Faktor Risiko Internal Dan Eksternal Preeklampsia Di Wilayah Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah
Faktor Risiko Internal Dan Eksternal Preeklampsia Di Wilayah Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah
Faktor Risiko Internal Dan Eksternal Preeklampsia Di Wilayah Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah
30
kehamilan setelah 20 minggu atau segera preeklampsia bisa menurunkan angka
setelah persalinan.2,3 kematian ibu di suatu daerah termasuk
Preeklampsia merupakan penyebab Kabupaten Pati.12 Selain itu penelitian
terbesar kematian ibu di Kabupaten Pati. preeklampsia belum banyak dilakukan
Pada tahun 2014 kematian maternal karena khususnya di Kabupaten Pati yang
preeklampsia sebesar 11,7% dan bukan merupakan daerah pesisir pantai, dengan
merupakan penyebab utama AKI di angka kejadian preeklampsia yang tinggi
Kabupaten Pati, mengalami kenaikan yang dari waktu ke waktu, sehingga diharapkan
signifikan pada tahun 2015 sebesar 24%, penelitian ini dapat memberikan inovasi
dan tahun 2016 mencapai 35%.4 cara baru dalam menanggulangi masalah
Kematian ibu akibat preeklampsia preeklampsia.
kejadiannya makin meningkat tiap tahun di
Kabupaten Pati. Banyak faktor yang METODE PENELITIAN
sering ditemukan penyebab terjadinya Jenis penelitian ini adalah
preeklampsia (multiple causation), baik itu observasional analitik dengan rancangan
faktor internal (usia ibu, Obesitas, paritas, kasus kontrol. Subyek sejumlah 40 kasus
jarak kehamilan, riwayat keturunan, ibu preeklampsia dan 120 kasus ibu tidak
riwayat preeklampsia, stres dan kecemasan, preeklampsia dan dipilih secara purposive
serta riwayat hipertensi) maupun eksternal sampling. Variabel bebas adalah faktor
ibu (paparan asap rokok, status pendidikan, internal (usia ibu, riwayat keluarga
riwayat antenatal care/ ANC serta preeklampsia, riwayat preeklampsia,
pengaruh zat gizi yang dikonsumsi ibu).5,6 obesitas dan penambahan berat badan yang
Namun faktor-faktor risiko preeklampsia berlebihan), serta faktor eksternal ibu
seringkali sukar ditentukan mana yang (paparan asap rokok, asupan antioksidan
menjadi sebab dan mana yang menjadi dan asupan natrium), sedangkan variabel
akibat.7 terikat adalah kejadian preeklampsia.
Banyak faktor yang bisa Pengumpulan data dengan
meningkatkan risiko terjadinya menggunakan wawancara terstruktur dan
preeklampsia dalam kehamilan (multipel data tentang asupan makanan responden
causation). Faktor risiko yang sering dilakukan dengan metode FFQ (Food
ditemukan baik internal (usia ibu, Obesitas, Frequency Questionnaire). Analisis data
paritas, jarak kehamilan, riwayat keturunan, dengan menggunakan analisis univariat,
riwayat preeklampsia, stres dan kecemasan, bivariat, dan multivariat. Analisis bivariat
serta riwayat hipertensi) maupun faktor dilakukan dengan menggunakan chi-
dari luar atau faktor eksternal ibu (paparan square dan analisis multivariat dengan
asap rokok, status pendidikan, riwayat regresi logistik berganda.
