Jurnal DK - Ivan

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

UPAYA PENURUNAN INSIDEN PREEKLAMSIA DENGAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI WARGA DI


DESA SINDANG PANON, KECAMATAN SINDANG JAYA,
TANGERANG, BANTEN
Ivan Buntara1, Rachel Natalia1, Anastasia Priyuline1, Zita Atzmardina1, Meilani Kumala2,
Dewi Anita Etikasari3
1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta,
11440, email : zita.atzmardina@alumni.ui.ac.id
2
Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, 11440
3
Puskesmas Kecamatan Sindang Jaya, Tangerang, Banten

Abstrak

Latar Belakang : Hipertensi dalam kehamilan ditemukan pada 10% ibu hamil di seluruh dunia,
termasuk di dalamnya preeklamsia dan eklamsia, hipertensi gestasional, dan hipertensi kronis.
Menurut WHO, penyebab ke-2 kematian ibu terbanyak di dunia adalah hipertensi dalam
kehamilan, yaitu sebesar 25% dari total jumlah kematian ibu. Insidens preeklamsia di Indonesia
berkisar antara 3 – 10% dari total ibu hamil. Kasus preeklamsia di kecamatan Sindang Jaya
menunjukkan peningkatan dari bulan Maret (0 kasus) hingga Juli 2017 (11 kasus). Maka dari
itu, intervensi perlu dilakukan untuk menurunkan insiden preeklamsia.
Metode : Paradigma Blum digunakan untuk mengidentifikasi masalah penyebab
meningkatnya insiden preeklamsia. Kuisioner disebarkan secara purposive non-random
kepada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Sindang Jaya. Berdasarkan data yang
diperoleh, didapatkan adanya pengetahuan, sikap dan perilaku yang memengaruhi terjadinya
peningkatan insiden preeklamsia. Penyuluhan, pemeriksaan faktor risiko, pembagian leaflet
dan pemasangan poster tentang preeklamsia dilakukan.
Hasil : Hasil intervensi penyuluhan kepada 52 WUS di Desa Sindang Panon didapatkan
peningkatan pengetahuan sebanyak 34,54%. Pemeriksaan faktor risiko memberi hasil terdapat
18 orang berusia terlalu muda atau terlalu tua untuk merencanakan kehamilan, 4 orang
memiliki hipertensi, 17 orang memiliki obesitas dan 1 orang memiliki riwayat preeklamsia.
Leaflet telah dibagikan kepada peserta penyuluhan dan pengunjung Puskesmas serta Posyandu.
Poster telah dipasang di Puskesmas dan Posyandu.
Kesimpulan : Hasil intervensi meningkatkan pengetahuan WUS tentang preeklamsia. Edukasi
dan pemeriksaan faktor risiko perlu diteruskan untuk menurunkan insiden preeklamsia.

