Jurnal Serbuk Gergaji PDF
Jurnal Serbuk Gergaji PDF
Jurnal Serbuk Gergaji PDF
Abstract
Coconut wood sawdust is one of the common wastes found in Indonesia and has
great potential to be utilized as alternative biomass energy raw materials or
cellulose-based biotechnology products. Biodelignification is the process to
release cellulose, hemicellulose bond with lignin using microbes such as fungi,
bacteria or enzymes. Pleuratus sapidus one of white rot fungi species who have
ability on lignin degradation by produces ligniselulolytic enzymes and proven
to be effective and efficient to degrade lignin. The purpose of this study was to
determine the optimum incubation time of Pleuratus sapidus between 15, 30, 45
days and the best inoculum concentration between 2.5 ml/ 10 g substrate, 5 ml/
10 g substrate, 7.5 ml/ 10 g substrate in delignification of coconut wood
sawdust. Chesson Data method is used to calculate the lignin, cellulose and
hemicellulose in coconut wood sawdust and to detemine percentage of
degradation, Data analyzed using SPSS Two Way Anova. Conclusion of the
research, the best concentration of inoculum was 5 ml/ 10 gr substrate, with the
ability to degrade lignin in coconut wood sawdust as 6.33 % with an optimum
incubation time of 45 days.
1. PENDAHULUAN
Serbuk gergaji kayu kelapa merupakan salah satu limbah kerajinan yang umum di
jumpai di Indonesia dan merupakan sumber bahan ligniselulosa. Limbah serbuk gergaji kayu
kelapa sangat melimpah sehingga cenderung mencemari lingkungan. Potensi limbah serbuk
gergaji kayu kelapa yang melimpah serta kandungan selulosa dan hemiselulosa pada sebuk
kayu memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis
tinggi. Permintaan energy tumbuh sangat pesat, sedangkan pasokan minyak bumi berkurang
dan perlu disadari bahwa cadangan minyak bumi yang ada, tidak akan dapat memenuhi
kebutuhan di masa mendatang. Demikian pula kebutuhan energy masyarakat yang semakin
meningkat dan harga bahan bakar minyak bumi yang membumbung tinggi menjadi salah
satu upaya pemenuhan kebutuhan energy yang lebih murah dan tersedia melimpah berupa
energy terbarukan yang ramah lingkungan (Mahajoeno, 2008).
Perez et al (2002) menyatakan bahwa jamur pelapuk putih merupakan kelompok
basidiomycetes yang paling efektif mendegradasi lignin dari kayu. Jamur ini memproduksi
serangkaian enzim yang terlibat langsung dalam perombakan lignin, sehingga sangat
membantu proses delignifikasi pada biomassa lignoselulosa. Dua enzim yang dihasilkan oleh
jamur pelapuk putih dapat berperan dalam proses degradasi lignin adalah lakase, lignin
peroksidase (LiP), dan Mn peroksidase (MnP) (Hattaka, 2005).
37
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
Bilal dan Asgher (2016), biomassa Lignoselulosa yang berasal dari tanaman yang
diolah dan bahan limbah industri pertanian merupakan sumber daya terbarukan yang
menjanjikan untuk produksi bahan bakar dan bio-produk bernilai tambah lainnya. Produksi
enzim ligninolitik dan selulolitik dari limbah pertanian lignoselulosa yang berbeda oleh
Pleoratus sapidus WC 529. Pola produksi enzim diperiksa selama pertumbuhan organisme
untuk jangka waktu 10 hari. Dikulturkan dalam media solid state batang pisang (BS)
meningkatkan aktifitas enzim yang lebih tinggi dari laccase, mangan peroksidase (MnP) dan
lignin peroksidase (LiP) dibandingkan dengan enzim selulolitik yang lain. Kondisi optimal
yang menghasilkan aktivitas enzim tertinggi adalah: awal PH 4; suhu 350C; tingkat
kelembapan 60% inokulum ukuran 4ml dan waktu inkubasi 12 jam. Ekstrak enzim
lignoselulolitik mentah menyajikan efisiensi dan potensial untuk delignifikasi substrat
lignoselulosa yang berbeda dalam 48 jam.
