar guru di sekolahnya.
nilai, aturan belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam Mencip takan ik lim seko lahyan g ko nd usif ,
organisasi pendidikan . Dengan terciptanya budaya member ikan nasehat kep ada warga sekolah,
yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
bekerja dan terpacu untuk bekerja lebih baik. Hal k ep en didikan, ser ta melak sanakan mo del
tersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yang pembelajaran yang menarik seperti team teaching,
ko nd usif san gat mend uk un g peningkatan moving class dan mengadakan program akselarasi
profesionalisme guru. (acceleration) bagi peserta didik yang cerdas diatas
Terdapat dua dimensi perilaku kepemimpinan normal.
yan g memp en garu hi k in er ja yaitu p er ilak u WahjoSumidjo (1999:122) strategi yang digunakan
mengutamakan tugas dan perilaku mengutamakan untuk meningkatkan sedikitnya empat macam nilai,
hubungan kerjasama . Perilaku mengutamakan tugas, yakni, (a) Pembinaan mental, yaitu membina para
kepala sek olah akan melaksan ak an f un gsi tenaga kependidikan tentang hal yang berkaitan
manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan dengan sikap batin dan watak. (b) Pembinaan moral,
controlling. Dan apabila diterapkan perilaku yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal
hubungan kepala sekolah mempunyai hubungan kerja yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai
yang sifatnya pribadi dan ditandai dengan adanya suatu perbuatan sikap dan kewajiban sesuai dengan
saling mempercayai, menghargai ide-ide bawahan tugas masing-masing tenaga kependidikan. (c)
serta tenggang rasa terhadap peranan bawahannya. Pembinaan fisik, yaitu membina para tenaga
Permasalahan dilapangan adalah kemampuan kepala kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
sekolah yang belum optimal dalam menerapkan ko nd isi jasman i atau badan, k eseh atan d an
perilaku kepemimpinan dalam memimpin sekolahnya. penampilan mereka secara lahiriah. (d) Pembinaan
artistic, yaitu membina tenaga kependidikan tentang
Kajian Teori hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap seni dan keindahan Sebagai educator,
Sondang P.Siagian (2005:12) : Kepemimpinan k ep ala seko lah haru s senantiasa b er up aya
adalah keterampilan dan kemampuan seseorang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan
mengarahkan dan menggerakkan perilaku orang lain, oleh para guru.
baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebih Dalam hal ini, faktor pengalaman akan sangat
rendah daripadanya dalam berfikir dan bertindak, agar mempenagruhi profesonalisme kepala sekolah
sikap dan perilaku yang semula mungkin individualistik teru tama d alam men du ku ng ter bentuk nya
dan egosentrik berubah menjadi perilaku sesuai tujuan p emah aman ten aga kepend id ik an ter hadap
organisasi. pelaksanaan tugasnya. Upaya-upaya yang dapat
Wahjosumidjo (1999) Kepala Sekolah sebagai dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
pemimpin pendidikan di sekolah. mempunyai tugas kinerjanya sebagai educator khususnya dalam
intern dan tugas ekstern. Sedangkan dilihat dari proses peningkatan kinerja tenaga kependidikan dan prestasi
administrasi, kepala sekolah mempunyai fungsi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai
berikut : Pertama, mengikut sertakan guru-guru dalam mengelola administrasi sarana dan prasarana,
penataran-penataran, untuk menambah wawasan mengelola administrasi kearsipan dan mengelola
para guru. Kepala sekolah juga harus memberikan administrasi keuangan, kegiatan tersebut perlu
kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat
pengetahuan dan ketrampilannya dengan belajar ke menunjang produktifitas sekolah.
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kedua, kepala Wahjosumidjo (1999) Kepala Sekolah sebagai
sekolah harus berusahamenggerakkan tim evaluasi Supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yang
hasil belajar peserta didik untuk lebih giat belajar, dilakukan oleh tenaga kependidikan. Kepala sekolah
kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan
diperlihatkan di papan pengumuman. Hal ini pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar kependidikan. Wahjosumijo (1999:110) kepala
lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya. sekolah sebagai leader bertugas memberikan arahan
Ketiga, menggunakan waktu belajar secara efektif kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam
di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk melaksanakan tugas. Kepala sekolah sebagai leader
memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu harus memiliki karakter khusus yang mencakup
yang telah ditentukan serta memanfaatkannya secara kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan
efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran. pengetahuan p rofesion al secar a pengetahuan
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri administrasi dan pengawasan.
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0298/U/1996, Kepala Sekolah sebagai Inovator Dalam rangka
merupakan landasan penilaian kinerja kepala sekolah. melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator,
Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
kemampuan untuk membimbing guru, membimbing mencari gagasan baru, mengitegrasikan setiap
tenaga kependidikan non guru, membimbing peserta kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga
didik, mengembangkan tenaga kependidikan, kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-
mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah
mengajar. sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan
Wahjosumidjo (1999) Kepala sekolah sebagai dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.
Manajer Manajemen pada hakekatnya merupakan Gagasan baru tersebut misalnya moving class.
suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran
melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang sudi.
para anggota organisai serta mendayagunakan Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki
seluruh sumber-sumber budaya sekolah dalam rangka strategi yang tepat memberikan motivasi kepada para
mencapai tujuanyang telah ditetapkan untuk mencapai tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas
tujuan. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
sebagai manajer kepala sekolah harus memiliki pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana
strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif,
kependidikan melalui kerja sama atau koopertif, pen yediaan b erbagai sumber belajar melalui
memberikan kesemp atan p ad a para ten aga pengembangan pusat sumber belajar (PSB).
kependidikan untuk meningkatkan profesinya dna
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan 2. Pengertian Budaya Sekolah
dalam berbagai kegiatan yang menunjang kegiatan Sobirin Achmad (2007 : 52), budaya adalah
sekolah. ko mp leksitas men yelu ru h yang ter diri d ar i
Wahjosumidjo (1999) Kepala sekolah sebagai pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat
administrator memiliki hubungan yang sangat erat kebiasaan dan berbagai kapabilitas lainnya serta
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi kebiasaan apa saja yangdiperoleh seorang manusia
yan g bersif at p en catatan, p en yu su nan dan sebagai bagian dari sebuah masyarakat.
pendokumenan seluruh program sekolah. Secara Masud Fuad (2004) Budaya organisasional
spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan adalah sistem makna, nilai-nilai dan kepercayaan yang
untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi dianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadi
peserta didik, mengelola administrasi personalia, rujukan untuk bertindak dan membedakan organisasi
satu dengan organisasi lain. Budaya organisasi kualitas sumber daya manusia sekolah dalam menuju
selanjutnya menjadi identitas atau karakter utama sekolah yang berkualitas.Ada tiga hal yang perlu
organisasi yang dipelihara dan dipertahankan. Suatu dikembangkan dalam menciptakan budaya sekolah
budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat yang berkualitas, yaitu: 1. Budaya keagamaan (religi)
bermanfaat untuk mengarahkan perilaku karyawan. : Men anamkan perilaku atau tatakrama yang
Thomas J. Sergiovani dan Robert Starrat ( 2002) tersistematis dalam pengamalan agamanya masing-
Budaya sekolah adalah seperangkat norma, nilai, masing sehingga terbentuk kepribadian dan sikap
kepercayaan, ritual, seremoni, simbol, dan cerita yang yang baik (akhlaqul Karimah) Bentuk Kegiatan :
meliputi seluruh person di sekolah. Budaya sekolah Budaya Salam, Doa sebelum/sesudah belajar, Doa
adalah transmisi secara sejarah, bentuk makna bersama, Sholat Berjamaah (bagi yang beragama
meliputi norma, nilai, kepercayaan, seremoni, ritual, islam), peringatan hari besar keagamaan, dan kegiatan
tr adisi, dan pemahaman mitos oleh an ggo ta keagamaan lainnya. 2. Budaya kerjasama (team
masyarakat sekolah. Budaya sekolah meliputi nilai, work) : Menanamkan rasa kebersamaan dan rasa
simbol, kepercayaan, dan berbagi makna para orang sosial terhadap sesama melalui kegiatan yang
tua, murid, guru, dan lainnya sebagai masyarakat dan dilaku kan ber sama. Bentu k Kegiatan : MO S,
mengatur apa yang bernilai bagi kelompok dan Kunjungan Industri, Parents Day, Baksos, Teman
bagaimana seharusnya anggota berpikir, merasa, dan Asuh, Sport And Art, Kunjungan Museum, Pentas
berperilaku. Seni, Studi banding, Ekskul, Pelepasan Siswa,
Djemari Mardapi (2003) karekteristik kultur Seragam Sekolah, Majalah Sekolah, Potency
sekolah bernilai Strategis dapat berimbas dalam Mapping, Buku Tahunan, PHBN, (Peringatan hari
kehidupan sekolah secara dinamis. Misalnya memberi Besar Nasio nal) , dan PO RSENI 3. Bud aya
peluang pada warga sekolah untuk bekerja keras, kepemimpinan (leadher ship) : Menanamkan jiwa
secara efisien, disiplin dan tertib. Kultur sekolah. kepemimpinan dan keteladanan dari sejak dini kepada
memiliki daya ungkit daya gerak akan mendorong anak-anak. Bentuk Kegiatan : budaya kerja keras,
semua warga sekolah untuk berprestasi, sehingga cerdas dan ikhlas, budaya Kreatif; mandiri &
kerja guru dan semangat belajar siswa akan tumbuh bertanggung jawab, budaya disiplin/TPDS, Ceramah
karena dipacu dan di dorong, dengan dukungan Umum, upacara bendera, olah raga Jumat Pagi, studi
budaya yang memiliki daya ungkit yang tinggi. kepemimpinan siswa, LKMS (latihan keterampilan
Misalnya kinerja sekolah dapat meningkat jika disertai manajemen siswa), disiplin siswa, dan osis.
dengan imbalan yang pantas, penghargaan yang
cukup, dan proporsi tugas yang seimbang. Begitu juga 3. Pengertian Kinerja Guru
dengan siswa akan meningkat semangat belajranya, Anwar Prabu Mangkunegara (2005 : 67) Kinerja
bila mereka diberi penghargaan yang memadai, adalah suatu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
pelayanan yang prima, serta didukung dengan sarana yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan
yang memadai. tu gasn ya seh ar i- hari sesuai dengan d en gan
Budaya sekolah berpeluang sukses Misalnya konsistensi dan sikap maupun tanggung jawab yang
budaya gemar membaca. Budaya membaca di diberikan kepadanya. Hasibuan Malayu SP., (2007 :
kalangan siswa akan dapat mendorong mereka untuk 326) mengartikan kinerja bahwa : Kinerja adalah
banyak tahui tentang berbagai macam persoalan yang tingkat keberhasilan di dalam melaksanakan tugas
mereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian juga serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
bagi guru mereka semakin banyak pengetahuan yang ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika
diperolah, tingkat pemahaman semakin luas, semua tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik.
ini dapat berlangsung jika disertai dengan kesadaran, Efisiensi dan efektivitas merupakan dua aspek penting
bahwa mutu/ kualitas yang akan menentukan dalam menilai suatu kinerja. Efisiensi adalah
keberhasilan seseorang. Budaya sekolah yang perbandingan antara hasil yang dicapai dengan usaha
didesain secara terstruktur, sistematis, dan tepat sesuai yang dikeluarkan, sedangkan efektivitas adalah
dengan kondisi sosial sekolahnya, pada gilirannya bisa perbandingan antara hasil yang dicapai dengan hasil
memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan yang diharapkan.
Dari hasil analisis regresi output dapat disajikan Berdasarkan table di atas diperoleh nilai t hitung
pada tabel 5.14sebagai berikut: 2,505, Menentukan t table dicari pada a = 5% : 2 =
Tabel 4.14. Uji t 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
Coefficients a atau 58-2-1 = 55 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
Coefficients (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel
B Std. Beta
sebesar 2,004. Kesimpulan dari hasil analisis bahwa
Error
(Constant) 25,657 7,552 3,397 ,001 nilai -t hitung > -t tabel (2,505 >2,004) maka Ho ditolak,
1
perilaku kepemimpinan
,798 ,133 ,596 5,999 ,000
artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara
kepala sekolah
budaya sekolah -,399 ,126 -,315 -3,166 ,003
budaya sekolah dengan kinerja guru.
a. Dependent Variable: kinerja guru
budaya sekolah (X2) sebesar 0.403; artinya jika B Std. Error Beta
pengaruh budaya sekolah terhadap kinerja guru. Sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016
Dari tabel di atas dapat disusun persamaan regresi Tabel 4.12. Hasil Analisis Determinasi
b
Model Summary
berganda yaitu :
Model R R Square Adjusted Std. Error of
Y = a + b1X1+ b2X2 R Square the
Estimate
Y = 25,657 + 0,798X1 + (-0,399) X2 1 ,676 a
,456 ,437 1,47730
Y = 25,657 + 0,798X1 - 0,399X2 a. Predictors: (Constant), budaya sekolah, perilaku
kepemimpinan kepala sekolah
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan b. Dependent Variable: kinerja guru
sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar 25,657; artinya sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016
jika kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya
sekolah (X2) nilainya adalah 0, maka kinerja guru Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R
(Y) nilainya adalah 25,657, (2) Koefisien regresi sebesar 0,676. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebesar hubungan yang sangat kuat antara kepemimpinan
+ 0,798 artinya jika variabel independen lain nilainya kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap kinerja
tetap dan kepemimpinan kepala sekolah mengalami guru .Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2
kenaikan 1%, maka kinerja guru (Y) akan (R Square) sebesar 0,456 atau (45,6%). Hal ini
mengalami penurunan sebesar 0,798. Koefisien menun juk kan bahwa pro sen tase sumb angan
bernilai positifartinya terjadi hubungan positif antara pengaruh variabel independen (kepemimpinan kepala
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, sekolah dan budaya sekolah) terhadap variabel
semakin naik kepemimpinan kepala sekolah maka dependen (kinerja guru ) sebesar 45,6%. Atau variasi
semakin naik pula kinerja guru (3) Koefisien regresi variabel independen yang digunakan dalam model
variabel budaya sekolah (X2) sebesar -0,399; artinya (kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah)
jika variabel independen lain nilainya tetap dan budaya mampu menjelaskan sebesar 45,6 % variasi variabel
sekolah mengalami kenaikan 1%, maka kinerja guru dependen (kinerja guru). Sedangkan sisanya sebesar
matematika (Y) akan mengalami penurunan sebesar 54,4 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain
0,399. Koefisien bernilai negatif artinya tidak terjadi yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
hubungan positif antara budaya sekolah dengan
kinerja guru. Uji Koefisien Regresi
Secara Bersama-sama (Uji F)
Analisis Determinasi (R2) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda variabel independen (X1,X2) secara bersama-sama
digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
pengaruh variabel independen kepemimpinan kepala dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model
sekolah (X1 ), dan variable budaya sekolah (X2,) regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
secara serentak terhadap variabel dependenkinerja dependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang
guru (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar terjadi d apat b erlaku untuk pop ulasi ( dap at
prosentase variasi variab el independen yang digeneralisasikan), misalnya dari kasus di atas
digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi populasinya adalah 58 orang dan sampel yang diambil
variabel dependen. R2sama dengan 0, maka tidak dari kasus di atas 58 orang, jadi apakah pengaruh
ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang yang terjadi atau kesimpulan yang didapat berlaku
diberikan variabel independen terhadap variabel untuk populasi yang berjumlah 58 orang.
dependen, atau variasi variabel independen yang Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui
digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun nilai F seperti pada tabel 4.13 berikut ini.
variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama Tabel 4.13. Hasil Uji F
dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh ANOVA
a
summary dan disajikan pada tabel 4.12 sebagai Sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016
berikut:
Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai 2. Tidak ada pengaruh secara signifikan antara
berikut: variabel budaya sekolah (X2) terhadap variabel
Merumuskan Hipotesis, Ho : Tidak ada pengaruh Kinerja Guru (Y). Hal ini dibuktikan dengan
secara signifikan antara kepemimpinan kepala hasil uji hipotesis yang diperole nilai t hitung <
sekolah dan budaya sekolah secara bersama-sama t tabel (-2,50<2,004) secara parsial tidak ada
terhadap kinerja guru.Ha : Ada pengaruh secara pengaruh signifikan antara budaya sekolah
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan dengan kinerja guru . Dari hasil analisis regresi
budaya sekolah secara bersama-sama terhadap sederhana diperolah persamaan regresi yaitu
kinerja guru. Y= 58,600 + (-0,403)X2, Angka-angka ini dapat
Berdasarkan table di atas diperoleh F hitung diartikan sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar
sebesar 23,096, Men en tuk an F tableDengan 58,60; artinya jika budaya sekolah (X2) nilainya
menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 adalah 0, maka kinerja guru (Y) nilainya positif
(jumlah variabel1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 58-2- yaitu sebesar 58,60 , (2) Koefisien regresi
1 = 55 (n adalah jumlah sample dan k adalah jumlah variabel budaya sekolah (X2) sebesar -0, 403;
variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel artin ya jika b udaya seko lah mengalami
sebesar 2,004. . Kriteria pengujian, - Ho diterima bila kenaikan 1, maka kinerja guru (Y) akan
F hitung < F table- Ho ditolak bila F hitung > F tabe. mengalami penurunan sebesar 0,403.
Nilai F hitung > F tabel (23,096> 2,004), maka Ho 3. Ad a pengar uh secar a sign if ik an antar a
ditolak. Kesimpulan artinya ada pengaruh secara kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sekolah secara bersama sama terhadap kinerja
budaya sekolah secara bersama-sama terhadap guru. Hal ini dibuktikan dengan uji anova
kinerja guru. diperoleh Nilai F hitung 23,056 lebih besar dari
F tabel 2,004. sumbangan pengaruh variabel
KESIMPULAN DAN SARAN independen (kepemimpinan kepala sekolah dan
A. Kesimpulan budaya sekolah) terhadap variabel dependen
Berdasarkan pada hasil analisis yang telah penulis (kinerja guru ) sebesar 45,6 %. Atau variasi
bahas bab V hasil penelitian dan pembahasan, maka variabel independen yang digunakan dalam
dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut : model (kepemimpinan kepala sekolah dan
1. Ada pengaruh secara signifikan antara variabel budaya sekolah) mampu menjelaskan sebesar
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap 45,6 % variasi variabel dependen (kinerja guru).
variabel Kinerja Guru (Y). Hal ini dibuktikan Sedangkan sisanya sebesar 54,4 % dipengaruhi
dengan hasil uji hipotesis yang diperole nilai t atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
hitung < t tabel (5,581>2,004) secara parsial ada dimasukkan dalam model penelitian ini.
pengaruh signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan kinerja guru. Dari hasil B. Saran-saran
analisis regresi sederhana diperoleh persamaan Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka
regresi . Y= 9,174 + 0,800 X1 Angka-angka saran-saran dan rekomendasi adalah sebagai berikut.
dari persamaan ini dapat diartikan sebagai 1. Kep emimpinan k ep ala seko lah perlu
berikut : (1) Konstanta sebesar 9,174 artinya ditingkatkan. Dari hasil penelitian terbukti bahwa
jika kepemimpinan kepala sekolah (X1) nilainya sumbangan kepemimpinan kepala sekolah
adalah 0, maka kinerja guru (Y) nilainya positif terhadap peningkatan kinerja guru masih rendah
yaitu sebesar 20,818. (2) Koefisien regresi yaitu hanya 45,6 persen. Oleh sebab itu fungsi
variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) fungsi kepemimpinan kepala sekolah meliputi
sebesar 0,800 artinya jika kepemimpinan kepala kepala sekolah sebagai leader, administrator dan
sekolah mengalami kenaikan 1, maka kinerja supervisor perlu ditingkatkan.
guru (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 2. Kepala sekolah senantiasa mewujudkan visi
0,800. Koefisien bernilai positif artinya terjadi misi sekolah. Dalam pengambilan keputusan
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kepala sekolah perlu melibatkan guru.
kinerja guru.
3. Kepala sekolah perlu tingkatkan komunikasi 1988.Panduan Dasar Ilmu-ilmu Sosial . Jakarta:
secara efektif, lengkapi sarana prasarana CV. Rajawali
sekolah. Danim, Sudarwan, (2004), Motivasi Kepemimpinan
4. Kepala sekolah perlu tingkatkan pengawasan & Efektivitas Kelompok, Jakarta: Rineka Cipta.
kinerja guru dan sikap guru. Davis, Keith dan John W. Newstrom, (1995),
5. Budaya sekolah perlu ditingkatkan melalui Perilaku dalam Organisasi, (Terjemahan Agus
penerapan nilai nilai , norma sekolah dan tata Darma), Jakarta: Erlangga.
tertib sekolah meliputi : (1) membuat dan Djemari, Mardapi. (2003). Pengembangan Kultur
memiliki pedoman sekolah yang mengatur Sekolah. Makalah disajikan dalam Seminar
berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang Pengembangan Kultur Sekolah di Universitas
mudah dibaca oleh pihak- pihak yang terkait. Negeri Yogyakarta.Edwar
(2) Struktur organisasi sekolah berisi tentang Depdiknas Direktorat Pembinaan SMP, (2006),
sistem penyelenggaraan dan administrasi yang Pembakuan Bangunan dan Perabot SMP,
diuraikan secara jelas dan transparan. (3) Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP.
memilki , kalender pendidikan dan pembagian E. Mulyasa, (2009), Menjadi Kepala Sekolah
tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
dievaluasi dalam skala tahunan, sementara E. Mulyasa, (2007), Menjadi Guru Profesional,
lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
6. Kepala sekolah perlu membangun budaya Fathoni Abdurrahmat, (2006), Organisasi dan
sekolah dan lingkungan sekolah menciptakan Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :
suasana, iklim,dan lingkungan pendidikan yang PT Rineka Cipta.
kondusif untuk pembelajaran yang efisien. Gomez Meija, D.B. Balkin dan R.L. Cardy, (2001)
7. Kepala sekolah perlu membuat prosedur Manajing Human Resources, USA: Prentice
p elak sanaan p embelajaran, petu njuk , Hall.
peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Husen, Umar, (2004), Riset Sumber Daya Manusia,
sekolah, serta pemberian sangsi bagi warga Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
yang melanggar tata tertib. Hernowo Narmodo, 2005, Pengaruh Motivasi dan
8. Kepala sekolah perlu meningkatkan lingkungan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan
kerja yang selalu bersih, sejuk dan rindang , Kep egaw aian Daerah, h ttp.etd.ep rins,
tempat kerja yang memberikan rasa aman, ums.ac.id/6864/.
tersedianya alat-alat kerja yang memadai, Istijanto, (2005), Riset Sumber Daya Manusia,
tersedianya ruang kerja yang mencukupi dan Yogyakarta : STIE YPKN
memadai serta lokasi yang jauh dari kebisingan, John P. Kotter. & James L. Heskett, 1998.Corporate
dantempat kerja yang mempunyai penerangan Culture and Performance ( t e r j e m a h a n
yang cukup. Benyamin Molan). Jakarta: PT Prehalindo, h.9)
John P. Kotter. & James L. Heskett, 1998. Corporate
DAFTAR PUSTAKA Culture and Performance.(terj Be n y a m i n
Ambar Teguh Sulistiani Rosidah, (2009), Manajemen Molan). Jakarta: PT Prehalindo.Snook, A.
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Pamela and Irwin A. Hyman. (1999).
Ilmu. Kerlinger, Fred. N. ( 2004), Asas-Asas Penelitian
Anwar Prabu Mangkunegara, (2005). Perilaku dan Behavior al, Yo gyak ar ta : Gajah Mad a
Budaya Organisasi, Bandung: Refika University Press.
Aditama. Luthan, Fred, (2006), Organization Behavior (Prilaku
A Tabrani R, (2000), Upaya Meningkatkan Budaya Organisasi), Yogyakarta: ANDI.
Kinerja Guru, Cianjur: CV Dinamika Karya. Mangkunegara, Anwar Prabu, (2005), Manajemen
Arikunto Suharsimi, (1997), Prosedur Penelitian Sumber Daya Manusia, Bandung : PT Remaja
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Rosdakarya.
Cipta. Miftah Toh a, ( 2003), Kepemimp in an d alam
Craib, Ian. 1994.Teori-teori Sosial Modern.Jakarta: Manajemen, Jakarta: PT Raja Grapindo.
Raja Grafindo PersadaHoselitz, Bert F. Nawawi, Hadari, (2005), Manajemen Sumber Daya
pemilihan salurannya (Keller, 2003). Keberhasilan kepuasan dan keseluruhan penghargaan terhadap
suatu inti brand antara lain disebabkan jasa atau merek (Knapp, 2001).
produk yang hebat, juga didukung perencanaan yang Brand Equity banyak dilahirkan melalui adanya
benar-benar seksama, dengan sejumlah komitmen citra merek yang positif, hal ini didukung berbagai
jangka panjang terhadap pemasaran yang dirancang penelitian terdahulu yang berhubungan antara
atau dijalankan secara kreatif, dan bahwa brand pelanggan dan merek, pada penelitian Hong (2009)
yang kuat akan menghasilkan loyalitas pelanggan menunjukkan adanya pengaruh positif service
yang tinggi. (Kotler and Keller, 2009) quality terhadap brand equity. Penelitian Omar dan
Keller (2006) menegaskan pentingnya brand Ali (2010), juga menemukan hubungan positif antara
equity yang kuat akan berdampak pada loyalitas brand equity terhadap loyalitas pelanggan.
konsumen dan profit perusahaan. Kotler (2006) Dari ringkasan penelitian empirik diatas dapat
menyatakan brand equity sebagai pemberian nilai diambil hubungan antar variabel yang saling
tambah kepada barang atau jasa, nilai merefleksikan mempengaruhi, yaitu: variabel service quality
bagaimana pikiran, perasaan dan tindakan konsumen terhadap brand image, variabel service quality
untuk dapat menghargai sebuah merek, sama seperti terhadap variabel Brand Equity, variabel brand
harga pangsa pasar dan keuntungan yang merek image terhadap variabel Brand Equity. Pengaruh
perintahkan kepada perusahaan. Brand equity antar variabel tersebut akan menjawab korelasi
sebagai asset tak berwujud yang penting dan memiliki Service quality dan Brand Image terhadap Brand
nilai finansial serta psikologis. Equity.
Parasuraman, et al. (1988), menyatakan bahwa
hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi SERVICE QUALITY
(X1)
service qu al it y dengan k ein ginan un tu k BRAND EQUITY
merekomendasikan kepada orang lain. Service (Y)
quality pada umumnya dipandang sebagai hasil BRAND IMAGE
p ad a dasarn ya tid ak b er wu ju d dan tidak Perception) yang membentuk adanya konsep service
mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya quality.
dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk Indikator variabel service quality yang digunakan
fisik. adalah di ukur dengan indicator-indikator yang
Definisi service quality dapat diartikan sebagai digunakan oleh Parasuraman, et al. (1988) dalam
upaya p emen uhan kebu tuhan dan keinginan Lupiyoadi (2001), yaitu: (1). Tangible (berwujud/
konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam jelas dapat dibuktikan), (2). Reliability (kehandalan),
mengimbangi harap an ko nsu men (Tjip ton o, (3). Responsiveness (daya tanggap), (4). Assurance
2007).Service qualitydapatdiketahuidengancara (Jaminan/ kepastian), (5). Emphaty (Empati).
membandingkan persepsi para konsumen atas
pelayanan yang nyata-nyata mereka terima dengan Brand Image
pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau Kotler, et al. (2009) mendefenisikan brand image
inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang
perusahaan, jika jasa yang diterima atau dirasakan dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.
sesuai dengan yang diharapkan, maka service Kepercayaan merek akan membangun brand image
qualitydipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa bahwa para pembeli mempunyai tanggapan berbeda
yang diterima melampaui harapan konsumen, maka terhadap image perusahaan atau brand. Kotler
service quality dipersepsikan sangat baik dan selan jutn ya men yatakan bahwa kepercayaan
bermutu sebaliknya jika jasa yang diterima lebih terhadap brand akan membentuk brand image di
rendah dari pada yang diharapkan, maka service mana brand image bagi konsumen akan berbeda -
quality dipersepsikan buruk. Service quality beda tergantung pada pengalaman dengan merek
didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas tersebut yang disaring oleh dampak persepsi selektif,
keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau distorsi selektif dan retensi selektif.
pelayanan secara menyeluruh (Zeithaml, 1988). Image harus dibangun melalui seluruh media yang
Kotler (2007) mengatakan bahwa service quality ada serta berkelanjutan dan pesan tersebut dapat
dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada disampaikan melalui lambang, media atau visual,
persepsi pelanggan, persepsi pelanggan terhadap suasana dan acara. Identitas suatu brand melalui
service quality merupakan penilaian menyeluruh pesan yang disampaikan oleh suatu brand melalui
atas keunggulan suatu pelayanan, manajemen harus bentuk tampilan produk, nama, simbol, iklan. Identitas
memahami keseluruhan pelayanan yang ditawarkan merek berkaitan erat dengan brand image, karena
dari sudut pandang pelanggan. Duffy (1998) brand image merujuk pada bagaimana persepsi
berpendapat bahwa service quality berkaitan konsumen akan suatu merek (Kotler, 2009). Kotler
dengan persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang (2002) juga menambahkan bahwa brand image
akan diterima dari perusahaan dan menambahkan merupakan syarat dari brand yang kuat dan image
bahw a service qua lit y d apat diuku r melalui adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka
perbedaan antara persepsi terhadap service quality panjang.
yang diterimanya dengan harapan pelanggan terhadap Keller (1998) menyatakan brand image can be
pelayanan. defined as a perception about brand as reflected
Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001) by the bran d associatio n held in co nsum er
bahwa konsep service quality yang diharapkan dan memorybrand image adalah persepsi pelanggan
dirasakan ditentukan oleh service quality. service terhadap suatu brand yang digambarkan melalui
quality tersebut terdiri dari daya tanggap, jaminan, asosiasi merek yang ada dalam ingatan pelanggan.
bukti fisik, empati dan kehandalan. Selain itu, Sementara Aaker (1991) menyatakan bahwa asosiasi
pelayanan yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh merek adalah segala hal yang berhubungan dengan
berbagai persepsi komunikasi dari mulut ke mulut, merek di memori di otak dan brand image sebagai
kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan kumpulan dari asosiasi merek. Ditarik persamaan
k omun ik asi ek ster nal, p er sepsi in ilah yan g bahwa brand image terkait dengan aspek-aspek
mempengaruhi pelayanan yang diharapkan (Ep = intangible (abstrak) yang dilekatkan konsumen pada
Expectation) dan pelayanan yang dirasakan (Pp = merek. Brand image adalah citra tentang suatu
merek yang dianggap sebagai sekelompok asosiasi sederh an a dapat mu ncul d alam b en tu k
yang menghubungkan pemikiran konsumen terhadap pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada
suatu nama merek, brand image sebagai persepsi suatu merek.
rasional dan emosional terhadap suatu merek tertentu 5) Brand image yang positif akan membuat
(Zinkhan et al. 1990). Brand image didefinisikan konsumen menyukai suatu produk dengan
sebagai persepsi atau kesan tentang suatu merek merek yang bersangkutan di kemudian hari,
yang direfleksikan oleh sekumpulan asosiasi yang sedangkan bagi produsen brand image yang
menghubungkan pelanggan dengan merek dalam baik akan menghambat kegiatan pemasaran
ingatannya (Sitinjak, et al.2005). pesaing.
Kertajaya (2005) menyatakan bahwa brand 6) Brand image merupakan faktor yang penting
image adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang yang dapat membuat konsumen mengeluarkan
terkait pada suatu merek yang sudah ada dibenak keputusan untuk mengkonsumsi bahkan sampai
konsumen dan pembentukan brand image juga kepada tahap loyalitas di dalam menggunakan
dipengaruhi oleh pengalaman konsumen. Menurut suatu merek produk tertentu, karena brand
Shimp (2000) brand image adalah jenis asosiasi yang image mempengaruhi hubungan emosional
muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah antara konsumen dengan suatu merek, sehingga
brand tertentu. Brand image adalah kumpulan merek yang penawarannya sesuai dengan
persepsi tentang sebuah brand yang saling berkaitan kebutuhan akan terpilih untuk dikonsumsi.
yang ada dalam pikiran manusia. Dalam penelitian ini variabel brand image diukur
Brand image yaitu deskripsi tentang asosiasi dan dengan indikator indikator yang digunakan oleh
keyakinan konsumen terhadap brand tertentu Keller (1993), yaitu: (1). Atribut, (2). Manfaat, (3).
( Tjip to no , 2005). Men ur ut Nugro ho ( 2003) Sikap Terhadap Merek.
menyatakan bahwa image adalah realitas oleh karena
itu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan realitas, Brand Eqquity
secara normal realitas akan menang. Image akhirnya Merek adalah nama, bentuk, simbol, desain atau
akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai kombinasi diantaranya yang mengidentifikasikan dan
pengalaman yang cukup dengan realitas baru. membedakan produk kita dengan pesaing (Kotler,
Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya 2006). Knapp (2001) mengatakan bahwa merek
organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja bukan sekedar nama besar saja, namun merek dilihat
yang baik. sebagai cara hidup, didalamnya terdapat keinginan,
Hapsari (2007) mengambil beberapa kesimpulan janji dan komitmen yang harus dipenuhi perusahaan.
tentang brand image sebagai berikut: Kertajaya (2010) mengatakan bahwa brand adalah
1) Bran d im ag e meru pakan pemahaman value yang ditawarkan kepada konsumen.
konsumen mengenai merek secara keseluruhan. Ghodeswar (2008) brand dipandang dari sudut
kepercayaan konsumen terhadap merek dan pandang konsumen, maka brand image adalah total
bagaimana pandangan konsumen tentang akumulasi dari semua pengalaman yang dialami dan
merek. dibangun berdasarkan kontak dengan konsumen.
2) Brand image tidak semata ditentukan oleh Brand equity yang kuat akan berdampak juga pada
bagaimana pemberian nama yang baik kepada loyalitas konsumen dan profit perusahaan (Keller,
sebu ah p rod uk , tetap i ju ga dibu tu hk an 2001). Kotler (2006) memberikan definisi brand
bagaimana cara memperkenalkan produk equity sebagai pemberian nilai tambah kepada barang
tersebut agar dapat menjadi sebuah memori bagi atau jasa dimana nilai merefleksikan bagaimana
konsumen dalam membentuk suatu persepsi pikiran, perasaan dan tindakan konsumen menghargai
akan sebuah produk. sebuah merek sama seperti harga, pangsa pasar dan
3) Bran d im ag e san gat berp atok an p ad a keu ntungan yan g merek perintahk an kep ada
pemahaman, kepercayaan, dan pandangan atau perusahaan.
persepsi konsumen terhadap suatu merek. Definisi brand equity menurut Aaker (1996)
4) Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yang adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang
muncul di benak konsumen ketika mengingat berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya,
sebuah merek tertentu, asosiasi tersebut secara yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan
oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau identity, keunikan dari brand association yang
p ar a pelanggan peru sahaan . Keller ( 1993) menggambarkan merek ada untuk apa dan janji apa
mendefinisikan brand equity berbasis konsumen merek kepada konsumen.
sebagai pengaruh diferensial dari pengetahuan Menurut Sullivan et al. (1993) para peneliti
mer ek ter hadap tanggapan ko nsumen p ad a menduga bahwa brand equity bisa diukur dengan
pemasaran suatu merek. Brand equity adalah mengurangi utilitas atribut fisik produk dari total
seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait utilitas suatu merek. Sebagai aset yang penting bagi
dengan suatu merek, nama, simbol yang mampu perusahaan, brand equity bisa meningkatkan
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh cashflow bagi bisnis. Menurut Durianto et al. (2004)
sebuah produk atau jasa kepada perusahaan maupun pengukuran indikator brand equity meliputi faktor-
kepada pelanggan. faktor: kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi
Menurut Kotler et al. (2009), brand equity kualitas, kepemimpinan atau popularitas, harga
adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan optimum, loyalitas, pangsa pasar dan jangkauan
jasa. Nilai tercermin dari pikiran konsumen yang distributor.
dirasakan, reaksi penghargaan terhadap merek (nilai Persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen
psikologi) dan juga tercermin dari harga, pangsa pasar terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
dan laba yang lebih besar untuk perusahaan sebagai produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud
akibat kepemilikan merek (nilai keuangan). Keller yang diharapkan konsumen. Persepsi terhadap
(1993) mendefinisikan ekuitas merek berbasis kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa
konsumen sebagai dampak diferensial pengetahuan tersebut dapat menentukan nilai dari produk atau jasa
merek pada respon konsumen terhadap pemasaran tersebut dan berpengaruh langsung kepada keputusan
merek, Simamora (2001) menjelaskan brand equity pembelian dan loyalitas konsumen terhadap suatu
dapat memberikan nilai dan manfaat baik bagi merek. Brand association merupakan segala kesan
konsumen maupun bagi perusahaan. yang muncul dan terkait dengan ingatan konsumen
Kotler and Keller (2009) menjelaskan model mengen ai suatu mer ek . Bran d asso ciat io n
brand equity berbasis konsumen, yaitu: differensiasi mencerminkan suatu merek terhadap suatu kesan
menguk ur derajat per bedaan merek dengan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya
kompetitornya, relevansi mengukur daya tarik merek, hidup, manfaat, atribut, produk, geografis, harga,
penghargaan mengukur bagaimana merek dihargai pesaing, selebriti dan lain-lainnya. Brand loyalty
dan dihormati dan pengetahuan mengukur keakraban merupakan ukuran kedekatan atau keterkaitan
dan kedekatan merek dengan konsumen. Brand pelanggan pada seb uah merek. Uku ran in i
equity tidak terjadi dengan sendirinya tetapi ditopang menggambarkan tentang mungkin tidaknya konsumen
oleh elemen- elemen pembentuk brand equity beralih ke merek lain, terutama jika merek tersebut
(Aaker, 1997), yaitu: kesadaran merek adalah mengalami perubahan baik yang menyangkut harga
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali ataupun atribut lainnya dan asset-aset merek lainnya,
atau mengin gat k embali b ahwa suatu merek seperti paten, cap dan saluran hubungan.
merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Ada Yo o et a l. ( 2000) d alam p en elitian nya
beberapa model yang digunakan untuk mempelajari menggunakan empat indikator sebagai pengukur
pendekatan brand equity, model-model tersebut brand equity secara keseluruhan, indikator-indikator
antara lain: Customer based brand equity (CBBE), tersebut adalah preferensi, fitur, goodness dan
model Brand asset valuator, Model Aaker model diferensial. Yoo et al. (2000) melakukan kajian
Aaker (1997) melihat brand equity sebagai lima dengan menggunakan kerangka pikir dari Aaker
kategori dari brand assets dan liabilities yang (1991). Yoo et al. (2000) meneliti pengaruh dari
berhubungan dengan merek yang menambah atau beberapa upaya-upaya pemasaran seperti harga, citra
mengurangi nilai yang diberikan oleh produk dan jasa toko, intensitas distribusi, pengeluaran iklan dan price
kepada perusahaan dan konsumen. Ada lima kategori, deal terhadap beberapa dimensi brand equity seperti
yaitu: brand loyalty, brand awareness, perceipt loyalitas merek, kesadaran merek dan kualitas yang
quality, brand association dan asset lainnya (seperti diterima serta dampaknya terhadap brand equity.
paten, trademark, channel relationship). Menurut Dalam penelitian ini variabel brand equity diukur
Aaker, konsep brand equity terpenting adalah brand dengan indikator-indikator yang digunakan oleh Aaker
(1991), yaitu: (1). loyalitas merek, (2). Kesadaran Hipotesis. 2. (X1 terhadap Y): Service quality
merek, dan (3). Kualitas yang diterima, (4). mempunyai hubungan positif terhadap Brand Equity,
asosiasi merek, (5). asset-aset merek lainnya. Semakin tinggi respons Service quality maka
semakin tinggi tingkat Brand Equity.
METHODOLOGY Hipotesis. 3. (X2 terhadap Y): Brand Image
Kerangka Pemikiran mempunyai hubungan positif terhadap Brand Equity,
Dari penomena penomena yang terkait dengan Semakin tinggi respons Brand Image maka semakin
service quality dan brand image terhadap Brand tinggi tingkat Brand Equity.
Equity maka dicari pengaruh antara variabel
in devend en t dan d even dent . Var iab el yan g HASIL PENELITIAN
dikembangkan dari indikator indikator sebagai Penelitian ini dilakukan melalui metode survey
berikut: Service quality akan diukur dengan indikator yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil
indikator yang digunakan oleh Parasuraman, et sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner
al. (1988), yaitu: (1). Tangible (berwujud/ jelas dapat sebagai alat pengumpulan data. Metode analisis data
dibuktikan), (2). Reliability (kehandalan), (3). dengan menggunakan analisis statistik deskriptif
Responsiveness (daya tanggap), (4). Assurance dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi
(Jaminan/ kepastian), (5). Emphaty (Empati). Brand jawaban responden dari hasil kuesioner, yaitu dengan
Image akan diukur dengan indikator indikator yang car a mengumpulk an data dar i hasil jawaban
digunakan oleh Keller (1993), yaitu: (1). Atribut, (2). responden, selanjutnya ditabulasi dalam tabel dan
Manfaat, (3). Sikap Terhadap Merek. Brand dilakukan pembahasan secara deskriptif. Selanjutnya
Equity diukur dengan indikator indikator yang dilakukan analisis statistik inferensial menggunakan
digunakan oleh Aaker (1991), yaitu: (1). loyalitas analisis model persamaan struktural (The Structural
merek, (2). Kesadaran merek, dan (3). Kualitas Equation Modelling atau SEM)
yang diterima, (4). asosiasi merek, (5). asset-
aset merek lainnya. Hasil Analisis Statistik Deskriptif.
Adapun hubungan antar variabel variabel Setiap butir pertanyaan mempunyai rentang 1
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini: sampai 5 dengan jumlah responden 144, dihitung
Y1. Loyalitas
Merek
Y2. Kesadaran
Merek
Y3 . Kualitas yg
Diterima
Y4. Asosiasi
Merek
Y5. Aset-aset
Merek Lainnya
menggunakan interval dengan nilai rata-rata tertinggi
X1.1. Berwujud
adalah 5 (lima) dan terendah adalah 1 (satu), dengan
X1.2. Keandalan hasil distribusi skor seluruh variabel service quality,
X1.3. Tanggap SERVICE QUALITY
H2 brand image dan Brand Equity, sebagai berikut:
X1.4. Jaminan
(X1)
X1.5. Empati
H1 BRAND EQUITY Deskripsi Variabel Service quality
H3 (Y)
Deskripsi variabel service quality meliputi
BRAND IMAGE
(X2) frekuensi, persentase dan rata-rata disajikan dalam
Tabel berikut ini.
X2 .1. Atribut X2.2. Manfaat X2.3. Sikap Terhadap Merek
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Service quality.
Gambar: 2. Hubungan Variabel, Hipotesis dan Indikator Skor
1 2 3 4 5 Mean
Indikator Penelitian
F % F % f % f % f %
X1.1 0 0,00 1 0,93 21 14,12 105 73,38 17 11,57 3,96
Hipotesis Penelitian X1.2 0 0,00 2 1,04 32 23,09 100 69,10 10 6,77 3,82
X1.3 0 0,00 2 1,39 40 27,78 87 60,42 15 10,42 3,80
Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai X1.4 0,00 1
0 0,46 23 15,74 108 75,46 12 8,34 3,92
hubungan antar variabel dalam suatu penelitian yang X1.5 0 0,00 4 2,78 40 28,24 89 61,57 11 7,41 3,68
kebenarannya perlu dibuktikan. Hipotesis disusun Mean Service quality 3,84
berdasarkan teori dan temuan empirik yang terkait Sumber: Data yang diolah dengan SPSS, 2017
dengan variabel-variabel yang dapat diuraikan dan Keterangan:
dijelaskan, seperti di bawah ini: X1.1 : Berwujud
Hipotesis. 1. (X1 terhadap X2): Service quality X1.2 : Kehandalan
mempunyai hubungan positif terhadap Brand Image, X1.3 : Daya Tanggap
semakin tinggi respons service quality maka X1.4 : Kepastian Pelayanan
semakin tinggi tingkat Brand Image. X1.5 : Empati
Diketahui bahwa tanggapan pelanggan mengenai berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik
pernyataan tentang indikator berwujud (X1.1) Skor deskriptif. Indikator sikap terhadap merek (X2.3)
rata-rata (mean) adalah 3,96 yang berada dalam dengan pernyataan, bahwa merek adalah merupakan
kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada merek terpercaya dengan skor tara-rata (mean)
analisis statistik deskriptif. Indikator kehandalan adalah 3,88 yang berada dalam kategori tinggi
(X.1.2) dengan pernyataan Skor rata-rata (mean) berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik
adalah 3,82 yang berada dalam kategori tinggi deskriptif. Dapat diketahui skor rata-rata (mean)
berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik variabel brand image sebesar 4,15 berada dalam
deskriptif. Indikator daya tanggap (X.1.3) dengan kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada
pernyataan bahwa Skor rata-rata (mean) adalah 3,80 analisis statistik deskriptif.
yang berada dalam kategori tinggi berdasar kategori
nilai skor pada analisis statistik deskriptif. Indikator Deskripsi Variabel Brand Equity
kepastian pelayanan (X.1.4) dengan pernyataan Skor Desk ripsi variab el Bran d Equity melipu ti
rata-rata (mean) adalah 3,92 yang berada dalam frekuensi, persentase dan rata-rata disajikan dalam
kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada Tabel berikut ini:
analisis statistik deskriptif. Indikator empati (X.1.5) Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Brand Equity.
dengan pernyataan bahwa skor rata-rata (mean) Indikator Skor
1 2 3 4 5 Mean
adalah 3,68 yang berada dalam kategori tinggi f % f % f % f % f %
berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik Y.1 0 0,00 3 2,08 39 27,08 90 62,50 12 8,33 3,77 100
deskriptif. Dapat diketahui skor rata-rata (mean) Y.2 0 0,00 1 0,69 11 7,64 104 72,22 28 19,44 4,1 100
Y.3 0 0,00 3 2,08 32 22,22 104 72,22 5 3,47 3,77 100
variabel service quality sebesar 3,84 berada dalam Y.4 0 0,00 3 2,08 41 28,47 89 61,81 11 7,64 3,,75 100
kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada Y.5 0 0,00 5 3,47 31 21,53 100 69,44 8 5,56 3,77 100
analisis statistik deskriptif. Mean Brand Equity 3,83
rata (mean) variabel brand equity sebesar 3,83 terhadap brand equity signifikan pada cut of
berada dalam kategori tinggi berdasar kategori nilai value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
skor pada analisis statistik deskriptif. baik nilai service quality maka semakin baik
pula nilai brand equity
Hasil Analisis SEM 3) Terdapat pengaruh yang signifikan brand image
Pada pengujian Goodness of Fit Full model terhadap brand equity. Berdasarkan hasil
didapatkan hasil Significance Probability (0,101) pengujian statistik terhadap hipotesis ini diperoleh
kategori baik, pada Absolute Fit Measures dimana p-value sebesar 0,000 (batasan nilai p < 0,05),
- Chi-square (297,000) kategori baik, RMSEA jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini
(0,06) kategori baik, pada GFI (0,95) kategori baik, signifikan. Artinya, pengaruh brand image
pada Incremental Fit Measures TLI (0,97) kategori terhadap brand equity signifikan pada cut of
baik, CFI (0,96) kategori baik, selanjutnya pada p value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
Parsimonious Fit Measures AGFI (0,96) kategori semakin baik nilai brand image maka semakin
baik dan CMIN/DF (1,13) kategori baik. baik pula nilai brand equity
Dari Hasil pengu jian tamp ak b ahw a dari Setelah pengujian pengaruh langsung, di dalam
keseluruhan jalur yang dianalisis terdapat jalur yang SEM dikenal juga adanya pengaruh tidak langsung.
menunjukkan causal relationship yang signifikan, Pengaruh tidak langsung merupakan hasil perkalian
hal ini dilihat dari besarnya nilai signifikansi (p) yang dua pengaruh langsung. Pengaruh tidak langsung
lebih kecil dari 5%. Sedangkan jalur menunjukkan dapat dinyatakan signifikan jika kedua pengaruh
causal relationship yang tidak signifikan, hal ini langsung yang membentuknya signifikan. Tabel
dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi (p) yang berikut adalah model struktural hasil SEM pengaruh
lebih besar dari 5%. tidak langsung.
