Gambaran Status Gizi Anak Kelas Vi Di Sekolah Dasar Miftakhul Ulum Surabaya

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Novera Herdiani, Wiwik Afridah, Gambaran Status Gizi Anak Kelas VI di Sekolah Dasar Miftakhul Ulum Surabaya

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK KELAS VI


DI SEKOLAH DASAR MIFTAKHUL ULUM SURABAYA

Novera Herdiani, Wiwik Afridah


Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
e-mail: novera.herdiani@unusa.ac.id

Abstract: Background, nutritional status is a description of balance between the need of nutrients for
keeping a good life, to maintenance normal body function also energy production in one side and the
consumption of nutrients in the other. Children in elementary school are the best target for
improvement of community nutrition because in the childhood the function of the brain organ began to
form so the development of intelligence is quite rapid. Lack of nutritional intake in children can inhibit
the physical growth and thinking ability in children and subsequently reduce in learning interest.
Therefore the nutritional status of the children must detect immediately to carry out the preventive
measurements. Objective, the purpose of this study is to know the nutritional status of children at grade
VI in elementary school Miftakhul Ulum Surabaya based on height and weight. Methods, this study is
a quantitative descriptive using survey method, weighting index instrument by height in children aged
6–17 years old from Health Department in 2011. This study used the measurement of body weight and
height. Subjects of this study were all students at grade VI in elementary school Miftakhul Ulum
Surabaya, which amount 81 children. Data collecting tech-niques use anthropometric measurements
which include measurement of body weight and height then calculated base of data analysis techniques
using quantitative descriptive with percentage. Result, study results showed most of the students were
12 years old (56.80%), mostly male (55.60%). most of them have body height 130–140 cm (37.00%),
and body weight 31–40 kg (46,90%). Male children have more problems with their nutritional status
(51.10%). Male children much often have underweight and over weight (13.30%) than girls. By the
increasing their age, their BMI will be normal category (100%). By the age of 13 and 14 years old, the
children will not have under-weight (0%). Conclusion, based on the nutritional status of all children at
grade VI, it can be concluded that the nutritional status of children at grade VI in elementary school
Miftakhul Ulum Surabaya is in underweight category (very thin and lean) with percentage 56.80%.
While the nor-mal weight percentage 32.10%, and over weight (fat and obesity) with percentage
11.10%.

Keywords: nutritional status, children at grade VI, elementary school

PENDAHULUAN bayi dan anak balita, prasekolah, anak usia sekolah


dasar, remaja dan dewasa, sampai usia lanjut
Pencapaian pembangunan kesehatan dinilai
dengan derajat kesehatan masyarakat. Derajat (Gibson RS, 2005). Anak sekolah dasar merupakan
kesehatan digambarkan dengan situasi mortalitas, sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat
morbiditas, dan status gizi masyarakat. Ketidak- karena pada masa anak fungsi organ otak mulai
seimbangan gizi dapat menurunkan kualitas SDM. terbentuk mantap sehingga perkembangan
Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang kecerdasan cukup pesat. Anak Sekolah Dasar (SD)
berkualitas yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik adalah anak usia 6–12 tahun (Depkes, 2011).
yang tangguh serta produktif (Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2013). Perbaik-an gizi Pertumbuhan dan perkembangan anak sa-ngat
diperlukan mulai dari masa kehamilan, membutuhkan gizi yang cukup agar tidak

