SBDHDHDB
SBDHDHDB
SBDHDHDB
SKRIPSI
Oleh :
Kepatuhan diit pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok
tahun 2018”. Shalawat dan salam peneliti memohonkan kepada Allah SWT semoga
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan contoh dan suri
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati
dan penuh penghargaan peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ns. Silvia, S.Kep,
Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan arahan serta
masukan untuk penelitian dapat menyelesaikan skripsi ini Pada kesempatan ini
Bukittinggi
2. Ibu Ns. Wenny Lazdia, S.Kep, MAN Selaku Ketua Program Studi Profesi
yang telah memberikan kemudahan dan izin dalam mengambil data untuk
menyelesaikan skripsi.
4. Seluruh Staf dan Dosen pengajar STIKes Fort De Kock Bukittingi yang telah
5. Mama, Papa dan Kakak tercinta yang selalu memberikan semangat, dorongan
baik itu moril maupun materil kepada peneliti dalam mempersiapkan diri
penelitian ini
dimiliki, sehingga menjadikan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
peneliti menerima kritikan dan saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini,
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….... 7
C. Tujuan Penelitian………………………………………………..... 7
D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 8
E. Ruang Lingkup…………………………………………………... 9
BAB VI PEMBAHASAN
A. Hasil Analisa Univariat …………………………………….......... 60
B. Hasil Analisa Bivariat..................................................................... 65
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………............................ 71
B. Saran.............................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 4 : Kuesioner
A. Latar Belakang
sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam
tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.
Diabetes melitus sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan
umat manusia pada abad 21. Prevalensi penduduk dunia dengan diabetes melitus
mencapai 250 juta dalam 10 tahun mendatang (Brunner & Suddarth 2015,
p.1220).
171 juta penderita DM (2000) dan akan meningkat 2 kali, 366 juta pada tahun
2000) yang diproyeksikan mencapai 21.257.000 pada tahun 2030 (Bustan, 2015).
menyerang kaum lanjut usia. Individu yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6 %
menderita diabetes melitus tipe II (Brunner & Suddarth 2015, p.1221). Laporan
100.000 orang penderita. Dimana Kota Solok berada pada urutan ke III terbanyak
melitus menduduki peringkat ke 6 dari 10 penyakit terbanyak pra usila dan usila
dengan jumlah 319 orang dimana 199 orang (62,3 %) diantaranya berada di
Menurut Russel (2011, p.9) beberpa faktor resiko diabetes melitus adalah
faktor keturunan, pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat, kadar kolesterol
yang tinggi, jarang berolahraga, obesitas atau kelebihan berat badan. Penyebab
diabetes melitus tipe II pada umumnya karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal
insulin dalamtubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat
diserap oleh lemak yang ada dalamtubuh. Sehingga pola makan dan gaya hidup
atau SMBG (Self monitoring of blood glucose), penderita diabetes kini dapat
mengatur terapinya untuk mengatur kadar glukosa darah secara optimal. Cara ini
metabolisme glukosa oleh hati, otot rangka dan jaringan adiposa. Hiperglikemia
Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat atau
menurun tajam dalamwaktu relatif singkat. Kadar glukosa darah bisa menurun
drastis jika penderita menjalani diet yang terlalu ketat. Komplikasi kronis berupa
atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik
diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter (Niven,
2008 ). Sackett (1976) dalam Niven (2008) menyatakan kepatuhan pasien adalah
sejauhmana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
ada beberapa faktor yang dapat mempengarui dan tidak mempengarui kepatuhan.