Tabel. Model Struktural Hasil SEM Tabel. Model Struktural Hasil SEM
Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung
Nomor Hubungan Antar Pengaruh Tidak Koefisien
Standardize P-Value
Hipotesis Variabel Langsung Koefisien Pengaruh Langsung Pengaruh Keterangan
1 Service quality (X1) ke Tidak
0,147 0,034 Langsung
Brand Image (X2)
2 Service quality (X1) ke X1X2Y X1X2= 0,147 X2Y= 0,688 0,101 Signifikan
0,193 0.027
Brand Equity (Y)
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
3 Brand Image (X2) ke
0,688 0,000
Brand Equity (Y)
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017 Berdasarkan Tabel, maka hasil pengujian model
struktural pengaruh tidak langsung dapat disajikan
Berdasarkan Tabel diatas maka hasil pengujian sebagai berikut: Pengaruh tidak langsung antara
model struktural dapat disajikan sebagai berikut: service quality (X1) terhadap brand equity (Y)
1) Terdapat pengaruh yang signifikan service melalui brand image (X2), diperoleh koefisien
quality terhadap brand image. Berdasarkan pengaruh tidak langsung sebesar 0,101. Karena
hasil pengujian statistik terhadap hipotesis ini pengaruh langsung service quality (X1) terhadap
diperoleh nilai p-value sebesar 0,034 (batasan brand image (X2) signifikan dan brand image (X2)
nilai p < 0,05), jadi dapat disimpulkan bahwa terhadap Brand Equity (Y) signifikan, maka dapat
hipotesis ini signifikan. Artinya, pengaruh service disimpulkan bahwa pengaruh tidak langsung antara
quality terhadap brand image signifikan pada service quality (X1) terhadap Brand Equity (Y)
cut of value p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa melalui brand image (X2) signifikan.
semakin baik nilai service quality maka
semakin baik pula nilai brand image. KESIMPULAN DAN SARAN
2) Terdapat pengaruh yang signifikan service Kesimpulan
quality terhadap brand equity. Berdasarkan Berdasar kan analisis h asil p enelitian d an
hasil pengujian statistik terhadap hipotesis ini pembahasan sebelumnya maka kesimpulan dari
diperoleh p-value sebesar 0,027 (batasan nilai penelitian ini adalah sebagai berikut:
p < 0,05), jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1. Service quality berpengaruh langsung terhadap
ini signifikan. Artinya, pengaruh service quality brand image. Artinya semakin baik nilai
service quality maka semakin baik pula nilai (image) suatu perusahaan atau organisasi maka
brand image. service quality yang diberikan perusahaan atau
2. Service quality berpengaruh terhadap Brand organisasi dipastikan sudah maksimal diberikan
Equity. Artinya semakin baik nilai service dan dievaluasi kembali dengan pendekatan butir-
quality maka semakin baik pula nilai Brand butir indikator service quality pada penelitian
Equity. ini.
3. Brand image berpengaruh signifikan terhadap 2. Sesuai hasil penelitian yang memberikan
Brand Equity. Artinya semakin baik nilai hasil penjelasan b ah wa service qu al it y
brand image maka semakin baik pula nilai mempengaruhi brand equity, baik langsung
Brand Equity. maupun tidak langsung sehingga disarankan
untuk memastikan atau mengevaluasi ekuitas
Saran-saran. merek berdasar penilaian internal dan eksternal.
Berdasarkan hasil-hasil temuan dari penelitian 3. Hasil yang dicapai d alam pen elitian ini
terdapat beb erapa sar an pen tin g yang dap at menunjukkan bahwa brand image berkorelasi
dikemukakan sebagai berikut: langsung terhadap brand equity sehingga
1. Hasil yang dicapai d alam pen elitian ini disarankan ke perusahaan (organisasi) harus
menu njuk kan bahw a service qu al it y melakukan perbaikan citra (image) secara
berkorelasi terhadap Brand image, sehingga langsung melalui pendekatan butir-butir indicator
disarankan jika untuk meningkatkan citra brand image pada penelitian ini.
* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
signifikan tetapi juga memberikan dampak lain dengan output produk untuk memenuhi kebutuhan manusia
berinvestasi di bidang pengolahan dan pemasaran. (Reksohadiprodjo dan Gito Sudarmo, 2000 : 20).
Perkembangan kelapa sawit di Indonesia pada Pada konteks tulisan ini maka produksi atau hasil
tahun 1984 tercatat seluas 512.021 ha, dengan jumlah produksi akhir (output) berupa kopmpos yang
produksi sebesar 247.361 ton CPO. Sedangkan pada dihasilkan dengan merubah input berupa tandan
tahun 2014 (angka sementara) tercatat luas areal kosong sawit (TKS) disertai faktor produksi lainnya
sudah menjadi seluas 10.956.231 ha, dengan produksi antara lain berupa mesin-mesin, alam / energi
seb esar 5.868.896 ton CPO , yang melip uti matahari, tenaga kerja, modal dan informasi.
perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara Sedangkan produktivitas dalam hal ini adalah
(PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS), (Ditjen produksi per satuan luas tertentu, disini digunakan
Perkebunan, 2014 : 3). ton/ha (data dalam bentuk hasil CPO) dan pengertian
Perk embangan luas ar eal, p ro du ksi dan produktivitas tersebut merupakan prestasi hasil yang
produktivitas tidak lepas dari kebijakan Pemerintah diperoleh dari per satuan luas (ton CPO/ha) atau
tentang perbenihan dan teknologi perbenihan yang produktivitas ini sangat mempengaruhi terhadap total
selama ini untuk memenuhi kebutuhan benih unggul atau jumlah produksi kelapa sawit yang dihasilkan.
kelapa sawit, yaitu : Tandan kosong sawit (TKS) adalah tandan buah
1. Impor benih kelapa sawit sejak tahun 1999 dari kelapa sawit yang brondolan buah sawit-nya telah
Negara Papua New Guinea, Malaysia dan diambil / diproses / diolah di pabrik kelapa sawit
Costa Rica. (PKS) untuk menjadi minyak sawit mentah atau CPO
2. Penyaluran benih kelapa sawit sejak tahun 1999 (Crude Palm Oil) dan tandan buah kelapa sawit
dari produsen benih di dalam negeri (Pusat tersebut menjadi tanpa brondolan buah sawit atau
Pengembangan Kelapa Sawit / PPKS, PT. disebut tandan kosong kelapa sawit / tandan kosong
Sucofindo, PT. London Sumatera / Lonsum, PT. sawit (TKS).
Bina Sawit Makmur / BSM, PT.Asian Agri, PT. Data produksi yang tersedia dalam bentuk ton
Dami Mas, PT. Bina Tani Nusantara / BTN). CPO, maka diubah / dikonversi kembali kebelakang
Berkaitan d engan hal- hal tersebut diatas, ke ton tandan buah segar (TBS), dimana konversinya
pengertian produksi diartikan sebagai suatu kegiatan bahwa 1 ton TBS akan menjadi 230 kg CPO
atau proses yang mentransformasikan masukan/input (rendemen 23%), kemudian dari 1 ton TBS akan
menjadi keluaran/output (Assauri S, 1993 : 11). Di menjadi 230 kg tandan kosong sawit / TKS atau
dalam sistem produksi dan operasi, komponen rendemen 23% ( Yulianto Giri Bagus, dkk, 2011 a :
masukan bisa terdiri atas bahan, tenaga kerja, mesin, 11).
energi, modal dan informasi yang tidak dapat dipisah- Pada pendapat lainnya, 1 ton TBS rendemen untuk
pisahkan tetapi secara bersama-sama membentuk menjadi CPO sebesar 23%, 1 ton TBS rendemen
suatu sistem dalam pentransformasikan/ dalam proses untuk menjadi TKS sebesar 22% - 23%, 1 ton TKS
konversi untuk memperoleh keluaran berupa barang rendemen untuk menjadi kompos TKS sebesar 60%
atau jasa (Assauri S, 1993 : 26). - 65% (isrol.com, 2008 : 5).
Pada konteks tulisan ini maka inputnya berupa Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dibangun
tan dan ko song sawit ( TKS), mesin perajang kapasitas olahnya diperhitungkan dengan melihat
(perajangan TKS), tenaga kerja untuk penumpukan jumlah produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa
dan lainnya, limbah cair (disiramkan), mesin pembalik, sawit yang dihasilkan (diperhitungkan jumlah luas
energi sinar matahari untuk pengeringan kompos, areal dikalikan produktivitas kelapa sawit TBS/ha).
modal dan informasi, kemudian dengan melalui proses Misal kapasitas PKS suatu perusahaan sebesar 20
transformasi menjadi output berupa kompos (leaflet ton TBS/jam, 30 ton TBS/jam, dst, yang berarti
PPKS) kemampuan PKS dalam mengolah TBS sebesar 20
Produksi juga diartikan sebagai suatu kegiatan ton TBS/jam, 30 ton TBS/jam, dan seterusnya dengan
yang dimaksudkan untuk merubah faktor produksi memperhitungkan pasokan TBS yang siap diolah
(input; berupa alam, tenaga kerja, modal, teknologi) setiap jam-nya sampai di emplasemen.
menjadi hasil produksi (output), apakah itu hasil Dengan memperhatikan dan memperhitungkan
produksi barang jadi atau bahan baku lainnya. Hasil produksi TBS kelapa sawit yang dihasilkan dari areal
akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau kelapa sawit yang ada dari hal-hal yang disebutkan
di atas, maka dapat ditentukan berapa kapasitas PKS dari PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan,
yang harus dibangun. Dengan rendemen yang terjadi pustaka dan sumber-sumber lain yang terkait seperti
dari TBS yang diolah menjadi CPO, maka dapat dari internet dan yang relevan.
diperhitungkan berapa ton TBS yang diolah untuk
menjadi berapa ton CPO yang dihasilkan. Umumnya HASIL DAN PEMBAHASAN
rendemen yang terjadi sekitar 23% dan data yang Sejak dikeluarkannya berbagai macam program
disajikan sudah dalam bentuk hasil dari kapasitas yang pengembangan perkebunan dan khususnya pada
ada dalam jumlah ton CPO per tahun yang dihasilkan, kelapa sawit antara lain melalui program / proyek
yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi NES (Nucleus Estate and Smallholder Development
TKS dan kompos TKS. Project) dengan bantuan dana dari luar negeri, program
Hal-hal tersebut sejalan dengan pengertian / proyek PIR - BUN (Perusahaan Inti Rakyat -
kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif Perkebunan), PIR TRANS (Perusahaan Inti
suatu fasilitas per unit waktu dan design capacity yaitu Rakyat Transmigrasi), PIR KKPA ( Perusahaan
tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik Inti Rakyat Kredit Koperasi Primer Un tuk
dirancang (Handoko Hani T, 1984 : 299, 300). Anggota), KKPA KTI (KKPA yang dikhususkan
Pertumbu han ar eal kelapa saw it san gat untuk Kawasan Timur Indonesia, Program PBSN I
dipengaruhi antara lain oleh harga CPO (Crude Palm (Perkebunan Besar Swasta Nasional Tahap I) dan
Oil), harga input, konsumsi, ekspor dan kebijakan Program PBSN II (Perkebunan Besar Swasta
Pemerintah. Nasional Tahap II) telah mengalami peningkatan yang
Pertumbuhan produktivitas kelapa sawit sangat pesat dalam hal mengenai luas areal, produksi,
dipengaruhi antara lain oleh agroklimat (antara lain produktivitas, jumlah dan kapasitas pabrik kelapa
kesesuaian lahan, iklim termasuk curah hujan, hari sawit (PKS).
hujan, jumlah bulan kering, jumlah bulan basah, Tabel 1 : Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit
kelembaban), teknologi, SDA (Sumber Daya Alam), Tahun 2000 - 2014
SDM (Sumber Daya Manusia), infrasruktur dan No. Tahun Luas Area (Ha) Produksi CPO (ton)
pemeliharaan tanaman. 1. 2000 4.158.077 7.000.508
2. 2001 4.713.435 8.396.472
Pertumbuhan produksi kelapa sawit dipengaruhi 3. 2002 5.067.058 9.622.345
antara lain oleh areal dan produktivitas kelapa sawit 4. 2003 5.283.557 10.440.853
dan selanjutnya produksi kelapa sawit tersebut 5. 2004 5.284.723 10.830.389
6. 2005 5.453.817 11.861.615
mempengaruhi pertumbuhan kapasitas olah pabbrik 7. 2006 6.94/914 17.350.848
kelapa sawit (PKS). Kemudian pada tingkat yang 8. 2007 6.766.836 17.664.725
lebih lanjut akan mempengaruhi pertumbuhan industri 9. 2008 7.363.847 17.539.788
10. 2009 7.873.294 19.324.293
hilirnya dan juga tentunya terhadap produksi TKS 11. 2010 8.385.394 21.958.120
dan kompos TKS. 12. 2011 8.992.824 23.096.541
Produksi TKS dan kompos TKS sampai seberapa 13. 2012 9.572.715 26.015.518
14. 2013 10.465.029 27.782.004
jauh potensinya dan penyebarannya di tiap propinsi 15. 2014*) 10.956.231 29.344.479
di Indonesia merupakan hal yang menarik untuk *) Angka Sementara (dari sumber data).
dilakukan penelitian. Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, 2015
dikonversi balik ke tonase TBS (tandan buah segar) yang berasal dari TBS sebesar 46.365.461 ton,
atau dikalikan 4,34 (rendemen TBS ke CPO sebesar potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar
23%). Selanjutnya dari 1 ton TBS menjadi Tandan 10.664.056 ton dan potensi kompos TKS sebesar
Kosong Sawit (TKS) dihitung rendemen sebesar 6.665.035 ton.
23%. Berikutnya dari 1 ton TKS menjadi Kompos Adapun penyebaran areal, produksi CPO, TBS,
TKS rendemen sebesar 60% - 65% (dihitung rata- potensi TKS dan kompos TKS, perkebunan besar
rata = 62,5%). negara (PBN) diperhitungkan sebagai berikut :
Bentuk pengusahaan kelapa sawit terdiri atas Tabel 3 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,
perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan Besar
(PBN), perkebunan besar swasta nasional (PBSN) Negara (PBN), Per Propinsi, Tahun 2014 *)
dan perkebunan besar swasta asing (PBSA) No. Propinsi Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi
Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TKS (ton) Kompos
Penyebaran areal, produksi CPO, TBS, potensi TBS (ton) TKS (ton)
TKS dan kompos TKS, perkebunan rakyat (PR) 1.
1. Aceh
2 3
40.298
4
61.703
5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625)
267.791 61.591 38.494
diperhitungkan sebagai berikut : 2. Sumut 324.111 1.080.517 4.689.443 1.078.572 674.107
3. Sumbar 8.409 26.549 115.222 26.501 16.563
Tabel 2 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS, 4. Riau 86.027 233.308 1.012.556 232.888 145.555
5. Kepri - - - - -
Potensi TKS dan Kompos TKS, Perkebunan 6. Jambi 26.919 86.062 373.509 85.907 53.691
Rakyat (PR), Per Propinsi, Tahun 2014 *) 7. Sumsel 55.221 138.414 600.716 138.164 86.353
8. Kep.Babel - - - - -
No. Propinsi Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi 9. Bengkulu 4.510 13.825 60.000 13.800 8.625
Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TKS (ton) Kompos 10. Lampung 19.034 65.406 283.862 65.288 40.805
TBS (ton) TKS (ton) 11. DKI - - - - -
1 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,62 Jakarta
5) 12. Jabar 10.515 28.225 122.496 28.174 17.608
1. Aceh 207.155 369.131 1.602.028 368.466 230.291 13. Banten 10.120 16.255 70.546 16.225 10.141
14. Jateng - - - - -
2. Sumut 411.344 1.264.942 5.489.848 1.262.665 789.165
15. DIY - - - - -
3. Sumbar 195.874 455.129 1.975.259 454.309 283.943
16. Jatim - - - - -
4. Riau 1.408.660 3.940.250 17.100.685 3.933.157 2.458.223 17. Bali - - - - -
5. Kepri 1.332 1.210 5.251 1.207 754 18. NTB - - - - -
6. Jambi 425.564 1.028.008 4.461.554 1.026.157 641.348 19. NTT - - - - -
7. Sumsel 554.687 1.213.457 5.266.403 1.211.272 757.045 20. Kalbar 58.744 132.433 574.759 132.194 82.621
8. Kep.Babel 61.772 101.165 439.056 100.982 63.114 21. Kalteng 720 390 1.692 389 243
9. Bengkulu 203.050 497.538 2.159.314 496.642 310.401 22. Kalsel 17.362 52.333 227.125 52.238 32.649
10. Lampung 90.461 183.682 797.179 183.351 114.594 23. Kaltim 59.375 169.281 734.679 168.976 105.610
11. DKI - - - - - 24. Kalut - - - - -
Jakarta 25. Sulut - - - - -
12. Jabar 257 163 707 162 101 26. Gorontalo - - - - -
13. Banten 8.093 10.815 46.937 10.795 6.747 27. Sulteng 1.165 1.553 6.879 1.582 988
14. Jateng - - - - - 28. Sulsel 6.531 11.230 48.738 11.209 7.006
15. DIY - - - - - 29. Sulbar - - - - -
16. Jatim - - - - - 30. Sultra 3.924 5.767 25.028 5.756 3.597
17. Bali - - - - - 31. Maluku - - - - -
18. NTB - - - - - 32. Malut - - - - -
19. NTT - - - - - 33. Papua 12.419 25.525 110.778 25.479 15.924
34. Papua 2.886 7.518 32.628 7.504 4.690
20. Kalbar 329.092 509.612 2.211.716 508.694 317.934
Barat
21. Kalteng 136.947 245.413 1.065.092 244.971 153.107
J u ml ah 23.365 2.156.294 9.358.315 2.152.412 1.345.257
22. Kalsel 72.570 147.685 640.952 147.419 92.136 *) Angka Sementara (dari sumber data).
23. Kaltim 240.614 354.187 1.537.171 353.549 220.968
24. Kalut - - - - - Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015
25. Sulut - - - - -
26. Gorontalo - - - - -
27. Sulteng 70.727 129.209 560.767 128.976 80.610 Areal kelapa sawit perkebunan besar negara
28. Sulsel 28.642 35.031 152.034 34.967 21.854
29. Sulbar 53.132 135.031 586.034 134.787 84.242 (PBN) tersebar di 19 propinsi dengan jumlah areal
30. Sultra 6.400 447 1.939 446 278
31. Maluku 19.192 15.730 68.268 15.701 9.813
seluas 23.365 ha, produksi CPO sebesar 2.156.294
32. Malut - - - - - ton, yang berasal dari TBS sebesar 9.358.315 ton,
33. Papua 14.884 8.666 37.610 8.650 5.406
34. Papua 11.406 36.705 159.299 36.638 22.899 potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar
Barat
Ju m la h 4.551.854 10.683.286 46.365.461 10.664.056 6.665.035
2.152.412 ton dan potensi kompos TKS sebesar
*) Angka Sementara (dari sumber data). 1.345.257 ton.
Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015 Sedangkan penyebaran areal, produksi CPO,
TBS, potensi TKS dan kompos TKS, perkebunan
Areal kelapa sawit perkebunan rakyat (PR) besar swasta nasional (PBSN) diperhitungkan
tersebar di 23 propinsi dengan jumlah areal seluas sebagai berikut :
4.551.854 ha, produksi CPO sebesar 10.683.286 ton,
Tabel 4 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS, Areal kelapa sawit perkebunan besar swasta
Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan Besar asing (PBSA) hanya tersebar di 2 propinsi yaitu di
Swasta Nasional (PBSN), Per Propinsi, Aceh dan Sumatera Utara, dengan jumlah areal
Tahun 2014 *) seluas 168.263 ha, produksi CPO sebesar 644.286
No. Propinsi Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi ton, yang berasal dari TBS sebesar 2.796.201 ton,
Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TKS (ton) Kompos
TBS (ton) TKS (ton) potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar 643.126
1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625)
1. Aceh 144.042 337.550 1.464.967 336.942 210.589 ton dan potensi kompos TKS sebesar 401.953 ton.
2. Sumut 511.192 1.849.213 8.025.584 1.845.884 1.153.677
3. Sumbar 177.471 601.145 2.608.969 600.062 375.039
Rekapitulasi areal, produksi CPO, TBS, potensi
4.
5.
Riau
Kepri
802.162 2.864.078
18.698 37.729
12.430.098 2.858.922
163.743 37.661
1.786.826
23.538
TKS dan potensi kompos TKS dari perkebunan
6. Jambi 236.327 743.190 3.225.444 741.852 463.657 rakyat ( PR) , per bun an besar negar a ( PBN),
7. Sumsel 501.142 1.501.117 6.514.847 1.498.414 936.509
8. Kep.Babel 149.465 437.559 1.899.006 436.771 272.982 perkebunan besar swasta nasional (PBSN) dan
9. Bengkulu 96.779 322.047 1.397.683 321.467 200.917
10. Lampung 55.756 198.890 863.182 198.531 124.082 perkebunan swasta asing (PBSA) sebagai berikut :
11. DKI - - - - -
Jakarta Tabel 6 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,
12. Jabar 3.305 5.130 22.264 5.120 3.200
13. Banten 2.645 1.083 4.700 1.081 675 Potensi TKS dan Kompos, pada PR, PBN, PBSN
14. Jateng
15. DIY
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
dan PBSA, Tahun 2014 *)
16. Jatim - - - - -
17. Bali - - - - -
No. Jenis Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi
18. NTB - - - - - Usaha Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TBS TKS (ton) Kompos
19. NTT - - - - - (ton) TKS (ton)
20. Kalbar 571.390 1.256.826 5.454.624 1.254.563 784.102 1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625)
21. Kalteng 1.018.986 3.066.605 13.309.065 3.061.085 1.913.178 1. PR 4.551.854 10.683.286 46.365.461 10.664.056 6.665..035
22. Kalsel 409.941 1.116.206 4.844.334 1.114.196 696.373 2. PBN 748.272 2.156.294 9.358.315 2.152.412 1.345.257
23. Kaltim 556.102 1.076.427 4.671.693 1.074.489 671.555
24. Kalut - - - - -
3. PBSN 5.487.842 15.860.613 68.835.060 15.832.063 9.895.039
25. Sulut - - - - - 4. PBSA 168.263 644.286 2.796.201 643.126 401.953
26. Gorontalo - - - - - Jumlah 10.956.231 29.344.479 127.355.037 29.291.657 18.307.284
27. Sulteng 75.885 128.599 558.119 128.367 80.229 *) Angka Sementara (dari sumber data).
28. Sulsel 2.651 6.265 27.190 6.253 3.908
29. Sulbar 47.869 165.365 717.684 165.067 103.167 Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2105
30. Sultra 37.347 69.034 299.607 68.909 43.068
31. Maluku 16.438 - - - -
32. Malut - - - - -
33. Papua 25.683 63.895 277.304 63.779 39.862 Pada total areal perkebunan tersebut, share
34. Papua 26.586 12.660 54.944 12.637 7.898
Barat perkebunan rakyat (PR) sebesar 41,54%, PBN
Jum lah 5.487.842 15.860.613 68.835.060 15.832.063 9.895.039
*) Angka Sementara (dari sumber data).
sebesar 6,83%, PBSN sebesar 50,08% dan PBSA
Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015 sebesar 1,55%. Produksi CPO, share perkebunan
rakayat (PR) sebesar 36,41%, PBN sebesar 7.35%,
Areal kelapa sawit perkebunan besar swasta PBSN sebesar 54,05% dan PBSA sebesar 2,19%.
nasional (PBSN) tersebar di 23 propinsi dengan Produksi CPO berasal dari TBS (Tandan Buah
jumlah areal seluas 5.487.842 ha, produksi CPO Segar), share TBS perkebunan rakayat (PR) sebesar
sebesar 15.860.613 ton, yang berasal dari TBS 36,41%, PBN sebesar 7,34%, PBSN sebesar 54,05%
sebesar 68.835.060 ton, potensi TKS (Tandan Kosong dan PBSA sebesar 2,2%. Potensi tandan kosong
Sawit) sebesar 15.832.063 ton dan potensi kompos sawit (TKS), share perkebunan rakyat (PR) sebesar
TKS sebesar 9.895.039 ton. 36,41%, PBN sebesar 7,35%, PBSN sebesar 54,05%
Sedangkan penyebaran areal, produksi CPO, dan PBSA sebesar 2,19%. Potensi kompos tandan
TBS, potensi TKS dan kompos TKS, perkebunan kosong sawit (TKS), share perkebunan rakyat (PR)
besar swasta asing (PBSA) diperhitungkan sebagai sebesar 36,41%, PBN sebesar 7,35%, PBSN
berikut: sebesar 54,05% dan PBSA sebesar 2,19%.
Tabel 5 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS, Jumlah keseluruhan areal diperkirakan sebanyak
Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan Besar 10.956.231 ha, produksi CPO sebesar 29.344.479 ton,
Swasta Asing (PBSA), Per Propinsi, Tahun 2014*) yang diproduksi dari tandan buah segar (TBS)
No. Propinsi Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi sebanyak 127.355.037 ton, potensi tandan kosong
Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TKS (ton) Kompos
TBS (ton) TKS (ton) sawit (TKS) sebanyak 29.291.657 ton dan kompos
1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625) tandan kosong sawit (TKS) sebanyak 18.307.284 ton.
1. Aceh 22.378 85.470 370.939 85.316 53.322
2. Sumut 145.885 558.815 2.425.257 557.809 348.630 Bila diasumsikan harga kompos TKS sebesar
Jumlah 168.263 644.286 2.796.201 643.126 401.953 Rp.1.000,- / kg maka mempunyai nilai ekonomi
*) Angka Sementara (dari sumber data).
**) Propinsi lainnya tidak terdapat PBSA. sekitar sebesar Rp. 18.307.284.000.000,-
Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015
Produksi kompos dari TKS, proses pembuatannya 4. Manfaat kegunaan lainnya tandan kosong sawit
yaitu tandan kosong sawit (TKS) disiapkan, dilakukan (TKS) selain untuk produksi kompos TKS, dapat
perajangan TKS dengan mesin perajang, dilakukan juga untuk produksi pulp, fibreboard dan bahan
pembuatan tumpukan, dilakukan penyiraman kompos bakar. Selain itu manfaatnya dapat dilihat dari
dengan limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS), aspek ekologi, aspek sosial dan aspek ekonomi.
dilakukan pembalikan kompos dengan mesin 5. Kompos TKS mempunyai kandungan nutrisi dan
pembalik, kemudian dilakukan pengeringan kompos keunggulan, yang bermanfaat baik untuk
(Yulianto Giri Bagus, dkk, 2011 b : 26). pemupukan tanaman dan memperbaiki struktur
Kandungan nutrisi kompos TKs yaitu air 54,39%, tanah.
ash 12,60%, N 2,34%, C 35,10%, P 0,31%, K 5,53%, 6. Perlu dilakukan pemanfaatan potensi tandan
Ca 1,46%, Mg 0,96%, C/N 15,03%, (Yulianto Giri kosong sawit (TKS) yang ada menjadi kompos
Bagus, dkk, 2011 c : 27). Sedangkan keunggulan tandan kosong sawit (TKS) dan untuk manfaat
kompos TKS untuk pemupukan tanaman yaitu lainnya.
kandungan kalium tinggi, tanpa penambahan starter
dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada DAFTAR PUSTAKA
di dalam tanah, mampu memperbaiki sifat fisik, kimia Assauri S, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi,
dan biologi tanah (leaflet PPKS). Kegunaan tandan Edisi Revisi, LP FE UI, Jakarta.
kosong sawit (TKS) selain untuk memproduksi / Anonim, 2010, Data Kelapa Sawit, Komisi Minyak
membuat kompos TKS, juga dapat untuk membuat Sawit Indonesia (KMSI), Jakarta.
pulp, fibreboard dan bahan bakar ( Yulianto Giri Bagus, Anonim, 2010, Produksi Kompos dari Tandan Kosong
dkk, 2011 d : 11). Sawit, Leaflet, Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Tandan Kosong Sawit (TKS) yang merupakan (PPKS), Medan.
limbah kelapa sawit dapat diproses / diproduksi Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007, Road Map
menjadi kompos TKS mempunyai manfaat yaitu dari Kelapa Saw it ( Ela eis gu in en sis Ja cq ) ,
aspek ekologi (lingkungan menjadi lebih bersih, Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen
bermanfaat, bila dipupukkan struktur tanah menjadi Pertanian, Jakarta.
lebih baik, dll.), aspek sosial (masyarakat sekitar Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007, Pedoman
menjadi lebih sehat, sejahtera, dll.) dan aspek ekonomi Umum Program Revitalisasi Perkebunan
(kompos mempunyai nilai ekonomi, dapat menghemat (Kelapa Sawit, Karet, Kakao), Direktorat
biaya produksi, dapat diperoleh keuntungan yang lebih Jenderal Perkebunan, Dep Pertanian, Jakarta.
besar, dll.). Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014, Statistik
Perkebunan Indonesia, Tree Crops Estate
KESIMPULAN Statistic of Indonesia 2013-2015 - Kelapa
1. Den gan dilakukannya b erbagai program Sawit, Direkto rat Jen der al Per keb unan,
pengembangan perkebunan dan khususnya Kementerian Pertanian, Jakarta.
pada kelapa sawit maka perkembangan luas Hartley, C.W.S , 1977, The Oil Palm (Elaeis
areal menjadi semakin luas dan produksi CPO guinensis Jacq), 2nd Edition, Longman Group
menjadi semakin besar. Limited, London and New York.
2. Sejalan dengan itu potensi tandan kosong sawit Handoko Hani T, 1984, Dasar-dasar Manajemen
(TKS) juga semakin besar dapat diperoleh, yang Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta.
belum dimanfaatkan secara maksimal, yang isrol.com/.../, 2008, Cara mudah mengomposkan
d ip er kirakan terd ap at seb an yak sekitar Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).
29.291.657 ton. Nazir, Moh, 1983, Meto de Penelitian, Ghalia
3. Tandan kosong sawit (TKS) tersebut dapat Indonesia, Jakarta.
dimanfaatkan untuk memproduksi / membuat Reksohadiprodjo, S dan Gitosudarmo , 2000,
kompos tandan sawit kosong (TKS), yang manajemen Produksi, Edisi Keempat, BPFE,
d ip er kirakan terd ap at seb an yak sekitar Yogyakarta.
18.307.284 ton. Bila diasumsikan harga kompos Yulianto Giri bagus dan Erwinsyah, 2011, Plantation
TKS Rp.1.000,- maka nilai ekonomi cukup / Managemen and Utilization of EFBs, Indonesian
sangat tinggi. Oil Palm Research Institute (IOPRI), Medan.
ABSTRACT
Maximum Economic Yield of Small Pelagic Fisheries in WPPNRI 711
This research aims to calculate small pelagic optimum exploitation in economic term based on the sustainable
use of fisheries. The research conducted in Regional Fisheries Management Republic of Indonesia (WPPNRI) 711 is
rich small pelagic and is a fertile area activities of legal and illegal fishing, using primary data and secondary data.
Primary data were collected from interviews with local fishermen and marine superintendent using interview technique.
While secondary data obtained from the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (MMAF) Republic of Indonesia,
the Indonesian Fleet Command Office of the Western Region and the Office of Maritime Security Agency of Indonesia.
Data series of 2005 to 2015 were also analyzed. Bioeconomic analysis using a model for the analysis of Gordon
Schaefer and economic benefits using surplus production model developed by Fox in this study. Optimum economic
exploitation of small pelagic fishery management in WPPNRI 711 is 4759 fishing ships effort, 15,318.92 tons per year
productions and IDR 264,028.60 billion economic rent per year. Exploitation rate carried out by fishermen either
viewed from the business as well as the catch landed indicates the condition is still below the optimum level so that
they can be developed with due regard to the principles of prudence in fisheries economic management of the Small
Pelagic.
Keywords: Maximum Economic Yield, WPPNRI 711, Small Pelagic
* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
Oleh karenanya pengelolaan kelautan harus dapat 3. Penangkapan Ikan dengan menggunakan alat
memberikan jaminan bahwa generasi mendatang akan tangkap terlarang
mendapatkan hasil manfaat dari laut seperti hasil Penyebab penangkapan ilegal di perairan
perikanan, untuk kasus ini perikanan tangkap pelagis Indonesia adalah:
kecil. 1. Meningkat dan tingginya permintaan ikan dari
Ikan pelagis merupakan ikan yang hidup pada dalam negeri/ luar negeri
lapisan permukaan perairan sampai tengah (mid 2. Berkurang/ habisnya sumberdaya ikan di negara
layer). Ik an pelagis umumn ya hidu p secara lain
bergerombol baik dengan kelompok maupun dengan 3. Lemahnya armada perikanan nasional
jenis ikan lain. Ikan pelagis bersifat fototaxis positif 4. Izin/ dokumen pendukung kapal dikeluarkan lebih
dan tertarik pada benda-benda terapung. Bentuk dari satu instansi
tubuh ikan menyerutu (stream line) dan merupakan 5. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum
perenang cepat (Mukhsin 2003). Berdasarkan di laut
ukurannya Direktorat Jenderal Perikanan (1998) in 6. Lemahnya delik tuntutan dan putusan pengadilan
Bakosurtanal (1998) mengelompokkan ikan pelagis 7. Belum ada visi yang sama dari para aparat
menjadi dua kelompok yaitu: penegak hukum
1. Pelagis Besar: mempunyai ukuran 100-250 cm 8. Lemah nya peratu ran peru nd an gan dan
(ukuran dewasa), umumnya ikan pelagis besar ketentuan pidana
adalah ikan peruaya dan perenang cepat. Indonesia membagi perairannya menjadi sebelas
Contoh dari kelompok ini antara lain ikan tuna wilayah pengelolaan perikanan (WPPNRI), salah
(Th unn us sp p.), cakalan g (Ka tsuwon us satunya adalah WPPNRI 711 yang menjadi lokasi
pelamis), tenggiri (Scomberomorus spp.), dan obyek penelitian penulis. Perairan ini secara geografis
tongkol (Euthynnus spp.). memiliki nilai arti strategis karena terletak di wilayah
2. Pelagis Kecil: mempunyai ukuran 5-50 cm perbatasan dengan Malaysia, Singapura, Thailand,
(ukuran dewasa), didominasi oleh 6 kelompok Filipina dan Vietnam. Kondisi ini menarik banyaknya
besar yaitu, ikan kembung (Rastrelliger sp), nelayan-nelayan asing yang masuk ke perairan
layang (Decapterus sp), selar (Selaroides sp Indonesia untuk memanfaatkan secara ekonomi
dan Atale sp) dan teri (Stolephorus sp) Ikan sumberdaya perikanan tangkap yang terdapat di
pelagis kecil adalah ikan yang hidup dilapisan perairan ini. WPPNRI 711 meliputi Perairan Selat
permukaan, sampai kedalaman 30-60 m, Karimata, Laut Cina Selatan dan Laut Natuna juga
tergantung kedalaman laut. Bila hidup di mempunyai batas-batas langsung dengan negara
perairan yang secara berkala mengalami up tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan
welling (pengadukan) ikan pelagis kecil dapat Vietnam.
membentuk biomassa yang besar (Mukhsin Komoditas perikanan tangkap di WPPNRI 711
2003). dari sumber: Kepmen KP RI No.Kep.45/MEN/2011
Di Indonesia, ikan pelagis kecil merupakan salah tentang Estimasi Potensi Perikanan Tangkap, memiliki
satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah dan kontribusi besar untuk produksi ikan pelagis kecil
banyak ditangkap untu k dijadikan konsumsi sebesar 58,69% (621,5 ribu ton).
masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan bila
dibandingkan dengan jenis pelagis lainnya. Kondisi DESCRIPTION OF THE STUDY METHODS
ini pula yang mendoro ng maraknya kegiatan Metode Penelitian
penangkapan ilegal guna mencukupi kebutuhan akan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
konsumsi ikan pelagis kecil di tanah air maupun di adalah metode studi kasus (case study) yaitu
luar negeri. pengelolaan ekonomi perikanan, dan menurut
Penangkapan ilegal dapat diartikan sebagai Maxfield dalam Nazir (2009) merupakan penelitian
kegiatan perikanan yang melanggar hukum yang tentang status subjek penelitian yang berkenan
meliputi: dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan
1. Penangkapan ikan tanpa izin personalitas. Subjek penelitian dapat berupa individu,
2. Penangkapan ikan dengan mengunakan izin kelompok, lembaga, maupun masyarakat.
palsu
Model bioekonomi perikanan tersebut dapat Penerimaan rata-rata atau Average Sustainable
digambarkan sebagai berikut: Revenue (ASR) dapat ditulis sebagai berikut:
2
Gambar 1. Model Bioekonomi Perikanan
= =
Penerimaan, Biaya (Rp)
E* E~
Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan
Maka manfaat ekonomi dari pengelolaan ekonomi sekunder. Data primer adalah data yang langsung
perikanan tangkap pelagis di WPPNRI 711 dapat diperoleh dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini
dihitung dari selisih antara penerimaan dan biaya pengumpulan data primer dilakukan dengan cara
dituliskan menjadi: wawancara langsung dengan para nelayan atau anak
= buah kapal (ABK), pemilik kapal, pengumpul, petugas
tempat pelelangan ikan (TPI) dan stake holder
= 1
lainnya. Pengamatan langsung di lokasi penelitian
Dengan melihat fungsi keuntungan tersebut maka meliputi jumlah hasil tangkapan, musim dan daerah
terdapat dua keseimbangan pengelolaan ekonomi penangkapan , dan jumlah kapal. Untuk data
perikanan tangkap secara efisien yaitu: penangkapan ilegal dengan wawancara langsung
> Keseimbangan pertama dimana kurva TC pengawas terkait seperti kelompok nelayan, Stasiun
berpotonan dengan kurva TSR pada satu titik PSDKP, Satuan Keamanan Laut (Satkamla) TNI-
effort (E~) yang disebut sebagai open access AL, Satuan Polisi Perairan dan pengawas dari
equalibrium atau keseimbangan perikanan dalam Bakamla setempat untuk mendapatkan data berupa
kondisi akses terbuka. hasil jumlah kapal tangkapan dan asal negara,
> Keseimbangan kedua dimana garis sejajar kurva koordinat dan muatannya. Sedangkan data sekunder
TC dengan kurva TSR bersinggungan pada satu diperoleh dari Kantor Kementerian Kelautan dan
titik eff or t (E*) yan g disebu t sebagai Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Kantor
keseimbangan maximum economc yield (MEY) Komando Armada RI Wilayah Barat dan Kantor
dalam kondisi perikanan dikendalikan dengan Badan Keamanan Laut RI. Data sekunder antara
rezim kepemilikan yang jelas. lain berupa time series jenis dan jumlah hasil
tangkapan, jumlah armada kapal ikan, tingkat harga, Table 2. Input Data For Production Surplus
tingkat suku bunga, indek harga konsumen dan data Analysis Using Fox Model in Indonesian
lainnya yang relevan terhadap tujuan penelitian. WPP-RI 711, 2005-2015
Teknik pengambilan sampel yang digunakan Year Harvest (ton) Effort (trip) CPUE
adalah purposive sampling pada nelayan perikanan 2005 12.036,77752 26.788 0,44933
tangkap pelagis kecil dan pengawas kelautan. 2006 9.268,53497 12.044 0,76956
Table. Number of Small Pelagic Production (Legal 2007 12.797,82919 15.544 0,82333
Fishing, LF and Illegal Fishing, IF), Fishing Ships 2008 11.015,12342 10.220 1,07780
and Effort in WPPNRI 711, 2005-2015 2009 12.132,41764 10.992 1,10375
Fishing
2010 15.720,71187 13.544 1,16071
Small Pelagic Harvest (Ton) Effort 2011 15.092,22676 13.192 1,14404
Year Ships
LF IF Total LF IF (trip) 2012 14.752,75564 12.584 1,17234
2005 11.687 349,78 12.036,78 6.555 14 2 26.788 2013 18.550,52888 18.612 0,99670
2006 8.936 332,54 9.268,54 2.876 13 5 12.044
2007 12.485 312,83 12.797,83 3.759 12 7 15.544 2014 11.304,01399 12.716 0,88896
2008 10.722 293,12 11.015,12 2.436 11 9 10.220 2015 12.702,30031 11.956 1,06242
2009 11.859 273,42 12.132,42 2.637 11 1 10.992 Sources: Data Analysis 2016Sumber : Hasil Olahan, 2016
2010 15.467 253,71 15.720,71 3.283 10 3 13.544
2011 14.873 219,23 15.092,23 3.209 89 13.192
2012 14.435 317,76 14.752,76 3.017 12 9 12.584 Hubungan antara effort dan CPUE:
2013 18.452 98,53 18.550,53 4.613 40 18.612
2014 11.171 133,01 11.304,01 3.125 54 12.716 ( )
2015 12.488 214,30 12.702,30 2.902 87 11.956
=
So urce: Data A naysis 2016
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
( )
=
Analisis Penangkapan Optimal Effort optimal (Eop t) diperoleh dengan cara
Metod e an alisis d ata berd asar kan mo del menyamakan turunan pertama Ct terhadap effort =
pendekatan yang telah dikemukakan sebelumnya 0 ( ) ( )
= + ( ) = 0
terdiri dari mertode untuk pendugaan parameter-
parameter yang digunakan dan metode untuk 1
pendugaan nilai optimal pengelolaan ekonomi Sehingga didapat : =
perikanan tangkap pelagis kecil di WPPNRI 711 pada
rezim pengelolaan maximum economic yield. Dan produksi maksimum lestari (MSY) diperoleh
Parameter fungsi produksi surplusnya yaitu dengan men su bstitusikan n ilai Eo p t k ed alam
parameter pertumbuhan intrinsik ikan (r), daya dukung persamaan
= ( )
lingkungan (K) dan kemampuan alat tangkap dalam
melakukan penangkapan ikan (q) yang dikemukakan didapat :
Fox (1992) secara matematis dapat ditulis sebagai 1 1
=
berikut:
= + 1 Table 3. Bioloical Parameters of Small Pelagis in
+1
Indonesian WPP-RI 711
Dimana : = No. Coeficien Definition Value
1. r Intrinsic Growth Rate 0,18907269414
Jika : = 2. q Capture Capability 0,00000450489
3. K Carrying Capacity 326912,31
Maka diperoleh CPUE (Catch Per Unit Effort): Sources: Data Analysis 2016
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
[Kementerian KKP] Kementerian Kelautan dan ___ 2008. Blue Water Crime: Dimensi sosial ekonomi
Perikanan. 2014. Peraturan Menteri Kelautan perikanan ilegal. Jakarta (ID): PT Pustaka
dan Perikanan No. 18 Tahun 2014 Tentang Cidesindo.
Wilayah Pen gelolaan Per ik an an Negara Salim P. 2003. The Contemporary English Indonesian
Republik Indonesia [Salinan]. Jakarta (ID): Dictionary. Jakarta (ID): Modern English Press.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi.pdf. [Semnas-PPAL] Seminar Nasional Persatuan
Kusumastanto T. 2002. Reposisi Ocean Policy dalam Purnawirawan Angkatan Laut. Kepemimpinan
Pembangunan Ekonomi Indonesia di Era dan Pembangunan Ber orientasi Maritim:
Otonomi Daerah. Orasi Ilmiah Guru Besar Strategi dan Kebijakan yang Integral. Jakarta
Tetap Bid an g I lmu Keb ijakan Eko no mi (ID) : PPAL.
perikanan dan Kelautan. Bogor (ID): IPB. Sondakh BK. 2 0 1 0 . Sejarah Maritim Indonesia :
___ 2003. Ocean Policy Dalam Membangun Negeri Meretas Sejarah Menegakk an Mar tabat
Bahari Di Era Otonomi Daerah. Jakarta (ID): Indonesia, http://indomaritiminstitute.org/
PT. Gramedia Pustaka Utama. Sejarah-Maritim-Indonesia.pdf.
___ 2006. Ekonomi Kelautan (Ocean Economics Tinungki GM. 2005. Evaluasi Model Produksi Surplus
Oceanomics). Bogor (ID): PKSPL-IPB. dalam Menduga Hasil Tangkapan Maksimum
Mahan AT. 1987. The Influence of Sea Power Upon Lestari untuk Menunjang Kebijakan Pengelolaan
History 1660-1783. New York (US): Dover Perikanan Lemuru di Selat Bali [disertas].
Publications Inc. 1987. Bogor (ID): IPB.
Mukhsin I. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Hayati Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 Tentang
Pesisir dan Laut. Ju ru san Manajemen Perikanan. Tanggal 07 Mei 2002.
Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 112 Pelayaran. Tanggal 07 Mei 2008.
halaman. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang
Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Kelautan. Tanggal 17 Oktober 2014.
Jakarta (ID): Gahlia Indonesia.
Nik ijuluw VPH. 2002. Rezim Pengelolaan
Sumberd aya Perikanan. Pen er bit Pu sat
Pemberdayaan dan Pembangunan Regional
(P3R). Jakarta (ID): PT Pustaka Cidesindo.
ABSTRACT
This study was to investigate the influence and determine the effect of providing compensation to employee
performance that occurred in ASTINDO Insurance Consortium, it is necessary to analyze the data that has been
obtained by using correlation coefficient analysis, determinant coefficient analysis, and analysis of test results of the
analysis hipotesis.Berdasarkan correlation coefficient between provision of compensation with employee performance
ASTINDO Insurance Consortium obtained the r value of 0.717, indicating that the strong relationship between both
variables. While based on the analysis of the coefficient of determinant (determination) found that the effect of the
contribution or the amount of compensation to employee performance in ASTINDO Insurance Consortium is 51.4%,
while the remaining 48.6% is influenced by factors other than compensation not I researched include: job stress,
motivation and leadership styles.
Furthermore, the research hypothesis testing that digunakann by t test (partial) obtained results that to> t table
(5.445> 1.701) These results can be concluded that to> ta. As well as the significant value of 0000 <5% (0.000
<0.05) thus the initial hypothesis (Ho) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted on a real level
(level of significance) of 0.05 indicates that the hypothesis that the writer suggested that supposedly exist between the
compensation effect on the performance of employees in at ASTINDO Insurance Consortium, has been proven.
Keywords: Compensation and Performance
Asuransi penyelenggara Asuransi TKI. Hal tersebut Men ur ut Ger ry Dessler ( 2007, p.46) :
tidak terlepas dari peran pelaku industri Asuransi dan Kompensasi karyawan adalah semua bentuk
pemerintah yang memperkenalkan produk-produk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada
asuransi kepada semua lapisan masyarakat. karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka. Dan
Sebagai perusahaan Konsorsium Asuransi Astindo menu ru t Henr y Simamo ra ( 2004, p.442) :
sangat membantu nasabahnya dalam mengalihkan Kompensasi (compensation) meliputi imbalan
resiko kerugian yang timbul dari suatu peristiwa yang finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang
tidak pasti. Dari hasil penjualan jasa pengalihan diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari
resiko, perusahaan menghasilkan pendapatan yang hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa
diperoleh dari persentase rate premi yang telah yang diterima oleh karyawan sebagai ganti kontribusi
disepakati antara penanggung dengan tertanggung. mereka kepada organisasi.
