3028 5205 1 PB 1
3028 5205 1 PB 1
3028 5205 1 PB 1
Full Paper
POLA SEBARAN HORIZONTAL DAN KERAPATAN PLANKTON Di PERAIRAN BAWEAN
Abstract
The objecti ves of this research were to find out the horizontal distribution patterns, the density and
species dominancy of plankton in Bawean waters, Gresik regency. Sampling was done using RV Baruna
Jaya VIII on 29-30 April 2009. There were 12 stations for sampling, which arranged latitude 3 stations
to the north and longitude 4 stations to the east with the distance of 8 and 12 miles, respectively. Water
samples were collected using Kitahara net for phytoplankton and Norpac net for zooplankton by filtering
from bottom to surface. The density of plankton for each station was measured base on their biovolume
bases, namely settlement for phytoplankton whereas water replacement for zooplankton. Genus of
plankton was identified for each station.
The results showed that the highest density of phytoplankton was found in the northern part and was
decreased towards the south, while the highest zooplankton was found in the middle area. The density
of phytoplankton was distributed homogeneously, while zooplankton was distributed randomly. The
density of biomass phytoplankton ranged from 0.294-3.985 ml/rn3 and an average wasl.598 ml/m3.
The density of biomass zooplankton ranged from 0.05-0.24 ml/m3, and an average was 0.122 ml/m3.
The ratio of biovolume between phytoplankton and zooplankton ranged from 3:1-31:1 with an average
was 13:1. The individual density of phytoplankton ranged from 15,843 - 1,755,694 individual/m3 , while
zooplankton was between 861-29,362 individual/m3. In the phytoplankton was found as much as 34 genus,
and there were 5 genus which their populations were abundantly, namely Caetoceros, Skeletonema,
Rizosolenia, Pleurosigma and bacteriostratum with percentage of 25,34%, 24,45%, 13,84%, 10,68% and
8,10%, respectively. The biology index of phytoplankton, namely diversity (H) ranged from 1.11-2.22,
uniformities (E) ranged from 0.50- 1.00, and dominancy (D) ranged from 0.16 - 0.50. in the zooplankton
was found 65 genus, and there were 5 genus of their populations was abundantly, that w as Ceratium,
Calanus, Cetocerelia, Agalma and Fritillaria with percentage 22.26%, 17.10%, 6.96%, 6.92% and 5.21%,
respectively. The diversity index of zooplankton ranged from 1.83 - 2.56, uniformities ranged from 0.791.00,
and dominancy ranged from 0.12-0.23. The population forming of phytoplankton and zooplankton were
very assorted and dynamic.
P lankt on m er u paka n or g an isme mikro ya ng hara yang tinggi sehingga mempengaruhi kesuburan
keb e rad aa nn ya d al am i ing kun ga n p er ai r an perairan clan rnernpengaruhi kelimpahan plankton.
sangat penting, k arena sebagai produser primer, Pada perairan yang subur dan konsentrasi populasi
pl ankton ak an menghas ilkan kar bohi dr at yang plankton sangat tinggi akan ditemukan populasi ikan
menj adi makanan konsumer primer dan menj adi yang melimpah.
dasar rantai makanan (Kavanaugh et al. 2009).
Informasi kemelimpahan plankton menjadi sangat
Ak tivitas fot osi nte sis ya ng di lak ukan pl ankton
penting untuk kajian produktivitas perairan, kajian
ak an mengh as ilkan kar bohi d rat dan ok sige n,
kapasitas produksi perairan, kajian dinamika populasi
sehingga dapat meningkatk an kel arutan oksigen
ikan clan manajemen sumberdaya perairan. Sebaran
dalam perairan. Pl ankton sebagal peny umbang
spasial pl ankt on sangat penting sebagai dasar
terbesar kelarutan oksigen pada lingkungan perairan
evaluasi kesuburan perairan dan kondisi lingkungan
keberadaannya sangat penting untuk menunjang
perairan. Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui
kehidupan dalam air. Fitoplankton tidak memiliki alat
sebaran horizontal plankton, kepadatan tiap stasiun
gerak clan keberadaannya dilingkungan per airan
dan jenis yang dominan di sekitar Pulau Bawean.
