Perancangan Fasilitas Hidroponik PDF
Perancangan Fasilitas Hidroponik PDF
Perancangan Fasilitas Hidroponik PDF
ABSTRACT
Development of settlement is so rapidly, especially in urban areas that caused of higher rate of
population growth has depleted many productive agricultural land. The population growth always be
connected by an increase in food needs. Hydroponic cultivation must be developed in case of the existence of
agricultural land is limited, while the productivity of agricultural should be to rise. Activity hydroponic
cultivation will be successfully if the facilities for the cultivation are adequate and good management.
This article is a study of facility design of hydroponic cultivation with bioclimatic approach, that
approach is based on the comfort based-rationale and low energy. Rationalistic study that is based on the
results of a case study with descriptive analysis. Selection of samples are directed to data sources population
that considered to have important information relating to the issues being studied purposive sampling. The
concept of architectural design about hydroponic cultivation facility in this case is a synthesis of the results
study from architectural aspects in a comprehensive manner.
The concept of land order directing to configuration the layout of buildings that are functional and
responsive to climate and environmental influences. The concept of form directing to appearance of the
building that reflects technological progress in response to climatic and environmental conditions. The
concept of space directing to configuration of the building plans that allow optimum performance to
adaptation the climate and environment. The concept of structures and utilities directing to the system and
network that are efficient, friendly and energy efficient in responding to climatic and environmental
conditions
ABSTRAK
Pembangunan permukiman yang begitu pesat khususnya di wilayah perkotaan akibat tingginya laju
pertumbuhan penduduk telah banyak menghabiskan lahan pertanian produktif. Pertumbuhan penduduk
tersebut tentunya akan diiringi dengan peningkatan kebutuhan pangan. Budidaya tanaman secara hidroponik
harus dikembangkan mengingat keberadaan lahan pertanian yang terbatas sementara itu produktivitas hasil
pertanian harus terus meningkat. Aktivitas budidaya tanaman hidroponik akan berhasil apabila fasilitas untuk
budidaya maupun pengelolaannya baik dan memadai.
Artikel ini merupakan kajian terhadap perancangan fasilitas budidaya tanaman hidroponik dengan
pendekatan bioklimatik, yakni pendekatan yang didasarkan pada comfort based-rationale dan low energy.
Sifat kajian secara rasionalistik berdasarkan hasil penelitian kasus dengan analisis deskriptif. Pilihan sampel
diarahkan pada sumber data population yang dipandang memiliki informasi penting berkaitan dengan
masalah yang sedang dikaji purposive sampling. Konsep rancangan arsitektur fasilitas budidaya tanaman
hidroponik dalam hal ini merupakan sintesis dari hasil kajian aspek-aspek arsitekturalnya secara
komprehensif.
Konsep tatanan lahan mengarahkan pada konfigurasi layout bangunan yang fungsional serta tanggap
pengaruh iklim dan lingkungan. Konsep bentuk mengarahkan pada tampilan bangunan yang mencerminkan
kemajuan teknologi dalam merespon kondisi iklim dan lingkungan. Konsep ruang mengarahkan pada
konfigurasi denah bangunan yang memungkinkan kinerja optimal dengan beradaptasi pada iklim dan
lingkungan. Konsep struktur dan utilitas yang mengarahkan pada sistem dan jaringan yang efisien, ramah
serta hemat energi dalam merespon kondisi iklim dan lingkungan.
- 789 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
Aktivitas budidaya tanaman hidroponik membutuhkan rumah plastik green house sebagai rumah
produksi
si tanaman. Fungsi rumah plastik adalah sebagai pengatur radiasi matahari yang memasuki
green house juga sebagai pengaman tanaman dari
dari serangan serangga dan burung.
Proses budidaya tanaman dengan metode hidroponik
hidroponik melalui beberapa tahapan sbb.
sbb.:
1. Persiapan media semai
2. Persemaian tanaman
3. Pemindahan bibit ke polybag
- 790 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
4. Perlakuan semai
5. Pembibitan
6. Transplanting/pindah tanam
7. Penyiraman
8. Perawatan Tanaman.
Adapun macam-macam green house sebagai fasilitas utama budidaya tanaman hidroponik,
antara lain :
Lean to Piggy back Shading house Tunnel house
Biology Architecture
Climate
Technology
Desain Arsitektur Bioklimatik memperhitungkan iklim lokal dan mencakup prinsip-prinsip sbb :
- Perlindungan panas bangunan dengan menggunakan teknik yang tepat diterapkan pada selubung
luar bangunan terutama dengan isolasi yang memadai serta aliran udara melalui bukaan.