dalam mengendalikan kadar gula darah adalah menurut Niven (2008) adalah
terapi, meningkatkan interaksi, isolasi sosial dan keluarga, keyakinan sikap dan
tentang kesehatan, sistem nilai yang dianut, tingkat pendidikan, tingkat sosial
saran dan prasarana), dan faktor penguat (reinforcing) meliputi motivasi dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), serta motivasi dan
teori tersebut peneliti melihat hubungan dari faktor perilaku dengan kepatuhan
harus belajar keterampilan khusus untuk merawat diri sendiri setiap hari guna
tidak ada maka pasien diabetes melitus akan tidak patuh dalam pelaksanaan diet,s
ehingga penyakit diabetes melitus tidak terkendali dan terjadi komplikasi seperti
Poliklinik Interna RSUD Labuang Baji Makasar diperoleh hasil bahwa terdapat
terhadap diet diabetes melitus diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan peran
keluarga (p value = 0,001) dengan kepatuhan diet pasien diabetes melitus. Herlena
(2013) tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap penderita diabetes melitus
kepatuhan diet pasien diabates melitus di ruang rawat inap RS Baptis Kediri
kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP
2017 di puskesmas Tanjung Paku Kota Solok pada 15 orang pasien diabetes
mellitus tipe II. terdapat 10 orang tidak patuh dalam mengendalikan kadar gula
darah diantaranya 3 pasien mengatakan tidak perlu mengatur makan dan berolah
melitus di rumah dan 1 orang dari mereka mengatakan tidak ada mengontrol gula
tentang “Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diit pada pasien
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan umum
diit pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok tahun
2018.
2. Tujuan Khusus
melitus terhadap diit di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok tahun 2018
tahun 2018
2018
2018
D. Manfaat Peneliti
Diabetes Mellitus.
kepatuhan diit pasien diabetes melitus yang dilaksanakan pada tanggal 24 sampai
30 Agustus, Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami
diabetes mellitus tipe II yang ada di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok dengan
berupa lembaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti sendiri kemudian data
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. glukosa
dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon
tipe ini disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas sehingga kekurangan
yang menyebabkan kematian. Pada diabetes mellitus tipe ini biasanya terjadi
sebelum umur 30 tahun dan harus mendapatkan insulin dari luar. Beberapa
9
faktor resiko dalam diabetes mellitus tipe ini adalah : autoimun, infeksi virus,
Mellitus), pada tipe ini pankreas relatif menghasilkan insulin tetapi insulin
kegemukan. Faktor genetis dan pola hidup juga sebagai penyebabnya. Faktor
resiko NIDDM adalah : obesitas, stress fisik dan emosional, kehamilan umur
tipe II.
normal. Tipe ini akan normal kembali setelah melahirkan. Faktor resiko pada
DGM adalah wanita yang hamil dengan umur lebih dari 25 tahun disertai
d. Diabetes tipe lain disebabkan karena defek genetik fungsi sel beta, defek
obat atau zat kimia, infeksi dan sindrome genetik lain yang berhubungan
pankreas tidak mencukupi untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat
pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Beberapa faktor risiko diabetes
a. Faktor keturunan
d. Jarang berolahraga
sehingga membuat insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik.
Hormon insulin dapat diserap oleh lemak yang ada dalam tubuh. Sehinggal
pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat bisa membuat tubuh kekurangan
insulin.
4. Patofisiologi DM
yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi
insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel tidak mampu
khas diabtes, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah
pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis
diabetik tidak terjadi pada diabetes. Meskipun demikan, diabetes yang tidak
berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes dapat berjalan tanpa
5. Manifestasi Klinis DM
melebihi ambang ginjal untuk zat ini maka timbul glikosuria yang akan
urin, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negatif dan berat badan
berkurang. Rasa lapar yang semakin besar mungkin akan timbul sebagai
(Tjokroprawiro, 2006).
c. Physical inactivity
1) Usia> 45 tahun.
2) Berat badan lebih (BBR > 110% atau IMT > 25 kg/m).
