0% found this document useful (0 votes)
191 views113 pages

1-3 SPOB TeKos Kulit (Skin Care Product)

This document provides an overview of cosmetics including definitions, purposes, and skin anatomy relevant to cosmetic delivery and absorption. It defines cosmetics and their goals of cleaning, enhancing attractiveness, and protecting skin without intending to treat diseases. It also describes the structure and functions of skin, including its barrier properties, and the processes involved in stratum corneum formation such as corneocyte development, lipid layer formation, natural moisturizing factor production, and desquamation.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
191 views113 pages

1-3 SPOB TeKos Kulit (Skin Care Product)

This document provides an overview of cosmetics including definitions, purposes, and skin anatomy relevant to cosmetic delivery and absorption. It defines cosmetics and their goals of cleaning, enhancing attractiveness, and protecting skin without intending to treat diseases. It also describes the structure and functions of skin, including its barrier properties, and the processes involved in stratum corneum formation such as corneocyte development, lipid layer formation, natural moisturizing factor production, and desquamation.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 113

Sistem Penghantaran Obat

(Kosmetika)
Garnadi jafar, S.Farm,M.Si., Apt

10/24/2014 1
Silabus SPOB dan Kosmetik

Pendahuluan Kosmetik

Anatomi Kulit dan Jalur Penetrasi Obat

Pengembangan Keterbaruan Kosmetik

10/24/2014 2
DEFINISI KOSMETIK
• Dalam bahasa yunani, kosmetik berasal dari
kata “kosmetikos” yang berarti suatu keahlian
di dalam berhias, sedangkan “kosmos” artinya
perhiasan.
• Kosmetik adalah bahan-bahan yang digunakan
untuk merawat kecantikan kulit atau
menutupi kelainan kulit yang mengganggu
kecantikan maupun untuk merawat kulit atau
perawatan tubuh pada umumnya
Lanjutan…
• Secara umum, kosmetik merupakan bahan
atau campuran bahan untuk digosok atau
dioleskan, diletakkan, dituangkan, dipercikkan
atau disemprotkan, dipergunakan pada badan
atau bagian badan manusia dengan maksud
untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik, merubah rupa, tidak
termasuk obat dan tidak boleh mengganggu
fungsi dasar dan tubuh manusia
Lanjutan….
• Menggunakan teknik/metode yang benar dan
hygiene serta tempat kerja yang memiliki
sanitasi yang cukup untuk menghilangkan
pengaruh dan akibat dari sumber
pencemaran, mencatat aktivitas meliputi
perawatan, penyimpanan, pengawasan mutu,
hasil evaluasi untuk menyimpulkan hasil
produk akhir.
PENGERTIAN KOSMETIKA
• PENGERTIAN : Sediaan/paduan bahan yang siap
digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir & organ kelamin luar), gigi dan
rongga mulut untuk : membersihkan, menambah
daya tarik, mengubah penampilan, melindungi
supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan
tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan penyakit (SK MENKES no 140/1991)
Tujuan Penggunaan Kosmetika

Melindungi tubuh
dari alam (panas:
sinar matahari,
Tujuan Religius : terbakar; dingin:
Bau dari kayu kekeringan;
tertentu spt iritasi: gigitan
cendana – nyamuk
mengusir
mahluk halus
SEKARANG : Personal
hygiene, meningkatkan
daya tarik(make up),
meningkatkan
kepercayaan
diri&ketenangan,
melindungi kulit-
rambut(dari uv yg
merusak, polutan dan
faktor lingkungan lain),
menghindari penuaan

SECARA UMUM : membantu manusia


untuk menikmati hidup yang lebih
bermanfaat
10/24/2014 7
Masalah-Masalah Kulit

10/24/2014 8
Kulit Sehat

10/24/2014 9
KULIT (INTEGUMEN)

• 1/6 DARI BERAT BADAN


• BERVARIASI DALAM :
1. KETEBALAN
2. WARNA
3. DISTRIBUSI RAMBUT
4. KELENJAR

DERIVAT KULIT
1. RAMBUT
2. KUKU
3. KELENJAR SEBASEA (MINYAK)
4. KELENJAR SUDORIVERA (KERINGAT)
FUNGSI KULIT

1. PERLINDUNGAN
2. SENSASI
3. TERMOREGULATOR
4. FUNGSI METABOLIK
FUNGSI PERLINDUNGAN

• TERHADAP SINAR ULTRAVIOLET


• PENGARUH MEKANIS, KIMIA DAN SUHU
• PERMUKAAN RELATIF TIDAK TEMBUS SEHINGGA
MENCEGAH DEHIDRASI
• BARIER FISIK TERHADAP INVASI MIKROORGANISME

