1-3 SPOB TeKos Kulit (Skin Care Product)
1-3 SPOB TeKos Kulit (Skin Care Product)
(Kosmetika)
Garnadi jafar, S.Farm,M.Si., Apt
10/24/2014 1
Silabus SPOB dan Kosmetik
Pendahuluan Kosmetik
10/24/2014 2
DEFINISI KOSMETIK
• Dalam bahasa yunani, kosmetik berasal dari
kata “kosmetikos” yang berarti suatu keahlian
di dalam berhias, sedangkan “kosmos” artinya
perhiasan.
• Kosmetik adalah bahan-bahan yang digunakan
untuk merawat kecantikan kulit atau
menutupi kelainan kulit yang mengganggu
kecantikan maupun untuk merawat kulit atau
perawatan tubuh pada umumnya
Lanjutan…
• Secara umum, kosmetik merupakan bahan
atau campuran bahan untuk digosok atau
dioleskan, diletakkan, dituangkan, dipercikkan
atau disemprotkan, dipergunakan pada badan
atau bagian badan manusia dengan maksud
untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik, merubah rupa, tidak
termasuk obat dan tidak boleh mengganggu
fungsi dasar dan tubuh manusia
Lanjutan….
• Menggunakan teknik/metode yang benar dan
hygiene serta tempat kerja yang memiliki
sanitasi yang cukup untuk menghilangkan
pengaruh dan akibat dari sumber
pencemaran, mencatat aktivitas meliputi
perawatan, penyimpanan, pengawasan mutu,
hasil evaluasi untuk menyimpulkan hasil
produk akhir.
PENGERTIAN KOSMETIKA
• PENGERTIAN : Sediaan/paduan bahan yang siap
digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir & organ kelamin luar), gigi dan
rongga mulut untuk : membersihkan, menambah
daya tarik, mengubah penampilan, melindungi
supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan
tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan penyakit (SK MENKES no 140/1991)
Tujuan Penggunaan Kosmetika
Melindungi tubuh
dari alam (panas:
sinar matahari,
Tujuan Religius : terbakar; dingin:
Bau dari kayu kekeringan;
tertentu spt iritasi: gigitan
cendana – nyamuk
mengusir
mahluk halus
SEKARANG : Personal
hygiene, meningkatkan
daya tarik(make up),
meningkatkan
kepercayaan
diri&ketenangan,
melindungi kulit-
rambut(dari uv yg
merusak, polutan dan
faktor lingkungan lain),
menghindari penuaan
10/24/2014 8
Kulit Sehat
10/24/2014 9
KULIT (INTEGUMEN)
DERIVAT KULIT
1. RAMBUT
2. KUKU
3. KELENJAR SEBASEA (MINYAK)
4. KELENJAR SUDORIVERA (KERINGAT)
FUNGSI KULIT
1. PERLINDUNGAN
2. SENSASI
3. TERMOREGULATOR
4. FUNGSI METABOLIK
FUNGSI PERLINDUNGAN
FUNGSI SENSASI
• Anatomi kulit
• Sel sebaceous, sebum, keringat, penguapan
• Fungsi kulit
• Keratinisasi
• Kelainan kulit: Acne, Pigmentasi, Kekeringan
kulit, Aging
Fungsi kulit:
ANATOMI KULIT 1.
2.
Pelindung
Pengatur suhu
3. Persepsi sensor
4. Absorpsi
5. Keadaan emosi
6. Sintesis vit D
Fungsi dan struktur
kulit sebagai barier
Lapisan stratum korneum
terletak diatas lapisan
epidermal yang hidup
A : bentuk khusus dari brick
dan mortar yang tdk
merefleksikan relativ
proporsi dari sel kulit
B : bagian stratum korneum
terlihat mempunya
crosslink yang kuat antara
korneosit dan lipida
10/24/2014
interseluler 15
Proses differiansial pada kulit
Proses Terdiri dari 4 proses
berkesinambungan yang membentuk
dimulai dari sel yg stratum korneum
terbagi pada lapisan menjadi barier
basal yg terletak pada dengan kelembaban
lapisan epidermal yang baik , tetapi juga
hidup dan secara efektif utk
utuh membentuk mikroorganisme dan
lapisan mati pada kimia
permukaan kulit
sesudah 4 – 6 minggu
10/24/2014 16
Empat proses
pembentukan Stratum
Korneum terdiri dari :
1. Pembentukan
lapisan rangkap
lipida (corneosit)
2. Pembentukan
lipida Stratum
korneum
3. Proses
pembentukan NMF
4. Proses Desquamasi
10/24/2014 17
Proses pembentukan korneosit
Korneosit ,sel pada SC ,
mempunyai struktur
protein yang terikat di
dalam cornified amplop
yang berisi faktor
kelembaban alami (NMF)
Korneosit membentuk
kerangka struktur brick
dan mortar yang menahan
air dan juga masuk bahan
kimia dan mikroorganisme
10/24/2014 18
Ciri utama pembentukan korneosit
10/24/2014 31
Terjadinya lapisan rangkap lipida di dalam
stratum korneum
Ruang
interseluler
Kolesterol/
Lipida Air Seramida Kolesterol Lipida Keratin
Sulfat
Bagan mekanisme masuknya obat melalui stratum korneum
dan model “brick” dan “mortar” dari lapisan stratum korneum.