- Penggunaan energi surya untuk pendinginan dan penerangan alami sepanjang tahun. Hal ini dapat
dicapai dengan orientasi yang tepat dari bangunan terutama arah bukaan, tata letak ruang interior
disesuaikan kebutuhan pendinginan ruang, dan desain sistem pasif untuk pengaturan penghawaan
alami serta pencahayaan.
- Perlindungan bangunan terhadap panas matahari, tidak hanya dengan pembayangan, tetapi juga
perangkat yang tepat dari selubung bangunan, seperti penggunaan warna dan permukaan reflektif.
- Penghapusan panas yang terakumulasi dari bangunan ke lingkungan seputar dengan
menggunakan cara alami sistem dan teknik pendinginan pasif, seperti ventilasi alami.
- Peningkatan atau penyesuaian kondisi lingkungan dalam bangunan sehingga penghuninya
merasakan kenyamanan yaitu meningkatkan pergerakan udara di dalam ruang, insulasi panas.
- Memastikan insulasi dikombinasikan dengan kontrol surya untuk pencahayaan gedung dalam
rangka memberikan cahaya yang cukup dan merata dalam ruang.
- 791 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
- Peningkatan iklim mikro di seputar bangunan melalui desain bioklimatik ruang luar dan secara
umum lingkungan binaan harus mengikuti semua prinsip-prinsip di atas.
Sumber : Center for Renewable Energy Sources and Saving/ CRES, 2014
METODE PENELITIAN
Sifat kajian secara rasionalistik berdasarkan hasil penelitian kasus dengan analisis
deskriptif. Dengan kata lain merupakan penelitian yang mempelajari secara intensif suatu individu,
kelompok, atau suatu gejala, peristiwa, kejadian yang dipandang mengalami kasus tertentu dan
mendeskripsikannya apa yang terjadi saat sekarang. Penentuan sampel menggunakan purposive
sampling. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki informasi penting
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti [5]
- 792 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Hasil studi kasus beberapa fasilitas hidroponik dengan fokus pada kajian unsur
perancangan arsitektur bangunan yang ada sebagaimana uraian berikut.
- 793 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Massa bangunan ditempatkan mengikuti Massa bangunan terutama massa Massa bangunan berorientasi pada
Fact pola grid dimana greenhouse
eenhouse nampak greenhouse diorientasikan menurut sumbu Utara-Selatan pada sisi
saling berhadap–hadapan, hal ini untuk sumbu Utara-Selatan sehingga lebarnya sedangkan sisi panjangnya
memudahkan an penyaluran nutrisi ke penyinaran matahari dapat merata diorientasikan pada sumbu Barat–
masing–masing
masing greenhouse. sepanjang hari. Timur untuk mendapatkan cahaya
Sirkulasi ke bangunan memakai pola Pola parkir memakai sistem parkir matahari secara optimal.
grid. Hal ini nampak dari sirkulasi yang bersudut 90° Pola parkir memakai sistem parkir
mengitari sekeliling bangunan.
an. Sirkulasi ke bangunan memakai pola bersudut 90°
Pencapaian ke bangunan memakai pola grid. Hal ini nampak dari sirkulasi yang Sirkulasi ke bangunan memakai pola
langsung. mengitari sekeliling bangunan. grid. Hal ini nampak dari sirkulasi yang
Pool parkir tidak terdapat
dapat secara pasti Pencapaian ke bangunan memakai pola mengitari sekeliling bangunan.
namun kendaraan umum dan langsung. Pencapaian ke bangunan memakai
pengunjung cenderung diletakkan di Loading dock tersedia pada area servis pola langsung.
dekat ruang sosialisasi dan informasi komplek dimana kapasitasnya cukup Loading dock berada di sisi samping
yang kebetulan berada paling depan. luas ± 50 m2. dan belakang bangunan yang
berhubungan dgn ruang servis seperti,
area supply bibit, area packing, dll.
Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
Efektif dan fungsional terutama untuk Efektif dan fungsional terutama untuk Efektif dan fungsional terutama untuk
aktivitas pembudidayaan tanaman. aktivitas pembudidayaan tanaman. aktivitas pembudidayaan tanaman.
Image Image Image
Memberikan gambaran akan fasilitas Memberikan gambaran akan fasilitas Memberikan gambaran akan fasilitas
Issue
pembudidayaan hidroponik pada pembudidayaan hidroponik pada pembudidayaan hidroponik pada
masyarakat. masyarakat. masyarakat.
Keselamatan Keselamatan Keselamatan
Kemudahan dan keamanan dalam Kemudahan dan keamanan dalam Kemudahan dan keamanan dalam
pencapaian ke fasilitas. pencapaian ke fasilitas. pencapaian ke fasilitas.
Sirkulasi
Mendapatkan efektifitas dan keteraturan dalam penataan pola parkir.
Mengoptimalkan efektifitas pola sirkulasi terutama pada area produksi efektifitas kerja.
Memudahkan pengunjung dengan elemen penanda dan informasi dan membedakan antara area umum dan privasi.
Goals
Image
Memberikan kesan akan fungsi fasilitas pembudidayaan hidroponik sehingga dapat dengan mudah diingat masyarakat.
Keselamatan
Memberikan kemudahan dan keamanan bagi sirkulasi keluar–masuk fasilitas.
Sirkulasi
Penggunaan pola parkir bersudut 90° untuk parkir pengunjung dengan sikulasi 1 arah. Area parkir mobil sebesar 11,5
m2/mobil NAD dengan area sirkulasi 3 m NAD sedangkan area motor sebesar 1,68 m2/motor NAD dengan sirkulasi 1 m NAD.
Area sirkulasi antar greenhouse dibuat linear dengan lebar ar minimal 1,2 m untuk sirkulasi 2 orang berpapasan NAD.
Performance
Untuk sirkulasi di area umum seperti fasilitas pelatihan,
pelat perdagangan, seminar, dll, sirkulasi
irkulasi dibuat lebih lebar.
Requirement
Image
Memberikan sculpture atau aksentuasi sebagai penanda kekhasan keseluruhan fasilitas budidaya.
Keselamatan
Penempatan
patan pintu masuk sesuai kenyamanan jarak pandang dan kemudahan pencapaiannya. Artinya sesuai dengan sudut
- 794 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
pandang manusia sebesar 54° horizontal dan perletakan pintu masuk diberikan aksentualitas sehingga mudah ditemukan.
Partial Idea
Penataan massa bangunan
Konsep Tatanan Lahan yang Fungsional serta Tanggap Pengaruh Iklim dan Lingkungan
Kajian Bentuk
Saung Mirwan, Dusun Pasir Muncang,
Laboratorium Kultur Terkendali, 3 Boys Farm Inc. P.O. Box 1376
Kecamatan Megamendung,
Universitas Padjadjaran, Bandung Ruskin, FL 33575
33575-1376 Amerika Serikat
Kabupaten Bogor
Bentuk greenhouse menggunakan Bentuk greenhouse sederhana Dari aspek estetika tampilan,
model piggy back dan mirip atap memakai model piggy back dan bangunan cenderung fungsional dan
rumah tinggal namun ditambah dengan tunnel house yang mengalami efisien dengan mengekspos sistem
bentuk cungkup di atas atap untuk modifikasi untuk penghawaan atap. utilitas yang menunjang fungsi pada
penghawaan greenhouse. Tampilan Tampilan secara keseluruhan bangunan, namun tetap estetis.
keseluruhan bangunan, nampak memberikan kesan fungsional, Dominasi warna putih seolah
sangat fungsional dan sederhana. modern, efisien, dan teratur. memberikan kesan bersih, efisien, dan
Orientasi bangunan diarahkan pada Greenhouse di PT. Saung Mirwan keteraturan dari sistem yang
sumbu Barat–Timur
Timur dimana radiasi yang memiliki panjang 36 m dan 40 mendukung segala fasilitas dalam
Fact matahari yang tinggi dapat dikurangi. m dengan lebar 12.8 m. Greenhouse komplek.