antenatal care/ ANC serta pengaruh zat
gizi yang dikonsumsi ibu).8,9 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pencegahan preeklampsia dapat Kabupaten Pati merupakan wilayah
dilakukan dengan mengidentifikasi faktor pesisir pantai yang sebagian besar
risiko dan pemantauan secara ketat penduduknya berprofesi sebagai nelayan
terhadap wanita yang berisiko sehingga dan petani garam. Banyak dari mereka
diharapkan angka preeklampsia bisa sangat mudah mendapatkan garam dan
direduksi. Penurunan angka kejadian ikan laut termasuk ikan asin. Namun untuk
31
mendapatkan buah dan sayur dapat 23-24,9 19 11,9
diperoleh di warung atau di pasar. ≥25 56 35
Kasus Kontrol
No Variabel OR (95% CI) P
N % N %
Faktor Internal
1. Usia ibu
< 20th,, >35 th 11 27,5 25 20,8 1,44
0,512
20-35 tahun 29 72,5 95 79,2 (0,36-3,28)
3. Obesitas
Obesitas 21 52,5 35 29,2
2,68 (1,29-5,60) 0,013
Tidak obesitas 19 47,5 85 70,8
5. Paritas
32
Primigravida 11 27,5 43 35,8
0,68 (0,31-1,49) 0,440
Multigravida 29 72,5 77 64,2
6. Riwayat hipertensi
Ada 15 37,5 9 7,5
7,4 (2,91-18,82) 0,0000
Tidak ada 25 62,5 111 92,5
7. Stres / kecemasan
Stress 20 50 33 27,5
Tidak stress 2,64 (1,26-5,51) 0,015
20 50 87 72,5
Faktor Eksternal
1. Asupan antioksidan
Kurang 36 90 85 70,87
Cukup 3,71 (1,23-11,19) 0,026
4 10 35 29,2
2. Asupan natrium
Lebih 14 35 21 17,5
Cukup 2,54 (1,14-5,67) 0,036
26 65 99 82,5
3. Paparan asap rokok
Terpapar 17 42,5 28 23,3
Tidak terpapar 2,43 (1,14-5,17) 0,033
23 57,5 92 76,7
33
Obesitas merupakan faktor risiko preeklampsia.10 Hasil penelitian ini
preeklampsia. Ibu ibu dengan obesitas menyatakan bahwa ibu dengan
mempunyai risiko terjadinya preeklampsia multigravida lebih banyak menderita
yaitu sebesar 2,68 kali lebih besar preeklampsia dari pada ibu dengan paritas
dibanding dengan ibu yang tidak obesitas. primigravida.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Ibu dengan riwayat hipertensi sebelum
dilakukan di Manado menyatakan bahwa kehamilan banyak dijumpai pada
ibu hamil yang menderita obesitas berisiko preeklampsia yaitu sebesar 37,5%,
4 kali lebih besar untuk terjadinya daripada kontrol sebesar 7,5%.
preeklampsia dibanding ibu hamil yang
tidak menderita obesitas.
Obesitas atau berat badan yang
berlebihan disamping menyebabkan
kolesterol tinggi dalam darah dan bisa
menjadi penyebab terjadinya resistensi
insulin. Resistensi insulin ini dapat
meningkatkan tekanan darah dalam
kehamilan melalui aktivasi sistem saraf Gambar 3. Riwayat Hipertensi Pada Subjek
simpatis, retensi sodium renal, Kasus dan Kontrol
peningkatan transport kation, dan yang
berhubungan dengan disfungsi endotel Riwayat hipertensi merupakan faktor
yang kemudian diikuti dengan kelainan risiko preeklampsia. Ibu kelompok riwayat
multi organ. Sindroma resistensi insulin ini hipertensi mempunyai risiko terjadinya
memiliki peran penting dalam patogenesis preeklampsia yaitu sebesar 7,4 kali
preeklampsia.8 dibandingkan dengan ibu dengan
Penambahan berat badan yang kelompok yang tidak ada riwayat
berlebihan selama kehamilan bukan hipertensi. Hal ini sesuai dengan hasil
merupakan faktor risiko untuk terjadinya penelitian sebelumnya yang dilakukan di
preeklampsia. Penambahan berat badan Yogyakarta yang menyatakan bahwa
dikategorikan berdasarkan nilai IMT mempunyai risiko untuk terjadi
responden pada K1 (kunjungan pertama preeklampsia pada kehamilannya yaitu 7
pada awal kehamilan). Hasil penelitian ini kali lebih besar dibandingkan dengan
didukung oleh penelitian yang dilakukan wanita yang tidak mempunyai riwayat
Quedarusman (2012) yang menyatakan hipertensi sebelum hamil.11
bahwa penambahan berat badan yang Status kesehatan wanita sebelum dan
berlebihan bukan merupakan faktor risiko selama kehamilan adalah faktor penting
terjadinya preeklampsia.9 yang mempengaruhi timbul dan
berkembangnya komplikasi. Riwayat
Ibu dengan primigravida bukan hipertensi merupakan salah satu faktor
merupakan faktor risiko preeklampsia. yang dapat dihubungkan dengan kejadian
Penelitian ini sesuai dengan penelitian preeklampsia dalam kehamilan. Angka
yang dilakukan sebelumnya oleh Gustri kejadian preeklampsia akan meningkat
(2016) yang menyatakan bahwa tidak ada pada hipertensi kronis, karena pembuluh
hubungan yang signifikan antara status darah placenta sudah ada gangguan.