35 35
Medical and Health Science Journal, Vol. 2, No. 1, February 2018

terjadi penyimpangan pada pertumbuhan dan 13, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya,
perkembangan anak. Gizi yang kurang akan Provinsi Jawa Timur. Secara sosial, masyarakat
membuat sistem imun pada anak lemah. Aktivi-tas berada di tengah-tengah perkampungan dengan
yang cukup tinggi dan kebiasaan makan yang tidak status sosial masyarakatnya memiliki pendidikan
teratur pada anak sering mengakibat-kan yang cukup. Secara ekonomi: masyarakat di sekitar
ketidakseimbangan antara asupan dan kecu-kupan termasuk pada golongan ekonomi mene-ngah.
gizi (Ipriyona Tri Noli, 2011). Ketidak-seimbangan Secara lingkungan, di sekitar sekolah ber-hadapan
antara asupan dan kecukupan gizi akan dengan satu TK dan dikelilingi oleh rumah-rumah
menimbulkan masalah gizi, baik itu masalah gizi penduduk sehingga banyak rumah yang membuka
lebih maupun gizi kurang. Kekurangan gizi juga toko di rumahnya, karena tidak adanya kantin di
dapat menyebabkan penyakit infeksi yang menjadi sekolah, sehingga banyak anak yang tidak
penyebab kematian. Kelebihan gizi da-pat memperhatikan makanan dan kese-hatan, serta
menyebabkan obesitas pada anak (Supariasa, dkk., belum pernah dilakukan pengukuran tinggi badan
2002). dan berat badan.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, Berkaitan dengan fenomena di atas, maka
prevalensi kurus (menurut IMT/U) pada anak umur perlu adanya penelitian mengenai gambaran sta-tus
5–12 tahun adalah 11,2%, terdiri dari 4,0% sangat gizi anak usia sekolah di SD Miftakhul Ulum
kurus dan 7,2% kurus. Prevalensi kurus pada umur Surabaya, sehingga status gizi anak dapat diketahui
13–15 tahun adalah 11,1% terdiri dari 3,3% sangat dengan segera untuk dilakukan langkah preventif.
kurus dan 7,8% kurus. Sedangkan menurut data
Riskesdas 2010 sebe-lumnya yaitu prevalensi anak
pendek pada anak usia 6–12 tahun adalah 35,8%,
dan untuk anak kurus pada usia 6–12 tahun adalah METODE
11%. Tidak hanya masalah gizi kurang, masalah Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
gizi lebih juga harus diperhatikan karena prevalensi kuantitatif. Metode penelitian menggunakan survei
gizi lebih meningkat dengan bertambahnya usia. dengan teknik pengukuran antropometri dan
Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5– pengukuran tinggi badan dan berat badan
12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%, terdiri dari dilaksanakan pada bulan Juni 2015.
gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%. Variabel penelitian ini adalah penggambaran
Prevalensi gemuk pada umur 13–15 tahun di keadaan status gizi siswa SD Miftakhul Ulum
Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk Surabaya. Definisi operasional status gizi adalah
dan 2,5% sangat gemuk (obesitas). Seba-nyak 13 gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat
provinsi dengan prevalensi gemuk di atas nasional, gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pemeliharaan
termasuk provinsi Jawa Timur (Badan Penelitian fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi satu
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian pihak serta konsumsi zat gizi di lain pihak.
Kesehatan RI, 2013). Pengukuran penelitian ini yaitu menggunakan
antropometri tinggi badan dan berat badan. Status
Gambaran kondisi wilayah yang akan dija- gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan secara
dikan sasaran penelitian yaitu: SD Miftakhul Ulum, antropometri dengan Indeks Masa Tubuh (IMT),
beralamatkan di Jl. Rungkut tengah III/ dengan pengukuran berat badan dengan

36
Novera Herdiani, Wiwik Afridah, Gambaran Status Gizi Anak Kelas VI di Sekolah Dasar Miftakhul Ulum Surabaya

satuan kilogram (kg) dan pengukuran tinggi badan Tabel 1 Status Gizi dan Indeks (BB/U)
(TB) dengan satuan meter (m), dengan rumus Indeks
Kategori
Ambang Batas
Status Gizi
sebagai berikut (Depkes, 2011): Indeks Massa Sangat kurus < -3SD
Berat Badan (kg) Tubuh Menurut Kurus -3SD sampai dengan -2SD
IMT = –––––––––––––––––––––––––––––––– Umur (IMT/U) Normal -2SD sampai dengan 1SD
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m) Anak umur 5–18
Gemuk >1SD sampai dengan 2SD
Tahun Obesitas >2SD