FUNGSI SENSASI

• ORGAN SENSORIS TERLUAS DITUBUH


• KULIT MENGANDUNG RESEPTOR UNTUK :
1. PERABAAN (MEISNER CORPUSCLE)
2. TEKANAN ( VATER PACINI)
3. NYERI
4. SUHU PANAS (RUFFINI)
5. SUHU DINGIN (KRAUSE)
ANATOMI DAN FUNGSI KULIT

• Anatomi kulit
• Sel sebaceous, sebum, keringat, penguapan
• Fungsi kulit
• Keratinisasi
• Kelainan kulit: Acne, Pigmentasi, Kekeringan
kulit, Aging
Fungsi kulit:
ANATOMI KULIT 1.
2.
Pelindung
Pengatur suhu
3. Persepsi sensor
4. Absorpsi
5. Keadaan emosi
6. Sintesis vit D
Fungsi dan struktur
kulit sebagai barier
Lapisan stratum korneum
terletak diatas lapisan
epidermal yang hidup
A : bentuk khusus dari brick
dan mortar yang tdk
merefleksikan relativ
proporsi dari sel kulit
B : bagian stratum korneum
terlihat mempunya
crosslink yang kuat antara
korneosit dan lipida
10/24/2014
interseluler 15
Proses differiansial pada kulit
Proses Terdiri dari 4 proses
berkesinambungan yang membentuk
dimulai dari sel yg stratum korneum
terbagi pada lapisan menjadi barier
basal yg terletak pada dengan kelembaban
lapisan epidermal yang baik , tetapi juga
hidup dan secara efektif utk
utuh membentuk mikroorganisme dan
lapisan mati pada kimia
permukaan kulit
sesudah 4 – 6 minggu
10/24/2014 16
Empat proses
pembentukan Stratum
Korneum terdiri dari :
1. Pembentukan
lapisan rangkap
lipida (corneosit)
2. Pembentukan
lipida Stratum
korneum
3. Proses
pembentukan NMF
4. Proses Desquamasi
10/24/2014 17
Proses pembentukan korneosit
Korneosit ,sel pada SC ,
mempunyai struktur
protein yang terikat di
dalam cornified amplop
yang berisi faktor
kelembaban alami (NMF)

Korneosit membentuk
kerangka struktur brick
dan mortar yang menahan
air dan juga masuk bahan
kimia dan mikroorganisme
10/24/2014 18
Ciri utama pembentukan korneosit

Keratinosit (KC) dibentuk dari sel yang berada di


lapisan basal , migrasi kearah SC dirubah menjadi
bentuk sel tipis yang mengandung protein non
nukelus (CTS). CTS migrasi sp SC membentuk
membran sel dg ikatan crosslink extensif yang
mempunyai resistensi tinggi dan struktur amplop
yang tidak larut. Membentuk ikatan dg multipel
protein disebut Corneodesmosom. Lapisan dg
ikatan kovalen lipida pada lapisan luar dp CT
membentuk struktur lapisan lamelar pada daerah
lipida inter seluler
10/24/2014 19
Pembentukan lipida Stratum korneum
Pembentukan matriks
lipida pada stratum
korneum

Lapisan rangkap lipida pada


SC merupakan barierr
penahan kelembaban kulit
yang menjadi barier
masuknya zat kimia . Pada
umunya masuk bahan asing
kedlm kulit melalui daerah
hidrofobik dan hidrofilik
10/24/2014
pada lapisan rangkap lipida
20
Ciri utama pembentukan lapisan lipida
pada SC

Spesial lipida menempati daerah interseluler pada


SC. Memproduksi KCs dan berubah pada daerah
batas SC , terjadi transformasi menjadi
Koerneosit. Ada tiga lipida utama : asam lemak,
seramida, dan kolesterol yang secara spontan
membentuk lapisan multipel rangkap lipida
(struktur lamelar), disebut juga barier lipida SC
10/24/2014 21
Proses pembentukan NMF
NMF muncul pada saat
corneosit saat berada
di dalam amplop
NMF adalah mekanisme alami
kulit untuk memelihara startum
corneum tetap terhidrasi.
Konversi fillagrin menjadi asam
amino dikontrol adanya air pd
SC. Apabila kelembaban
eksternal rendah produksi NMF
menurun di SC, dibandingkan
bila kelembaban eksternal lebih
tinggi
10/24/2014 22
Ciri utama proses pembentukan NMF