paritas ibu dengan kejadian Hipertensi kronik merupakan faktor
34
predisposisi terjadinya preeklampsia. Bila menghindar yang menyebabkan terjadi
ibu sebelumnya sudah menderita peningkatan sekresi adrenalin kedalam
preeklampsia, maka keadaan ini akan vaskuler yang dapat menyebabkan
memperberat keadaan ibu yang bisa adamnya peningkatan denyut jantung dan
berpotensi menjadi preeklampsia berat.7 tekanan darah sistolik, sedangkan Fight
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adalah suatu reaksi fisiologis tubuh untuk
Ibu dengan stres atau kecemasan menghadapi ancaman yang bisa
cenderung menderita preeklampsia sebesar menyebabkan sekresi noradrenalin, renin
50% daripada kontrol sebesar 27,5%. angiotensin sehingga terjadinya
peningkatan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolik. Respon tersebut terjadi
80 Kasus karena rangsangan dari sistem saraf
60
Kontrol simpatis dan sistem endokrin.12
40
20
Faktor Risiko Eksternal
0
Stres Tidak stres
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu hamil masih kurang
Gambar 4. Stres Pada Subjek Kasus dan mengkonsumsi buah, sayur serta suplemen
Kontrol
antioksidan. Responden dengan asupan
Stres merupakan faktor risiko antioksidan yang kurang banyak dijumpai
preeklampsia. Ibu yang menderita stres pada kasus preeklampsia dari pada kontrol.
atau kecemasan selama kehamilannya
berisiko 2,64 kali menderita preeklampsia
dibandingkn ibu yang tidak mengalami 100
Kasus
stres atau kecemasan.Variabel stress ini
diukur berdasarkan kondisi ibu saat awal 50
kehamilan. Penelitian ini sesuai dengan Kontrol
penelitian sebelumnya yang meyatakan 0
bahwa ibu hamil dengan stress atau Kurang Cukup
kecemasan mempunyai risiko untuk
Gambar 5. Asupan Antioksidan Pada Subjek
terjadinya preeklampsia sebesar 6,5 kali Kasus dan Kontrol
lipat dibanding ibu hamil yang tidak
mengalami stress atau kecemasan selama Asupan antioksidan yang rendah
kehamilannya.12 merupakan faktor risiko preeklampsia. Ibu
Stres merupakan suatu kondisi yang dengan asupan antioksidan yang rendah
tidak stabil antara jiwa dengan realitas berisiko untuk menderita preeklampsia
kehidupan. Secara umum kondisi emosi sebesar 3,71 kali dibandingkan dengan ibu
yang dirasakan ibu yang hamil cukup labil. yang dalam kehamilannya cukup dalam
Ibu hamil bisa memiliki reaksi yang mengkonsumsi antioksidan. Hal ini
ekstrem disertai dengan suasana hatinya diperkuat dengan penelitian eksperimental
kerap berubah dengan cepat. Ibu hamil randomisasi yang meneliti tentang
yang menderita stress atau kecemasan suplementasi dua macam antioksidan
akan terjadi respon flight or fight. Flight (vitamin C dan E). Mereka menyimpulkan
adalah suatu reaksi fisiologis tubuh untuk bahwa kejadian preeklamsia menurun
pada kelompok pemakai antioksidan.13
35
Hasil penelitian mendukung teori statistik antara konsentrasi natrium dalam
bahwa pemberian antioksidan mampu serum dengan kejadian preeklampsia.17
mengurangi stress oksidatif dan dysfungsi Berdasarkan hasil penelitian yang