sangat di penga ruhi ol eh gerak an ai r, ar us ai r
den gelombang ser ta siklus mat ahari. Pl ankton
beradaptasi untuk mempertahankan kedudukannya Bahan dan Metode
pada kolom air dengan berbagai cara, misalnya saling
Penelitian dilaksanakan pada t anggal 28 Apr il 2
berikatan membentuk kelompok, meningkatkan daya
Mei 2009 menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya
apung dengan mengembangkan bentuk tubuh yang
VII I, bersam aan dengan pelak sanaan p rogram
berduni, berbulu atau bercambuk.
Pelayaran Kebangsaan bagi Ilmuwan Muda yang
Perairan di sekitar Pulau Bawean menjadi fishing di sel eng garak an ol eh LO NL IPI be ke rja sam a
ground bagi berbagai jenis ikan pelagis kecil, terutama dengan Dirjen DIKTI. Lokasi sampling berada di laut
kelompok ikan clupei d dan cara ngid . Perai ran Jawa terletak di sebelah barat daya Fulau Bawean
ini subur ditengar ai kar ena berada pada posisi (Gambar 1) . Jum lah lok asi unt uk p engambilan
pertemuan antara arus laut Jawa, arus selat Makasar contoh plankton di tetapkan sebanyak 12 stasiun
dan arus selat Bali. Pada daerah pertemuan (frontal yang membujur kearah timur sebanyak 4 stasiun dan
zone), beberapa arus akan memiliki konsentrasi unsur melintang kear ah utara s ebanyak 3 stasiun. Jarak
Gambar 1. Lokasi samping di perairan Pulau Bawean (tanda panah) dan urutan sampling
dari stasiun no 1 sampai 12.
membujur antar stasiun adalah 12 mil, sedangkan menunjukkan volume pindahan. Pengukuran biomas
jarak melintang antar stasiun adalah 8 mil. zooplankton dilakukan dengan cara menuang sampel
plank ton ke atas sel embar jaring pl ankton yang
Koleksi sam pel menggunakan 2 jenis jaring y ang
telah diketahui volumenya. Selanjutnya jaring yang
ditarik dari dasar menuju permukaan peraira. Sampel
berisi plankton dimasukkan ke dalam tabung gelas
zooplankton diambil dengan menggunakan jaring
yang telah diketahui v olumenya. Melalui buret, air
plankton N ORPAC dan sampel fitoplankton diambil
dialirkan ke dalam tabung gelas tersebut sampai
dengan menggunakan jaring plankton KITAHARA.
tanda batas pada leher tabung. Berkurangnya air
Sebelum j aring plankton diturunkan, pada bagian di dalam buret akan menunjukkan volume plankton
tengah mul ut jar ing di pasang flow meter unt uk didalam tabung pengukur. Pengukuran biomassa
mengukur volume air yang tersaring. Volume air yang fitoplankton dilakukan dengan cara mengendapkan
tersaring dihitung dengan formula berikut: sampel fitoplankton (settling volume). Sampel yang
V=Rxaxp diperoleh dituang ke dalam gelas ukur dan diendapkan
selama 24 jam, kemudian tinggi endapan fitoplankton
Keterangan: dicatat. Volume endapan yang terukur adalah volume
V = volume air tersaring (m3) fitoplankton.