Material selubung bangunan memiliki 2 atap dengan lebar Greenhouse menggunakan material
greenhouse terdiri dari plastik UV 12% masing-masing 6.4 m yang memiliki polycarbonat dimana pada bagian–
sebagai penyaring panas matahari. 4 bedengan. Tiap greenhouse terdiri bagian tertentu diberikan sistem
Sedangkan dindingnya dari kain kasa 8 bedengan dengan ketinggian pengatur ventilasi / penghawaan
untuk mencegah serangga ataupun
a dinding 3-5 m. sehingga memungkinkan untuk
burung masuk. Rangka penopang Material bangunan greenhouse dari mendapatkan kondisi temperatur,
greenhouse terbuat dari bahan bambu plastik UV 15-20% sebagai kelembaban, aliran udara yang sesuai
dan juga baja. penyaring panas matahari. dengan karakteristik tanaman.
Bentuk atap Rumah Jawa berupa Sedangkan dindingnya dari kain Massa bangunan berorientasi pada
Limasan yang dimodifikasi pada kantor
k kasa untuk mencegah serangga sumbu Utara-Selatan pada sisi
pengelola menegaskan lokalits ataupun burung masuk. lebarnya sedangkan sisi panjangnya
arsitekturnya. Keberadaaan teras yang Orientasi bangunan diatur diorientasikan pada sumbu Barat-
lebar dapat menjadi ruang
uang transisi
transi dari berdasarkan sumbu Utara-Selatan Timur untuk mendapatkan
luar ke dalam bangunan makrokosmos dimana panjang bangunan diarahkan pencahayaan dari energi matahari
ke mikrokosmos selain itu juga pada sumbu Timur–Barat sehingga secara optimal.
digunakan pula sebagai naungan mendapatkan sinar matahari secara
terhadap panas matahari. maksimal.
Efisiensi Energi Efisiensi Energi Efisiensi Energi
Bangunan dapat mengurangi efek–efek Bangunan dapat mengurangi efek– Bangunan dapat mengurangi efek–
Issue
efek negatif dan mampu beradaptasi efek negatif dan mampu beradaptasi efek negatif dan mampu beradaptasi
dengan kondisi iklim dan lingkungan dengan kondisi iklim dan lingkungan dengan kondisi iklim dan lingkungan
- 795 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Partial Idea
Kajian Ruang
Saung Mirwan, Dusun Pasir Muncang,
Laboratorium Kultur Terkendali, 3 Boys Farm Inc. P.O. Box 1376
Kecamatan Megamendung,
Universitas Padjadjaran, Bandung Ruskin, FL 33575
33575-1376 Amerika Serikat
Kabupaten Bogor
- 796 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Pola sirkulasi dalam greenhouse Ruang pembudidayaan greenhouse = Pola sirkulasi memakai pola grid
umumnya menggunakan pola linear atau ruang harus tersinari matahari secara dimana sirkulasi ini dibatasi oleh
grid dimana lebar sirkulasi ±1,2m penuh. meja–meja hidroponik.
Rumah produksi/ greenhouse = ruang r Bahan pembuatan greenhouse dipilih Ruang pembudidayaan = Ruang
harus tersinari mataharii secara penuh,
p dari bahan yang dapat melindungi harus tersinari matahari secara penuh,
greenhouse berbentuk semi mi tertutup tanaman dari kondisi iklim yang Greenhouse tertutup penuh untuk
untuk iklim tropis lembab, penghawaan
pe ekstrem. Bentuk greenhouse pada iklim sub-tropis, penghawaan dalam
dalam greenhouse dijaga dan daerah tropis lembab memiliki ventilasi greenhouse harus dijaga dan
disesuaikan karakteristik tanaman. untuk sirkulasi udara sehingga suhu disesuaikan dengan karakteristik
Fact
Ruang pembibitan = diusahakan dalam greenhouse tidak terlalu panas. tanaman.
pembibitan dipisah–pisahkan
pisahkan Sistem penghawaan dan ventilasi Ruang pembibitan = sedapat mungkin
berdasarkankan jenis tanaman. Selain itu silang secara alami. Hal ini terlihat dari dengan fasilitas rumah produksi
ruang pembibitan dekat dengan rumah penggunaan konstruksi atap ganda greenhouse untuk kemudahan
produksi dan reservoir air bersih. cungkup pada bentuk greenhouse pemindahan.