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh Sumber: Buku Depkes, 2011
siswa kelas VI SD Miftakhul Ulum Surabaya yang
berjumlah 81 anak. Setelah data diperoleh selanjutnya data di-
Instrumen penelitian menggunakan peng- analisis untuk menarik kesimpulan dari penelitian
ukuran berat badan dan tinggi badan kemudian yang telah dilakukan. Untuk menganalisis data
dikonsultasikan berdasarkan kategori perhitungan digunakan teknik analisis statistik dengan persen-
indeks berat badan menurut tinggi badan pada anak tase, dengan rumus sebagai berikut.
usia 6–17 tahun (Depkes, 2011). Teknik F x 100%
pengumpulan data menggunakan pengukuran P = –––––––––
N
antropometri yang meliputi pengukuran berat
Keterangan:
badan dan tinggi badan kemudian dihitung dengan P = Persentase
berdasarkan perhitungan indeks berat badan F = Frekuensi
menurut tinggi badan pada anak usia 6– 17 tahun N = Jumlah Seluruh Siswa
kemudian diberikan penjelasan mengenai proses
pelaksanaan pengukuran berat badan dan tinggi
HASIL
badan, kemudian anak-anak dipandu untuk
melaksanakan pengukuran. Berat Badan Anak Kelas VI
Penelitian ini menggunakan teknik analisis Hasil analisis berat badan siswa menunjukkan
deskriptif persentase untuk mengetahui gambaran bahwa berat badan subjek memiliki nilai minimal
tentang status gizi dengan mengukur berat badan 21 kg dan maksimal 80 kg dengan rerata 39,69 kg,
dengan satuan kilogram (kg) dan tinggi badan Range (R) = 80 - 21 = 59. Jumlah Kelas (K)
dengan satuan meter (m) kemudian dihitung dengan ditentukan sebanyak 6. Oleh karena itu nilai
tabel berdasarkan penghitungan indeks berat badan Interval (I) = R/K = 59/6 = 9,8.
menurut tinggi badan pada anak usia 5–18 tahun
dengan merujuk dari Departemen Kesehatan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Anak
Republik Indonesia tahun 2011. Kemudian untuk Kelas VI
menentukan status gizi menurut Keputusan Menteri No. Berat Badan Frekuensi Persentase
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1. 21–30 kg 15 18,50
1995/MENKES/SK/ XII/2010 tentang standar 2. 31–40 kg 38 46,90
3. 41–50 kg 15 18,50
antropometri penilaian status gizi anak
4. 51–60 kg 6 7,40
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal 5. 61–70 kg 6 7,40
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat 6. 71–80 kg 1 1,30
Bina dan Gizi tahun 2011 dengan kriteria sebagai Total 81 100,00
berikut.

37
Medical and Health Science Journal, Vol. 2, No. 1, February 2018

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa sebagian


sebagian besar anak kelas VI SD Miftakhul Ulum besar siswa memiliki tinggi badan di antara 130–
Surabaya dengan berat badan antara 31– 40 kg 140 cm dengan frekuensi sebesar 30 anak (37%).
memiliki frekuensi sebesar 38 anak (46,90%). Adapun jumlah frekuensi terkecil adalah pada
Adapun jumlah frekuensi terkecil adalah pada interval tinggi badan 160–170 cm dengan frekuensi
interval berat badan 71–80 kg dengan frekuensi 1 5 anak (6,20%). Secara grafik frekuensi data tinggi
anak (1,30%). Secara frekuensi data berat badan badan anak kelas VI dapat dilihat pada Gambar 2
anak kelas VI dapat dilihat pada gambar 1 berikut. berikut.

Gambar 2 Diagram Batang Tinggi Badan Anak Kelas


VI

Gambar 1 Diagram Batang Berat Badan Anak Status Gizi Anak Kelas VI
Kelas VI Hasil penelitian tentang status gizi anak kelas
VI SD Miftakhul Ulum Surabaya diketahui dengan
Tinggi Badan Anak Kelas VI pengukuran tinggi badan dan berat badan siswa.
Hasil pengukuran status gizi adalah sebagai berikut.
Hasil analisis tinggi badan siswa menunjuk-
kan bahwa tinggi badan subjek memiliki nilai
minimal 130 cm dan maksimal 170 cm dengan Tabel 4 Status Gizi Anak Kelas VI
rerata 144,87 cm, Range (R) = 170 - 130 = 40. Kategori
BB Rendah
Jumlah Kelas (K) ditentukan sebanyak 4. Oleh Jenis (Sangat BB Normal
BB Berlebih
Total
No. (Gemuk dan
Kelamin Kurus dan (Normal)
karena itu nilai Interval (I) = R/K = 40/4 = 10. Kurus)
Obesitas)
N % N % N % N %
Tabel distribusi frekuensi tinggi badan siswa adalah 1. Laki-laki 23 28,40 16 19,80 6 7,40 45 55,60
2. Perempuan 23 28,40 10 12,30 3 3,70 36 44,40
sebagai berikut. Total 46 56,80 26 32,10 9 11,10 81 100,00

