Makalah Farmasi Klinik Dan Rumah Sakit
Makalah Farmasi Klinik Dan Rumah Sakit
Makalah Farmasi Klinik Dan Rumah Sakit
2443-115X
e-ISSN. 2477-1821
ABSTRACT
The importance of pharmacovigilance activity is the Adverse Drug Reaction (ADR)
reporting system. Many pharmacists who do not report ADR incident and number of ADR
indicated that more knowledge and good perception of ADR is needed. This study was aimed at
investigating the knowledge and perception of pharmacists towards the ADR reporting system
of Community Pharmacists in Yogyakarta City, Indonesia. Cross sectional study design was
conducted to community pharmacists (n=275) in Yogyakarta City, Indonesia on the period of
November 2016 to March 2017. All data were analysed by Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) software V.16.0. Results were reported as frequency, and we used cross
tabulation. The questionnaire consisted of questions about the sociodemographic
characteristics of the Pharmacists. Furthermore, questionnaire with nine and eight points for
assessing knowledge and perception about ADR Reporting System in Indonesia was used. The
response rate of community pharmacists reached 36% (n = 100). A majority of the respondent
was female (81%) and respondents of age group 20–30 years were predominantly (55%). Most
of the respondents was graduated as pharmacist (85%), in the graduation year of 2010-2016
(55%). Most of the pharmacist had 1-5 years of work experience (44%) and never get
pharmacovigilance training (86%). Most of the pharmacists had fair knowledge ( 40%) and fair
perception (65%) towards the ADR reporting system. Pharmacovigilance training and last
education of community pharmacists could influence the pharmacists’ knowledge (p: 0.00 and
0.013, respectively). Moreover, there was no significant association between pharmacists’
knowledge and perception (p > 0.496).
pemberian pada dosis, frekuensi dan rute petugas kesehatan terhadap pelaporan dan
yang direkomendasikan. Reaksi ini termasuk pemantauan ROTD di Rumah Sakit
reaksi alergi, efek withdrawal, atau reaksi dr.Soetomo menunjukan bahwa 94,6%
yang disebabkan oleh interaksi pengobatan petugas kesehatan mengetahui tentang
lainnya(5). NSAID (23,5%), antikoagulan pelaporan ROTD. Namun belum ditemukan
oral (20,6%), aspirin dosis rendah (asam studi terbaru tentang pengetahuan dan
asetilsalisilat) (13,7%) dan digoksin (12,7%) persepsi apoteker terhadap sistem pelaporan
adalah obat yang paling sering terlibat dalam MESO di Indonesia, sehingga dirasa perlu
ROTD. Dari ROTD (45,1%) didefinisikan untuk melakukan penelitian ini.
sebagai ROTD yang dapat dihindari, 31,4% Penelitian ini bertujuan untuk
mungkin dihindari, 18,6% tidak dapat menginvestigasi pengetahuan dan persepsi
dihindari dan 4,9% tidak dapat Apoteker di apotek terhadap sistem
diklasifikasikan(6). Obat yang paling sering pelaporan monitoring efek samping obat di
mengakibatkan ROTD adalah antidiabetes wilayah Kota Yogyakarta, Indonesia.
(n = 31; 23,3%), antihipertensi (n = 28;
21,1%), antibiotik (n = 13; 9,8%), dan METODE PENELITIAN
antiasthmatik (n = 11; 8,3%)(7). Desain studi dan populasi
ROTD yang tidak dilaporkan adalah Survei dengan metode cross-sectional
salah satu masalah utama, sehingga yang dilakukan pada November 2016
pengetahuan yang lebih tentang tujuan sampai Maret 2017 di Kota Yogyakarta total
farmakovigilans diperlukan untuk populasi 275 Apoteker.
memperbaiki kuantitas dan kualitas
(8)
laporan . Hambatan utama pelaporan Alat penelitian dan administrasi survei
ROTD spontan adalah ketidakpastian Persetujuan untuk penelitian ini
kausalitas kejadian obat, kurangnya waktu diperoleh dari Komite Etik Universitas
dan fakta tentang ROTD yang telah Ahmad Dahlan dengan nomer 011611145.
diketahui(9). Sebagian besar hambatan yang Responden secara sukarela menandatangani
dilaporkan oleh apoteker karena tidak tahu surat persetujuan tertulis untuk ikut serta
kemana harus melaporkan (n = 75, 54,8%) dalam penelitian ini.
dan ketidakpastian mengenai hubungan Kuesioner terdiri dari 17 pertanyaan
kausal antara obat dan dugaan ROTD (n = (sembilan pertanyaan untuk pengetahuan
46, 44,2%)(10). Apoteker mempunyai peran dan delapan untuk persepsi). Kuesioner
dalam mengidentifikasi pasien, penilaian, dibagi menjadi empat bagian utama. Bagian
pendidikan, rujukan, dan pemantauan sistem pertama berisi demografi, seperti jenis
pelaporan ROTD(11). Apoteker menyerahkan kelamin, usia, tahun lulus pendidikan
laporan ROTD dengan tujuan memberikan apoteker, jabatan di apotek, tingkat
informasi untuk dokter. Hal tersebut pendapatan dan lama pengalaman kerja.
menunjukan bahwa pelaporan ROTD oleh Bagian B berisi pertanyaan terkait
apoteker merupakan bagian penting untuk pengetahuan terhadap sistem pelaporan
sistem pelaporan spontan(12). MESO. Skor 1 diberikan untuk jawaban
Di Yogyakarta dari 100 kasus pasien “Ya” dan 0 untuk setiap jawaban “Tidak”.
