163 697 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Volume 2 No 1 Tahun 2017 ISSN : 2528-1216

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL


PERUSAHAAN TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN RETAIL
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015)

Oleh:
Yolanda Dian Tjandra1)
Ni Wayan Suryathi2)

ABSTRACT

There are 5 aims of this study, the first one is to find out the effect of
profitability on the application of good corporate governance on retail companies. The
second one is to find out the influence of the companies’ sizes on the application of
good corporate governance on retail companies. The third one is to find out the effect
of ownership structure of the company on the application of good corporate
governance on retail companies. The forth one is to find out the effect of companies’
leverage on the application of good corporate governance on retail companies. And
the last one, is to find out the influences of companies’ internal and external factors
on the application of good corporate governance on retail companies.
The increasing number of companies going public, will lead to tighter
competition among open companies. Every company need to do a good management
to win the competition. Based on the study results, it can be concluded that
profitability has positive and significant impacts on the application of good corporate
governance (GCG) on retail companies in BEI in the period of 2013-2015, the sizes of
the company have positive and significant impacts on the application of GCG on retail
companies in BEI in the period of 2013-2015, the ownership structure of the company
has negative and significant impacts on the application of GCG on retail companies in
BEI in the period of 2013-2015, the companies’ leverage has positive and significant
impacts on the application of GCG in BEI in the period of 2013-2015. Profitability, the
sizes, the ownership structure, and the leverage of the companies simultaneously
have significant impacts on the application of GCG on retail companies in the period
of 2013-2015. Seeing GCG as one of the factors that helps improving the companies’
performances, then it is important to apply GCG to increase public trust.

Keywords: Internal Factors, External Factors, Good Corporate Governance

PENDAHULUAN
Semakin banyaknya perusahaan yang go public, akan mengakibatkan
persaingan semakin ketat di antara perusahaan-perusahaan yang sudah terbuka.
Untuk bisa memenangkan persaingan tersebut, maka tiap-tiap perusahaan perlu
melakukan pengelolaan/tata kelola yang baik (good corporate governance) agar
mampu memenangkan persaingan. Menurut Komite Cadbury, Good Corporate
Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar
mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder khususnya, dan
stakeholder pada umumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur kewenangan
direktur, manajer, pemegang saham, dan pihak lain yang berhubungan dengan
perkembangan perusahaan di lingkungan tertentu. (Fajarwati, 2011). Corporate
governance atau tata kelola perusahaan merupakan salah satu hal yang penting,
bukan hanya kepentingan terhadap manajemen perusahaan untuk mengetahui
sejauh mana struktur perusahaan dan praktik yang telah dilakukan, namun juga
penting kepada setiap pelaku dalam pasar (Darmawati, 2004 dalam Pamungkas,
2013).
Corporate governance menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka
mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang stabil di masa yang
akan datang (Dwirijotjahyono, 2009). Corporate governance mendorong adanya
peningkatan perhatian pada masalah pengungkapan dari aspek corporate
governance suatu perusahaan, baik oleh investor maupun pemerintah melalui
penyusunan peraturan atau standar corporate governance (Poputra, dkk 2014).
Pengungkapan corporate governance dilakukan dengan cara melindungi para
pemangku kepentingan (stakeholder) yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, dan
yang paling utama adalah untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Keterbukaan dan informasi mengenai penerapan corporate governance sama
pentingnya dengan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh suatu perusahaan
(Natalia, 2012).
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (Anonim, 2016)
mendefinisikan bahwa corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan
kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate
governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholder).
Perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia jumlahnya cukup
banyak dengan jenis usaha yang berbeda-beda. Perusahaan retail ini merupak
perusahaan yang menjual produk secara ecer/satuan. Dalam penelitian ini
perusahaan retail yang diambil dari Bursa Efek Indonesia yang terdaftar pada tahun
2013-2015 adalah sebanyak sepuluh (10) perusahaan diantaranya yakni perusahaan
PT Ace Hardware Indonesia, Tbk, PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk, PT Catur Sentosa
Adiprana, Tbk, PT Hero Supermarket, Tbk, PT Matahari Dept Store, Tbk, PT Mitra
Adiperkasa, Tbk, PT Midi Utama Indonesia, Tbk, PT Matahari Putra Prima, Tbk, PT
Ramayana Lestari Sentosa, Tbk, PT Supra Boga Lestari, Tbk. Banyaknya
perusahaan retail dengan produk yang berbeda-beda, tentunya banyak persaingan
antar perusahaan untuk menjadi yang terbaik. Oleh karena itu, masing-masing
perusahaan tersebut perlu juga menerapkan prinsip-prinsip good corporate
governance untuk mampu bersaing di dunia bisnis saat ini. Keberhasilan perusahaan
dalam menerapkan good corporate governance dipengaruhi oleh Faktor internal
maupun eksternal dari perusahaan. Adapun Faktor internal dan ekternal perusahaan
tersebut yang akan dijadikan variabel dalam penelitian adalah profitabilitas, ukuran
perusahaan, struktur kepemilikan perusahaan, dan leverage perusahaan.

