Ceramah I

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

.

,

:

Assalamu alaykum,

Innal hamda liLLAH, nahmaduHU wa nastainuHU wanastaghfiruHU, Wa


naudzubiLLAHi min syururi anfusina wamin sayyiati amalina, man yahdihiLLAH fala
mudhillalah, wa man yudhlil hu fala hadiyalah, ALLAHumma shalli ala Muhammad wa
ala alihi wa azwajihi wa dzurriyatih kama shallayta ala ali Ibrahim innaka hamidun
majid.

Pertama sekali, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah
memberikan kesempatan kepada kita semua untuk menggunakan segala fasilitas yang
ada di muka bumi ini untuk kita nikmati bersama.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada buah hati siti aminah,
putra sayyi Abdullah tak lain dan tak bukan adalah junjungan kita nabi besar
Muhammad saw. Sehibngga kita termasuk pengikut beliau di hari kiamat kelak amiiin
ya robbal alamiiin.
Hadirin sekalian yang berbahagia:
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan sebuah tema tentang :
"PEMAHAMAN AGAMA"
Ada 3 hal penting yang sering disebut sebut diperlukan oleh setiap Mukmin yaitu iman,
ilmu dan amal. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan harus dimiliki untuk
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk dapat beramal dengan benar, maka
seseorang harus memiliki ilmu. Beramal tanpa ilmu akan menimbulkan banyak
kerusakan. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mengetahui hakikat puasa, maka dia
berpuasa hanya menahan haus dan lapar saja, tidak menahan ucapan atau perbuatan
keji yang dapat merusak ibadah puasa.
Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: Barang siapa yang beramal tanpa didasari ilmu,
maka unsur merusaknya lebih banyak daripada mashlahatnya (Sirah wa manaqibu
Umar bin Abdul Azis, oleh Ibnul Jauzi).

Orang yang ikhlas beramal, tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar dapat
merusak amalannya dan bahkan dapat memberikan madhorot kepada orang lain.
Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa ada orang-orang yang sesat padahal
mereka melaksanakan sholat, puasa, dan amalan lainnya sangat banyak.

Rasulullah SAW bersabda, (Ada sekelompok kaum), mereka menganggap sholat yang
dilakukan oleh kamu sangat kecil bila dibandingkan sholat mereka, dan puasanya
dianggap lebih rendah dari puasa mereka. Mereka membaca Al Quran, tetapi tidak
melampaui kerongkongan mereka. (Fathul Bari 6/714).

Imam Ibnu Taimiyah berkata: Meskipun sholat, puasa dan tilawah Quran mereka
banyak, namun mereka keluar dari kelompok ahlus Sunah wal Jamaah. Mereka adalah
kaum alhi ibadah, wara dan zuhud, tetapi itu semua tidak didasari dengan ilmu.

Maksudnya mereka beribadah dan membaca Al Quran, tetapi amalan tersebut


dilaksanakan hanya sebagai rutinitas, tanpa pemahaman terhadap apa yang dilakukan.
Mereka memahami ibadah itu hanya sebagai suatu perintah yang harus dilaksanakan
tanpa memahami hikmah dibaliknya.
Terdapat cerita nyata pada suatu perumahan dimana beberapa ibu rumah tangga
terjerat hutang dengan rentenir yang memberikan pinjaman uang dengan bunga yang
mencekik. Ternyata para rentenir tersebut adalah ibu-ibu yang terlibat aktif dalam
pengajian pekanan. Kisah ini menunjukkan bahwa kegiatan pengajian rutin yang
dilaksanakan tidak memberikan dampak positif pada aktifitas muamalah yang
dilakukan.

Keutamaan seseorang bukan didasarkan pada banyaknya ilmu, hafalan atau


amalan, akan tetapi dilihat dari benar dan dalamnya pemahaman terhadap agama
Islam secara menyeluruh. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW pernah bersabda, Satu
orang faqih itu lebih berat bagi setan daripada seribu ahli ibadah. HR. Tirmidzi.

Sahabat Umar bin Khathab ra juga pernah berkata, Kematian seribu ahli ibadah yang
selalu sholat di waktu malam dan berpuasa di siang hari itu lebih ringan daripada
kematian orang cerdas yang mengetahui hal-hal yang dihalalkan dan diharamkan oleh
Allah.

Bagusnya pemahaman terhadap agama mengalahkan faktor yang lainnya.


Sebagai contoh, khalifah Umar bin Khathab ra pernah mengangkat sahabat Ibnu Abbas
ra yang pada saat itu masih berusia 15 tahun untuk menjadi anggota majelis syuro.
Umar bin Khathab ra menjulukinya sebagai pemuda tua karena ketinggian
pemahamannya pada usia yang sangat muda.

Oleh karena itu berusahalah kita mendapatkan pemahaman yang benar


terhadap Islam yaitu pemahaman yang jernih, murni, integral dan universal. Hal ini akan
menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan akhirat. Ibnul Qayyim pernah berkata,
Benarnya kepahaman dan baiknya tujuan merupakan nikmat terbesar yang Allah
berikan kepada hamba-Nya. Tiada nikmat yang lebih utama setelah nikmat Islam
melebihi kedua nikmat tersebut. Karena nikmat itulah seseorang memahami Islam dan
komitmen pada Islam. Dengannya seorang hamba dapat terhindar dari jalan orang-
orang yang dimurkai, yaitu orang yang buruk tujuannya. Juga terhindar dari jalan orang-
orang yang sesat, yaitu orang yang buruk pemahamannya, serta akan menjadi orang-
orang yang baik tujuan dan pemahamannya.

Wallahu alam.

Demikian yang dapat saya sampaikan. terima kasih atas segala perhatian dan
memohon maaf atas segala kekurangan. Wabillahi taufiq wal hidayah.

You might also like