Konsorsium Asurasni Astindo berupaya untuk Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
meningkatkan kinerjanya melalui semua aspek, mulai kompensasi merupakan : Imbalan atas jasa yang
dari pengelolaan manajemen perusahaan, sumber diberikan perusahaan kepada karyawan karena telah
daya manusia, proses hingga inovasi dan teknologi melaksan ak an p ek er jaan yan g diberikan
yang senantiasa selalu berkembang. Salah satu cara kepadanya,Imbalan jasa ini dapat berbentuk materi
yang dilakukan oleh perusahaan dalam menunjang maupun non materi,Secara tidak langsung kompensasi
tercapainya tujuan tersebut adalah dengan suatu merupakan pendorong bagi seseorang bekerja, dapat
kebijakan berupa pemberian kompensasi kepada juga dikatakan bahwa kompensasi merupakan fungsi
karyawan sehingga diharapkan dapat meningkatkan manajemen sumber daya manusia yang dianggap
kinerja karyawan. paling krusial atau penting bagi setiap individu dalam
suatu organisasi atau perusahaan dibandingkan
Asumsi dengan fungsi-fungsi yang lainnya. Karena hal itu
Dalam asumsi penelitian ini adalah :Pemberian merupakan salah satu cara dalam mempertahankan
kompensasi pada karyawan Konsorsium Asuransi prestasi kerja dan merupakan upaya memotivasi
TKI Astindo dilakukan secara objektif dan tenaga kerja.
transparan, kompensasi disesuaikan dengan kondisi
peru sahaan saat itu dan p restasi kerja Tujuan Kompensasi
karyawan,suasana kerja sudah cukup kondusif,sarana Tujuan kompensasi pada tiap-tiap perusahaan
dan prasarana kerja mendukung dan Faktor-faktor berbeda-beda, hal ini tergantung pada kepentingan
lain yang mempengaruhi kinerja karyawan selain perusahaan. Tujuan kompensasi dapat dikatakan
kompensasi tidak dibahas.. sebagai salah satu motivasi yang diberikan oleh
perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja
KAJIAN LITERATUR karyawan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005,
Kompensasi p. 121), tujuan kompensasi meliputi ikatan kerja sama;
Kompensasi merupakan salah seluruh imbalan terjalinlah ikatan kerjasama formal antara majikan
yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan d en gan karyaw an k ar en a k ar yawan haru s
tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan
fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan pengusaha atau majikan wajib membayar kompensasi
diberikan kepada k ar yawan sesu ai d en gan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,
pengorbanan yang telah diberikannya kepada Kepuasan kerja merupakan balas jasa, karyawan
organisasi / perusahaan tempat ia bekerja. Beberapa akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik,
pengertian kompensasi dari beberapa tokoh yaitu: status sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh
Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya kepuasan kerja dari jabatannya, jika kompensasi
Manajemen Sumber Daya Manusia, (2005, p 118) ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
mengemukakan bahwa :Kompensasi adalah semua qu al ified un tu k per usah aan akan lebih
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung mudah,motivasi yang diberikan cukup besar, manajer
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai akan mudah memotivasi bawahannya.
imbalan atas jasa yang d ib er ik an k ep ad a Pembagian jenis-jenis kompensasi kepada yang
perusahaan. bersifat moneter atau finansial dan non moneter atau
non finansial, berkaitan dengan kebutuhan karyawan Faktor yang mempengaruhi tingkat kompensasi
yang bukan saja bersifat materi tetapi juga non materi. menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005, p. 127) antara
Untuk lebih jelas tentang pembagian kompensasi akan lain, Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
diuraikan menurut pendapat Henry Simamora (2004, dimana hukum ekonomi tidaklah bisa ditetapkan
p. 442) sebagai berikut : Kompensasi financial secara mutlak dalam masalah tenaga kerja, tetapi
(meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tidak bisa diingkari bahwa hukum penawaran dan
tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai permintaan tetap mempengaruhi untuk pekerjaan
bagian dari hubungan kepegawaian) Secara garis yang membutuhkan keahlian tinggi dan jumlah tenaga
besar komponen-komponen kompensasi finansial kerja langka. Maka upah cenderung tinggi sedangkan
dibagi dalam bentuk : Kompensasi langsung yaitu untuk jabatan-jabatan yang mempunyai penawaran
bayaran pokok (pay base) yang meliputi gaji (salary) yang melimpah upah cenderung menurun.Meskipun
dan up ah ( wa ge) . Up ah ( Wag es) b iasanya serikat buruh menuntut kompensasi yang tinggi, tetapi
berhubungan dengan tarif gaji per jam (semakin lama realisasi pemberian kompensasi akan tergantung juga
jam kerjanya, semakin besar bayarannya), upah ada tidaknya kemampuan untuk membayar dari
biasanya digunakan untuk pekerja-pekerja produksi perusahaan. Tingginya kompensasi akan naiknya
dan pemeliharaan. Menurut Pasal 1 ayat 30 UU biaya produksi, dan akhirnya sampai mengakibatkan
ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja atau buruh kerugian perusahaan, maka jelas perusahaan tidak
yang diterima, yang dinyatakan dalam bentuk uang akan mampu memenuhi keinginan karyawan.
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja Kompensasi sebenarnya merupakan imbalan atas
kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan prestasi kerja karyawan. Semakin tinggi prestasi kerja
dibayark an menu rut suatu perjan jian kerja, karyawan seharusnya semakin besar pula kompensasi
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, yang akan diterima oleh karyawan. Prestasi ini biasa
termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan dinyatakan sebagai produktivitas. Sedangkan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga
telah atau akan dilakukan dan gaji (salary) umumnya mempengaruhi tinggi rendahnya kompensasi.
berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan atau Peraturan tentang kompensasi minimum merupakan
tahunan (terlepas dari lamanya jam kerja). Gaji batas bawah tingkat kompensasi yang akan dibayar.
biasanya digunakan untuk jajaran manajemen, staf
professional, dan klerikal (pekerja kerah putih). Kinerja
Untuk Kompensasi tidak langsung Kompensasi Kinerja menurut para ahli, di antaranya, menurut
tidak langsun g (indirect co mpensat ion) atau Malayu SP. Hasibuan, (2006, p. 94): Kinerja adalah
employee welfare atau kesejahteraan karyawan, suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
termasuk diantaranya : Program perlindungan melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
misalnya : asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi didasarkan atas kecak apan, pengalaman, dan
pensiun, asuransi tenaga kerja dan bayaran di luar kesungguhan serta waktu.Marihot Tua Efendi
jam kerja, misalnya : liburan, hari besar, cuti tahunan, Hariandja (2008, p.195): Kinerja adalah hasil kerja
cuti hamil serta fasilitas-f asilitas, misaln ya : yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku yang
kendaraan, ruang kantor, tempat parkir selanjutnya : nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya
Ko mp en sasi n on fin an cial ( n on fin a ncia l dalam organisasi.Suyadi Prawirosentono (2008, p.
compensation) diantaranya terdiri dari : Kepuasan 2): Kinerja atau dalam bahasa inggris adalah
yang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri seperti tugas- performance, yaitu: Hasil kerja yang dapat dicapai
tugas yang menarik, tantangan, tanggung kawab, oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
pengakuan, dan rasa pencapaian serta lingkungan organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
psikologis dan atau fisik, di mana orang itu bekerja, jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai
seper ti kebijakan yang sehat, supervisi yang tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
kompeten, kerabat kerja yang menyenangkan, dan melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
lingkungan kerja yang nyaman,tipe kompensasi non etika.
finansial meliputi kepuasan yang didapat dari Salah satu tujuan kinerja adalah meningkatkan
pelaksanaan tugas yang signifikan yang berhubungan pengetahuan dari suatu proses dorongan atau motivasi
dengan pekerjaan. guna perbaikan kerja, didukung oleh sikap kerja dan
pencapaian penyelesaian pelaksanaan kinerja (work men etap kan kebijakan- kebijakan pr ogram
performance) dan selanjutnya harus diketahui juga kepegawaian pada masa yang akan datang, sehingga
fungsi pelayanan kegiatan kinerja dalam masyarakat dipero leh k ep uasan d an harmon isasi d alam
modern.Jadi berdasarkan pengertian-pengertian di perusahaan
atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah proses
penilaian ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja dan hasil ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
kerja seorang karyawan yang dianggap menunjang Uji Validitas
pencapaian kerjanya. Uji validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai
suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang
Tujuan Penilaian Kinerja isi atau arti sebenarnya yang diukur. Teknik yang
Beberapa macam tujuan penilaian kinerja yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah
diperlukan untuk berbagai kepentingan yaitu : dengan korelasi Pearson Product Moment, dimana
Mengidentifikasi para karyawan yang potensial untuk syarat minimum suatu instrument untuk dianggap
mengikuti pelatihan dan pendidikan, Menetapkan dan valid jika nilai r e 0,3. Dari perhitungan dengan
memilih karyawan yang akan dimutasikan pada menggunakan SPSS di dapat hasil berikut ini :
jabatan baru,Untuk keperluan kenaikan gaji dan upah Tabel 1
karyawan yang bersangkutan dan Mengidentifikasi Hasil Uji Validitas
karyawan yang akan dipromosikan pada jabatan yang No Pernyataan
Koefisien Korelasi
(r hitung)
Nilai Kritis
(r-tabel)
Taraf Sig.
( = 0,05)
Keterangan
lebih tingg, Dengan tujuan harus jelas dan tegas 1. X1.1 0.781 0,361 0.000 Valid
2. X1.2 0.803 0,361 0.000 Valid
sehingga manfaat penilaian dapat dinikmati para 3. X1.3 0.850 0,361 0.000 Valid
karyawan yang bersangkutan. Objektivitas penilaian 4. X1.4 0.838 0,361 0.000 Valid
5. X1.5 0.905 0,361 0.000 Valid
kinerja harus realistis, positif, konstruktif, dan 6. X1.6 0.850 0,361 0.000 Valid
7. X1.7 0,361 0.000 Valid
merupakan kesatuan yang bulat. Untuk penilaian 8. X1.8
0.641
0,361 0.000 Valid
0.922
kinerja digunakan sebagai dasar pengambilan 9. X1.9 0.668 0,361 0.000 Valid
10. X1.10 0,361 0.000 Valid
keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, 11. Y.1
0.821
0,361 0.001 Valid
0.557
pemberhentian, dan penetapan besarnya balas 12. Y.2 0.638 0,361 0.000 Valid
13. Y.3 0.673 0,361 0.000 Valid
jasa,mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana 14. Y.4 0.429 0,361 0.018 Valid
k ar yawan bisa suk ses dalam pekerjaann ya, 15. Y.5 0.644 0,361 0.000 Valid
16. Y.6 0.632 0,361 0.000 Valid
mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam 17. Y.7 0.736 0,361 0.000 Valid
18. Y.8 0,361 0.027 Valid
perusahaan,mengevaluasi program latihan dan 19. Y.9
0.403
0,361 0.000 Valid
0.732
keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur 20. Y.10 0.383 0,361 0.037 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
organisasi, pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
kerja,indikator untuk menentukan kebutuhan akan
latihan bagi karyawan yang berada d i dalam Dari data-data pada tabel di atas, diketahui bahwa
organisasi,sebagai alat untuk meningkatkan motivasi tidak ada butir pernyataan yang gugur atau tidak valid,
kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk karena mempunyai nilai koefisien korelasi (r) e 0,3,
meningkatkan performance kerja yang baik. sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir
Bagi para karyawan, penilaian kinerja dapat pernyataan dalam kuesioner penelitian adalah valid.
menimbulkan perasaaan puas dalam diri mereka.
Mereka merasa bahwa dengan cara ini hasil kerja Uji Reliabilitas
mereka dinilai oleh perusahaan dengan sewajarnya Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui
dan sekaligus kelemahan-kelemahan yang ada dalam adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya,
diri individu karyawan dan akan timbul dorongan di atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai
hati individu karyawan untuk memperbaiki diri. hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali
Bagi perusahaan, penilaian kinerja karyawan pada waktu yang berbeda. Metode untuk mengukur
memberikan faedah karena dengan cara ini dapat reliabilitas adalah dengan melihat nilai alpha
diwujudkan semboyan orang yang tepat pada jabatan cronbachs. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila
yang tepat. Ringkasnya penilaian prestasi kerja nilai alpha cronbachs e 0,6. Adapun hasil uji
karyawan harus memberikan manfaat bagi karyawan reliabilitas yang dilakukan terhadap instrumen
dan dapat ber gun a un tuk per usah aan dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 5 Serta nilai signifikan sebesar 0.000 < 5%, (0,000 <
Hasil Uji T 0,05) dengan demikian hipotesa awal (Ho) ditolak
Coefficientsa dan hipotesa alternatif (Ha) diterima pada tingkat
Model Unstandardized Standardized t Sig. nyata (level of significance) sebesar 0,05 ini
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
menun jukk an bah wa hipo tesis yan g penulis
(Constant) 28.122 2.818 9.981 .000 kemukakan bahwa diduga ada pengaruh antara
1 kompensasi terhadap k inerja karyawan di di
Kompensasi .383 .070 .717 5.445 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Konsorsium Asuransi Astindo, telah terbukti. Dan
Sumber: Data yang diolah penulis
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016 pemberian kompensasi yang telah dilaksanakan
kepada karyawan di di Konsorsium Asuransi Astindo
Berdasarkan hasil pengujian yang tertera pada sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
tabel 5, diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar bertujuan agar para karyawan lebih bergairah dan
5,445 dan nilai t tabel adalah 1,701 serta nilai signifikan bersemangat dalam melaksanakan tugas sehari-hari
0.000, dengan demikian to > t, dan karena nilai sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya
signifikan variabel bebas < 5%, dengan demikian
maka Ha (hipotesis alternatif) diterima dan Ho DAFTAR PUSTAKA
(h ipotesis nihil) ditolak. Artin ya variabel X Dessler, Gary, 2007, Manajemen Personalia, Edisi
(kompensai) secara parsial berpengaruh signifikan Ketiga, penerbit Erlangga, Jakarta.
terhadap variabel Y (kinerja karyawan) di Konsorsium Henry Simamora, 2004. Manajemen Sumber Daya
Asuransi Astindo. Manusia, Edisi Ke-3. STIE YKPN, Yogyakarta.
J. Supranto, 2008, Statistika Teori dan Aplikasi, Jilid
KESIMPULAN Satu, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta,
Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan 392 halaman.
berdasarkan analisa data dapat di peroleh beberapa Malayu SP. Hasibuan, 2006, Manajemen Sumber
hasil dari penelitian dengan menggunakan beberapa Daya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit Bumi
analisa yaitu untuk analisa koefisien korelasi antara Aksara, Jakarta 273 halaman.
pemberian kompensasi dengan kinerja karyawan di Marihot Tua Efendi Hariandja, 2007, Manajemen
Konsorsium Asuransi Astindo didapat nilai r sebesar Sumber Daya man usia : Pen gadaan ,
0,717, menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel Pengembangan, Pengkompen sasian, dan
kuat. Sedangkan berdasarkan hasil analisa koefisien Peningkatan Produktivitas Pegawai. PT. Raja
penentu (determinasi) didapat bahwa kontribusi atau Grafindo Persada, Jakarta.
besarnya pengaruh pemberian kompensasi terhadap Sihotang, A., 2007, Manajemen Sumber Daya
kinerja karyawan di Konsorsium Asuransi Astindo Manusia, Cetakan Pertama, PT. Pradnya
adalah sebesar 51,4%, sedangkan sisanya sebesar Paramita, Jakarta, 415 halaman.
48,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar Sugiono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif
pemberian kompensasi di antaranya : stress kerja, Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta,
motivasi, serta gaya kepemimpin. Selanjutnya dalam Bandung, 380 halaman.
pengujian hipotesis penelitian yang digunakann dengan Suyadi Prawirosentono,2008, Manajemen Sumber
uji t (parsial) diperoleh hasil bahwa to > t tabel (5,445 Daya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan,
> 1,701) hasil ini dapat disimpulkan bahwa to > t. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang daya manusia dan sumber-sumber lainnya
tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
meningk atk an kinerja meru pak an tantangan tujuan tertentu (1990).
pemimpin yang paling serius karena keberhasilan 4. Menurut Sondang P. Siagian, Manajemen
untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup adalah kemampuan dan keterampilan untuk
perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber memp er oleh suatu h asil d alam r an gk a
daya manusia yang ada di dalamnya. PT. Sushi Tei pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak orang lain (1978).
dibidang restoran. Perusahaan ini berdiri pertama kali 5. Dan menurut Umar, Husein, Man ajemen
pada tahun 2003, dengan Outlet pertama di Plaza meru pakan su atu pr oses men genai
Indonesia dan saat ini PT. Sushi Tei Indonesia sudah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
memiliki 16 Outlet yang tersebar di seluruh Jakarta. dan pengendalian dalam organisasi(2003).
Perusahaan ini memusatkan pada hidangan khas
Jepang yang cukup digemari oleh masyarakat Jakarta Sumber Daya Manusia
saat ini. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah Sumber daya manusia memiliki peranan vital
diharapkan oleh perusahaan ini. Semakin banyak dalam suatu organisasi/ perusahaan keberhasilan
karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka suatu organisasi didukung oleh sumber daya manusia
produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan yan g dilimikinya. Beb er ap a pend ap at yan g
meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan menjelaskan defenisi sumber daya manusia adalah
pada persaingan global. Karyawan dituntut untuk antara lain :
mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya Menurut Faustino Cardoso Gomes (2003:1),
secara efektif dan efisien. dalam bukunya manajemem sumberdaya manusia.
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber
KAJIAN TEORI daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua
Manajemen orang yang melakukan aktivitas. Secara umum
Masalah definisi dari manajemen memang sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi
merupakan masalah yang sulit. Dan sampai sekarang bisa dikelompokkan atas dua macam yakni :
tidak ada persetujuan universal tentang definisi 1. sumber daya manusia (human resource) dan
manajemen. Manajemen selalu berhubungan dengan 2. su mber d aya no n manu sia (n on hum an
organisasi. Yaitu sekumpulan orang yang bekerjasama resource)
disetiap bidang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kemudian menurut Handari Nawawi dalam
Sehingga b isa dibu atk an u ru t- ur utan u ntuk bukunya perencanaan sumberdaya manusia (2001 :
mengartikan arti dari manajemen. Berikut pengertian 37), sumber daya manusia adalah manusia atau orang
manajemen dari beberapa pakar : yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi
1. Menurut Griffin, Ricky W, Manajemen adalah yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja,
su atu rangkaian ak tivitas (ter masu k tenaga kerja, dan lain lain.
perencanaan dan pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian) Manajemen Sumber Daya Manusia
yang diarahkan pada sumber-sumber daya Menurut Malayu S.p. Hasibuan, (2003 : 9), unsur
organisasi (manusia, finansial, fisik dan manusia berkembang menjadi suatu bidang ilmu
informasi) dengan maksud untuk mencapai manajemen yang disebut manajemen sumber daya
tujuan organisasi secara efektif dan efisien manusia atau disingkat MSDM yang merupakan
(2004). terjemahan dari manpower management.
2. Menurut Herujito, Yayat M, Menajemen adalah Berikut ini adalah beberapa pengertian yang
pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh dikemukakan oleh para ahli :
hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah 1. Menu rut And rew F. sik ula d alam bu ku
ditentukan dengan cara menggerakan orang- Hasibuan, (2002 : 11) menyatakan :
orang lain untuk bekerja (2001). Perso nel ad minist ra tion is th e
3. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen adalah ilmu implementation of human resources ( man
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber power) by and within an enterprise
(Administrasi kepegawaian adalah penempatan menurut Malayu S.p. Hasibuan, (2002 :250) :
orang-orang ke dalam suatu perusahaan). 1. Untuk menentukan dan kuantitas karyawan
2. Menurut Edwin B. Filippo dalam buku Moekijat, yang akan mengisi semua jabatan dalam
(1987 : 25) menyatakan : perusahaan.
Personel management is the planning, 2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa
organizing, directing, and controlling of the kini maupun masa depan, sehingga setiap
procurement, development, compensation, pekerjaan ada yang mengerjakannya.
integration, and maintenance of people for 3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen
t he p urpo se o f co nt ribu ting t o dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
organizarional, individual, and sociental 4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan
goals sinkronisasi (KIS), sehingga produktivitas kerja
(Manajemen sumber daya manusia adalah meningkat.
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan 5. Untuk menghindari kekurangan dan atau
dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, kelebihan karyawan.
pengembangan, kompensasi, integrasi, dan 6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan
pemelih araan or ang- oran g un tuk tuju an program penarikan seleksi, pengembangan,
membantu/menunjang tujuan-tujuan organisasi, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,
individu, dan sosial). kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.
3. Menurut Dale Yolder dalam buku Hasibuan, 7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi
(2002 : 11) menyatakan : dan pensiun karyawan
Personel management is the provision of 8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian
leadership and direction of people in their karyawan.
working or employment relationship
(Man ajemen perso nalia adalah penyedia Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
kepemimpinan dan pengarahan para karyawan Fungsi-fungsi manajemen, menurut Edwin B.
dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka). Flippo dalam buku Moekijat, (1987 : 26-27) adalah :
4. Menurut John B. Miner dan Mary Green Miner 1. Fungsi Perencanaan
dalam buku Moekijat, (1987 : 22) menyatakan : Perencanaan berarti penentuan lebih dahulu
Personel management may be defined as su atu pro gram kepegawaian yan g ak am
the process of developing, applying, and menunjang tujuan-tujuan yang ditetapkan bagi
evaluating policies, procedures, methods, perusahaan.
and program relating to the individual in the 2. Fungsi Pengorganisasian
organization Pengorganisasian adalah kegiatan u ntuk
(Manajemen kepegawaian dapat dirumuskan mengorganisasikan semua karyawan dengan
sebagai proses mengembangkan, menerapkan, menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,
dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur- delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi
prosedur, metode-metode, dan program-program dalam bagan organisasi.
yang berhubungan dengan individu dalam 3. Fungsi Pengarahan
organisasi). Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan
5. Sumber Daya Man usia ( MSDM) dapat semua karyawan, agar mau bekerja sama dan
diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya bekerja efektif serta efisien dalam membantu
manusia di dalam organisasi, yang dilakukan tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan
melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya masyarakat.
manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan 4. Fungsi Pengawasan
sumber daya man usia, perencan aan Pengawasan, yakni mengadakan penyelidikan
d an p en gemb an gan karir, pemb er ian dan perbandingan dari pada tindakan dengan
kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan rencana-rencana serta mengadakan pembetulan
kesehatankerja, dan hubungan industrial dari pada penyimpangan-penyimpangan yang
(Marwansyah 2010:3). mungkin terjadi.
Tujuan dari manajemen sumber daya manusia,
tersebut adalah : Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan
keaman an , Kebu tu han so sial, Kebu tu han demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah
penghargaan, Kebutuhan aktualisasi pemahaman yang melan dasi p emah aman -
pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang
Kinerja paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan
kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dari p en elitian yang akan dilaku kan. Gaya
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam
2001:67). bentuk pola tingkah laku atau kepribadian (M. Sorby
Sutikno 2014:35). Sedangkan Kinerja adalah hasil
Indikator Kinerja kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai
Kinerja Menurut Boediharjo (2002:102) kinerja oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
dapat diukur berdasarkan empat indikator yaitu : sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
1. Efektif dan efisien . kepadanya (Mangkunegara 2001:67). Berikut ini
Jika suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, merupakan kerangka pemikiran yang disusun dalam
kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut penelitian ini :
efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak
Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan
dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil
(X) (Y)
yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan
walaupun efektif dinamakan tidak efesien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak METODE PENELITIAN
penting atau remeh maka kegiatan tersebut Desain Penelitian
efesien Desain pnelitian merupakan rancangan penelitian
2. Otoritas dan tanggung jawab yang diginakan sebagai pedoman dalam melakukan
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu proses penelitian. Desain peneitian akan bergunakan
komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
formal yang dimiliki seorang anggota organisasi penelitian, karena langkah, dalam melakukan
kepada anggota yang lain untuk melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang
suatu k egiatan kerja sesu ai d en gan telah dibuat. Nasir (2008:84) menyatakan bahwa :
kontribusinya. Perintah tersebut mengatakan Desain penelitian adalah semua proses yang
apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan.
dalam organisasi tersebut. PT. Sushi Tei Indonesia merupakan salah salah
3. Disiplin satu perusahaan yang bergerak didunia kuliner di
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan Jakarta. Perusahaan ini berkantor di Komplek Grand
yang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah Wijaya Center Blok E No. 18-19, Jl. Wijaya II, Jakarta
kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam Selatan. Penelitian dilakukan pada seluruh karyawan
menghormati perjanjian kerja dengan organisasi yang bekerja di PT. Sushi Tei Indonesia khususnya
dimana dia bekerja. di Outlet Gandaria City Jakarta. Penelitian ini
4. Inisiatif dilakukan dalam periode 2 hari, dengan mendata
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan keseluruhan populasi yang ada.
kr eatifitas dalam memb entuk ide untuk
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
tujuan organisasi. PENELITIAN
Uji Validitas
Kerangka Pemikiran Berdasarkan jumlah sampel yang ada dalam
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011: 60) penelitian ini yaitu 43 karyawan/ti, maka didapatkan
menjelaskan bahwa kerangka berpikir merupakan nilai r tabel yang dilampirkan peneliti sebesar 0,294.
mod el k on septual tentan g bagaiman a teor i Berikut hasil uji validitas dari seluruh variabel
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penelitian:
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas penelitian ini adalah menggunakan SPSS. Berikut hasil
Variabel Gaya Kepemimpinan (X) uji reliabilitas dari seluruh variabel penelitian
No. Pernyataan
r hitung
r tabel Kriteria
a) Uji reliabilitas variabel gaya kepemimpinan (X)
(Correlations)
1. Q1 0.524 0,266 Valid Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas
2. Q2 0.514 0,266 Valid Variabel Gaya Kepemimpinan (X)
3. Q3 0.530 0,266 Valid
4. Q4 0.346 0,266 Valid Reliability Statistics
5. Q5 0.530 0,266 Valid
6. Q6 0.462 0,266 Valid
7. Q7 0.524 0,266 Valid Cronbach's Alpha N of Items
8. Q8 0.357 0,266 Valid
9. Q9 0.354 0,266 Valid ,790 10
10. Q 10 0.524 0,266 Valid
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015. Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai
seluruh nilai r hitung yang didapatkan dari pengolahan Al ph a Cron ba ch d ar i variab el Gaya
data menggunakan software SPSS ver.17 pada Kepemimpinan (X) lebih besar dari 0,60,
seluruh butir pernyataan dalam variabel Gaya sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Kepemimpnan memiliki nilai yang lebih besar Gaya Kepemimpinan (X) dinyatakan reliabel.
dibandingkan dengan nilai r tabel (0,266). Sehingga b) Uji reliabilitas variabel kinerja karyawan (Y)
dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pada Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
variabel Gaya Kepemimpinan adalah valid dan layak Variabel Kinerja Karyawan (Y)
untuk diujikan. Reliability Statistics
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Variabel Kinerja Karyawan (Y) Cronbach's Alpha N of Items
r hitung
No. Pernyataan r tabel Kriteria
(Correlations)
1. Q1 0.613 0,266 Valid ,894 8
2. Q2 0.668 0,266 Valid
3. Q3 0.740 0,266 Valid
4. Q4 0.690 0,266 Valid Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.
5. Q5 0.726 0,266 Valid
6. Q6 0.666 0,266 Valid
7. Q7 0.675 0,266 Valid Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai
8. Q8 0.618 0,266 Valid
Al ph a Cron ba ch dari v ar iabel Kinerja
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015. Karyawan (Y) lebih besar dari 0,60, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Karyawan (Y) dinyatakan reliabel.
seluruh nilai r hitung yang didapatkan dari pengolahan
data menggunakan software SPSS ver.17 pada Interpretasi Hasil
seluruh butir pernyataan dalam variabel Kinerja Uji Asumsi Klasik
Kar yawan memiliki n ilai yan g lebih besar 1. Uji Normalitas
dibandingkan dengan nilai r tabel (0,266). Sehingga Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pada dalam model regresi, variabel pengganggu atau
variabel Kinerja Karyawan adalah valid dan layak residual memiliki distribusi normal. Model regresi
untuk diujikan. yang baik adalah yang memiliki distribusi secara
normal. Hasil uji normalitas adalah sebagai
Uji Reliabilitas berikut:
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
teknik belah dua Spearman Brown, yaitu dengan
menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Instrumen
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha> 0,60.
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan dalam
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015. Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.
Dari grafik normal probability plots di terlihat Dari grafik scatterplots di atas terlihat bahwa titik-
bahwa Grafik Histogram memperlihatkan titik menyebar secara acak (random) baik di atas
sebaran data menyebar ke seluruh daerah kurva maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapat
normal, sehingga dapat dinyatakan bahwa data disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada
mempunya distribusi normal. Sementara hasil model regresi.
uji menggunakan P-P Plot menunjukkan bahwa
data mengiku ti gar is diago nal sehingga Uji Regresi Linier Sederhana
dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. 1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
2. Uji Multikolinieritas pengaruh variabel bebas (Gaya Kepemimpinan)
Uji mulitikolineritas bertujuan untuk menguji terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan).
apakah model regresi ditemukan adanya Persamaan garis regresi dapat dirumuskan
korelasi antar variabel bebas (independen). Hasil sebagai berikut
uji multikolonieritas adalah sebagai berikut: Y = a + bX
Tabel 4.29 Proses perhitungan dalam analisis regresi linear
Hasil uji multikolinieritas sederhana menggunakan bantuan komputer
Coefficientsa program SPSS ver 17 for Windows. Hasil
Collinearity Statistics analisis regresi sebagai berikut:
Model Tolerance VIF Tabel 4.30
1 (Constant) Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
a
GayaKepemimpinan 1,000 1,000 Coefficients
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.
1 (Constant) 164,847
GayaKepemimpinan ,470
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
multikolinieritas diketahui besarnya VIF masing- Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.
masing variabel lebih kecil dari 10 sehingga
d ap at d isimpu lk an tid ak ter dapat Hasil pengolahan komputer dapat diketahui
multikolinieritas. persamaan koefisien regresi linier sederhana
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
3. Uji Heteroskedastisitas Y = 164,847+ 0,470 X
Uji Heteroskedastistas bertujuan menguji Keterangan:
apakah dalam mo del regr esi terjad i Y = Kinerja Karyawan
ketidaksamaan variance dari residual satu X= Gaya Kepemimpinan
pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji
hetero-skedastisitas adalah sebagai berikut:
kesalahan pekerjaan yang mereka buat kepada rekan (Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kelima.
kerjanya sendiri, hal tersebut jelas sekali Cetakan Keempat b elas. Jak arta: Ghalia
kurangnya perhatian dari pimpinan karyawan Indonesia.
tersebut. Poerwopoespito, F.Z. 2010. Mengatasi Krisis
Manusia di Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia
DAFTAR PUSTAKA Widiasarana Indonesia.
Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Sriwedadi, Teguh dan Oey Charlie. 2011. Analisis
Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Indeks. Kinerja SPG PD. Su mb er Jaya, Jur nal
Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Universitas Bina Nusantara
Indeks. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Gouzali, Saydam. 2005. Manajemen Sumber kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta
Daya Manusia: Suatu Pendekatan Mikro. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Jakarta: Djambaran. kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta
Ha sibu an , Ma la yu S .P. 20 05 . Ma na jemen Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya
S um ber Da ya Man usia , Ed isi Revisi. Manusia. Jakarta : Kencana Predana Media
Jakarta: Bumi Aksara. Grup
H asib ua n, Mal ayu S.P., 20 11 . Ma na jemen Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi. 2011. Kepemimpinan
Su mb er Da ya Ma nusia. Jaka rt a: Bu mi dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Raja
Aksara. Grafindo Persada.
Karto no , Ka rt in i. 2 011. Pem im pin da n
Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Manullang, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Nitisemito, Alex S. 2005. Manajemen Personalia
90 kantong plastik hanya dari 1 konsumen. Jika dirata- gratis. Namun, apakah kebijakan pemerintah ini
rata dan diakumulasi dalam satu tahun maka ada 1080 berbuah manis? Apakah sudah sampai efeknya bagi
kantong plastik terbuang menjadi sampah. Hal yang masyarakat luas? Apakah sudah efektif jika ditinjau
sungguh mencengangkan sekaligus ironi pada dari sudut ekonomi?
masyarakat modern. Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti sangat
Dari sisi peritel atau pelaku usaha, beberapa tertarik untuk membahas mengenai efektivitas
standar mereka harus lakukan berkaitan kantong pemb er laku an Sur at Edaran Kementer ian
plastik, yakni ukuran, tingkat ketebalan, kekuatan, dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan ditinjau dari sudut
daya hancur. Setidaknya, peritel harus memiliki 3 ekonomi. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi
ukuran kantong plastik yang digunakan sesuai berbagai pihak dan perkembangan ilmu pengetahuan,
kebutuhan. Mulai dari kantong plastik ukuran mini khususnya di bidang lingkungan hidup dan ekonomi.
(15cm; 15x34 cm) untuk kebutuhan belanja sedikit
atau memisahkan makanan dan detergen, kantung KAJIAN TEORI
plastik ukuran sedang (33cm; 21x44 cm) untuk 1. Kronologis
kebutuhan belanja sedang, dan ukuran besar (42 cm; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
28x48 cm) untuk keperluan belanja yang banyak. (KLHK) menghitung masalah konsumsi kantong
Terkadang, pengeluaran di kantong plastik ini pun plastik di Indonesia. Setiap tahunnya, Indonesia
harus berlebih jika ada pembeli yang meminta kantong menggunakan sekitar 10,95 juta lembar kantong
belanjaannya dilapis lagi dengan kantong plastik agar plastik per 100 gerai. Kini ada 32.000 retail. Dapat
lebih kokoh. Padahal kantong plastik yang beredar di diperkirakan 9,85 milyar sampah kantong plastik
beberapa minimarket sudah dirancang untuk dapat dihasilkan setiap tahun dan mencemari lingkungan
menahan berat dan guncangan sesua ukurannya. selama lebih dari 400 tahun. Jumlah yang besar dan
Selain ukuran, ketebalan dan kekuatan, daya hancur mungkin akan bertambah jika masyarakat serta
pun harus dipikirkan. Daya hancur kebanyakan plastik pemerintah tidak bijak dan bekerjasama dalam hal
adalah 500-1000 tahun, namun ada beberapa kantong mengelola sampah kantong plastik.
plastik yang mengklaim dapat hancur dalam waktu Kantong plastik berbayar adalah salah satu bagian
10-50 tahun. Bukan berarti percepatan penghancuran dari kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan
kantong plastik ini adalah penebus dosa bagi Kehutanan untuk meminimalisasi timbulan sampah
penggunanya. Beberapa minimarket menawarkan khususnya sampah kantong plastik. Kantong plastik
kantong belanja berbahan kain dan dapat digunakan berbayar merupakan kebijaksanaan dari Kementerian
jauh lebih lama dibanding kantong plastik. Sifat dari Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka
kanton g belanja d i sini h anya pada tahap an mend or on g kesadaran masyar ak at ter hadap
penawaran saja, tidak dipaksakan. Di beberapa penggunaan kantong plastik dalam upaya mengurangi
negara seperti Australia, Prancis, dan Inggris sudah timbulan sampah. Sampah ini bukan hanya yang ada
memberlakukan pemaksaan penggunaan kantong di TPA, laut pun tak ubahnya tempat sampah
belanja berbahan kain untuk menekan penggunaan raksasa. Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan
kantong plastik berbayar. Di Indonesia, baru ada negara ke-2 penghasil sampah di laut setelah
beberapa supermarket yang berani melakukan Tiongkok. Total sampah plastik di laut Indonesia
pemaksaan ini. adalah 187,2 Ton (Jambeck et all, 2015).
Salah satu yang dilakukan pemerintah Indonesia Tugas pemerintah seperti yang tertuang dalam UU
adalah dengan penerbitan dan memberlakukan Nomor 18 Tahun 2008 pasal 5 menyebutkan
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan
Pengelolaan Sampah dan ditambah lagi dengan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang sampah;
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi
serta dengan dikeluarkannya Surat Edaran yakni pengurangan, dan penanganan sampah;
Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup Dan c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melak-
Kehutanan Nomor: Se.8/Pslb3/Ps/Plb.0/5/2016 sanakan upaya pengurangan, penanganan, dan
Tentang Pengurangan Sampah Plastik melalui pemanfaatan sampah;
penerapan kantong belanja plastik sekali pakai tidak
warisi adalah sampah plastik. Ingatkan kita orangtua banyak respon yang muncul dari masyarakat. Ada
dahulu selalu membawa tas anyaman bambu saat ke yang menyambut baik, namun tidak sedikit yang
pasar, mengapa kebiasaan yang sudah dibiasakan menganggapnya sebagai sebuah beban yang harus
kepada kita justru luntur karena alasan kepraktisan ditanggung pembeli. Dari para penggiat usaha ritel
sesaat dan ingin terlihat keren. Sesungguhnya, saat pun beberapa setuju namun harus terus mengingatkan
semua orang berbelanja dengan tas anyaman bambu, SOP kepada para pegawainya bahwa kantong
maka itulah yang akan dianggap keren. Ada plastiknya saat ini berbayar dan tidak dipaksakan
pergeseran istilah di sini. kepada p ar a ko nsumen . Pegawai haru s
menginformasikan, menawarkan, dan menanyakan
3. Faktor Ekonomi kesedian kepada konsumen tentang kantong belanja
Kebijaka kantong belanja berbayar ini dinilai plastik berbayar ini. Setelah meminta data dari
beberapa pihak masih kurang nyata dampaknya bagi beberapa minimarket dan menanyakan beberapa
penggunaan kantong plastik pada beberapa ritel. konsumen, didapati beberapa data yang tertulis dalam
Selain karena nominalnya yang dianggap terlalu tabel-tabel berikut:
rendah, beberapa pihak pun terpaksa menggunakan Tabel 1
kantong belanja berbayar karena alasan lupa atau Data Pengunjung/Konsumen Minimarket
tidak pantasnya membawa pulang barang belanjaan dalam 2 bulan
dengan dijinjing tanpa kantong. Bayangkan berbelanja Minimarket
A B C D E F G H I J
2-3 barang ke minimarket dan harus membawanya Bulan
1 400 365 420 300 325 346 340 245 290 560
dengan tangan kosong tanpa kantong belaja, ini akan
2 460 300 467 292 590 462 351 368 331 601
memalukan dan merepotkan. Anggapan inilah yang
membuat kebijakan pemerintah ini terkesan tumpul Sumber: diolah peneliti (nama minimarket disamarkan), 2016
di tingkat masyarakat. Hanya Rp.200 saja tidak jadi
masalah untuk sebagian pembeli. Tapi, ada juga yang Sebagai bahan pertimbangan, disediakan tabel
marah karena harus membayar hanya untuk kantong yang memuat data pengunjung dari 10 minimarket
belanja plastik, mereka menganggap bahwa kantong dalam kurun waktu 2 bulan (1 bulan sebelum dan 1
belanja plastik adalah hak konsumen dan penjual tidak bulan saat diberlakukan aturan kantong plastik
boleh menjualnya. Berdasarkan dinamika yang terjadi berbayar). Adapun data tersebut diambil dari 10
di kalangan masyarakat maka kami melakukan minimarket yang tidak mau disebutkan nama dan
penelitian dengan membandingkan data sebelum dan alamatnya dengan alasan kerahasiaan data. Untuk
sesudah kebijakan ini diberlakukan. menjaga permintaan dari sumber, maka peneliti
mengganti nama minimarket menjadi simbol huruf dari
METODE PENELITIAN A-J agar mudah membedakannya. Dari berbagai
Adapun metode yang kami gunakan adalah minimarket yang dipilih terurai data yang tidak jauh
deskriptif analitik yakni dengan mengumpulkan data berbeda antara data bulan 1 dan bulan 2.
sebanyak mun gk in d ar i resp on den dan Banyaknya pengunjung yang datang di minimarket
menerjemahkannya dalam bentuk deskripsi. Adapun itu tidak terlalu terpengaruh oleh surat edaran
responden yang kami teliti diambil dari 10 (sepuluh) kementerian lingkungan hidup dan kehutanan.
minimarket di kawasan Kecamatan Pancoran Mas Padahal sosialisasi sudah dilakukan di berbagai media
Kota Depok dalam kurun waktu 2 (dua bulan) yakni cetak, elektronik, dan digital. Namun tak menyurutkan
1 bulan sebelum diberlakukan Surat Edaran tentang keinginan mereka untuk tetap dapat dan berbelanja
Kantong Belanja Plastik berbayar dan 1 bulan di minimarket. Ternyata mereka memang sudah
setelahnya. Jumlah respondenya adalah 100 dihitung menjadi langganan minimarket tersebut untuk
dari rerata pengunjung harian ketiga minimarket berbelanja kebutuhan bulanan. Melihat kenyataan ini,
tersebut. maka dibutuhkan lagi data berupa penggunaan
kantong belanja plastik di 10 minimarket tersebut.
PEMBAHASAN Datanya adalah sebagai berikut.
Sejak surat edaran tentang pengurangan sampah
plastik diberlakukan dan diterjemahkan menjadi
kebijakan kantong plastik berbayar diberlakukan,
* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
(3) Total Mixed Ration (TMR) atau Complete pada sapi perah laktasi, sangat bermanfaat untuk
Feed yaitu pemberian pakan konsentrat dan dilakukan.
hijauan yang pemberianya dicampur dan
disatukan dalam satu bak pakan. Pemberian Waktu Penelitian dan Lokasi
pakan TMR dapat dilakukan dengan mencampur Penelitian ini dilakukan selama 70 hari mulai
secara sempurna sebelum disajikan atau dapat tanggal 23 April 1 Juli 2012 dilokasi Farm Tegalsari
pula dengan memberi konsentrat di atas hijauan Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah
pada saat menyajikan pakan (Top Dressing) Baturraden Purwokerto Jawa Tengah. Analisa
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh laboratorium dilakukan di Universitas Jenderal
pola pemberian pakan Component Feeding vs Soedirman, Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak
Cafetaria vs TMR terhadap konsumsi bahan kering Bekasi, Koperasi Pesat dan Institut Pertanian Bogor.
pakan, kecernaan NDF dan ADF, produksi dan
komposisi susu sapi laktasi. METODE PENELITIAN
Metode pemberian pakan Component Feeding Materi Penelitian
mempunyai beberapa kelemahan antara lain pH Materi penelitian adalah 15 ekor sapi perah laktasi
rumen yang fluktuatif (Stone, 2004). Pola pemberian pertama, bulan laktasi 3-8, rataan produksi susu 11.76
pakan Component feeding dapat menimbulkan 0.74 kg/ek/hari, rataan bobot badan 515,5 kg
resiko terjadinya sub acute rumen acidosis (SARA). 61,5 kg. Hewan percobaan ditempatkan pada
Pemberian konsentrat yang berlebihan, terutama kandang permanen dengan ukuran 2 x 3 meter
d en gan bahan penyusun yan g memp un yai beralas beton dengan alas karpet, dilengkapi dengan
fermentabilitas tinggi, dapat meningkatkan produksi bak pakan dan bak minum terpisah, setiap tempat
asam lemak Volatile Fatty acids (VFA) dalam rumen, pakan perlakuan disekat menggunakan kayu untuk
sehingga menimbulkan penurunan pH rumen. memisahkan konsentrat dan hijauan.
Turunnya pH rumen dalam waktu yang relatif lama Bahan pakan sapi perlakuan terdiri dari hijauan
sampai mencapai pH 5,6 dapat menyebabkan dan konsentrat dengan perbandingan 60:40 dari BK.
turunnya aktivitas bakteri selulolitik, sehingga Semua perlakuan (R0; R1 ;R2) mendapatkan pakan
kecernaan serat kasar menurun, dan selanjutnya yang sama. Pakan hijauan di chopper berukuran
mengakibatkan menurunnya lemak susu (Goad et 3-10 cm yang terdiri dari rumput gajah, leguminosa
al., 1998; Tajima et al., 2001). Gangguan kondisi (Gamal / G liricid ea sepium ) . Bahan pakan
rumen acidosis dan SARA merupakan problem konsentrat terdiri dari bekatul, tepung jagung, bungkil
gangguan metabolisme umum pada sapi perah. kelapa, bungkil kedelai, pollard, onggok, mineral, dan
Pola pemberian pakan Total Mixed Ration garam (berdasarkan BK konsentrat).
(TMR) atau Cafetaria Feeding (CF) kemungkinan Selain itu pakan yang diberikan ditambah dengan
dapat memperkecil resiko terjadinya SARA karena Urea Molases Mineral Blok (UMMB). Pemberian
dengan kedua pola pemberian pakan tersebut ternak pakan berd asar kan bahan kering ( BK) dan
dapat menjaga stabilitas pH rumen dibanding dengan pendugaan Dry Matter Intake (DMI) menggunakan
ternak yang diberi pakan Component Feeding. rumus dari Rayburn dan Fox, 1993; Roseler et al.,
Sehingga kedua pola pemberian pakan tersebut (TMR 997 dalam NRC (2001). DMI (kg/d) = (0,372 x FCM
atau CF) diharapkan dapat memperbaiki kinerja sapi + 0,0968 x BW0.75) x (1 e(-0,192 x (WOL + 3,67))
perah. Penelitian-penelitian sebelumnya sudah Keterangan :
banyak dilakukan untuk mengetahui pengaruh pola FCM = 4% Fat Corrected Milk (kg/hari)
pemberian pakan terhadap kinerja sapi perah di = 0,04 x produksi susu (kg/hari) + 15 x lemak
daerah sub tropis, dengan berbagai proporsi dan susu (kg/hari)
tingkat fermentabilitas bahan pakan yang berbeda BW = Body weight/ bobot badan (kg) ; e
dalam ransum. Namun demikian, penelitian tentang = 2,71828 ; WOL = Week of Lactations
pengaruh strategi atau pola pemberian pakan pakan minggu laktasi.
untuk sapi perah di daerah tropis belum banyak
dilakukan. Oleh sebab itu penelitian tentang pengaruh Komposisi dan nutrien bahan pakan konsentrat
pola pemberian pakan terhadap konsumsi pakan, sapi perlakuan R0, R1 dan R2 dapat dilihat pada tabel
kecernaan NDF, ADF, produksi dan komposisi susu 1
Metode Penelitian
Analisis Kimia
Meto de yan g digu nakan ad alah metod e
Analisis bahan kering, terhadap sample pakan
eksperimental secara in vivo, rancangan dasarnya
pemberian dan sisa pakan, serta feses menurut
adalah Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang
AOAC (1990). Analisis NDF dan ADF pakan
diuji yaitu : R0 (kontrol) = Component Feeding ; R1
pemberian menurut Goering dan Vansoest (1970).
= Cafetaria Feeding ; R2 = TMR Feeding setiap
unit perlakuan diulang 5 kali, sehingga terdapat 15
Analisis Statistik
unit percobaan.
Analisis statistik penelitian ini menggunakan
Penelitian dilaksanakan dengan tahapan 3 hari
analisis of variansi (ANOVA) dengan pola rancangan
masa adaptasi, 14 hari masa preliminary, 70 hari
acak lengkap (RAL) tiga perlakuan dan lima ulangan,
masa pelaksanaan percobaan.
untuk mengetahui pengaruh pola pemberian pakan
Pola pemberian pakan perlakuan R0, R1 dan R2
terhadap konsumsi BK, Kecernaan NDF dan ADF,
dalam penelitian ini sebagaimana tercantum pada
Produksi dan komposisi susu, menggunakan program
Tabel 3.