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah profitabilitas
berpengaruh terhadap penerapan good corporate governance pada perusahaan
retail?; Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerapan good corporate
governance pada perusahaan retail?; Apakah struktur kepemilikan perusahaan
berpengaruh terhadap penerapan good corporate governance pada perusahaan
retail?; Apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap penerapan good
corporate governance pada perusahaan retail ?; Apakah faktor internal dan eksternal
berpengaruh terhadap penerapan good corporate governance pada perusahaan
retail?.

KAJIAN TEORI
1. Good Corporate Governance
Istilah Good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh
Cadbury Committee di tahun 1992 yang menggunakan istilah dalam laporannya
yakni dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini dipandang sebagai titik balik
yang sangat menentukan bagi praktik Good corporate governance di seluruh dunia
(Iba, dkk 2013). Komite Cadbury, Tjager dan Deny (2005) dalam Alex (2014)
mendefinisikan good corporate governance sebagai sistem yang mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan mencapai keseimbangan antara
kekuatan kewenangan yang diperlukan perusahaan untuk menjamin
kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholder.
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan dengan tujuan menciptakan nilai tambah bagi semua
pihak yang berkepentingan (stakeholder). Menurut IICG (The Indonesian Institute
of Corporate Governance) Good corporate governance didefinisikan sebagai
struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai
upaya memberi nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka
panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lain berdasarkan
peraturan perundangan dan norma yang berlaku (IICG, 2009 dalam Pamungkas,
2013).
Pada umumnya good corporate governance dirangkum dalam 5 prinsip
utama yakni: 1) Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil
dan relevan mengenai perusahaan. Pengungkapan dan pemberian informasi
dengan tepat waktu, memadai, jelas dan akurat yang mudah diakses oleh
stakeholder sesuai dengan haknya (Addiyah, 2014). Kebijakan perusahaan yang
menyangkut hal-hal strategis harus tertulis dan dikomunikasikan kepada
stakeholder. Tanggung jawab ditetapkan secara jelas dari masing-masing organ
perusahaan yang selaras dengan visi, misi, strategi dan sasaran usaha. Informasi
yang diungkapkan antara lain mengenai keadaan keuangan, kinerja keuangan,
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan (Dwirijotjahyono, 2009). 2) Akuntabilitas
merupakan suatu prinsip yang memuat kewenangan yang harus dimiliki.
Perusahaan mengungkapkan secara wajar dan transparan. Perusahaan harus
menjamin dilaksanakannya ketentuan-ketentuan yang berlaku dan peduli pada
lingkungan dan melaksanakan tanggungjawab sosial. Akuntabilitas mengandung
unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan pelaksanaan
pertanggungjawabannya. Organisasi harus dapat dikelola secara sehat, terukur,
dan professional dengan mempertimbangkan kepentingan stakeholder (Poputra,
dkk 2014). 3) Responsinbilitas merupakan kesesuaian dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip korporat yang sehat. Responsibilitas diperlukan agar dapat menjamin
terpeliharanya kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai warga korporasi yang baik (Pamungkas, 2013). Prinsip ini
menuntut perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan melakukan
segala kegiatan secara tanggung jawab. Pengelola perusahaan hendaknya
menghindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga
maupun pihak lain diluar ketentuan yang telah disepakati seperti yang tertera
dalam undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis
perusahaan (Dwirijotjahyono, 2009). 4) Independen artinya dalam mengambil
keputusan, perusahaan harus obyektif dan bebas dari segala tekanan dari
siapapun serta bebas dari conflict of interest. Perusahaan dikelola secara
professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun serta
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
terintervensi oleh pihak lain (Addiyah, 2014). 5) Kewajaran merupakan keadilan
yang harus diperoleh oleh setiap pihak. Perusahaan harus memperhatikan
stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran. Menjamin adanya
keadilan yang setara antara tiap stakeholder sesuai dengan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Poputra, dkk 2014).

2. Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan


Keberhasilan good corporate governance tidak terlepas dari Faktor
internal maupun eksternal dari perusahaan. Adapun faktor tersebut adalah: 1)
Profitabilitas adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai
sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba/profit. Klapper dan Love
(2004) dalam Pamungkas (2012) menggunakan tingkat Return on Asset (ROA)
untuk mengukur kinerja perusahaan dan menemukan bahwa perusahaan dengan
pengelolaan keuangan yang lebih baik menghasilkan kinerja operasional yang
lebih tinggi. 2) Ukuran Perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya sebuah
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diproksikan dengan berbagai cara,
diantaranya dengan jumlah aset, jumlah karyawan, dan nilai kapitalisasi pasar.
Hasseldine (1982) dalam Pamungkas (2011) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan merupakan karakteristik perusahaan yang paling dominan dalam
praktik pengungkapan corporate governance karena tekanan yang dialami
perusahaan baik dari dalam maupun dari luar. 3) Struktur kepemilikan merupakan
satu mekanisme corporate governance untuk mengurangi konflik antara
manajemen dan pemegang saham (Aprianingsih, 2016). Struktur kepemilikan
tercermin baik melalui instrumen saham maupun instrumen utang sehingga
melalui struktur tersebut dapat ditelaah kemungkinan bentuk masalah keagenan
yang akan terjadi (Nurcahyo, 2014). Struktur kepemilikan perusahaan dalam
penelitian ini dilihat dari kepemilikan saham mayoritas. 4) Leverage Perusahaan
adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan
yang dibiayai oleh dana utang. Semakin besar angka leverage, maka semakin
banyak stakeholder yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan (Kasmir,
2014).

KERANGKA PEMIKIRAN
Semakin berkembangnya perusahaan, persaingan akan semakin ketat, tidak
terkecuali bagi perusahaan yang sudah go public. Untuk bisa memenangkan
persaingan, maka perusahaan sangat perlu menerapan pengelolaan perusahaan
yang baik yang sekarang dikenal dengan good corporate governance. Penerapan
good corporate governance dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
perusahaan terutama terkait dengan kinerja sumber daya manusia (SDM), ukuran
perusahaan, audit manajemen, struktur kepemilikan perusahaan, segmentasi pasar
dan leverage. Jika digambarkan dalam model gambar, maka model kerangka
pemikiran nampak seperti pada gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
FAKTOR INTERNAL

PROFITABILITAS
H1 +

UKURAN PERUSAHAAN H2 +
Good Corporate
FAKTOR EKSTERNAL Governance
H5
+

STRUKTUR KEPEMILIKAN H3 -

H4 +
LEVERAGE PERUSAHAAN
HIPOTESIS PENELITIAN
H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap penerapan good corporate governance
H2: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap penerapan good corporate
governance
H3: Struktur Kepemilikan Perusahaan berpengaruh negative terhadap penerapan
good corporate governance
H4: Leverage Perusahaan berpengaruh positif terhadap penerapan good corporate
governance
H5: Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan berpengaruh positif terhadap
penerapan good corporate governance

METODE PENELITIAN
1. Jenis Data
Jenis data penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian sistematis dengan model matematis (angka) dengan
mengambil sampel penelitian. Ukuran sampel dihitung dengan menentukan
seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan suatu populasi untuk mencapai
hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2009 dalam
Pamungkas, 2013).