lanjut usia dirawat di RS Sardjito Skor maksimum yang dapat diperoleh
Yogyakarta, sebanyak 73% (136 kejadian) adalah 9. Skor tersebut di kategorikan
memiliki masalah terkait obat dan 9,56% menjadi pengetahuan baik (>6), pengetahuan
disebabkan oleh ROTD(13). Di Indonesia, cukup (3-5), pengetahuan lemah (<3).
penelitian tentang pengetahuan dan sikap Bagian ketiga dari kuesioner tersebut
Persepsi Apoteker terhadap Sistem dan kurang. Data yang tersaji pada tabel 3
Pelaporan MESO dan 5 dapat diketahui bahwa kategori
Persepsi merupakan proses integrasi pengetahuan dan persepsi baik ialah
di dalam diri individu terhadap stimulus sebanyak 24% dan 35%, kategori
yang diterimanya. Persepsi mempunyai tipe pengetahuan dan persepsi cukup sebanyak
objek yang disebut things perception 40% dan 60% dan ketegori pengetahuan dan
contohnya adalah pengetahuan yang persepsi kurang sebanyak 36% dan 0%.
didapatkan selama proses pembelajaran. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan
Dari penelitian yang dilakukan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
100 Apoteker yang tersampling di wilayah Prakasam et al, 2012 menunjukan hasil
Kota Yogyakarta didapatkan hasil berupa sebanyak 56,5% responden masuk kedalam
persepsi Apoteker terhadap sistem pelaporan kategori persepsi baik, 27,1% responden
MESO yang dimasukan dalam tiga kategori dengan kategori persepsi cukup dan 16,4%
yaitu persepsi dengan kategori baik, cukup responden dengan kategori kurang(14).
Adjusted R
Variabel Signifikansi Keterangan
Square
Pendidikan Terakhir 0,000 Ada hubungan
Tahun Lulus 0,724 Tidak ada hubungan ,188
Pendidikan/ Pelatihan
0,013 Ada hubungan
Farmakovigilans
Adjusted R
Variabel Signifikansi Keterangan
Square
Pendidikan Terakhir 0,272 Tidak ada hubungan
Tahun Lulus 0,969 Tidak ada hubungan
,027
Pendidikan/ Pelatihan 0,348 Tidak ada hubungan
Farmakovigilans
7. Jatau, A.I., Aung, M.M.T. and bugenvil unit penyakit dalam RSUP Dr.
Kamauzaman, T.H.T., 2015. Prevalence Sardjito Yogyakarta periode September
of Drug- Related Emergency 2009–Januari 2010. Eight Star
Department Visits at a Teaching Perfomance Pharmacist; 2010
Hospital in Malaysia. Drugs-real world Desember 27; Yogyakarta, Indonesia.
outcomes, 2(4), pp.387-395. Indonesia: Universitas Gajah Mada;
8. Hazell L, Shakir SA. Under-reporting 2011.
of adverse drug reactions : a systematic 14. Prakasam, A., Nidamanuri, A. and
review. Drug Saf. 2006;29(5):385–96. Kumar, S., 2012. Knowledge,
9. Mes K, de Jong-van den Berg LTW, perception and practice of
Van Grootheest AC. Attitudes of pharmacovigilance among community
community pharmacists in the pharmacists in South India. Pharmacy
Netherlands towards adverse drug practice, 10(4), pp.222-6
reaction reporting. Int J Pharm Pract. 15. Khan, T.M., 2013. Community
2002;10(4):267–72. pharmacists‟ knowledge and
10. Elkalmi, M. and Mohamed, R., 2010. perceptions about adverse drug
Assessment Of Knowledge, Attitudes, reactions and barriers towards their
Perception And Barriers Towards reporting in Eastern region, Alahsa,
Pharmacovigilance Activities Among Saudi Arabia. Therapeutic advances in
Community Pharmacists And Final drug safety, 4(2), pp.45-51.
Year Pharmacy Students In 16. Fadare, J.O., Enwere, O.O., Afolabi,
Malaysia(Doctoral dissertation, USM). A.O., Chedi, B.A.Z. and Musa, A.,
11. Campbell RK. Role of the pharmacist 2011. Knowledge, attitude and practice
in diabetes management. American of adverse drug reaction reporting
Journal of Health-System Pharmacy., among healthcare workers in a tertiary
2002; 59(9): S18. centre in Northern Nigeria. Tropical
12. Gedde-Dahl A., P. Harg, H. Stenberg- Journal of Pharmaceutical
Nilsen, M. Buajordet, A.G. Granas, Research, 10(3).
A.M. Horn. Characteristics and quality 17. Khalili H., N. Mohebbi, N. Hendoiee,
of adverse drug reaction reports by A.A. Keshtkar, S. Dashti-Khavidaki.
pharmacists in Norway. Improvement of knowledge, attitude
Pharmacoepidemiol. Drug Saf., 16 and perception of healthcare workers
(2007), pp. 999–1005 about ADR, a pre- and post-clinical
13. Mulyaningsih K, Hakim L, Pramantara pharmacists„ interventional study. BMJ
DIP. Profil drug-related problems pada Open., 2 (2012), p. e000367.
pasien geriatrik rawat inap di bangsal