endothel yang bermanifestasi timbulnya telah dikemukakan, diharapkan ibu hamil
peningkatan tekanan darah.14 Stress cukup dalam mengkonsumsi natrium
oksidatif merupakan fenomena yang sehari-hari yang berarti bahwa ibu hamil
normal terjadi dalam kehamilan, namun tidak boleh kurang dan tidak berlebihan
pada kehamilan preeklampsia terjadi stress dalam mengkonsumsi natrium sesuai
oksidatif yang berlebihan sehingga standar yang ditetapkan. Asupan natrium
melebihi ambang batas normal. Pemberian yang berlebih akan menyebabkan
antioksidan yang cukup bisa mencegah terjadinya retensi cairan yang akan
terjadinya preeklampsia yang berperan meningkatkan volume darah. Konsumsi
dalam pencegahan terjadinya kerusakan natrium yang berlebih dapat memperkecil
dinding endothel (dysfungsi endothel) dari diameter arteri, yang menyebabkan
radikal bebas.15,16 jantung harus memompa lebih keras untuk
Sebagian besar responden tingkat mendorong volume darah melalui ruang
asupan natriumnya dalam kategori cukup, yang makin sempit, yang mnyebabkan
namun responden yang mengkonsumsi tekanan darah akan meningkat.18
natrium yang berlebih lebih banyak Sebagian besar responden tidak
dijumpai pada ibu dengan kasus terpapar asap rokok. Namun ibu yang
preeklampsia yaitu sebesar 35% dari pada terpapar asap rokok, banyak dijumpai pada
ibu dengan kehamilan normal sebesar kehamilan preeklampsia sebesar 42,5%,
17,5%. dari pada kehamilan normal 23,3%.
80
100 60
40 Kasus
20 Kontrol
Kasus 0
50
Kontrol Terpapar Tidak
terpapar
0
Lebih Cukup
36
Asap rokok yang berada di lingkungan
Riwayat
perokok mengandung bahan toksik dan 3.
hipertensi
7,38 2,32-23,45 0,001
karsinogenik yang sama seperti aliran 4. Stres 3,30 1,31-8,33 0,012
utama yang dihisap oleh perokok aktif. Hal Asupan
5. antioksidan 4,22 1,13-15,74 0,032
ini menunjukkan bahwa efek perokok pasif yang rendah
hampir sama dengan efek perokok aktif.
Pada ibu hamil perokok pasif nikotin KESIMPULAN
dapat meningkatkan denyut jantung dan Faktor risiko yang paling kuat adalah
tekanan darah. Hal ini disebabkan karena riwayat hipertensi ibu sebelum kehamilan.
perokok pasif akan menghisap CO Disarankan agar memasukkan riwayat
(carbonmonoksida) yang menyebabakan hipertensi, riwayat keluarga preeklampsia,
pasokan O2 jaringan berkurang. Sel tubuh obesitas, dan stres dalam anamnese
yang kekurangan O2 akan berusaha untuk pelayanan antenatal untuk mendeteksi dini
meningkatkannya melalui kompensasi preeklampsia.
pembuluh darah dengan jalan spasme yang
berakibat meningkatnya tekanan darah. DAFTAR PUSTAKA
Efek dari paparan asap rokok tersebut akan 1. Pusdatin Kemenkes RI. Mother’s Day.
berpengaruh pada perubahan morfologi Jakarta; 2013
plasenta sehingga menyebabkan 2. Cunningham, FG, et all . Obstetri
Williams. 23rd Edition: MacGraw Hill
terganggunya fungsi endothel (dysfungsi
Professional; 2009
endothel). Dysfungsi endothel ini 3. Keman, Patomekanisme Preeklampsia
menyebabkan permeabilitas vaskuler Terkini. Malang: UB Press; 2014
meningkat sehingga menyebabkan edema 4. Dinas Kesehatan Kabupaten Pati.