7. Diagnosis
Pertama, jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma >
200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Kedua,
mudah diterima oleh pasien serta murah, sehingga pemeriksaan ini dianjurkan
Glukosa Oral). Meskipun TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) dengan beban
Tabel 2.1
Kadar Glukosa Darah Sewaktu Puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring dan diagnosis (mg/dl)
jantung, darah tepi dan otak. Mikroangiopati terjadi pada pembuluh darah
1. Edukasi (Penyuluhan)
diabetes diantaranya adalah: (1) apakah itu diabetes (2) faktor-faktor yang
2009)
penyakit mereka, melalui cara ini mereka juga dapat berbagi rasa serta
2009).
2. Olahraga
fisik atau berolahraga secara teratur setiap harinya selama lebih kurang 20
menit. Olahraga yang dilakukan cukup berupa olahraga ringan namun harus
dilakukan secara rutin. Latihan fisik ini dilakukan sekitar 1,5 jam sesudah
dianjurkan untuk melakukan latihan fisik sedikit lebih berat. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar dapat menurunkan berat badannya menjadi
normal (ideal).
Namun tidak semua penderita dapat melakukan latihan fisik tanpa adanya
terjadinya gejala diabets melitus dini bagi orang-orang yang berisiko tinggi
jangka waktu cukup lama. Latihan ini rutin dilakukan selama lebih kurang 3
asal-asalan
berselang – seling, kadang cepat, tetapi kadang juga lambat tetapi tanpa
lagi
sedang hingga berat, selama setidaknya tiga hari dalam seminggu. Berikut
1) Pemanasan 1
Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke atas selurus bahu. Kedua tangan
Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu.
Kemudian gerakkan kedua jari tangan seperti hendak meremas lalu buka
3) Inti 1
Posisi berdiri tegap, kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki kiri tetap
tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara
bergantian
4) Inti 2
Posisi berdiri tegap, kaki kanan diangkat hingga paha dan betis bentuk
sudut 90 derajat. Kaki kiri tetap ditempat. Tangan kanan diangkat kekanan
5) Pendinginan 1
Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus ke depan
6) Pendinginan 2
Diet atau pengaturan makan merupakan salah satu pilar utama dalam
pengobatan. Setelah anjuran pertama ini dilakukan dengan baik kadar gula
makanan yang masuk harus dibagi merata sepanjang hari ini harus konsisten
dari hari kehari . Peran diet ini jelas sekali terutama pada pasien yang
berat badan.
karena selain baik, juga sesuai dengan pola makan Indonesia. Bertambahnya
pada diet tinggi karbohidrat merupakan sebab mengapa kadar glukosa darah
muda
Untuk menjaga kadar gula darah dan berat badan, makanan yang anda
makan harus rendah lemak, kaya serat, mengandung lebih banyak karbohidrat
1) Hindari gula yang sudah diproses seperti yang terdapat dalam kue,
bologna, mayones
seperti spirulina, beri, keju, kuning telur, ikan, bawang putih, kacang
aktif
normal tanpa adanya gangguan dari penyakit Jantung dan ginjal dan tentunya
kerja ginjal. Pasien DM dengan keadaan khusus seperti para wanita yang
hamil dan menyusui untuk menambah kalori protein bagi perbaikan dan
pertumbuhan jaringan.
Diet I sampai diet III diberikan kepada pasien yang gemuk (Obesitas) dan
badan normal dan Diet VI sampai Diet VIII diberikan pada pasien kurus dan
Tabel 2.1
Jenis Diet Diabetes Melitus
Jenis Diet Kalori Protein Lemak Hidrat Arang
Kalori (g) (g) (g) (g)
I 1100 50 30 160
II 1300 55 35 195
III 1500 60 40 205
IV 1700 65 45 260
V 1900 70 50 300
VI 2100 80 55 325
VII 2300 85 65 350
VIII 2500 90 65 390
(Almatsier, 2006)
Tabel 2.2
Jumlah bahan Makanan Sehari untuk tiap Standar Diet Diabetes Melitus
(Dalam Satuan Penukar)
10.00 : Buah 1 1 1 1 1 1
Siang :
1. Nasi 1 1 11/2 2 2 2 S S
2. Hewani 1 1 1 1 1 1 1 1
3. Nabati 1 1 1 1 1 1 1 2
4. Sayuran A S S S S S S S S
B 1 1 1 1 1 1 1 1
5. Minyak 1 1 1 1 1 1 1 1
6. Susu 1 1 1 2 2 3 S S
16.00 : Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Malam
1. Nasi ½ 1 1 11/2 2 2 21/2 21/2
2. Hewani 1 1 1 1 1 1 1 1
3. Nabati 1 1 1 1 1 1 1 2
4. Sayuran A S S S S S S S S
B 1 1 1 1 1 1 1 1
5. Minyak 1 1 1 1 1 1 1 1
6. Susu 1 1 1 1 2 2 2 2
orang memiliki 6 porsi makan, yaitu 3 porsi besar dan 3 porsi kecil.