(Barry W.B.1995)
10/24/2014 33
TEMPAT BEKERJANYA KOSMETIK DAN BAHAN KIMIA
• Permukaan kulit
i.e., Tabir surya
• Dalam Stratum corneum (sc)
i.e., Humektan
• Lapisan epidermis
i.e., Pemutih
• Dermis
i.e., Anti kerut
Jalur transepidermal
jalur intracellular
(brick)
jalur intercellular
(mortar)
Jalur
utama
Model acak “brick” pada
Stratum korneum
Jalur transappendageal
rambut
kelenjar ekrifolikel
10/24/2014
Kelenjar sebaceous 36
Proses differensiasi :
Lapisan basal terdiri dari sel
stem dan sel transit
penggandaan
Kecepatan terjadinya
poliferasi
Keratinosit sebagai proses
terminal deferensiasi
Nutrisi dan faktor
pertumbuhan dari bawah
Migrasi lapisan granular 2 – 4
minggu, terbentuk prazat
stratum korneum
(con’t)
1. Aktivitas termodinamika
2. Keadaan superjenuh
3. Modifikasi penetrasi
10/24/2014 40
INTERAKSI ANTARA ZAT AKTIV, PEMBAWA DAN KULIT
Zat aktif
FLUX
Pembawa Kulit
10/24/2014 42
Keadaan superjenuh
10/24/2014 45
Dalam tabel dapat
dilihat beberapa
macam bahan
peningkat penetrasi
sesuai dengan
mekanisme kerjanya
dalam peningkatan
permeasi bahan
melalui kulit
10/24/2014 46
S. Chemical class of
No enhancer Examples
1 Fatty acids Oleic acid, Lauric acid
10/24/2014 49
Gambar skema iontoforesis : penghantaran bahan aktif dengan
arus dan voltase yang konstan dengan anoda dan katoda .
Molekul bermuatan + dan – ditarik dari elektode dengan
polaritas yang sama dan akan bergerak ke dalam kulit
10/24/2014 50
IONTOPHORESIS
51
Membran lapisan rangkap
lipida sel pada fase pra
perlakuan
Gelombang ultrasonik
Pembuluh darah
54
Nanoteknologi
• Nanoteknologi adalah ilmu yang mempelajari
material dalam skala nano
• Materi yang berukuran nanometer memiliki
sifat yang berbeda dibandingkan dengan
materi yang sama pada ukuran yang lebih
besar
Berbagai macam material nano
• Nanoemulsi
• Nanosuspensi
• Solid Lipid Nanopartikel (SLN)
• NLC
• Liposom
• Niosom
Skema diskripsi nanokapsul
Dinding
polimer
Inti minyak +
zat yang
terlarut
57
Perbedaan antara
emulsi O/W,
liposome dan lipid
nano partikel
58
Skema dua prinsip teknik produksi
nanopartikel
Penghalusan
partikel ukuran
besar
Pengendapan dari
larutan /emulsi
Molekuler
Cyclodextrin
inklusi stabilitas,
kelarutan zat aktif
dan peningkat
penetrasi
Struktur
Cyclodextrine
SEM photographs of
microcapsules
a. PVA microcapsules
surface
b. PVA cross section
61
Mekanisme mikrosfer : pembentukan
langsung powder polyamide
Porous micro
spheres
Empty particles
62
Uptake dan efek pada dermal untuk
nanopartikel
63
DEFINISI LIPOSOM :
Pengembangan sistem
penghantaran obat
skopolamin HBr dalam
bentuk liposom - 64
Pengembangan sistem
penghantaran obat
skopolamin HBr dalam
MIKROPARTIKULAT :
Liposom : vesikel koloidal dengan komponen utama
membran fosfolipida
Niosom : vesikel koloidal dengan komponen utama
membran surfaktan
Misel : agregat dalam pelarut terbentuk karena molekul
amfifilik
Mikroemulsi : sistem dua fase M/A, transparan, terbentuk
secara spontan dg. surfaktan dan ko surfaktan
Pengembangan sistem
penghantaran obat
skopolamin HBr dalam
bentuk liposom - 66
SIFAT KIMIA LIPIDA YANG SESUAI DG LIPOSOM
1. Bentuk vesikel
tertutup
2. Transisi fasa
membran
Temperatur
Pra Transisi Transisi utama
Definisi biodegradabel :
1.Solubilisasi
2.Disolusi
3.Hidrolisis
4.Degradasi enzim
72
Solid Lipid Naopartikel
• Solid lipid nanopartikel adalah matriks solid
lipid partikulat yang berukuran nano yang
terdispersi dalam media air dan dalam larutan
surfaktan, dapat ditambahkan pengemulsi jika
dibutuhkan untuk meningkatkan stabilitasnya
Generasi SLN NLC
Tujuan dibuat SLN/NLC
• Membuat sediaan dengan pelepasan obat
terkontrol
• Meningkatkan stabilitas obat
• Loading obat lebih tinggi