dan proteinuria.20 Laporan Tahunan Dinas Kesehatan
Faktor yang bersama-sama Kabupaten Pati ; 2014-2016
mempengaruhi kejadian preeklampsia 5. Roberts, M, J., Modnar, M, L., Patrick,
adalah riwayat keluarga preeklampsia, E, T., Powers, W, R. 2011. The Role of
Obesity in Preeclampsia. Pregnancy
obesitas, riwayat hipertensi, stres, serta Hypertens. 2010 ; 1(1): 6–16
asupan antioksidan yang rendah. Faktor 6. Setyawati, B. Et al. Faktor Risiko
yang paling berpengaruh secara signifikan hypertensi Pada wanita Hamil di
terhadap kejadian preeklampsia adalah Indonesia (Analisa Data Riskesdas
riwayat hipertensi. Ibu yang memiliki 2013). Jakarta; 2013
riwayat hipertensi berisiko menderita 7. Rozikhan. Faktor-Faktor Risiko
preeklampsia sebesar 7,38 kali lebih lipat Terjadinya Preeklampsia Berat Di
Rumah sakit dr H. Soewondo Kendal :
lebih besar dibanding dengan responden
Program Magister Epidemiologi
yang tidak memiliki riwayat hipertensi. Universitas Diponegoro ; 2007
Adapun hasil analisis multivariat 8. Keman, Patomekanisme Preeklampsia
digambarkan dalam Tabel 3. Terkini. Malang: UB Press; 2014
9. Quedarusman, H. Hubungan Indeks
Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Masa Tubuh Ibu dan Peningkatan
P Berat Badab Saat Kehamilan dengan
No Variabel OR 95% CI
Value Preeklampsia. Manado : FK Unstrat;
Riwayat 2012..
1. preeklampsia 5,32 1,63-17,40 0,006 10. Gustri ,Y., Sitorus, R.J., Utama
keluarga F.Determinan Kejadian Preeklampsia
2. Obesitas 4,01 1,60-10,09 0,003
37
pada Ibu hamil di RSUP Dr. Increased risk of preeclampsia in
Mohammad Hoesin Palembang. Previos and Pasive Smokers, Am J
Palembang : Universitas Sriwijaya ; Obstet Gynecol; 2014
2016 20. Isnawati,M. Hubungan Ibu Hamil
11. Wardani dan Mawarti. Analisis Faktor- Sebagai Perokok Pasif dengan
Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Preeklampsia di RSUD
Terjadinya Preeklampsia atau Dr.Moewardi. Surakarta : Universitas
eklampsia di RSU PKU Muhamadiyah Sebelas Maret ; 2012
Yogtakarta Tahun 2007-2009. Yang
diakses di :
file:///D:/TESIS%20PREEKLAMPSIA
/FAKTORFAKTOR%20PRE%20EKL
AMPSIA.pdf
12. Rengganis, I. Hubungan Antara
Kecemasan dengan Preeklampsia.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret ;
2010
13. Grum, T. Et al. Determinants of Pre-
eclampsia/Eclampsia among Women
Attending Delivery Services in Selected
Public Hospitals of Addis Ababa,
Ethiopia: a case control study. BMC
Pregnancy and Childbirth: 2017; Vol
17; no.307.
14. Ardini . Efek Pemberian Kombinasi
Vitamin E dan Vitamin C Terhadap
Kadar Nitric Oxide (NO) Pada
Preeklampsia. Semarang : Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro;
2005
15. Nofrisa M, Hartini dan Hakimi.
Kurang Asupan Vitamin A, C, E DAN
Beta Karoten Meningkatkan Kejadian
Preeklampsia DI RSUP DR. Sardjito,
Yogyakarta. Gizi Indon: 2010; vol 33;
no,2; 136-142
16. Murray, R. K. Harper Illustrated
Biochemistry 26ed. USA: Mc-Graw
Hill, 2003
17. Unger, C., at all. Sodium
Concentration and Pre-eclampsia: is
Salt Restriction of Value?. PMID ;
1998 May-Jun;202(3):97-100
18. Lestari, D. Hubungan Asupan Kalium,
Kalsium, Magnesium, Dan Natrium,
IMT, Serta Aktifitas Fisik Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia
30 – 40 Tahun. Semarang: FK UNDIP;
2010
19. Luo Z-C, Wei S-Q, Julien P, et all,
Plasma cotinine Indicates an
38