CKD Gizi
CKD Gizi
CKD Gizi
Efek Konseling Gizi terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pembatasan Intake Cairan
pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Maulida Ulfah1, Yuniarti2, Arintina Rahayuni3
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang
1,2,3
Jl. Wolter Monginsidi No.115, Pedurungan Tengah, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50192
(Email : yuni4rti1976@yahoo.com)
ABSTRACT
Background:Between 8 to 10% of the adult population suffers kidney damage and every year millions of people die from complications
related to CKD. Fluidintake restrictions is the most difficult aspect to adhere, in RSUD Sukoharjo 45,16% who do not adherence of
fluid intake restrictions. Based on the results of research in RSUD Sukoharjo as much as 58,06% patients have less knowledge of
fluid intake restrictions.
Objective: Know the effects of nutrition counseling to knowledge and adherence of fluid intake restrictions on CKD patients in RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Methods:The type of research was quasi experiment, using pre-post test control group design. Total research subjects were 15 people
treatment and 15 control people. Data analysis used to know the difference using different test.
Results:There was a significant difference in knowledge of fluid intake restrictionsbefore and after nutritional counseling using leaflets
p <0,05 (p = 0,001). There was a significant difference in adherence of fluid intake restrictionsbefore and after nutritional counseling
using leaflets p <0,001 (p=0,000). There was a significant difference in knowledge of fluid intakerestrictions before and after nutrition
counseling between treatment group and control group p <0,05 (p = 0,006). There was no significant difference in adherence of fluid
intakerestrictions before and after nutrition counseling between treatment group and control group p> 0,05 (p = 0,109).
Conclusion:Nutrition counseling can improve the knowledge and adherence of fluid intake restrictions in CKD patients undergoing
Hemodialysis significantly.
ABSTRAK
Latar Belakang: Antara 8 sampai 10% populasi orang dewasa mengalami kerusakan ginjal dan setiap tahun jutaan orang meninggal
akibat komplikasi yang berkaitan dengan CKD. Pembatasan intake cairan adalah aspek yang paling sulit untuk dipatuhi, di RSUD
Sukoharjo 45,16% yang tidak patuh pada pembatasan intake cairan. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Sukoharjo sebanyak
58,06% pasien memiliki pengetahuan yang kurang terhadap pembatasan intake cairan.
Tujuan: Mengetahui efek konseling gizi terhadap pengetahuan dan kepatuhan pembatasan intake cairan pada Pasien CKD yang
menjalani Hemodialisis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Metode: Jenis penelitian quasi experiment, menggunakan pre-post test control grup design. Jumlah subjek penelitian yaitu 15 orang
treatment dan 15 orang kontrol. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan menggunakan uji beda.
Hasil: Ada perbedaan bermakna pengetahuan pembatasan intake cairan sebelum dan sesudah konseling gizi menggunakan leaflet p
<0,05 (p=0,001). Ada perbedaan bermakna kepatuhan pembatasan intake cairan sebelum dan sesudah konseling gizi menggunakan
leaflet p <0,001 (p=0,000). Ada perbedaan bermakna pengetahuan pembatasan intake cairan sebelum dan sesudah konseling gizi
antara kelompok treatment dan kelompok kontrol p <0,05 (p=0,006). Tidak ada perbedaan bermakna kepatuhan pembatasan intake
cairan sebelum dan sesudah konseling gizi antara kelompok treatment dan kelompok kontrol p >0,05 (p=0,109).
Kesimpulan: Konseling gizi dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pembatasan intake cairan pada pasien CKD yang
menjalani Hemodialisis secara signifikan.