NMF terdiri dari kombinasi 50 : 50


antara asam amino dan garam yaitu asam
laktat dan urea. Asam amino merupakan
drivat dari fillagrin dibentuk sebagai
prekursor protein dalam KCs dan di
proses menjadi asam amino utk CTs
10/24/2014 23
Proses Desquamasi
Pelepasan dan sisa
korneosit yang sdh mati
pada permukaan kulit

Keteraturan pelepasan dari


sel mati CTs pada permukaan
kulit memberikan efek kulit
terlihat halus dan lebih
cerah. Apabila poroses
dequamasi terhambat,
( pada kulit kering), CTs akan
terakumulasi pada
permukaan kulit dan
menunjukkan gejala
10/24/2014
terjadinya kulit kering 24
Ciri utama proses desquamasi

Proses desquamasi adalah proses degradasi


link protein (corneodesmosome) oleh
enzym yang memisahkan saling terkaitnya
CTs . Enzym hidrolitik yang menguraikan
corneodesmosome membutuhkan aktivitas
air yang cukup tinggi dan tdk akan berfungsi
kalau SC kering, memacu akumulasi CTs di
permukaan , sehingga kulit menjadi kering
10/24/2014 25
Faktor penyebab desquamasi :
1. Kelembaban yang rendah
2. Angin
3. Pemaparan sinar matahari
4. Sediaan pembersih
Akibatnya : Kulit menjadi
Konsentrasi air pada kering ,
lapisan stratum akumulasi
korneum menurun→ korneosit
akan terbentuk dipermukaan
enzym desquamasi kulit
10/24/2014 26
A: Stratum korneum yang terhidrasi maksimum pada
permukaan kulit dg normal desquamasi d anpada stratum
korneum menyebabkan desquamasi tidak sempurna
danpelepasan korneosit
B :Terjadi penurunan hidrasi membentuk sel sel mati yang
menumpuk
10/24/2014
pada stratum korneum 27
Penampilan kulit kering :
1. Terasa kasar
2. Terlihat kusam, karena cahaya di
pantulkan dari permukaan kulit yang
tidak rata
3. Terlihat pucat , karena warna merah
muda dari pancaran mikrosirkulasi
menjadi kabur
4. Terlihat garis garis nyata pada kulit
5. Terjadi iritasi
10/24/2014 28
Penyebab Merusak stratum korneum
kerusakan pada dan secara parsial akan
stratum korneum : mengganggu proses
1. Air dapat mempertahankan
mengurangi kelembaban kulit secara
elastisitas kulit alami
2. Radiasi sinar UV
penyebab Dosis minimal eritema
sunburn pada (MED) dari pemaparan UV
pemaparan dapat memacu
jangka pendek pembentukan enzym
dan photoaging pemecahan fillagrin
pada periode menjadi asam amino
waktu tertentu
10/24/2014
(NMF) 29
Jalur penetrasi
Dari proses pembentukan
melalui stratum
stratum korneum dapat
diberikan gambaran bahwa korneum
: rute penetrasi perkutan
Kemungkinan
yang memungkinkan
masuknya bahan
adalah melalui lapisan
asing berdasarkan
link korneosit , walaupun
rute jalur turtous
lapisan corneosit maupun
melalui matriks
lapisan amplop di startum
lipida diantara
korneum merupakan
korneosite
lapisan barier yang hanya
sedikit bahan asing dapat
masuk melalui kulit
10/24/2014 30
Komponen utama di dalam matriks
lipida di dalam stratum korneum

Ada tiga macam


yaitu :
1. Kolesterol
2. Lipida polar
3. Ceramida

10/24/2014 31
Terjadinya lapisan rangkap lipida di dalam
stratum korneum

Matrik lipida daripada Stratum Corneum dibentuk secara


spontan dari adanya gugus polar dan non polar yang
terdapat di dalam ceramida,kolesterol dan moleku asam
10/24/2014 32
lemak
Rute interseluler Rute transeluler

Membran Sel Asam


plasma sitoplasm lemak Protein
a intrinsik

Ruang
interseluler

Kolesterol/
Lipida Air Seramida Kolesterol Lipida Keratin
Sulfat
Bagan mekanisme masuknya obat melalui stratum korneum
dan model “brick” dan “mortar” dari lapisan stratum korneum.
(Barry W.B.1995)
10/24/2014 33
TEMPAT BEKERJANYA KOSMETIK DAN BAHAN KIMIA

• Permukaan kulit
i.e., Tabir surya
• Dalam Stratum corneum (sc)
i.e., Humektan
• Lapisan epidermis
i.e., Pemutih
• Dermis
i.e., Anti kerut

Permeasi melalui kulit dan distribusi di dalam kulit


harus dipisahkan tergantung fungsi kosmetik
10/24/2014 34
EFEK/TOKSISITASBAHAN KIMIA PADA PEMAKAIAN
TOPIKAL KIMIA