SPSS f or Windows Ver. 13.0 Bila perlakuan
Tabel 3.
ber pengaruh ter hadap variab el yang diuk ur,
Pola Pemberian Pakan Perlakuan
No. Waktu / WIB R0 (Componen Feeding) R1(Cafetaria Feeding) R2 (TMR)
dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ) (Steel
1 06.00-07.00 Konsentrat 1 Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR dan Torrie, 1993).
2 08.00-09.00 Hijauan Chopper Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR
3 11.00-12.00 Konsentrat 2 Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR
4 15.00-16.00 Konsentrat 3 Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR
5 17.00-18.00 Hijauan Chopper Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR
Rustomo et al. (2006b dan 2007) juga melaporkan sapi-sapi R2 tersebut mengindikasikan perlunya
bahwa pemberian ransum TMR dengan kandungan waktu yang cukup untuk keperluan adaptasi
AV yang berbeda tidak menyebabkan pengaruh mikroba rumen terhadap pakan TMR karena sapi
terhadap konsumsi BK. Berbeda dengan Briton and percobaan sebelumnya tidak terbiasa diberi pakan
Stock (1987) dan Brown et al. (2000) yang TMR. Setelah mikroba rumen beradaptasi dengan
menemukan bahwa penurunan pH dapat menurunkan pakan TMR dan pH rumen dapat dipertahankan
nafsu makan, menurunkan konsumsi bahan kering. stabilitasnya, sapi terus meningkatkan konsumsi pakan
Sapi-sapi yang mengalami gangguan metabolis SARA untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus
mengalami f lu ktuasi in take p akan sehingga meningkat selama kebuntingan dan pemulihan kondisi
mengakibatkan penurunan rataan konsumsi pakan fisik.
harian (Shaver, 2002). Krause et al. (2002a) dan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sapi yang
Rustomo (2006b) menyimpulkan bahwa lama waktu belum pernah diberi pakan TMR membutuhkan
ketika pH rumen dibawah 5,6 - 5,8 lebih berpengaruh waktu yang cukup untuk mengadaptasi pakan TMR
terhadap konsumsi BK dibanding dengan rataan sampai pH rumen dijaga stabil. Dibutuhkan waktu
harian pH rumen. Sehingga, fluktuasi pH rumen yang sekitar 30 hari untuk mengadaptasi pakan TMR
tinggi sangat berpengaruh terhadap fluktuasi konsumsi sampai konsumsi pakan dipertahankan dalam kondisi
BK. optimum.
Laju peningkatan konsumsi BK perlakuan R0, R1 Fluktuasi konsumsi BK tertinggi ditunjukkan oleh
dan R2 yang diukur dari awal penelitian sampai akhir sapi-sapi yang diberi pakan Component feeding (R0)
penelitian masing-masing berturut-turut sebesar 7,81 ( 1,2 Kg/hari), kemudian diikuti oleh sapi yang diberi
%; 10,6%; dan 21,51%. pakan TMR (R2) ( 0,9 Kg/hari), dan terendah pada
Laju peningkatan dan fluktuasi konsumsi BK sapi- sapi yang diberi pakan Cafetaria Feeding (R1) (
sapi percobaan selama periode penelitian 70 hari dapat 0,6 Kg/hari)(Tabel 4). Pemberian pakan konsentrat
dilihat pada Gambar 1. dan hijauan secara bergantian (Component Feeding)
Gambar 1. Laju Peningkatan dan Fluktuasi pada hasil penelitian ini mengindikasikan fluktuasi
Harian Konsumsi BK (Kg BK/hari) Sapi-Sapi intake pakan yang lebih tinggi dibanding pola
Percobaan Yang Diberi Perlakuan Pola Pemberian pemberian Selective feeding dan TMR.
Pakan Component Feeding, Cafetaria Feeding Kemampuan bahan pakan menghasilkan asam
danTMR selama 70 hari dalam rumen (acidogenic value) dapat lebih akurat
dipr ed ik si d en gan kand un gan No n Fiber
Carbohydrate (NFC) dibanding kandungan pati
(Rustomo et al., 2006a). Beberapa bahan pakan
meskipun mengandung pati yang tinggi seperti tepung
jagung mempunyai AV (fermentabilitas) yang rendah.
Hal ini disebabkan karena pati yang terkandung dalam
jagung terikat oleh protein matriks yang sulit
Ket : K_B K_R 0 : Ko nsu msi B a han Ker ing R0; K_B K_R 1 : Konsum si B aha n Ker ing R 1;
K_ BK_ R2 : Konsum si B aha n Ke ring R 2. didegradasi oleh mikroba dalam rumen, sehingga tidak
Sumber : Hasil Olahan, 2016 menyebabkan penurunan pH rumen yang drastis
selama inkubasi (Rustomo et al., 2006a).
Gambar 1 diatas memperlihatkan ketiga perlakuan Pola pemberian pakan Cafetria Feeding (R1)
pola pemberian pakan menyebabkan kenaikan dengan menyajikan hijauan dan konsentrat secara
konsumsi BK yang berbeda dari sejak awal hingga terpisah dalam waktu yang bersamaan menyebabkan
akhir penelitian. Akan tetapi tingkat kenaikan fluktuasi konsumsi pakan harian yang paling rendah
konsumsi BK lebih tinggi pada sapi-sapi yang (Tabel 2). Dalam penelitian Selective Feeding,
diberi pakan TMR (R2) dibanding dengan sapi yang Keunen et al. (2002) melaporkan bahwa pada saat
diberi component feeding (R0) (21,5 vs. 7.8%) dan pH rumen menurun sampai 5,6 setelah mengkonsumsi
dibanding dengan sapi yang diberi cafetaria feeding konsentrat yang tinggi, sapi perah lebih memilih pakan
(R1) (21.5 vs. 10.6 %) . Lebih tingginya laju yang mengandung serat kasar tinggi agar dapat
peningkatan konsumsi BK dari awal penelitian hingga mengoptimalkan kondisi pH rumen. Rustomo et al.
pertengahan periode penelitian (Gambar 1), pada (2007), menyimpulkan bahwa kondisi fisik hijauan
(physically effective NDF) dapat meminimasi Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pola
depresi pH rumen (SARA) ketika sapi diberi pemberian pakan tidak berpengaruh terhadap
konsentrat dengan fermentabilitas tinggi. kecernaan NDF (P>0.05) dan kecernaan ADF
Oleh sebab itu, hasil penelitian ini menunjukkan (P>0.05) ( Tab el 4) . Sapi yang diber i pak an
bahwa pakan konsentrat meskipun diberikan secara Component Feeding (R0), menunjukkan kecernaan
terpisah dengan hijauan Component Feeding (R0), NDF dan ADF terendah dibanding sapi yang diberi
apabila disajikan dalam frekwensi yang sering (tiga pakan Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) (Tabel
kali) serta diimbangi dengan bahan pakan yang 4). Lebih rendahnya kecernaan NDF dan ADF
mempunyai Buffering Capacity (sumber protein dan sejalan dengan lebih tingginya fluktuasi konsumsi
serat) kemungkinan tidak mengakibatkan penurunan BK pada sapi-sapi R0 dibanding R1 dan R2 (Tabel
pH yang drastis (5,6) dalam waktu yang lama, 4). Hal ini mengindikasikan bahwa sapi-sapi R0
sehingga tidak menyebabkan penurunan konsumsi kemungkinan mengalami fluktuasi pH rumen yang
BK. Tetapi, sapi yang diberi pakan Cafetaria lebih tinggi dibanding sapi-sapi R1 dan R2. Namun
Feeding (R1) dan TMR (R2) dengan fluktuasi demikian pemberian pakan Component Feeding
konsumsi BK yang lebih rendah mengindikasikan (R0) dengan f rekwensi penyajian konsentrat
lebih stabilnya kondisi pH rumen dibanding pola sebanyak tiga kali seh ari kemungkinan tidak
Component Feeding (R0). menyebabkan akumulasi VFA yang tinggi dalam
rumen sehingga sapi tidak mengalami penurunan pH
Kecernaan NDF dan ADF. rumen secara drastis dibawah sup optimum (5,6 -
Rataan kecernaan NDF dan ADF pada sapi-sapi 5,8) dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu,
yang diberi pakan Component Feeding (R0), perlakuan Component Feeding tidak menurunkan
Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) dapat dilihat kecernaan NDF dan ADF secara signifikan.
pada Tabel 4. Hasil penelitian ini sesuai dengan DeVries at al.
Tabel 4. Pengaruh Pola Pemberian Pakan (2005), yang melaporkan bahwa pemberian pakan
Terhadap Konsumsi BK (Rataan SD; kg/hr.), dengan frekuensi lebih dari dua kali sehari dapat
Kecernaan NDF (Rataan SD ; %) dan meningkatkan kecernaan NDF.
Kecernaan ADF (Rataan SD ; %) Oleh seb ab itu , mikroba se lulo litik
membutuhkan stabilitas pH rumen dan dijaga agar
Perlakuan
No Variabel P<0.05 pH rumen diatas 5,8 dalam waktu yang lama.
R0 R1 R2
1 Konsumsi BK (kg) 16,441,2 16,740,6 16,200,9 NS Perlak uan Com po nent Feeding , meskipu n
2. Kecernaan NDF(%) 60,843,6 63,411,4 64,903,9 NS memp un yai in dikasi b er pengar uh ter hadap
3. Kecernaan ADF(%) 60,123,7 63,991,4 63,854,1 NS peningkatan fluktuasi intake BK dan penurunan
Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria Feeding ; R2 : kecernaan NDF dan ADF, tetapi pengaruhnya dapat
Total Mix Ration (TMR); NS = Non Siginifikan. di minimasi dengan peningkatan frekwensi penyajian
Sumber : Hasil Olahan, 2016 konsetrat tiga kali sehari. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ketiga pola pemberian pakan
Kecernaan NDF dan ADF dari ketiga kelompok kemungkinan dapat mempertahankan pH rumen
perlakuan cukup tinggi, yaitu untuk kecernaan NDF optimum (>5,8) dalam waktu yang lama sehingga
berkisar antara 60,84 3,6% (terendah) 64,90 3,9 tidak mempengaruhi kecernaan NDF dan ADF.
% (tertinggi) dan kecernaan ADF antara 60,12 3,7
(ter en dah) 63,99% 1,4 ( tertin ggi) Hal in i Produksi Susu dan Komposisi Susu
mengindikasikan bahwa sapi-sapi percobaan yang Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk
diberi p ola pemb er ian pakan yang b er beda mengetahui pengaruh perlakuan pola pemberian
kemungkinan tidak mengalami gangguan metabolis pakan terhadap produksi dan komposisi susu. Tabel
berupa depresi rumen acidosis. SARA ditandai 5 menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap rataan
dengan penurunan pH rumen harian mencapai 5,2 harian produksi susu, produksi susu dalam 4% FCM
sampai 5,6 (Owens, 1998). Kecernaan serat oleh dan total produksi susu selama 70 hari. Sedangkan
mikroba cellulolytic menurun drastis ketika pH rumen pada Tabel 6 menunjukkan pengaruh perlakuan
turun dibawah 5,7 (Calsamiglia et al., 2002) dan terhadap komposisi susu.
dibawah pH 5,8 (de Veth dan Kovler, 2011a).
Tabel 5. Rataan harian produksi susu (Kg/ekor sehingga tidak memberi pengaruh terhadap produksi
hari); Produksi Susu Dalam 4%FCM (Kg/ekor/ susu. Laju peningkatan konsumsi BK dan laju
hari) dan Total Produksi Susu Selama 70 Hari (Kg) penurunan produksi susu 4%FCM selama 70 hari
Dari Sapi Yang Diberi Perlakuan Component dapat dilihat pada Gambar 2.
Feeding (R0), Cafetaria Feeding (R1) dan TMR Gambar 2. Laju peningkatan konsumsi BK dan laju
(R2) (Mean SD ; Kg) penurunan produksi susu 4%FCM selama 70 hari
No Parameter
Perlakuan P < 0.05 percobaan
R0 R1 R2
1. Rataan harian
produksi susu 11.042,72 12,521,75 11,722,44 NS
(Kg)
2. Produksi susu 10,402,56 12,031,68 11,262,35
NS
4% FCM (Kg)
Total Prod. Susu
3. 773,10190,5 876,4122,2 820,5171,08 NS
70hari (Kg)
akbibat konsumsi ransum isoenergetic dan iso Sutardi (1988) bahwa asam amino esensial maupun
nitrogenous tapi dengan fermentabilitas berbeda tidak non esensial dibutuhkan untuk sintesis protein susu
mempengaruhi kadar lemak, protein dan laktosa. sehingga apabila asam amino dari pakan tidak
Sehingga respon pembentukan komposisi susu tidak mencukupi maka akan terjadi mobilisasai protein
dapat dijelaskan dari pengaruh akibat pola pemberian tubuh. Laju sintesis protein akan semakin berkurang
pakan yang berbeda. Pembentukan komposisi susu jika kertersediaan substrat di dalam kelenjar susu
lebih dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks dari semakin sedikit (Bines dan Hart 1982).
berbagai nutrient dalam pakan. Sintesis protein susu berasal dari asam amino yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi susu beredar dalam darah sebagai hasil penyerapan
bukan hanya dari faktor pakan saja, tetapi faktor saluran pencernaan maupun hasil perombakan protein
lain yang mempengaruhinya misalnya jenis ternak, tubuh (Annison et al. 1984; Collier 1985) dan asam
dan keturunannya, tingkat laktasi, umur ternak, infeksi amino yang disintesis oleh sel epitel kelenjar susu.
atau peradangan ambing, lingkungan, serta prosedur Sintesis protein susu ini dikontrol oleh gen, yang
pemerahan susu. Setiap tingkat laktasi, produksi dan mengandung material genetik asam deoxiribonukleat
komposisi susu akan mengalami perubahan. Pada (DNA) (Schmidt 1971; Akers 2002). Glukosa dan
umumnya produksi susu berbanding terbalik dengan beberapa sumber nitrogen diperlukan untuk sintesis
kualitasnya , artinya semakin tinggi produksi di puncak asam amino di kelenjar susu (Annison et al. 1984;
lak tasi u mu mn ya k ualitasn ya leb ih r en dah Collier 1985). Asam amino tersebut akan diubah
dibandingkan dengan saat sapi mendekati masa menjadi casein, -laktoglobulin dan -laktalbumin di
kering yang produksinya mulai turun. Namun dalam kelenjar mamae. Prekursor pembentukan
demikian kisaran kandungan kualitas susu tidak jauh protein susu yang disintesis di dalam kelenjar mamae
seperti yang direkomendasikan oleh SNI (2011), adalah asam amino esensial dan asam amino non
yaitu syarat mutu susu pada suhu 27,5C Berat Jenis esensial yang berasal dari plasma darah. Pengambilan
minimal 1,027 g/l, kandungan lemak susu minimal asam amino non esensial oleh kelenjar mamae ini
3,0%; protein susu minimal 2,8 % ; laktosa susu lebih berfluktuasi tergantung waktu dan individu
4,8 ; SNF 7,8%. ternak. Kelenjar mammae dapat beradaptasi sendiri
Sintesis lemak susu terjadi dalam sitoplasma terhadap ketersediaan asam amino non esensial yang
kelenjar susu. Pada ternak rumiansia, asetat dan - berfluktuasi, tetapi tergantung pada ketersediaan
OH butirat (hasil metabolisme asam butirat), selain asam amino esensial yang terdapat di dalam darah.
untuk sumber energi juga digunakan untuk sintesis Kelenjar mammae dapat mensintesa asam amino
lemak di dalam kelenjar susu oleh enzim asetil KoA non esensial dari berbagai prekursor antara lain yaitu
karboksilase (Annison et al. 1984; Collier 1985). asam lemak terbang seperti asetat dan propionat,
Oksidasi glukosa melalui siklus pentosa oleh enzim glukosa dan asam amino yang lain (Fehr and Sauvant
glukosa 6-phosphat dehidrogenase menghasilkan 1982). Kandungan protein susu bervariasi tergantung
NADPH yang diperlukan untuk sintesis asam lemak dari bangsa, produksi susu, tingkat laktasi, kualitas
di kelenjar susu (Baldwin dan Smith 1983). dan kuantitas makanannya, kadar protein dalam
Kandungan protein susu sapi perah penelitian ransum (Toharmat 2002).
tidak memperlihatkan pengaruh nyata akibat Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu dan
pemberian ketiga jenis ransum. Berdasarkan data kadarnya dipertahankan pada kisaran yang tetap di
yang diperoleh (Tabel 6) terlihat bahwa kandungan dalam susu. Laktosa merupakan nutrien yang
protein susu sapi perah penelitian yang diberi pakan bertanggung jawab mempertahankan keseimbangan
perlakuan cafeteria feeding (R1) dan TMR feeding osmotik antara darah dan lumen susu (Hadiwinyoto
(R2) cen deru ng sama dengan sap i yan g 1994).
mengkonsumsi pakan perlakuan component feeding Kandungan laktosa susu prekursor utamanya
(R0). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya adalah glukosa darah. Hampir 85% laktosa dibentuk
mo bilisasi p ro tein tub uh p ad a tern ak yan g dari glukosa darah (Fehr dan Sauvant 1982). Pada
mengkonsumsi pakan ketiga perlakuan, sehingga kelenjar susu, molekul glukosa mengalami posporilasi
mendukung tersedianya asam amino baik esensial dari bentuk glukosa 6-phosphat menjadi glukosa 1-
maupun non esensial untuk sintesis protein susu. phosphat. Glukosa 1-phosphat bersama uridin
Sejalan dengan pendapat Wikantadi (1977) dan tripohosphat (UTP) membentuk glukosa diphosphat
DAFTAR PUSTAKA
AlZahal, O., Rustomo, B., Odongo, N. E., Duffield, T. F., & McBride, B. W. (2007). Technical note: A system for
continuous recording of ruminal pH in cattle. Journal of animal science,85(1), 213-217.
Akers RM. 2002. Lactation and the Mamary Gland. Ames, Lowa : Lowa State Press.
Bargo, F., L.D.Muller., J.E. Delahoy., and T.W. Cassidy. 2002. Performance of high producing dairy cows with
three different feeding systems combining pasture and total mixed rations. J. Dairy. Sci. 85:29482963.
Calsamiglia, S., Ferret, A., & Devant, M. (2002). Effects of pH and pH fluctuations on microbial fermentation
and nutrient flow from a dual-flow continuous culture system. Journal of dairy science,85(3), 574-579.
Cerrato-Snchez M, Calsamiglia S, Ferret A.2008. Effect of the magnitude of the decrease of rumen pH on
rumen fermentation in a dual-flow continuous culture system. J Anim Sci.Feb;86(2):378-83.Epub2007
Nov 12.
Cumby, J. L., Plaizier, J. C., Kyriazakis, I., & McBride, B. W. (2001). Effect of subacute ruminal acidosis on the
preference of cows for pellets containing sodium bicarbonate. Canadian Journal of Animal Science,81(1),
149-152.
Damron, W.S. 2003. Introduction to Animal Science: Global, Biological, Social, and Industry Prospective. Second
Ed., Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
Departemen Pertanian. 2006. Pakan Sapi Perah Laktasi. BP3-BPTP, Ungaran.
De Veth, M. J., & Kolver, E. S. (2001a). Diurnal variation in pH reduces digestion and synthesis of microbial
protein when pasture is fermented in continuous culture. Journal of dairy science,84(9), 2066-2072.
DeVries, T. J., and M. A. G. von Keyserlingk. 2005. Time of feed delivery affects the feeding and lying patterns
of dairy cows. J.Dairy Sci. 88:625631.
Doepl,L.,D.Pacheco,J.J. Kennelly, M.D. Hanigan,I.F. Lopez, dan H.Lapierre.2004. Milk Protein Synthesis as a
Fungtion of Amino Acid Supply. J. Dairy Sci. 87:1279-1297.
Eastridge,M.L.2006.Major advances in applied dairy cattle nutrition. J.Dairy Sci.89:1311-1323.
Keunen, J. E., Plaizier, J. C., Kyriazakis, I., Duffield, T. F., Widowski, T. M., Lindinger, .L. and McBride, B. W.
2002. Effect of subacute ruminal acidosis model on the diet election of dairy cows. J. Dairy Sci. 85: 3304
3313.
Kleen, J. L., Hooijer, G. A., Rehage, J., & Noordhuizen, Ramelan. R. 2001. Efisiensi Produksi susu Pada Sapi
J. P. T. M. (2003). Subacute ruminal acidosis Perah Dara dan Laktasi Akibat Penyuntikan
(SARA): a review. Journal of Veterinary Medicine PMSG. Master Thesis, Program Pascasarjana
Series A,50(8), 406-414. Universitas Diponegoro.
Klinger, S.A., H.C. Block., and J. J. McKinnon. 2007. Rianto,E.,Anggalina, Deasy Dartosukarno, Sularno, &
Nutrient digestibility, fecal output and eating Purnomoadi, Agung (2012). Pengaruh metode
behavior for different cattle background feeding pemberian pakan terhadap produktivitas domba
strategies. Can. J. Anim. Sci. 87: 393-399. ekor tipis. JITV,17(2).
Kendall, C., Leonardi, C., Hoffman, P. C., and Combs, Riza, M. 2007. Pengaruh Suplementasi Probiotik
D. K. 2009. Intake and milk production of cows Komersial terhadap kuantitas dan kualitas susu
fed diets that differed in dietary neutral detergent sapi perah. Artikel Ilmiah Fakultas Kedokteran
fiber and neutral detergent fiber digestibility. J. Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Dairy Sci. 92:313323. Rustomo. B. et al., 2006a. Effects of rumen acid
Koenig, K.M., Beauchemin, K.A. and Rode, L.M. 2003. load from feed and forage particle size on ruminal
Effect of grain processing and silage on microbial pH and dry matter intake in the lactating dairy
protein synthesis and nutrient digestibility in beef cows. J. Dairy Sci. 89:47584768.
cattle fed barley-based diets. J. Anim. Sci. 81: Rustomo. B.et al.,2006b. Acidogenic value of
10571067. feeds.I.Therelationship between the acidogenic
Krause, K.M., Combs, D.K. and Beauchemin, K.A. value of feeds and in vitro ruminall pH changes.
2002. Effec ts of pa rtic le s ize and grain Can. J. Anim. Sci. 86:109-117.
fermentability in mid lactation cows. I. Milk Rustomo, B. et al., 2006. Acidogenic value of feeds.
production and diet digestibility. J. Dairy Sci. 85: II. Effects of rumen acid load from feeds on dry
19361946. matter intake, ruminal pH, fibre degradability and
Krause, K.M., Combs, D. K. and Beauchemin, K. A. milk production in the lactating dairy cow. Can.
2002b. Effe cts of partic le size a nd gra in J. Anim. Sci. 86: 119-126.
fermentability in mid lactation cows. II. Ruminal Rustomo B., 2008. Feeding Complete Feed Containing
pH and chewing activity. J. Dairy Sci. 85: 1947 Different Acidogenic Value and Effective Fiber
1957. Affect Rumen Acidosis, J. Animal Production.
Krause, K. M., & Combs, D. K. (2003). Effects of Vol. 10: 2.
forage particle size, forage source, and grain Robles, V., Gonzlez, L. A., Ferret, A., Manteca, X.,
fermentability on performance and ruminal pH in & Calsamiglia, S. (2007). Effects of feeding
midla ctation cows . J ournal of dair y frequency on intake, ruminal fermentation, and
science,86(4), 1382-1397. feeding behavior in heifers fed high-concentrate
Krajcarski-Hunt,H.K., Plaizier, J.C., Walton, J.p., diets.Journal of animal science,85(10), 2538-
Spratt, R and Mc Bride, B. W. 2002. Effects of 2547.
subacute ruminal acidosis on in situ fiber digestion SNI. 2011. No. 3141.1 Sus u Se ga r http:/
in lactating dairy cows. J. Dairy Sci. 85 : 570- isjd.pdii.lipi.go.id.. Diakses tanggal 29 Juni
573. 2013.
Lu, C.D., J.R. Kawas, O.G. Maghoub. 2005. Fiber Shaver, R.D. 2002. Rumen Acidosis in Dairy Cattle:
digestion and utilization in goats. Small. Rumin. Bunk Management Considerations. Advances in
Res. 60:45-65. Dairy Technology. Volume 14. University of
O. AlZaha l, E. Ke bre ab, J . France, and B. W. Wisconsin, Madison.
McBride1,2007. A Mathematical Approach to Stone, W.C., 2004. Nutritional Approaches to Minimize
Predicting Biological Values from Ruminal pH Subacute Ruminal Acidosis and Laminitis in Dairy
Measurements. J. Dairy Sci. 90:3777-3785 doi: Cattle*, Cornell University Ithaca, NY 14853, J.
10.3168/jds.2006-534 Dairy Sci. 87:(E. Suppl.):E13-E26.
Plaizier, J. C., Martin, A., Duffield, T., Bagg, R., Dick, Suparno, 2007. Kajian Produksi dan Komposisi susu
P. and McBride, B. W. 2001. Effect of subacute kaitannya dengan kualitas pakan konsentrat di
ruminal acidosis on in situ digestion of mixed hay koperasi peternak Bandung selatan dan koperasi
in lactating dairy cows. Can. J. Anim. Sci. 81: gemah ripah Sukabumi. Tesis Pasca Sarjana
421423. Unsoed Purwokerto. 2012.
Rame M. S, 2011. Pengaruh Pola Pemberian Pakan Suparjo. 2010. Peningkatan Kualitas Nutrisi Kulit Buah
Berbasis Jerami Padi Pada Amoniasi menggunakan Kakao Sebagai Pakan Secara Bioproses dengan
urea dan onggok terhadap frekuensi dan lama Phanerochaete chrysosporium yang Diperkaya
makan sapi lokal. Skripsi S1 Universitas Jenderal Ion Mn dan C a2+. Dis erta si. Se kola h
Soedriman. 2011. Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) 2. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerja
dalam Sedarmayanti (2001: 50) mengemukakan, wali kelas pada Madrasah Aliyah Al-Zaytun
performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga Gantar, Kabupaten Indramayu?
berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian 3. Apakah ada pengaruh Kompetensi dan Motivasi
kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja. terhadap kinerja wali kelas pada Madrasah
Sedang August W. Smith dalam kutipan Sedarmayanti Aliyah Al-Zaytu n Gantar, Kabu paten
menyatakan bahwa performance atau kinerja adalah Indramayu?
Ou tp ut d rive fro m processes, h um an o r
otherwise, jadi dikatakann ya bahwa kinerja D. Tujuan Penelitian
merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. nelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data
Bernardin dan Rusel dalam Rucky (2002: 15) dan menganalisis data yang berkaitan dengan
memberikan definisi tentang performance sebagai pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja
berikut : Performance is defined as the record of wali kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
autcomes produced on a specified job function Kabupaten Indramayu, maka harapan kami dapat
or act ivity durin g a specified time period mengetahui beberapa hal, di antaranya:
(prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang 1. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau Kompetensi terhadap kinerja wali kelas di
kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu). Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten
Indramayu.
B. Identifikasi Masalah 2. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
Berd asar kan latar belakang yan g su dah motivasi terhadap kinerja wali kelas di Madrasah
disebutkan dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang Aliyah Al-Zaytu n Gantar, Kabu paten
dapat memengaruhi kinerja wali kelas, antara lain : Indramayu.
1. Kurangnya kompetensi 3. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
Sebagai wali kelas/pengajar yang dituntut lebih Kompetensi dan motivasi terhadap kinerja wali
profesional, kurangnya Kompetensi akan sangat kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
mempengaruhi kinerja seorang wali kelas. Kabupaten Indramayu.
2. Rendahnya motivasi
Dengan motivasi yang rendah, baik dari sekolah E. Manfaat Penelitian
maupun dari peranan wali kelas tersebut akan Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data
mempengar uh i ter hadap tu gas dan dan menganalisis data yang berkaitan dengan
tanggungjawabnya sesuai dengan kinerjanya pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja
sebagai seorang wali kelas. wali kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
3. Hasil pencapaian kerja. Kabupaten Indramayu, maka harapan kami dapat
Dalam hal pencapaian hasil kerja seorang wali mengetahui beberapa hal, di antaranya:
kelas, maka seorang wali kelas hendaknya dapat 1. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
berusaha keras untuk meraih tujuan pendidikan Kompetensi terhadap kinerja wali kelas di
yang hendak dicapai. Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten
4. Lingkungan dan suasana kerja Indramayu.
Dengan lingkungan dan suasana kerja yang 2. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
tidak menyenangkan akan memengaruhi kinerja motivasi terhadap kinerja wali kelas di Madrasah
wali kelas sehingga tidak dapat optimal dalam Aliyah Al-Zaytu n Gantar, Kabu paten
melaksanakan tugasnya. Indramayu.
3. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
C. Rumusan Masalah Kompetensi dan motivasi terhadap kinerja wali
Selan ju tn ya, permasalah an yan g dapat kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
dirumuskan sebagai berikut: Kabupaten Indramayu.
1. Apakah ada pengaruh Kompetensi terhadap
kinerja wali kelas pada Madrasah Aliyah Al-
Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu?
3. Uji Validitas Variabel Kinerja Wali kelas (Y) positif dan lebih besar atau 0,685 > 0.514 maka
Hasil uji validitas masing-masing butir instrumen dengan demikian instrumen penelitian mengenai
Kinerja Wali kelas disajikan pada tabel berikut variabel kompetensi (X1) adalah Reliabel.
Tabel 5.3 b). Uji Reliabilitas terhadap Variabel X2
Hasil Variabel yang Valid dan Tidak Valid (Motivasi)
N o . B u tir
R hitu ng
R ta be l
K e tera n ga n
Tabel 5.5 UJI RELIABILITAS
In stru m e n N = 15
1 0 .7 64 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid
VARIABEL MOTIVASI (X2 )
2 0 .8 01 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Cronbach's
N of Items
3 0 .6 94 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Alpha
4 0 .6 00 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid 0.694 15
6 0 .7 18 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
7 0 .7 27 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Sumber : Pengolahan Data, 2016
8 0 .6 49 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid
10 0 .8 01 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Dari tabel di atas, untuk Uji Reliabilitas Variabel
12 0 .7 27 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Motivasi (X2) dengan nilai rtabel 0.514,
13 0 .6 00 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid
14 0 .7 18 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid sedangkan pada nilai Alpha sebesar 0,694
15 0 .6 94 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid sehingga dapat disimpulkan bahwa rAlpha
Sumber : Pengolahan Data, 2016 positif dan lebih besar atau 0,694 > 0.514 maka
dengan demikian instrumen penelitian mengenai
Berdasarkan hasil perhitugan tabel tersebut diatas, variabel Motivasi (X2) adalah Reliabel
dapat disimpulkan bahwa dari 15 butir instrumen c). Uji Reliabilitas terhadap Variabel Y (Kinerja Wali
terdapat 3 butir variabel yang dinyatakan tidak valid. kelas)
Dan untuk variabel yang dinyatakan valid tersebut Tabel 5.6 UJI RELIABILITAS
ditandai dengan tanda (**) yang artinya variabel VARIABEL KINERJA WALI KELAS
tersebut memiliki nilai yang dinyatakan valid sangat (Y)
tinggi, sedangkan tanda (*) variabel tersebut Cronbach's
N of Items
Alpha
dinyatakan memiliki nilai tinggi dan dinyatakan valid.
0.859 15
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4. Uji Reliabilitas Instrumen Sumber : Pengolahan Data, 2016
Pengujian Reliabilitas adalah pengujian yang Dari tabel di atas, untuk Uji Reliabilitas Variabel
berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan Kinerja (Y) dengan nilai rtabel 0.514, sedangkan
terhadap alat test (instrumen) variabel yang diteliti. pada nilai Alpha sebesar 0,859 sehingga dapat
Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan disimpulkan bahwa r Alpha positif dan lebih
yang tinggi jika hasil dari pengujian instrumen tersebut besar atau 0,859 > 0.514 maka dengan demikian
menunjukan hasil yang tetap. Adapun pengujian ini instrumen penelitian mengenai variabel Kinerja
menggunakan metode Alpha, dimana jika nilai r Alpha Wali kelas (Y) adalah Reliabel.
Hitung > r Alpha Tabel maka variabel tersebut
dinyatakan reliabel, dan sebaliknya jika r Alpha Hitung C. Analisis Data Deskriptif
> r Alpha Tabel maka variabel tersebut dinyatakan Analisis deskriptif ini dilakukan berdasarkan pada
tidak reliabel. data yang telah dikumpulkan dari daftar pertanyaan
a). Uji Reliab ilitas ter hadap Variab el X 1 (kuesioner) yang telah diajukan dan diisi oleh wali
(Kompetensi) kelas Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar Kabupaten
Tabel 5.4 UJI RELIABILITAS Indramayu yang diambil sebagai sampel sejumlah 30
VARIABEL KOMPETENSI (X1 ) orang.
Cronbach's
N of Items Untuk mengukur kinerja wali kelas Madrasah
Alpha
0.685 15
Aliyah Al-Zaytun Gantar Kabupaten Indramayu,
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). selanjutnya data yang telah terkumpul direkap dalam
Sumber : Pengolahan Data, 2016 tabulasi data yang dilakukan terhadap jawaban
Dari tabel diatas, untuk Uji Reliabilitas variabel responden dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam
kompetensi (X1) dengan nilai rtabel 0.514, lampiran. Untuk variabel kinerja wali kelas diberi
sedangkan pada nilai Alpha sebesar 0,685 notasi Y, sedangkan untuk variabel yang memengaruhi
sehingga dapat disimpulkan bahwa rAlpha kinerja wali kelas masing-masing diberi notasi (X1)
Berdasarkan dari hasil analisis regresi linier c. Nilai koefisien Motivasi (X2 ) terhadap kinerja
berganda dengan menggunakan Komputer program adalah sebesar 0,396. Hal ini berarti, jika variabel
Statistical Product and Service Solution (SPSS) X2 meningkat 1 satuan maka kinerja Y akan
Versi 20.00 yakni analisis regresi linear berganda menin gkat sebesar 0,396 dengan asumsi
didapat nilai persamaan regresi linear bergandanya variabel X1 dan X2 dianggap konstan.
sebagai berikut :
Pengujian Nilai t (Pengaruh Masing-masimg
49.602 + 0,682 X1 + 0,396 X 2
Variabel)
Dimana : = Kinerja
X1 = Kompetensi Pengujian nilai t digunakan untuk menguji apakah
X2 = Motivasi ada p en garu h dari masin g- masing v ar iabel
Kompetensi (X1) dan Motivasi (X2) terhadap kinerja
Dapat dijelaskan sebagai berikut : wali kelas pada Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar
a. Nilai ko nstanta intersep sebesar 49,602 Kabupaten Indramayu (Y). Untuk itu masing-masing
menyatakan bahwa jika variabel X1 dan X2 variabel akan dijelaskan pengujian dengan nilai t
meningkat 1 satuan, maka kinerja Y akan berikut ini:
meningkat sebesar 49,602 a. Pengaruh Kompetensi (Variabel X1) terhadap
b. Nilai koefisen regresi X1 terhadap kinerja Y Kinerja (Variabel Y)
adalah sebesar 0,682. Hal ini berarti, jika variabel Berd asar kan tabel co ef ficien t melalu i
Kompetensi (X1) meningkat 1 satuan maka perhitungan SPSS versi 20.00, maka nilai t
kinerja Y akan meningkat sebesar 0,682. hitung untuk variabel X1 (Kompetensi) sebesar
3,436. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30 besar dari F-tabel atau 11,915 > 2,69 dengan tingkat
adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau signitifikan sebesar 0,00 karena 0,00 < 0,05, maka
3,436 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi) dapat dikatakan bahwa variabel Kompetensi (X1) dan
= 0,021. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1 variabel Motivasi (X2) secara simultan memiliki
diterima. Karena nilai t hitung > t tabel , maka pengaruh yang sesungguhnya terhadap variabel
dapat disimpulkan bahwa Kompetensi (Variabel kinerja wali kelas (Y) pada Madrasah Aliyah Al-
X1) memang mempunyai pengaruh yang positif Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu.
dan signitifikan terhadap kinerja wali kelas
(Variabel Y). Jadi disini jelas terlihat bahwa KESIMPULAN
hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya. Setelah diuraikan tentang variabel-variabel yang
b. Pengaruh Motivasi (Variabel X2) terhadap mempengaruhi kinerja wali kelas di Madrasah Aliyah
Kinerja (Variabel Y) Al-Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu, maka dari
Berd asar kan tabel co ef ficien t melalu i hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan
perhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai t sebagai berikut :
hitung untuk variabel X2 (motivasi) sebesar 1. Berd asar kan tabel coefficient melalu i
2,435. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30 perhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai t
adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau hitung untuk variabel X1 (Kompetensi) sebesar
2,435 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi) 3,436. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30
= 0,002. Dengan demikian, Ho ditolak dan H1 adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau
diterima. Karena nilai t hitung > t tabel, maka 3,436 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi)
dapat disimpulkan bahwa motivasi (Variabel X2) = 0,021. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1
memang mempunyai pengaruh yang positif dan diterima. Karena nilai t hitung > t tabel , maka
signitifikan terhadap kinerja wali kelas (Variabel dapat disimpulkan bahwa Kompetensi (Variabel
Y). Jadi disini jelas terlihat bahwa hipotesis yang X1) memang mempunyai pengaruh yang positif
diajukan terbukti kebenarannya. dan signitifikan terhadap Kinerja Wali kelas
(Variabel Y).
Model Summary 2. Ber dasark an tab el co efficien t melalu i
Tabel 5.14 Model Summary perhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai t
Adjusted R Std. Error of Durbin- hitung untuk variabel X2 (Motivasi) sebesar
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .761(a) .579
2,435. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30
.530 4.96918 1.914
a. Predictors : (Constant), Kompetensi (X1 ) dan Motivasi (X2)
adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau
b. Dependent Variabel : Kinerja (Y) 2,435 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi)
Sumber : Pengolahan Data, 2016 = 0,002. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1
Angka R Square sebesar 0,579 atau 57,9% artinya diterima. Karen nilai t hitung > t tabel , maka
pengaruh antara Variabel independen dan Variabel dapat disimpulkan bahwa Motivasi (Variabel X2)
dependen sebesar 57,9%. memang mempunyai pengaruh yang positif dan
signitifikan terhadap Kinerja Wali kelas
Uji Anova (Variabel Y).
Tabel 5.15 ANOVA 3. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
Sum of Mean (SPSS) versi 12.00, yakni uji ANOVA atau Ftest
Model Squares df Square F Sig. di dapati Fhitung sebesar 11,915. Sedangkan F
1 Regression 882.656 3 294.219 11.915 .000a
Residual 642.011 26 24.693 tabel (a 0,05) untuk N = 30 adalah 2,69. Jadi F
Total 1524.667 29 hitung lebih besar dari F tabel atau 11,915 > 2,69
a. Predictors : (Constant), Motivasi dan Kompetensi dengan tingkat signitifikan sebesar 0,00 karena
b. Dependent Variabel : Kinerja 0,00 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
Sumber : Pengolahan Data, 2016 variabel Kompetensi (X1), variabel Motivasi
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan (X2) secara simultan memiliki pengaruh yang
(SPSS) versi 12.00, yakni uji ANOVA atau F-test sesungguhnya terhadap variabel Kinerja wali
didapati F-hitung sebesar 11,915 Sedangkan F-tabel kelas (Y) di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
(a 0,05) untuk N = 30 adalah 2,69. Jadi F-hitung lebih Kabupaten Indramayu.
* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
persepsi, dan keputusan yang terjadi pada seseorang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan
Motivasi sebagai proses psikologis timbul selanjutnya pend id ik an n asio nal berf un gsi
diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
sendiri yang disebut intrinsik dan faktor diluar diri serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
seseorang disebut faktor ektrinsik. Faktor di dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
pengalaman, dan pendidikan, atau berbagai harapan, menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
cita-cita yang menjangkau masa depan. Sedangkan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
faktor di luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
sumber, bisa karena pengaruh pemimpin, kolega atau negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Di dalam Undang Undang Sistem Pendidikan
Seor an g pemimp in seb aikn ya memilik i Nasional tersebut di atas maka seorang pemimpin
kemampuan yakni : Motivasi adalah tindakan atau dalam sebuah lembaga pendidikan adalah seorang
perbuatan dan kelompok yang menyebabkan, baik guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala
orang seorang maupun kelompok yang bergerak Seko lah yang mer up ak an p emimpin un tu k
kearah tujuan tertentu. Motivasi tampak dalam proses menjalankan manajemen sekolah.
dimana seseorang mengarahkan, membimbing, Namun dewasa ini sering ditemukan bahwa
mempengaruhi dan atau mengawasi pikiran, perasaan Kepala Sekolah tidak mampu menjalankan fungsi
atau tingkah laku orang lain (Hadari Nawawi, kepemimpinannya, yang tercermin dari tidak bisa
1978:h.43). terlaksananya dengan baik kegiatan belajar mengajar,
Aturan perundang-undangan lain yang mengatur serta tata tertib sekolah, dan tidak berjalannya
hal ini adalah UU No. 8 tahun 1974 tentang pokok- rencana induk pengembangan sekolah, oleh karena
pokok Kepegawaian yang mengatur segala sesuatu dalam menjalankan misi tugasnya sebagai fasilitator,
yang berkenaan dengan pembinaan guru negeri. konservator, transmitor, dan organisator kurang
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sastro Djatmiko menghayati dan memahami dari tugas dan tanggung
(2001:h.37) bahwa : jawabnya, padahal peran seorang pemimpin (to
Pembinaan itu adalah usaha untuk mewujudkan direct) sangatlah penting dan strategis.
Guru Negeri yang mempunyai sifat seperti yang telah Kemungkinan terjadinya hal yang dikemukakan
sering disebut setia, patuh dan taat kepada Pancasila, di atas bisa saja terjadi pada lembaga lembaga
UUD 1945, Negara dan Pemerintahan, bermental Pendidikan yang disebabkan sistem penetapan Kepala
baik, berwibawa, kuat, berdaya guna berhasil guna, Sekolah yang kurang baik, pada dewasa ini sering
bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung terjadi pengunaan system yang dilakukan dalam
jawab sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara, penetapan Kepala Sekolah dengan sistem droping
dan abdi masyarakat. Pembinaan berdasarkan sistem atau penunjukkan, hal ini sering terjadi ketidak
karier dan sistem kerja. serasian atau kecemburuan dalam hal penetapan
Bertitik tolak dari sistem Undang-Undang Pokok seor ang Kep ala Sekolah w alaupun telah ada
Keguruan di atas, berarti karier seseorang sesuai persyaratanpersyaratan yang harus ditempuh untuk
dengan k ep an gk atan atau go lo ngan akan menjadi seorang Kepala Sekolah seperti diadakannya
berkelanjutan oleh prestasi kerja yang tercermin dalam pendidikan dan latihan calon Kepala Sekolah.
kinerjanya yang dinilai positif oleh pemimpinnya. Dengan tidak mengesampingkan aspirasi dan
Penilaian itu merupakan tanggung jawab atasan harapan para p egaw ai d an gur u yang akan
langsung sebagai pimpinan masing-masing. Demikian dipimpinnya. Karena sering terjadi pimpinan sekolah
pula sebaliknya, setiap pimpinan di lingkungan setiap beralasan dari sekolah atau lembaga lain yang tidak
unit kerja selalu memerlukan sejumlah guru sebagai dikenal sebelumnya oleh para pegawai atau guru yang
pembantunya dalam melaksanakan tugas yang memilik i basic, k ompetensi, ser ta k ualitas
dibebankan pada masing-masing unit. Sebagaimana kepemimpinan maupun sikap individunya.
yang dituangkan di dalam Undang-Undang Republik Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Penulis menganggap penting perlunya dikaji masalah
Pendidikan Nasional, yang bertujuan Pendidikan Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Motivasi Terhadap Kinerja guru pada Sekolah
H3
X1
tabel sebagai berikut : Sumber : Pengolahan Data, 2016
Tabel 4.2
Distribusi Tanggapan Tentang Kepemimpinan Berd asar kan Tabu lasi hasil jawaban dari
Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan responden tentang Motivasi (Variabel X2) yang
Arrahman Kota Depok. berbentuk huruf mutu dan telah diterjemahkan ke
Tanggapan Responden dalam angka mutu, selanjutnya penulis hitung
No A B C D E
berdasarkan presentase dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Angket f % f % F % f % F %
Tabel 4.3
1 14 40 14 40 7 20 0 0 0 0
Distribusi Tanggapan Tentang Motivasi Pada
2 2 6 28 80 5 14 0 0 0 0
Sekolah Menengah Kejuruan Arrahman
3 9 26 9 26 17 49 0 0 0 0 Kota Depok.
4 0 0 31 89 4 11 0 0 0 0 Tanggapan R esponden
5 12 34 14 40 9 26 0 0 0 0 No A B C D E
6 7 20 20 57 8 23 0 0 0 0 Angket F % F % f % F % f %
7 4 11 23 66 8 23 0 0 0 0 1 15 43 16 46 4 11 0 0 0 0
8 11 31 20 57 4 11 0 0 0 0 2 10 29 19 54 6 17 0 0 0 0
9 7 20 24 69 4 11 0 0 0 0 3 11 31 21 60 3 9 0 0 0 0
4 12 34 18 51 5 14 0 0 0 0
10. 17 49 13 37 5 14 0 0 0 0
5 8 23 17 49 10 29 0 0 0 0
Total 83 24 196 56 71 20 0 0 0 0
6 5 14 25 71 5 14 0 0 0 0
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
7 12 34 14 40 9 26 0 0 0 0
8 7 20 23 66 5 14 0 0 0 0
Dari tabel di atas, terlihat bahwa 24% dinyatakan
9 15 43 14 40 6 17 0 0 0 0
bahwa kondisi tentang Kepemimpinan Kepala
10 13 37 17 49 5 14 0 0 0 0
Sekolah pada SMK Arrahman Kota Depok sudah
Total 108 31 184 53 58 17 0 0 0 0
sangat baik. Hal ini tampak dari tanggapan responden
melalui angket, dimana memilih alternatif jawabanA. Sumber : Hasil Penelitian, 2016
12 8
6
10
4
8
2 S t d . D ev = 2 .2 0
6 M e an = 4 2 . 3
0 N = 3 5.00
3 8.0 4 0. 0 4 2.0 4 4. 0 4 6. 0 4 8.0
4
0 N = 3 5 .0 0
3 8 .0 4 0 .0 4 2 .0 4 4 .0 4 6 .0 4 8 .0 Analisis hasil penelitian
X 2
Sumber : Pengolahan Data, 2016 Korelasi Antar Variabel yaitu Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)
Table 4.4 serta Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) adalah
Distribusi Tanggapan Responden Tentang sebagai berikut :
Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah a. Analisis untuk melihat hubungan antara variabel
Kejuruan Arrahman Kota Depok. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap
Tan ggap a R esp o nd en variabel Kinerja Guru (Y),
No A B C D E b. Analisis untuk melihat hubungan variabel
An g ket f % F % F % F % f % Motivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru
1 20 57 9 26 6 17 0 0 0 0 (Y).
