Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Di Bangsal Anak Rsup Dr. Kariadi Semarang Periode Agustus-Desember 2011
Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Di Bangsal Anak Rsup Dr. Kariadi Semarang Periode Agustus-Desember 2011
Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Di Bangsal Anak Rsup Dr. Kariadi Semarang Periode Agustus-Desember 2011
TIA FEBIANA
G2A 008 187
ABSTRACT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Penggunaan antibiotik yang irasional akan memberikan dampak negatif, salah
satunya adalah meningkatnya kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Untuk itu penggunaan antibiotik yang rasional diharapkan dapat memberikan
dampak positif antara lain mengurangi morbiditas, mortalitas, kerugian ekonomi,
dan mengurangi kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik.1,2
Penjualan antibiotik di dunia diperkirakan dua per tiganya dilakukan tanpa ada
peresepan. Hasil penelitian dari studi Antimicrobial Resistence in Indonesia
(AMRIN study) tahun 2000 – 2004 menunjukan bahwa terapi antibiotik diberikan
tanpa indikasi di RSUP Dr Kariadi Semarang sebanyak 20 – 53% dan antibiotik
profilaksis tanpa indikasi sebanyak 43 – 81%.3 Dalam penelitian tim AMRIN
study juga didapatkan peresepan antibiotik terjadi pada anak dengan prevelansi
tinggi yaitu 76%.4
Meningkatnya prevalensi penggunaan antibiotik yang tidak rasional di
berbagai bidang Ilmu Kedokteran termasuk Ilmu Kesehatan Anak merupakan
salah satu penyebab timbulnya resistensi bakteri terhadap antibiotik.4,5 Dampak
lainnya dari pemakaian antibiotik secara irasional dapat berakibat meningkatkan
toksisitas, dan efek samping antibiotik tersebut, serta biaya rumah sakit yang
meningkat.6,7 Sehingga diperlukan penggunaan antibiotik berdasarkan diagnosis
oleh tenaga medis professional, monitoring dan regulasi penggunaan antibiotik
untuk meningkatkan penggunaan antibiotik secara rasional.5,7.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan
pendekatan retrospektif yang dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.
Kariadi Semarang.
Sampel penelitian ini adalah catatan medik pasien di bangsal anak RSUP
Dr. Kariadi pada periode Agustus-Desember 2011, dengan kriteria inklusi adalah
catatan medik yang lengkap pasien kelas 2 dan kelas 3 sub-bagian infeksi,
gastrohepatologi, respirologi dan neurologi. Pengambilan sampel menggunakan
cara stratified random sampling.
5
HASIL
Dari 71 catatan medik pada periode bulan Agustus sampai Desember 2011
di Bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi yang diambil, terdapat 185 peresepan
antibiotik yang terdokumentasi. Pengambilan data dilakukan di Instalansi Rekam
Medik secara stratified random sampling sehingga diambil 29 catatan medik (70
peresepan antibiotik) dari kelas 2 yang sesuai kriteria inklusi dan dari kelas 3
diambil 42 catatan medik (115 peresepan antibiotik). Jumlah tersebut telah
memenuhi sampel minimal penelitian.
Berdasar 71 catatan medik tersebut, didapatkan distribusi jenis kelamin
dan umur yang tersaji pada tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Distribusi penggunaan antibiotik berdasar jenis kelamin
Bangsal Anak
Jenis kelamin Kelas 2 Kelas 3 Total Kelas 2 & 3
n (%) n (%) n (%)
Laki – Laki 19 (65,5) 24 (57,1) 43 (60,6)
Perempuan 10 (34,5) 18 (42,9) 28 (39,4)
Total 29 (100,0) 42 (100) 71 (100,0)
6
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa terdapat tujuh belas variasi
penggunaan antibiotik di Bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi dengan total 39,4
DDD/100. Penggunaan antibiotik yang terbesar adalah ceftriaxone sebesar 10,6
DDD/100 pasien, ampicillin 9,8 DDD/100 pasien, dan chloramphenicol 5,8
DDD/100 pasien. Dengan menggunakan penghitungan DDD/100 pasien,
diharapkan penggunaan antibiotik secara kuantitas dapat dibandingkan dengan
ruangan atau bangsal lain, bahkan antar rumah sakit atau antar negara sekalipun.8
Penggunaan antibiotik dibedakan menjadi beberapa jenis terapi. Pada
penelitian ini beberapa jenis terapi tersebut didapatkan ADE (Antimicrobial Drug
Empiric Therapy) memiliki peresentase terbesar yaitu 35,1 %, kemudian 29,7 %
ADD (Antimicrobial Drug Documented Therapy), 19,5 % ADET (Antimicrobial
Drug Extended Therapy) 15,7 % ADU (Antimicrobial Drug Unknown Therapy).