Hal ini dilakukan agar kalori yang dibutuhkan dapat tercukupi secara
maupun buah-buahan
nefropati serta neuropati (Smeltzer & Bare, 2002). Pemantauan kadar glukosa
pemantauan terhadap efektivitas latihan, diet dan obat hipoglikemia oral, dan
Tabel 2.3
Kriteria Pengendalian Diabetes Melitus
Baik Sedang Buruk
Glukosa darah puasa 80 – 100 100 – 125 ≥ 126
(mg/dl)
Glukosa darah 2 jam post 80 – 144 145 – 179 ≥ 180
parandial (mg/dl)
AIc (%) < 6.5 6.5 – 8 ≥8
Kolestrol total (mg/dl) < 200 200 – 239 ≥ 240
Kolestrol LDL (mg/dl) < 100 100 – 129 ≥ 130
Kolestrol HDL (mg/dl) >45
Trigliserida (mg/dl) < 150 150 – 199 ≥ 200
IMT (kg/m²) 18.5 – 23 23 – 25 >25
Tekanan darah (mmhg) ≤ 130/80 130-140/80– >140/90
90
Sumber:konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2, Perkeni
2006
e. diberikan glukosa 75 gram atau 1,75 gram/kgBB, dilarutkan dalam air 250 ml
f. diperiksa kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah beban glukosa; selama
biasanya akan mengalami kekeliruan dalam pembacaan hasil kadar gula darah
setelah dipakai dalam masa yang panjang. Biasanya manufaktur alat gucotest
keakuratan hasil tes darah. Meskipun bisa juga dengan melakukan croschek
pembanding. Memang ini akan memberi kepastian bahwa hasil gula darah
yang dicek dengan glucotest sama akuratnya. Selebihnya yang lebih penting
adalah mengantisipasi hasil dari kadar gula darah. Apakah jumlah insulinnya
ditambah atau diet makannya yang ditambah? Ini tentunya bergantung dari
hasil pemeriksaan kadar gula darah tadi (Brunner & Suddarth, 2015:1234)
C. Teori Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
(Niven, 2002)
adalah :
a. Pendidikan .
b. Akomodasi
4. Mengurangi Ketidakpatuhan
keluarga. Pasien dan keluarga yang percaya pada tindakan dan perilaku
pasien, sehingga perawat dapat bekerja dengan percaya diri dan ketidak
empat yaitu:
oleh penderita
teman, waktu, dan uang merupakan factor penting dalam kepatuhan contoh
yang sederhana, jika tidak ada transportasi dan biaya dapat mengurangi
mungkin tidak mematuhi tujuan atau mungkin melupakan begitu saja atau
Jenis-jenis kepatuhan
a. Kepatuhan penuh
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai
Penderita yang putus obat atau tidak menggunakan obat sama sekali
D. Faktor – faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Klien Diabetes
Melitus
agama (toga), serta motivasi dan perilaku petugas kesehatan, dan dukungan
2. Dukungan Keluarga
a. Pengertian Keluarga
bagi anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Bila salah satu
kebutuhan akan hubungan dekat dengan orang lain terpenuhi, baik melalui
pernikahan, manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, baik
2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
kandung.
adalah:
4) Memelihara lingkungan.
dan bantuan jika diperlukan. Terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga
yaitu:
1) Dukungan informasi
(penyebar informasi).