R = jumlah rotasi baling-baling flowmeter
a = luas mulut jaring (m2) Sampel plankton selanjutnya disimpan dalam botol
p = panjang kolom air yang ditempuh untuk satu dan diberi label serta dibawa ke laboratorium untuk
kali putaran diidentifikasi. Fada saat pengamatan dilaboratorium, tiap
botol sampel plankton dikocok agar merata, kemudian
Jar ing ditarik secara ver tik al dari das ar perairan diambil sebanyak satu mililiter dan diletakkan pada gelas
men ggu na ka n winc h. Jar in g NORPAC un tu k sadwick rafter, selanjutnya diamati dibawah mikroskop
menyaring zooplankton dimodifikasi dan berbentuk pada pembesar an 400x . Tiap sampe l pl ankton
ker ucut dengan di ameter lingkar an mulut jar ing diidentifikasi hingga tingkat genus. Kelimpahan plankton
berukur an 45 cm, panjang badan net 180 c m dan dihitung dengan formula berikut.
mesh size 80 µ m. Sampel fi toplankton dik oleksi N = n i x (Vr/Vo) x (1 /Vs)
dengan menggunakan jaring plankton KITAHARA
Keterangan:
yang di modifikasi dan ber bentuk kerucut dengan
N = Jumlah individu plankton genus i/m3
diameter mulut jaring 30 cm, panjang badan jaring
Vr =Volume air tersaring (ml)
100 cm dan mesh size 30 µm. Sampel plankton
Vo = Volume yang diamati (ml)
yang diperoleh dikeluarkan dan botol penampung,
Vs = Volume air yang disaring (m3)
dipindahkan ke dalam botol koleksi, diberi bahan
ni = jumlah plankton genus i pada volume air yang
pengawet formalin 4 % . Selanjutnya pada botol
diamati (individu)
diberi label yang benisi data nomor stasiun, lokasi
pengambilan, tipe alat, hari dan waktu pengambilan
Beberapa indeks biotis dihitung untuk mengetahui
contoh plankton.
kondisi komunitas plankton antar stasiun penelitian.
Pengukuran biomassa dengan menentukan volume lndeks yang dihitung adalah indeks Shannon Wiener
plank ton untuk mengetahui banyakny a plankton untuk mengetahui keanekaragaman spesies (H),
secara kuantitatif. Metode ini dilakukan diatas kapal ke mudian indek s keseragam an (E) dan indek s
pada saat pelaksanaan ekspedisi, karena diatas kapal dominansi (0) . P enghitungan indek s di lakukan
tidak tersedia mikroskop dan k ondisi kapal kurang dengan formula berikut:
stabil akibat gelombang.
H = -jumlah (ni/N) ln (ni/N)
B iom a s zo opla nk t on d iuk u r den ga n me to de
E =H’/Hmax
pemindahan volume air (water displacement volume),
D = Jumlah (ni/N)2
dilakukan dengan meniriskan zooplankton kemudian
di mas ukk an ke dalam b otol p engukur vol um e
Keterangan
plankton, k emudian botol dil si dengan air hingga
ni= jumlah individu genus ke
garis batas tertentu di leher botol. Banyaknya air
N = Jumlah total individu seluruh genera
yang di perluk an untuk mencapai garis tersebut
Tabel 1. Posisi stasiun pengamatan dan kelimpahan fitoplankton pada setiap stasiun penelitian
Vol Fito- Jumlah Vol air Kepa-
Kedala- Luas ring Flow meter
Lintang Bujur St. plankton Putaran Tersaring datan
man (m) (m 2) (put/m)
(ml) (rad) (m 3) (ml/m3)
