Ekstraksi: Riani Ayu Lestari, M. Eng
Ekstraksi: Riani Ayu Lestari, M. Eng
Ekstraksi: Riani Ayu Lestari, M. Eng
Separatory Funnel
Ring & ring stand
Stopcock (closed)
Erlenmeyer flask
8
The funnel is shaken vigorously, while taking care to
vent any gases or vapors formed.
The shaken mixture is allowed to stand until the two phases separate into
layers (hopefully without forming an emulsion!)
Diagram Alir Unit Ekstraksi
Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel semakin besar luas bidang kontak,
semakin tinggi laju transfer massanya
Solven
Memiliki daya larut besar terhadap solut
Dapat diregenerasi
Memiliki koefisien distribusi solut yang tinggi
Dapat memuat solut dalam jumlah yang besar
Tidak/sedikitmelarutkan diluen
Memiliki kecocokan dengan solut yang akan diekstraksi
Viskositas rendah
Antara solven dan diluen harus mempunyai perbedaan
densitas yang cukup besar
Memiliki tegangan anta muka yang cukup
Mengurangi terbentuknya fase ketiga
Tidak korosif
Tidak mudah terbakar
Tidak beracun
Tidak berbahaya bagi lingkungan
Murah dan mudah didapat
Dasar Teori ekstraksi
Proses-proses kecepatan (Perpindahan
massa)
Kesetimbangan
Perhitungan memerlukan konsep
kecepatan perpindahan massa, kecepatan
perpindahan pada umumnya tergantung
jauhnya keadaan dari keadaan setimbang
Chemical Engineering Tools
Teori-teori/ konsep-konsep dasar (fundamental) yang
selalu dipakai dalam penyusunan persamaan-persamaan
matematis di bidang teknik kimia tercakup dalam
Chemical Engineering Tools.
1. Neraca Massa
2. Neraca Energi
3. Kesetimbangan
4. Proses-proses kecepatan, meliputi proses fisis:
Proses transfer/perpindahan (perpindahan
momentum, perpindahan panas dan perpindahan
massa) serta proses kimiawi (kinetika kimia)
5. Ekonomi
6. Humanitas
Parameter penting dalam ekstraksi
Koefisien perpindahan (dipengaruhi oleh :
jenis pelarut, kecepatan pelarut, diameter
partikel, diameter alat dll)
Luas bidang kontak (leaching)
Kadar kesetimbangan
Mekanisme perpindahan massa
Ekstraksi Cair-cair
Tanpa reaksi
Mekanisme perpindahan massa
Dengan reaksi
Ekstraksi Padat-cair
𝐻𝐵 𝑜𝑟𝑔
𝐷= (1)
𝐻𝐵 𝑎𝑞 + 𝐵𝑧 − 𝑎𝑞
𝐻𝐵 𝑜𝑟𝑔
𝐾𝐷𝐻𝐵 = (2)
𝐻𝐵 𝑎𝑞
𝐻𝐵 + 𝐻2 𝑂 ↔ 𝐻3 𝑂+ + 𝐵 −
𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 𝐵− 𝑎𝑞
𝐾𝑎 = (3)
𝐻𝐵 𝑎𝑞
Penataan ulang (3) memberikan
−
𝐻𝐵 𝑎𝑞
𝐵 𝑎𝑞 = 𝐾𝑎
𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐾𝐷𝐻𝐵
𝐷= =
𝐾𝑎𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 + 𝐾𝑎𝐻𝐵 / 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
1+
𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
𝐷= (5)
𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
𝐾𝐷𝐻𝐵
𝐾𝐷𝐻𝐵
2
𝐾𝑎𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+
𝐾𝐷𝐻𝐵 dan 𝐾𝑎𝐻𝐵 dapat diperkirakan nilainya dari data ekstraksi
yang ditunjukkan dalam Grafik. Tampak dari persamaan (5),
bahwa bila 𝐷 = 𝐾𝐷𝐻𝐵 /2 , 𝐻3 𝑂+ =𝐾𝐷𝐻𝐵 maka:
𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
= (6)
2 𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
1 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
= (7)
2 𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 =2 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 (8)
𝐾𝑎𝐻𝐵 = 2 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 - 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 = 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞 (9)
Untuk data yang sukar untuk menentukan
limit yang didekati D maka dapat digunakan
plot linear, sehingga persamaan (5) diubah
bentuknya dengan mencari kebalikan dari
kedua ruasnya yaitu:
+
1 𝐾𝐷𝐻𝐵 𝐻3 𝑂 𝑎𝑞 𝐾𝐷𝐻𝐵 1 1
=
𝐷 𝐾𝑎𝐻𝐵 + 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
=
𝐾𝑎𝐻𝐵 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
+
𝐾𝐷𝐻𝐵
(10)
Jika 1/D diplotkan terhadap 1/ 𝐻3 𝑂+ ,akan
diperoleh suatu garis lurus dengan arah
𝐾𝐷𝐻𝐵
kemiringan dengan suatu titik potong
𝐾𝑎𝐻𝐵
sebesar 1/ 𝐾𝐷𝐻𝐵 pada sumbu 1/D.
1/D
𝐾𝐷𝐻𝐵
Kemiringan 𝐾𝑎𝐻𝐵
1/𝐾𝐷𝐻𝐵
−1/𝐾𝑎𝐻𝐵 1/ 𝐻3 𝑂+ 𝑎𝑞
maka,
𝑊𝑜 −𝑊1 /𝑆
𝐾𝐷 = (11)
𝑊1 /𝑉
𝐾𝐷 . 𝑊1 . 𝑆 = 𝑊𝑜 𝑉 − 𝑊1 V
𝑉
𝑊 1= 𝑊𝑜 (12)
𝐾𝐷 .𝑆+𝑉
𝑊1
= rafinat
𝑊𝑜
Analog, jika diekstraksi 2x maka:
𝑉 2
𝑊2 = 𝑊𝑜 (13)
𝐾𝐷 .𝑆+𝑉
Jika diekstraksi n-kali,
𝑉 𝑛
𝑊𝑛 = 𝑊𝑜 (14)
𝐾𝐷 .𝑆+𝑉
% zat yang tertinggal (rafinat) :
𝑊1
faq = (15)
𝑊𝑜