Kata Kunci : preeklamsia, wanita usia subur, Paradigma Blum

1. Pendahuluan Preeklamsia adalah sebuah kondisi


Diagnosis komunitas adalah sebuah metode yang dapat terjadi setelah usia kehamilan
yang dilakukan dengan pengumpulan data 20 minggu dan ditemukannya hipertensi
survei dan data demografi untuk (tekanan darah > 120/80 mmHg) serta
menanggulangi masalah kesehatan di proteinuria.2 Faktor-faktor yang dapat
tingkat komunitas dan meningkatkan berperan menimbulkan preeklamsia adalah
efektivitas pelayanan kesehatan.1 Salah
usia ibu < 20 tahun dan nulipara, obesitas,
satu masalah kesehatan di Desa Sindang
diabetes melitus, hipertensi kronik,
Panon yang perlu diperhatikan adalah
preeklamsia. nefropati, kehamilan ganda, usia ibu > 35
tahun, riwayat preeklamsia sebelumnya dan
riwayat preeklamsia dalam keluarga. pemeriksaan faktor risiko, dan pembagian
3
Preeklamsia dapat menimbulkan masalah poster.
saat kehamilan seperti gangguan Sesudah melaksanakan intervensi dan
kardiovaskuler, paru, ginjal, darah, mata, monitoring, hasil intervensi dianalisis
hepar, hingga menyebabkan kematian.4 kemudian dilakukan evaluasi dengan
Menurut World Health Organization pendekatan sistem.
(WHO), kasus hipertensi dalam kehamilan,
termasuk preeklamsia dan eklamsia, 3. Hasil
menyebabkan 25% ibu meninggal dari total Sebanyak 52 WUS hadir dalam penyuluhan
jumlah kematian ibu di dunia.5 Sebanyak dan pemeriksaan faktor risiko, terdiri dari
55,56% dari total insidens preeklamsia di 23 ibu hamil, 29 WUS lainnya. Pre-test dan
Indonesia menyebabkan kematian ibu.6 post-test yang dilakukan sebelum dan
Menurut data Profil Kesehatan Kabupaten sesudah penyuluhan memberikan hasil
Tangerang (2014), jumlah kematian ibu secara berturut-turut 59,42% dan 85,96%,
yang disebabkan preeklamsia, eklamsia, sehingga didapatkan peningkatan
dan hipertensi dalam kehamilan adalah 39% pengetahuan sebesar 34,54%. (Tabel 1)
dari jumlah total kematian ibu.7 Kasus
preeklamsia di kecamatan Sindang Jaya Tabel 1. Peningkatan hasil pre-test dan
sendiri menunjukkan peningkatan dari post-test
bulan Maret, 0 kasus baru, hingga Juli 2017, Data Rata-rata
menjadi 11 kasus baru.8 Hasil Pre-Test 59,42%
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan
Hasil Post-Test 85,96%
terhadap 50 ibu hamil yang berkunjung ke
puskesmas, didapatkan hanya 18% ibu Peningkatan Nilai 34,54%
yang tahu mengenai preeklamsia dan hanya Sumber : hasil analisis penulis
40% ibu yang rutin olahraga sebelum hamil.
Selain itu 86% ibu masih suka konsumsi Leaflet disebarkan kepada seluruh WUS
makanan asin dan 78% ibu gemar yang hadir dan dibagikan kepada kader
mengonsumsi makanan manis. untuk diletakkan di posyandu.
Diagnosis komunitas dilakukan dengan Setiap peserta mendapat kartu status
tujuan meningkatkan pengetahuan wanita untuk kemudian dapat diisi dengan hasil
usia subur (WUS) tentang preeklamsia pemeriksaan faktor risiko. Pemeriksaan
sehingga dapat menurunkan insidens faktor risiko memberikan hasil sebanyak 18
preeklamsia di desa Sindang Panon. WUS memiliki usia diluar rentang usia
ideal untuk hamil, 17 orang memiliki
2. Metode obesitas, 4 orang memiliki hipertensi dan 1
Identifikasi masalah penyebab peningkatan orang memiliki riwayat preeklamsia
insidens preeklamsia di Desa Sindang sebelumnya. (Tabel 2)
Panon dilakukan dengan menggunakan
metode Paradigma Blum. Setelah Tabel 2. Hasil pemeriksaan faktor risiko
identifikasi masalah penyebab, dibuat preeklamsia
prioritas masalah dengan teknik non- Faktor risiko Jumlah
scoring (teknik Delphi). Setelah ditentukan Usia tidak ideal untuk hamil 18 WUS
prioritas masalah, disusun rencana Obesitas 17 WUS
intervensi yang terdiri dari: penyuluhan, Hipertensi 4 WUS
penyebaran leaflet, pembagian kartu status, Riwayat preeklamsia 1 WUS
Sumber : hasil analisis penulis
Poster juga dibagikan kepada 8 kader muda atau terlalu tua untuk menjalani
untuk dipasang di posyandu sebagai media kehamilan, obesitas, hipertensi dan