27
Jurnal Nutrisia, Vol. 20 Nomor 1, Maret 2018, halaman 27-33
28
Maulida, Efek Konseling Gizi terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pembatasan Intake ....
sebelum konseling
kontrolgizi
tidakantara kelompok
berdistribusi normal dan uji Mann
menggunakan
treatment Dari tabel 2,perbedaan
Whitney; diketahui bahwa pengetahuan pasien
kelompok kontrol tidak berdistribusi normal menggunakan tentang pembatasan intake cairan dalam kategori baik
kepatuhan sesudah konseling gizi antara kelompok treatment dan kelompok
uji Mann Whitney; perbedaan kepatuhan sesudah konseling mengalami peningkatan setelah dilakukan konseling gizi
kontrol berdistribusi normal menggunakan uji Independent T-test.
menggunakan leaflet. Hal ini dapat dilihat pada jawaban dari
gizi antara kelompok treatment dan kelompok kontrol
berdistribusi normal menggunakan uji Independent T-test. pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner diperoleh hasil
bahwa pertanyaan yang paling banyak salah pada kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN treatment sebelum dilakukan konseling gizi menggunakan
Subjek penelitian adalah pasien CKD yang menjalani Hemodialisis
leaflet yaitu pertanyaan yaitu“Apabila terjadi pembengkakan
Subjek penelitian adalah pasien CKD yang menjalani
sebanyak 30 orang dimana
Hemodialisis yaitu sebanyak 30 orang dimana terbagi terbagi menjadi dua pada kaki
kelompok atau
yaitu tangan
kelompok dianjurkan membatasi makanan
menjadi dua kelompok
treatment dan yaitu kelompok
kelompok kontroltreatment
masing-masing
yang mengandung
dan sebanyak 15 orang. gula” sebesar 60,0%, “Makan permen,
kelompok kontrol masing-masing sebanyak 15 orang. dan sikat gigi adalah cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi rasa haus” dan “Untuk mengurangi rasa haus
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur, Jenis Kelamin, pasien tidak dianjurkan mengkonsumsi air dingin” masing-
Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Subjek Penelitian masing sebesar 46,7%. Setelah dilakukan konseling
menggunakan leaflet pertanyaan yang paling banyak salah
Variabel Treatment Kontrol
pada kelompok treatmentyaitu masih pada pertanyaan
n % n % yang sama hanya saja persentasenya yang menurun yaitu
Umur (Tahun) “Apabila terjadi pembengkakan pada kaki atau tangan
26-45 4 26,7 5 33,3 dianjurkan membatasi makanan yang mengandung gula”
sebesar 26,7%, “Makan permen, dan sikat gigi adalah cara
46-65 11 73,3 10 66,7
29
e – ISSN 2614-7165
Jurnal Nutrisia, Vol. 20 Nomor 1, Maret 2018, halaman 27-33
yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa haus” dan Pengetahuan tentang pembatasan intake cairan pada
“Untuk mengurangi rasa haus pasien tidak dianjurkan kedua kelompok sama-sama mengalami peningkatan,
mengkonsumsi air dingin” masing-masing sebesar 20,0%. namun pada kelompok treatment perubahannya jauh
Kemudian pengetahuan pembatasan intake cairan dalam lebih tinggi karena dilakukan konseling gizi. Konseling
kategori baik mengalami peningkatan setelah diberikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
leaflet pada kelompok kontrol. yang lebih baik14.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan dan Kepatuhan Pembatasan Intake Cairan (Pre-Post Test)
Variabel Treatment Kontrol
N % n % n % n %
Pengetahuan
Sedang 7 46,7 1 6,7 4 26,7 2 13,3
Baik 8 53,3 14 93,3 11 73,3 13 86,7
Kepatuhan
Tidak Patuh 15 100,0 6 40,0 15 100,0 10 66,7
Patuh 0 0,0 9 60,0 0 0,0 5 33,3
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa pada adanya konseling gizi dapat dijadikan metode dalam
awal penelitian semua subjek penelitian dalam kategori mencapai tujuan komunikasi karena melibatkan pemberi
tidak patuh. Kemudian setelah dilakukan konseling gizi dan penerima pesan secara aktif. Komunikasi yang
menggunakan leaflet pada kelompok treatment, kategori memberikan peluang untuk saling tanya jawab, menggali
patuh meningkat. Beberapa yang dikategorikan tidak informasi dan mengklarifikasi akan memudahkan dalam
patuh masih menunjukkan angka penurunan IDWG yang menerima informasi14.
