TRK Problem 8.3
TRK Problem 8.3
TRK Problem 8.3
1506673536
TEKNIK KIMIA
PROBLEM 8-3c
The following is an excerpt from The Morning News, Wilmington, Delaware (August 3, 1977):
"Investigators sift through the debris from blast in quest for the cause [that destroyed the new nitrous oxide
plant]. A company spokesman said it appears more likely that the [fatal] blast was caused by another gas-
ammonium nitrate-used to produce nitrous oxide." An 83% (wt) ammonium nitrate and 17% water solution
is fed at 200°F to the CSTR operated at a temperature of about 510°F. Molten ammonium nitrate
decomposes directly to produce gaseous nitrous oxide and steam. It is believed that pressure fluctuations
were observed in the system and as a result the molten ammonium nitrate feed to the reactor may have
been shut off approximately 4 min prior to the explosion
a). Can you explain the cause of the blast? [Hint: See P9-3 page 574 and Equation (8-75).]
Reaksi yang terjadi :
Mengecek kondisi sebelum shut off apakah memenuhi syarat terjadi runaway atau tidak
1. Menghitug CPo
𝐶𝑝𝑜 = ∑ 𝜃𝑖 𝐶𝑝𝑖
𝐶𝑝𝑜 = 𝜃𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡 . 𝐶𝑝 𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡 + 𝜃𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 . 𝐶𝑝 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
𝐹 𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 0.83
𝜃𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡 = = =1
𝐹 𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 0.83
𝐹𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙 0.17
𝜃𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 = = = 0.2048
𝐹𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙 0.83
𝐵𝑡𝑢
𝑋𝑝 𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑙 = 0.38
𝑙𝑏
𝐵𝑇𝑈
𝐶𝑝 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = 0.47
𝑙𝑏
Maka
𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢
𝐶𝑝𝑜 = (1 𝑥0.38 ) + (0.2048 ) = 0.4763
𝑙𝑏 𝑙𝑏 𝑙𝑏
2. Menghitung 𝜏
Kondisi awal T = 510oF
k = 0,307 h-1
konversi (X) = 99,99% (0,9999)
𝜏𝑘
𝑋 =
1 + 𝜏𝑘
Maka,
𝑋 0.9999
𝜏 = = = 32570.0326 𝑗𝑎𝑚
𝑘 1−𝑋 0.307 1 − 0.9999
3. Menghitung 𝜅
𝑈𝐴
𝜅 = [ ]
𝐶𝑃0 𝐹𝐴0
Karena berlangsung secara adiabatik, nilai 𝑈𝐴 = 0, maka:
𝜅 =0
4. Mencari A
𝑻 𝑹 970 1020
𝒌 𝒉−𝟏 0.307 2.912
R = 1.987 Btu/lbmoloR
𝐸
Menghitung 𝑅
𝐸
𝑘 = 𝐴𝑒 −𝑅𝑇
𝐸
−
𝑘1 𝐴𝑒 𝑅𝑇1
= 𝐸
𝑘2 −
𝐴𝑒 𝑅𝑇2
𝐸
−
𝑘1 𝐴𝑒 𝑅𝑇1
𝑙𝑛 = 𝑙𝑛 𝐸
𝑘2 −
𝐴𝑒 𝑅𝑇2
𝑘1 𝐸 1 1
𝑙𝑛 =− ( − )
𝑘2 𝑅 𝑇1 𝑇2
0.307 𝐸 1 1
𝑙𝑛 =− ( − )
2.912 𝑅 970 1020
𝐸
= 44518
𝑅
Menghitung nilai A
𝐸
−
𝑘1 = 𝐴𝑒 𝑅𝑇1
44518
0.307 = 𝐴𝑒 − 970
𝐴 = 2.624 × 1019
5. Mencari T*
𝐸 𝑇𝑐 𝑅
𝑇 ∗ = 2𝑅 [1 − √1 − 4 ] (8-72)
𝐸
44518 660
𝑇∗ = [1 − √1 − 4 ]
2 44518
𝑇 ∗ = 670.086 𝑅𝑒𝑛𝑘𝑖𝑛
6. Mencari S*
∗
𝜏𝐴𝑒 −𝐸/𝑅𝑇 𝐸
𝑆∗ = 𝐸 −∆𝐻 0 𝑅𝑥 𝑅𝑇 ∗2
(8-73)
−
1+𝜏𝐴𝑒 𝑅𝑇∗ 2
𝐵𝑡𝑢
𝑆 ∗ = 0.000399
𝑙𝑏
7. Menghitung 𝐶𝑃0 1 + 𝜅
𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢
𝐶𝑃0 1 + 𝜅 = 0.4763 1 + 0 = 0.4763
𝑙𝑏 𝑙𝑏
Maka:
𝐵𝑡𝑢
𝑆 ∗ = 0.000399
𝑙𝑏
𝐵𝑡𝑢
𝐶𝑃0 1 + 𝜅 = 0.4763
𝑙𝑏
Sehingga
𝐶𝑃0 1 + 𝜅 > 𝑆 ∗
Dimana runaway tidak akan terjadi
Dari hasil perhitungan pada bagian ini dapat dikatakan bahwa kondisi operasi
reaktor sebelum shut off tidak akan menyebabkan reaktor meledak
Dimana:
Karena aliran feed berhenti, maka 𝛩𝑎𝑚𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡 = 0 dan 𝛩𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 = 0
Maka:
𝐶𝑃0 = 0
2. Menghitung 𝜏
Rentang waktu antara ketika reaktor di shut off dengan terjadinya ledakan adalah 4
menit, maka dapat dikatakan waktu tinggal yakni 4 menit:
1
𝜏 = 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 𝑗𝑎𝑚
15
3. Menghitung 𝑘
𝜏𝑘
𝑋 =
1 + 𝜏𝑘
Dimana konversi sesudah shut off sama dengan konversi setelah shut off, yakni 99,99%.