2. KAJIAN LITERATUR
A. Delignifikasi
Delignifikasi adalah proses untuk menghilangkan lignin, mengurangi kristalinitas
selulosa, dan meningkatkan porositas bahan sehingga memudahkan proses hidrolisis serta
fermentasi gula dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bioethanol.(Taherzandeh, 2008).
Perez et al (2002) menyatakan bahwa jamur pelapuk putih (white rot fungi)
merupakan kelompok basidiomycetes yang paling efektif mendegradasi lignin dari kayu.
Jamur ini memproduksi serangkaian enzim yang terlibat langsung dalam perombakan lignin,
sehingga sangat membantu proses delignifikasi pada biomassa lignoselulosa. Referensi lain
menyatakan bahwa jamur ini paling efektif dalam perombakan secara biologis pada bahan-
bahan berlignoselulosa (Isroi et al. 2011).
B. Tanaman Kelapa ( Cocos nucifera L )
Tanaman Kelapa( Cocos nucifera L ) termasuk genus cocos yang hanya memiliki satu
species yaitu Cocos nucifera L, tetapi memiliki fenotipik yang sangat beragam.
Keanekaragaman tanaman ini terutama pada sifat kecepatan berbunga pertama, warna buah
bwentuk dan ukuran buah, jumlah buah per tandan , tinggi batang, hasil dan kualitas kopra.
Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa utama dunia dengan luas 3,9 juta hektar (
jabatan pertanian Malaysia, 2007).
Tanaman Kelapa dapat tumbuh baik di wilayah iklim panas seperti Asia, Afrika dan
Amerika. Pohon Kelapa yang telah ditebang akan menjadi limbah yang merugikan bagi
perkebunan karena akan menjadi sarang bagi perembangbiakan kumbang badak (Oryctes
rhinoceros) yang termasuk hama utama perkebunan Kelapa. Namun, karena ketersediaan
kayu yang semakin terbatas, batang Kelapa mulai banyak dimanfaatkan sebagai pengganti
kayu sehingga pembuangan limbah dapat dikurangi (Arancon,1997).Tanaman Kelapa
memiliki taksonomi klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheophyta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Arecales
Familia : Arecaceae
Genus : Cocos
Species : Cocos nucifera L
Kayu kelapa merupakan kayu serba guna, umumnya digunakan untuk berbagai
keperluan seperti furniture dan perkakas, selain itu serbuk gergajinya dapat pula digunakan
sebagai bahan pembuat briket dan juga sebagai zat penyerap. Serbuk gergaji kayu
merupakan limbah industri kayu yang ternyata dapat digunakan sebagai zat penyerap logam
berat (Hapsari, 2014). Limbah serbuk kayu yang yang dihasilkan dari produksi kayu dan
38
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
furniture cukup banyak. Sehingga akan menjadi komoditas yang menguntungkan jika
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol.
3. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian menggunakan Metode eksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) 3 faktor dengan 2 kali ulangan. Faktor tersebut adalah jenis jamur,
konsetrasi inokulum dan waktu optimal biodelignifikasi jamur pelapuk putih. Penentuan
ulangan digunakan rumus (t-1) (n-1 ) ≥15 (Nurulita et al, 2012). Dengan Perlakuan sesuai
dengan Faktor Perlakuan di bawah ini
Perlakuan Kode
Konsentrasi X Y Z
Inokulum ( 2,5 ml / 10 gram) ( 5 ml / 10 gram) ( 7,5 ml / 10 gram)
Waktu Inkubasi 1 2 3
( 15 HST) (30 HST) (45 HST)
Penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu persiapan serbuk kayu dan media kultur,
persiapan inokulum, inokulasi kultur, dan pengujian komponen kimia serbuk kayu:
39
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
2. Persiapan inokulum
a. Peremajaan isolat
Biakan jamur Pleurotussapidus diremajakan pada media PDA (Potato Dextrose Agar)
yang sebelumnya telah disterilisasi pada suhu121oC selama 15 menit dalam otoklaf
selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama 5-10 hari. Untuk melihat pertumbuhan
fungi pada media cukup melakukan pengamatan secara visual karena penampakan
miselia pada media sangat khas yaitu seperti serat kapas berbentuk kipas dan berwarna
kuning keputihan.
b. Pembuatan Suspensi Fungi
Suspensi jamur dibuat dengan cara memisahkan spora jamur dari PDAnya dengan
menggunakan jarum ose, selanjutnya mencampurkan dalam 20 ml larutan tween 80
0,01% dalam labu ukur 50 mL dan diencerkan sampai volume 50 ml.