• Menghindari pelarut organik
Keunggulan SLN/NLC
• Pelepasan obat terkontrol dan/atau tertarget
• Biodegradable dan nontoksik
• Stabil secara farmasetik (tidak mudah terjadi
koalesensi, hidrolisis, drug leakage)
• Kemampuan yang baik dalam menjerap obat
terutama obat yang sifatnya hidrofobik
• Mudah untuk proses scale-up d
Lanjutan…
• Perlindungan senyawa kimia yang labil
• Lebih mudah dalam pembuatan dibanding
biopolymer nanopartikel
• Tidak diperlukan pelarut khusus
• Dapat digunakan pada pembuatan emulsi
konvensional
• Bahan baku esensial sama seperti pada emulsi
• Stabilitas jangka panjang sangat tinggi
• Fleksibilitas penggunaan
• Biaya yang dibutuhkan relatif lebih rendah
Kekurangan SLN/NLC
• Kemampuan partikel tumbuh
• Kemampuan partikel membentuk agregat
• Transisi polimorfik
• Pelepasan obat secara tiba-tiba
• Kapasitas inkorporasi obat yang rendah
sehubungan dengan struktur kristal lipid
Yang mempengaruhi kualitas SLN/NLC
• Pengaruh Lipid
• Pengaruh Emulgator
• Pengaruh Drug Loading
Evaluasi material Nanopartikel
• SEM
Ukuran Partikel
• TEM
• DSC Perubahan wujud lipid
• DTA
10/24/2014 80
Hasil SEM/TEM
SEM/TEM
10/24/2014 82
DTA/DSC
10/24/2014 83
SLN
Formula vesikel elastik
Step yang
Transport berbeda
obat dalam transport
larutan dapar obat dari
vesikel elastik
85
Penetrasi SLN di kulit
87
PEMUTIH
HIPERPIGMENTASI
Penyebab :
1. Pemaparan sinar UV
2. Hormon wanita
3. Genetik
10/24/2014 88
Bahan depigmentasi
Mekanisme kerja :
Bahan
depigmentasi : Depigmentasi → menghambat
ensim tirosinase ( pembentuk
Hidrokinon, asam
melanin) , bahan pembentuk
kojat, arbutin,
pigmen kulit
asam ellagik,
rusinol Asam kojat → menghambat
pembentukan polimer melanin
10/24/2014 89
Aktivitas biologi asam hidroksi
Konsentrasi >>>>
Sifat fisikokimia tgt :
→peeling kimia →
disosiasi proton dalam
pengikisan kulit akibat
larutan → harga pKa.
pH rendah dan aktiv
Sebagai desmolitik agen → untuk obat jerawat
degradasi desmosomal →
Mendekati pH kulit →
transisi stratum
formulasi perlu
kompaktum menjadi
netralisasi dan dapar
stratum korneum
10/24/2014
yang efektif 90
Ada dua macam pemutih
1. Bleaching
2. Skin whitening (lightening)
10/24/2014 91
Fungsi kosmetik pemutih :
untuk kontrol produksi dan metabolisme
melanin
10/24/2014 94
Perbedaan Bleaching Whitening
Bahan yang Golongan asam ; 1. Pengikisan
digunakan 1. AHA (asam alfa 2. Tabir surya
hidroksi) 3. Vitamin C,E
2. Asam glikolat, asam Provit.B
tartrat, asam sitrat,
asam laktat
3. Kojic acid (asam kojat)
4. Arbutin
5. Peroksida
6. Hydroquinone, asam
retinoat
7. Ekstrak Licorice
10/24/2014 95
Transdermal
98
14th December 2012 KLE College of Pharmacy, Nipani. 98
Topical application-absorption & action
of drugs
LOCALIZED
DRUG IN DELIVERY DRUG IN TARGET TISSUE PHARMACOLOGICAL
SYSTEM RESPONSE
TOPICAL
RELEASE
ABSORPTION
3. pH variation (K)
7. Diffusivity (D)
Factors that effect percutaneous absorption
Biological factors
1. Skin age
2. Skin condition
4. Skin metabolism
5. Circulatory effects
Physicochemical factors
1. Skin hydration
2. Drug/skin binding
3. Temperature
4. Penetration enhancers
5. Drug/vehicle interaction
Methods for studying percutaneous absorption
stirrer stirrer
Ointment
Donor compartment
With formulation
Membrane
(cellulose acetate,
Silicone,
Isopropyl myristate)
Sampling port
Receptor compartment
(mainly chloroform)
• Thermal determinations
Generasi pertama :
Liposomes: vesikuler dengan artifisial lapisan rangkap lipida yang
berasal dari fosfolipida alam yang tidak toksisk dan kolesterol
10/24/2014 111
Sumber kuliah Prof. Dr. Aranya Manosroi
Proses yang terjadi di dalam lapisan kulit
10/24/2014 112
Strategi untuk meningkatkan absorpsi perkutan
10/24/2014 113