Maka:
𝑋 0.9999
𝑘 = = = 149985
𝜏 − 𝜏𝑋 1 1
− ( − 0.9999)
15 15
Nilai 𝐸/𝑅 dan 𝐴 sama seperti kondisi sebelum di shut off. Sehingga:
−44518
𝑇= = 1357.44 𝑅𝑒𝑛𝑘𝑖𝑛
149985
ln ( )
2.624 × 1019
5. Mencari T*
𝐸 𝑇𝑐 𝑅
𝑇∗ = [1 − √1 − 4 ]
2𝑅 𝐸
44518 1357.44
𝑇∗ = [1 − √1 − 4 ]
2 44518
𝑇 ∗ = 1401.57 𝑅𝑒𝑛𝑘𝑖𝑛
6. Mencari S*
∗
∗
𝜏𝐴𝑒 −𝐸/𝑅𝑇 𝐸
𝑆 = 𝐸 −∆𝐻 0 𝑅𝑥
𝑅𝑇 ∗2
1+ 𝜏𝐴𝑒 −𝑅𝑇 ∗ 2
44518
1/15 (2.624 × 1019 (𝑒 −1401.57 ))
44518
𝑆∗ = 2 − 336 ( )
44518 1401.572
[1 + (1/15 2.624 × 1019 (𝑒 −1401.57 ))]
𝐵𝑡𝑢
𝑆 ∗ = 2.712 × 10−4
𝑙𝑏
7. Menghitung 𝐶𝑃0 1 + 𝜅
Karena 𝐶𝑃0 = 0, maka:
𝐶𝑃0 1 + 𝜅 = 0
Sehingga:
𝐶𝑃0 1 + 𝜅 = 0
Dan
𝐵𝑡𝑢
𝑆 ∗ = 2.712 × 10−4
𝑙𝑏
Maka:
𝐶𝑃0 1 + 𝜅 < 𝑆 ∗
Untuk reaktor CSTR, runaway terjadi ketika kondisi reaktor berubah dari lower steady
state, menjadi upper steady state, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Ketika kondisi reaktor berubah dari kondisi stabil menjadi kondisi tidak stabil, runaway bisa terjadi.
Pada kasus ini, kondisi stabil berubah menjadi tidak stabil karena dilakukannya shut off. Ketika
shut off dilakukan, sistem berubah dari kontinyu menjadi batch, dimana aliran air berhenti. Ketika
masukan air berhenti, suhu reaktor akan naik sebab masukan air berfungsi untuk menyerap kalor
dari reaksi dekomposisi amonium nitrat yang bersifat eksotermis. Reaksi dekomposisi amonium
nitrat yakni:
Reaktor meledak karena terjadinya shut off pada keadaan reaksi dalam kondisi upper
steady state. Sehingga melewati daerah stabilitas yang menyebabkan tidak stabil. Dan
reaksi tetap berjalan dengan suhu tinggi, yang mengakibatkan tekanan tinggi dan
meledak.
8. If the feed rate to the reactor just before shut off was 310 lb of solution per hour, what
was the exact temperature in the reactor just prior to shutdown?