3. Inokulasi kultur
Inokulasi dilakukan dengan cara menginokulasikan suspense Pleurotussapidus dalam
media kultur dari serbuk Serbuk kayu kelapa yang telah disterilisasi dengan di suspense
dengan inokulum 2,5, 5, 7,5 ml . Media serbuk kayu yang telah diinokulasi kemudian
diinkubasi pada inkubator ± 37°C selama 10, 20, dan 30 hari.
4. Pengujian komponen kimia serbuk kayu keras
Pengujian waktu optimal dilakukan setelah diinkubasi 10, 20, dan 30 hari.serbuk kayu
yang telah ditumbuhi jamur dipanaskan dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15
menit, media serbuk kayu dikeringkan menggunakan oven pada suhu 121oC selama
15menit. Serbuk kayu yang telah kering digunakan untuk pengujian kadar ekstraktif,
lignin, selulosa dan hemiselulosa. Pengujian komponen kimia juga di lakukan sebelum
penelitian sebagai data awal karakterisasi dari kayu kelapa( Cocos nucifera ).
40
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
encer pada suhu tinggi. Bagian terakhir yang tidak larut adalah lignin. Kandungan lignin
dikoreksi dengan kandungan abu (Isroi, 2011).
4. HASIL PENELITIAN
Analisis komponen Ligniselulosa
Ligniselulosa merupakan komponen utama tanaman yang mengambarkan jumlah
sumber bahan organaik yang dapat di perbaharui(sjostrom,1995). Lignoselulosa terdiri dari
selulosa, hemiselolosa, lignin dan beberapa bahan ekstraktif lain. Semua komponen
lignoselulosa terdapat pada dinding sel tanaman. Hasil analisis komponen lignoselulosa awal
dari serbuk kayu kelapa dapat dilihat pada Tabel 2.
41
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
Lignin
6.33
5.43
4.07 4.07
3.62
2.26
1.81
0.90 1.36 0.45 0.90 0.45
Gambar 1. Grafik Delignifikasi Serbuk gergaji kayu kelapa oleh Pleuratus sapidus
Keterangan :
AX1 :Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Pleoratus sapidus 2,5g ( 15 hari)
AX2 : Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Pleoratus sapidus 2,5g (30 hari)
AX3 : Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Pleoratus sapidus 2,5g (45 hari)
AY1 :Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Pleurotus sapidus 5g( 15 hari)
AY2 : Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Pleurotus sapidus 5g (30 hari)
AY3 : Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Peurotus sapidus 5g (45 hari)
AZ1 :Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Peurotus sapidus 7,5g ( 15hari)
AZ2 : Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Peurotus sapidus 7,5g(30hari)
AZ3 : Media Serbuk Kayu Kelapa dengan Penambahan Peurotus sapidus 7,5g (45 hari)
K1 :Media Serbuk Kayu Kelapa Tanpa Penambahan (15 hari)
K2 :Media Serbuk Kayu Kelapa Tanpa Penambahan (30 hari)
K3 :Media Serbuk Kayu Kelapa Tanpa Penambahan (45 hari)
42
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
43
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
meningkatkan stabilitas dinding sel. Hemiselulosa juga berikatan silang dengan lignin
membentuk jaringan kompleks dan memberikan struktur yang kuat (Suparjo,2010).
Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan bahwa beberapa sampel mengalami sedikit
penurunan hemiselulosa yang selisihnya kecil diantara masing –masing jenis fungi yang
ditambahkan. Pada substrat dengan penambahan Pleoratus sapidus rata-rata penurunannya
1,8% - 3,47%.
