Bahan Nurseprenuer

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

A.

Pengertian Enterprenuer
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang
yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture
(bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan.
B. Pengertian Nurseprenuer
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan
fungsi perawat. Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan
entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan.
Entrepeneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil melakukannya (learning
by doing), namun harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih
tetap sangat diperlukan karena jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut
tanpa tabung gas. Agar konsep Entrepeneur dapat dipahami lebih jauh dalam
kaitannya dengan konsep nursepreneur, akan dicakup lima ciri entrepeneur unggulan
(Paulus Winarto, 2005):
1. Berani mengambil risiko
Perawat berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu
tidak semua risiko diambil melainkan risiko yang telah diperhitungkan dengan
cermat (calculated risk).
2. Menyukai tantangan.
Segala sesuatu dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus
terjadi dan jaman yang terus berubah menjadi motivasi kemajuan bukan
menciutkan nyali seorang perawat entrepreneur unggulan. Dengan demikian, ia
akan terus memacu dirinya untuk maju, mengatasi segala hambatan.
3. Punya daya tahan yang tinggi.
Seorang entreprenur harus banyak akal, kretaif dan tidak mudah putus asa. Ia
harus selalu mampu bangkit dari kegagalan serta tekun.
4. Punya visi jauh ke depan.
Segala yang dilakukan perawat punya tujuan jangka panjang meski dimulai
dengan langkah yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu.
Bagaimana tahun berikutnya, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, dan seterusnya.
Usahanya bukan letupan-letupan sesaat dan bukan pula karena latah (ikut–ikutan).
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Perawat entrepreneur akan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika itu
dirasa kurang, maka ia akan merekrut orang-orang yang lebih berkompeten agar
dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.

Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian
untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis.
Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru
yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif. Bahkan terkadang
dicap gila pada awal kemunculannya karena bertentangan dengan kebiasaan
umum (Paulus, 2005). Komponen – komponen penting untuk menjadi perawat
pengusaha:
1. Kualitas
Hal ini penting untuk menjadi seorang yang kreatif dan mampu menuangkan
ide dari konsep ke realita. Seorang perawat pengusaha juga harus memiliki
pengetahuan tentang manajemen sebagai dasar untuk menjadi seorang perawat
pengusaha, seperti: strategi perencanaan, pengembangan perencanaan bisnis,
pemasaran, sistem informasi manajemen, kepemimpinan, serta manajemen
keuangan.
2. Peran
Pengusaha sebagai seorang yang dapat mengorganisir dan mengelola serta
menangani sebuah bisnis yang berani mengambil resiko demi mendapat
keuntungan.
3. Option dan Sukses
Perawat memiliki banyak cara atau pilihan sebagai lompatan untuk berperan
sebagai pengusaha. Dan tentunya pilihan – pilihan tersebut di dasarkan dari
keterampilan dan inovasi serta pengetahuan dari perawat yang dapat
dikembangkan untuk menjadi seorang perawat yang sukses.

C. Kiat Menjadi Nurseprenuer


Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur.
Seorang perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan
wirausaha-nya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan.
Sebaliknya seorang perawat intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan
“bisnis” dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada. Menjadi
seorang intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan dapat melangkah menjadi
entrepreneur. Tentu saja ini berbeda dengan apa yang umumnya perawat lakukan, dan
bukan bekerja di RS yang tentu saja yang secara alamiah bukan tempat “berbisnis”.
Ketrampilan dan karakter perawat yang diperlukan berbeda sekali, mesti memiliki
semangat wirausaha, memulai sendiri, bertanggung jawab secara keuangan, mencoba
hal baru, dan berani. Anda sebagai perawat juga dituntut memiliki jiwa sales,
customer services, budgeting, forecasting dan manajemen. Secara mudahnya lebih
baik menjadi perawat intrapreneur dulu, sambil bekerja dalam satu institusi bisnis atau
sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki usaha sampingan di bidang
wirausaha. Setelah kita yakin siap, maka bisa langsung terjun dalam entrepreneurship
untuk mengurus bisnis sendiri.
D. Model Nurseprenuer
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya peluang,
mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan, mampu mengatasi
hambatan yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship
itu sendiri sehingga tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang
perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi:
a. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan
perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan mungkin
beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacinya sehingga memerlukan
pelayanan secara khusus.
b. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau pendistribusian
suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak
menutup kemungkinan rumah sakit akan melakukan outsourcing tenaga perawat
untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak
akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat
banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan
kebutuhan tenaga perawat.
c. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan
seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk
mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok
tertentu seperti klub jantung sehat. Peluang – peluang diatas sangat mungkin
dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan
pasien, namun untuk memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi
hambatan – hambatan diantaranya: isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari
rumah sakit, pandangan skeptis dari beberapa dokter tentang peran independen
perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan perawat.
d. Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering dihantui
oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya
RUU praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai
bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum
lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.
e. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis
bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan
menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari
terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek
dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh
masyarakat atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak
survive untuk menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
f. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum
terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan perencanaan
bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum, perencanaan, insurance,
anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan
keperawatan). Manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien
tidak kepada manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan
bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam
memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis mempunyai risiko yang tinggi.

Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha baru. Solusi
untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :
a. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang
sudah menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan
terbentuk perawat yang berjiwa Entrepreneur. Sehingga perawat berani
memulai bisnis baru.
b. Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship sehingga dapat
menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru
dan membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi
bisnis perawat.
c. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area – area
Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan hukumnya.
d. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung
dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk
meningkatkan praktek.
e. Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan mempelajari peran –
peran seorang Entrepreneur.
f. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan
swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.

E. Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha)


1. Pengkajian
Mengkaji keterampilan perawat serta pengalaman perawat dalam praktek klinis
serta mengkaji kebutuhan pasar (klien/masyarakat).
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa.
Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang
selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk
menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap
diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah
selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang
sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki
konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas
harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling
inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit.
Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita
lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan
gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak.
Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak,perubahan
rencana dan strategi bisa dilakukan.

You might also like