2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data sekunder.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen laporan keuangan tahunan
perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013 -
2015.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan cara dokumentasi
dan observasi. Teknik ini dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimal dan
akurat. Pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu menyimpan data laporan
keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Observasi dilaksanakan
dengan cara menganalisis laporan keuangan tahunan yang diperoleh dan
menetapkan hasil sesuai data yang ada.

4. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis dengan regresi
berganda, statistik deskriptif dan uji asumsi klasik untuk memberikan gambaran
mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini. Dilakukan pula pengujian yaitu uji
statistik T dan uji simultan statistik F serta koefisien determinasi untuk menilai
kelayakan model regresi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Pengambilan sampel secara bertujuan. Penelitian ini dibantu
dengan alat pengolahan data yaitu SPSS.

HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian menjabarkan informasi masing-masing
variabel penelitian dan statistik deskriptif masing-masing variabel untuk
memberikan gambaran tentang karakteristik masing-masing variabel penelitian,
antara lain mean, minimum, maksimum dan standar deviasi. Pengukuran rata-rata
(mean) merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai
sentral suatu distribusi data. Nilai minimum merupakan nilai yang paling rendah
dari suatu distribusi data. Nilai maksimum merupakan nilai yang tertinggi dari
suatu distribusi data. Sedangkan standar deviasi adalah perbedaan nilai data yang
diteliti dengan nilai rata-rata. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Profitabilitas 30 -3,00 58,00 11,7000 16,03477
Ukuran perusahaan 30 27,29 30,35 29,0600 ,78881
Struktur kepemilikan 30 20,00 87,00 50,3000 16,70463
Leverage 30 20,00 127,00 57,3667 25,58621
GCG 30 81,00 95,00 90,8000 4,89475
Valid N (listwise) 30

Berdasarkan Tabel 1 dapat diuraikan deskripsi masing-masing variabel sebagai


berikut:
a. Profitabilitas
Berdasarkan statistik deskriptif sesuai dengan Tabel 1 diperoleh nilai minimum
dari profitabilitas sebesar -3,00 sedangkan nilai maksimum sebesar 58,0. Nilai
rata-rata dari profitabilitas sebesar 11,70 dan standar deviasi sebesar 16,03.
b. Ukuran Perusahaan
Berdasarkan statistik deskriptif sesuai dengan Tabel 1 diperoleh nilai minimum
dari ukuran perusahaan sebesar 27,29, sedangkan nilai maksimum sebesar
30,35. Nilai rata-rata dari ukuran perusahaan sebesar 29,06 dan standar
deviasi sebesar 0,78.
c. Struktur kepemilikan
Berdasarkan statistik deskriptif sesuai dengan Tabel 1 diperoleh nilai minimum
dari struktur kepemilikan sebesar 20, sedangkan nilai maksimum sebesar 87
Nilai rata-rata dari struktur kepemilikan sebesar 57,36 dan standar deviasi dari
struktur kepemilikan sebesar 16,70.
d. Leverage
Berdasarkan statistik deskriptif sesuai dengan Tabel 1 diperoleh nilai minimum
dari leverage sebesar 20, sedangkan nilai maksimum sebesar 127. Nilai rata-
rata dari leverage sebesar 57,36 dan standar deviasi leverage sebesar 57,36.
e. GCG
Berdasarkan statistik deskriptif sesuai dengan Tabel 1 diperoleh nilai minimum
dari GCG sebesar 81, sedangkan nilai maksimum sebesar 95. Nilai rata-rata
dari GCG sebesar 90,80 dan standar deviasi GCG sebesar 4,89.