Pada kelas 2 bangsal anak nilai presentasi ADU didapatkan lebih besar daripada
kelas 3, yaitu 27,1 % ADU pada kelas 2 dan 8,7 % pada kelas 3.
9
SIMPULAN
Penggunaan antibiotik secara kuantitas didapatkan antibiotik yang paling
banyak digunakan di Bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi adalah ceftriaxone.
sedangkan penggunaan antibiotik secara kualitas sebesar 55,1 % rasional.
SARAN
Saran yang dapat dilakukan adalah perlunya pelatihan dan pengawasan
yang berkelanjutan untuk meningkatkan penggunaan antibiotik yang rasional dan
perlu dilakukan penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang mengkaji lebih
dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan penggunaan
antibiotik secara kualitas dan kuantitas antarkelas di bangsal anak ataupun di
bangsal lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ozkurt Z, Erol S, Kadanali A, Ertek M, Ozden K, Tasyaran MA. Changes in
antibiotic use, cost and consumption after an antibiotic restriction policy
applied by infectious disease specialists. Jpn J Infect Dis. 2005; 58:338-43.
2. Berild D, Ringertz SH, Aabyholm G, Lelek M, Fosse B. Impact of an
antibiotic policy on antibiotic use in a paediatric department. Individual based
follow-up shows that antibiotics were chosen according to diagnoses and
bacterial findings. International Journal of Antimicrobial Agents. 2002;
20:333-338.
3. AMRIN to PPRA / AMRC Program: a Self Improvement Program in
Indonesia [internet]. 2004 [cited 2011 September 22]. Available from
http://www.ino.searo.who.int/.
4. U. Hadi, DO. Deurink, ES. Lestari, NJ. Nagelkerke, S. Werter, M. Keuter, et
al. Survey of antibiotic use of individual visiting public healthcare facilities in
Indonesia [internet]. 2008 [cited 2011 November 5]. Available from
https://openaccess.leidenuniv.nl/bitstream/handle/1887/13821/03.pdf;jsessioni
d=DBED9A1D38747EBF2D64A500F2183E37?sequence=8.
5. Neal, Michael J. Medical Pharmacology At a Glance. Edisi 5. Penerbit
Erlangga. 2006. h. 81
6. Bibliography of Scientific Publication on Antimicrobial Resistence from
South-East Asia Region 1990-2010 [internet]. 2011 [cited 2011 September 25]
Available from http://www.searo.who.int/linkfiles/whd-11_bibilography.pdf.
7. Kakkilaya, Srinivas. Rational Medicine: Rational use of antibiotics [internet].
Available from http://www.rationalmedicine.org/antibiotics.htm. [cited 2011
September 25].
8. WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology: ATC/DDD.
2011 [cited 2011 November 3]. Available from http://www.whocc.no/.
12
9. Gyssens IC, Broek PJ, Kullberg BJ, Hekster YA, Meer JW. Optimizing
antimicrobial therapy: a method for antimicrobial drug use evaluation. J
Antimicr Chemother. 1992; 30:724-7.
10. Meer, J.W.M Van der, Gyssens, IC. Quality of antimicrobial drug prescription
in hospital [internet]. Article first publish online : 10 December 2003 [cited
2011 November 3]. Available from
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1469-0691.7.s6.3.x/pdf.
11. Pedoman Penggunaan Antibiotik pada Anak. Semarang: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK UNDIP/RSUP Dr. Kariadi; 2010.
12. Ranjan KP, Arora DR, Ranjan N. An Approach to Linezolid and Vancomycin
against Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus [cited 2012 July 20].
Available from
http://www.webmedcentral.com/wmcpdf/Article_WMC00590.pdf
13. Iannelli, Vincent. Staph Skin Infection and MRSA [cited 2012 July 20].
Available from
http://pediatrics.about.com/od/childhoodinfections/a/staph_infection.htm.
14. Lee CH, Su LH, Tang YF, Liu JW. Treatment of ESBL-producing Klebsiella
pneumoniae bacteraemia with carbapenems or flomoxef: a retrospective study
and laboratory analysis of the isolates [cited 2012 July 20]. Available from
http://jac.oxfordjournals.org/content/58/5/1074.full.
15. Urbánek K, Kolár M, Lovecková Y, Strojil J, Santavá L. Influence of third-
generation cephalosporin utilization on the occurrence of ESBL-positive
Klebsiella pneumoniae strains.[cited 2012 July 22]. Available form
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17635342.
.