informasi mengenai preeklamsia. riwayaat preeklamsia sebelumnya.
Sebanyak 8 lembar poster telah diterima
4. Pembahasan oleh 8 kader untuk dipasang di posyandu
Pemberian penyuluhan yang bertujuan sebagai media informasi mengenai
meningkatkan pengetahuan WUS tentang preeklamsia bagi pengunjung posyandu.
preeklamsia memberikan hasil positif yang Selain itu, 1 lembar poster juga telah
ditunjukkan dengan peningkatkan hasil dipasang di puskesmas agar dapat dibaca
pre- dan post-test, dari 59,42% menjadi oleh pengunjung puskesmas.
85,86% , dengan selisih sebesar 34,54% Setelah dilakukannya intervensi tersebut,
(peningkatan ≥ 20 %). Walaupun demikian, diharapkan dapat meningkatkan
terdapat 5 orang (9,6%) yang tidak pengetahuan, kewaspadaan dan memotivasi
mengalami peningkatan maupun WUS Desa Sindang Panon untuk
penurunan nilai. Diharapkan kepada WUS melakukan upaya pencegahan preeklamsia
yang hadir agar dapat membagikan sejak dini. Sehingga dalam jangka panjang
informasi yang diperoleh kepada WUS lain dapat menurunkan insidens preeklamsia di
di sekitarnya. Desa Sindang Panon.
Leaflet sudah diterima oleh 52 WUS
yang hadir dan kader-kader posyandu. 5. Kesimpulan dan saran
Leaflet berisi materi yang hampir sama Didapatkan kesimpulan bahwa Desa
dengan penyuluhan, yaitu tentang Sindang Panon merupakan salah satu desa
pengertian preeklamsia, tanda dan gejala, yang memiliki jumlah kasus preeklamsia
faktor risiko serta pencegahannya. Hal tertinggi di Kecamatan Sindang Jaya.
tersebut bertujuan agar informasi yang Faktor masalah yang memberi pengaruh
diperoleh dalam penyuluhan dapat diingat adalah faktor pengetahuan, sikap, perilaku
kembali saat membaca leaflet. Selain itu, dan lingkungan. Disarankan bagi WUS
diharapkan juga leaflet dapat diakses Desa Sindang Panon untuk saling berbagi
dengan mudah oleh pengunjung posyandu informasi, mewaspadai preeklamsia dan
lain yang tidak mengikuti kegiatan melakukan upaya pencegahan sejak dini.
penyuluhan. Selain itu juga agar kegiatan intervensi
Kartu status diterima oleh 52 WUS yang yang telah dilakukan dapat terus
hadir sebelum dilakukannya pemeriksaan dilanjutkan dan dikembangkan.
faktor risiko. Kartu tersebut digunakan
untuk mencatat hasil pemeriksaan faktor 6. Daftar pustaka
risiko setiap WUS yang hadir, sehingga 1. Bennett FJ. Diagnosa komunitas: dan
mereka dapat mengetahui faktor-faktor program kesehatan. Jakarta: Yayasan
risiko preeklamsia yang dimiliki. Essentia Medica; April 1987.
Pemeriksaan faktor risiko preeklamsia 2. WHO recommendations for Prevention
juga telah dilakukan kepada 52 WUS yang and treatment of pre-eclampsia and
tetrdiri atas pemeriksaan gula darah eclampsia. World Health Organization.
Switzerland: 2011.
sewaktu, tekanan darah, tinggi badan , berat
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom
badan dan indeks massa tubuh. SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Berdasarkan kegiatan tersebut didapatkan Williams obstetrics. 23rd ed. The
faktor risiko yang dimiliki WUS Desa McGraw Hill Companies, Inc. 2010.
Sindang Panon antara lain usia yang terlalu
4. Wibowo N, Irwinda R, Frisdiantiny E,
Karkata MK, Mose JC, Chalid MT, et
al. Pedoman nasional pelayanan
kedokteran: diagnosis dan tatalaksana
pre-eklamsia. Jakarta: Perkumpulan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia
Himpunan Kedokteran Feto Maternal;
2016.
5. Badan Perencanaan dan Pembangunan
Nasional. Report on the achievement of
millennium development goals
Indonesia. Jakarta: Bappenas; 2010.
6. Opitasari C, Andayasari L. Parity,
education level and risk for (pre-)
eclampsia in selected hospitals in
jakarta. Health Science Indones. 2014
Jun;5(1):35-9.
7. Margaretha, Yuliastari A, Ningsih KTI,
Kurniawan, eds. Profil kesehatan
kabupaten tangerang tahun 2014.
Tigaraksa: Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang; 2015.
8. Puskesmas Sindang Jaya. Buku
Register Pelayanan Obstetri Neonatal
Esensial Dasar. Tangerang; 2017.

You might also like