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tinggi Badan Anak


Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa status gizi
Kelas VI
anak kelas VI SD Miftakhul Ulum Surabaya berada
No. Tinggi Badan Frekuensi Persentase pada kategori berat badan rendah (sangat kurus dan
1. 130–140 cm 30 37,00
2. 140–150 cm 27 33,33
kurus) dengan persentase 56,80%, berat badan
3. 150–160 cm 19 23,50 normal (normal) 32,10%, dan berat badan berlebih
4. 160–170 cm 5 6,20 (gemuk dan obesitas) 11,10%. Pada siswa laki-laki
Total 81 100,00 maupun perempuan kategori

38
Novera Herdiani, Wiwik Afridah, Gambaran Status Gizi Anak Kelas VI di Sekolah Dasar Miftakhul Ulum Surabaya

status gizi yang dominan adalah berat badan aturan dalam mengonsumsi sesuatu serta tidak
rendah (sangat kurus dan kurus) dengan persen- lupa untuk senantiasa beraktivitas agar tidak
tase pada siswa laki-laki dan perempuan 28,40%. terjadi penimbunan lemak.
Secara visual status gizi anak kelas VI adalah
sebagai berikut.
Hasil Analisis Data Jenis Kelamin dengan Peni-
laian BMI
Tabel 6 Jenis Kelamin dengan Penilaian BMI
Penilaian BMI
BB
BB Rendah
Jenis Berlebih
(Sangat BB Normal Total
No. Kelamin (Gemuk
Kurus dan (Normal)
Peserta dan
Kurus)
Obesitas)
N % N % N % N %
1. Laki-laki 23 51,10 16 35,60 6 13,30 45 100,00
2. Perempuan 23 63,90 10 27,80 3 8,30 36 100,00
Pearson Chi-Square Signifikansi = 0,496
Alfa (α) = 0,05

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa


Gambar 3 Diagram Batang Status Gizi Anak Kelas VI umumnya anak laki-laki lebih memiliki masalah
pada status gizinya (51,105). Anak laki-laki sering
Hasil Analisis Data Umur dengan Penilaian BMI mengalami berat badan rendah dan juga mengalami
berat badan berlebih daripada anak perempuan.
Tabel 5 Umur dengan Penilaian BMI
Lemak tubuh anak perempuan dan anak laki-laki
Penilaian BMI berbeda. Karena itu untuk anak-anak tersedia dua
BB Rendah
Umur (Sangat BB Normal
BB Berlebih
Total grafik yang berbeda untuk perempuan dan laki-laki.
No. (Gemuk dan
Peserta Kurus dan (Normal)
Kurus)
Obesitas) BMI anak laki-laki pada masa pra-sekolah menurun
N % N % N % N % dan sejalan dengan bertambahnya usia maka BMI-
1. 11 tahun 18 58,10 11 35,50 2 6,50 31 100,00
2. 12 tahun 28 60,90 12 26,10 6 13,00 46 100,00
nya me-ningkat.
3. 13 tahun 0 0,00 2 66,70 1 33,30 3 100,00
4. 14 tahun 0 0,00 1 100,00 0 0,00 1 100,00
Pearson Chi-Square Signifikansi = 0,253
Alfa (α) = 0,05

PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 5 dapat diperoleh infor- Hasil penelitian menyimpulkan bahwa status
masi bahwa umumnya semakin bertambahnya usia gizi anak kelas VI SD Miftakhul Ulum Surabaya
maka BMI anak tersebut akan memasuki kategori adalah berat badan rendah (56,80%). Hal ini berarti
normal (100%). Menjelang usia 13 dan 14 tahun, komposisi tubuh anak berdasarkan berat badan dan
anak-anak tidak mengalami berat badan yang tinggi badan sebagian besar adalah sangat kurus dan
rendah (0%). Dengan semakin ber-tambah usia, kurus. Faktor yang memengaruhi status gizi anak
diharapkan anak-anak mampu memahami asupan kelas VI SD Mifta-khul Ulum Surabaya sangat
yang dimakan. Memperhati-kan kandungan gizi kompleks. Faktor tersebut di antaranya faktor
yang dimakan serta aturan- aktivitas fisik anak,