2) Dukungan Penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
perubahan fungsi dan peran, keluarga juga berperan sebagai feedback pasien
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan emosional
yang aman dan damai untuk istrahat dan pemulihan serta membantu
berupa dukungan keluarga internal, seperti dukungan dari suami / istri atau
masyarakat baik yang sehat maupun sakit atau yang mempunyai masalah
optimal
pengumpulan data.
kesehatan.
Faktor pemungkin
(Enabling factor)
- Fasilitas pelayanan
- Kualitas pelayanan Kepatuhan Pasien DM
Faktor penguat
(Reinforcing factor)
- Peran tokoh masyarakat
- Peran petugas
kesehatan
- Dukungan Keluarga
I. Kerangka Konsep
perawatan, pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau
Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat atau
menurun tajam dalam waktu relative singkat. Kadar glukosa darah bias menurun
drastis jika penderita menjalani diet yang terlalu ketat. Komplikasi kronis berupa
ginjal, saraf dan penyakit berat lainnya (Novitasi 2012, p.12). Komplikasi diabetes
maksimal. Adapun 4 pilar utama dalam pengendalian Diabetes Melitus yang dapat
dilakukan yaitu diit, olahraga, kontrol glukosa darah, dan minum obat sesuai
H. Defenisi Operasional
B Independen
J. Hipotesis Penelitian
tahun 2018
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
untuk melihat Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diit pada
pasien diabetes melitus di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok tahun 2018
(Notoatmojo, 2010).
1. Populasi
orang.
2. Sampel
47
NZ (1 a / 2)2 P(1 P)
n
N d 2 Z (1 a / 2)2 P(1 P)
207
n 67
1 207 0,12
a. Inklusi
b. Ekslusi
D. Etika Penelitian
dengan manusia, maka segi etika penelitian yang diperhatikan. Masalah etik
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Penelitian ini dilakukan secara jujur, tepat, dan hati-hati. Peneliti juga
kebutuhan subjek
E. Jenis Data
1. Data Primer
a. Data primer
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kota Solok
dalam pengisisan angket selanjutnya angket yang telah diisi oleh responden
dibuat sudah lengkap, jelas dan jawaban sudah relevan dengan pertanyaan.
Memberikan kode pada setiap informasi yang sudah terkumpul pada setiap
dengan standar Likert, dimana nilai pernyataan positif untuk sangat setuju
nilai 4, sedangkan nilai pernyataan negatif untuk sangat tidak setuju 4, tidak
menggunakan master tabel yang telah dibuat terdiri dari baris dan kolom.
Data yang telah dimasukkan dicek kembali untuk memastikan data tersebut
ukuran sampel penelitian > 50 orang, setelah tahu hasil penilaian statistiknya,
mean sehingga acuan ukur variabel, namun jika sebaliknya, peneliti akan
1. Analisa Univariat
atau analisa yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo,
2010). Analisa Univariat merupakan penyajian dalam bentuk satu variabel
dari tiap variabel. Data yang ada diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
menurut variasi yang ada dalam pertanyaan sesuai dengan sub variable
2. Analisa Bivariat
bentuk tabel frekuensi, untuk melihat sejauh mana hubungan dua variabel
value p ≤ 0,05 dan jika p > 0,05 maka dinyatakan tidak ada hubungan yang
bermakna.
BAB V
HASIL PENELITIAN
kepatuhan Diit pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Tanjung Paku Kota
tahun 2015, Kelurahan Tanjung Paku mempunyai luas 2,35 Km2 terdiridari4
Kelurahan yaitu Kelurahan Koto Panjang, Kampung jawa, Tanjung Paku dan
yang terdiri dari 3 orang kader setiap posyandu, pada umumnya semua posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku dapat dilalui oleh kendaraan. Wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok ini
berbatasan dengan:
Melitus).