Permeasi kulit dan efek/toksisitas


Bahan
kimia TIPE Permeasi kulit Efek/toksisitas

A Tidak terjadi Tidak perlu dievaluasi


A B C
permeasi kulit efek/toksisitas

B Tidak terjadi Perlu dilakukan


absorpsi evaluasi efek/toksisitas
sistemik pada kulit
Distribusi pada
kulit tinggi
C Terjadi absorpsi Perlu evaluasi
sistemik tinggi efek/toksisitas
Distribusi pada sistemik dan
kulit tinggi efek/toksisitas pada
kulit
JALUR UTAMA PERMEASI MELALUI KULIT

Jalur transepidermal
jalur intracellular
(brick)
jalur intercellular
(mortar)

Jalur
utama
Model acak “brick” pada
Stratum korneum
Jalur transappendageal
rambut
kelenjar ekrifolikel

10/24/2014
Kelenjar sebaceous 36
Proses differensiasi :
Lapisan basal terdiri dari sel
stem dan sel transit
penggandaan
Kecepatan terjadinya
poliferasi
Keratinosit sebagai proses
terminal deferensiasi
Nutrisi dan faktor
pertumbuhan dari bawah
Migrasi lapisan granular 2 – 4
minggu, terbentuk prazat
stratum korneum

Diagram viabel epidermis dengan tiga lapisan :


Startum basal, stratum spinosum, stratum granulosum
10/24/2014 37
Target regions of topical treatment

Interfacial boundries Penetration routes Some treatments

(1) Surface Drug dissolves 1. Camouflage


diffuses, releases 2. Protective layer
from vehicle 3. Insect repellant
4. Antimicrobial

(2) Stratum Partition/diffusion 1. Emoliency


corneum stratum corneum 2. Keratosis

(3) Appendages Piloseba- Ecrine 1. Antiperspirant


seous unit gland 2. Exfolient
3. Antibiotic
4. Depilatory
Interfacial boundries Penetration routes Some treatments

(con’t)

(4) Viable Partition/diffusion


epidermis viable epidermis
1. Antiinflammatory
2. Anaesthetic

Dermis Partition/diffusion 3. Antipruritic


corneum dermis 4. Antihistamine

(5) Circulation Removal via 1. Transdermal delivery


circulation
EFEK FORMULA
PADA PEMAKAIAN TOPIKAL
Absorpsi perkutan dapat ditingkatkan
dengan :

1. Aktivitas termodinamika
2. Keadaan superjenuh
3. Modifikasi penetrasi
10/24/2014 40
INTERAKSI ANTARA ZAT AKTIV, PEMBAWA DAN KULIT

Zat aktif

FLUX

Pembawa Kulit

Optimasi dengan menseleksi sangat tergantung


komponen
10/24/2014
di dalam formula 41
Kelarutan, faktor penting utk
menentukan aktivitas termodinamika.
Parameter kelarutan : δ dapat utk
memprediksi kelarutan di dalam
pembawa dan juga pada kulit
δ mengekspresikan gaya kohesi antara
molekul yang sama dan kelarutan makin
tinggi apabila harga δ antara molekul
mendekati.

10/24/2014 42
Keadaan superjenuh

Zat aktif lewat jenuh Keadaan superjenuh secara


di dalam pembawa , termodinamika tidak stabil.
flux masuk ke dalam karena kemungkinan terjadi
kulit seimbang rekristalisasi .
dengan derajat Perlu ditambahkan antinukleasi
kejenuhan yang menghambat rekristalisasi
Keadaan dg penambahan HPMC,
supersaturated dapat CMC,PVP
dg metode cosolvent Flux meningkat dengan
penambahan bentuk zat aktif
yang amorf dan inklusi di dalam
siklodekstrin
10/24/2014 43
Bahan peningkat penetrasi
Pelarut organik, melarutkan
Peningkat penetrasi 
lemak epidermis (alkohol,
modifikasi permeabilitas
etilenglikol,
stratum korneum
dimetilsulfoksida)
Air : meningkatkan
Surfaktan : menurunkan
dehidrasi kulit
tegangan permukaan,
Denaturasi protein : pembasahan kulit
surfaktan Anionik meningkat dan
meningkatkan distribusi
10/24/2014 pada kulit 44
Secara kimia : mengurangi resistensi kulit, modifikasi
molekul obat untuk meningkatkan koefisien partisis
atau difusifitas stratum korneum

Secara kimia molekul peningkat penetrasi dengan


berbagai mekanisme antara lain melalui hidrasi,
ekstraksi lipida pada stratum korneum, meningkatkan
kelarutan pembawa dan meningkatkan solasi keratin