Sistem penghawaan dan ventilasi
ventila silang piggy back yang fungsinya untuk Penggunaan kipas angin pada
secara alami. Hal ini terlihat dari menekan udara panas keluar ruang greenhouse adalah untuk mengatur
penggunaan konstruksi atap ganda greenhouse. sistem penghawaan agar temperatur
cungkup pada bentuk tuk greenhouse piggy Perlindungan dari radiasi matahari dalam greenhouse dapat terkontrol
back yang fungsinya untuk menekan yang tinggi dilakukan dengan dan disesuaikan dengan kebutuhan
udara ra panas keluar ruangan. penggunaan material plastik UV 15- tanaman.
Pelindung
elindung matahari sun device 20% untuk dapat mengatur suhu Pelindung matahari tidak dibutuhkan
menggunakan material plastik UV 12% panas yang memasuki greenhouse. dalam fasilitas pembudidayaan
untuk mengurangii panas matahari. Material dalam greenhouse cenderung tanaman/ greenhouse hanya pada
Sedangkan pelindungg matahari berupa memakai bahan – bahan yang ringan waktu – waktu tertentu diperlukan
tritisan lebar digunakan pada bangunan seperti kayu atau besi untuk rangka sebagai penanggulangan radiasi
dimana kegiatan manusia sangat intens, dan plastik UV sebagai penutup panas yang tinggi.
seperti pada bangunan pengelola, dll. greenhouse.
Efisiensi Energi Efisiensi Energi Efisiensi Energi
Limbah dinetralisir dari zat – zat yang Limbah dinetralisir dari zat – zat yang Limbah dinetralisir dari zat – zat yang
dapat merusak lingkungan atau sebisaseb dapat merusak lingkungan atau sebisa dapat merusak lingkungan atau sebisa
mungkin limbah didaur ulang recycle. mungkin limbah didaur ulang recycle. mungkin limbah didaur ulang recycle.
Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
Sirkulasi fleksibel, efektif dari segi Sirkulasi fleksibel, efektif dari segi Sirkulasi fleksibel, efektif dari segi
pencapaian dan tidak mengganggu pencapaian dan tidak mengganggu pencapaian dan tidak mengganggu
Issue aktivitas dalam ruang aktivitas dalam ruang aktivitas dalam ruang
Fleksibilitas Fleksibilitas Fleksibilitas
Penataan perabot / furniture dapat Penataan perabot / furniture dapat Penataan perabot / furniture dapat
didekorasi didekorasi didekorasi
Keamanan Keamanan Keamanan
Ruang aman dari pihak – pihak yang Ruang aman dari pihak – pihak yang Ruang aman dari pihak – pihak yang
kurang bertanggung jawab namun kurang bertanggung jawab namun kurang bertanggung jawab namun
tetap terbuka bagi pengunjung umum. tetap terbuka bagi pengunjung umum. tetap terbuka bagi pengunjung umum.
Efisiensi Energi
Mengoptimalkan kinerja ruang dengan memperhatikan kenyamanan penghuni.
Sirkulasi
Goals Untuk mendapatkan pola penataan ruang yang efektif dan efisien.
Untuk mendapatkan pola sirkulas yang efektif.
Fleksibilitas
Untuk memudahkan penataan ulang ruangan yang disesuaikan dengan aktivitas
aktivitas terutama fasilitas perkantoran.
- 797 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Keamanan
Memberikan keamanan bagi penghuni maupun benda materil yang ada dalam ruang dari pihak – pihak yang tidak
bertanggung jawab misalnya pencurian, gangguan, vandalisme, dll.
Efisiensi Energi
Mengoptimalkan kinerja ruang dengan memperhatikan kenyamanan penghuni.
Sirkulasi
Pola sirkulasi memakai pola radial untuk fasilitas – fasilitas publik, sedangkan untuk fasilitas privat dan transisi memakai pola
linear dengan kombinasi grid.
Performance
Pola penataan
nataan ruang menggunakan kombinasi pola grid dan linear.