39
Medical and Health Science Journal, Vol. 2, No. 1, February 2018

gizi, faktor psikologis, dan faktor istirahat. Secara serta aturan-aturan dalam mengonsumsi sesuatu
keseluruhan status gizi anak kelas VI SD Miftakhul serta tidak lupa untuk senantiasa beraktivitas agar
Ulum Surabaya perlu mendapat perhatian. Anak tidak terjadi penimbunan lemak. Sejalan dengan
yang memiliki status gizi kurus dan sangat kurus pertumbuhannya, maka lemak tubuh anak-anak
ternyata adalah anak yang memiliki kecenderungan berubah dari tahun ke tahun. Interpre-tasi BMI
aktivitas fisik yang kurang. Aki-batnya otot-otot tergantung kepada usia anak. BMI menurun selama
tubuh anak tidak berkembang dengan baik, masa pra-sekolah, lalu mening-kat pada masa
sehingga komposisi tubuh pun menjadi tidak ideal dewasa (Gibson, RS. 2011).
(Mathews, 2013). Fase usia sekolah membutuhkan asupan
Beberapa anak di SD juga memiliki status gizi makanan yang bergizi untuk menunjang masa
yang gemuk dan obesitas. Anak yang dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Selain untuk
kategori gemuk ternyata memiliki beberapa sebab. kebutuhan energi, asupan makanan yang bergizi
Pertama dari faktor genetis ternyata orang-tua juga memengaruhi perkembangan otak, apabila
mereka menderita obesitas. Selain itu pola makan makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang
anak juga cenderung tidak terkontrol serta aktivitas dibutuhkan, dan keadaan ini ber-langsung lama,
fisik anak tersebut pun kurang memadai. Akibatnya akan menyebabkan perubahan metabolisme otak
karbohidrat yang berada dalam tubuh disimpan (Joko Pekik Irianto, 2006).
menjadi lemak yang meng-akibatkan ketidak Anak yang kurang gizi mudah mengantuk dan
seimbangan antara berat badan dengan tinggi badan kurang bergairah yang dapat mengganggu proses
anak (Supariasa, dkk., 2002). belajar di sekolah dan menurun prestasi belajarnya,
Suhardjo (2012) menyatakan bahwa ke- daya pikir anak juga berkurang kare-na
mampuan dan hasil belajar selain dipengaruhi oleh pertumbuhan otak tidak optimal (Gibney, 2009).
ketepatan dalam pemilihan bahan makanan yang Rendahnya status gizi jelas berdampak pada
kaya akan nutrisi dan kebiasaan diet, juga kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu,
dipengaruhi status gizi berdasarkan indeks BB/ TB, status gizi merupakan faktor yang memberi-kan
BB/U, TB/U dan BMI. Pemilihan nutrisi yang tepat pengaruh cukup besar terhadap prestasi seseorang.
dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan Gizi merupakan salah satu faktor penting dalam
perkembangan otak. Rendahnya status gizi anak memberikan kontribusi terhadap kualitas sumber
dapat membawa dampak negatif pada peningkatan daya manusia (Hadi, 2005).
kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi Asupan gizi yang baik berperan penting dalam
kronis berhubungan erat dengan pencapaian mencapai pertumbuhan badan yang opti-mal.
akademik murid sekolah yang semakin rendah. Pertumbuhan badan yang optimal ini men-cakup
pertumbuhan otak yang sangat menentu-kan
Semakin bertambahnya usia maka BMI anak kecerdasan seseorang. Dampak akhir dari konsumsi
tersebut akan memasuki kategori normal. gizi yang baik dan seimbang adalah meningkatnya
Menjelang usia 13 dan 14 tahun, anak-anak tidak kualitas sumber daya manusia (Karyadi, 2006).
mengalami berat badan yang rendah. De-ngan
semakin bertambah usia, diharapkan anak-anak Keadaan status gizi dan indeks prestasi
mampu memahami asupan yang dimakan. merupakan gambaran apa yang dikonsumsi anak
Memperhatikan kandungan gizi yang dimakan sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama, dapat
berupa gizi kurang maupun gizi lebih.