2 14 40 16 46 5 14 0 0 0 0 Kedua analisis tersebut bisa dilihat dari hasil
3 13 37 19 54 3 9 0 0 0 0
program Statistical Product and Service Solutions
4 10 29 18 51 7 20 0 0 0 0
(SPSS) sebagai berikut :
5 13 37 14 40 8 23 0 0 0 0
Tabel 4.5
6 15 43 14 40 6 17 0 0 0 0 Correlations
7 10 29 19 54 6 17 0 0 0 0 X1 X2 Y
X1 Pearson Correlation 1 .637** .447**
8 17 49 14 40 4 11 0 0 0 0
Sig. (2-tailed) . .000 .007
9 12 34 16 46 7 20 0 0 0 0 N 35 35 35
10 11 31 20 57 4 11 0 0 0 0
X2 Pearson Correlation .637** 1 .646**
Sig. (2-tailed) .000 . .000
To tal 1 35 39 15 9 45 56 16 0 0 0 0 N 35 35 35
Y Pearson Correlation .447** .646** 1
Sumber : Hasil Penelitian 2016 Sig. (2-tailed) .007 .000 .
N 35 35 35
Berdasarkan tabel di atas, tampak bah wa **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
responden atau 39% menyatakan bahwa Kinerja Guru Sumber : Pengolahan Data, 2016
pada SMK Arrahman Kota Depok sudah sangat baik.
Kepala Sekolah (X1) dan variabel Motivasi (X2) Sumber : Pengolahan Data, 2016
terhadap variabel Kinerja Guru (Y) Berdasarkan hasil pengolahan data melalui
program Statistical Product and Service Solutions
Dasar pengambilan keputusan : (SPSS) dari N=35 memperoleh hasil 0,648, (tabel
Jika angka korelasi lebih kecil dari 0,01 maka Ho 16) lebih besar dari Harga Kritik dari Spearmen (tabel
ditolak artinya ada hubungan dan jika angka korelasi 15), N=30 dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu
lebih besar dari 0,01 maka ho diterima artinya tidak 0,364 b erar ti secara bersama-sama terdapat
ada hubungan. h ub un gan yang signifikan an tara v ar iabel
a. Dari pengolahan data diperoleh angka 0,007 Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan variabel
(tabel 14) untuk korelasi variabel Kepemimpinan Motivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru (Y).
Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y),
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya Interpretasi hasil penelitian
terdapat hubungan yang siginifikan antara Berdasarkan data yang ada dengan pengolahan
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap metode Statistical Product and Service Solutions
Kinerja Guru (Y). (SPSS) menurut Santoso (Fazril 2001, Jurnal Ekonomi
b. Dari pengolahan data diperoleh angka 0,000 Borobudur) menyatakan tentang tingkat korelasi
(tabel 14) untuk korelasi variabel Motivasi (X2) antar variabel, bahwa angka berkisar 0 (tidak ada
terhadap Kinerja Guru (Y), maka Ho ditolak korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sangat
dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang sempurna) berarti angka korelasi 0,5 menunjukkan
siginifikan antara Motivasi (X 2) terhadap korelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5
Kinerja Guru (Y). korelasi lemah.
Korelasi Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada hasil analisis data diatas adalah :
( X1 ) dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) 1. Untuk korelasi sebagai berikut :
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan a. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan
yang signifikan secara bersama-sama antara variabel Kinerja Guru (Y) diperoleh koefisien
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Variabel korelasi + 0,447 atau 44,7% (tabel 14) hal
Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y), berikut ini menunjukan lebih kecil dari 0,5 ini berarti
disajikan tabel perbandingan atau harga kritik dari hubungannya lemah. Sedangkan tanda
Spearmen : positif (+) menunjukan bahwa semakin
Tabel 4.6 : Harga Kritik dari Spearmen tinggi Kepemimpinan Kepala Sekolah,
INTERVAL INTERVAL maka akan semakin tinggi Kinerja Guru.
KEP ERCAYAAN KEP ERCAYAAN
N N Ber arti 55,3% berhub ungan den gan
95% 9 9% 95% 99%
variable lain yang tidak diteliti
5 1 - 16 0,506 0,6 65 Untuk memperjelas hubungan kedua
6 0,886 0 ,992 18 0,475 0,6 25 variabel tersebut bisa dilihat dengan
7 0,786 0 ,929 20 0,450 0,5 91 gambar (kurva) sebagai berikut :
8 0,738 0 ,881 22 0,428 0,5 62 Curve Fit
MODEL: MOD_1.
9 0,683 0 ,833 24 0,409 0,5 26 Independent: X2
Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1
10 0,648 0 ,794 26 0,392 0,5 15 X1 LIN .406 33 22.54 .000 17.4224 .5539
Y LIN .417 33 23.63 .000 18.3627 .5768
12 0,591 0 ,777 28 0,377 0,4 96 X1 Y
46 48
44
42
42
40
38
O bser ved 38
O bse rved
36 L inear
36 L inea r
36 38 40 42 44 46 48
36 38 40 42 44 46 48
X2
X2
40 40
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan variabel
38
Observed
38
O bserved
Motivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru (Y).
36 Linear 36 Linear
36 38 40 42 44 46 36 38 40 42 44 46
X1 X1
Saran
2. Untuk regresi linier adalah sebagai berikut : Mengenai kepemimpinan Kepala Sekolah perlu
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan ditingkatkan, karena baru 24% yang menyatakan
Motivasi (X2) secara bersama-sama terhadap sangat baik, 56% men yatakan baik dan 20%
Kinerja Guru (Y) diperoleh regresi linear + 0,648 men yatakan cu ku p serta hu bu ngan antar a
atau 64,8% (tabel 16) hal ini menunjukan lebih Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja
besar dari 0,5 ini berarti hubungannya kuat. Guru perlu ditingkatkan juga karena masih dalam
Sedangkan tanda positif (+) menunjukan bahwa kategori lemah yaitu 44,7%. Untuk Motivasi perlu
semakin tinggi Kepemimpinan dan Motivasi, ditingkatkan karena, baru 31% yang menyatakan
maka akan semakin tinggi Kinerja Guru dan sangat baik, 53% men yatakan baik dan 16%
sebaliknya semakin rendah Kepemimpinan dan menyatakan cukup, serta hubungan antara Motivasi
Motivasi, maka akan semakin rendah pula terhadap Kinerja Guru perlu ditingkatkan karena
Kinerja Guru dan 35,2% lagi berhubungan masih dalam kategori kuat yaitu 64,6%.
dengan variabel lain yang tidak diteliti. Untuk Kinerja Guru perlu ditingkatkan karena,
Un tu k memp er jelas hu bu ngan v ar iabel baru 39% yang menyatakan sangat baik, 45%
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi menyatakan baik dan 16% menyatakan cukup, serta
terhadap Kinerja Gurur bisa dilihat dengan hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
gambar (kurva) sebagai berikut : Motivasi terhadap Kinerja Guru perlu ditingkatkan
Curve Fit juga karena masih dalam kategori kuat yaitu 64,8%.
MODEL: MOD_3.
Independent: Y
Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1
42
Balai Aksara. Jakarta.
40
40
Buku Panduan Penulisan Tesis, 2006 Program Pasca
38
O bserved
38
Ob served
Sarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi
36
36 38 40 42 44 46 48
Li near 36
36 38 40 42 44 46 48
Linear
Manajemen IMMI Jakarta
Y Y
Departemen Agama RI, (2001) , Meto do lo gi Mardalis, (1999), Metode Penelitian, Bumi Aksara,
Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Jakarta.
Pemb inaan Kelembagaan Agama Islam, Mudrajad Kuncoro, (2000), Ekonomi Pemnagunan
Jakarta. (Teori, Masalah dan Kebijakan), UPP AMP
Dessler, Gar ry ( 1986), O rgan izatio n an d YKPN, Yogyakarta.
Management, Prentice Hall Inc, Englwood Cliff, Nawawi, (2000), Analisis Kepemimpinan dan
New Jersey. Pengaruh Kinerja Karyawan Pada Jamsostek,
Dwi Priyatno, (2008), Mandiri Belajar SPSS Bagi Bandar Llampung.
Mah asiswa d an Umu m, PT Mediak om, Nur Indriantoro, (2002), Akuntan, Metodologi
Yogyakarta. Penelitian Bisnis Un tu k Ak un tansi &
Fandy Tjiptono, (2001), Prinsipprinsip Total Quality Manajemen, BPFE UGM, Yogyakarta.
Service, Andi, Yogyakarta. Sugiyono, (2001), Metode Penelitian Administrasi,
Flippo, (1984) Personal Of Management, National Alfabeta, Bandung.
Printer, Singapore. , (Penerjemah : Haris Munandar),
Hadari Nawawi,, (2001), Perencanaan SDM, Gajah (2000), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,
Mada University Press, Yogyakarta. Erlangga, Jakarta.
Hasan, M. Iqbal, (2001), Pokok-Pokok Materi , (2002), Statistika Untuk Penelitian,
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Alfabeta, Bandung.
Indonesia, Jakarta. - - , (2005) , Meto de Pen elitian
Inspirasi, (2012), KUD Nasibmu Kini, Vol 2, No 36, Administrasi, Alfabeta, Bandung.
PT. Bina Insan Negeri, Jakarta. Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitian,
Jurnal Ekonomi, (2001), Uinversitas Borobudur, Rineka Cipta, Jakarta.
Jakarta. Sukardi, (2008), Evaluasi Pendidikan Prinsip &
Jurnal Ekonomi, (2002), Uinversitas Borobudur, Operasionalnya, Bumi Aksara, Yogyakarta.
Jakarta. Supardi & Darwyan Syah, (2010) Perencanaan
Jurnal ilmiah, (2013), Pengaruh Motivasi terhadap Pendidikan Suatu Pendektan Pratik, Diadit
Peningkatan Kinerja Pegawai pada PT. PLN. Media, Jakarta
(Persero) Bantar Gebang, Bekasi, Vol 7 N0. Syafruddin Nurdin, (2005), Guru Profesional &
02, Universitas Gunadarma, Jakarta. Implementasi Kurikulum, Quantum Teaching,
Jurnal Ilmiah Pariwisata, (2003), Hubungan anatara Jakarta.
Loyalitas Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan, Talizidu hu Draha, (2001) , Pengan tar Teor i
Vol. 8 No. 2. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka
Jakarta. Cipta. Jakarta.
Mansyuri dan Syarif Hidayat (2001) Menyikapi Akar Wahjosumidjo, (2002), Kepemimpinan Kepala
Persoalan Ketimpangan Ekonomi di Daerah Sekolah Tinjauan teori dan Permasalahannya,
Sebuah Kajian Ekonomi Politik, PT Pamator, PT Radja Grafindo Persada, Jakarta
Jakarta. Wido do, (2004), Cerdik Menyusu n Prop osal
Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi, Yayasan
Kelopak Magna Script, Jakarta.
melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) yang menengah, mengacu kepada Standar Isi dan Standar
dikutip oleh Rastodio (2009) mengatakan guru Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada
adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
orang yang akan mengembangkan suasana bebas Pendidikan (BSNP).Komponen kurikulum tingkat
bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya menengah terdiri dari 1) Tujuan pendidikan sekolah,
dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan 2) Struktur dan muatan kurikulum, 3) Kalender
secara k on sisten . Dengan d emik ian dapat pendidikan dan 4) Silabus dan RPP. Silabus dan RPP
dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam merupakan perencanaan proses pembelajaran yang
k on teks b elajar men gajar diar ah kan un tu k memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
pengembangan aktivitas siswa dalam belajar. materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
Gambaran aktivitas itu tercermin dari adanya penilaian hasil belajar ( Peraturan Pemerintah Nomor
usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif Pasal 20). Berdasarkan hal tersebut diharapkan setiap
belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya sekedar pendidikpada SDN 2 Cicurug dapat menyusun
menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan kurikulum yang akan diimplementasikan dalam
menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya kegiatan pembelajaran.
integrative ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Guru adalah pendidik professional dengan tugas
Dalam konteks ini gur u tidak hanya sebagai utama mend id ik , mengajar, memb imbing,
penyampaian informasi tetapi juga bertindak sebagai mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
director and facilitator of learning. peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
Lebih lanjut Usman (1994:3) yang dikutip oleh pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
Rastodio (2009) mengemukakan mengajar pada menengah (UU No.14 tahun 2005 : 2) Dengan
prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan demikian , dalam melaksan akan tu gas
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa keprofesionalannya, guru berkewajiban :
mengajar merupakan suatu usaha mengorganisai 1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai
dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
proses belajar. Pengertian ini mengandung makna 2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya sejalan d en gan perk embangan ilmu
mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas pengetahuan, teknologi, dan seni;
maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang 3) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas
terhadap kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik
kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan dalam pembelajaran;
pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses 4) Menjungjung tinggi peraturan perundang-
belajar. Aktivitas kompleks yangdimaksud antara lain undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-
adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) nilai agama dan etika; dan
memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun 5) Memelihara dan memupuk persatuan dan
ada di luar kelas. kesatuan bangsa.
Berdasarkan penjelasan dalam undang-undang
B. Kelengkapan Mengajar dan peraturan pemerintah tersebut di atas bahwa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 setiap pend idik dalam hal ini Guru seb elum
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan melaksanakan proses pembelajaran wajib memiliki
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 kelengkapan mengajar yang umumnya disusun diawal
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, semester atau diawal tahun pelajaran. Kelengkapan
mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat mengajar tersebut mulai dari kalender pendidikan,
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan silabus, program pengajaran tahunan (prota), program
7) Fleksibel, keseluruhan komponen RPP dapat lapangan yang berkaitan dengan peningkatan
mengakomodasi variasi peserta didik serta efektifitas kerja, sehingga dapat diformulasikan solusi
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan pemecahannya secara bersama-sama.
tuntutan masyarakat. Merujuk pada pendapat tersebut, pada dasarnya
8) Menyeluruh, materi RPP mencakup keseluruhan In-House Training adalah Program pelatihan yang
ranah kompetensi (ko gnitif, afektif, dan diselenggar akan di tempat peserta pelatihan.
psik omotor ) yang akan dicapai un tu k Menggunakan peralatan kerja peserta pelatihan
mendukung ketercapaian Standar Kompetensi dengan materi yang relevan dan mer upak an
dan Kompetensi Dasar. permasalahn yang sedang dihadapi. Dengan program
ini peser ta akan lebih mud ah men yerap dan
C. In-House Training men gaplik asik an mater i pelatihan un tu k
In House Training adalah pelatihan yang terjadi menyelesaikan dan mengatasi permasalahan kerja
atas permintaan suatu komunitas tertentu apakah itu yang sering dialami dan mampu secara langsung
lembaga profit ataupun nonprofit. Istilah In_House meningkatkan kualitas dan kinerja dari sumber daya
Training sama pengertiannya dengan in-servis training manusia dilingkungan instansi peserta pelatihan.
menurut Hadari Nawawi (1983:113) yang dikutip oleh
Dadang Dahlan menyatakan in-servis training sebagai METODE PENELITIAN
usah a untuk meningkatkan pen getahuan dan A. Waktu dan Tempat Penelitian
keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai Waktu
dengan tugasnya agar dapat meningkatkan efisiensi Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan selama
dan produktivitas dalam bidang tersebut. Lebih lanjut satu bulan yang dimulai dari tanggal 25Januari sampai
dikemukakan bahwa program in-servis training ini dengan 29 Pebruari tahun 2015. Penelitian ini
diperlukan karena banyak guru-guru muda yang menggunakan dua siklus tindakan. Pada siklus 1
belum mendapat pengalaman dan bekal yang cukup terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap persiapan,
dalam menghadapi pekerjaannya. tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengumpulan data
Agar program in-House training ini efektif tahap analisis data (refleksi).
memer lu kan manajemen pelatihan seperti Sedangkan pada siklus 2 terbagi menjadi empat
dikemukakan Gaffar (1993) yang dikutip oleh Dadang tahap pula yaitu tahap perencanaan tindakan,
Dahlan pengembangan mutu sumber daya manusia pelaksanaan tindakan , pengumpulan data, analisi data
memerlukan manajemen yang secara logis perlu dan diakhiri dengan penyusunan laporan.
mengikuti tahapan need assessment, merumuskan
tujuan dan sasaran, mengembangkan program, Tempat
menyusun action plan, melaksanakan program, Penelitian d ilak uk an d i SDN 2 Cicu ru g
monitoring dan supervise serta evaluasi program. Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.
Secara umum, tujuan In-House Training yaitu
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia B. Personalia
yang didayagunakan instansi terkait, sehingga pada Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan oleh
akhirnya dapat lebih mendukung dalam upaya peneliti pada SDN 2 Cicurug bersama-sama dengan
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Selain hal kolaborator yaitu Aep Saepudin, S.Ip, M.Si sebagai
tersebut di atas, sasaran pelatihan internal ini antara narasumber dan Udin Samsudin, M.Pd sebagai
lain: men ciptak an inter ak si antar a peserta koordinator kurikulum.
dilingkungan instansi yang terkait serta mempererat
rasa kekeluargaan/kebersamaan, meningkatkan
motivasi baikbagi peserta maupun bagi narasumber
untuk membiasakan budaya pembelajaran yang
b er kesinamb un gan, u ntuk men geksplor asi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi di
Hal ini sangatlah beralasan karena dengan Tabel diatas mengindikasikan bahwa hanya 18.0%
memilki kelengkapan mengajar yang baik sangat saja Guru merasa tidak perlu In-House Training
membantu kelancaran dalam proses pembelajaran. Penyusunan kelengkapan mengajar hal ini terjadi
Selain itu dengan kelengkapan mengajar akan mungkin karena mereka sudah cukup berpengalaman
memberi kesempatan bagi guru sebagai pendidik dalam mengajar sehingga tanpa In-House Training
untuk merancang pembelajaran sesuai dengan mereka merasa sudah bisa menyusun kelengkapan
kebutuhan peserta didik, kemampuan peserta didik mengajar. 11.6% menjawab cukup setuju/ragu-ragu
dan fasilitas yang dimiliki sekolah. mungkin mereka belum mengetahui dengan jelas
Tabel 2 : Ketidaksesuaian mata pelajaran yang tentang materi yang akan disampaikan dalam In-
diajarkan dengan latar belakang pendidikan House Training sehingga mereka merasa tidak yakin
Guru SDN 2 Cicurug. apakah sudah bisa atau belum bisa materi tersebut.
No
1
A lt e rn a ti v e J a w a b a n
S an g a t S e tu ju
%
1 1 .2 Sedangkan sisanya 70.0% menyatakan perlu
2 S et u ju 3 3 .4
3
4
C u ku p S e tuju
T id ak S e t u j u
4 4 .2
1 1 .2
diadakan In-House Training penyusunan kelengkapan
5 S an g a t T id a k S e t u j u 0 .0 0
1 00 mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Sumber : Pengolahan Data, 2015 sebagian besar Guru SDN 2 Cicurug mengharapkan
Tabel diatas menyatakan bahwa hanya 11.2% adanya In-House Training penyusunan kelengkapan
guru merasa mata pelajaran yang diajarkan sesuai mengajar.
dengan latar belakang pendidikannya. 44.2% Tabel 5 : Motivasi Guru dalam Menyusun
menyatakan cukup setuju atau ragu-ragu hal ini Kelengkapan Mengajar Pada SDN 2 Cicurug.
mungkin Guru merasa mata pelajaran yang diajarkan No A lte rnative Jaw aban %
1 Sa ngat Se tuju 33.3
meman g tidak sesu ai d engan latar belakang 2 Se tuju 66.7
3 Cukup S etuju 0.00
pendidikannya namun mereka merasa mampu 4 Tidak Se tuju 0.00
5 Sa ngat Tidak Setuju 0.00
mengajarkan mata pelajaran yang diajarkan mungkin 100
karena mata pelajaran yang diajarkan tersebut masih Sumber : Pengolahan Data, 2015
satu rumpun dengan latar belakang pendidikannya. Dari tabel tersebut diatas 100% Guru memiliki
Selebihnya menjawab setuju yang berarti sekitar motivasi yang tinggi untuk mengikuti In-House
44.6% merasa mengajar tidak sesuai dengan latar Training dan memiliki keinginan kuat untuk membuat
belakang pendidikannya. kelengkapan mengajar bahkan akan menggunakan
Tabel 3: Kurangnya Pengalaman Mengajar kelengkapan mengajar tersebut sebagi penunjang
Guru SDN 2 Cicurug. proses pembelajaran.
No Alternative Jawaban %
1 Sangat Setuju 0.00
2 Setuju 33.3 B. Hasil yang diperoleh pada Siklus 1
3 C ukup Setuju 22.3
4 Tidak Setuju 44.4 Tabel 6 : Hasil In-House Training Tahap 1
5 Sangat Tidak Setuju 0.00 Nama Guru/ Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI
Pr o
100 No Mata
Pelajaran
Pro
ta
Pro
mes
RPP
Pro
ta
Pro
mes
R PP
Pro
ta
Pro
mes
R PP
Prot
a
me RPP
Prot
a
Prom
es
R PP
Prot
a
Prom
es
RPP
s
1 N ia Kurniat i,
Sumber : Pengolahan Data, 2015 2
S.Pd.I
E ndang
- - - - - - - - - - - -
Abdullah, - -
Dari tabel tersebut diatas dapat diartikan bahwa 3
S.Pd.SD
Sutrawati,S.Pd - -
4 Ot ih Khot imah,
-
44.4% menyatakan tidak setuju kalau pengalaman 5
S.Pd.SD
Udin Samsudin,
M .Pd
6 E ti Kusmiati,
mengajarnya dikatakan kurang, dengan kata lain 7
S.Pd.I
Hendr alina,
S.Pd -
merasa dirinya belum berpengalaman mengajar. Hal Sumber : Pengolahan Data, 2015
ini dikarenakan mungkin mereka belum lama diangkat Pada siklus 1 berdasarkan data dari tabel diatas
sebagai guru dan mungkin juga beberapa diantaranya dapat dijelaskan bahwa seluruh Guru sudah mulai
bukan berlatar belakang dari kependidikan. menyusun kelengkapan mengajar walaupun belum
Tabel 4 : Perlunya In-House Training Penyusunan ada seorangpun Guru yang berhasil menyelesaikan
Kelengkapan Mengajar Pada SDN 2 Cicurug. kelengkapan mengajar dengan lengkap namun
No
1
A ltern ative Jaw ab an
Sa nga t S etuju
%
22.7
demikian sudah ada satu orang Guru menyelesaikan
2
3
Se tuju
C ukup S etuju
47.7
11.6
83%, dua orang Guru menyelesaikan 75% dan yang
4
5
Tidak Se tuju
Sa nga t Tida k S etuju
18.0
0.00
lainnya masih dibawah 70% dan yang paling rendah
100
(paling sedikit) berhasil menyusun kelengkapan
Sumber : Pengolahan Data, 2015 mengajar adalah sebesar4 16.6%.
S.Pd.I
bahwa Prota dan Promes untuk kelas sama saja
dengan Prota dan Promes kelas lain sehingga bisa Sumber : Pengolahan Data, 2015
saja disusun belakangan yang penting sudah ada Dari tabel 7 di atas terlihat bahwa telah terjadi
RPPnya. peningkatan p rosen tase Gu ru yang berh asil
Secara umum, pada siklus 1 sudah seluruh Guru menyelesaikan penyusunan kelengkapan mengajar
mulai menyusun kelengkapan mengajar namun yaitu 57% menjadi 91,6%. Dari tabel juga terlihat
demikian masih perlu dilakukan tindak lanjut terhadap bahwa seluruh Guru telah meningkat kemampuannya
kegiatan In-House Training tersebut karena indikator dalam menyusun kelengkapan mengajar hal tersebut
keberhasilan In-House Training ini adalah 100% dapat dilihat dari prosentase kelengkapan mengajar
Gur u berh asil men yelesaik an p en yu su nan yang diselesaikan pada siklus 1 dan dibandingkan
kelengkapan mengajar. dengan prosentase kelengkapan mengajar yang
Setelah dilakukan refleksi terhadap siklus 1 diselesaikan pada siklus 2.
ternyata ada dua hal yang perlu mendapat perhatian Agar lebih jelas, peningkatan prosentase tersebut
sebagai tindak lanjut yaitu : seperti pada tabel berikut :
Tabel 8 : Peningkatan Kemampuan Guru dalam kein ginan yang k uat un tu k memb uat
Menyusun Kelengkapan Mengajar kelengkapan mengajar dan akan menggunakan
N o. N ama Gu ru
P rosentase P rosen tase kelengkapan men gajar ter sebut seb agai
P ada S ik lus 1 P ada S iklu s 2
1 Nia K urniati,S .P d.I 57 91,6 penunjang proses pembelajaran.
2 E nd ang A bdullah,S.Pd.SD 55 100
3 Sutrawati,S .P d 55 100
4 Otih Khotim ah,S.Pd.S D 75 100 B. Saran
5 Udin S amsudin,M .P d 45 100 Sebagai bagian akhir dari penulisan ini, ada
6 Eti Kusm iati,S .P d.I 50 100
7 Hendralina,S.Pd 60 98,5 beberapa saran yang perlu penulis kemukakan
8 Seni Apriliani,S.Pd.I 75 100
9 Andi Anw ar,S.Pd 83,3 100
berkaitan dengan peningkatan kemampuan guru
10 Iyan Hendri Dunan 16,6 85 dalam menyusun kelengkapan mengajar melalui In-
Sumber : Pengolahan Data, 2015 House Training pada SDN 2 Cicurug yaitu:
Secar a umum selur uh Gur u telah 1. Bagi kepala sekolah hendaknya secara berkala
terjadipeningkatan kemampuan dalam penyusunan melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
kelengkapan mengajar. Namun seperti data yang mengajar Guru, agar para Guru senantiasa
terlihat pada tabel 8 diatas masih ada dua orang guru melaksanakan proses pembelajaran secara
b elum b er hasil menyelesaikan keselu ru han terencana.
kelengkapan mengajar yang ditargetkan. Menurut 2. Kepala sekolah perlu melakukan bimbingan
pengamatan penulis, salah satu dari dua orang Guru kepada para guru khususnya dalam penyusunan
tersebut dikarenakan belum menguasai keterampilan kelengkapan mengajar terutama kepada guru
komputer sehingga dalam mengerjakan tugas tersebut yang masih pemula atau guru yang mengajar
sangat terhambat. Sedangkan seorang lagi, menurut bu kan pada b id an gn ya k ar en a ad a
pengamatan penulis sebenarnya cukup menguasai kecenderungan mengalami kesulitan dalam
keterampilan Komputer namun yang bersangkutan menyusun kelengkapan mengajar.
kebetulan pada saat tugas diberikan ada masalah 3. Bagi gu ru hendak nya setiap awal tahun
keluarga sehingga belum sempat menyelesaikan tugas pelajaran menyusun kelengkapan mengajar
yang diberikan. sesuai dengan standarisasi yang berlaku.
Tindak lanjut dari siklus 2 adalah : Selanjutnya, kelengkapan mengajar yang telah
1. Peserta (Gur u) yan g belu m menguasai disusun hendaknya digunakan sebagai acuan
keterampilan Komputer tersebut dilakukan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
mentoring dan diberi tambahan waktu untuk 4. Guru yang pengetahuan dan pengalamannya
menyelesaikan penyusun an kelengkapan masih kurang agar dapat meminta bimbingan
mengajar. atau berkoordinasi dengan teman sejawat yang
2. Peserta yang ada masalah keluarga tersebut lebih berpengalaman atau meminta bimbingan
diberi kebijakan berupa tambahan waktu untuk kepada kepala sekolah atau yang ditunjuk.
menyelesaikan penyusun an kelengkapan
mengajar tersebut. DAFTAR PUSTAKA
BSNP.2007.Mo del Rencan a Pelaksan aan
KESIMPULAN DAN SARAN Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan
A. Kesimpulan Pendidikan. Jakarta.Depdiknas.
Berdasarkan hasil penelitian dan data yang Dadang Dahlan, In-House Training sebagai Sarana
dihimpun serta diinterpretasikan oleh penulis, maka Pen ingkatan Kualitas Gur u Tsanawiyah,
dapat disimpulkan sebagai beriku : file.upi.edu/al.php
1. Secara keseluruhan Guru SDN 2 Cicurug Dho ny Fir mansyah,S.Si.2008.Karya Tu lis
menyatakan penting untuk memiliki kelengkapan disampaikan dalam Pelatihan Sukses Membuat
mengajar Proposal Penelitian yang Bermutu Kumiko
2. Seluruh Guru SDN 2 Cicurug menghendaki Education Centre.
ad an ya I n- Ho use Tr aining p en yu su nan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
kelengkapan mengajar. tentang Standar Nasional Pendidikan)
3. 100% Guru memiliki motivasi yang tinggi untuk Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
mengikuti In-House Training dan memiliki Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menjadi menggairahkan dan menarik, tetapi juga a) investasi penggantian asset karena sudah usang
menantang dan terkadang membingunkan, disamping atau karena adanya teknologi baru
itu risiko yang muncul dalam mengelola keuangan b) investasi ekspansi berupa penambahan kapasitas
semakin tinggi karena tingkat persaingan dan produksi karena adanya kesempatan usaha yang
perubahan gejolak ekonomi, politik dan kebijakan lebih baik
pemerintah yang tidak menentuh sehingga membuat c) investasi penambahan pr oduk baru atau
para pemilik modal selalu berhati hati dalam diversifikasi produk
berinvestasi dan memilih jenis investasi yang akan d) investasi lain yang tidak termasuk ke dalam
dilajalankan. ketiga kategori tersebut, meliputi investasi
peralatan pengendalian polusi dan investasi
TINJAUAN PUSTAKA peningkatan keselamatan kerja
Investasi Sementara itu jika dilihat dari segi keterkaitan antar
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana investasi, kita dapat mengelompokkan investasi
atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, menjadi dua, yaitu investasi yang bersifat saling
dengan tuju an u ntuk memp er oleh seju mlah meniadakan atau mutually exclusive dan investasi
keuntungan dimasa datang (Tandelilin, 2007;3). yang independen (Brigham and Houston, 2006:513).
Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh Independent project adalah proyek atau investasi
tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko yang berdiri sendiri, dalam pengertian bahwa
tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan diterimanya usulan investasi yang satu tidak akan
risiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan mempengaruhi atau menghilangkan kesempatan
n ilai p er usah aan, yan g berarti menaik kan proyek yang lain. Apabila perusahaan memiliki jumlah
kemakmuran pemegang saham. Artinya bila dalam uang yang tidak terbatas untuk diinvestasikan, maka
berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keseluruhan independent projects yang telah
keuntungan dengan menggunakan sumber daya memenuhi kriteria minimum yang ditetapkan oleh
perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan perusahaan sehubungan dengan investasi yang
memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk dilakukannya dapatlah diterima.
membeli sahamnya. Dengan demikian semakin tinggi Sebaliknya, mutually exclusive projects adalah
keu ntun gan p erusahaan semakin tinggi nilai proyek-proyek yang mempunyai fungsi yang sama.
perusahaan, yang berarti semakin besar kemakmuran Diterimanya salah satu proyek atau kelompok yang
yang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Riskin, mutually exclusive akan menghilangkan kesempatan
2010). kelompok mutually exclusive yang lain.
Menu rut jangka w aktunya investasi d apat Misalnya, perusahaan dihadapkan pada 3 alternatif
dibedakan atas investasi jangka pendek dan investasi untuk meningkatkan produksinya (ketiga alternatif
jangka panjang. Investasi jangka pendek waktunya ak an men jalan kan fun gsi yang sama) maka
kurang dari satu tahun, yang melibatkan investasi pada diterimanya salah-satu proyek akan menutup
aktiva lancar (seperti kas, piutang, persediaan/modal kesempatan 2 alternatif yang lain.
kerja) guna mendukung operasi perusahaan. Tujuan
perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka pendek Konsep Dasar Capital Budgeting
adalah untuk digunakan sebagai modal kerja atau Ada beberapa istilah dasar yang harus dipahami
operasional perusahaan. dalam capital budgeting (Brigham and Houston,
Sedangkan investasi jangka panjang didefinisikan 2006:506) diantaranya adalah :
sebagai investasi dengan jangka waktu lebih dari satu a) Capit al men unjuk kan aktiv a tetap yang
tahun, dalam hal ini dana yang ditanamkan pada aktiva digunakan untuk produksi
jangka panjang akan diterima kembali dalam waktu b) Bu dget ad alah seb uah r encan a r inci yg
lebih dari satu tahun dan kembalinya secara bertahap. memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran
Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka kas keluar selama beberapa periode pada saat
panjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. yg akan datang.
Secara umum investasi jangka panjang dapat c) Capital budget adalah garis besar rencana
dikelompokkan menjadi empat macam: pengeluaran aktiva tetap
sangat sulit. Sebagai contoh, proyek eksplorasi (2) Operational Cash Flow
minyak lep as pantai, seringkali peru sahaan Operational Cash Flow merupakan aliran kas
pengeboran minyak salah dalam menghitung biaya yang terjadi selamaumur investasi Operational
investasi dan estimasi biaya operasional. Dengan Cash Flow ini berasal dari pendapatan yang
demikian, mereka tidak jarang mengalami kerugian diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang
yang sangat besar. dikeluarkan perusahaan. Aliran kas operasi
Dalam analisis investasi yang dipentingkan adalah sering disebut cash inflow (aliran kas masuk)
aliran kas bersih (net cash flow) yang merupakan yang nantinya akan dibandingkan dengan cash
selisih antara aliran kas keluar dengan aliran kas outflow untuk menutup investasi. Operational
masuk operasi. Penentuan net cash flow atau aliran Cash Flow (cash inflow) ini diterima setiap tahun
kas bersih (AKB) didasarkan pada laporan akuntansi selama umur ekonomis investasi yang berupa
setelah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut aliran kas masuk bersih (disebut Proceeds).
meliputi depresiasi yang bukan pengeluaran kas dan Besarnya proceeds terdiri dari 2 sumber yaitu
beban bunga seandainya investasi tersebut dibiayai berupa laba setelah pajak atau Earning After
dengan pinjaman. Aliran kas bersih perlu ditambah Taxes (EAT) ditambah depresiasi merupakan
dengan (1-pajak) x bunga, karena kita tidak ingin sumber kas masuk (cash inflow).
mencampur adukkan keputusan investasi dengan Dana yang digunakan untuk investasi aktiva
keputusan pendanaan. Jika investasi itu memang tetap dapat berasal dari modal sendiri dan atau
layak, maka apapun sumber dananya haruslah tetap modal asing (hutang). Perbedaan sumber modal
layak. Jadi tidak boleh dalam evaluasi investasi yang digunakan untuk investasi tersebut
kesimpulannya sangat tergantung oleh pendanaan. mempengaruhi perhitungan proceeds (aliran kas
Selain itu discount rate yang digunakan adalah masu k) inv estasi yan g bersan gk utan .
biaya modal yang salah satu komponennya adalah Perhitungan proceeds dari kedua sumber modal
biaya modal dari utang. Dengan demikian, agar tidak tersebut adalah sebagai berikut:
terjadi penghitungan ganda maka perlu disesuaikan Perhitungan besarnya Proceeds bila investasi
aliran kas bersih dengan bunga pinjaman. menggunakan Modal Sendiri.
Setelah mengumpulkan informasi yang relevan, Proceeds = EAT + Depresiasi
barulah dapat dilakukan evaluasi terhadap investasi Pe rhit unga n Proc ee ds bila inve st asi
yang layak untuk dilaksanakan. menggunakan Modal Sendiri dan Hutang:
Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam Proceed = EAT + Depresiasi + Bunga (1
investasi yaitu initial Cash Flow, operational Cash pajak)
Flow, dan terminal Cash Flow (Shim and Siegel, (3) Terminal Cash Flow
1998:200). Berikut ini uraian masing-masing aliran Terminal Cash Flow merupakan aliran kas
kas: masuk yang diterima oleh perusahaan sebagai
(1) Initial Castflow akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek
In it ia l Ca sh Flo w ( Cap it al O ut la ys) investasi. Terminal Cash Flow akan diperoleh
merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pada akhir umur ekonomis suatu investasi.
pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan Terminal Cash Flow ini dapat diperoleh dari
suatu investasi. Cash Flow ini misalnya harga nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja
perolehan pembeli tanah, pembangunan pabrik, yang digunakan untuk investasi. Nilai residu
pembelian mesin, perbaikan mesin daninvestasi suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir
aktiva tetap lainnya. Jika kita melakukan umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku
investasi pembelian mesin pabrik maka yang aktiva yang bersangkutan. Besarnya nilai residu
termasuk Capital outlays atau Cash outflow ini sangat penting dalam perhitungan biaya
antara lain harga pembelian mesin, biaya depresiasi dan aliran kas masuk perusahaan.
pasang, biaya percobaan, biaya balik nama (jika
ada) dan biaya lain yang harus dikeluarkan mesin
terseb ut sampai mesin terseb ut siap
dioperasikan.
Pendekatan terhadap Keputusan dalam Metode ARR mengatakan bahwa semakin tinggi
Capital Budgeting. ARR, semakin menarik usulan investasi tersebut.
Sebuah perusah aan yang akan melakukan Tetapi berapa batas untuk dikatakan menarik ? secara
investasi harus membuat daftar kemungkinan konseptual belum ada cara untuk menentukannya.
investasi mana yang akan dipilih. Proses seleksi ini Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya.
tergantung pada criteria keputusan dan tujuan yang Mudah dilakukan dari data akuntansi yang tersedia.
akan dicapai manajer. Umumnya manajer memilih Hasilnya kemudian dibandingkan dengan tingkat
investasi yang memberikan net present value yang bunga tertentu, diterima atau ditolaknya usulan
terbesar atau bisa pula berdasarkan aliran kas masuk investasi tersebut.
bersih terbesar. Penentuan apakah proposal investasi Kelemahan utama d ari meto de ini adalah
dapat diterima atau ditolak dapat digunakan beberapa keuntungan didasarkan pada keuntungan berdasarkan
pendekatan atau metode, Brigham dan Daves laporan akuntansi, dan bukannya mendasarkan atas
(2010:375) menggunakan tujuh metode evaluasi yaitu: aliran kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang
Sedangkan Shim dan Siegel (1998:202) menggunakan (t im e va lu e of m on ey). Selain itu d en gan
lima metode dalam evaluasi investasi proyek. menggunakan metode ARR terdapat kelemahan lain
Penulisan kali ini hanya akan dibahas lima metode yang mendasar yaitu hasil perhitungan yang bisa
sebagaimana yang dipakai oleh Schaum, yaitu: berbeda apabila digunakan angka rata rata dan
(1) Metode Payback Period dihitung setiap tahun yang disebabkan oleh bagaimana
(2) Metode Average of Return menentukan tingkat keuntungan yang dianggap layak
(3) Metode Net Present Value dan konsep ARR menggunakan konsep laba akuntansi
(4) Metode Internal rate of Return bukan arus kas serta mengabaikan nilai waktu uang.
(5) Metode Profitability Index Selanjutnya kelemahan yang lain juga nampak pada
Metode Average of Return dan metode Payback masalah pemilihan usulan investasi.
Period merupakan metode yang mengabaikan time
value of money, sehingga kedua metode ini sangat Metode Payback Period
jarang digunakan dalam menilai satu investasi, karena Periode Payback diartikan sebagai jumlah
tidak mempertimbangkan aliran kas masuk yang tahun yang dbutuhkan (berapa lama) suatu investasi
nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan akan bisa kembali (Brigham and Houston,2003:506).
lagi untuk melakukan investasi yang akan. Sedangkan Periode payback menunjukkan perbandingan
tiga metode lainnya sering digunakan terutama untuk antara initial invesment dengan aliran kas tahunan.
memilih investasi yang bersifat mutually exclusive. Oleh karena itu hasil perhitungannya dinyatakan
Berikut ini penjelasan masing-masing dari metode dalam satuan waktu yaitu tahun atau bulan.
tersebut: Dengan rumus umum sebagai berkut :
Meskipun metode payback period memiliki NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas
beberapa kelemahan, namun metode ini masih terus proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali
digunakan secara intensif dalam membuat keputusan modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
investasi, tetapi metode ini tidak digunakan sebagai pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut.
alat utama melainkan hanya sebagai indikator dari Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek
likuiditas dan risiko investasi. tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang
Keunggulan metode payback period adalah dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan
sebagai berikut : pengembalian yang diperlukan kepada pemegang
1) Perh itun gann ya mud ah d imen gerti dan saham peru sahaan . Keu nggu lan NPV adalah
sederhana menggunakan konsep nilai waktu uang (time value
2) Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba of money). Maka sebelum penghitungan/penentuan
menurut akuntansi. NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau
3) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang
pendek payback makin rendah risiko kerugian. dan aliran kas keluar. Di dalam aliran kas ini, ada
Untuk mengatasi kelemahan karena mengabaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan :
nilai waktu uang, metode perhitungan payback Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar
period dicoba diperbaiki dengan mempresent setelah pajak,
valuekan arus kas dan dihitung period paybacknya. Informasi terebut haruslah didasarkan atas
Cara ini disebut sebagai discounted payback period. incremental (kenaikan atau selisih) suatu
Kriteria penilaian : proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya
Jika payback period > umur ekonomis = bagaimana aliran kas seandainya dengan dan
inv tidak layak dilakukan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek
Jika payback period < umur ekonomis = pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa
inv layak dilakukan produk lama akan termakan sebagian karena
kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
Metode Net Present Value (NPV) Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan
pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya
social opportunity cost of capital sebagai diskon bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga
faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang disyaratkan (required rate of return) untuk
yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut
didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan
diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, alir an k as k e lu ar, maka akan terjad i
biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan penghitungan ganda. Formula NPV adalah
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi sebagai b erikut (Br igh am and Hou sto n,
perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus 2003:514) :
kas yang didiskontokan.
= + + +
Langkah menghitung NPV (Brigham dan Daves, ( + ) ( + )
2010:379): +
( + )
Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas,
termasuk arus masuk dan arus keluar, yang Di mana :
didiskontokan pada biaya modal proyek, CF = arus kas masuk dan arus kas keluar
Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil r = biaya modal proyek
ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
Jika NPV adalah positif, maka proyek harus Metode Internal Rate of Return
diterima, sementara jika NPV adalah negatif, Metode ini untuk membuat peringkat usulan
maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian
dengan NPV positif adalah mutually exclusive, atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat
maka salah satu dengan nilai NPV terbesar diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus
harus dipilih. kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai
sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat lebih mudah dihubungkan dengan data financial
diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. perusahaan. Menurut Bacon (1977) NPV dan IRR
Formula metode IRR adalah sebagai berikut (Brigham kadang-kadang dapat memunculkan sinyal yang
and Houston, 2003:517) berlawanan mengenai peringkat dari proyek-proyek
yang saling menguntungkan (mutually exclusive
= + +
( + ) ( + ) investments). Hal tersebut dikarenakan perbedaan
+ +
asumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi dana
( + ) bebas. IRR berasumsi bahwa reinvestasi dana bebas
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini dengan tingkat rate of returnnya selama periode sisa
adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat usia. Sebaliknya NPV berpegang bahwa tingkat
bunga yang disyaratkan (required rate of return). reinvestasi adalah tetap sebesar tingkat diskonto yang
Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang ditetapkan sebelumnya. Bagaimanapun ketika
disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila melakukan evaluasi untuk proyek-proyek yang
lebih kecil diterima. Kelemahan secara mendasar bersifat mutually exclusive maka gunakan metode
menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam NPV (Brigham and Houston, 2003:517)
praktek penghitungan untuk menentukan IRR
tersebut masih memerlukan penghitungan NPV. Profitability Index
Kelemahan yang pertama adalah bahwa IRR yang Profitability index atau benefit cost ratio adalah
dihitung akan merupakan angka yang sama untuk perbandingan antara nilai sekarang dari aliran kas
setiap tahun ekonomisnya. Metode IRR tidak masuk di masa yang akan datang dengan nilai
memungkinkan menghitung IRR yang (mungkin) investasi.
berbeda setiap tahunnya. Padahal secara teoretis
=
dimungkinkan terjadi tingkat bunga yang berbeda
setiap tahun. Kelemahan yang kedua adalah bisa Kriteria penilaian :
diperoleh IRR yang lebih dari satu angka (multiple Jika PI > 1 maka investasi diterima
IRR) . Kelemahan ket ig a adalah pada saat Jika PI < 1 maka investasi ditolak
perusahaan harus memilih proyek yang bersifat
mutually exclusive yaitu menerima satu proyek dan Secara umum kalau metode NPV dan PI dipakai
menolak proyek yang lain (saling meniadakan pilihan), untuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya
yang akan menyebabkan salah memilih proyek kalau akan selalu konsisten. Dengan kata lain., kalau NPV
menggunakan criteria IRR. Perbandingan antara mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan
Tehnik NPV dan IRR antara lain : diterima. Demikian pula sebaliknya. Sehingga untuk
NPV mengasumsikan bahwa cash inflow yang menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV
mudah diterima sebelum berakhirnya umur dan ada beberapa kasus lain, dimana setelah
proyek , diinvestasikan lagi pada tingkat discount perhitungan PI belum dapat mengambil keputusan,
sebesar cost of capital perusahaan, sementara sebelum dikembalikan ke metode NPV. Tetapi kalau
tehnik IRR mengasumsikan bahwa investasi dipergunakan untuk memilih proyek yang mutually
kembali tersebut dilakukan pada tingkat IRR exclusive, metode PI bisa kontradiktif dengan NPV.
dimana hal ini seringkali tidak realistis.
Bukanlah suatu hal yang tidak biasa terjadi dalam Capital Rationing
pola cash flow yang non konvensional dimana Capital rationing terjadi jika ada sebuah batasan
suatu proyek memiliki lebih dari satu IRR. IRR pada jumlah dana yang dapat diinvestasikan (Bacon,
yang lebih dari satu ini disebabkan karena aspek 1977). Capital rationing adalah keadaan ketika
matematik dalam perhitungan-perhitungan yang organisasi mengalami kesulitan dalam membiayai
dilakukan. investasi. Oleh karena itu dilakukan skala prioritas.
Dalam keadaan tertentu, mungkin saja suatu Jika modal sangat dibatasi, diterimanya proyek A
proyek tidak memiliki IRR. dapat memungkinkan diterimanya proyek dimasa
Sehingga secara teori tehnik NPV lebih baik depan yang tidak dapat dilakukan jika proyek B yang
daripada tehnik IRR. Namun banyak perusahaan dipilih. Tingkat diskonto yang digunakan berdasarkan
perusahaan besar lebih menyukai tehnik IRR karena atas tingkat return proyek.
Pad a ko nd isi keterb atasan d an a, tujuan memilih proyek dengan NPV yang tertinggi untuk
perusahaan adalah memilih kombinasi berbagai proyek-proyek yg mutually exclusive.
usulan investasi yang memberikan NPV tertinggi, Capital rationing terjadi jika ada sebuah batasan
dengan segala keterbatasan dana yang ada (Shim pada jumlah dana yang dapat diinvestasikan Solusi
and Siegel, 1998:211). Bahkan mungkin sekali terbaik pada kondisi keterbatasan dana (capital
perusahaan memilih usulan investasi kecil dari pada rationing), maksimisasi nilai perusahaan dengan
satu atau dua usulan investasi besar (Mulyani, 2008). memilih kombinasi berbagai usulan investasi yang
Manajemen memiliki berbagai alasan yang memb er ik an NPV ter tinggi, dengan segala
berbeda-beda mengenai capital rationing ini keterbatasan dana yang ada.