050 57’ LS 1220 00’ BT 1 69 2 532 0,07 0,14 5,08 0,394
050 57’ LS 112 0 12’ BT 2 68 20,1 532 0,07 0,14 5,08 3,958
050 57’ LS 112 0 24’ BT 3 70 20,2 531 0,07 0,14 5,07 3,985
060 57’ LS 112 0 36’ BT 4 69 16,5 533 0,07 0,14 5,09 3,243
060 05’ LS 112 0 36’ BT 5 69 2,8 506 0,07 0,14 4,83 0,580
060 05’ LS 112 0 24’ BT 6 69 12 535 0,07 0,14 5,11 2,350
060 05’ LS 112 0 12’ BT 7 68 4,5 526 0,07 0,14 5,02 0,896
060 05’ LS 112 0 00’ BT 8 68 3,7 537 0,07 0,14 5,13 0,722
060 13’ LS 112 0 00’ BT 9 64 4 535 0,07 0,14 5,11 0,783
060 13’ LS 112 0 12’ BT 10 66 1,5 535 0,07 0,14 5,11 0,294
060 13’ LS 112 0 24’ BT 11 73 6,5 533 0,07 0,14 5,09 1,277
060 13’ LS 112 0 36’ BT 12 66 3,5 524 0,07 0,14 5,00 0,700
Tabel 2. Posisi stasiun pengamatan dan kelimpahan fitoplankton pada setiap stasiun
Vol Fito- Jumlah Vol air Kepa-
Kedala- Luas ring Flow meter
Lintang Bujur St. plankton Putaran Tersaring datan
man (m) (m 2) (put/m)
(ml) (rad) (m 3) (ml/m3)
050 57’ LS 1220 00’ BT 1 69 0,9 532 0,13 0,14 9,30 0,10
050 57’ LS 112 0 12’ BT 2 68 1,2 535 0,13 0,14 9,35 0,13
050 57’ LS 112 0 24’ BT 3 70 1,9 534 0,13 0,14 9,33 0,20
060 57’ LS 112 0 36’ BT 4 69 1,2 548 0,13 0,14 9,58 0,13
060 05’ LS 112 0 36’ BT 5 69 1,6 548 0,13 0,14 9,58 0,17
060 05’ LS 112 0 24’ BT 6 69 2,3 538 0,13 0,14 9,40 0,24
060 05’ LS 112 0 12’ BT 7 68 0,5 531 0,13 0,14 9,28 0,05
060 05’ LS 112 0 00’ BT 8 68 1,2 536 0,13 0,14 9,37 0,13
060 13’ LS 112 0 00’ BT 9 64 0,6 536 0,13 0,14 9,37 0,06
060 13’ LS 112 0 12’ BT 10 66 0,6 548 0,13 0,14 9,58 0,06
060 13’ LS 112 0 24’ BT 11 73 0,8 530 0,13 0,14 9,26 0,09
060 13’ LS 112 0 36’ BT 12 66 1 531 0,13 0,14 9,28 0,11
menyebabkan rendahnya kerapatan fitoplankton, disisi tengah, sedangkan penurunan disebelah timur
sehingga terdapat hubungan y ang terbaik antara dan barat sangat cepat. Pola sebaran kelimpahan
fitoplankton dan zooplankton. fi toplank ton menunjukk an keter atur an (uniform)
Kelimpahan zooplankton cenderung akan mengikuti dimana kerapatan populasi yang tinggi terdapat di
laju pertumbuhan populasi fitoplank ton. Secar a sisi utara-tengah kemudian menurun kearah selatan
umum, kerapatan biomasa fitoplankton sebanyak 13 menyebar pada sisi barat clan timur.
kali lebih banyak daripada biomasa zooplankton. Pola sebaran horizontal biovoume zooplankton disajikan
Pola sebar an horizontal biov olum e fi topl ank ton pada gambar 4. Fola sebaran zooplankton cenderung
di saj ikan pada gambar 3. Seba ran kel impahan mengikuti pola sebaran fitoplankton yang kerapatannya
tertinggi fitoplankton terlihat terkonsentrasi di stasiun menurun kearah selatan, namun konsentrasi tertinggi
2 dan 3. Berdasarkan pola persebaran fitoplankton, terdapat di tengah (stasiun 8). Pola sebaran zooplankton
maka kerapatan fitoplankton menurun kearah selatan. bersifat acak, dengan konsentrasi kerapatan yang tinggi
Kerapatan fitoplank ton menur un perlahan-lahan dan rendah terdapat terdapat dibeberapa tempat.