40
Novera Herdiani, Wiwik Afridah, Gambaran Status Gizi Anak Kelas VI di Sekolah Dasar Miftakhul Ulum Surabaya

Zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, maupun bangan antara aktivitas fisik, belajar, dan
zat gizi lainnya khususnya zat besi, dalam meta- istirahat.
bolisme tubuh berperan dalam proses berpikir atau 2. Bagi guru agar berperan aktif untuk memberi-
proses penalaran serta daya konsentrasi dan sangat kan kesadaran tentang status gizi bagi siswa.
berkaitan erat dengan efisiensi belajar (Karyadi, 3. Perlunya menyertakan variabel-variabel bebas
2006). Dengan keadaan status gizi yang baik yang lain agar diketahui variabel yang dominan
diharapkan berdampak pada prestasi belajar yang dalam memengaruhi status gizi siswa.
baik pula pada anak.

DAFTAR RUJUKAN
KESIMPULAN Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dila- Kementerian Kesehatan RI., (2013) Riset
kukan dapat disimpulkan sebagai berikut. Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Ja-
1. Anak kelas VI SD Miftakhul Ulum Surabaya karta www.litbang.depkes.go.id/sites/down-
dengan jumlah keseluruhan adalah 81 siswa/ load/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013. PDF
siswi. Sebagian besar memiliki tinggi badan (sitasi 20 Juli 2015).
130–140 cm (37,00%), dan berat badan 31– 40 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011.
kg (46,90%). Pedoman Penyuluhan Gizi pada Anak
2. Berdasarkan penilaian BMI, status gizi anak Sekolah bagi Petugas Penyuluhan. Jakarta:
Kelas VI SD Miftakhul Ulum Surabaya seba- Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direk-
gian besar berada pada kategori berat badan torat Gizi Masyarakat.
rendah (sangat kurus dan kurus) dengan Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2013.
persentase 56,80%. Sedangkan berat badan Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Edisi
normal persentase 32,10%, dan berat badan 8. Universitas Indonesia. Jakarta: Rajawali
berlebih (gemuk dan obesitas) dengan per- Pers.
sentase 11,10%. Gibney, M. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat.
3. Semakin bertambahnya usia maka BMI anak Jakarta: EGC.
tersebut akan memasuki kategori normal. Anak Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional As-
laki-laki lebih memiliki masalah pada status sessment. New York: Oxford University
gizinya. Anak laki-laki sering meng-alami berat Press.
badan rendah dan juga mengalami berat badan Gibson, RS. 2011. Handouts: Using Dietary
berlebih daripada anak perem-puan. BMI anak Reference Values for Evaluating Nutrient
laki-laki pada masa pra-sekolah menurun dan Adequacy for Group. Short Course Nutri-
sejalan dengan bertam-bahnya usia maka BMI- tional Status Assessment. Jakarta: SEA-
nya meningkat. MEO-RECFON Universitas Indonesia.
Hadi, H. 2005. Beban Ganda Masalah dan Im-
plikasinya terhadap Kebijakan Pembangun-
SARAN an Kesehatan Nasional. Tugas Akhir Gizi.
1. Bagi orangtua agar meningkatkan asupan gizi Universitas Surakarta.
anak serta mengatur waktu dengan keseim- Ipriyona Tri Noli. 2011. Hubungan Kebiasaan
Makan dengan Status Gizi Anak SD Kelas

41
Medical and Health Science Journal, Vol. 2, No. 1, February 2018

VI di Tiga SD Swasta di Kota Palembang. Mathews. 2013. Measurement in Physical Educa-


Skripsi. Jurusan Pendidikan Dokter Umum. tion Philadelphia. London: WB Sounders.
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Suhardjo, Clara M. Kusharto. 2012. Prinsip-
Joko Pekik Irianto. 2006. Pedoman Gizi Lengkap Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.
Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Supariasa I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu
Penerbit Andi. Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Ed. 2.
Karyadi, D. 2006. Kecukupan Gizi yang Di- Jakarta: EGC.
anjurkan. Jakarta: Gramedia Pustaka Uta-
ma.

42

You might also like