Requirement
Fleksibilitas
Menggunakan sistem perabot yang disesuaikan dengan modul serta penggunaan partisi non permanen sebagai sekat dinding.
Keamanan
Penempatan ruang – ruang yang penting seperti ruang arsip, ruang penyimpanan produk, ruang nutrisi, dll pada area privat
pada masing – masing fasilitas.
Konsep Ruang yangg Mengutamakan Kinerja Optimal dengan Beradaptasi Pada Iklim dan
an Lingkungan
- 798 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
penghawaan alami. Hal ini terlihat dari fotosintesis.Sedangkan pada malam fluorescent daylight.
penggunaan konstruksi atap ganda hari penerangan menggunakan Kontrol penghawaan dalam greenhouse
cungkup pada bentuk greenhouse lampu fluorescent daylight. dilakukan dengan kipas angin untuk
dimana fungsinya adalah untuk Sistem penghawaan menggunakan mengatur dan mengontrol temperatur
menekan udara panas keluar ruang penghawaan alami. Hal ini terlihat dari dan kelembaban.
greenhouse. penggunaan konstruksi cungkup pada Prinsip sustainable terlihat dari
Sistem drainase bangunan lebih atap greenhouse sebagai pengatur pemakaian kembali reuse air hujan yang
difokuskan pada drainase dan sanitasi udara panas. ditampung dalam tandon sebagai
untuk pemberian nutrisi pada tanaman. Drainase untuk penyaluran nutrisi persediaan pengairan tanaman. Juga
Penampungan air bersih dalam tandon/ menggunakan irigasi tetes dimana penggunaan material bekas seperti plat
reservoir sebagai persediaan air bersih selang–selang kecil yang bercabang untuk bak pembibitan tanaman.
untuk proses penyampuran nutrisi. diarahkan pada tiap individu tanaman Untuk menanggulangi hembusan angin
Proses penyiraman nutrisi ke tanaman dalam polybag. Kebutuhan kencang dibuat barrier pepohonan
dengan selang kecil bercabang yang percabangan untuk penyaluran nutrisi bambu dan palm, dimana rerimbunan
ditempatkan merata pada tiap tanaman. ini tergantung pada jumlah tanaman daunnya juga dimanfaatkan sebagai
yang dibudidayakan. pemecah angin.
Kenyamanan Kenyamanan Kenyamanan
Struktur dan utilitas yang memberikan Struktur dan utilitas yang memberikan Struktur dan utilitas yang memberikan
layanan kenyamanan dan kemudahan layanan kenyamanan dan kemudahan layanan kenyamanan dan kemudahan
Keamanan Keamanan Keamanan
Jaringan instalasi dirancang sesuai Jaringan instalasi dirancang sesuai Jaringan instalasi dirancang sesuai
standar yang berlaku dan harus mudah standar yang berlaku dan harus mudah standar yang berlaku dan harus mudah
dicapai dan bebas hambatan fisik. dicapai dan bebas hambatan fisik. dicapai dan bebas hambatan fisik.
Issue
Fleksibilitas Fleksibilitas Fleksibilitas
Jaringan instalasi memungkinkan Jaringan instalasi memungkinkan Jaringan instalasi memungkinkan
untuk pengembangan/perluasan tetapi untuk pengembangan/perluasan tetapi untuk pengembangan/perluasan tetapi
dalam batas ekonomis dalam batas ekonomis dalam batas ekonomis
Efisien Efisien Efisien
Pilihan sistem struktur dan utilitas yang Pilihan sistem struktur dan utilitas yang Pilihan sistem struktur dan utilitas yang
tepat dan berhasil guna tepat dan berhasil guna tepat dan berhasil guna
Kenyamanan
Sistem yang dapat meningkatkan layanan bangunan bagi pengguna bangunan
Keamanan
Sistem struktur dan utilitas yang mampu menopang beban dan keberlanjutan kehidupan dalam bangunan
Goals
Fleksibilitas
Sistem yang mudah dalam operasional maupun perawatan
Efisien
Sistem struktur dan utilitas yang tepat, fungsional dan ekonomis
Kenyamanan
Sistem struktur dan utilitas yang menunjang performa bangunan ramah lingkungan yang memungkinkan layanan service
ability} secara maksimal.