2. Uji Asumsi Klasik


Untuk mendapatkan model regresi linier berganda yang tepat dan
memenuhi standar BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), maka koefisien
regresi terlebih dahulu harus memenuhi asumsi tidak heteroskedastisitas, tidak
ada multikolinieritas, tidak ada autokorelasi, dan data berdistribusi normal. Tujuan
dilakukan uji ini adalah untuk membuktikan bahwa asumsi klasik pada model
regresi terpenuhi, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat data yang digunakan dalam penelitian
telah berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah residual berdistribusi
normal atau tidak salah satunya dengan melakukan uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Tabel 2
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 30
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,02345998
Most Extreme Absolute ,106
Differences Positive ,081
Negative -,106
Kolmogorov-Smirnov Z ,581
Asymp. Sig. (2-tailed) ,888
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan output SPSS diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,888 yang
lebih besar dari 0,05. Hal itu berarti residual data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian untuk mendeteksi gejala multikolinearitas dilakukan dengan melihat
nilai Variance Inflation Factor (VIF). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai VIF yang dihasilkan dalam SPSS tidak terjadi multikolenearitas.
Kesimpulan ini ditarik dari hasil yang terlihat pada Tabel 4.3, dimana nilai VIF <
10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 untuk masing-masing variabel bebas, ini
berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 3
Nilai Tolerance dan VIF
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Profitabilitas ,871 1,148
Ukuran perusahaan ,796 1,256
Struktur kepemilikan ,724 1,381
Leverage ,837 1,195
a. Dependent Variable: GCG
Berdasarkan output SPSS diperoleh nilai tolerance berturut-turut sebesar 0,871
; 0,796 ; 0,724 ; 0,837 yang kesemuanya lebih besar dari 10 persen (0,10), dan
nilai VIF sebesar 1,148 ; 1,256 ;1,381; 1,195 yang kesemuanya lebih kecil dari
10. Hal ini berarti model regresi tersebut lolos uji multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan
menggunakan uji statistik Glejser. Model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas bila nilai signifikansi variabel bebasnya terhadap nilai
absolute residual statistic di atas α = 0,05.
Tabel 4
Uji Heteroskedasitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,033 ,076 ,432 ,669
Profitabilitas ,010 ,013 ,115 ,786 ,439
Ukuran perusahaan ,000 ,003 -,027 -,179 ,859
Struktur kepemilikan ,033 ,014 ,389 ,924 ,226
Leverage -,031 ,008 -,569 -,382 ,179
a. Dependent Variable: Abres

Hasil uji gletser diperoleh nilai signifikansi variabel profitabilitas sebesar 0,439,
variabel ukuran perusahaan 0,859, variabel struktur kepemilikan sebesar 0,226,
dan variabel leverage sebesar 0,179, semua nilai sig pada keempat variabel
bebas lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti model regresi tersebut tidak
mengandung gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
variabel pada periode tertentu dengan variabel periode sebelumnya. Modal
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. untuk mendeteksi
adanya data autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin – Watson (DW). Model
regresi yang bebas dari autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson
(DW).
Tabel 5
Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 ,878 a ,770 ,734 ,02527 1,985
a. Predictors: (Constant), Leverage, Ukuran perusahaan, Profitabilitas,
Struktur kepemilikan
b. Dependent Variable: GCG

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan SPSS pada Tabel 5


menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,985, dengan
mengacu pada teori menurut Nugroho (2010) yaitu apabila nilai Durbin Watson
mendekati nilai 2 berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

3. Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis ini diolah dengan program computer Statistical Package for
Social Sciences (SPSS) versi 22 pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan, leverage terhadap GCG dapat dianalisis menggunakan
perhitungan regresi linier berganda. Berikut rangkuman hasil regresi linier
berganda.
Tabel 6
Regresi Linear Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,269 ,185 -1,450 ,160
Profitabilitas ,160 ,031 ,525 5,114 ,000
Ukuran perusahaan ,038 ,007 ,614 5,719 ,000
Struktur kepemilikan -,092 ,033 -,312 -2,774 ,010
Leverage ,007 ,002 ,036 3,395 ,002
a. Dependent Variable: GCG