44
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
6. REFERENSI
Bilal,M. and Ashger, M., (2016). Biodegradation of agrowastes by lignocellulolytic activity
of an oyster mushroom, Pleoratus sapidus . Journal of the National Science
Foundation of Sri Lanka.44(4)pp.399-407.
DOI:http://doi.org/10.4038/jnsfsr.v44i4.8022.
Fadilah, Disantina S., Artati E. K., Jumari, A. 2008. Biodelignifikasi Batang Jagung Dengan
Jamur Pelapuk Putih Phanerochaete Chrysosporium. Ekuilibrium Vol. 7 Hal : 7 – 11
Hapsari, W.E. 2014. Pertumbuhan Dan Produktifitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus
Ostreatus) Pada Media Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L) Dengan
Penambahan Sekam Padi (Oryza sativa). skripsi. UMS. Surakarta.
Hattaka. A. 2005. Environmental Biotechnology and Biotechnology Of Natural
Resources. Proceedings Of The Scanbalt Meeting; Helsinki, 31 Okt 2005.
Helsinki: Microbiology Ociety : 1078-1092.
Hofrichter, M. 2002. Review : Lignin Conversion by Manganese Peroxidase (MnP). Enzyme
and Microbial Technology. 30 (4): 454.
Isroi, Millati R, Syamsiah S, Claess Niklasson, Cahyanto M N, Knut Lunquist, Mohammad
J. Taherzadeh. 2011. Biological Pretreatmet Of Lignocellulose With White-Rot Fungi
And Its Applications : A Review. Bioresources (6)4
Mahajoeno, E., Lay W.B, Sutjahjo, H.S., Siswanto. 2008. Potensi Limbah Cair Pabrik
Minyak Kelapa Sawit untuk Produksi Biogas. Biodiversitas (9):48 – 52.
Mc Donald, P., R. A. Edward, J. F. D. Greenhalg & C. A. Morgan. 2002. Animal Nutrition,
6th Edition. Longman Scientific and Technical Co. Published in The United States
with John Willey and Sons inc. New York.
Nurulita, U., Budiyono. 2012. Lama watu pengomposan sampah rumah tangga berdasarkan
jenis mikro organism local (MOL) teknik pengomposan. Semarang : Seminar Hasil-
Hasil Penelitian. LPPM UNIMUS
Perez J., J. Munoz-Dorado, T. de la Rubia and J. Martinez. 2002. Biodegradation and
biological treatments of cellulose, hemicellulose and lignin: an overview. Int.
Microbiol.
Peter, Thillo. (2005): The Secretome of Pleoratus sapidus. Wiley Online Library
Purwanigrum, C. R. 2010. Tongkol Jagung Mengunakan Fungi Pelapuk Putih ( White Rot
Fungi). Skripsi. IPB. Bogor
Siswanto, Suharyanto, Fitria R. 2007. Produksi dan Karakterisasi lakase Ompalina sp.
Menara Perkebunan, 75(2): 106-115.
Sjotrum E. 1995. Kimia Kayu, Dasar Dasar Penggunaan . Edisi 2 , Sastrohamidjojo,
penerjemah; Prawirohatmodjo, penyunting Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Terjemahan dari : Wood; Chemistry.
Suparjo. 2010. Analisis Secara Kimiawi. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi
Susilowati dan Raharjo. 2010. Budidaya Jamur Tiram ( Pleoratus ostreatus var Florida) yang
Ramah Lingkungan ( Materi Pelatihan Agribisnis Bagi KMPH). Report No.50 STE
Final, BPTP Sumatra Selatan, Palembang.20 hal.
Taherzadeh, M. J. & K. Karimi. (2008). Pretreatmentof lignocellulosic waste to improve
ethanoland biogas production: A Review. InternationalJournal of Molecular Sciences,
9: 1621–1651.
Tilman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo & S.Lebdosoekojo. 1989.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.
Zhang, Y., Z. Pan, & R. Zhang. (2009). Overview of biomass pretreatment for cellulosic
ethanol production.International Journal Agricultural & Biological Engineering. 2 (3):
51–68.
45