• Neraca mol untuk CSTR
𝐹𝑎𝑜. 𝑋
𝑉=
−𝑟𝑎
• Rate law
𝐸
−𝑟𝑎 = 𝑘𝐶𝑎 , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑘 = 𝐴𝑒 −𝑅𝑇
• Stoikiometri
𝐶𝑎 = 𝐶𝑎𝑜 1 − 𝑋
• Kombinasi
𝐹𝑎𝑜 𝑋
𝑉=
𝑘𝐶𝑎𝑜 1 − 𝑋
𝐴 = 2.624 𝑥 1019
Menentukan suhu (T) sebelum shut down
𝐹𝑎𝑜. 𝑋
𝑉=
−𝑟𝑎
−𝑟𝑎 = 𝐹𝑎𝑜 𝑋
Berdasarkan additional information diberikan:
𝑀
−𝑟𝑎 𝑉 = 𝑘 𝐶𝑎 𝑉 = 𝑘 ( ) 𝑉 = 𝑘𝑀
𝑉
Sehingga
𝑘𝑀 = 𝐹𝑎𝑜 𝑋
Dimana
M = massa ammonium nitrat di dlm CSTR sebanyak 500 lb
FA0 = Laju alir massa ammonium nitrat
𝑘𝑀 = 𝐹𝑎𝑜 𝑋
𝐸
(𝐴𝑒 −𝑅𝑇 ) 500 = 257.3 𝑥 0.9999
44519
2.624 𝑥 10−19 𝑥 𝑒 − 𝑇 500 = 247.2743
44518
𝑒− 𝑇 = 1.961 𝑥 10−20
44518
− = ln 1.961 𝑥 10−20
𝑇
𝑇 = 981.048𝑜 𝑅 = 521.048𝑜 𝐹
Maka:
Suhu yang tepat dalam reaktor sesaat sebelum shutdown yaitu 521.048oF
c. How would you start up or shut- down and control such a reaction?
1. Suhu di dalam reactor dinaikkan
2. Mencapai stabil pada kondisi upper steady state
3. Menyebabkan reaksi berlangsung dengan konversi lebih tinggi dibandingkan kondisi lower
steady state
4. suhu dikendalikan agar stabil untuk mempertahankan konversi dan kinerja reactor
Shut-down
1. Untuk melakukan shut down pada reaktor, perlu menurunkan laju umpan ammonium nitrat
perlahan-lahan/bertahap sampai tingkat laju umpan adalah 0 atau sampai tingkat laju
umpan terendah yang aman untuk mematikan reaktor secara langsung, dan laju alir airnya
tetap hingga suhunya aman.
2. Reaktor tidak dapat secara langsung di shut down dengan menghentikan laju alir umpan
secara langsung karena sangat berbahaya. Menghentikan laju alir umpan secara langsung
akan menyebabkan suhu di dalam reaktor meningkat. Jika tidak terkendali, hal ini akan
menyebabkan tekanan di dalam reaktor meningkat dan dapat menyebabkan ledakan.
Kontrol
1. Kontrol tekanan
dekomposisi ammonium nitrat adalah reaksi eksotermis dan produknya gas. Maka,
tekanan harus dikontrol agar tetap aman
2. Kontrol suhu
dekomposisi ammonium nitrat adalah reaksi eksotermis dan produknya gas. Maka, suhu
harus dikontrol agar tetap aman
3. Memisahkan aliran umpan
Memisahkan aliran umpan air & ammonium nitrat. Dengan menghentikan umpan amonium
nitrat & menggunakan air sbg pendingin agar proses shut down aman
d. What do you learn when you apply the runaway reaction criteria?
• Runaway terjadi ketika kondisi reaktor berubah, dari stabil menjadi tidak stabil
• Menggunakan suhu umpan optimum untuk mendapatkan konversi tertinggi
• Ketika ingin melakukan shut down, perlu menurunkan laju umpan perlahan-lahan hingga
pada tingkat laju umpan terendah.
• Mempelajari bagaimana perubahan suhu mempengaruhi kondisi upper steady state. Hal
ini juga mempengaruhi keselamatan reaktor.
e. Explore this problem and describe what you find. (For example, can you plot a form of R(T)
versus G(T)?)
G(T)
R(T)
Sebelum shutoff
Setelah shutoff
Kurva R(T), G(T) vs T
600
500
400
300
R(T), G(T)
200
100
0
0 200 400 600 800 1000 1200
-100
-200
T (oF)
G(T) R(T) sebelum shut off R(T) setelah shut off
• Titik potong antara kurva G(T) dan R(T) adalah suhu steady state pada kondisi operasi
reactor
• Sebelum shut-off : 530 °F
• Terjadi pergeseran setelah shut off secara signifikan, akibat ketiadaan air.
• Hal ini mengakibatkan pada suhu mendekati 900 °F, reactor meledak
f. Discuss what you believe to be the point of the problem. The idea for this problem originated
from an article by Ben Horowitz.
Shut off action was done by the operator. The operator shuts reactor too rush. It made reactor
temperature increase significantly then made explosion in 4 minutes after the reactor shuts. It
happened because the operating condition change from stable to unstable condition.
1. Reaktor shut down
2. Feed are stopped
3. The ammonium nitrate left over in the reactor was reacted and produced heat
4. Because water as heat exchange media was stopped, reactor temperature increase
significantly
5. Reactor cant hold the pressure and temperature. So it explode