1. Pengetahuan Responden
Tabel 5.1
Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas
Tanjung PakuKota Solok Tahun 2018
No Pengetahuan f %
1. Rendah 20 51,3
2. Tinggi 19 48,7
Jumlah 39 100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 39 responden, lebih dari
2. Dukungan Keluarga
Tabel 5.2
Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Dukungan Keluargadi
Puskesmas Tanjung PakuKota Solok Tahun 2018
No Dukungan Keluarga f %
1. Tidak Mendukung 20 51,3
2. Mendukung 19 48,7
Jumlah 39 100
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 39 responden, lebih dari
Tabel 5.3
Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Peran Petugas Kesehatandi
Puskesmas Tanjung PakuKota Solok Tahun 2018
Peran Petugas
No f %
Kesehatan
1. Kurang Berperan 20 51,3
2. Berperan 19 48,7
Jumlah 39 100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 39 responden, lebih dari
Tabel 5.4
Distribusi FrekuensiResponden Berdasarkan Kepatuhan Diit Pasien Diabetes
Melitusdi Puskesmas Tanjung PakuKota Solok Tahun
2018
No Kepatuhan Diit f %
1. Tidak Patuh 24 61,5
2. Patuh 15 38,5
Jumlah 39 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 39 responden, lebih dari
apabila p > α berarti tidak ada hubungan antara variabel independent dengan
Tabel 5.5
Hubungan Pengetahuandengan Kepatuhan Diit Pasien Diabetes Melitusdi
Puskesmas Tanjung PakuKota Tahun 2018
Kepatuhan Diit
Tidak Jumlah p
Pengetahuan Patuh OR
Patuh value
n % n % n %
Rendah 17 85 3 15 20 100 9,714
Tinggi 7 36,8 12 63,2 19 100 0,006 (2,080 –
Jumlah 24 61,5 15 38,5 39 100 45,368)
Hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa pvalue = 0,006. Nilai ini
diabetes melitus. Nilai Odds Ratio (OR) adalah 9,714 artinya responden yang
Tabel 5.6
Hubungan Dukungan Keluargadengan Kepatuhan Diit Pasien Diabetes Melitus
di Puskesmas Tanjung PakuKota Tahun 2018
Kepatuhan Diit
Dukungan Tidak Jumlah p
Patuh OR
Keluarga Patuh value
n % n % n %
Tidak
15 75 5 25 20 100 3,333
Mendukung
0,149 (0.860 –
Mendukung 9 47,4 10 52,6 19 100
12,919)
Jumlah 24 61,5 15 38,5 39 100
tidak patuh dengan diit, sedangkan dari 19 responden dengan dukungan keluarga
Hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa pvalue = 0,149. Nilai ini
menunjukan bahwa p > α (α = 0,05) atau 0,149 > 0,05, dapat disimpulkan tidak
pasien diabetes melitus. Nilai Odds Ratio (OR) adalah 3,333 artinya responden
patuh dengan diit sebesar 3,333 kali dibandingkan dengan responden yang
Tabel 5.7
Hubungan Peran Petugas Kesehatandengan Kepatuhan Diit Pasien Diabetes
Melitus di Puskesmas Tanjung PakuKota Tahun 2018
Kepatuhan Diit
Peran
Tidak Jumlah p
Petugas Patuh OR
Patuh value
Kesehatan
n % n % n %
Kurang
17 85 3 15 20 100 9,714
Berperan
0,006 (2.080 –
Berperan 7 36,8 12 63,2 19 100
45,368)
Jumlah 24 61,5 15 38,5 39 100
Hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa pvalue = 0,006. Nilai ini
diit pasien diabetes melitus. Nilai Odds Ratio (OR) adalah 9,714 artinya
peluang tidak patuh dengan diit sebesar 9,714 kali dibandingkan dengan
A. Analisa Univariat
1. Pengetahuan Responden
diabetes mellitus.