yaitu Caetoceros, Skeletoriema, Rizosolenia, Pie 0,79- 1,00 dan indeks dominansi (D)berkisar0,12-
urosigma dan Bacteriostratum dengan pers entase 0,23.
kelimpahan bert urut-turut 25,34%. 24,45%, 13,84%,
Popu la si genu s zoopl ank ton san gat b er agam ,
10,68% clan 8,10%. Total kelimpahan kelima genus
labil dan di nam is. Tingkat kom petisi antar genus
fitoplankton tersebut mencapai 82,42%, sedangkan
untuk mendapatkan prey s angat tinggi , sehingga
genus yang lain sebagian besar kerapatannya kurang
perubahan struktur populasinya cenderung mengikuti
0,5%. Genus dominan hampir ditemukan pada setiap
perubahan dan perkembangan populasi pada genus
st asi un, sedangkan genus yang ti dak d ominan
fitoplankton.
ditemukan harya pada beberapa stasiun penelitian.
Nilai indeks keanekaragaman (H’) berkisar antara
1,11 hingga 2,22, keseragaman (E) berkisar antara Pembahasan
0,50-1,00 dan indeks dominansi (0) berkisar 0,16-
Sebaran biomas fitoplankton menunjukkan kelimpahan
0,50. Meskipun populasi beberapa genus fitoplankton
yang homogen, ti nggi di sebelah utara kemudian
kerapatannya sangat tinggi, namun tidak ada yang
menurun kearah selatan, sedangkan zooplankton
dominan sehingga perkembangan genus fitoplankton
menunjukkan sebaran yang acak, meskipun sebaran
sangat dinamis.
zooplankton mengikuti pola sebaran fi topl ankton,
Pada genus zooplankton terdapat sebanyak 65 genus namun zoopl ankton aktif berger ak mengejar prey.
den ada 5 genus yang populasinya melimpah, yaitu Sebaran biomas fitoplankton cenderung dipengaruhi
Ceratium, Calanus, Cetocerelia, Agalma dan Fritilaria oleh kondisi per airan dan musirn (Eslinger et al.
dengan persentase kelimpahan berturutturut 22,26%, 2001), kar ena pertumbuhan fi topl ank ton sangat
17,10%, 6,96%, 6,92% clan 5,21%. Total kelimpahan dipengaruhi oleh ketersediaan zat hara (Zoilner et al.
kelima genus fitoplankton tersebut mencapai 58,46%. 1990, Roitz et al. 2002). Fitoplankton tidak memiliki
Selain itu ada 4 genus yang kelimpahannya berkisar alat gerak seperti halnya pada zooplankton (Hirota et
antara 4,51% hingga 2,20%, 9 genus kelimpahannya al. 1984), sehingga kemampuan gerakannya relatif
berkisar antara 1,75% hingga 1,02%, sedangkan terbatas dengan melakukan berbagai adaptasi untuk
genus yang lai n sebagian besar ker apatan nya mempertahankan kedudukannya pada kolom air.
kur ang 0, 87%. Genus dominan di temuk an pada Sebaran biomas zooplankton cenderung acak karena
setiap stasiun, sedangkan genus yang tidak dominan kelompok zooplankton memiliki alat gerak, sehingga
ditemukan hanya pada beberapa stasiun penelitian. zooplankton akan aktif bergerak mengikuti gerakan
Nilai indeks keanekaragaman (H’) berkisar antara kelimpahan fitoplankton sebagai mangsanya.