10/24/2014 45
Dalam tabel dapat
dilihat beberapa
macam bahan
peningkat penetrasi
sesuai dengan
mekanisme kerjanya
dalam peningkatan
permeasi bahan
melalui kulit

10/24/2014 46
S. Chemical class of
No enhancer Examples
1 Fatty acids Oleic acid, Lauric acid

2 Fatty acid esters Isopropyl myristate,


Isopropyl palmitate,
3 Fatty alcohols Olyl alcohol, Lauryl alcohol

4 Fatty alcohol ethers -Monoglyceryl ether


5 Azone and related Azone (laurocapram), N-
compounds Dodecyl-2-pyrrolidone,
6 Complexing agents Cyclodextrins and their
derivatives, HPMC
7 Pyrrolidones and 2-Pyrrolidone, N-Me-2-
related compounds pyrrolidone,
8 Classical surfactants Brij 36T, Tween 80, Cetrimide,
Sodium lauryl sulphate
9. Dimethyl Decylmethyl sulphoxide,
sulphoxide and Dimethyl sulphoxide
related compds.
10. Ionic Sodium hyaluronate, Ascorbate,
compounds
11. Macrocyclics Macrocyclic lactones, Ketones,
Anhydrides
12. Amines and Olyl amine, Lauryl amine, Urea,
Amides
13. Solvents and Ethanol, Polyethylene glycol,
related compds. Propylene glycol

14. Biologicals Lecithin, Sodium deoxychloate


15. Enzymes Papain, Acid phosphatase
16. Others Terpenes (Menthol, Eucalyptol,
etc.), Cardamom oil, Anise oil,
Euginol, Bisabolol,Cysteine HCl
Peningkat permeasi pada kulit

Penambahan bahan peningkat permeasi adalah untuk meningkatkan


difusi bahan aktif melalui absorpsi perkutan

Klasifikasi peningkatan permeasi

1. Secara fisika : dengan elektrisitas dan ultrasonik merubah


permeabilitas kulit dan meningkatkan aktivitas termodinamik

Mekanisme penghantaran dengan Iontoforesis dan fonoforesis

10/24/2014 49
Gambar skema iontoforesis : penghantaran bahan aktif dengan
arus dan voltase yang konstan dengan anoda dan katoda .
Molekul bermuatan + dan – ditarik dari elektode dengan
polaritas yang sama dan akan bergerak ke dalam kulit

10/24/2014 50
IONTOPHORESIS

51
Membran lapisan rangkap
lipida sel pada fase pra
perlakuan

Pembentukan pori dan


pergantian muatan pada
fase perlakuan

Membran lapisan rangkap


lipida sel pada fase sesudah
perlakuan

Gambar skema pembentukan pori melalui elektroporasi :


berdasarkan impul listrikdengan kekuatan tertentu akan
menyebabkan membran biologi lebih permeabel tanpa terjadi
kerusakan membran
10/24/2014 52
Generator ultrasonik

Gelombang ultrasonik

Pembuluh darah

Gambar skema sonoforesis : terjadi migrasi molekul obat yang


terdapat dalam bahan pengkompleks melalui kulit atau jaringan
lunak karena dipengaruhi gerakan ultrasonik
Gelombang ultrasonik dapat terpenetrasi kedalam kulit sampai
kedalaman 5 cm , bahan aktif dan bahan pembawa mampu
mentransmisikan gelombang ultrasonik
10/24/2014 53
Sediaan
Nanopartikel untuk
penghantaran
melalui kulit

54
Nanoteknologi
• Nanoteknologi adalah ilmu yang mempelajari
material dalam skala nano
• Materi yang berukuran nanometer memiliki
sifat yang berbeda dibandingkan dengan
materi yang sama pada ukuran yang lebih
besar
Berbagai macam material nano
• Nanoemulsi
• Nanosuspensi
• Solid Lipid Nanopartikel (SLN)
• NLC
• Liposom
• Niosom
Skema diskripsi nanokapsul
Dinding
polimer

Inti minyak +
zat yang
terlarut

57
Perbedaan antara
emulsi O/W,
liposome dan lipid
nano partikel

58
Skema dua prinsip teknik produksi
nanopartikel
Penghalusan
partikel ukuran
besar

Pengendapan dari
larutan /emulsi
Molekuler
Cyclodextrin 
inklusi  stabilitas,
kelarutan zat aktif
dan peningkat
penetrasi

Struktur
Cyclodextrine

Zat aktif yang


terjerat
60
Mikrokapsul, Partikulat
Partikel matrik 
Mikrosfer

SEM photographs of
microcapsules
a. PVA microcapsules
surface
b. PVA cross section