(Brigham dan Gapenski, 1996:367). Sebagai contoh,
beberapa perusahaan tidak ingin mendanai semua DAFTAR PUSTAKA
investasi proyek dengan sumber-sumber dana Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010. Manajemen
ek ster nal (misalnya melaku kan pinjaman , Keuangan, Edisi Pertama, Mitra Wacana
menerbitkan obligasi baru, atau menjual saham baru); Media, Jakarta
Manajemen yang masih terikat dengan sejumlah utang Bacon, W. P., 1977. The Evaluation of Mutually
tertentu akan menolak menambah utang baru; Exclusive Investments, Financial Management
Manajemen tidak ingin menjual saham baru karena (pre-1986); Summer 1977; 6, 2; ABI/INFORM
para pemegang saham lama khawatir akan kehilangan Global, page.55
hak suaranya; Manajemen menolak menggunakan Brigham, F. E. and Daves, R.P., Intermediate
berbagai bentuk pendanaan dari luar perusahaan Financial Management, Eighth Edition, Mc.
dengan p er timban gan bahwa keamanan d an Graw Hill
pengendalian perusahaan dianggap jauh lebih penting Eugene F. Brigham, Louis C. Gapenski. 1996,
daripada penambahan laba. Hal ini merupakan Intermediate Financial Management, Fifth
sebagian kasus-kasus capital rationing. Berdasarkan Edition, Mc. Graw Hill
perspektif nilai perusahaan, sebaiknya pengambil Brigham and Houston, 2003, Fundamental of
keputusan memberikan perhatian pada maksimisasi Financial Management, 10th edition, 5shenton
NPV sebagai tujuan nyata perusahaan. Jadi, solusi way, Singapore :Cengage Learning Asia, pte.
terbaik dalam kasus capital rationing ini adalah Ltd
maksimisasi nilai perusahaan, yaitu maksimisasi NPV, Mulyani, H., 2008. Keunggulan NPV sebagai Alat
tanpa melanggar jumlah anggaran yang tersedia Ana lisis Kelaya kan I nvesta si, Percik an,
(Bradley dan Frey, 1978 dalam Supriyanto, 2007). Volume. 91 Edisi Agustus 2008
Myers, S. C., 1977. Determinant of Corporate
KESIMPULAN Borrowing, Journal of Financial Economics,
Capital budgeting menunjuk kepada keseluruhan November, pp. 147-176.
proses pengumpulan, pengevaluasian, penyelesaian Ross, S. A., Westefield R. W., Jaffe, J. 2010,
dan penentuan alternative penanaman modal yang Corporate Finance, Ninth Edition, Mc. Graw
akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk Hill
jangka waktu yang lebih dari setahun (capital Shim, J, K., Siegel, J. G., 1998. Schaums Outline of
expend iture). Kep utusan anggaran modal ini Theory an d Prob lems o f Fina ncia l
merupakan keputusan yang sangat penting yang harus Management. Second Edition. McGraw-Hill
dibuat oleh seorang manajer. Beberapa metode atau Supriyanto, Y, 2007. Kritik Terhadap Kinerja
criteria yang digunakan untuk menentukan apakah Pen deka ta n Profit ab il it y In dex da n
suatu proposal investasi dapat diterima, yaitu : Metode Pendekatan Net Present Value untuk Memilih
Average o f Return, Metode Payb ack Period, Sejumlah Proyek Independen dalam Capital
Metode Net Present Value, Metode Internal rate Rationing, Jurnal Akuntansi dan Manajemen
of Return dan Metode Profitability Index. Metode Vol. 18 No.3. pp.
Average of Return dan metode Payback Period Risk in, H., 2010. Kepu tusan In vest asi D an
merupakan metode yang mengabaikan time value Financial Constraints: Studi Empiris Pada
of money, Sedangkan tiga metode lainnya sering Bursa Efek Indonesia, Buletin Eko nomi
digunakan terutama untuk memilih investasi yang Moneter dan Perbankan, pp. 457-479
bersifat mutually exclusive. Keputusannya adalah
* Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PANCA SAKTI
Kinerja pegawai sangatlah harus diperhatikan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas
karena merupakan salah satu kunci keberhasilan, layanan yang benar-benar mereka terima.
Apabila suatu instansi melakukan aktivitas instansi Kualitas pelayanan merupakan penghubung
pemerintah dengan kinerja yang kurang baik maka terakhir dalam rantai aktivitas bagi sistem total quality
citra instansi akan kurang baik. Menurut Undang- management. Kualitas pelayanan juga merupakan
Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok sebuah unsur penting dari total quality untuk
Kepegawaian yang kemudian diubah menjadi mempengaruhi keputusan.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 memberikan Philip Kotler terdapat lima determinan kualitas
pengertian bahwa Pegawai Negeri adalah setiap pelayanan yang dapat dirincikan sebagai berikut :
warga Negara Republik Indonesia yang telah 1) Kepercayaan atau kehandalan (Reliability) :
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh kemampuan untuk melaksanakan pelayanan
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang- Yaitu b erup a penilaian mahasisw a yang
undangan yang berlaku. Sebagai aparatur negara, berhubungan dengan penampilan fisik, ruang
tentunya pegawai negeri sipil mempunyai tugas yaitu akad emik/jur usan, sarana d an prasarana
tugas pemerintahan dan pembangunan. Atas dasar perkuliahan, kebersihan wc, kenyamanan di
tersebut setiap pegawai negeri sipil dituntut untuk Lin gk un gan Pr od i Ilmu Pemer in tahan
dapat memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan tugas 2) Daya tanggap (Responsiveness) : kemampuan
pemerintahan dan pembangunan dengan baik maka untuk membantu pelanggan dan memberikan
dibutuhkan pegawai negeri sipil yang profesional, jujur, jasa dengan cepat atau ketanggapan.Yaitu
adil dan bertanggung jawab. Daftar Penilaian berupa penilaian mahasiswaterhadap kesigapan
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil p egaw ai akademik/ju ru sanPro di I lmu
adalah laporan hasil kinerja pegawai selama satu tahun Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang dinilai Yogyakartadalam membantu dan menangani
dalam pelaksanaan pekerjaaan seorang PNS keluhan mahasiswa dengan cepat dan tepat.
merupakan salah satu aspek/faktor pendukung dalam 3) Keyakinan (Assurance): pengetahuan dan
rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja instansi kesopanan Pustakawan serta kemampuan
pemerintah (AKIP) atau akuntabilitas publik. Untuk mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
memberikan penilaian terhadap akuntabilitas tingkah keyakinan. Yaitu berupapenilaian mahasiswa
laku baik seseorang (spiritual) dapat di lihat dari unsur- terhadap pengetahuan dan keterampilan yang
unsur yang dinilai di DP3 seseorang. Unsur-unsur dimiliki oleh pegawai akademik/jurusanProdi
yang dinilai ini dapat dijadikan indikator pengukuran Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
kinerja seseorang selain kriteria tupoksi, yang antara Yogyakartadalam menyelesaikan tugas-tugas
lain kesetiaan, prestasi kerja, ketaatan, tanggung dan pekerjaannya.
jawab, kejujuran, kerjasama, prakarsa, kepemimpinan. 4) Empati (Empaty): syarat untuk peduli, member
Pada kenyataannya, DP3 PNS yang notabene adalah perhatian pribadi bagi pelanggan.Yaitu berupa
d af tar penilaian yang d alam p en ilaian nya penilaian mahasiswaterhadap keramahan,
menggunakan azas tertutup sering dipertanyakan kemampuan berkomunikasi serta perhatian
objektivitasnya, karena penilaiannya yang bersifat penuh dari pegawai akademik/jurusanProdi Ilmu
rahasia dan si penilai mempunyai otoritas yang mutlak Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
dalam menilai kinerja seseorang dengan penilaian yang Yogyakarta.
bersifat rahasia. 5) Berwujud (Tangibles): penampilan fasilitas fisik,
peralatan, personel dan media komunikasi. Yaitu
KAJIAN TEORI berupapenilaian mahasiswa yang berhubungan
Kualitas Pelayanan dengan penampilan fisik, ruang akademik/
Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai jurusan, sarana dan prasarana perkuliahan,
seberapajauh perbedaan antara kenyataan dan kebersihan wc, kenyamanan di lingkungan.Prodi
harapan para pelanggan atas layanan yang mereka Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
terima. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan Yogyakarta.
individu, variabel, atau data dengan sifat-sifat yang Sumber : Pengolahan Data, 2016
Berikut data hasil analisis dengan Berdasarkan data populasi Kualitas Layanan Akademik
skor kualitas layanan akademik prodi sarjana berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga
pendidikan ekonomi 34 responden mahasiswa terlihat statistik untuk Shapiro-Wilk sebesar
semester VI, diperoleh skor empirik terendah 0,948 dan p-value = 0,110 > 0,05 yang
72 dan skor empirik tertinggi 106 rentang skor berarti memberi simpulan sama yaitu data
34, Rata-rata skor ( mean) sebesar 89,17 populasi Kualitas Layanan Akademik
simpangan baku 9,96, modus 89, median 89,00 berdistribusi normal.
Gambar 1. Q-Q Plot Kualitas Layanan
2. Skor Kualitas Layanan Akademik
Berdasarkan skor implementasi manajemen
berbasis sekolah 34 responden mahasiswa
semester VI, diperoleh skor empirik terendah
107 dan skor empirik tertinggi 141. rentang skor
34, Rata-rata skor (mean) sebesar 124,26
simpangan baku 9,952, modus 124, median 124.
Statistics
K ualitas Layana n A kadem ik
Kualitas
titik nol, sehingga data Kualitas Layanan
La ya nan ,13 6 34 ,110 ,948 34 ,110 Akademik bersubsidi normal.
Akademik Uji Normalitas Skor Kinerja Karyawan
T e s ts of N orm a lity
Sumber : Pengolahan Data, 2016 Ko lm o go ro v- Sm irn ov
a
Sh a p iro- W ilk
Dari output diatas, diperoleh statistik untuk S ta t ist i
c df Sig . S ta t ist ic df S ig .
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,136 dan
Kin e rja
, 20 0 *
Sig atau p-value = 0,110 > 0,05, H0 diterima Ka r ya w a n
, 11 1 34 , 9 51 34 , 1 34
Dari output diatas, diperoleh statistik untuk Dar i hasil an alisis p ad a tabel Test o f
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,111 dan Homogeneity of Variances,diperoleh Levene
Sig atau p-value = 0,200 > 0,05, H0 diterima Statistic = 0,003; df1 = 1; df2 = 66, dan p-value
atau tidak signifikan. Dengan demikian, = 0,959 > 0,05 atau Ho diterima. Dengan
d ata po pu lasi Kin er ja Kar yawan demikian, kedua kelompok data berasal dari
berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga kelompok yang homogen.
terlihat statistik untuk Shapiro-Wilk sebesar
0,951 dan p-value = 0,134 > 0,05 yang 3. Uji Hipotesis
berarti memberi simpulan sama yaitu data Hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS
populasi Kinerja Karyawan berdistribusi 20 sebagai berikut:
normal. Persamaan Regresi Linear
Coef ficient sa
Gambar 3. Q-Q Plot Kinerja Karyawan Unstan da rdi ze d S tan dar dize d
Co efficie nts Coefficie nts
Mean Square F
2. Uji Homogenitas Kepuasan Layanan Between (Combined) 327,107 955,359
Uji homogenitas dilakukan dengan maksud untuk Akademik Mahasiswa * G roups Linearit y 3270,206 9551,078
Kualitas Layanan
mengetahui apakah sebaran data dari setiap Akademik Mahasiswa
Deviation from
,096 ,279
Linearit y
variable tidak menyimpang dari ciri-ciri data Within G roups ,342
yang homogen pengujian homogenitas dilakukan Total
a Linearity ,000
Le v e n e 's T e st o f E q ua lity of E r ror V ar ia n c e s Akademik Mahasiswa
Deviation from
D e p e nd e n t Va ria b le : S ko r Linearity
,974
Tot al
,0 0 3 1 66 ,9 5 9
S um of Me an
tersebut diatas.
Mod el S quare s df Sq uare F S ig. 2. Dari hasil analisis didapat kinerja karyawan
b
1 Re gres s ion 327 0,2 06 1 32 70,2 06 11 980 ,009 ,00 0
Re sidu al 8,7 35 32 ,2 73
berpengaruh terhadap kualitas layanan
T o tal 327 8,9 41 33 akademik, hal ini dapat dilihat pada table
Sumber : Pengolahan Data, 2016 coefficient dari thit dan p-value lebih kecil
Hipotesis statistik: dari 0,05. O leh sebab itu dapat
Ho : b = 0 (regresi tak bearti) diinterpresentasikan Kinerja Karyawan
Hi : b = 0 (regresi bearti) berpengaruh positif terhadap Kualitas
Uji signifikansi persamaan persamaan garis Layanan Akademik. Dengan demikian
regresi diperoleh dari baris regression kolom ke- hip otesis kerja dalam penelitian ini
5, yaitu F hit (b/a) = 11980,009, dan p-value = didukung oleh data empiris.
0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. Dengan demikian, 3. Uji signifikansi persamaan persamaan garis
regresi Y atau X adalah signifikan atau Kinerja regresi diperoleh dari baris regression
Karyawan berpengaruh terhadap Kualitas kolom ke-5, yaitu F hit dan p-value lebih
Layanan Akademik , ini berarti hipotesis kecil dari 0,05 atau Ho ditolak. Dengan
penelitian didukung oleh data empiris. demikian , regr esi Y atau X adalah
signifikan atau Implementasi Manajemen
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi X dan Y Berbasis Sekolah berpengaruh terhadap
M odel S ummar y Kualitas Layanan Akademik Prodi Sarjana
Chang e St atistics
35,118 + 0,009 X. Dari hasil analisis diperoleh ditingkatkan dengan memperhatikan faktor
thit = -35,109 dan p-value = 0,000/2 = 0 < 0,05 pendukung yang dibutuhkan kepala sekolah agar
atau Ho ditolak. Dengan demikian.Kinerja dalam memimpin dapat berjalan dengan baik.
Kar yawan berpen garu h po sitif terhad ap 2. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
Kualitas Layanan Akademik. positif Kinerja Karyawan terhadap Kualitas
2. Terdapat pengaruh positif antara Kinerja Layanan Akademik. Kinerja Karyawan yang
Karyawan (X) terhadap Kualitas Pelayanan ad a masih perlu diperb aiki agar dapat
Akademik (Y). Diperoleh nilai Uji signifikansi mendukung Kualitas Layanan Akademik yang
persamaan persamaan garis regresi diperoleh ada, dan pihak sekolah disarankan lebih
dari baris regression kolom ke-5, yaitu F hit (b/ memperhatikan Kinerja Karyawan yang sudah
a) = 11980,009, dan p-value = 0,000 < 0,05 atau ada agar lebih baik lagi.
Ho ditolak. Dengan demikian, regresi Y atau X 3. Untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan
adalah signifikan atau Kinerja Karyawan Akademik, pihak sekolah harus memperhatikan
ber pengaruh ter hadap Ku alitas Layan an faktor Kinerja Karyawan. Jika faktor-faktor
Akademik , ini berarti hipotesis penelitian tersebut dapat ditingkatkan maka STKIP Panca
didukung oleh data empiris. Uji linearitas Sakti akan mempunyai pelayanan akademik
persamaan garis regresi diperoleh dari baris yang baik.
Deviation from Linearity, yaitu Fhit (TC) = 0,279,
dengan p-value = 0,974 > 0,05. Hal ini bearti DAFTAR PUSTAKA
Ho diterima atau persamaan regresi Y atas X Kholis, Nur. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah:
adalah linear atau berupa garis linear. Teori, Model dan Aplikasi. Jakar ta: PT.
3. Terdapat pengaruh positif secara bersama-sama Grasindo.
(simu ltan) antara Kinerja Karyawan (X) Mangkunegara, Anwar Prabu,2004, Manajemen
terhadap variabel Kualitas Layanan Akademik S um ber Da ya Man usia . Peru sa ha an ,
(Y). Diperoleh hasil uji ANOVA Uji signifikansi Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
koefisien korelasi diperoleh dari tabel Model Lo kakarya MBS - Kom it e Seko la h, Kep al a
Summary. Terlihat pada baris pertama koefisien Sekolah, Guru dan Pengawas, November
korelasi korelasi (rxy) = 0,996 dan F hit (Fchange) 2003 di Bandung Jawa Barat.
= 11980,009 dengan p-value = 0,000 < 0,05.Hal Mulyasa,E., 2002, Manajemen Berbasis Sekolah,
ini bearti Ho ditolak. Dengan demikian, koefisien Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung:
korelasi X dan Y adalah bearti atau signifikan. PT Remaja Rosdakarya.
Sedangkan koefisien determinasi dari tabel di Goetsch, D.L & Davis, S, 1994 Introduction to Total
atas terlihat pada baris ke-2, yaitu yaitu R Square Qu al it y, Q ua lity, Prod uctivity,
= 0,997, yang mengandung makna bahwa 99,7 Comp etitiven ess, Englewo od Cliffs, NJ,
% variasi variab el Kualitas Layanan Prentice Hall International Inc.
Akademik.Hal ini menunjukan bahwa sebesar Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran
99,3% Kinerja Karyawan secara simultan Jasa. Jakarta : PT. Salemba Empat.
(bersama-sama) memang berpengaruh positif Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi
ter hadap Ku alitas Layan an Akademik Pertama. Yogyakarta : Andi
sedangkan sisanya sebesar 0,3% berpengaruh
dengan faktor lainnya yang tidak teramati oleh
penulis.
Saran-Saran
Ad ap un sar an -sar an yan g dapat penu lis
kemukakan adalah :
1. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif Kepemimpinan terhadap
Ku alitas Layan an Akademik. Kin erja
Karyawan di STKIP Panca Sakti masih perlu
dan Pemerintah yang didasarkan atas nilai-nilai 1. Karyawan berhalangan masuk dikarenakan sakit
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 Negara yang berkepanjangan akan tetapi tidak lebih dari
Kesatuan Republik Indonesia, (pasal 1 ayat 22 UU 12 bulan;
Ketenagakerjaan). Pelaksanaan Hubungan Industrial 2. Karyaw an b er halangan masuk k ar en a
tersebut diatur dalam bentuk ketentuan, baik ketentuan menjalankan kewajiban terhadap Negara sesuai
Normatif maupun ketentuan perundangan yang ketentuan yang berlaku;
berlaku.Ketentuan Normatif adalah segala ketentuan 3. Kar yawan menjalan kan ib ad ah yan g
yang mengatur mengenai hak dan kewajiban yang diperintahkan oleh Agama;
timbul akibat adanya Hubungan Industrial yang telah 4. Karyawan menikah;
disepakati oleh Karyawan dan Pengusaha. Ketentuan 5. Karyawan (wanita) hamil, melahirkan, gugur
Normatif tersebut tidak boleh kurang dari standar kandungan atau menyusui bayinya;
minimal yang d iatu r dalam ketentuan 6. Karyawan mendirikan atau melakukan kegiatan
Ketenagakerjaan yang berlaku, misalnya; ketentuan Serikat Pekerja atau sejenis dalam jam kerja
perihal upah minimal propinsi (UMP), tunjangan sesuai yang d iatu r dalam Kesepakatan
lemb ur, tu njan gan kesehatan dan lain - Pengusaha dan Serikat Pekerja;
lain.Perselisihan Hubungan Industrial, yaitu suatu 7. Karyawan mengadukan Pengusaha kepada
kondisi dimana terdapatnya perbedaan pendapat yang yang berwajib karena tindakan Pidana yang
mengakibatkan pertentangan kepentingan antara dilakukan Pengusaha;
Pen gusah a dengan Karyawan k aren a adanya 8. Karena perbedaan paham agama, aliran politik,
perselisihan mengenai hak, kepentingan, Pemutusan suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin,
Hubungan Kerja (PHK) atau perjanjian kerjasa kondisi pisik dan karena status perkawinan;
Penanganan Perselisihan Hubungan Industrial 9. Karyawan menderita sakit yang disebabkan oleh
yang terjadi di Perusahaan memerlukan penanganan kecelakaan kerja dan waktu penyembuhannya
yang tepat dan hati-hati. Langkah utama yang wajib belum dapat dipastikan oleh Dokter;
dilakukan dalam penanganan timbulnya Perselisihan Apabila Pengu saha tetap melak ukan PHK
Hubungan Industrial adalah melakukan klarifikasi berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka PHK akan
permasalahan guna mengetahui duduk perkara yang b atal d emi hu ku m dan Pengusah a wajib
seb en ar nya un tu k meminimalk an r esik o mempekerjakan Karyawan tersebut dengan posisi
Ketenagakerjaan yang berlarut-larut yang merugikan semula.Dikecualikan dari ketentuan tersebut di atas,
b aik Peru sahaan mau pu n Karyaw an yan g Perusahaan dapat melakukan upaya PHK terhadap
bersangkutan. Hal yang perlu diperhatikan oleh karyawan atas kondisi dan atau perselisihan yang
Perusahaan sebelum memutuskan untuk melakukan timbul akibat dari pelanggaran sebagaimana yang
tindakan penyelesaian adalah dengan melakukan telah diatur dalam Peraturan yang mengatur tentang
klarifikasi terhadap alasan dan faktor penyebab Ketenagakerjaan yang berlaku.Beberapa penyebab
terjadinya Perselisihan. Langkah klarifikasi ini sangat perselisihan yang dapat dilakukan upaya PHK oleh
penting dilakukan untuk menghindari dampak Perusahaan adalah sebagai berikut
Penyelesaian yang dapat merugikan perusahaan baik 1. Karyawan terbukti telah melakukan pelanggaran
kerugian secara finansial (financial risk) maupun berat, seperti yang diatur dalam pasal 158 UU
keru gian atas nama baik per usahaan (n am e Ketenagakerjaan juncto pasal 25 Peraturan
risk).Langkah tersebu t di atas san gat perlu Perusahaan;
diper hatikan teru tama terh adap p erselisih an 2. Karyawan ditahan oleh Pihak yang berwajib
Hubungan Industrial yang berakhir dengan langkah dikarenakan bukan atas laporan Pengusaha,
PHK oleh perusahaan.Dalam ketentuan pasal 153 (pasal 160 ayat 3 UU Ketenagakerjaan);
UU Ketenagakerjaan, juga diatur bahwa setiap 3. Karyawan telah melakukan pelanggaran atas
terjadinya perselisihan Hubungan Industrial yang kesepakatan kerja, Peraturan perusahaan dan
disebab kan oleh jenis atau k ondisi terten tu, peraturan internal lainnya yang telah disepakati,
Perusahaan dilarang melakukan tindakan PHK.Jenis Perusahaan telah memberikan Surat Peringatan
perselisihan yang disebabkan oleh kondisi tertentu sebanyak 3 kali secara berturu-turut (pasal 161
yang dimaksud dalam peraturan tersebut adalah: ayat 2 UU Ketenagakerjaan);
4. Perusahaan dalam keadaan bangkrut yang selama 6 bulan atau Karyawan telah diputus
dibuktikan dengan laporan keuangan dalam hal bersalah oleh Pengadilan sebelum jangka waktu
mana Perusahaan telah mengalami kerugian yang ditentukan tersebut (pasal 160 ayat 3)
secara berturut-turut selama 2 tahun ( pasal 164 Dalam hal ternyata Karyawan terbukti tidak
ayat 1 UU Ketenagakerjaan); bersalah berdasarkan putusan Pengadilan, maka
5. Perusahaan dalam keadaan Pailit (pasal 165 UU Peru sahaan w ajib mempekerjakan Karyawan
Ketenagakerjaan); kembali kepada posisi semula.
6. Karyawan telah memasuki usia pensiun sesuai a. Karyawan mencapai usia pensiun seperti yang
Peraturan Perusahaan yang berlaku (pasal 167 diatur o leh Peratu ran Peru sahaan atau
ayat 1 UU Ketenagakerjaan); ketentuan perundangan yang berlaku (pasal
7. Berakhirnya masa kerja untuk Karyawan 154c.Karyawan meninggal dunia (pasal 154d)
dengan Kontrak Kerja Waktu Tertentu yang b. Karyaw an ter bu kti telah melaku kan
sesuai dengan UU ketenagakerjaan yang Pelanggaran berat seperti yang di atur dalam
berlaku, (pasal 61 ayat 1a juncto 154b UU pasal 158 UU Ketenagakerjaan juncto pasal 25
Ketenagakerjaan); Peraturan Perusahaan yang berlaku.
8. Karyawan Mangkir atau Karyawan tidak masuk Dalam hal Karyawan tidak dapat menerima
bekerja tanpa ijin minimal selama 5 hari berturu- tindakan PHK oleh Perusahaan karena terbukti
turut dimana Perusahaan telah melakukan melakukan pelanggaran berat, maka Karyawan dapat
pemanggilan tertulis secara patut banyak 3 kali mengajukan gugatan ke Lembaga PPHI (pasal 159
dan Karyawan tidak dapat memberikan alasan UU Ketenagakerjaan) (apabila lembaga PPHI sudah
yang dapat diterima Perusahaan (pasal 168 ayat terbentuk).PHK yang wajib dimintakan penetapan
1 UU Ketenagakerjaan). dari P4D/P atau Lembaga PPHI, adalah sebagai
Sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan yang berikut:
b er laku , peru sahaan h ar us men gu payakan a. Karyawan telah melakukan pelanggaran atas
penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial kesepakatan kerja, Peraturan perusahaan dan
dengan jalan musyawarah dan berupaya untuk tidak peraturan internal lainnya yang telah disepakati
melakukan tindakan PHKDalam melakukan langkah dan Perusahaan telah memberikan Surat
PHK, perusahaan harus memperhatikan ketentuan Peringatan sebanyak 3 kali secara berturut-turut
ketentuan dan prosedur tentang PHK yang benar (pasal 161 ayat 2)
sesuai ketentuan, agar proses dan langkah yang b. Perusahaan dalam keadaan bangkrut yang
dilakukan tidak menjadi batal demi hukum.Adapun dibuktikan dengan laporan keuangan dalam hal
dalam pelaksanaannya, penanganan atau langkah mana Perusahaan telah mengalami kerugian
PHK sesuai ketentuan yang berlaku dapat dilakukan secara berturut-turut selama 2 tahun ( pasal 164
dengan 2 tahap yaitu; ayat 1)
1. Sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan, PHK c. Perusahaan dalam keadaan Pailit sebagaimana
yang dapat dilakukan langsung secara sepihak telah dipu tu sk an oleh Pen gadilan yang
tanpa memerlukan penetapan dari Panitia berwenang (pasal 165).
Penyelesaian Perselisihan Daerah/Pusat (P4D/
P) (PHK serta merta), atau Lembaga PPHI, Hubungan Kerja
sebagai berikut : Sebelum membicarakan tentang pemutusan
2. Karyawan yang melakukan pelanggaran masih hubungan kerja (PHK) ada baiknya dibicarakan
dalam masa percobaan maksimal 3 bulan (pasal terlebih dahulu tentang hubungan kerja, karena
154a) bagaimanapun juga PHK bisa timbul karena adanya
3. Atas permintaan Karyawan sendiri yang hubungan kerja yang terjadi sebelumnya. Menurut
d ib uk tikan dengan sur at p er mo ho nan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
pengun dur an d iri atau dik ualifik asik an yang dimaksud dengan hubungan kerja adalah
mengundurkan diri (pasal 154b) hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
4. Karyawan Mangkir (pasal 168 ayat 1) berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur
5. Karyawan ditahan oleh aparat Kepolisian bukan pekerjaan, upah, dan perintah.
dikarenakan oleh laporan Pengusaha minimal
Dari defenisi tersebut dapat dipahami bahwa maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib
hubungan kerja dapat terjadi akibat adanya perjanjian dirundingkan oleh pengusaha dan serikat
kerja baik perjanjian itu dibuat secara tertulis maupun pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh
secara lisan . Menu ru t pasal 1 po in t 14 UU apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak
Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan perjanjian menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.
kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan (3)Dalamhalperundingansebagaimanadimaksud
pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat- dalam ayat (2) benar-benar tidak menghasilkan
syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Sahnya p er setu ju an , pengusah a hanya dapat
perjanjian harus memenuhi syarat yang diatur secara memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/
khusus dalam UU Ketenagakerjaan, pada Pasal 52 buruh setelah memperoleh penetapan dari
ayat (1) UUK menyebutkan 4 dasar perjanjian kerja, lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
yaitu: in du strial.Ber dasark an k eten tu an UU
1. kesepakatan kedua belah pihak; Ketengakerjaan tersebut, maka dapat dipahami
2. kemampuan atau kecakap an melakuk an bahwa PHK merupakan opsi terakhir dalam
perbuatan hukum; penyelamatan sebuah perusahaan.
3. adanya pekerjaan yang diperjanjikan ; UU Ketenagakerjaan sendiri mengatur bahwa
4. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan perusahaan tidak boleh seenakanya saja memPHK
dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan karyawannya, terkecuali karyawan/pekerja yang
peraturan perundang-undangan yang berlaku bersangkutan telah terbukti melakukan pelanggaran
Dengan adanya hubungan kerja, maka pihak berat dan dinyatakan oleh pengadilan bahwa sipekerja
pekerja berhak atas upah sebagai imbalan dari dimaksud telah melakukan kesalahan berat yang
pekerjaannya, sedangkan majikan/pengusaha berhak mana putusan pengadilan dimaksud telah memiliki
atas jasa/barang dari pekerjaan si pekerja tersebut kekuatan hukum yang tetap. Hal ini sebagaimana di
sesuai dengan perjanjian kerja yang disepakati. atur dalam pasal 158 UU No. 13 Tahun 2003, yang
Pemutusan hubungan kerja antara pekerja dan menyebutkan sebagai berikut: (1)Pengusaha dapat
pengusaha tidak boleh dilakukan secara sewenang- memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
wenang. Melainkan ada hal-hal tertentu yang harus dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan
dipenuhi oleh kedua belah pihak supaya PHK itu tidak kesalahan berat sebagai berikut :a.melakukan
mencederai rasa keadilan diantara kedua belah pihak. penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/
Berik ut ini akan diur aikan tentang PHK dan atau u an g milik p er usah aan;b.memb er ik an
penyelesaiannya. keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan. (C)mabuk, meminum
Pemutusan Hubungan Kerja minuman keras yang memabukkan, memakai dan/
Menu ru t UU No. 13 Tahu n 2003 ten tang atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat
Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan pemutusan adiktif lainnya di lingkungan kerja;d.melakukan
hubungan kerja adCVB,/alah pengakhiran hubungan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;e
kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan men yerang, mengan iaya, mengan cam, atau
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di
dan pengusaha.Pemutusan bubungan kerja tidak boleh lingkungan kerja;(f.)membujuk teman sekerja atau
dilakukan secara sepihak dan sewenang-wenang, pengu saha untuk melakukan perbuatan yang
akan tetapi PHK hanya dapat dilakukan dengan b er tentan gan dengan p er atur an p er un dang-
alasan-alasan tertentu setelah diupayakan bahwa undangan;(g.) dengan ceroboh atau sengaja merusak
PHK tidak perlu terjadi. Dalam pasal 151 UU No. atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
13 Tahun 2003 dinyatakan sebagai berikut: perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi
(1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/ perusahaan; (h).dengan ceroboh atau sengaja
serikat buruh, dan pemerintah, dengan segala membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi keadaan bahaya di tempat kerja;(i.) membongkar
pemutusan hubungan kerja. atau membocor kan r ahasia perusah aan yang
(2)Dalamhalsegalaupayatelahdilakukan,tetapi seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, negara; atau (j.) melakukan perbuatan lainnya di
lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara b. Selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas)
5 (lima) tahun atau lebih. bulan secara terus-menerus;
Dalam pasal 158 ayat (2) juga disebutkan bahwa c. Pekerja/bu ruh berhalan gan menjalan kan
apabila pengusaha ingin melakukan PHK terhadap pekerjaannya karena memenuhi kewajiban
pekerjanya yang melakukan pelanggaran berat, maka terhadap negara sesuai dengan ketentuan
pelanggaran berat tersebut harus bisa dibuktikan peraturan perundangundangan yang berlaku
dengan 3 pembuktian berikut ini: d. Peker ja/buruh menjalank an ibadah yang
a. Pekerja/buruh tertangkap tangan, diperintahkan agamanya;
b. Ada pengakuan dari pekerja/buruh yang e. Pekerja/buruh menikah;
bersangkutan; atau f. Pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan,
c. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat gugur kandungan, atau menyusui bayinya;
oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang g. Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/
bersangkutan dan didukung oleh sekurang- atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh
kurangnya 2 (dua) orang saksi. lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah
Pasal 158 ini telah dianulir oleh putusan Mahkamah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
Konstitusi No 012/PUU-1/2003 tanggal 28 Oktober perusahan, atau perjanjian kerja bersama;
2004, karena Dengan adanya ketentuan tersebut, h. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/
telah terjadi pergeseran penilaian bersalah tidaknya atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh,
pekerja, khususnya yang menyangkut perbuatan pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat
Pidana (kesalahan berat yang dituduhkan kepada pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di
pekerja pada dasarnya adalah menyangkut perbuatan dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha,
tindak pidana) adalah merupakan kewenangan atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
pengadilan, tetapi apabila memenuhi salah satu alat perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
bukti diatas, pengusaha dapat mengadakan pemutusan perjanjian kerja bersama;
hubungan kerja tanpa melalui ijin Panitia Daerah/Pusat i. Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha
atau penetapan. Sehingga pengusaha dalam hal ini kepada yang berwaji mengenai perbuatan
telah menjalankan kewenangan pengadilanJadi perlu pengusaha yang melakukan tindak pidana
ditambahkan disini, bahwa PHK oleh pengusaha kejahat
terhadap pekerja karena melakukan kesalahan berat j. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik,
sebagaimana dimaksud pada pasal 158 tsb hanya suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi
boleh dilakukan setelah adanya putusan yang fisik, atau status perkawinan;
berkekuatan hukum tetap dari pengadilan bahwa k. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit
sipekerja tersebut telah melakukan kesalahan berat. akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena
Hal ini karena pasal 158 yang mengatur tentang hubungan kerja yang menurut surat keterangan
kesalahan berat sudah tidak digunakan lagi sebagai dokter yang jangka waktu penyembuhannya
acuan dalam penyelesaian perselisihan hubungan belum dapat dipastikan.
industrial berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi
No. 012/PUU-1/2003 tanggal 28 Oktober 2004 dan METODE
Surat Edaran Menakertrans No. 13/Men/SJ-HK/I/ Penulisan ini menggunakan metode deskriptif
2005 tanggal 07 Januari 2005. dengan menggambarkan permasalahan tentang
Berdasarkan putusan MK tersebut maka apabila hubungan kerja dan penyelesaian dalam masalah
buruh ditahan oleh pihak yang berwajib serta buruh dalam PHK
tidak dapat melaksanakan pekerjaan sebagaimana
mestinya maka berlaku ketentuan Pasal 160 UU No. Perselisihan PHK dan Penyelesaiannya
13 Tahun 2003.Pasal 53 UU No. 13 Tahun 2003 juga Perselisihan PHK termasuk kategori perselisihan
menetapkan bahwa seorang pengusaha/perusahaan hubungan industrial, Menurut Pasal 1 UU No. 2 Tahun
tidak boleh melakukan PHK terhadap karyawannya/ 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
pekerjanya hanya dengan alasan sebagai berikut: Industrial (PPHI), yang dimaksud dengan perselisihan
a. Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang
sakit menurut keterangan dokter timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat
Berdasarkan pasal 156 ayat (2) dan ayat (3), maka d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih
besaran kompensasi bagi pekerja yang di PHK tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5
didasarkan atas perhitungan sebagai berikut: (lima) bulan upah;
Pasal 156 e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih
(1)Dalamhalterjadipemutusanhubungankerja, tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun,
p en gu saha d iw ajib kan memb ayar u an g 6 (enam) bulan upah
pesangon dan atau uang penghargaan masa f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau
kerja dan uang p en ggan tian h ak yan g lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu)
seharusnya diterima. tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
(2) Perhitungan uang pesangon sebagaimana g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau
dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh
berikut : empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun
(satu) bulan upah; atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi Adapun Uang penggantian hak yang seharusnya
kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan diterima berdasarkan pasal 156 ayat (4) Undang-
upah; Undang No. 13 Tahun 2003 meliputi :
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi 1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum
kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan gugur;
upah; 2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/
kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) buruh diterima bekerja;
bulan upah; 3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangon
tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) dan/atau uang penghargaan masa kerja yang
bulan upah; memenuhi syarat;
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi 4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian
kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian
upah; kerja bersama.
g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan Penutup
upah; Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) pembangunan. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
bulan upah; tentang Ketenagakerjaan dibuat untuk menjamin
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 terpeliharanya hak-hak buruh/pekerja dalam sebuah
(sembilan) bulan upah. hubungan kerja, sehingga tidak terjadi penzaliman dari
(3) Perhitungan uang penghargaan masa kerja yang lebih kuat kepada yang lebih lemah. Kendati
sebagaiman a dimaksud d alam ayat barangkalai perlindungan terhadap tenaga kerja belum
(1)ditetapkan sebagai berikut : maksimal bisa dilakukan oleh pemerintah namun kita
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi mengapresiasi adanya aturan-aturan hukum yang bisa
kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan melindungi kepentingan para pekerja. Kita berharap
upah; kedepannya peraturan perundang-undangan yang
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi dibuat semakin sempurna sehingga kesejahteraan dan
kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) perlindungan kepada para pekerja/buruh lebih dapat
bulan upah; terpenuh
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4
(empat) bulan upah;
Tujuan organisasi akan sulit dicapai, apabila dalian pegawai agar mentaati peraturan
sumber daya manusia tidak mau menggali potensi organisasi dan bekerja sesuai dengan
yang ada dalam dirinya untuk bekerja semaksimal rencana.
mungkin. Karyawan harus diberikan arahan dan 2. Fungsi operasinal
motivasi untuk mengembangkan pengetahuan serta a. Pengadaan (procurement)
kemampuannya. Dengan adanya pemberian motivasi Pengadaan adalah proses penarikan,
yang tepat diharapkan akan terdorong untuk bekerja seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi
lebih baik lagi dan akan timbul keyakinan bahwa untuk mendapatkan pegawai yang sesuai
dengan bekerja baik, tujuan organisasi akan lebih dengan kebutuhan organisasi.
mudah tercapai. b. Pengembangan (development)
Manajemen sumber daya manusia meliputi semua Pengembangan adalah proses pening-
kegiatan yang terlibat dalam memperoleh, memelihara katan keterampilan melalui pendidikan dan
dan mengembangkan sumber daya manusia. pelatihan.
Berb agai ahli mend ef in isik an p en gertian 1) Kompensasi (compensation)
manajemen sumber daya manusia sebagai berikut: Kompensasi adalah pemberian balas
Manajemen sumber daya manusia menurut Yani jasa langsung (d irect) dan tidak
(2012 : 1) diartikan sebagai ilmu yang mengatur langsung (indirect) berupa uang dan
hubungan dan peranan tenaga kerja secara efektif bar ang k epad a pegawai sebagai
dan efisien sehingga tercapai tujuan organisasi atau imbalan balas jasa yang diberikan
perusahaan. kepada organisasi.
Manajemen sumber daya manusia menurut Byars 2) Pengintegrasian (integration)
dan Rue (unindra press, 2011 : 2) adalah desain Pengin tegrasian adalah kegiatan
ak tivitas yang men caku p pengad aan dan untuk mempersatukan kepentingan
pengkoordinasian sumber daya manusia. organisasi dan kebutuhan pegawai,
agar tercipta kerja sama yang serasi
Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya dan saling menguntungkan.
Manusia 3) Pemeliharaan (maintenance)
Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah Pemeliharaan adalah kegiatan untuk
sebagai berikut : memelihara atau meningkatk an
1. Fungsi manajerial kondisi fisik, mental dan loyalitas
a. Prencanaan (planning) karyawan, agar mereka mau bekerja
Perencanaan adalah kegiatan memper- sama sampai pensiun.
kirakan atau menggambarkan dimuka 4) Pemberhentian (separation)
tentang keadaan tenaga kerja agar sesuai Pemberhen tian adalah putusnya
dengan kebutuhan organisasi secara hubungan kerja seseorang karyawan
efektif dan efisien dalam membantu dari suatu organisasi.
terwujudnya tujuan. Fungsi-fungsi pengembangan sumber daya
b. Pengorganisasian (organizing) manusia menurut Kaswan (2013 : 2-7).
Pen go rgan isasian ad alah k egiatan Pengembangan sumber daya manusia merupakan
mengatur pegawai dengan menetapkan fungsi yang dapat berdiri, atau bisa merupakan salah
pembagian kerja, hubungan kerja, integrasi, satu fungsi utama dari departemen manajemen
dan koordinasi dalam bentuk bagan sumber daya manusia (MSDM).
organisasi. Ada 3 (tiga) fungsi utama pengembangan sumber
c. Pengarahan (directing) daya manusia yaitu sebagai berikut :
Pengarahan adalah kegiatan memberikan 1) Pelatihan dan Pengembangan
petunjuk pegawai, agar mau bekerja sama Pelatih an adalah pr oses men in gk atkan
dan bekerja efektif serta efisien dalam pengetahuan dan keterampilan karyawan.
membantu tercapainya tujuan organisasi. Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan
d. Pengendalian (controlling) sikap sehingga karyawan dapat melakukan
Pengendalian adalah kegiatan pengen- pekerjaan lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan
pada setiap semua tingkat dalam organisasi. banyak organisasi berusaha meningkatkan
Disisi lain pengembangan merupakan proses efektifitas organisasi dengan memperkenalkan
dimana karyawan memperoleh keterampilan program keterlibatan karyawan dan yang
dan pengalaman agar berhasil pada pekerjaan memerlukan perubahan mendasar dalam
sekarang dan tugas-tugas dimasa yang akan harapan kerja, sistem imbalan, dan prosedur
datang. pelaporan.
Pelatihan bisa dilangsungkan ditempat 3) Pengembangan Karier
kerja atau ditempat yang disimulasikan sebagai Pengembangan k ar ier berisikan
tempat kerja. Proses pelatihan difokuskan pada perbaikan-perbaikan yang bersifat pribadi yang
pelaksan aan pekerjaan dan penerapan dilakukan seseorang untuk mencapai rencana
p emah aman ser ta p en getahu an p ad a kariernya. Kegiatan ini mungkin di dukung oleh
pelaksanaana tugas tertentu. departemen SDM atau mungkin aktivitas-
Sedang dalam pengembangan, orang aktivitas yang dilakukan karyawan yang bebas
yang dikembangkan berada dipusat proses. dari departemen ( pengemb angan karier
Dialah yang menentukan keberhasilan proses individu). Pengembangan karier dimulai dari
dengan cara menggali riwayat pengembangan individu.
dan potensinya dimasa depan. Karyawan mungkin bisa melakukan
Dalam pengembangan : tindakan-tindakan sebagai berikut:
a) Orang harus memiliki motivasi yang datang a) Kinerja : tindakan yang paling penting yang
dari diri sendiri dan mandiri. dapat diambil oleh seseorang untuk
b) Lebih bersifat holistik, mempertimbangkan meningkatkan kariernya adalah memiliki
situasi sebagai suatu kesatuan. kinerja yang baik.
c) Lebih berorientasi jangka panjang. b) Expo su re : k emajuan karier juga
d) Lebih berkaitan dengan situasi tidak ada ditingkatkan melalui eksposu, yang berarti
jawaban yang benar atau salah. menjad i diken al o leh mer ek a yang
Pengembangan lebih berkaitan dengan men en tu kan pr omosi, r otasi dan
membuka potensi, salah satu kemampuan kesempatan karier yang lain.
manusia yang mengagumkan dari manusia c) Mengundurkan diri : bila seorang individu,
ad alah k ap asitasnya un tu k belajar dan melihat peluang karier yang lebih besar
mengembangkan kemampuan dan keterampilan ditempat lain, pengunduran diri merupakan
sampai tidak terbatas. satu-satunya cara memenuhi tujuan
Dalam proses pengembangan orang kariernya.
tidak akan memulai dari suatu yang sama sekali d) Loyalitas organisasi : banyak organisasi
baru, pengembangan adalah membangun, orang lebih mengutamakan loyalitas karier
memperluas, mentransformasi dan beradaptasi dari pada loyalitas organisasi.
d en gan pengetah uan, p emah aman , dan e) Mentor dan sponsor : banyak karyawan
keterampilan yang telah ada. dengan cepat mengetahui bahwa mentor
dapat memb an tu p en gemb an gan
2) Pengembangan Organisasi kariernya.
Pengembangan organisasi didefinisikan f) Bawahan kunci : manajer yang sukses
seb agai p roses menin gkatk an ef ektifitas tergantung pada bawahan yang membantu
organisasi dan kesejahteraan anggota melalui perkembangan dan kinerjarnya.
intervensi yang terencana yang menerapkan g) Peluang pertumbuhan : ketika karyawan
konsep sains perilaku. mengembangkan kemampuan mereka
Pengembangan organisasi menekankan mendukung tujuan organisasi.
p er ub ah an b aik makr o maup un mik ro .
Perubahan makro dimaksudkan pada akhirnya Tujuan dari Sumber Daya Manusia
untuk meningkatkan efektifitas organisasi, Tujuan dari sumber daya manusia tidak hanya
sedangkan perubahan mikro ditunjukkan pada diperlukan untuk mencapai tujuan dari perusahaan
individu, kelompok kecil, dan tim. Misalnya, saja akan tetapi harus melihat perkembangan sumber
daya manusianya serta keterlibatan mereka dalam ahli, terampil, dan mampu melaksanakan tugas dengan
melakukan pekerjaannya. baik, akan tetapi juga memiliki dedikasi kepada tugas
Tujuan-Tujuan Dari Manajemen Sumber Daya dan membawahkan kepentingan pribadi kepada
Manusia (MSDM) kepentingan bersama, kesetiaan dan menghindari
1. Tujuan Organisasi berbagai jenis perilaku negatif yang dapat merugikan
Ditujuk an untuk mengenali keb er adaan diri sendiri dan tentu nya akan merusak citra
manajemen sumber d aya manusia dalam perusahaan.
memberikan kontribusi pada pencapaian
efektifitas organisasi. Motivasi
2. Tujuan Fungsional Pengertian Motivasi
Ditujukkan untuk mempertahankan kontribusi Motivasi berasal dari kata motif (motive) yang
departemen pada tingkat yang sesuai dengan berarti dorongan. Den gan demikian motivasi
kebutuhan organisasi. merupakan suatu kondisi yang mendorong atau
3. Tujuan Sosial menjadi sebab seseorang melak ukan sesuatu
Ditujukkan untuk secara etis d an sosial perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara
merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan sadar.
tantangan-tantangan meminimasi dampak Motivasi merupakan sebuah tindakan untuk
negatif terhadap organisasi. mempengaruhi orang lain agar berprilaku (to behave)
4. Tujuan Personal secara teratur. Motivasi merupakan tugas bagi
Ditujukkan untuk membantu karyawan dalam manajer untuk mempengaruhi karyawan dan untuk
pencapaian tujuannya, dan tujuan-tujuan yang memperbaiki kinerja yang disebabkan ketidakpuasan
dapat mempertinggi kontribusi individu terhadap yang dirasakan oleh karyawan
organisasi. Motivasi adalah proses dalam menentukan
Tidak semua perusahaan mampu memadukan intensitas, arah dan ketekunan individu untuk
keempat tujuan tersebut, namun demikian tujuan- mencapai tujuan Motivasi dapat bersumber dari dalam
tujuan tersebut dapat menjadi suatu faktor koreksi diri karyawan yang berupa kesadaran mengenai
terhadap keputusan-keputusan sumber daya manusia. pentingnya manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya.
Tujuan-Tujuan manajemen sumber daya manusia Dan begitu pula motivasi yang bersumber dari luar
menuurut Veithzal Rivai (2004:9-11) diri karyawan yang bersangkutan berupa suatu kondisi
1. Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia yang mengharu skannya melak sanakan suatu
(MSDM) pekerjaan secara maksimal.