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh suatu persamaan regresi berganda


sebagai berikut.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4
= -0,269 + 0,160X1 + 0,038X2 - 0,092X3 + 0,007X4
a. Koefisien konstanta adalah sebesar -0,269, artinya bila variabel profitabilitas
(x1), ukuran perusahaan (x2), dan struktur kepemilikan (x3), dan leverage
konstan pada angka 0 (nol) maka GCG (Y) adalah sebesar -0,269.
b. Nilai koefisien regresi profitabilitas (X1) = 0,160. Nilai koefisien sebesar 0,160
memiliki arti jika profitabilitas naik sebesar 1 persen, maka nilai GCG naik
sebesar 0,160 dengan asumsi variabel lain konstan.
c. Nilai koefisien regresi ukuran perusahaan (X2) = 0,038, Nilai koefisien sebesar
0,038 memiliki arti jika nilai ukuran perusahaan naik sebesar 1 persen, maka
nilai GCG meningkat sebesar 0,038 dengan asumsi variabel lain konstan.
d. Nilai koefisien regresi struktur kepemilikan (X3) = -0,092. Nilai koefisien sebesar
0,007 memiliki arti jika nilai struktur kepemilikan naik sebesar 1 persen, maka
nilai GCG menurun sebesar 0,092 dengan asumsi variabel lain konstan.
e. Nilai koefisien regresi leverage (X4) = 0,007, Nilai koefisien sebesar 0,007
memiliki arti jika nilai ukuran perusahaan naik sebesar 1 persen, maka nilai
GCG meningkat sebesar 0,007 dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Analisis Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi profitabilitas,
ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, leverage terhadap GCG (Y). Yang
2
dinyatakan dalam persentase, dengan rumus D = R x 100%. Berdasarkan hasil
analisis statistik ditunjukkan pada tabel 7
Tabel 7
Koefisien Determinasi

M odel Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 ,878 a ,770 ,734 ,02527 1,985
a. Predictors: (Constant), Leverage, Ukuran perusahaan, Profitabilitas,
Struktur kepemilikan
b. Dependent Variable: GCG

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh besarnya koefisien determinasi sebesar


0,770 atau 73,4%. Ini menunjukkan pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan, leverage memberikan kontribusi naik turunnya GCG sebesar
77% dan 33% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
5. Uji Hipotesis Secara Parsial
a. Pengaruh profitabilitas terhadap penerapan GCG
Pengujian signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap GCG dilakukan dengan
melakukan uji t, yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi t dengan α
(0,05). Besar t hitung variabel profitabiltias dengan nilai sig 0,000 < α (0,05)
yang berarti penolakan H0 sehingga H1 diterima. dengan kata lain profitabiltias
berpengaruh positif terhadap penerapan GCG.
b. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerapan GCG
Pengujian signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap GCG dilakukan
dengan melakukan uji t, yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi t
dengan α (0,05). Besar t hitung variabel ukuran perusahaan dengan nilai sig
0,000 < α (0,05) yang berarti penolakan H0 sehingga H2 diterima. dengan kata
lain ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penerapan GCG.
c. Pengaruh struktur kepemilkan terhadap penerapan GCG
Pengujian signifikansi pengaruh struktur kepemilikan terhadap penerapan GCG
dilakukan dengan melakukan uji t, yaitu dengan membandingkan nilai
signifikansi t dengan α (0,05). Besar t hitung variabel struktur kepemilikan
dengan nilai sig 0,010 < α (0,05) yang berarti penolakan H0 sehingga H3
diterima. dengan kata lain struktur kepemilikan berpengaruh negatif terhadap
penerapan GCG.
d. Pengaruh leverage terhadap penerapan GCG
Pengujian signifikansi pengaruh leverage terhadap penerapan GCG dilakukan
dengan melakukan uji t, yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi t
dengan α (0,05). Besar t hitung variabel leverage dengan nilai sig 0,002 < α
(0,05) yang berarti penolakan H0 sehingga H1 diterima. dengan kata lain
leverage berpengaruh positif terhadap penerapan GCG.

6. F- test
Pengujian signifikansi pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur
kepemilikan dan leverage secara bersama-sama terhadap penerapan GCG
dilakukan dengan melakukan uji F, yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi
F dengan α (0,05). Besar F hitung dengan nilai sig 0,000 < α (0,05) yang berarti
penolakan H0 sehingga H1 diterima. dengan kata lain profitabilitas, ukuran
perusahaan, struktur kepemilikan dan leverage secara bersama-sama terhadap
penerapan GCG.