Keamanan
Pengembangan sistem struktur yang ringan namun kuat untuk beberapa bangunan bentang lebar yang mampu menahan
beban ekstrim sekalipun, seperti angin, hujan, dll.
Performance
Struktur yang mampu melindungi rumah produksi dari ganggunan burung, serangga dan binatang lainnya.
Requirement
Fleksibilitas
Sistem dan jaringan penunjang bangunan berupa unit/ modul yang mudah dikembangkan, dioperasionalkan dan mudah dalam
perawatan.
Efisien
Sistem dan jaringan penunjang bangunan budidaya dan pengelolaan rumah produksi yang fungsional, ekonomis dengan
biaya operasional rendah, serta pendayagunaan material daur ulang.
- 799 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Perangkat pengelolaan
Partial Idea
limbah secara bijaksana
reduce, reuse, recycle
Privat
Transisi & Aktivitas & Konfigurasi
Service Fungsi Massa
Publik
Gambar 6.
6 Pengembangan Konfigurasi Bentuk Bangunan
- 800 -
Gambar 7.
7 Pengembangan Pola Ruang Dalam Bangunan
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
RANCANGAN BANGUNAN
Alternatif rancangan bangunan fasilitas budidaya tanaman hidroponik berdasarkan acuan
perancangan arsitektur hasil kajian sebelumnya, diilustrasikan gambar berikut.
- 801 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
KESIMPULAN
Budidaya tanaman secara hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian modern
dengan metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tanah soiless culture. Teknologi
hidroponik telah banyak dikembangkan pada berbagai negara termasuk di Indonesia. Hidroponik
menjadi solusi permasalahan dan kelemahan pertanian tradisional seperti keterbatasan lahan,
ketergantungan terhadap kondisi iklim dan lingkungan, serangan hama dan penyakit, dan lain-lain.
Pengetahuan tentang hidroponik serta fasilitas budidaya tanaman dengan sistem hidroponik
ini penting terutama sebagai sarana edukasi, riset dan sosialisasi pertanian modern bagi masyarakat.
Artikel ini merupakan acuan perancangan arsitektur dengan pendekatan bioklimatik yang
diharapkan dapat memberikan informasi perihal perancangan fasilitas budidaya tanaman
hidroponik.
Perancangan bangunan/ fasilitas pertanian pada iklim tropis lembab membutuhkan strategi
untuk adaptasi bangunan dengan lingkungan. Dengan pendekatan rancang bangun fasilitas
budidaya tanaman hidroponik secara bioklimatik banyak tanaman sayur dan buah-buahan yang
mampu berkembang, baik di dataran tinggi maupun rendah. Teknologi hidroponik dengan
rancangan fasilitas rumah produksi yang tepat dapat membantu dan mempermudah kegiatan
budidaya tanaman.
Hasil kajian fasilitas budidaya tanaman hidroponik beserta rancang bangun fasilitasnya
telah memperkuat keyakinan akan kontribusi sistem bangunan modern dalam meningkatkan
produktifitas bidang pertanian, khususnya untuk mengatasi kondisi lingkungan yang kurang
mendukung juga keterbatasan areal lahan pertanian untuk budidaya tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Lingga, Pinus. 2008. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah, Penebar Swadaya, Jakarta.
[2] Suryabrata, Jatmika A. 2000, Bioclimatic Design : A Strategy to Achieve Sustainable
Development, Proceeding International Seminar of Sustainable Development, Proceeding
International Seminar of Sustainable Environmental Architecture, eds. Mas Santosa.
Laboratory of Architectural Science and Technology, Department of Architecture Institut
Technology Sepuluh Nopember, ITS Surabaya.
[3] Yeang, Ken. 1995, Designing With Nature : The Ecological Basis for Architectural Design,
McGraw-Hill Inc., New York.
[4] Olgyay, Victor. 1963, Design With Climate - Bioclimatic Approach to Architectural
Regionalism, Van Nostrand Reinhold, New York.
[5] Sutopo, H.B. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif - Dasar Teori dan Terapannya dalam
Penelitian, Sebelas Maret University Press, Surakarta.
[6] http://www.wikipedia.com
[7] http://www.wikimapia.com
[8] http://www.aesop.rutgers.edu
[9] http://agrotek.utm.ac.id/
- 802 -