1,83 hingga 2,56, keseragaman (E) berkisar antara
Kepadatan individu genus fitoplankton memperlihatkan dangkal menyebabkan tidak terjadi stratifikasi suhu,
konsentrasi yang tinggi di stasiun 2 dan 6, sedangkan populasi fitoplankton tumbuh dengan cepat di lapisan
kepadatan individu genus zooplankton tertinggi di epilimnion yang tersedia cukup unsur hara dan sinar
stasiun 8. Hal ini menunjukkan adanya hubungan matahar i (Roitz et al., 2002). Akibat pertumbuhan
yang negatif, yai tu ketika kerapatan zooplankton fitoplankton dipermukaan maka unsur hara terutama
tinggi maka kerapatan fitoplankton akan menurun fosfat cepat habis. Pertumbuhan zooplankton lebih
yang di seb abkan p em an gs aan. B er d as ar kan lambat daripada fitoplankton menyebabkan produksi
hubungan antara bi omas dan kerapatan individu fi toplankton ti dak dapat dimanfaat kan maksi mal,
genus fitoplankton, maka diperoleh gambaran bahwa sehingga akan tenggelam k e dasar perairan yang
pada biomas yang tinggi tidak diikuti jumlah individu dimanfaatkan oleh organisme bentik.
genus yang tinggi.
Rasio energi antara yang diperoleh dari populasi prey
Disisi lain, genus fitoplankton maupun zooplankton dan tersimpan dalam populasi predator suatu trofik
yang do min an t er seba r pada se luru h stasiun, level relatif konstan pada level 10%, pada ekosistim
sehingga pada kerapatan yang tinggi individu genus daratan dan ekosistem air tawar mencapai 20% (Uye
fitoplankton maupun zooplankton ditemukan kondisi et al. 1987). Namun, efisiensi transfer produktivitas
plankton yang kurus. Hal ini diduga disebabkan oleh pr imer terhadap bi om as zoopl ankton (termas uk
persaingan untuk mendapatkan unsure hara maupun karnivor) seringkali lebih tinggi (Hickman et al. 2009)
prey. dan dilaporkan tertinggi mencapai 71%. Pada studi
ini, efisiensi transfer produktivitas primer terhadap
Populasi plankton di perairan sekitar Pulau Bawean
zooplankton berkisar antara 3,24%-28,83% dengan
memperlihatkan perubahan musiman yang tidak jelas
rata-rata 12,62%. Transfer energi yang terjadi antar
karena berada di daerah tropis, meskipun sangat
wilayah geografis sangat bervariasi dan tidak ada
dipengaruhi oleh musim barat clan timur namun yang
hubungan antara lokasi dengan efi siensi transfer
paling berperan adalah per ubahan keter sediaan
energi. Pada daerah yang eutrofik umumnya rendah,
bahan gizi atau unsur hara (Eslinger 2001). Kondisi
sebali knya pada daerah y ang ol igotrof ik relati ve
arus ditengarai memodifikasi kondisi biomas lokal
tinggi. Meskipun transfer energi yang terjadi antara
melalui pertukaran antara air yang berasal dari selat
produktivitas primer dan konsumer primer di perairan
Makasar, sel at Bali clan laut Jawa (Nontji 1987).
Bawean masih memenuhi postulat umum, namun
Stratifikasi fi sik lemah sehingga terjadi pengadukan
rendahny a nil ai efisiens i t ransfer ener gi diduga
mas a ai r pada se luruh lapisan , menyebabkan
disebabkan oleh cuaca yang sewaktu-waktu berubah
perkem banga n fit oplankton b er la ngsu ng lam a
karena musim pancaroba, juga posisi pada daerah
clan pertumbuh an hi ngga populasi mak simum
frontal zone. Di daerah lintang tinggi dilaporkan terjadi
membutuhkan waktu yang lama, akibatnya peluang
variasi transfer energi antara musim panas dan dingin,
terjadinya blooming fitoplankton yang merugikan bagi
dimana pada musim panas transfer energi lebih tinggi
biota air relatif kecil.
(Uye et al.1987).