membaca buku dan mendengarkan televisi, radio, juga dapat diperoleh melalui
dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau pengajar
59
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Misdarina (2012) di RSUD
Adam Malik Medan dengan judul pengetahuan diabetes melitus dengan kadar
kurang memahami tentang penyakit dan diit bagi pasien diabetes mellitus serta
2. Dukungan Keluarga
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya,
sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memeperhatikan,
kepatuhan pasien rawat inap terhadap diet diabetes melitus diperoleh hasil
tidak mendukung.
dukungan keluarga tidak mendukung hal ini disebabkan keluarga sibuk bekerja
dan juga disebabkan keluarga juga tidak mengetahui bagaimana mengatur diit
mengingatkan pasien untuk mengatur pola makan sesuai diit yang dianjurkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit atau
tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan klien diabetes melitus dalam
diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian 62,4 % responden mempunyai peran
rawat inap terhadap diet diabetes melitus diperoleh hasil bahwa lebih dari
penyuluhan kesehatan tentang diit pasien diabetes melitus, dan juga disebabkan
kurang dari sebagian responden menyatakan baik peran petugas kesehatan hal
perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
hal yang penting untuk dapat mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat
membantu penderita dalam mengikuti jadwal diet yang kadangkala sulit untuk
dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan yang dilakukan dengan cara
menyesuaikan diri.
diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian 59 % responden tidak patuh dengan
diitnya. Penelitian Ilmah (2015) tentang kepatuhan pasien rawat inap terhadap
diet diabetes melitus diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian 62,5 %
jumlah dan jenis diit pasien serta juga petugas kesehatan selalu mengingatkan
pasien tentang diitnya. Dan lebih dari sebagian respondentidak patuh dengan
membagi makan sehari sesuai jumlah kalori yang diajarkan petugas dan juga
B. Analisis Bivariat
diabetes melitus. Nilai Odds Ratio (OR) adalah 9,714 artinya responden yang
membaca buku dan mendengarkan televisi, radio, juga dapat diperoleh melalui
dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau pengajar
tentang kepatuhan pasien rawat inap terhadap diet diabetes melitus diperoleh
dikarenakan responden makanan responden selalu diatur oleh keluarga dan juga
diit sesuai yang telah dianjurkan. Dan sebagian kecil respoden dengan
pengetahuan tinggi tapi tidak patuh dengan diitnya hal ini disebabkan responden
tidak dapat menahan nafsu makan sehingga responden makan di luar jadwal
menunjukan bahwa p > α (α = 0,05) atau 0,149 > 0,05, dapat disimpulkan
pasien diabetes melitus. Nilai Odds Ratio (OR) adalah 3,333 artinya responden
patuh dengan diit sebesar 3,333 kali dibandingkan dengan responden yang
tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan klien diabetes melitus dalam
0,02) dengan kepatuhan pengendalian gula darah pasien. Penelitian Ilmah (2015)
tentang kepatuhan pasien rawat inap terhadap diet diabetes melitus diperoleh
ruang rawat inap RS Baptis Kediri dimana hasil penelitian menunjukkan terbukti
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya,
sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memeperhatikan,
telah mengetahui bagaimana mengatur diit (jadwal, jumlah, jenis). Dan sebagian
kecil respoden dengan dukungan keluarga mendukung tapi tidak patuh dengan
diitnya hal ini disebabkan responden tidak dapat menahan nafsu makan sehingga
menunjukan bahwa p < α (α = 0,05) atau 0,006 < 0,05, dapat disimpulkan
diit pasien diabetes melitus. Nilai Odds Ratio (OR) adalah 9,714 artinya
peluang tidak patuh dengan diit sebesar 9,714 kali dibandingkan dengan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit atau
value 0,001) dengan kepatuhan pengendalian gula darah pasien. Penelitian Ilmah
(2015) tentang kepatuhan pasien rawat inap terhadap diet diabetes melitus
0,002) dengan kepatuhan diet pasien diabetes melitus. Peneltian Febsi (2016)
kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP
diitnya hal ini dikarenakan responden telah mengetahui bagaimana mengatur diit
anggota keluarga yang lain untuk makan sesuai dengan diit yang telah
dianjurkan oleh petugas gizi. Dan sebagian kecil respoden dengan peran petugas
kesehatan berperan tapi tidak patuh dengan diitnya hal ini disebabkan responden
mengatakan tidak dapat mengatur diit karena sibuk bekerja sehingga sering
A. Kesimpulan
tentang diit diabetes melitus di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok tahun
2018.