Kalangan manajer d an departemen SDM Bagi seorang pemimpin (leadership) atau manajer
berusaha untuk mencapai tujuan mereka dengan di dalam setiap perusahaan, masalah atau pemikiran
memenuhi sasaran-sasarannya. yang u tama adalah bagaiman a caranya
2. Aktifitas Manajemen Sumber Daya Manusia menggerakkan bawahan agar bisa bekerja lebih
(MSDM) efektif dan produktif agar tujuan perusahaan dapat
Untu k mencapai tujuan dan sasarann ya, tercapai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
departemen SDM membantu para pimpinan pemeliharaan hubungan tersebut antara lain: sistem
memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan, komunikasi, penanggulangan stress dalam bekerja,
mengevaluasi, dan mempertahankan, jumlah dan konseling, dan pemberian sanksi kepada karyawan
jenis hak karyawan. melanggar atau tidak menaati peraturan.
Berdasarkan tujuan dari sumber daya manusia Berbagai ahli mendefinisikan pengertian motivasi
maka tujuan akhir yang ingin dicapai manajemen sebagai berikut :
adalah meningkatkan kontribusi yang dapat diberikan Motivasi menurut Sentot Imam Wahyono (2010
para pekerja kearah tercapainya tujuan perusahaan, :78) adalah bagian dari ilmu perilaku organisasi, oleh
dengan meningkatkan kualitas dan meningkatkan karenanya pendekatan teori motivasi dipengaruhi oleh
kinerjanya. perkembangan ilmu per ilaku o rganisasi d an
Karena tugas keseluruhan untuk melakukan manajemen secara umum.
tugas pok ok dan sesuai fungsinya, sehin gga Motivasi menurut Edwin B Fillipo dalam Hartatik
tersedianya sumber daya manusia yang tidak hanya (2014 :161) motivasi kerja adalah suatu keahlian dalam
mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau dan kemampuannya masing-masing. Para
bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para karyawan memperoleh kepuasan kerja karena
karyawan dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. prestasi yang tinggi, karena mereka sudah punya
Motivasi menurut Kaswan (2013:68) motivasi dorongan untuk bekerja dengan baik dan
adalah keyakinan kembali dari pengarahan yang kemungkinan besar bisa mencapai tujuan
seharusnya berasal dari penilaian yang efektif dapat or ganisasi d engan cara mer ek a send ir i.
meningkatkan antusiasme dan komitmen terhadap Karyawan yang baik dan berprestasi serta dapat
pekerjaan dan terhadap organisasi tempat pekerjaan membantu perusahaan mencapai tujuannya
itu. bukanlah karena merasa puas, melainkan karena
Menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh termotivasi oleh rasa tanggung jawab yang lebih
Stephen P Robbins (2006 :214) mengemukakan besar untuk melaksanakan tugas-tugas nya.
bahwa tiap kebutuhan dipenuhi secara berurutan,
setelah kebutuhan tertentu terpenuhi, kebutuhan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
berikutnya menjadi dominan. a. Faktor Intern
Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam diri Faktor intern yang dapat mempengaruhi
semua manusia bersemayam 5 (lima) jenjang pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
kebutuhan, yaitu sebagai berikut : 1) Keinginan untuk dapat hidup
a) Psikologis : antara lain rasa lapar, haus, Keinginan untuk dapat hidup merupakan
perlindungan dan jasmani lain. kebutuhan setiap manusia yang hidup
b) Keamanan : antara lain keselamatan dan dimuka bumi ini. Untuk mempertahankan
perlindungan terhadap kerugian dan emosional. hidup ini orang mau mengerjakan apa saja,
c) Sosial : mencakup kasih sayang, rasa memiliki, apakah pekerjaan itu baik atau jelek,
dan persahabatan. apakah halal atau haram dan sebagainya.
d) Penghargaan : mencakup faktor penghormatan Keinginan untuk dapat hidup meliputi
diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi serta kebutuhan untuk :
faktor penghormatan dari luar seperti misalnya - Mempero leh ko mp en sasi yan g
status, pengakuan dan perhatian. memadai
e) Aktualisasi diri : dorongam untuk seseorang/ - Peker jaan yang tep at walaup un
sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup penghasilan tidak begitu memadai
p er tu mb uh an , pencap aian p oten si, dan - Kondisi kerja yang aman dan nyaman
pemenuhan kebutuhan. 2) Keinginan untuk dapat memiliki :
Begitu masing-masing kebutuhan ini terpenuhi Keinginan untuk dapat memiliki benda
secara substansial, maka kebutuhan berikutnya akan dapat mendorong seseorang untuk mau
menjadi dominan. melakukan pekerjaan. Hal ini banyak kita
alami dalam kehidupan kita.
Model-Model Motivasi Kerja 3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan
a) Model Tradisional Seseorang mau bekerja disebabkan adanya
Bagaimana membuat para karyawan bisa keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang
menjalan kan pekerjaan mereka yan g lain. Untuk memperoleh status sosial yang
membosankan dan berulang-ulang dengan cara lebih tinggi, orang mau mengeluarkan
yang paling efisien. uangnya untuk memperoleh uang, itupun
b) Model Hubungan Manusia ia harus bekerja keras.
Mencoba untuk mengakui kebutuhan sosial para 4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan
karyawan, dan mencoba memotivasi mereka Keinginan untuk memperoleh pengakuan
dengan meningkatkan kepuasan kerja mereka. itu dapat meliputi :
c) Model Sumber Daya Manusia a) Ad an ya p en gh ar gaan ter hadap
Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab prestasi
bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan b) Adanya hu bu ngan k er ja yan g
anggo tanya, d iman a setiap k ar yawan harmonis dan kompak
menyumbangkan sesuai dengan kepentingan c) Pimpinan yang adil dan bijaksana
adanya jenjang karir, system pengukuran menjadikan On ong Uch jana Ef fend i, Prof . 1989. Sist em
alat komunikasi antara karyawan dan pemimpin Informasi Manajemen. Bandung: Mandar
dalam upaya memperbaiki kinerja dan memastikan Maju.
dalam pengambilan keputusan (decition maker). Siagian, P. Sondang, (2008), Manajemen Sumber
Setiap orang pasti mengenal dan terlibat dalam Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara.
suatu organisasi, baik secara disadari maupun tidak. Stephen P Robbins Timoty A Judge Buku 1 edisi
Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan 12. 2008. Perilaku Organisasi
yang telah ditentukan didalamnya berlangsung Sofyandi, Herman. 2016. Manajemen Sumber Daya
berbagai aktivitas yang merupakan satu kesatuan Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
entitas yang tidak dapat dipisahkan satu dengan Winardi, J, (2002), Motivasi dan Pemotivasian
lainnya. dalam Manajemen, Jakarta Raja Grafindo
Persada.
DAFTAR PUSTAKA Wahyono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi.
Yulius Eka Agu ng S. 2014. Man ajem en d an Yogyakarta: Graha Ilmu.
Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Jak arta:
Kaswan. 2013. Pelatihan dan Pengembangan. Rajawali.
Bandung : Alfabeta.
ABSTRACT
The availability of a new opportunity to cope with an increase in labor supply is one of the targets that
to be achieved in economic development in the region to meet these needs can be realized through the growth
of direct investment In the sectors of working nature or in the service sector. The type of employee can be
classified such as Unemployment, Half Unemployment and Covert Employement.
MEA can bring substantial benefits in Indonesia, however in can also make a huge losses. The disadvantages
to be faced are the threatened competitiveness of Indonesia workers therefore the working age population who
stil have a low education need to improve their quality through training that is consistent with the advantage
in their respective areas. Enhance the role of the Training Board throughout the Territory working with
Academics and Companies, Encouraging the Growth of Small and Medium Entrerprises which improves the
populist economy and encourage the Government to increase bilateral cooperation either in the form of training
of apprenticeship with the countries that require skilled workers from Indonesia.
Berdasarkan data dari BPS, Kepala Badan Pusat Faktor turunnya pekerja di sektor pertanian
Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka pada diakibatkan adanya mekanisasi dan perkembangan
Februari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5 teknologi pertanian dan lahan untuk pertanian yang
persen. Namun jumlah pengangguran tersebut semakin sedikit dikarena banyaknya lahan pertanian
menurun bila dibandingkan dengan Februari 2015, beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk dan
yang mencapai 7,45 juta orang (5,81 persen). Apabila lahan industry dampaknya mengurangi jumlah
diband ingkan den gan Agustu s 2015, tingk at pekerja. Sedangkan pada sektor industri, kemungkinan
pengangguran terbuka ini juga menurun. Pada terjadinya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang
Agustus 2015, tingkat pengangguran mencapai 7,56 terjadi dikarenakan turunnya harga minyak bumi dan
juta orang atau 6,18 persen, kata Suryamin di kantor batubara yang banyak menyerap tenaga kerja,
BPS, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Mei 2016. k hu su sn ya p ad a sector p er tamb an gan dan
Profil Tenaga Kerja Indonesia: perminyakan
Dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sebaliknya, terjadi peningkatan jumlah penduduk
Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8 yang bekerja di sektor perdagangan, yakni dari 26,65
o Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8 juta orang menjadi 28,5 juta orang. Pekerja jasa
o Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0 kemasyarakatan meningkat dari 19,41 juta menjadi
Sumber: BPS, 2016 19,79 juta orang. Kami menilai, ada pergeseran
pekerja dari sektor pertanian dan industri ke sektor
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) perdagangan dan jasa kemasyarakatan , kata
pada Februari 2016 tingkat pengangguran terbuka Suryamin. Kepala BPS Jakarta.
turun hingga mencapai angka 7,02 juta orang atau Tabel gambaran pergeseran pekerjaan dari sektor
5,5 persen jika dibandingkan dengan data BPS pada pertanian dan industri ke sektor perdagangan dibawah
Februari 2015 yang mencapai 7,45 juta orang atau ini.:
sekira 5,81 persen. JENIS USAHA SEBELUM (JUTA) SESUDAH (JUTA)
Ditinjau dari sesi aspek pendidikan bahwa SEKTOR PERTANIAN 40.12 38.29
berdasarkan taraf pendidikannya, persentase lulusan SEKTOR INDUSTRI 16.38 15.97
Sekolah Dasar (SD) ke bawah yang menganggur
menurun, yakni dari 3,61 persen menjadi 3,44 persen. PERUMUSAN MASALAH DAN
Tingkat pengangguran tertinggi adalah lulusan POKOK-POKOK PERMASALAHAN
Sek olah Menengah Keju ruan (SMK) den gan PERUMUSAN MASALAH
persentase 9,84 persen, meningkat dari 9,05 persen. Dari latar belakang di atas maka dapat ditarik
Sedangkan persentase penduduk berpendidikan permasalahan sebagai berikut :
Seko lah Menengah Per tama ( SMP) yan g o Bagaimana usaha meningkatkan mutu tenaga
menganggur juga menurun, yakni dari 7,14 persen kerja di Indonesia?
menjadi 5,76 persen. Begitu juga dengan persentase o Bagaiman a up aya mengatasi masalah
penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Atas ketenagakerjaan di Indonesia?
(SMA) menurun dari 8,17 persen menjadi 6,95 persen. o Bagaimana sektor usaha Informal atau UKM
Adapun persentase penduduk berpendidikan dapat menyerap tenaga kerja ?
diploma I, II, dan III yang menganggur juga menurun. o Bagaimana peran Otonomi Daerah dalam
Sebaliknya tingkat pengangguran lulusan Universitas masalah tenaga kerja di indonesia?
atau Perguruan Tinggi (PT) malah meningkat dari POKOK-POKOK PERMASALAHAN:
5,34 persen menjadi 6,22 persen. Apabila disimpulkan 1. Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDM :
dalam table sebagai berikut: Angkatan Kerja masih didominasi lulusan SD
ke bawah : 52,25jt (42,70%).
Profil Tingkat Pengangguran berdasarkan o Peringkat Produktivitas thn 2015:
Pendidikan Indonesia No. 41 dari 59 negara. (Instutute
ASPEK PENGANGGURAN DARI SISI SEBELUM SESUDAH of Management Development 2015).
PENDIDIKAN (%) (%) Menurun dari tahun sebelumnya (peringkat
SEKOLAH DASAR (SD) 3.61 3.44 ke-25)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) 7.14 5.76 o Peringkat Daya Saing :
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 8.17 6.95 Indonesia No. 37 dari 140 negara. (World
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 9.84 9.05 Econ omic For um Rep or ts 2015) .
DIPLOMA I, II, III
(Men galami p en ur ur an d ar i tahu n
PERGURUAN TINGGI (PT) 5.34 6.22
sebelumnya (peringkat ke-34).
Secara garis besar penduduk suatu negara hari. b . Mereka yang selama seminggu tidak
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja melakukan pekerjakan atau bekerja kurang dari dua
dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga hari, tetapi mereka adalah orang-orang yang bekerja
kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia di bidang keahliannya seperti dokter, tukang cukur
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia dan lain-lainnya serta pekerjaannya tetap, pegawai
adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja kerja karena sakit, cuti, mogok dan sebagainya.
disebut sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja adalah Terkait dengan globalisasi masyarakat saat ini
seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja seperti MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) atau AEC
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. (Asean Economic Community) adalah bentuk
Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam integrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan akan
suatu Negara yang dapat memproduksi barang- tercapai pada tahun 2015. Tujuan dibentuknya
barang dan jasa-jasa jika ada permintaan terhadap Komunitas Ekonomi ASEAN tidak lain untuk
tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan
dalam aktivitas tersebut. Tenaga kerja merupakan ASEAN. MEA 2015 bisa mendatangkan keuntungan
salah satu faktor produksi selain faktor produksi tanah yang besar bagi Indonesia. Namun, juga dapat
dan modal yang memiliki peranan penting dalam menimbulkan kerugian yang besar pula .Kerugian
mendukung kegiatan produksi dalam menghasilkan yang akan dihadapi adalah terancamnya daya saing
barang dan jasa. tenaga kerja Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang
Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka kurang terdidik di Indonesia masih tinggi. Hal ini
yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mengkhawatirkan karena bisa saja tenaga kerja
mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan negara tetangga mengambil alih lapangan kerja di
64 tahun. Bukan tenaga kerja Indonesia akibat Tenaga Kerja Indonesia yang tidak
o Bukan tenaga k erja adalah mereka yang dapat bersaing dengan Tenaga Kerja Luar Negeri.
dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, Fenomena seperti menjadi tantangan bagi pemerintah
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut indonesia dalam mengurangi tingkat pengangguran
Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun akibat adanya persaingan tenaga kerja secara global
2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu saat ini.
mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat
berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara
adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia,
dan anak-anak. tingkat pen didikannya masih rend ah. Hal ini
o An gk atan kerja: Angkatan k er ja ad alah menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
penduduk usia produktif yang berusia 15-64 teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu
tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya
sementara tidak bekerja, maupun yang sedang produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan
aktif mencari pekerjaan. berpengaruh terhadap rendahnya kualitas hasil
o Bukan angkatan kerja: Bukan angkatan kerja produksi barang dan jasa.
adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas Berdasarkan data Jumlah tenaga kerja yang
yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus kurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni mereka
rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok yang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai
ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa para 68,27 persen atau 74.873.270 jiwa dari jumlah
ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para penduduk yang bekerja sekitar 110.808.154 jiwa. 80
pengangguran sukarela. persen pengangguran Indonesia hanya lulusan SMP
Menurut Simanjuntak (dalam Sumarsono, 2009:7) dan SD. Mayoritas tenaga kerja indonesia masih
penduduk yang digolongkan mencari pekerjaan adalah berpendidikan sekolah dasar dan lebih banyak bekerja
sebagai berikut: (1) mereka yang belum pernah pada sektor informal. Hal ini sangat mengkuatirkan
bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan; (2) akan penyerapan tenaga kerja terkait dengan MEA
mereka yang pernah bekerja tetapi menganggur dan yang sudah mulai terasa dalam bidang-bidang
sedang mencari pekerjaan dan mereka yang, sedang pekerjaan tertentu. Dampak dari timbulnya MEA ini
bebas tugasnya dan sedang mencari pekerjaan. artinya timbulnya Liberalisasi di bidang jasa yang
Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah : a. menyangkut sumber daya manusia mungkin akan
Mereka yang selama seminggu melakukan pekerjaan tampak terlihat jelas karena menyangkut tentang
dengan maksud untuk memperoleh penghasilan atas penempatan tenaga terampil dan tenaga tidak
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua terampil dalam mendukung perekonomian negara.
Namun, yang paling banyak berpengaruh dan sangat d iartik an b ah wa salah sek to r usah a un tu k
ditekan dalam Masyarakat Ekonomi Asean adalah mendapatkan kesempatan kerja adalah menciptakan
tenaga kerja terampil. Namun, rendahnya tingkat sebanyak-banyak pada sektor ekonomi kreatif melalui
pendidikan pada 72% tenaga kerja Indonesia UKM karena akan menjadi suatu trobosan dalam
mengakibatkan sulitnya bagi kelompok masyarakat menyerap tenaga kerja hasi ini berdasarkan hasil riset,
untuk mendapatkan pekerjaan formal dengan tingkat seperti: Penelitian yang dilakukan oleh:
keterjaminan yang relatif lebih baik. Hanya sebagian o Penelitian yang dilakukan oleh Deny Sandy
kecil (8%) dari komposisi tenaga kerja Indonesia yang (2008) berjudul Analsisis Peranan Sektor
berd aya saing, 3% di antaranya mer up ak an Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
profesional dengan tingkat pendidikan minimal dan PDRB Di Kota Kediri menjelaskan bahwa
sarjana, sedangkan 5% di antaranya merupakan elastisitas penyerapan tenaga kerja rata-rata
tenaga kerja dengan pendidikan diploma dan pada sektor industri Kota Kediri selama kurun
kejuruan. Keadaan itu tentunya menjadi kegelisahan waktu 2001-2006 sebesar 0,74 % sehingga
yang cukup mengganggu dalam menyongsong pasar bersifat elastis. Tujuan dari penelitian tersebut
tunggal ASEAN ketika arus liberalisasi jasa termasuk adalah untuk menganalisis penyerapan tenaga
jasa profesi baik tenaga kerja terampil maupun tenaga kerja dan un tuk elastisitas ten aga ker ja
kerja tidak terampil akan semakin bersaingan. didapatkan hasil penghitungan bahwa kontribusi
Sedangkan kesempatan kerja adalah jumlah yang sektor industri terhadap PDRB sangat besar,
menu njuk an b er ap a masyar ak at yan g telah hal ini ditunjukkan dengan rata-rata proporsi
tertampung dalam suatu perusahaan (Gilarso, sumbangan selama 2001-2006 sebesar 74,64%.
1992:58). Kesempatan kerja dapat diwujudkan Namun tiap tahun cenderung mengalami
d en gan tersed ianya lapangan k er ja yan g penurunan, terlepas hal tersebut Sektor Industri
memungkinkan dilaksanakan bentuk aktifitas tetap b er peran pentin g terh ad ap r od a
tersebut. Kesempatan kerja mengandung pengertian pembangunan daerah.
lapangan kerja yang ada dari suatu kegiatan ekonomi. o Penelitian lain yang dilakukan oleh Teguh
Kesempatan kerja termasuk lapangan kerja yang Prasena (2010) berjudul Analisis Penyerapan
belum diduduki dan masih lowong. Dengan kata lain Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan
kesempatan kerja menunjukkan banyaknya orang di Kabupaten Jember menjelaskan bahwa
yang dapat ditampung bekerja pada instansi atau elastisitas penyerapan tenaga kerja pada sektor
pekerjaan. industri Pengolahan di Kabupaten Jember
Sedangkan kesempatan kerja menurut ILO adalah selama kurun waktu 2001-2007 sebesar 0.74
jumlah lapanqan pekerjaan yang tersedia bagi tenaga % sehingga bersif at elastis. Tujuan dari
kerja yang tercermin dari penduduk usia (usia l0 tahun penelitian tersebut adalah untuk menganalisis
ke atas) yang bekerja. Jika jumlah tenaga kerja yang penyerapan tenaga kerja pada sektor industri
tersedia lebih sedikit dari angkatan kerja maka akan pengolahan di Kabupaten Jember dan untuk
timbul pengangguran. Kesempatan kerja merupakan mengetahui kontribusi sektor industri pengolahan
hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan Kabupaten Jember terhadap PDRB. Dengan
penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan menggunakan alat analisis elastisitas tenaga
kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat kerja didapatkan hasil bahwa kontribusi sektor
menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, industri pengolahan terhadap PDRB tidak begitu
dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam besar, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata
ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau sumbangan selama 2001-2007 sebesar 7,3%
keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan yang tiap tahun cenderung stagnan atau stabil.
pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan o Zamrowi (2007) yang berjudul Analisis
sanggup bekerja dalam proses produksi dapat Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil
memperoleh pekerjaan scsuai dengan keahlian, (Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang
k eter ampilan dan bakatn ya masin g- masing. dengan metode analisis regresi linier berganda.
Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kead aan yang men ggamb ar kan/ketersed iaan p en garu h up ah , no n up ah , mo dal dan
pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para produktifitas terhadap penyerapan tenaga kerja
pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja pada industri kecil mebel di Kota Semarang.
dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa
Kesempatan kerja adalah jumlah yang menunjukan semua variabel yaitu upah, non upah, modal dan
berapa masyarakat yang telah tertampung dalam produktivitas secara berpengaruh terhadap
suatu perusahaan (Gilarso, 1992:58), maka dapat permintaan tenaga kerja pada industri kecil
mebel di Kota Semarang baik secara simultan persentase perubahan dari suatu faktor penentu.
maupun secara parsial. Pengaruh tersebut Angka k oefisien elastisitas d id ap at d en gan
ditunjukkan dengan nilai R-square sebesar 0,741 pembagian suatu persentase dengan persentase,
atau 74,1%. Penelitian yang dilakukan oleh Putri maka koefisien ini adalah suatu angka yang tidak
(2005) dengan judul Penyerapan Tenaga Kerja mempunyai unit atau angka murni (Sumarsono,
pada Industri Kecil Gula Kelapa di Kabupaten 2009:43).
Jember dengan metode analisis elastisitas Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian ini
penyerapan tenaga kerja dimana variabelnya dan penelitian-penelitian sebelumnya.
adalah tenaga kerja dan nilai produksi. Hasil yang No
1
Peneliti Judul
Deny Sandy (2008) Analisis Peranan Sektor
Variabel
Tenaga
Alat Analisis
Analisis
Hasil
Elastisitas penyerapan
ditunjukkan pada penelitian ini yaitu elastisitas Industri Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja
Kerja dan
PDRB
Elastisitas
Tenaga Kerja
tenaga kerja rata-rata
pada sektor industri
penyerapan tenaga kerja sebesar 2,22 artinya dan PDRB di Kota Kediri bersifat elastis kurun waktu
Kota Kediri 2001-2006
2 Teguh Prasena Analisis Penyerapan Tenaga Analisis Elastisitas penyerapan
bersifat elastis dan perkembangan produksi pada (2010) Tenaga Kerja Pada Sektor Kerja dan Elastisitas tenaga kerja pada
Industri Pengolahan di PDRB Tenaga Kerja sektor industri
industri gula di Kabupaten Jember berpengaruh Kabupaten Jember Pengolahan di
Kabupaten Jember
terhadap perkembangan tenaga kerja pada selama kurun waktu
2001-2007 bersifat
industri tersebut. elastis, kontribusi
sektor industri
o Penelitian yang dilakukan oleh Indayati (2010) pengolahan tidak
terlalu besar.
3 M. Taufik Zamrowi Analisis Penyerapan Upah Analisis Variabel upah,
dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang (2007) Tenaga Kerja Pada (X1), Regresi Linier produktivitas, modal
Industri kecil (Studi di produktivi Berganda dan non upah
Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Mebel di
Kota Semarang)
ta s (X2),
modal
berpengaruh baik
secara bersama-sama
Industri Kecil Genteng (Studi Kasus di Desa (X3), dan
non upah
maupun secara parsial
terhadap penyerapan
Baderan Kecamatan Geneng Kabup aten 4 Putri (2005) Penyerapan Tenaga Kerja
(X4)
Tenaga Analisis
tenaga kerja
Elastisitas penyerapan
Ngawi) dengan metode analisis regresi linier pada Industri Kecil Gula
Kelapa di Kabupaten
kerja dan
nilai
Elastisitas
Tenaga Kerja
tenaga kerja pada
industri kecil gula
Jember produksi kelapa di Kabupaten
berganda. Penelitian ini menunjukkan hasil Jember bersifat
elastis.
bahwa secara simultan faktor jumlah modal 5 Indayati (2010) Analisis FaktorFaktor Modal, Analisis Secara simultan faktor
yang Mempengaruhi volume Regresi Linier jumlah modal kerja,
kerja, faktor volume penjualan dan faktor Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Industri Kecil
penjuala,
dan
Berganda faktor volume
penjualan dan faktor
pengalaman pekerja berpengaruh signifikan Genteng (Studi Kasus di
Desa Baderan Kecamatan
pengalam
an kerja
pengalaman kerja
berpengaruh signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri Geneng Kabupaten
Ngawi)
terhadap penyerapan
tenaga kerja pada
industri kecil genteng
kecil Genteng di Desa Baderan Kecamatan di Desa Baderan
Kecamatan Geneng
Geneng Kabupaten Ngawi. Kabupaten Ngawi.
6 Ayu Wafi Lestari Pengaruh Jumlah Usaha, Jumlah Regresi Linier Secara simultan atau
o Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Wafi dan dan Nenik Woyanti
(2011)
Nilai Investasi, dan Upah
Minimum terhadap
usaha,
nilai,
Berganda bersamasama variabel
unit usaha, nilai
Nenik Woyanti (2011) yang berjudul Pengaruh Permintaan Tenaga Kerja
pada Industri Kecil dan
investasi,
upah
investasi, dan upah
minimum kabupaten
Jumlah Usaha, Nilai Investasi dan Upah Menengah di Kabupaten
Semarang (Jurnal
minimum,
dan
mempunyai pengaruh
yang signifikan
Universitas Diponegoro) permintaa terhadap permintaan
Minimum terhadap Permintaan Tenaga Kerja n tenaga tenaga kerja pada
kerja Industri Kecil dan
pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Menengah di
Kabupaten Semarang
Semarang. Menjelaskan bahwa variabel unit
usaha, nilai investasi dan upah minimum ANALISA
kabupaten berpengaruh terhadap permintaan Penyebab pengangguran umumnya disebabkan
tenaga kerja di Kabupaten Semarang. Variabel karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
ju mlah u nit usah a dan nilai in vestasi jumlah lapangan p ek er jaan yan g mamp u
berpengaruh positif dan signifikan terhadap menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
permintaan tenaga kerja pada industri kecil dan masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
menengah di Kabupaten Semarang. Namun pengangguran, produktivitas dan pendapatan
pada variabel upah minimum kabupaten masyarakat ak an b er ku rang seh in gga dapat
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
permintaan tenaga kerja pada industri kecil dan masalah sosial lainnya.
menengah di Kabupaten Semarang. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan
Dalam kajian penelitian tersebut bahwa yang membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
dimaksud dengan elastisitas merupakan ukuran angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
derajat kepekaan jumlah permintaan akan sesuatu Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur
ter hadap pemb ah an salah satu faktor yan g harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
mempengaruhinya. Permintaan akan sesuatu itu bisa menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
berupa barang, tenaga kerja, produksi dan lain-lain. kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
Besarnya permintaan akan barang, tenaga kerja, juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
produksi ini dipengaruhi oleh suatu faktor tertentu, terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
misalnya harga, produksi, upah, modal dan lain-lain. pen gangguran yang terlalu tin ggi ju ga dapat
Koefisien elastisitas dapat didefinisikan sebagai menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial
D. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap A. GLOBALISASI DAN BUDAYA
eksistensi kebudayaan daerah. Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak
2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia,
untuk menjunjung tinggi kebudayaan termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap
b an gsa send ir i karena k eb ud ayaan menerima kenyataan masuknya pengaruh luar
merupakan jati diri bangsa. terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu
aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait Tetapi menurut Simon Kimoni, dalam proses ini
dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya
sebagai nilai-nilai (valu es) yang dianut o leh mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga tidak dieleminasi oleh budaya asing. Dalam rangka
masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasi
juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman
mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil mereka. Terkait dengan seni dan budaya, seorang
kelakuan (Koentjaraningrat, 1974), dimana hal-hal penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiongo,
tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. 1976 menyebutkan bahwa perilaku dunia barat,
Oleh karena itu, nilai-nilai maupun persepsi berkaitan khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan
dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha
apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh upaya mencari identitas budaya nasionalnya. Penulis
apa yang ada dalam alam pikiran orang yang Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan
penemuan seseo rang ad alah kesen ian, yang melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk
merupakan subsistem dari kebudayaan. yang lebih luas dengan nama globalisasi.
Bagi ban gsa In donesia aspek kebudayaan
merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki B. GLOBALISASI DALAM KEBUDAYAAN
kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. TRADISIONAL DI INDONESIA
Kesenian rakyat, salah satu bagian dari budaya Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang
bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang interaksi dangan berbagai masyarakat lain, bangsa
dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat
adanya kecepatan dan kemu dahan dalam yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia
memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal terbentuk) telah mengalami proses dopengaruhi dan
ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan
suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa
globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri
ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju. dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan
Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya
Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-
globalisasi dalam berbagai bidang seperti politik, negara berkembang telah berusaha melaksanakan
ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai maju perubahan demikian berlangsung selama
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan beber apa gener asi. Pada hak ekatnya b angsa
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang
secara mendasar. Komunikasi dan transportasi karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal
setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung inlah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh
mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban karena itu, globalissi bukan hanya soal ekonomi
d un ia seh in gga melibatk an man usia secar a namun juga terkait dengan masalah atau isu makna
menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di
mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang dalamnya masih tetap berarti. Masyarakat Indonesia
alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai- merupakan masyarakat yang majemuk dalam
nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa berbagai hal, seperti anekaragam budaya, lingkungan
akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman
perk embangan baru sehingga mereka d ap at masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula
melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. dalam berbagai ekspresi kesenian. Dengan perkataan
lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia
masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan
keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya
dikemban gkan nya itu menjadi mod el- mod el saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia,
pengetahuan dalam masyarakat. baik yang rekyat maupun istana, selalu berkaitan erat
dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan
C. PERUBAHAN BUDAYA DALAM datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat
GLOBALISASI KESENIAN YANG proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan
BERTAHAN DAN TERSISIHKAN globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai
Perubahan budaya yang terjadi di masyarakat bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial.
tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup Kesenian -kesenian yang bersifat ritu al mulai
menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai- tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun
nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional
dan norma sosial merupakan salah satu dampak dari kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang
adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara
telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses
dan sarana transpo rtasi in tern asio nal telah modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau
menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan
kepadaglobalisasi dan menjadi peradaban dunia hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.
sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati
Misalnya saja khusu dalam bidang hiburan massa atau ber bagai seni p ertu njukk an tradision al yang
hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sebelumnya akrab dengan kehidupan meraka.
sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang
bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang
dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada
Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat
air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa wayang merupakan salah satu bentuk kesenian
ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-
dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, pesan moral, dan merupakan salah satu agen
kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya.
kaset, VCD, dan DVD yang berasal dari manca Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai
negara pun makin marak kehadirannya di tengah- pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti sekarang ini tengah mengalami mati suri. Wayang
tentang betapa negara-negara penguasa teknologi orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai
mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
globalisasi budaya khususnya di negara ketiga. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam
berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai
Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagiab tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti
dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan
kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa
informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita seni pertunjukkan yang tetap eksis tetapi telah
disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri
men arik jika diban dingk an dengan kesen ian dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu
tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja
menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang kesenian tradisional Ketoprak yang dipopulerkan
bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di
bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya
memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan
yang disaji dalam bentuk siaran televisi, bukan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga
ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi
penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan
yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan pengaruh globalisasi dalah dalam pemakaian Bahasa
perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada Indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah
kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk
beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu,
kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau
Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada
dimin ati masyarakat, b aik itu kaset rekaman kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih
pementasannya, maupun pertunjukkan secara suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta
langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu).
sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit Selain itu kita sering dengar anak muda menggunakan
setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa
besarnya minat masyarakat terhadap salah satu inggris seperti Ok, No problem dan Yes, bahkan kata-
khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita
Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam
kesenian tradisional seperti wayang kulit dengan kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan
mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron
bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan
minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang
Kertarajasa, Museum Nasional. dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah
berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada
D. PENGARUH GLOBALISASI kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar
TERHADAP BUDAYA BANGSA memak ai p ak aian min im d an k etat yan g
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan memamerk an bagian tubu h ter tentu . Bud aya
pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa berpakaian minim ini dianut dari film-film dan
I nd on esia. Derasn ya aru s in fo rmasi dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan
telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah ke dalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus
k ecen deru ngan yan g mengar ah ter hadap informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet,
memu darn ya n ilai-n ilai p elestarian b ud aya. turut serta menyumbang bagi perubahan cara
Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend
dan Teknologi) mengakibatkan berkurangnya dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. penyebaran kebudayaan barat ialah meluasnya
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang
gotong-royong dan sopan berganti dengan budaya di barat merupakan suatau yang universal. Masuknya
barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi)
(Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang diterima dengan baik. Pada sisi inilah globalisasi telah
lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya
berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat Timur (termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula
musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang
pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat E. TINDAKAN YANG MENDORONG
ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya TIMBULNYA GLOBALISASI
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin KEBUDAYAAN DAN CARA
lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan MENGANTISIPASI ADANYA
di televisi dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). GLOBALISASI KEBUDAYAAN
Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih
bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan
ekonomi daripada kultural atau budaya dapat sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan
d ik atak an mer ugik an suatu p er kemb an gan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang
kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai
yang berjudul Cultural Policy and the Performing dengan keaslian (originalitas) yang diingingnkan para
Arts In South-East Asia, mengungkapkan kebijakan seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah
kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif harus melakoni dengan benar-benar peranannya
mengubah dan merusak seni-seni pertunjukkan sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan
tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan perkembangan secara estetis kesenian rakyat
yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan
tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada dengan kebijakan-kebijakan politik. Globalisasi
kebijakan kultural atau konteks kultural. Dalam informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium
pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat baru seperti saat ini adalah sesuatu yabf tak dapat
tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena
perkembangan kesenian rakyat, dimana banyaknya banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui
campur tangan dalam menentukan objek dan bahwa teknologi komunikasi sebagai salah satu
berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi
pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara
kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak
ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui
tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para med ia massa men yadarkan dan memberikan
seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain
diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama
simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja ini. Kontak budaya ini memberikan masukkan yang
men gabaik an masalah p emelih ar aan dan p en ting b agi peru bahan- peru bahan dan
pengembangan kesenian secara murni, dalam arti pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan
benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam persepsi di kalangan masyarakat yang terlibat dalam
dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki
pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak
semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga
cukup memadai untuk perkembangan secara alami untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
atau natural, karena itu, secara tidak langsung perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-
kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung pengembangan yang bersifat global namun tetap
oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi
mod er n dan rasion al. Sebagai co ntoh d ar i budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan
permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai
asli daerah Betawi yaitu tari cokek, tari lenong, dan kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset
sebagainya sudah siatur dan disesuaikan oleh aparat kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya
pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan men jadi alat atau slo gan para p emegan g
kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka
pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, keperluan turisme, politik, dan sebagainya. Selama
sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional
keasliannya dan cenderung dapat membosankan. yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi
terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya,
kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang
mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat.
dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh
harus turut campur dalam proses estetikanya. kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era
Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan
membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga mo dern ini masyarakat dihadapk an k ep ad a
banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam 1. Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu.
menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat Perkembangan barang-barang seperti telepon
memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian genggam, telev isi satelit, d an inter net
rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi
masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian d emik ian cepatn ya, sementar a melalu i
modern yang merupakan imbas dari budaya pop. p er gerakan massa semacam tu risme
Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada memungkinkan kita merasakan banyak hal dari
beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu budaya yang berbeda.
meningkatkan SDM bagi para seniman rakyat. Selain 2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara
itu mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai
pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru ak ib at d ar i pertumbu han perd agan gan
menghancur kann ya d emi keku asaan dan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
pembangunan yang berorientasi pada dana-dana multinasional, dan dominasi organisasi semacam
proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam World Trade Organization (WTO).
bidang ekonomi saja. 3. Pen in gk atan inter ak si k ultu ral melalu i
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang perkembangan media massa (terutama televisi,
dimaksudkan orang dengan globalisasi: film, musik, dan transmisi berita dan olahraga
1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai internasional). Saat ini, kita dapat mengkonsumsi
meningkatnya hubungan internasional. Dalam dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
h al ini masin g- masing n egar a tetap mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
mempertahankan identitasnya masing-masing, budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur,
namun menjadi semakin tergantung satu sama dan makanan.
lain. 4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada
2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,
semakin diturunkan batas antar negara, misalnya inflasi regional dan lain-lain.
hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa
maupun migrasi. transformasi ini telah membawa kita pada globalisme,
3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia
sebagai semakin tersebarnya hal material ad alah satu. Gid dens men egaskan bahw a
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri
di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus
seluruh dunia. berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera
4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
bentuk dari universalisasi dengan semakin ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan
sehingga mengglobal. globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas:
Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi Teori globalisasi
di atas. Pada empat definisi pertama, masing- Chocrane dan Pain, 1990 menegaskan bahwa
masing negara masih mempertahankan status dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga
ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
global memiliki status ontologi sendiri, bukan 1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah
sekedar gabungan negara-negara. sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi
nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga
Ciri globalisasi: di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal
semakin berkembangnya fenomena globalisasi di akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi
dunia. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang global yang homogen. Meskipun demikian, para
antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai
di seluruh dunia. konsekuensi terhadap proses tersebut.
2. Para globalis positif dan optimis menanggapi Fenomena berkembangnya perusahaan McDonalds
dengan baik perkembangan semacam itu dan di seluruh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya
menyatak an b ah wa glo balisasi akan globalisasi.
menghasilkan mesyarakat dunia yang toleran Fase selanjutnya ditandai dengan donimasi
dan bertanggung jawab. perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum
3. Para globalis pesimis berpendapat bahwa muslim membentuk jaringan perdagangan yang
glonalisasi adalah sebuah fenomena negatif antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam,
karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur,
penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping
yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim
konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama,
sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari abjad, arsitek, nilai sosial budaya Arab ke warga dunia.
mereka kemudian membentuk kelompok untuk Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia
menentang globalisasi (anti globalisasi). secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol,
4. Para tradision alis tid ak p er caya b ah wa Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor
globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat eksplorasi ini. Hal ini di dukung pula dengan terjadinya
bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar
atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. bangsa dunia. Berbagai teknologi mulai ditemukan
Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini,
menjadi sebuah fenomena internasional selama seperti komputer dan internet. Pada saat itu,
ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat berkembang pula kolonialisasi di dunia yang
ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau membawa p en garu h besar terh ad ap d if usi
evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital. kebudayaan di dunia.
5. Para transformasionalis berada di antara para Senakin berkembanganya industri dan kebutuhan
globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa akan bahan baku serta pasar juga memunculkan
pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di
oleh para globalis. Namun, mereka juga Indonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka,
berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai
menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari
teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, Brithis
seharusnya dipahami sebagai seperangkat Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya.
hubungan yang saling berkaitan dengan murni Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi
melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar ikon globalisasi hingga saat ini.
tid ak ter jadi secar a langsu ng. Mer ek a Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat
menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, momentumnya ketika perang dingin berakhir dan
terutama ketika hal tersebut negatif atau, komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme
setidaknya, dapat dikendalikan. seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme
ad alah jalan ter baik d alam mew ujud kan
Sejarah globalisasi kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara-negara di
Banyak sejarahwan yang menyebut globalisasi dunia mulai menyiapkan diri sebagai pasar yang
sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan
dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-
interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa sekat antar negara pun mulai kabur.
di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila
ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika Reaksi Masyarakat
manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri Gerakan pro-globalisasi
sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan
pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri pro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat
negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada
teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh orang dan kelompok yang menentang perjanjian
David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur
negara dengan negara lain saling bergantung dan perd agangan antar negara sep erti O rganisasi
dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan Perdagangan Dunia (WTO).
salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam Antiglobalisasi dianggap oleh sebagian orang
bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya
transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup
komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun
memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam
digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu p er lawanan terh ad ap eko no mi d an sistem
tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan perdagangan global saat ini, yang menurut mereka
komparatif pada produk lainnya. Dengan teori ini mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan
jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-
kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya penyebab lainnya.
untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu Namun, orang yang dicap antiglobalisasi sering
menutupi kekurangan penawaran kain dengan menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut
membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya. diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global,
Salah satu penghamb at u tama ter jadinya Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah
kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan lainnya.
dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses
Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-
dalam negeri, namun disisi lain, hal ini akan negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
sulit menembus pasar negara yang dituju. Para batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
proglobalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang- Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas
barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan
meningkat. Kar en a permin taan men in gk at, antara ekonomi nasional dengan perekonomian
kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya. internasional akan semakin erat. Globalisasi
Beberapa kelompok proglobalisme juga mengkritik perekonomian di satu pihak akan membuka peluang
Bank Dunia dan IMF, mereka berpendapat bahwa pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional
du a badan terseb ut h an ya men go ntro l dan secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
mengalirkan dana kepada suatu negara, bukan kepada masuknya produk-produk global ke dalam pasar
suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, domestik. Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata
banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
tangan para diktator yang kemudian menyelewengkan bentuk-bentuk berikut:
dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana 1. Globalisasi produksi, di mana perusahaan
mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran
hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal
kemakmuran ak an menu run . Karen a tingk at ini dilakukan baik karena upah buruh yang
kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara rend ah , tarif bea masu k yang mur ah ,
itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya infrastruktur yang memadai atau pun karena
termasuk konsumsi barang impor, sehingga laju iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia
globalisasi akan terhambat dan menurut mereka dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia. 2. Globalisasi pembiayaan, perusahaan global
mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman
Gerakan antiglobalisasi atau melakukan investasi di semua negara di
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umu dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam
digunakan untuk memaparkan sikap politis orang- memperbanyak satuan sambungan telepon, atau
PT Jasa Marga dalam memperluas jarinagn masyarakat dari berbagai negara mengimpor
jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini
dengan pola BOT (build operate transfer) menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
bersama mitra usaha dari manca negara. barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen
3. Globalisasai tenaga kerja, perusahaan global juga dapat menikmati barang yang lebih baik
akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari dengan harga yang lebih rendah.
selur uh d un ia sesuai kelasn ya, seperti 3. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri
penggunaan staf profesional diambil dari tenaga Perdagangan luar negeri yang lebih bebas
k er ja yan g telah memiliki p en galaman memungkinkan setiap negara memperoleh
internasional atau buruh kasar yang biasa pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam
diperoleh dari negara berkembang. Dengan negeri.
globalisasi maka human movement akan 4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan
semakin mudah dan bebas. teknologi yang lebih baik
4. Globalisasi jaringan informasi, masyarakat suatu Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan
negara dengan mudah dan cepat mendapatkan teru tama d in ik mati o leh negara-n egar a
informasi dari negara-negara di dunia karena berkembang karena masalah kekurangan modal
kemajuan teknologi, semakin maju telah dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang
membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh
dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh: negara-negara berkembang.
KFC, Levis, atau hamburger melanda pasar 5. Menyed ia ka n da na t am ba ha n un tu k
dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat pembangunan ekonomi
dunia menuju pada selera global. Pembangunan sektor industri dan berbagai
5. Globalisasi perdagangan, hal ini terwujud dalam sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui
penghapusan berbagai hambatan nontarif. investasi yang dilakukan oleh perusahaan
Dengan demikian kegiatan perdagangan dan swasta domestik. Perusahaan domestik ini
persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan seringkali memerlukan modal dari bank atau
fair. pasar saham. Dana dari luar negeri teritama dari
Thompson, 2001, mencatat bahwa kaum globalis negara-negara maju yang memasuki pasar uang
mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi dan pasar mod al d i d alam negeri dap at
secara cepat dalam investasi dan perdagangan membantu menyediakan modal yang dibutuhkan
internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian tersebut.
nasional telah menjadi bagian dari perekonomian 6. Menghambat pertumbuhan sektor industri
global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar Salah satu efek dari glob alisasi ad alah
dunia. perkembangan sistem perdagangan luar negeri
yan g lebih bebas. Per kemb an gan in i
Kebaikan Globalisasi Ekonomi menyebabkan negara-negara berkembang tidak
1. Produksi global dapat ditingkatkan dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk
Pandangan ini sesuai dengan teori keuntungan memberikan proteksi kepada industri yang baru
komparatif dari David Ricardo. Melalui berk embang ( in fa nt ind ustry) . Den gan
spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor demikian, perdagangan luar negeri yang lebih
produksi dunia dapat digunakan dengan lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara
efisien, output dunia bertambah dan masyarakat berkembang untuk memajukan sektor industri
akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi d omestik yang leb ih cep at. Selain itu ,
dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang ketergantungan kepada industri-industri yang
meningkat, yan g selanjutnya dapat dimiliki perusahaan multinasional semakin
meningkatkan pembelanjaan dan tabungan. meningkat.
2. Menigkat ka n kema km uran m asya ra ka t 7. Memperburuk neraca pembayaran
dalam suatu negara Globalisasi cenderung menaikkan barang-
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara
tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/
berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting
dari globalisasi terhadap neraca pembayaran artinya apabila disedari, bahwa tingkah laku
adalah pembayaran neto pendapatan faktor seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
produksi dari luar negeri cenderung mengalami dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai
defisit. Investasi asing yang bertambah banyak salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang
menyebabkan aliran pembayaran keuntungan adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari
(pendapatan) investasi ke luar negeri semakin kebudayaan.
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya
berakibat buruk terhadap neraca pembayaran. nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruhan dunia telah
8. Sektor keuangan semakin tidak stabil terlihat sejak lama. Cikal bakal dari persebaran
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para
pengaliran investasi (modal) portofolio yang penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia
semakin besar. Investasi ini terutama meliputi ini (Lucian W. Pye,1966).
partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan
Ketika pasar saham sedang meningkat, dana secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan
ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui
bertambah baik dan nilai uang akan bertambah media menggantikan kontak fisik sebagai sarana
baik. Sebaliknya, ketika harga saham dipasar utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut
saham menurun, dana dalam negeri akan menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah
mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran dikalukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai perkembangan globalisasi kebudayaan.
mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek 1. Berkembangnya pertukaran kebu dayaan
buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi internasional.
secara keseluruhan. 2. Penyebaran prinsip multi-kebudayaan, dan
9. Memp erbu ru k prospek pert um bu ha n kemudahan akses suatu individu terhadap
ekonomi jangka panjang kebudayaan lain diluar kebudayaannya.
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku 3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek 4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. ke negara lain.
Dalam jangka panjang pertumbuhan yang 5. Berkembangnya mode yang berskala global,
seperti in i ak an men gu rangi laju nya seperti pakaian, film, dll.
pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan 6. Bertambah banyaknya event-event berskala
kesempatan kerja akan semakin lamb at global, seperti Piala Dunia FIFA.
pertumbuhannya dan masalah pengangguran
tidak d apat diatasi atau malah semak in Globalisasi Perekonomian
memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses
menimbulkan efek buruk kepada prospek kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-
pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
negara, distribusi pendapatan menjadi semakin yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
tidak ad il d an masalah sosial- ek on omi batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
masyarakat semakin bertambah buruk. mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas
budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai- suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan
nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun antara ekonomi nasional dengan perekonomian
persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat internasional akan semakin erat. Globalisasi
terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun perekonomian di satu pihak akan membuka peluang
pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan mendapat tanggapan positif dari
secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa
masuknya produk-produk global ke dalam pasar rasa nasionalisme terhadap negara menjadi
domestik. meningkat.