Kondisi iklim clan cuaca memegang peranan yang
Sebanyak 6 dan 12 stasiun yang diamati, efisiensi
penting terhadap dinam ika populas i fi toplankton
transfer energinya relatif rendah, sedangkan pads
cla n zoopl ankto n (Es linger 2 001) . Perub ahan
stasiun lainnya relatif tinggi. Perbedaan ml diduga
jumlah k elimpahan popul asi plankton disebabkan
disebabkan oleh pemangsaan herbivorzooplankton,
curah hujan dan arus. C urah hujan menyebabkan
pada stasiun yang populasi herbivor zooplanktonnya
terjadinya pengenceran air clan penurunan salinitas,
tinggi maka efisiensi transfer energinya juga tinggi.
sert a meningka tkan ma suk an unsur hara dan
Variasi transfer energi yang beragam antar wilayah
daratan yang terbawa oleh luapan air sungai. Pada
sangat umum terjadi pads lingkungan perairan laut
musim penghujan pertumbuhan populasi fitoplankton
(Uye et al. 1987), karena sebaran fitoplankton dan
cenderung t inggi dan mel impah, menyebabkan
zooplankton sangat heterogen.
bi o ta a ir lai nn ya, misa lny a ikan, mel a ku kan
perkembangbiakan karena tersedia cukup makanan Herbivor z ooplank ton dari genus Cerat ium dan
(Amundsen et al. 2008). Pertumbuhan fitoplankton Calanus dit emukan hampir pada s emua stas iun
secara kasar dapat digolongkan menjadi dua ti pe, dan populasinya sangat meli mpah. Zooplankton
yaitu: (i) singkat, produktivitasnya meledak sangat tersebut menjadi mangsa utama bagi ikan pelagis
pesat, (ii) panjang, masa pertumbuhan sangat lambat. kecil, misalnya ikan clupeid dan carangid. Di daerah
Kondisi cuaca yang relatif tenang dan perairan yang lintang tinggi, misalnya teluk Tokyo (Tsuda & Nemoto
Kavanaugh M.T., K.J. Nielsen, F.T. Chan, B.A. Tsuda A. & I. Nemoto. 1988. Feeding of copepods on
Menge, R.M. Letelier, & L.M. Goodrich, 2009. suspended particles in Tokyo Bay. Journal of the
Experimental assessment of the effects of shade oceanographical society of Japan. Vol. 44, 217-
on an intertidal kelp: Do phytoplankton blooms 227.
inhi bit grow th of open-coast mac roalgae?.
Uye S., H. Kuwata & T. Endo. 1987. Standing stocks
Limnol. Oceanogr., 54(1), 276-288.
and production rate of phytoplankton and planktonic
Non tj i, A. , 19 87. Lau t nusa nta ra. P en er bi t copepods i n the inland s ea of Japan. Journal of
Djambatan. 368 h. the oceanographical society of Japan. Vol. 42,421-
434.
Roitz J.S., A.R. Flegal & K.W. Brul and. 2002.
The Biogeochemical cycling of Manganese Zollner A., H.G. Hoppe, U. Sommer & K. Jurgens, 1990.
in San Francisco Bay: Temporal and Spatial Effect of zooplankton-mediated trophic cascades on
Variations in Surface Water Concentrations. marine microbial food web components (bacteria,
Estuarine, Coastal and Shelf Science (2002) nanoflagellates, ciliates). Limnol. Oceanogr., 54(1),
54,227-239. 262-275.
Lampiran 1. Kelimpahan genus fitoplankton (individu/ m3) yang ditemukan di stasiun 1 -12 perairan Bawean,
indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominan (D).
Lampiran 2. Kelimpahan genus zooplankton (individu/ m3) yang ditemukan di stasiun 1 -12 perairan Bawean,
indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (D)
Lanjutan Lampiran 2. Kelimpahan genus zooplankton (individu/ m3) yang ditemukan di stasiun 1 -12 perairan
Bawean, indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (D)