SEM photographs of microcapsules


c. Gelatin surface
d. Gelatin cross section

61
Mekanisme mikrosfer : pembentukan
langsung  powder polyamide

Porous micro
spheres

Empty particles
62
Uptake dan efek pada dermal untuk
nanopartikel

Pada umumnya nanopartikel padat


akan terakumulasi pada folicle
orificedan tidak akan terpenetrasi ke
dalam kulit melalui folikel

63
DEFINISI LIPOSOM :

Liposom adalah sistem penghantaran obat mikropartikulat


berbentuk vesikel tertutup, sferis, terbentuk secara spontan
apabila terjadi interaksi air dengan fosfolipida.

Sejarah pengembangan liposom :

1854 : lapisan tipis lesitin kering


1911 : Sebagai sel artifisial
Dekade 60 : pemelaran lapis tipis lipida dalam air
Dekade 80 : Pengembangan untuk skala industri, terutama untuk sediaan
kosmetik

Pengembangan sistem
penghantaran obat
skopolamin HBr dalam
bentuk liposom - 64
Pengembangan sistem
penghantaran obat
skopolamin HBr dalam
MIKROPARTIKULAT :
Liposom : vesikel koloidal dengan komponen utama
membran fosfolipida
Niosom : vesikel koloidal dengan komponen utama
membran surfaktan
Misel : agregat dalam pelarut terbentuk karena molekul
amfifilik
Mikroemulsi : sistem dua fase M/A, transparan, terbentuk
secara spontan dg. surfaktan dan ko surfaktan

Pengembangan sistem
penghantaran obat
skopolamin HBr dalam
bentuk liposom - 66
SIFAT KIMIA LIPIDA YANG SESUAI DG LIPOSOM

1. Bentuk vesikel
tertutup

Lapis rangkap terbentuk secara


spontan dalam air

Struktur sistem fase air-lipida pada


temperatur tinggi
rantai parafin

Pengembangan sistem ○ : bagian hidrofilik


penghantaran obat
skopolamin HBr dalam
SIFAT KIMIA LIPIDA YANG SESUAI DG LIPOSOM

2. Transisi fasa
membran

Temperatur
Pra Transisi Transisi utama

Lβ’ : t < Tc’ : rantai asil → membran lapis


rangkap paking kisi quasi heksagonal
miring

Diagram fase sederhana dari 1,2 Pβ : t =Tc’ : transformasi kisi monoklinik →


dipalmitoyl lesitin-air membran lamelar lapis rangkap paking
hekasagonal
Lα : t = Tc, membran lapis rangkap dua
dimensi → kisi satu dimensi → fasa
Pengembangan sistem cair kristalin
penghantaran obat
skopolamin HBr dalam
SIFAT KIMIA LIPIDA YANG SESUAI DG LIPOSOM
3. Biodegradabel

Definisi biodegradabel :

Konversi material menjadi bentuk yang lebih sederhana di dalam


tubuh sebagai produk antara atau produk akhir dengan
mekanisme :

1.Solubilisasi
2.Disolusi
3.Hidrolisis
4.Degradasi enzim

Tahap biodegradasi polimer :


1. Hidrasi
2. Kehilangan kekuatan (strength loss)
3. Kehilangan integritas masa Pengembangan sistem
penghantaran obat
4. Kehilangan masa skopolamin HBr dalam
bentuk liposom - 69
Penetrasi liposom
71
Solid Lipid Nanopartikel
Liposomes →mikrosfer
dengan lapis rangkap lipida
→di bagian hydrophilic dari
lipida →micell dan bagian
hydrophob →amfifilik yaitu
phospholipid. Karakterisasi
dengan komposisi lipid,
morfologi, muatan, ukuran dan
dg berbagai metoda
membentuk lapisan rangkap
lipida yang berbeda