baik. Pada kelompok kontrol yang hanya diberikan leaflet Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh
saja, kategori patuh juga meningkat yaitu sebanyak hasil ada perbedaan bermakna antara pengetahuan
5 orang (33,3%), sedangkan 10 orang (66,7%) masih dan pembatasan intake cairan setelah diberikan leaflet
dalam kategori tidak patuh yaitu angka IDWG ada yang (p=0,008). Adanya perbedaan pengetahuan pembatasan
menurun, tetap dan ada pula yang meningkat. Hasil ini intake cairan pada kelompok kontrol, menunjukkan bahwa
menggambarkan bahwa masih ≥40% subjek penelitian pemberian leaflet memberikan perubahan pengetahuan
yang tidak patuh pada pembatasan intake cairan. pada pasien CKD yang menjalani HD. Peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada pengetahuan pada kelompok kontrol dimungkinkan karena
tabel 3, diperoleh hasil ada perbedaan bermakna antara subjek penelitian membacaleaflet berulang kali sehingga
pengetahuan pembatasan intake cairan sebelum dan dapat mempercepat ingatannya11,15.
sesudah konseling gizi menggunakan leaflet(p=0,001).
Tabel 3. Perbedaan Pengetahuan dan Kepatuhan Pembatasan Intake Cairan Sebelum dan
Sesudah Konseling Gizi
Treatment Kontrol
Rata-rata±SD Rata-rata±SD
Sig Sig
Variabel
(p) (p)
Pre Post Pre Post
Berdasarkan tabel 3, diperoleh hasil ada perbedaan Adanya perbedaan kepatuhan pembatasan intake cairan
antara kepatuhan pembatasan intake cairan sebelum dan pada kelompok treatment, menunjukkan bahwa konseling
sesudah konseling gizi menggunakan leaflet (p=0,000). gizi dengan menggunakan leaflet memberikan perubahan
30
Maulida, Efek Konseling Gizi terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pembatasan Intake ....
Pre Post
Rata-rata±SD Rata-rata±SD
Sig Sig
Variabel
(p) (p)
Treatment Kontrol Treatment Kontrol
Pada awal penelitian kepatuhan pembatasan intake maupun eksternal (lingkungan, organisasi, social budaya,
cairan tidak berbeda pada kelompok treatment dan kontrol sosioekonomi)19. Sedangkan dalam proses konseling
(p=0,619). Sesudah penelitian, diperoleh hasil tidak ada seseorang yang membutuhkan pertolongan (pasien)
perbedaan bermakna antara kepatuhan pembatasan dan seorang petugas konseling akan bertatap muka dan
intake cairan sebelum dan sesudah konseling gizi pada berbicara hingga pasien mampu untuk memecahkan
kelompok treatment dan kelompok kontrol (p=0,109). Tidak masalah yang dihadapinya14.
adanya perbedaan antara pengetahuan pembatasan intake Pada penelitian ini pasien yang menjadi subjek
cairan sebelum dan sesudah konseling gizi pada kelompok penelitian memberikan respon yang baik dalam usaha
treatment dan kelompok kontrol, menunjukkan bahwa pembatasan intake cairan yang telah disesuaikan dengan
kemungkinan terjadi karena pada kelompok treatment yang kebutuhan masing-masing pasien yaitu cairan yang masuk
telah diberikan konseling masih ada yang tidak patuh pada bergantung pada jumlah urin per 24 jam ditambah dengan
pembatasan intake cairan yang dilihat dari IDWG pasien. IWL (500-750 ml)20. Walaupun masih ada pasien yang tidak
Keberhasilan konseling itu sendiri tergantung dari berbagai patuh terhadap pembatasan intake cairan pada kelompok
faktor, baik faktor internal (pendidikan, keahlian, persepsi) treatment, dilihat IDWG ≥4%. Hal ini mungkin karena pada
31
Jurnal Nutrisia, Vol. 20 Nomor 1, Maret 2018, halaman 27-33
32
Maulida, Efek Konseling Gizi terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pembatasan Intake ....
33