PEMBAHASAN
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap penerapan good corporate governance
Hasil pengujian secara empirik membuktikan bahwa Pengujian
signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap GCG dilakukan dengan melakukan uji
t, yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi t dengan α (0,05). Besar t hitung
variabel profitabiltias dengan nilai sig 0,000 < α (0,05) yang berarti penolakan H0
sehingga H1 diterima. dengan kata lain profitabiltias berpengaruh positif terhadap
penerapan GCG.
Profitabilitas merupakan salah satu faktor internal perusahaan yang
sering digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan investasi.
Menurut penelitian Petri Natalia (2012), profitabilitas berpengaruh positif terhadap
pengungkapan good corporate governance pada laporan tahunan, selain itu juga
dalam penelitian Ichsan Pamungkas (2013) mengungkapkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap corporate governance rating. Sedangkan pada
penelitian Tria Wijayanti mengungkapkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap good corporate governance.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap penerapan good corporate


governance
Secara empirik terbukti bahwa pengujian signifikansi pengaruh ukuran
perusahaan terhadap GCG dilakukan dengan melakukan uji t, yaitu dengan
membandingkan nilai signifikansi t dengan α (0,05). Besar t hitung variabel ukuran
perusahaan dengan nilai sig 0,000 < α (0,05) yang berarti penolakan H0 sehingga
H2 diterima. dengan kata lain ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
penerapan GCG.
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan. Perusahaan yang lebih besar biasanya memiliki peran sebagai
pemegang kepentingan yang lebih luas. Hal ini menyebabkan tiap kebijakan
perusahaan akan memiliki dampak terhadap publik sehingga manajemen harus
mengelola perusahaan secara baik. Menurut Klapper dan Love (2004) yang
meneliti ukuran perusahaan menggunakan total penjualan sebagai proksi,
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dengan tingkat
corporate governance berdasarkan CLSA. Darmawati (2006) juga menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas
implementasi corporate governance dengan indeks CGPI sebagai proksi.
Penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Ariff et al (2007)
menyatakan hal serupa yaitu ukuran perusahaan yang diukur dengan
menggunakan log total aset berpengaruh signifikan terhadap good corporate
governance level. Ichsan Pamungkas (2013) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan kembali berpengaruh positif terhadap good corporate governance
rating.

3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan terhadap penerapan good


corporate governance
Struktur kepemilikan menunjukkan bagaimana distribusi kekuasaan dan
pengaruh pemegang saham terhadap kegiatan operasional perusahaan. Struktur
kepemilikan dapat menjadi mekanisme internal pendisiplinan manajemen yang
digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap manajer. Menurut penelitian
Taman dan Nugroho (2010) mengatakan bahwa adanya pengaruh negatif antara
struktur kepemilikan perusahaan terhadap implementasi corporate governance.
Sedangkan pada penelitian Ichsan Pamungkas (2013) juga menyatakan hal yang
sama yaitu struktur kepemilikan berpengaruh negatif terhadap implementasi
corporate governance.

4. Pengaruh Leverage Perusahaan terhadap penerapan good corporate


governance
Secara empirik pengujian signifikansi pengaruh leverage terhadap
penerapan GCG dilakukan dengan melakukan uji t, yaitu dengan membandingkan
nilai signifikansi t dengan α (0,05). Besar t hitung variabel leverage dengan nilai sig
0,002 < α (0,05) yang berarti penolakan H0 sehingga H1 diterima. dengan kata lain
leverage berpengaruh positif terhadap penerapan GCG
Ada beberapa pendapat yang mungkin dapat dijadikan sebagai
pendukung asumsi bahwa terdapat hubungan positif antara leverage perusahaan
dengan tingkat coroporate governance. Pertama, perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi cenderung akan menerapkan good corporate governance
dengan benar untuk memperoleh reputasi yang lebih baik. Cho dan Kim (2003)
berpendapat bahwa tingkat rasio leverage yang tinggi manajemen cenderung
mendapat tekanan dari pihak yang memberi pinjaman sehingga perlu adanya
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Pendapat ini dibuktikan dengan
penelitian Taman dan Nugroho (2010) dan Ichsan Pamungkas (2013) yaitu
adanya pengaruh positif antara leverage perusahaan terhadap implementasi
corporate governance. Diperkuat lagi dengan pendapat Petri Natalia yang
menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan good
corporate governance.

5. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap penerapan


good corporate governance
Pengujian secara empirik membuktikan bahwa nilai signifikansi F dengan
α (0,05). Besar F hitung dengan nilai sig 0,000 < α (0,05) yang berarti penolakan
H0 sehingga H1 diterima. dengan kata lain profitabilitas, ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan dan leverage secara bersama-sama terhadap penerapan
GCG.
Dari hipotesis yang ada maka dapat disimpulkan bahwa faktor internal
seperti profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
penerapan good corporate governance, sedangkan untuk faktor eksternal
perusahaan seperti leverage juga berpengaruh terhadap penerapan good
corporate governance meskipun salah satu dari faktor eksternal yaitu struktur
kepemilikan berpengaruh negatif terhadap penerapan penerapan good corporate
governance.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan GCG pada
perusahaan retail di BEI periode 2013 – 2015
2. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan GCG
pada perusahaan retail di BEI periode 2013 – 20153
3. Struktur kepemilikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerapan GCG
pada perusahaan retail di BEI periode 2013 – 2015
4. Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan GCG pada
perusahaan retail di BEI periode 2013 – 2015
5. Profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan leverage perusahaan
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penerapan GCG pada
perusahaan retail di BEI periode 2013 - 2015

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan sebagai berikut.
1. GCG merupakan salah satu faktor yang mendorong meningkatnya kinerja
perusahaan, karena dengan adanya penerapan prinsip-prinsip GCG di
perusahaan, maka tingkat kepercayaan masyarkat akan meningkat, oleh karena
itu sebaiknya perusahaan selalu meningkatkan mutu dari penerapan GCG
2. Sosialisasi GCG hendaknya lebih digiatkan secara berkesinambungan agar
seluruh karyawan perusahaan dapat meresapi, mengerti dan pada akhirnya dapat
melaksanakan tugas, tanggungjawab dan wewenangnya sesuai dengan prinsip-
prinsip GCG

DAFTAR PUSTAKA

Addiyah, A., 2014, Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Kinerja


Keuangan Perbankan, Skripsi Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,
Semarang

Aji, B.B., 2012, Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang

Alex, G., 2014, Analisis Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Surya
Bangun Jaya Abadi (Terwaralaba Ray White), Agora, Vol.2, No.2

Dwiridotjahjono, J., 2009, Penerapan Good Corporate Governance : Manfaat dan


Tantangan Serta Kesempatan Bagi Perusahaan Publik Di Indonesia, Jurnal
Administrasi Bisnis FISIP-UPN, Vol.5, No.2, pp 101–112

Fajarwati, D., 2013, Analisis Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance


di Lingkungan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog)
Jakarta, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
Jakarta
Febriyanto, D., 2013, Analisis Penerapan Good Corporate Governance, Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta

Forum for Good Corporate Governance in Indonesia http://www.fcgi.or.id/ diakses


pada 3 September 2016

Ghozali, I., 2015, Aplikasi Analisis Multivariete

Iba, Z., dan Bariah, C., 2013, Mengenal Prinsip dan Penerapan Corporate
Governance Dalam Mendukung Pengungkapan Informasi, Jurnal
Kebangsaan, Vol.2, No.3, pp 17-25

Kasmir, 2014, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta

Natalia, P., 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan


Corporate Governance Pada Laporan Tahunan, Skripsi Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang

Pamungkas, I., 2013, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Good Corporate


Governance Rating, Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro, Semarang

Poputra, A.T., dan Rompas, R., Ilat, V., 2014, Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan corporate governance pada laporan tahunan perusahaan yang
terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia, Jurnal EMBA, Vol.2, No.3, pp
841-851

Struktur Kepemilikan. 2016. http://www.kesimpulan.com diakses pada 20 Oktober


2016

Penulis adalah:
1) Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional
Denpasar, email: yolandadiantj@yahoo.com
2) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional
Denpasar, email: suryathiniwayan@yahoo.com

You might also like