4. Lebih dari sebagian (61,5%) responden tidak patuh dengan diit di Puskesmas
pasien diabetes melitus di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok tahun 2018
70
B. Saran
puskesmas.
dengan metode dan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden dan
tentang pengaruh olahraga terhadap penurunan kadar gula darah pasien DM.
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Dewani, dan Maloedyn Sitanggang. 2006. Terapi Jus & 38 Ramuan Tradisional
Untuk Diabetes. Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 1.
Jakarta : EGC
Buckman. 2010. Seharusnya anda ketahui tentang hidup dnegan diabetes melitus.
Marshall Edition. Jakarta
Ilmah. 2015. Kepatuhan pasien rawat inap terhadap diet diabetes melitus. Skripsi.
Kepmenkes RI. 2010. Petunjuk Pengukuran Faktor Risiko di Posbindu PTM .Jakarta
Maryam, Siti. 2010. Buku Panduan Bagi Kader Posbindu Lansia. Trans Info Media.
Jakarta
M.Friedman,Marilyn.2010. keperawatan Keluarga.EGC.Jakarta
Mayasari. 2014. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan klien diabetes melitus
dalam mengontrol gula darah di Poliklinik Interna RSUD Labuang Baji
Makasar
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid Pertama. Jakarta: Media
Aesculapius.
Notoatmojdo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Phitri et al, 2013. “Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Penderita Diabetes
Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus di RSUD AM. Parikesit
Kalimantan Timur”. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1, No.1 Mei 2013;
(58-74).
Tjokroprawiro. 2006. Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes melitus. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran: Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Ibu/Saudari
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : MONA NELIA EFFENDI
NIM : 1414201015
Alamat : Solok
Adalah mahasiswa STIKes Fort De Kock Bukittinggi yang bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Diit Pada Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Tanjung
Paku Kota Solok Tahun 2018”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang
merugikan bagi responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila ibu menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab semua pertanyaan yang
disediakan dengan sejujurnya sesuai dengan yang diketahui.
Demikianlah atas perhatian dan kesediaan ibu sebagai responden saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti
Lampiran 2
FORMAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONCENT)
Nama :
Alamat :
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Fort De Kock Bukittinggi yang
Melitus Di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok Tahun 2018”. Saya menyadari
penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan terhadap saya, dan
jawaban / informasi yang saya berikan adalah yang sebenarnya sesuai dengan yang
Responden
( )
Lampiran 3
KISI-KISI KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diit Pada Pasien Diabetes
Melitus Di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok Tahun 2018
1. Nomor responden :
2. Tanggal diisi :
I. Identitas
A. Nama
Pekerjaan : ………………………………………
Alamat : ………………………………………
Umur : …………………………………………
Pendidikan :................................................................
B. Pengetahuan
SS S TS STS
NO Pernyataan
4 3 2 1
1. Kadar gula darah meningkat sesuai dengan usia adalah hal
yang wajar
2. Penyakit Diabetes mellitus tidak perlu diatur pola makan
karena tidak mempengaruhi kadar gula darah
3. Saya makan tepat waktu sesuai jadwal yang sudah
dikonsultasikan oleh dokter atau petugas kesehatan yang
lain.
Dukungan Informasional 0 1 2 3
Dukungan Penilaian
Dukungan Instrumental
Total skor
Total skor
4. Kepatuhan Pengendalian Gula Darah
No Pernyataan Ya Tidak