72
Solid Lipid Naopartikel
• Solid lipid nanopartikel adalah matriks solid
lipid partikulat yang berukuran nano yang
terdispersi dalam media air dan dalam larutan
surfaktan, dapat ditambahkan pengemulsi jika
dibutuhkan untuk meningkatkan stabilitasnya
Generasi SLN NLC
Tujuan dibuat SLN/NLC
• Membuat sediaan dengan pelepasan obat
terkontrol
• Meningkatkan stabilitas obat
• Loading obat lebih tinggi
• Menghindari pelarut organik
Keunggulan SLN/NLC
• Pelepasan obat terkontrol dan/atau tertarget
• Biodegradable dan nontoksik
• Stabil secara farmasetik (tidak mudah terjadi
koalesensi, hidrolisis, drug leakage)
• Kemampuan yang baik dalam menjerap obat
terutama obat yang sifatnya hidrofobik
• Mudah untuk proses scale-up d
Lanjutan…
• Perlindungan senyawa kimia yang labil
• Lebih mudah dalam pembuatan dibanding
biopolymer nanopartikel
• Tidak diperlukan pelarut khusus
• Dapat digunakan pada pembuatan emulsi
konvensional
• Bahan baku esensial sama seperti pada emulsi
• Stabilitas jangka panjang sangat tinggi
• Fleksibilitas penggunaan
• Biaya yang dibutuhkan relatif lebih rendah
Kekurangan SLN/NLC
• Kemampuan partikel tumbuh
• Kemampuan partikel membentuk agregat
• Transisi polimorfik
• Pelepasan obat secara tiba-tiba
• Kapasitas inkorporasi obat yang rendah
sehubungan dengan struktur kristal lipid
Yang mempengaruhi kualitas SLN/NLC
• Pengaruh Lipid
• Pengaruh Emulgator
• Pengaruh Drug Loading
Evaluasi material Nanopartikel
• SEM
Ukuran Partikel
• TEM
• DSC Perubahan wujud lipid
• DTA

10/24/2014 80
Hasil SEM/TEM
SEM/TEM

10/24/2014 82
DTA/DSC

10/24/2014 83
SLN
Formula vesikel elastik

Step yang
Transport berbeda
obat dalam transport
larutan dapar obat dari
vesikel elastik

85
Penetrasi SLN di kulit
87
PEMUTIH
HIPERPIGMENTASI

Keadaan kulit yang mengalami peningkatan jumlah


melanin yang abnormal pada lapisan epidermis

Contoh : chloasma, freckles (noda hitam)

Penyebab :
1. Pemaparan sinar UV
2. Hormon wanita
3. Genetik

10/24/2014 88
Bahan depigmentasi

Mekanisme kerja :
Bahan
depigmentasi : Depigmentasi → menghambat
ensim tirosinase ( pembentuk
Hidrokinon, asam
melanin) , bahan pembentuk
kojat, arbutin,
pigmen kulit
asam ellagik,
rusinol Asam kojat → menghambat
pembentukan polimer melanin

10/24/2014 89
Aktivitas biologi asam hidroksi

Konsentrasi >>>>
Sifat fisikokimia tgt :
→peeling kimia →
disosiasi proton dalam
pengikisan kulit akibat
larutan → harga pKa.
pH rendah dan aktiv
Sebagai desmolitik agen → untuk obat jerawat
degradasi desmosomal →
Mendekati pH kulit →
transisi stratum
formulasi perlu
kompaktum menjadi
netralisasi dan dapar
stratum korneum
10/24/2014
yang efektif 90
Ada dua macam pemutih
1. Bleaching
2. Skin whitening (lightening)

Bahan pemutih dalam kosmetik :


Toksisitas rendah : Arbutin, asam kojat (kojic
acid), vitamin C
Toksisitas tinggi : hidroquinon (OTC)

10/24/2014 91
Fungsi kosmetik pemutih :
untuk kontrol produksi dan metabolisme
melanin

Mekanisme kerja pemutih :

1. Menghambat produksi melanin pada


melanosit
2. Mengurangi penyberan melanin
3. Meningkatkan ekskresi melanin pada
epidermis
4. Toksisitas selektiv pada melanosit
10/24/2014 92
Perbedaan Bleaching Whitening

Definisi Bahan utk Bahan supaya


memutihkan atau kulit lebih cerah
memulihkan kelainan bersih &
pigmentasi membuang sel-sel
mekanisme kerja kulit mati 
menghambat / Menghambat sinar
mengurangi UV
pembentukan pigmen Memberikan
melanin lapisan di
permukaan kulit
Efek whitening
tidak permanen
10/24/2014 93
Perbedaan Bleaching Whitening

Aplikasi Hiperpigmentasi Untuk estetika


karena : melasma, supaya terlihat
bekas jerawat yang lebih putih
menghitam, bekas
terbakar, melanosis
pada penyakit
Addison’s

10/24/2014 94
Perbedaan Bleaching Whitening
Bahan yang Golongan asam ; 1. Pengikisan
digunakan 1. AHA (asam alfa 2. Tabir surya
hidroksi) 3. Vitamin C,E
2. Asam glikolat, asam Provit.B
tartrat, asam sitrat,
asam laktat
3. Kojic acid (asam kojat)
4. Arbutin
5. Peroksida
6. Hydroquinone, asam
retinoat
7. Ekstrak Licorice
10/24/2014 95
Transdermal