2) Dari asp ek glo balisasi eko no mi,
Pengaruh Globalisasi Terhadap terb uk an ya p asar inter nasion al,
Nilai-Nilai Nasionalisme meningkatkan kesempatan kerja dan
1. Globalisasi adalah suatu p roses tatan an meningkatkan devisa negara. Dengan
masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal adanya hal tersebut akan meningkatkan
batas wilayah. kehidu pan ek on omi bangsa yan g
2. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses menunjang kehidupan nasional bangsa.
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian 3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang meniru pola berpikitr yang baik seperti etos
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari
bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa lain yang sudah maju untuk
bangsa-bangsa diseluruh dunia. (Edison A. Jamli meningkatkan kemajuan bangsa yang pada
dkk. Kewarganegaraan, 2005) akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal r asa nasionalisme kita
Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi terhadap bangsa.
Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara 2. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-
Berkembang. Internet. Publik jurnal. September nilai nasionalisme
2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui 1) Glo balisasi mampu meyak in kan
dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit d ap at membawa k emajuan dan
dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung kemungkinan berubah arah dari ideologi
di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan tersebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme
dan lain-lain. Teknologi informasi dan komunikasi bangsa akan hilang.
adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. 2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya
Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat rasa cinta terhadap produk dalam negeri
sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk karena banyaknya produk luar negeri
dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. (seperti McDonalds, CocaCola, Pizza Hut,
Oleh karena itu, globalisasi tidak dapat kita hindari dll) memb anjiri In don esia. Dengan
kehadirannya. hilangnya rasa cinta terhadap produk
Keh adir an globalisasi tentu nya memb awa dalam negeri men un ju kk an gejala
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk b er ku rangnya rasa n asio nalisme
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu masyar ak at k ita terh ad ap b an gsa
pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh Indonesia.
globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti 3. Masyarakat kita khususnya anak muda
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan banyak yang lupa akan identitas diri
lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme sebagai bangsa Indonesia, karena gaya
terhadap bangsa. hidupnya cenderung meniru budaya barat
1. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- yang oleh masyarakat dunia dianggap
nilai nasionalisme sebagai kiblat.
1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan 4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial
dijalankan secara terbuka dan demokratis. yang tajam antara yang kaya dan miskin,
Karena pemerintahan adalah bagian dari karena adanya persaingan bebas dalam
suatu negara, jika pemerintahan dijalankan globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
secara jujur, bersih dan dinamis tentunya menimbulkan pertentangan antara yang
kaya dan miskin yang dapat mengganggu muda internet sudah menjadi santapan mereka
kehidupan nasional bangsa. sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya
5. Munculnya sikap individualisme yang tentu kita memperoleh manfaat yang berguna.
menimb ulkan ketid akpedulian antar Tetapi jika tidak, ada lagi pegangan wajib kita
perilaku sesama warga. Dengan adanya yaitu hand ph on e. Rasa so sial ter hadap
individualisme maka orang tidak akan masyarakat menjadi tidak ada karena mereka
peduli dengan kehidupan bangsa. lebih memilih sibuk dengan menggunakan
Pengaruh-pengaruh diatas memang handphone.
tidak secara langsung berpengaruh terhadap Dilihat dari sikap, banyak anak muda
nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun
dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli
bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab terhadap lingku ngan. Kar ena globalisasi
globalisasi mampu membuka cak rawala menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga
masyarakat secara global. Apa yang ada di luar mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh
negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada riilnya adanya geng motor anak muda yang
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. melakukan tindak kekerasan yang mengganggu
Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Jik a pengar uh -p en garu h di atas
Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda
d an d ap at b er tind ak anark is seh in gga tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak,
mengganggu stabilitas nasional, ketahanan timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Hubungan dengan nilai nasionalisme akan
3. Pengaruh glo ba lisa si terha da p nila i berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
nasionalisme di kalangan generasi muda budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap
Arus globalisasi begitu cepat merasuk masyarakat. Padahal generasi muda adalah
ke dalam masyarakat terutama di kalangan penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika
muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda p en er us b an gsa tidak memiliki r asa
juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut nasionalisme?
telah memb uat banyak an ak mud a kita Berdasarkan analisa dan uraian di atas
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu,
gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari diperlukan langkah untuk mengantisipasi
anak muda sekarang. pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai
Dari cara berpakaian banyak remaja- nasionalisme.
remaja kita yang berdandan seperti selebritis 4. Antisipasi pengaruh negatif globalisasi
yang cenderung ke budaya barat. Mereka terhadap nilai nasionalisme
menggunakan pakaian yang minim bahan yang Langkah-langkah untuk mengantisipasi
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya dampak nagatif globalisasi terhadap nilai-nilai
tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian nasionalisme antara lain yaitu:
tersebu t jelas- jelas tidak sesuai dengan 1. Menumbuhkan semangat nasionalisme
kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut yang tangguh, misal semangat mencintai
mereka dicat beraneka warna. Pendek kata produk dalam negeri.
orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan 2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
cara menutupi identitasnya. Tidak banyak Pancasila dengan sebaik-baiknya.
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa 3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran
dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai agama dengan sebaik-baiknya.
dengan kepribadian bangsa. 4. Mewu ju dk an sup remasi h uk um,
Teknologi internet merupakan teknologi menerapkan dan menegakkan hukum
yang memberikan informasi tanpa batas dan dalam arti sebenar-benarnya dan seadil-
dapat diakses oleh siapa saja. Apalagi bagi anak adilnya.
aset-aset perbankan banyak dalam bentuk obligasi (ROA) terhadap Price to Book Va lue (PBV)
dan commercial loans. Price to Book Val ue terhadap perusahaan yang go public di Bursa Efek
merupakan alternatif untuk menilai saham bagi Indonesia khususnya di industri sektor Perbankan
perusahaan yang secara konsisten memberikan Nasional. Dengan nilai pertumbuhan aset sebesar
dividen kepada para pemegang saham. Ahmed dan 15.5% sektor perbankan masih menjadi industri yang
Nanda (2004) dalam penelitian nya menunjukkan menarik bagi para pemain apabila dibandingkan pada
bahwa hampir semua keputusan investasi di pasar tahun 2014 yang rata rata pertumbuhan nya hanya
modal didasarkan pada perkembangan Price to Book sekitar 9%, Setianto (2015).
Va lu e. Nilai p er usah aan ad alah n ilai yan g
mencerminkan berapa harga yang bersedia dibayar TINJAUAN TEORITIS
oleh investor untuk suatu perusahaan, yang biasanya Price to Book value menurut Kiyosaki (2007)
diukur dengan price to book value ratio (PBV) adalah merupakan perbandingan antara harga saham
(Andinata, 2010). dengan book value atau nilai buku. Dimana yang
Penelitian yang berkaitan dengan Price to Book dimaksud nilai buku adalah nilai bersih dari
Value (PBV) telah banyak dilakukan. Sparta (2000) peru sah aan jika peru sah aan terseb ut dijual.
berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa Sedangkan menurut Tryfino (2009) Price to Book
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak Value (PBV) adalah perhitungan atau perbandingan
signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Tito antara market value dengan book value suatu saham.
dkk (2007) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio Sehingga dengan rasio PBV ini, para investor dapat
(DER) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh mengetahui langsung sudah berapa kali market value
positif terhadap Price to Book Value (PBV). suatu saham dihargai dari bookvalue-nya. Rasio ini dapat
Hid ayati (2010) d alam h asil p en elitian nya memberikan gambaran potensi pergerakan harga
menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara
dan Dividend Payout Ratio (DPR) berhubungan tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan
negatif dan tidak signifikan dengan Price to Book pengaruh terhadap harga saham. Sehingga kita bisa
Va lu e ( PBV). Jusr iani dan Rah ard jo (2013) membandingkan harga-harga saham di sektor yang
menyatakan hasil penelitiannya bahwa Return on sama, apabila harga PBVnya lebih rendah maka kita
Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio (DPR) bisa mengatakan harga sahamnya murah walaupun
berpengaruh positif terhadap PBV sedangkan DER harga pasarnya mahal.
tidak berpengaruh terhadap PBV. Abdurrakhman Price Earning Ratio (PER) menurut Brigham
( 2015) menyatak an b ah wa ROE d an SIZE dan Houston (2010) adalah Rasio harga per saham
berpengaruh positif terhadap PBV sedangkan terhadap laba per saham menunjukkan jumlah yang
Current Ration (CR) dan Total Asset Turnover rela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar laba
( TATO ) tidak berp en garu h terh ad ap PBV. yang dilaporkan. Perusahaan yang memiliki tingkat
Supartiningsih d kk (2016) b erdasarkan hasil pertumbuhan yang besar tentunya memiliki Price
penelitiannya menyatakan bahwa ROA, ROI, DER Earning Ratio yang tinggi, dan sebaliknya Price
berpengaruh positif terhadap Price to Book Value. Earning Ratio akan rendah untuk perusahaan yang
Wulandari (2015) dalam penelitian nya menyatakan beresiko (Munawir, 2010). Sedangkan menurut
bahwa ROA dan EPS berpengaruh positif terhadap Menurut Gitman (2015), PER menggambarkan
PBV sedangkan DER tidak berpengaruh terhadap besarnya dana yang dikeluarkan oleh investor untuk
PBV. Erningpraja dkk (2016) menyatakan dalam hasil memperoleh setiap Dollar laba perusahaan. Pada
penelitian nya menyatakan bahwa variabel Price umumnya, investor lebih senang memilih saham
Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap dengan PER rendah. Semakin rendah PER suatu
PBV. Erningpraja dkk (2016) yang menyatakan saham, maka semakin murah saham saham tersebut
bahwa variabel Price Ea rning Ra tio (PER) sehubungan dengan pendapatan perusahaan.
berpengaruh positif terhadap Price to Book Value Debt to Equity Ratio (DER) menurut Kasmir
(PBV). (2012) adalah merupakan rasio yang digunakan untuk
Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menilai rasio antara hutang dengan ekuitas. Dimana
menentukan pengaruh Price Earning Ratio (PER), DER dapat menggamb ar kan seberapa b esar
Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Assets perusahaan dalam menggunakan pendanaan melalui
hutang dan seberapa besar kemampuan perusahaan Metode analisis yang digunakan untuk menguji
dalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu hipotesis adalah regresi linier berganda sebagai
semakin tinggi rasio DER, menunjukan semakin berikut:
besarnya perusahaan menggunakan hutang sebagai PBV = 0 + 1 PER + 2 DER + 3 ROA + e
sumber pendanaan. Sedangkan menurut Tandeililin 0 = intercept atau konstanta
(2010) debt to equity ratio adalah merupakan
e = error
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang di tunjukkan oleh HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang Analisis Data
digunakan untuk membayar hutang. Sehingga Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari BEI
semakin kecil angka rasio ini semakin baik. (www.idx.co.id) yang berturut-turut masuk dalam
Return on Assets (ROA) menurut Gitman (2015) LQ45 selama 5 tahun yaitu dari tahun 2010 sampai
adalah rasio untuk mengukur efektivitas manajemen dengan tahun 2015 sebanyak 5 perusahaan dengan
dalam menghasilkan laba dengan aset yang tersedia. 30 sampel
Semakin besar total aset perusahaannya, semakin Table 1 Descriptive Statistics
baik . Sedangkan menu ru t Hu sn an ( 2004) N Minimum Maximum Mean Std
menyebutkan bahwa Return on Assets (ROA) Deviation
adalah rasio untuk mengukur kemampuan aktiva PBV 30 ,80 4,69 2,4193 1,11441
peru sahaan mempero leh laba d ar i op er asi
PER 30 5,88 20,28 12,8703 3,76207
perusahaan. Return on asset digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan DER 30 5,26 11,40 7,8503 1,71576
laba. Laba bersih yang digunakan disini adalah laba ROA 30 ,77 3,41 2,2833 ,72114
bersih setelah bunga dan pajak. Semakin besar return
on asset suatu bank maka semakin besar tingkat Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank
dari segi penggunaan asset. Berdasarkan uraian di Berdasarkah tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-
atas maka hipotesis alternatif yang diajukan untuk rata PBV sebagai variabel dependent sebesar 2,4193
penelitian ini adalah sebagai berikut : dengan standar deviasi sebesar 1,11441. Untuk PBV
H1 =Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terendah adalah sebesar 0,80 sedangkan yang tertinggi
terhadap Price Book Value. mencapai 4,69. Sedangkan untuk varibel independent
H2 =Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh poitif nya dapat dilihat bahwa selama periode 2010 - 2015,
terhadap Price Book Value nilai rata-rata PER adalah sebesar 12,7803 dengan
H3 =Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terendah adalah sebesar 5,88 dan tertinggi mencapai
terhadap Price Book Value 20,28. Nilai rata-rata DER adalah sebesar 7,8503
dengan terendah adalah sebesar 5,26 dan tertinggi
METODE PENELITIAN mencapai 11,40. Nilai rata-rata ROA adalah sebesar
Penelitian ini merupakan riset kuantitatif dengan 2,2833 dengan terendah adalah sebesar 0,77 dan
men ggunakan sumber data sek under. Dalam tertinggi mencapai 3,41.
penelitian in i d ata yan g diper oleh dari BEI
(www.idx.co.id) dan ICMD (Indonesia Capital Uji F
Market Directory). Populasi yang digunakan dalam Analisis varian (ANOVA) digunakan untuk
penelitian ini adalah perusahaan di sektor Finance pengujian uji F seberapa signikan pengaruh variabel
dengan sub sektor Perbankan yang tercatat di Bursa independen (PER, DER, ROA) secara bersama-
Efek Indonesia (BEI) dengan tahun pengamatan dari sama dapat mempengaruhi Price to Book Value
tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dari daftar (PBV). Pengujian menggunakan tingkat signifikan
LQ45 yaitu Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara 0,05.
Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI),
Bank Tabungan Negara (BBTN) dan Bank Mandiri
(BMRI).
Residual 6,238 26 ,240 PER ,177 ,025 ,599 7,129 ,000 ,945 1,059
Dalam pengujian Uji F dapat di uji dengan tingkat Dari hasil output pada tabel 4, dapat dirumuskan
signifikan < 0,05. Berdasarkan tabel 2 diperoleh F persamaan model regresi berganda sebagai berikut :
hitung sebesar sebesar 0,00 < 0,05. Jadi dapat Y = -2,707 + 0,177X1 + 0,061X2 + 1,037X3 + e
disimpulkan dan terbukti bahwa variabel independen Dimana :
PER, DER, ROA secara bersama-sama berpengaruh Y = PBV
secara signifikan terhadap Price to Book Value X1 = PER
(PBV) yang masuk dalam LQ45 di Bursa Efek X2 = DER
Indonesia periode 2010-2015. X3 = ROA
Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatas
Koefisien Determinasi dapat diartikan bahwa nilai konstanta yang dimiliki
Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk sebesar -2,707 yang berarti bahwa jika variabel PER,
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam DER, ROA tidak ada, maka terdapat perubahan
menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji terhadap PBV sebesar -2,707. Koefisien PER (X1)
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel di sebesar 0,177 berpengaruh positif terhadap PBV (Y),
bawah ini : yang berarti bahwa jika variabel PER meningkat
Tabel 3 Koefisien Determinasi maka akan mempengaruhi PBV sebesar 0,177%.
Koefisien DER (X2) sebesar 0,061 berpengaruh
Model R R Adjusted Std. Error of Durbin
positif terhadap PBV (Y), yang berarti bahwa jika
Square R Square the Estimate Watson
variabel DER meningkat maka akan mempengaruhi
1 ,909a ,827 ,807 ,48982 2,069 PBV sebesar 0,061%. Koefisien ROA (X3) sebesar
1,037 berpengaruh positif terhadap PBV (Y), yang
a. Predictors: (Constat). ROA, PER, DER berarti bahwa jika variabel ROA meningkat maka
b. Dependent Variable: PBV akan mempengaruhi return saham sebesar 1,037%.
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2017
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai adjusted R Uji hipotesis dilakukan guna melihat seberapa jauh
Square sebesar 0,807 maka besarnya ketiga variabel pengaruh simultan secara bersama sama variabel
independen dalam menjelaskan PBV sebesar 80,7%, dependen mempengaruhi variabel dependen dengan
sedangkan 19,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak pengujian Uji F, serta pengujian Uji t untuk mengetahui
dimasukkan dalam model. pengaruh satu variabel independen mempengaruhi
secara parsial terhadap variabel dependen.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi liear berganda berguna untuk Uji t
mengetahui tingkat pengaruh variabel ROA, DER, Pengujian Uji t digunakan untuk mengetahui
EPS terhadap PBV. apakah secara parsial variabel independen PER,
DER, dan ROA mempengerahui return saham.
Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05.
Erningpraja, & Dkk. (2016). Pengaruh Price Earning Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2012). Analysis of
Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), dan Investments and Management of Portofolio
Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Price (11th ed.). Canada: South-Western Cengage
To Book Value (PBV). SPESIA - Universitas Learning.
Islam Bandung, 2(2). Sparta. (2000). Analisis Pengaruh ROA, DER, Dan
Gitman, L. J., & Zutter, C. J. (2015). Principles of DPR Terhadap PBV Pada Lembaga Keuangan
Managerial Finance (14th ed.). Pearson. Bank Di BEJ Periode 1992-1996. Ju rnal
Hidayati, E. E. (2010). Analisis Pengaruh DER, DPR, Akuntansi FE Untar.
ROE Dan Size Terhadap PBV Perusahaan Tan delilin, E. (2010). An alisis Investasi dan
Manufaktur Yang Listing Di Bei Periode 2005- Manajemen Portofolio (1st ed.). Yogyakarta:
2007 (Master's thesis, Universitas Diponegoro). BPFE.
Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Tito, P. P., & Dkk. (2007). Pengaruh Kinerja
Investasi (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE. Keuangan Dan Beta Saham terhadap Price to
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Book Value (Studi Pada Perusahaan Real Estate
PT. Raja Grafindo Persada. dan Property Yang Listed Di Bursa Efek
Kiyosaki, T. R. (2007). Cara benar Mencapai Puncak Indonesia Periode Tahun 2004 2006). Jurnal
Kemakmuran Finansial. Jakarta: PT. Elex Studi Manajemen & Organisasi, 2(2).
Media Komputindo. Tryfino. (2009). Cara Cerdas Berinvestasi Saham.
Munawir, S. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Yogyakarta: Liberty. Wulandari, C. (2015). Analisis Pengaruh Return On
Ramadhani, H. (2016). Analisis Price Book Value Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), Debt
Dan Return On Equity Serta Deviden Payout to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book
Ratio Terhadap Price Earning Ratio (Studi Pada Value (PBV) Pada Perusahaan Manufaktur
PT. Bank Mandiri,Tbk). Forum Ekonomi, 18(1). (Master's thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
yang berhubungan dengan bisnis, saat dewasa karena kurikulum yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
pergaulan , suasana kampus dan teman-temannya bercita-cita menjadi wirausaha juga mempunyai andil
yang sering berkecimpung dalam bisnis, perspektif yang sangat besar dan dilengkapi dengan praktikum
atau cita-citanya. bisnis agar mahasiswa tidak disajikan dalam bentuk
Selain faktor individual seperti suasana kerja, simulasi saja. Bisnis riil yang diajarkan agar
tingkat pendidikan, kepribadian, prestasi pendidikan, membangun watak bisnis dan pengetahuan dari
dorongan keluarga, lingkungan dan pergaulan, ingin pengalaman apa yang pernah dirasakan akan
lebih dihargai atau self esteem dan keterpaksaan menjadikan modal keyakinan diri bahwa bisnis itu bisa
oleh karena keadaan , itu semua yang menjadikan dan kemungkinan ada kegagalan adalah sebagai
semangat berwirausaha muncul justru menjadi suatu proses belajar dan biaya belajar.
kekuatan untuk mewujudkan impian menjadi Peneliti tertarik dengan judul penelitian Spirit of
entrepreneur . Entrepreneurship di Kalangan Pendidikan Tinggi
Menjadi pengusaha atau pekerja itu tidak ada sebagai Alternatif Peluang Meraih Sukses
bed anya , yang pasti menjad i manusia yang
mempunyai pilihan hidup untuk meraih sukses. Tujuan Penelitian
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
maka semakin kecil pengaruhnya terhadap keinginan 1. Untuk mengetahui semangat kewirausahaan
untuk memilih pengusaha sebagai jalan hidupnya. mahasiswa di tingkat Perguruan Tinggi
Rata-rata justru mereka yang tingkat pendidikannya 2. Untuk mengetahui Peluang Meraih Sukses bagi
tidak terlalu tinggi mempunyai hasrat yang kuat untuk mahasiswa di tingkat Perguruan Tinggi
memilih karir menjadi seorang pengusaha, karena itu 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
jalan satu-satunya untuk kaya dan sukses. Demikian Semangat Kewirausahaan terhadap Peluang
juga prestasi pendidikan dilihat dari rata-rata orang Meraih Sukses bagi mahasiswa di perguruan
yang mempunyai prestasi akademis yang tidak tinggi Tinggi.
justru mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk
menjadi seorang pengusaha. Hal itu di dorong oleh TINJAUAN PUSTAKA
sesuatu keadaan yang memaksa ia berfikir bahwa Pengertian Kewirausahaan
menjadi pengusaha adalah salah satu pilihan terakhir Per kemb an gan zaman yang san gat pesat
untuk sukses, sedangkan untuk berkarya di dunia kerja membuat masyarakat memiliki banyak kebutuhan.
dirasakan sangat berat, mengingat persaingan yang Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, banyak
sangat ketat dan masih banyak lulusan yang suatu cara yang dilakukan dari yang memproduksi
berpotensi yang belum mendapatkan pekerjaan. ( produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat
Hendro, 2011,63 ). sampai bagaimana menyalurkan suatu produk ke
Dari latar belakang masalah yang disampaikan konsumen melalui kegiatan pemasaran. Pelau-pelaku
adalah peneliti ingin mengukur seberapa kuat bisnis harus memiliki keahlian dalam memasarkan
keterlibatan mahasiswa diukur dalam suatu minat produk-produk mereka, Hal ini menjadikan sebuah
untuk menjadi wirausahawan yang mencerminkan tantangan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis atau
bahwa lulusan perguruan tinggi tidaklah tergantung entrapreneur.
pada kesempatan di dunia kerja yang dimaksud adalah Hendro,(2011, 29) menjelaskan bahwa Wirausaha
bekerja di kantor yang mempunyai waktu teratur dan melakukan sebuah proses yang disebut creative
terstruktur. Wirausaha adalah pekerjaan mulia yang destruction untuk menghasilkan suatu nilai tambah
kadang ter-abaikan yang berkesan kerja sambilan (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih
karena kepepet, maka banyak hal yang diabaikan tin ggi. Untuk itu k eter ampilan wirausah a
untuk meniti karir yang berprofesi sebagai salah satu (entrepreneurial skill) berintikan kreativitas. Oleh
pelaku bisnis yang sebetulnya sebuah alternative untuk sebab itu bisa d ikatakan b ahwa th e core of
membaca peluang meraih sukses. Peran perguruan entrepreneurial skill is creativity.
tinggi disini juga sangat dibutuhkan dalam rangka Banyak yang berpendapat bahwa kewirausahaan
memberikan motivasi dan memberikan semangat itu merupakan kegiatan bisnis yang ber ilmu
untuk mendidik dan mengubah paradikma berfikir pengetahuan , berketerampilan dan sebagai seni.
dalam mencapai kesuksesan. Dukungan penyajian
Menurut Lambing dan Charles Kuehl dalam buku menjalankan usahanya dan semuanya itu bisa di
Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah peroleh karena pada dasarnya manusia diberikan
suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu kepekaan di dalam berpikir.
value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa
dinikmati oleh orang banyak. Spirit of Entrepreneurship
Setiap wirausahawan yang sukses memiliki empat Awalnya kewirausahaan didefinisikan secara
usur pokok, yaitu: sed erhan a. Pada zaman d ahulu oran g ser ing
1. Kemampuan (hubungan dengan IQ dan Skill) memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang
a. Membaca Peluang berbeda dalam rangka melakukan pertukaran atau
b. Berinovasi perdagangan yang biasa disebut go-between (Robert
c. Mengelola . Entrepreneurship. 6 Edition. Boston:McGraw Hill).
d. Menjual Ia melakukan kesepakatan kontrak kerja atas
2. Keberanian ( hubungan dengan EQ dan mental) permintaan suatu barang, pada saat itu rempah-
a. Mengatasi ketakutan rempah dengan seseorang yang akan menukar yaitu
b. Mengendalikan Risiko pembeli dengan sejumlah uang atas jerih payahnya.
c. Keluar dari Zona kenyamanan Awal dari kewirausahaan adalah contractor yaitu
3. Keteguhan Hati (hubugan dengan motivasi orang yang melakukan kesepakatan kontrak kerja
diri) atas sejumlah pekerjaan yang ditentukn sebelumnya
a. Persistence (ulet), pantang menyerah dengan kompensasi sejumlah uang yang segala
b. Determinasi (teguh akan keyakinannya) risikonya ditanggung oleh penerima kontrak. Oleh
c. Kekuatan akan pikiran . sebab itu , kewirausahaan pada zaman dahulu disebut
Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang risk taker (pengambil risiko).
merupakan hasil uji di lapangan, dikumpulkan, diteliti Pada era industri kewirausahaan adalah orang
dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna yang berani mengambil risiko dan tidak memiliki
bagi orang lain yang membutuhkannya sehingga modal yang selalu diukur oleh uang yang melakukan
kewirausahaan bisa dimaksukkan ke dalam disiplin k esep ak atan d en gan pemilik mo dal un tu k
ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat mengerjakan proyek-proyek tertentu atas sumber
empiris (hasil uji lapangan). dayanya namun tidak memiliki pengetahuan yang
Sedangkan Seni dalam menemukan ide, inspirasi cukup. Mereka-mereka yang berani mengambil risiko
dan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi, visualisasi pada zamannya disebut sebagai kewirausahaan
dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan berbasis join venture capital (satu pihaknya adalah
dengan logika. Berfikir berbeda untuk menemukan intelectual capital, pihak lainnya adalah equety
ide-ide brillian . Semua itu membutuhkan kreativitas capital). Pada abad ini yang men jadi tu lang
, inovasi yang benar-benar baru sehingga unsur dan punggung kesuksesan dalam sebuah bisnis adalah
kekuatan seni untuk menemukan ide dalam cara kreativitas seorang wirausahawan itu sendiri
mengatasi kesulitan, mengendalikan sumber daya (Creativepreneur).
manusia(SDM) juga pelanggan memiliki peran yang Mu nculnya S pirit of Ent repren eu rship
cukup besar. sehubungan dengan Perkembangan Ekonomi.
Oleh sebab itu pengaruh kekutan seni dalam ilmu Perkembangan ilmu pengetahuan , sosial,ekonomi,
kewirausahaan sangat besar. Layaknya seorang politik, budaya, teknologi dan kesejahteraan telah
samurai tanpa seni beladiri, ia akan sulit untuk menjadi menciptakan gap diantara faktor-faktor yang
menang. Hingga ketika seorang menjadi mahir akan mempengaruhi perkembangan tersebut . Misalnya
muncul sebuah predikat sebagai bentuk profesi. gap yang terjadi akan menciptakan perubahan status
Kewirausahaan merupakan sebuah profesi, sebuah sosial, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan,
pilihan hidup yang harus dilakukan secara profesional selera sehingga bisa membangkitkan sebuah inspirasi
(dalam arti jujur, terbuka, berkomitmen, konsisten, bisnis yang pada akhirnya memunculkan peluang
tepat janji, tanggung jawab, mengerti batas hak- bisnis.
haknya, mengerti etika profesi dan berdisiplin). Munculnya peluang bisnis yang baru akan
Semuanya bisa dilakukan karena wirausahawan menstimulus munculnya entrepreneur muda. Hal
membutu hkan intuisi atau daya n alar dalam inilah yang mendorong timbulnya wirausaha seiring
dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Armstrong (2003:137) Meskipun ada banyak bentuk
Menurut Ir. Hendro, M.M .,ada beberapa yang pemasaran langsung; surat langsung dan katalog,
menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu: pemasaran telepon, pemasaran online, dan lainnya.
1. Evolusi roduk Semuanya terbagi dalam karakteristik yang berbeda.
Peru bahan pr od uk akan menimb ulkan Pemasaran langsung bersifat nonpublic: pesan
perubahan kebutuhan yang memunculkan biasanya diarahkan kepada orang tertentu.
sebuah peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan. Kerangka Model
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan Variabel terikat (X) Variabel bebas (Y)
keinginan akan produk yang berbeda. Variabel X1 Variabel Y
3. Perubahan gaya hidup, selera dan hobi.
Spririt of Entrepreneurship Peluang Meraih Sukses
Perubahan gaya hidup yang akan mempengaruhi
keinginan produk yang berbeda
4. Perubahan teknologi. Kerangka model adalah suatu konseptual tentang
Berk emb angnya tekn ologi d an semak in bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
canggihnya teknologi akan menciptakan produk, yang telah diidentifikasi sabagai masalah riset ( Umar,
suasana dan gaya hidup yang berbeda. 2003 : 157). Kerangka pemikiran penelitian ini adalah
5. Perubahan budaya. sebagai berikut menggambarkan adanya hubungan
Berkembangnya gaya hidup, pendapatan, selera antar variabel yang nantinya akan diteliti yang pada
, teknologi dan sebagainya akan mengubah akhirnya akan membuktikan apakah ada pengaruh
b ud aya seseor an g, seh in gga hal in i antara semangat kewirausahaan dengan Peluang
mempengaruhi kebutuhan akan produk yang Meraih Sukses yang berkembang dikalangan
berbeda di setiap tempat. Pendidikan Tinggi. Dalam penelitian ini penulis
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik. melakukan penelitian pada mahasiswa yang pernah
Peru bahan po litik ak an mempengar uh i mengamb il mata kuliah Kewirau sah aan d an
perubahan struktur pemerintahan yang berujung Praktikum Bisnis pada masa kuliah.
pada perubahan peraturan, kebijakan dan arah
perekonomian, sehingga muncullah sebuah gap Hasil Penelitian Terdahulu
kebutuhan akan produk yang lalu dan pasca 1. Peneliti, Tahun, judul :Wahyu Purhantara,
perubahan. 2011, Analisis Kepemilikan Jiwa Kewira-
7. Intrapreneurship usah aan: Evalu asi ou tcome pend id ik an
Kemampuan intrapreneurship yang semakin Menengah di Jawa ,
baik dan kuat akan memunculkan gairah Temuan penelitian: bahwa usaha di bidang
entrepr eneur. Hal in i disebabkan karena bisnis belum mampu memanfaatkan sentuhan
kreativitas, inovasi, ketatnya persaingan, hasrati bisn is yan g pr of esio nal. Pembelajaran
ingin tantangan yang lebih baru, perubahan kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga
organisasi dan lain-lain. Jadi organisasi secara kompetensi yang meliputi karakter,pemahaman.
tidak langsu ng men gemb an gk an jiw a Konsep yang dirujuk: pengembangan skill,
kewirausahaan seseorang. (Ir. Hendro, M.M.) konsep yang dirujuk dalam penelitian ini adalah
Peluang Mer aih Su kses d alam Kegiatan Jiwa Kewirausahaan,jiwa kewirausahaan
Berwirausaha. mah asiswa d an jiw a kewirausah aan
Dalam mencapai kesuksesan seseorang di bisnis wirausahawan.
banyak dilakukuan dengan diawali sebuah ide sampai Perbedaan dalam penelitian : Penelitian ini
memasarkan produk . Berkembang saat ini di cenderung dengan data survey sedangkan
kalangan orang muda kegiatan memasarkan bisa penulis menggunakan regresi korelasi.
dengan cara pemasaran Langsung adalah sistem 2. Peneliti, Tahun Judul: Retno Budi Lestari dan
pemasaran yang b er sifat in teraktif yan g Trisnadi Wijaya, 2010 Pengaruh Pendidikan
memanfaatkan suatu atau beberapa media iklan untuk Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha
menimbulkan respon dengan pertukaran atau Mahasiswa di STIE MDP, STIMIK,MDP dan
transaksi di sembarang lokasi. Menurut Kotler dan STIE MUSI.
Tingkat inflasi merupakan faktor yang harus 3. Menemukan bukti empiris adanya pengaruh
dipertimbangkan dalam proses investasi. Inflasi variabel Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan Tingkat
merupakan indikator ekonomi yang menyebabkan Pertumbuhan Ekonomi terhadap DPK pada
kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode. Bank Mandiri.
Adanya inflasi yang tinggi akan menyebabkan naiknya 4. Menyelidiki seberapa besar pengaruh variabel
biaya produksi dan dapat menurunkan daya beli In flasi, Kur s Do llar, SBI dan Tingkat
masyarakat. Pertumbuhan Ekonomi terhadap DPK pada
Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing, Bank Mandiri
teru tama h ard cu rrencies (Do llar AS), dapat
menyebabkan capital outflow (pelarian modal LANDASAN TEORI
masyarakat keluar negeri), jika dibandingkan dengan Teori Inflasi
mata uang negara lain maka ekspektasi return Menurut A.P. Lehner, inflasi adalah keadaan
investasi di Indonesia lebih rendah. Semakin terjadinya kelebihan permintaan (Excess Demand)
meningkat nilai tukar Dollar AS akan menaikkan terhadap barang-barang dalam perekonomian secara
permintaan Dollar, sebaliknya permintaan uang keseluruhan (Anton H Gunawan, 1991). Sementara
domestik akan turun. Berdasarkan hal ini, perubahan itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu
nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS, dapat kenaikan harga yang terus-menerus dari barang dan
mempengaruhi pertumbuhan DPK. jasa secara umum. Menurut Boediono (1995), inflasi
Peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik
(SBI) berdampak pada peningkatan suku bunga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga
deposito pada bank-bank komersil, dan sebaliknya dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
jika suku bunga SBI mengalami penurunan maka suku inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas dan
bunga deposito akan mengalami penurunan. mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-
Jadi pertumbuhan investasi di suatu negara barang lain. Menurut Keynes terjadinya inflasi
dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara disebabkan oleh permintaan agregat sedangkan
tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu permintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansi
negara maka semakin baik pula tingkat pendapatan bank sentral, namun dapat pula disebabkan oleh
masyarakat. Adanya peningkatan pen dapatan pengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupun
diharapkan semakin banyak orang yang memiliki oleh swasta dan pengeluaran konsumsi pemerintah
kelebihan dana dan dana tersebut dapat dimanfaatkan yang melebihi penerimaan (defisit anggaran belanja
untuk disimpan dalam bentuk tab ungan atau negara) dalam kondisi full employment.
diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga
yang diperdagangkan di pasar modal. Teori Nilai Tukar Mata Uang
Dornbusch dan Fisher (1980) mengatakan bahwa
Perumusan Masalah pergerakan nilai tukar mempengaruhi daya saing
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan internasional dan posisi neraca perdagangan dan
yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah konsekuensinya juga akan berdampak pada real
bagaimana pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, Suku Bunga output dari negara tersebut yang pada gilirannya akan
Bank Indonesia dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi mempengaruhi cash flow saat ini dan masa yang
terhadap Dana Pihak Ketiga pada PT. Bank Mandiri akan datang dari perusahaan tersebut. Sistem nilai
(Persero) Tbk periode 2005 2015? tu kar yan g d ian ut oleh su atu n egara sangat
berpengaruh dalam menentukan pergerakan nilai
Tujuan Penelitian tukar tersebut. Pendekatan yang digunakan untuk
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kurs
sebagai berikut : adalah pendekatan moneter. Dengan pendekatan
1. Menganalisis pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, SBI moneter maka dapat diketahui pengaruh dari variabel
dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas, tingkat suku
DPK pada Bank Mandiri periode 2005 2015. bunga, tingkat pendapatan, dan variabel perubahan
2. Menemukan bukti ada atau tidaknya korelasi di h ar ga. Dipakain ya d ollar Amer ik a sebagai
antara masing-masing variabel independent. pembanding, karena dollar Amerika merupakan mata
uang yang kuat dan Amerika merupakan partner tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada
dagang yang dominan di Indonesia. suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan
sejau hman a ak tivitas pereko no mian akan
Teori Suku Bunga menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat
Menurut Nopirin (1996) suku bunga adalah biaya pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya
yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang ak tivitas pereko nomian adalah suatu proses
diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi penggu naan f ak to r- faktor p ro du ksi un tu k
p in jaman atas inv estasinya. Suk u bu nga menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya
mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap
membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat.
uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka
merupakan sebuah harga yang menghubungkan diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik
masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga faktor produksi juga akan turut meningkat. (Susanti,
lainnya maka tingkat bunga ditentukan oleh interaksi dkk; 2000).
permintaan dan penawaran (Suhaedi, 2000). Tingkat
su ku b un ga d igun ak an p emer in tah un tu k Pengertian Dana Pihak Ketiga
mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga Sumber Penghimpun Dana berasal dari : Pertama
tin ggi dan jumlah u ang yang ber edar dalam yaitu dana Sendiri dan dari usaha bank. Proprosi dana
masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat sendiri ini relatif kecil apabila dibandingkan dengan
tinggi, maka diantisipasi oleh pemerintah dengan total dana yang dihimpun ataupun dari total aktivanya,
menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan namun dana sendiri ini tetap merupakan hal yang
tingginya suku bunga diharapkan dapat mengurangi penting untuk kelangsungan usahanya. Begitu
jumlah uang yang beredar sehingga permintaan pentingnya proporsi dana sendiri ini dibuktikan dengan
agregatpun akan berkurang dan kenaikan harga dapat adanya ketentuan dari bank sentral yang mengatur
diatasi. tentang proporsi minimal modal sendiri dibandingkan
dengan total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Teori Pertumbuhan Ekonomi (ATMR). Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992, bank
Menurut (Sadono Sukirno, 1994; 10) Pertumbuhan umum dapat melakukan mobilisasi dana dengan cara
ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan melakukan emisi saham dan obligasi melalui bursa
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan efek di Indonesia. Kedua, Dana dari Deposan atau
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat simpanan. Ketiga, Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah
bertambah. Pertambahan potensi memproduksi dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada
seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana
sebenar nya, dengan d emikian perkembangan dalam bentuk giro, tabungan, simpanan berjangka dan
eko no mi adalah lebih lamb at d ar i sertifikat deposito dan atau bentuk lain yang
potensinya.Ken aikanpr oduk tivitasmasu kan dipersamakan dengan itu.
menunjukkan bahwa setiap unit masukan tertentu
dapat mempr odu ksi leb ih banyak keluaran. Definisi Bank
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tentang
sebagai kenaikan Gross Domestic Product (GDP) perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang
riil per kapita. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah Perb an kan, b an k ad alah b ad an u saha yan g
nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
merupakan nilai pasar semua tenaga kerja. Faktor- simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
adalah faktor sumber daya manusia, faktor sumber dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak. Perbankan adalah segala sesuatu yang
faktor budaya, dan faktor sumber daya modal. menyangkut tentang bank, kelembagaan, kegiatan
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
indikator yang amat penting dalam melakukan analisis kegiatan usahanya.
HASIL PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN Nilai Durbin - Watson sebesar 2,563 sedangkan
Hasil Uji Normalitas pada Bank Mandiri dari tabel DW ( 0,05 : n = 11 ) nilai terdekat dalam
Berikut diagram normalitasnya: tabel; k = 4 diperoleh dl = 0,4441. dU : 2,2833. Karena
Gambar 1. nilai DW > dU (2,563 > 2,2833), maka dapat
Diagram Scatter Plot Normalits DPK dikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif.
pada Bank Mandiri. Dari tabel di atas juga dapat diketahui koefisien
determin asi R Square adalah 92,1%. Hal ini
menunjukkan variabel DPK dapat dijelaskan oleh
variabel Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan Pertumbuhan
Ek on omi sebesar 92,1% sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
1. Koefisien korelasi Inflasi dengan DPK sebesar 2x3 + 3x3 + 4x4, signifikan / probabilitas 0,276>
0,118 berarti antara variabel Inflasi dan DPK 0,05 atau berpengaruh lemah secara signifikan.
memiliki hubungan korelasi yang lemah. Nilai Tabel 5.
p-value 0,118 > 0,05 berarti Ha ditolak dan Ho Tabel Anova DPK pada Bank Mandiri
diterima, artinya Inflasi tidak berkorelasi dengan Model Sum of Squares df Mean Square F Sig
1 Regression 1,960E+11 4 48998791137 17,390 0,002b
DPK. Residual 16905447686 6 2817574614
2. Koefisien korelasi Kurs Dollar dengan DPK Total 2129E+11 10
Sumber: data diolah penulis
sebesar 0,003, berarti antara variable Kurs Sumber : Pengolahan Data, 2016
Rupiah dengan DPK memiliki hubungan
korelasi yang kuat. Nilai p-value 0,003 < 0,05 Berdasarkan output dari tabel Anova di atas dapat
berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya Kurs dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 17,390 dengan
Dollar berkorelasi dengan DPK. tingkat signifikansinya sebesar 0,002, apabila dilihat
3. Koefisien korelasi SBI dengan DPK sebesar dari nilai F tabel dengan taraf nyata sebesar 5% akan
0,060, berarti antara variabel SBI dengan DPK menghasilkan F4;6;0,05 = 4,5337 (tabel statistic F
memiliki hubungan korelasi yang lemah. Nilai dengan derajat bebas v1 = 3 dan v2 = 19, taraf
p-value 0,060 > 0,05 berarti Ha ditolak dan Ho signifikansinya 0,05). Perbandingan keduanya
diterima, artinya SBI tidak berkorelasi dengan menghasilkan nilai F hitung > F table. F hitung > F
DPK. tabel (17,390 > 4,5337) dan Sig. < (0,002 < 0,05),
4. Koefisien korelasi Tingkat Pertumbuhan maka disimpulkan bahwa
Ekonomi dengan DPK sebesar 0,408, berarti Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linier pada
antara variabel Tingkat Pertumbuhan Ekonomi model regresi linier berganda antara variabel
dengan DPK memiliki hubungan korelasi yang independent dengan variabel dependent. Kemudian
lemah. Nilai p-value 0,408 > 0,05 berarti Ha model dimasukkan angka-angkanya dari tabel
ditolak dan Ho diterima, artinya, Tingkat coefficient, yaitu:
Pertumbuhan Ekonomi tidak berkorelasi dengan Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
1 B Std. Error Beta Tolerance VIF
DPK. (Constant) -390303.666 325638.898 -1.199 .276
Inflasi 16094.806 9143.150 .456 1.760 .129 .197 5.074
Tabel 4. Kurs 91.657 13.569 .910 6.755 .001 .730 1.370
SBI -60939.820 18.985.396 -.848 -3.210 .018 .189 5.278
Hasil Uji t pada Bank Mandiri Pert. Eko 37684.503 32536.913 .176 1.158 .291 .570 1.754
Sumber: data diolah penulis
Variabel t hitung t tabel Sig. Kesimpulan Sumber : Pengolahan Data, 2016
(Constant) -1.199 2,447 .276 Tidak Signifikan Model regresi yang terbentuk dari hasil analisis di
Inflasi 1.760 2,447 .129 Tidak Signifikan
Kurs 6.755 2,447 .001 Signifikan
atas adalah :
SBI -3.210 2,447 .018 Tidak Signifikan DPK= - 390.303,666 + 16.094,806 Inflasi + 91.657
Pert Eko 1.158 2,447 .291 Tidak Signifikan Kurs 60.939,820 SBI + 37.684,503 Pertumbuhan
Sumber: data diolah penulis
Sumber : Pengolahan Data, 2016 Ekonomi
DPK= - 390.303,666 + 16.094,806 Inflasi + 91.657 Kurs
Harga t untuk variabel Inflasi adalah 1,760 dengan 60.939,820 SBI + 37.684,503 Pertumbuhan Ekonomi
o = -390.303,666 apabila nilai 1 2 3 = 0, harga DPK
signifikan/probabilitas 0,129 > 0,05 dan harga t sebesar Rp.390.303,666 juta.
Per tumbu han Ekono mi ad alah 1,158 den gan 1 = 16.094,806 artinya variabel bebas Kurs, SBI dan
signifikan 0,291>0,05, maka Ho diterima, tidak ada Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan
Inflasi sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar
pengaruh Inflasi(X1) dan Pertumbuhan Ekonomi (X4) Rp.16.094,806 juta.
terhadap DPK(Y). Harga t variable Kurs adalah 2 = 91.657 artinya variabel bebas Inflasi, SBI dan
Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan
6,755, signifikan 0,001<0,05 dan harga t variable SBI
Kurs sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar
adalah -3,210, signifikan 0,018<0,05, maka Ha Rp.91,657 juta.
diterima, terdapat pengaruh kurs dan SBI terhadap 3 = -60.939,820 artinya variabel bebas Inflasi, Kurs dan
Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan
DPK. Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan SBI sebesar 1 % akan menurunkan DPK sebesar
bahwa secara partial seluruh variable independent Rp.16.094,806 juta.
(Inflasi, Kurs, SBI dan Pertumbuhan Ekonomi) 4 = 37.684,503 artinya variabel bebas Inflasi, Kurs dan
SBI, maka setiap kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
berpengaruh lemah/tidak signifikan terhadap DPK. sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar
Uji model regresi berganda yaitu Yi = o + 1x1 + Rp.37.684,503 juta.
hasil penelitian ini belum dapat mengungkap lebih jauh Triandaru, S. dan Budisantoso, T. (2006). Bank dan
pengaruh variabel ekonomi makro terhadap DPK Lembaga Keuangan Lain edisi ke-2, Jakarta:
u ntuk jan gk a pend ek . Atas k elemah an atau Salemba Empat.
keterbatasan penelitian ini, peneliti berharap saran dan Undang Undang Republik Indonesia No.10 Tahun
masukannya untuk memperbaiki penelitian mendatang. 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
DAFTAR PUSTAKA Suhaedi, 2000. Suku Bunga Sebagai Salah Satu
Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan Indikator Ekspektasi Inflasi, Buletin
Menggunakan SPSS 10 for Windows. Edisi Ald rin Wibo wo , Su si Suh en dr a,Un iv er sitas
Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu. Gunadarma,susys@staff.gunadarma.ac.id
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Tingkat Inflasi dan
Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: PT Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak
Rineka Cipta. Ketiga Pada Bank Devisa di Indonesia (Periode
Bank Indonesia. 1998, Statistik Ekonomi Keuangan Triwulan I 2003 Triwulan III 2008)
Indonesia, Jakarta Algifari. 1997. Statistika Induktif Untuk Ekonomi dan
Boediono, 1995, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
No.5: Ekonomi Moneter BPFE, Yogyakarta. Sugiyono, "Statistika Untuk Penelitian", Alfabeta,
Gunawan, Anton H., 1991. Anggaran Pemerintah dan Bandung, 2004.
Inflasi di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Sadono Sukirno, 1999, Pengantar Teori Makro
Jakarta. Ekonomi, Rajawali Pers, edisi ke-2, Jakarta
Nopirin, 1996, Ekonomi Moneter, Buku I dan II BPFE
- UGM. Yogyakarta. Situs Internet
Peraturan Bank Indonesia, Nomor 6/15/PBI/2004 http://www.bi.go.id
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada http://www.bps.go.id
Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta http://www.bankmandiri.co.id
Asing. http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
Priyatno, D. (2008). SPSS Analisis Data dan Uji http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai Tukar
Statistik. Yogyakarta. Percetakan MediaKom. http://id.wikipedia.org/wiki/ Suku Bunga
Santoso, S (2002). SPSS Ver. 10. Jakarta. Percetakan http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan Ekonomi
PT. Gramedia.