14th December 2012 KLE College of Pharmacy, Nipani. 96


PENDAHULUAN
• Produk Obat Transdermal ditujukan untuk
menghantarkan obat secara sistemik untuk
penanganan atau pencegahan kerusakan dalam jarak
lokasi dari tempat penggunaan secara topikal.
• Patch (plester) lekat dan sistem pembawa obat
transdermal (TDS) desesuaikan bentuk dan ukuran
yang dipasarkan untuk aksi sistemik dan ditunjukan
untuk penanganan atau pencegahan penyakit sistemik.
• Obat yang dilepaskan dari TDS diabsorbsi melalui
stratum korneum, epidermis dan dermis kedalam
sirkulasi darah dan diangkut menuju jaringan target
untuk memperoleh efek terapi.
Schematic Skin absorption of drug

98
14th December 2012 KLE College of Pharmacy, Nipani. 98
Topical application-absorption & action
of drugs

LOCALIZED
DRUG IN DELIVERY DRUG IN TARGET TISSUE PHARMACOLOGICAL
SYSTEM RESPONSE
TOPICAL
RELEASE

DRUG IN SKIN SECRETION


FLUIDS, SWEAT, SEBUM, DISTRIBUTION
pH 4.5--5.5
TRANSDERMAL

ABSORPTION

DRUG IN BLOOD CIRCULATION


ELIMINATION
SYSTEMIC

14th December 2012 KLE College of Pharmacy, Nipani. 99


Keuntungan Sistem Penghantaran Kulit

• Menghindari efek pengosongan lambung,


efek pH, dan deaktivasi enzim yang berkaitan
dengan jalur gastrointestinal.
• Mencegah metabolisme first-pass effect
pada hati.
• Adanya kontrol terhadap input, seperti pada
penentuan penghantaran melalui alat.
Contoh Produk Transdermal
Currently marketed TDDS
Drug Applications
Scopolamine Motion Sickness
Nitroglycerin Angina Pectoris
Estradiol Post menopausal symptoms
Clonidine Hypertension
Testosterone Hypogonadism
Isosorbide dinitrate Angina pectoris
Fentanyl Pain
Nicotine Smoking cessation
Estradiol/ Norethisterone Ac. Hormone deficiency
Estradiol/Norethindrone Hormone deficiency and
Post menopausal symptoms
Norelgestromin and Birth control
ethinyl estradiol
Factors influencing the rate of percutaneous
diffusion

1. Diffusant solubility (C0)

2. Partition coefficient (K)

3. pH variation (K)

4. Co-solvents (K and C0)

5. Surface activity and micellization (C0)


6. Complexation (K)

7. Diffusivity (D)
Factors that effect percutaneous absorption

Biological factors

1. Skin age

2. Skin condition

3. Regional skin sites

4. Skin metabolism

5. Circulatory effects
Physicochemical factors

1. Skin hydration

2. Drug/skin binding

3. Temperature

4. Penetration enhancers

5. Drug/vehicle interaction
Methods for studying percutaneous absorption

11.1 In vitro methods

11.1.1 Without a rate limiting membrane

stirrer stirrer

Ointment

Alcohol in water Ointment

Chloroform sink support


With a rate limiting membrane

Donor compartment
With formulation

Membrane
(cellulose acetate,
Silicone,
Isopropyl myristate)

Sampling port

Receptor compartment
(mainly chloroform)

Bar magnetic stirrer


In vivo methods

11.2.1 Direct methods

Measurement of Pharmacological response

• Antihypertensives by means of measuring blood pressure

• Antihistamines by means of measuring the reduction in swelling

11.2.2 Indirect methods

• Transepidermal water loss

• Thermal determinations

• Analysis of body fluids


Pustaka :
• Richard H. Guy, Jonathan Hardgraft, 2003,
Transdermal Drug Delivery Second Edition,
Marcel Dekker Inc., new York.
• Kenneth A. Walters, 2002, Dermatological
and Transdermal Formulations, Marcel
Dekker Inc., New York.
Vesikuler
Molekul amfifilik dapat
secara spontan
membentuk lapisan
rangkap yang dapat
menjerat zat yang larut air
dan bahan yang tidak
larut pada lapisan
rangkap lipida

Generasi pertama :
Liposomes: vesikuler dengan artifisial lapisan rangkap lipida yang
berasal dari fosfolipida alam yang tidak toksisk dan kolesterol

10/24/2014 111
Sumber kuliah Prof. Dr. Aranya Manosroi
Proses yang terjadi di dalam lapisan kulit
10/24/2014 112
Strategi untuk meningkatkan absorpsi perkutan
10/24/2014 113

You might also like